elastisitas
DESCRIPTION
exTRANSCRIPT
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
Elastisitas adalah kemampuan sebuah benda untuk kembali ke bentuk awalnya ketika gaya
luar yang diberikan pada benda tersebut dihilangkan. Suatu benda dikatakan elastis apabila
benda tersebut setelah diberi gaya dapat kembali ke bentuk semula. Setiap benda elastis memiliki
batas elastis yang apabila keelastisan benda tersebut sudah melampaui batas elastisitas maka
akan menyebabkan kerusakan pada benda tersebut. Jika sebuah gaya diberikan pada sebuah
benda elastis, maka bentuk benda tersebut berubah.
Bola yang terbuat dari karet, bila diberi gaya tekan maka bentuknya tidak bulat lagi. Namun
jika gaya tersebut dihilalangkan, bentuk bola tersebut juga akan kembali pada bentuk semula.
Akan tetapi jika bola yang terbuat dari tanah liat diberi gaya yang sama dan gayanya
dihilangkan, maka bentuk bola tersebut tidak dapat kembali pada bentuk semula. Dari kejadian
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada 2 golongan bahan, yaitu bahan elastis dan bahan
tidak elastis. Bahan elastis adalah bahan yang dapat kembali pada bentuk semula jika diberi
suatu gaya,contohnya adalah karet,baja dan kayu. Sedangkan bahan tidak elastis adalah bahan
yang tidak dapat kembali lagi pada bentuk semula jika diberi gaya meski gaya tersebut telah
dihilangkan, contohnya adalah tanah liat dan plastisin.menurut hukum hooke jika gaya tarik tidak
melampaui batas elastic pegas maka pertambahan panjang pegas berbanding lurus dengan gaya
tariknya
F = -k. x
Dimana : k = konstanta gaya pegas.
x = pertambahan panjang
F = gaya
Grafik antara gaya F dan pertambahan panjang x merupan garis lurus. Dengan grafik ini
harga k dapat dicari dengan menggunakan kemiringan grafik. Hukum Hooke juga berlaku pada
kawat yang dipuntar
T = k’.
Dengan: T = gaya (berat beban) dikalikan dengan diameter kalor
= sudut puntar
Secara teoritis, k’ dapat dihitung seperti berikut:
k’ =
Dimana: G = Modulus Rigiditas
d = diameter kawat
L = panjang dua kawat yang menghasilkan sudut puntir
Pegas merupakan salah satu contoh benda elastis. Selain benda elastis terdapat pula benda
plastis, yaitu suatu benda yang tidak memiliki sifat elastis seperti pelastin, lumpur dan tanah liat.
Pegas dan karet dengan adanya perubahan bentuk adalah pertambahan panjang. Sedangkan
benda plastis merupakan benda yang tidak memiliki sifat elastisitas (tidak kembali kebentuk
semula jika gaya luarnya dihilangkan).
Sebuah benda dikatakan elastis sempurna jika setelah gaya penyebab perubahan bentuk
dihilangkan benda akan kembali ke bentuk semula. Sekalipun tidak terdapat benda yang elastik
sempurna, tetapi banyak benda yang hampir elastik sempurna, yaitu sampai deformasi yang
terbatas disebut limit elastik. Jika benda berdeformasi di atas limit elastiknya, dan apabila gaya-
gaya dihilangkan, maka benda-benda tersebut tidak kembali ke bentuk semulanya. Benda ini
disebut bersifat plastik. Perbedaan antara sifat elastik dan plastik hanyalah terdapat pada
tingkatan dalam besar atau kecilnya deformasi yang terjadi (Sarojo, 2002: 318).
Benda dikatakan elastis bila suatu benda diberi gaya (F) kemudian gaya tersebut berhenti
bekerja, maka panjang benda tersebut kembali kepada keadaan semula. Hal ini berbeda dengan
benda plastis, benda dikatakan plastis bila suatu benda diberi gaya (F) kemudian gaya tersebut
berhenti bekerja maka panjang benda tersebut tidak kembali kepada keadaan awal, dengan kata
lain benda tersebut mengalami pertambahan panjang.
Tegangan yang dibutuhkan untuk menghasilkan regangan tertentu pada keadaan bahan yang
ditekan. Perbandingan antara tegangan dan regangan, atau tegangan persatuan regangan disebut
Modus Elastisitas bahan.
Perbandingan antara tekanan (stress) dengan perubahan realif/regangan (strain) yang
diakibatkan konstan. Untuk perubahan dalam satu dimensi konstanta tersebut dinyatakan dengan
dengan modulus elastis/modulus young. Beban yang menimbulkan gaya F (dyne) pada benda
dengan luas penampang A akan memberikan tekanan sebesar :
P =
Modulus elastisitas kayu dapat dihitung melalui pemberian beban sebagai tegangan yang
diberikan pada kayu dan mengamati penunjukan oleh garis rambut sebagai regangannya. Besar
pelenturan (f) ditentukan melalui:
F = B.
= 48 . E . I
= 4 . E . b .h
Dengan: E = Modulus elastisitas
B = Berat Beban (dyne)
L = Panjang batang antara dua tumpuan (cm)
I = momen inersia linier batang terhadap garis netral
h = tebal batang (cm)
b = lebar batang (cm)
f = Pelenturan (cm)
Hukum Hooke
Hubungan antara tegangan dan regangan erat kaitannya dalam teori elastisistas. Apabila
hubungan antara tegangan dan regangan dilukiskan dalam bentuk grafik, dapat diketahui bahwa
diagram tegangan-regangan berbeda-beda bentuknya menurut jenis bahannnya. Hal ini
membuktikan bahwa keelastisitasan benda dipengaruhi bahan dari bendanya. Hubungan
proporsional antara tegangan dan regangan dalam daerah ini sesuai dengan Hukum Hooke.
Beliau menyatakan bahwa:
“Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas pegas, maka
pertambahan panjang pegas berbanding lurus (sebanding) dengan gaya
tariknya.”