efisiensi dalam akses jaringan internet broadband
DESCRIPTION
Term Paper Penulisan IlmiahTRANSCRIPT
Efisiensi dalam Akses Jaringan Internet Broadband
Achmad Maulana Ibrahim
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia
Abstrak
Akses internet broadband berkembang sangat pesat dalam satu dekade terakhir.
Peningkatan akses tersebut tentu diiringi dengan akses ke jaringan broadband. Konsekuensi
dari peningkatan akses ke jaringan broadband adalah kemungkinan penggunaan energi yang
tidak efisien. Efisiensi energi sendiri sangat bergantung dari desain jaringan broadband yang
digunakan. Terkait dengan desain jaringan broadband, terdapat dua tipe yang saat ini
dominan, yakni jaringan fiber-optik dan jaringan nirkabel-fiber-optik. Dua tipe jaringan ini
dapat di desain dan direkayasa ulang guna memenuhi kriteria jaringan hemat energi.
Kata kunci : efisiensi, jaringan, broadband, internet, wireless- optical network, wireless-fiber-
optical network, optical network units, passive optical network, algoritma
I. Pengantar
Jaringan internet broadband (pita lebar) mulai mengalami proses perkembangan yang
signifikan seiring perkembangan teknologi web dan internet. Web yang semakin bervariasi
dalam hal aplikasi dan konten menuntut kemampuan jaringan internet broadband dengan
performa yang lebih cepat dan berkapasitas besar. Internet sendiri telah dipersiapkan dengan
internet protocol (IP) versi 6 sebagai konsekuensi semakin banyaknya pengakses dari hari ke
hari. Tentunya web dan internet ini tidak akan terakomodasi sepenuhnya tanpa peningkatan
kualitas jaringan broadband.
Terkait dengan usaha peningkatan kualitas jaringan broadband, aspek efisiensi energi
menjadi salah satu yang amat krusial dan patut menjadi perhatian. Berdasarkan sumber yang
diperoleh penulis, khusus wilayah Amerika Serikat diperoleh estimasi biaya energi listrik
setara milyaran dolar AS hanya untuk akses internet. (Chowdhury et al., 2009) Jumlah ini
tentu bisa berlipat ganda mengingat pengakses internet di negara-negara lain juga tidak
sedikit.
H a l a m a n | 2
Guna menjembatani kepentingan akses internet dengan kualitas yang memadai dan
efisien dalam energi, penulis mencoba merangkum informasi dari beberapa jurnal dan paper
terkait. Berdasarkan informasi tersebut, penulis memeroleh gambaran bahwa efisensi energi
untuk jaringan broadband sangat bergantung pada desain jaringan itu sendiri dan proses
routing yang terjadi selama jaringan dioperasikan.
Tentunya desain hemat energi harus mampu mengimbangi kualitas jaringan yang telah
lebih dulu operasional. Ada kemungkinan besar bahwa desain baru tersebut akan menjadi
model untuk menggantikan desain lama yang kurang hemat energi. Hal itu yang menjadi inti
pembahasan tulisan ini.
Fakta bahwa desain jaringan yang selama ini digunakan seringkali rakus energi,
memang tidak terbantahkan. Berdasarkan informasi dari salah satu jurnal, estimasi akses ke
jaringan mendominasi energi listrik untuk telekomunikasi, yaitu sekitar 70%. (Chowdhury et
al., 2010). Inilah salah satu alasan diperlukanya perancangan dan pengelolaan jaringan yang
efisien energi.
Dalam tulisan ini, pembahasan akan dibagi dalam beberapa bagian. Di bagian II,
penulis akan mencoba memaparkan secara naratif, tipe-tipe jaringan broadband terkini. Di
bagian III, fokus pembahasan pada isu efisiensi energi dalam jaringan broadband. Di bagian
IV, penulis memberikan ringkasan perbandingan jaringan broadband. Pada bagian akhir V,
kesimpulan akan diberikan.
II. Tipe-tipe Jaringan Broadband Terkini
a. Fiber-Optical Network
Fiber-optical network atau jaringan serat-optik yang berkembang saat ini telah merambah
komunitas rumah dalam bentuk fiber to the home (FTTH). Jaringan serat-optik sendiri
merupakan jaringan yang dikategorikan packet-centric. (Suzuki et al., 2007) Dalam hal
pengembangan FTTH berbiaya rendah, dapat digunakan passive optical line (PON) dengan
optical line terminal (OLT) dan cabang jalur fiber dibagi dalam optical network units
(ONUs) ganda. (Suzuki et al., 2007) Sesuai spesifikasinya dalam IEEE802.3ah, Gigabit
Ethernet PON merupakan desain yang sesuai untuk jaringan optikal yang berbasis packet-
centric ini. (Suzuki et al., 2007) Berikut diberikan ilustrasi keterkaitan infrastruktur
jaringan tetap dan nirkabel broadband.
H a l a m a n | 3
Gambar 1. Infratruktur jaringan tetap dan nirkabel broadband. (Suzuki, 2007)
b. Wireless-Fiber-Optical Network
Wireless-optical network atau jaringan nirkabel-optik merupakan fenomena baru
dalam perkembangan teknologi desain jaringan internet broadband. Tipe ini
mengombinasikan kekuatan masing-masing di sisi belakang (back) dengan basis serat-optik
serta di depan (front) dengan basis wireless (Kantarci, Mouftah 2010) yang umumnya
langsung berhadapan dengan pengguna.
Dalam implementasinya, untuk menekan total biaya serta agar mampu melayani
pengguna sebanyak mungkin, dapat digunakan desain wavelength division multiplexing
passive optical network (WDM-PON). Desain inilah yang diharapkan mampu
mengintegrasikan tipe fiber-optik dan nirkabel dengan mulus.(Chang, 2007) Berikut ini
ditampilkan ilustrasi arsitektur jaringan yang mengombinasikan layanan ganda serat-optik dan
nirkabel.
Gambar 2. Arsitektur layanan gabungan serat-optik dan nirkabel. (Chang, 2007)
H a l a m a n | 4
Menurut Sarkar, (Sarkar et.al, 2007) WDM-PON menggunakan pendekatan langsung
dalam bentuk pemisahan kanal panjang gelombang dengan dari OLT ke setiap ONU,
keduanya berlaku dalam arah bolak-balik, baik upstream maupun downstream. Tambahan
lagi, dalam WDM-PON, setiap ONU dapat beroperasi hingga bit rate penuh dalam kanal
panjang gelombang. Namun, Sarkar menggolongkan WDM –PON ini ke dalam wired
network. Hal ini tampak kontras dengan Kantarci yang menggolongkan WDM-PON sebagai
jaringan nirkabel.
Perbedaan penggolongan tersebut memang bukan hal yang krusial. Namun, akan
elegan jika ada suatu kesaman pandangan yang dituangkan dalam bentuk tertulis, misalnya
dalam bentuk paper. Dengan demikian, kesamaan sudut pandang akan memudahkan orang
untuk memelajari dan menggunakan teknologi ini.
III. Akses Internet Broadband Versus Efisiensi Energi
a. Peningkatan akses internet broadband
Sebagai suatu fenomena, peningkatan akses internet dalam sepuluh tahun terakhir
memang layak dicermati. Berdasarkan informasi dari paper Abdollahi et.al (2010), pada
tahun 2000 pelanggan internet broadband di seluruh dunia belum mencapai satu miliar.
Angka ini berlipat hingga lima kalinya pada tahun 2009 menjadi sekitar 4,6 miliar pelanggan.
(Abdollahi et.al 2010) Konsekuensi dari peningkatan jumlah pelanggan ini tentu berupa
berlipatgandanya penggunaan energi.
b. Efisiensi energi dalam akses internet
Seiring peningkatan akses internet, konsumsi energi dalam akses jaringan tentu
berbanding lurus. Hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk menghasilkan desain jaringan
dengan konsumsi energi minimal yang dapat diakses oleh sekian banyak user. Dalam konteks
jaringan nirkabel, Chowdhury (Chowdhury et a.l, 2010) menawarkan desain wireless optical
broadband access network (WOBAN) Desain ini mengoptimalkan kombinasi jaringan optik
di sisi backhaul (contohnya PON, seperti telah dijelaskan pada awal tulisan) dengan jaringan
nirkabel di sisi front-end.
Masih menurut Chowdhury (Chowdhury et a.l, 2010), arsitektur akses yang
hierarkikal merupakan ciri dari WOBAN karena gateway sebagai pembuka lalu lintas
agregasi poin.-poin. Setelah melewati gateway, ONUs menjadi agregator berikutnya dan
H a l a m a n | 5
berakhir di level hierarki tertinggi di OLT. OLT-lah yang terhubung langsung dengan
internet. Berikut ini akan diberikan ilustrasi arsitektur WOBAN.
Gambar 3. Arsitektur WOBAN. (Chowdhury et al., 2010)
Dalam hal modus transmisi data, WOBAN di sisi back-end optik, merupakan media-
akses multipoint untuk upstream (daro ONU ke OLT/CO). Namun, untuk downstream dari
front-end nirkabel, jaringan ini bersifat unicast, yang berarti gateway hanya akan
mengirimkan paket ke destinasi spesifik (pengguna). Untuk memperjelas mekanisme ini,
berikut ditampilkan ilustrasi protokol upstream dan downstream untuk WOBAN. (Sarkar et
al. 2007)
Gambar 4. Protokol upstream dan downstream untuk WOBAN. (Sarkar et al. 2007)
Berdasarkan penjelasan aspek teknis tersebut, untuk mendesain topologi WOBAN
yang dapat mengurangi konsumsi energi, kita harus memerhatikan beberapa poin. Pertama,
topologi WOBAN dapat menimbulkan redundansi lintasan bagi suatu paket untuk mencapai
destinasinya. Kedua, variasi beban trafik data pada jam yang berbeda pada hari yang sama.
Jadi, menurut Chowdhury et al., secara selektif node-node dapat “ditidurkan” (masuk ke
modus sleep) saat jam-jam tidak sibuk. Dengan demikian konsumsi energi akan seminimal
mungkin.
H a l a m a n | 6
Terkait usaha efisiensi WOBAN, Chowdhury et al. kembali mengusulkan suatu
algoritma untuk menonaktifkan ONU secara terkoordinasi. Susunan algoritma tersebut adalah
sebagai berikut.
Algoritma shut-down ONU terkoordinasi
Input: WOBAN topology, Low Watermark (LW), and High
Watermark (HW).
Output: Set of ONUs that can be shut down.
• Initialization: Initialize LW and HW.
• Measurement: At different hours of the day, OLT
quantifies traffic load at different ONUs by
measuring
the length of corresponding input queues
(maintained
by the OLT).
• Decision: ONUs,
—If load LW, shut down ONU.
—else if load HW, keep ONU active and turn on
another inactive ONU.
—else keep ONU active.
Menurut Chowdhury et al., algoritma ini memang belum sepenuhnya menjadi standar
dalna IEEE untuk mendefinisikan ONU dalam status energi rendah, namun proposal
IEEE.802.3av telah diajukan untuk melengkapi kondisi tersebut.
IV. Tabel Perbandingan Desain Jaringan Broadband
Tipe Jaringan Basis Back end Front end
Fiber Optik Packet-centric
FTTX (Fiber to the x)
X = {Node, Buliding,
Home, Curb, etc.}
Optikal Optikal
H a l a m a n | 7
(Hybrid) Nirkabel-
Fiber Optik
Packet-centric
Optikal Nirkabel
V. Kesimpulan
1. Akses internet yang semakin meningkat dari hari ke hari memerlukan
penanganan akses dan desain jaringan yang hemat energi.
2. Desain jaringan broadband hemat energi dapat diimplementasikan, baik dalam
jaringan fiber-optik maupun nirkabel fiber-optik dengan bantuan algoritma shut-
down ONU terkoordinasi.
3. Penulis manyarankan implementasi algortima shut-down ONU terkoordinasi juga
dalam jaringan optikal yang telah operasional agar tercapai efisiensi maksimum
dalam penggunaan energi untuk akses jaringan.
VI. Daftar Pustaka
Jurnal dan Paper
Abdollahi, S.R.; Al-Raweshidy, H.S.; Nilavalan, R.; Darzi, A.; , "Future broadband
access network challenges," Wireless And Optical Communications Networks
(WOCN), 2010 Seventh International Conference On , vol., no., pp.1-5, 6-8 Sept.
2010
doi:10.1109/WOCN.2010.5587309
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5587309&isnumb
er=5587304
Chowdhury, P.; Tornatore, M.; Sarkar, S.; Mukherjee, B.; , "Towards Green
Broadband Access Networks," Global Telecommunications Conference, 2009.
GLOBECOM 2009. IEEE , vol., no., pp.1-6, Nov. 30 2009-Dec. 4 2009
doi:10.1109/GLOCOM.2009.5426298
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5426298&isnumb
er=5425208
H a l a m a n | 8
Chowdhury, P.; Tornatore, M.; Sarkar, S.; Mukherjee, B.; , "Building a Green
Wireless-Optical Broadband Access Network (WOBAN)," Lightwave Technology,
Journal of , vol.28, no.16, pp.2219-2229, Aug.15, 2010
doi:10.1109/JLT.2010.2044369
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5424000&isnumb
er=5524641
Gee-Kung Chang; Jianjun Yu; Zhensheng Jia; , "Architectures and Enabling
Technologies for Super-Broadband Radio-over-Fiber Optical-Wireless Access
Networks," Microwave Photonics, 2007 IEEE International Topical Meeting on ,
vol., no., pp.24-28, 3-5 Oct. 2007
doi:10.1109/MWP.2007.4378126
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=4378126&isnumb
er=4378110
Kantarci, B.; Mouftah, H.T.; , "Reliable and fast restoration for a survivable wireless-
optical broadband access network," Transparent Optical Networks (ICTON), 2010
12th International Conference on , vol., no., pp.1-4, June 27 2010-July 1 2010
doi:10.1109/ICTON.2010.5548954
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=5548954&isnumb
er=5548932
Suzuki, M.; Horiuchi, Y.; Hayashi, M.; Otani, T.; , "Optical Network for High-Quality
Broadband Services," Transparent Optical Networks, 2007. ICTON '07. 9th
International Conference on , vol.1, no., pp.46-49, 1-5 July 2007
doi:10.1109/ICTON.2007.4296027
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=4296027&isnumb
er=4296000
Sarkar, S.; Dixit, S.; Mukherjee, B.; , "Hybrid Wireless-Optical Broadband-Access
Network (WOBAN): A Review of Relevant Challenges," Lightwave Technology,
Journal of , vol.25, no.11, pp.3329-3340, Nov. 2007
doi:10.1109/JLT.2007.906804
URL: http://ieeexplore.ieee.org/stamp/stamp.jsp?tp=&arnumber=4357916&isnumb
er=4397111
Web
http://www.ftthcouncil.eu/documents/studies/FTTH-Definitions-
Revision_January_2009.pdf diakses pada 22 November 2010, pukul 12.40