hubungan antara kadar hemoglobin (hb)...

8
1 HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA ANAK KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MAASING KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO I Dewa Ayu Made Indrayani*, Nova H. Kapantow*, Nita Momongan* * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Latar Belakang: Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang peling umum terjadi, baik di negara maju maupun di negara sedang berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentan, seperti anak- anak, remaja, ibu hamil, serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara klasik defisiensi dikaitkan dengan anemia gizi besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui kondisi gangguan fungsi hemoglobin yang merupakan alat transport O2 yang diperlukan banyak reaksi metabolik tubuh. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun. Bukti yang tersedia menunjukkan gangguan pada perkembangan psikomotor dan kemampuan intelektual serta perubahan perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat besi. Banyak penelitian meperlihatkan adanya keterkaitan antara anemia defisiensi zat besi pada anak-anak dengan perkembangan motorik dan kognitif yang buruk serta masalah prilaku. Suatu penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing yang berjumlah 86 orang. Sampel dalam penelitian adalah semua siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 61 orang. Pengukuran kadar hemoglobin (Hb) menggunakan metode sahli. Hasil belajar didapatkan melalui nilai hasil evaluasi belajar semester. Penelitian: Untuk melihat pengaruh kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar digunakan analisa bivariat dengan menggunakan fisher’s exact pada tingkat kemaknaan 95%. Diperoleh taraf signifikan atau nilai p sebesar 1,000 yakni lebih besar dibandingkan α = 0,05. Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar siswa. Kata Kunci: Kadar Hemoglobin (Hb), Prestasi Belajar. ABSTRACT Background: Deficiency is iron constitutes deficiency nutrient that peeling generically happens, well at forward state and also at state is amends. Deficiency is iron particularly attack vulnerable faction, childlike, stripling, pregnant mother, and employ gets low production. defi ciency’s classic ala concerned by iron nutrient anemia. But since 25 the last year a lot of prove point out that deficiency ascendant iron extends to learning ability and work productivity. deficiency Fe influence especially via logistic invasive condition hemoglobin which constitute needful transport O 2 tool a lot of metabolic reaction body. Said that on anemia condition energies deep concentration study to visually down. Available prove point out trouble on formative psychomotor and intellectual ability and after behavior change happens deficiency’s anemia iron substance. There are many research show marks sense relevance among deficiency’s anemia iron substance on children with formative motoric and cognitive what does deteriorate and behavior problem. A research was done by aim to know relationship among titrates hemoglobin (Hb) with learned achievement on child brazes 4 and 5 Elementary Schools at Maasing sub-district Tuminting district Manado's City. Observational method: This research constitute observational research type analytic with cross sectional's approaching. Population in observational it is exhaustive student braze 4 and 5 Elementary Schools at Maasing sub-district that total 86 person. Sample in observational is all student braze 4 and 5 Elementary Schools at Maasing sub-district that accomplish research criterion as much 61 person. Measurement titrates hemoglobin (Hb) utilizing Sahli method. Learned result to be gotten point thru result evaluates to study semester. Research: To see hemoglobin rate influence (Hb) with learned achievement to be utilized bivariate analysis by use of fisher exact on increases trusty zoom 95%. Gotten by significant level or point p as big as 1,000 namely more outgrow than α = 0,05. Conclusion: It points out that no relationship among titrates hemoglobin (Hb) with students learned achievement. Key word: Hemoglobin rate (Hb), Learned achievement.

Upload: trananh

Post on 06-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/I-DEWA-MADE-AYU... · kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing

1

HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN PRESTASI BELAJAR

PADA ANAK KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MAASING

KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO I Dewa Ayu Made Indrayani*, Nova H. Kapantow*, Nita Momongan*

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Latar Belakang: Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang peling umum terjadi, baik di negara maju

maupun di negara sedang berkembang. Defisiensi besi terutama menyerang golongan rentan, seperti anak-

anak, remaja, ibu hamil, serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara klasik defisiensi dikaitkan dengan anemia

gizi besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi berpengaruh luas

terhadap kemampuan belajar dan produktivitas kerja. Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui kondisi

gangguan fungsi hemoglobin yang merupakan alat transport O2 yang diperlukan banyak reaksi metabolik

tubuh. Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi dalam belajar tampak menurun. Bukti yang

tersedia menunjukkan gangguan pada perkembangan psikomotor dan kemampuan intelektual serta perubahan

perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat besi. Banyak penelitian meperlihatkan adanya keterkaitan antara

anemia defisiensi zat besi pada anak-anak dengan perkembangan motorik dan kognitif yang buruk serta

masalah prilaku. Suatu penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar

hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing.

Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

Maasing yang berjumlah 86 orang. Sampel dalam penelitian adalah semua siswa kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar

di Kelurahan Maasing yang memenuhi kriteria penelitian sebanyak 61 orang. Pengukuran kadar hemoglobin

(Hb) menggunakan metode sahli. Hasil belajar didapatkan melalui nilai hasil evaluasi belajar semester.

Penelitian: Untuk melihat pengaruh kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi belajar digunakan analisa bivariat

dengan menggunakan fisher’s exact pada tingkat kemaknaan 95%. Diperoleh taraf signifikan atau nilai p

sebesar 1,000 yakni lebih besar dibandingkan α = 0,05.

Kesimpulan: Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin (Hb) dengan prestasi

belajar siswa.

Kata Kunci: Kadar Hemoglobin (Hb), Prestasi Belajar.

ABSTRACT

Background: Deficiency is iron constitutes deficiency nutrient that peeling generically happens, well at forward

state and also at state is amends. Deficiency is iron particularly attack vulnerable faction, childlike, stripling,

pregnant mother, and employ gets low production. deficiency’s classic ala concerned by iron nutrient anemia.

But since 25 the last year a lot of prove point out that deficiency ascendant iron extends to learning ability and

work productivity. deficiency Fe influence especially via logistic invasive condition hemoglobin which constitute

needful transport O2 tool a lot of metabolic reaction body. Said that on anemia condition energies deep

concentration study to visually down. Available prove point out trouble on formative psychomotor and

intellectual ability and after behavior change happens deficiency’s anemia iron substance. There are many

research show marks sense relevance among deficiency’s anemia iron substance on children with formative

motoric and cognitive what does deteriorate and behavior problem. A research was done by aim to know

relationship among titrates hemoglobin (Hb) with learned achievement on child brazes 4 and 5 Elementary

Schools at Maasing sub-district Tuminting district Manado's City.

Observational method: This research constitute observational research type analytic with cross sectional's

approaching. Population in observational it is exhaustive student braze 4 and 5 Elementary Schools at Maasing

sub-district that total 86 person. Sample in observational is all student braze 4 and 5 Elementary Schools at

Maasing sub-district that accomplish research criterion as much 61 person. Measurement titrates hemoglobin

(Hb) utilizing Sahli method. Learned result to be gotten point thru result evaluates to study semester.

Research: To see hemoglobin rate influence (Hb) with learned achievement to be utilized bivariate analysis by

use of fisher exact on increases trusty zoom 95%. Gotten by significant level or point p as big as 1,000 namely

more outgrow than α = 0,05.

Conclusion: It points out that no relationship among titrates hemoglobin (Hb) with students learned

achievement.

Key word: Hemoglobin rate (Hb), Learned achievement.

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/I-DEWA-MADE-AYU... · kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing

2

PENDAHULUAN

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah

kesehatan masyarakat, namun

penanggulangannya tidak dapat dilakukan

dengan pendekatan medis dan pelayanan

kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah

gizi adalah multifaktoral, oleh karena itu

pendekatan penanggulangannya harus

melibatkan berbagai sektor terkait (Supariasa

dkk, 2002).

Kualitas sumber daya manusia (SDM)

merupakan syarat mutlak menuju

pembangunan di segala bidang. Status gizi

merupakan salah satu faktor yang sangat

berpengaruh pada kualitas SDM terutama yang

terkait dengan kecerdasan, produktivitas, dan

kreativitas (Adriani & Wirjatmadi, 2012a).

Anak sekolah merupakan aset negara yang

sangat penting sebagai sumber daya manusia

bagi keberhasilan pembangunan bangsa

(Moehji, 2003).

Pada periode anak menjalani pendidikan dasar

merupakan titik awal anak mengenal sekolah

dan anak mengalami perkembangan kognitif

(perkembangan memori, perkembangan

pemikiran kritis, perkembangan kreativitas,

dan perkembangan bahasa). Karena itu, saat ini

anak benar-benar membutuhkan perhatian dan

dukungan dari orang tua dalam menghadapi

perkembangan yang pesat. Anak memerlukan

nutrisi yang cukup dan seimbang agar proses

berpikir, belajar dan beraktivitas tidak

terhambat (Devi, 2012).

Prestasi belajar adalah hasil atau taraf

kemampuan yang telah dicapai siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar dalam

waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah

laku, keterampilan dan pengetahuan dan

kemudian akan diukur dan dinilai yang

kemudian diwujudkan dalam angka atau

pernyataan. Prestasi belajar disekolah sangat

dipengaruhi oleh kemampuan umum yang

diukur oleh intelligence quotient (IQ). IQ yang

tinggi dapat dapat meramalkan sukses terhadap

prestasi belajar, namun tidak dapat menjamin

sukses dimasyarakat. Prestasi belajar siswa

bukan semata-mata karena kecerdasan siswa

saja tetapi ada faktor lain yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar tersebut (Syah,

2010).

Penyebab utama anemia di negara-negara maju

adalah ketidak cukupan asupan besi yang

tersedia secara hayati dari makanan. Di negara-

negara berkembang, asupan makanan yang

tidak adekuat juga menjadi penyebab utama,

tetapi makanan yang menghambat seperti teh,

dan infeksi parasit, terutama malaria dan

cacing tambang juga memainkan peranan.

Banyak penelitian meperlihatkan adanya

keterkaitan antara anemia defisiensi zat besi

pada anak-anak dengan perkembangan motorik

dan kognitif yang buruk serta masalah prilaku

(Gibney dkk, 2009).

Defisiensi besi merupakan defisiensi gizi yang

paling umum terjadi, baik di negara maju

maupun di negara sedang berkembang.

Defisiensi besi terutama menyerang golongan

rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil,

serta pekerja berpenghasilan rendah. Secara

klasik defisiensi dikaitkan dengan anemia gizi

besi. Namun sejak 25 tahun terakhir banyak

bukti menunjukkan bahwa defisiensi besi

berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar

dan produktivitas kerja (Almatsier, 2009).

Pengaruh defisiensi Fe terutama melalui

kondisi gangguan fungsi hemoglobin yang

merupakan alat transport O2 yang diperlukan

banyak reaksi metabolik tubuh. Dikatakan

bahwa pada kondisi anemia daya konsentrasi

dalam belajar tampak menurun (Sediaoetama,

2010). Bukti yang tersedia menunjukkan

gangguan pada perkembangan psikomotor dan

kemampuan intelektual serta perubahan

perilaku setelah terjadi anemia defisiensi zat

besi (Gibney dkk, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Annas (2011)

pada 65 siswa kelas VIII MTs Al Asror

Kecamatan Gunungpati Kota semarang

menunjukkan bahwa dari 21 siswa yang

mengalami anemia 17 (81,0%) mempunyai

prestasi belajar kurang dan 4 (19,0%) siswa

mempunyai prestasi belajar baik. Sebaliknya

dari 44 siswa yang tidak anemia, 2 (4,5%)

diantaranya mempunyai prestasi belajar kurang

dan 42 (95,5). Berdasarkan hasil uji statistik

membuktikan bahwa status hemoglobin

berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan latar belakang di atas maka

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian

mengenai hubungan antara kadar hemoglobin

(Hb) dengan prestasi belajar pada anak kelas 4

dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing,

karena letak geografis Kelurahan Maasing

yang terletak di daerah pesisir dianggap

mampu mewakili penelitian ini yang ditujukan

pada kadar hemoglobin (Hb) dan prestasi

belajar anak-anak yang ada di daerah pesisir.

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/I-DEWA-MADE-AYU... · kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing

3

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah

penelitian observasional dengan menggunakan

metode analitik dengan pendekatan

crossectional yang mengkaji hubungan antara

kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4

dan 5 SD di Kelurahan Maasing Kecamatan

Tuminting Kota Manado.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-

Mei 2013 pada anak kelas 4 dan 5 Sekolah

Dasar di Kelurahan Maasing Kecamatan

Tuminting Kota Manado.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

Maasing yang berjumlah 86 siswa.

Jumlah sampel penelitian adalah semua anak

kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

Maasing Kecamatan Tuminting Kota Manado

yang memenuhi kriteria penelitian yaitu

sebanyak 61 orang dengan kriteria inklusi dan

eksklusi, yaitu:

1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi dari sampel penelitia yaitu:

a. Bersedia menjadi sampel.

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria inklusi dari sampel penelitian yaitu:

a. Sedang sakit pada saat pengambilan data.

b. Tidak hadir saat pengambilan darah.

c. Sedang haid.

Variabel Penelitian:

1. Kadar hemohlobin (Variabel Independen)

2. Prestasi belajar (Variabel Dependen)

Instrumen Penelitian:

1. Data umum tentang identitas responden

dikumpulkan melalui metode wawancara

dengan menggunakan kuesioner.

2. Torniquet, jarum 3 cc sekali pakai, kapas

alkohol 70%, tabung EDTA merah,

tabung EDTA ungu dan plaster untuk

melakukan pengambilan darah.

3. Pipet Hemoglobin, alat sahli, pipet pastur

dan pengaduk.

4. Data kadar feritin didapatkan dengan

melakukan tes darah di Laboratorium

dengan immunoassay dengan teknik

ELISA untuk kadar feritin dan teknik sahli

untuk kadar hemoglobin.

5. Alat tulis menulis.

6. Komputer untuk mengolah data,

menggunakan program Statistic Program

for Social Science (SPSS) versi 19 untuk

pengolahan data secara statistik.

Data primer meliputi data yang didapatkan

melalui pengukuran kadar Feritin, kadar Hb

dan data identitas responden.

Data sekunder meliputi profil sekolah, jumlah

seluruh anak Sekolah Dasar yang ada di

Kelurahan Maasing, yang didapat dari Kepala

Sekolah SD Negeri 83 dan SD Negeri 122,

nilai hasil belajar matematika (nilai ujian

semester terakhir) yang diperoleh dari wali

kelas 4 dan 5 dan data karakteristik responden.

Analisis Data:

1. Analisis univariat menggunakan tabel

distribusi frekuensi untuk memperoleh

informasi secara umum mengenai

karakteristik responden dan variabel

penelitian.

2. Analisis bivariat mengetahui hubungan

kadar Hb dengan prestasi belajar pada anak

kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

Maasing Kecamatan Tuminting Kota

Manado, menggunakan uji Fisher's Exact

pada tingkat kemaknaan 95% (α = 0,05).

Analisa data dengan menngunakan bantuan

komputer program Statistic Program for Social

Science (SPSS) versi 19.

HASIL

SD Negeri 83 terletak di Kelurahan Maasing

Kecamatan Tuminting Kota Manado. SD

Negeri 83 Manado merupakan sekolah inti

sebelum akhirnya dimekarkan/ditambah

dengan 1 unit sekolah lagi yang masih satu

atap, yaitu SD Negeri 122 Manado. Jumlah

anak sekolah SD Negeri 83 Manado sampai

saat ini berjumlah 128 siswa. SD Negeri 122

terletak di Kelurahan Maasing Kecamatan

Tuminting Kota Manado. SD Negeri 122

merupakan pemisahan dari SD Negeri 83,

dikarenakan jumlah penduduk yang padat di

Kelurahan Maasing sehingga tidak cukup

hanya dengan 1 sekolah saja. Maka

didirikanlah SD Negeri 122 yang letaknya

bersebelahan dengan SD Negeri 83. Jumlah

siswa di SD Negeri 122 sampai saat ini

berjumlah 132 orang.

Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah

Dasar yang ada di Kelurahan Maasing yaitu

Sekolah Dasar Negeri 83 Maasing dan Sekolah

Dasar Negeri 122 Maasing, responden pada

penelitian ini berjumlah 61 orang.

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/I-DEWA-MADE-AYU... · kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing

4

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan

Kadar Feritin

Kadar

Feritin Jumlah

(n) Persen (%)

Normal 55 90,2

Rendah 6 9,8

Total 61 100

Tabel 1 menunjukkan jumlah responden yang

kadar Feritin-nya rendah sebanyak 6 orang

(9,8%) dan responden dengan kadar Feritin

normal sebanyak 55 orang (90,2%)

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan

Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar

Hemoglobin

Jumlah (n) Persen (%)

Normal

Rendah

59

2

96,7

3,3

Total 61 100

Tabel 2 menunjukkan jumlah responden yang

memiliki kadar Hb rendah sebanyak 2 orang

(3,3%) dan responden dengan kadar Hb normal

sebanyak 59 orang (96,7%).

Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan

Prestasi Belajar

Prestasi

Belajar

Jumlah (n) Persen (%)

Baik

Kurang

50

11

82

18

Total 61 100

Hasil penelitian seperti terlihat pada Tabel 3

menunjukkan sebagian besar dari prestasi

belajar responden berada pada kategori baik,

yaitu sebanyak 50 orang (82%) dan sebanyak

11 orang (18%) memiliki prestasi belajar yang

kurang.

Tabel 4. Hubungan Antara Kadar Hb dengan

Prestasi Belajar Siswa

Kadar

Hemoglobin

Prestasi Belajar

Total p* Baik Kurang

n (%) n (%)

Normal 48

(81,4)

11

(18,6)

59

(100) 1,000

Rendah 2

(100)

0 (0) 2

(100)

* Fisher's Exact Test

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa sebanyak 2

orang (100%) yang kadar Hb rendah memiliki

prestasi belajar baik. Sedangkan dari 59 orang

yang kadar Hb-nya normal terdapat 11 orang

(18,6%) yang prestasi belajarnya kurang dan

48 orang (81,4%) yang prestasi belajarnya

baik. Selanjutnya dengan hasil uji Fisher's

Exact Test pada tingkat kemaknaan 95%

diperoleh taraf signifikansi atau nilai p sebesar

1,000 yakni lebih besar dibandingkan α=0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara kadar Hb dengan prestasi

belajar siswa.

PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di dua Sekolah

Dasar yang ada di Kelurahan Maasing yaitu

Sekolah Dasar Negeri 83 Maasing dan Sekolah

Dasar Negeri 122 Maasing, responden pada

penelitian ini berjumlah 61 orang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa paling

banyak responden memiliki kadar Feritin yang

normal atau tidak anemia gizi besi yaitu

sebanyak 90,2% responden. Kadar Feritin yang

normal dipengaruhi oleh konsumsi zat besi

dalam tubuh. Kadar Feritin serum

mencerminkan status simpanan total zat besi

dalam tubuh. Umumnya pengukuran kadar

Feritin dianggap sebagai pemeriksaan pilihan

untuk memperkirakan besarnya simpanan zat

besi (Gibney dkk, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan

sebanyak 9,8% responden memiliki kadar

Feritin rendah. Rendahnya asupan zat besi

sering terjadi pada orang-orang yang

mengkonsumsi bahan makananan yang kurang

beragam dengan menu makanan yang terdiri

dari nasi, kacang-kacangan dan sedikit daging,

unggas, ikan yang merupakan sumber zat besi.

Gangguan defisiensi besi sering terjadi karena

susunan makanan yang salah baik jumlah

maupun kualitasnya yang disebabkan oleh

kurangnya penyediaan pangan, distribusi

makanan yang kurang baik, kebiasaan makan

yang salah, kemiskinan dan ketidaktahuan

(Masrizal, 2007).

Berdasarkan penelitian sebesar 96,7% kadar

Hb responden normal. Kadar Hb yang normal

dipengaruhi oleh konsumsi zat besi dalam

tubuh. Hb merupakan senyawa pembawa

oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin

dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100

ml darah dapat digunakan sebagai indeks

kapasitas pembawa oksigen pada darah.

Kandungan hemoglobin yang rendah dengan

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/I-DEWA-MADE-AYU... · kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing

5

demikian mengindikasikan anemia (Supariasa

dkk, 2002). Hemoglobin adalah zat warna

dalam sel darah merah yang berguna untuk

mengangkut oksigen dan karbondioksida.

Mioglobin dan hemoglobin ialah zat warna

merah pada daging yang tersusun oleh protein

globin dan heme yang mempunyai inti berupa

zat besi. Heme merupakan senyawa yang

terdiri dari dua bagian, yaitu atom zat besi dan

suatu cincin plana yang besar yaitu porfirin

(Sandjaja dkk, 2009). Hemoglobin adalah

parameter yang digunakan secara luas untuk

menetapkan prevalensi anemia (Supariasa dkk,

2002).

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan sekitar

3,3% responden memiliki kadar Hb rendah.

Rendahnya asupan zat besi sering terjadi pada

orang-orang yang mengkonsumsi bahan

makananan yang kurang beragam dengan

menu makanan yang terdiri dari nasi, kacang-

kacangan dan sedikit daging, unggas, ikan

yang merupakan sumber zat besi. Gangguan

defisiensi besi sering terjadi karena susunan

makanan yang salah baik jumlah maupun

kualitasnya yang disebabkan oleh kurangnya

penyediaan pangan, distribusi makanan yang

kurang baik, kebiasaan makan yang salah,

kemiskinan dan ketidaktahuan (Masrizal,

2007). Kadar Hb juga dapat dipengaruhi oleh

kebiasaan makan pagi (Tandirerung dkk,

2013). Defisiensi zat besi dalam waktu lama

akan mengakibatkan terjadinya anemia gizi

besi (Muchtadi, 2009). Zat besi penting untuk

pembentukan sel darah merah, sehingga

kekurangan zat ini bisa menimbulkan anemia

atau penyakit kurang darah. Sel darah merah

punya tugas mengantarkan oksigen ke seluruh

tubuh. Jika terjadi kekurangan, anak akan

kekurangan oksigen secara kronis. Akibatnya

anak menjadi lesu, cepat lelah, tidak

bersemangat dan bisa mengalami berbagai

penyakit (Devi, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

bahwa 82% responden yang memiliki prestasi

belajar yang baik. Faktor sekolah

mempengaruhi belajar baik mencakup metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa

relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran,

keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah (Slameto, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

bahwa 18% responden yang memiliki prestasi

belajar yang kurang. Prestasi belajar anak bisa

dipengaruhi oleh perhatian dan motivasi orang

tua terhadap proses belajar anak di rumah dan

kebutuhan gizi anak. Menurut Slameto (2010)

anak yang belajar akan menerima pengaruh

dari keluarga berupa cara orang tua mendidik,

relasi antara anggota keluarga, suasana rumah

tangga dan ekonomi keluarga.

Berdasarkan hasil analisa statistik dalam

penelitian ini didapatkan hasil bahwa tidak ada

hubungan yang bermakna antara kadar Hb

dengan prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5

SD di Kelurahan Maasing (p=1,000). Pada

dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi

belajar atau prestasi belajar tidak hanya

ditentukan oleh kadar Hb darah. Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Malonda dkk (2012) pada siswi SMP Negeri

11 Manado dengan jumlah sampel 55 siswi

yang hasilnya menunjukkan bahwa tidak

terdapat hubungan antara kejadian anemia

dengan hasil belajar. Namun hasil penelitian

ini tidak sesuai dengan teori-teori yang

menunjukkan bukti bahwa defisiensi besi

berpengaruh luas terhadap kemampuan belajar

dan produktivitas kerja (Almatsier, 2009).

Dikatakan bahwa pada kondisi anemia daya

konsentrasi dalam belajar tampak menurun

(Sediaoetama, 2010).

Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Oktaviana

(2012) pada siswa SD kelas IV, V dan VI di

Desa Mudal yang menunjukkan ada hubungan

antara kejadian anemia gizi besi dengan

prestasi belajar siswa. Penelitian serupa

dilakukan oleh Saadah & Santosa (2010) pada

siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Magetan

dengan jumlah sampel 150 siswa, yang

hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan

antara kadar Hb dengan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan penelitian terlihat bahwa

sebanyak 100% responden memiliki kadar Hb

rendah tetapi memiliki prestasi belajar baik.

Hal ini pada dasarnya tidak sesuai dengan

penelitian-penelitian di Indonesia yang

dilakukan oleh Soemantri (1985) dan

Almatsier (1989) yang menunjukkan

peningkatan prestasi belajar pada anak-anak

sekolah dasar bila diberikan suplemen besi.

Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak

dijelaskan oleh Lozoff dan yodium pada tahun

1988. Beberapa bagian dari otak mempunyai

kadar besi tinggi yang diperoleh dari transport

besi yang dipengaruhi oleh transport transferin.

Pollit pada tahun 1970-an terkenal dengan

penelitian-penelitian yang menunjukkan

perbedaan antara keberhasilan belajar anak-

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/I-DEWA-MADE-AYU... · kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing

6

anak yang menderita anemia gizi besi dengan

anak-anak yang sehat (Almatsier, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 0%

reponden yang memiliki kadar Hb rendah dan

memiliki prestasi belajarnya kurang. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh kadar Hb yang rendah terhadap

prestasi belajar seseorang. Hal ini tentunya

tidak sesuai dengan teori yang dikemukan oleh

Almatsier (2009) yang mengatakan bahwa

pada anak-anak yang kekurangan besi

menimbulkan apatis, mudah tersinggung,

menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi

dan belajar.

Berdasarkan hasil penelitian 18,6% responden

yang memiliki kadar Hb normal tetapi

memiliki prestasi belajar yang kurang. Faktor-

faktor yang mempengaruhi belajar atau

prestasi belajar tidak hanya ditentukan oleh

kadar Hb atau anemia. Faktor-faktor lain yang

dapat mempengaruhi hasil belajar adalah

faktor sosial dan nonsosial serta faktor dari

dalam diri pelajar itu sendiri (Suryabrata,

2010). Pada periode anak menjalani

pendidikan dasar merupakan titik awal anak

mengenal sekolah dan anak mengalami

perkembangan kognitif (perkembangan

memori, perkembangan pemikiran kritis,

perkembangan kreativitas dan perkembangan

bahasa). Karena itu, saat ini anak benar-benar

membutuhkan perhatian dan dukungan dari

orang tua dalam menghadapi perkembangan

yang pesat. Anak memerlukan nutrisi yang

cukup dan seimbang agar proses berpikir,

belajar dan beraktivitas tidak terhambat (Devi,

2012).

Pretasi belajar seseorang dapat dipengaruhi

oleh teman-teman bergaul. Teman bergaul

yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri

siswa begitu juga sebaliknya, teman bergaul

yang jelek pasti akan memebrikan pengaruh

yang buruk bagi siswa. Selain itu juga

kehidupan masyarakat disekitar siswa juga

berpengaruh terhadap belajar siswa.

Masyarakat yang terdiri dari orang-orang yang

tidak terpelajar, penjudi, suka mencuri dan

mempunyai kebiasaan yang kurang baik, akan

berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang

berada disitu. Anak (siswa) tertarik untuk ikut

berbuat seperti yang dilakukan oleh orang-

orang yang ada disekitarnya. Akibatnya

belajarnya terganggu dan bahkan anak/siswa

kehilangan semangat belajar karena perhatian

semula terpusat kepada pelajaran berpindah ke

perbuatan-perbuatan yang tidak baik yang

dilakukan oleh orang-orang yang ada

disekitarnya (Slameto, 2010).

Apabila kadar Hb normal atau tidak anemia,

maka tingkat konsentrasi belajar juga akan

baik. Hal ini berdampak positif pada prestasi

belajar anak. Dalam penelitian ini terdapat

81,4% responden yang memiliki kadar Hb

normal dan memiliki yang prestasi belajar

yang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Sinaga (2005) pada murid

SD Negeri No.173728 Lobutua Kecamatan

Palipi Kabupaten Samosir yang menunjukkan

bahwa kadar Hb mempengaruhi prestasi

belajar. Selain kadar Hb darah yang normal,

faktor-faktor sosial dan nonsosial, prestasi

belajar juga dipengaruhi oleh sarana dan

prasarana yang cukup, serta tenaga pengajar

yang ada disekolah. Sarana dan prasarana yang

cukup serta tenaga pengajar yang kompeten

dapat menunjang keberhasilan proses belajar

itu sendiri. Di samping faktor-faktor internal

dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar

juga berpengaruh terhadap taraf keberhasilan

proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa

yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan

belajar deep (tertarik dan merasa

membutuhkan) misalnya, mungkin sekali

berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang

bermutu daripada siswa yang menggunakan

pendekatan belajar surface (dorongan dari

luar). Pendekatan belajar dapat dipahami

sebagai cara atau strategi yang digunakan

siswa dalam menunjang keefektifan dan

efisiensi proses pembelajaran tertentu (Syah,

2010).

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan,

maka kesimpulan dari penelitian ini sebagai

berikut:

1. Kadar Feritin pada anak kelas 4 dan 5

Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing

sebanyak 9,8% responden memiliki kadar

Feritin rendah dan 90,2 responden

memiliki kadar Feritin normal

2. Kadar Hb anak kelas 4 dan 5 Sekolah

Dasar di Kelurahan Maasing sebanyak

3,3% responden memiliki kadar Hb

rendah dan 96,7% responden dengan

kadar Hb normal.

3. Prestasi belajar pada anak kelas 4 dan 5

Sekolah Dasar di Kelurahan Maasing

sebesar 18% responden memiliki prestasi

belajar kurang dan 82% responden

memiliki prestasi belajar yang baik.

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/I-DEWA-MADE-AYU... · kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing

7

4. Tidak terdapat hubungan antara kadar Hb

dengan prestasi belajar pada anak kelas 4

dan 5 Sekolah Dasar di Kelurahan

Maasing.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat

dikemukakan beberapa saran terkait dengan

tujuan dan manfaat penelitian, antara lain:

1. Perlu adanya kerjasama lintas sektor

antara pihak sekolah, masyarakat dan

Dinas Kesehatan atau Puskesmas untuk

melakukan pemeriksaan kesehatan secara

berkala, terutama penilaian status gizi,

kadar Feritin dan kadar Hb agar siswa

yang anemia gizi besi dapat terdeteksi

lebih cepat.

2. Pemberian motivasi belajar kepada siswa

perlu ditingkatkan terus, baik dari orang

tua maupun dari pihak sekolah agar hasil

belajar siswa bisa mencapai pada kategori

yang baik. Siswa diharapkan dapat

memberikan motivasi dan semangat

dalam belajar sehingga mendapatkan nilai

hasil belajar yang lebih baik.

3. Bagi peneliti berikut yang sekiranya

tertarik untuk melakukan penelitian yang

sama dengan menambah variabel,

sebaiknya pemeriksaan kadar Hb

dilakukan pada waktu bersamaan pada

saat ujian berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. 2012a.

Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana:

Jakarta.

Adriani, M, dan Wirjatmadi, B. 2012b. Peran

Gizi Dalam Siklus Kehidupan.

Kencana: Jakarta.

Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.

PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Annas, M. 2011. Jurnal. Hubungan Kesegaran

Jasmani, Hemoglobin, Status Gzi dan

Makan Pagi terhadap Prestasi

Belajar. Jurnal Media Ilmu

Keolahragaan Indonesia, ISSN: 2088-

6802, Vol. 1, Edisi 2, Desember 2011.

Arisman, MB. 2009. Buju Ajar Ilmu Gizi –

Gizi dalam Daur Kehidupan Edisi 2.

Penerbit Buku Kedokteran EGC:

Jakarta.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Indonesia. 2010. Gizi dan Kesehatan

Masyarakat (Edisi Revisi). PT

Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Devi, N. 2012. Gizi Anak Sekolah. Kompas:

Jakarta.

Gibney, MJ, Margetts, BM, Kearney, JM &

Arab, L. 2009. Gizi Kesehatan

Masyarakat. EGC: Jakarta.

Guyton, AC, dan Hall, JE. 2007. Buku Ajar

Fisiologi Kedokteran (textbook of

Medical Physiology) Edisi 11. EGC:

Jakarta.

Malonda, NSH, Kapantow, NH, Basuki, A &

Maarial, N. 2012. Jurnal. Hubungan

Antara Kejadian Anemia Dengan Hasil

Belajar Siswi SMP Negeri 11 Manado.

Buletin IDI Manado,

ISSN:9772301608001, Vol. I, No. I,

Juli 2012, hlm. 39-46.

Masrizal. 2007. Studi Literatur: Anemia Gizi

Besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol

2. No 1.

(online) (http:

//www.jurnalkesmas.com/index.php/ke

smas/article/view/66/55 diakses 9

April 2013).

Muchtadi, D. 2009. Pengantar Ilmu Gizi.

Alfabeta: Bandung.

Moehji, S. 2003. Ilmu Gizi 2: Penanggulangan

Gizi Buruk. Papas Sinar Sinanti:

Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan &

Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.

Oktaviana. 2012. Jurnal. Hubungan Kejadian

Gizi Kurang, Anemia Gizi Besi Dan

GAKY Dengan Prestasi Belajar.

Unnes Journal Of Public Health,

ISSN: 2252-6781, Vol. I, No. 2,

tahun 2012 Universitas Negeri

Semarang.

Saadah, N. dan Santosa. BJ. 2010. Jurnal.

Hubungan Kadar Hemoglobin Dengan

Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Di

SMP Negeri 2 Magetan. Jurnal

Penelitian Kesehatan Suara Forikes,

ISSN: 2086-3098, Vol.I, No. 4,

Oktober 2010, hlm. 306-310.

Sandjaja, Budiman, B, Herarti, R, Afriansyah,

N, Soekatri, M, Sofia, G, Suharyati,

Sudikno, Permaesih, D. 2009. Kamus

Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga.

Kompas: Jakarta.

Sediaoetama, AD. 2004. Ilmu Gizi Untuk

Mahasiswa dan Provesi (jilid I).

Dian Rakyat: Jakarta.

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KADAR HEMOGLOBIN (Hb) …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/I-DEWA-MADE-AYU... · kadar Hb dengan prestasi belajar anak kelas 4 dan 5 SD di Kelurahan Maasing

8

Sediaoetama, AD. 2010. Ilmu Gizi Untuk

Mahasiswa dan Provesi (jilid II).

Dian Rakyat: Jakarta.

Sinaga, E. 2005. Jurnal. Hubungan Antara

Kadar Hb Dengan Prestasi Belajar

Pada Murid SD Negeri No. 173728

Lobutua Kecamatan Palipi

Kabupaten Samosir. Jurnal Mutiara

Kesehatan Indonesia, Vol. 1, No. 2,

Desember 2005.

Slameto. 2010. Belajar & Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi. Rineka Cipta:

Jakarta

Supariasa, IDN, Bakri, B, & Fajar, I. 2001.

Penilaian Status Gizi. EGC: Jakarta.

Suryabrata, S. 2010. Psikologi Pendidikan.

Rajawali Pers: Jakarta.

Syah, M. 2010. Psikologi Belajar. Rajawali

Pers: Jakarta.

Tandirerung, EU, Mayulu, N, & Kawengian,

SES. 2013. Jurnal. Hubungan

Kebiasaan Makan Pagi Dengan

Kejadian Anemia Pada Murid Sd

Negeri 3 Manado. Jurnal e-Biomedik

(eBM), Vol. 1, No. 1, Maret 2013,

hlm. 53-58.