file 10 bab ii landasan teori - bina sarana informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu...

22
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Sistem Pemahaman mengenai konsep dasar sistem ini memerlukan pendekatan- pendekatan mengenai sistem. pendekatan atau penekanan sistem ini meliputi definisi/pengertian, karakteristik sistem, klasifikasi sistem, dan sistem informasi. Metode pengembangan perangkat lunak dan basis data juga akan diuraikan karena masih berkaitan dengan perancangan sistem. 2.1.1. Pengertian Sistem Suatu sistem tidak dapat bergerak sendirian, melainkan sistem ini dapat berjalan dengan baik apabila didukung oleh komponen/entitas yang berkaitan. Komponen atau entitas ini saling berhubungan dan bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang ingin dicapai. Menurut Djahir dan Pratita (2015:7) menyatakan bahwa “sistem dikelompokkan menjadi dua bagian yang menekankan pada prosedurnya dan ada yang menekankan pada elemennya. Kedua kelompok ini adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya”. Sedangkan, menurut Tyoso (2016:1), “sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen yang membentuk satu kesatuan”. Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan dari elemen/komponen yang saling berhubungan, bekerja sama dan membentuk satu kesatuan dalam upaya mencapai tujuan.

Upload: others

Post on 21-Jul-2020

31 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Dasar Sistem

Pemahaman mengenai konsep dasar sistem ini memerlukan pendekatan-

pendekatan mengenai sistem. pendekatan atau penekanan sistem ini meliputi

definisi/pengertian, karakteristik sistem, klasifikasi sistem, dan sistem informasi.

Metode pengembangan perangkat lunak dan basis data juga akan diuraikan karena

masih berkaitan dengan perancangan sistem.

2.1.1. Pengertian Sistem

Suatu sistem tidak dapat bergerak sendirian, melainkan sistem ini dapat

berjalan dengan baik apabila didukung oleh komponen/entitas yang berkaitan.

Komponen atau entitas ini saling berhubungan dan bekerja sama untuk

menghasilkan sesuatu yang ingin dicapai.

Menurut Djahir dan Pratita (2015:7) menyatakan bahwa “sistem

dikelompokkan menjadi dua bagian yang menekankan pada prosedurnya dan ada

yang menekankan pada elemennya. Kedua kelompok ini adalah benar dan tidak

bertentangan, yang berbeda adalah cara pendekatannya”. Sedangkan, menurut

Tyoso (2016:1), “sistem merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen

yang membentuk satu kesatuan”.

Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

sistem merupakan kumpulan dari elemen/komponen yang saling berhubungan,

bekerja sama dan membentuk satu kesatuan dalam upaya mencapai tujuan.

Page 2: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

9

2.1.2. Karakteristik Sistem

Sistem memiliki ciri-ciri atau karakteristik tertentu agar sistem tersebut

dapat dikategorikan sebagai sistem yang baik. Karakteristik sistem yang dimaksud

(Hutahaean, 2015:3), terdiri dari:

1. Komponen

Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu bentuk subsistem.

Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi

tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

2. Batasan sistem

Ruang lingkup sistem merupakan daerah yang membatasi antara sistem

dengan sistem yang lain atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan yang

tidak dapat dipisahkan.

3. Lingkungan luar sistem

Bentuk apapun yang ada diluar ruang lingkup atau batasan sistem yang

mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar sistem.

Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga

bersifat merugikan sistem tersebut.

4. Penghubung sistem

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem yang lain disebut

penghubung sistem atau interface. Penghubung ini memungkinkan sumber-

sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lain. Bentuk keluaran

dari satu subsistem akan menjadi masukan untuk subsistem lain melalui

Page 3: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

10

penghubung tersebut. Dengan demikian, dapat terjadi suatu integrasi sistem

yang membentuk satu kesatuan.

5. Masukan sistem

Energi yang dimasukkan ke dalam sistem disebut masukan sistem, yang dapat

berupa pemeliharaan (maintenance input) dan sinyal (signal input).

6. Pengolah sistem

Suatu sistem dapat mempunyai suatu proses yang akan mengubah masukan

menjadi keluaran.

7. Keluaran sistem

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna.

Keluaran ini dapat menjadi masukan bagi subsistem yang lain seperti sistem

informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah informasi. Informasi ini dapat

digunakan sebagai masukan untuk pengambilan keputusan atau hal-hal lain

yang menjadi input bagi subsistem lain.

8. Sasaran sistem

Suatu sistem mempunyai tujuan dan sasaran yang pasti dan bersifat

deterministik. Kalau suatu sistem tidak memiliki sasaran maka operasi sistem

tidak ada gunanya. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau

tujuan yang telah direncanakan.

2.1.3. Klasifikasi Sistem

Beberapa aspek dari sistem ini membuat pengguna sistem dapat

mengklasifikasikan sistem yang relevan sesuai dengan arah pandang pengguna

sistem. Klasifikasi sistem (Tyoso, 2016:5), terdiri dari:

Page 4: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

11

1. Sistem alamiah

Sistem alamiah (natural system) muncul secara alamiah tanpa campur tangan

manusia.

2. Sistem tiruan

Sistem tiruan (artificial system) diciptakan untuk mendukung tujuan tertentu.

3. Sistem deterministik

Sistem deterministik (deterministic system), bekerjanya sistem ini dapat

diramalkan sebelumnya. Masukan untuk sistem ini secara pasti menentukan

jenis keluarannya.

4. Sistem probabilistik

Sistem probabilistik (probabilistic system) dapat dilacak hanya dengan

menggunakan nilai distribusi probabilitas, selalu ada nilai ketidakpastian yang

sesungguhnya pada sembarang waktu.

5. Sistem tertutup

Sistem tertutup (closed system), pada sistem ini tidak terjadi pertukaran atau

penggunaan sumber daya dengan atau dari lingkungannya, mengingat sistem

ini tidak menggunakan input dari lingkungannya, maka output dari sistem ini

tidak berkaitan dengan lingkungannya pula.

6. Sistem terbuka

Sistem terbuka (opened system) menggunakan sumber daya dari

lingkungannya sehingga keluarannya berkaitan dengan lingkungannya juga.

2.1.4. Sistem Informasi

Kebutuhan pengguna sistem ini mengikuti perkembangan zaman.

Kehadiran teknologi menuntut sistem agar dapat bekerja sama dengan komponen

Page 5: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

12

baru ini. kerja sama antara sistem dengan teknologi ini sering disebut dengan

sistem informasi.

Menurut Lucas dalam Djahir dan Pratita (2015:14) menyatakan bahwa

“sistem informasi adalah suatu kegiatan dari prosedur-prosedur yang

diorganisasikan, bilamana dieksekusi akan menyediakan informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan dan pengendalian di dalam organisasi”.

Sedangkan menurut Hall dalam Fauzi (2017:18), “sistem informasi adalah

rangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi

dan didistribusikan kepada pemakai”.

Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu

kombinasi dari orang, fasilitas, teknologi, media, prosedur-prosedur dan

pengendalian yang ditujukan untuk mendapatkan jalur komunikasi penting,

mengolah data menjadi informasi yang berguna bagi pemakai.

A. Informasi

Hasil dari suatu sistem atau sistem informasi yang dibutuhkan oleh

pengguna sistem adalah informasi. Informasi ini tercipta dari kumpulan data-data

yang telah diproses sebelumnya.

Menurut Cushing dalam Fauzi (2017:10) menyatakan bahwa “informasi

adalah kumpulan data yang relevan dan mempunyai arti yang menggambarkan

suatu kejadian-kejadian atau kegiatan-kegiatan”. Sedangkan menurut Hutahean

(2015:9) “informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna

dan lebih berarti bagi penerimanya”.

Dapat disimpulkan bahwa informasi adalah kumpulan data yang telah

diolah menjadi suatu bentuk yang lebih berguna bagi penerimanya dan

Page 6: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

13

mempunyai nilai nyata atau yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan

yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.

B. Komponen Sistem Informasi

Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan

istilah blok bangunan (building block). Adapun penjelasan dari blok bangunan

(Hutahean, 2015:13) yaitu:

1. Blok masukkan (input block)

Blok masukan merupakan blok yang bertugas dalam input data agar masuk ke

dalam sistem informasi. Blok masukan bertugas dalam merekam data yang

akan dimasukkan, biasanya berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok model (model block)

Blok model terbentuk dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik

yang memproses data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara

yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran (output block)

Sistem informasi menghasilkan keluaran (output) yaitu informasi yang

berkualitas dan berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua

pemakai sistem.

4. Blok teknologi (technology block)

Teknologi digunakan merupakan kotak alat dalam sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan

dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran berupa

informasi dan membantu pengendalian dari sistem secara menyeluruh. Blok

Page 7: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

14

teknologi perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware) yang

dioperasikan oleh teknisi (brainware).

5. Blok basis data (database block)

Basis data (database) merupakan media untuk menyimpan data yang saling

berhubungan satu sama lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan

dapat dipergunakan kembali, diperlukan perangkat lunak untuk

memanipulasinya.

6. Blok kendali (control block)

Sistem informasi memiliki kontrol kendali untuk menanggulangi gangguan-

gangguan terhadap sistem apabila terlanjur terjadi kesalahan maka dapat

langsung diantisipasi atau diatasi.

2.1.5. Metode Pengembangan Perangkat Lunak

Metode pengembangan perangkat lunak dijadikan sebagai disiplin ilmu

untuk mengembangkan/merancang sebuah sistem. Model air terjun (waterfall)

merupakan salah satu model dari metode pengembangan perangkat lunak.

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:28) metode waterfall adalah

“metode air terjun menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara

sekuensial atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian, dan

pendukung (support)”. Sedangkan menurut Muharto dan Ambarita (2016:104),

model waterfall merupakan “metode ini melakukan pendekatan secara sistematis

dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain,

coding, testing/verification, dan maintenance”.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa model waterfall merupakan model

dari metode pengembangan perangkat lunak yang melakukan pendekatan

Page 8: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

15

sistematis dan sekuensial mulai dari tahapan analisis, desain, pengkodean,

pengujian dan pendukung.

Sumber: Sukamto dan Shalahuddin (2015:29)

Gambar II.1. Tahapan Model Waterfall

Adapun penjelasan tahapan model waterfall (Sukamto dan Shalahuddin,

2015:28), yaitu:

1. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk

menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat

lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat

lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain

pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur

perangkat lunak, representasi antar muka dan prosedur pengodean. Tahap ini

mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke

representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap

selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu

untuk didokumentasikan.

Page 9: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

16

3. Pembuatan Kode Program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari

tahap ini adalah program komputer sesuai desain yang telah dibuat pada tahap

desain.

4. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi lojik dan fungsional

dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk

meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan

sesuai dengan yang diinginkan.

5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)

Tahap pendukung atau pemeliharaan dapat mengulangi proses mulai dari

tahap analisis spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada,

tapi tidak untuk membuat perangkat lunak baru.

2.1.6. Basis Data

Basis data dijadikan sebagai media untuk menampung data-data yang

dimasukkan ke dalam sistem informasi, kemudian diolah untuk mendapatkan

keluaran yang berguna.

Menurut Yanto (2016:11), basis data merupakan “kumpulan data yang

saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa

pengulangan (redudansi), untuk memenuhi berbagai kebutuhan”. Sedangkan

menurut Lubis (2016:3), basis data adalah “tempat berkumpulnya data yang saling

berhubungan dalam suatu wadah (organisasi/perusahaan) bertujuan agar dapat

mempermudah dan mempercepat untuk pemanggilan atau pemanfaatan kembali

data tersebut”.

Page 10: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

17

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa

basis data merupakan suatu wadah yang menampung data-data yang saling

berhubungan, dapat digunakan kembali, manipulasi, tanpa pengulangan untuk

memenuhi berbagai kebutuhan pengguna data.

A. Komponen Sistem Basis Data

Komponen dasar sistem basis data digunakan untuk membantu kelancaran

dari pembuatan dan manajemen basis data. Adapun komponen dasar basis data

(Lubis, 2016:7) terdiri dari 4 kelompok pokok, yaitu:

1. Data

Data pada sistem data mempunyai dua (2) ciri, yaitu data yang tersimpan

secara terintegrasi (integrated) dan data dapat dipakai bersama-sama (shared).

a. Integrated yaitu kumpulan dari berbagai macam file dari aplikasi-aplikasi

yang berbeda yang disusun dengan cara menghilangkan bagian-bagian

yang rangkap (redundant).

b. Shared yaitu masing-masing bagian dari database dapat diakses oleh

pemakai dalam waktu yang bersamaan, untuk aplikasi yang berbeda.

2. Perangkat keras

Perangkat keras ini terdiri dari semua peralatan perangkat keras komputer

yang digunakan untuk pengelolaan sistem database, antara lain:

a. Peralatan untuk penyimpanan, disk, drum, dan lain-lain.

b. Peralatan input dan output.

c. Peralatan komunikasi data.

Page 11: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

18

3. Perangkat lunak

Perangkat lunak berfungsi sebagai perantara (interface) antara pemakai

dengan data fisik database, dapat berupa database management system

(DBMS) atau program-program aplikasi dan prosedur-prosedur.

4. Pemakai

Pemakai ini terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu:

a. Programmer, orang/team yang membuat program aplikasi yang

mengakses database dengan menggunakan bahasa pemrograman.

b. End user, orang yang mengakses database melalui terminal dengan

menggunakan query language atau program aplikasi yang dibuat oleh

programmer.

B. Keuntungan Penggunaan Basis Data

Penggunaan basis data ini memiliki beberapa keuntungan (Lubis, 2016:8),

diantaranya:

1. Terkontrolnya kerangkapan data dan inkonsistensi.

2. Terpeliharanya keselarasan data.

3. Data dapat dipakai secara bersama-sama.

4. Memudahkan penerapan standarisasi.

5. Memudahkan penerapan batasan-batasan penggunaan.

6. Terpeliharanya integritas data.

7. Terpeliharanya keseimbangan atas perbedaan kebutuhan data dari setiap

aplikasi.

8. Program/data independent.

Page 12: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

19

C. Kerugian Penggunaan Basis Data

Basis data juga memiliki beberapa kerugian dalam penggunannya. Adapun

kerugian basis data (Lubis, 2016:8), yaitu:

1. Mahal dalam implementasinya.

2. Rumit/kompleks.

3. Penanganan proses recovery & back up sulit.

4. Kerusakan pada sistem basis data dapat mempengaruhi departemen terkait.

2.2. Teori Pendukung

Penulis juga menggunakan teknik/alat bantu dalam memvisualisasikan

rancangan sistem. Teori-teori lain yang digunakan untuk mendukung penulisan ini

terdiri dari diagram alir data (DAD), kamus data, entity relationship diagram

(ERD), logical record structure (LRS), hierarchy input process output (HIPO)

dan pengkodean atau struktur kode.

2.2.1. Diagram Alir Data (DAD)

Dalam pengembangan suatu sistem, diperlukan visualisasi dari rancangan

agar dapat atau mudah dipahami oleh orang/team yang mengembangkan sistem

tersebut. Pemvisualisasian rancangan/pengembangan sistem ini menggunakan

diagram alir data (DAD). Diagram alir data (DAD) juga biasa dikenal dengan

sebutan data flow diagram (DFD).

Menurut Maniah dan Hamidin (2017:44) mengemukakan bahwa: Diagram alir data (DFD), terutama untuk menggambarkan sistem operasional dimana fungsi sistem sangat penting dan kompleks dibandingkan data yang dimanipulasi sistem. Keunggulan dari DFD adalah: DFD mudah dipahami oleh orang teknik maupun non teknik, memberikan gambaran sistem secara menyeluruh, lengkap dengan lingkup sistem dan hubungan ke sistem lainnya dan memberikan tampilan komponen-komponen sistem secara detail.

Page 13: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

20

Sedangkan, menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:70) “DFD tidak

sesuai untuk memodelkan sistem yang menggunakan pemrograman berorientasi

objek”.

Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa diagram alir data merupakan

teknik yang digunakan untuk menggambarkan sistem agar mudah dipahami oleh

orang teknik maupun non teknik yang memberikan gambaran sistem secara

menyeluruh dan lengkap dengan lingkup sistem dan tidak cocok untuk

memodelkan sistem yang menggunakan pemrograman berorientasi objek.

A. Simbol-Simbol Diagram Alir Data (DAD)

Dalam penggambaran diagram alir data (DAD) ini menggunakan simbol-

simbol. Penjelasan dari simbol-simbol diagram alir data (DAD) ini disajikan ke

dalam tabel berikut ini (Muslihudin dan Oktafianto, 2016: 47).

Tabel II.1.

Simbol-Simbol Diagram Alir Data (DAD)

Notasi

Gane & Sarson

Notasi

Yourdon/De Marco

Keterangan

Entitas eksternal, untuk

merepresentasikan sebuah external

entity, orang (user) atau program

lain.

Proses, kegiatan yang dilakukan

oleh orang, mesin, atau komputer

dari hasil suatu data yang masuk ke

dalam proses untuk menghasilkan

data yang keluar dari proses.

Entitas EksternalEntitas Eksternal

Page 14: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

21

Aliran Data, panah yang

merepresentasikan data atau lebih

objek data (arus data), khusus dari

sumber ke tujuan.

Penyimpanan data atau tempat data

direfer/disimpan oleh proses.

Sumber: Muslihudin dan Oktafianto (2016:47)

B. Tingkatan Konstruksi Diagram Alir Data (DAD)

Gambaran suatu sistem menggunakan diagram alir data (DAD) ini

mempunyai tahapan-tahapan yang wajib dilakukan sewaktu menggambar diagram

alir data (DAD). Adapun tingkatan konstruksi/tahapan dalam penggambaran DAD

(Muslihudin dan Oktafianto, 2016:48), yaitu:

1. Diagram konteks

Diagram konteks menggambarkan dan dapat mewakili seluruh proses yang

terdapat di dalam suatu sistem. merupakan tingkatan tertinggi dalam diagram

alir data (DAD) dan biasanya diberi nomor nol (0). Semua entitas eksternal

yang ditunjukkan pada diagram konteks berikut aliran-aliran data utama

menuju dan dari sistem. Diagram ini sama sekali tidak memuat penyimpanan

data dan tampak sederhana untuk diciptakan.

2. Diagram nol (diagram level-1)

Diagram nol menggambarkan sistem sesuai dengan banyak proses yang terjadi

di dalam sistem dan merupakan pemecahan dari diagram konteks. Di dalam

diagram ini memuat penyimpanan data.

Aliran DataAliran Data

Page 15: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

22

3. Diagram rinci

Diagram rinci merupakan diagram yang menguraikan proses apa yang ada

dalam diagram nol.

C. Syarat Pembuatan Diagram Alir Data (DAD)

Dalam penggambaran atau pembuatan diagram alir (DAD) ini memilik

aturan-aturan tertentu agar pengguna teknik atau non teknik dapat memahami

gambar tersebut. Syarat-syarat pembuatan DAD (Muslihudin dan Oktafianto,

2016:49), yaitu:

1. Pemberian nama untuk tiap komponen DFD.

2. Pemberian nomor pada komponen proses.

3. Penggambaran DFD sesering mungkin agar enak dilihat.

4. Penghindaran penggambaran DFD yang rumit.

5. Pemastian DFD yang dibentuk itu konsisten secara logika.

2.2.2. Kamus Data

Data-data yang mengalir di diagram alir data (DAD) biasanya disajikan

dalam bentuk singkatan. Untuk mendeskripsikan data-data yang mengalir pada

diagram alir data ini menggunakan kamus data.

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:73) “kamus data adalah

kumpulan daftar elemen data yang mengalir pada sistem perangkat lunak sehingga

masukan (input) dan keluaran (output) dapat difahami secara umum (memiliki

standar cara penulisan)”. Sedangkan, menurut Djahir dan Pratita (2015:199)

mengemukakan bahwa “kamus data adalah suatu ensiklopedi dari informasi yang

berkenaan dengan data organisasi/perusahaan, dan penjelasan ini dikombinasikan

Page 16: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

23

kepada komputer melalui data description language-DDL, yang menghasilkan

skema”.

Berdasarkan kumpulan teori dari para ahli di atas, dapat disimpulkan

bahwa kamus data (data dictionary) merupakan rincian atau spesifikasi dari data-

data yang terkumpul dan mengalir pada sistem perangkat lunak yang memiliki

deskripsi agar dapat dipahami secara umum.

Kamus data dalam implementasi program dapat menjadi parameter

masukan atau keluaran dari sebuah fungsi atau prosedur. Biasanya kamus data

(Sukamto dan Shalahuddin, 2015:74) berisikan:

1. Nama

Kamus data berisikan nama data yang mengalir di DAD.

2. Digunakan

Kamus data digunakan pada proses-proses terkait aliran data.

3. Deskripsi

Deskripsi disini menguraikan data-data yang mengalir menjadi lebih detail.

4. Informasi tambahan

Kamus data biasa berisikan informasi tambahan seperti tipe data, nilai data,

batas nilai data, dan komponen yang membentuk data tersebut.

Kamus data memiliki beberapa simbol untuk menjelaskan informasi

tambahan tersebut. Adapun simbol-simbol tersebut menurut Sukamto dan

Shalahuddin (2015:74) dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Page 17: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

24

Tabel II.2.

Simbol-Simbol Kamus Data

Simbol Keterangan

= Disusun atau terdiri dari

+ Dan

[|] Baik … atau ….

{ }n n kali diulang/bernilai banyak

( ) Data opsional

*…* Batas komentar

Sumber: Sukamto dan Shalahuddin (205:74)

2.2.3. Entity Relationship Diagram (ERD)

Untuk menggambarkan struktur data agar bisa dipahami secara langsung

oleh pengguna teknik maupun teknik dapat menggunakan entity relationship

diagram (ERD). Entity relationship diagram (ERD) menjelaskan setiap entitas

dan hubungan yang terjadi antar entitas tersebut.

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2015:53) “ERD adalah bentuk paling

awal dalam melakukan perancangan basis data relasional. Jika menggunakan

OODMBS maka perancangan ERD tidak perlu dilakukan”. Sedangkan, menurut

Lubis (2016:31) mengemukakan bahwa “ERD menjadi salah satu pemodelan data

konseptual yang paling sering digunakan dalam proses pengembangan basis data

bertipe relasional”.

Maka dari itu, penulis menyimpulkan bahwa entity relationship diagram

(ERD) merupakan teknik pemodelan struktur data secara konseptual yang

menggambarkan entitas lengkap dengan atributnya dan hubungan yang terjadi

antar entitas tersebut.

Page 18: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

25

Penjelasan dari simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan

entity relationship diagram (ERD) menurut Chen dalam buku Sukamto dan

Shalahuddin (2015:50) disajikan ke dalam bentuk tabel.

Tabel II.3.

Komponen Entity Relationship Diagram (ERD)

Notasi Komponen Keterangan

Entitas/entity

Entitas merupakan data inti yang

akan disimpan, bakal tabel pada

basis data, benda yang memiliki

data dan harus disimpan datanya

agar dapat diakses oleh aplikasi

komputer. Penamaan entitas

biasanya lebih ke kata benda dan

belum merupakan nama tabel.

Atribut Field atau kolom data yang butuh

disimpan dalam suatu entitas.

Atribut kunci primer

Field atau kolom data yang butuh

disimpan dalam suatu entitas dan

digunakan sebagai kunci akses

record yang diinginkan, biasanya

berupa id. Kunci primer dapat

lebih dari satu kolom, asalkan

kombinasi dari beberapa kolom

tersebut dapat bersifat unik

(berbeda tanpa ada yang sama).

Atribut

multinilai/multivalue

Field atau kolom data yang butuh

disimpan dalam suatu entitas yang

dapat memiliki lebih dari satu.

Relasi

Relasi yang menghubungkan antar

entitas, diawali dengan kata kerja.

nama_entitas

nama_atribut

nama_relasi

kunci_primer

nama_atribut

Page 19: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

26

Asosiasi/association

Penghubung antara relasi dan

entitas dimana di kedua ujungnya

memiliki multiplicity kemungkinan

jumlah pemakaian. Kemungkinan

jumlah maksimum keterhubungan

antara entitas satu dengan entitas

yang lain disebut dengan

kardinalitas. Misalkan ada

kardinalitas 1 ke N atau sering

disebut dengan one to many

menghubungkan entitas A dan

entitas B.

Sumber: Sukamto dan Shalahuddin (2015:50)

2.2.4. Hierarchy Input Process Output (HIPO)

Teknik dalam mendokumentasikan rancangan/pengembangan suatu sistem

dapat menggunakan teknik hierarchy input process output (HIPO). Teknik ini

dapat memenuhi kebutuhan para programmer maupun penggunanya.

Menurut Fatta (2007:150) menyatakan bahwa “HIPO adalah teknik

penggambaran modul-modul yang nantinya akan dikembangkan oleh programmer

menjadi prosedur-prosedur dalam program sistem informasi”. Sedangkan,

menurut Ladjamudin (2013:211), “hierarchy-plus-input-process-output (HIPO)

merupakan teknik untuk mendokumentasikan sistem pemograman”.

Dapat disimpulkan bahwa hierarchy input process output (HIPO)

merupakan teknik yang digunakan untuk mendokumentasikan/menggambarkan

sistem pemrograman yang dapat memenuhi kebutuhan programmer maupun

kebutuhan pengguna sistem.

N

Page 20: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

27

2.2.5. Pengkodean

Salah satu syarat baik dalam penulisan kode di dalam basis data adalah

menggunakan struktur kode atau dikenal dengan teknik pengkodean agar data

tersebut tidak mengalami kejadian perulangan (redundant).

Menurut Sutabri dalam Puspitawati dan Anggadini (2011:96) menyatakan

bahwa “sistem pengkodean terdiri dari himpunan karakter, simbol-simbol yang

dapat diterima dan telah dinyatakan digunakan untuk mengidentifikasikan objek

tertentu”. Kode yang baik menggunakan aturan-aturan tertentu agar memudahkan

proses pengolahan data karena dengan kode, data akan lebih mudah untuk

diidentifikasi (Shatu, 2016:106).

Penulis menyimpulkan bahwa pengkodean atau struktur kode merupakan

teknik yang digunakan untuk mengindentifikasikan data-data dengan kode yang

unik dan digunakan untuk membantu proses identifikasi dan pengolahan data

yang memiliki aturan tertentu dan dapat diterima.

A. Syarat-Syarat Kode yang Baik

Sebuah kode kode yang baik memiliki syarat-syarat tertentu atau faktor-

faktor yang perlu dipertimbangkan. Adapun faktor-faktor pertimbangan (Shatu,

2016:107) dalam pembuatan kode yaitu:

1. Kode yang disusun perlu disesuaikan dengan metode proses data.

2. Setiap kode harus mewakili hanya satu item sehingga tidak membingungkan.

3. Kode yang disusun harus memudahkan pemakai untuk mengingatnya.

4. Kode yang disusun harus fleksibel, dalam arti memungkinkan dilakukan

perluasan tanpa perubahan menyeluruh.

5. Setiap kode harus menggunakan jumlah angka dan huruf yang sama.

Page 21: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

28

6. Kode yang panjang perlu dipotong-potong (chunking) untuk memudahkan

mengingat.

7. Dalam kode yang panjang perlu diberi kode yang merupakan check digit, yaitu

untuk mengecek kebenaran kode.

B. Macam-Macam Kode

Kode dapat dibuat dalam berbagai struktur kode yang berbeda. Setiap

struktur mempunyai kelebihan dan kelemahan. Berikut ini adalah macam-macam

kode (Shatu, 2016:108) yang dapat digunakan:

1. Kode urut nomor

Kode yang terbentuk dari susunan angka/nomor. Setiap kode memiliki jumlah

angka yang sama (digit).

2. Kode kelompok

Kode kelompok bertujuan untuk membagi data dalam kelompok tertentu. Tiap

kelompok akan diberi kode dengan angka atau huruf tertentu, sehingga

masing-masing posisi angka/huruf dari kode mempunyai arti.

3. Kode blok

Setiap kelompok data diberi kode dalam blok nomor tertentu. Kode blok mirip

dengan kode kelompok.

4. Kode desimal

Setiap kelompok data akan diberi kode dari 0 sampai dengan 9. Oleh karena

itu pengelompokan data harus dilakukan maksimum dalam sepuluh kelompok.

5. Kode mnemonic

Kode mnemonic merupakan kode singkatan data yang digunakan untuk

membatu pengguna kode ini dalam membaca maksud dari singkata tersebut.

Page 22: File 10 Bab II Landasan Teori - Bina Sarana Informatika · /$1'$6$1 7(25, .rqvhs 'dvdu 6lvwhp 3hpdkdpdq phqjhqdl nrqvhs gdvdu vlvwhp lql phphuoxndq shqghndwdq shqghndwdq phqjhqdl

29

6. Kode bar

Kode bar terdiri dari batangan-batangan hitam, biasa digunakan untuk

perusahaan makanan dan minuman. Kode ini sebenarnya merupakan

transformasi dari angka menjadi batangan-batangan kode, pembedanya adalah

ketebalan dari batangan-batangan (bar) tersebut.

2.2.6. Visual Basic

Menurut Jubile Enterprise (2017:1) “visual basic merupakan

pengembangan dari BASIC yang dibuat sebagai bahasa pemrograman yang

mudah dipelajari dan digunakan”. Sedangkan menurut Winarno, dkk (2010:98)

“program visual basic adalah kombinasi dari keyword, properti, nama, objek,

variabel, angka, simbol khusus, dan nilai lainnya yang secara kolektif membentuk

sebuah instruksi dipahami oleh compiler Visual Basic”.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa visual basic merupakan bahasa

pemrograman yang terdiri dari kombinasi yang terdiri keyword, properti, nama,

objek, variabel, angka, simbol khusus, dan nilai lainnya sehingga membentuk

sebuah instruksi yang mudah dipelajari dan digunakan.