repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/mira hasti hasmira_292_07.pdf3. ketua jurusan...

43
Laporan Penelitian j KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN KEAKTIFAN MAHASISWA DI PROGRAM STUD1 PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI UNIVERSITAS NEGERI PADANG %r ;;e ?!j' 1 t ,,, -. -,. kV-\ Mira ~ a s d i ~a'sh-iii ; ?.,: ;h!,?r,.7ry - 24~ ihkl@R+k2 -1 , .'.. .s.\>s:.\i.:.:,~! . ,! <$ 1 .f I:; ! I' 16 ", ,I; ,,. !Ih2! Penelitian ini dibiayai oleh : [r a. lyTf.. r c , ' , . , Dana DIK/ DIKS Universitas Negeri Padang Tahun Anggaran 2007 Surat Perjanjian Kontrak Nomor : 805/H35/KU/DIPA/2007 Tanggal 26 Maret 2007 Jurusan Sejarah / Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Fakultas Ilmu-Jlmu Sosial Universitas Negeri Padang 2007

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Laporan Penelitian

j

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DAN KEAKTIFAN MAHASISWA DI

PROGRAM STUD1 PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

%r

;;e ?!j'

1 t ,,, -. -,. kV-\ Mira ~ a s d i ~ a ' s h - i i i ; ?.,: ; h ! , ? r , . 7 r y - 2 4 ~ ihkl@R+k2 -1 , .'.. . s . \ > s : . \ i . : . : , ~ ! .

,! <$ 1 .f

I:; ! I ' 16 ", ,I; ,,.

! Ih2!

Penelitian ini dibiayai oleh : [ r a. lyTf.. r c , ' , . , Dana DIK/ DIKS Universitas Negeri Padang

Tahun Anggaran 2007

Surat Perjanjian Kontrak Nomor : 805/H35/KU/DIPA/2007

Tanggal 26 Maret 2007

Jurusan Sejarah / Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Fakultas Ilmu-Jlmu Sosial

Universitas Negeri Padang

2007

Page 2: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

I Judul Penelitian : Komunikasi Yang Efektif dan Keaktifan Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Negeri Padang

! a Ketua Peneliti Nama Lengkap dan Gelar

8 Jenis Kelamin

= Golongan Pangkat dan NIP

= Jabatan Fungsional

Jabatan Struktural

8 Jurusanl F a k u k

Pusat Penelitian

b Alarnat Ketua Peneliti

Kantor/telepon/fax

Rumahltelepon

E-mail

: Mira Hasti Hasmira, SH, M.Si

: Perempuan

: n1 BIPenataMudaTkU 132 318773 -

: Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi-Jurusan Sejarah I FIS UNP -

: Jurusan SejarahFISUNP23151 10751 -445127 : Jl Simp Tigo RT 03N No 18 A n PadangJ 08 197536630 : mirailvas O1F@,yalioo.com

3 Jumlah Anggota Peneliti a Nama Anggota Peneliti I b Nama Anggota Peneliti I1 : -

I 4 Lokasi Penelitian : Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi Jur Sejamh FIS UNP -

5 Kerjasarna dengan Institusi Lain

a Nama lnstitusi

b Alarnat

c Telepont Faksle-mail

5 Jangka Waktu Penelitian : 2 (dua) bulan

6 Biaya yang Diperlukan : Rp. 5.800.000,- (Lima Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah)

NIP. 132 31 8 773

Page 3: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

2

LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN

1 a Judul Penelitian : Komunihi Yang Efektif dan Keaktifan Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Universitas Negeri Padang

b Bidang Ilrnu : Sosial (Komunikasi)

2 Personalia

a Ketua Peneliti Nama Lengkap dan Gelar : Mira Hasti Hasmira, SH, M.Si

Golongan Pangkat dan NIP : 111 B / Penata Muda Tk I/ 132 3 18 773

Jurusanl Fakultas : Prodi Pendidikan Sosiologi Antropologi-Jurusan Seejarah / FIS UNP

b Anggota Peneliti

Narna Lengkap dan Gelar : - - Golongan Pangkat dan NIP : - Jurusanl Fakultas

c Anggota Peneliti

Narna Lengkap dan Gelar : - = Golongan Pangkat dan NIP : -

Jurusanl Fakultas

3 Laporan Akhir Penelitian : Telah direvisi sesuai saran pereviu

Padang, November 2007 Pereviu I

(Dr. Susi Evanita, MS)

Page 4: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Permasalahan diilam penelitian ini adalah apa yang menyebabkan ketidak-aktifan mahasiswa di dalam kelas sehingga tidak te rjadi komunikasi yang efektif!

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara serta pengamatan berperan serta. Infonnan dalam penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Jurusan Sejarah Universitas Negeri Padang. Teknik analisa data yang digunakan adalah dengan mengelompokkan, membuat suatu urutan serta memanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga mudah dibaca.

Dari penelitian yang dilakukan, didapat bahwa penyebab ketidak- aktifan mahasiswa di dalam kelas sehingga tidak terjadi komunikasi yang efektif, adalah (1) Menurut pandangarl mahasiswa : karena k u i ~ n g percaya diri, bahasa yang digunakan dosen terlalu tinggi, dosen yang kaku di depan kelas, dosen hanya bertanya pada orang-orang tertentu saja, doszr~ tidak memahami apa yang dirasakan mahasiswa, lingkungan perkuliahan yang tidak nyaman, suasana di luar kelas yang cenderung bising, serta ruang kelas yang panas. (2) Menurut pandangan dosen : mahasiswa tidak mempersiapkan diri dalam penguasaan materi sebelumnya, sehingga didalam kelas hanya terjadi komunikasi satu aral.1 saja.

Komunikasi efektif akan dapat tercapai biIa proses komunikasi tersebut dilakukan secara sadar dengan mengenali hambatan atau potensi hambatan dan memahami serta menyiapkan pemecahan masalahnya. Hambatan-hambatan itu dimtaranya. adslah saling menyalahkan, menutup diri terhadap usaha mencapai kebaikan bersama, melemahnya tanggung jawab personal, serta ketidaksiapan menerima perbedaan pendapat dan kelemahan pihak lain. Sedangkan cara yang dapat dilakukan dose2 ur?k! menimbulkan keaktifan mahasiswa di dalam kelas sehingga komunikasi yang efektif dapat terjadi adalah dengan lebih memperhatikan manajemen kelas, bangkitkan partisipasi mahasiswa, dengan menyatukan pengalaman yang sarna-sama dirniliki, mempertahankan kontak mata, menciptakan suasana yang menghibur, mempertahankan kontak dengan mahasiswa hingga di luar kelas sekalipun.

Page 5: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

PENGANTAR

BismiIlhirrahmanirrahiim,

Puji syukur Penulis haturkan ke hadirat Allah Yang Maha Besar,

karena dengan rahinat dan karunia Nya Penulis dapat menyelesaikan

penelitian ini.

Penelitian ini dapat diselesaikan tidak terlepas dari bantuan moriil

dan materiil berbagai kalangan, khususnya Pembahas, Nara Sumber.dan

Keluarga. Oleh karena iru, Penulis mengucapkan terima kasih yang tulus

kepada yang terhorrnat :

1. Ibu Dr. Susi Evanita dan Bapak Drs. Azman, M.Si selaku

Pembahas.

2. Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang.

3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas

Negeri Padang.

4. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Fakultas Ilmu-ilrnu Sosial Universitas Negeri Padang.

5 . Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu Dosen Progmm Studi Pendidikan

Sosiologi Antropologi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Padang.

6 . Mahasiswa Angkatan 2003 dan 2004 Program Studi Pendidikan

Sosiologi Antropologi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-Ilmu

Sosial, Universitas Negeri Padang.

7. Suami tercinta Herri Budiman serta anak tersayang Ulung

Budiman yang selalu memberikan dukungan dan semangat yang

tak henti-hentinya kepada Penulis untuk menyelesaikan

penelitian ini.

8. Ayahanda Syahril Ilyas dan Ibunda Irma Nurnis tercinta, kakak-

kabk tersayang, Rh i Hasmira dan keluarga, Nelda Hasmira

iii

Page 6: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

dan keluarga, Werda Autisya Hasmira dan keiuarga. Tidak lupa

keponakan-keponakaa ku terkasih, Adit, Dena, Sherena, Adine,

Luthfi, Allysha dan Aprilia.

9. Uni Erda "encim" Fitriani yang selalu memberi support kepada

Penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

10. Semua pihak yang tidah dapat Penulis tuliskan satu persatu,

yang pasti teiah sangat banyak membantu Penulis

menyelesaikan penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan hasil penelit& ini

masih banyak terdapat kekurangan. Karena itu, saran dan kritik yang

bersifat membangun untuk kesempurnaan hasil penelitian ini sangat

diharapkan.

Akhimya penulis berharap semoga penyusunan laporan penelitian

ini bennan faat adanya Arnien.

Padang, 1 9 November 2007

Penulis,

Mira Hasti Hasmira, SH, M.Si

Page 7: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

DAFTAR IS1

Lembar Identitas dan Pengesahan

Abstrak

Pengantar

Dafcar isi

Daftar Lampiran

BAB I : PZNDAHULUAN

1. Latar Belakang

2. Perurnusan Masalah

BAR 11: TINJAUAN PUSTAKA

1. Komunikasi Antar Personal

2. Komunikasi Efektif

3. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestall

BAB 111: TUJUAN DAN MANFAT PENELITIAN

1. Tujuan Peneli tian

2. Manfaat Penelitian

BAB IV: METODE PENELITIAN

1. Metode Penelitian

2. Obyek, Tempat Penelitian dan Waktu PeneIitian

3. Metode Pengumpulan Data dan Penulisan

4. Teknik Analisis Data (Interpretasi Data)

BAB V: I-IASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

2. Pembahasan

BAB VI: KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

2. Saran

D a h r Pustaka

Lam pi ran

Page 8: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Lampiran I : Pedoman Wawancara

Lampiran 2 : Personalia Peneliti

Page 9: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

BAB I

P E N G r n A R

1. LATAR BELAKANG

Menurut Tubbs & Moss, komunikasi yang efektif memberikan

keuntungan dalam mencapai tujuan-tujuan prihadi dan pekerjaan.

Siapapun anda dan a p q u n pekerjaan anda, anda tidak bisa tidak harus

melakukan komunikasi. Pengarnaian Jangka panjang yang dilakukan

Schein atas sej umlah lulusan MT (Mmsacl?usetts Institute of techno lo^)

yang diwawancarai berkali-kaii selama lebih dari 15 tahun, membuktikan

bahwa komunikasi efektif merupakan salah satu keahlian terpenting,

bahkan boleh jadi merupakan ha1 yang paling penting, untuk mencapai

keberhasilan dan kebahagiaan hidup. Hal ini berlaku pula bagi orang-

orang yang amat pandai, yang mempunyai kemarnpuan teknik yang amat

baik, atau bagi para lulusan sekolah yang bergen gsi. Berdasarkan hasil

risetnya, Schein menekankan bahwa kemampuan meningkatkan manfaat

komunikasi antar persona merupakan suatu keahlian istimewa "tidak

hanya bagi pengembangan pribadi d m keluarga, namun juga bagi

peningkatan karier" (Tubs & Moss, 1994 : 2 1)

Page 10: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Dalam perkuliahan, salah satu bentuk komunikasi yang terjadi

adalah ketika terjadi penyampaian pendapat atau bertanya antara dosen

dan mahasiswa yang merupakan salah satu manifestasi dari sikap ilmiah.

Situasi kuliah dapat mengembangkan kebebasan mimbar, yang

berarti bahwa si mahasiswa berhak dan bebas untuk bertanya atau

memberi tanggapan serta pendapat. Bahkan menguji suatu ide atau teori

maupun praktek pelaksanaannya, sesuai dengan faktor atau penalaran.

(Salam, 2004 : 16)

Namun, kenyataan yang ditemui di lapangan ketika penulis

mengajar di dalam kelas adalah mahasiswa diam ketika diberi sebuah

pertanyaan, diam ketika diberi kesempatan untuk bertanya atau

menanggapi apalagi maju ke depan kelas. Hal ini terjadi di tempat penulis

mengajar, yaitu di Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi,

Jurusan Sejarah, Fakultas Umu-ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang.

Penulis sangat tertarik dengan masaiah di atas dan mulai

melakukan beterapa wawancaw ~ w a l dengan beberapa orang mahasiswa

Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Jurusan Sejarah,

Fakultas Ilmu-ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang. Hasilnya cukup

mengejutkan. Banyak diantara mereka tidak memiliki percaya diri yang

cukup untuk mengungkapkan apa yang mereka rasakan dan apa yang

mereka pikirkan. Padahal mereka ingin sekali bertanya atau rnenganggapi

apa yang disampaikan dosen ketika proses perkuliahan sedang

berlangsung.

Page 11: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Ditambah lagi, beberapa orang mahasiswa mengaku stress dan

tegang ketika mengikuti salah satu mata kuliah yang justeru memberikan

materi-materi dasar pengajaran bagi mereka untuk dapat mengajar dengan

baik di d e w kelas ketika berada di sekolah latihan nantinya atau ketika

mereka benar-benar menjadi seorang tenaga pengajar dan pendidik di

sekolah dasar, sekolah lan.juta,l tingkat pertama atau bahkan sekolah

Ian-jutan tingkat atas, yaitu mata kuliah Pengajaran Tdikro. Padahal, dalarn

mata kuliah ini komponen-komponen yang dinilai banyak sekali, antara

lain kemarn puan berkomunikasi, keteram pilan bertanya dasar / lanjut serta

keterampilan mengelola kelas (ketanggapan, memberi perhatian, memberi

teuran, memberi bimbingan belajar serta memberi penguatan kepada

siswa). Hal ini seiring dengan hasil penelitian Bustamam (2006) yang

berjudul "Kemampuan Mahasiswa Pendidikan Sejarah Melaksanakan

Praktek Pengalaman Lapangan". Kesimpulan akhir dari penelitian ini

adalah bahwa mahasiswa yang dikirim mengikuti Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL) ke sekolah latihan belum memiliki kemampuan yang

maksimai dalam penilaian guru pamong. Kekurangmarnpuan ada pada

komponen persiapan mengajar, praktek mengajar dan non-teaching. Hal

ini disebabkan karena kurangnya latihan dan keterampilan sebelum turun

ke sekolah latihan.

Dalam iImu komunikasi, ketakutan untuk melakukan komunikasi

seperti kasus di atas dikenal dengan istilah communicafion apprehension.

Orang yang aprehensif dalam melakukan komunikasi, akan menarik diri

Page 12: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

dari pergaulan, berusaha sekecil mungkin melakukan komunikasi, dan

hanya akan berbicara apabila terdesak saja. Bila kemudian ia terpaksa

berkomunikasi, sering pembicamnnya tidak relevan, sebab berbicara yang

relevan tentu akan mengundang reaksi orang lain, dan ia akan diruntut

berbicara lagi. (Rakhmat, 1988 : 123)

Dikutip dari buku Cornrnunicution in the Classroom karangan Scott

Hunt dan J McCroskey, sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa

10 sampai 20 persen mahasiswa Amerika menderita communication

apprehension (Rakhmat, 1988 : 123). Penelitian ini menerangkan bahwa

orang-orang yang aprehensif dalam komunikasi, cenderung dianggap tidak

menarik oleh orang lain, kurang kredibel, dan sangat jarang menduduki

jabatan pemimpin. Pada pekerjaan, mereka cenderung tidak puas, di

sekolah mereka cenderung malas, karena itu, cenderung gaga1 secara

akadernis.

Menurut Jalaluddin Rakhrnat, tidak semua aprehensi dalam

komunikasi disebabkan oleh kurangnya percaya diri; tetapi d ianta~

berbagai M o r , percaya diri adalah yang paling menentukan. (Rakhmat,

1988 : 123)

Dari penelitian awal, terlihat bahwa te jadi ketidak-aktifan

mahasiswa dalam perkuliahan, salah satu bentuknya terlihat dati terjadinya

aprehensi dalam komunikasi, tepatnya dalam berpendapat atau bertanya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul "Komunikasi Yang b y e e f dan KeaIclifan

Page 13: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Umersitas Negeri Padung"

2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin membahas apa yang

menyebabkan ketidak-aktifan mahasiswa di dalam kelas sehingga tidak

terjadi komunikasi yang efektif ?

Page 14: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

BAB Il

TLNJAUAN PUSTAKA

1. KOMUNIKASI ANTARPESONAL

Komuni kasi adalah proses pembentukan, penyampaian,

penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi dalam din seseorang dan /

atau diantara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu. (Sendjaja, S.D,

1993 : 21)

Bentuk komunikasi itu ada 4, yaitu : (Uchyana, 2002 : 6)

1. Komunikasi Personal (Personal Commnucation)

a) Komunikasi intrapersonal (intrapersonal communication)

b) Komunikasi antarpersonal (interpersonal communication)

2. Komunikasi Kelompok (Group Communication)

a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

b) Komunikasi kelompok besar (large group communication/ public

speaking)

3. Komunikasi Massa ( M a s Communication)

4. Komunikasi Media (Media Communication)

Page 15: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Isti lah intrapersonal communication dan interpersonal

communicalion dikenal dari Wilbur Schramm, yang mengatakan manusia

apabila dihadapi dengan suatu pesan untuk mengambil keputusan

rnenerima ataupun menolaknya, akan mengadakan terlebih dahulu suat

"komunikasi dengan dirinya" (=proses berpikir). Tergantung dengan

'ikomunikasi dengan dirinya" (intrapersonal contmunication) inilah,

apakah seseorang akan menerima atau menolak saran yang akan

diusulkan. (Susanto, 1973 : 7)

Dalam tulisan ini, penulis lebih mengkhususkan kepada

komunikasi antarpersonal (interpersonal communication) saja, karena

akan lebih fokus kepada komunikasi antara dosen dengan mahasiswa

dalarn ha1 tanya jawab saja, karena dalam proses ini akan lebih terlihat

aktif atau tidaknya mahasiswa dalam perkuliahan.

Secara umum komunikasi antarpersonal dapat diartikan sebagai

suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling

berkomunikasi. Pengertia~ prnses rnefigxg pada pembahan dan tindakan

(action) yang berlangsung secara terus menerus. Komunikasi

antarpersonal juga merupakan suatu pertukaran, yaitu tindakan

menyarnpaikan dan menerima pesan secara timbal batik. S e d a n g m

makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah

kesarnaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap

pesan-pesan yang digunakan dalam proses komunikasi. (Sendjaja, S.D,

2001 : 41)

Page 16: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Dibalik pengertian ini sebenamya terdapat seiumlah karakteristik

yang menentukan kegiatan dapat disebut komunikasi antarpribadi.

Menurut Ju+ C. Pearson (Sendjaja, S.D, 2001 : 41) menyebutkan ada

enam karakteristik komunikasi antarpribadi, yaitu :

1 . Komunikasi antarpribadi dimulai dengan diri pribadi (selfl.

Berbagai persepsi komunikasi yang menyangkut pengamatan dan

pemahaman berangkat dari dalam diri kita, artinya dibatasi oleh

siapa diri kita dan bagaimana pengaiaman kita.

2. Komunikasi antarpribadi bersifat transaksional. Anggapan ini

mengacu pada tindakan pihak-pihak yang berkomuniaksi secara

serempak menyampaikan dan menerirna pesan.

3. Komunikasi antarpribadi mencakup aspek-aspek isi pesan dan

hubungan antarpribadi. Maksudnya, komunikasi antarpribadi tidak

hanya berkenaan dengan isi pesan yang dipertukarkan, tetapi juga

melibatkan siapa partner komunikasi kita dan bagaimana

huhengan kita dengan partner tersebut.

4. Komunikasi antarpribadi mensyaratkan adanya kedekatan fisik

anbra pihak-pihak yang berkomunikasi.

5. Komunikasi antarpribadi melibtkan pihak-pihak yang d i n g

tergantung satu' dengan lainnya (interdependen) dalam proses

komunikasi.

6. Komunikasi antarpribadi tidak dapat diubah maupun diulang. Jika

kita salah mengucapkan sesuatu kepada partner komunikasi kita,

Page 17: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

mungkin kita dapat minta maaf dan diberi maaf, tetapi itu tidak

bererti menghapus apa yang pernah kita ucapkan. Demikiar. pula

kita tidak dapat mengulang suatu penlyataan dengan harapan untuk

mendapatkan ha i l yang sama, karena dalam proses komunikasi

antar manusia, ha1 ini akan sangat tergantung dari respons partner

komunikasi- kita.

2. KOMUNIKASI EFEKTIF

Secara sederhana komi~nikasi dapat dipahami sebagai suatu

proses penyampaian dan penerimaan pesan dari komunikator (sumber) ke

komunikan (penerima). Pada tataran ini, terlihat adanya tiga unsur atau

elemen komunikasi yaitu, komunikator, p s a n dan komunikan. Secara

lebih luas. komunikasi bisa pula dipal~ami sebagai suatu proses

penyampaian dan penerimaan pesan dari komunikator ke komunikan,

dengan atau tanpa media, serta melibatkan dua individu atau lebih yang

saling berhubungan. Pada tingkat yang lebih kompleks ini, elemen-eiemen

komunikasi yang narnpak adalah komunikator (tunggawarnak),

komunikan (tunggalljamak), pesan dan media. Biasanya, ikutan dari

elemen-elemen yang demikian adalah munculnya pertirnbangan tentang

efek (pengaruh) serta umpan balik Veedback). (Prajarto :

http://yanpraz.muItipIy.com)

Namun bila lebih dicerrnati dengan mengacu pada pendapat

sejumlah ahli komunikasi, beberapa subelemen yang ada dalam suatu

Page 18: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

elemen komunikasi hams pula dipertimbangkan secara matang. Elemen

pesan, misalnya, tidak sekadar dipandang sebagai sesuatu yang hams

disampaikan komtinikator dan diterima komunikan, melainkan hams pula

ditilik dari proses terbzntuknya pesan itu sendiri. Dari kesadaran terhadap

ha1 ini, komunikasi kemudian bisa dipahami sebagai suatu proses

perencanaan, penyusunan, penyampaian dan penerimaan pesan dari

kolnunikator ke komunikan, dengan atau tanpa media, sehingga

melahirkan efek tertentu dan berkemungkinan menghasilkan feedback

tertentu. Dengan kata lain, keberhasilan suatu proses komunikasi tidak

sekadar tergantung pada perhatian kibz terhadap elemen-elemen

komunikasi, namun perlu ditunjang oleh kecermatan kita terhadap sub-sub

elemen komunikasi. (Prajarto : http://yanpraz.multiply.com)

Pernasalahan-pernasalahan komunikasi yang berpengamh

terhadap keberhasilad kegagalan komunikasi dapat pula ditengarai dari

problem-problem yang ada pada elemen dart subelemen komunikasi.

Meminjam model Laswell (who-says what-in which channei-to whom-with

what eflect), misalnya, persoalan-persoalan yang mengharnbar tercapainya

keberhasilan komunikasi dapat ditilik satu per satu dari ha1 itu. Sebagai

contoh, persoalan apa yang ada pada komunikator atau pada unsur who-

nya (kredibilitas, fisik dan mental untuk menyebut beberapa di

antaranya)?, persoalan apa yang ada pada isi pesan atau says what

(struktur, akurasi, menarik)?, serta bagaimarm dengan efek yang muncul

(positif, negatif atau tanpa hasil)? Terhadap ha1 ini hasil analisis SWOT

Page 19: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

(kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman) terhadap sejumlah elemen

dan sub-elemen komunikasi dapat di pakai untuk mempertajam dan

memaksimalkan pencapaian hasil. Pertanyaannya, sudah efektifkah

komunikasi bila proses komunikasi dipandang sudah berhasil dilakukan ?

Komunikasi efektif dipandang sebagai suatu ha1 yang penting

dan kompleks (Mingay, 2005: 2; dan Soller, Lesgold, Linron dan

Goodman, 1999: 1-8). Dianggap penting karena ragam dinamika

kehidupan (bisnis, politik, misalnya) yang terjadi biasanya menghadirkan

situasi kritis yang perlu penanganan secara tepat, munculnya

kecenderungan untuk tergantung pada teknologi komunikasi, serta

beragarn kepentingan yang ikut muncul. Juga dipandang kompleks karena

komunikasi efektif tidak serta merta berlaku untuk semua bentuk proses

komunikasi yang terjalin. Dengan kata lain, rujukan komunikasi efektif

hanya berlaku pada kasus-kasus tertentu dan kurang bisa digeneralisasi.

Hasil penelitian Johnson, Sunon dan H m i s (2001: 81)

menunjukkan cam-cara agar komunikasi efekti f dapat dicapai. Menurut

mereka, komunikasi efektif dapat tejadi melalui atau dengan didukung

oleh aktivitas role-playing, diskusi, aktivitas kelompok kecil dan materi-

materi pengajaran yang relevan

Penelitian lain menunjukkan hubungan antara komunikasi tidak

efektif dan persoalan-persoalan yang tidak segera terpecahkan di dalam

keluarga (Bray dan Heatherington, 1993). Tcrhadap ha1 ini, Green (2000)

mzmberi sejumlah saran lain agar komunikasi efektif dapat te jalin antara

Page 20: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

orangtua dan anaknya. Saran yang diberikannya antara lain:

1 . Memikirkan pihak yang diajak berkomunikasi. Dengan menyadari

pihak yang diajak berkomunikasi akan memudahkan pilihan terhadap

cara herkomunikasi dan keterbatasan perkembangan kepribadian yang

mereka miliki.

2. Memberi perhatian pada pesan-pesan non-verbal yang bisa ditangkap.

Perubahan rona muka, gerak tangan dan posisi duduk sebagai contoh,

perlu disikapi secara benar agar komunikasi dapat menjadi efektif.

3. Memosisikan diri sebagai pendengar yang aktif. Cara seperti ini dapat

menguatkan kejiwaan lawan bicara karena memsa omongannya

didengar sehingga lebih memudahkannya untuk semakin terbuka.

4. Memperbanyak fiekuensi komunikasi. Di satu sisi ha1 ini sangat positif

dan marnpu memberi peneguhan, di sisi yang lain berpeluang

menimbulkan kejenuhan.

5. Berkomunikasi secara jelas clan langsung (tidak berbelit-belit).

6. Menggunakan pesan-Aku clan bukan pesan-Kamu. "Aku pikir

pekerjaanmu kemarin masih bisa diprbaiki" jauh lebih efektif

daripada "Karnu perbaiki pekerjaanmu kemarin ya." Pesan-Aku ini

dipandang tidak bernada mengancarn, menghakimi, menjatuhkan,

menyaiahkan dan mengecilartikan.

7. Lebih memberi penekanan pada ha1 positif.

Page 21: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Lebih lanjut, apa yacg dimaksud dengan komunikasi eftiktif?

Mengingat beragamnya unsur untuk tercapainya komunikasi efektif seperti

sudah dijabarkan di depan, maka pemahaman tentang komunikasi efektif

pun tidak bisa diberikan dengan satu pengertian belaka. Sebagai conroh,

ada yang metlyebutkan bahwa komunikasi efektif adalah proses

komu;~ikasi yang dilakukan dengan metode yang tepat. Secara luas

memang bisa dipahami bahwa penggunaan metode yang tepat tentu

didasari oleh banyak pertimbangan tentang efektifitas itu sendiri terlebih

dahulu.

Johnson, Sutfon dan Harris (2001: 82), melalui modul pelatihan,

menyajikan gambaran cara pencapaian komunikasi efektif. Dalam ha1 ini

mereka percaya bahwa dengan mempelajari modul peIatihan itu dapat

diharapkan hasil suatu kemarnpuan untuk berkomunikasi secara efektif.

Modul ini sendiri berisi lima buah blok yang mengajarkan lima

ketrarnpilan berbeda yaitu efective listening, disclosure, assertion, anger

managemenl dan problem solving. Dengan kata lain, komuniicasi efektif

bisa tercapai kalau lima ketrampilan itu diterapkan dalam suatu aktivitas

komunikasi.

Mereka lebih ianjut menjelaskan, efective listening adalah

ketrampilan untuk saling rnemahami komunikasi serta kernarnpuan untuk

menunjukkan ketrampilannya itu baik secara verbal maupun non-verbal.

Disclosure adalah ketrampilan yang dibentuk dari penyatuan antara

kemampuan untuk menghargai legitimasi pihak lain dan kemarnpuan

Page 22: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

~ n t u k menunjukkan penghargaa~ya iru dengan cara konstruktif dan tidak

cenderung menyalahkan. Assertiotz adalah ketrampilan yang dibentuk

dengan mengingat sejurnlah perilaku assertive, aggressive dan non-

assertive serta pemahaman terhadap keuntungan perilaku a~sertive (yakin

atau percaya diri). Anger munagement menlpakan hasil ketrampilan yang

dibentuk dari latihan berhadapan dengan persoalan yang berkait dengan

kemarahan, cara pencegahan, serta metode yang efektif untuk

menunjukkan kemarahan. Sedangkan problem solving merupakan

ketrampilan yang dibentuk dari pelatihan membedakan langkah-langkah

pemecahan masalah yang collusive, competitive dan cooperative serta

penentuan metode pemecahan masalah terefektif.

3. TEORI BELAJAR MENURUT JLMIJ JIWA GESTALL

Teori belajar menurut Ilmu Jiwa Gestall ini berpendidikan bahwa

keselumhan itu lebih atau lain daripada nnsur-unsurnya. Dan teori ini

memandang bahwa manusia sebagai organisme yang aktif mencapai

tujuannya, serta tindakannya itu didorong atas berbagai pengaruh baik dari

dalam maupun dari luar. (Soetomo, 1993 : 125)

Belajar menurut pandangan ini adalah jika seseorang mendapat

"insight". Dan "insight" diperoleh apabila seseorang melihat hubungan

tertentu antara berbagai unsur dalam situasi itu, sehingga hubungan itu

menjadi jelas baginya dan dengan demikian akan dapat memecahkan

masalah itu. Belajar berhubungan dengan seluruh pengertian manusia yang

Page 23: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

disebabkan karena adanya antar aksi antara orang i tu dengan seki tarnya.

Dan insight bisa timbul tergantung pada pengalaman, kemataggan,

kecerdasan, sifat situasi yang dihadapi, serta faktor-faktor latihan.

(Soetomo, 1993 : 126)

Ada beberapa prisip belajar menurut alirarl ini, (Soetomo, 1993 : 126)

yaitu :

a. Bahwa belajar itu berhasil apabila memiliki kematangan untuk

rnemperoleh insight dan belajar hams ada tujuan.

b. Dalam belajar itu manusia sebagai organisme yang aktif akan

bereaksi secara keseluruhan pribadinya dan selalu menyesuaikan

diri dengan lingkungannya.

c. Bahwa belajar itu makin lama makin luas diferensiasinya, yaitu

bahwa belajar melihat buku keseluruhannya dan kemudian bagian-

bagiannya.

d. Belajar tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya kemauan untuk

beIajar dan motivasi akan mempakan dorongan yang

menggerakkan seluruh organisme.

Page 24: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

BAB IT1

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITMN

1. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian yang berjudul "Kornunikusi Y a ~ g Efekcf i a n

Keaktifan Mahusiswa di Program Studi Pendidikan Sosiologi

Antropologi Unversitas Negeri Padang" ini memiliki dua tujuan,

sebagai berikut :

a. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

penyebab ketidak-aktifan mahasiswa di dalam kelas sehingga tidak

terjadi komunikasi yang efektif.

b. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah diharapkan dapat

memberikan masukan kepada dunia pendidikan khususnya di

Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Jurusan Sejarah,

Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang dalam

menciptakan suasana belajar mengajar yang lebih interaktif,

Page 25: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

302 - 2 Ha 7

sehingga tidak akan ditemukan aprehensi dalam kornunikasi di y . 1 dalam kelas.

2. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian yang bejudul "Kornunikasi Yang Efek27y dun

Keaktifan Mahasiswa di Program Studi Pendidikan Sosiologi

Antropologi Unver,ritas Negcri Padang'" ini diharapkan memberikan

memberikan kontribusi pada pengembangan kelembagaan, yaitu pada

Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Jurusan Sejarah,

Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang khususnya dan

Universitas Negeri Padang umumnya.

Page 26: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

BAB IV

METODE PENELJTIAN

1. Metode Penelitian

Paradigma yang digunakan dalam penulisan ini dengan pendekatan

kualitatif. Bogdon dan Taylor mendefenisikan metodologi kualitatif

sebagai prosedur penulisan yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

Penulisan ini bersifat deskriptif, yakni menggambarkan

karakteristik tertentu dari fenomena yang menarik untuk diketahui.

Penulisan deskriptif memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari

atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat

prediksi.

Penulis mengambil metoda kualitatif dengan pertimbangan adanya

keuntungan untuk lebih dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan di

lapangan dalam upaya mengumpulkan data serinci dan sedalam mungkii.

Temuan penulisan mempakan interaksi antara penulis dengan yang dit5liti.

Page 27: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Tujuan dari penulisan deskriptif adalah untuk membuat deskripsi,

gambaran atau lukisan secara sistematis, fi~ktual dan akurat mengenai

fakta-fah-ta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

2. Obyek, Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

Obyek penelitian dalarn mahasiswa dan dosen Program Studi

Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu

Sosial, Universitas Negeri Padang. Mahasiswa yang dipilih adalah

mahasiswa Angkatan 2003 dan 2004 karena mereka telah mengikuti

perkuliahan lebih lama (lebih dari 4 semester)

Tempat atau lokasi penelitian adalal~ Program Studi Pendidikan

Sosiologi Antropologi Jurusan Sejarah, Fakultas Ilrnu-ilmu Sosial,

Universitas Negeri Padang.

Penelitian ini dilaksanakan selarna 2 (dua) bulan, yaitu pada bulan

Januari - Februari 2007.

3. Metode Pengumpulan Data dan Penulisan

Dalam penulisan ini, menggunakan metode pengamatan

berperanserta, wawancara rnendalam (depth interview) dm penelaahan

dokumen, hasil survei dan data apapun yang dapat menguraikan suatu

kasus secara rinci.

Becker pengamatan terlibat adalah pengamatan yang dilakukan

sambil sedikit banyak berperanserta dalam kehidupan orang yang kita

Page 28: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

teli ti. Pengamat terlibat mengikuti orang-orang yang ia teliti dalam

kehidupan sehari-hari mereka, melihat apa yang mereka lakukan, kapan,

defigan siapa, dan dalam keadaan apa, dan menanyai mereka mengenai

tindakan mereka. (Mulyana, 2001 : 162)

Metode ini dipilih karena penulis terlibat langsung dengan objek

penulisan, yaitu sebagai dosen.

Metode yang kedua yaitu wawancara mendalam yaitu adalah

wawancara talc terstruktur atau sering disebut dengan wawancara

mendalam (depth interview) yang mirip dengan percakapan informal.

Metode ini bertujuan memperoleh bentuk-bentuk tertentu informasi dari

semua responden, tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan

ciri-ciri setiap responden.

Dalam wawancara mendalam ini, penulis berupaya mengarnbil

peran pihak yang diteliti (taking the role of the other), secara intim

menyelam ke dalam dunia psikologis dan sosial mereka. Penulis sebagai

pewawancara akan mendorong pihak yang diwawancarai dengan berbagai

cara untuk mengemukakan semua gagasan dan perasaannya dengan bebas

dan nyaman. Penulis sebagai pewawancara akan tetap mernbawa dan

memegang pedoman, yaitu susunan pertanyaan yang akan diajukan

sebagai pengingat agar tujuan wawancara tetap tercapai.

Untuk mendukung tujuan penulisan ini, data atau informasi dalam

penulisan ini, dikumpulkan dari dua sumbel- yaitu data primer dan data

sekunder :

Page 29: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama yaitu

orang yang lansung terlibat dalam kejadian dan menjadi obyek

penulisan. Data primer dalam penulisan ini adalah mahasiswa dan

dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan

Sejarah, Fakultas Ilmu-ilm~ Sosial, Universitas Negeri Padang.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan dari sumber yang tidak

terlibat secara langsung dalam penulisan ini. Data sekunder

diperoleh dari sumber yang terkait erat dengan penulisan ini, antara

lain artikel, surat kabar dan kepustakaan yang berkaitan dengan !

bidang yang diteliti.

4. Teknik Analisis Data (Interpretasi Data)

Teknik analisis yang digunakan dalam kaiian ini adalah analisis

kualitatif yaitu teknik yang mendasarkan pada data kualitatif. Kualitatif

analisis data adalah mengelompokkan, membuat suatu urutan,

rnemanipulasi, serta menyingkatkan data sehingga mudah dibaca (Nasir,

1988: 419). Data kualitatif berbentuk naskah, kata-kata, h s e dan simbol

yang menggambarkan atau mewakili orang, tindakan, dan kejadian &lam

kehidupan sosia.

Analisis dilakukan melalui tiga rahapan yaitu reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data adalah proses

Page 30: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data yang dikumpulkan di lapangan. Penyajian data adalah

sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk

sebagian dari suatu konfigurasi yang utuh, dalam ha1 ini diwujudkan

sebagai jawaban dari pertanyaan penulis.

Mendeskripsikan hasil pengamatm dan wawancara dalam

penulisan ini, penulis memberikan interpretasi terhadap data kualitatif

yang dicapai melalui interaksi antara penulis dengan narasumber. Analisis

data (interpretasi data) adalah suatu proses pelacakan dan pengaturan

secara sistematis transkrip wawancara, Catalan lapangan dan bahan-bahan

lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-

bahan tersebut agar temuan dapat dipresentasikan kepada orang lain.

Page 31: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. HASIL PENELITIAN

Dari penel itian yang dilakukan dengan pengum pulan data melalui

pengamatan berperanserta dan wawancara mendalam, peneliti mendapatkan hasil,

dengan uraian sebagai berikut :

Penyebab ketidak-aktifan mahasiswa di dalam kelas sehingga tidak tejadi

komunikasi yang efektif, adalah :

i. Pandangan mahasiswa

a. Kurang percaya diri, karena takut salah, takut dimarahi dosen,

takut ditertawakan teman sekelas, tidak memiliki kemampuan

untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan, tidak belajar

sebelumnya.

b. Bahasa yang digunakan dosen terlalu tinggi sehingga tidak mampu

memahami apa yang dibicarakan atau diterangkan dosen.

c. Dosen yang kaku di depan kelas, sehingga tidak dapat

menyarnpaikan rnateri dengan rileks.

d. Dosen hanya bertanya pada orang-orang tertentu saja.

e. Dosen tidak memahami apa yang dirasakan mahasiswa.

Page 32: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

f. Lingkungan nerkuliahan yang tidak nyaman, suasana di luar kelas

yang cenderung bising, ruang kelas yang panas.

ii. Pandangan dosen

Sedangkan dari pengamatan berperanserta serta wawancara dengan

beberapa orang dosen, di dapatkan hasil bahwa ketidakaktifan mahasiswa

di dalam kelas sehingga tidak terjadi komunikasi yang efektif adalah lebih

cenderung karena mahasiswa tidak mempersiapkan diri dalam penguasaan

materi sebelumnya, sehingga didalam kelas hanya terjadi komunikasi satu

arah saja.

2. PEMBAHASAN

Komunikasi yang secara sederhana dapat dipahami sebagai suatu proses

penyampaian dan penerimaan pesan dari komunikator (sumber) ke komunikan

(penerima) memperlihatkan adanya tiga unsur atau elemen komunikasi yaitu,

komunikator, pesan dan komunikan. Secara lebih luas, komunikasi bisa pula

dipahami sebagai suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan dari

komunikator ke komunikan, dengan atau tanpa media, serta melibatkan dua

individu atau lebih yang saling berhubungan. Pada tingkaf yang lebih kompleks

ini, elemen-elemen komunikasi yang nampak adalah komunikator

(tunggavjamak), komunikan (tunggalljarnak), pesan dan media. Biasanya, ikutan

dari elemen-elemen yang demikian adalah munculnya pertimbangan tentang efek

(pengaruh) serta urnpan balik (feedback).

Page 33: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Dari hasil penelitian tersebut di atas, komunikasi antarpribadi yang terjadi

di dalam kelas antara mahasiswa dengan dosen tidak terjadi dengan efektif. Proses

komunikasi yang terjadi sebelum adanya komunikasi antarpribadi, yaitu ketika

dosen memberikan pesan berupa materi perkuliahan, tidak sampai secara

maksimal kepada mahasiswa. Akibatnya tidak tirnbul efek serta umpan balik dari

mahasiswa kepada dosen ketika terjadi komunikasi antarpribadi dalam ha1 tanya

jawab di dalam kelas.

Ju& C. Peurson mengatakan bahwa salah satu karakteristik dari

komunikasi antarpribadi adalah bahwa komunikasi antarpribadi dimulai dengan

diri pribadi (selJ), berbagai persepsi komunikasi yang meyangkut pengamatan dan

pemahaman berangkat dari diri kita, artinya dibatasi oleh siapa kita dan

bagaimana pengalaman kita.

Artinya, berkaitan dengan hasil penelitian di atas, jika mahasiswa

mempersiapkan diri sebelumnya untuk materi pertemuan berikutnya dan dosen

mempersiapkan diri sebelumnya untuk membuat penyampaian materi lebih

menarik, maka komunikasi antarpribadi yang dimulai dari diri pribadi tidak akan

menghadapi kendala.

Dari hasil penelitian dan analisa yang perrulis lakukan, dapat disimpulkan

bahwa komunikasi efektif akan dapat tercapai bila proses yang dilakukan secara

sadar dengan mengenali hambatan atau potensi hambatan dan memhami serta

meny iapkan pernecahan masalahnya. Hambatan-ham batan i tu diantaranya adalah

saling menyalahkan, menutup diri terhadap usaha mencapai kebaikan bersarna,

Page 34: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

melemahnya tanggung jawab personal, scrta ketidaksiapan menerima perbedaan

pendapat dan kelemahan pihak lain.

Dari hasil wawancara mendalam dengan beberapa orang dosen Pendidikan

Sosiologi Antropologi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas

Negeri Padang yang mengatakan bahwa ketidakaktifan mahasiswa di dalam kelas

sehingga tidak ter-iadi komunikasi yang efektif adalah lebih cenderung karena

mahasiswa tidak mempesiapkan diri dalam penguasaan materi sebelumnya,

sehingga didalam kelas hanya terjadi komunikasi satu arah saja, terlihat bahwa

tidak adanya kemauan yang tinggi dari mahasiswa sendiri untuk dapat memahami

pesan-pesan yang disampaikan dosen sebagai komunikator di dalam kelas.

Jika dikaitkan dengan salah satu prinsip dalam teori belajar menumt Ilmu

Jiwa Gesfall, yaifu belajar tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya kemauan

untuk belajar dan motivasi akan merupakan dorongan yang menggerakkan seluruh

organisme, terlihat bahwa adanya sikap kekurangnauan mahasiswa untuk belajar

sehingga tidak dapat melakukan komunikasi yang efektif di dalam kelas.

Page 35: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

1 . Komunikasi efektif akan dapat tercapai bila proses yang dilakukan secara

sadar dengan mengenali hambatan atau potensi hambatan dan memahami

serta menyiapkan pemecahan masalahnya. I-Iambatan-hambatan itu

diantaranya adalah saling menyalahkan, menutup diri terhadap usaha

mencapai kebaikan bersama, melemahnya tcznggung jawab personal, serta

ketidaksiapan menerima perbedaan pendapat dan kelemahan pibak lain.

2. Penyebab ketidak-aktifan mahasiswa di dalarn kelas sehingga tidak te jadi

komunikasi yang efektif, adalah sebagai berikut :

i. Pandangan rnahasiswa

a. Kurang percaya diri, karena takut salah, takut dimarahi dosen,

takut ditertawakan teman sekelas, tidak memiliki kemampuan

untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan, tidak belajar

sebelumnya.

b. Bahasa yang digunakan dosen terlalu tinggi sehingga tidak mampu

memahami apa yang dibicarakan atall diterangkan dosen.

Page 36: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

c. Dosen yang kaku di depan kelas, sehingga tidak dapat

menyampaikan materi dengan rileks.

d. Dosen hanya bertanya pada orang-orang tel-tentu saja.

e. Dosen tidak memahami apa yang dirasakan mahasiswa.

f. Lingkungan perkuliahan yang tidak Ilyaman, suasana di luar kelas

yang cenderung bising, rumg kelas yang panas.

ii. Pundangan dosen

Sedangkan dari pengamatan berperanserta serta wawancara

dengan beberapa orang dosen, di dapatkan hasil bahwa ketidakaktifan

mahasiswa di dalam kelas sehingga tidak terjadi komunikasi yang

efektif adalah lebih cenderung karena mahasiswa tidak mempesiapkan

diri dalam penguasaan nzateri sebelurnnya, sehingga didalarn kelas

hanya terjadi komunikasi satu arah saja.

2. SARAN

Dari hasil penelitian ini, disarankan agar komunikator (dosen) dan

komuni kan (mahasiswa) mengenali ham batan atau potensi hambatan dan

memahami serta menyiapkan pemecahan masalahnya. Adapun cam untuk

mengenali hambatan atau potensi hambatan dan memahami serta menyiapkan

pemecahan masalah tersebut adalah dengan cara sebagai berikut :

1. Kuasai kelas, lihat susunan kursi, alat bantu yang ada dan mungkin

dapat dipakai, lebar ruangan dan kategori mahasiswanya.

Page 37: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

2. Bangkitkan partisipasi mahasiswa, dengan menyatukan pengalaman

yang sama-sama dimiliki. Dengan kata lain ciptakan interaksi yang

interaktif.

3. Mempertahanlcan kontak mata agar terjadi komunikasi non verbal,

sebagai penunjang komunikasi verbal.

4. IComunikasi efektif metnbutuhkan suasana yang menghibur. Lelucon

atau sumber-sumber multimedia yang rnemungkinkan ha1 itu akan

membuat transfer inforn~asi mengenai sasaran secara efektif.

5. Mempertahankan kontak dengan mahasiswa hingga di luar kelas

sekalipun. Artinya email atau pertukaran pesan lewat sarana lain

sangat membantu efektifitas komunikasi cli dalam kelas.

Page 38: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2006. Sosiologi Komzmikasi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelilian KualitatiJ; Bandung : PT Remaj a Rosdakarya.

Nasir, Moh. (1 993). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Rakhrnat, Jalaluddin. (1988). Psikologi Komtlnikasi Edisi Revisi. Bandung :

CV Remadja Karya. Salam, Burhanuddin. (2004). Caru Belajar Yang Sukses di Perguruan Tinggi.

Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sendjaja, S-D, dkk. (1 993). Pengantar Komunikasi Jakarta : Pusat Penerbitan Universi tas Terbuka.

Sendjaja, S.D, dkk. (2001). Teori Komunikasi Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Soetomo. (1993). Dasar-Dasar Jnteraksi Belajar Mengajar. Surabaya : Usaha Nasional.

Susanto, Astrid S. (1973). Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Bandung : Percetakan Binacipta.

Tubbs, Stewart L dan Sylvia Moss. (2001). Human Communication, Prinsip- Prinsip Dasar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset.

Uchjana, Onong. (2002). Ilmu, Teori dan Filsurat Komunikasi Bandung : Citra Aditya Bakti.

Jurnal :

Bray. J.H. dan E.M. Heatherington. (1 993). Fa-milies in Transition: Introduction and Overview. Journal qf Family Psychologv 7. hal. 3-8.

Page 39: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Internet :

Green, Sie~lien D. (2000). Keys to Effective 12ather-Child Communication. (Scs.tamu.edu~fan~iI.es!parenting/fatherin~fathesing~df/comunicati on.pdf)

Johnson, Daniel; Peter Sutton ilan Neil Harris. (2001). Extreme Programming Requires Extremely Effective Communication: Teaching Effective Coml~~unication Skills to Students in an IT Degree.. (http://www.ascilite.org.au)

Mingay, Simon. (2005). Effective Communication between IT Leaders and Stakeholders must be Structured and Contextual. ( 1 1 ~ t p : I l ~ ~ ~ x ~ ~ . F ~ S I I I C ~ . C O I ~ I )

Prajarto. Nunung. (2005). Menjalin Komunikasi Efektif. Ihttp:llyanpraz.n~~dtiply .corn)

Page 40: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan
Page 41: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Lampiran I :

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman wawancara dengan maliasiswa :

I . Apakah Anda terniasuk orang yang alctif dalarn proses perkuliahan?

2. Kalau Anda tergolong orang yang aktif, apa yang mendorong h d a

untuk aktif ?

3. Kalau Anda tergolong orang yang tidak aktif. apa yang membuat Anda

untuk tidak aktif ?

4. Kalau Anda kurang memiliki rasa percaya diri untuk aktif dalarn

perkuliahan, apa yang menyebabkan timbulnya rasa kurang percaya

diri tersebut?

5. Jika Anda merasa kurang memiliki rasa percaya diri untuk aktif dalarn

perkuliahan, menurut Anda apa ha1 yang akan membantu Anda untuk

memiliki percaya diri yang baik sehirigga Anda mampu untuk lebih

aktif di dalarn kelas ?

6. Apakah selarna ini Anda merasa komunikasi yang te jadi di dalam

kelas antara dosen dan mahasiswa sudah efektif ?

Page 42: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

Pedoman wawtrncnra dengan dosen :

1. Menurut Bapak / Ibu, bagaimana situasi perkuliahan di dalarn kelas?

Apakah mahasiswa Bapak / Ibu aktil'di dalam kelas dalam ha1 tanya

jawab dengan Bapak / lbu ?

2. Menurut Bapak 1 Ibu, jika mereka ahif, apakah yang menyebabkab

keaktifan tersebut ?

3. Menurut Bapak / bu, jika mereka tidak aktif, apakah yang

menyebabkab ketirlak-aktifan tersebut ?

4. Menurut Bapak / Ibu, h d yang akan rnembantu mahasiswa untuk

marnpu lebih aktif di dalarn kelas ?

5. Apakah selarna ini Bapak / Ibu merasa komunikasi yang terjadi di

dalam kelas antara dosen dan mahasiswa sudah efektif ?

Page 43: repository.unp.ac.idrepository.unp.ac.id/154/1/MIRA HASTI HASMIRA_292_07.pdf3. Ketua Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu-ilmu Sosial Universitas Negeri Padang. 4. Ketua Program Studi Pendidikan

\

. Lampiran 2 :

PERSONALIA PENELIT1

Nama Lengkap dan Gelar : Mira Hasti Hasmila, SM, M.Si

Jenis Kelarnin : Perempuan

Golongan ~ a n ~ k a t dm M P : TI1 B / Penata Muda Tk I 1 132 3 18 773

Jabatan Fungsional

Jabatan Struktural -

Fakultasl Program Studi : Fakultas Ilmu-ilmu Sosial- Jurusan Sejarah

Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Padang

Bidang Keahlian : Ilmu Komunikasi

Alamat

Kan tor : Jurusan Sejarah FIS UNP 23 15 1

Telp : 0751 -445127

Rurnah : .Jl Simp Tigo RT 0 3 N No 1 S ATT Padang

Telp : 08197536630

Email : [email protected]