editorial - · pdf filememudahkan penafsiran (interpretasi). pendahuluan selama ini, low...

2
L I P I D U P D A T E Contributes for healthier life Volume 8/QI/2012 lipid update 1 Volume 8/QI/2012 Berdasarkan banyak penelitian epidemiologis dan klinis maka dislipidemia/dislipoproteinemia telah diakui sebagai salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular (PKV). Low density lipoprotein (LDL) telah dikenal sebagai lipoprotein aterogenik/"jahat" dan high density lipoprotein (HDL) telah dikenal sebagai lipoprotein protektif/"baik". Dari kedua lipoprotein tersebut maka dalam praktek rutin komponen lipid kolesterolnya yang diukur sehingga kita kenal kolesterol LDL dan kolesterol HDL sebagai kolesterol "jahat" dan kolesterol "baik". Banyak pedoman penilaian risiko dan sasaran pengobatan, diantaranya yang banyak diikuti adalah The National Cholesterol Education Program - Adult Treatment Panel III (NCEP-ATP III) yang menjadikan kadar kolesterol LDL sebagai sasaran primer pengobatan dislipidemia. Namun sebagai sasaran sekunder, diajukan kolesterol non-HDL, khususnya dalam hal terdapat peningkatan kadar trigliserida. Juga dipakai rasio kadar kolesterol total/kolesterol HDL. 1 Namun data menunjukkan bahwa tidak semua penderita PKV mempunyai kadar kolesterol LDL tinggi dan tidak semua penderita dengan kolesterol LDL tinggi menderita PKV. Lamarche et al. sebagaimana dikutip oleh O'Riordan M mendapatkan bahwa selain kolesterol LDL maka pemeriksaan kadar apo B menambah daya pembeda dengan nilai EDITORIAL lipid update 4 Volume 8/QI/2012 Daftar Pustaka 1. Walldius, D. & Jungner I. Is there a better marker of cardiovascular risk than LDL cholesterol? Apolipoprotein B and A-I - new risk factors and targets for therapy. Nutrition, Metabolism & Cardiovascular Disease 2007;17: 565-71. 2. John J.P., Kastelein W.A., van der Steeg, Lipids, Apolipoproteins, and their ratios in relation to cardiovascular events with statin treatment. Circulation 2008;117: 3002-9. 3. Rifai N., Warnick G.R. & Dominizcak M.H. Handbook of Lipoprotein 2 nd edition. AACC Press, Washington: xxiv +819 hlm, 2000. 4. Walldius, D. & Jungner I. Apolipoprotein B and Apolipoprotein A-I: risk indicators of coronary heart disease and targets for lipid-modiflying therapy. J Intern Med 2004;255: 188-205. 5. Francis M.C, Frohlich J.J. Coronary artery disease in patients at low risk - apolipoprotein A-I as an independent risk factor. Atherosclerosis 2001; 155: 165-70. 6. Sharp D.S., Burchfiel C.M., Rodriguez B.L., Sharrett A.R., Sorlie P.D. & Marcovina S.M. Apolipoprotein A-I predicts coronary heart disease only at low concentrations of high- density lipoprotein cholesterol: an epidemiological study of Japanese-Americans. Int J Clin Res 2000;30: 39-48. 7. Walldius, D., Jungner I., Holme I., Aastveit A.H., Kolar W. & Steiner E. High apolipoprotein B, low apolipoprotein A-1 and improvement in the prediction of fatal myocardial infarction (AMORIS study): a prospective study. The Lancet 2001;358: 2026-33. 8. Sierra-Johnson J., Romero-Corral A. & Somers V. K. The apolipoprotein B /apolipoprotein A-I ratio in the metabolic syndrome-should we start using it?. JCMS 2008; 53-4. Mana yang lebih baik sebagai faktor risiko kardiovaskular, apolipoprotein atau kolesterol lipoprotein? Daftar pustaka: 1. Third Report of the NCEP Expert Panel, NIH Publication No 01-6370, 2001; Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults. JAMA 2001; 285:2486-97 2. O'Riordan M. ApoB, but not LDL particle size, provides predictive value in assessment of risk. HeartWire News; 2006, March 30. 3. Levinson SS. Comparison of Apolipoprotein B and Non-High- Density Lipoprotein Cholesterol for Identifying Coronary Artery Disease Risk Based on Receiver Operating Curve Analysis. Am J Clin Pathol 2007;127:449-55. 4. Benn M, Nordestgaard BG, Jensen GB, Tybjærg-Hansen A. Improving prediction of ischemic cardiovascular disease in the general population using apolipoprotein B: The Copenhagen City Heart Study. Arterioscler Thromb Vasc Biol 2007;27; 661- 70. 5. Mudd JO, Borlaug BA, Johnston PV, et al. Beyond Low-Density Lipoprotein Cholesterol: Defining the Role of Low-Density Lipoprotein Heterogeneity in Coronary Artery Disease. J Am Coll Cardiol 2007;50:1735-41. 6. Contois JH, McConnell J, Sethi AA, et al. Apolipoprotein B and Cardiovascular Disease Risk: Position Statement from the AACC Lipoproteins and Vascular Diseases Division Working Group on Best Practices. Clin Chem 2009;55(3): 407-19. 7. Robinson JG. Are You Targeting Non_High-Density Lipoprotein Cholesterol? J Am Coll Cardiol 2010;55:42-4. 8. Brown WV, Myers GL, Sniderman AD, and Stein E. Should we use apoB for risk assessment and as a target for treatment? J Clin Lipidol 2010;4:144-51. komponen partikel protein yang menyusun partikel lipoprotein, peranannya ternyata sangat penting dan sangat mempengaruhi terjadinya proses aterosklerosis. Apolipoprotein, yang juga sering disebut sebagai apoprotein atau apo, merupakan protein yang berikatan dengan lipid dan menyusun partikel lipoprotein. Apolipoprotein memiliki empat fungsi biologis penting, antara lain: 1) Sebagai kerangka komponen untuk perakitan lipoprotein; 2) Untuk meningkatkan integritas struktural komponen lipoprotein; 3) Sebagai ligand untuk reseptor molekul; 4) Sebagai aktivator atau inhibitor reaksi enzimatik pada metabolisme lipoprotein. Kesimpulan Apolipoprotein, terutama apo B, apo A-I, dan rasio apo B/apo A-I, adalah penanda risiko PKV yang lebih baik daripada K-LDL. Pandangan ini didasarkan pada sejumlah besar informasi data penelitian yang hampir semuanya mendukung apolipoprotein sebagai prediktor risiko PKV yang lebih kuat dan lebih baik daripada lipid konvensional dan lipoprotein. Jadi, bukan saja baik untuk mengukur kadar kolesterol total, K-LDL, sdLDL, K-HDL, dan TG, tetapi akan lebih akurat jika melakukan pengukuran apo B, apo A- I, dan rasio apo B/apo A-I. Rasio ini mengintegrasikan risiko yang terkait dengan ketidakseimbangan antara lipoprotein aterogenik dan antiaterogenik menjadi satu nilai rasio yang memudahkan penafsiran (interpretasi). Pendahuluan Selama ini, Low Density Lipoprotein- Cholesterol (K-LDL) dan High Density Lipoprotein-Cholesterol (K-HDL) telah diterima sebagai parameter yang akurat untuk memprediksi risiko terjadinya PKV, dimana K-LDL sebagai faktor risiko dan K-HDL sebagai faktor protektif. Namun penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa apolipoprotein, yang merupakan Apolipoprotein sebagai parameter risiko aterosklerosis batas 128 mg/dL, dimana kadar kolesterol LDL tinggi (166 mg/dL) dengan kadar apo B >128 mg/dL mempunyai risiko 2 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kadar kolesterol LDL yang sama tetapi disertai dengan kadar apo B <128 mg/dL. Apo B mewakili semua lipoprotein yang aterogenik kecuali HDL. Dianjurkan untuk menggunakan pemeriksaan kadar apo B bersama dengan kadar kolesterol LDL. 2 Kadar kolesterol non-HDL yang menggambarkan kolesterol LDL, kolesterol VLDL dan juga lipoprotein (a), dianggap lebih luas mewakili lipoprotein aterogenik daripada kolesterol LDL saja. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar kolesterol non-HDL berkorelasi baik dengan kadar apo B daripada dengan kadar kolesterol LDL. Meskipun ada juga hasil penelitian dimana kolesterol non-HDL berbeda sampai Odd's ratio 14% dengan apo B, namun setelah diperiksa dengan receiver operating characteristic (ROC) perbedaannya hanya 1%. Oleh karena itu dianjurkan untuk lebih menggunakan ROC daripada indeks. 3 Telah diajukan juga pemeriksaan jumlah dan ukuran partikel LDL namun teknik pemeriksaannya memerlukan alat khusus. Banyak penelitian mendapatkan bahwa kadar apo B, yang mewakili apo B-containing lipoproteins yang aterogenik lebih baik daripada partikel LDL. 4,5 Oleh karena beberapa alasan, seperti antara lain bahwa tidak mudah bagi dokter maupun pasien untuk segera beralih dari kolesterol LDL ke apo B, pemantauan pengobatan dengan statin, perhitungan biaya, maka dianjurkan untuk menggunakan kadar kolesterol LDL dengan kolesterol non- HDL (= kolesterol total - kolesterol HDL) yang pemeriksaannya sudah rutin dan pada mereka dengan risiko tinggi pemeriksaan kadar apo B dan apo A1 (apolipoprotein dalam HDL) dengan rasio apo B/apo A1 sebagai parameter tambahan untuk memahami dengan lebih baik kelainan lipoprotein dan penatalaksanaan pasien dengan lebih berhasil guna. Terdapat pergeseran parameter dari lipid (kolesterol total dan trigliserida), ke komponen lipid dari lipoprotein (kolesterol LDL, kolesterol HDL dan kolesterol non-HDL) lalu ke komponen apolipoprotein (apo B dan apo A1). Diharapkan pedoman yang akan diterbitkan dapat menegaskan dan memasukkan parameter baru tersebut di atas. 6-8 (LPL). Hipertrigliseridemia dengan hiperkilomikronemia akan terjadi pada seseorang yang tidak memiliki Apo C- II. Sedangkan, Apo C-III berperan sebagai penghambat LPL. Apo C-III menghambat lipolisis lipoprotein kaya TG dan menghalangi pembersihan mereka dari sirkulasi. Keberadaan apo C-III yang tinggi dalam darah berkaitan dengan meningkatnya risiko aterosklerosis dan PKV. Kadar apo C- III yang tinggi juga ditemukan pada pasien penderita hipertrigliseridemia yang merupakan kelainan khas sindroma metabolik. Apo C-IV masih belum terlalu jelas diketahui fungsinya, apo C-IV berada di dalam lipoprotein yang kaya akan TG, seperti kilomikon dan VLDL, dan namun juga berada di dalam partikel HDL. 4 Apolipoprotein E (apo E) Apo E, yang disintesis di hati, merupakan bagian struktur dari kilomikron, VLDL, dan IDL (Gambar 2.). Peranannya amat penting dalam memasukkan remnant lipoprotein dari plasma melalui interaksi dengan reseptor di hati. Terdapat peningkatan bukti bahwa apo E melindungi pembuluh darah dari proses aterosklerosis melalui berbagai mekanisme. 4 Terdapat isoform apo E-II, apo E-III, dan apo E-IV. Yang terbanyak dan dianggap yang normal adalah apo E- III. Isoform apo E-II, yang menyebabkan ambilan LDL lebih sedikit dibandingkan dengan apo E-III, menyebabkan terjadinya hiperlipoproteinemia primer tipe III (dysbetalipoproteinemia familial). 3 Apolipoprotein (a) [apo (a)] Apo (a) berikatan dengan partikel LDL untuk membentuk lipoprotein (a) [Lp (a)]. Apo (a) mempunyai kesamaan 80% rangkaian asam aminonya dengan plasminogen dan oleh karena itu dapat menghambat sisi pengikatan dan aktivasi dari plasminogen. Kesamaan asam amino tersebut menyebabkan apo (a) bersaing dengan plasminogen sehingga kerja plasminogen sebagai faktor fibrinolisis terganggu, akibatnya apo (a) bersifat antiplasmin atau protrombosis. Di sisi lain, tingginya Lp (a) juga bersifat proaterogenik karena struktur partikel LDL-nya. Kenaikan kadar Lp (a) berkorelasi tinggi dengan terjadinya proses penebalan dinding arteri, dan kadar Lp (a) dan apo (a) yang tinggi dalam darah telah diusulkan menjadi salah satu faktor risiko terjadinya proses aterosklerosis. Pada pasien dengan kadar Lp (a) tinggi yang tinggi, menyebabkan risiko PKV meningkat nyata. 4 Rasio apo B/apo A sebagai prediktor Penyakit Jantung Koroner Pengukuran apo B/apo A-I sekarang telah dianjurkan menjadi parameter risiko penyakit jantung koroner standar internasional yang ditetapkan oleh World Health Organization-International Federation of Clinical Chemistry (WHO-IFCC). Apo B dan apo A-I juga dapat diukur secara langsung ( direct ), tidak membutuhkan sampel darah puasa, juga dapat dilakukan pada alat kimia otomatis. Selain itu, NCEP ATP III juga telah menjadikan apo B atau apo A-I sebagai target terapi. Walaupun apo A-I telah menunjukkan diri sebagai prediktor yang lebih baik daripada K- HDL pada PJK, namun NCEP ATP III mengindikasikan jika kelebihan apo A-I sebagai prediktor yang independen terhadap PJK masih belum jelas. Menurut Walldius et al ., kenaikan kadar apo B dan penurunan kadar apo A-I sangat berkontribusi dengan rasio kenaikan risiko PJK, terlepas dari kadar total kolesterol dan trigliserida. Pasien dengan diabetes atau sindrom metabolik dapat memiliki kadar K-LDL yang normal, namun tetap memiliki aspek dari lipid aterogenik, dan individual tersebut sering memiliki rasio apo B/apo A-I yang tinggi yang merupakan indikator kuat risiko kardiovaskular. 1,7 Alasan utama mengapa rasio apo B/apo A-I dapat memprediksi terjadinya aterosklerosis ialah karena rasio apo B/apo A-I mencerminkan dan mengintegrasikan keseimbangan kolesterol antara semua partikel lipoprotein berpotensi aterogenik (apo B) yang dibandingkan dengan semua partikel berpotensi antiaterogenik (apo A-I ) lebih baik daripada satu fraksi lipid tunggal atau bahkan rasio K- LDL/K-HDL. Hal tersebut juga dapat mempermudah penafsiran hasil bagi pasien dan dokter sehingga dapat mengekspresikan nilai yang mewakili kedua spektrum lipoprotein yang dikenal “jahat” dan “baik'' tersebut. Rasio tersebut dapat memberikan gambaran mudah namun juga akurat bagi pasien yang mungkin kurang mengerti proses aterosklerosis dalam tubuh. 1

Upload: doanphuc

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: EDITORIAL - · PDF filememudahkan penafsiran (interpretasi). Pendahuluan Selama ini, Low Density Lipoprotein-Cholesterol (K-LDL) dan High Density ... kolesterol antara semua partikel

L I P I D U P D A T E

Contributes for healthier lifeVolume 8/QI/2012

lipid update 1Volume 8/QI/2012

Berdasarkan banyak penelitianepidemiologis dan kl inis makadislipidemia/dislipoproteinemia telahdiakui sebagai salah satu faktor risikoutama penyakit kardiovaskular (PKV).Low density lipoprotein (LDL) telahd i k e n a l s e b a g a i l i p o p r o t e i naterogenik/"jahat" dan high densitylipoprotein (HDL) telah dikenal sebagailipoprotein protektif/"baik". Dari kedualipoprotein tersebut maka dalam praktekrutin komponen lipid kolesterolnya yangdiukur sehingga kita kenal kolesterolLDL dan kolesterol HDL sebagaikolesterol "jahat" dan kolesterol "baik".Banyak pedoman penilaian risiko dansasaran pengobatan, diantaranya yangbanyak diikuti adalah The NationalCholesterol Education Program - AdultTreatment Panel III (NCEP-ATP III) yangmenjadikan kadar kolesterol LDLsebagai sasaran primer pengobatandislipidemia. Namun sebagai sasaransekunder, diajukan kolesterol non-HDL,khususnya dalam hal terdapatpeningkatan kadar trigliserida. Jugadipakai rasio kadar kolesteroltotal/kolesterol HDL.1

Namun data menunjukkan bahwatidak semua penderita PKV mempunyaikadar kolesterol LDL tinggi dan tidaksemua penderita dengan kolesterol LDLtinggi menderita PKV. Lamarche et al.sebagaimana dikutip oleh O'Riordan Mmendapatkan bahwa selain kolesterolLDL maka pemeriksaan kadar apo Bmenambah daya pembeda dengan nilai

EDITORIAL

lipid update4Volume 8/QI/2012

Daftar Pustaka

1. Walldius, D. & Jungner I. Is there a better marker of cardiovascular risk than LDLcholesterol? Apolipoprotein B and A-I - new risk factors and targets for therapy. Nutrition,Metabolism & Cardiovascular Disease 2007;17: 565-71.

2. John J.P., Kastelein W.A., van der Steeg, Lipids, Apolipoproteins, and their ratios inrelation to cardiovascular events with statin treatment. Circulation 2008;117: 3002-9.

3. Rifai N., Warnick G.R. & Dominizcak M.H. Handbook of Lipoprotein 2nd edition. AACCPress, Washington: xxiv +819 hlm, 2000.

4. Walldius, D. & Jungner I. Apolipoprotein B and Apolipoprotein A-I: risk indicators ofcoronary heart disease and targets for lipid-modiflying therapy. J Intern Med 2004;255:188-205.

5. Francis M.C, Frohlich J.J. Coronary artery disease in patients at low risk - apolipoproteinA-I as an independent risk factor. Atherosclerosis 2001; 155: 165-70.

6. Sharp D.S., Burchfiel C.M., Rodriguez B.L., Sharrett A.R., Sorlie P.D. & Marcovina S.M.Apolipoprotein A-I predicts coronary heart disease only at low concentrations of high-density lipoprotein cholesterol: an epidemiological study of Japanese-Americans. Int JClin Res 2000;30: 39-48.

7. Walldius, D., Jungner I., Holme I., Aastveit A.H., Kolar W. & Steiner E. High apolipoproteinB, low apolipoprotein A-1 and improvement in the prediction of fatal myocardial infarction(AMORIS study): a prospective study. The Lancet 2001;358: 2026-33.

8. Sierra-Johnson J., Romero-Corral A. & Somers V. K. The apolipoprotein B /apolipoproteinA-I ratio in the metabolic syndrome-should we start using it?. JCMS 2008; 53-4.

Mana yang lebih baik sebagai faktorrisiko kardiovaskular, apolipoproteinatau kolesterol lipoprotein?

Daftar pustaka:1. Third Report of the NCEP Expert Panel, NIH Publication No

01-6370, 2001; Expert Panel on Detection, Evaluation, andTreatment of High Blood Cholesterol in Adults. JAMA 2001;285:2486-97

2. O'Riordan M. ApoB, but not LDL particle size, provides predictivevalue in assessment of risk. HeartWire News; 2006, March 30.

3. Levinson SS. Comparison of Apolipoprotein B and Non-High-Density Lipoprotein Cholesterol for Identifying Coronary ArteryDisease Risk Based on Receiver Operating Curve Analysis.Am J Clin Pathol 2007;127:449-55.

4. Benn M, Nordestgaard BG, Jensen GB, Tybjærg-Hansen A.Improving prediction of ischemic cardiovascular disease in thegeneral population using apolipoprotein B: The CopenhagenCity Heart Study. Arterioscler Thromb Vasc Biol 2007;27; 661-70.

5. Mudd JO, Borlaug BA, Johnston PV, et al. Beyond Low-DensityLipoprotein Cholesterol: Defining the Role of Low-DensityLipoprotein Heterogeneity in Coronary Artery Disease. J AmColl Cardiol 2007;50:1735-41.

6. Contois JH, McConnell J, Sethi AA, et al. Apolipoprotein B andCardiovascular Disease Risk: Position Statement from theAACC Lipoproteins and Vascular Diseases Division WorkingGroup on Best Practices. Clin Chem 2009;55(3): 407-19.

7. Robinson JG. Are You Targeting Non_High-Density LipoproteinCholesterol? J Am Coll Cardiol 2010;55:42-4.

8. Brown WV, Myers GL, Sniderman AD, and Stein E. Should weuse apoB for risk assessment and as a target for treatment?J Clin Lipidol 2010;4:144-51.

komponen partikel protein yangmenyusun part ikel l ipoprotein,peranannya ternyata sangat pentingdan sangat mempengaruhi terjadinyaproses aterosklerosis.

Apolipoprotein, yang juga seringdisebut sebagai apoprotein atau apo,merupakan protein yang berikatandengan lipid dan menyusun partikel

lipoprotein. Apolipoprotein memilikiempat fungsi biologis penting, antaralain: 1) Sebagai kerangka komponenuntuk perakitan lipoprotein; 2) Untukmeningkatkan integritas strukturalkomponen lipoprotein; 3) Sebagai liganduntuk reseptor molekul; 4) Sebagaiaktivator atau inhibitor reaksi enzimatikpada metabol isme l ipoprotein.

Kesimpulan

Apolipoprotein, terutama apo B, apoA-I, dan rasio apo B/apo A-I, adalahpenanda risiko PKV yang lebih baikdaripada K-LDL. Pandangan inididasarkan pada sejumlah besarinformasi data penelitian yang hampirsemuanya mendukung apolipoproteinsebagai prediktor risiko PKV yang lebihkuat dan lebih baik daripada lipidkonvensional dan lipoprotein. Jadi,bukan saja baik untuk mengukur kadarkolesterol total, K-LDL, sdLDL, K-HDL,dan TG, tetapi akan lebih akurat jikamelakukan pengukuran apo B, apo A-I, dan rasio apo B/apo A-I. Rasio inimengintegrasikan risiko yang terkaitdengan ketidakseimbangan antaralipoprotein aterogenik dan antiaterogenikmenjadi satu ni la i rasio yangmemudahkan penafsiran (interpretasi).

Pendahuluan

Selama ini, Low Density Lipoprotein-Cholesterol (K-LDL) dan High DensityLipoprotein-Cholesterol (K-HDL) telahditerima sebagai parameter yang akuratuntuk memprediksi risiko terjadinya PKV,dimana K-LDL sebagai faktor risiko danK-HDL sebagai faktor protektif. Namunpenelitian akhir-akhir ini menunjukkanbahwa apolipoprotein, yang merupakan

Apolipoprotein sebagai parameter risiko aterosklerosis

batas 128 mg/dL, dimana kadarkolesterol LDL tinggi (166 mg/dL)dengan kadar apo B >128 mg/dLmempunyai risiko 2 kali lebih tinggidibandingkan dengan kadar kolesterolLDL yang sama tetapi disertai dengankadar apo B <128 mg/dL. Apo Bmewakili semua lipoprotein yangaterogenik kecuali HDL. Dianjurkanuntuk menggunakan pemeriksaan kadarapo B bersama dengan kadar kolesterolLDL.2

Kadar kolesterol non-HDL yangmenggambarkan kolesterol LDL,kolesterol VLDL dan juga lipoprotein(a), dianggap lebih luas mewakilil ipoprotein aterogenik daripadakolesterol LDL saja. Beberapa penelitianmenunjukkan bahwa kadar kolesterolnon-HDL berkorelasi baik dengan kadarapo B daripada dengan kadar kolesterolLDL. Meskipun ada juga hasil penelitiandimana kolesterol non-HDL berbedasampai Odd's ratio 14% dengan apo B,namun setelah diperiksa denganreceiver operating characteristic (ROC)perbedaannya hanya 1%. Oleh karenaitu dianjurkan untuk lebih menggunakanROC daripada indeks.3

Telah diajukan juga pemeriksaanjumlah dan ukuran partikel LDL namunteknik pemeriksaannya memerlukan alatkhusus. Banyak penelitian mendapatkanbahwa kadar apo B, yang mewakili apoB-containing l ipoproteins yangaterogenik lebih baik daripada partikelLDL.4,5

Oleh karena beberapa alasan,seperti antara lain bahwa tidak mudahbagi dokter maupun pasien untuksegera beralih dari kolesterol LDL ke

apo B, pemantauan pengobatan denganstatin, perhitungan biaya, makadianjurkan untuk menggunakan kadarkolesterol LDL dengan kolesterol non-HDL (= kolesterol total - kolesterol HDL)yang pemeriksaannya sudah rutin danpada mereka dengan risiko tinggipemeriksaan kadar apo B dan apo A1(apolipoprotein dalam HDL) denganrasio apo B/apo A1 sebagai parametertambahan untuk memahami denganlebih baik kelainan lipoprotein danpenatalaksanaan pasien dengan lebihberhasil guna. Terdapat pergeseranparameter dari lipid (kolesterol total dantrigliserida), ke komponen lipid darilipoprotein (kolesterol LDL, kolesterolHDL dan kolesterol non-HDL) lalu kekomponen apolipoprotein (apo B danapo A1). Diharapkan pedoman yangakan diterbitkan dapat menegaskan danmemasukkan parameter baru tersebutdi atas.6-8

(LPL). Hipertrigliseridemia denganhiperkilomikronemia akan terjadi padaseseorang yang tidak memiliki Apo C-II. Sedangkan, Apo C-III berperansebagai penghambat LPL. Apo C-IIImenghambat lipolisis lipoprotein kayaTG dan menghalangi pembersihanmereka dari sirkulasi. Keberadaan apoC-III yang tinggi dalam darah berkaitandengan men ingka tnya r i s i koaterosklerosis dan PKV. Kadar apo C-III yang tinggi juga ditemukan padapasien penderita hipertrigliseridemiayang merupakan kelainan khassindroma metabolik. Apo C-IV masihbelum terlalu jelas diketahui fungsinya,apo C-IV berada di dalam lipoproteinyang kaya akan TG, seperti kilomikondan VLDL, dan namun juga berada didalam partikel HDL.4

Apolipoprotein E (apo E)Apo E, yang disintesis di hati,

merupakan bagian struktur darikilomikron, VLDL, dan IDL (Gambar 2.).Peranannya amat penting dalammemasukkan remnant lipoprotein dariplasma melalui interaksi denganreseptor di hati. Terdapat peningkatanbukti bahwa apo E melindungi pembuluhdarah dari proses aterosklerosis melaluiberbagai mekanisme.4

Terdapat isoform apo E-II, apo E-III,dan apo E-IV. Yang terbanyak dandianggap yang normal adalah apo E-III. Isoform apo E-II, yang menyebabkanambilan LDL lebih sedikit dibandingkandengan apo E-III, menyebabkanterjadinya hiperlipoproteinemia primertipe III (dysbetalipoproteinemia familial).3

Apolipoprotein (a) [apo (a)]Apo (a) berikatan dengan partikel

LDL untuk membentuk lipoprotein (a)[Lp (a)]. Apo (a) mempunyai kesamaan80% rangkaian asam aminonya denganplasminogen dan oleh karena itu dapatmenghambat sisi pengikatan danaktivasi dari plasminogen. Kesamaan

asam amino tersebut menyebabkanapo (a) bersaing dengan plasminogensehingga kerja plasminogen sebagaifaktor fibrinolisis terganggu, akibatnyaapo (a) bersifat antiplasmin atauprotrombosis. Di sisi lain, tingginya Lp(a) juga bersifat proaterogenik karenastruktur partikel LDL-nya. Kenaikankadar Lp (a) berkorelasi tinggi denganterjadinya proses penebalan dindingarteri, dan kadar Lp (a) dan apo (a)yang tinggi dalam darah telahdiusulkan menjadi salah satu faktorrisiko terjadinya proses aterosklerosis.Pada pasien dengan kadar Lp (a)tinggi yang tinggi, menyebabkan risikoPKV meningkat nyata.4

Rasio apo B/apo A sebagaiprediktor Penyakit Jantung Koroner

Pengukuran apo B/apo A-Isekarang telah dianjurkan menjadiparameter risiko penyakit jantungkoroner standar internasional yangditetapkan oleh World HealthOrganization-International Federationof Clinical Chemistry (WHO-IFCC).Apo B dan apo A-I juga dapat diukursecara langsung (direct), tidakmembutuhkan sampel darah puasa,juga dapat dilakukan pada alat kimiaotomatis. Selain itu, NCEP ATP IIIjuga telah menjadikan apo B atau apoA-I sebagai target terapi. Walaupunapo A-I telah menunjukkan diri sebagaiprediktor yang lebih baik daripada K-HDL pada PJK, namun NCEP ATP IIImengindikasikan jika kelebihan apoA-I sebagai prediktor yang independenterhadap PJK masih belum jelas.Menurut Walldius et al., kenaikankadar apo B dan penurunan kadar apoA-I sangat berkontribusi dengan rasiokenaikan risiko PJK, terlepas darikadar total kolesterol dan trigliserida.Pasien dengan diabetes atau sindrommetabolik dapat memiliki kadar K-LDLyang normal, namun tetap memilikiaspek dari lipid aterogenik, dan

individual tersebut sering memilikirasio apo B/apo A-I yang tinggi yangmerupakan indikator kuat risikokardiovaskular.1,7

Alasan utama mengapa rasio apoB/apo A-I dapat memprediksiterjadinya aterosklerosis ialah karenarasio apo B/apo A-I mencerminkandan mengintegrasikan keseimbangankolesterol antara semua partikellipoprotein berpotensi aterogenik (apoB) yang dibandingkan dengan semuapartikel berpotensi antiaterogenik (apoA-I ) lebih baik daripada satu fraksilipid tunggal atau bahkan rasio K-LDL/K-HDL. Hal tersebut juga dapatmempermudah penafsiran hasil bagipasien dan dokter sehingga dapatmengekspresikan nilai yang mewakilikedua spektrum lipoprotein yangdikenal “jahat” dan “baik'' tersebut.Rasio tersebut dapat memberikangambaran mudah namun juga akuratbagi pasien yang mungkin kurangmengerti proses aterosklerosis dalamtubuh.1

Page 2: EDITORIAL - · PDF filememudahkan penafsiran (interpretasi). Pendahuluan Selama ini, Low Density Lipoprotein-Cholesterol (K-LDL) dan High Density ... kolesterol antara semua partikel

lipid update2Volume 8/QI/2012 lipid update 3

Volume 8/QI/2012

Apolipoprotein juga bertanggung jawabuntuk membantu lipoprotein dalampengangkutan kolesterol dan trigliserida(TG) dalam darah, serta bertanggungjawab untuk mengarahkan lipoproteinke tujuan yang benar dalam tubuh(Gambar 1.).1

Transpor lemak di dalam tubuh kitaakan berlangsung dalam bentuk partikellipoprotein. Partikel lipoprotein inidibentuk agar lemak yang bersifathidrofobik, dapat larut dalam darah(hidrofilik). Dalam tubuh terdapatberbagai jenis lipoprotein, selain yangtelah disebutkan diatas yaitu LDL danHDL, ada juga yang berbentukChylomicron (Kilomikron), Very LowDensity Lipoprotein (VLDL), IntermediateDensi ty Lipoprotein ( IDL) danLipoprotein (a). Molekul lipoproteintersusun oleh lemak yang berupa esterkolesterol dan trigliserida, dan proteinyang berupa apolipoprotein. Perbedaanfungsi dari kelas lipoprotein berbagaipartikel tergantung pada komponenapolipoprotein yang berbeda. Terdapatbanyak apolipoprotein diantaranya apoA-I, apo B, apo C-II, apo C-III dan apoE yang semuanya mempunyai perananmasing-masing dalam setiap partikellipoprotein (Gambar 2.).1,2

Apolipoprotein A (apo A)Apolipoprotein A memiliki dua bentuk

utama, yaitu apo A-I dan apo A-II.Apolipoprotein A-I (apo A-I) merupakankomponen protein utama dari HDL, 70%protein pada HDL merupakan apo A-I,dan 35% massa dari HDL merupakanmassa dari apo A-I. Oleh karena itu,kadar dari apo A-I berkorelasi kuatdengan K-HDL, dan apo A-I mungkinsebagian besar bertanggung jawabuntuk menentukan kadar HDL plasma.Apo A-I juga berperan sebagai kofaktordari lecithin cholesterol acyl transferase(LCAT), enzim yang berperan pentingdalam membersihkan kolesterol darijaringan dan memasukkannya kepartikel HDL untuk ditransfer kembalike dalam hati (Gambar 2.). Lebih lagi, apoA-I berperan sebagai ligand dari ATP-binding cassette (ABC) protein, ABCA-I, dan berperan dalam prosedurpenarikan kolesterol berlebih dalam selmenuju partikel HDL yang selanjutnyaakan ditransfer secara langsung atautidak langsung (melalui VLDL dan LDL)kembali ke hati.1,3

Komposisi dari apolipoprotein dapatmembedakan partikel HDL ke sub-populasi HDL, misalnya: HDL yangmengandung apo A-I dan apo A-II (HDLA-I:A-II), dan HDL mengandung apo A-I tanpa apo A-II (HDL A-I). HDL A-I lebihefektif dalam membersihkan kolesterol.The Prospective Epidemiological Studyof Myocardial Infarction (PRIME)

Gambar 1. Struktur apolipoprotein pada lipoprotein.

menjelaskan adanya hubungan antarakejadian PKV dengan beberapaparameter yang berhubungan denganHDL, termasuk K-HDL, apo A-I, HDLA-I dan HDL A-I:A-II. Semua parameterberhubungan dengan risiko PKV, namunapo A-I merupakan prediktor yang palingkuat.4

Menurut Francis dan Frohlich, kadarapo A-I dalam darah dapat menjadisuatu parameter tersendiri dari risikoPKV, bahkan apo A-I dapat menjadisuatu parameter yang lebih akuratterhadap PKV dibandingkan dengan K-HDL. Masih menjadi topik perdebatanbagaimana apo A-I memiliki peranandalam proses aterosklerosis, namundari penelitian Francis & Frohlich,didapatkan peningkatan risiko PKV padapasien dengan kadar K-HDL normaldan kadar apo A-I rendah.5

Kadar apo A-I memperlihatkan dapat

mengubah kemampuan HDL dalammembuang kelebihan kolesterol padasel. Dengan demikian, kadar apo A-Idalam komposisinya di partikel HDLmungkin memiliki korelasi kuat terhadapproses aterosklerosis. Peranan apo A-I yang dapat mengarahkan partikel HDLdapat menjelaskan apo A-I sebagaifaktor penentu peran HDL danpelindung terhadap risiko PKV. Apo A-I digambarkan sebagai pengemudikendaraan yang mengangkut muatan(HDL), sehingga dapat mengarahkankemana tujuan muatan (HDL) tersebut.4,6

Apolipoprotein B (apo B)Apolipoprotein B memiliki dua bentuk

utama, yaitu apo B-48 dan apo B-100.Apo B-48 disintesis di dalam usus, danbergabung dengan trigliserida dankolesterol bebas yang diserap darilumen usus untuk membentuk partikel

kilomikron. Apo B-100 disintesis di dalamhati dan berada dalam partikel VLDL,IDL dan LDL. Hanya satu molekul apoB yang berada pada setiap partikell ipoprotein tersebut, sehinggapengukuran apo B menggambarkansemua partikel yang bersifat aterogeniktersebut. Apo B berperan penting dalampengikatan partikel LDL pada reseptorLDL, sehingga memungkinkan sel untukmenginternalisasi LDL dan dengandemikian dapat menyerap kolesterol(Gambar 2.). Kelebihan partikel lipoproteinyang mengandung apo B adalah pemicuutama terjadinya proses aterosklerosis.4

Kadar partikel lipoprotein apo Bsangat berhubungan erat dengan kadarkolesterol non-HDL (K-non-HDL), yangdidefinisikan sebagai kolesterol total -kolesterol HDL. Partikel HDL diketahui

Exogenous pathway

Dietary cholesterol

Bile acids+

cholesterol

Endogenous pathway

Intestines

Apo B-48Apo CApo E

Chylomicrons

LL

Capillaries

Chylomicronremnants

Apo EApo B-48

LiverLDL receptors

Remnant LDL receptor

VLDLApo EApo CApo B-100

LL

IDL

HL

Apo B-100

Apo EApo B-100 CETP

CETP

APO-AI

HDL

LDL

Extrahepatictissues

Excess tissuecholesterol

PlasmaLCAT

Gambar 2. Gambaran fungsional dari apolipoprotein.3

Pengukuran:Apolipoprotein BNon-HDL-C NCEP-ATP III

Lipoprotein kaya Tg

LDL small denseLDL

Pengukuran: Apolipoprotein BNon-HDL-C NCEP-ATP III

VLDL VLDLR

Lipoprotein kaya Tg

Partikel AterogenikPartikel Aterogenik

IDL LDL small denseLDL

Gambar 3. Apo B menggambarkan kadar dari non-HDL Kolesterol.

be rs i f a t p ro teks i da r i r i s i kokardiovaskular. Kolesterol non-HDLmenggambarkan fraksi dari kolesteroldarah yang tidak terkandung padalipoprotein yang bersifat ateroprotektif.Oleh karena itu, pedoman NationalCholesterol Education Program AdultTreatment Panel III (NCEP ATP III)memasukkan K-non-HDL sebagai targetterapi penurunan kadar lipid. K-non-HDL diketahui dapat memprediksi infarkmiokard (MI) dan angina pectoris.Namun, berdasarkan studi-studiepidemiologis yang ada, apo B diketahuisebagai prediktor yang lebih baikdaripada K-non-HDL.1,7

Karena apo B terdapat di semualipoprotein yang bersifat aterogenik,m a k a k a d a r a p o B d a p a tmenggambarkan prediksi terjadinya

aterosklerosis lebih akurat dibandingkandengan K-LDL. Studi Apolipoprotein-related Mortality Risk Study (AMORIS)mengemukakan bahwa kadar apo Byang meningkat merupakan prediktoryang baik, demikian pula biladibandingkan dengan kadar apo A (rasioapo B/apo A).1,8

Apolipoprotein C (apo C)Apo C terdiri dari apo C-I, apo C-II,

apo C-III dan apo C-IV, sintesiskeempatnya dilakukan di dalam hati.Apo C-I merupakan komponen kecil darikilomikron, VLDL, LDL, juga reseptorLDL. Apo C-I berperan di dalampengikatan remnant kilomikron danremnant VLDL ke reseptor LDL. ApoC- I I berperan pent ing da lammengaktifkan enzim lipoprotein lipase

Tabel 1. Jenis dan peran dari apolipoprotein.2

Tabel 2. Beberapa kelebihan penggunaan parameter-parameter apo B, apo A-I, dan rasio apo B/apo A-I sebagai faktor risiko kuat

untuk penyakit jantung dan manifestasinya.1

0.40.3

0.70.6

0.90.8

1.11.0

Myi

card

ial I

nfar

ctio

nO

dds

ratio

(99

% c

onfid

ence

inte

rval

)

apoB/apoA-IMenWomen

8

4

2

1

Low risk

Medium risk

High risk

Gambar 4. Korelasi antara rasio apo B/apo A-Idengan terjadinya penyakit jantung koroner.1

1. Metode untuk apo B dan apo A-I telah terstandar secarainternasional pada tahun 1993/1994 oleh WHO-IFCC.

2. CV dari apo B dan apo A-I <5%.3. Puasa tidak diperlukan.4. Trigliserida tinggi tidak mengganggu.5. Sampel beku (< -20˚ C) dapat dianalisis.6. Rasio apo B/apo A-I, tidak menggunakan satuan seperti mmol/L

atau mg/dL, cukup dengan nilai “keseimbangan kolesterol'' sehinggamudah diingat.

7. Mengidentifikasi nomor partikel sdLDL (small dense LDL).8. Rasio apo B/apo A-I merangkum risiko yang terkait dengan

ketidakseimbangan antara lipoprotein aterogenik danantiaterogenik.

9. Prediktor yang kuat untuk infark miokard (penyakit jantung), stroke,gagal jantung, dan juga terkait dengan risiko kegagalan ginjal dananeurisma aorta.

10. Memiliki hubungan yang kuat dengan obesitas perut, sindrommetabolik dan diabetes baik tipe 1 dan tipe 2.

11. Memiliki hubungan yang kuat dengan aterosklerosis pada arterikarotid (IMT), aterosklerosis koroner (angiografi dan IVUS), plakfemoral dan gangguan fungsi endotel.

12. Memprediksi proses IMT karotid.13. Memprediksi hasil terapi statin lebih baik dibandingkan dengan

lipid dan lipoprotein konvensional lainnya.

Apolipoprotein

apo A-I

apo A-II

apo A-IVapo (a)apo B-48

apo B-100

apo C-Iapo C-IIapo C-IIIapo D

apo E

apo Fapo G

apo H

apo J

Fungsi Utama

Menerima kolesterol. Strukturdari HDL. Ligand daripengikatan HDL.Struktur dari HDL. Ligand daripengikatan HDL.Ligand dari pengikatan HDL.Struktur dari Lp (a).Struktur dari kilomikron.Struktur dari VLDL, IDL, danLDL.Aktivator LCAT dan LPL.Aktivator LCAT dan LPL.Inhibitor LPL dan HTGL.Tidak diketahuiLigand untuk reseptor B/E,LRP, dan apo E-II.Tidak diketahuiTidak diketahuiMempengaruhi fungsitrombosit (?)Proteksi membran (?)

Hubungan dengan PJK

Ya

Tidak

TidakYaTidak

Ya

TidakTidakTidakTidak

Ya

TidakTidak

Tidak

Tidak

Capillaries