hubungan air, jaringan dan tanah

35
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH Oleh: Kelas : Agroteknologi 3-C Kelompok : 3 1. M. HAIDAR IMARAH (201410200311155) 2. FARIZ ZUL FAUZI (201410200311171) LABORATORIUM AGRONOMI

Upload: fariz

Post on 14-Feb-2016

230 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

FISIOLOGI TUMBUHAN

HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

Oleh:

Kelas : Agroteknologi 3-C

Kelompok : 3

1. M. HAIDAR IMARAH (201410200311155)

2. FARIZ ZUL FAUZI (201410200311171)

LABORATORIUM AGRONOMI

FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2015

Page 2: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT atas rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan ini

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Tumbuhan dengan

judul “Hubungan air, jaringan dan tanah”.

Adapun laporan Hubungan air, jaringan dan tanah ini telah kami usahakan

semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga

dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa

menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah membantu kami

dalam pembuatan makalah ini. Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari

sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun

segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami

membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik

kepada kami sehingga kami dapa memperbaiki laporan Hubungan air, jaringan

dan tanah. Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari Hubungan air, jaringan

dan tanah ini kita dapat mengambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat

memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

                                                                                

   Malang, 17 Desember 2015

                                                                                   

 Penulis

i

Page 3: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL..........................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR......................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................vi

I. PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1

1.2 Tujuan........................................................................................................................1

II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................2

2.1 Kapilaritas Air...........................................................................................................2

2.2 Kemampuan Tanah Mengikat Air...........................................................................4

III. MEDOTOLOGI PRAKTIKUM..............................................................................7

3.1 Waktu dan Tempat....................................................................................................7

3.2 Alat dan Bahan..........................................................................................................7

3.2.1 Alat..................................................................................................................7

3.2.2 Bahan..............................................................................................................7

3.3 Cara Kerja..................................................................................................................7

3.3.1 Gerak kapilaritas air........................................................................................7

3.3.2 Kemampuan tanah mengikat air.....................................................................7

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................................9

4.1 Hasil...........................................................................................................................9

4.1.1 Gerak Kapilaritas Air......................................................................................9

4.1.2 Kemampuan Tanah Mengikat Air.................................................................10

4.2 Pembahasan.............................................................................................................10

V. PENUTUP.................................................................................................................12

5.1 Kesimpulan..............................................................................................................12

5.2 Saran.........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13

LAMPIRAN...................................................................................................................14

ii

Page 4: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Pengamatan Gerak Kapilaritas Air......................................................................9

2. Pengamatan Kemampuan Tanah Mengikat Air...........................................10

iii

Page 5: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman 1.

Gambar 1. Grafik gerak kapilaritas........................................................................10

iv

Page 6: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Lampiran 1. Dokumentasi Gerak Kapilaritas Air.............................14

2. Lampiran 2. Dokumentasi Kemampuan Tanah Mengikat Air..........14

v

Page 7: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan faktor lingkungan yang mempunyai fungsi sangat penting bagi

kehidupan tanaman. Fungsi air pada tanaman adalah untuk mengatur suhu tubuh

tanaman melalui proses transpirasi, pelarut utama dalam sel, sebagai medium

pengangkutan unsur hara dari tanah ke daun, sebagai molekul yang terlibat dalam

proses fotosintesis

Tanah, selain sebagai tempat hidup berbagai macam organisme, juga

merupakan salah satu medium tumbuh bagi tanaman. Pada tanah, terdapat

berbagai unsur-unsur yang dibutuhkan tamanan untuk tumbuh. Tanah itu sendiri,

berasal dari pelapukan bebatuan yang telah mengalami pelapukan (pelapukan

secara fifika maupun pelapukan kimia). Tanah memiliki bermacam-macam jenis

yang dapat kita temukan di lingkungan sekitar kita. Mulai dari tanah berpasir,

tanah liat, tanah lempung, tanah humus, dan sebagainya. Dari segi strukturnya,

bebergai jenis tanah tentu berbeda. Tidak hanya struktur, partikel penyususn dan

kemempuannya menyimpan air juga berbeda untuk masing-masing jenis tanaman.

Kemampuan tanah dalam meyimpan dan menyerap air disebut sebagai daya

absorbs air oleh tanah.  Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain

oleh tekstur tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air

lebih kecil daripada tanah bertekstur halus.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan tanah mengikat air dan gerak kapilaritas air

pada beberapa tekstur tanah.

1

Page 8: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapilaritas Air

Kapilaritas adalah gejala zat cair melalui celah-celah sempit atau pipa.

Kenaikan atau penurunan zat cair di dalam suatu tabung dapat dihitung dengan

menyamakan gaya angkat yang dibentuk oleh tegangan permukaan dengan gaya

berat. Air bergerak di dalam tanah secara horizontal dan vertikal. Pergerakan air

secara horizontal disebut juga pergerakan air lateral. Pergerakan air vertikal dapat

berupa pergerakan air ke bawah yang dipengaruhi oleh gerak gravitasi melalui

infiltrasi dan perkolasi serta pergerakan air ke atas melalui gerak kapilaritas air

tanah yang dipengaruhi oleh porositas tanah dan temperatur tanah. Air tanah yang

berada di bawah zona perakaran tanaman akan mengalir menuju zona perakaran

tanaman disebabkan oleh kemampuan kapiler yang dimiliki oleh tanah (Darmadi,

2011)

Watak air di dalam tanah dipengaruhi oleh ukuran dan cara zarah-zarah tanah

tersusun. Pada umumnya semakin besar kandungan lempung semakin banyak air

akan ditambat tanah pada tingkat pengatusan atau pengeringan tertentu, tetapi

jenis mineral lempung atau sifat kation-kation yang dapat ditukarkan juga

berpengaruh terhadap penambatan dan pergerakan air. Zarah-zarah tersebut

mungkin tersusun secara longgar atau rapat dan oleh karena itu membentuk ruang

pori yang akan ditempati air dan udara. Zarah-zarah ini membentuk matrik

padatan yang bersarang (porous) yang didalamnya tertambat air,dan cara mereka

tersusun seperti ini memberikan lebih banyak atau sedikit ruang pori, pori besar

atau pori kecil yang jelas sama pentingnya dalam hubungannya dengan air

maupun ukuran serta zarah-zarahnya. Ruang pori total cukup mudah ditetapkan

namun ukuran pori telah menghadapi kesulitan dalam penetapannya (Marshall and

Holmes, 1979).

Tumbuhan dapat tumbuh subur dan berkembang dengan baik dikarenakan

oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah

ketersediaan air yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi

kebutuhan fisiologinya. Air yang dibutuhkan oleh tumbuhan dapat berasal dari

alam berupa air hujan dan air tanah. Tetapi seringkali tumbuhan mengalami

kekurangan air karena kurangnya air tersedia di sekitar tumbuhan tersebut,

2

Page 9: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

3

sehingga diperlukan suatu penambahan air yang biasanya dipenuhi melalui air

irigasi (Hastuti, 1995).

Kapilaritas disebabkan oleh interaksi molekul-molekul di dalam zat cair. Di

dalam zat cair molekul-molekulnya dapat mengalami gaya adhesi dan kohesi.

Gaya kohesi adalah tarik-menarik antara molekul-molekul di dalam suatu zat cair

sedangkan gaya adhesi adalah tarik menarik antara molekul dengan molekul lain

yang tidak sejenis, yaitu bahan wadah di mana zat cair berada. Apabila adhesi

lebih besar dari kohesi seperti pada air dengan permukaan gelas, air akan

berinteraksi kuat dengan permukaan gelas sehingga air membasahi kaca dan juga

permukaan atas cairan akan melengkung (cekung). Keadaan ini dapat

menyebabkan cairan dapat naik ke atas oleh tegangan permukaan yang arahnya

keatas sampai batas keseimbangan gaya ke atas dengan gaya berat cairan tercapai.

Jadi air dapat naik keatas dalam suatu pipa kecil yang biasa disebut pipa kapiler

(Sudarsono,1998).

Tanah kedalaman tertentu selalu dijenuhi air yang disebut dengan air

tanah. Air tanah dapat dibedakan menjadi dua, ialah air tanah dangkal dan air

tanah dalam. Untuk bidang tanah yang mempunyai pengaruh besar terhadap

proses pembentukan tanah adalah air tanah dangkal. Melalui profil kedalaman air

tanah dapat diduga berdasarkan tinggi muka air tanah yang selalu mengalami

periode naik turun sesuai dengan keadaan musim atau faktor lingkungan luar

lainnya. Pengaruh air tanah terhadap profil diamati berdasarkan gejala

hidromorfik seperti keadaan back dan gejala gleisasi. Di atas muka air tanah

terdapat mintakat(zone)yang selalu jenuh air karena terjadi kenaikan kapiler.

Kenaikan kapiler dapat mencapai beberapa cm sampai beberapa meter di atas

muka air tanah. Apabila evapotranspirasi kurang dari presipitasi maka air tanah

naik,dan begitu pula dengan sebaliknya (Sutanto, 1995).

2.2 Kemampuan Tanah Mengikat Air

Kapasitas tanah untuk menahan air dihubungkan baik dengan luas permukaan

maupun volume ruang pori, kapasitas menahan air karenanya berhubungan

dengan struktur dan tekstur.  Tanah-tanah dengan tekstur halus mempunyai

maksimum kapasitas menahan air total maksimum, tetapi air tersedia yang ditahan

maksimum, pada tanah dengan tekstur sedang.  Penelitian menunjukkan bahwa air

Page 10: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

4

tersedia pada beberapa tanah berhubungan erat dengan kandungan debu dan pasir

yang sangat halus (Foth, 1995).

Air bergerak di dalam tanah secara horizontal dan vertikal. Pergerakan air

secara horizontal disebut juga pergerakan air lateral. Pergerakan air vertikal dapat

berupa pergerakan air ke bawah yang dipengaruhi oleh gerak gravitasi melalui

infiltrasi dan perkolasi serta pergerakan air ke atas melalui gerak kapilaritas air

tanah yang dipengaruhi oleh porositas tanah dan temperatur tanah. Air tanah yang

berada di bawah zona perakaran tanaman akan mengalir menuju zona perakaran

tanaman disebabkan oleh kemampuan kapiler yang dimiliki oleh tanah. Air akan

bergerak dari tanah yang lembab menuju tanah yang lebih kering. Pada tanah

lembab yang jumlah persentase airnya lebih tinggi, gardien tegangannya lebih

besar dan lebih cepat perpindahannya. Pola kapilaritas air tanah dipengaruhi oleh

besarnya pengembangan tegangan dan daya hantar pori-pori dalam tanah. Nilai

efek kapilaritas tidak beraturan pada setiap bagian tanah, karena ukuran pori-pori

yang dilewatinya bersifat acak pula. Pada jenis tanah yang berbeda akan

memberikan pola pergerakan air tanah yang berbeda pula karena pola pergerakan

air tanah yang berupa gerak kapiler ini sangat dipengaruhi oleh tekstur dari tanah

tersebut, oleh karena itu kecepatan pergerakan air vertikal ke bawah dan

pergerakan horizontal di dalam tanah bergerak agak cepat sampai agak lambat.

(Craig, 1991)

Tanah merupakan media penting bagi tumbuhan karena tanah menyedikan

berbagai macam kebutuhannya. Tanah berperan penopang tegaknya tumbuhan,

disamping menyuplai seluruh nutrisi yang dibutuhkan.Air merupakan salah satu

komponen tanah sebagai pelarut dan media reaksi kimia dalam tanah.Keberadaan

air dalam tanah terdapat dalam beberapa bentuk,meliputi air gravitasi,air kimia,air

hidroskopis dan air kapiler.Air kapiler dan air hidroskpis dapat dimanfaatkan akar

tumbuhan,sedangkan yang lain tidak.Kesedian air dalam tanah sangat dipengaruhi

oleh strukrur dan tektur tanah itu sendiri.Tanah bertektur pasir,debu dan liat

memiliki daya ikat air yang berbeda. (Muharram, 2011)

Kadar air tanah dinyatakan dalam persen volume yaitu persentase volume air

terhadap volume tanah. Cara ini mempunyai keuntungan karena dapat

memberikan gambaran tentang ketersediaan air bagi tanaman pada volume tanah

Page 11: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

5

tertentu. Cara penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah

dikering ovenkan dalam oven pada suhu 100 0C – 110 0C untuk waktu tertentu.

Air yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung

dalam tanah tersebut. Air irigasi yang memasuki tanah mula-mula menggantikan

udara yang terdapat dalam pori makro dan kemudian pori mikro. Jumlah air yang

bergerak melalui tanah berkaitan dengan ukuran pori-pori pada tanah. Air

tambahan berikutnya akan bergerak ke bawah melalui proses penggerakan air

jenuh. Penggerakan air tidak hanya terjadi secara vertikal tetapi juga horizontal.

Gaya gravitasi tidak berpengaruh terhadap penggerakan horizontal (Hakim, dkk,

1986).

Air tersedia biasanya dinyatakan sebagai air yang terikat antara kapasitas

lapangan dan koefisien layu. Kadar air yang diperlukan untuk tanaman juga

bergantung pada pertumbuhan tanaman dan beberapa bagian profil tanah yang

dapat digunakan oleh akar tanaman. Tetapi untuk kebanyakan mendekati titik

layunya, absorpsi air oleh tanaman kurang begitu cepat, dapat mempertahankan

pertumbuhan tanaman. Penyesuaian untuk menjaga kehilangan air di atas titik

layunya telah ditunjukkan dengan baik (Kartasaputra,dkk, 1991).

Tekstur tanah berkaitan erat dengan ukuran partikel primer penyusun tanah.

Tanah dengan tekstur tertentu memiliki sebaran ukuran partikel yang khas.

Ukuran yang beraneka tersebut dinamakan menurut dua system. Dapat dikatakan

semua tanah merupakan campuran antara pasir, debu, dan tanah liat. Tanah yang

mengandung 10-25% tanah liat, dan sisanya terdiri atas pasir yang sama, disebut

lempung. Struktur tanah sama pentingnya dengan tekstur tanah. Struktur tanah

merupakan susunan partikel atau agregat tanah sekunder. Jika agregasi tidak

terjadi, sebagian besar tanah tidak akan berpori cukup besar untuk memungkinkan

aliran air atau diterobosi akar secara baik. Struktur tanah dapat berubah melalui

pemadatan, yang dapat menjadi masalah yang serius pada tanah pertanian yang

menggunakan mesin berat. Tanah liat mampu menahan lebih banyak air yang

tersedia bagi tumbuhan. Tanah yang kaya akan tanah liat dan humus (atau tanah

bertekstur sedang) mampu menahan air paling banyak, tapi bila strukturnya buruk,

ruang diantara partikelnya menjadi kurang. Karena tumbuhan memerlukan

oksigen untuk mendukung respirasi akarnya, maka tanah seperti itu tidak baik

Page 12: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

6

bagi pertumbuhan tumbuhan. Penerobosan akar mungkin akan terhambat di tanah

liat (Salisbury, 1995).

Kemampuan tanah menahan air dipengaruhi antara lain oleh tekstur tanah.

Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil daripada

tanah bertekstur halus. Oleh karena itu, tanaman yang ditanam pada tanah pasir

umumnya lebih mudah kekeringan daripada tanah-tanah bertekstur lempung atau

liat. Kondisi kelebihan air ataupun kekurangan air dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman. Ketersediaan air dalam tanah dipengaruhi: banyaknya

curah hujan atau air irigasi, kemampuan tanah menahan air, besarnya

evapotranspirasi (penguapan langsung melalui tanah dan melalui vegetasi),

tingginya muka air tanah, kadar bahan organik tanah, senyawa kimiawi atau

kandungan garam-garam, dan kedalaman solum tanah atau lapisan tanah (Foth,

Henry D, 1988).

`

Page 13: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

III. MEDOTOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu pelaksaan praktikum pada hari sabtu, tanggal 5 Desember

2015, yang bertempat di laboratorium Agronomi

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah Pipa gelas berdiameter 5

cm, panjang 60 cm, beaker gelas, kain kasa, dan statif dan klem.

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah tekstur liat dan

tanah tekstur pasir.

3.3 Cara Kerja

3.3.1 Gerak kapilaritas air

1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Menutup pipa kaca dengan ain kasa pada bagian bawah pipa dan mengikat

dengan karet

3. Mengikat pipa kaca pada satif dan klem dengan karet

4. Meletakkan beaker gelas pada bagian bawah kolomkaca sebelum itu beaker

gelas di isi air.

5. Mengamati perambatan air

3.3.2 Kemampuan tanah mengikat air

1. Mengeringkan sampel tanah sampai tidak mengandung air.

2. Menutup salah satu lubang pipa kaca dengan karet penyumbat yang telah

diberi saluran buangan air kasa dan menimbang beratnya.

3. Memasukkan sampel tanah kedalamnya sampai ketinggian 5 cm dari dasar

kaca dan menimbang berat totalnya.

4. Menghitung berat tanahnya dan volumnya.

5. Menegakkan pipa dengan statif.

7

Page 14: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

8

6. Menuangkan 25 ml air melalui mulut pipa dan membiarkan air meresap ke

dalam tanah.

7. Mengukur kecepatan tanah menyerap air dengan mencatat waktu yang

dibutuhkan dari awal penuangan sampai tetes pertama muncul.

8. Membiarkan air terus menerus sampai tidak ada air lagi yang menetes

keluar.

9. Mencatat volume yang tertampung dalam beker dan menghitung berapa air

tertahan oleh partikel tanah.

10. Memasukkan data hasil pengamatan kemampuan tanah mengikat air dalam

tabel.

Page 15: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gerak Kapilaritas Air

Tabel 1. Pengamatan Gerak Kapilaritas Air

WaktuLiat Pasir

1 2 3 1 2 3

5 menit 4,2 3,3 7 17 13 9

10 menit 6,1 4 9 21 14 10

15 menit 7,4 4,7 10 23 15,5 10

20 menit 9,0 5,5 11,5 24,5 17,6 11

25 menit 9,7 6,1 12 25,5 18,4 11

30 menit 10,2 6,3 13 26 18,9 11

Gambar 1. Grafik gerak kapilaritas

9

Page 16: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

10

4.1.2 Kemampuan Tanah Mengikat Air

Tabel 2. Pengamatan Kemampuan Tanah Mengikat Air

Kelompok Tanah Waktu Tetesan Ait Tertahan

1 Liat 4 menit 46 detik 120 ml

2 Liat 15 menit 9 detik 60 ml

3 Liat 2 menit 47 detik 70 ml

4 Pasir 9 detik 20 ml

5 Pasir 16 detik 40 ml

6 Pasir 7 detik 50 ml

4.2 Pembahasan

Kapilaritas adalah fenomena naik atau turunnya permukaan zat cair dalam

suatu pipa kapiler (pipa dengan luas penampang yang sempit). Peristiwa

kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi dan gaya kohesi yang menentukan

tegangan permukaan zat cair. Tegangan permukaan akan mempengaruhi besar

kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler. Tegangan permukaan bekerja

sepanjang keliling pipa kapiler yang menarik zat cair dengan gaya. Dinding akan

mengadakan reaksi sebagai balasan atas aksi dan menarik zat cair ke atas dengan

gaya yang sama besar. Pada keadaan setimbang, komponen vertikal gaya tarik

dinding sebanding dengan berat air yang naik. Permukaan air dan permukaan air

raksa yang mengalami kenaikan atau penurunan juga merupakan akibat tegangan

permukaan.

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui tanah bertekstur pasir memiliki

kemampuan kapilaritas yang lebih tinggi dibanding dengan tanah bertekstur liat.

Hal ini dipengaruhi karena celah-celah pada tanah bertekstur pasir lebih besar

dibandingkan celah-celah tanah bertekstur liat. Menurut Craig (1991) semakin

sempit partikel semakin lama juga proses kapilaritas terjadi dan sebaliknya. Nilai

efek kaoilaritas tidak beraturan pada setiap bagian tanah, karena ukuran pori-pori

setiap tanah berbeda. Pergerakan kapiler sangat dipengaruhi oleh tekstur dari

tanah itu sendiri, oleh karena itu kecepatan pergerakan air vertical ke bawah dan

horizontal di dalam tanah bergerak agak cepat hingga agak lambat.

Page 17: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

11

Kebradaan air di dalam tanah merupakan akibat dari aktifitas proses

peresapan massa tanah, molekul-molekul air tersebut menmpati diantara pori-pori

mikro maupun makro yang terdapat pada padatan tanah. Retensi berarti

prnyimpana atau daya tamping. Air tanah merupakan sejumlah air yang

terkandung atau ditahan (retained) dalam satu unit massa/volume tanah. Tekstur

tanah merupakan gambaran tangkat kekerasan atau kehalusan bahan mineral yang

menyusun tanah. Tekstur tanah sangat menentukan kualitas tanah, terutama dalam

hal kemampuannya menahan air. Partikel yang besar akan menyebabkan rongga

antar partikel tanah juga besar sehingga air dan udara cenderung mudah mengalir.

Sebaliknya, partikel yang kecil akan menyebabkan rongga antar partikel juga kecil

sehingga air dan udara lebih lambat bergerak dan cenderung tertahan.

Ditinjau dari Tabel 2 air lebih cepat turun pada tanah bertekstur pasir

berbeda jauh dari tanah yang bertekstur liat yang membutuhkan waktu minimal

labihdari 2 menit. Hal ini dikarenakan pori-pori pada tanah bertekstur pasir lebih

besar daripada tanah bertekstur liat, sehingga air lebih mudah menembusnya dan

juga dapat disebabkan kandungan mineral yang terkandung didalam tanah itu

sendiri. Kandungan mineral dalam tanah pasir lebih sedikit dibanding dengan

tanah liat, sehingga tanah bertekstur pasir tidak dapat mengikat air. Menurut

Hanafiah (2007) bahwa koefisien air tanah yang merupakan koefisien yang

menunjukkan ketersediaan air tanah untuk menyuplai kebutuhan tanaman, terdiri

dari jenuh (retensi maksimum), kapasitas lapang, koefisien layu dan koefisien

higrokopis. Menurut Hakim (1986) jumlah air yang bergerak kebawah melalui

proses pergerakan air jenuh gaya gravitasi tidak mempengaruh terhadap

pergerakan horizontal.

Page 18: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa

1. Kapilaritas air pada tanah bergantung pada jenis tekstur tanah, jenis tekstur

tanah pasir memiliki kemampuan kapilaritas lebih tinggi dibanding dengan tanah

bertekstur liat karena pada tanah bertekstur pasir celah-celah yang dimiliki lebih

besar dibanding tanah bertekstur liat.

2. Tanah bertekstur liat memiliki kemampuan mengikat air yang lebih bagus

dibanding dengan tanah bertekstur pasir karena tanah bertekstur liat memiliki

celah-celah yang lebih kecil dibanding dengan tanah bertekstur pasir dan juga

kandungan mineral yang dimiliki tanah bertekstur liat lebih banyak dari tanah

bertekstur pasir sehingga tanah bertekstur liar dapat mengikat air lebih bagus.

5.2 Saran

Saran yang dapat disampaikan untuk praktikum ini adalah kalua praktikum

alatnya harus lebih memenuhi standar, dan lengkap. Untuk asistennya kalau

praktikum bahan dan alat sudah lengkap dan tersedia agar praktikan tidak mencari

bahannya lagi.

12

Page 19: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

DAFTAR PUSTAKA

Craig, H. 1991. Kapasitas Air (Ilmu Tanah). Yogyakarta. Gajah Mada University

Press

Darmadi,2011.Pengantar Fisiologi Tumbuhan.Gramedia. Jakarta.

Foth,1995.Fisiologi Lingkungan Tanaman.UGM Press.Yogyakarta.

Hakim, N., Yusuf N., A.M. Lubis, S.G. Nugroho, Rusdi Saul, Amin Diha, Go

Bang Hong dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas

Lampung. Lampung.

Hanafiah, K.A. 2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Press

Hastuti, E.D., E. Prihastanti dan R.B. Hastuti. Fsisiologi Tumbuhan. 1995.

Fakultas MIPA. UNDIP. Semarang.

Kartasaputra,dkk, 1991, Teknologi konservasi tanah dan air, Rineka cipta,

Jakarta.

Kertonegoro, B.D; Sri Hastuti, S; Supriyanto, N dan Suci, H., 1998. Panduan

Analisis Fisika Tanah. UGM Press. Yogyakarta

Marshall, TJ & Holmes JW, 1979, Soil Physics, Cambridge University Press

Muharram, saleh. 2011. Laporan hubungan air, jaringan, dengan tanah. (diunduh

10 mei 2013)

Sudarsono,1998.Fisiologi tumbuhan Hubungan Air Dengan Tanah.Universitas

Gajah Mada.Yogyakarta.

Sutanto, R. 1995. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatif dan

Berkelanjutan. Yogyakarta, Kanisius.

Salisbury, 1995. Fisiologi tumbuhan Hubungan Air Dengan Tanah. Gajah Mada

University Press, Yogyakarta.

13

Page 20: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Gerak Kapilaritas Air

Gambar 1. Menutup pipa kaca dengan

kain kasa

Gambar 2. Menuangkan tanah ke pipa

kaca

Gambar 3. Mengikat pipa kaca ke statif

dan klem

Gambar 4. Meletakan beaker gelas

yang berisi air di bawah pipa kaca

Gambar 5. Meletakan bagian bawa pipa

kaca hingga masuk ke air

14

Page 21: HUBUNGAN AIR, JARINGAN DAN TANAH

Lampiran 2. Dokumentasi Kemampuan Tanah Mengikat Air

Gambar 1. Menuangkan air ke pipa kaca

15