hubungan kelimpahan copepoda dan kuda laut di perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/artikel...

14
1 Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan Desa Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Desa Pengudang Bintan Asfahani 1 , Winny Retna Melani 2 , Tri Apriadi 3 [email protected] Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Kelimpahan komunitas zooplankton pada kelompok copepoda sangat dipengaruhi oleh kondisi karakteristik lingkungan peraitan laut. Sebaran spesiesnya lebih tinggi pada kawasan perairan semi tertutup dan kawasan muara dibandingkan dengan laut terbuka. Kuda laut termasuk ordo Gasterosteiformes (dulu: Solenicthyes) dan famili Syngnathidae. Ikan ikan famili Syngnathidae termasuk ikan ikan laut dan air tawar yang berukuran sedang sampai besar dengan bentuk badan memanjang, terbungkus deretan lingkaran tulang. Mengetahui kelimpahan copepoda dan kuda laut dan hubungan kelimpahan copepoda dan kuda laut di perairan Desa pengudang Kecamaan Teluk Sebung Kabupaten Bintan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian dilakukan di Desa Pengudang Bintan, dengan 30 titik sampling. Berdasarkan uji statistic Kelimpahan copepoda diperairan Desa Pengudang berkisar antara 3-117 ind/L dengan rata-rata kelimpahan copepoda 33 ind/L. Kelimpahan kuda laut diperairan Desa Pengudang hanya ada pada 4 titik sampling dengan kelimpahan berkisar 10-30 ind/hektar. Hubungan antara kelimpahan copepoda terhadap kelimpahan kuda laut adalah positif, artinya semakin meningkatnya kelimpahan copepoda akan meningkatkan kelimpahan kuda laut. Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap kelimpahan kuda laut sebesar 0,61 tergolong pada tingkat korelasi yang kuat. Kata Kunci: Hubungan, kelimpahan, copepoda dan kuda laut 1) Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan 2) Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan 3) Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Upload: dangcong

Post on 12-Jun-2019

242 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

1

Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan Desa

Pengudang Kecamatan Teluk Sebong Desa Pengudang Bintan

Asfahani1, Winny Retna Melani

2, Tri Apriadi

3

[email protected]

Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Ilmu Kelautan dan

Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Kelimpahan komunitas zooplankton pada kelompok copepoda sangat

dipengaruhi oleh kondisi karakteristik lingkungan peraitan laut. Sebaran

spesiesnya lebih tinggi pada kawasan perairan semi tertutup dan kawasan muara

dibandingkan dengan laut terbuka. Kuda laut termasuk ordo Gasterosteiformes

(dulu: Solenicthyes) dan famili Syngnathidae. Ikan – ikan famili Syngnathidae

termasuk ikan – ikan laut dan air tawar yang berukuran sedang sampai besar

dengan bentuk badan memanjang, terbungkus deretan lingkaran tulang.

Mengetahui kelimpahan copepoda dan kuda laut dan hubungan kelimpahan

copepoda dan kuda laut di perairan Desa pengudang Kecamaan Teluk Sebung

Kabupaten Bintan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Penelitian dilakukan di Desa

Pengudang Bintan, dengan 30 titik sampling. Berdasarkan uji statistic Kelimpahan

copepoda diperairan Desa Pengudang berkisar antara 3-117 ind/L dengan rata-rata

kelimpahan copepoda 33 ind/L. Kelimpahan kuda laut diperairan Desa Pengudang

hanya ada pada 4 titik sampling dengan kelimpahan berkisar 10-30 ind/hektar.

Hubungan antara kelimpahan copepoda terhadap kelimpahan kuda laut adalah

positif, artinya semakin meningkatnya kelimpahan copepoda akan meningkatkan

kelimpahan kuda laut. Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap

kelimpahan kuda laut sebesar 0,61 tergolong pada tingkat korelasi yang kuat.

Kata Kunci: Hubungan, kelimpahan, copepoda dan kuda laut

1) Mahasiswa Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan 2) Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan 3) Dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan

Page 2: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

2

PENDAHULUAN Desa Pengudang merupakan salah satu Desa yang berada di wilayah

Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau yang

memiliki potensi sumber daya Kuda Laut dan merupakan Kawasan Konservasi

Laut Daerah (KKLD), yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati Bintan

No, 36/VIII/2007. SK Bupati Bintan ini mengacu pada Undang-Undang No. 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yaitu pada pasal 18 dijelaskan bahwa

salah satu kewenangan daerah di wilayah laut adalah eksploitasi dan konservasi

sumberdaya alam di wilayahnya.

Berdasarkan penelitan sebelumnya menurut Fianda (2015), pada perairan Selat

Bintan, Sakera dan Sebong Pereh, dan Pengudang adalah lokasi yang banyak

dijumpai, lima jenis kuda laut pada setiap lokasi, diduga karena perairan tersebut

memiliki tatanan ekosistem yang lengkap seperti mangrove, lamun, makroalga

dan karang, serta kualitas perairan yang baik cocok sebagai habitat kuda laut.

Kuda laut merupakan salah satu komoditas perikanan laut yang bernilai ekonomis

tinggi, baik sebagai ikan hias maupun sebagai bahan baku obat-obatan,

(Redjeki 2007).

Kuda laut dimanfaatkan sebagai ikan hias, sebagai souvenir, dan bahan dasar

obat-obatan tradisional yang diyakini dapat mengobati beberapa penyakit,

(Redjeki 2007). Kuda laut tersebar luas, ditemukan di seluruh dunia di habitat

pantai yang dangkal tropis dan subtropis, termasuk pada ekosistem padang lamun,

terumbu karang, mangrove dan muara sungai, (Lourie et al. 2004), di Indonesia

kuda laut dapat ditemukan di seluruh perairan dengan jenis berbeda dalam

penyebaran habitatnya, (Lourie et al. 2004).

Kelangsungan hidup dan pertumbuhan kuda laut ditentukan oleh keberadaan

copepod . Copepod yang tergolong kedalam zooplankton adalah nama umum

yang diberikan untuk hewan dari kelas Copepod , kelas Krustasea (crustacea),

filum Arthropoda. Seperti umumnya Krustasea, Copepod mempunyai kulit atau

kerangka luar (eksoskeleton) yang keras dari bahan kitin (chitin), (Nugraha dan

Hismayasari 2011). Kelimpahan copepod di lautan dapat dijadikan indikator

kesuburan dari laut tersebut karena copepod cenderung hidup pada perairan

dengan makrofit yang lebih bersih dengan salinitas tinggi sampai tawar.

Dengan begitu pentingnya peranan copepod di perairan, yang merupakan

penghubung antara produsen primer fitoplankton dengan konsumen yang lebih

tinggi dalam rantai makanan di laut, serta merupakan makanan bagi spesies kuda

laut yang memiliki nilai ekonomis, namun seiring dengan itu pemanfaatan kuda

laut di pulau Bintan semakin gencar dilakukan sejak tahun 1988, baik berukuran

kecil hingga dewasa, hal ini dapat mengancam kelestarian kuda laut bahkan

disinyalir mendekati punah dan telah tergolong dalam Appendix II CITES 2004,

(Rabiansyah 2015), maka perlu dilakukan kajian mengenai Hubungan

Kelimpahan Copepod dan Kuda Laut di Perairan Desa Pengudang Kecamatan

Teluk Sebong Kabupaten Bintan.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September 2017 -Januari 2018 di

Perairan Desa Pengudang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau.

Identifikasi sampel Copepod dan Kuda Laut dilakukan di Laboratorium Fakultas

Page 3: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

3

Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Untuk lebih

jelasnya lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Berdasarkan hasil survei pada lokasi penelitian yang dilakukan di perairan

Desa Pengudang Bintan, pengambilan sampel dilakukan secara acak dan turun

langsung kelapangan bersama nelayan desa pengudang untuk mencari informasi

dan cara penangkapan kuda laut serta lokasi yang sering di jumpai kuda laut di

perairan Desa Pengudang sehingga setiap anggota populasi mempunyai peluang

yang sama besar untuk diambil sebagai sampel.

Penentuan titik pengamatan dilakukan dengan menggunakan sampel acak

sederhana dengan penentuan 30 titik sampel yang tersebar di perairan Desa

Pengudang menggunakan plot 10 x 10m, bersamaan dalam pengambilan sampel

copepod , kuda laut, dan prameter perairan. Kemudian sampel yang di dapat di

masukan kedalam botol sampel yang diberi label data nomor sampel setiap titik

lokasi, dan sampel yang sudah didapat diidentifikasi di Laboratorium Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.

Pengambilan sampel copepod dilakukan di Desa Pengudang pada saat siang hari

dengan satu kali pengulangan untuk setiap titiknya,

Titik sampling yang telah ditetapkan dicatat koordinatnya dengan GPS,

Pengambilan sampel copepod pada siang hari dengan metode statis dengan

menggunakan vandon water sampler pada kedalaman berpariasi 1,5 m 2 m

sampai 3,5 meter kemudian disaring sebanyak 100 liter menggunakan

planktonet .

Sampel air yang tersaring sebanyak 300 ml dimasukkan ke dalam botol yang

telah diberi label kemudian ditetesi lugol 10%, kemudian sampel

diidentifikasi di Laboraturium Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Sampel Copepod yang telah diawetkan kemudian diamati dengan mengunakan

metode sensus di laboratorium Ilmu Kelautan dan Perikanan UMRAH.

Pengamatan copepod dilakukan menggunakan mikroskop optik dengan

perbesaran 40 - 400 kali. Copepod yang akan diamati di bawah mikroskop

pertama diteteskan ke atas SRC (Sedgewich Rafter Counting Chamber), yang

kemudian ditutup dengan gelas penutup (cover slip), yang tipis kemudian di bantu

dengan kamera motik yang terhubung dari mikroskop ke laptop guna

mempermudah identifikasi copepod . Jenis copepod yang diamati di foto dengan

menggunakan kamera motik untuk mendapatkan hasil gambar copepod. Buku

identifikasi ”Marine and Fresh plankton” (Davis 1971), untuk mempermudah

identifikasi. Sedangkan untuk identifikasi jenis kuda laut mengacu pada buku “A

Guide to the Identidication of Seahorses” (Laurie et al. 2004).

Page 4: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

4

1.1. Kelimpahan Copepod Penentuan kelimpahan copepod dapat dihitung menggunakan rumus, (APHA

1992 dalam Tambaru et al. 2014), sebagai berikut.

keterangan:

N = Jumlah sel per liter (ind/L)

n = Jumlah sel yang diamati atau didapat

Vr = Volume air tersaring (mL)

Vo = Volume air yang diamati (mL)

Vs = Volume air yang disaring (L)

3.10. Kepadatan Kuda Laut

Kepadatan adalah jumlah individu / satuan luas. Kepadatan masing-masing jenis

pada setiap lokasi sampling dihitung dengan menggunakan rumus (Rabiansyah,

2015) sebagai berikut.

Di =

Keterangan:

Di = Kepadatan jenis individu (ind/m2)

ni = jumlah total individu jenis (ind)

A = luas daerah sampling (m2)

3.11. Analisis Data Hubungan Kelimpahan Copepod dengan Kuda laut

Hubungan kelimpahan copepod dengan kuda laut menggunakan analisis

regresi linier sederhana sebagai berikut.

Y = a + bx + ei

Keterangan:

Y = Kelimpahan kuda laut

a = Intercept

b = Slope

X = Kelimpahan Copepod

ei= Erorr

Apabila nilai R berada diantara –1 dan 1, maka tanda negatif (–) menyatakan

adanya korelasi tak langsung atau korelasi negatif dan tanda positfi (+)

menyatakan adanya korelasi langsung atau korelasi positif. Interprestasi terhadap

kuatnya hubungan korelasi disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Interpretasi Nilai Korelasi No. Nilai Korelasi Tingkat Hubungan

1. 0,00-0,19 Sangat rendah

2. 0,20-0,39 Rendah

3. 0,40-0,59 Sedang

4. 0,60-0,79 Kuat

5. 0,80-1,00 Sangat kuat

HASIL DAN PEMBAHASAN

- Jenis Copepod

Page 5: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

5

Berdasarkan hasil amatan dengan menggunakan mikroskop terhadap jenis-jenis

copepod yang terdapat diperairan Desa Pengudang telah teridentifikasi sebanyak

10 spesies yang tersebar di 30 titik sampling. Hasil identifikasi jenis Copepod

disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Jenis – jenis copepod di Desa Pengudang

Kingdom Fillum Ordo Family Genus Jenis Copepod

Animalia Crustacea Copepoda

Calanoida

Acartia Acartia sp.

Acrocalanus Acrocalanus sp.

Calanus Calanus sp.

Cyclopoida Corycaeus Corycaeus sp.

Harpacticoida Euterpina Euterpina sp.

Calanoida Lucicutia Lucicutia sp.

Cyclopoida Nauplius Nauplius sp.

Oihona Oihona sp.

Calanoida Paracylopina Paracylopina sp.

Rhincalanus Rhincalanus sp.

Sebanyak 10 spesies dijumpai yakni Acartia sp., Acrocalanus sp., Calanus sp.,

Corycaeus sp., Euterpina sp., Lucicutia sp., Nauplius sp., Oihona sp.,

Paracylopina sp., dan Rhincalanus sp. Mengacu penelitian Melo (2014),

menemukan sebanyak 38 spesies, sebanyak 22 spesies dari family calanoida, 12

cyclopoida 4 dari family harpacticoida. Sedangkan Penelitian Shah et al. (2013)

bahwa ditemukan 16 spesies yakni Acanthocyclops bicuspidatus, Cyclops

bicolor,C. bisetosus,C. bicuspidatus, C. scutifer,C. vicinus,C. latipes,C.

panamensis, Eucyclops agilis, Macrocyclops fuscus, Megacyclops viridis,

Paracyclops affinis, Bryocamptus minutus, Bryocamptus nivalis, Diaptomus sp.

dan Diaptomus virginiensis.

Mulyadi dan Murniati (2017) memperoleh cukup banyak jenis copepod dari

hasil penelitiannya yakni sejumlah 36 spesies, dengan family calanoida paling

tertinggi. Menurut Nugraha dan Hismayasari (2011), copepod dari ordo

calanoida, cyclopoida, dan harpacticoida adalah sumber makan yang paling

penting dalam budidaya perikanan. Copepod dipilih karena siklus hidupnya yang

pendek sekitar 14 hari dari telur sampai dewasa dan mempunyai ukuran yang

relatif kecil sekitar 60-220 m, sesuai dengan bukaan mulut larva ikan. Mengacu

pada hasil-hasil penelitian diatas, menunjukkan bahwa jenis copepod yang

dijumpai pada penelitian ini tergolong sedikit hanya sebanyak 10 spesies.

- Jenis Kuda Laut

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan dibandingkan dengan buku

pedoman identifikasi kuda laut, diperoleh 2 spesies yang dijumpai pada saat

pengambilan data di perairan Desa Pengudang. Jenis tersebut yakni Hippocampus

spinosissimus dan Hippocampus hystrix. Spesies Kuda Laut lainnya yang juga

dijumpai di peraran Pengudang yakni Hippocampus hystrix yang secara lengkap

klasifikasi taksonominya disajikan seperti pada gambar 2.

Fillum : Chordata

Page 6: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

6

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Syngnathiformes

Family : Syngnathidae

Genus : Hippocampus

Spesies : Hippocampus hystrix

Gambar 2. Jenis Kuda Laut Hippocampus hystrix.

Ciri-ciri Morfologis

No. Variabel Hasil

Pengukuran

Referensi

(Laurie et al. 2004)

1. Panjang Total (Length) 12,5 max 17 cm

2. Jumlah Tulang Punggung (Trunk ring) 11 11

3. Panjang Moncong (Snouth Length) 1,8 1,7-2,0

4. Jumlah Sirip Punggung (Dorsal fin) 17 15-18

5. umlah Sirip Dada (Pectoral fin) 18 17-20

Kuda laut jenis Hippocampus hystrix memiliki keunikan corak warna pada

bagian tubuhnya terutama dekat perut. Corak pada bagian tubuh berupa campuran

warna kuning, dengan bintik-bintik hitam-cokelat. Namun pada bagian punggung

lebih dominan berwarna kehitaman dan pada bagian kepala corak garis

membentuk loreng-loreng antara warna hitam putih dengan dominan hitam.

Namun pada bagian ekornya membentuk corak garis belang warna antara kuning

dan hitam dengan dominan kuning. Bentuk tubuh dari kuda laut jenis

Hippocampus hystrix ini agak melengkung membentuk pola huruf S mulai dari

moncong hingga pangkal ekor.

Jenis kuda laut pada spesies Hippocampus spinosissimus disajikan seperti pada

gambar 3.

Fillum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Syngnathiformes

Family : Syngnathidae

Genus : Hippocampus

Spesies : Hippocampus spinosissimus

Gambar 3. Jenis Kuda Laut Hippocampus spinosissimus.

Ciri-ciri Morfologis

No. Variabel Hasil

Pengukuran

Referensi

(Laurie et al. 2004)

1. Panjang Total (Length) 11,8 max 17,2 cm

2. Jumlah Tulang Punggung (Trunk ring) 11 11

3. Panjang Moncong (Snouth Length) 2,1 2,0-2,4

4. Jumlah Sirip Punggung (Dorsal fin) 18 16-20

5. umlah Sirip Dada (Pectoral fin) 17 16-19

Page 7: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

7

Kuda Laut Hippocampus spinosissimus merupakan spesies kuda laut yang

tidak mudah dijumpai di perairan Pengudang, namun masih tetap ada. Jenis kuda

laut Hippocampus spinosissimus memiliki corak warna variasi antara putih

dengan bercak-bercak hitam namun dominan pada warna putih. Pada bagian

kepala, mata, terdapat corak hitam seperti corak teratur yang mengelilinggi mata,

sedangkan pada bagian tonjolan bawah kepala juga didominasi oleh warna putih.

Namun pada bagian ekor corak warna membentuk garis menyilang antara warna

kuning-hitam dengan dominan berwarna hitam. Jenis ini diketahui memiliki

bentuk tubuh yang memanjang dan paling panjang jika dibandingkan dengan jenis

kuda laut lainnya yang dijumpai di Pengudang. Namun jenis kuda laut

Hippocampus spinosissimus ini memiliki bentuk tubuh yang agak ramping atau

tidak begitu menggelembung pada bagian perut.

- Kualitas Perairan Desa Pengudang

Kelangsungan hidup biota perairan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah

satunya adalah kondisi perairan yang mendukung. Pengamatan lingkungan

perairan dilakukan di Desa Pengudang dengan 30 titik pengamatan penelitian

dilakukan waktu air pasang dengan mengukur nilai kualitas perairan tersebut,

meliputi parameter fisika-kimia. Dapat di lihat di tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Parameter perairan Desa pengudang yang di amati

Parameter Satuan Nilai rata-rata Baku mutu

Fisika

suhu oC 28,9± 0,63 28-30

kecerahan % 100

Kecepatan arus m/s 0,32± 0,01 -

kimia

pH

7,6±0,29 7-8,5

DO mg/L 6,5±0,23 >5

salinitas °/oo 30,2± 1,09 33-34

Baku mutu menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 tahun

2004.

Suhu yang di dapat dalam 30 titik pengamatan selama melakukan penelitian

rata-rata 28,9oC. Suhu ini masih dalam kisaran untuk pertumbuhan biota laut

termasuk kuda laut menurut ketentuan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

Nomor 51 tahun 2004. Dalam aturan tersebut, menjelaskan bahwa kisaran nilai

suhu yang mendukung untuk kehidupan biota akuatik yakni antara 28-30oC.

sedangkan menurut Mulyadi dan Murniati (2017), copepod hidup pada suhu

kisaran 29-31°C masih dalam batas yang wajar bagi perkembangan copepod .

Dengan demikian, suhu diperairan Desa Pengudang masih sesuai dengan

kehidupan copepod dan kuda laut.

Nilai kecerahan pada titik lokasi penelitian didapatkan adalah 100%, dimana

kecerahan dengan nilai 100% mempunyai arti bahwa perairan tersebut jernih dan

penetrasi cahaya mencapai dasar perairan sehingga biota laut mendapatkan

pasokan penetrasi cahaya yang cukup untuk berfotosintesis secara maksimal.

Kecerahan 100% masih dalam kisaran alami untuk biota perairan seperti kuda

laut.

Menurut Tambaru et al. (2014), plankton (fitoplankton dan zooplankton)

termasuk copepod merupakan makanan alami larva organisme di Perairan laut.

Page 8: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

8

Sebagai produsen primer, fitoplankton memiliki kemampuan untuk memanfaatkan

sinar matahari sebagai sumber energi dalam aktivitas kehidupannya, sementara itu

zooplankton berkedudukan sebagai konsumen primer dengan memanfaatkan

sumber energi yang dihasilkan oleh produser primer. Dengan demikian, kecarahan

yang optimal akan mendukung terjadinya fotosintesis yang dilakukan oleh

fitoplankton. Hasil penelitian diperairan Desa Pengudang yang tampak hingga

dasar perairan, sangat mendukung bagi kehidupan copepod juga akan berdampak

baik bagi kuda laut.

Hasil pengukuran arus perairan Desa Pengudang rata-rata sebesar 0,32 m/s

tergolong arus yang lambat. Menurut Mason (1981) dalam Tambaru et al. (2014),

menjelaskan bahwa kecepatan arus yang lebih kecil dari 0,5 m/s tergolong arus

yang sangat lambat. Kecepatan arus seperti itu memungkinkan aktifitas plankton

berjalan dengan baik. Dengan demikian, arus yang lambat sangat mendukung

kehidupan copepod dan akan lebih mudah bagi kuda laut untuk memangsa

copepod.

Salinitas atau kadar garam yaitu jumlah berat semua garam (dalam gram) yang

terlarut dalam satu liter air, biasanya dinyatakan dalam satuan °/oo (permil). Rata-

rata nilai salinitas di perairan Desa Pengudang pada saat melakukan penelitian

sebesar 30,2°/oo. Nilai tersebut masih berada pada kisaran untuk pertumbuhan

biota laut termasuk kuda laut menurut ketentuan Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup Nomor 51 tahun 2004. Berdasarkan baku mutu tersebut, menjelaskan

bahwa kisaran nilai salinitas yang mendukung untuk kehidupan biota akuatik laut

yakni antara 30-33°/oo.

Pada lokasi penelitian didapat nilai pH dalam 30 titik pengamatan rata-rata 7,6

dimana kisaran pH masih dalam kisaran untuk pertumbuhan biota laut termasuk

kuda laut dan copepod . Dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51

Tahun 2004, menjelaskan bahwa kisaran nilai pH yang mendukung untuk

kehidupan kuda laut yakni antara 7-8,5. Menurut Mahathir, (2014) Perairan yang

bersifat asam dan yang sangat alkali dapat menyebabkan kematian dan

menghentikan reproduksi pada kuda laut.

DO yang di dapat selama penelitian didalam 30 titik pengamatan berkisar

antara 6.5 mg/L masih dalam kisaran untuk pertumbuhan biota laut termasuk kuda

laut. Menurut kreteria Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun

2004 tentang pedoman penetapan baku mutu air laut untuk biota laut yakni

sebesar> 5 mg/l. Jika dilihat bahwa nilai kandungan oksigen terlarut lebih tinggi

terdapat pada kawasan tertentu, karena pada kawasan ini masih terpengaruh

terjadinya pergerakan air yang menyebabkan proses difusi oksigen dari udara

lebih cepat.

- Kelimpahan Copepod

Kelimpahan Copepod disajikan pada gambar 4.

Page 9: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

9

Gambar 4. Kelimpahan copepod di Perairan Pengudang.

Kelimpahan copepod diperairan Desa Pengudang berkisar antara 3-117 ind/L

dengan rata-rata kelimpahan copepod 33 ind/L. Membandingkan dengan hasil

penelitian Melo et al. (2014), memperoleh kelimpahan copepod berkisar antara

3.33-182, 18 ind/L. Penelitian Mulyadi dan Murniati (2017), tentang kelimpahan

copepod di perairan Segara Anakan, Cilacap memperoleh kisaran kelimpahan

antara 115-130 ind/L. Selanjutnya Hsieh et al. (2004), memperoleh kisaran

kelimpahan copepod yakni 70-100 ind/L. Kelimpahan copepod di Desa

Pengudang tidak berbeda signifikan terhadap penelitian-penelitian terkait dengan

kelimpahan copepod pada umumnya.

Rata-rata kelimpahan copepod di Pengudang tidak begitu tinggi disebabkan

oleh hujan yang terjadi pada saat siang hari sehingga kelimpahan fitoplankton

akan menurun. Kelimpahan fitoplankton yang menurun akan mengakibatkan

turunnya kelimpahan zooplankton sebagai konsumen tingkat 1, kondisi ini juga

memungkinkan terjadi pada copepod. Terjadinya hujan, akan mengakibatkan

fitoplankton tidak berkembang dengan baik karena akan menghambat proses

fotosintesisnya. Kondisi ini akan berimbas pada penurunan kelimpahan copepod

disebabkan copepod berperan sebagai konsumen tingkat pertama yang

mengkonsumsi fitoplankton.

Pengambilan sampel copepod di perairan Desa Pengudang dilakukan pada saat

siang hari. Sehingga asupan fitoplankton yang melakukan fotosintesis pada siang

hari lebih melimpah sebagai bahan makanan copepod . Copepod yang banyak di

jumpai pada saat penelitan yaitu di daerah padang lamun yang mana cahaya

matahari tidak dapat menembus lansung kedasar perairan sehingaa copepod dapat

berlindung di antra selah-selah daun lamun. Tambaru et al. (2014), menyatakan

bahwa zooplankton melakukan gerakan vertikal secara berkala dalam rentang

waktu tertentu di Perairan laut. Sebagai contoh, zooplankton bergerak ke

permukaan pada malam hari dan menuju ke kedalaman menjelang cahaya

matahari kembali di perairan pada siang hari untuk melakukan aktifitas makan

dari produsen tingkat 1 (fitoplankton), kondisi tersebut juga merupakan bentuk

dari sikap zooplankton sebagai organisme yang cenderung menghindari cahaya

(fototaksis negatif).

Berkaitan dengan hasil pengukuran kualitas air, suhu perairan Desa Pengudang

rata-rata sebesar 28,9oC sedangkan salinitas sebesar 30,2°/oo. Menurut Mulyadi

dan Murniati (2017), salinitas dan suhu adalah faktor penting di perairan sekitar

bakau karena memengaruhi aktivitas metabolisme dan perkembangan Kopepoda

yang tidak mampu menoleransi perubahan suhu lingkungan yang ekstrem, tetapi

mampu hidup pada kisaran suhu 17–30°C. Lebih lanjut menurutnya copepod

Page 10: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

10

memiliki kemampuan untuk hidup pada kawasan oseanik (laut) maupun limnetik

(air tawar) dengan kisaran salinitas antara 2-35 °/oo. mengacu pda pendapat

tersebut, baik suhu maupun salinitas masih cukup baik bagi kehidupan organisme

copepod.

Dilihat dari nilai derajat keasaman perairan serta oksigen terlarut di perairan

Desa Pengudang juga masih mendukung untuk kehidupan copepod karena

melebihi baku mutu yang ditentukan. Hasil pengukuran keasaman perairan

sebesar 7,6 serta oksigen terlarut sebesar 6,5 mg/L masih tergolong baik jika

mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004

yang menganjurkan derajat keasaman pada nilai antara 7-8,5 dan oksigen terlarut

> 5 mg/L. Arus air yang tergolong lambat juga akan mendukung copepod untuk

bergerak mencari makanan pada kolom air.

Kecerahan perairan juga masih mendukung kehidupan copepod karena cahaya

masuk hingga ke dasar perairan, tentu akan memudahkan copepod dalam mencari

makanan (fitoplankton). Kecerahan perairan Desa Pengudang tampak hingga pada

dasar perairan (100%). Menurut Tambaru et al. (2014), bahwa tinggi rendahnya

kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh besarnya cahaya matahari yang

menembus lapisan perairan. Kecerahan yang baik tentunya akan mendukung

kelompok organisme zooplankton untuk memangsa fitoplankton.

- Kelimpahan Kuda Laut

Kelimpahan kuda laut yang di dapat selama penelitian dapat di lihat pada

Gambar 5.

Gambar 5. Kelimpahan kuda laut di perairan pengudang.

Kelimpahan kuda laut diperairan Desa Pengudang hanya ada pada 5 titik

sampling dengan kelimpahan berkisar 100-300 ind/hektar. Kelimpahan rata-rata

kuda laut dari hasil penelitian Saraswati dan Pebriani (2016) diperairan Padang

Bai, Bali yakni 133 ind/hektar. Sedangkan penelitian Mulyani dan Saokani

(2015), tentang kelimpahan kuda laut di perairan Tanakeke, Takalar cukup rendah

hanya berkisar 5-33 ind/hektar. Penelitian Rabiansyah (2015) tentang kelimpahan

kuda laut di perairan Desa Sebong Pereh berkisar antara 70-420 ind/hektar.

Mengacu pada penelitian-penelitian diatas, bahwa kelimpahan kuda laut di

Pengudang cukup rendah. Kondisi ini berkaitan dengan musim penangkapan kuda

laut. Pada bulan –bulan tertentu kuda laut diperiran Desa Pengudang, pada saat

penelitian di lapangan kuda laut ada tapi ukurannya masih kecil-kecil dan susah

di temukan keberadaannya, berdasarkan keterangan masyarakat yang telah kami

wawancari, kalau udah memasuki musim kuda laut para nelayan kuda laut bisa

memperoleh 100-150 ekor kuda laut sekali pergi mencari. Menurut Asmanelli dan

Andreas (1993), di Kepulauan Riau, kuda laut dikenal dengan nama lokal ondok-

ondok. Kebutuhan akan kuda laut kering masih tergantung pada hasil tangkapan

Page 11: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

11

nelayan di alam, pada saat surut dengan menggunakan alat tangkap sondong atau

sodo (Pust Net), dan umumnya usaha yang mereka lakukan ini merupakan

kegiatan sambilan pada saat musim benih (Desember-Febuari).

- Hubungan Kelimpahan Copepod dan Kuda Laut

Hubungan antara kelimpahan copepod dengan kelimpahan kuda laut

diperairan Desa Pengudang diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

y= -46,896 + 2.461x Persamaan regresi diatas, diperoleh nilai koeffisien korelasi sebesar 0,786.

Artinya hubungan antara kelimpahan copepod dan kuda laut adalah “positif kuat”.

Mengacu pada pendapat Pratomo dan Astuti (2014), bahwa dari nilai koefisien

korelasi (R) menyatakan apabila nilai R berada diantara –1 dan 1, maka tanda

negatif (–) menyatakan adanya korelasi tak langsung atau korelasi negatif dan

tanda positif (+) menyatakan adanya korelasi langsung atau korelasi positif.

Sedangkan koeffisien korelasi dengan kisaran antara 0,60-0,79 termasuk pada

tingkat korelasi yang“kuat”.

Kuatnya hubungan antara kelimpahan copepod terhadap kelimpahan kuda laut

adalah kuat. Diketahui bahwa copepod merupakan pakan alami utama bagi kuda

laut. Seperti pernyataan Redjeki (2007), bahwa tingkat kelulusan hidup juwana

kuda laut yang lebih baik terlihat pada perlakuan pakan copepod kombinasi

dibandingkan dengan yang mengkonsumsi pakan tunggal. Lebih lanjut

Rabiansyah (2015), melakukan uji ekologi kuda laut melalui pembedahan isi

lambung diperoleh makanan kuda laut hanya terdiri dari satu jenis zooplankton

yakni copepod. Kopepoda adalah crustace haloplanktonik yang berukuran kecil

yang mendominasi jenis makanan kuda laut.

- Alrternatif Pengelolaan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan Kuda Laut tergolong

rendah. Kuda laut di Desa Pengudang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

nelayan, karena kuda laut bernilai ekonomis yang sangat tinggi, kuda laut juga

bisa di buat obat tradisional. Bila kondisi ini terus menerus dilakukan tanpa

melihat ekologinya maka ketidakpastian dari dampak eksploitasi terhadap

populasi alami keberadaan kuda laut bisa mengalami penurunan populasi, oleh

karena itu monitoring kuda laut, perlu dilakukan pemrintah setempat, di suatu

daerah untuk menjaga kelestarian kuda laut agar bisa dimanfaatkan secara

berkelanjutan. Perlu dibatasi jumlah tangkapan kuda laut diperairan Desa

Pengudang.

Parameter perairan secara keseluruhan masih mendukung kehidupan copepod,

akan tetapi kelimpahan kuda laut masih tergolong rendah. Kondisi ini

memperkuat asumsi peneliti bahwa telah terjadi penangkapan lebih sehingga

mempengaruhi kondisi populasi kuda laut. Pembatasan penangkapan dapat

dilakukan oleh masyarakat melalui cara musyawarah yang disepakati oleh semua

masyarakat nelayan kuda laut. Pembatasan penangkapan dilakukan dengan

menyepakati musim/bulan yang tidak diperkenankan untuk menangkap kuda laut

(merupakan fase reproduksi kuda laut) sehingga kuda laut diberi kesempatan

untuk bereproduksi. Pembatasan jumlah tangkapan optimal yang diperbolehkan

(dalam kg atau ekor) sehingga jika telah mencapai tangkapan optimal yang

disepakati, tidak diperkenankan untuk melakukan pengangkapan meskipun masih

Page 12: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

12

dapat dilakukan. Aturan-aturan ini disepakati secara bersama oleh seluruh nelayan

kuda laut di Desa Pengudang, kemudian disertai dengan sanksi secara adat.

KESIMPULAN

Kelimpahan copepod berkisar antara 3-177 ind/L tidak terlalu tinggi.

Kelimpahan kuda laut diperairan Desa Pengudang berkisar antara 100-300

ind/hektar tergolong kelimpahan yang cukup rendah. Hubungan kelimpahan

copepod dan kuda laut berdasarkan analisis korelasi adalah positif kuat dengan

nilai koeffisien korelasi = 0,786.

DAFTAR PUSTAKA

Asmanelli dan Andreas. I. P., 1991. Beberapa Catatan Mengenai Kuda Laut dan

Kemungkinan Pengembangannya. Oseana. 18 (4),145-151.

Carotenuto. Y, Putzets. S, Simonelli. P, Paulino. A, Meyerhofer. M, Suffrian. K,

Antia. A, dan Nejstgaard. J. C., 2007. Copepod feeding and reproduction in

relation to phytoplankton development during the PeECE III mesocosm

experiment. Biogeoscience Discuss. 4 (1), 3913-3936.

Endrawati. H, Zainuri. M, Kusdiyantini. E, dan Kusumaningrum. H. P., Struktur

Komunitas Copepod di Perairan Jepara. Ilmu Kelautan. 12 (4), 193-198.

Fianda.C., 2015.Identifikasi Dan Inventarisasi Jenis Kuda Laut (Hipocampus Sp)

Yang Hidup Di Perairan Pulau Bintan Provinsi Kepulauan Riau. [Skripsi].

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Fitriya.N, dan Lukman.M., 2013.Komunitas Zooplankton Di Perairan Lamalera

Dan Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur. Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis. 5

(1), 219-227.

Hsieh. C. H, Chiu. T. S, dan Shih C. T., 2004. Copepod Diversity and

Composition as Indicators of Intrusion of the Kuroshio Branch Current into the

Northern Taiwan Strait in Spring 2000. Zoological Studies. 43 (2), 393-403.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004. Baku Mutu Air

Laut Untuk Biota Laut.

Liu, SH., S. Sun, and B.P. Han . 2003. Diel Vertical Migration OF Zooplankton

Following Optimal Food Intatake Under Prodation. Plankton Res. 25 (1), 1069-

1.077.

Lourie. S. A, Foster. S. J, Cooper. E. W. T, and Vincent. A.C.J. 2004.A Guide to

the Identidication of Seahorses.Project Seahorse and Traffic North

America.University of British Columbia and World Wildlife Fund. 412 hlm.

Page 13: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

13

Mahathir.A., 2014. Pola pertumbuhan Kuda Laut (Hippocampus Barbouri, Jordan

& Richardson, 1908) Yang Hidup Pada Beberapa Tipe Habitat Di Perairan

Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar. [Skripsi]. Universitas Hasanuddin.

Marten. G. G, dan Ried. J. W., 2007. Cyclopoid Copepods. AMCA Buletin. 12

(2), 65-92.

Melo. P. A, Junior. M. M, Macedo. S. J, Araujo. M, dan Leitao. N. L., 2014.

Copepod distribution and production in a Mid-Atlantic Ridge archipelago.

Anais da Academia Brasileira de Ciências. 86 (4), 1719-1733.

Mulyadi, dan Murniati. D. C., 2017. Keanekaragaman, Kelimpahan, dan Sebaran

Kopepoda (Krustasea) di Perairan Bakau Segara Anakan, Cilacap. Oseanologi

dan Limnologi di Indonesia. 2 (2), 21–31.

Mulyawan. A. E, dan Saokani. J., 2015.Karakteristik Habitat Dan Kelimpahan

Kuda Laut (Hippocampus Barbouri) yang Tertangkap Di Kepulauan Tanakeke,

Kabupaten Takalar. Balik Diwa. 6 (2), 13-19.

Nugraha. M. F. I, dan Hismayasari. I. B., 2011. Copepod : Sumbu Kelangsungan

Biota Akuatik Dan Kontribusinya Untuk Akuakultur. Media Akuakultur. 6 (1),

13-20.

Pratomo. D. S, dan Astuti. E. Z., 2014. Analisis Regresi Dan Korelasi Antara

Pengunjung Dan Pembeli Terhadap Nominal Pembelian Di Indomaret

Kedungmundu Semarang Dengan Metode Kuadrat

Terkecil.Prosiding.Universitas Dian Nuswantoro

Rabiansyah., 2015. Studi Ekologi Kuda Laut (Hippocampus) Di Perairan Desa

Sebong Pereh Kecamatan Teluk Sebong Kabupaten Bintan. [Skripsi].

Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Redjeki.S., 2007. Pemberian Copepod Tunggal dan Kombinasi Sebagai Pakan

Alami Kuda (Hippocampus kuda). Ilmu Kelautan. 12 (1), 1-5.

Saraswati. S. A, dan Pebriani. D. A. A., 2016. Monitoring Populasi Kuda Laut Di

Perairan Pantai Padang Bai Karangasem Bali. Samakia. 7 (2), 100-105.

Shah. J. A, Pandit. A. K, dan Shah. M., 2013. Distribution, Diversity And

Abundance Of Copepod Zooplankton Of Wular Lake, Kashmir Himalaya.

Ecology and the Natural Environment. 5 (2), 24-29.

Sukmono.T., 2004.Study on Mating Behaviour of Sea Horse (Hippocampus kuda)

at Lampung Mariculture Center. Biologi Indonesia. 4 (2), 67-70.

Susilowati.A, Wiryanto, dan Rohimah.A., 2001.Kekayaan Fitoplankton dan

Zooplankton pada Sungai-sungai Kecil di Hutan Jobolarangan. Biodiversitas. 2

(1), 129-132.

Page 14: Hubungan Kelimpahan Copepoda Dan Kuda Laut Di Perairan ...repository.umrah.ac.id/460/1/ARTIKEL ASFAHANI.pdf · Sedangkan korelasi antara kelimpahan copepoda terhadap ... Berdasarkan

14

Syafiuddin, Zairin. M, Jusadi. D, Charman. O, dan Affandi. R., 2008.he Effect of

Temperature on Ovary Development of Sea Horse, Hippocampus barbouri in

culture pond. Torani. 18 (1), 81-86.

Tambaru.R, Muhiddin. A. H, dan Malida. H. S., 2014. Analisis Perubahan

Kepadatan Zooplankton Berdasarkan Kelimpahan Fitoplankton Pada Berbagai

WaktuDan Kedalaman Di Perairan Pulau Badi Kabupaten Pangkep. Torani.

24 (3), 40-48.