dr. ling how kee

24

Click here to load reader

Upload: nguyentuong

Post on 24-Jan-2017

274 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: DR. LING HOW KEE

lluru)luc PR 0f f, ootoNA|,socrtrL wonriAPro l? . to t - f r

w l r t lN f \ -

,EMBATAN MASA Dmir

DR. LING HOW KEE

Page 2: DR. LING HOW KEE

If,IBI.JMISASI PEKERIAAN SOSIAL:?TxutTTI,AN DAN PRAI(TEK DI SenRwerc

Dr, LING HOW KEE

Page 3: DR. LING HOW KEE

Pribumisasi Pekerjaan Sosial: Penelitian dan Praktek di Sarawak,Dr. Ling How Kee; Peneriemah, Drs. Juda Damanik, MSW -

Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru, Januari zor4.r4,5x21cm, n(.+ zz4 hlm.

Judul Asli: Indigenising Social Work: Research And Practice InSarawak, Dr. Ling How Kee, Publisher: SIRD, FirstPublishe d: zoo7, ISBN : gZ8-g8lS78z-26-o

Penulis : Dr Ling How KeePenerjemah : Drs. Juda Damanik, MSW.Editor : Andayani, MSW.Tata Letak : Maryono, S.sos.Design Cover : Muttakhidul FahmiGambar Cover : Dimodifikasi dari buku asli

Diterbitkan Oleh:Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI)

Jln. Jomblangan, Gg. Ontoseno No. B r5 Rt nftoBanguntapan Bantul D.I. YogyakartaEmail/fb: [email protected]: (otZd 9494558

Bekerjasama dengan:

lbuss RfrsN)ilIr,stlfilworK

A Proiect Of

ytt"-$,-d-\-JEtn&AtrAN MAsA DEPAN

ISBN : 978-6oz-9276-29-9

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.Dilarang mengutip atau memperbanyaksebagian atau seluruh isi buku initanpa izin tertulis dari Penerbit.

Page 4: DR. LING HOW KEE

PERSEMBAHAN

Dip er s emb qhkan Ke p a d a :

otlrlg tuaku yang telah tiada Ling Tung Hing dqnHuang Su Ing,

pastf memahami dan mendukung gagasan-ga-gosan yang ada di dalam buku ini.

Page 5: DR. LING HOW KEE
Page 6: DR. LING HOW KEE

I(ATAPENGANTAR

flr. Ir. R. Harry Hikmat, M.Si.rrdu Fendidikan dan penelitian Kesejahteraan Sosial

Icmenterian Sosial Republik Indonesia)

$rrurg sakit butuh dokter, orang kurang terpelajar butuh guru,I ?-b."Su" rumah butuh arsitek, *"k" or"rrg yang memiliki

rr f,ri:l memerlukan pekerja sosial (socia/ worki). Karena-l!.'h penting profesi ini khususnya di negara berkembang

hdanesia- Misalnya dalam menangani berbagai masarahd.'lan kemiskinan. Meskipurr dikenil k"y" dengan sumber

h- kdon"'ia masih memiliki jumlah perrd,rduL iriskin yang* Menurut Badan pusat statistik ie, Mare t zor3,jumlah

t rq**in (penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulanGris Kemiskinan) di Indonesii ,rr"n." pai zg,oTjuta orang

Frml Memberdayakan masyarakat untuk mengurangi angkihn rdrlah salah satu tugas pekerja sosial di Indonesia.bf msial mempunyai tugis yang sangat mulia; perannyar tnif, dan menyangkut hajat hidup oong bunyuk. K"rur.

r*'F sid memburuhkan bekal ya"g ,rr"ri"d"i, khususnya|.tr trandra pengetahuan (boJy of knowledgd, k"rurrgku

b ftcdy of skilt) dan kerangka nilai @oa4 of value).uircgrei drlam satu kerangka yang menopang praktek:!r lrr rnampu menjalankan fungsinya secara maksimal.h'hibumisasi Pekeriaan sosial: penelitian dan praktek'iidrFfi rnemperkaya pengetahuan para pembaca tentang

d rr<

Page 7: DR. LING HOW KEE

Vi Pribumisasi Pekerjaan Sosial: Penelitian dan Praktek di Sarawak

Sebagai hasil penelitian yang mendalam, buku ini menyaiikan

informasi yang sangat berharga baik secara teoritis maupun praktis.

Penelitian-penelitian semacam ini memang patut untuk terus

dikembangkan, karena secara langsung atau pun tidak langsung

dapat berkontribusi terhadap pengembangan praktek pekeriaan sosial

di Indonesia. Oleh karena itu, saya sangat bergembira atas terbitnya

buku ini; suatu karya akademik yang memiliki kontribusi positif

terhadap praktek pekerjaan sosial di Indonesia. Kontribusi positif ini

semakin menemukan momentumnya tatkala ditemukannya beberapa

nilai budaya yang sangat penting dalam praktek pekeriaan sosial yang

tidak ditemukan di negara Barat. Misalnya, rasa malu, kehormatan

keluarga, ketidakterusterangan (indf rectness) adalah beberapa contoh

nilai yang masih kuat dilakoni oleh orang Timur. Temuan-temuan ini

akan sangat membantu pekerja sosial di negara-negara Asia untuk

menjalankan prakteknya.Menurut saya, banyak hal baru yang berhasil diungkap oleh

penulis dalam buku ini. Melalui penelitiannya, penulis telah

melakukan eksplorasi secara mendalam mengenai budaya Timur

dalam konteks praktek pekerjaan sosial. Di tengah minimnya

penelitian dan kajian serupa, buku ini akan sangat bermanfaat bagi

para akademisi, pekerja sosial ataupun mereka yang menaruh minat

terhadap pekerjaan sosial.Manfaat buku ini semakin terlihat tatkala tema-tema yang

disuguhkan sangat dekat dengan konteks praktek pekeriaan sosial

di Indonesia. Bagaimana penulis mengungkap 'praktek-praktek

meminta bantuan' yang teriadi di masyarakat Sarawak, Malaysia

yang diungkapkan dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti,'Siapa yang Anda datangi ketika mengalami masalah?' 'l(e mana

Anda meminta bantuan?' Menariknya, para informan pertama

kali meminta bantuan kepada pihak keluarga besar yang diyakini

mampu menyelesaikan masalah. Jika langkah ini belum mampu

menyelesaikan masalah, maka masyarakat akan meminta bantuan

kepada para penyembuh tradisional atau dukun. Rute selaniutnya

adalah kepada para tokoh masyarakat. Kemudian jika beberapa rute

di atas sudah tidak menemukan solusi, maka pihak terakhir yang

dimintai pertolongan adalah badan-badan formal di mana pekerja

sosial bekerja di dalamnya. Suatu kondisi yang saya kira sangat dekat

sekali dengan konteks Indonesia.

Page 8: DR. LING HOW KEE

terus

trmg

a

itifif ini

pa

rang

Page 9: DR. LING HOW KEE
Page 10: DR. LING HOW KEE

PENGAIYTAR PENULIS

b ii dilasarkan atas karya yang telah dikerjakan untuklP dolcor dari Deparremen eeter;aan sosial dan Kebijakan

rburas Queensland, Australia. Saya ingin menyampaikanrrrr s.!a )ang setinggi-tingginya kepada para mahaguru

m sala yang telah memberikan dukungan emosional*lama st'di doktoral saya, terutama Dr. Colin peile,

lh LlcCouat, Dr. Jill wilson dan Dr. Ingrid Burkett.' qr t? berterima kasih kepada staf Kanlor pusat Dinas Kese-

rqlo Bagian sarawak, dan Kantor Dinas Kesejahteraandrn atas bantuan mereka selama tugas lapangan saya.

fung khus'snya kepada para pemberi informari(informan)

+ ini lang dengan tulus meluangkan waktu mereka dan+" pcngetahuan mereka kepada saya.

F -rt bersyukur kepada teman-teman dan rekan-rekanr lhloysio krawak atas dorongan dan bantuan merekaEB terhadap buku ini. Saya sangat berterima kasih

r- Kknperer sather atas sarannya yang bermanfaatpid trfb, Profesor Halim Ali atas komentar-komentarnya

rxrn Dr- Ann Appleton atas nasehat editorialnya dalamH'l Fr't'h' dan Diana Carol atas koreksinya yang sangat

!+ cenran percobaan. Saya iuga sangat blrterima kasihHn E!D- atas gambar-gamb"r pid" sampul.

bn+t ridak kalah penting, r"y" berterima kasih kepadalF b T.sr aurs pengertiannya untuk semua kerepota'y"rrg

f--l:nFl€saikan buku ini, dan kepada anaklanak ;#,tDfI LEt Wei dan Syn Ning atas keyakinan mereka bahwa

Penulis

Page 11: DR. LING HOW KEE
Page 12: DR. LING HOW KEE

PENGAI\ITAR REDAKSI

ep ada seorang anak cacat yang parah pada keluarga di

F lq pribumi sarawak, Malaysia), d"" orang pekerja sisialErdatangi nya. Mereka bermaksud memberikan bantuan

r - r-ngat ini amat jarang masyarakat mendatangi pekerja- ffininta bantuan. Tak dinyana, begitu memasuki area

3r:rcla diusir oleh orang tua anak dengan parang terhunus.*Irnya menyadari sikap orang tua itu disebabkan adanya

brhrra kecacatan seorang anak adalah sebuah hukuminbrn itu melarang orang luar mana pun melihat anak itu

Ql, lcsrh ini menggambarkan bahwa dalam budaya Timur,rFruhgan secara profesional rupanya masih belum cukup

ibt rderhana rang sering disematkan pada pekerja sosialbsah tentang seseorang yang sedang menyelamatkan

*3 [er yang terlilit sebuah tali pada sebatang pohon, lalulfi terebut lepas lantas menggigit si penolong tersebut,

br.darya. Aktivitas memberi bantuan di negara-negaraFti betnla lndonesia ataupun Malaysia tampaknya harus

h bcnruk tersendiri. Tidak bisa mengimpor begitu sajaFh* p*ert nn sosial dari Barat di mana ilmu ini muncul

Oleh karena itu, pribumisasi pekerjaan sosialIang menjadi ide kunci buku ini - adalah sebuah

*dcnrrs ahupun praktisi pekerjaan sosial akanlf,p hrdaya' jika tidak melakukan upaya pribumisasi.

rr Fn mengisahkan sempat mengalami 'gagap budaya'I4n mrmprh pendidikan di Australia pada ryig-

rb rce entu mendapatkan segudang teori ataupun

Page 13: DR. LING HOW KEE

,d Prlrn*uai Pd<erpan Sosia|: Pene|itian dan Praktek di Sarawak I

m€bde Errang pralcik pekeriaan sosial. Namun begitu u:totj,T:l I

tsnbali di Sara;k, Maliysia, How Kee seperti mengalami benturan I

kebudal'aan. Misalnya ketika berhadapan dengan masalah kecacatan' I

How Kee mendapati bahwa orang Melayu ternyata tidak sedikit pun I

memiliki ,"o *"L, ataupun ,"t" b"ttalah. Bagi orang Melayu, anak I

adalah karunia yang -"ir" agung dari Allah_-S* Kondisi ini san_gat I

berbedadenganbudayaBaratatauorangChinasebagaimana|1|11|belakang sang penulis. Misalnya budaya Chinl mengenat ft* _*': I

;H*#::i"f :Iff i:?i*:l"ff:'f; ::*ffit'[xiitrTJ:l1litu, maltidan bersalah tidak terhindarkan (hlm. 3). - r___ |

Adanya perbedaan budaya akan menuntut adanya P*b."^1i11 |nilai, teori ataupun metode. Terlebih lagi, nilai, teori ataupun *:::i:

Ipekerjaar, ,ori"l yang dipelaiari oleh pala akademisi di perguruan

Itinee, selama i;i a;hisiil."" o1"i budava v,"'s l*fT-*::ji* ]Barat. Buku i"i r""gg"h telah menyadarkan kepada Para pembaca ]

tentangadanyaperbedaaninidanpentingny-auntukmelakukan,p"y"-i,paya akaiemik khuzusnya pribumisasi (indigenisasi)' i

Perbedaan budaya ini -.kitt terasa signifikan ketika kita

menyaksikan tak berfu ngsinya lagi nilai yal-g Slama

ini dianggap sakral

dalam pekeriaan sosial,"mit"t"yi nilai self determination (kebebasan

diri untuk berkehendak). Seperti dimafhumi, nilai ini dikembang!<an

oleh budaya liberal Baratyang meniuniung tinggi keb9bas11' Nilai ini

meniadi mentah ketika Uutft"a"pan dengan masyarakat Timur yang

cenderung pasif ketika mengalami masalah. Seseorang misalnya'

ketika *e-rri"1"*i masalah maka pihak keluarga besar turun.tangan

menyelesaikan masalah tersebut. selain itu, pekeria sosial.bahkan

dituntut untuk memberikan solusi atau nasehat dan tidak hanya

sekedar memberikan alternatif-alternatif sai a.

Jikabudayapekeriaansosialdanbudayamasyarakatdigambarkandengan arr" fi"fi"t"r y"rrg saling berhimpitan, maka dua lingkaran

tersebut akan ,i"*U"rrtrrk ,ubualt irisan. Irisan ini menurut penulis

buku ini bagaikan simbol hubungan dialogis antara budaya pekeriaan

*,ia dengan budaya tokal. Suatu keseimbanganyang dinamis.antara

budayalokald",,g",,budayapekeriaansosialyangmemup]<inkanmunculnya zuattJbudaya [*tg" (hl-' t?2)'Dengan cara ini' tidak

srt' budaya pun yang dit"tty"ft"n atau dikecilkan, tetapi keduanya

akan terus *"rrgit"ri satu sama lain, tetapi tidak memasukan satu

Page 14: DR. LING HOW KEE

lktek[rranItan,1 Punurak

Pengantar Redaksi xiii

h" Pribumisasi pekerjaan sosial pada dasarnya adalah upayabudaya ketiga ini.

h;F proees dialektika antara budaya praktek pekerjaan sosialH+ masyarakat, pribumisasi selanjutnya bersinggungan

entisasi/pengaslian (authentiscrfon). Jika pribumisasiirirn) bernrmpu pada model Barat lalu disesuaikan denganhr4 rnaka otentisasi berangkat dari sisi internal dalam

dan mengembangkan budaya praktek pekerjaan sosial.lme perspektif orang luar, yang terakhir orang dalam (hlm.ffrh posisi 'internasional yang multibudaya' yang berada di

fuatu pendekatan multibudaya yang signifikan dalamdcngan pribumisasi ini.

ftpun buku ini tidak lain adalah hasil penelitian penulis diLlalEia, tapi kesimpulannya sangat relevan untuk konteks

Apalagi, Indonesia dengan Malaysia dikenal sebagai negeriBanlak sekali budaya ataupun adat kebiasaanyang sangat

rFrra keduanya. Maka tidak heran jika Anda membaca bukurtdn Anda tidak menyadari bahwa kejadian-kejadian unik-rik di dalamnya sesungguhnya terjadi di Malaysia bukan

ir Lact but not least, buku ini sungguh menarik karenaperspektif berbeda dalam budaya praktek pekerjaan

dalam konteks Indonesia. Selamat membaca!

Tim RedaksiYogyakarta, November zor3

htarsftuf,,feng

Page 15: DR. LING HOW KEE

JSPNEUMS

Page 16: DR. LING HOW KEE

DAFTAR ISI

krulistGdotcsi

iiivixxixvT

koritik, Perialanan PribadiI

I

58

Imcksl#bab

?[!\IDEKATANtltttru IsAsr PEKERIAAN SOSTAL l1

l1

72

r5r8

19

2l

i (lndigenisasi)r* ke Comm unity Work ke Socfa I Development

b Cermrk dan Praktek yang Sesuai Budayaisasi ( Authentisation)

b hleriaan Sosial dalam Pandangan Duniatrrlrd4a-n Manusia

B.n haktek Pemberian Bantuan pribumi kehhcf Pekeriaan Sosialr Tcri Praktek dari Pengalaman para pekerjaldd

yeng Multibudaya2325

27

30

h-x lnternasional yang Multibudayahdel Fosisi Internasional yang Multibudaya

Page 17: DR. LING HOW KEE

xvi Pribumisasi Pekerjaan sosial: Penelitian dan Praktek di sarawak

KesimpulanBab 3BUDAYA, CARA MENGETAHUI DANMETODOLOGI PENELITIANMengkonseptualisasikan BudaYaKebudayaan sebagai Sesuatu yang Transaksional dan Dinamis

Kebudayaan sebagai PengetahuanKebudayaan sebagai Suatu Arena Kekuasaan, Penolakan

dan PerubahanKebudayaan, Cara-cara Mengetahui dan Metodologi

PenelitianKebudayaan dan Cara-cara MengetahuiKesamaan Linguistik dan KonseptualProses dan Gaya KomunikasiKonsepsi tentang Suatu RelasiKesimpulan

Bab 4SUATU PERIALANAN PENETITIAN MELINIAS BATAS

Tugas Lapangan: Siapa, Di mana, Apa, Bagaimana

dan Mengapa?Fang Tang (Temu Ngobrol)'Berjalan Mengikuti ArusPercampuran Dengan Suasana LokalMelintasi PerbatasanMerundingkan Suatu Bahasa BersamaZonaPerbatasan antara Peneliti dan Para Informan

Analisis dan Merundingkan Dinamika Kekuasaan

Refl eksivitas : Melampaui Subyektivitas dan Obyektivitaspandangan dari Dalam, Pandangan dari Luar dan Pandangan

yang Melampaui KeduanYaKesimpulan: Tanah Perbatasan Budaya Ketiga

Bab 5PRAKTEK.PRAKTEK MEMINTA BANTUAN :

PERBEDAAN, KEMAIEMUKAN DAN DINAMISME

Cara dan Pola Meminta Bantuan

Jalan Bersama

31,

37374243

45

464649495o5r

5j

v57596o6r6z6467

7o

7273

757576

Page 18: DR. LING HOW KEE

Daftar lsi

Fmng Dilalui'

Xefuarga dan Keluarga LuasT*

Icngendalikan DiriFda Takdir, Karma dan 'Alam'

n $ryrarntural, Pesona dan Guna-gunas/Budaya dan Pedesaan/perkotaan : suatu

ff:nif Multibudayaftdcsaan/Perkotaan

Sulu/BudayaDiskusi

MEMINTA BANTUAN:I, KEBERLANIUTAN DAN PERUBAHAN

xvii

79

8o8o8z838688

9r929397

q6

4649495o5r

f- Nilei Budaya dan pandangan Dunia: suatuXfUf Multibudaya

nl74243

45

F an Praktek Tolong-Menolongfqeag

991()()

100

tozMasyarakatllaqrarakat dan para pemberi Bantuan

ao4ro4ro7ro8110

r25l.z6

rz8

v,759605r6zqeT7o

72

7'

757576

Inrniuklkhat

r.He

Tradisional dan DukunFtqisnbuhan dan Pemberian Bantuan

h$na Merekahran

kmehaman untuk pribumisasi pekerjaan

?ANA PEKERIA SOSIAL:'filTING I..INTTJK DIKAII

Str rv Asing di Sebuah Kantor*rcdcdan Prinsip praktek pekerjaan Sosial

rr3u3115

rr8

12()

Page 19: DR. LING HOW KEE

xviii Pribumisasi Pekerjaan sosial: Penelitian dan Praktek di sarawak

Percampuran dan Kesesuaian - Metode Pekeriaan Sosial

dan Budaya Lokal L35

penyesuaian dengan Aturan-aturan Interaksi Lokal 85

Melibatkan Jef aring Keluarga dan Masyarakat ry6penggunaan Komunikasi Tidak Langsung dan'Terbuki 138

nekerla dengan Perbedaan Melintasi Keragaman Etnis 141

Perbedaan Dalam Perbedaan r43

Mengatasi Perbedaan dalam Sistem Keyakinan r45

MenJegah Masuknya Sistem Keyakinan Klien ;.46

Memusatkan Perhatian pada Apa yang Dapat Diubah, Apa yang

Dapat Dibantu 46

Mendamaikan Perbedaan dalam Keyakinan :.46

Menggunakan Kerangka Referensi atau Sistem Keyakinan Klien r47

penggunaan strategis Terhadap l(eyakinan Klien r48

neker;a Dalam Kerangka Klien (Tetapi Mengakui Perbedaan) 49

Berbagi dan Memperkuat Sistem Keyakinan 15o

Kesimpulan Diskusi r52'

Bab 8MEMIMPIKANIALANKEDEPAN:KESEIMBANGANYANG DINAMIS DAN TERCIPTANYA BUDAYA IGTIGA 155

Teori Praktek Pribumi versus Pendekatan

Praktek Multibudaya r.16

Menuju Pemahaman Dialogis tentang Perspektif Pribumi

danMultibudaya - -- r58

pencarian Nilai l\ietabudaya versus Pengakuan Perspektif

Nilai Maiemuk r59

Menuiu Keterlibatan Bersama dalam Membumikan Pekeriaan

sosial dalam Nilai-nilai Budaya Lokal dan Menerapkan

Relativisme BudaYa t63

Memperkuat Praktek-praktek Pemberian Bantuan

Ving Ada versus Pengembangan Pekeriaan Sosial '.64

M"rrgerribangkan Pekerjaan Sosial sebagai Suatu Alternatif 168

trrtenulu Keseimbangan yang Dinamis Antara Memperkuat

Praktek Pemberian Bantuan yang Ada dan Mengembangkan

Pekeriaan SosialTerciptanYa Suatu BudaYa Ketiga

Meraigkui ,K"d.t"try"/ dan ]uga (Bothland Also)

vrr72772

Page 20: DR. LING HOW KEE

XiX

174

t76

17g

r8or8or8rr8zr84r84t85r86r.87

r892r5223

224

B58596l38l4l

r43r45146

46146r47148

49150

ry

l55

tt6

b8

t6j

t6468

rlrfI2

f72

Dafrar lsi

fln 9raru Keseimbangan yang Dinamis

f+ Fengemsangan Penelitianttrfanuan Lebih Laniut

f;l Pendidikan dan Pelatihan

tegaimana'tlengapa'

'len Menunggu

'ENULISWAK

Page 21: DR. LING HOW KEE

----<- \

HPRlBtfilstsl

sstr

Page 22: DR. LING HOW KEE

Bab 1PENDAHULUAN

ffro illdok akan berhenti dari penjelajahanhn okhir dari semua penjelajahan kita

Alan sompai di mqna kita memulsiIb nngetahui tempat untuk pertama kalinya.

T.S. Eliot

*aidl(, Perialanan Pribadi

Fduh tahun terakhir telah tercapai satu langkah majusosial-ekonomi di Sarawak, Malaysia. Hasil

i sosio-kultural itu tampak dari migrasi pedesaan-f b meningkatnya urbanisasi, perubahan pola-pola ke-E!4Ifa |eiaring dukungan tradisional dan munculnya

so6ial. Peristiwa-pefistiwa ini membutuhkan lebihpdayanan sosial formal, yang pada akhirnya memberi-

bagi pekerjaan sosial profesional untuk mengembanleng lebih besar. Dalam rangka merangkul teori dan

h.n sosial Barat, suatu isu yang berkaitan yang haruslJrh apakah teori dan metode ini sesuai dengan ling-

lokal.di negara-negara lain telah memperlihatkan bahwa

Ei dan pendekatan pekerjaan sosial Barat,yang tidaktil'k hanya tidak praktis tetapi juga tidak cocok. Sebe-

f*it bant{ak perdebatan di seputar pertanyaan tentangI - an (applicability) pekerjaan sosial Barat di

Atia dan Atrka, yang menggarisbawahi pentingnyatcori dan pendekatan pribumi'(Hodge, r98o; Ho-

d1 lrhrn- (idigenous) di seluruh buku ini untuk mengacu kepada- da. Sef trnnggrnakan istilah 'pribumisasi' (indigenising) untuk mengacu

prekfmktek pekerjaan sosial pribumi.

Page 23: DR. LING HOW KEE

2 Pribumisasi Pekerjaan Sosial: Penelitian dan Praktek di Sarawak

kenstad, Khinduka & Midgley, :ggzi Intercultural Seminar, 1967; International Congress of Schools of Social Work, ry72).

Sangat disadari bahwa pekerjaan sosial profesional adalah suatrtransplantasi dari lingkungan sosio-kultural Barat. Di banyak negarberkembang, pelayanan kesejahteraan sosial pada mulanya dikembangkan oleh para pemerintah kolonial sebagai respon atas disorganisasi sosial, baik sebagai akibat dari Perang Dunia II atau sebagaakibat dari industrialisasi (MacPherson, r98z; Midgley, r98r). Perkembangan dini kesejahteraan sosial yang didasarkan atas model Barat irberpengaruh dalam pengembangan peran pekeriaan sosial dan dalarpenunjukan bidang-bidang praktek pekerjaan sosial di negara-negarini. Transplantasi model kesejahteraan sosial dan pendekatan pekeljaan sosial ini didasarkan atas asumsi keterpakaian universal prinsipprinsp filosofis pekeriaan sosial, metode, keterampilan dan konseprperilaku manusia normal.

Midgley (r98r) mendeskripsikan ini sebagai 'imperialism

profesion al' (pr ofessionol imp er ialism), dan pandangannya didukunoleh orang lain yang mengistilahkannya sebagai 'imperialism

kebudayaan (cultural imperialism) (Hodge, r98o; Ngan, ry93; Pragerg8S). Para penulis ini berpendapat bahwa hakikat masalah sosial <negara-negara berkembang non-Barat berbeda secara substansial damasalah sosial di negar4-negara maju Barat, dan dengan demikiamembutuhkan bidang-bidang praktikum yang berbeda dan perarperanyang berbeda bagi para pekerja sosial (Clifford, 1996; Gangrad,1986; Midgley, r98r). Jtga, struktur-struktur sosial yang berorientakomunitas di banyak masyarakat non-Barat menyebabkan pendekatacasework Barat yang terindividualisasi menjadi tidak relevan (Bos

tgg2; Midgley, r98r; Rao, r99o). Selanjutnya, landasan nilai-nilai dafilsafat pekerjaan sosial berakar kuat dalam nilai-nilai demokraliberal yang mendukung individualisme, kepercayaan diri, kesetaraadan kebebasan juga asing dengan nilai-nilai budaya orang Asia daAfrika (Bar-On, ryggi, Chow, 1987, t996; Canda, Shin & Canda,199Dasgupta , 1967; Gangrade , Lg7oi Goldstein; 1986).

Selanjutnya, pendekatan yang beragam dalam mengembanlkan model pekerjaan sosial alternatif bagi konteks non-Barat telaberkembang. Walaupun istilah terhadap pendekatan ini beraga:dan digunakan oleh penulis yang berbeda-beda, namun pendekat;

tersebut dapat dikategorisasikan ke dalam tiga posisi utan

Page 24: DR. LING HOW KEE

Fendahuluan 3

-rBumen teoritiknya. Pertama, posisi pribumisasiadalah suatu proses adaptasi dari teori praktek

Baratsehingga dapat lebih sesuai dengan kebudayaan

disor-

l l l -

inidalam

rapeker-

srP-

tFcgara berkembang non- Barat ( cox, tggg ;Internationald Sodal Work, ry72). Kedua, posisi pengaslian/otentisasi

in, adalah zuatu proses rekonseptualisasi, memisahkanlraman Barat untuk mengembangkan praktek p ekerj aanI tepat budaya (Meemeduma, ryg3; Osei-Hwedie, 1993;

wefton & Abo-El-Nasr, 1988). Ketig a,posisi internasionalrueya mempromosikan suatu jalan masa depan bagiriJ yang'cair'agar dapat melampaui batas-batas budaya

-te berhubungan dengan berbagai budayayang berbedan{ dan internasional (Sanders, r98o, r9g4a, rqsab).

saya dalam pribumisasi pekerjaan sosial merupakanpanjang yang muncul dari pendidikan pekerjaan

t fusralia dan pengalaman praktek di sarawak, Malaysia.mng d"y. alih teori dan metode pekerjan sosial Barat

hil k€rnbali ke masa-masa pendidikan saya pada tahunfdfta saya kembali berpraktek, saya mengalami gagap

seseorang yang baru pulang. Saya terus-menerust pendangan dunia dan budaya orang-orang yang berbedarrya rndiri, dan di sisi lain, oleh pandangan dunia darillr praktek pekerjaan sosial yang dominan berasal. Sayahmbati satu dari pengalaman awal saya yang sangatr ketika bekerja di bidang kecacatan. Ketika r"y"i tt6u'"* orang tua Melayu yang memiliki anak-anak

rar k€dka menemukan bahwa tidak ada perasaan malu-L nernun sebaliknya, bagi mereka, semua anak adalah5" B€rasat dari suatu latar belakang orang cina, saya

d:ngln pemikiran bahwa kelahiran r"or"ttg anak cacatanfeng shui yang buruk atau hukuman atas dosa masa

r.rena itu, malu dan bersalah tidak terhindarkan.

F* praktek seperti ini dan pengalaman hidup pada- Srryalq salah satu negara bagian di Malaysia yangF scara budaya, mendorong saya untuk sadar mengenaiFFmbanglran teori praktek pribumi, namun harusrtrt'uungkan realitas multibudaya sarawak. pen carian

i* rya kepada zuaru perjalanan eksploratif,