estetika

15
ESTETIK A Yunani Kuno Wisnu Adisukma, M.Sn

Upload: triage

Post on 23-Feb-2016

112 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ESTETIKA. Yunani Kuno. Wisnu Adisukma , M.Sn. Socrates (469 – 344 SM). Dianggap sebagai perintis Estetika Guru dari Plato yang dikenal sebagai Dewa Estetika Pada saat itu belum ada istilah Estetika - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: ESTETIKA

ESTETIKA

Yunani Kuno

Wisnu Adisukma, M.Sn

Page 2: ESTETIKA

Socrates(469 – 344 SM)

Dianggap sebagai perintis EstetikaGuru dari Plato yang dikenal

sebagai Dewa EstetikaPada saat itu belum ada istilah

EstetikaBermula dari perdebatan Socrates dengan muridnya yang bernama

Hippias tentang alat ukur keindahan

Page 3: ESTETIKA

H : Kebenaran harus dikatakan wahai Socrates “a beautiful maiden is the thing beautiful” :

dara cantik adalah sesuatu yang cantikS : Bagus Hippias, tapi aku tidak menanyakan

apa yang bersifat cantik, aku ingin tahu apakah ada sesuatu yang dinamakan kecantikan, yang jika ada pada sesuatu maka kita sebut barang itu cantik. Aku tentu tidak dapat menyatakan demikian. Dara yang cantik adalah kecantikan

itu sendiri, jika ia pada suatu barang maka barang itu berhutang kecantikan dari padanya.

Tidakkah barang yang cantik itu indah???H : Tentu saja

Kemudian mereka menyebut barang dan mengkomparasikan tentang bagaimana

sesuatu dapat dibilang indah…….

Page 4: ESTETIKA

Keindahan Bagi Socrates

Keindahan adalah segala sesuatu yang menyenangkan dan

memenuhi keinginan terakhir

Keindahan terletak pada diri orang yang melihat (“Beauty is in the eye of

the beholder”) yaitu dengan melihat apa yang ada di balik yang nampak

Page 5: ESTETIKA

PLATO (Aristicle)Athena 428-348 SM

“dunia adalah sebuah kenyataan yang mendahului keberadaan manusia. Karena itu, manusia

harus tunduk dan terikat kenyataan itu”

Page 6: ESTETIKA

BUAH KARYA PLATO

Terbagi menjadi tiga periode Karya-karya yang diduga

merupakan dominasi pikiran Socrates.

Karya-karya campuran pikiran Plato dan Socrates.

Karya-karya yang mutlak hasil pikiran Plato

Page 7: ESTETIKA

Realitas obyek, merupakan prasyarat dalam seni. Namun, jika seniman

berhasil mereproduksi realitas duniawi, dia baru mencapai realitas terendah.

Realitas obyek merupakan realitas semu, atau realitas

tiruanada realitas tertinggi, heavenly

reality,ideal, mutlak atau abadi

EIDOS

Page 8: ESTETIKA

KENYATAAN IDEAL transenden, ada di ‘alam sana’

letaknya tidak menyatu dengan benda yang dapat

diamatiKENYATAAN IDEAL hanya dapat

diraih oleh orang-orang tertentu, melalui tahapan-

tahapan tertentu.

Page 9: ESTETIKA

Menurut Plato, keindahan itu objek cinta. Sumber rasa keindahan adalah cinta kasih. Lewat rasa

cinta-kasih itulah manusia dapat kembali menikmati keindahan

Melalui rasa cinta keindahan dapat diajarkan, sejak usia dini, melalui

beberapa tingkat atau tataran cinta: dari yang ragawi berangsur-angsur hingga yang abstrak; dari realitas

bendawi ke tingkat realitas yang ideal

Page 10: ESTETIKA

Menjangkau Eidos memang tidak mudah, karena harus

melalui empat tahapan keindahan: ragawi, ruhaniah,

intelektual, dan keindahan mutlak atau eidos

Eidos itu transenden, ada di luar diri manusia,

terletak di dunia spiritual yang serba sempurna

Page 11: ESTETIKA

Berdasarkan tahapan keindahan itu, Plato memandang adanya 2

keindahan:•Keindahan yang melekat pada objek persepsi atau dunia indrawi (the world of sense)•Keindahan yang berada di luarnya, yakni esensi keindahan yang ada dalam dunia yang hanya dapat dimengerti oleh “seseorang”(the intelligible world).

Page 12: ESTETIKA

Plato ‘mengutuk’ senikarena dapat merusak akal

sehat akibat kandungan emosi dan irrasionalitasnya.

Emosi pada karya seni dapat membangkitkan “banjir emosi”

pada manusia yakni membutakan akal sehatnya

karena termanipulasi kekuatan di luar dirinya

Page 13: ESTETIKA

AristotelesAristoteles lahir pada tahun 384 SM di Stageira. suatu kota di

Yunani Utara. Ayahnya adalah dokter pribadi amyntas II, raja Makedonia

Page 14: ESTETIKA

Ciri-Ciri KeindahanAristoteles merumuskan sebagai berikut:1. Harmoni, Berukuran dan Tepat Proporsinya

2. Murni dan Jernih, bahwa segalanya memberikan suatu kesan kejelasan, terang jernih, murni, tanpa adanya keraguan.

3. Sempurna (perfect), utuh, tidak ada cacatnya. kesatuan atau keutuhan yang dapat menggambarkan kesempurnaan bentuk, tak ada yang berlebih atau berkurang

Page 15: ESTETIKA

Seni sebagai Kartasis Aristoteles menerangkan dalam seni

ada tiga unsur yang terlibat:• Obyek kesenian• Media kesenian• Penampilan kesenian

Pembebasan dari kesulitan dan ketegangan jiwa yang

sedang menekan manusia ia namakan katarsis