efektivitas relaksasi guided imagerylib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i efektivitas...

81
i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT DI KABUPATEN PURBALINGGA SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi oleh Ulfah Nurjanah 1511413141 JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017

Upload: trinhlien

Post on 28-Jun-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

i

EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY

UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN

BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT DI

KABUPATEN PURBALINGGA

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Psikologi

oleh

Ulfah Nurjanah

1511413141

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2017

Page 2: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

ii

Page 3: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

iii

Page 4: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

iv

MOTTO DAN PERUNTUKAN

Motto

Hidup dalam kecemasan dan ketidaktenangan hanya akan membuatmu takut

untuk melangkah maju dan semakin dekat dengan kegagalan (Penulis)

Jika Anda berpikir, Anda akan siap. Jika Anda siap, Anda tidak akan diliputi

kecemasan (Li Ka-Shing)

Peruntukan

Skripsi ini penulis peruntukan kepada:

Ibu Maryati dan Bapak Gunawan Wisoto S.R

Umar Hidayatullah, Ummu Hani Nurkhasanah &

Usman Rahmatullah

Keluarga besar Psikologi Unnes

Page 5: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

v

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, atas rahmat dan karunia yang telah diberikan selama menjalani proses

pembuatan skripsi yang berjudul “Efektivitas Relaksasi Guided Imagery Untuk

Menurunkan Kecemasan Bertanding Pada Atlet Pencak Silat Di Kabupaten

Purbalingga” sampai dengan selesai.

Penyusunan Skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar

Sarjana Psikologi di Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan tidak terlepas

dari peran dan bantuan baik moril, materil dari berbagai pihak, maka pada

kesempatan ini ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Fakhrudin M.Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Univers itas Negeri

Semarang.

2. Moh. Iqbal Mabruri, S. Psi., M.Sisebagai penguji 1 yang telah sabar

membimbing dan memberikan masukan selama penulisan skripsi ini.

3. Andromeda, S.Psi., M.Psi. sebagai Dosen Pembimbing I sekaligus penguji 2

yang telah sabar membimbing dan memberikan masukan selama penulisan

skripsi ini.

4. Binta Mu’tiya Rizki, S.Psi., M.A. sebagai Dosen Pembimbing II sekaligus

penguji 3 yang telah sabar membimbing dan memberikan masukan selama

penulisan skripsi ini.

5. Anna Undarwati, S.Psi., M.A. sebagai Dosen Wali Rombel 4 angkatan 2013.

Page 6: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

vi

6. Seluruh Dosen dan Staf di Jurusan Psikologi yang telah berkenan untuk

berbagi pengetahuan dan pengalaman kepada penulis.

7. Teman-teman Psikologi FIP Unnes angkatan 2013.

8. Orang tua dan ketiga saudara kandung penulis yang senantiasa memberi doa

dan semangat yang tiada henti-hentinya

9. Seluruh saudara di Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang

Purbalingga yang telah bersedia berpartisipasi mengikuti serangkaian

penelitian

10. Seluruh keluarga besar Perguruan pencak silat Tapak Suci (TS) Kabupaten

Purbalingga yang telah bersedia berpartisipasi mengikuti serangkaian try out

penelitian.

11. Seluruh tim yang terlibat dalam penelitian ini serta teman-teman yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu

12. Keluarga Simphony yang selalu menyertai setiap proses kehidupan dan

sahabat –sahabat yang tak pernah lelah mewarnai hari-hari penulis

13. SeptiWahyuningsih sahabat sekaligus adik yang selalu memberikan semangat

yang tiada henti-hentinya

Semarang, 11 Oktober 2017

Penulis

Page 7: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

vii

ABSTRAK

Nurjanah, Ulfah. 2017. Efektivitas Relaksasi Guided Imagery Untuk Menurunkan Kecemasan Bertanding Pada Atlet Pencak Silat Di Kabupaten

Purbalingga.Skripsi. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Di bawah bimbingan, Pembimbing I : Andromeda, S.Psi.,

M.Psi dan Pembimbing II: Binta Mu’tiya Rizki, S.Psi, M.A. Kata Kunci: Relaksasi Guided Imagery dan Kecemasan Bertanding

Berdasarkan fenomena kecemasan bertanding pada atlet pencak silat,

ditemukan bahwa atlet mengalami perasaan takut, tegang, gelisah, sulit berkonsentrasi dan gangguan pencernaan sehingga mengganggu performa atlet menjelang pertandingan. Salahsatuupaya sederhana dan mudah yang dapat

dilakukan atlet untuk mereduksi atau menurunkan kecemasan adalah dengan melakukan kegiatan-kegiatan menyenangkan dan menenangkan, salah satunya

dengan melakukan Relaksasi Guided Imagery.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Relaksasi Guided

Imagery efektif untuk menurunkan kecemasan bertanding pada atlet. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet pencak silat yang tergabung dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Purbalingga yang akan mengikuti

pertandingan usia pra-remaja atau setingkat SMP/MTS sederajat. Sampel penelitian yang digunakan adalah 28 atlet pencak silat yang kemudian dibagi ke

dalam kelompok eksperimen (14 Atlet) dan kelompok kontrol (14 Atlet) dengan teknik randomisasi. Desain penelitian yang peneliti gunakan adalah pretest-posttest control group design. Data penelitian diambil menggunakan skala

kecemasan yang dimodifikasi dari Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) untuk pretest dan posttest yang terdiri dari 43 aitem dengan koefisien validitas aitem

antara 0,273 sampai dengan 0.802 dan koefisien reliabilitas sebesar 0,942.

Uji hipotesis dengan analisis statistik Independent Sample T-Test dapat

diketahui bahwa terdapat penurunan yang signifikan dari mean dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Nilai mean kelompok eksperimen sebesar

43.7143 sedangkan pada kelompok kontrol hasilnya menjadi 10.7143. Sementara itu pada uji t-test diperoleh hasil nilai t sebesar -2,797 dengan taraf signifikansi sebesar p = 0,010. Maka dapat dikatakan bahwa hipotesisditerima karena nilai

signifikansi p = 0,010 lebih kecil daripada α 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efek dari pemberian relaksasi guided imagery terhadap penurunan

kecemasan pada kelompok eksperimen.

Page 8: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERNYATAAN ..................................................................................................... ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

MOTTO DAN PERUNTUKAN .......................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxiii

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 14

1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 14

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................. 14

1.4.1 Manfaat Teoretis ..................................................................................... 14

1.4.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 14

BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................ 16

Page 9: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

ix

2.1 Kecemasan Bertanding ........................................................................... 16

2.1.1 Pengertian Kecemasan ............................................................................ 16

2.1.2 Pengertian Kecemasan Bertanding ......................................................... 17

2.1.3 Dimensi-Dimensi Kecemasan Bertanding .............................................. 20

2.1.4 Ciri-Ciri Kecemasan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) .............. 22

2.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Bertanding ................. 24

2.1.6 Gejala Kecemasan Bertanding ................................................................ 27

2.1.7 Tingkat Kecemasan Bertanding .............................................................. 29

2.2 Relaksasi Guided Imagery ...................................................................... 31

2.2.1 Pengertian Relaksasi ............................................................................... 31

2.2.2 Manfaat Relaksasi ................................................................................... 32

2.2.3 Macam-Macam Relaksasi ....................................................................... 33

2.2.4 Pengertian Guided Imagery .................................................................... 35

2.2.5 Manfaat Guided Imagery ........................................................................ 38

2.2.6 Dasar-Dasar Latihan Guided Imagery .................................................... 39

2.2.7 Panduan Pelaksanaan Guided Imagery ................................................... 40

2.3 Pengaruh Relaksasi Guided Imagery Terhadap Kecemasan................... 41

2.4 Kerangka Berpikir................................................................................... 47

2.5 Hipotesis.................................................................................................. 51

BAB 3 METODE PENELITIAN.......................................................................... 52

Page 10: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

x

3.1 Jenis dan Desain Penelitian..................................................................... 52

3.1.1 Jenis Penelitian........................................................................................ 52

3.1.2 Desain Penelitian..................................................................................... 53

3.2 Variabel Penelitian .................................................................................. 55

3.2.1 Idenifikasi Variabel Penelitian................................................................ 55

3.2.2 Definisi Variabel Penelitian .................................................................... 56

3.2.3 Hubungan Antar Variabel Penelitian ...................................................... 57

3.3 Subyek Penelitian.................................................................................... 58

3.3.1 Populasi ................................................................................................... 58

3.3.2 Sampel..................................................................................................... 58

3.4. Prosedur Eksperimen .............................................................................. 59

3.4.1 Persiapan Penelitian ................................................................................ 59

3.4.2 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 61

3.5 Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 63

3.6 Validitas Dan Reliabilitas ....................................................................... 65

3.6.1 Validitas Eksperimen .............................................................................. 65

3.6.2 Validitas Alat Ukur ................................................................................. 68

3.6.3 Reliabilitas .............................................................................................. 68

3.7 Teknik Analisis Data............................................................................... 69

3.8 Etika Penelitian ....................................................................................... 70

Page 11: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xi

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................. 71

4.1 Persiapan Penelitian ................................................................................ 71

4.1.1 Orientasi Kancah Penelitian.................................................................... 71

4.1.2 Gambaran Subyek ................................................................................... 72

4.1.2.1 Gambaran Subyek Uji Coba ................................................................... 72

4.1.2.2 Gambar Subyek Penelitian...................................................................... 73

4.2 Penyusunan Instrumen ............................................................................ 75

4.2.1 Penyusunan Skala Penelitian .................................................................. 75

4.2.1.1 Membuat Blue-Print................................................................................ 75

4.2.1.2 Menyusun Format Penelitian .................................................................. 76

4.2.1.3 Menyebarkan Instrumen Penelitian ........................................................ 77

4.2.2 Penyusunan Cek Manipulasi ................................................................... 77

4.2.3 Penyusunan Prosedur Pelaksanan Penelitian .......................................... 78

4.2.3.1 Menyusun Format Prosedur Penelitian ................................................... 78

4.2.3.2 Penerapan Prosedur Pelaksaan Penelitian............................................... 79

4.3 Uji Coba Penelitian (try out) ................................................................... 79

4.3.1 Uji Coba Instrumen ................................................................................. 79

4.3.2 Uji Coba Prosedur Pelaksanaan Penelitian ............................................. 80

4.3.3 Hasil Uji Coba......................................................................................... 81

4.3.3.1 Hasil Uji Coba Instrumen ....................................................................... 81

Page 12: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xii

4.3.3.2 Hasil Uji Coba Prosedur Pelaksanaan Peneliltian .................................. 82

4.4 Pelaksaan Skoring ................................................................................... 84

4.5 Pelaksaan Penelitian................................................................................ 84

4.5.1 Proses Perizinan ...................................................................................... 84

4.5.2 Pengumpulan Data .................................................................................. 85

4.6 Hasil Penelitian ....................................................................................... 87

4.6.1 Uji Asumsi .............................................................................................. 87

4.6.1.1 Uji Normalitas......................................................................................... 87

4.6.1.2 Uji Homogenitas ..................................................................................... 89

4.6.2 Uji Hipotesis ........................................................................................... 90

4.7 Analisis Deskriptif .................................................................................. 91

4.7.1 Gambaran Umum Kecemasan Bertanding.............................................. 92

4.7.2 Gambaran Kecemasan Bertanding Berdasarkan Indikator ..................... 99

4.7.3 Ringkasan Gambaran Kecemasan Bertanding ...................................... 170

4.7.4Perbedaan Tingkat Kecemasan Bertanding Kelompok Eksperimen &

Kelompok Kontrol ................................................................................179

4.8 Analisis Kualitatif .......................................................................................

4.8.1 Hasil Cek Manipulasi............................................................................ 179

4.8.1.1 Cek Manipulasi ..................................................................................... 179

4.8.2 Hasil Wawancara .................................................................................. 180

Page 13: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xiii

4.8.2.1 Kategorisasi Tingkat Kecemasan Bertanding Akibat Relaksasi

Guided Imagery..................................................................................... 180

4.8.3 Hasil Observasi ..................................................................................... 183

4.9 Pembahasan........................................................................................... 185

4.9.1 Relaksasi Guided Imagery Menurunkan Kecemasan Bertanding ........ 185

4.10 Keterbatasan Penelitian......................................................................... 196

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 197

5.1 Simpulan ............................................................................................... 197

5.2 Saran...................................................................................................... 197

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 198

LAMPIRAN .............................................................................................................

Page 14: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Pelaksanaan Eksperimen .......................................................................... 62

3.2 Kriteria & Nilai Alternatif Jawaban Hamilton Anxiety Rating Scale....... 65

3.3 Blue-print Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)................................. 66

3.4 Penyebaran aitem Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)..................... 66

3.5 Intepretasi Reliabilitas .............................................................................. 72

4.1 Gambaran Subyek Uji Coba Penelitian.................................................... 76

4.2 Gambaran Subyek Penelitian ................................................................... 77

4.3 Gambaran Subyek Penelitian ................................................................... 77

4.4 Interpretasi Nilai Reliabilitas ................................................................... 85

4.5 HasilUji Normalitas Pre-test Post-test Kelompok Eksperimen ............... 91

4.6 Hasil Uji Normalitas Pre-test Post-test Kelompok Kontrol..................... 92

4.7 Hasil Uji Homogenitas Pre-test Post-test Kelompok Eksperimen .......... 93

4.8 Hasil Uji Homogenitas Pre-test Post-test Kelompok Kontrol ................. 94

4.9 Hasil Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ....... 94

4.10 Hasil Uji Homogenitas Hipotesis Kelompok Eksperimen dan

Kelompok Kontrol ................................................................................ 94

4.11 Penggolongan Kriteria Analisis Berdasarkan Mean Teoritik ................ 96

4.12 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Pada Kelompok

Eksperimen (Pre-test) ............................................................................. 98

4.13 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Pada Kelompok Eksperimen (Post-test).......................................................................... 99

Page 15: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xv

4.14 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Pada Kelompok Kontrol

(Pre-test) ............................................................................................... 101

4.15 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Pada Kelompok Kontrol

(Post-test).............................................................................................. 103

4.16 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Perasaan Cemas Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ................................... 105

4.17 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Perasaan Cemas Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) .................................. 106

4.18 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test)............................................................... 107

4.19 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Pada

Kelompok Kontrol(Post-Test) .............................................................. 108

4.20 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Ketegangan Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ........................... 111

4.21 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Ketegangan Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test).......................... 112

4.22 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Ketegangan Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test).................................. 113

4.23 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Ketegangan Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ................................ 114

4.24 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

KetakutanPada Kelompok Eksperimen (Pre-Test)............................... 116

4.25 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Ketakutan Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) ............................ 117

4.26 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Ketakutan Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) .................................... 119

4.27 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Ketakutan Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ................................... 120

4.28 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gangguan Tidur Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) .................... 122

Page 16: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xvi

4.29 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gangguan Tidur Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) .................. 123

4.30 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gangguan Tidur Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) .......................... 125

4.31 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gangguan Tidur Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ......................... 126

4.32 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Kecerdasan Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) .......................... 128

4.33 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gangguan Kecerdasan Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test)......... 129

4.34 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gangguan Kecerdasan Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test)................. 130

4.35 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gangguan Kecerdasan Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ............... 131

4.36 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Somatik Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ................................. 134

4.37 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Somatik Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) ............................... 135

4.38 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Somatik Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) ....................................... 136

4.39 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala

Somatik Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ...................................... 137

4.40 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala

Sensorik Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ................................ 140

4.41 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Sensorik Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) ............................... 141

4.42 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Sensorik Pada Kelompok Kontrol(Pre-Test) ........................................ 142

4.43 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Sensorik Pada Kelompok Kontrol(Post-Test) ...................................... 143

Page 17: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xvii

4.44 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gejala Kardiovaskuler Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) .......... 145

4.45 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gejala Kardiovaskuler Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test)......... 146

4.46 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Kadiovaskuler Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) .................. 148

4.47 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Kardiovaskuler Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ............... 149

4.48 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Pernafasan Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ................. 151

4.49 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gejala Pernafasan Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) ................ 152

4.50 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gejala Pernafasan Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) ........................ 153

4.51 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Pernafasan Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ...................... 154

4.52 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Gastrointestinal Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ......... 156

4.53 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Gastrointestinal Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) ........ 157

4.54 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gejala Gastrointestinal Pada Kelompok Kontrol(Pre-Test) ................. 158

4.55 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator

Gejala Gastrointestinal Pada Kelompok Kontrol(Post-Test)................ 159

4.56 Distribusi Frekuensi Kecemasan bertanding Bertanding Dari IndikatorGejala Urogenital Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ... 161

4.57 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Urogenital Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test)............................ 162

4.58 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Urogenital Pada Kelompok Kontrol(Pre-Test)..................................... 163

Page 18: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xviii

4.59 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala

Urogenital Pada Kelompok Kontrol(Post-Test) ................................... 164

4.60 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala

Vegetatif Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ............................... 166

4.61 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Vegetatif Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) .............................. 167

4.62 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Vegetatif Pada Kelompok Kontrol(Pre-Test) ....................................... 168

4.63 Distribusi Frekuensi Kecemasan Bertanding Dari Indikator Gejala Vegetatif Pada Kelompok Kontrol(Post-Test)...................................... 169

4.64 Ringkasan Gambaran Kecemasan Bertanding pada Kelompok

Eksperimen (Pre-Test) dan (Post-Test) ................................................ 170

4.65 Ringkasan Gambaran Kecemasan Bertanding pada Kelompok

Kontrol (Pre-Test) dan (Post-Test) ....................................................... 173

4.66 Ringkasan Tingkat Kecemasan BertandingKelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ......................................................................... 176

4.67 Hasil Cek Manipulasi Kelompok Eksperimen ....................................... 179

4.68 Hasil Ringkasan Hasil Wawancara ........................................................ 183

Page 19: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Berpikir ................................................................................... 51

3.1 Desain Eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design ................... 55

3.2 Hubungan Antar Variabel ........................................................................ 58

4.1 Gambaran Umum Kecemasan Bertanding Kelompok Eksperimen

(Pre-Test) .............................................................................................. 99

4.2 Gambaran Umum Kecemasan Bertanding Kelompok Eksperimen (Post-Test)............................................................................................. 100

4.3 Gambaran Umum Kecemasan Bertanding Kelompok Kontrol (Pre-Test) .............................................................................................. 102

4.4 Gambaran Umum Kecemasan Bertanding Kelompok Kontrol (Post-Test)............................................................................................. 104

4.5 Indikator Perasaan Cemas Kelompok Eksperimen (Pre-Test)................. 106

4.6 Indikator Perasaan Cemas Kelompok Eksperimen (Post-Test) ............... 107

4.7 Indikator Perasaan Cemas Kelompok Kontrol (Pre-Test) ....................... 108

4.8 Indikator Perasaan Cemas Kelompok Kontrol (Post-Test) ...................... 109

4.9 Indikator Ketegangan Kelompok Eksperimen (Pre-Test)........................ 111

4.10 Indikator Ketegangan Kelompok Eksperimen (Post-Test) .................... 113

4.11 Indikator Ketegangan Kelompok Kontrol (Pre-Test) ............................ 114

4.12 Indikator Ketegangan Kelompok Kontrol (Post-Test) ........................... 115

2.1. Kerangka Berpikir ................................................................................... 51

3.1 Desain Eksperimen Pretest-Posttest Control Group Design ................... 55

3.2 Hubungan Antar Variabel ........................................................................ 58

Page 20: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xx

4.1 Gambaran Umum Kecemasan Bertanding Kelompok Eksperimen

(Pre-Test) .............................................................................................. 99

4.2 Gambaran Umum Kecemasan Bertanding Kelompok Eksperimen

(Post-Test)............................................................................................. 100

4.3 Gambaran Umum Kecemasan Bertanding Kelompok Kontrol (Pre-Test) .............................................................................................. 102

4.4 Gambaran Umum Kecemasan Bertanding Kelompok Kontrol (Post-Test)............................................................................................. 104

4.5 Indikator Perasaan Cemas Kelompok Eksperimen (Pre-Test)................. 106

4.6 Indikator Perasaan Cemas Kelompok Eksperimen (Post-Test) ............... 107

4.7 Indikator Perasaan Cemas Kelompok Kontrol (Pre-Test) ....................... 108

4.8 Indikator Perasaan Cemas Kelompok Kontrol (Post-Test) ...................... 109

4.9 Indikator Ketegangan Kelompok Eksperimen (Pre-Test)........................ 111

4.10 Indikator Ketegangan Kelompok Eksperimen (Post-Test) .................... 113

4.11 Indikator Ketegangan Kelompok Kontrol (Pre-Test) ............................ 114

4.12 Indikator Ketegangan Kelompok Kontrol (Post-Test) ........................... 115

4.13 Indikator Ketakutan Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test)................ 117

4.14 Indikator Ketakutan Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test................ 118

4.15 Indikator Ketakutan Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) ...................... 120

4.16 Indikator Ketakutan Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ..................... 121

4.17 Indikator Gangguan Tidur Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test)...... 123

4.18 Indikator Gangguan Tidur Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) .... 124

4.19 Indikator Ganggun Tidur Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) .............. 125

4.20 Indikator Gangguan Tidur Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ........... 127

4.21 Indikator Gangguan Kecerdasan Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) .............................................................................................. 129

Page 21: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xxi

4.22 Indikator Gangguan Kecerdasan Pada Kelompok Eksperimen

(Post-Test)............................................................................................. 130

4.23 Indikator Gangguan Kecerdasan Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test)... 131

4.24 Indikator Gangguan Kecerdasan Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) . 132

4. 25 Indikator Gejala Somatik Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ...... 135

4. 26 Indikator Gejala Somatik Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) ..... 136

4.27 Indikator Gejala Somatik Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) .............. 137

4.28 Indikator Gejala Somatik Pada Kelompok Kontrol (Post-Test)............. 138

4.29 Indikator Gejala Sensorik Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test)....... 140

4.30 Indikator Gejala Sensorik Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) ..... 142

4.31 Indikator Gejala Sensorik Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) ............. 143

4.32 Indikator Gejala Sensorik Pada Kelompok Kontrol (Post-Test ............. 144

4.33 Indikator Gejala Kardiovaskuler Pada Kelompok Eksperimen

(Pre-Test) .............................................................................................. 146

4.34 Indikator Gejala Kardiovaskuler Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test)............................................................................................. 147

4.35 Indikator Gejala Kadiovaskuler Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) .... 148

4.36 Indikator Gejala Kadiovaskuler Pada Kelompok Kontrol (Post-Test)... 149

4.37 Indikator Gejala Pernafasan Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ... 151

4.38 Indikator Gejala Pernafasan Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test).. 152

4.39 Indikator Gejala Pernafasan Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test).......... 153

4.40 Indikator Gejala Pernafasan Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ........ 154

4.41 Indikator Gejala Gastrointestinal Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) .............................................................................................. 156

4.42 Indikator Gejala Gastrointestinal Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test)............................................................................................. 157

Page 22: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xxii

4.43 Indikator Gejala Gastrointestinal Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) .. 157

4.44 Indikator Gejala Gastrointestinal Pada Kelompok Kontrol (Post-Test)............................................................................................. 159

4.45 Indikator Gejala Urogenital Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test) ... 161

4.46 Indikator Gejala Urogenital Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) .. 163

4.47 Indikator Gejala Urogenital Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) .......... 163

4.48 Indikator Gejala Urogenital Pada Kelompok Kontrol (Post-Test)......... 164

4.49 Indikator Gejala Vegetatif Pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test)...... 166

4.50 Indikator Gejala Vegetatif Pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) .... 167

4.51 Indikator Gejala Vegetatif Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) ............ 168

4.52 Indikator Gejala Vegetatif Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) .......... 170

4.53 Ringkasan Gambaran Kecemasan Bertanding Berdasarkan Indikator pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test)................................ 172

4.54 Ringkasan Gambaran Kecemasan Bertanding Berdasarkan Indikator pada Kelompok Eksperimen (Post-Test) .............................. 173

4.55 Ringkasan Gambaran Kecemasan Bertanding Berdasarkan Indikator pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) ...................................... 175

4.56 Ringkasan Gambaran Kecemasan Bertanding Berdasarkan

Indikator pada Kelompok Kontrol (Post-Test) ..................................... 175

4.57 Perbedaan Tingkat Kecemasan Bertanding Berdasarkan

Indikator pada Kelompok Eksperimen (Pre-Test)................................ 177

4.58 Perbedaan TingkatKecemasan Bertanding Berdasarkan Indikator pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) ...................................... 178

Page 23: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

xxiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Skala Uji Coba .......................................................................................... 103

2 Tabulasi Data Hasil Uji Coba Skala.......................................................... 109

3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ........................................................... 113

4 Skala Pretest.............................................................................................. 119

5 Tabulasi Data Pretest ................................................................................ 125

6 Subjek Penelitian ....................................................................................... 129

7 Skala Posttest ............................................................................................ 132

8 Tabulasi Data Posttest ............................................................................... 138

9 Hasil Uji Asumsi ....................................................................................... 141

10 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 143

11 Cek Manipulasi ....................................................................................... 145

12 Modul Penelitian ..................................................................................... 147

13 Dokumentasi Penelitian........................................................................... 162

Page 24: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Olahraga suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia, olahraga

yang dilakukan secara rutin dan tidak berlebihan akan membuat manusia menjadi

sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani. Melaksanakan olahraga secara

teratur, seseorang akan memperoleh beberapa manfaat seperti tubuh yang sehat,

hati yang senang, atau bahkan mendapatkan hadiah atau penghargaan atas sebuah

pencapaian pada salah satu cabang olahraga tertentu. Olahraga menurut Wann

(dalam Kusumawati, 2014) adalah aktivitas yang melibatkan power dan skill,

kompetensi, strategi, dan/atau kesempatan, dilakukan untuk kesenangan, kepuasan

dan/atau pencapaian pribadi (misal: pendapatan) dari pelaku atau orang lain

(misal:penonton), meliputi olahraga prestasi dan olahraga rekreasional. Dari

pengertian tersebut dapat dipahami bahwa unsur-unsur penting yang harus

diperhatikan dalam olahraga adalah power (tenaga) dan skill (keterampilan).

Kedua unsur tersebut harus dilakukan secara seimbang agar manfaat dari

berolahraga secara keseluruhan dapat dirasakan bagi pelakunya.

Pertandingan yang melibatkan berbagai cabang olahraga seringkali

dilaksanakan baik dalam tingkat nasional maupun internasional. Hal ini

merupakan salah satu bentuk apresiasi bagi para atlet untuk semakin

meningkatkan kemampuannya baik secara fisik maupun psikis, terutama dalam

sebuah pertandingan.Salah satu cabang olahraga yang menjadi andalan Indonesia

Page 25: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

2

baik dalam pertandingan tingkat nasional maupun internasional adalah pencak

silat. Terbukti ketika Indonesia mengikuti kejuaraan dunia pencak silatdi

Denpasar - Bali 2016 berhasil memperoleh dua emas dalam kategori pencak silat

seni beregu putra dan putri, mengungguli Vietnam dan Singapura, seperti yang

dilansir oleh TribunNews.com pada kamis, 8 desember 2016. Pencak silat

merupakan salah satu olahraga bela diri asli Indonesia yang menjadi tradisi

bangsa secara turun-menurun dan diusulkan sebagai bela diri warisan dunia,

seperti dilansir oleh media online beritajatim.com pada kamis, 2 februari 2017

bahwa ilmu bela diri asli Indonesia, pencak silat diusulkan oleh Direktorat

Jenderal Kebudayaan untuk menjadi warisan budaya tak benda ke dalam daftar

Itangible Cultural Heritage (ICH) Unesco dalam sidang komite organisasi bidang

pendidikan, sains dan kebudayaan dunia.

Pencak Silat sudah layak menjadi warisan budaya karena olahraga ini

tidak hanya dipelajari oleh orang Indonesia saja tapi sudah berkembang ke

beberapa negara, hal ini menyebabkan pencak silat kini semakin maju di beberapa

negara dan tentunya kondisi ini akan berdampak bagi peningkatan kualitas dan

prestasi pencak silat Indonesia baik di tingkat nasional maupun internasional.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Ikatan Pencak Silat Indonesia(IPSI) untuk

meningkatkan kualitas dan prestasi tersebut adalah membentuk cabang-cabang

IPSI mulai dari tingkat provinsi sampai kabupaten kota, dengan harapan melalui

upaya tersebut akan muncul generasi atau bibit-bibit baru atlet pencak silat yang

lebih berkualitas.

Page 26: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

3

Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Purbalingga merupakan salah satu

cabang IPSI dibawah naungan IPSI Jawa Tengah yang berada di tingkat provinsi.

Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu daerah penyumbang atlet pencak

silat di provinsi Jawa Tengah di wilayah Karesidenan Banyumas termasuk

Banjarnegara, Banyumas dan Cilacap. Namun beberapa tahun terakhir, prestasi

kabupaten Purbalingga mengalami penurunan secara drastis, seperti yang

disampaikan oleh wakil bupati Purbalingga dalam kesempatan Muskab

(Musyawarah Kabupaten) Purbalingga pada tanggal 11 desember 2016 bahwa,

“... olah raga beladiri atau pencak silat di Kabupaten Purbalingga cukup banyak yakni ada 12 perguruan/padepokan pencak silat dibawah binaan IPSI Purbalingga. Akan tetapi, sampai saat ini gaungnya belum menggema

atau terdengar. Ibaratnya IPSI tengah tertidur, namun walaupun IPSI Purbalingga saat sedang tertidur, masih punya prsetasi.”

Wakil bupati juga menambahkan, bahwa prestasi kabupaten Purbalingga yang

kian memprihatinkan, hal ini disebabkan salah satunya karena kepengurusan IPSI

yang kurang terorganisir dengan baik sehingga berdampak pada pembinaan atlet

yang kurang maksimal serta faktor finansialpun menjadi hal yang sangat penting

dalam meningkatkan prestasi atlet, selain itu kurangnya minat masyarakat untuk

memaksimalkan potensi atlet pencak silat sebagai olahraga yang berkualitas.

Seorang atlet pencak silat, tidak hanya membutuhkan fisik atau jasmani

yang kuat dan sehat, melainkan juga psikis atau mental yang baik terutama ketika

menghadapi pertandingan. Dalam sebuah aktifitas olahraga prestasi khususnya

cabang olahraga pencak silat, faktor psikis menjadi hal yang penting justru sering

terlupakan selama proses latihan maupun pertandingan. Dalam kondisi fisik yang

sudah lelah sekalipun, apabila secara mental tangguh maka fisik bisa dipaksa

Page 27: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

4

untuk tetap bekerja, namun tidak demikian sebaliknya.Apabila mental seorang

atlet pencak silat sudah down maka fisik prima pun seolah kurang berarti dalam

situasi pertandingan (Komarudin, 2015)

Singgih (dalam Herman, 2011) mengemukakan bahwa penampilan atlet

dalam permainan atau pertandingan tidak dapat dilepaskan dari tingkah laku dan

aspek psikis yang mendasarinya. Kondisi fisik yang meliputi kekuatan,

kelentukan, kecepatan, dayatahan, dan power otot, struktur anatomis-fisologi dan

ketrampilan yang tinggi tidak cukup, karena harus ada yang mengemudikan dan

mengarahkan, sehingga penampilannya merupakan perpaduan antara berbagai

faktor, dimana faktor psikis acapkali menjadi penentu dan berperan lebih besar.

Kemudian James (dalam Herman, 2011) juga mengemukakan bahwa 50% dari

hasil pertandingan ditentukan oleh faktor mental dan psikologi. Teori kesatuan

psiko-fisik berkembang karena para ahli menyadari bahwa orang yang keadaan

kejiwaannya mengalami gangguan, karena rasa susah, gelisah, atau ragu-ragu

menghadapi sesuatu, ternyata mempengaruhi kondisi fisik, akhirnya juga akan

mempengaruhi tingkah laku atau penampilan seseorang. Pikiran-pikiran negatif

adanya kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi karena stresor dalam

diri atlet akan memicu timbulnya kecemasan, sehingga jelaslah bahwa proses

berpikir atlet juga dapat mempengaruhi munculnya gejala psikis yang akan

berakibat pada penampilan seorang atlet pencak silat saat akan bertanding.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan metode

wawancara pada tanggal 23-26 Mei 2016 di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa

Page 28: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

5

Tengah kepada salah satu pelatih dan atlet pencak silat di pusat latihan

dikabupaten Purbalingga, KP mengemukakan bahwa

“... kalau tentang pencapaian secara fisik, kita biasanya menerapkan latihan fisik yang mencukupi, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.

Latihan fisik itu bukan hanya dilakukan secara rutin, tetapi juga harus variatif dan menyenangkan agar atlet tidak mengalami kejenuhan dan dapat berkembang ketahanan fisiknya. Tapi kalau untuk pencapaian

secara psikisnya, ini malah saya kadang-kadang mengabaikannya atau kurang memperhatikannya, ya mungkin bukan cuma saya tapi sebagian

besar para pelatih, lebih mementingkan bagaimana kondisi fisik prima atlet-atletnya jadi masalah psikis dan bagaimana cara pikir atlet kerap kali diabaikan, padahal yo kan penting juga tapi mau gimana lagi...”

Sedangkan kebanyakan atlet mempunyai pencapaian fisik yang sempurna,

namun hal tersebut tidak diimbangi dengan latihan mental untuk menyiapkan cara

berpikir serta psikis para atlet untuk menghadapi pertandingan. Kondisi ini

menjadi salah satu penyebab menurunnya performa para atlet ketika berada dalam

gelanggang pertandingan, karena mereka cenderung memikirkan hal-hal negatif

yang akan mereka dapatkan saat bertanding, keadaan tersebut juga akan

mengakibatkan proses berpikir yang terfokus pada kecemasan dan kegagalan. Hal

ini membuktikan adanya hubungan timbal balik psikis- fisik, bila aspek psikis

terganggu maka fungsi fisik juga ikut terganggu yang kemudian akan

mengganggu keterampilan motorik dan performa atlet dalam bertanding

(Komarudin, 2015). Menurut Gunarsa (2008) kecemasan yang dialami oleh atlet

akan mempengaruhi keseimbangan psikofisiologis.

KP menambahkan bahwa, anak didiknya kerap mengalami kekhawatiran

dan kegelisahan mulai dari bolak-balik kebelakang, berbicara sendiri sambil

mondar-mandir ditepi gelanggang, bolak-balik melihat jadwal pertandingan,

mencari tahu siapa dan bagaimana track record lawan sampai tidak berhenti

Page 29: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

6

berlari dan mencari aktivitas ketika akan bertanding, serta pernafasan mereka

yang tiba-tiba terengah-engah. Hal itu terjadi karena menurutnya, setiap anak

didiknya mempunyai keunikan masing-masing dalam mengekspresikan rasa

cemasnya. Kecemasan yang dialami oleh atlet yang baru pertama kali mengikuti

pertandingan berbeda dengan atlet yang sudah terbiasa bertanding. Biasanya para

atlet yang baru bertanding cenderung takut mengalami cidera, dimarahi pelatih

dan mengecewakan kontingennya, serta takut pada penonton lawan yang banyak.

Bagi pesilat yang sudah terbiasa dengan bertanding, kekhawatiran yang dirasakan

berbeda, mereka cenderung takut tidak bisa mempertahankan prestasinya dan

tidak bisa bermain maksimal. Kecemasan akan semakin meningkat ketika atlet

memasuki partai final. Senada dengan pernyataan pelatihnya, atlet kabupaten

Purbalingga yang maju ke tingkat Provinsi Jawa Tengah, RA mengemukakan

bahwa ketika akan bertanding dirinya mengalami kegelisahan karena takut tidak

dapat bermain maksimal, takut akan kekalahan, takut mengecewakan pelatih dan

sekolahnya serta takut tidak bisa mempertahankan prestasinya untuk tetap

mendapatkan beasiswa.

Seorang atlet harus memiliki pikiran positif dan psikis yang stabil dalam

bertanding, agar mampu mengontrol pikiran negatif dan ketidakstabilan emosinya

yang mempengaruhi penampilan atlet serta mengalahkan segala tekanan non

teknis sebelum bertanding, hal ini harus dilakukan untuk mencapai prestasi yang

setinggi-tingginya. Atlet yang memiliki kemampuan fisik dan teknik yang

sempurna serta latar belakang pelatih yang handal belum tentu dapat mewujudkan

permainan dengan baik di dalam gelanggang pertandingan dan akhirnya

Page 30: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

7

mengalami kekalahan hanya karena merasa cemas dan takut gagal yang

berlebihan (Sulistiyo, 2014).

Kecemasan adalah suatu ketakutan yang diciptakan oleh diri sendiri, yang

dapat ditandai dengan selalu merasa kahwatir dan takut terhadap sesuatu yang

belum terjadi (Bustaman, 2001). Perasaan cemas muncul apabila seseorang berada

dalam keadaan diduga akan merugikan dan mengancam dirinya, serta tidak

mampu menghadapinya. Kecemasan berfungsi sebagai salah satu bentuk

mekanisme perlindungan terhadap ego dengan memberikan sinyal adanya suatu

bahaya dan apabila tidak dilakukan tindakan yang tepat maka bahaya itu akan

meningkat sampai ego dikalahkan (Aprianto dkk, 2013:2). Kecemasan bersifat

subyektif dan tidak dapat terlihat secara nyata. Proses terjadinya kecemasan,

terutama dalam situasi pertandingan yang bersifat kompetitif (Juliantine, 2013:4).

Kecemasan bertanding memiliki peran penting dalam keberhasilan sebuah

pertandingan. Pada tahun 2014, sebuah penelitian menunjukkan tingkat

kecemasan yang sangat variatif pada atlet tenis lapangan PON Remaja I.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurmalita (2014:1) melalui metode survey pada

atlet tenis lapangan PON Remaja I , menunjukkan bahwa tingkat kecemasan atlet

tenis lapangan putra pada PON Remaja I tahun 2014 di Surabaya sebanyak 6,6%

mempunyai tingkat kecemasan pada kategori yang sangat tinggi, 23,3% pada

kategori tinggi, 29,9% pada kategori sedang, 36,6% pada kategori rendah, dan

3,3% pada kategori sangat rendah. Sedangkan kecemasan pada atlet putri, 7,2%

atlet tenis lapangan putri mempunyai tingkat kecemasan pada kategori yang

Page 31: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

8

sangat tinggi, 21,4% pada kategori tinggi, 50% pada kategori sedang, 10,7% pada

kategori rendah dan sangat rendah.

Metode lainnya yang dilakukan oleh Sukamti dan Hidayat (2009:1) pada

44 responden yang terdiri dari seluruh pelatih cabang olahraga senam artistik

putra maupun putri dan senam ritmik sportif dari seluruh pelatih yang mengikuti

kejuaraan POPNAS X 2009 di Daerah Istimewa Yogyakarta berusaha mengetahui

upaya pelatih dalam mengatasi kecemasan atlet senam sebelum perlombaan. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan bahwa upaya pelatih dalam mengatasi

kecemasan atlet senam pada faktor intrinsik (rasa takut gagal, sifat kepribadian

yang pencemas dan kurangnya pengalaman bertanding) sebelum perlombaan

Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2009 dalam kategori sangat tinggi yaitu

sebanyak 50,00%, sedangkan upaya pelatih dalam mengatasi kecemasan atlet

senam pada faktor ekstrinsik (lawan, penonton, tempat pertandingan, fasilitas

pertandingan, lingkungan dan tuntutan dari pelatih/keluarga) sebelum perlombaan

Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2009 dalam kategori tinggi sebanyak 52,3%, dan

upaya pelatih dalam mengatasi kecemasan atlet senam sebelum perlombaan pada

Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2009 dalam kategori sangat tinggi yaitu

sebanyak 50,00%. Penelitian ini menggunakan statistik deskriptif.

Hal senada juga dilakukan oleh Kusumawati (2014:11) pada atlet

bulutangkis remaja berusia 13-17 tahun dan memiliki skor kecemasan menjelang

pertandingan dari sedang sampai tinggi. Penelitian ini menggunakan model

eksperimen dengan desain eksperimen Randomized Two Group With Posttest

Only Design. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tidak ada perbedaan skor

Page 32: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

9

posttest antara kelompok eksperimen dengan skor posttest kelompok kontrol.

Hipotesis dalam penelitian ini ditolak, sehingga pelatihan kepercayaan diri belum

cukup efektif dalam menurunkan kecemasan menjelang pertandingan pada atlet

bulutangkis remaja.

Berdasarkan hasil beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa

kecemasan sangat mempengaruhi performa atlet di gelanggang pertandingan

sehingga perlu dilakukan metode untuk menurunkan tingkat kecemasan yang

sesuai dengan kebutuhan atlet sebelum bertanding dan mampu diaplikasikan

dengan baik oleh atlet itu sendiri. Kecemasan yang dialami para atlet harus segera

ditangani, seorang atlet yang mengalami perasaan cemas yang berlebihan dalam

menghadapi pertandingan kemungkinan dapat menimbulkan keemasan dalam

gangguan kesehatan atau penyimpangan tingkah laku sehingga penampilan dan

rasa percaya dirinya akan menurun dan tingkat konsentrasinya menjadi berkurang.

Metode-metode yang digunakan untuk menurunkan kecemasan para atlet

sudah seringkali dilakukan seperti teknik relaksasimenggunakan musik,

peningkatan kepercayaan diri, hipnoterapi, meditasi, yoga dan beberapa teknik

yang lain. Dalam penggunaannya teknik-teknik tersebut masih kurang efektif

untuk menurunkan kecemasan yang dialami oleh para atlet pencak silat karena

berbagai pertimbangan diantaranya pencak silat adalah olahraga yang memadukan

antara kekuata pikiran, fisik dan psikis yang tanggug saat bertanding, sehingga

diperlukan sebuah teknik relaksasi yang dapat memberikan bukan hanya

ketenangan namun juga dapat mengubah pikiran negatif yang dimiliki oleh atlet

sebelum bertanding dan dapatdiaplikasikan secara efektif serta efisien secara

Page 33: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

10

menyeluruh.Sesuai dengan pertimbangan diatas, relaksasi yang dapat memberikan

manfaat tersebut adalah relaksasiguided imagery. Karena relaksasi guided

imageryakan membentuk suatu bayangan yang akan diterima sebagai rangsang

oleh berbagai indera. Dengan membayangkan sesuatu yang indah, perasaan akan

merasa tenang dan ketegangan serta ketidaknyaman akan dikeluarkan, sehingga

tubuh menjadi rileks dan nyaman (Smeltzer & Bare, 2001:234 dalam Aprianto

dkk:5). Selain itu dengan menggunakan relaksasi guided imageryakan membantu

atlet pencak silat menciptakan gambaran atau imajinasi tentang dirinya yang

membuat pikiran menjadi positif secara terbimbing.

Respon relaksasi akan mempengaruhi sistem saraf parasimpatik, perasaan

yang tenang akanmengendorkan saraf-saraf yang tegang dengan mengendalikan

fungsi denyut jantung, sehingga membuat tubuh rilek (Setiadarma, 2000).

Menurut Simon (2003), pada teknik relaksasi guided imagery, corteks visual otak

memproses imajinasi mempunyai hubungan kuat dengan sistem syaraf otonom

yang bertugas untuk mengontrol gerakan involunter diantaranya: nadi, pernapasan

dan respon fisik terhadap stres dan membantu mengeluarkan hormon endorpin

(setara dengan dosis 10-50 mg/kg BB dalam morphin) sehingga terjadi proses

relaksasi dan kecemasan menurun.

Husdarta (2010) menjelaskan bahwa melakukan relaksasi guided imagery

tidak hanya mengatur pola nafas yang dapat merangsang saraf parasimpatis

menghambat sistem pusat simpatis untuk mengendalikan denyut jantung sehingga

menyebabkan tubuh menjadi rileks, teknik guided imagery juga membentuk suatu

bayangan yang indah yang dapat diterima sebagai rangsang berbagai panca indera,

Page 34: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

11

sehingga ketegangan akan dikeluarkan dan tubuh akan menjadi rileks, nyaman

dan meningkatkan konentrasi. Berdasarkan teori kognitif sosial Bandura (dalam

Williams dkk, 2015), imajinasi diri membentuk keterampilan dan strategi dengan

baik, atau mencapai tujuan, akan meningkatkan kepercayaan dalam kemampuan

sendiri dengan memberikan atlet arti bahwa ia telah berhasil.

Menurut National Safety Council (dalam Aprianto dkk:2) mengatakan,

relaksasi guided imagery adalah salah satu teknik distraksi yang dapat digunakan

untuk mengurangi stres dan meningkatkan perasaan tenang dan damai serta

merupakan obat penenang untuk situasi yang sulit dalam kehidupan. Rossman

(2000:35), relaksasi guided imagery dapat menurunkan tingkat stres karena

metode ini dapat mempengaruhi pikiran melalui imajinasi terbimbing. Imagery

(imajinasi) merupakan bahasa yang digunakan oleh otak untuk berkomunikasi

dengan tubuh. Penelitian membuktikan bahwa dengan menstimulasi otak melalui

imajinasi dapat menimbulkan pengaruh langsung pada system saraf dan endokrin

(Guyton&Hall, 1997 dalam Reliani, 2015:22). Selanjutnya Guided imagery

(imajinasi terbimbing) merupakan suatu teknik yang menuntut seseorang untuk

membentuk sebuah bayangan/imajinasi tentang hal-hal yang disukai. Imajinasi

yang terbentuk tersebut akan diterima sebagai rangsang oleh berbagai indra,

kemudian rangsangan tersebut akan dijalankan ke batang otak menuju sensor

thalamus.

Penelitian yang dilakukan oleh Hudaya (2015:4) pada 34 pasien

skizofrenia gangguan alam perasaan (affective) di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta juga menunjukkan kefektifan penggunaan teknik relaksasi guided

Page 35: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

12

imagery. Hasil penelitian diketahui bahwa: 1) Tingkat kecemasan pasien sebelum

menjalani terapi relaksasi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

termasuk dalam kategori sedang; 2) Tingkat kecemasan pasien sesudah menjalani

terapi relaksasi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta termasuk

dalam kategori ringan mengalami peningkatan; dan 3) Ada pengaruh pemberian

terapi relaksasi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada pasien

skizofreniadi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.

Menurut Burnnet, 2012 studi tentang guided imagery ini menunjukkan

bahwa guided imagery secara dramatis dapat mencegah hilangnya kontrol,

ketakutan, panik, kecemasan, ketidakberdayaan dan ketidakpastian. Hal ini juga

dapat membantu orang mengatasi stres, marah, nyeri, depresi, insomnia dan

masalah lain yang sering dikaitkan dengan penyakit dan prosedur bedah medis.

Guided imagery juga telah ditemukan untuk mengurangi efek samping dan

komplikasi dari prosedur medis, mengurangi waktu pemulihan, mempersingkat

rawat inap di rumah sakit , meningkatkan kepercayaan diri dan pengendalian diri,

memperkuat sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan kemampuan untuk

menyembuhkan. Selain itu, guided imagery juga dapat membantu pasien yang

menjalani kemoterapi, dialisis, dan prosedur perawatan lainnya.

Berdasarkan beberapa uraian dari penelitian yang telah diuraikan,

menunjukkan hasil yang signifikan dalam pemanfaatan relaksasi guided imagery

sebagai media untuk menurunkan kecemasan. Berbeda dengan penelitian

sebelumnya yang menggunakan teknik relaksasi guided imagery untuk

menurunkan kecemasan dibidang medis, pada penelitian ini peneliti akan

Page 36: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

13

memfokuskan penggunaan teknik relaksasi guided imagery untuk menurunkan

kecemasan dibidang olahraga. Diperlukan upaya yang sangat hati-hati dalam

membantu atlet untuk mengurangi kecemasan bertanding karena reaksi

ketegangan emosi ataupunkecemasan yang ditimbulkanakan bergantung pada

kondisi individualnya. Setiap atlet memiliki ciri khusus, kebiasaan serta keinginan

yang berbeda-beda dalam mengekspresikan kecemasannya sehingga tidak perlu

menggunakan cara atau teknik yang menjenuhkan dan sulit dilakukan oleh atlet.

Relaksasi guieded imagery merupakan salah satu jenis relaksasi yang menyeluruh,

artinya tidak hanya dapat menggunakan penglihatan (visual) saja namun dapat

melibatkan aspek pengindraan lainnya seperti Perabaan (tactile), keseimbangan

(kinesthetic), penciuman (olfactory) serta penegecap (taste/gustatory) dalam

setiap proses latiannya (Setiadarma, 2000). Sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan eksperimen dengan menggunakan metode relaksasi guided imagery

guna menurunkan kecemasan bertanding pada atlet pencak silat. Teknik relaksasi

guided imagery dirasa dapat memberikan ketenangan serta memfokuskan atlet

dalam menghadapi pertandingan dan menurut beberapa jurnal bahwa teknik

relaksasi guided imagery efektif untuk digunakan sebagai media atau teknik untuk

menurunkan kecemasan serta tidak semua tempat pelatihan pencak silat memiliki

program latihan yang menyeimbangkan antara kemampuan fisik, psikis dan taktik

yang memadai. Sehingga dengan adanya relaksasi guided imagerydapat

digunakan sebagai salah satu metode yang dapat digunakan untuk program khusus

pembinaan atlet pencak silat sebelum bertanding.

Page 37: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

14

Setelah memahami beberapa uraian pengertian diatas, maka peneliti

tertarik untuk mengambil judul Efektifitas Relaksasi Guided Imagery Untuk

Menurunkan Kecemasan Bertanding Atlet Pencak Silat Di Kabupaten

Purbalingga”.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang masalah tersebut, maka diperoleh rumusan

masalahnya yaitu apakah teknik relaksasi Guided Imagery mampu menurunkan

tingkat kecemasan atlet pencak silat sebelum bertanding.

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas

Teknik Relaksasi Guided Imagery Dalam Menurunkan Kecemasan Atlet Pencak

Silat Sebelum Bertanding

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Beberapa manfaat yang sekiranya diperoleh dari pelaksanaan penelitian in

antara lain sebagai berikut:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Dalam konteks kajian ilmu psikologi, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memperbanyak kajian mengenai penerunan kecemasan dan cara mereduksinya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pelatih pencak

silat untuk mereduksi kecemasan atlet sebelum mereka bertanding sehingga dapat

menghasilkan permainan yang maksimal dan prestasi meningkat. Selain itu

diharapkan dapat meningkatkan mental juara yang lebih baik dan kesiapan

Page 38: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

15

menghadapi pertandingan dari atlet pencak silat setelah melakukan relaksasi

Guided Imagery agar atlet pencak silat lebih mempersiapkan mental dalam

menghadapi siapapun lawan bertandingnya.

Page 39: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kecemasan Bertanding

2.1.1 Pengertian Kecemasan

Salah satu perasaan yang tidak menyenangkan atau bahkan mengganggu

aktifitas sehari-hari adalah rasa cemas yang kerap kali dialami oleh seseorang.

Perasaan cemas yang berlebihan dan tidak sebanding dengan situasi yang

dihadapi, hal ini yang akan dianggap sebagai hambatan. Dalam DSM-IV-TR

(2000: 436), kecemasan dapat terbentuk dari perasaan takut, khawatir serta

ketegangan. Kebanyakan orang yang merasa cemas sangat was-was pada gejala-

gejala fisik yang meliputi kegelisahan, telapak tangan berkeringan, pusing, sulit

bernafas, dan pipi merona (Greenberger & Padesky, 1995: 209). Adapun dampak

kecemasan tersebut yakni, adanya ketegangan, overaktivitas sistem saraf otonom,

praduga terhadap bencana yang akan datang dan kewaspadaan terus menerus

terhadap bahaya (Carlson, 2015: 244).

Lebih lanjut menurut Nevid (2005: 75), kecemasan merupakan suatu

keadaan emosional yang mempunyai ciri keterangsangan fisiologis, perasaan

tegang yang tidak menyenangkan dan perasaan aprehensif bahwa sesuatu yang

buruk akan terjadi. Kecemasan menurut Dorland dan Newman (1988: 17) adalah

rasa tidak nyaman yang terdiri atas respon-respon psikofisik sebagai antisipasi

terhadap bahaya yang seolah-olah disebabkan oleh konflik intrapsikis. Gejala fisik

yang menyertainya meliputi peningkatan detak jantung, perubahan pernafasan,

Page 40: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

17

keluarnya keringat, gemetar, lemah, dan lelah, sedangkan gejala psikisnya

meliputi perasaan akan adanya bahaya, kurang tenaga, merasa khawatir, dan

tegang.

Menurut Weinberg dan Gould(1995: 78) kecemasan adalah keadaan

emosional yang bersifat negatif ditandai dengan gugup, khawatir dan ketakutan

yang terkait dengan aktivasi atau gairah dari tubuh. Selanjutnya Weinberg dan

Gould menjelaskan bahwa kecemasan memiliki komponen kognitif (misalnya

khawatir dan ketakutan) serta memiliki komponen somatik yang merupakan

reaksi fisik yang dirasakan. Sedangkan Drajat (1989: 44) menjelaskan kecemasan

adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur baur, yang terjad i

ketika individu sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan

batin (konflik).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan bahwa kecemasan adalah keadaan emosional yang tidak

menyenangkan biasanya bersifat negatif dan tidak nyaman, yang menimbulkan

perasaan takut, khawatir, was-was dan ketegangan. Hal tersebut ditandai dengan

munculnya gejala fisiologis sepertipeningkatan detak jantung, perubahan

pernafasan, keluarnya keringat, gemetar, lemah, dan lelah, sedangkan gejala

psikisnya meliputi perasaan akan adanya bahaya, kurang tenaga, merasa khawatir,

dan tegang.

2.1.2 Pengertian Kecemasan Bertanding

Kecemasan juga dapat muncul dalam situasi olahraga, seperti yang

dijelaskan oleh Satiadarma (2000: 95) bahwa di dalam dunia olahraga, kecemasan

Page 41: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

18

(anxiety), gugahan (arousal) dan stres (stress) merupakan aspek yang memiliki

kaitan yang sangat erat satu sama lain sehingga sulit dipisahkan. Disamping itu,

kecemasan dapat menimbulkan gangguan pada susunan saraf otonom, sedangkan

stres pada derajat tertentu menimbulkan kecemasan dan kecemasan menimbulkan

stres (Weinberg dan Gould, 1995: 95). Kemudian, stres merupakan suatu proses

yang mengandung tuntutan substansial, baik fisik maupun psikis untuk dapat

dipenuhi oleh individu, karena kurang seimbangnya keadaan fisik atau psikis.

Lebih lanjut menurut Singgih (1996: 147), kecemasan adalah perasaan

tidak berdaya, tak aman tanpa sebab yang jelas, kabur atau samar-samar.

Kecemasan dalam pertandingan akan menimbulkan tekanan emosi yang

berlebihan yang dapat mengganggu pelaksanaan pertandingan serta

mempengaruhi penampilan atau prestasi. Kecemasan seringkali dialami oleh atlet

ketika akan menghadapi suatu pertandingan, karena munculnya berbagai reaksi

somatik akibat memuncaknya ketegangan (Gunarsa, 2008: 64). Kemudian

ketegangan yang berlebihan dan berlangsung relatif lama dapat menyebabkan

kecemasan (Husdarta, 2010: 73).

Chaplin (2009: 99) mendefinisikan competition adalah saling mengatasi

dan berjuang antara dua individu atau antara beberapa kelompok untuk

memperebutkan objek yang sama. Husdarta (2010: 73) menyebutkan bahwa

gelanggang kompetisi olahraga memiliki pengaruh terhadap kecemasan.

Menurutnya, proses yang berlangsung selama kompetisi merupakan proses

kecemasan yang terjadi dalam diri individu sebagai akibat dari situasi kompetisi

yang sebenarnya. Cox (2002: 169) mengungkapkan bahwa kecemasan

Page 42: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

19

menghadapi pertandingan merupakan distress yang dialami oleh seorang atlet,

yaitu sebagai suatu kondisi emosi negatif yang meningkat sejalan dengan

bagaimana seseorang atlet menginterpretasi dan menilai situasi pertandingan.

Menurut Amir (2004: 5) kecemasan yang timbul saat akan menghadapi

pertandingan disebabkan karena atlet banyak memikirkan akibat-akibat yang akan

diterimanya apabila mengalami kegagalan atau kalah dalam

pertandingan.Kecemasan juga muncul akibat memikirkan hal-hal yang tidak

dikehendaki akan terjadi, meliputi atlet tampil buruk, lawannya dipandang

demikian superior dan atlet mengalami kekalahan (Anshel dalam Satiadarma,

2000: 96).

Banyak hal yang dapat menjadi pemicu munculnya kecemasan, salah

satunya adalah situasi pertandingan. Kecemasan dalam pertandingan akan

menimbulkan tekanan emosi yang berlebihan yang dapat mengganggu

pelaksanaan pertandingan serta mempengaruhi penampilan atau prestasi.

Sementara itu, Gunarsa (1996: 97) menyimpulkan hubungan kecemasan

dalam hubungannya dengan pertandingan sebagai berikut:

a. Sebelum pertandingan dimulai, kecemasan akan naik yang disebabkan oleh

bayangan berat tugas atau pertandingan yang akan dihadapi

b. Selama pertandingan berlangsung, tingkat kecemasan biasanya mulai menurun.

c. Mendekati akhir pertandingan, tingkat kecemasan biasanya akan naik lagi

terutama bila skor pertandingan berimbang

Dari berbagai pendapat para ahli yang telah diuraikan, maka dapat

disimpulkan bahwa kecemasan bertanding adalah munculnya reaksi somatik dan

Page 43: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

20

reaksi kognitif yang akan menimbulkan tekanan emosi dan perubahan fisiologis

menjelang pertandingan pada khususnya, yang ditandai dengan adanya gejala fisik

dan gejala psikis.

2.1.3 Dimensi-Dimensi Kecemasan Bertanding

Menurut Weinberg dan Gould(1995: 78), kecemasan pada atlet memiliki

perbedaan antara kecemasan yang bersifat berubah-ubah dan kecemasan yang

bersifat relatif stabil.Spielberger (dalam Weinberg dan Gould, 1995: 78-79)

menjelaskan bahwa kecemasan pada atlet dalam menghadapi pertandingan dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

a. State Anxiety (state-A)

State anxiety adalah suatu reaksi terhadap situasi ketegangan yang sedang

dihadapi, yang ditandai dengan kekhawatiran dan terjadinya peningkatan aktivitas

fisiologisyang sifatnya sementara dan berlangsung untuk situasi tertentu

saja.Satiadarma (2000: 97), mengungkapkan bahwa state-A berubah-ubah dari

suatu waktu ke waktu yang lainnya, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi dan

situasi yang terjadi saat kini.

b. Trait Anxiety (trait-A)

Trait anxiety merupakan faktor kepribadian yang mempengaruhi

seseorang untuk mempersepsi suatu keadaan sebagai suatu situasi yang

mengandung ancaman atau situasi yang mengancam, yang relatif menetap.

Apabila seorang atlet memiliki trait-A yang tinggi, ia mempersepsi situasi

pertandingan sebagai situasi yang penuh dengan ancaman dan menimbulkan

kecemasan tinggi pada dirinya (Spielberger dalam Cox 2002: 170).

Page 44: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

21

Menurut Calhoun dan Acocella (1995; dalam Putri, et al: tt: 3), aspek-

aspek kecemasan dapat dikemukakan dalam tiga aspek, yaitu:

a. Aspek emosional

Aspek emosional adalah komponen kecemasan yang berkaitan dengan persepsi

individu terhadap pengaruh psikologis dari kecemasan, seperti perasaan

keprihatinan, ketegangan, sedih, mencela diri sendiri dan individu lain.

b. Aspek kognitif

Aspek kognitif adalah komponen kecemasan yang berkaitan dengan kemampuan

berpikir jernih karena pengaruh ketakutan dan kekhawatiran sehingga

mengganggu dalam memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkungan

sekitar.

c. Aspek fisiologis

Aspek fisiologis adalah komponen kecemasan yang berkaitan dengan reaksi yang

ditampilkan oleh tubuh terhadap sumber ketakutan dan kekhawatiran. Aspek ini

berkaitan dengan sistem syaraf yang mengendalikan berbagaiu otot dan kelenjar

tubuh sehingga timbul reaksi dalam bentuk antara lain jantung berdetak lebih

keras, nafas lebih cepat, tekanan darah meningkat.

Berdasarkan penjelasan diatas, disimpulkan bahwa kecemasan bertanding

dkenal dalam reaksi kecemasan bertanding (state anxiety) dan kecemasan sebagai

kepribadian (trait anxiety). State-A maupun trait-A dirasakan dalam pikiran dan

persepsi akan ketakutan menghadapi pertandingan (kognitif) dan peningkatan

respon fiologis (somatik). Selain itu, kecemasan bertanding juga muncul dengan

beberapa aspek meliputi aspek emosional, aspek kognitif dan aspek fisiologi.

Page 45: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

22

Semua penjelasan diatas saling melengkapi satu sama lain akan munculnya

kecemasan bertanding.

2.1.4 Ciri-Ciri Kecemasan Menurut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

Menurut Maulana (2011: 23), kecemasan dapat diukur dengan alat ukur

kecemasan yang disebut Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Skala HARS

merupakan pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya simptom

pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14

simptom yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan.

Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) merupakan salah satu alat ukur

kecemasan yang telah banyak digunakan pada beberapa penelitian, diantaranya

penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2015: 5) tentang “Tingkat kecemasan pre

menstruasi sindrom pada remaja putri di SMPN 1 Pulung Kabupaten Ponorogo”.

Penelitian lain, yang dilakukan oleh Kardiwinata (2015: 1) tentang “Pengaruh

pemberian yoga dan jogging terhadap kecemasan pada mahasiswa semester VIII

PSIK FK Universitas Udayana”. Lebih lanjut penelitian yangn dilakukan oleh

Baiq Wahyu Rizki Purnama (2015: 1) tentang “Guided imagery terhadap tingkat

kecemasan menjelang persalinan pada ibu hamil” juga menggunakan skala HARS

sebagai alat ukur kecemasan, dan lain sebagainya. Hal tersebut, membuktikan

bahwa skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) telah digunakan untuk

mengukur berbagai jenis kecemasan.

Skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) juga telah dibuktikan

memiliki validitas dan reliabilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran

kecemasan pada penelitian trial clinic, yaitu 0,93 dan 0,97. Hal ini menunjukkan

Page 46: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

23

bahwa pengukuran kecemasan dengan menggunakan skala Hamilton Anxiety

Rating Scale (HARS) akan diperoleh hasil yang valid dan reliabel.

Menurut skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS), penilaian

kecemasan terdiri dari 14 indikator, meliputi:

1. Kecemasan (perasaan cemas): Khawatir, antisipasi dari yang

terburuk,antisipasi ketakutan, lekas marah

2. Ketegangan: Perasaan tegang, lekas lelah, tanggapan yang mengejutkan,

mudah menangis, gemetar, perasaan gelisah, tidak dapat santai

3. Ketakutan: Akan kegelapan, orang asing, ditinggalkan sendiri, binatang, lalu

lintas, keramaian

4. Gangguan tidur: Susah tidur, gagal tidur, tidur yang tidak memuaskan dan

kelelahan saat bangun, mimpi-mimpi, mimpi-mimpi buruk, teror-teror malam

5. Gangguan kecerdasan: Susah berkonsentrasi, ingatan lemah

6. Perasaan depresi: Kehilangan minat, kurang menikmati hobi, depresi, bangun

awal, irama harian

7. Gejala somatik: Kesakitan, kedutan, pegal, sentakan miokronik, kertakan

gigi, suara gemetar, peningkatan kesehatan otot

8. Gejala sensorik: Tinnitus (telinga berdengung), penglihatan kabur, aliran

panas dingin, perasaan lemas, rasa tertusuk-tusuk

9. Gejala kardiovaskuler: Takikardia (drnyut nadi cepat), jantung berdebar, dada

terasa sakit, pembuluh darah berdenyut, pingsan, denyutan hilang

10. Gejala pernapasan: Tekanan atau sesak di dada, perasaan tercekik, nafas

panjang, dyspnea (sesak nafas)

Page 47: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

24

11. Gejala gastrointestinal: Susah menelan, perut kembung, rasa terbakar,

kekenyangan, mual, muntah, borborygmi (suara perut), usus longgar, berat

badan turun, sembelit

12. Gejala urogenital: Sering kencing, desakan untuk kencing, amenorrhea,

menorrhagia, perkembangan ketiadaan nafsu birahi, ejakulasi dini, kehilangan

nafsu, impotensi

13. Gejela otonomik: Mulut kering, flushing (berkeringat), muka pucat,

kecenderungan berkeringat, pusing, kepala tegang, rambut berdiri

Perilaku:

14. Gelisah, resah atau mondar-mandir, tangan bergetar, alis berkerut, muka

tegang, mendesah atau bernapas cepat, wajah pucat, menelan, dll

2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Bertanding

Menurut Endler (dalam Cox, 2002: 172) ada lima faktor yang dapat

meningkatkan kecemasan dalam menghadapi pertandingan, antara lain:

a. Ketakutan akan kegagalan

Ketakutan akan kegagalan adalah ketakutan bila dikalahkan oleh lawan

yang dianggap lemah sehingga merupakan suatu ancaman terhadap ego atlet.

b. Ketakutan akan cedera fisik

Ketakutan akan serangan lawan yang dapat menyebabkan cedera fisik

merupakan ancaman yang serius bagi atlet.

c. Ketakutan akan penilaian sosial

Kecemasan muncul akibat ketakutan akan dinilai secara neatif oleh ribuan

penonton yang merupakan ancaman terhadap harga diri atlet.

Page 48: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

25

d. Situasi pertandingan yang ambigu

Ketika seorang atlet tidak mengetahui kapan memulai pertandingan bisa

menyebabkan atlet menjadi cemas.

e. Kekacauan terhadap latihan rutin

Kecemasan muncul apabila atlet diminta untuk mengubah cara atau teknik

tanpa latihan sebelum bertanding.

Faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan menjelang pertandingan

diatas didasarkan pada pendekatan kognitif. Pendekatan kognitif ini menekankan

bahwa pikiran atau proses berpikir merupakan sumber kekuatan yang ada dalam

diri seseorang. Jadi ketakutan, kesalahan, kegagalan, ataupun kekecewaan tidak

disebabkan oleh objek dari luar, namun pada hakekatnya bersumber pada inti

pikiran atau proses berpikir sesorang itu sendiri (Gunarsa, 2008: 67).

Menurut Gunarsa (2008: 67) sumber-sumber kecemasan bertanding, selain

yang telah disebutkan di atas adalah:

a. Sumber dari dalam, yaitu:

a.) Atlet terlalu terpaku pada kemampuan tekniknya.

Akibatnya, ia didominasi oleh pikiran-pikiran yang terlalu membebani,

seperti komitmen yang berlebihan bahwa ia harus bermain sangat baik.

b.) Pola berpikir dan persepsi negatif terhadap situasi yang ada dan terhadap

diri sendiri.

Seperti ketakutan akan dicemooh oleh penonton jika tidak memperlihatkan

penampilan yang baik. Pikiran-pikiran negatif tersebut menyebabkan atlet

mengantisipasikan suatu kejadian yang negatif. Persepsi atau tanggapan atlet

Page 49: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

26

dalam menilai situasi dan kondisi waktu menghadapi pertandingan, baik jauh

sebelum pertandingan maupun mendekati pertandingan bisa bermacam-macam.

Apabila atlet mempersepsikan situasi pertandingan sebagai suatu ancaman, maka

salah satu emosi yang muncul adalah kecemasan.

c.) Kepuasan subjektif atlet

Hal tersebut seringkali tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya atau

tuntutan dari pihak lain seperti pelatih dan penonton. Sehingga akan

mempengaruhi alam pikiran atlet yang akan memunculkan ketegangan baru.

d.) Standar prestasi individu yang terlalu tinggi dari kemampuan yang

dimilikinya

Seperti misalnya pada atlet yang kecenderungannya perfeksonis. Cox (2002:

171) berpendapat bahwa kecenderungan perfeksionis yang dimiliki atlet dapat

menimbulkan kecemasan bagi atlet tersebut dalam menghadapi pertandingan.

b. Sumber dari luar, yaitu:

Munculnya berbagai rangsangan yang membingungkan, pengaruh massa,

saingan-saingan lain yang bukan lawan tandingnya, pelatih yang memperlihatkan

sikap tidak mau memahami bahwa ia telah berupaya sebaik-baiknya, hal-hal non

teknis seperti cuaca, kondisi lapangan atau peralatan yang tidak memadai, dan

tuntutan sosial berlebihan yang tidak dapat atau belum dapat dipenuhi oleh atlet.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak hal yang dapat

menjadisumber kecemasan atlet dalam menghadapi pertandingan. Sumber-sumber

kecemasan bertanding bisa berasal dari dalam diri atlet (internal) dan bisa berasal

Page 50: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

27

dari luar diri atlet (eksternal) atau keduanya dapat secara bersamaan menjadi

sumber kecemasan atlet dalam menghadapi pertandingan.

Menurut Husdarta (2010: 81), faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

atlet sebelum bertanding dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori:

a. Takut kalau gagal dalam pertandingan

b. Takut akan akibat sosial atas kualitas prestasinya

c. Takut cidera atau hal lain yang menimpa dirinya

d. Takut terhadap agresi fisik baik oleh lawan maupun dirinya

e. Takut bahwa kondisi fisiknya tidak akan mampu menyelesaikan tugasnya

atau pertandingannya dengan baik.

2.1.6 Gejala Kecemasan Bertanding

Kecemasan atlet saat akan bertanding dapat dideteksi melalui gejala-gejala

kecemasan, yang dapat mengganggu penampilan seorang atlet. Kebanyakan para

ahli membedakan gejala-gejala itu menjadi gejala fisik dan gejala psikis. Dengan

demikian, gejala-gejala kecemasan bertanding yang akan dijelaskan, terdiri atas

dua gejala, yaitu gejala fisik dan gejala psikis (Harsono dalam Gunarsa, 1996: 96):

a. Gejala fisik, ditandai dengan:

a.) Adanya perubahan yang dramatis pada tingkah laku, gelisah atau tidak

tenang, sulit tidur, berbicara sendiri dan sering pergi ke belakang. Tingkah laku

yang sering ditunjukkan atlet dalam menghadapi pertandingan adalah sering

menggaruk-garuk kepala dan sering jalan mondar-mandir (Amir, 2000: 8)

b.) Terjadi ketegangan pada otot-otot pundak, leher, perut, dan otot-otot

ekskremitas

Page 51: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

28

c.) Terjadi perubahan irama pernapasan

d.) Terjadi kontraksi otot setempat yaitu: pada dagu, sekitar mata dan rahang.

Selain itu, Amir (2000: 8) menambahkan gejala-gejala fisik kecemasan sebagai

berikut: raut muka dan dahi yang berkerut, gemetar, kaki terasa berat, badan terasa

lesu, tubuh terasa kaku, jantung yang berdebar-debar keras, sering ingin buang air

kecil, sering minum air dan berkeringat dingin.

b. Gejala psikis, ditandai dengan:

b.) Ganguan pada perhatian dan konsentrasi

Perhatian atlet dapat terpecah karena munculnya pikiran-pikiran yang

negatif mengenai pertandingan dan berpikir tentang hal-hal yang tidak

berhubungan dengan pertandingan (Amir, 2000: 9)

c.) Terjadinya perubahan emosi

d.) Menurunnya rasa percaya diri

e.) Timbul obsesi

f.) Menurunnya motivasi

g.) Merasa cepat putus asa

h.) Kehilangan control

Menurut Hawari (2008: 56) keluhan-keluhan yang sering dikemukakan

oleh orang yang mengalami kecemasan, antara lain:

a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah

tersinggung

b. Meras tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut

c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang

Page 52: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

29

d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan

e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

f. Keluhan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,

pendengaran berdenging (tinitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan

pencernaan, gangguan perkemihan dan sakit kepala.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik suatu simpulan bahwa gejala

kecemasan bertanding dapat dikelompokkan menjadi gejala fisik dan gejala

psikis.Gejala fisik dan gejala psikis ini digunakan lebih lanjut untuk mengungkap

tingkat kecemasan bertanding.

2.1.7 Tingkat Kecemasan Bertanding

Menurut Stuart dan Sundeen (1995: 72), membagi kecemasan menjadi 4

tingkatan, yaitu:

1. Kecemasan Ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa kehidupan

sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan berhati-hati

dan waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan

pertumbuhan dan kreativitas.

a. Respon Fisiologis: Sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,

dan gejala ringan pada lambung

b. Respon Kognitif: Lapang persegi meluas, mampu menerima rangsangan

yang kompleks, konsentrasi pada masalah, dan menyelesaikan masalah secara

efektif

Page 53: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

30

c. Respon Perilaku dan Emosi: Tidak dsapat duduk tenang, tremor halus pada

tangan, dan suara kadang-kadang meninggi

2. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang ini, persepsi terhadap lingkungan menurun atau individu

lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain.

a. Respon Fisiologis: Sering nafas pendek, nadi ekstra systole dan tekanan darah

naik, mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, dan gelisah

b. Respon Kognitif: Lapang persegi menyempit, rangsang dari luar tidak mampu

diterima, dan berfokus pada apa yang menjadai perhatiannya

c. Respon Perilaku dan Emosi: Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan),

bicara banyak dan lebih cepat, dan perasaan tidak nyaman

3. Kecemasan Berat

Kecemasan berat ini, persepsi menjadi sempit. Individu cenderung

memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal-hal yang lain. Individu tidak

mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak pengarahan atau tuntunan.

a. Respon Fisiologis: Sering nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik,

berkeringan dan sakit kepala, dan penglihatan kabur

b. Respon Kognitif: Lapang persegi sangat menyempit, dan tidak mampu

menyelesaikan masalah

c. Respon Perilaku dan Emosi: Perasaan ancaman meningkat, verbalisasi cepat,

dan blocking.

Page 54: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

31

4. Panik

Pada tahan panik, persepsi sudah terganggu sehingga individu sudah tidak

dapat mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa walaupun sudah

diberi pengarahan atau tuntunan

a. Respon Fisiologis: Nafas pendek, rasa tercekik dan berdebar, sakit dada,

pucat, dan hipotensi

b. Respon Kognitif: Lapang persedi menyempit dan tidak dapat berfikir lagi

c. Respon Perilaku dan Emosi: Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan,

berteriak-teriak, blocking, dan persepsi kacau.

2.2 Relaksasi Guided Imagery

2.2.1 Pengertian Relaksasi

Relaksasi dapat digunakan sebagai ketrampilan coping yang aktif jika

digunakan untuk mengajar individu kapan dan bagaimana menerapkan relaksasi

di bawah kondisi yang menimbulkan kecemasan. Disebutkan oleh Wiramihardha

(2007;95) mengenai relaksasi yaitu upaya untuk mengendurkan ketegangan,

pertama-tama jasmaniyah, yang pada akhirnya mengakibatkan mengendurnya

ketegangan jiwa. Caranya dapat bersifat respiratoris, yaitu dengan mengatur

aktifitas bernafas, atau bersifat otot.

Chaplin (2005;427) menjelaskan terapi relaksasi adalah salah satu bentuk

terapi dengan menekankan upaya mengantar dan mengajar pasien bagaimana

caranya bersantai-santai dengan asumsi bahwa istirahatnya otot-otot dapat

membantu mengurangi ketegangan psikologis. Dari pandangan Gpldfried dan

Page 55: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

32

Davison dalam Subandi (2002;139) menyatakan relaksasi adalah satu teknik

didalam terapi perilaku. Menurut pandangan ilmiah relaksasi merupakan

perpanjangan serabut otot skelektal (Beech,1982 dalam Subandi,2002; 140).

Terapi relaksasi dilakukan untuk mencegah dan mengurangi ketegangan pikiran

dan otot akibat stres. Bila ketegangan tubuh terjadi, maka tubuh akan menjadi

lemah dan keseimbangan tubuh pun terganggu, akibatnya tubuh tidak dapat

melaksanakan fungsinya secara maksimal.

Lebih lanjut Yudhawati (tt: 1-2) menyebutkan bahwa relaksasi merupakan

serangkaian kegiatan yang dilakukan secara bertahap dengan tujuan merefleksikan

otot-otot dan pikiran disertai dengan pengaturan nafas secara berbeda pada tiap

tahapnya. Selanjutnya Yudhawati menjelaskan bahwa pengaturan nafas disinyalir

akan merangsang nodul-nodul pada rongga dada dan akan merangsang syaraf

parasimpatis dan syaraf simpatis diotak serta gerakan yang ditimbulkan oleh

tekanan udara dari pernafasan akan merangsang syaraf dan diharapkan subjek

dapat mencapai kondisi tenang secara sistematis.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa

relaksasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk membuat klien dalam

posisi nyaman untuk mengurangi ketegangan otot dan pikiran secara bertahap dan

sistematis.

2.2.2 Manfaat Relaksasi

Burn (dikutip oleh Beech dkk, 1982; Subandi: 2003: 142) menjelaskan

beberapa keuntungan yang diperoleh dari latihan relaksasi, antara lain:

Page 56: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

33

1. Relaksasi akan membuat individu lebih mampu menghindari reaksi yang

berlebihan karena adanya stres.

2. Mengurangi masalah-masalah yang berhubangan dengan stres seperti

hipertensi, sakit kepala ataupun insomnia

3. Mengurangi tingkat kecemasan

4. Mengurangi kemungkinan gangguan yang berhubungan dengan stres, dan

mengontrol anticipatory anxiety sebelum situasi yang menimbulkan kecemasan,

seperti pada pertemuan penting, wawancara dan sebagainya

5. Meningkatkan penampilan kerja, sosial, dan ketrampilan fisik

6. Kelelahan, aktivitas mental dan atau latihan fisik yang tertunda dapat

diatasi dengan menggunakan ketrampilan relaksasi

7. Meningkatkan kesadaran diri tentang keadaan fisiologis seseorang

8. Membantu menyembuhkan penyakit tertentu dan operasi

9. Meningkatkan harga diri dan keyakinan diri

10. Meningkatkan hubungan interpersonal

2.2.3 Macam-Macam Relaksasi

Menurut Subandi (2003: 145), ada bermacam-macam bentuk relaksasi,

antara lain relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, relaksasi melalui hipnose,

yoga, meditasi dan guided imagery:

1. Relaksasi otot

Relaksasi otot bertujuan untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan dengan

cara melemaskan otot-otot badan (Berstein dan Borkovoc, 1973; Goldfried dan

Davison, 1976; Walker dkk, 1981). Dalam relaksasi otot, individu diminta untuk

Page 57: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

34

menegangkan otot dengan ketegangan tertentu, dan kemudian diminta

mengendorkannya. Sebelum dikendorkan, penting dirasakan ketegangan tersebut,

sehingga individu dapat membedakan antara otot yang tegang dan otot yang

lemas. Ada tiga macam relaksasi otot ini, yaitu: tension relaxation, letting go, dan

differential relaxation.

2. Relaksasi kesadaran indera

Relaksasi ini dikembangkan oleh Goldfried yang dipelajari dari Weitzman

(Goldfried dan Davison, 1976). Dalam teknik ini individu diberi satu seri

pertanyaan yang tidak untuk dijawab secara lisan, tetapi untuk dirasakan sesuai

dengan apa yang dapat atau tidak dapat dialami individu pada waktu instruksi

diberikan.

3. Relaksasi melalui hipnose, yoga dan meditasi

Relaksasi juga dapat dicapai melalui hipnose, yoga dan meditasi (Goldfried dan

Davison, 1976; Prawitasari, 1988; Walker dkk, 1981).

4. Guided imagery

Guided imagery merupakan sebuah relaksasi yang dirancang khusus untuk

mencapai efek positif tertentu. Efek positif yang dimaksud disini misalnya,

pengurangan nyeri dan kecemasan. Komponen guided imagery lebih dari sekedar

visual, melainkan melibatkan panca indera berupa penciuman, pendengaran,

pengecap, dan perasa untuk dapat mengubah pemikiran, emosi, serta perilaku

seseorang, melalui pemanfaatan lima indra tersebut dapat mempengaruhi

perspektif personal individu terhadap dirinya ataupun lingkungan sekitar

(Nguyen, 2012: 5).

Page 58: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

35

2.2.4 Pengertian Guided Imagery

Guided imagery merupakan salah satu metode yang dapat digunakan

untuk menurunkan kecemasan dengan cara membayangkan suatu keadaan

atauserangkaian pengalaman yang menyenangkan secara terbimbing

denganmelibatkan indera (Purnama, 2015: 2). Menurut Weinberg dan

Gould(1995: 294), beberapa istilah yang berbeda namun sejenis yang merujuk

pada persiapan mental seorang atlet untuk kompetisi, selain guided

imagerytermasuk juga imagery, visualization, mental rehearsal,

symbolicrehearsal, covert practice, imagery, and mental practice.

Martin (2012: 65), Guided imagery merupakan salah satu teknik yang

dapat menimbulkan efek relaksasi pada penggunanya. Selanjutnya Martin

menjelaskan bahwa konsep guided imagery menggunakan imajinasi dari individu

secara terbimbing yangbertujuan mengembangkan relaksasi dan meningkatkan

kualitas hidup individu. Komponen guided imagery lebih dari sekedar visual,

melainkan melibatkan panca indera berupa penciuman, pendengaran, pengecap,

dan perasa untuk dapat mengubah pemikiran, emosi, serta perilaku seseorang,

melalui pemanfaatan lima indra tersebut dapat mempengaruhi perspektif personal

individu terhadap dirinya ataupun lingkungan sekitar (Nguyen, 2012: 5).Guided

imagery merupakan cognitive-behavioral technique dimana klien membayangkan

suatu keadaan atau serangkaian pengalaman yang membuatnya nyaman secara

terbimbing dengan melibatkan indra klien (www.minddissorder.com).

Guided imagery merupakan metode menuju rileks dengan fokus pemikiran

pada imajinasi positif yang bertujuan untuk mengurangi sakit, stres, dan lain

Page 59: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

36

sebagainya (Nguyen, 2012: 6). Dimana dalam melakukan teknik tersebut

menghasilkan keadaan tenang, fokus, kesiapan energi untuk mengurangi

ketidaknyamanan yang menawarkan dukungan emosional dan rasa percaya diri

dalam tubuh (Naparstek, 2007: 6).Guided imagery mengombinasikan implikasi

verbal, teknik pernapasan, dan visualisasi untuk masuk ke alam bawah sadar.

Guided imagery dapat dilakukan oleh siapa saja, karena pada dasarnya

membayangkan merupakan suatu keterampilan yang dapat dilatih (Schardt, 2003;

dalam Purnama, 2015: 4). Dalam latihannya, peserta harus menggunakan postur,

isyarat/gerakan yang sama dalam setiap sesi sehingga terbentuk “anchor” dengan

respon segera dan santai dalam postur tersebut (Schardt, 2003; dalam Purnama,

2015: 4).

Setyawati (dalam journal of physical education, health and sport,

2014),Imagery sering disebut dengan guided imagery, visualization, latihan

mental, atau self hypnosis. Imagery adalah teknik yang biasa digunakan oleh

psikolog olahraga untuk membantu seseorang memvisualisasikan atau melatih

mental berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan. Dalam konteks olahraga,

imagery digunakan untuk membantu atlet membuat visualisasi yang lebih nyata

berkaitan dengan pertandingan atau kompetisi yang akan dijalaninya.

Menurut Yukelson (dalam Gunarsa 2008: 103), visualisasi atau imagery

adalah teknik latihan mental (mental rehearsal) yang melibatkan penggunaan

semua pengindaraan, meliputi pikiran, perasan, emosi, maupun hormon adrenalin

yang menciptakan pengalaman dalam pikiran. Selanjutnya Yukelson mengutip

Terry Orlick, imagery merujuk pada proses merasakan yang sangat intens, seolah-

Page 60: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

37

olah perasaan tersebut merupakan keadaan yang sebenarnya. Lebih lanjut Potter &

Perry (2005, 150:3) menjelaskan bahwa guided imagery adalah proses yang

menggunakan kekuatan pikiran dengan menggerakkan tubuh untuk

menyembuhkan diri dan memelihara kesehatan atau rileks melalui komunikasi

dalam tubuh melibatkan semua indra meliputi sentuhan, penciuman, penglihatan

dan pendengaran.

Menurut Setiadarma (2000: 188), proses mengingat kembali atau

memanggil kembali ingatan juga termasuk di dalam proses imagery, tetapi

imagery tidak terbatas sekedar mengingat kembali, karena di dalam imagery,

seseorang biasa membayangkan sesuatu yang belum terjadi menjadi telah terjadi,

jadi dalam hal ini terdapat aspek harapan serta rencana. Prosesnya terjadi dengan

cara mengamati, memperhatikan, dan membayangkan pola gerak tertentu dan

mengingat-ingat pola gerak tersebut di dalam otaknya (Komarudin, 2013: 93).

Berdasarkan beberapa uraian yang telah disampaikan diatas, dapat

disumpulkan bahwa relaksasi guided imagery adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk membuat subjek dalam posisi nyaman untuk mengurangi

ketegangan otot dan pikiran secara bertahap dan sistematis, dengan cara

membayangkan suatu keadaan atauserangkaian pengalaman yang menyenangkan

secara terbimbing menggunakan kekuatan pikiran dengan menggerakkan tubuh

melalui komunikasi yang melibatkan tubuh dan semua indra meliputi sentuhan,

penciuman, penglihatan dan pendengaran.

Page 61: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

38

2.2.5 Manfaat Guided Imagery

Weinberg dan Gould (1995: 303), menjelaskan bahwa dengan

mengembangkan kemampuan imagery, kondisi fisik dan psikis seseorang akan

menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan oleh adanya dampak dari manfaat dibawah

ini:

a. Meningkatkan konsentrasi

b. Meningkatkan rasa percaya diri

c. Mengendalikan respon emosional

d. Memperbaiki latihan ketrampilan

e. Mengembangkan strategi

Menurut Townsend (1997: 66), manfaat guided imagery, sebagai berikut:

a. Mengurangi stress dan kecemasan

b. Mengurangi nyeri

c. Mengurangi efek samping

d. Mengurangi tekanan darah tinggi

e. Mengurangi level gula darah (diabetes)

f. Mengurangi alergi dan gejala gangguan pernapasan

g. Mengurangi sakit kepala

h. Mengurangi biaya rumah sakit

i. Meningkatkan penyembuhan luka dan tulang

j. Untuk menciptakan gambaran yang riil berkaitan dengan kesulitan

danmasalah-masalah yang mungkin akan dihadapi oleh klien

k. Meningkatkan motivasi

Page 62: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

39

l. Memvisualisasikan atau melatih mental berkaitan dengan kegiatan yang

akan dilakukan

2.2.6 Dasar-Dasar Latihan Guided imagery

Weinberg dan Gould (2011: 306), menjelaskan bahwa dalam

mengembangkan latihan imagery ada dua landasan dasar yaitu ketajaman

(vividness) dan keterkendalian (controllability) yang masing-masingnya terdiri

atas beberapa langkah.

1. Ketajaman (vividness)

Latihan ketajaman imagery dapat dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu:

a. Membayangkan hal-hal yang sudah sangat dikenal. Misalnya,

membayangkan rumah sendiri

b. Membayangkan satu keterampilan khusus yang dimiliki

c. Membayangkan keseluruhan penampilan secara baik

Langkah- langkah ini dapat diprogram kembali secara lebih rinci sesuai

dengan kebutuhan individu yang bersangkutan. Namun hal yang paling penting

untuk dilatih adalah ketajaman imagery. Makin tajamdan jelas seseorang dapat

membayangkan keadaan seolah-olah keadaan tersebut sudah berlangsung

demikian, makin baik imagery yang ia lakukan, dan makin baik pula hasil yang

akan dicapainya kelak.

2. Keterkendalian (controllability)

Latihan mengendalikan perilaku juga dapat dilakukan melalui tahapan dari

yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.

a. Mengendalikanketerampilan yang dimiliki

Page 63: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

40

b. Mengendalikan keterampilannya pada saat ia menghadapi lawan yang

tangguh

c. Mengendalikan emosinya

Melalui latihan imagery untuk mengendalikan perilaku, secara bertahap seorang

atlet akan lebih mampu mengendalikan perilakunya dilapangan.

2.2.7 Panduan Pelaksanaan Guided Imagery

Menurut Snyder (2006: 68), teknik guided imagery secara umum dibagi

menjadi 3 tahap, antara lain:

1. Membuat individu dalam keadaan relaks

a. Mengatur posisi yang nyaman (duduk ataupun berbaring)

b. Silangkan kaki, tutup mata atau fokus pada suatu titik atau suatu benda

didalam ruangan

c. Fokus pada pernapasan otot perut, menarik napas berikutnya biarkan

sedikit lebih dalam dan lama serta tetap fokus pada pernapasan dan tetapkan

pikiran bahwa tubuh semakin santai dan lebih santai

d. Rasakan tubuh menjadi lebih berat dan hangat dari ujung kepala hingga

ujung kaki

e. Jika pikiran tidak dapat fokus, ulangi kembali pernapasan dalam dan pelan.

2. Sugesti khusus untuk imagery

a. Pikirkan bahwa seolah-olah pergi ke suatu tempat yang menyenangkan dan

merasa senang ditempat tersebut

b. Sebutkan apa yang dilihat, didengar, dicium dan apa yang dirasakan

c. Ambil napas panjang beberapa kali dan nikmati berada ditempat tersebut

Page 64: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

41

d. Kemudian bayangkan diri anda seperti yang diinginkan (uraikan sesuai

tujuan yang ingin dicapai).

3. Beri kesimpulan dan perkuat hasil.

a. Mengingat bahwa anda dapat kembali ke tempat ini, perasaan ini, cara ini kapan

saja menginginkannya.

b. Anda bisa seperti ini lagi dengan berfokus pada pernapasan anda, santai dan

membayangkan diri anda berada ditempat yang anda senangi.

4. Kembali keadaan semula

a. Ketika anda kembali ke ruang dimana anda berada.

b. Anda merasa segar dan siap untuk melanjutkan kegiatan anda.

c. Anda dapat membuka mata dan ceritakan pengalaman anda ketika anda telah

siap.

2.3 Pengaruh Relaksasi Guided Imagery Terhadap Kecemasan

Bertanding

Atlet pencak silat haruslah memiliki taktik, fisik dan psikis yang prima

agar mampu menunjukkan potensi maksimalnya. Namun, dalam sebuah

pertandingan banyak hal yang dapat mempengaruhi performa atlet dalam

bertanding yang tentunya akan berpengaruh juga pada prestasi yang akan

diperoleh. Menurut Ciptaningtias (dalam Raynadi dkk, 2016:150) salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi performa atlet di lapangan adalah kecemasan.

Pada setiap pertandingan, kecemasan mempengaruhi proses berpikir dan proses

fisik seorang atlet pencak silat, sehingga sering memperburuk permainan atlet saat

bertanding. Banyak atlet pencak silat yang memiliki fisik yang optimal namun

Page 65: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

42

gagal meraih kemenangan karena mengalami kecemasan yang berlebihan sebelum

bertanding, hal ini justru akan menghambat proses berpikir atlet dalam

mempersiapkan pertandingannya.

Sedangkan faktor- faktor yang dapat mengurangi kecemasan antara lain

yakni relaksasi dengan tindakan untuk mengalihkan perhatian dan tidak

memikirkan masalah (Prasetyono, 2007 dalam Reliani, 2015:21). Salah satu jenis

relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan atlet sebelum

bertanding adalah menggunakan teknik relaksasi guided imagery.

Relaksasi Guided Imagery merupakan suatu teknik yang dilakukan untuk

membuat atlet dalam posisi nyaman, terkendali dan relatif stabil untuk

mengurangi ketegangan fisik maupun psikis dengan cara memvisualisasikan atau

melatih mental. Berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk melihat

diri sendiri dalam benak atau layar mata hatinya dengan penuh kesadaran

memanggil bayangan (gambaran) yang sudah dibayangkan sebelumnya secara

terbimbing agar dapat meningkatkan performa atlet, penguasaan strategi

pertandingan, meningkatkan percaya diri, konsentrasi, mempercepat pemulihan

cidera pada atlet dan mengendalikan gejala-gejala psikologis seperti kecemasan.

Guided imagery dapat mengatur kecemasan dengan mengurangi intensitas

gejala yang dialami dan atau dengan membantu atlet untuk melihat gejala ini

sebagai dibawah kendali (Cumming et al., 2007; Hale & Whitehouse, 1998;

Mellalieu, Hanton, & Thomas, 2009; dalam Williams dkk, 2015). Guided

Imagerydikenal sebagai Guided Imagery atau visualisasi merupakan sebuah

proses mental yang (seperti dalam membayangkan) dan banyak cara yang

Page 66: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

43

digunakan dalam terapi untuk memperkenalkan perubahan sikap, perilaku, atau

reaksi fisiologis. Sebagai proses mental, sering didefinisikan sebagai “setiap

pemikiran yang mewakili kualitas sensorik” itu termasuk visual, semua indera

lainnya, perasa, penciuman, pendengaran dan penglihatan serta kinestetik sebagai

perpaduan teknik (Joseph, 2004).

Pavlidou dan Doganis (dalam Mohamed dkk, 2013: 9) menguji program

intervensi mental untuk mengurangi kecemasan di antara atlet berenang, dan hasil

dari penelitian tersebut mengungkap bahwa ada peningkatan yang signifikan

dalam kinerja dan kepercayaan dalam kelompok eksperimen setelah intervensi

sembilan minggu. Akan tetapi dengan tidak ada perubahan kecemasan kognitif

dan somatik bila dibandingkan dengan kelompok kontrol yang signifikan.

Murpy, Jowdy & Durtschi, 1990 (dalam Komarudin, 2015: 87)

melaporkan hasil penelitiannya yaitu: “90% atlet olimpiade menggunakan bentuk

latihan imagery, 97% atlet olimpiade merasa terbantu penampilannya, 94% atlet

olimpiade melakukan imagery sebelum sesi latihan, 20% menggunakan imagery

setiap sesi latihan”. Komarudin (2015: 88), atlet yang melakukan latihan imagery

tentu memiliki tujuan berbeda-beda, ada yang melakukan latihan imagery untuk

meningkatkan keterampilan atlet, meningkatkan konsentrasi atlet, meningkatkan

konsentrasi dan percaya diri atlet, mempersiapkan mental bertanding dan

mengatasi gejala psikologis atlet seperti kecemasan, stres, ketakutan saat

menjelang pertandingan, serta rintangan dalam olahraga (administrasi, cidera, dan

lain sebagainya).

Page 67: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

44

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Reliani (2015: 20) menunjukkan

bahwa ada pengaruh teknik guided imagery terhadap penurunan tingkat

kecemasan penderita kanker serviks. Tingkat kecemasan penderita kanker serviks

sebelum diberikan teknik guided imagery sebagian besar tergolong kecemasan

sedang yaitu sebanyak 9 orang (64 %) dan kecemasan ringan 5 orang (36%)

sedangkan sesudah dilakukan teknik guided imagery sebagian besar menjadi tidak

ada kecemasan yaitu sebanyak 8 orang (57%) dan kecemasan ringan 6 orang

(43%) dari 14 responden.

Rahmayanti (2010: 2), melakukan penelitian pada pasien skizoakfektif di

RSJD Surakarta dengan 20 responden, menunjukan tingkat kecemasan pasien

sebelum diberi perlakuan guided imagery adalah tingkat kecemasan sedang

kemudian setelah diberikan perlakukan guided imagery menjadi tingkat

kecemasan ringan 8 responden.

Aprianto dkk (2013) melakukan penelitian pada pasien pre operasi di

RSUD RA Kartini Jepara dengan menggunakan dua intervensi yaitu, teknik

guided imagery dan teknik nafas dalam. Penelitian ini melibatkan 60 responden

secara accidental sampling dan menggunakan metode penelitian pretest-posttest

design dengan kriteria inklusi adalah seluruh pasien pra operasi di RSUD RA

Kartini Jepara dan kriteria eksklusi pasien pra operasi insidental saat akan

diadakan operasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang

mengalami cemas sebanyak 60 responden yang terdiri dari cemas ringan sebanyak

3 orang (5,0%), cemas sedang sebanyak 28 orang (46,7%) dan cemas berat

sebanyak 29 orang (48,3%). Rata-rata skor kecemasan sebelum dan sesudah

Page 68: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

45

tindakan guided imagery adalah 43,97 dan 34,90. Selisih skor kecemasan sebelum

dan sesudah tindakan guided imagery adalah 9,07. Rata-rata skor kecemasan

sebelum dan sesudah tindakan nafas dalam adalah 41,70 dan 33,40. Selisih skor

kecemasan sebelum dan sesudah tindakan nafas dalam adalah 8,3. Penelitian

dapat disimpulkan ada perbedaan efektifitas antara teknik relaksasi guided

imagery dan nafas dalam terhadap penurunan kecemasan pasien pre operasi di

RSUD RA Kartini Jepara dengan p-value 0,000<0,05. Tingkat keefektifan antara

relaksasi guided imagery dan nafas dalam lebih efektif guided imagery karena

pada terapi guided imagerydiperoleh selisih sebelum dan sesudah sebesar 9,07,

sedangkan pada teknik nafas dalam terdapat selisih sebelum dan sesudah sebesar

8,3.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Hudaya (2015:4) pada 34 pasien

skizofrenia gangguan alam perasaan (affective) di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta juga menunjukkan kefektifan penggunaan teknik relaksasi guided

imagery . Penelitian ini menggunakan Alat analisis yang digunakan dengan paired

sample t test. Hasil penelitian diketahui bahwa: 1) Tingkat kecemasan pasien

sebelum menjalani terapi relaksasi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah

Surakarta termasuk dalam kategori sedang; 2) Tingkat kecemasan pasien sesudah

menjalani terapi relaksasi guided imagery di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta

termasuk dalam kategori ringan mengalami peningkatan; dan 3) Ada pengaruh

pemberian terapi relaksasi guided imagery terhadap tingkat kecemasan pada

pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta. Hasil penelitian

tersebut, menunjukkan bahwa relaksasi guided imagery memberi pengaruh yang

Page 69: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

46

signifikan terhadap penurunan tingkat kecemasan. Relaksasi guided imagery

dalam bentuk spesifik sangat efektif untuk mengubah persepsi atlet terkait dengan

kecemasan yang mengganggu atlet menjelang pertandingan.

Menurut Komarudin (2015; 88), ada dua pendekatan yang bisa digunakan

proses relaksasi guided imagery yaitu: (1) pendekatan kognitif, dan (2)

pendekatan psikologis. Pendekatan kognitif terfokus pada proses informasi dan

bagaimana informasi tersebut diperoleh, disimpan, didapatkan kembali, dan

digunakan didalam otak. Menurut teori bio- informasi lebih populer disebut

“mental bluprint for perfect responses”. Dengan demikian, performa atlet akan

meningkat lebih baik melalui guided imagery yang berorientasi kepada

prodektivitas respons telah menciptakan ruang lingkup respons dalam otak yang

diukur dengan aktivitas electroencephalographic (alat untuk mencatat

gelombang-gelombang listrik dalam otak). Sedangkan, pendekatan psikologis

lebih terfokus kepada fungsi motivasi dari latihan guided imagery yang membantu

atlet merasa lebih percaya diri, memiliki ketergugahan (arrousal) optimal,

mengatasi kecemasan dan lebih fokus pada pertandingan.

Berdasarkan beberapa asumsi diatas, peneliti memprediksikan bahwa

relaksasi guided imagery dapat memberikan pengaruh terhadap menurunnya

tingkat kecemasan atlet menjelang pertandingan. Menurut Simon (2003: 12) pada

relaksasi guided imagery, corteks visual otak yang memproses imajinasi

mempunyai hubungan yang kuat dengan sistem syaraf otonom, yang mengontrol

gerakan involunter diantaranya: nadi, pernapasan dan respon fisik terhadap stres

dan membantu mengeluarkan hormon endorpin (substansi ini dapat menimbulkan

Page 70: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

47

efek analgesik yang sebanding dengan yang ditimbulkan morphin dalam dosis 10-

50 mg/kg BB) sehingga terjadi proses relaksasi dan kecemasan menurun.

Sehingga relaksasi Guided Imagery sangat tepat diterapkan pada atlet pencak silat

yang akan bertanding agar kecemasan yang dimiliki atlet dapat diminimalisir

dengan adanya proses fisiologis dalam tubuh yang akan mempengaruhi proses

psikis atlet pencak silat dan akan memberikan dampak positif pada proses kognitif

maupun fisiknya, yang pada akhirnya akan berdampak pula pada hasil prestasi

yang akan didapat setelah pertandingan.

2.4 Kerangka Berpikir

Relaksasi guided imagery bertujuan untuk mengurangi kecemasan

bertanding dengan cara memfokuskan pikiran secara relaks. Dalam latihan

relaksasi guided imagery, atlet diminta untuk merelakskan tubuh dengan

memfokuskan pikiran dan diarahkan pada memikiran yang menenangkan serta

membangkitkan.

Sebelum pertandingan dimulai, biasanya seorang atlet pencak silat akan

memunculkan gejala kecemasan yang bervariatif. Menurut Harsono (dalam Putri,

2007: 27), Kecemasan atlet saat akan bertanding dapat dideteksi melalui gejala-

gejala kecemasan, yang dapat mengganggu penampilan seorang atlet. Dengan

demikian, gejala-gejala kecemasan bertanding yang akan dijelaskan, terdiri atas

dua gejala, yaitu:

Page 71: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

48

a. Gejala Fisik, berupa: Adanya perubahan yang dramatis pada tingkah laku,

seperti gelisah atau tidak tenang, sulit tidur, berbicara sendiri dan sering pergi ke

belakang. Terjadi ketegangan pada otot-otot pundak, leher, perut, dan otot-otot

ekskremitas, terjadi perubahan irama pernapasan dan adanya kontraksi otot

setempat pada dagu, sekitar mata dan rahang

b. Gejala Psikis, berupa: Gangguan pada perhatian dan konsentrasi,

terjadinya perubahan emosi, menurunnya rasa percaya diri, timbul obsesi,

menurunnya motivasi, merasa cepat putus asa dan kehilangan kontrol

Kemudian saat gejala fisik dan psikis muncul beriringan pada atlet pencak

silat sebelum bertanding, maka hal ini akan memunculkan kecemasan bertanding

yang relatif cukup meningkat pada atlet, hal ini akan mempengaruhi performa

atlet sebelum bertanding sehingga atlet pencak silat tidak dapat tampil optimal

dalam gelanggang pertandingan, keadaan seperti ini akan mengakibatkan

menurunnya prestasi atlet.

Kecemasan Bertanding yang relatif meningkat ini dapat menurun ketika

dilakukan upaya treatment yang sesuai dengan keadaan atlet pencak silat. Pada

penelitian ini, peneliti akan menggunakan treatment relaksasi Guided Imagery

sebagai upaya menurunkan kecemasan yang dialami oleh atlet pencak silat

sebelum bertanding. Relaksasi Guided Imageryini suatu teknik yang dilakukan

untuk membuat atlet dalam posisi nyaman, terkendali dan relatif stabil untuk

mengurangi ketegangan fisik maupun psikis dengan cara memvisualisasikan atau

melatih mental berkaitan dengan kegiatan yang akan dilakukan untuk melihat diri

sendiri dalam benak atau layar mata hatinya dengan penuh kesadaran memanggil

Page 72: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

49

bayangan (gambaran) yang sudah dibayangkan sebelumnya secara terbimbing

agar dapat meningkatkan performa atlet, penguasaan strategi pertandingan,

meningkatkan percaya diri, konsentrasi, mempercepat pemulihan cidera pada atlet

dan mengendalikan gejala-gejala psikologis. Sehingga dengan dilakukannya

treatment Relaksasi Guided Imagery sebelum atlet pencak silat melaksanakan

pertandingan, diharapkan atlet dapat menurunkan kecemasan bertandingnya,

membantu atlet lebih memfokuskan serta berkonsentrasi saat pertandingan dan

meningkatkan prestasi atlet pencak silat.

Page 73: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

50

Uraian diatas dapat digambarkan dengan bagan dibawah ini:

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Pertandingan Pencak Silat

Kecemasan Bertanding Tinggi

Sebelum pertandingan dimulai, atlet mengalami:

- Kegelisahan akan pertandingan atau tidak tenang, sulit tidur,

berbicara sendiri dan sering pergi ke belakang. Terjadi

ketegangan pada otot-otot pundak, leher, perut, dan otot-otot

ekskremitas, terjadi perubahan irama pernapasan, dll.

- Ketakutan akan pertandingan yang dihadapi, adanya gangguan

pada perhatian dan konsentrasi, terjadinya perubahan emosi,

menurunnya rasa percaya diri, timbul obsesi, menurunnya

motivasi, merasa cepat putus asa dan kehilangan kontrol

Relaksasi

Guided Imagery

Kecemasan Bertanding Menurun

Page 74: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

51

2.5 Hipotesis

Berdasarkan landasan teori di atas maka hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut: Teknik Relaksasi Guided Imagery efektif dalam menurunkan

Kecemasan Bertanding Atlet Pencak Silat Kabupaten Purbalingga, artinya setelah

atlet pencak silat mengikuti terapi relaksasi guided imagery, kecemasan

bertanding mereka berkurang atau menurun.

Page 75: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

191

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pada penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa, relaksasi guided

imagery terbukti dapat menurunkan kecemasan bertanding pada atlet pencak silat

di kabupaten Purbalingga. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan yang

signifikan pada kelompok eksperimen setelah diberikan relaksasi guided imagery.

5.2 Saran

1 Bagi atlet pencak silat

Bagi atlet pencak silat di kabupaten Purbalingga, diharapkan dapat menerapkan

relaksasi guided imagery sebelum bertanding secara mandiri

2 Bagi pelatih pencak silat

Bagi pelatih pencak silat diharapkan dapat membuat pendampingan psikologis

secara berkala. Pelatih dapat memasukkan relaksasi guided imagery ke dalam

program latihan rutin untuk melengkapi kesiapan mental juara para atlet.

3 Bagi pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI)

Bagi Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) dan pengurus pencak silat khususnya

Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di kabupaten Purbalingga untuk lebih

memberikan perhatian pada aspek psikologis atlet pencak silat.

4 Bagi peneliti selanjutnya

Page 76: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

192

Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian dengan

tema yang sama, diharapkan lebih memperhatikan dan berhati-hati dalam

menentukan jadwal pelatihan dan jadwal pertandingan atlet pencak silat. Selain

itu sebaiknya berhati-hati dan lebih mengontrol subyek untuk lebih kooperatif

saat dilakukannya proses perlakuan.

Page 77: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

193

DAFTAR PUSTAKA

Amir, N. (2004). Pengembangan Instrumen Kecemasan Olahraga.Anima, Vol.20 , No 1, 55-59.

Aprianto, D. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing dan Nafas

Dalam Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Pasien Pre Operasi.

Ardianto, M. (2005). Kecemasan pada Pemain Futsal Dalam Menghadapi

Turnamen. Psikologi UAD, 1-15.

Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Burnett, J. (2012). Guided Imagery As An Adjunct To Pharmacologic PAin Control At End Of Life. Nort American Association Of Cristians In Social

Work, 1-12.

Bustaman, H. D. 2001. Integrasi dengan Islam Menuju Psikologi Islam.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Buzan, Tony. (2005). Buku Pintar Mind Map. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Chaplin, J. (2006). Kamus Lengkap Psikologi (terj: Kartini Kartono). Jakarta: PT. Raja Grafindo Jaya.

Cox, R. (2002). Sport Psychology: Concept and Applications. New York: Mc GRaw- Hill Companies, Inc.

Creswell, J. W. (2010). Reasearch Design:Pendekatan kualitatif,kuantitatif dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

De Porter, B. ,& Hernacki, M. (2001). Quantum Learning. Bandung: Mizan.

Ery Sulistyo, P. (2014). Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Kecemasan Menghadapi Pertandingan. 1-18.

Fahmi, B. (1995). Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dengan Kecemasan Menghadapi Pertandingan Pada Atlet Bola Voli Junior. Yogyakarta:

Universitas Gajah Mada.

Goodwin, J. (2005). Research in Psychlogy Methods and Design. United State of

America: Wiley International Edition.

Gunarsa, S. D. (1996). Psikologi Olahraga: Teori dan Praktek. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia.

Page 78: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

194

Gunarsa, S. D. (2008). Psikologi Olahraga Prestasi. Jakarta: PT. BPK Gunung

Mulia.

Guyton & Hall. (1997). Buku Ajar FisiologiKedokteran. Edisi 9. ECG, Jakarta

Hapsari, Iriani Indri, dkk. 2012. Psikologi Faal. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hardy, L. J. (1999). Understanding Psychological Preparation for Sport : Theory and Practice of Elit Performers. New York: Wiley & Sons, Inc.

Hawari D. 2004. Managemen Stress. Cemas dan Depresi. Jakarta : Fakultas Kedokteran UI.

Hidayat, E. R. (2009). Upaya Pelatih Mengatasi Kecemasan Atlet Senam Sebelum Perlombaan Pada Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2009. Psikologi

Olahraga, 1-21.

Hudaya, M. I. (2015). Penaruh Terapi Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Skizofrenia Di RSJD Surakarta. Naskah Publikasi, 1-15.

Husdarta. 2010. Psikologi Olahraga. Bandung: Alfabeta.

Juliantine. 2013. Model-Model Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: Red point.

Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A. 2010. Sinopsis Psikiatri Jilid 2. Terjemah Widjaja Kusuma. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kusumawati, E. D. (2014). Efektifitas Pelatihan Kepercayaan Diri Untuk

Menurunkan Kecemasan Menjelang Pertandingan Pada Atlet Bulutangkis Remaja Di Yogyakarta. Skripsi, xii.

Komarudin. 2015. Psikologi Olahraga: Latihan Keterampilan Mental Dalam Olahraga Kompetitif. Bandung: Rosda.

Latipun. (2015). Pikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.

Lau, M.A & McMain,S.F. 2005. Integrating mindfulness with cognitive and

behavioral therapies : The challengge of combining acceptance and change based strategies. The Canadian Journal of Psychiatry, Vol. 50 No.

13, 863-869.

Liche Seniati, Y. A. (2011). Psikologi Eksperimen. Jakarta: Indeks.

Martin L. Rossman, M. (2000). Guided Imagery for Self-Healing. In Second

Edition (pp. 35-45). Canada: Group West.

Mohamed A.Alwan, H. A. (2013). Comparison between Two Relaxation Methods

On Competitive State Anxiety Among College Soccer Teams During

Page 79: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

195

Pre- Competition Stage. International Journal of Advanced Sport

Sciences Research , Vol.1 No.1, June 2013, 90- 104.

Ozu, O. (n.d.). Guided imagery as a psychotherapeutic mind-body intervention in

health psychology: A brief review of efficacy research. Europe’s Journal ofPsychology , 6(4), pp. 227-237.

Pariman. (2008). Guided Imagery (sebuah Pendekatan Psikosintesis) untuk Penurunan Depresi Pada Penderita Kanker. 1-15.

Pate, R. M. (1993). Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan (terj. Kasiyo Dwijowinoto). Semarang: IKIP Semarang.

Podulka, D.P., James, M., & Womak, C.J. 2006. Effect ofPhysical Education and

Activity Levels on Academic Achievement in Children. Medical Science. Sport Exercise. 38: 1515-1519

Prasetyawati, P. B. (2014). Efektivitas Progressive Muscle Relaxtion Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Anggota BRIMOB POLDA Jawa Tengah Dalam Melakukan Tugas. Skripsi.

Putri, Y. I. (2007). Hubungan Antara Intimasi Pelatih-Atlet Dengan Kecemasan

Bertanding Pada Atlet Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Semarang. Kedokteran UNDIP, 1-97.

Rahmayanti, Y. N. (2010). Pengaruh Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Pasien Skizoafektif Di RSJD Surakarta.

Reliani. (2015). Teknik Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Penderita Kanker Serviks. The Sun , Vol. 2(1).

Setiadarma, M. P. (2000). Dasar-dasar Psikologi Olahraga. Jakarta: Pustaka Sinar.

Setyawati, H. (2014). Strategi Intervensi Peningkatan Rasa Percaya Diri Melalui Imagery Training Pada Atlet Wushu Jawa Tengah. Journal of Physical

Education,Health and Sport, 1-12.

Subandi. (2003). Psikoterapi: Pendekatan Konvensional dan Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

W.R.Purnama, B. (2015). Guided Imagery Terhadap Tingkat Kecemasan Menjelang Persalinan Pada Ibu Hamil. Vol. 03,No.02.

Wann, L. (1997). Sport Psychology. New Jersey: Murray State University.

Page 80: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

196

Williams, S., & Cumming, J. (2015). Athlete imagery ability: A predictor of

confidence and anxiety intensity and direction. Birmingham: Routledge.

Page 81: EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERYlib.unnes.ac.id/29811/1/1511413141.pdf · i EFEKTIVITAS RELAKSASI GUIDED IMAGERY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT

260