hg5 abruptio placenta
TRANSCRIPT
ABRUPTIO PLASENTA
Kelompok 5:Deby KristianiEka Wahyu IriantiIka PuspitasariNaela Mustika KRizka AulianaWaode HenyWilda Hajar
Outline
• Pengertian• Faktor Risiko• Klasifikasi• Pathoflow• Tanda dan Gejala• Komplikasi• Pemeriksaan diagnostik• Asuhan Keperawatan
Pengertian• Pelepasan plasenta dari tempat implantasinya di uterus sebelum janin lahir (MacDonald,1991).
• Pelepasan premature plasenta baik total maupun sebagian pada plasenta yang implantasinya normal (di uterus) setelah minggu ke-20 kehamilan (Gilbert, 2003)
•Abruptio plasenta merupakan perdarahan yang terjadi akibat pelepasan plasenta premature, setelah minggu ke-20 kehamilan, baik sebagian ataupun keseluruhan bagian plasenta yang mendahului kelahiran janin.
Introductory video
double click to watch
Nama lain Abruptio Plasenta
Solutio PlasentaAblasio PlasentaAccidental HaemorarrhgePremature Separation Of The Normally
Implanted Placenta
Faktor Risiko
1. PIH (Pregnancy Induced Hypertension)2. Abruptio sebelumnya3. Trauma 4. Rokok5. Penggunaan kokain6. Ruptur membrane yang premature7. Trauma tali pusat yang pendek8. Overdistented uterus9. Kelainan atau tumor uterus
Klasifikasi Abruptio Plasenta
Derajat Abruptio Plasenta1. Grade 02. Grade 13. Grade 24. Grade 3
Sifat Perdarahan Abruptio Plasenta
Derajat Abruptio Plasenta
Grade 0:• < 10% dari total plasenta terlepas• Tidak muncul gejala: perdarahan, uterus
lunak, syok maternal, koagulopati, fetal distress
• bekuan kecil retroplasenta ditandai pada kelahiran
• pemeriksaan retrospektif dengan pemeriksaan plasenta.
Grade 1
• Sekitar 10% - 20% dari total permukaan plasenta terlepas
• Perdarahan vagina dan adanya uterus empuk ringan,
• ibu dan janin tidak distres• tidak ada koagulopati• meliputi diagnosa “marginal sinus rupture”• kehilangan darah bervariasi
Grade 2• Sekitar 20% - 50% permukaan plasenta
terlepas• ada perdarahan • Uterus empuk dan kejang, perdarahan dapat
tersembunyi atau nyata, • adanya tanda fetal distres, • maternal tidak syok hipovolemik• koagulopati jarang• biasanya meningkat ke derajat 3 jika
persalinan disarankan.
Grade 3
• 50% plasenta terlepas• ada perdarahan dapat tersembunyi atau nyata• Uterus kejang parah• maternal mengalami syok • sering terjadi koagulopati• terjadi kematian fetus• komplikasi maternal mayor (misalnya nekrosis
kortikal ginjal)
Perdarahan tersembunyi (Concealed Hemorrhage)• Terdapat perdarahan tepat
dibelakang plasenta dan tapi plasenta masih tetap melekat.
• Plasenta telah lepas seluruhnya tapi membran tetap melekat pada dinding uterus.
• Darah merembes ke dalam ruangan amnion setelah menembus membran.
• Kepala janin melekat kuat pada segmen bawah uterus sehingga darah tidak dapat melewatinya.
Abruptio Plasenta Kronik Eksternal Abruption
• perdarahan akan berlangsung terus menerus sampai terjadi kelahiran
• terjadi vasokontriksi akibat dari kontraksi miometrium
PathoflowDegenerasi arteriol spiral
Nekrosis Desidua Basalis
Perdarahan
Pemisahan plasenta dari desidua
Ruptur Pembuluh darah
retroplasental atau hematoma subkorionikcouvelaire uterus DIC
• Let’s make it clear!
click to watch the video!
Tanda dan gejala
• Perdarahan per vagina yang terus menerus• Nyeri• Status hemodinamik mungkin tidak berhubungan
dengan kehilangan darah concealed bleeding abruptio
• Uterus lunak, iritabilitas, kontraksi atau bahkan tetanic (terguncang)
• Kompensasi fetal Distress fetal ; atau kematian fetal• Hypovolemia bergantung pada jumlah kehilangan
darah
Keterangan Placenta previa Abruption placenta
Serangan Tiba-tiba
Perdarahan Eksternal Eksternal atau tersembunyo
Warna darah Merah terang Merah gelap
Nyeri Hanya ketika
berkerja/beraktivitas
Hebat dan terus menerus
Bunyi jantung bayi Ada Ada atau tidak ada
Engagement Tidak ada Ada atau tidak ada
Presentation Abnormal Tidak ada hubungannya
Kontur uterus Normal Besar atau terjadi perubahan
bentuk
Tonus rahim lembut Keras
KomplikasiDICHypofibrinogenaemiàApoplexi uteroplasentair
(uterus couvelaire)Gangguan faal ginjal
Efek Maternal
Pemeriksaan diagnostik
• Laboratorium : Hemoglobin, hematokrit, trombosit, waktu protrombin, waktu pembekuan, waktu tromboplastin parsial, kadar fibrinogen, gen elektrolit plasenta. CBC, C T, BT, Elektrolit (bila perlu)
• Keadaan janin : Kardiootokografi, Doppler, Laennec.
• USG : Menilai letak plasenta, usia kehamilan dan keadaan janin secara keseluruhan.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan abruption plasenta ringan
Tanpa adanya tanda-tanda hipovolemia atau anemia dengan fetus immature kurang dari 36 minggu tanpa tanda-tanda distress fetal, manajemen yang sering digunakan di antaranya:
1. Hospitalisasi dengan fasilitas yang menyediakan intervensi Caesar karena pelepasan plasenta mungkin terjadi kapan pun, sangat cepat. Kortikosteroid harus dipersiapkan untuk maturitas paru fetal.
2. Observasi tanda-tanda adanya perdarahan yang tertahan atau yang yang keluar.
Lanjutan….
3. Lakukan monitoring terhadap FHR sampai 72 jam berlalu tanpa perdarahan, hipertensi dan pola FHR abnormal.
4. Monitor kontraksi uterus preterm yang dapat distimulasi oleh pelepasan prostaglandin akibat pelepasan plasenta.
5. Dapatkan data laboratorium dasar seperti CBC, koagulasi, perdarahan abnormal, serum elektrolit dan fungsi ginjal seperti serum darah urea nitrogen dan serum kreatinin.
Penatalaksaan abruption plasenta sedang-berat
1. Monitor status volume darah maternal secara berkelanjutan dengan indwelling foley kateter untuk menghitung urin output dan jumlah hematokrit setiap 2 jam.
2. Kembalikan kehilangan darah dengan cepat. Penggantian cairan biasanya ditambahkan dengan kristaloid seperti ringer laktat dan terapi komponen darah. Penambahan ringer laktat dan komponen darah digunakan untuk menjaga hematokrit tetap 30 % atau lebih dan urin output 30 ml per jam atau lebih.
Lanjutan
3. Monitor kondisi fetus. (DJJ harus dibandingkan dengan nadi ibu.
4. Monitor kerusakan koagulasi jika ada. Jika fibrinogen <150 mg/dl, terapi yang biasa digunakan adalah penggantian faktor pembekuan. Ini bisa ditambahkan dengan cryoprecipitate atau plasma beku segar untuk menggantikan fibrinogen dan transfuse platelet jika platelet < 50.000. Heparin biasanya digunakan untuk perbaikan
5. Perlancar aliran darah
Pengkajian
• Pengkajian awal dan terus menerus terhadap status fetus dan maternal penting untuk dilakukan. Pengkajian meliputi:
• Riwayat kehamilan, usia gestasi, dan waktu perkiraan persalinan.
• Pengkajian noninvasif curah jantung:
• Palpasi nadi arteri dan tekanan darah.
Lanjutan (1)
• Auskultasi bunyi jantung/ murmur dan suara napas
• Inspeksi warna kulit, temperatur, turgor, tingkat kesadaran, kapilari refil, urin output, vena-vena leher, oksimetri nadi, membran mukosa.
Lanjutan (2)
• Nilai laboratorium: hemoglobin (menurun), fibrinogen, fibrin degradation products (FDP), trombin, protrombin, dan tromboplastin.
• Pengkajian psikososial: tingkat kecemasan, kemampuan koping, harapan klien dan keluarga.
• Tes diagnostik: Pemeriksaan pelvis, Ultrasonografi
Diagnosa KeperawatanKekurangan volume cairan berhubungan
dengan hipovolemia sekunder karena kehilangan darah yang berlebihan sebelum melahirkan.
Cemas berhubungan dengan keprihatinan terhadap kesehatan individu dan keselamatan bayi.
Rencana Keperawatan
Kurangnya volume cairan b/d hipovolemia karena kehilangan darah yang berlebihan sebelum melahirkan.
• Tujuan : Meminimalkan dan mengelola komplikasi pendarahan prenatal
Intervensi• Ajarkan pada klien untuk melaporkan
pendarahan yang tidak biasanya dengan segera.• Pendarahan yang berlebihan menyebabkan
hipovolemia berat• Jika pendarahan terjadi, hubungi dokter dan
pantau: - Jumlahnya
- Adanya kram, kontraksi, nyeri atau nyeri tekan- Tanda-tanda vital- Haluaran urine
• Penanganan cepat dan mencegah SPK
• Pertahanan klien pada posisi terlentang• Berikan O2 melalui masker wajah 8L/menit
jika diindikasikan• Penambahan terapi O2 meningkatkan sirkulasi
O2 ibu pada fetal• Jika tanda-tanda syok, rujuk ke PK : Syok
hipovolemik• Informasi pada pengelolaan keperawatan
lebih lanjut
• Rujuk ke diagnose keperawatan berduka• Pemberian dukungan• Siapkan untuk kelahiran segera dan resusilasi
neonatur• Keselamatan pasien segera• Tanyakan tentang penggunaan alkohol, rokok,
obat-obatan, dan adanya trauma selama kehamilan.
• Derajat keparahan plasenta abruptio
Referensi • Bobak, dkk. (2004). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC.• Mansjoer, Arif . 2001. Kapita Selekta edisi 3 jilid 1, Media Aeskulapius. Bagian Obstetri dan
Ginekologi: FKU Padjadjaran.• Patricia W Ladewig. 2005. Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru Lahir edisi 5. Jakarta: EGC. • Achadiat, Chrisdiono M. 2003. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EKG. • Wikryosastro, Hanifa. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT Gramedia.
http://www.scribd.com/doc/16343591/Makalah-Askep-Solusio-Plasenta• Gilbert dan Harmon. (2003). Manual of high risk preganancy & delivery. 3rd edition. USA:
Mosby• http://nursingcrib.com/wp-content/uploads/placentaabruptionclassification.jpg diunduh
pada Rabu, 6 Oktober 2010 pukul17.05• http://content.revolutionhealth.com/contentimages/h5550961.jpg diunduh pada Rabu, 6
Oktober 2010 pukul17.14• http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000901.htm diunduh pada Rabu, 6
Oktober 2010 pukul 18.05• http://www.umm.edu/pregnancy/000127.htm diunduh pada Rabu, 6 Oktober 2010 pukul
18.13• http://www.birth-injury-malpractice-law.com/placental-abruption.shtml diunduh pada Rabu,
6 Oktober 2010 pukul 18.16