hubungan gereja dan negara kelas xii
TRANSCRIPT
Dalam bagian ini kita akan membahas tentang hubungan gereja dengan Negara . Gereja yang hadir di tengah dunia hidup bukanlah untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk lingkungan dimana ia ada.
PERTAMATerpisah dan bermusuhan artinya gereja diasingkan dengan Negara, gereja tidak diakui keberadaannya oleh Negara contoh di negera-negara Eropa Timur dan Selatan
Dietrich Boenhoeffen (1906-1945) Lahir dalam keluarga bangsawan Jerman yang terpelajar. Ayahnya seorang psikiater di Universitas Berlin dan ibunya adalah anak pendeta. Ia tumbuh sebagai seorang anak yang cerdas sehingga dalam usia 21 tahun ia mampu meraih gelar doktor, dan setahun kemudian ia menjadi dosen dan pendeta di Universitas Berlin. Pada waktu itu situasi perekonomian Jerman sangat terpuruk, nilai mata uang dan saham jatuh, pabrik-pabrik tutup dan buruh menganggur. di tengah situasi demikian muncullah partai yang bernama NASI (National Sozialist). Partai ini melontarkan semboyang cinta bangsa sehingga menimbulkan rasa benci terhadap bangsa lain termasuk bangsa Yahudi yang ada di negara itu. Ternyata semboyang ini mendapat sambutan hangat, sehingga partai NAZI dalam pemilihan berikutnya mendapat suara yang cukup siknipikan. Adolf Hitler, pemimipin partai tersebut terpilih menjadi Perdana Menteri, kemudian menjadi Presiden dengan kekuasaan mutlak. Banyak pendeta tertarik dengan gagasan tersebut, apalagi Hitler menjanjikan sejumlah bantuan kepada Gereja.
Dalam konteks Indonesia, kedudukan Gereja berada pada bekerjasama, dimana Negara melindungi dan memberikan hak pada masyrakatnya untuk memeluk agama sesuai dengan keyakinannya. Hubungan gereja dan Negara sifatnya koordinatif(setara dan saling bekerja sama) bukanlah subordinatif (yang satu menguasai yang lain). Demikian pula agama (dalam hal ini gereja) ikut membina warganya agar dapat berpartisipasi dengan baik dalam mayarakat dengan penuh rasa tanggung jawab menjaga stabilitas kebangsaan ini. Kesemuanya ini adalah usaha untuk lebih mengaplikasikan tiga tugas utama gereja yaitu, Bersekutu (koinonia), melayani (diakonia)dan bersaksi (marturia)