estuaria adalah perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut
TRANSCRIPT
-
8/8/2019 Estuaria Adalah Perairan Muara Sungai Semi Tertutup Yang Berhubungan Bebas Dengan Laut
1/4
Estuaria adalah perairan muara sungai semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut,
sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar. Estuaria dapat terjadi
pada lembah-lembah sungai yang tergenang air laut, baik karena permukaan laut yang naik
(misalnya pada zaman es mencair) atau pun karena turunnya sebagian daratan oleh sebab-sebab
tektonis. Estuaria juga dapat terbentuk pada muara-muara sungai yang sebagian terlindungi oleh
beting pasir atau lumpur.
Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar akan menghasilkan suatu komunitas yang khas,
dengan lingkungan yang bervariasi, antara lain:
(1) Tempat bertemunya arus air tawar dengan arus pasang-surut, yang berlawanan menyebabkan
suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi, pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta
membawa pengaruh besar pada biotanya;
(2) Pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat fisika lingkungan khusus
yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air laut;
(3) Perubahan yang terjadi akibat adanya pasang-surut mengharuskan komunitas mengadakan
penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan sekelilingnya; dan
(4) Tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-surut air laut, banyaknya
aliran air tawar dan arus-arus lainnya, serta topografi daerah estuaria tersebut.
Sifat-sifat Ekologis
Sebagai tempat pertemuan air laut dan air tawar, salinitas di estuaria sangat bervariasi. Baik
menurut lokasinya di estuaria, ataupun menurut waktu.
Secara umum salinitas yang tertinggi berada pada bagian luar, yakni pada batas wilayah estuaria
dengan laut, sementara yang terendah berada pada tempat-tempat di mana air tawar masuk ke
estuaria. Pada garis vertikal, umumnya salinitas di lapisan atas kolom air lebih rendah daripada
-
8/8/2019 Estuaria Adalah Perairan Muara Sungai Semi Tertutup Yang Berhubungan Bebas Dengan Laut
2/4
salinitas air di lapisan bawahnya. Ini disebabkan karena air tawar cenderung terapung di atas
air laut yang lebih berat oleh kandungan garam. Kondisi ini disebut estuaria positif atau
estuaria baji garam (salt wedge estuary) (Nybakken, 1988).
Akan tetapi ada pula estuaria yang memiliki kondisi berkebalikan, dan karenanya dinamai
estuaria negatif. Misalnya pada estuaria-estuaria yang aliran air tawarnya sangat rendah, seperti
di daerah gurun pada musim kemarau. Laju penguapan air di permukaan, yang lebih tinggi
daripada laju masuknya air tawar ke estuaria, menjadikan air permukaan dekat mulut sungai
lebih tinggi kadar garamnya. Air yang hipersalin itu kemudian tenggelam dan mengalir ke arah
laut di bawah permukaan. Dengan demikian gradien salinitas airnya berbentuk kebalikan
daripada estuaria positif.
Dalam pada itu, dinamika pasang surut air laut sangat mempengaruhi perubahan-perubahan
salinitas dan pola persebarannya di estuaria. Pola ini juga ditentukan oleh geomorfologi dasar
estuaria.
Sementara perubahan-perubahan salinitas di kolom air dapat berlangsung cepat dan dinamis,
salinitas substrat di dasar estuaria berubah dengan sangat lambat. Substrat estuaria umumnya
berupa lumpur atau pasir berlumpur, yang berasal dari sedimen yang terbawa aliran air, baik dari
darat maupun dari laut. Sebabnya adalah karena pertukaran partikel garam dan air yang terjebak
di antara partikel-partikel sedimen, dengan yang berada pada kolom air di atasnya berlangsung
dengan lamban.
Biota Estuaria
Sebagai wilayah peralihan atau percampuran, estuaria memiliki tiga komponen biota, yakni
fauna yang berasal dari lautan, fauna perairan tawar, dan fauna khas estuaria atau air payau.
Fauna lautan yang tidak mampu mentolerir perubahan-perubahan salinitas yang ekstrem
biasanya hanya dijumpai terbatas di sekitar perbatasan dengan laut terbuka, di mana salinitas
airnya masih berkisar di atas 30. Sebagian fauna lautan yang toleran (eurihalin) mampu masuk
lebih jauh ke dalam estuaria, di mana salinitas mungkin turun hingga 15 atau kurang.
-
8/8/2019 Estuaria Adalah Perairan Muara Sungai Semi Tertutup Yang Berhubungan Bebas Dengan Laut
3/4
Sebaliknya fauna perairan tawar umumnya tidak mampu mentolerir salinitas di atas 5,
sehingga penyebarannya terbatas berada di bagian hulu dari estuaria.
Fauna khas estuaria adalah hewan-hewan yang dapat mentolerir kadar garam antara 5-30,
namun tidak ditemukan pada wilayah-wilayah yang sepenuhnya berair tawar atau berair laut. Di
antaranya terdapat beberapa jenis tiram dan kerang (Ostrea, Scrobicularia), siput kecil Hydrobia,
udang Palaemonetes, dan cacing polikaeta Nereis.Di samping itu terdapat pula fauna-fauna yang
tergolong peralihan, yang berada di estuaria untuk sementara waktu saja. Beberapa jenis udang
Penaeus, misalnya, menghabiskan masa juvenilnya di sekitar estuaria, untuk kemudian pergi ke
laut ketika dewasa. Jenis-jenis sidat (Anguilla) dan ikan salem (Salmo, Onchorhynchus) tinggal
sementara waktu di estuaria dalam perjalanannya dari hulu sungai ke laut, atau sebaliknya, untuk
memijah. Dan banyak jenis hewan lain, dari golongan ikan, reptil, burung dan lain-lain, yang
datang ke estuaria untuk mencari makanan (Nybakken, 1988).
Akan tetapi sesungguhnya, dari segi jumlah spesies, fauna khas estuaria adalah sangat sedikit
apabila dibandingkan dengan keragaman fauna pada ekosistem-ekosistem lain yang berdekatan.
Umpamanya dengan fauna khas sungai, hutan bakau atau padang lamun, yang mungkin
berdampingan letaknya dengan estuaria. Para ahli menduga bahwa fluktuasi kondisi lingkungan,
terutama salinitas, dan sedikitnya keragaman topografi yang hanya menyediakan sedikit relung
(niche), yang bertanggung jawab terhadap terbatasnya fauna khas setempat.
Peranan Ekosistem Estuaria
Produktifitas estuaria, pada kenyataannya bertumpu atas bahan-bahan organik yang terbawa
masuk estuaria melalui aliran sungai atau arus pasang surut air laut. Produktifitas primernya
sendiri, karena sifat-sifat dinamika estuaria sebagaimana telah diterangkan di atas dan karena
kekeruhan airnya yang berlumpur, hanya dihasilkan secara terbatas oleh sedikit jenis alga,
rumput laut, diatom bentik dan fitoplankton.
Meski demikian, bahan-bahan organik dalam rupa detritus yang terendapkan di estuaria
-
8/8/2019 Estuaria Adalah Perairan Muara Sungai Semi Tertutup Yang Berhubungan Bebas Dengan Laut
4/4
membentuk substrat yang penting bagi tumbuhnya alga dan bakteri, yang kemudian menjadi
sumber makanan bagi tingkat-tingkat trofik di atasnya. Banyaknya bahan-bahan organik ini
dibandingkan oleh Odum dan de la Cruz (1967, dalam Nybakken 1988) yang mendapatkan
bahwa air drainase estuaria mengandung sampai 110 mg berat kering bahan organik per liter,
sementara perairan laut terbuka hanya mengandung bahan yang sama 1-3 mg per liter.
Oleh sebab itu, organisme terbanyak di estuaria adalah para pemakan detritus, yang
sesungguhnya bukan menguraikan bahan organik menjadi unsur hara, melainkan kebanyakan
mencerna bakteri dan jasad renik lain yang tercampur bersama detritus itu. Pada gilirannya, para
pemakan detritus berupa cacing, siput dan aneka kerang akan dimakan oleh udang dan ikan, yang
selanjutnya akan menjadi mangsa tingkat trofik di atasnya seperti ikan-ikan pemangsa dan
burung.
Melihat banyaknya jenis hewan yang sifatnya hidup sementara di estuaria, bisa disimpulkan
bahwa rantai makanan dan rantai energi di estuaria cenderung bersifat terbuka. Dengan pangkal
pemasukan dari serpih-serpih bahan organik yang terutama berasal dari daratan (sungai, rawa
asin, hutan bakau), dan banyak yang berakhir pada ikan-ikan atau burung yang kemudian
membawa pergi energi keluar dari sistem.