herdi susanto buku ajar material teknik 2 · 7,1-$8$1 3867$.$ .hwdqjjxkdq %dkdq .hwdqjjxkdq edkdq...
TRANSCRIPT
Sub Modul Praktikum
PRAKTIKUM UJI KETANGGUHAN BAHAN
Tim Penyusun Herdi Susanto, ST, MT
NIDN :0122098102 Joli Supardi, ST, MT
NIDN :0112077801
Mata Kuliah FTM 006 Material Teknik + Praktikum
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR
TAHUN 2015
4
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan keberhasilan bagi kami dalam menyelesaikan
penyusunan buku Modul Praktikum Material Teknik dengan Sub Modul
Praktikum Uji Ketangguhan Bahan , yang di adaopsi dari Penelitian
Mandiri dengan judul “Rancang Bangun Alat Uji Impact Tipe
Charpy ”.
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Universitas Teuku
Umar dukungan moril dan pencerahan diri sehingga penelitian dapat
terlaksana dengan dengan telaksana penelitian sehingga buku Sub Modul
Praktikum ini dapat disusun oleh tim penyusun Kemudian, kami
ucapkan terima kasih kepada pihak Fakultas Teknik dan terutama
kepada Jurusan Teknik Mesin yang telah memberikan kerja sama yang
sangat baik bagi kelancaran penyusunan buku ini.
Tidak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada seluruh tim
penyusun buku dan peneliti mulai darimahasiswa tugas akhir sampai
dengan staf pengajar yang telah mencurahkan seluruh tenagadan
pikirannya dalam menyelesaikan penelitian ini.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah membantu keberhasilan penyusunan buku ini ini yang
kiranya tidak mungkin kami sebutkan satu persatu di sini.
Akhirnya, semoga buku modul praktikum ini bisa menjadi
rujukan untuk kegiatan praktikum mahasiswa
Meulaboh, 30 Desember 2015 Tim Penyusun
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. Ketangguhan Bahan
Ketangguhan bahan adalah suatu ukuran energi yang diperlukan untuk
mematahkan suatu bahan. Bahan yang bersifat ulet akan memerlukan energi
perpatahan yang lebih besar dan mempunyai sifat tangguh yang lebih baik dari
pada bahan yang bersifat getas dengan kekuatan bahan yang sama. Penurunan
ketangguhan bahan sangat beresiko dan dapat berakibat fatal, oleh karena itu
ketangguhan perlu diukur atau dikuantifikasi secara konvensional, hal tersebut
dilakukan dengan uji impak atau benturan.
Pengujian impak bertujuan untuk mengukur berapa energi yang dapat
diserap suatu material sampai material tersebut patah. Pengujian impak
merupakan respon terhadap beban kejut atau beban tiba-tiba (beban impak) [3].
Dalam pengujian impak terdiri dari dua teknik pengujian standar yaitu Charpy
dan Izod. Pada pengujian standar Charpy dan Izod, dirancang dan masih
digunakan untuk mengukur energi impak yang juga dikenal dengan ketangguhan
takik [3].
1.2. Metode Izod
Menggunakan batang impak kantilever. Benda uji izod sangat jarang
digunakan pada saat sekarang ini. Pada benda uji izod mempunyai penampang
lintang bujur sangkar atau lingkaran dan bertakik V didekat ujung yang di jepit.
1.3. Metode Charpy
Menggunakan batang impak yang ditumpu pada kedua ujungnya. Benda
uji charpy mempunyai luas penampang lintang bujur sangkar dan memiliki takik
V – 450, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm. Benda uji
diletakkan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang bertakik diberi
beban impak dengan ayunan bandul. Benda uji akan melengkung dan patah pada
laju regangan yang tinggi [4].
Menurut ASTM, standarisasi Notched Bar Test adalah ASTM E 23-01,
kedua metode di atas dapat di lihat pada gambar 1.1.
Gambar 1.1. Metode Pengujian Impak Sumber : Calliester, 2007
1.4. PengujianAlat Uji Impak Metode Charpy
Dalam menentukan ketahanan logam terhadap pembebanan kejut (Impact
Strenght), prinsipnya adalah berapa besar gaya kejut yang dibutuhkan untuk
mematahkan benda uji dibagi dengan luas penampang bahan [5].
Spesimen Charpy berbentuk batang dengan penampang lintang bujur
sangkar dengan takikan V oleh proses permesinan (gambar 1.2.a). Mesin
pengujian impak diperlihatkan secara skematik dengan (gambar 1.2.b). Beban
didapatkan dari tumbukan oleh palu pendulum yang dilepas dari posisi ketinggian
h. Spesimen diposisikan pada dasar seperti pada (gambar 1.2.b) tersebut. Ketika
dilepas, ujung pisau pada palu pendulum akan menabrak dan mematahkan
spesimen ditakikannya yang bekerja sebagai titik konsentrasi tegangan untuk
pukulan impak kecepatan tinggi. Palu pendulum akan melanjutkan ayunan untuk
mencapai ketinggian maksimum h’ yang lebih rendah dari h. Energi yang
diserap dihitung dari perbedaan h’ dan h (mgh – mgh’), adalah ukuran dari
energi impak. Posisi simpangan lengan pendulum terhadap garis vertikal sebelum
dibenturkan adalah α dan posisi lengan pendulum terhadap garis vertikal setelah
membentur spesimen adalah β.
Gambar 1.2. Metode Impak Type Charpy Sumber : Calliester, 2007
1.5. Prinsip Dasar Mesin Uji Impak
Apabila pendulum dengan berat G dan pada kedudukan h1 dilepaskan,
maka akan mengayun sampai kedudukan posisi akhir 4 pada ketinggian h2 yang
juga hampir sama dengan tinggi semula (h1), dimana pendulum mengayun bebas.
Pada mesin uji yang baik, skala akan menunjukkan usaha kilogram meter (kg.m)
pada saat pendulum mencapai kedudukan 4. seperti terlihat pada Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Prinsip Dasar Mesin Uji Impak
Apabila batang uji dipasang pada kedudukannya dan pendulum dilepaskan,
maka pendulum akan memukul batang uji dan selanjutnya pendulum akan
mengayun sampai kedudukan 3 pada ketinggian h2.
Usaha yang dilakukan pendulum waktu memukul benda uji atau usaha
yang diserap benda uji sampai patah dapat diketahui dengan menggunakan
persamaan 1.1, [5, 6, 3]:
W1 = G x h1 (Kg.m) ........................................................................ 1.1
Atau dengan menggunakan persamaan 1.2 :
W1 = G x λ (1 – cos α) (Kg.m) ....................................................... 1.2
Dimana :
W1 = Usaha yang dilakukan (Kg.m)
G = Berat pendulum (Kg)
h1 = Jarak awal antara pendulum dengan benda uji (m)
λ = Jarak lengan pengayun (m)
cos λ = Sudut posisi awal pendulum
Sedangkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan 1.3 :
W2 = G x h2 (Kg.m) ........................................................................ 1.3
Atau dengan menggunakan persamaan 1.4 :
W2 = G x λ (1 – cos β) (Kg.m) ...................................................... 1.4
Dimana :
W2 = Sisa usaha setelah mematahkan benda uji (Kg.m)
G = Berat pendulum (Kg)
H2 = Jarak akhir antara pendulum dengan benda uji (m)
λ = Jarak lengan pengayun (m)
cos β = Sudut posisi akhir pendulum
Besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat
diketahui melalui persamaan 1.5 :
W = W1 – W2 (Kg.m) ................................................................... 1.5
Sehingga dari persamaan diatas diperoleh persamaan 1.6 :
W2 = G x λ (cos β – cos λ) (Kg.m) ................................................. 1.6
dimana :
W = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (Kg m)
W1 = Usaha yang dilakukan (Kg m)
W2 = Sisa usaha setelah mematahkan benda uji (Kg m)
G = Berat pendulum (Kg)
λ = Jarak lengan pengayun (m)
cos λ = Sudut posisi awal pendulum
cos β = Sudut posisi akhir pendulum
Besarnya harga impak setelah dilakukan pengujian dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 1.7:
K = 0A
W ........................................................................................ 1.7
dimana :
K = Nilai impak (Kg m/mm2)
W = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (Kg m)
Ao = Luas penampang di bawah takikan (mm2)
Pengujian impak dapat di identifikasi sebagai berikut [5,7]:
1. Material yang getas, bentuk patahannya akan permukaan merata, hal ini
menunjukkan bahwa material yang getas akan cenderung patah akibat
tegangan normal.
2. Material yang ulet akan terlihat meruncing, hal ini menunjukkan bahwa
material yang ulet akan patah akibat tegangan geser.
3. Semakin besar posisi sudut β akan semakin getas, demikian
sebaliknya. Artinya pada material getas, energi untuk mematahkan
material cenderung semakin kecil, demikian sebaliknya.
BAB II
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium / workshop Universitas Teuku
Umar (Workshop M UTU). Setiap kejadian, respon dan hasil yang diperoleh
selama menjalankan kegiatan dicatat dalam dokumentasi dengan bantuan
komputer untuk menjamin akuntabilitas hasil penelitian.
2.2. Bahan dan Alat
Pada penelitian ini menggunakan bahan dan yang terbuat dari kuningan ,
baja karbon dan tembaga.
2.2.1. Spesimen Uji
Dimensi dan ukuran spesimen dibuat berdasarkan standar ASTM E 23-
02 tipe A, seperti terlihat pada gambar 2.1.
10 mm 450
Gambar 2.1.Dimensi dan ukuran spesimen uji impak charpy.
Sumber : ASTM E 23-02.
55 mm 10 mm
2.3. Alat Praktikum
Peralatan Alat uji yang di gunakan pada praktikum ini adalah Alat uji
impak Machine dengan spesifikasi seperti yang di tunjukan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2. Alat Uji Impak Sumber : Farizal dan Jufrianto, 2013
Keterangan :
Skala pengukur energy impak Pengunci Pendulum Rellintasan Pendulum Kerangka utama Kerangka penyangga Bandul dan Pedal rem 2.4. Peralatan Kerja
Peralatan kerja yang digunakan dalam pembuatan spesimen kuningan alat uji
impak tipe charpy adalah sebagai berikut :
2.4.1. Gergaji Tangan dan Ragum
Alat pendukung kerja ini yang digunakan dalam proses pemotongan
(spesimen), dengan mengunakan ragum ini untuk mengikat spesimen sewaktu di
potong, untuk alat pemotongan spesimen dengan mengunakan gergaji tangan,
2.4.2. Jangka sorong.
Jangka sorong ini digunakan untuk menggukur panjang dan lebar, juga
menggukur kedalaman takik spesimen sampai dengan 200 mm, ketelitian 0,05
mm
2.4.3. Kikir Tangan
Alat pendukung kerja yang digunakan dalam proses pembuatan spesimen
untuk membuat takikan pada spesimen dengan penampang sudut 450 kikir ini
mempunyai panjangnya 10 mm,
2.5. Pengujian alat uji impak type charpy
Pengujian alat uji impak menggunakan material kuningan dengan
langkah- langkah pengujian sebangai berikut:
1. Mengangkat Bandul 1400 dengan cara memutar melawanan arah jarum
jam secara pelahan-lahan.
2. Meletakkan benda uji (spesimen) pada tempat tumpuan dengan benar-
benar pada posisi tegah, dimana pisau pada bendul spesimen sejajar
dengan takikan benda tersebut.
3. Menyetel posisi jarum skala ukuran di 00
4. Sebelum di tarik kunci bandul pada pendulum harus ditekan pedal rem
atau di tekan dengan kaki.
5. Tarik pengunci bandul atau melepaskan untuk mengayun dan
mematahkan spesimen benda uji.
Pengujian Alat Uji
Validasi Alat Uji
Analisa Data
Kesimpulan Penelitian
Selesai
Mulai
6. Pedal rem di lepaskan untuk menghentikan bandul.
7. Melihat dan mencatat hasil data pengujian yang di tujukan oleh jarum
penunjuk pada busur derajat.
8. Masukan data energi impak yang telah di uji pada tabel berikut.
2.8. Diagram Alir Praktikum
Rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam praktikum ini dapat dilihat
dalam gambar 2.6.
Gambar 3.6. Diagram alir penelitian
Persiapan dan Pembuatan Spesimen
ASTM E 23
3.9. Proses Pembuatan Spesimen
3.9.1. Pemotongan spesimen.
Spesimen kuningan ini merupakan campuran dari tembaga dan seng,
Tembaga merupakan komponen utama dari kuningan dan kuningan biasanya di
klasifikasikan sebangai paduan tembaga dengan bedasarkan ASTM E 23-02
dengan dimensi 10 mm x 10 mm x 55 mm
3.9.2. Proses meratakan spesimen
Kertas Atlas Brand ini untuk meratakan pinggir spesimen alat uji dalam
penelitian ini dengan mengunakan ukuran kertas gosok P400 dan P600
3.9.3. Proses Pembuatan Takik.
Spesimen kuningan ini setelah di ukur dan pemotongan maka harus dibuat
takik pada ukuran tengah- tengah spesimen dengan kedalaman takik 2 mm
3.9.4. Proses pengukuran Spesimen.
Dengan selesainya proses pemotongan, maka di lanjutkan denga proses
meratakan dengan mengunakan kertas Atlas Brand, dengan dua cara, yang
pertama dengan mengunakan kertas Atlas Brand P 400, yang ke dua mengunakan
kertas Atlas Brand P 600, sehingga baru proses pengukuran spesimen, dengan
pengukuran, panjang, dan lebar, juga ukuran takik,
3.10. Proses Pengujian
Langkah-langkah dalam proses pengujian alat uji impak tipe charpy adalah
sebagai berikut :
3.10.1.Proses mengangkat bandul pada pengunci.
Mengangkat bandul pada pengunci, dari 00 diangkat pada posisi sudut 1400,
mengangkat bandul dengan cara memutar dan melawan arah jarum jam secara
pelahan-lahan
3.10.2. Proses peletakan spesimen pada tumpuan.
Peletakan benda uji pada tempat tumpuan, alat uji harus benar-benar pada
posisi tegah, dimana pisau pada bendul spesimen sejajar dengan takik, dan posisi
kedudukan takik membelakangi bandul
3.10.3. Proses skala energi impak di 00
Setelah di angkat bandul maka, posisi jarum skala energi impak di 00
3.10.4. Proses penekanan Pengereman bandul.
Sebelum ditarik kunci bandul pada pendulum, maka harus di tekan pedal
rem untuk tidak terjadi pengereman waktu bandul mengayun atau waktu
pengujian spesimen,
3.10.5. Proses penarikan Pengunci Pendulum
Tarik pengunci bandul atau melepaskan pengunci untuk melihat
perpatahan spesimen benda uji yang diletakan pada posisi tumpuan,
3.10.6. Proses pembacaan skala energi impak.
Melihat dan mencatat hasil data pengujian yang ditujukan oleh jarum
penunjuk pada busur derajat
BAB III
PRAKTIKUM KETANGGUHAN BAHAN
3.1. Hasil Praktikum
3.1.1. Hasil spesimen yang telah di uji
Spesimen yang di uji material kuningan nilai skala spesimen I dan III= 660
dan spesimen II= 680
4.1.2. Pengisian data pada tabel energi impak.
Hasil pengujian alat uji impak type (charpy) untuk material kuningan, di
isi pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Tabel hasil Perhitungan Derajat Energi Impak
NO Material Nomor Spesimen Derajat Energi impak (0)
1 Kuningan Spesimen 1
2 Kuningan Spesimen 2
3 Kuningan Spesimen 3
3.2. Menghitung energi impak material kuningan
Evaluasi terhadap hasil perhitungan energi impak dilakukan dengan
menghubungkan sudut derajat energi impak terhadap persamaan standar
pengujian impak dari persamaan 2.2 dimana :
W1 = G x λ (1 – cos α) (kg.m) ....................................................... 4.1
Dimana :
W1 = Usaha yang dilakukan (Kg.m)
G = Berat pendulum (Kg)
λ = Jarak lengan pengayun (m)
cos α = Sudut posisi awal pendulum
Data dari alat uji impak diketahui G = 6 Kg, λ = 0,55 m, α = 1400, maka
dihasilkan usaha awal yang dilakukan (W1) adalah :
W1 = G x λ (1 – cos α)
W1 = 6 Kg x 0,55 m (1 – cos 1400)
W1 = 3.3 Kg.m (1 + 0.766)
W1 = 3,3 Kg.m (1.766)
W1 = 5,8278 Kg.m
Usaha awal yang dilakukan oleh alat uji impak tipe charpy yang
direncanakan adalah sebesar 5,8278 Kg.m
Untuk menghasilkan besarnya energi awal alat uji impak tipe charpy
dalam satuan Joule atau N.m maka :
a) Satuan Kg.m dikalikan dengan standar gravitasi bumi 9,80 m/det
menghasilkan 5,8278 Kg.m x 9,80 m/det = 57,11 Kg.m2/s2, jika satuan
Kg.m2/s2 = N.m., maka 57,11 Kg.m2/s2 sama dengan 57,11 N.m
b) Satuan N.m sama dengan satuan Joule ( 1 N.m = 1 Joule), maka kapasitas
maksimum alat uji impak yang direncanakan desainnya ini adalah 57,11
N.m atau 57,11 Joule.
Adapun sisa usaha setelah mematahkan benda uji dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.4 :
W2 = G x λ (1 – cos β) (Kg.m) ....................................................... 4.2
Dimana :
W2 = Sisa usaha setelah mematahkan benda uji (Kg.m)
G = Berat pendulum (Kg)
λ = Jarak lengan pengayun (m)
cos β = Sudut posisi akhir pendulum
jika diasumsikan bahwa sudut posisi akhir pendulum setelah pengujian
adalah 660 (β), maka akan dihasilkan sisa usaha setelah mematahkan benda uji
adalah :
1) Spersimen I
W2 = G x λ (1 – cos β)
W2 = 6 Kg x 0,55 kg (1 – Cos 660)
W2 = 3.3 Kg.m (1 - 0,4067)
W2 = 3.3 Kg.m (0,5933)
W2 = 1,9579 Kg.m
2) Spersimen II
W2 = G x λ (1 – cos β)
W2 = 6 Kg x 0,55 kg (1 – Cos 680)
W2 = 3.3 Kg.m (1 - 0,3746)
W2 = 3.3 Kg.m (0,6254)
W2 = 2,063 Kg.m
3) Spesimen III
W2 = G x λ (1 – cos β)
W2 = 6 Kg x 0,55 Kg (1 – Cos 660)
W2 = 3.3 Kg.m (1 - 0,4067)
W2 = 3.3 Kg.m (0,5933)
W2 = 1,9579 Kg.m
Jadi sisa usaha setelah mematahkan benda uji material kuningan oleh alat
uji impak tipe charpy yang direncanakan pada spesimen III adalah sebesar
1,9579 Kg.m.
Dan besarnya usaha yang diperlukan untuk memukul patah benda uji dapat
diketahui melalui persamaan 2.5 :
W = W1 – W2 (Kg.m) .................................................................... 4.3
dimana :
W = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (kg.m)
W1 = Usaha yang dilakukan (kg.m)
W2 = Sisa usaha setelah mematahkan benda uji (kg.m)
Dengan menggunakan data diatas dimana W1 = 5,8278 Kg.m dan W2 =
2,063 Kg.m, maka akan dihasilkan usaha yang diperlukan alat uji yang
direncanakan untuk mematahkan benda uji adalah sebesar :
Spesimen II
W = W1 – W2
W = 5,8278 Kg.m – 2,063 Kg.m
W = 3,7648 Kg.m
Spesimen I dan III
W = W1 – W2
W = 5,8278 Kg.m – 1,9579 Kg.m
W = 3,870 Kg.m
Besarnya harga impak setelah dilakukan pengujian dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan 2.7
K = 0A
W ....................................................................................... 4.4
dimana :
K = Nilai impak (Kg m/mm2)
W = Usaha yang diperlukan untuk mematahkan benda uji (Kg m)
Ao = Luas penampang di bawah takikan (mm2)
Spesimen I dan III adalah W = 0,047 Kg.m dan spesimen II W= 0,048
kg.m, dan luas penampang spesimen yang direncanakan berdasarkan standar
ASTM E 23-07 tipe A, seperti terlihat pada Gambar 4.12.
10 mm 450
Gambar 4.2. Dimensi dan ukuran spesimen uji impak charpy. Sumber : ASTM E 23-02, 2002
Maka diketahui dari gambar 4.12. dimensi dan ukuran spesimen uji impak
charpy adalah luas penampang di bawah takikan A0 adalah :
A0 = t x l (mm2) ............................................................................. 4.5
Dimana :
T = Tinggi spesimen dibawah takik (mm)
L = Lebar spesimen (mm)
55 mm 10 mm
Dari dimensi dan ukuran spesimen type A alat uji impak charpy ASTM E-
23-02, diketahui bahwa T = 8 mm dan L = 10 mm, maka dihasilkan luas
penampang dibawah takikan A0 adalah
A0 = t x l (mm2)
A0 = 8 mm x 10 mm
A0 = 80 mm2
Jika A0 telah diketahui sebesar 80 mm2, maka besarnya harga impak
setelah dilakukan pengujian, adalah :
Spesimen I dan III
K = 0A
W
K = 280
kg.m 3,7648
mm
K = 0,047 kg m/mm2
Spesimen II
K = 0A
W
K = 280
kg.m 3,870
mm
K = 0,048 kg m/mm2
Hasil perhitungan untuk 3 spesimen kuningan yang ditunjukkan pada tabel 4.2
Tabel 4.2. Tabel hasil Perhitungan Energi Impak
NO Material Nomor Spesimen Derajat Energi
impak (0)
Energi Impak
Kg.m/mm2
1 Kuningan Spesimen 1 66 0,047
2 Kuningan Spesimen 2 68 0,048
3 Kuningan Spesimen 3 66 0,047
Maka dapat diketahui bahwa besarnya energi impak terhadap rata-rata
material kuningan adalah :
1) Spesimen I K = 0,047 Kg m/mm2
2) Spesimen II K = 0,048 Kg m/mm2 dan
3) Spesimen III K = 0,047 Kg m/mm2
Krata2 =
= , , ,
Krata2 =
, . /
Krata2 = 0,047 kg.m/mm2.