durhaka kepada orangtua

18
DURHAKA KEPADA ORANGTUA OLEH: A.Ulfah khuzaimah Fitrahyanto Nur Alfilaila Nurul hikmayani

Upload: 23398

Post on 06-Jul-2015

1.287 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Durhaka kepada orangtua

DURHAKA KEPADA

ORANGTUA

OLEH:A.Ulfah khuzaimah

FitrahyantoNur Alfilaila

Nurul hikmayani

Page 2: Durhaka kepada orangtua

Pengertian durhaka kepada orangtua

Page 3: Durhaka kepada orangtua

A. Pengertian Durhaka

Bakti (dalam bahasa arab disebut birrun) adalah katayang mencakup kebaikan dunia dan akhirat. Berbakti kepadakedua orang adalah berbuat baik kepada mereka memenuhi hak-hak mereka dan menaati mereka dalam hal-hal yang mubah,bukan hal-hal yang wajib atau maksiat.

Adapun lawan kata bakti adalah durhaka. Durhakakepada orang tua adalah berbuat buruk kepada mereka danmenyia-nyiakan hak mereka. Secara bahasa, kata al -‘uquuq(durhaka) berasal dari kata al-‘aqqu yang berarti al-qath’u(memutus, merobek, memotong, membelah). Adapun menurutsyara’ adalah setiap perbuatan atau ucapan anak yangmenyakiti kedua orang tuanya.

Page 4: Durhaka kepada orangtua

Bentuk-bentuk durhaka kepadaorang tua

Page 5: Durhaka kepada orangtua

1. Menimbulkan gangguan terhadap orang tua baik berupa

perkataan (ucapan) ataupun perbuatan yang membuat

orang tua sedih dan sakit hati.

2. Berkata ‘ah’ dan tidak memenuhi panggilan orang tua.

3. Membentak atau menghardik orang tua.

4. Bakhil, tidak mengurusi orang tuanya bahkan lebih

mementingkan yang lain dari pada mengurusi orang tuanya

padahal orang tuanya sangat membutuhkan. Seandainya

memberi nafkah pun, dilakukan dengan penuh

perhitungan.

5. Merendahkan orang tua, mengatakan bodoh, ‘kolot’ dan

lain-lain.

Page 6: Durhaka kepada orangtua

6. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan

makanan. Pekerjaan tersebut sangat tidak pantas bagi orang tua,

terutama jika mereka sudah tua atau lemah. Tetapi jika ‘Si Ibu”

melakukan pekerjaan tersebut dengan kemauannya sendiri maka tidak

mengapa dan karena itu anak harus berterima kasih.

7. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau

mencemarkan nama baik orang tua.

8. Mendahulukan taat kepada istri dari pada orang tua. Bahkan ada

sebagian orang dengan teganya mengusir ibunya demi menuruti

kemauan istrinya. Na’udzubillah.

9. Malu mengakui orang tuanya. Sebagian orang merasa malu dengan

keberadaan orang tua dan tempat tinggalnya ketika status sosialnya

meningkat. Tidak diragukan lagi, sikap semacam ini adalah sikap yang

amat tercela, bahkan termasuk kedurhakaan yang keji dan nista.

Page 7: Durhaka kepada orangtua

DALIL NAQLI TENTANG DURHAKA KEPADA ORANG TUA

Page 8: Durhaka kepada orangtua

Durhaka kepada kedua orang tua adalah haram dan termasukdosa besar. Allah Swt, berfirman: وقضى ربك االّ تعبدوا إال إياه وبالوالدين إحساناً إما يبلغّن عندك الكبر أحدهما او كالهم فال تقل لهما أف

Artinya:dan Tuhanmu menghendaki supaya kamu tidak menyembahkeculai kepada-Nya dan berbakti kepada kedua orang tua, jika salahseorang diantara keduanya atau kedua-duanya, sampaiberumur lanjut dalam pemeliharaannmu, maka sekali-kali janganlahkamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlahkamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataanyang mulia.( QS. Al-Isro [17]: 23) Diriwayatkan dari Abdurohman bin Abi Bakkah, dari ayahnya, diaberkata: “Rasulullah saw bersabda: Artinya:“Maukah kalian (jika) akuberitahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Kami (parasahabat ) menjawab: ‘Mau, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: ‘Menyekutukan (sesuatu) dengan Allah dan durhaka kepada kedua orangtua.” Saat itu beliau bersandar, lalu beliau duduk, kemudian bersabda: “Ketahuilah (juga) sumpah palsu dan kesaksian palsu. “Ketahuilah (juga) sumpah palsu dan kesaksian palsu.” Beliau terus mengulang-ngulangperkataan itu, sehingga aku berkata: “Beliau tidak mau diam.” (ShahihBukhori, juz 187, hlm. 372, Hadits No. 5519)

Page 9: Durhaka kepada orangtua

Diriwayatkan dari Abdurohman bin Abi Bakkah,

dari ayahnya, dia berkata:

“Rasulullah saw bersabda: Artinya:“Maukah kalian

(jika) aku beritahukan kepada kalian dosa-dosa yang

paling besar?” Kami (para sahabat ) menjawab: ‘Mau,

wahai Rasulullah.” Beliau bersabda: ‘Menyekutukan

(sesuatu) dengan Allah dan durhaka kepada kedua

orang tua.” Saat itu beliau bersandar, lalu beliau duduk,

kemudian bersabda: “Ketahuilah (juga) sumpah palsu

dan kesaksian palsu. “Ketahuilah (juga) sumpah palsu

dan kesaksian palsu.” Beliau terus mengulang-ngulang

perkataan itu, sehingga aku berkata: “Beliau tidak mau

diam.” (Shahih Bukhori, juz 187, hlm. 372, Hadits No.

5519)

Page 10: Durhaka kepada orangtua

BAHAYA DURHAKA KEPADA ORANG TUA

Page 11: Durhaka kepada orangtua

1. Dimurkai oleh Allah Azza wa JallaDalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertamakali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalahAllah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh keduaorang tuanya, maka Aku meridhainya; dan barangsiapa yang dimurkaioleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).

2. Menghalangi doa dan Menggelapi kehidupanImam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “…Dosa yang mempercepatkematian adalah memutuskan silaturrahmi, dosa yang menghalangi doadan menggelapi kehidupan adalah durhaka kepada kedua orang tua.” (Al-Kafi 2: 447)

3. Celaka di dunia dan akhiratImam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Durhaka kepada kedua orangtua termasuk dosa besar karena Allah Azza wa Jalla menjadikan, dalamfirman-Nya, anak yang durhaka sebagai orang yang sombong dan celaka: “Berbakti kepada ibuku serta Dia tidak menjadikanku orang yang sombong dan celaka, (Surat Maryam: 32)” (Man lâ yahdhurul Faqîh 3: 563)

Page 12: Durhaka kepada orangtua

4. Dilaknat oleh Allah swt

Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “Wahai Ali,

Allah melaknat kedua orang tua yang melahirkan anak yang durhaka

kepada mereka. Wahai Ali, Allah menetapkan akibat pada kedua orang

tuanya karena kedurhakaan anaknya sebagaimana akibat yang pasti

menimpa pada anaknya karena kedurhakaannya…” (Al-Faqîh 4: 371)

5. Dikeluarkan dari keagungan Allah swt

Imam Ali Ar-Ridha (sa) berkata: “Allah mengharamkan durhaka kepada

kedua orang tua karena durhaka pada mereka telah keluar dari

pengagungan terhadap Allah swt dan penghormatan terhadap kedua

orang tua.” (Al-Faqih 3: 565)

6. Amal kebajikannya tidak diterima oleh Allah swt

Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Demi Ketinggian-Ku,

keagungan-Ku dan kemuliaan kedudukan-Ku, sekiranya anak yang

durhaka kepada kedua orang tuanya mengamalkan amalan semua

para Nabi, niscaya Aku tidak akan menerimanya.” (Jâmi’us Sa’adât 2:

263).

.

Page 13: Durhaka kepada orangtua

7. Shalatnya tidak diterima oleh Allah swtImam Ja’far Ash-Shadiq (sa) berkata: “Barangsiapa yang memandang kedua orang tuanya dengan pandangan benciketika keduanya berbuat zalim kepadanya, makashalatnya tidak diterima.” (Al-Kafi 2: 349).

8. Tidak melihat Rasulullah saw pada hari kiamatRasulullah saw bersabda: “Semua muslimin akanmelihatku pada hari kiamat kecuali orang yang durhakakepada kedua orang tuanya, peminum khamer, dan orangyang disebutkan namaku lalu ia tidak bershalawatkepadaku.” (Jâmi’us Sa’adât 2: 263).

Page 14: Durhaka kepada orangtua

9. Diancam dimasukkan ke dalam pintu nerakaRasulullah saw bersabda: “Barangsiapa yang membuatkedua orang tuanya murka, maka baginya akan

dibukakan dua pintu neraka.” (Jâmi’us Sa’adât 2: 262) 10. Tidak akan mencium aroma surgaRasulullah saw bersabda: “Takutlah kamu berbuatdurhaka kepada kedua orang tuamu, karena bau harumsurga yang tercium dalam jarak perjalanan seributahun, tidak akan tercium oleh orang yang durhakakepada kedua orang tuanya, memutuskan silaturahmi, dan orang lanjut usia yang berzina…” (Al-Wasâil 21: 501

Page 15: Durhaka kepada orangtua

CARA MENGATASI DURHAKA KEPADA ORANGTUA

Page 16: Durhaka kepada orangtua

Anak durhaka bisa jadi berangkat dari orangtua yang durhaka pula alias menyepelekan hak-hak anak. Untuk itu, paraorangtua sudah sepatutnya melakukan koreksi diri.

Pertama, hendaknya setiap keluarga terutama bapak dan ibu, mendalami akidah dengan benar. Mengamalkan syariat Islam danmenjadikan dirinya teladan yang baik bagi anak-anaknya.

Kedua, orangtua hendaknya istiqamah dalam perkataan danperbuatan. Orangtua bukanlah pembuat hukum, sehingga semaunyasendiri boleh melanggar dan memaksa anak sementara dia sendiritidak mampu membuktikan apa yang jadi perintahnya.Ketiga, orang tua hendaknya menjaga lisan dan perbuatannya darihal yang haram. Berbicara yang baik, penuh dengan kasih sayangkepada anak. Rasulullah SAW bersabda; “Barangsiapa yang berimankepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang baik ataudiam.” (Riwayat Muslim) .

Page 17: Durhaka kepada orangtua

Keempat, jika orangtua memperlakukan adil kepada anak, maka akan memberikesan dan membendungnya dari kekecewaan dan kedurhakaan. Maka hendaknyaberbuat adil. “…Berbuat adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.” (Al-Maidah [5]: 8).

Kelima, selalu menasihati anak sebagaimana yang Allah perintahkan; “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (At-Tahrim [66]: 6

Keenam, mendidik anak dengan pendidikan tauhid, menasihati mereka agar selalumerasa selalu diawasi Allah Ta’ala. Sebagaimana yang dilakukan Luqman kepadaanaknya; “Hai anakku, jika ada perbuatan seberat biji sawi yang berada dalambatu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (Luqman [31]: 16).

Ketujuh, orangtua seharusnya memperhatikan pergaulan anak, lingkungan (bi’ah) yang kondusif memelihara tumbuhnya iman, mengarahkan mereka agar giatbelajar, membiasakan berbuat baik, dan menjauhkan permainan yang merusakmoral.

Kedelapan, orangtua wajib pula mendoakan anak-anaknya agar mendapatkanhidayah, dan senantiasa dijaga dalam kebaikan.

Page 18: Durhaka kepada orangtua

TERIMA KASIH