handout konversi kti nonbuku menjadi bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1...

31
1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang Trimansyah Handout ini disusun dalam “Pelatihan Penulisan Buku Ilmiah” untuk LIPI Press, 27-28 Oktober 2015, Kebun Raya Cibodas. Kompetensi Dasar: mampu memahami proses konversi laporan penelitian menjadi buku; mampu memahami proses penulisan buku dan anatomi buku; mampu menulis buku ilmiah sesuai dengan kaidah yang berlaku. 1 DARI PENELITIAN MENJADI BUKU Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain, menyebutkan bahwa jumlah peneliti di Indonesia kini minim sekali, hanya 34 orang per satu juta penduduk. Jumlah itu jauh dari ideal, bahkan 1.000 peneliti per satu juta penduduk juga masih belum ideal. Perbandingannya sangat kontras jika dilihat dari negara maju. Di Amerika dan negara Eropa yang relatif maju, ada sekitar 3.000—4.000 peneliti per satu juta penduduk.

Upload: others

Post on 26-Feb-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

1

HANDOUT

Konversi KTI Nonbuku

Menjadi Buku

Penulisan Buku Ilmiah

©2015 oleh Bambang Trimansyah

Handout ini disusun dalam “Pelatihan Penulisan Buku Ilmiah” untuk LIPI Press, 27-28

Oktober 2015, Kebun Raya Cibodas.

Kompetensi Dasar:

mampu memahami proses konversi laporan penelitian menjadi buku;

mampu memahami proses penulisan buku dan anatomi buku;

mampu menulis buku ilmiah sesuai dengan kaidah yang berlaku.

1 DARI PENELITIAN MENJADI BUKU

Kepala LIPI, Iskandar Zulkarnain, menyebutkan bahwa jumlah peneliti di Indonesia kini

minim sekali, hanya 34 orang per satu juta penduduk. Jumlah itu jauh dari ideal, bahkan

1.000 peneliti per satu juta penduduk juga masih belum ideal. Perbandingannya sangat

kontras jika dilihat dari negara maju. Di Amerika dan negara Eropa yang relatif maju, ada

sekitar 3.000—4.000 peneliti per satu juta penduduk.

Page 2: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

2

Jumlah peneliti yang minim tentu mengkhawatirkan pada bangsa yang populasinya

besar ini. Begitu banyak masalah yang dihadapi bangsa Indonesia, baik dari aspek ilmu

sosial maupun ilmu sains.

Penelitian pada dasarnya dilakukan untuk memecahkan masalah-masalah yang

muncul di dalam kehidupan manusia secara ilmiah. Karena itu, penelitian didorong

menghasilkan solusi yang bermanfaat bagi kehidupan. Prinsip penelitian paling sederhana

adalah memberi gain (harapan) terhadap pain (rasa sakit) yang digambarkan sebagai

masalah kehidupan.

Hasil penelitian yang kemudian dipublikasikan secara luas adalah sebuah kelaziman,

bahkan keharusan. Di Amerika, sangat terkenal jargon publish or perish. Artinya, akademisi

atau ilmuwan wajib menerbitkan karya publikasi. Kalau tidak, silakan minggir alias jangan

mengajar.

Jargon lain yang cukup telak bagi seorang akademisi atau ilmuwan, yaitu "All scientists

are the same, until one of them writes a book". Jargon ini menunjukkan bahwa buku adalah

lambang sekaligus ukuran bagi seseorang untuk diakui sebagai ilmuwan.

Jika jumlah peneliti itu tidaklah ideal alias sangat sedikit, lalu bagaimana dengan

jumlah buku yang diterbitkan oleh peneliti kita? Bukan rahasia lagi, publikasi ilmiah dalam

bentuk buku sangat jarang ditekuni oleh para peneliti Indonesia. Artinya, buku-buku ilmiah

juga sangat sedikit diterbitkan. Sampai di sini kita belum berbicara soal mutu terbitan.

Banyak peneliti lebih memilih karya tulis ilmiah (KTI) dalam bentuk lebih pendek atau

lebih sederhana, seperti artikel ilmiah, makalah, dan laporan penelitian. Sayangnya, karya-

karya tersebut tidak lagi “berbunyi” setelah diterbitkan dan terkubur begitu saja di rak-rak

lembaga/institusi sebagai dokumen mati.

Menulis buku memang sebuah lompatan bagi seorang peneliti yang sebelumnya hanya

mampu menulis KTI berformat pendek. Sebuah lompatan karena karya buku memang

memerlukan energi besar dan napas panjang untuk menyelesaikannya. Di satu sisi, sang

Page 3: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

3

peneliti sebenarnya sudah memiliki bahan baku yang tinggal diubah ke bentuk buku.

Hanya satu langkah lagi menjadi buku yaitu konversi.

1.1 MENULIS SEBAGAI KETERAMPILAN HIDUP

Menulis sejatinya keterampilan hidup (life skill) bukan bakat. Menulis dapat dilatihkan

kepada siapa pun dengan syarat berikut ini.

a. Orang yang akan dilatih benar-benar memiliki minat dan hasrat untuk menulis.

b. Orang yang dilatih menyenangi kegiatan pendukung yaitu membaca.

c. Orang yang dilatih memiliki misi dan visi untuk apa ia mampu menulis.

Gambar 1. Menulis berproses dimulai dari minat.

Menulis kemudian hanya persoalan pembiasaan. Walapun begitu, seseorang harus

tahu bahwa menulis itu berproses dan seperti juga ilmu lainnya, dilakukan secara bertahap.

Sama halnya Anda belajar mengendarai mobil, Anda harus memahami dulu mana pedal

gas, kopling, dan rem (tentu untuk mobil manual) dan fungsi gigi (persneling). Kalau sudah

mahir, Anda boleh tancap gas.

Perhatikan pembagian jenis dan ranah tulisan berikut ini. Sejak SD Anda dikenalkan

dengan ranah induk, yaitu argumentasi, eksposisi, deskripsi, dan narasi. Selanjutnya, Anda

mulai mengenali berbagai jenis tulisan. Dalam dunia akademis atau ilmiah, Anda pun

mengenal tulisan pada ranah pendidikan dan pada ranah penelitian.

Dari semua jenis dan ranah tulisan tersebut, berapa yang Anda kuasai dengan baik

penulisannya? Mungkinkah Anda menguasai beberapa ranah? Ya, sangat mungkin.

Kuncinya ada pada pengenalan karakteristik tiap ranah, lalu mau mencoba berlatih terus

untuk menuliskannya.

Tujuan (Misi &

Visi)HasratMinat

Page 4: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

4

Gambar 2. Pembagian jenis dan ranah tulis-menulis (Sumber: The Liang Gie, 2003, dengan modifikasi)

1.2 KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 didefinisikan sebagai berikut:

“Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau

tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh

perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah.”

Begitu banyaknya jenis dari ragam KTI atau disebut ragam akademis sehingga perlu

dipetakan dalam klasifikasi yang ringkas seperti berikut ini.

Tema

Khayali

Fiksi

Prosa

Cerpen, Novel, Drama

Puisi

Faktawi

Nonfiksi

Ilmiah/Akademis

Pendidikan

Kesarjanaan, Didaktik, Referensi

Penelitian

Laporan Penelitian,

Makalah, Artikel

Jurnalistik

Laporan

Berita, Feature, Reportase

Ulasan

Resensi, Kritik, Esai, Artikel

Bisnis

Kedinasan, Kehumasan, Pemasaran

Faksi

Kisah

Autobiografi, Biografi, Memoar

KTI

KTI Nonbuku

Kesarjanaan: skripsi, tesis, disertasi

Hasil Penelitian (Esai Ilmiah): laporan, makalah, artikel,

komunikasi pendek

Ulasan: resensi

KTI Buku

Didaktik (Bahan Ajar): handout, diktat, modul, buku

ajar, buku referensi

Pengayaan: monografi, buku teks, buku pegangan

(handbook), buku panduan

Kompilasi: Bunga Rampai, Prosiding

Page 5: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

5

Berdasarkan penelusuran dari berbagai sumber, banyak hal tumpang tindih terkait

penjenisan KTI. Sebagai contoh, esai atau makalah sama-sama dipadankan dari paper dalam

bahasa Inggris. Karena itu, esai dapat berarti makalah atau esai dapat juga berarti artikel.

Sorenson (1992: 194) menyebut bahwa “tulisan esai merujuk pada tulisan pendek yang

menganalisis atau menginterpretasikan sesuatu dengan cara personal”. Sorenson sendiri

mengungkapkan ada banyak jenis esai, yaitu analogi, sebab-akibat, klasifikasi,

perbandingan dan kontras, definisi, deskripsi, respons pertanyaan, analisis sastra, narasi

(artikel), opini (artikel), persuasi, analisis proses, laporan penelitian, dan tinjauan/ulasan

(resensi).

Dalam hal ini penggolongan esai sebagai salah satu KTI induk akan menurunkan

laporan penelitian (research paper), makalah (paper), artikel, komunikasi pendek, dan resensi

sebagai contoh sub-KTI. Esai menjadi pembeda yang jelas dengan KTI kesarjanaan, yaitu

skripsi, tesis, dan disertasi.

Dalam ranah jurnalistik maka dikenal juga esai populer yang biasanya ditulis oleh

seorang pakar atau tokoh yang diakui kredibilitasnya. Karena itu, penulis esai populer di

media massa akan menyampaikan pandangannya secara subjektif tentang suatu hal sebagai

bagian gaya personalnya.

Hal lain yang tumpang tindih juga dapat dilihat pada istilah monografi dan buku teks.

Sebenarnya kedua jenis KTI ini sama saja. Akan tetapi, tampaknya istilah monografi

menjadi spesifik di kalangan masyarakat ilmiah. Sebelum digabungnya kelembagaan

pendidikan tinggi dan kelembagaan riset, tampak jelas perbedaan penyebutan tersebut.

Dikti di bawah Kemdiknas (masa itu) menyebut buku teks, sedangkan LIPI di bawah

Kemristek menyebut monografi.

Istilah ‘buku teks’ juga menjadi satu keunikan tersendiri di Indonesia yang berbeda

dengan ‘buku ajar’. Tampaknya buku teks adalah terjemahan bebas dari scientific book yang

bukan dimaksud padanan dari text book. Text book sendiri dipadankan sebagai buku ajar

yang menjadi sebutan khas untuk perguruan tinggi, sedangkan untuk tingkat lebih rendah

(TK, SD, SMP, SMA) digunakan istilah buku pelajaran.

1.3 ILMIAH VS ILMIAH POPULER

Dalam karya ilmiah kemudian ada pertanyaan terkait dikotomi ilmiah murni dan ilmiah

populer. Pembeda antara keduanya dapat dikenali dari pembaca sasaran, bahasa, dan

penyajian.

Kategori Pembaca Sasaran Bahasa Penyajian

Ilmiah Murni Terbatas pada

lingkungan ilmiah

Menggunakan

selingkung bahasa

Kaku dan sistematis

sesuai dengan

Page 6: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

6

(penguji, akademisi,

sesama peneliti)

ilmiah yang

cenderung teknis

dan sulit (kalimat

tesis, premis)

ketentuan publikasi

yang ditetapkan.

Minim subjektivitas.

Ilmiah Populer

Lebih luas

mencakup juga

kalangan umum

atau praktisi di luar

lingkungan ilmiah.

Menggunakan

bahasa umum yang

lebih mudah

dipahami pembaca

umum meskipun

tingkatan pembaca

secara pendidikan

masih tinggi

(sederhana, ringkas,

padat).

Lebih fleksibel

dalam sistematika

dan banyak

menggunakan

pengayaan-

pengayaan materi,

seperti contoh-

contoh, studi kasus,

dan perbandingan.

Kadang

mengandung

subjektivitas (opini)

Gambar 3. Perbedaan antara ilmiah murni dan ilmiah populer.

Ilmiah dan ilmiah populer kemudian sering menjadi perdebatan di kalangan

masyarakat akademis atau masyarakat ilmiah. Di satu sisi, ada sebagian masyarakat

akademis-ilmiah ingin mempertahankan ciri keilmiahan KTI sehingga menolak istilah

ilmiah populer. Di sisi lain, ada sebagian masyarakat akademis-ilmiah yang ingin

mendobrak pandangan minor dari masyarakat umum bahwa KTI itu sulit dipahami

sehingga nilai manfaatnya tidak dapat dirasakan secara luas.

Kadar keilmiahan yang kental memang terasa, terutama pada KTI kesarjanaan

sehingga kemudian muncul upaya konversi (penyaduran) KTI tersebut menjadi lebih

komunikatif dalam bentuk KTI lain, yaitu artikel ilmiah atau buku. Karena itu, dorongan

kecendekiaan seseorang dapat terlihat dari upayanya menjadikan karya tulisnya dapat

dipahami secara luas dan kontekstual.

Dalam hal ini Wibowo (2013: 3) menyebutkan “seorang penulis belum tentu cendekia

dan seorang yang cendekia belum tentu menulis”. Kecendekiaan seseorang dapat dideteksi

dari bahasa tulis yang digunakannya dan seberapa banyak cara yang dikuasainya untuk

mengalirkan tulisan. Dalam kritiknya, Wibowo menyebutkan kondisi menganggap hanya

ada satu cara untuk menyajikan tulisan melahirkan pembimbing killer yang berkesan

memaksakan kehendak karena “kacamatanya” buram oleh hal-hal yang bersifat kontekstual

(2013: 3). Pembimbing yang dimaksud adalah para pembimbing karya-karya kesarjanaan.

Kontekstualitas berkenaan dengan strategi komunikasi yang dirancang penulis untuk

audiensi atau pembaca sasarannya. Wibowo (2013: 4) menyampaikan pendapat bahwa

penulis artikel ilmiah harus mencerminkan kecendekiaannya melalui gaya menulis ilmiah

populer.

Page 7: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

7

Ilmiah populer dapat disimpulkan sebagai upaya penulis menyajikan tulisannya

keluar dari kesan membuat dahi para pembacanya berkerut, dipenuhi istilah teknis, dan

jargon keilmuan yang berat-berat. Walaupun demikian, ciri keilmiahan yang dikandung

KTI populer tidaklah hilang. Ilmiah populer menjadi lebih komunikatif karena mengandung

ciri emansipatoris, singkat, jelas, tepat, mencerahkan, dan objektif (Wibowo, 2013: 5).

1.4 DISEMINASI

Kata kunci mengapa diperlukannya konversi KTI menjadi KTI populer adalah diseminasi.

Diseminasi didefinisikan di dalam KBBI sebagai penyebarluasan ide atau gagasan. Dalam

Lampiran Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014, diseminasi didefinisikan sebagai

“penyampaian hasil litbang dan/atau pemikiran di bidang iptek kepada masyarakat

dan/atau pemangku kepentingan untuk dimanfaatkan atau dikembangkan lebih lanjut”.

Karena itu, KTI yang didiseminasikan harus mampu berkomunikasi dengan

audiensinya yaitu masyarakat dan pemangku kepentingan pada bidang yang menjadi

bahasan. Contohnya, hasil penelitian di bidang peternakan tentang penggemukan sapi perlu

dibuat diseminasi agar para peternak sapi yang umumnya bertingkat pendidikan rendah

dapat mengetahuinya.

Jika lebih dikonkretkan lagi, tuntutan gaya penyajian ilmiah populer terlihat dari

konversi bentuk KTI berikut ini. KTI yang mempertahankan gaya ilmiah dengan gaya

bahasa yang lebih teknis ditujukan untuk pembaca sasaran terbatas yaitu tim

penguji/penilai atau pimpinan. Adapun KTI populer ditujukan untuk pembaca lebih luas,

bahkan dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah.

Gambar 4 Dari ilmiah menjadi ilmiah populer.

1.5 WAHANA PUBLIKASI

KTI juga dapat dibedakan dari model atau cara publikasi yang dilakukan yaitu

dikelompokkan menjadi mandiri, mandiri-berkelompok, dan berkelompok. Publikasi

Mandiri adalah KTI yang ditulis/disusun hanya oleh satu orang. Publikasi Mandiri-

Ilmiah

• Skripsi

• Tesis

• Disertasi

• Laporan Penelitian

• Makalah

Ilmiah Populer

• Artikel

• Komunikasi Pendek

• Buku Teks

• Monografi

• Bunga Rampai

Page 8: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

8

Berkelompok adalah KTI yang ditulis/disusun oleh satu orang atau lebih. Publikasi

Berkelompok adalah KTI yang terdiri atas kumpulan tulisan beberapa orang.

Jenis Publikasi KTI Wahana Publikasi

Mandiri skripsi, tesis, disertasi presentasi, sidang

kelulusan

Mandiri atau

Berkelompok

laporan penelitian presentasi

resensi jurnal/majalah ilmiah

komunikasi pendek jurnal/majalah ilmiah

artikel jurnal/majalah ilmiah

makalah pertemuan ilmiah dan

jurnal/majalah ilmiah

monografi penerbit buku

buku ajar, buku teks,

buku pegangan, buku

panduan, buku

referensi

penerbit buku

Berkelompok prosiding pertemuan ilmiah

bunga rampai penerbit buku

Gambar 5 Jenis publikasi dan wahana publikasi.

Publikasi KTI dapat dilakukan pada berbagai wahana publikasi berikut ini yang

menjadi acuan penilaian angka kredit ataupun kelulusan, yaitu

presentasi;

sidang atau pertemuan ilmiah (seminar, lokakarya, dsb.);

jurnal/majalah ilmiah;

penerbit buku.

Publikasi dapat dilakukan secara tercetak ataupun secara daring (online). Untuk

jurnal/majalah ilmiah, penilaian bobot publikasi dibedakan atas majalah ilmiah

internasional, majalah ilmiah nasional terakreditasi, dan majalah ilmiah nasional tidak

terakreditasi. Adapun untuk penerbitan buku, bobot publikasi dibedakan atas penerbitan di

penerbit internasional dan penerbit nasional.

Penerbit nasional yang menerbitkan buku ilmiah harus memenuhi kriteria berikut ini

berdasarkan ketentuan yang digariskan LIPI:

berbadan hukum resmi;

menjadi anggota Ikatan Penerbit Indonesia (ikapi);

memiliki editorial board;

merupakan unit independen;

memiliki jaringan distribusi pelanggan.

Page 9: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

9

1.6 KONVERSI KTI NONBUKU

Salah satu cara yang lebih efektif dapat dilakukan untuk menulis dan menyusun buku

adalah mengonversi KTI nonbuku menjadi buku. Konversi atau menyadur ini lazim

dilakukan kalangan peneliti, termasuk untuk karya-karya kesarjanaan, yaitu skripsi, tesis,

dan disertasi.

Seperti yang tadi disebutkan, KTI nonbuku sangat banyak diterbitkan, tetapi tidak

untuk buku. Kadang kala ada juga yang diterbitkan menjadi buku, contohnya skripsi dan

tesis, tetapi jika ditelusuri ternyata isinya tidak berbeda dengan karya kesarjanaan itu. Hal

itu karena penulis hanya mengubah bentuk atau formatnya menjadi buku, tetapi tidak

untuk konten dan penyajiannya.

Mengonversi KTI nonbuku menjadi buku disebut juga menyadur. Akan tetapi,

merujuk pada Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 terdapat pengertian atau definisi

‘saduran’ sebagai berikut: “Saduran adalah tulisan atau terjemahan secara bebas dengan

meringkas tanpa mengubah intisari tulisan asal.”

Definisi tersebut tampaknya merujuk pada pengertian kedua di dalam KBBI.

... 2. menyusun kembali cerita secara bebas tanpa merusak garis besar cerita, biasanya

dr bahasa lain: pengarang itu suka - cerita dr bahasa asing ke dl bahasa Indonesia; 3.

mengolah (hasil penelitian, laporan, dsb); mengikhtisarkan: mereka sedang - hasil penelitian

mereka untuk dijadikan buku.

Definisi nomor 3 paling tepat menggambarkan konversi KTI. Artinya, saduran atau

hasil konversi dalam KTI adalah mengubah atau meringkas karya tulis sendiri ke bentuk

lain. Berikut ini adalah proses konversi KTI menjadi buku.

Gambar 6 Proses konversi KTI nonbuku menjadi buku.

Pada prinsipnya semua KTI nonbuku dapat diubah menjadi buku. Tahap pertama

yang harus dilakukan adalah mengubah ragangan (outline) KTI memenuhi unsur anatomi

KTI NonbukuPenyesuaian

Anatomi BukuPenyesuaian

Penyajian

Penulisan Ulang

Penerbitan Buku

Page 10: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

10

buku. Perubahan yang dilakukan kadang sangat radikal terkait dengan judul-judul bab dan

subbab. Tahap kedua adalah menyesuaikan penyajiannya sesuai dengan ragangan atau

kerangka yang dibuat.

Perhatikan contoh perubahan ragangan dari tesis berikut ini.

RAGANGAN TESIS RAGANGAN BUKU

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Perumusan Masalah

1.3 Ruang Lingkup Kajian

1.4 Tujuan Penelitian

1.5 Hipotesis

1.6 Manfaat Penelitian

1.7 Novelty

BAB I PENDAHULUAN

A. Mimpi Buruk Sampah Kota

B. Masalah Sampah Kota

C. Urgensi Penanganan Segera

D. Berbagai Model Penanganan

Sampah di Negara Maju

E. Darurat Sampah di Kota-Kota Besar

Gambar 8. Perbadingan ragangan tesis dan buku.

Dapat Anda rasakan perbedaan antara ragangan tesis dan ragangan buku, bukan?

Sebuah publikasi buku dari hasil laporan penelitian atau karya tulis kesarjanaan gagal

Gambar 7. Dari KTI nonbuku menjadi buku.

Page 11: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

11

berkomunikasi dengan pembacanya karena penulis tidak mengubah ragangannya sehingga

terbaca sama saja dengan hasil penelitian yang kaku. Pembaca buku tidak memerlukan

informasi bagaimana penulis merumuskan masalah, ruang lingkupnya, tujuan penelitian,

hipotesis, bahkan tinjauan pustaka.

Pembaca sasaran hanya ingin tahu masalah apa yang hendak penulis kemukakan dan

bagaimana solusinya secara ilmiah. Jadi, dari laporan penelitian bergerak ke buku sama

halnya membebaskan diri Anda dari kewajiban pemaparan yang sangat teknis dan harus

mengikuti kaidah tata tulis sesuai dengan ranahnya.

2 PRAMENULIS (PREWRITING)

Menulis sejatinya memang berproses. Lemahnya kemampuan menulis sebagian besar di

antara kita kini umumnya disebabkan kita mempelajari menulis tanpa proses. Kurikulum di

negara-negara maju selalu menyertakan proses ini, termasuk mulai tingkat sekolah dasar.

Inilah proses standar itu.

Page 12: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

12

Gambar 9. Proses standar menulis (WriteAtHome.com).

Jadi, ada lima proses menulis yang harus dilalui seorang penulis. Proses utama yaitu

prewriting atau pramenulis. Proses ini disebut juga proses penciptaan mental. Seorang

penulis harus membayangkan karyanya kelak jadi seperti apa dan dibangun dengan bahan-

bahan apa saja. Ibarat Anda hendak membangun sebuah rumah maka diperlukan cetak biru

desain rumah.

Page 13: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

13

Berikut ini adalah langkah-langkah pramenulis.

2.1 PEMIKIRAN DAN INFORMASI

Jika Anda telah mendapatkan satu ide atau topik yang hendak Anda tulis, adalah keharusan

bagi Anda melakukan pemikiran dan pengumpulan informasi. Anda harus menguatkan

kelayakan ide tersebut dengan argumen-argumen yang diperoleh melalui membaca,

wawancara, refleksi (renungan), menulis catatan harian, bertukar pikiran dengan orang lain,

membuat daftar, dan merekam pengalaman.

Dengan kemajuan teknologi kini, satu gawai bisa Anda gunakan untuk semua kegiatan

tersebut. Anda bisa membaca buku elektronik di smartphone, begitu pula melakukan

wawancara menggunakan fitur voice recorder. Anda juga dapat mencatat di sana atau

mengabadikan beberapa fenomena lewat kamera di mobile phone Anda itu. Jadi, bagian ini

sangatlah menarik untuk menggumpalkan minat Anda menulis. Ada dukungan data dan

fakta bahwa topik itu memang harus Anda teliti dan tuliskan.

Pemikiran dan pengumpulan informasi akan mendorong Anda untuk mengonkretkan

topik tulisan dari ide besar (tema) yang hendak Anda garap. Perhatikan hierarki berikut ini.

Gambar 10. Hierarki gagasan.

Fokuslah pada topik, bukan tema. Topik adalah ide yang lebih spesifik. Dalam

beberapa kasus, topik kadang identik dengan judul. Topik menjadi dasar tahapan

selanjutnya yaitu mengumpulkan bahan-bahan tulisan berupa

a. referensi dari buku atau media lainnya;

b. contoh-contoh;

c. studi kasus;

d. perbandingan;

e. informasi mutakhir.

Judul

Topik

Tema MAIN IDEA

SPESIFIC IDEA

DETAIL DETAIL

SPESIFIC IDEA

Page 14: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

14

Dari sini Anda kemudian dapat menerapkan penggunaan peta pikiran untuk memecah

topik menjadi sub-subtopik.

PELATIHAN 1

Tentukan satu topik yang ada di pikiran Anda. Buatlah peta pikiran untuk memecah topik

tersebut menjadi sub-subtopik. Ada berapa subtopik yang dapat Anda pecah?

TOPIK PENULIS

SUBTOPIK

SUBTOPIK

SUBTOPIK SUBTOPIK

SUBTOPIK

Page 15: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

15

2.2 TUJUAN PENULISAN

Penting untuk mengarahkan tulisan Anda pada satu tujuan yang spesifik. Anda tentu tidak

dapat menulis tanpa tujuan. Seperti halnya menulis status di media sosial contoh Facebook,

apa tujuan Anda?

Gambar 11. Tulisan yang baik dimulai dari tujuan yang baik.

Secara garis besar, tujuan penulisan dapat disebutkan berikut ini.

Gambar 12. Empat tujuan penulisan.

Instruct(memerintah) contoh kebijakan

baru atau prosedur

Inform(menginformasikan) contoh saran

kemajuan

Interpret(menjelaskan)

contoh detail ringkasan

Influence(memengaruhi) contoh membujuk

untuk membeli

Page 16: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

16

2.3 PEMBACA SASARAN

Ada asumsi bahwa sebagian besar karya tulis yang gagal berkomunikasi dengan

pembacanya karena penulisnya lupa kepada pembaca sasaran. Pembaca sasaran adalah

target audiensi yang dituju dari sebuah karya tulis. Makin spesifik audiensinya, makin

mudah bagi penulis untuk menyiapkan tulisannya. Sebaliknya, makin luas audiensi, penulis

harus bersusah payah menyesuaikan tulisannya agar dapat berkomunikasi dengan

sebanyak mungkin orang.

Audiensi buku ilmiah boleh dibilang sangat captive (terbatas), bahkan niche (ceruk).

Jika Anda menulis buku berjudul Perubahan Ekstrem Iklim di Indonesia, tentu Anda sudah

dapat membayangkan siapa pembaca sasarannya. Anda tidak dapat mengatakan pembaca

sasaran adalah dosen dan mahasiswa. Dosen dan mahasiswa fakultas atau jurusan apa?

Pembagian pembaca sasaran dapat dilakukan seperti berikut.

Kategori Pembeda Penjelasan

Tingkat Usia anak-anak, remaja, dewasa

Tingkat Pendidikan lulusan SD-SMP, SMA, perguruan tinggi

Kelas Sosial bawah, menengah, atas

Minat-Minat Budaya tradisional, modern, Barat, Timur

Kegemaran olahraga, kesenian, keilmuan, dll.

Jenis Kelamin (Gender) Pria atau wanita

Gambar 13. Kategori pembeda antarpembaca sasaran.

2.4 KALIMAT TOPIK

Jadi, ini urutannya, Anda bisa membuat kalimat topik kalau sudah ada pemikiran,

menentukan pembaca sasaran, dan menetapkan tujuan penulisan. Kalimat topik adalah satu

kalimat yang menggambarkan secara keseluruhan apa yang hendak Anda tulis.

Contoh:

Tulisan ini akan mengungkap sejarah pembakaran buku dari masa ke masa dilengkapi dengan

analisis latar belakang pembakaran buku dan kaitannya dengan pemusnahan suatu peradaban.

Tulisan ini akan menjelaskan sebab-sebab perubahan ekstrem pada iklim di Indonesia dan

dampak-dampak yang berpengaruh pada lingkungan hidup.

Kalimat topik akan menjadi panduan Anda untuk menulis. Jika Anda menangkap

sebuah ide, kalimat topik berfungsi mengikat ide Anda sementara.

Page 17: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

17

2.5 ORGANISASI BAHAN

Mengorganisasikan bahan adalah tahapan terakhir dari pramenulis sehingga Anda akan

menghasilkan keluaran berupa ikhtisar penerbitan (jika itu buku) dan matriks ragangan

(outline). Ikhtisar dan matriks ragangan akan menjadi pemandu Anda selanjutnya untuk

menulis buku.

PELATIHAN 2

Buka fail Ikhtisar-Penerbitan dan mulailah mengisikannya.

3 ANATOMI BUKU

Bagaimana sebuah buku didefinisikan? Dalam banyak literatur tentang buku biasanya

definisi Unesco yang ditampilkan:

A book is a non-periodical printed publication of at least 49 pages, exclusive of the cover pages,

published in the country and made available to the public. (Buku adalah publikasi tercetak tidak

berkala dengan ketebalan lebih dari 49 halaman, memiliki kover yang khas, diterbitkan

suatu negara dan tersedia untuk publik. Sumber: Recommendation concerning the International

Standardization of Statistics Relating to Book Production and Periodicals, 19 November 1964).

Unesco membuat definisi tersebut dalam rangka menyusun sebuah statistik tentang

pengaruh buku terhadap perkembangan ekonomi dan budaya di suatu negara. Karena itu,

buku perlu didefinisikan dan dibedakan dengan terbitan berkala, seperti koran, majalah,

ataupun brosur. Belakangan Unesco juga menambahkan kriteria baru bahwa buku harus

diterbitkan sekurang-kurangnya 50 eksemplar dan dijual bebas.

Berbeda halnya dengan yang didefinisikan US Postal Service bahwa buku adalah

publikasi berjilid memiliki 24 atau lebih halaman, setidaknya 22 di antaranya dicetak dan

mengandung bahan bacaan utama, dengan iklan terbatas hanya untuk promosi buku.

Secara awam sebenarnya kita sudah dapat membedakan mana buku dan mana yang

bukan buku dalam pengertian fisiknya. Dalam soal jumlah halaman, tentu bisa terdapat

perbedaan karena sebuah buku untuk anak dengan tebal 16, 24, atau 32 halaman (semuanya

berkelipatan 8 atau 16 sesuai dengan halaman cetak/kuras) tetap disebut buku tanpa

mengacu pada kriteria Unesco tersebut (ketebalan halaman).

Page 18: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

18

Dalam ranah akademis, definisi Unesco inilah yang kerap digunakan. Sebagai contoh

persyaratan Dikti Kemdikbud (sekarang Kemeristek Dikti) dalam pengajuan insentif buku

ajar mencantumkan ketentuan buku harus berketebalan >49 halaman (isi). Berbeda dengan

hibah buku teks, Dikti Kemdikbud mensyaratkan ketebalan buku >200 halaman.

Di sini kemudian agak terjadi kebingungan dalam soal definisi: apa bedanya buku ajar

dan buku teks? Dalam edaran yang dikeluarkan Direktorat Litabmas Dikti tersebut tidak

tampak jelas perbedaan antara buku ajar dan buku teks. Mengapa buku ajar harus >49

halaman dan buku teks harus >200 halaman, sedangkan keduanya sama-sama merupakan

hasil penelitian para dosen?

Berikut ini definisi berbagai jenis buku akademis yang dihimpun dari berbagai

sumber.

Jenis Pengertian

Buku Acuan/Referensi Buku yang berisi informasi dasar tentang bidang atau hal tertentu.

Informasi dasar atau pokok ini dapat dijadikan sebagai acuan

(referensi) oleh guru/dosen untuk memahami sebuah masalah secara

teoretis. Contoh: ensiklopedia, kamus bidang, tesaurus, buku induk,

dan buku pintar.

Buku Pegangan

(Guru/Dosen)

Buku yang berisi uraian teknis serta rinci bidang tertentu. Buku ini

digunakan para guru/dosen untuk memecahkan, menganalisis, dan

menyikapi permasalahan yang akan diajarkan kepada

siswa/mahasiswa.

Buku Ajar Buku yang berisi uraian bahan pelajaran bidang tertentu sesuai dengan

kurikulum/silabus pembelajaran yang disusun secara sistematis serta

diarahkan untuk tujuan/kompetensi tertentu. Buku ini digunakan

sebagai sarana pembelajaran di dalam kelas/ruang kuliah dan

digunakan secara bersama oleh guru/dosen serta siswa/mahasiswa.

Buku Teks Buku yang berisi uraian pada satu bidang ilmu tertentu, baik secara

luas maupun secara mendetail yang dapat digunakan para guru/dosen,

siswa/mahasiswa, hingga para praktisi di bidang tersebut. Buku teks

disajikan lebih populer dibandingkan buku ajar yang taat pada pola

penyajian materi di dalam kurikulum/silabus.

Buku Latihan Buku yang berisi bahan-bahan pelatihan untuk menilai tingkat

kepahaman siswa/mahasiswa terhadap suatu bidang tertentu yang

telah diajarkan. Biasa digunakan secara periodik dan sekali pakai.

Buku Kerja/Buku

Kegiatan

Buku yang difungsikan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

yang terkait dengan pembelajaran. Biasa digunakan juga sebagai buku

tugas untuk dilaksanakan di luar kelas.

Buku Penunjang Buku yang berisi bahan-bahan penunjang untuk pengayaan materi

yang telah dipelajari siswa/mahasiswa. Buku ini sering juga disebut

sebagai buku pengayaan.

Page 19: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

19

Modul Modul terkadang tidak digolongkan sebagai buku, tetapi sebagai

kumpulan bahan ajar yang disusun secara sistematis lengkap dengan

tes/uji indikator kemampuan siswa/mahasiswa menyerap bahan

pelajaran. Modul adalah bahan ajar yang digunakan secara mandiri

tanpa guru/tutor/dosen. Modul berisi uraian ringkas atas suatu bahasan

(kegiatan pembelajaran) dalam bidang tertentu.

Gambar 14. Jenis buku dan penjelasannya.

Bagaimana dengan anatomi buku atau bagian-bagian buku? Buku memang memiliki

anatomi khas yang berbeda dengan karya tulis lainnya. Berikut ini adalah anatomi standar

buku.

Gambar 15. Anatomi buku.

Kover buku menjadi “etalase” pertama bagi pembaca untuk mengenali buku. Karena

itu, kover buku harus memuat informasi yang lengkap. Kover buku juga dibuat dari kertas

yang lebih tebal dibandingkan kertas isi buku. Perhatikan template kover buku berikut ini.

Buku

Cover

Front Matter

Text Matter

Back Matter

Page 20: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

20

Gambar 16. Templat kover dan bagian-bagiannya.

Banyak penulis atau bahkan penerbit tidak menaruh perhatian pada fungsi kover

belakang (back cover) sehingga informasi utama hanya terdapat pada kover depan. Pada

templat terlihat ada bagian-bagian yang melengkapi kover belakang. Berikut ini penjelasan

tiap bagian.

Headline atau tajuk merupakan bagian yang berfungsi mengikat perhatian pembaca

untuk menyelisik lebih jauh isi buku. Jadi, ada kalanya penerbit mencantumkan kembali

judul buku di bagian headline ini atau kata-kata yang mengikat perhatian.

Deskripsi adalah penjabaran ringkas isi buku yang disambung dengan kalimat-

kalimat bernada janji untuk memenuhi harapan pembaca. Janji tersebut diperkuat dengan

uraian benefit atau manfaat yang terkandung dalam butiran-butiran bahasan. Penjabaran

butiran ini sama halnya dengan menunjukkan sekilas daftar isi kepada pembaca. Deskripsi

ini kerap juga diistilahkan dengan blurb atau populer disebut sinopsis.

Testimoni atau sering juga disebut endorsement adalah kalimat-kalimat pujian terhadap

karya dari para tokoh yang diakui kapabilitas dan kredibilitasnya. Anda dapat

menempatkan 1–3 testimoni yang berpengaruh di kover belakang.

Biodata singkat penulis adalah deskripsi ringkas penulis tentang kompetensinya

untuk menulis topik di dalam buku.

Wara Penutup adalah kalimat iklan yang menegaskan kembali kepada pembaca

pentingnya buku tersebut. Misalnya: Buku ini boleh jadi tidak mengubah hidup Anda, tetapi

mengubah pandangan Anda soal hidup. Bersiaplah!

Kategori adalah hal penting yang kerap terlupakan oleh penerbit. Kategori

menjelaskan buku dalam bidang apa sehingga petugas toko buku tidak akan keliru

menempatkan buku bukan pada rak semestinya.

ISBN dan barkod adalah nomor buku standar internasional yang dikeluarkan oleh

Perpustakaan Nasional RI dan diletakkan di kover belakang sebagai identitas buku.

Page 21: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

21

Berikut ini adalah bagian-bagian buku yang penting diketahui. Tidak semua bagian di

dalam buku harus ada karena bersifat opsional (pilihan). Contoh bagian yang opsional,

yaitu

halaman setengah judul (half-title);

halaman frontispiece;

halaman persembahan (dedication);

halaman epigraf;

halaman kata pengantar (foreword);

halaman persantunan (acknowledgement).

Page 22: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

22

Front Matter (Preliminaries) Text Matter Back Matter (Postliminaries)

• Book half-title

• Series title, frontispiece, or

blank

• Title page

• Copyright page

• Dedication

• Epigraph

• Table of Contents

• List of Illustration

• List of Tables

• Foreword

• Preface

• Acknowledgements

• Introduction (if not part of

text)

• Abbreviations (if not part of

text)

• Chronology (if not in back

matter)

Major Heading

Subhead

Sub-subhead

Sub-sub-subhead

Acknowledgements (if not

in front matter)

Appendix or appendixes

Chronology (if not in front

matter)

Abbreviations (if not in

front matter)

Notes

Glossary

Bibliography or References

List of Contributors

Illustration Credits

Index or Indexes

Gambar 17. Anatomi buku lengkap.

4 MATRIKS RAGANGAN (OUTLINE)

Ragangan atau kerangka karangan (outline) penting dibuat untuk buku. Berbeda halnya

dengan tulisan pendek seperti artikel atau esai, ragangan untuk tulisan tersebut mungkin

dapat dirancang hanya di dalam kepala. Ragangan juga berfungsi sebagai frame work yang

memagari pembahasan sebuah tulisan agar tetap fokus pada topik.

Sebagai sebuah urutan penyajian, ragangan dapat dibedakan atas hal berikut ini.

Umum-Khusus Urutan penyajian yang menyajikan hal-hal umum, lalu

didetailkan dengan hal-hal khusus.

Khusus-Umum Urutan penyajian yang menyajikan hal-hal khusus lebih

dahulu, lalu disimpulkan secara umum.

Kronologis Urutan penyajian yang menampilkan linimasa dari waktu

ke waktu, biasa digunakan dalam buku sejarah atau

biografi/autobiografi.

Spasial Urutan penyajian yang menampilkan urutan ruang, biasa

digunakan dalam buku-buku arsitektur. Gambar 18. Urutan penyajian naskah.

Page 23: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

23

Di dalam buku, terdapat pola ragangan yang perlu Anda kenali.

Gambar 19. Empat pola ragangan.

Buku ilmiah sangat disarankan untuk menggunakan pola ragangan tahapan dan

umumnya memang demikian. Namun, ada juga buku ilmiah yang menggunakan pola

butiran, itulah yang dikenal dengan istilah buku bunga rampai, antologi, atau omnibus.

Ragangan tahapan menunjukkan bagaimana alur pikir penulis terhadap tulisan yang

digagasnya. Pertanyaan berikut penting untuk menimbang ragangan yang Anda susun.

Apakah bab ini memang benar-benar penting/diperlukan?

Apakah bab-bab itu mengikuti urutan yang logis?

Apakah bab-bab itu secara akurat menjelaskan teks yang disajikan?

Apakah bab itu ringkas dan menggunakan pilihan kata yang baik?

Setelah kepala bab seperti “5 Tahapan Analisis”, apakah kelimanya sudah

tercantum?

Bagaimanapun penulis sebagai manusia tidak terlepas dari kekeliruan dalam

penyusunan tahapan. Kadang kala subjektivitas penulis menimbulkan bias pada subjek atau

kepakaran yang dibahasnya. Sekali lagi, penulis perlu memikirkan siapa pembaca sasaran

mereka saat menyusun ragangan. Mereka harus membayangkan bahwa pembaca sasaran

akan dapat memahami dengan baik, tahap demi tahap.

Untuk membantu hal tersebut, sangat disarankan para penulis membuat matriks

ragangan seperti berikut ini.

Tahapan

•Bab disusun berdasarkan penahapan

•Mengandung satu alur proses pemikiran atau metode

Butiran

•Bab disusun lepas-lepas dari tulisan-tulisan pendek (artikel, feature, esai, dll.)

•Menghimpun tulisan dari satu topik

Campuran

•Bab ditahapkan, lalu dijelaskan secara butiran

•Menghimpun tulisan dalam satu topik

Tanya-Jawab

•Bab terdiri atas pertanyaan dan jawaban

•Tanya-jawabpada satu topik spesifik

Page 24: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

24

Gambar 20. Matriks ragangan.

Anda dapat menata tulisan dengan menggunakan BAGIAN. Artinya, tiap bagian

terdiri atas beberapa bab. Anda juga dapat menata tulisan langsung dengan BAB yang

setiap bab terdiri atas beberapa SUBBAB.

Untuk membantu Anda mengenali setiap bagian, perhatikan hierarki bab berikut ini.

A = major heading (kepala bab)

B = subbab

C = sub-subbab

D = sub-sub-subbab

JUDUL BUKU

Hierarki Bab

A B C D

1 Subbab

Sub-subbab

Sub-sub-subbab

Sub-sub-subbab

Sub-subbab

Sub-sub-subbab

2 Subbab Sub-subbab

Sub-sub-subbab

Sub-sub-subbab

Pada matriks Ragangan, Anda dapat menyusun hierarki hanya sampai B atau subbab.

Page 25: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

25

PELATIHAN 3

Buka fail Matriks-Ragangan dan mulailah mengisikannya. Pada tahap awal, Anda dapat

menerapkan hasil peta pikiran sebelumnya, lalu menyusun hierarki bab.

5 MENULIS DRAF (DRAFTING)

Put your idea down to paper. Itulah kalimat perintah untuk mendeskripsikan drafting. Draf

atau buram adalah tulisan yang dibuat sekali jadi. Pada saat menulis draf, Anda disarankan

untuk menuliskan apa saja yang terpikirkan—tentunya terkait dengan bab atau subbab

yang Anda susun—dan tidak melakukan editing pada saat menulis.

Setelah menciptakan matriks ragangan, draflah yang Anda susun. Matriks ragangan

membuat Anda bisa memilih dari mana Anda hendak menulis. Perhatikan bagan berikut

ini.

Gambar 21. Bagan pengembangan dari ragangan ke draf.

Anda bebas memilih bab atau subbab mana untuk drafting, lalu mulailah Anda

mencoba menyajikan teras (lead) atau paragraf pertama yang menarik. Teras adalah kunci

bagi pembaca untuk mau meneruskan membaca buku Anda.

Teras berikut tersaji pada buku 2030 Teknologi yang Mengubah Dunia karya Rutger Van

Santen, dkk. Tampak bahwa cara penulis menyajikannya naskanya sangat ringkas dan

lentur dengan pilihan kata yang tidak biasa untuk sebuah buku ilmiah.

IDE Framework

Pilih Bab

Tulis Teras

GunakanFenomena untuk

Memulai Teras

Bahan/

Sumber

Page 26: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

26

Bandingkan dengan teras berikut ini.

Prinsip penting yang harus Anda pegang dalam membuat teras adalah tunjukkan,

jangan memberi tahu. Umumnya dalam tulisan-tulisan ilmiah, para penulis terjebak

menulis teras yang memberi tahu, seperti memulai langsung dengan definisi.

Kecenderungan ini membuat tulisan ilmiah menjadi tidak menarik, tampak menggurui, dan

kering dari narasi.

Page 27: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

27

PELATIHAN 4

Coba Anda buat teras (lead) dari foto berikut ini.

6 REVISI DAN EDITING

Setelah draf selesai, penulis berkesempatan melakukan revisi, baik revisi minor maupun

revisi mayor. Revisi mayor terjadi jika penulis mengubah hierarki bab atau menambahkan

bab baru yang menurutnya penting ditambahkan. Revisi memberi kesempatan bagi penulis

menyempurnakan hierarki bab dan penyajiannya.

Penyempurnaan draf revisi selanjutnya dilakukan melalui editing. Jadi, editing tidak

dilakukan bersamaan dengan revisi. Editing dilakukan untuk menghasilkan draf final.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam editing, yaitu

1. kesalahan tik (typhographical error);

2. kebahasaan: EYD, tata kalimat, dan paragraf;

3. ketelitian data dan fakta;

4. kelegalan (terkait plagiarisme) dan kesopanan.

Page 28: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

28

Anda dapat melakukan editing dengan langsung membubuhkan tanda koreksi pada

naskah tercetak atau juga melakukan on-screen editing dengan fitur Review pada MS-Word.

Gambar 22. Contoh hasil editing mekanik.

Fitur Review pada MS-Word.

Editing dilakukan dengan

mengeklik Track Changes.

Page 29: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

29

Sumber referensi yang Anda perlukan untuk editing, yaitu

1. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

2. Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan,

3. kamus bidang,

4. buku pintar,

5. ensiklopedia, dan lain-lain.

PELATIHAN 5

1. Carilah bentuk baku dari kata-kata berikut ini.

agamis jadual malpraktik

akte kaedah metoda

aktifitas karir nopember

analisis lembab otopsi

antri mall prosentase

contek mempesona Ramadhan

disain fikir selebritis

hakekat memroduksi jenius

hektar trampil napsu

hembus hutang pebruari

hirarki pondasi kongkrit

itikad praktek milyar

kaedah rubuh propinsi

konggres putera paska

2. Tandai kalimat yang benar.

Masing-masing menteri harus melaporkan nilai kekayaannya ke KPK.

Tiap-tiap menteri harus melaporkan nilai kekayaannya ke KPK.

Jika komputer belum datang juga, pekerjaan ditunda.

Jika komputer belum datang juga, maka pekerjaan ditunda.

Walaupun diterima bekerja di perusahaan itu, tetapi ia terlihat murung.

Walaupun diterima bekerja di perusahaan itu, ia terlihat murung.

Page 30: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

30

Sang pemuda berkata lantang, “Aku melamarmu besok”!

Sang pemuda berkata lantang, “Aku melamarmu besok!”

Ibu membeli teh botol, minuman bersoda, kerupuk, saus cabai, dan lain-lain.

Ibu membeli teh botol, minuman bersoda, kerupuk, saus cabai, dan sebagainya.

Dian, Rosi, dan Tina berada dalam satu tim.

Dian, Rosi dan Tina berada dalam satu tim.

Global positioning system (GPS) sangat membantu dalam perjalanan.

GPS (global positioning system) sangat membantu dalam perjalanan.

Tukang nasi goreng itu selalu keluar di waktu maghrib.

Tukang nasi goreng itu selalu keluar pada waktu maghrib.

Anak itu lebih memilih makan daging ayam daripada daging kambing.

Anak itu lebih memilih makan daging ayam daripada kambing.

Dia nyaris diserempet truk.

Dia hampir diserempet truk.

Terjadi kemacetan hingga satu kilometer karena jalan amblas.

Terjadi kemacetan hingga satu kilometer karena jalan ambles.

Ukuran kamarnya hanya 2 x 3 m.

Ukuran kamarnya hanya 2 m x 3 m.

Selain masalah bahasa, Anda juga perlu melakukan editing data dan fakta serta

legalitas dan kesopanan. Editing data dan fakta menghindarkan Anda dari kesalahan fatal

menyajikan data atau fakta yang bisa berakibat menurunnya kredibilitas Anda sebagai

penulis. Adapun editing legalitas dan kesopanan dapat menghindarkan Anda tersangkut

masalah etika (plagiat), bahkan juga masalah hukum.

Page 31: HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Bukulemlit.trisakti.ac.id/uploads/lemlit/downloads/... · 1 HANDOUT Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku Penulisan Buku Ilmiah ©2015 oleh Bambang

31

7 PENUTUP

Demikianlah materi ringkas tentang “Konversi KTI Nonbuku Menjadi Buku” yang dapat

dipraktikkan langung oleh para akademisi atau peneliti, terutama mereka yang telah

menghasilkan karya tulis ilmiah nonbuku.

Langkah-langkah dalam handout ini dapat langsung Anda praktikkan dan jika ada

hal-hal yang ingin Anda konsultasikan, dapat menghubungi pemateri (tutor) ke WA/HP

081519400129 atau ke email [email protected].

DAFTAR PUSTAKA

Sorenson, Sharon. 1992. Webster’s New WorldTM Student Writing Handbook. New York: Prentice

Hall.

The Liang Gie, 2002. Terampil Mengarang. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Tim Editor LIPI Press, 2014. Pedoman Penerbitan Buku LIPI Press. Jakarta: LIPI Press.

Trim, Bambang. 2012. Tak Ada Naskah yang Tak Retak. Bandung: Trim Komunikata.

----. 2012. Apa dan Bagaimana Menerbitkan Buku: Sebuah Pengalaman Bersama Ikapi. Jakarta:

Ikapi.

Wibowo, Wahyu. 2013. Menulis Artikel Ilmiah yang Komunikatif. Jakarta: Bumi Aksara.

TENTANG PENULIS

Bambang Trimansyah atau yang lebih dikenal dengan nama pena Bambang Trim adalah

praktisi di bidang penulisan-penerbitan dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Ia adalah

lulusan Prodi D3 Editing Unpad dan S1 Sastra Indonesia Unpad. Pengalaman akademis

diperolehnya dengan menjadi dosen di almamaternya serta di Jurusan Penerbitan Politeknik

Negeri Jakarta dan Politeknik Negeri Media Kreatif. Dalam kepengurusan Ikapi Pusat 2010–

2015, Bambang Trim menjabat sebagai Ketua Kompartemen Diklat-Litbang-Informasi.

Sebagai penulis, ia telah menghasilkan karya lebih dari 150 judul buku berbagai genre dan

bidang.