eritroderma

6
ERITRODERMA Author : Wahyu Rahmad Haryadie Eritroderma (dermatitis eksfoliata) adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema seluruh / hampir seluruh tubuh akibat inflamasi kulit, biasanya disertai skuama ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 ). Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai dengan eritema dan skuam yang hampir mengenai seluruh tubuh ( Marwali Harahap , 2000 : 28 ). Dermatitis eksfoliata merupakan keadaan serius yang ditandai oleh inflamasi yang progesif dimana eritema dan pembentukan skuam terjadi dengan distribusi yang kurang lebih menyeluruh (Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878). Etiologi Berdasarkan penyebabnya , penyakit ini dapat dibagikan dalam 2 kelompok : 1. Eritrodarma eksfoliativa primer Penyebabnya tidak diketahui. Termasuk dalam golongan ini eritroderma iksioformis konginetalis dan eritroderma eksfoliativa neonatorum(5–0 % ). 2. Eritroderma eksfoliativa sekunder - Akibat penggunaan obat secara sistemik yaitu penicillin dan derivatnya , sulfonamide , analgetik / antipiretik dan ttetrasiklin. - Meluasnya dermatosis ke seluruh tubuh, dapat terjadi pada liken planus , psoriasis , pitiriasis rubra pilaris , pemflagus foliaseus , dermatitis seboroik dan dermatitis atopik. - Penyakit sistemik seperti Limfoblastoma. ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 : Rusepno Hasan 2005 : 239 ) Patofisiologi Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang paling luar ) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas , sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh . Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kult sel – sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel – sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik / plak jaringan epidermis yang profus.

Upload: ali-rumi

Post on 21-Jul-2016

57 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

poster eritroderma

TRANSCRIPT

Page 1: ERITRODERMA

ERITRODERMA

Author : Wahyu Rahmad Haryadie

Eritroderma (dermatitis eksfoliata) adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema seluruh / hampir seluruh tubuh akibat inflamasi kulit, biasanya disertai skuama ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 ).

Dermatitis eksfoliata generalisata adalah suatu kelainan peradangan yang ditandai dengan eritema dan skuam yang hampir mengenai seluruh tubuh ( Marwali Harahap , 2000 : 28 ). Dermatitis eksfoliata merupakan keadaan serius yang ditandai oleh inflamasi yang progesif dimana eritema dan pembentukan skuam terjadi dengan distribusi yang kurang lebih menyeluruh (Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878).

Etiologi

Berdasarkan penyebabnya , penyakit ini dapat dibagikan dalam 2 kelompok :

1.      Eritrodarma eksfoliativa primer

Penyebabnya tidak diketahui. Termasuk dalam golongan ini eritroderma iksioformis konginetalis dan eritroderma eksfoliativa neonatorum(5–0 % ).

2.      Eritroderma eksfoliativa sekunder

-     Akibat penggunaan obat secara sistemik yaitu penicillin dan derivatnya , sulfonamide , analgetik / antipiretik dan ttetrasiklin.

-     Meluasnya dermatosis ke seluruh tubuh, dapat terjadi pada liken planus , psoriasis , pitiriasis rubra pilaris , pemflagus foliaseus , dermatitis seboroik dan dermatitis atopik.

-     Penyakit sistemik seperti Limfoblastoma. ( Arief Mansjoer , 2000 : 121 : Rusepno Hasan 2005 : 239 )

Patofisiologi

Pada dermatitis eksfoliatif terjadi pelepasan stratum korneum ( lapisan kulit yang paling luar ) yang mencolok yang menyebabkan kebocoran kapiler , hipoproteinemia dan keseimbangan nitrogen yang negatif . Karena dilatasi pembuluh darah kulit yang luas , sejumlah besar panas akan hilang jadi dermatitis eksfoliatifa memberikan efek yang nyata pada keseluruh tubuh.

Pada eritroderma terjadi eritema dan skuama ( pelepasan lapisan tanduk dari permukaan kult sel – sel dalam lapisan basal kulit membagi diri terlalu cepat dan sel – sel yang baru terbentuk bergerak lebih cepat ke permukaan kulit sehingga tampak sebagai sisik / plak jaringan epidermis yang profus.

Mekanisme terjadinya alergi obat seperti terjadi secara non imunologik dan imunologik (alergik) , tetapi sebagian besar merupakan reaksi imunologik. Pada mekanismee imunologik, alergi obat terjadi pada pemberian obat kepada pasien yang sudah tersensitasi dengan obat tersebut. Obat dengan berat molekul yang rendah awalnya berperan sebagai antigen yang tidak lengkap ( hapten ). Obat / metaboliknya yang berupa hapten ini harus berkojugasi dahulu dengan protein misalnya jaringan , serum / protein dari membran sel untuk membentuk antigen obat dengan berat molekul yang tinggi dapat berfungsi langsung sebagai antigen lengkap. ( Brunner & Suddarth vol 3 , 2002 : 1878 )

Page 2: ERITRODERMA

Eritroderma – Dermatosis Eritroskuamosa

Posted by nyCa

Eritroderma adalah kelainan kulit yang ditandai dengan adanya eritema universalis (90-100%), biasanya disertai skuama. Kalau eritemanya 50-90% maka disebut pre-eritroderma.

Eritroderma juga disebut dermatitis eksfoliativa.

Patofisiologi :

Patofisiologi eritroderma belum jelas, tapi diketahui bahwa ada suatu agent dalam tubuh yang menyebabkan reaksi tubuh berupa pelebaran pembuluh darah kapiler (eritema) yang universal. Pelebaran pembuluh darah ini menyebabkan aliran darah ke kulit meningkat sehingga kehilangan panas bertambah, aibatnya pasien merasa dingin dan menggigil.

Pada eritroderma yang kronis dapat terjadi gagal jantung, hipotermia, dehidrasi.

Gejala klinik :

1. Eritroderma akibat alergi obat sistemik : Waktu mulai masuknya obat ke dalam tubuh hingga timbul penyakit bervariasi,

dapat segera sampai 2 minggu. Terjadi eritema universal, skuama baru timbul pada masa penyembuhan.

2. Eritroderma akibat perluasan penyakit kulit :a. Dapat karena psoriasis (psoriasis eritrodermik) dan penyakit Leiner.b. Psoriasis dapat menjadi eritroderma karena penyakitnya sendiri atau karena

pengobatan yang terlalu kuat. Umumnya didapati eritema yang tidak merata.c. Penyakit Leiner/eritroderma deskuamativum belum diketahui pasti etiologinya, tapi

umumnya dinilai disebabkan oleh dermatitis seboroika yang meluas. Usia pasien biasanya 4 minggu-20 minggu.  Dijumpai eritema universal dengan skuama yang kasar.

3. Eritroderma akibat penyakit sistemik termasuk keganasan :a. Contoh syndrome Sezary (penyakit limfoma).b. Ditandai dengan eritema merah membara yang universal, disertai skuama dan rasa

sangat gatal. Juga terdapat infiltrat pada kulit dan edema.

Page 3: ERITRODERMA

ERITRODERMA

BATASAN Eritroderma adalah istilah untuk segala keadaan klinik dimana terjadi keradangan kulit yang sangat luas, yang mencapai lebih dari 90% luas permukaan kulit tubuh.

PATOFISIOLOGI Eritroderma merupakan keradangan kulit yang bisa berasal dari bermacam-macam penyakit.Penyebab yang tersering pada dewasa :- Golongan 40%- Psoriasis 25%- Limfoma dan leukemia 15%- Efek samping obat 10%- Lain-lain (penyakit herediter, pemfigus, skabies, dll) 10%Karena penyebabnya berbeda-beda, maka kelainan dalam segi patologipun juga berbeda, sesuai dengan faktor penyebab eritroderma tersebut.

GEJALA KLINISPada eritroderma yang disebabkan oleh golongan dermatitis/eczema dan limfoma/ leukemia, biasanya timbul dalam waktu singkat. Dimulai dengan bercak eritem yang cepat sekali meluas. Bisa disertai dengan demam, menggigil serta melaise yang tidak terlalu berat. Bercak eritem tersebut biasanya mencapai keseluruhan permukaan tubuh dalam 12 – 48 jam.Selanjutnya diikuti dengan timbulnya deskuamasi dalam 2 – 6 hari, seringkali dimulai di daerah-daerah lipatan kulit. Seluruh kulit tampak kemerahan, mengkilat dan mengelupas serta teraba panas dan menebal pada palpasi.Penderita merasa kulitnya ketat, gatal atau kadang-kadang terasa panas seperti terbakar.Setelah eritroderma berlangsung beberapa minggu, rambut kepala dan tubuh bisa rontok, juga kuku jadi menebal dan kasar.

Cara pemeriksaan dan diagnosa :a. Anamnesa : perlu ditanyakan hal-hal yang menjurus pada penyebab awal dari penyakit yaitu :- onset penyakit (mendadak/berangsur-angsur)Cara pemeriksaan klinis : keadaan umum penderita (terutama bila penderita tua atau balita) perlu diperhatikan, apakah ada tanda-tanda dehidrasi, menggigil, dll).- tensi/nadi/temperatur dan pernafasan diperhatikan.- luasnya eritema (% permukaan tubuh), bentuk dari skuama (tebal dan transparan/ halus), adalah daerah yang eksematus/basah, adakah crecking/erosi, dsb.- periksa keadaan kulit kepala dan rambut serta kuku.

b. Pemeriksaan Laboratorium - pemeriksaan rutin DL/UL/FL- pemeriksaan BD plasma bila ada kecurigaan defisit cairan tubuh.- pemeriksaan elektrolit bila ada kelainan dalam pernafasan.

Page 4: ERITRODERMA

- pada orang-orang tua bila perlu diperiksa EKG.- pemeriksaan apus darah tepi untuk menyingkirkan kemungkinan adanya leukemia.- pemeriksaan histopatologi diperlukan untuk mencari underlying disease, meskipun tidak selalu bisa.- pemeriksaan KOH/skabies bila ada petunjuk ke arah tersebut.c. DiagnosaDitegakkan bila ditemukan secara klinis keradangan kulit yang eritemamtus di-sertai deskuamasi, yang meliputi daerah yang luas hingga mencapai 90% atau lebih luas permukaan tubuh.Sebaiknya diagnosa Eritroderma dilanjutkan dengan keterangan penyakit kulit atau sistemik yang menjadi penyebabnya, misalnya :- eritroderma dengan dasar Psoriasis.- eritroderma dengan dasar dermatitis kontak, dsb.

DIAGNOSA BANDINGEritroderma tidak perlu diagnosa banding, tetapi yang perlu DD/adalah penyebabnya, yaitu :1. Dermatitis (kontak/atopik/dll).2. Psoriasis 3. Drug eruption4. Limfema/leukemia5. Pemfigus6. Ichthyosiform crythroderma7. Pityriasis rubra pilaris8. Lichen planus9. Dermatofitosis10. Skabies

PENYULITPenyulit-penyulit yang bisa terjadi yaitu :- Hipotermi- Dekompensasi kordis- Kegagalan sirkulasi perifer- Tromboflebitis- Infeksi sekunder pada kulit, paru.

PENATALAKSANAANSetelah diagnosa ditegakkan, penderita sebaiknya dirawat baring di bangsala. Perawatan umum- perbaikan cairan tubuh- eliminasi faktor-faktor pencetus antara lain :- diet pantang ikan laut/alergi- hindari sinar matahari- mandi tanpa sabun- pemberian kortikosteroid secara sistemik dengan cara “tappering off” : Prednison 3 x 10 mg, 2 x 10 mg, 1 x 10 mg, dst.atau Dexametason 3 x 10 mg, 2 x 1 mg, dst.- bila perlu dapat diberikan antibiotika untuk mencegah infeksi sekunder :- Eritromisin 4 x 250 mg/hari selama 7 – 10 hari.atau - Chloramfenikol 4 x 250 mg/hari selama 7 – 10 hari.atau - Tetrasiklin 4 x 250 mg/hari selama 7 – 10 hari.- Antihistamin/antipruritus : CTM 3 x 1 tablet

Page 5: ERITRODERMA

b. Perawatan topikal- bila masih menggigil, penderita tidak boleh mandi dulu. Setiap pagi seluruh tubuh diolesi oleum cocos.- bila eritema sudah mereda dapat diberikan bedak Talc. Aidum Salisilikum 0,5% atau 1%.- Untuk kulit yang terlalu kering dapat igunakan krim Hidrokortison 1%.

DAFTAR PUSTAKA1. Moschella, S.L. Pilsbury, D.M; Hurleyu, H.J. ; Dermatology, 1 st Edition WB Saunders Co, 1975, pp 448 – 454.2. Arnold, H. L. Odom, R.B., James, W.D. : Andrew’s Diseases of the skin; 8th ed. WB Saunders Co, Philadelphia, London, Toronto, 1990, pp 223 – 226.3. Rook, A: Wilkinsons, D.S.; Ebling, F.J.F.; Text Book of Dermatology, 4th Eedition; Blackwell Scientific, Publ, 1986, pp 408 – 412.1. Korting, G.W. Denk, R.; Differensial Diagnosis; Dermatology, 1st ed, WB Saunders Co, 1976