hakikat bahasa menurut ferdinand de sanssure

36
Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen: Randi Ramliyana PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAAS INDRAPRASTA PGRI 2012 HAKIKAT BAHASA MENURUT FERDINAND DE SANSSURE

Upload: elias

Post on 24-Feb-2016

187 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

HAKIKAT BAHASA MENURUT FERDINAND DE SANSSURE. Mata Kuliah Bahasa Indonesia Dosen: Randi Ramliyana PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAAS INDRAPRASTA PGRI 2012. HAKIKAT BAHASA MENURUT FERDINAND DE SAUSSURE. Disusun Oleh: Syaiful Mutaqin (201243500552) Siti Honimah (201243500584) - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Mata Kuliah Bahasa IndonesiaDosen: Randi Ramliyana

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKAUNIVERSITAAS INDRAPRASTA PGRI

2012

HAKIKAT BAHASA MENURUT

FERDINAND DE SANSSURE

Disusun Oleh:Syaiful Mutaqin (201243500552)

Siti Honimah (201243500584)Muhammad Bilal R (201243500606)

Lena (201243500618)Saka Framuji (201243500639)

HAKIKAT BAHASA MENURUT FERDINAND DE SAUSSURE

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat sebagai pemakainya.

Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh pemakainya.

Bahasa sendiri berfungsi sebagai sarana komunikasi serta sebagai sarana integrasi dan adaptasi.

A.PENGERTIAN BAHASA

BILL ADAMS WITTGENSTEIN FERDINAND DE SAUSSURE PLATO BLOCH & TRAGER CARROL SUDARYONO SAUSSURE Mc. CARTHY WILLIAM A. HAVILAND

Ada beberapa ahli yang mendenifisikan bahasa antara lain:

Bila dilihat dari beberapa definisi dan pengertian bahasa menurut beberapa ahli diatas, terdapat perbedaan denifisi bahasa dimana denifisi dari setiap ahli tergantung dengan apa yang ingin ditekankan oleh setiap para ahli.

Kesimpulan adalah bahasa sebagai alat komunikasi,bahasa juga mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu.

Dari sekian banyak ahli disini kami akan membahas salah satu ahli yaitu “Ferdinand De Saussure”.

Nama: Ferdinand de Saussure Lahir: Jenewa, 26 November 1867 Meninggal: Vufflens-le-Château, 22 Februari 1913 (umur 55) Aliran/tradisi: Strukturalisme,semiotika Minat utama: Linguistik Gagasan penting: Strukturalisme,Semiologi Memengaruhi: Barthes, Levi-Strauss, Lacan, Althuser, Jakobson,

Foucault, Derrida, Laclau, Chomsky.

B.BIOGRAFI DAN KARYA FERDINAND DE SAUSSURE

Ferdinand De Saussure adalah linguisSwedia yang dipandang sebagai salah satu Bapak Linguistik Modern dan semiotika.

Ferdinand De Saussure dari keluarga Protestan Perancis (Huguenot) yang ber-emigrasi dari daerah Lorraine ketika perang agama pada akhir  abad ke-16.

Pada tahun 1870, ia masuk institut Martine, di Paris.

2 tahun kemudian (1872), ia menulis“Essai sur les langues” yang ia persembahkan untuk ahli linguistik.

Pada tahun 1874 ia belajar Fisika dan Kimia di Universitas Genewa , namun 18 bulan kemudian, ia mulai belajar bahasa sansekerta di Berlin.

Tahun1876-1878 ia belajar bahasa di Leipzig.Tahun 1878-1879 di Berlin. Di perguruan

tinggi ini, ia belajar dari tokoh besar linguistik, yakni Brugmann dan Hubschmann.

 Pada tahun 1878, Saussure menulis buku tentang Memoire sur le systeme primitif des voyelles dans les langues indo-europeennes (Catatan Tentang Sistem Vokal Purba Dalam Bahasa-bahasa Indo-Eropa)

Pada tahun 1880 saussure mendapatkan gelarr doktor dan pada tahun yang sama ia berangkat ke paris.

Tahun 1881 menjadi dosen di salah satu Universitas di Paris,Saussure dianugerahkan gelar profesor di bidang bahasa sansekerta dan Indo-Eropa dari Universitas Genewa.

Saussure didaulat sebagai bapak Strukturalis.Menurut beliau, prinsip dasar strukturalisme adalah bahwa alam semesta terjadi dari relasi(forma) dan bukan benda (substansial).

Karya utamanya, Cours de linguistique générale diterbitkan pada tahun 1916, .

Konsepnya yang paling terkenal adalah pembedaan tanda bahasa menjadi dua aspek, yaitu signifiant (yang memaknai) dan signifie (yang dimaknai).

Dalam semiologi, Saussure berpendapat bahwa bahasa sebagai "suatu sistem tanda yang mewujudkan ide" dapat dibagi menjadi dua unsur: langue (bahasa), sistem abstrak yang dimiliki bersama oleh suatu masyarakat yang digunakan sebagai alat komunikasi, dan parole (ujaran), realisasi individual atas sistem bahasa.

C.a.LangageLangage adalah gabungan antara parole dan

langue (gabungan antara peristiwa dengan kaidah bahasa/tata bahasa/struktur bahasa).

Menurut Saussure, langage tidak memenuhi syarat sebagai fakta sosial karena di dalam langage ada faktor-faktor bahasa individu yang berasal dari pribadi penutur.

Langage tidak memiliki prinsip keutuhan yang memungkinkan kita untuk menelitinya secara ilmiah.

C.PANDANGAN SAUSSURE LANGAGE,LANGUE DAN PAROLE

Contohnya, kata Materiil. Kata ini memang secara sosial banyak digunakan bahkan seolah-olah dianggap sebagai bahasa konvensional.Padahal, kata “materiil” tidaklah baku, tidak sesuai dengan ejaan yang talah disempurnakan(EYD).

C.b.LangueLangue adalah bahasa konvensional, bahasa

yang sesuai ejaan yang telah disempurnakan, bahasa yang mengikuti tata aturan baku bahasa.

Saussure mengatakan bahwa langue merupakan keseluruhan kebiasaan (kata) yang diperoleh secara pasif yang diajarkan dalam masyarakat bahasa, yang memunngkinkan para penutur saling memahami dan menghasilkan unsur-unsur yang dipahami penutur dan masyarakat.

Langue bersenyawa dengan kehidupan masyarakat secara alami.

C.c.Parole(Bahas tutura/Bahasa sehari-hari)Parole adlah keseluruhan dari apa yang diajarkan

orang termasuk konstruksi-konstruksi individu yang muncul dari pilihan penutur, dan pengucapan-pengucapan yang diperlukan untuk menghasilkan konstruksi-konstruksi ini berdasarkan pilihan bebas juga.

Bahasa parole Misalnya ,gue kan ga suka cara kayak gitu, loo

emangnya siape?Parole adalah dialek . Parole bukan fakta sosial karena

seluruhnya merupakan hasil individu yang sadar, termasuk kata apapun yang diucapkan oleh penutur

Parolebersifat heterogen dan tak dapat di teliti .

D.1.Valensi Valensi dapat kita pahami dengan menerima

kenyataan bahwa tanda bahasa itu penting bukan sebagai peristiwa bunyi melainkan sebagai pengganti atau wakil dari unsur-unsur luar bahasa.

D.VALENSI, PENGERTIAN, ISI, IDENTITAS DAN REALITAS LANGUE

pertama, suatu hal yang berbada yang selalu dapat dipertukarkan dengan hal yang Valensinya harus ditetapkan. Contohny a uang . Uang dapat di gantikan

dengan barang yang nilainya sama. Misalnya , ada roti yang harganya Rp 200,

lantas saya beli dengan mengeluarkan uang Rp 200. Nah, uang yang Rp 200 dengan Roti tersebut sama nilainya, asal kita menganggapnya demikian. 

Valensi selalu terdiri dari:

Kedua, oleh hal-hal yang serupa dapat di bandingkan dengan hal yang dicari Valensinya. Demikian “kata” dapat dipertukarkan dengan suatu yang berbeda yaitu gagasan , juga dapat dibandingakan dengan kata lain. Contoh, Dalam pikiran saya mau membeli

roti,tetapi saya juga harus “mengartikulasikannya atau mengatakan kepada penjual , kalau tidak,siapa yang tau bahwa say a mau membeli roti ?’’.

Contoh lain : Kuda dalam permainan catur hilang ,tetapi bisa diganti dengan yang lain asal diberi nilai (valensi) yang sama dengan kuda.

Ketiga, harus ada sifat korelatifnya yaitu sifat semena dan sifata diferensial.Misalnya , valensi huruf “t” dapat

ditulis secara berbeda setiap kali kita menulisny a, tetapi nilainy a tetap “t”.

Lebih jauh Saussure mengatakan bahwa yang penting dalam valensi adalah bunyi ,karena perbedaan bunyi itulah yang mengandung makna.

D.2.Pengertian (Perancis: signification) Suatu asosiasi bunyi dengan konsep.

Jadi ,pada dasarnya signification sama dengan makna referensial dalam semantik.

D.3. ISI (Perancis:contenu) Isi dari sistem bahasa (langue) yaitu

mencakup pengertian dan valensi.

D.4.Identitas Bahasa Identitas bahasa adalah unik, karena

Misalnya: setiap say a menyebut kata yang sama,saya memperbaharui materinya sehingga terjadi tindak pembunyian yang baru serta tindak psikologis yang baru.

D.5.Realitas Sinkronis Langue Realitas sinkronis langue adalah seperti kata

sifat (adjektif) dan kata kerja (substantif).

Linguistik sinkronis adalah semua yang berhubungan dengan segi statis dan ilmu.

Linguistik diakronis adalah semua yang memiliki ciri evolusi.

Ada berbagai contoh untuhkuntuk melukiskan dualisme intern (sinkronis dan diakronis).

Misalnya, kata Latin “cripus” (berombak, bergelombang, keriting), menimbulkan kata dasar Peerancis crep-, yang membentuk kata kerja crepir‘melepa’, dan decrepir, ‘mengupas lepa’.Pada suatu waktu , bahasa Perancis meminjam kata Latin decrepitus, ‘usang karena usia’, untuk membentuk decrepit; tetapi ternyata orang melupakan asal kata ini.

E.SINKRONIK DAN DIAKRONIK

Tanda tidak hanya sekedar kata , tetapi tanda mencakup kata dan konsep.

Tanda adalah kombinasi antara konsep dan gambaran akustik.

Misalnya: arbor (artinya pohon) adalah tanda bahasa.Sedangkan“pohon”adalah konsep.

F. TANDA, PENANDAAN, DAN PETANDA

Tanda bahasa harus di bedakan:1. Citra akustis (image acoustique) yang

nobene bersangkutan dengan ingatan atau kesan bunyi yang dapat kita dengar dalam khayal, bukan dalam ujaran yang diucapkan.

2. Bagian lain dari tanda bahasa adalah konsep.

Konsep lebih abstrak dari pada Citra akustik. Konsep bersifat pembeda semata-mata, dan

secara langsung bergantung pada citra bunyi.

Saussure mengatakan bahwa tanda mempunyai dua muka yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain:

konsep itu signifie (yang ditandai atau petanda) Citra akustis itu signifiant (yang menadai atau

pananda).

Semua tanda tersebut mempunyai sifat utama,yaitu:

1)Prinsip arbitrer (kesemenaan). Kesemenaan tanda bahasa dalam arti tidak ada

motivasi aspek dalam benda yang ditandainya hanya terdapat dalam tanda tunggal.

Sintagma seperti kata majemuk , frasa terdapat motifasi relatif , misalnya bentuk inflektif (perubahan nada suara) diwujudkan secara sam auntuk memenuhi hubungan makna yang sama atau kkonstruksi sintagsis yang dipergunakan dalam situasi yang sama diwujudkan secara sama pula.

Ada 2 jenis tanda yaitu tanda tunggal dan tanda sintagma.

2) Prinsip kelinearan tanda bahasa. Hal ini paling nampak dalam signifiant, yaitu

dalam rangkaian wicara yang membedakan bahasa dengan tanda lain (parole/langage).

Penanda akustis hanya ada dalam garis waktu,unsur-unsurnya terungkap satu persatu membentuk suatu rangkaian.

3) Prinsip tak tertukarkan (ketakterubahan). Saussure memberi 4 alasan mengapa tanda tak tertukarkan: 1) Karena tanda bersifat arbitrer 2) Walaupun ada kemungkinan orang ingin

mengubah sistem tulisan yang sifatnya arbitrer karena unsur-unsurnya terbatas,namun karena tanda bahasa tak terbatas jumlahnya ,maka keterbatasan tersebut menghalangi perubahan bahasa.

3) Bahasa merupakan sistem yang sangat rumit.4) Bahasa adalah satu-satunya sistem sosial

yang digunakan semua orang.

Bahasa diwarisi dan penerima warisan itu menerima begiti saja (pasif) dan bahkan menjadi bahasa konvensional .

Penanda seolah di pisah secara bebas tetapi jika dipandang dari masyarakat bahasa yang memakainya,pananda bahasa tak bebas , ia dipaksakan.

Penanda yang dipilih oleh langue tidak mungkin diganti dengan yang lain.

Contoh: pilihlah!, tidak mungkin saya ganti tanda bahasa didalam kata itu mrnjadi “pilihlah?”. Jdi,masyarakat tidak dapat memaksakan kemauannya pada satu kata, masyarakat terikat pada langue seperti apa adanya.

4)Prinsip tertukaran (keterubahan) Sifat ini terjadi jika kita menggunakan sudut

pandang historis yang menghubungkan pergeseran antara signifiant dan signifie sebagai akibat perubahan bunyi dalam pergeseran analogi.

Pergantia tanda selalu mengakibatkan perubahan hubungan antara petanda dan penanda.

Contoh adalah kata “dritteil” (kata Jerman klasik) berubah menjadi “drittel” (kata Jerman modern). Jadi, penanda berubah, baik secara material maupun secara gramatikal.

G.a.Hubungan AsosiatifHubungan Asosiatif/Paradigmatis ialah suatu

perbedaan satuan bahasa antara satuan satu dengan satuan bahasa lainnya yang berbeda dalam bentuk dan makna.

Hubungan asosiatif juga disebut in absentia, karena butir-butir yang dihubungkan itu ada yang muncul, ada yangtidak dalam ujaran.

Asosiatif bersifat psikis : bisa berbicara dengan diri sendiri tanpa mengamati bibir dan gerakannnya ketika seorang berbicara.

G. HUBUNGAN ASOSIATIF DAN HUBUNGAN SINTAGMATIS

G.b.Hubungan SigmatisHubungan Sigmatis adalah hubungan

diantara mata rantai dalam suatu rangkaian ujaran.

Bersifat in praesentia karena butir-butir yang dihubungkan itu ada bersama wicara.

Dalam wacana,kata-kata bersatu. Sintagmatis dapat berupa: kata majemuk, kata turunan (misalnya: sagen menjadi sagt) dan kalimat.

H.a.Sistem Aksara Menurut Saussure ada 2 sistem aksara yaitu: Pertama,Sistem Ideografi : kata diungkapkan

oleh sebuah lambang tunggal dan tak ada hubungannya dengan bunyi-bunyi yang membentuknya,Contoh: Aksara China.

Kedua, Sistem Fonetis: mereproduksi urutan bunyi yang berurutan dalam kata (kadang-kadang silabis dan alfabetis) artinya didasari unsur-unsur parole yang tidak teruraikan.

H.SISTEM AKSARA

H.b.Fonologi Menurut Saussure,fonetik adalah studi

evolusi bunyi , ilmu historis,menganalisis peristiwa, perubahan bergerak bersama waktu.

Fonologi selalu berada diluar waktu karenapelafalan selalu serupa.

H.c.Aksara Fonologis Prinsip aksara Fonologis aksara harus dapat

dilambangkan dengan suatu tanda, setiap unsur didalam rangkaian tuturan.

Aksara fonologis harus tetap hanya digunakan oleh para ahli linguitik.

Aksara berkaitan dengan bentuk tulisan sedangkan fonologi berkaitan dengan ucapan/fonetik/cara baca.

G.d.Fonem  Fonem adalah bunyi bahasa yang berbeda

atau mirip kedengarannya. Fonem di tulis diantara dua garis

miring: /.../. Contoh: /p/ dan /b/ adalah dua fonem karena

kedua fonem itu mempunyai arti.Pola-/pola/ : bola-/bola/Parang-/parang/ : barang-/barang/Peras-/peras/ : beras-/beras/

Ferinand dianggap sebagai bapak Linguistik Modern karena pemikirannya mengenai Mekanisme Bahasa, artinya dia melihat bahwa untuk mengetahui hakikat bahasa secara mendasar maka kita harus memulainya dengan melihat bagaimana bahasa itu hidup dan berkembang dalam kehidupan sehari-hari.

Saussure memperkenalkan rumusan dikotomi yang terkenal yaitu: Langue–parole Tautan sintagmatik-tautan paradigmatik.

MEKANISME DAN DIKOTOMI MENURUT FERDINAAND DE SAUSSURE