hidup christiaan snouck hurgronje 1857 1

Upload: heilanemil

Post on 08-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    1/22

    CHRISTIAAN SNOUCK HURGRONJE (1857—1936)

    Oleh Rimbun Natamarga

    Belanda kembali berkuasa di Jawa dan sejumlah tempat di Nusantara pada

    1816, dengan pusat pemerintahan yang ada di Batavia. Seperti Kompeni,

    periode kali ini dimulai dengan kebutaan mereka terhadap Islam di Hindia

    Belanda. Semula, Belanda tidak berani mencampuri urusan yang terkait

    Islam secara langsung. Hal ini dapat dimaklumi, mengingat mereka masih

    kekurangan pengetahuan terhadap Islam itu sendiri.1 Aqib Suminto yang

    secara khusus meneliti tentang sikap Belanda terhadap Islam di Hindia

    Belanda pun pernah mengatakan,

    “Sikap Belanda dalam masalah ini ‘dibentuk oleh kombinasi

    kontradiktif antara rasa takut dan harapan yang berlebihan.’

    Di satu pihak Belanda sangat khawatir akan timbulnya

    pemberontakan orang-orang Islam fanatik. Sementara di

    pihak lain Belanda sangat optimis bahwa keberhasilan

    kristenisasi akan segera menyelesaikan semua persoalan.

    Dalam hal ini Islam sangat ditakuti, karena dianggap mirip

    dengan atolik. !ubungan antara umat Islam di kepulauan

    ini"terutama para ulamanya"dengan halifah #urki,

    semula dianggap sama dengan hubungan antara umat

    atolik dengan $aus di %oma. #etapi waktu itu $emerintah

    !india Belanda belum berani men&ampuri masalah Islam,

    dan belum mempunyai kebi'aksanaan yang 'elas mengenai

    masalah ini. Di samping karena belum memiliki

    pengetahuan Islam dan bahasa (rab, pada waktu itupemerintah Belanda 'uga belum mengetahui sistem sosial

    Islam.)

    1 Pada masa-masa seperti inilah, meletus perlawanan-perlawanan besar dari umat

    Islam terhadap pemerintah Hindia Belanda. Beberapa yang patut disebut adalah

    Perang Padri (1821—1827) dan Perang Diponegoro (1825—1830). Juga bisa disebut

    di sini Perang Aceh yang meletus sejak 1873. Ketika menangani Perang Aceh inilah,

    pemerintah Hindia Belanda mulai memahami karakter sosial pemeluk-pemeluk

    Islam di Hindia Belanda.

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    2/22

    Yang juga mesti diketahui, undang-undang yang dibuat Pemerintah

    Hindia Belanda waktu itu memberikan ruang yang cukup bebas bagi siapa

    saja di Hindia Belanda untuk menjalankan keyakinannya. DalamRegeerings

    Reglement atau peraturan pemerintah ayat 119, misalnya, dikatakan bahwa

    “Setiap warga negara bebas menganut pendapat agamanya, tidak

    kehilangan perlindungan masyarakat dan anggotanya atas pelanggaran

    peraturan umum hukum agama.”

    Sayangnya, aturan seperti itu tidak selalu dijalankan. Buktinya,

    terkait masalah haji, pemerintah kolonial tetap tidak bisa tidak mencampuriurusannya, karena para haji sampai masuk abad ke-20 dicurigai sebagai

    pembawa sikap fanatik terhadap agama dan pendorong terjadinya

    pemberontakan di tengah umat Islam.

    Dari situlah kemudian, sebagai misal yang lain, pemerintah Hindia

    Belanda membuat peraturan baru pada 1859 yang memberi wewenang

    kepada gubernur jenderal untuk mencampuri masalah agama di Hindia

    Belanda, jika dipandang perlu demi kepentingan ketertiban dan keamanan

    masyarakat. Dalam peraturan yang baru itu juga, seorang gubernur jenderal

    melalui bawahannya diharuskan untuk mengawasi setiap tindakan yang

    dilakukan oleh pemuka-pemuka agama Islam di tengah masyarakat.

    Setelah datang Christiaan Snouck Hurgronje (1857—1936) atau

    Abdul Ghaffar ke Hindia Belanda, pemerintah Hindia Belanda dapat

    memahami—dan juga sekaligus menguasai—umat Islam di Hindia Belanda

    dengan lebih baik. Bahkan, Harry J. Benda, salah seorang pengkaji sejarah

    Islam di Indonesia pada zaman kolonial, berani menyebut Hurgronje

    sebagai “arsitek keberhasilan politik Islam yang paling legendaris”,

    terutama di Hindia Belanda.

    Hurgronje lahir di Tholen, Ousterhout, Belanda, pada tanggal 8

    Februari 1857. Ayahnya adalah seorang pendeta berdarah Yahudi yang

     bernama J.J. Snouck Hurgronje. Ibunya bernama Anna Maria Visser, putri

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    3/22

    Pendeta Christian de Visser. Sejatinya, hubungan ayah dan ibu Hurgronje

    adalah hubungan gelap. Karena hubungan itulah, ayah Hurgronje dipecat

    dari Gereja Reformasi Belanda2 yang ada di Tholen pada tanggal 3 Mei 1849.

    Mereka baru menikah secara resmi di Terheijden pada tanggal 31 Januari

    1855.3 Waktu itu, mereka sudah memiliki dua orang anak.4 Hurgronje

    sendiri adalah anak kedua mereka yang lahir setelah pernikahan itu.

    Sejak kecil, Hurgronje telah diarahkan orangtuanya untuk menaruh

    perhatian terhadap teologi. Tidak heran, setamat dari sekolah menengahnya

    di Breda, Belanda, Hurgronje mengambil kuliah di Fakultas Teologi di

    Universitas Leiden, Belanda, pada 1875. Ia kemudian pindah kuliah keFakultas Sastra jurusan Arab, masih di universitas yang sama.

    2 Gereja Reformasi Belanda adalah salah satu kelompok denominasi (baca: mazhab)

    Kristen Protestan. Gereja Reformasi Belanda (Nederlandse Hervormde Kerk [NHK])

    adalah salah satu yang banyak memengaruhi gereja Protestan di Jawa khususnya

    dan di Indonesia umumnya.3 Tidak berapa lama dari pernikahan mereka, ayah Hurgronye berusaha

    memulihkan kedudukannya di Gereja Reformasi Belanda. Pada tanggal 13 Agustus1856, permohonan itu dikabulkan oleh pihak Gereja Reformasi Belanda. Dalam

    salah satu arsip, pengabulan diiringi dengan harapan dari gereja. “Dengan berdoa

    dari hati yang tulus karena sadar akan kesalahannya serta melalui perayaan Jamuan

    Kudus,” demikian arsip itu ditulis, “semoga hatinya yang telah putus asa dapat asa

    dapat dihibur sehingga mendorong semangatnya. Selain itu diharapkan agar ia

    menemukan rangsangan baru hingga tetap setia kepada itikad-itikad baik dan

    ikrar-ikrar kudus. Dengan dilengkapi perilaku yang baik, semua itu setidak-

    tidaknya dapat menghapus noda dahulu.”4 Dua kakak kandung Hurgronje yang lahir dari hubungan gelap orangtuanya itu

     bernama Anna Maria dan Jacqueline Julie. Karena lahir tanpa ikatan pernikahan,

    keduanya memakai nama ibunya, De Visser, pada nama-nama mereka (Anna Maria

    de Visser dan Jacqueline Julia de Visser). Jika Anna lahir pada tanggal 24 Mei 1849,

    maka Julie lahir pada tanggal 4 Desember 1850. Sebulan setelah pernikahan

    orangtua Hurgronje, lahir lagi seorang anak perempuan mereka pada tanggal 19

    Februari 1855. Kakak perempuan ketiga Hurgronje ini diberi nama Christina Anna

    Catherina.

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    4/22

    Pada tanggal 24 November 1880, ia akhirnya lulus dari

    pendidikannya dengan yudisium cum laude. Ia pun berhak dengan titel

    doktor untuk bidang Sastra Semit. Disertasinya berjudul “Het Mekkaanshe

    Feest” yang berisi pembahasan tentang ibadah haji di Mekkah. Dalam

    disertasi itu, ia menyimpulkan bahwa ibadah haji yang memiliki kedudukan

    penting bagi umat Islam adalah sebuah ritual peninggalan paganisme

     bangsa Arab.

    Setelah itu, Hurgronje memulai karirnya sebagai dosen pada

    Pendidikan Khusus Calon Pegawai di Hindia Belanda di Universitas Leiden.

    Ia diserahi tugas untuk menyiapkan calon-calon pegawai kolonial Belandayang akan dikirim ke Hindia Belanda. Pada masa-masa inilah, ia mengenal

    sejumlah orientalis terkenal, seperti Carl Bezold (1859—1922). Sebelum itu,

    Hurgronje juga sempat mengikuti kuliah-kuliah Theodore Noldeke (1836—

    1930), seorang orientalis terkemuka berkebangsaan Jerman.

    Agustus 1884, Hurgronje berangkat menuju Jazirah Arab. Tentang

    alasan yang mendorongnya melakukan itu, ada yang berpendapat bahwa

    perjalanannya ke Arab ini terinspirasi oleh pertemuannya yang

    mengesankan dengan Carlo Landberg (1848—1924) dan Amin Al-Madani

    pada Konfrensi Orientalis Internasional tahun 1883. Landberg adalah

    seorang orientalis dari Swedia, sedangkan Al-Madani seorang penulis dan

    pedagang kitab-kitab Arab.

    Di samping itu, Hurgronje berangkat ke Jazirah Arab, sebenarnya,

    untuk menghindari kebekuan intelektual yang sedang terjadi di tengah

    lingkungan akademisnya. Tidak seperti abad ke-17, di Leiden perhatian

    terhadap kajian hukum Islam waktu itu sedang mengalami kemunduran

    dan Hurgronje tidak menginginkan hal itu. Ada juga berpendapat bahwa

    sebab yang mendorongnya adalah keinginannya Hurgronje pribadi untuk

    memperdalam pengetahuan praktisnya terhadap bahasa Arab.

    Terlepas dari semua pendapat itu, selama lima bulan pertama di

     Jazirah Arab, Hurgronje tinggal di Jeddah bersama Konsul Belanda, J.

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    5/22

    Kruyt. Darinya, Hurgronje mendapat bantuan uang dan kemudahan-

    kemudahan lainnya.

    Dari Jeddah, ia kemudian bertolak ke Mekkah dan tiba di sana padatanggal 22 Februari 1885. Untuk memudahkan urusannya, ia menyatakan

    diri masuk Islam dan mengganti namanya menjadi Abdul Ghaffar. Dengan

    statusnya yang baru ini, ia dapat bertemu dengan sejumlah syaikh tarekat,

    pengajar-pengajar di Masjidil Haram, dan berbagai macam orang, terutama

    yang berasal dari Sumatera dan Jawa.

    Di Mekkah, Hurgronje tinggal selama tujuh bulan, mengumpulkan

    data baru terkait Islam dan para pemeluknya serta mengamati dari dekat

    kehidupan di pusat Islam. Apa yang ia dapatkan itu kelak ia susun menjadi

    sebuah karya baru yang berjudul Mekka.5 

    5 Sebuah versi yang agak berbeda dikemukakan oleh Yusuf Mpd dalam salah satu

     postingannya di www.kompasiana.com. Di situ, ia menulis, “Selama tujuh bulan,

    Hurgronje tinggal di Makkah. Meski terbilang singkat, dia mengamati, mencatat,

    dan mempelajari kehidupan masyarakat lokal. ‘Waktu itu, Makkah memiliki salah

    satu pasar budak terbesar di dunia, dan Hurgronje kagum dengan perlakukanmanusiawi yang diberikan kepada budak karena budak-budak itu diperlakukan

    sebagai anggota keluarga.’ Hurgronje juga mengamati kehidupan wanita di

    Makkah. Persoalan status sosial, rasa mode, dan kebebasan yang diberikan kepada

    kalangan wanita ini dibandingkannya dengan wanita di kota-kota di Timur lainnya.

    Minatnya yang begitu besar terhadap Makkah membuat curiga pemerintah negara

    Eropa yang lain. Setelah itu terungkap bahwa Hurgronje adalah seorang mata-

    mata, penipu, sekaligus sebagai sedikit dari kalangan orientalis kala itu. Tak lama

    usai menikahi wanita Ethiopia, dia dideportasi dari Arab Saudi atas permintaan

    pemerintah Prancis yang menuduhnya telah mencuri batu Taima. Akibatnya,

    Hurgronje harus segera meninggalkan Makkah. Dengan tergesa- gesa , dia

    mengumpulkan catatan dan foto-foto yang diperolehnya selama tinggal di Makkah.

    Namun peralatan kamera ditinggalnya dan dititipkan kepada temannya yang

    seorang mahasiswa fotografi, Al-Sayyid Abd Al-Ghaffar. Hurgronje kemudian balik

    ke Belanda dan mulai menulis berbagai artikel mengenai Makkah. Dia tetap

    menjalin kontak dengan temannya, Al-Sayyid untuk bertukar informasi dan

    mendapatkan foto-foto terbaru mengenai Makkah, termasuk foto-foto mengenai

    http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/http://www.kompasiana.com/

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    6/22

    Ia baru pergi dari Mekkah pada Agustus 1885. Terkait kepergian

    Hurgronje dari Mekkah itu, Abdurrahman Badawi yang menuliskan profil

    Hurgronje dalam Mawsu’ah Al-Mustasyriqin mengatakan,

    “*amun akhirnya, pada bulan (gustus, Snou&k dipaksa

    keluar dari +ekkah oleh onsul $eran&is. Dia pulang dengan

    empat ekor unta yang membawa barang-barang yang

    dikumpulkan selama mukim di sana. ang disesalkan adalah

    perintah untuk meninggalkan +ekkah itu bertepatan

    dengan awal musim ha'i. $adahal disertasi yang pernah

    ditulisnya berkaitan dengan musim ha'i, meskipun hanya

    berdasarkan pada sumber-sumber literatur, manuskrip-

    manuskrip, dan pengalaman-pengalaman orang yang sudah

    beriarah ke sana. Bukan atas dasar pengalamannya

    sendiri.)

    Keterangan yang mirip bisa kita dapati pada apa yang pernah ditulis

    Suminto. Dalam disertasinya yang terkenal itu, Suminto menulis,

    “(ndaikata bukan karena ‘hasutan’ dari wakil onsul

    $eran&is, tentulah ia belum akan mengakhiri kun'ungannya

    di kota su&i ini. un'ungan ini senga'a dilakukannya di luar

    musim ha'i, sehingga leluasa menggunakan waktu sehari-

    hari untuk membi&arakan masalah Islam dengan para

    ulama di sana. Ia 'uga bermaksud melihat koleksi buku dan

    naskah yang ada di sana, sekaligus meneliti situasu kondisi

    ‘warga negara Belanda’ yang ada di kota ini. #ernyata di

    sinilah terletak ‘'antung kehidupan Islam’ di !india Belanda,

    dan dari sini pula urat nadi selalu memompakan darah

     jamaah haji. Sekembalinya di tanah kelahirannya, tak diketahui kabar selanjutnya,

    apakah dia masih memegang agama Islamnya, atau kembali ke agama asalnya.

    Namun, banyak karya yang dibuatnya mengenai Islam dan budaya Makkah.

    Mungkin karena itu pula, hubungan dia dengan petinggi Arab Saudi bisa terjalin

     baik. Sebagai pertanda eratnya hubungan itu, Pangeran Saud dari Kerajaan Saudi

    sampai tiga kali mengunjungi Belanda selama kurun waktu 1926-1935.”

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    7/22

    segar yang tak terhitung berapa 'umlahnya ke seluruh

    penduduk muslim di !india Belanda.)

    Hurgronje kembali ke Leiden. Ia meneruskan aktivitas mengajarnyaseperti biasa, namun itu sebentar saja. Pada 1887, muncul keinginannya

    untuk mengadakan penelitian di Hindia Belanda selama dua tahun.

    Keinginannya ini, ternyata, mendapat dukungan dari Bataviaasch

    Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, sebuah lembaga kebudayaan

    yang didirikan oleh Gubernur Jenderal Reinier de Klerk (1710—1780) di

    Batavia pada tanggal 24 April 1778.6 Rencananya, dalam penelitian itu,

    Hurgronje akan mengumpulkan data tentang lembaga Islam di HindiaBelanda.

    Pada tanggal 9 Februari 1888, Hurgronje mengajukan permohonan

    resminya kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Direktur Pendidikan,

    Agama dan Perindustrian mendukung keinginan Hurgronje itu dan

    menyetujui pemberian tunjangan kepada Hurgronje sebesar f. 1150 (baca:

    1150 florin) yang akan dibayar penuh setibanya di Batavia. Pemerintah

    Belanda, lewat Menteri Jajahan, akhirnya menyatakan persetujuannya atas

    permohonan Hurgronje itu dan meminta kepada Gubernur Jenderal Hindia

    Belanda untuk menyiapkan segala sesuatunya untuk Hurgronje nanti.

    Tepat tanggal 11 Mei 1889, Hurgronje tiba di Batavia. Lima hari

     berikutnya, keluar keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk

    mengangkat Hurgronje sebagai peneliti di Hindia Belanda selama dua

    tahun yang untuk itu akan mendapat gaji sebesar f.700 per bulannya.

    Keputusan itu kemudian diperkuat dengan keputusan Raja Belanda nomor

    25 tertanggal 22 Juli 1889.

    6 Secara hafiah, Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen berarti

    Masyarakat Ilmu Pengetahuan dan Kesenian Batavia. Pada 1910, lembaga itu mulai

    dikenal khalayak lewat sebutan Koninglijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten

    en Wetenschappen. Museum Gajah dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

    adalah dua contoh warisan lembaga itu kepada bangsa Indonesia.

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    8/22

    Hurgronje memang berbakat mengambil kepercayaan orang-orang

    di sekitarnya. Seperti pemuka-pemuka Islam di Mekkah, dengan cepat

    Hurgronje merebut kepercayaan orang-orang Islam di Batavia. Lebih dari

    itu, ia dapat berteman akrab dengan mereka dan dapat meneliti masalah

    Islam di Jawa—dan kemudian Aceh—dengan lebih baik.

    Tentu saja, hal itu menjadi sesuatu yang mengesankan bagi Direktur

    Pendidikan, Agama dan Perindustrian. Kepada Gubernur Jenderal Hindia

    Belanda, sang direktur menceritakan kekagumannya. Dalam sepucuk

    suratnya kepada gubernur jenderal, ia mengatakan, “Melalui pergaulan

    singkat, saya memeroleh kesan bahwa ia memiliki pribadi yang tenang.Tidak tergesa-gesa. Dalam penelitiannya di Arab pun ia berbuat seperti itu.”

    Sesuai kesepakatan, Hurgronje berada di Batavia hanya selama dua

    tahun. Akan tetapi, kinerjanya yang baik dan potensinya yang luar biasa

     bagi kepentingan pemerintah Hindia Belanda mendorong pemerintah

    mengangkatnya sebagai Penasehat Urusan Bahasa-Bahasa Timur dan

    Hukum Islam pada tanggal 15 Maret 1891.

    Dalam kedudukannya yang baru itu, pada tanggal 9 Juli 1889,

    Hurgronje berangkat ke Aceh. Sejak tanggal 16 Juli 1891, ia menetap di

    Kutaraja atau Banda Aceh sekarang dan mengamati dari dekat kehidupan

    penduduk setempat hampir satu tahun lamanya. Pekerjaannya di Aceh itu

    membuatnya dapat memahami karakter sosial masyarakat Aceh dan kelak

    menjadi bekal buatnya untuk memberikan nasehat-nasehat penting terkait

    Islam di Hindia Belanda.

    Hurgronje pulang ke Batavia pada tanggal 4 Februari 1892. Hasil

    pengamatannya di Aceh ia susun menjadi apa yang bakal dikenal sebagai

     Atjeh Verslag (Laporan Aceh). Sebagian besar laporan itu kemudian ia

    terbitkan menjadi dua jilid buku berjudul De Atjehers. Dalam bahasa

    Belanda, jilid pertama buku itu terbit pada 1893, sedangkan jilid kedua pada

    1894. Dua belas tahun kemudian,De Atjehers diterjemahkan ke dalam

     bahasa Inggris.

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    9/22

    Selesai dengan karya itu, tidak membuatnya lepas dari Aceh.

    Sepanjang 1898—1903, ia sering pergi ke Aceh, membantu Jenderal Joannes

    Benedictus van Heutz (1851—1924) menaklukkan Aceh. Seperti disinggung

    pada bagian yang lalu, Perang Aceh telah meletus sejak 1873. Selama itu

    pula, masyarakat Aceh telah membuat kewalahan pemerintah Hindia

    Belanda. Aceh akhirnya takluk pada 1903.

    Karir Hurgronje sendiri telah menanjak tinggi, ketika pada tanggal

    11 Januari 1899 diangkat sebagai Penasehat Urusan Pribumi dan Arab. Ia

    memegang jabatan itu sampai 1906. Ia kemudian pulang ke Belanda dan

    menerima pengangkatan dirinya menjadi guru besar di Universitas Leidentepat pada tanggal 23 Januari 1907.7 Dalam jabatannya sebagai guru besar

    itu, ia diangkat pula sebagai Penasehat Menteri Jajahan sampai akhir

    hidupnya, 16 Juli 1936.

    Semasa menjabat sebagai Penasehat Urusan Pribumi dan Arab,

    Hurgronje memiliki kedudukan yang demikian strategis dalam

    memengaruhi kebijakan pemerintah Hindia Belanda terhadap umat Islam

    di Hindia Belanda, apalagi dengan keberhasilan penaklukan Aceh itu yang

    tidak sedikit berdasarkan nasehat-nasehatnya kepada Van Heutz dan

    memang sejumlah pandangan Hurgronje menjadi dasar kebijakan

    pemerintah Hindia Belanda, bahkan sampai jauh setelah Hurgronje selesai

     bertugas.

    Secara umum, saran-saran yang diberikan Hurgronje kepada

    pemerintah Hindia Belanda dibangun di atas tiga prinsip utama. Dalam

    karya Shihab, Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap

    Penetrasi Misi Kristen di Indonesia, ketiga prinsip itu diuraikan secara

    gamblang.

    7 Dalam kedudukannya sebagai guru besar inilah Hurgronje menjadi promotor

    orang Indonesia pertama yang mempertahankan disertasinya di Universitas Leiden

    pada 1913, Hoesein Djajadiningrat. Disertasi yang dimaksud berjudulDe Critische

    Beschouwing van de Sadjarah Bantam, Tinjauan Kritis atasSedjarah Banten.

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    10/22

    “Pertama, dalam semua masalah ritual keagamaan, atau

    aspek ‘ibadah dari Islam, rakyat Indonesia harus dibiarkan

    bebas men'alankannya. ogika di balik kebi'akan ini adalah

    membiarkan mun&ulnya keyakinan dalam pikiran banyakorang bahwa pemerintah kolonial Belanda tidak ikut &ampur

    dalam masalah keimanan mereka. Ini merupakan wilayah

    yang peka bagi kaum +uslim karena hal itu menyentuh

    nilai-nilai keagamaan mereka yang paling dalam. Dengan

    berbuat demikian, pemerintah akan berhasil merebut hati

    banyak kaum +uslim, men'inakkan mereka dan"se'alan

    dengan itu"akan mengurangi, 'ika tidak menghilangkan

    sama sekali, pengaruh perlawanan ‘kaum +uslim fanatik’

    terhadap pemerintah kolonial. /01. $rinsip kedua  adalah

    bahwa, sehubungan dengan lembaga-lembaga sosial Islam,

    atau aspek mu’amalat   dalam Islam, seperti perkawinan,

    warisan, wakaf, dan hubungan-hubungan sosial lain,

    pemerintah harus berupaya mempertahankan dan

    menghormati keberadaannya. +eskipun demikia,

    pemerintah harus berusaha menarik sebanyak mungkin

    perhatian orang-orang Indonesia terhadap berbagai

    keuntungan yang dapat diraih dari kebudayaan Barat. !alitu dilakukan dengan harapan agar mereka bersedia

    menggantikan lembaga-lembaga sosial Islam di atas dengan

    lembaga-lembaga sosial Barat. Diharapkan bahwa perlahan-

    lahan, sembari berasosiasi dengan orang-orang Belanda,

    orang-orang Indonesia akan menyadari keterbelakangan

    lembaga-lembaga sosial Islam milik mereka dan menuntut

    digantikannya lembaga-lembaga itu dengan lembaga-

    lembaga sosial model Barat. Dan akhirnya, hubungan yang

    lebih erat antara penguasa Belanda dan rakyat !india

    Belanda akan berkembang dengan sendirinya. $rinsip yang

    ketiga, dan paling penting, adalah bahwa dalam masalah-

    masalah politik, pemerintah dinasihatkan untuk tidak

    menoleransi kegiatan apa pun yang dilakukan oleh kaum

    +uslim yang dapat menyebarkan seruan-seruan $an-

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    11/22

    Islamisme2  atau menyebabkan perlawanan politik atau

    bersen'ata menentang pemerintah kolonial Belanda.

    $emerintah harus melakukan kontrol ketat terhadap

    penyebaran gagasan apa pun yang dapat membangkitkansemangat kaum +uslim di Indonesia untuk menentang

    pemerintah kolonial. $emangkasan gagasan-gagasan

    seperti ini akan memen&ilkan pengaruh aspek-aspek Islam

    yang bersifat politis, yang men'adi an&aman terbesar

    terhadap pemerintahan kolonial Belanda.3

    Hurgronje sendiri juga sempat menyatakan bahwa ketakutan

    pemerintah kolonial selama ini terhadap Islam dan pemeluknya di HindiaBelanda adalah sesuatu yang berlebih-lebihan. Islam tidak mengenal jenjang

    kependetaan atau kepastoran, tepatnya, seperti yang dikenal dalam Kristen.

    Kyai-kyai tidak bisa dipukul rata sebagai orang-orang yang fanatik.

    Kemudian, para penghulu, dalam strata kepegawaian pribumi, adalah para

    8 Tentang pengertian Pan Islamisme, Suminto pernah menulis, “Pengertian Pan

    Islam secara klasik adalah penyatuan seluruh dunia Islam di bawah satu kekuasaan

    politik dan agama yang dikepalai oleh seorang khalifah. Secara modern dapatdiartikan bahwa kepemimpinan khalifah tersebut hanya meliputi bidang agama.

    Pada masa Usmani Muda [sebuah masa ketika intelektual-intelektual Turki

    Utsmani menentang kekuasaan milik sultan yang berlangsung pada 1865—1878,

     pen.], Turki berusaha menggunakan Pan Islam untuk menyatukan seluruh umat

    Islam di bawah kerajaan Usmani. Usaha ini cepat menarik perhatian Asia Afrika

    yang pada waktu itu hampir seluruhnya sedang dijajah oleh Barat. Ide Pan Islam ini

    akan memanfaatkan kemajuan Barat dan menyesuaikannya dengan ajaran Islam.

    Dalam perkembangan selanjutnya, Pan Islam sekedar berusaha untuk menyatukan

    seluruh umat Islam dalam satu ikatan setia kawan, atau menghidupkan rasa

    ukhuwah Islamiyah di kalangan dunia Islam. Meskipun demikian, Pan Islam dalam

    pengertian ini tetap dianggap berbahaya oleh negara-negara penjajah, karena bisa

    membangkitkan perlawanan bangsa-bangsa Islam yang dikuasainya. Umat Islam di

    suatu tempat—berkat adanya Pan Islam—akan bisa merasakan penderitaan

    saudaranya di tempat lain. Padahal sampai akhir Perang Dunia Pertama, sebagian

     besar umat Islam di permukaan bumi ini berada dalam cengkeraman penjajahan

    asing.”

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    12/22

     bawahan pemerintah pribumi (seperti bupati) dan bukan atasan-atasan

    mereka.

    Orang-orang yang pergi ke Mekkah, menurut Hurgronje, tidakharus selalu diartikan akan menjadi segerombolan orang yang berjiwa

    fanatik dan jahat. Pengalamannya di Mekkah membuat Hurgronje

     berkesimpulan bahwa sebagian besar muslim yang datang berhaji ke

    Mekkah bukanlah muslim fanatik yang ingin memajukan Islam dengan

    segala cara. Sebaliknya, kata Hurgronje, “Banyak di antara mereka yang

    kembali [ke Hindia Belanda, pen.] dalam keadaa sama bodohnya dengan

    ketika mereka berangkat [ke Mekkah, pen.].”

    Ketimbang menguatirkan kyai-kyai lokal yang tekun beribadah,

    Hurgronje menyarankan agar pemerintah kolonial lebih memerhatikan

    pemeluk-pemeluk Islam yang pergi ke Mekkah untuk belajar dan berdiam

    di sana bertahun-tahun lamanya sampai tumbuh dalam diri-diri mereka

    rasa persatuan dan kesatuan dengan seluruh umat Islam di dunia ini

     berdasarkan identitas keislaman yang sama-sama mereka hayati. Terlebih

    lagi, kepada para pemeluk Islam yang mendakwahkan perang suci (baca:

     jihad fi sabilillah) kepada pemerintah kafir.

    Khusus gerakan-gerakan tarekat yang tumbuh subur di Hindia

    Belanda, setelah mengadakan penelitian di Jawa, Hurgronje mengeluarkan

    dua rekomendasi. Pertama, penguasa harus menghambat gerakan anti

    tarekat, baik itu dari kalangan pejabat pemerintah ataupun dari kalangan

    rakyat biasa. Seperti yang telah umum diketahui, di Hindia Belanda

    menjelang akhir abad ke-19, mulai muncul kecenderungan di tengah umat

    Islam yang tidak menyetujui adanya tarekat-tarekat Sufi. Meski demikian,

    dan ini rekomendasinya yang kedua, pihak penguasa harus mengadakan

    pengawasan yang ketat terhadap segala aktivitas tarekat-tarekat yang ada.

    Bagaimana pun, tarekat, menurut Hurgronje, memiliki kedudukan

    yang sangat kuat di Kepulauan Nusantara, sehingga tidak mungkin

    dihapuskan atau dilarang hanya dengan surat keputusan pemerintah.

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    13/22

    Dalam salah satu nasehatnya kepada pemerintah kolonial, Hurgronje

    pernah menasehati pemerintah untuk tidak melarang aktivitas Tarekat

    Syattariyah di Yogyakarta yang waktu itu sempat disorot oleh pemerintah

    setempat terkait rencana mengasingkan Kyai Krapyak menyusul sebuah

    insiden pembunuhan pegawai pemerintahan di Sidoarjo pada Mei 1904.

    Lagi pula, dalam pandangan Hurgronje, Tarekat Syattariyah pada dasarnya

    tidak memiliki kecenderungan politik, sehingga kurang berbahaya. Bahkan,

    Hurgronje sempat mengatakan, “Uit een politiek oogpunt steekt daarin

    niets bedenkelijks: voor humane en verdraagzame bergrippen laat die

    mystiek zelfs veel meer plaats dan de orthodoxe Islam” yang dalam bahasa

    kita berarti “Dari segi politik, tasawuf dan tarekat yang bersifatwihdatul

    wujud bukan sesuatu yang berbahaya, justru mereka itu lebih terbuka untuk

    pemikiran yang humanis dan toleran ketimbang Islam yang sempurna.”

    Khusus kepada para pembaca karya-karyanya dan orang-orang atau

    pejabat-pejabat yang ditugaskan untuk meneliti Islam dan para

    pemeluknya, Hurgronje mengemukakan pandangannya tentang cara

    memahami pemeluk-pemeluk Islam dalam pengantarnya di jilid pertama

    De Atjehers. Menurutnya, mereka yang memang betul-betul ingin

    menyelami faktor Islam dalam kehidupan suatu bangsa atau masyarakat

    hendaklah mengetahui juga permainan anak-anak bangsa itu, kesenangan

    orang-orang dewasa di situ, seluk-beluk pengaturan desa atau daerah

    mereka, dan karya-karya sastrawi mereka, sebab semua itu memiliki segi-

    segi yang sama penting dengan (1) kitab-kitab yang digunakan oleh mereka

    dalam pengajaran agama mereka, (2) tarekat-tarekat Sufi yang berkembang

    di tengah-tengah mereka dan (3) kedudukan pemuka-pemuka agama

    mereka.

     Jangan mengira sudah cukup dengan mengetahui ajaran agama

    suatu masyarakat, tegas Hurgronje, sebab dalam kehidupan masyarakat,

    unsur-unsur agama dan non-agama saling terkait dan tidak bisa dipisahkan.

    Selain melihat Islam, lihatlah juga para pemeluk Islam itu sebagai individu

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    14/22

    dan sebagai anggota suatu masyarakat, sebagai makhluk sosial. Lihat,

     bagaimana ajaran agama mereka dipraktekkan dalam kehidupan nyata.

    Karena pandangannya yang seperti itu, Hurgronje akhirnyamengamati adat-adat setempat yang berlaku di masyarakat objek

    pengamatannya dan membuatnya ditabalkan sebagai salah seorang penemu

    hukum adat. Bahkan, ialah pula yang dikenal sebagai orang pertama yang

    menggunakan istilahhukum adat untuk unsur-unsur adat yang mempunyai

    akibat hukum.

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    15/22

    SNOUCK HURGRONJE MUSLIM?

    Di antara hal yang paling banyak diperdebatkan terkait Hurgronje adalah

    statusnya sebagai seorang muslim. Apakah Hurgronje masuk Islam secara

    tulus atau hanya kamuflase untuk tujuan-tujuan tertentu? Para pemerhati

    dan peneliti sejarah Islam di Indonesia, dulu dan sekarang atau muslim dan

    non-muslim, telah berusaha menjawab pertanyaan itu dan sebagian mereka

    percaya bahwa Hurgronje masuk Islam karena tuntutan profesi.

    Peter Sjord van Koningsveld pernah secara khusus meneliti catatan-catatan

    pribadi dan tulisan-tulisan Hurgronje di Mekkah. Sebagian hasil penelitian

    itu kemudian dikumpulkan dan diterbitkan di bawah judulSnouck

     Hurgronje en Islam: Acht artikelen over leven en werk van een orientalist uit het

    koloniale tijdperk.

    Terkait waktu dan cara masuk Islamnya Hurgronje, Van Koningsveld

    menulis,

    “Mengenai masuk Islamnya Snouck untuk sementara orang dapat berbeda

     pendapat. Atas dasar keterangan-keterangan dari buku harian kecil Snouck di

     Jeddah telah saya rekonstruksikan jalannya peristiwa itu yang paling mungkin,

    bahwa masuk Islamnya berlangsung secara resmi melalui pengucapan syahadat di

    hadapan qadli Jeddah dengan dihadiri dua orang saksi, pada tanggal 16 Januari

    1885.”

    Kemudian, terkait tujuan masuk Islamnya Hurgronje, Van Koningsveld

    menegaskan bahwa

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    16/22

    “Masuk Islamnya Snouck dilangsungkan dengan dasar dasar ‘’pour besoin de la

    cause[demi sesuatu urusan], yakni untuk mengunjungi Mekah. Perjalanannya

    bertujuan ganda: (1) menyelidiki jemaah haji Hindia Belanda di negeri Arab, untuk

    maksud itu, secara tidak langsung memperoleh tunjangan perjalanan dari

    Kementerian Urusan Jajahan; tak lama setelah kedatangannya ia langsung

    menekuni masalah itu di Jeddah dengan memotret kelompok-kelompok jemaah haji

     Hindia Belanda; selanjutnya ia membuat banyak catatan di dalam buku hariannya

    berdasarkan wibawa Raden Abu Bakar Djajadiningrat, seorang pelajar Sunda di

     Mekkah. (2) Di samping itu Snouck terutama ingin mengikuti contoh pakar Islam

    Ignaz Goldziher yang menjadi murid para syaikh Azhar di Kairo yang mempelajari

    Islam dari dalam. Snouck mengikuti contoh Goldziher ini dengan cara yang sama,

    ingin diterima sebagai murid para ulama Mekah.”

    Apa yang disampaikan Van Koningsveld itu menarik. Sekarang, perhatikan

    apa yang juga pernah ditulis Suminto, terkait masuk Islamnya Hurgronje.

    DalamPolitik Islam Hindia Belanda, halaman 120, Suminto mengatakan,

    “Bagaimana Snouck Hurgronje bisa memasuki kota suci yang pada hakekatnya

    tertutup bagi nonomuslim ini, jawabannya cukup sederhana. Snouck pergi atas

    nama muslim dengan nama Abdul Gaffar. Di tengah kekaguman atas prestasinya

     yang luar biasa, yakni berhasil memasuki kota suci yang tidak mungkin dimasuki

    oleh rekan-rekannya dan berhasil mengungkapkan aneka data berharga dalam

     perjalanan tersebut, timbullah kritik atas ketidak jujuran Snouck Hurgronje.

    Sebagian besar data yang diperolehnya secara lisan, didapatkan dari informan yang

     justeru percaya atas keislamannya. Secara ilmiah dia tidak menjelaskan carabagaimana, kapa dan dari siapa data tersebut diperoleh. Dengan demikian ia

    ‘terhindar dari penilaian secara ilmiah’. Kenyataan ini ‘cukup memadai [menodai?,

     pen.] karir ilmiahnya’. Memang pribadi Snouck Hurgronje menampilkan dua

     gambar: sebagai ilmiawan dan sebagai politikus.”

    Pada halaman 123-125, masih dalam buku yang sama, Suminto menyatakan,

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    17/22

    “[S]ampai kini masalah masuk Islamnya Snouck Hurgronje ini tetap menjadi

     persoalan; bahkan majalah Universitas Leiden—pada tahun 1980—juga masih

    mempermasalahkan masuk Islam tidaknya Snouck Hurgronje. Van Koningsveld,

     penulis artikel tentang ini dalam majalah tersebut memberikan suatu penilaian,

    bahwa Snouck Hurgronje kurang jujur. Kepada orang Islam ia bersikap seolah-olah

    muslim dan tidak membantah pembenaran mereka, sebaliknya kepada orang

    Belanda sendiri dia tidak pernah menyatakan masuk Islam. Menurut Gobee

    tidaklah jelas apakah Snouck Hurgronje masuk Islam atau tidak, tapi yang jelas

     para ulama Arab mengambil kesimpulan bahwa dia masuk Islam. Uraian Gobee ini

    didramatisir oleh Van Koningsveld, bahwa atas dasar pembicaraan tentang

     pengetahuan Islam dengan Snouck Hurgronje, maka para ulama Makkah

    mengambil suatu kesimpulan masuk Islamnya Snouck Hurgronje. ‘Sebenarnya

    Snouck Hurgronje bukanlah muslim. Para ulama Makkah tertipu dan ini

    merupakan kesalahan mereka sendiri.’ Pada hemat penulis [maksudnya, Suminto

    sendiri, pen.]Snouck Hurgronje memang menyatakan diri muslim pada waktu itu,

    terlepas dari alasan pura-pura atau tidak. Sebab betatapun tingginya pengetahuan

    Islam seseorang, selama dia tidak melaksanakan rukun Islam, maka di mata orang

    Islam ia bukanlah muslim. Dalam hal ini andaikata rukun Islam pertama—

    syahadat—tidak diucapkan Snouck Hurgronje, sangatlah tidak mungkin dia

    begitu saja diakui sebagai muslim. Apalagi semua orang tahu bahwa Snouck

     Hurgronje mengucapkan kalimah syahadah,tapi besar kemungkinan bahwa ia

     juga menunaikan salat, bahkan mungkin pula melaksanankan puasa; sebab terlalu

    sulit agaknya bagiAbdulGaffar untuk mempertahankan pengakuan Islamnya

    selama enam bulan tanpa melakukan ibadah salat, karena tinggal di kota suci

     Makkah. Satu hal yang perlu diingat adalah batasan tentang iman dalam agamaIslam, yaitu ucapan lisan yang dibenarkan hati dan dibuktikan oleh amal perbuatan

    sehari-hari. Andaikata pengakuan Snouck Hurgronje ternyata kemudian hanya

    merupakan pengakuan tipu daya, masalahnya bisa dikembalikan kepada kejujuran

    Snouck Hurgronje sendiri, dan bukan kesalahan atau kebodohan orang lain yang

    mempercayainya. Setelah berada di Indonesia pun dia berperilaku semacam

    syaikhul Islam, tapi setelah kembali ke negeri Belanda ternyata dia menampilkan

     gambar yang berbeda antara kulit dan isi. Memang tidak bisa diinkari, bahwa

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    18/22

    setelah memasuki lingkungan Fakultas Teologi di Universitas Leiden, Snouck

     Hurgronje berada dalam pengaruh para profesor rasionalis saat itu. Mereka tidak

    mau menerima hal-hal yang dinilainya irasional dalam agama Kristen, seperti

    Trinitas dan kedudukan Yesus sebagai anak Allah, sehingga tidak begitu jauh

     jaraknya dengan agama Islam. Namun sikapnya yang pura-pura masuk Islam itu,

    betapapun sudah melebihi sifat toleransi atau simpansi, bahkan lebih mendekati

    kecurangan dan ketidakjujuran.”

    Lebih gamblang adalah pendapat W.F. Wertheim, penulisThe Indonesian

    Society in Transition. Dalam artikel berjudul “Snouck Hurgronje en de Ethiek

    van Sociaalwetenschappelijk Onderzoek” yang dimuat dalam De Gids, 5,

    Tahun 1981, ia menyatakan bahwa sikap pura-pura muslim bahkan pura-

    pura sebagai teman dari bangsa yang akan diperanginya masih bisa dinilai

    sebagai pegawai kolonial yang cakap. Akan tetapi, karena tindakan itulah,

    tulis Wertheim, “gambaran umum sebagai ilmuwan pada awal karirnya,

    ternoda oleh kenyataan ini.”

    Untuk melengkapi keterangan dari Van Koningsveld dan Suminto serta

    keterangan ringkas dari Wertheim, dalam acara bedah bukuDari Buku Ke

    Buku: Sambung Menyambung Menjadi Satu P. Swantoro di Aula Pusat Studi

    Bahasa Jepang, Fakultas Sastra, Universitas Padjadjaran (Unpad), tahun

    2002, Guru Besar Ilmu Sejarah Unpad, Nina Herlina Lubis, menyatakan

     bahwa masuk Islamnya Snouck Hurgronje adalah sebuah kepura-puraan

     belaka. Hurgronje melakukan itu agar ia dapat masuk ke Mekkah dan

    diterima oleh ulama-ulama di sana.

    Pernyataan Lubis itu sendiri muncul terkait sebuah uraian menarik yang

    dipaparkan Swantoro dalam bukunya, tepat pada halaman 169-170. Di situ,

    Swantoro menulis,

    “Snouck Hurgronje memang menekuni studi bahasa Arab dan Islamologi,

    khususnya ilmu syariat. Ia mengalami tinggal di Mekah selama limasetengah bulan

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    19/22

     pada 1885. Pengalaman ini dibukukannya dalam bahasa Jerman,Mekka,terdiri

    dari dua jilid, yang membuatnya terkenal secara internasional. Buku ini

    mengungkapkan idealnya dalam menekuni Islam secara ilmiah: ‘Volledige

    beheersing van de schriftelijke bronnen, gepaard aan omvattende kennis van de

    levende werkelijkheid.’ Menguasai sepenuhnya semua sumber tertulisnya, disertai

     pengetahuan yang lengkap mengenai realitas yang hidup. Jilid pertamaMekka

    berisi sejarah Mekah sampai 1887, yang sebagian bersumberkan bahan-bahan Arab

     yang tidak dikenal, akan tetapi yang didapat oleh penulisnya di Mekah. Jilid kedua

    melukiskan panjang-lebar dalam tiga bab kehidupan kemasyarakatan dan

    rumahtangga, maupun kegiatan di bidang ilmu pengetahuan. Bab keempat

    dikhususkan untuk menyoroti sikap-tindak orang-orang Indonesia, yang

    merupakan kelompok besar dan yang selama satu tahun penuh hidup di tengah-

    tengah hiruk-pikuk kosmopolitis Kota Suci.”

    Setelah itu, Swantoro mengemukakan pendapatnya. 

    “Bab IV itu dapat dipandang sebagai ‘preludium’ atau pengantar bagi

     penelitiannya di Hindia-Belanda. Ia ingin mengetahui bagaimana Mekah

    mempengaruhi kehidupan rohaniah orang-orang Indonesia. Pengaruh itu tidak

    terutama secara langsung dengan pertemuan yang terjadi pada musim Haji, akan

    tetapi secara tidak langsung lewat koloni Jawa di Mekah. Sebelum memasuki

     Mekah, Snouck Hurgronje telah menulis, ‘De Islam[…] is eene macht, die door een

    koloniale mogenheid als de onze met ernst besturdeerd en met grote wijsheid

    behandeld moet worden.’ Islam[…] adalah suatu kekuatan yang harus dipelajari

    dengan sungguh-sungguh dan yang harus diperlakukan dengan sangat bijaksanaoleh kekuasaan kolonial seperti halnya Belanda.”

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    20/22

    DAFTAR RUJUKAN

    Abdurrahman Badawi.Ensiklopedi Tokoh Orientalis (Penerj. Amroeni Drajat).

    Yogyakarta: LKiS. 2003.

    Alwi Shihab. Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap

    Penetrasi Misi Kristen di Indonesia (Penerj. Ihsan Ali-Fauzi). Bandung:Mizan. 1998.

    H. Aqib Suminto.Politik Islam Hindia Belanda: Het Kantoor voor Inlandsche

     zaken (Cet. Ke-2). Jakarta: LP3ES. 1985.

    P. Sj. Van Koningsveld.Snouck Hurgronje dan Islam: Delapan Karangan tentang

     Hidup dan Karya Seorang Orientalis Zaman Kolonial (Penerj. RedaksiGirimukti Pasaka). Jakarta: Girimukti Pasaka. 1989.

    P. Swantoro.Dari Buku ke Buku: Sambung Menyambung Menjadi Satu. Jakarta:

    Kepustakaan Populer Gramedia dan Rumah Budaya Tembi. 2002.

    Qasim As-Samarra-i.Bukti-Bukti Kebohongan Orientalis (Penerj. Syuhudi

    Ismail). Jakarta: Gema Insani Press. 1996.

    Ricklefs, Merle Calvin.Sejarah Indonesia Modern 1200—2008 (Penej. Tim

    Penerjemah Serambi, Cet. Ke-3). Jakarta: Serambi. 2010.

    Steenbrink, Karel.Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad Ke-19.

     Jakarta: Bulan Bintang. 1984.

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    21/22

    _____.Kawan dalam Pertikaian: Kaum Kolonial Belanda dan Islam di Indonesia

    1596—1950 (Penerj. Suryan A. Jamrah). Bandung: Mizan. 1995.

    http://arjaenim.blogspot.com/2013/04/tokoh-orientalisme-christian-

    snouck.html diakses pada tanggal 27 Juli 2013.

    http://en.wikipedia.org/wiki/Theodor_N%C3%B6ldeke  diakses pada

    tanggal 27 Juli 2013.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Bataviaasch_Genootschap_van_Kunsten_en_

    Wetenschappen diakses pada tanggal 28 Juli 2013.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Reformed diakses pada tanggal 26

     Juli 2013.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Reinier_de_Klerk diakses pada tanggal 28

     Juli 2013.

    http://id.wikipedia.org/wiki/Snouck_Hurgronje diakses pada tanggal 26

     Juli 2013.

    http://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-

    566972.html diakses pada tanggal 28 Juli 2013.

    http://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/09750002-a-sauqi-s.ps

    diakses pada tanggal 26 Juli 2013.

    http://majelispenulis.blogspot.com/2013/07/snouck-hurgronje-sang-

    orientalis.html diakses pada tanggal 26 Juli 2013.

    http://members.westnet.com.au/gary-david-thompson/page11-39.html

    diakses pada tanggal 27 Juli 2013.

    http://arjaenim.blogspot.com/2013/04/tokoh-orientalisme-christian-snouck.htmlhttp://arjaenim.blogspot.com/2013/04/tokoh-orientalisme-christian-snouck.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Theodor_N%C3%B6ldekehttp://en.wikipedia.org/wiki/Theodor_N%C3%B6ldekehttp://id.wikipedia.org/wiki/Bataviaasch_Genootschap_van_Kunsten_en_Wetenschappenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bataviaasch_Genootschap_van_Kunsten_en_Wetenschappenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Reformedhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reinier_de_Klerkhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reinier_de_Klerkhttp://id.wikipedia.org/wiki/Snouck_Hurgronjehttp://id.wikipedia.org/wiki/Snouck_Hurgronjehttp://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-566972.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-566972.htmlhttp://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/09750002-a-sauqi-s.pshttp://majelispenulis.blogspot.com/2013/07/snouck-hurgronje-sang-orientalis.htmlhttp://majelispenulis.blogspot.com/2013/07/snouck-hurgronje-sang-orientalis.htmlhttp://majelispenulis.blogspot.com/2013/07/snouck-hurgronje-sang-orientalis.htmlhttp://members.westnet.com.au/gary-david-thompson/page11-39.htmlhttp://arjaenim.blogspot.com/2013/04/tokoh-orientalisme-christian-snouck.htmlhttp://arjaenim.blogspot.com/2013/04/tokoh-orientalisme-christian-snouck.htmlhttp://en.wikipedia.org/wiki/Theodor_N%C3%B6ldekehttp://id.wikipedia.org/wiki/Bataviaasch_Genootschap_van_Kunsten_en_Wetenschappenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bataviaasch_Genootschap_van_Kunsten_en_Wetenschappenhttps://id.wikipedia.org/wiki/Gereja_Reformedhttp://id.wikipedia.org/wiki/Reinier_de_Klerkhttp://id.wikipedia.org/wiki/Snouck_Hurgronjehttp://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-566972.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-566972.htmlhttp://lib.uin-malang.ac.id/thesis/chapter_ii/09750002-a-sauqi-s.pshttp://majelispenulis.blogspot.com/2013/07/snouck-hurgronje-sang-orientalis.htmlhttp://majelispenulis.blogspot.com/2013/07/snouck-hurgronje-sang-orientalis.htmlhttp://members.westnet.com.au/gary-david-thompson/page11-39.html

  • 8/19/2019 Hidup Christiaan Snouck Hurgronje 1857 1

    22/22

    http://salam-online.com/2013/05/snouck-hurgronje-seorang-agnostik-

    dan-munafik-tulen-bag-1.html diakses pada tanggal 31 Juli 2013.

    http://www.referensimakalah.com/2013/01/biografi-christiaan-snouck-

    hurgronje.html diakses pada tanggal 27 Juli 2013.

    http://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-

    566972.html diakses pada tanggal 27 Juli 2013.

    http://salam-online.com/2013/05/snouck-hurgronje-seorang-agnostik-dan-munafik-tulen-bag-1.htmlhttp://salam-online.com/2013/05/snouck-hurgronje-seorang-agnostik-dan-munafik-tulen-bag-1.htmlhttp://www.referensimakalah.com/2013/01/biografi-christiaan-snouck-hurgronje.htmlhttp://www.referensimakalah.com/2013/01/biografi-christiaan-snouck-hurgronje.htmlhttp://www.referensimakalah.com/2013/01/biografi-christiaan-snouck-hurgronje.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-566972.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-566972.htmlhttp://salam-online.com/2013/05/snouck-hurgronje-seorang-agnostik-dan-munafik-tulen-bag-1.htmlhttp://salam-online.com/2013/05/snouck-hurgronje-seorang-agnostik-dan-munafik-tulen-bag-1.htmlhttp://www.referensimakalah.com/2013/01/biografi-christiaan-snouck-hurgronje.htmlhttp://www.referensimakalah.com/2013/01/biografi-christiaan-snouck-hurgronje.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-566972.htmlhttp://sejarah.kompasiana.com/2013/06/08/christiaan-snouck-hurgronje-566972.html