halaman pengesahan - dspace.uii.ac.id

58
ii Pengaruh Musik sebagai Pengiring Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Administrasi Office Departemen Produksi PT. TIFICO, Tbk di Tangerang HALAMAN PENGESAHAN Dipertahankan di depan dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat syarat Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi Pada Tanggal Mengesahkan, Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Imu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Ketua Program Studi Hj. Qurotul Uyun., S.Psi.,M.Si. Dewan Penguji Tanda tangan, 1. Sus Budiharto, S.Psi., Psi. 2. Emi Zulaifah, Dra., M.Sc 3. Uly Gusniarti, S.Psi.,M.Si

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

ii

Pengaruh Musik sebagai Pengiring Kerja terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Administrasi Office Departemen Produksi PT. TIFICO, Tbk di Tangerang

HALAMAN PENGESAHAN

Dipertahankan di depan dewan Penguji Skripsi Fakultas Psikologi Universitas

Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat – syarat Guna

Memperoleh

Derajat Sarjana S1 Psikologi

Pada Tanggal

Mengesahkan,

Program Studi Psikologi

Fakultas Psikologi dan Imu Sosial Budaya

Universitas Islam Indonesia

Ketua Program Studi

Hj. Qurotul Uyun., S.Psi.,M.Si.

Dewan Penguji Tanda tangan,

1. Sus Budiharto, S.Psi., Psi.

2. Emi Zulaifah, Dra., M.Sc

3. Uly Gusniarti, S.Psi.,M.Si

Page 2: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

1

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang Masalah

Produktivitas kerja merupakan tuntutan utama bagi perusahaan agar

kelangsungan hidup atau operasionalnya dapat terjamin. Produktivitas suatu badan

usaha dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah ataupun pusat.

Produktivitas kerja menjadi masalah nasional, karena produktivitas tenaga kerja

Indonesia masih memprihatinkan. Kualitas sumber daya manusia Indonesia dewasa

ini dibandingkan dengan kualitas sumber daya manusia di beberapa negara anggota

ASEAN nampaknya masih rendah kualitasnya, sehingga mengakibatkan

produktivitas per jam kerjanya masih rendah. Berrdasarkan data World Development

Report, Indonesia pada tahun 2002, produktifitas per pekerja per jam sebesar 1,84

US $ dan yang tertinggi adalah Singapura 35,91 US $, diikuti oleh Malaysia 4,71 US

$ dan Thailand 4,56 US $ (Soejoeti, 2005). Banyak hal yang dapat mempengaruhi

produktivitas kerja, untuk itu perusahaan harus berusaha menjamin agar faktor-faktor

yang berkaitan dengan produktivitas tenaga kerja dapat dipenuhi secara maksimal.

Banyak faktor pada suatu perusahaan yang mempengaruhi seseorang untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan jalannya perusahaan tentunya

diwarnai oleh perilaku individu yang berkepentingan. Perilaku individu yang muncul

akan sangat mempengaruhi suatu perusahaan baik secara langsung ataupun tidak

langsung, hal ini akibat adanya kemampuan individu yang berbeda-beda dalam

Page 3: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

2

menghadapi tugasnya. Perilaku akan timbul akibat adanya pengaruh dari lingkungan

yang ada (baik internal maupun eksternal), dengan begitu individu akan

mempertimbangkan perilakunya sehingga produktivitas kerja karyawan dapat

tercapai sesuai dengan yang diinginkan.

Lazimnya, produktivitas kerja yang baik jika mengalami kestabilan atau

mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada PT. X

yang ada di Tangerang dengan Manajer Produksi tanggal 27 Februari 2007. Sejak

awal berdirinya perusahaan tingkat produktivitas kerja karyawan administrasi office

departemen produksi dikatakan cukup baik bahkan sering mengalami peningkatan.

Tetapi sejak kurun waktu 4 tahun terakhir produktivitas kerja karyawan mengalami

penurunan. Penurunan produktivitas kerja karyawan pada PT X dapat terlihat dari

hasil kerja karyawan yang meliputi penyelesaian pekerjaan sesuai dengan target yang

diberikan dan tingkat kedisiplinan yang meliputi ketepatan waktu dalam bekerja,

tidak bolos bekerja tanpa alasan yang jelas dan meninggalkan pekerjaan. Penurunan

produktivitas kerja pada PT X dikarenakan berbagai macam faktor, salah satunya

adalah lingkungan kerja yang kurang nyaman sehingga membuat para pekerja tidak

semangat dalam bekerja (manajemen PT X, 2007). Pemberian musik merupakan

salah satu desain lingkungan kerja. Selain itu menurut pihak perusahaan

produktivitas kerja karyawan menurun pada waktu pagi, siang dan menjelang pulang.

Produktivitas karyawan dapat dikatakan menurun apabila selama waktu kerja

karyawan terlihat malas, tidak bersemangat, mengantuk, pekerjaan yang dilakukan

tidak maksimal, sering absen kerja , telat datang kerja.

Page 4: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

3

Seiring dengan berubahnya zaman, perusahaan-perusahaan pun terus

membenahi diri mempersiapkan segala konsekuensi menghadapi era globalisasi ini

untuk meningkatkan produktivitas karyawan, salah satunya memberi musik sebagai

latar yang mengiringi karyawan dalam bekerja (Munandar, 2001)

Musik merupakan suatu hasil seni budaya yang berupa unsur-unsur atau

bunyi teratur sehingga terjadi suatu harmoni yang dapat memuaskan pendengarnya.

Musik telah lama hadir di dalam kehidupan manusia, bahkan boleh dibilang manusia

tidak dapat melepaskan diri dari musik dimanapun ia berada. Musik telah menjadi

bagian dari kehidupan manusia, yang di dalam perkembangannya tidak saja menjadi

media hiburan, tetapi musik telah mempunyai fungsi yang kompleks (Haliman &

Rosyid, 2000).

Musik mempunyai suatu kekuatan yang tidak sama dengan yang lain. Musik

hadir dalam semua lapisan masyarakat dan kultur budaya yang berbeda. Dalam dunia

industri musik dapat dipakai sebagai latar ditempat produksi agar hasil kerja menjadi

lebih optimal. Musik di dalam tempat kerja dapat mengurangi sifat membosankan

dari tenaga kerja (Prichard, 2006)

Sejak tahun 1940-an banyak perusahaan di Amerika Serikat mulai

memperdengarkan musik yang mengiringi sebagai latar belakang karyawan bekerja.

Sebagaimana halnya dengan warna, banyak yang berpendapat bahwa musik yang

mengiringi kerja dapat meningkatkan produktivitas karyawannya. Dengan musik

sebagai latarnya, pada umumnya para tenaga kerja bekerja dengan perasaan senang,

bekerja lebih keras, tidak banyak absen, dan kurang merasa lelah pada akhir kerja

hari kerja (Munandar, 2001)

Page 5: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

4

Riset yang dilakukan oleh psikolog industri menyatakan bahwa efek musik

yang ada di dalam tempat kerja dapat mengurangi kelelahan dan dapat meningkatkan

produktivitas tenaga kerja (Oldham; dalam Prichard, 2006). Sundstrom (Prichard,

2006) meringkas hasil riset yang menguji tentang keuntungan-keuntungan musik di

dalam tempat kerja, yaitu ; musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para

pekerja merupakan hal yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga

produktivitas dapat ditingkatkan dan musik dapat meningkatkan performance yang

menimbulakan efek psikologis. Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan

kesehatan psikologis.

Musik memiliki pengaruh yang baik pada pekerjaan-pekerjaan yang rutin dan

monoton. Latar belakang musik di dalam tempat kerja mempunyai hal yang positif

untuk mempengaruhi perilaku dan untuk mengurangi frustrasi para tenaga kerja

(Oakes; dalam Prichard, 2006). Tapi hal itu tidak berlaku pada pekerjaan yang

majemuk dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi pada pekerjaan, seperti tenaga

kerja yang bekerja sebagai pengendali lalu lintas udara. Pada umumnya musik yang

berjenis musik ringan yang dimainkan dengan instrumen saja (instrumentalia) yang

digunakan sebagai musik pengiring kerja (Munandar, 2001).

Schultz (Munandar, 2001) mengemukakan hasil penelitian, bahwa 80% dari

penyelia dan bukan penyelia berpendapat, musik sebagai latar belakang dalam

bekerja akan menciptakan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan. Dengan

lingkungan kerja yang menyenangkan, produktivitas kerja dapat meningkat. Kira-

kira 40% pekerja percaya musik dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas kerja.

Page 6: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

5

Sedangkan sekitar 86% berkeyakinan bahwa mereka merasa senang mendengar

musik yang mengiringi kerja mereka selama jam-jam kerja.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh musik

sebagai pengiring kerja terhadap produktivitas kerja karyawan administrasi office

departemen produksi PT. TIFICO, Tbk di Tangerang.

C. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki dua manfaat yaitu :

1. Manfaat Praktis

Menambah pengetahuan bagi para mahasiswa dan pihak perusahaan

mengenai adanya pengaruh musik yang diperdengarkan di tempat kerja terhadap

produktivitas kerja karyawan.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berarti pada

perkembangan ilmu psikologi khususnya psikologi industri dan organisasi dengan

cara memberi tambahan data hasil penelitian eksperimen tentang pengaruh musik

terhadap produktivitas kerja karyawan.

Page 7: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

6

D. Keaslian Penelitian

Sejauh yang peneliti ketahui, penelitian mengenai pengaruh musik terhadap

produktivitas kerja karyawan belum ada, akan tetapi penelitian yang serupa sudah

pernah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah:

Penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2003) tentang perbedaan

produktivitas kerja karyawan antara shift kerja pagi dan shif kerja malam.

1. Keaslian topik

Pada penelitian sebelumnya yang berjudul perbedaan produktivitas kerja

karyawan antara shift kerja pagi dan shift kerja malam variabel bebas adalah shift

kerja sedangkan pada penelitian ini variabel bebasnya adalah musik sebagai

pengiring kerja.

2. Keaslian Teori

Keaslian teori salah satunya dapat dinilai dari aspek dari suatu variabel

penelitian. Pada penelitian sebelumnya aspek yang digunakan dikemukakan oleh

Hadi (1988) sedangkan pada penelitian ini menggunakan aspek yang

dikemukakan Ghiselli dan Brown (Putraningrum, 2001).

3. Keaslian alat ukur

Pada penelitian sebelumnya alat ukur yang digunakan menggunakan

metode dokumentasi yang dikemukakan oleh Hadi (1988) sedangkan pada

penelitian ini menggunakan musik sebagai pengiring kerja, skala produktivitas

kerja Soejoeti (2005) berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan Ghiselli dan

Page 8: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

7

Brown (Putraningrum, 2001), observasi dengan metode chec list dan

dokumentasi pada saat penelitian.

4. Keaslian subjek penelitian

Subjek pada penelitian tersebut adalah karyawan PT. Madu Baru PG Madukismo

Yogyakarta. Subjek berjumlah 253 orang karyawan bagian pabrikasi/produksi.

Sedangkan pada penelitian ini subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah

karywan PT. TIFICO, Tbk. di Tangerang pada bagian office departement produksi.

Subjek berjumlah 30 orang.

Page 9: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Produktivitas Kerja

1. Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas diartikan sebagai suatu sikap mental yang selalu mempunyai

pandangan, bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari

esok lebih baik dari hari ini (Sudomo; dalam Dulhadi, 1994) dengan demikian

dapatlah dikatakan bahwa produktifitas merupakan hasil interaksi dari beraneka

ragam faktor produksi yang komplementer yang bergabung atau diikut sertakan

dalam proses produksi.

Produktivitas kerja mempunyai dua faktor utama, yaitu: korban (input) dan

hasil (output ) (Hadi; dalam Harahap, 2005). Konsep produktivitas dengan input dan

output sebagai elemen utama pertama kali dicetuskan pada tahun 1810

(Putraningrum, 2001). Inti konsepnya adalah bagaimana output akan berubah apabila

besar input akan berubah. Dengan kata lain hasil yang diperoleh ( output ) seimbang

dengan masukan (input). Produktivitas mempunyai dua dimensi (Umar, 2003).

Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja

( job performance) yang maksimal, yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan

kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi yang kedua adalah efisiensi yang berkaitan

dengan upaya membandingkan input dengan realisasi penggunaannya atau

bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

Page 10: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

9

Menurut Hezberg faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda

dengan faktor-faktor yang tidak menimbulkan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor

yang menimbulkan kepuasan kerja dinamakan faktor motivator yang berkaitan

dengan isi pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan tersebut.

Faktor-faktor ini meliputi tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri,

achievement, dan pengakuan. Sedangkan faktor yang menimbulkan ketidakpuasan

berkaitan dengan faktor ekstrinsik yang dinamakan kelompok hygiene. Faktor-faktor

tersebut meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, gaji, hubungan

antar pribadi dan kondisis kerja. Produktivitas kerja dalam penelitian ini berkaitan

dengan kondisi kerja yang termasuk dalam kelompok hygiene. Dalam hal ini jika

faktor-faktor tersebut kurang atau tidak diberikan, maka tenaga kerja akan merasa

kurang puas tetapi tidak berati tidak puas.

Ada pendapat lain yang mengatakan produktivitas adalah rasio antara hasil

kegiatan (output) dengan segala pengorbanan (biaya) untuk mewujudkan hasil

tertentu. Bayu (2005) berpendapat bahwa produktivitas adalah “ Kemampuan

memperoleh hasil yang maksimal dengan mempergunakan sarana dan prasarana

yang relatif terbatas persediaannya “.

Hadipranata (1987) berpendapat bahwa produktivitas kerja secara tekhnik,

ekonomik dan psikologik adalah rangkuman atau gabungan antara unsur efektifitas,

efisiensi, dan kepuasan kerja yang harus mengandung volume produksi, hemat

masukan, serta optimalisasi kepuasan kerja secara manusiawi.

Kusriyanto (1993) berpendapat bahwa produktivitas merupakan indikator

yang baik (peka) dalam proses perekonomian dan merupakan tolak ukur yang

Page 11: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

10

penting bagi kemajuan ekonomi yang dicapai. Definisi produktifitas tenaga kerja

secara spesifik adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta

tenaga kerja per satuan waktu (per jam orang)

Berdasarkan uraian didepan, produktivitas kerja dalam penelitian ini adalah

hasil kerja karyawan untuk mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan

sarana dan prasarana yang sudah tersedia.

2. Aspek-Aspek Produktivitas Kerja

Menurut Ghiselli dan Brown (Putraningrum, 2001) pengukuran produktivitas

kerja terdiri dari 3 aspek, yaitu :

a. Jumlah dan Mutu, terdiri dari :

1. Proses mengerjakan pekerjaan, yaitu bagaimana karyawan

mengerjakan pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan..

2. Kualitas dalam melakukan pekerjaan, yaitu bagaimana hasil pekerjaaan

yang dilakukan karyawan memiliki hasil yang memuaskan.

3. Kemampuan dan kecermatan kerja yang dimiliki karyawan, yaitu

kemampuan karyawan dan kecermataan karyawan dalam melakukan

suatu pekerjaan.

b. Lama Kerja, terdiri dari :

1. Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan kondisi kondisi

kerja di perusahaan.

2. Kemampuan karyawan bekerja sama dengan siapa saja yang berada di

perusahaan

Page 12: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

11

c. Lama melakukan pekerjaan, terdiri dari :

1. Waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan,

yaitu waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu

pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Menurut hasil pengamatan, faktor-faktor keinginan para pekerja bukan hanya

imbalan yang besar saja, tetapi ada faktor-faktor lain yang lebih penting dari itu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan menurut

(Suma’mur, 1982) adalah sebagai berikut :

a. Pendidikan, pada umumnya seseorang mempunyai pendidikan yang lebih

tinggi akan mempunyai produktifitas kerja yang baik. Dengan demikian, pendidikan

merupakan syarat yang penting dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

b. Motivasi, pimpinan perusahaan perlu mengetahui dan memahami motivasi

kerja dari setiap karyawan. Dengan mengetahui motivasi itu, maka pimpinan dapat

membimbing dan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.

c. Disiplin Kerja, adalah sikap kejiwaan seseorang atau kelompok yang

senantiasa berkehendak untuk mengikuti atau memenuhi segala peraturan yang telah

ditentukan. Disiplin kerja mempunyai hubungan yang sangat erat dengan motivasi.

Kedisiplinan dapat dibina melalui latihan-latihan antara lain bekerja menghargai

waktu dan biaya yang akan memberikan pengaruh positif terhadap produktivitas

kerja karyawan.

Page 13: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

12

d. Keterampilan, keterampilan banyak pengaruhnya terhadap produktivitas

kerja karyawan. Keterampilan karyawan dalam perusahaan dapat ditingkatkan

melalui kursus-kursus, latihan,dll.

e. Sikap Etika Kerja, sikap seseorang atau kelompok orang dalam membina

hubungan yang serasi, selaras dan seimbang di dalam kelompok itu sendiri maupun

dengan kelompok lain, dan etika dalam hubungan kerja sangat penting artinya karena

dengan tercapainya hubungan yang selaras dan serasi dan seimbang antara perilaku

dalam proses produksi akan meningkatkan produktivitas kerja.

f. Gizi dan Kesehatan, daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi oleh

gizi dan makanan yang dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan

mempengaruhi kesehatan karyawan, dan semua itu akan berpengaruh terhadap

produktivitas kerja karyawan.

g. Tingkat Penghasilan, penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja

karyawan karena semakin tinggi prestasi karyawan akan makin besar upah yang

diterima. Dengan penghasilan yang cukup, akan memberikan semangat kerja bagi

tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja karyawan akan

tercapai.

h. Lingkungan Kerja, lingkungan kerja dari karyawan di sini termasuk

hubungan antar karyawan, hubungan dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja,

musik, penerangan dan sebagainya. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan

perhatian dari perusahaan karena sering karyawan enggan bekerja karena tidak ada

kekompakan dalam kelompok kerja atau ruang kerja yang tidak menyenangkan, hal

ini akan mengganggu kerja karyawan

Page 14: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

13

i. Teknologi, dengan adanya kemajuan teknologi meliputi peralatan yang

semakin otomatis dan canggih, yang bisa mendukung tingkat produksi dan

mempermudah manusia dalam melaksanakan pekerjaan.

j. Sarana Produksi, faktor-faktor produksi harus saling memadai dan saling

mendukung dalam proses produksi.

k. Jaminan Sosial, perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap

karyawan, menunjang kesehatan dan keselamatan. Dengan harapan agar karyawan

semakin bergairah dan mempunyai semangat untuk bekerja.

l. Manajemen, dengan adanya manajemen yang baik, maka karyawan akan

terorganisasi dengan baik pula. Dengan demikian, produktivitas kerja karyawan akan

tercapai.

m. Kesempatan Berprestasi, setiap orang dapat mengembangkan potensi

yang ada dalam dirinya, dengan diberikan kesempatan berprestasi, maka karyawan

akan meningkatkan produktivitasnya.

Wartini (2003) memandang produktivitas dari sudut potensial pribadi

seseorang dengan mengatakan bahwa orang yang produktif adalah orang yang dapat

memberikan sumbangan yang positif dan berarti bagi lingkungan kerjanya dan

mampu mewujudkan sesuatu yang berguna bagi dirinya, penuh ide yang kreatif,

berwawasan jauh kedepan dan senantiasa berupaya mencapai tujuan secara efektif

dan efisien.

Page 15: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

14

B. Musik Pengiring Kerja

1. Pengertian Musik Pengiring Kerja

Istilah musik memiliki pengertian yang berbeda sejak zaman Yunani Kuno

hinga kini. Ada yang mendefinisikan “…art combining sounds of voice(s) or

instrument(s) to achive beauty of form and expression of emotion…” (Seykjes;

dalam Rachmawati, 2005).

Musik merupakan suatu hasil seni budaya yang berupa unsur-unsur atau

bunyi yang teratur sehingga terjadi suatu harmoni yang dapat memuaskan

pendengarnya. Musik adalah hal yang paling nyata dan senantiasa hadir dalam

kehidupan. Musik merupakan bagian paling penting dalam budaya suatu masyarakat.

Musik digunakan untuk mengekspresikan perasaan ataupun pemikiran. Musik juga

digunakan dalam acara resmi ataupun sekadar untuk relaksasi.

Sedangkan dalam World Book Encyclopedia (Rachmawati, 2005) disebutkan

bahwa :

“ Musik adalah suar atau bunyi-bunyian yang diatur menjadi sesuatu yang

menraik dan menyenagkan. Dengan kata lain musik dikenal sebagai sesuatu yang

terdiri atas nada dan ritme yang mengalun secara teratur”.

Khan (2002) mengemukakan bahwa musik adalah harmoni nada-nada yang

bisa didengar. Musik untuk mengiringi para karyawan yang sedang bekerja disebut

musik pengiring kerja (Nasution, 1998). Musik dalam kerja diharapkan dapat

meningkatkan kegairahan dan kesegaran. Musik pengiring kerja dapat berefek

stimulus dan meningkatkan pelaksanaan kerja, khususnya pada pekerjaan yang

Page 16: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

15

monoton (Nasution, 1998). Hadi (Soejoeti, 2005) menyatakan bahwa salah satu

faktor yang harus diperhatikan dalam lingkungan kerja fisik adalah adanya musik

pengiring kerja.

Musik pengiring kerja adalah musik yang diberikan untuk mengiringi para

karyawan dalam melakukan pekerjaannya (Sumihardi, 2000). Grandjean (Sumihardi,

2000) menyatakan bahwa penggunaan musik di tempat kerja dapat mengurangi

beban kerja dan nyanyian yang ada dapat menghidupkan suasana kerja. Suara musik

juga dapat berpengaruh pada kinerja karyawan (Hadi; Soejoeti, 2005). Suma’mur

(Sumihardi , 2000) menyatakan bahwa sesuai dengan norma ergonomi, maka musik

pengiring kerja harus tersedia di tempat kerja.

Musik pengiring kerja pada umumnya dapat diterima secara merata oleh para

karyawan (Beckett; Soejoeti, 2005). Hal itu menujukan bahwa musik telah dapat

membantu menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan di perusahaan-

perusahaan atau pabrik-pabrik (Hadi; Soejoeti, 2005). Musik di tempat kerja dapat

membantu menciptakan atmosfer yang menyenangkan, yang secara tidak langsung

dapat menggairahkan kerja (Maurits; Soejoeti, 2005).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa musik

pengiring kerja adalah suara atau bunyi–bunyian yang mengalun secara teratur

menjadi nada-nada, irama dan melodi yang harmoni yang menarik dan

menyenangkan bagi pendengarnya yang secara tidak langsung dapat menggairahkan

kerja.

Page 17: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

16

2. Aspek-aspek Musik

Menurut Mahmud (Rachmawati, 2005), unsur pokok musik adalah irama,

melodi dan harmoni. Musik itu sendiri adalah paduan seimbang dari semua unsur

tersebut. Mahmud mengatakan irama adalah denyut jantung suatu musik yang

menyimpan daya kekuatan serta dapat menggerakkan pikiran dan perasaan,

sedangkan harmoni adalah bingkai komposisi yang menopang melodi serta memberi

sifat dan warna tertentu pada musik.

Aspek-aspek tersebut, yaitu :

a) Irama

Menurut Plato (Prier; Rachmawati, 2005), “irama adalah suatu ketertiban

terhadap gerakan melodi dan harmoni atau suatu ketertiban terhadap tinggi

rendahnya nada-nada.” Sedangkan menurut Aristoxanos (Prier; Rachmawati, 2005),

irama adalah susunan waktu. Dalam Ensiklopedia Musik (1992: 243; Rachmawati,

2005), irama dinyatakan sebagai ritme yang mencakup wiwaksa etnis atau wilayah

suku dan bangsa, yang didalamnya terkandung melodi dan harmoni. Irama selalu

ada, diperdengarkan dan diungkapkan dalam kehidupan keseharian.

b) Melodi

Dalam Ensiklopedia Musik (1995: 28; Rachmawati, 2005) melodi ialah naik

turunnya nilai nada. Suatu musik dikatakan utuh jika melodi berpadu dengan

irama, tempo dan bentuk-bentuk lain dari musik. Didalam melodi terkandung:

Jangkauan atau pola yang pasti akan tinggi rendahnya nada

Selingan tinggi nada yang disimak melalui sedikit atau banyaknya

interval

Page 18: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

17

Pengaturan nada

c) Harmoni

Menurut Ensiklopedia Musik (1992: 196; Rachmawati, 2005) yang dimaksud

harmoni adalah cita rasa umum dan asasi dari bebunyian musik. Di era ini,

harmoni terkait dengan konsep akord sebagai sebuah struktur musik. Musik

dikatakan harmoni jika ia berhasil memadukan dua jenis musik atau lebih

menjadi bunyi-bunyian yang indah dan enak didengar. Bahkan Aristoxenos

(Prier; Rachmawati, 2005) menyatakan adanya kesamaan antara harmoni

jiwa dengan harmoni musik.

3. Teori Musik

a. Teori Generatif ( Lerdahl dan Jackendoff )

Menurut teori Lerdahl dan Jackendoff (Rachmawati, 2005), dimaksudkan

untuk “ memberikan idiom musik bagi pengalaman pendengar” sebagai

penggabungan dari psikolinguistik dan teori Scenkeriann. Dalam teori ini terdapat

uraian persepsi atas karakter musik tonal seperti segmentasi, periodik, dan tingkat

perbedaan dalam komponen musik.

b. Teori kognitif mengenai emosi

Teori dari Mandler (Rachmawati, 2005), mengatakan terjadinya peningkatan

dalam kognisi merupakan prasyarat terjadinya pengalaman emosi

c. Teori Berlyne

Teori dari Berlyne (Rachmawati, 2005) mengatakan bahwa bila kita

mendengar musik, ada beberapa faktor yang dapat dihitung, seperti kompleksitas,

Page 19: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

18

keakraban, dan kesenangan baru yang diperoleh dari musiknya. Musik dikatakan

akrab bila musik tersebut dialami sebagai sesuatu yang menimbulkan perasaan

menyenagkan atau nyaman. Bagi Berlyne dan Mandler, pengalaman merasakan

getaran adalah faktor terpenting dalam pengalaman musik. Semakin kompleks musik

yang didengar maka terdengar akan semakin mengalami getaran karena secara tidak

disadari dia akan mencari aktifasi yang tetap pada setiap tahapan tertentu.

4. Manfaat Musik

Manfaat utama dari musik adalah membuat pikiran menjadi lebih tenang dan

nyaman sehinga dapat melakukan segala sesuatu dengan lebih baik dan

menyenangkan.

Menurut Sundstrom (Prichard, 2006) meringkas hasil riset yang menguji

tentang keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu :

a. Musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para pekerja merupakan hal

yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga produktivitas

dapat ditingkatkan. Ada beberpa bukti bahwa musik dapat menurunkan

kesalahan dalam manufacturing.

b. Musik dapat meningkatkan performance yang menimbulakan efek psikologis.

Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesehatan psikologis.

Page 20: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

19

C. Musik Sebagai Pengiring Kerja Dan Produktivitas Kerja Karyawan

Produktivitas kerja karyawan pada suatu perusahaan di pengaruhi oleh

banyak hal, salah satunya adalah lingkungan kerja karyawan. Pada umumnya setiap

perusahaan selalu ingin meningkatkan produktivitas kerja untuk menunjukan bahwa

perusahaan tersebut berkembang. Salah satunya dengan memberi lingkungan kerja

yang menyenangkan salah satunya dengan memberikan musik sebagai pengiring

kerja pada karyawan, karena musik sangat mempengaruhi mutu dan kualitas output

dari perusahaan ( Oborne; Soejoeti, 2005 ).

Musik merupakan salah satu stimulus yang membuat seseorang berespon.

Stimulus tersebut diterima oleh telinga yang kemudian dilanjutkan ke otak. Di otak,

stimulus ini kemudian di kenali dan dipilah-pilih dan kemudian menghasilkan reaksi

tertentu. Reaksi tersebut dapat berupa ketenangan dan relaksasi. Orang yang bekerja

dengan keadaan tenang dan rileks dapat meningkatkan gairah dan produktivitas

kerja.

Seashore (Rachmawati, 2005) menunjukan bahwa aktivitas musikal

melibatkan banyak aspek psikologis. Perbedaan tinggi-rendah nada, contohnya,

mempengaruhi persepsi terhadap rangsang pendengaran yang merujuk pada

penafsiran makna yang berbeda. Nada yang tinggi cenderung dipersepsi sebagai

sesuatu yang mengandung emosi yang lebih kuat dibandingkan nada yang rendah.

Contoh lain, tempo yang cepat lebih menggugah semangat dibandingkan tempo yang

lambat. Berdasarkan barbagai penelitian menunjukan bahwa musik tertentu dapat

mengahasilkan mood yang menunjang produktivitas manusia.

Page 21: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

20

Suyatno (1985) mengutip dari hasil penelitian dari Kerr yang menanyakan

666 pekerja tentang tanggapan mereka terhadap musik di pabrik-pabrik Amerika.

Para pekerja yang bertugas menggulung kumparan, menghendaki agar

diperdengarkan musik selama jam-jam kerja secara terus-menerus tanpa henti. Jika

musik tidak diperdengarkan secara sambung-menyambung seluruh hari kerja, maka

sebagian besar dari pekerja menghendaki distribusi musik secara merata sebanyak

10-16 kali.

Selain itu Suyatno (1985) berpendapat bahwa musik pengiring kerja harus

dipandu oleh pertimbangan sebagai berikut :

1. Musik dalam bekerja harus menciptakan suasana akustik yang menghasilkan

efek menguntungkan pada pikiran.

2. Musik akan bernilai sekali pada pekerja tangan pada pekerjaan repetitif dan

pekerjaan lain yang hanya memerlukan sedikit kegiatan mental.

3. Musik tidak akan bernilai tinggi jika ada suara atau bunyi lain yang cukup

keras.

4. Musik bernada meriah diperdengarkan secara singkat pada awal hari,

permulaan kerja, untuk membangkitkan gairah, diperdengarkan juga pada

akhir hari, dan empat kali masing-masing selama setengah jam

diperdengarkan musik ringan di tengah hari.

5. Tempo musik jangan terlalu lambat (slow) tetapi juga jangan terlalu cepat.

Irama yang lambat bisa menidurkan sedang irama yang cepat bisa

mengganggu dan menciptakan ketergesaan.

Page 22: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

21

Menurut Sundstrom (Prichard, 2006) meringkas hasil riset yang menguji

tentang keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu :

1. Musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para pekerja merupakan hal

yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga produktivitas

dapat ditingkatkan. Ada beberpa bukti bahwa musik dapat menurunkan

kesalahan dalam manufacturing.

2. Musik dapat meningkatkan performance yang menimbulkan efek psikologis.

Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesehatan psikologis.

Satu metode untuk membangkitkan semangat dan meningkatkan kinerja dan

motivasi karyawan adalah pemberian musik selama bekerja (Aamodt; Soejoeti,

2005). Dasar pemikirannya adalah musik dapat mengurangi kebosanan kerja para

karyawan dan membuat mereka tetap perhatian pada pekerjaanya.

Menurut Wiggins (Sumihardi, 2000), memanipulasi lingkungan kerja, yaitu

dengan memberikan stimulus berupa musik pengiring kerja terhadap kondisi kerja,

menyebabkan karyawan melalui organ penginderaanya merasakan stimulus yang

diberikan sebagai sesuatu yang menyenangkan, sehingga karyawan merasa nyaman

dan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya, yang akhirnya dapat meningkatkan

produktivitas kerja.

Dengan demikian berdasarkan uraian diatas, maka dengan menggunakan

musik sebagai pengiring kerja, diharapkan dapat membuat produktivitas kaerja

karyawan semakin meningkat pada suatu perusahaan.

Page 23: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

22

D. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada perbedaan produktivitas kerja pada

karyawan yang mendapat perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja

dibandingkan dengan karyawan tidak mendapatkan perlakuan. Karyawan yang

mendapat perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja mengalami peningkatan

produktivitas kerja dibandingkan dengan karyawan yang tidak mendapat perlakuan.

Page 24: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Tergantung : Produktivitas Kerja Karyawan

2. Variabel Bebas : Musik Pengiring Kerja

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Produktivitas Kerja Karyawan

Produktivitas kerja dalam penelitian ini adalah hasil kerja karyawan untuk

mencapai hasil yang optimal dengan memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah

tersedia. Produktifitas kerja karyawan dapat dilihat dari kualitas, kuantitas, dan

waktu yang digunakan. Untuk memudahkan pengukuran produktifitas kerja maka

dibagi 2 jenis pekerjaan; pertama, pekerjaan produksi yang hasilnya dilihat dari

pengujian hasil (quality control ) sehingga standar yang objektif dapat dibuat secara

kuantitatif; dan kedua, pekerjaan non produksi hasilnya diperoleh melalui penilaian

atasan, teman, dan diri sendiri. Pengukuran non produksi ini biasa disebut dengan

skala penilaian (Maier; Putraningrum, 2001).

Maier (Putraningrum, 2001) mengatakan bahwa produktivitas kerja dapat di

ukur dari penilaian yang dilakukan oleh karyawan itu sendiri atau dapat dikatakan

pengukuran produktivitas kerja dalam penelitian ini bukan dari output yang

sesungguhnya tetapi dari faktor persepsi karyawan terhadap produktivitas kerjanya.

Page 25: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

24

Pengukuran dalam pekerjaan nonproduksi ini biasa disebut skala penilaian (Maier;

Putraningrum, 2001). Pengukuran produktivitas kerja dalam penelitian ini

menggunakan skala yang telah digunakan sebelumnya dari Soejoeti (2005)

berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh Ghiselli dan Brown (Putraningrum,

2001).

Aspek-aspek produktivitas kerja yang digunakan dalam skala ini meliputi :

a) Jumlah dan Mutu, terdiri dari :

1. Proses mengerjakan pekerjaan, yaitu bagaimana karyawan

mengerjakan pekerjaan sesuai dengan target yang ditentukan..

2. Kualitas dalam melakukan pekerjaan, yaitu bagaimana hasil pekerjaaan

yang dilakukan karyawan memiliki hasil yang memuaskan.

3. Kemampuan dan kecermatan kerja yang dimiliki karyawan, yaitu

kemampuan karyawan dan kecermataan karyawan dalam melakukan

suatu pekerjaan.

b) Lama Kerja, terdiri dari :

1. Kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan kondisi kondisi

kerja di perusahaan.

2. Kemampuan karyawan bekerja sama dengan siapa saja yang berada di

perusahaan

c) Lama melakukan pekerjaan, terdiri dari :

1. Waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu pekerjaan,

yaitu waktu yang dibutuhkan karyawan dalam melakukan suatu

pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Page 26: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

25

Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin baik tingkat produktivitas kerja

karyawan. Semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah produktivitas kerja

karyawan

2. Musik Pengiring Kerja

Musik pengiring kerja adalah suara atau bunyi–bunyian yang mengalun

secara teratur menjadi nada-nada, irama dan melodi yang harmoni yang menarik dan

menyenangkan bagi pendengarnya yang secara tidak langsung dapat menggairahkan

kerja. Suara musik juga dapat berpengaruh pada kinerja karyawan (Hadi; Soejoeti,

2005). Suma’mur (Sumihardi , 2000) menyatakan bahwa sesuai dengan norma

ergonomi, maka musik pengiring kerja harus tersedia di tempat kerja. Musik

pengiring kerja pada umumnya dapat diterima secara merata oleh para karyawan

(Beckett; Soejoeti, 2005). Hal itu menujukan bahwa musik telah dapat membantu

menciptakan suasana kerja yang lebih menyenangkan di perusahaan-perusahaan atau

pabrik-pabrik (Hadi; Soejoeti, 2005). Musik di tempat kerja dapat membantu

menciptakan atmosfer yang menyenangkan, yang secara tidak langsung dapat

menggairahkan kerja (Maurits; Soejoeti, 2005).

Musik adalah salah satu metode yang digunakan sebagai pengiring kerja guna

membantu karyawan untuk meningkatkan produktifitas kerja. Metode pemberian

musik sebagai pengiring kerja pada penelitian ini mulai pukul 08.00 – 16.00 WIB,

dilaksanakan selama 1 bulan pada jam kerja. Munandar (2001) menyatakan bahwa

jenis musik apa yang paling baik untuk diperdengarkan belum dapat disepakati

Page 27: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

26

melalui penelitian. Untuk memilih jenis musik yang cocok diputar di tempat kerja

digunakan beberapa patokan sederhana ( www.google.com ) yaitu :

a. Mulai pukul 08.00 – 12.00, dimana diperlukan kinerja yang mantap dan

vitalitas yang tinggi maka digunakan lagu jazz ringan dan yang terpenting

tidak ada syairnya (instrumental).

b. Setelah jam istirahat sekitar pukul 13.00 – 13.30 WIB, karena siklus tubuh

kita saat itu tidak akan menerima suatu paksaan untuk bekerja terus secara

optimal maka lagu yang diputar musik klasik (instrumental).

c. Pukul 13.30 – 15.00 WIB, diputar musik dengan irama yang cukup cepat agar

suasana kerja kembali meningkat, tetap dengan lagu instrumental.

d. Pukul 15.00 – 16.00, dimana beban pekerjaan sudah banyak terselesaikan,

maka digunakan lagu yang sama seperti pada saat awal kerja, seperti musik

jazz. Hal tersebut akan memberikan suasana tenang.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini berjumlah 30 orang. Dibagi menjadi 2 kelompok

yaitu: kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, masing-masing berjumlah 15

orang. Karakteristik subjek penelitian yang dipakai pada penelitian ini antara lain:

1. Karyawan yang telah menjadi karyawan tetap (bukan honorer) pada PT.

TIFICO, Tbk.

2. Bekerja pada bagian administrasi office departemen produksi.

3. Berjenis kelamin laki-laki dan perempuan

Page 28: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

27

D. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data dalam

pelaksanaannya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Mengukur Produktivitas Kerja

a) Skala Jumlah dan Mutu; proses mengerjakan pekerjaan, kualitas

dalam melakukan pekerjaan, kemampuan dan kecermatan kerja yang

dimiliki karyawan.

b) Skala Lama kerja; kemampuan karyawan menyesuaikan diri dengan

kondisi kerja diperusahaan dan kemampuan karyawan bekerja sama

dengan siapa saja yang berada di perusahaan.

c) Skala Lama melakukan pekerjaan; waktu yang dibutuhkan karyawan

dalam melakukan suatu pekerjaan.

Skala pengukuran produktivitas kerja pada penelitin ini menghasilkan 30

aitem yang terdiri dari 3 aspek pengukuran produktivitas kerja (Ghiselli dan Brown;

Putraningrum, 2001). Aitem-aitem tersebut terdiri dari dua bagian yaitu aitem

favourable dan aitem yang unfavourable. Pernyataan favourable adalah pernyataan

yang mendukung atau memihak objek sikap, sedangkan pernyataan unfavourable

adalah pernyataan yang tidak mendukung objek sikap (Azwar, 2001). Skala

produktivitas kerja tersebut harus direspon oleh subjek dengan empat alternatif

jawaban, yaitu : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju

(STS). Skor pada aitem favourable bergerak dari 1 sampai dengan 4 sedangkan pada

Page 29: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

28

aitem unfavourable bergerak dari 4 sampai dengan 1. Subjek diminta untuk mengisi

jawaban dengan memberi tanda check list (√) salah satu pilihan yang sesuai dengan

keadaan diri subjek. Distribusi penyebaran aitem dari tiap-tiap aspek pada skala

produktivitas kerja dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1

Distribusi Aitem Skala Pengukuran Produktivitas Kerja

Aspek Nomor Aitem

Jumlah Favourable Unfavourable

Jumlah dan Mutu 1 10 15 23 3 11 14 17 19 27 10

Lama Kerja 2 16 18 24 26 6 12 13 21 30 10

Lama melakukan

pekerjaan 5 25 28 29 4 7 8 9 20 22

10

Jumlah 30

2. Lembar Observasi

Metode pendukung lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasi. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui produktifitas karyawan berdasarkan hasil kerja dan kehadiran kerja..

Metode observasi yang digunakan adalah covert, non partisipan, dan contrieved

(terkontrol). Jadi subjek penelitian tidak mengetahui bahwa mereka sedang

diobservasi. Observer dalam penelitian ini tidak ikut ambil bagian dalam aktivitas

subjek selama pelatihan berlangsung, dan situasi yang digunakan dalam observasi ini

dalam keadaaan terkontrol, artinya subjek penelitian berada dalam ruangan dan

terdapat perlakuan (Kumolohadi). Bentuk observasi yang digunakan dalam penelitian

ini berbentuk cheklist.

Page 30: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

29

Tabel 2

Lembar observasi Hasil Kerja dan Kehadiran Kerja

Metode Faktor

Checklist

1. Quantity

2. Quality

3. Efisiensi

4. Ketepatan masuk kerja

5. Ketepatan waktu pulang

6. Kedisiplinan masuk kerja

3. Dokumentasi

Metode pendukung lain yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumentasi yang berisi beberapa foto jalannya proses eksperimen namun dalam hal

ini peneliti tidak menggunakan camera melainkan dengan camera handphone, agar

subjek tidak mengetahui bahwa sedang dilakukan eksperimen. Dokumentasi ini

digunakan peneliti sebagai bukti terhadap pelaksanaan eksperimen.

E. Rancangan Eksperimen

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaiitu suatu pendekatan yang

dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang

diberikan secara sengaja oleh peneliti (Latipun, 2004). Pada penelitian ini diharapkan

variabel bebas berupa musik yang digunakan sebagai pengiring kerja dapat

Page 31: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

30

meningkatkan produktifitas kerja karyawan dengan cara menghadapkan kelompok

eksperimen pada kondisi perlakuan yaitu memberikan musik sebagai pengiring kerja.

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara non-random

dengan teknik accidental sampling, merupakan teknik pengambilan sampel yang

dilakukan karena faktor kebetulan (Latipun, 2004)

Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-

randomized pretest-posttest control group desaign. Yaitu desain eksperimen yang

dilakukan dengan pretest sebelum perlakuan dilakukan dan postest sesudahnya,

sekaligus ada perlakuan dan kontrol (Latipun, 2004). Subjek penelitian ini terdiri dari

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dalam penentuan kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen subjek dipilih secara non-random kemudian dilakukan

pengukuran pada masing-masing kelompok secara serentak.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis menyusun rancangan eksperimen

sebagai berikut :

Tabel 3

Rancangan eksperimen

Eksperimen (NR) Y1 X Y2

Kontrol (NR) Y1 X- Y2

Keterangan :

(NR) :non- random

Y1 : pre test

Page 32: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

31

Y2 : post test

X : perlakuan

X- : tidak ada perlakuan

Pre test diberikan kepada subjek penelitian sebelum penelitian dimulai.

Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini dengan memberikan musik sebagai

pengiring dalam bekerja. Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan pada jam

kerja kemudian langsung diadakan postest pada akhir jam kerja.

F. Metode Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini adalah analisis statistik. Digunakannya

analisis statistik ini karena statistik bekerja dengan angka-angka yang bersifat

objektif dan universal. Untuk menganalisis data penelitian digunakan metode t-test

gain score. Analisis dilakukan dengan komputer program SPSS for window versi 12

(Andi offset, 2004 ).

G. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang merupakan ketepatan dan kecermatan

suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya,semakin tinggi tingkat validitasnya

maka data yang diperoleh semakin relevan dengan tujuan pengukuran (Azwar,

2001).

Page 33: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

32

Validitas menurut (Azwar, 2001) bahwa aitem yang memiliki koefisien

validitas minimal 0,30 atau 0,25 telah memiliki syarat untuk dipakai dalam penelitian

sedangkan aitem yang memiliki koefisien validitas 0,20 sangat tidak disarankan

untuk dipakai. Berdasarkan ketentuan tersebut maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan aitem dengan validitas minimal 0,30.

2. Reliabilitas Skala

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang berasal dari

kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai

pengukuran yang reliabel (reliable). Reliabilitas juga mempunyai berbagai nama lain

seperti keterpecayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan

sebagainya. Akan tetapi ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah

sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2001).

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada

dalam rentang 0 sampai dengan 1,00. semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati

angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin

rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas.

Page 34: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

33

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan

1. Orientasi kancah

Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan mengambil 30 orang subjek dari

departemen produksi pada PT. TIFICO, Tbk, yang beralamat Jl. M.H. Thamrin,

Tangerang. Kriteria subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah karyawan dan

karyawati PT. TIFICO yang bersatatus karyawan tetap.

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan PT. TIFICO, Tbk, yang

berjumlah 30 orang terdiri dari kelompok kontrol dan eksperimen yang masing-

masing berjumlah 15 orang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di PT. TIFICO,

Tbk. Pengambilan data pre test dan post test kelompok kontrol dan eksperimen

dilakukan pada departemen produksi namun berbeda ruangan.

Produktivitas kerja dalam penelitian ini dapat dikategorikan tinggi

berdasarkan hasil pre test yang dilakukan. Secara keseluruhan subjek kelompok

kontrol berada pada kategori tinggi, dengan presentase 73,33%. Kelompok

eksperimen secara keseluruhan juga berada pada kategori tinggi dengan presentase

93,33%.

Page 35: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

34

Tabel 4

Deskripsi Kategori Produktivitas Kerja karyawan berdasarkan hasil Pre test

Kategori Norma Kelompok kontrol Kelompok Eksperimen

n Presentase n Presentase

Sangat rendah X < 48 0 0% 0 0%

Rendah 48 ≤ X < 66 0 0% 0 0%

Sedang 66 ≤ X < 84 1 6,67% 0 0%

Tinggi 84 ≤ X < 102 11 73,33% 14 93,33%

Sangat tinggi 102 ≤ X 3 20% 1 6,67%

Lingkungan kerja pada PT. TIFICO, Tbk, membentuk sikap dan perilaku

para karyawan. Hal ini yang menyembabkan tingkat produktivitas kerja karyawan

pada PT. TIFICO, Tbk, yang tinggi.

2. Persiapan Penelitian

a. Persiapan Administrasi

Persiapan administrasi dilakukan sebelum pelaksanaan penelitian. Persiapan

administrasi meliputi perijinan pelaksanaan penelitian.

1) Perijinan tempat pengambilan data peneltian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan di satu tempat yang sama yaitu

departemen produksi PT. TIFICO, Tbk, namun berbeda ruangan. Setelah mendapat

ijin dari dosen pembimbing dan pihak managemen PT.TIFICO, Tbk, peneliti

menyebarkan alat ukur penelitian untuk mengambil data penelitian. Alat ukur

penelitian berupa skala disebarkan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

secara bersama-sama pada tanggal 9 dan 30 April 2007. Skala dibagikan pada

masing-masing kelompok sebanyak dua kali yaitu pada tanggal 9 April 2007 sebagai

Page 36: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

35

pre test dan tanggal 30 April 2007 sebagai post test. Pemberian perlakuan dilakukan

pada tanggal 10 – 30 April 2007, pada kelompok eksperimen.

b. Persiapan Skala Produktivitas Kerja

Adapun alat ukur yang digunakan dalam mengukur produktivitas kerja subjek

penelitian adalah skala Produktivitas Kerja yang telah digunakan oleh Soejoeti

(2005) sesuai dengan aspek-aspek produktivitas kerja yang dikemukakan oleh

Ghiselli dan Brown (dalam Putraningrum, 2001). Pada bagian depan skala terdapat

identitas diri subjek, petunjuk pengisian, tanda tangan subjek, dan ucapan

terimakasih.

Skala produktifitas kerja ini dibutuhkan sebagai alat untuk mengukur

seberapa tinggi dan rendahnya produktivitas kerja karyawan. Setelah

mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing maka tidak ada try out untuk skala

produktivitas kerja. Aitem yang favourable berjumlah 13 aitem, yaitu 1, 2, 5, 10, 15,

16, 18, 23, 24, 25, 26, 28, 29. Sedangkan aitem yang unfavourable berjumlah 27

aitem, yaitu 3, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 20, 21, 22, 27, 30. 30 aitem sahih

tersebut selanjutnya digunakan dalam pengambilan data pre test dan post test pada

masing-masing kelompok.

c. Persiapan Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. satu unit CD player yang sudah terpasang pada ruangan tersebut.

2. 1 buah speaker yang sudah tersedia dalam ruangan eksperimen.

3. dua buah kaset CD Musik instrumental.

Page 37: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

36

4. angket produktivitas kerja yamg terdiri dari 30 aitem. Aitem dibedakan

menjadi 2 yaitu favourable dan unfavourable.

d. Seleksi Subjek Penelitian

Pembagian subjek pada kedua kelompok dibagi secara random dengan

keputusan dari pihak manajemen PT.TIFICO, Tbk. Tiap kelompok terdiri dari 15

orang

Dua hari sebelum pelaksanaan peneliti diberi kesempatan untuk melakukan

briefing dengan pihak manajemen perusahaan. Dalam briefing tersebut pihak

perusahaan ingin mengetahui prosedur pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan.

B. Laporan Pelaksanaan Penelitian

1. Pelaksanaan pre test

Sebelum dilakukan pre test, subjek penelitian dibagi ke dalam dua kelompok

secara random berdasarkan kebijakan pihak perusahaan. Pelaksanaan pre test

dilakukan secara serentak pada kedua kelompok sebelum pelatihan dimulai yaitu

tanggal 9 April 2007

Pre test pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada jam 10.00 WIB

sedangkan pre test pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari yang sama jam

10.45 WIB. Kedua kelompok tersebut melakukan pre test di tempat yang sama

namun berbeda ruangan.

Subjek penelitian yang berjumlah 30 orang dibagi dalam dua kelompok yaitu,

kelompok kontrol dan eksperimen. Sehingga diperoleh subjek pada kelompok

ekperimen berjumlah 15 orang dan subjek kelompok kontrol berjumlah 15 orang.

Page 38: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

37

Subjek kelompok eksperimen kemudian diberikan perlakuan berupa musik pada

tanggal 10 – 30 April 2007.

2. Pelaksanaan eksperimen

Subjek kelompok eksperimen kemudian diberikan perlakuan berupa musik

pada tanggal 10 – 30 April 2007.

Proses pelaksanaan pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen, yaitu

sebagai berikut :

1. Mulai pukul 08.00 – 12.00, dimana diperlukan kinerja yang mantap

dan vitalitas yang tinggi maka digunakan lagu jazz ringan dan yang

terpenting tidak ada syairnya (instrumental).

2. Setelah jam istirahat sekitar pukul 13.00 – 13.30 WIB, karena siklus

tubuh kita saat itu tidak akan menerima suatu paksaan untuk bekerja

terus secara optimal maka lagu yang diputar musik klasik

(instrumental).

3. Pukul 13.30 – 15.00 WIB, diputar musik dengan irama yang cukup

cepat agar suasana kerja kembali meningkat, tetap dengan lagu

instrumental.

4. Pukul 15.00 – 16.00, dimana beban pekerjaan sudah banyak

terselesaikan, maka digunakan lagu yang sama seperti pada saat awal

kerja, seperti musik jazz. Hal tersebut akan memberikan suasana

tenang.

Pada proses pelaksanaan penelitian peneliti dibantu oleh 3 orang observer dan

2 orang sebagai pengawas pada kelompok kontrol dan eksperimen.

Page 39: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

38

3. Pelaksanaan post test

Pelaksanaan post test bagi kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal

30 April 2007 jam 16.30 WIB atau segera setelah proses pemberian perlakuan

selesai. Sedangkan untuk kelompok kontrol, post test dilakukan di tempat yang sama

dengan tempat pre test pada tanggal 30 April 2007 jam 15.00.

C. Hasil Penelitian

1. Kategori Subjek Penelitian

Kategorisasi produktivitas kerja karyawan dalam penelitian ini dibagi

menjadi lima kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi.

Tabel 5

Deskripsi Kategori Produktifitas Kerja berdasarkan hasil Post test

Kategori Norma Kelompok kontrol Kelompok eksperimen

n Presentase n Presentase

Sangat rendah X < 48 0 0% 0 0%

Rendah 48 ≤ X < 66 0 0% 0 0%

Sedang 66 ≤ X < 84 2 13,33% 0 0%

Tinggi 84 ≤ X < 102 10 66,67% 10 66,67%

Sangat Tinggi 102 ≤ X 3 20% 5 33,33%

Post test kelompok kontrol menperoleh hasil rata-rata sebesar 92,1333,

sehingga secara keseluruhan subjek kelompok kontrol berada pada kategori tinggi.

Kelompok eksperimen memiliki nilai rata-rata sebesar 99,8667 pada skor post test.

Hasil ini menunjukan subjek pada kelompok eksperimen juga berada pada kategori

tinggi. Dibandingkan dengan kategorisasi pada skor pre test, baik kelompok kontrol

maupun eksperimen tidak mengalami perubahan kategori, namun secara individu

Page 40: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

39

pada kelompok eksperimen terdapat empat subjek yang mengalami peningkatan

yaitu dari kategori tinggi menjadi sangat tinggi setelah diberikan perlakuan.

2. Uji Asumsi

Uji asumsi ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

a. Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah normal atau tidak maka digunakan uji normalitas.

Uji normalitas yang digunakan dengan bantuan program SPSS 12 for windows. Uji

normalitas yang digunakan yaitu dengan menggunakan non parametic test, two –

sample Kolmogorov – Smirnov Test.

a. Skala Produktivitas Kerja Gains Score

Gains score memperoleh nilai ksz sebesar 1,095, nilai p = 0,181 berarti nilai

p > 0.05. sehingga dikatakan nilai gains score atau selisih normal.

b. Skala Produktivitas Kerja Pre test

Pre test memperoleh nilai ksz sebesar 0,548, nilai p = 0,925 berarti p > 0,05

sehingga dikatakan nilai produktivitas kerja pre test normal.

c. Skala Produktivitas Kerja Post test

Post test memperoleh nilai ksz sebesar 1,278, nilai p = 0.076 berarti p > 0,05

sehingga dikatakan nilai produktivitas kerja post test normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas untuk mengetahui homogen atau tidaknya subjek yang

digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan independent sample

test.

Page 41: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

40

a. Produktivitas Kerja Gains Score

Skor t sebesar 0, 682 dan nilai p > 0,05. Disimpulkan produktivitas kerja

gains score homogen.

b. Produktivitas Kerja Pre test

Skor t sebesar 0,412 dan nilai p > 0, 05. Disimpulkan produktivitas kerja pre

test homogen.

c. Produktivitas Kerja Post test

Skor t sebesar 0,373 dan nilai p > 0, 05. Disimpulkan produktivitas kerja pre

test homogen.

3. Deskripsi Data

Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh pemberian musik sebagai pengiring kerja terhadap produktivitas kerja

karyawan. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji-t. uji perbedaan

dilakukan dengan melihat selisih antara skor kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

a. Gains Score

Tabel 6

Deskripsi Data gains score kelompok kontrol – kelompok eksperimen

N Minimum Maximum Mean Std. deviation

KK 15 -35 19 -0,67 12,748

KE 15 -11 20 7,93 8,689

Gains score untuk kelompok kontrol dengan jumlah subjek lima belas orang

diperoleh nilai terendah sebesar -35 dan nilai tertinggi sebesar 19. Nilai rata-rata

Page 42: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

41

diperoleh sebesar -0,67 dan standar deviasinya sebesar 12,748. subjek kelompok

eksperimen berjumlah 15 orang diperoleh nilai terendah sebesar -11 dan nilai

tertinggi sebesar 20. rata-rata kelompok eksperimen sebesar 7,93 dan standar

deviasinya sebesar 8,689.

Hasil analisis t-test gains score diperoleh skor t sebesar │2,159│ dan skor p

sebesar 0,04, sehingga skor p < 0,05. maka gains score menunjukan adanya

perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.

Disimpulkan pemberian musik sebagai pengiring kerja berpengaruh pada

produktivitas kerja.

b. Pre test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Tabel 7

Deskripsi Data pre test kelompok kontrol – kelompok eksperimen

N Minimum Maximum Mean Std. deviation

KK 15 81 103 92,80 7,183

KE 15 84 104 91,93 6,088

Pre test kelompok kontrol dengan subjek 15 orang diperoleh skor terendah

sebesar 81 dan skor tertinggi 103. Kelompok kontrol memiliki skor rata-rata sebesar

92,80 dan standar deviasinya 7,183. Pre test untuk kelompok eksperimen dengan

subjek sebanyak 15 orang dengan hasil yaitu skor terendah diperoleh sebesar 84 dan

skor tertinggi 104. Rata-rata untuk kelompok eksperimen yaitu sebesar 91,93 dan

standar deviasinya 6,088.

Hasil analisis diperoleh nilai t sebesar 0,356 dan nilai signifikan menunjukan

0, 724, sehingga nilai p > 0,05. maka skor pre test kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menunjukan tidak ada perbedaan produktivitas kerja.

Page 43: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

42

c. Pre test dan post test kelompok kontrol

Tabel 8

Deskripsi Data pre test dan post test kelompok kontrol

N Minimum Maximum Mean Std. deviation

Pre test 15 81 103 92,80 7,183

Post test 15 66 114 92,13 11,501

Pre test kelompok kontrol dengan subjek 15 orang, diperoleh skor terendah

sebesar 81 dan skor tertinggi sebesar 103. Kelompok kontrol memiliki skor rata-rata

sebesar 92,80 dan standar deviasinya sebesar 7,183. Post test diperoleh nilai terendah

sebesar 66 dan skor tertinggi sebesar 114. Nilai rata-rata sebesar 92,13 dan nilai

standar deviasinya sebesar 11,501.

Hasil analisis diperoleh nilai t sebesar 0,203 dan nilai signifikan menunjukan

0,842, sehingga nilai p > 0,05. Maka skor pre test dan post test kelompok kontrol

menunjukan tidak adanya perbedaan produktifitas kerja antara pre test dan post test.

Sehingga tidak ada peningkatan produktivitas kerja pada kelompok kontrol.

d. Pre test dan post test kelompok eksperimen

Tabel 9

Deskripsi Data pre test dan post test kelompok eksperimen

N Minimum Maximum Mean Std. deviation

Pre test 15 84 104 91,93 6,088

Post test 15 89 118 99,87 8,132

Pre test kelompok eksperimen dengan subjek 15 orang, diperoleh skor

terendah sebesar 84 dan skor tertinggi sebesar 104. Kelompok eksperimen memiliki

Page 44: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

43

skor rata-rata sebesar 91,93 dan standar deviasinya sebesar 6,088. Post test diperoleh

nilai terendah sebesar 89 dan skor tertinggi sebesar 118. Nilai rata-rata sebesar 99,87

dan nilai standar deviasinya sebesar 8,132.

Hasil analisis diperoleh nilai t sebesar -3,536 dan nilai signifikan menunjukan

0,003, sehingga nilai p < 0,01. Maka skor pre test dan post test kelompok eksperimen

menunjukan adanya perbedaan yamg samgat signifikan produktivitas kerja antara pre

test dan post test. Sehingga ada peningkatan produktivitas kerja pada kelompok

eksperimen.

4. Analisis Tambahan

Analisis tambahan dilakukan untuk mengetahui deskripsi produktivitas kerja

berdasarkan aspek-aspeknya. Selain itu dalam analisis tambahan ini juga bertujuan

untuk mengetahui aspek mana yang paling besar mengalami perubahan setelah

diberikan perlakuan berupa musik.

Analisis aspek produktifitas kerja

Tabel 10

Deskripsi Aspek Jumlah dan Mutu

Jumlah dan Mutu Mean Sd Uji-t Sig-(2-tailed)

Pre test 31,27 3,058 -3,096 0,008

Post test 34,47 3,335

Berdasarkan tabel, pada aspek jumlah dan mutu mengalami perubahan nilai

mean, sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 31,27 dan setelah mendapat

perlakuan sebesar 34,47. Pada uji-t menunjukan nilai t = -3,096 dan nilai p = 0,008

(p<0,01). Hasil ini menunjukan bahwa ada perubahan yang sangat signifikan pada

Page 45: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

44

aspek jumlah dan mutu antara sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan

perlakuan.

Tabel 11

Deskripsi Aspek Lama Kerja

Lama Kerja Mean Sd Uji-t Sig-(2-tailed)

Pre test 31,47 2,232 -1,825 0,089

Post test 33,33 3,395

Berdasarkan tabel, pada aspek lama kerja mengalami perubahan nilai mean,

sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 31,47 dan setelah mendapat perlakuan

sebesar 33,33. Pada uji-t menunjukan nilai t = -1,825 dan nilai p = 0,089 (p>0,05).

Hasil ini menunjukan bahwa tidak ada perubahan pada aspek lama kerja antara

sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan.

Tabel 12

Deskripsi Aspek Lama Melakukan Pekerjaan

Lama melakukan pkrjaan Mean Sd Uji-t Sig-(2-tailed)

Pre test 29,00 2,000 -3,743 0,002

Post test 32,07 3,011

Berdasarkan tabel, pada aspek lama melakukan pekerjaan mengalami

perubahan nilai mean, sebelum mendapatkan perlakuan sebesar 29,00 dan setelah

mendapat perlakuan sebesar 32,07. Pada uji-t menunjukan nilai t = -3,743 dan nilai p

= 0,002 (p<0,01). Hasil ini menunjukan bahwa ada perubahan yang sangat sidnifikan

pada aspek lama melakukan pekerjaan antara sebelum diberikan perlakuan dan

setelah diberikan perlakuan.

Page 46: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

45

5. Hasil Analisis individu

Berdasarkan hasil uji-t maka peneliti melakukan observasi untuk

mendapatkan data tambahan sebagai penunjang dalam penelitian ini pada tiap-tiap

subjek kelompok eksperimen dengan menggunakan observasi berupa check list,

observasi ini tidak dilakukan sendiri oleh peneliti melainkan dibantu oleh orang lain

yang berjumlah 3 orang. Hal ini, dimaksudkan agar tidak terjadi penilaian secara

subjektf selama pengambilan data. Secara keseluruhan berdasarkan hasil observasi

semua subjek sudah melakukan hal-hal yang terdapat yang berkaitan dengan hasil

kerja dan kehadiran kerja yang meliputi quality, quantity, efisiensi, ketepatan waktu

masuk, ketepatan waktu pulang dan kedisiplinan masuk kerja. Selengkapnya dapat

dilihat dalam lampiran hasil observasi.

Lembar observasi dengan format check list digunakan peneliti sebagai data

pelengkap dalam penelitian. Berikut ini hasil observasi masing-masing subjek yang

berjumlah 15 orang (kelompok eksperimen):

a. Subjek 1

Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara

keseluruhan, subjek 1 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat

dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 1 datang dan pulang kerja tepat

pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat,

semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.

Page 47: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

46

b. Subjek 2

Tidak jauh berbeda dengan subjek 1, subjek 2 juga menunjukan perilaku yang

baik dalam bekerja. Hal tersebut terlihat bahwa subjek menyelesaikan semua

pekerjaan sesuai dengan target, merapikan dan menyimpan alat kerja sesuai dengan

tempat yang telah ditentukan, semangat dalam bekerja, tidak pernah bolos kerja

tanpa ada alasan yang jelas.

c. Subjek 3

Subjek 3 menunjukan perilaku yang sama seperti halnya subjek 1 dan 2,

terlihat dari perilaku subjek yang datang tepat pada waktunya, pulang tepat pada

waktunya, menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan target yang telah ditentukan, tidak

pernah bolos kerja dan semangat dalam bekerja.

d. Subjek 4

Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara

keseluruhan, subjek 4 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat

dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 4 datang ½ jam sebelum masuk

kerja dan pulang kerja tepat pada waktunya, sebelum mulai bekerja subjek

menyiapkan alat-alat kerja dan merapikannya setelah selesai bekerja, menyelesaikan

semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan

tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.

Page 48: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

47

e. Subjek 5

Subjek 5 menunjukan perilaku yang baik setelah diberikan perlakuan berupa

musik yaitu tidak pernah datang terlambat, mengikuti penelitian ini dari awal sampai

akhir, datang ½ jam sebelum masuk kerja, pulang tepat pada waktunya,

menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, semangat dalam bekerja.

Observer : Suci Lestari

f. Subjek 6

Subjek 6 menunjukan perilaku yang cukup baik walaupun ada sedikit

gangguan yaitu subjek sering mengikuti rapat tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.

Namun subjek tetap melakukan semua pekerjaan dengan baik sesuai dengan

prosedur yang telah ditentukan, datang tepat pada waktunya, semangat dalam

bekerja, dan tidak pernah meninggalkan ruangan kerja tanpa ada alasan yang jelas.

g. Subjek 7

Tidak jauh berbeda dengan subjek lainnya, subjek 7 juga menunjukan

perilaku yang baik dalam bekerja. Hal tersebut terlihat bahwa subjek menyelesaikan

semua pekerjaan sesuai dengan target, merapikan dan menyimpan alat kerja sesuai

dengan tempat yang telah ditentukan, semangat dalam bekerja, tidak pernah bolos

kerja tanpa ada alasan yang jelas.

h. Subjek 8

Sama halnya seperti subjek yang lain, subjek 8 dapat menyelesaikan semua

Page 49: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

48

pekerjaan sesuai dengan target, tetap semangat dalam bekerja, datang ½ jam sebelum

masuk kerja, pulang tepat pada waktunya, dan menyiapkan alat-alat kerja sebelum

bekerja dan merapikannya setelah selesai bekerja.

i. Subjek 9

Subjek 9 menunjukan perilaku yang baik setelah diberikan perlakuan berupa

musik yaitu tidak pernah datang terlambat, mengikuti penelitian ini dari awal sampai

akhir, datang ½ jam sebelum masuk kerja, pulang tepat pada waktunya,

menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, semangat dalam bekerja.

j. Subjek 10

Tidak jauh berbeda dengan subjek lainnya, subjek 10 juga menunjukan

perilaku yang baik dalam bekerja. Hal tersebut terlihat bahwa subjek menyelesaikan

semua pekerjaan sesuai dengan target, merapikan dan menyimpan alat kerja sesuai

dengan tempat yang telah ditentukan, semangat dalam bekerja, tidak pernah bolos

kerja tanpa ada alasan yang jelas.

Observer : Desy K.S

k. Subjek 11

Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara

keseluruhan, subjek 11 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat

dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 11 datang ½ jam sebelum masuk

kerja dan pulang kerja tepat pada waktunya, sebelum mulai bekerja subjek

Page 50: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

49

menyiapkan alat-alat kerja dan merapikannya setelah selesai bekerja, menyelesaikan

semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan

tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.

l. Subjek 12

Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara

keseluruhan, subjek 12 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat

dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 12 datang dan pulang kerja tepat

pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat,

semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.

m. Subjek 13

Sama halnya seperti subjek yang lain, subjek 13 dapat menyelesaikan semua

pekerjaan sesuai dengan target, tetap semangat dalam bekerja, datang ½ jam sebelum

masuk kerja, pulang tepat pada waktunya, dan menyiapkan alat-alat kerja sebelum

bekerja dan merapikannya setelah selesai bekerja.

n. Subjek 14

Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara

keseluruhan, subjek 14 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat

dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 14 datang ½ jam sebelum masuk

kerja dan pulang kerja tepat pada waktunya, sebelum mulai bekerja subjek

menyiapkan alat-alat kerja dan merapikannya setelah selesai bekerja, menyelesaikan

Page 51: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

50

semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat, semangat dalam bekerja dan

tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.

o. Subjek 15

Setelah mendapatkan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja secara

keseluruhan, subjek 15 menunjukan perilaku yang sangat baik. Hal tersebut terlihat

dari hasil observasi yang menunjukan bahwa subjek 15 datang dan pulang kerja tepat

pada waktunya, menyelesaikan semua pekerjaan dengan baik, tidak datang terlambat,

semangat dalam bekerja dan tidak bolos kerja tanpa alasan yang jelas.

Observer : Dian Anggraini

Page 52: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

51

D. Pembahasan

Berdasarkan analisis uji hipotesis, gains score yang digunakan untuk

mengetahui adakah pengaruh pemberian musik sebagai pengiring kerja terhadap

peningkatan produktivitas kerja, menunjukan ada pengaruh yang signifikan antara

subjek yang mendapat perlakuan dengan subjek yang tidak mendapat perlakuan, atau

dengan kata lain ada perbedaan produktivitas kerja antara kelompok kontrol dengan

kelompok eksperimen. Hal ini ditunjukan dengan skor p<0,05, yaitu sebesar 0,04.

Setelah dianalisis juga terdapat peningkatan skor produktivitas kerja yang sangat

signifikan pada kelompok eksperimen antara pre test dan post test. Pada kelompok

eksperimen menunjukan signifikan 0,003, sehingga p<0,01. Pada kelompok kontrol

menunjukan tidak ada perbedaan produktivitas kerja antara pre test dan post test

karena tidak diberikan perlakuan.

Aspek produktivitas kerja yang paling besar mengalami perubahan

berdasarkan perhitungan statistik adalah aspek jumlah dan mutu serta aspek lama

melakukan pekerjaan, dengan nilai p sebesar 0,008 dan 0,002 (p<0,01).

Berdasarkan perhitungan statistik diketahui bahwa aspek lama kerja tidak

mengalami perubahan skor pada pre test dan post test. Hal ini dapat dijelaskan

karena mugkin aspek lama kerja yang terdapat pada skala produktivitas kerja tidak

dapat mempengaruhi subjek dalam peningkatan produktivitas kerja. Berdasarkan

hasil observasi setelah mendapat perlakuan dengan pemberian musik dalam bekerja,

subjek menjadi lebih bersemangat dalam bekerja dan tidak merasa bosan dalam

lingkungan kerjanya.

Page 53: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

52

Berdasarkan rancangan eksperimen, hanya kelompok eksperimen saja yang

diberikan perlakuan berupa pemberian musik sebagai pengiring kerja. Hal ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan benar-benar

memberikan pengaruh terhadap peningkatan produktivitas kerja pada kelompok

eksperimen, sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami perubahan

produktivitas kerja karena tidak diberikan perlakuan.

Berdasarkan hasil pre test dan post test, subjek dalam penelitian ini baik pada

kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen berada pada kategori tinggi. Hal

tersebut dapat dijelaskan karena para karyawan pada PT. TIFICO, Tbk sudah terbiasa

dengan lingkungan kerja yang menuntut produktivitas kerja yang baik.

Hasil penelitian ini mendukung teori-teori terdahulu Wiggins (dalam

Sumihardi, 2000), yang menyatakan memanipulasi lingkungan kerja, yaitu dengan

memberikan stimulus berupa musik pengiring kerja terhadap kondisi kerja,

menyebabkan karyawan melalui organ penginderaanya merasakan stimulus yang

diberikan sebagai sesuatu yang menyenangkan, sehingga karyawan merasa nyaman

dan bersemangat dalam melakukan pekerjaannya, yang akhirnya dapat meningkatkan

produktivitas kerja. Sundstrom (dalam Craig Prichard, 2006) menyatakan tentang

keuntungan-keuntungan musik di dalam tempat kerja, yaitu :

1. Musik memotivasi para pekerja. Musik menurut para pekerja merupakan hal

yang menyenangkan, dapat mengurangi kebosanan sehingga produktivitas

dapat ditingkatkan. Ada beberpa bukti bahwa musik dapat menurunkan

kesalahan dalam manufacturing.

Page 54: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

53

2. Musik dapat meningkatkan performance yang menimbulakan efek psikologis.

Dengan mendengarkan musik dapat meningkatkan kesehatan psikologis.

Peneliti mengakui dalam penelitian ini masih terdapat beberapa kelemahan.

Peneliti kurang mengontrol faktor eksternal yaitu, kebisingan yang berasal dari

dalam pabrik dan waktu rapat yang terkadang tiba-tiba harus dilaksanakan oleh

subjek yang dapat mendukung jalannya penelitian.

Page 55: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

musik sebagai pengiring kerja terhadap produktivitas kerja karyawan, ada perbedaan

produktivitas kerja karyawan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

yang telah diberikan perlakuan berupa musik sebagai pengiring kerja.

B. Saran - Saran

1. Untuk peneliti selanjutnya

a. Memperhatikan segala kemungkinan yang berasal dari faktor

eksternal yaitu, kebisingan yang berasal dari luar pabrik dan kemungkinan adanya

rapat yang tiba-tiba tanpa dan pemberitahuan sebelumnya.

b. Waktu dalam proses pemberian perlakuan sebaiknya dilakukan dalam

jangka waktu yang cukup lama sehingga setelah selesai proses penelitian perilaku

subjek tidak akan kembali seperti sediakala.

c. mempersiapkan hal-hal teknis dengan lebih baik. permasalahan teknis

seringkali di alami oleh setiap orang, karena itu perlu di lakukan persiapan yang

lebih matang agar kendala-kendala teknis tidak mengganggu jalanya penelitian,

sehingga penelitian dapat berjalan dengan sangat baik.

Page 56: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

55

DAFTAR PUSTAKA

-----------. 2004. Pengolahan Data Statistik dengan SPSS 12. Semarang : Penerbit

ANDI.

Anoraga, Pandji. 2005. Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.

Anaroga, P & Suyati, S. 1995. Psikologi Industri dan Sosial. Jakarta : Pustaka Jaya.

Azwar, S. 2001. Metode Penelitian. Cetakan III. Jogjakarta : Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2001. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Bayu, P. W. 2005. Hubungan Antara Sikap Terhadap Program Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K-3) dan Produktivitas Kerja Karyawan PT.

Mekar Armada Jaya. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi,

UGM, Jogjakarta.

Davis, K. 1951. Human Behavior. New York. McGraw – Hill.

Djohan. 2005. Psikologi Musik. Jogjakarta. PT. Penerbit Buku Baik.

E. M. Agus Subakti Dulhadi. 1994. Pengaruh Sikap Kerja Terhadap Peningkatkan

Produktifitas Kerja Tenaga Kerja. Anima, Indonesian Psychological

Journal, Volume 9, No 34, hal 12-16.

Hadipranata, A.F. 1987. Pengaruh Penyuburan Tugas (Job Enrichment) Terhadap

Produktivitas Kerja Karyawan. Laporan Penelitian. Tidak

dterbitkan. Fakultas Psikologi, UGM, Jogjakarta.

Hadipranata, A.F. 1996. Pengaruh Manajemen Interpersonal Kelompok Efektif

Objektif ( MIKEO ) terhadap Produktifitas Kerja Karyawan di Jawa

Timur. Jogjakarta. Psikologika.

Haliman, S. & Rosyid, H. 2000. Pengaruh tempo Musik terhadap Jumlah

Pengunjung, Lama Berbelanja dan Volume pembelian. Jurnal

Psikologika. No 10, Hal 47-55.

Harahap, D.I.Y. 2003. Perbedaan Produktivitas Kerja Karyawan Antara Shift Kerja

Pagi dan Shift Kerja Malam. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas

Psikologi, UGM, Jogjakarta.

Page 57: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

56

Kartono, Kartini. 1994. Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan Industri.

Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.

Khan, H.I. 2002. Dimensi Mistik Musik dan Bunyi. Jogjakarta : Pustaka Sufi.

Kumolohadi, R. -----. Handout Kuliah Wawancara (tidak diterbitkan).

Kusriyanto, B. 1993. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta : Pustaka

Bunaman Persada.

Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.

Munandar, A.S. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta : Penerbit

Universitas Indonesia.

Nasution, H.R. 1998. Kelelahan Tenaga Kerja Wanita dan Pemberian Musik

Pengiring Kerja (Suatu Kajian di Bagian Pembatik Tulis dan

Penjahit Ardiyanto Jogjakarta). Tesis. Tidak diterbitkan. Fakultas

Kedokteran, UGM, Jogjakarta.

Prichard, C. 2006. Music at Work : an Intoduction. New Zealand.

Prier Sj, K.E. 2002. Sejarah Musik (Jilid I). Jogjakarta : Pusat Musik Liturgi.

Putraningrum, M.E. 2001. Pengaruh Sistem Imbalan atas Produktivitas Kerja dan

Kepuasan Kerja pada Bidan di Desa Pengikut Kontrak Kinerja

Bertarget di Pemalang. Tesis. Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi,

UGM, Jogjakarta.

Racmawati, Y. 2005. Musik sebagai Pembentuk Budi Pekerti. Jogjakarta :

Percetakan Jalasutra.

Soejoeti, N.K. 2005. Pengaruh Musik Pengiring Kerja Terhadap Motivasi Kerja,

Kepuasan Kerja, dan Produktivitas Kerja Karyawan Stasiun

Karantina Hewan dan Tumbuhan Tanjung Emas Semarang. Tesis.

Tidak diterbitkan. Fakultas Psikologi, UGM, Jogjakarta.

Suma’mur. 1982. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja.

Jakarta: SDM

Sumihardi. 2000. Pengaruh Musik Pengiring Kerja Terhadap Kepuasan dan

Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di Perusahaan Garmen. Tesis.

Tidak diterbitkan. Fakultas Kedokteran, UGM, Jogjakarta.

Sastrowinoto, S. 1985. Meningkatkan Produktivitas dengan Ergonomi. Jakarta :

Pustaka Binaman Pressindo.

Page 58: HALAMAN PENGESAHAN - dspace.uii.ac.id

57

Umar, H. 2003. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Wartini, E. 2003. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

pada Divisi Pelatihan PT. Kereta Api (PERSERO) Kantor Pusat

Bandung. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, UPI, Bandung.

Internet:

---------. 2007. www.google.com. 19 Maret 2007