Download - Uveitis Anterior
UVEITIS ANTERIOR /
IRIDOSIKLITIS Preceptor :
Dr.Yenny Noor, Sp. MAnggota kelompok:
Kevin Budi Harto (0915030)David Yunanto (0915059)Tania Chris Raharja (0915029)
ANATOMI MATA
DEFINISI
• Uveitis: inflamasi pada iris, badan siliaris dan koroid.
• Iritis: inflamasi pada iris.
• Siklitis: inflamasi pada badan siliaris.
• Iridosiklitis/ uveitis anterior: inflamasi yang mengenai iris dan badan siliaris bersifat mendadak, biasanya berjalan selama 6- 8 minggu.
Etiologi • Belum diketahui secara pasti, diduga reaksi
imunologis. • Uveitis anterior akut nongranulomatosa:-Trauma-diare kronis-penyakit reiter-herpes simpleks-sindrom bechet-sindrom posner schlosman-Pascabedah-infeksi adenovirus-Parotitis-Influenza-klamida
• Uveitis anterior kronis nongranulomatosa:-arthritis rheumatoid -fuchs heterokromik iridosiklitis.• uveitis anterior granulomatosa akut:-sarkoiditis-sifilis-tuberculosis-virus-jamur-parasit
INSIDENSI DAN EPIDEMIOLOGI
• ±15 : 100.000 penduduk
• 75 % uveitis anterior
• usia 20 – 50 tahun
• kebanyakan pada ras kaukasian
• Di Amerika Serikat,uveitis merupakan penyebab kebutaan nomor tiga setelah Retinopati Diabetik dan Degenerasi Macular
KLASIFIKASI
Uveitis anterior berdasarkan waktu terjadinya dapat dibagi menjadi:
• Uveitis anterior akut.• Uveitis anterior kronik.
Berdasarkan patologinya dapat dibagi menjadi:
• Uveitis anterior non granulomatosa .• Uveitis anterior granulomatosa
Tabel Pembagian Uveitis Anterior secara klinis
RINGAN SEDANG BERATKeluhan ringan sampai sedang
VA 20/20 to 20/30
Kemerahan sirkumkornel
superficial
Tidak ada KPs (keratic
presipitat)
1+ cells and flare
Tekanan intraokuler berkurang
< 4 mmHg
Keluhan sedang sampai berat
VA from 20/30 to 20/100
Kemerahan sirkumkornel dalam
Tampak KPs
1-3+ cells and flare
Miotic
Sinekia posterior ringan
Udem iris ringan
Tekanan intraokuler berkurang
3-6 mm Hg
Keluhan sedang sampai berat
VA < 20/100
Kemerahan sirkumkornel dalam
Tampak KPs
3-4+ cells and flare
Pupil miosis hebat
Sinekia posterior (fibrous)
Tidak tampak kripte pada iris
tekanan intraokuler meningkat
PATOGENESIS
dilatasi pembuluh darah kecil , hiperemi perikorneal (pericornealvascular injection)
↓Permeabilitas pembuluh darah ↑
↓eksudasi, iris edema, pucat, pupil reflex ↓ sampai dgn
hilang,pupil miosis↓
Migrasi sel-sel radang dan fibrin ke COA, COA keruh, flare (+)↓
Sel radang menumpuk di COA, hipopion (bila proses akut) ↓
Migrasi eritrosit ke COA, hifema (bila proses akut) ↓
Sel-sel radang melekat pada endotel kornea (keratic precipitate)
↓
Sel-sel radang, fibrin, fibroblast menyebabkaniris melekat pada kapsul lensa anterior (sinekia
posterior)dan pada endotel kornea (sinekia anterior)
↓ Sel-sel radang, fibrin, fibroblas menutup pupil
(seklusio pupil / oklusio pupil) ↓
Gangguan aliran aquous humordan peningkatan tekanan intra okuler dan terjadi
glaukoma sekunder↓
Gangguan metabolisme pada lensa, lensa jadi keruh, katarak komplikata
↓ Peradangan menyebar bisa menjadi endoftalmitis
dan panoftalmitis
GEJALA KLINIK
• Kejadiannya terjadi mendadak atau secara tiba-tiba.
• Mata merah.
• Unilateral.
• Rasa nyeri pada mata.
• Fotofobia.
• Kadang dapat disertai lakrimasi.
TANDA UVEITIS ANTERIOR
• Adanya injeksi siliar.• Pupil ditemukan mengecil karena inflamasi
pada otot sfingter pupil, selain itu terjadi edema pupil yang akan mengakibatkan pupil miosis.
• Adanya flare• Dapat ditemukan keratic prespitat. Pada
uveitis anterior non granulomatosa terdapat keratic prespitat yang halus pada dataran belakang kornea.
• uveitis anterior granulomatosa: prespitat yang lebih besar, disebut juga mutton fat deposit, adanya penimbunan sel pada tepi pupil yang disebut benjolan Koeppe dan penimbulan sel pada permukaan iris yang disebut benjolan busacca.
• Tekanan intraokular didapatkan menurun pada saat pertama kali, karena pembentukan humor akuos berkurang akibat inflamasi pada prosesus siliaris. Namun setelah itu dapat ditemukan peningkatan tekanan intraokular.
• Sinekia anterior dan posterior
Diagnosis Kerja
• Iridosiklitis/ Uveitis
• Diagnosa uveitis ditegakkan berdasarkan anamnesa yang lengkap, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang menyokong.
Diagnosis Banding
• Konjungtivitis
konjungtivitis penglihatan tidak kabur, respon pupil normal, terdapat sekret dan umumnya tidak disertai rasa sakit, fotofobia atau injeksi silier
• Keratitis/ keratokonjungtivitis
Penglihatan dapat kabur pada keratitis, ada rasa sakit serta fotofobia
• Glaukoma akut
Terdapat pupil yang melebar, tidak ada sinekia posterior dan korneanya beruap/ keruh.
• Neoplasma
Large-cell lymphoma, retinoblastoma, leukemia dan melanoma maligna bisa terdiagnosa sebagai uveitis.
Pemeriksaan Penunjang
• Slit Lamp
Adapted from Hogan MH, Kimura SJ, Thygeson P. Signs and symptoms of uveitis: I. Anterior uveitis. Am J Ophthalmol 1959;47:162-3.’
Grade Flare Cells
0 tidak ada tidak ada
1+ flare tipis atau lemah 5-10 /lapang pandang
2+ Flare tingkat sedang (Iris dan lensa secara 10-20/lapang pandang detail masih tampak)
3+ kekeruhan lebih berat (Iris dan lensa 20-50/lapang pandang diselimuti kekeruhan
4+ flare sngat berat (penggumpalan fibrin pada >50/lapangpandang humur aquos)
• Flouresence Angiografi
• USG
• Biopsi Korioretinal
PENATALAKSANAAN
• Pengobatan uveitis pada umumnya digunakan obat-obatan seperti sikloplegik, OAINS atau kortikosteroid. Pada OAINS dan kortikosteroid, dapat juga digunakan obat-obatan secara sistemik. Selain itu, pada pengobatan yang tidak beresponsif terhadap kortikosteroid, dapat digunakan imunomodulator.
Penanganan pada uveitis anterior dan follow up
1. Mild uveitis (Optional depending on symptoms)
• Cyclopentolate, 1% (t.i.d.) atau homatropine, 5% (b.i.d.-t.i.d.)
• Prednisolone, 1% (b.i.d.-q.i.d.)• Aspirin atau ibuprofen, 2 tablet (q.4h)b secara
oral• Penggunaan β bloker jka TIO meningkat• Reevaluasi 4-7 hari (atau jika berambah parah)
2. Refer to primary care physician for systemic evaluation (when indicated)
3. C. Moderate uveitis• Homatropine, 5% (q.i.d.) atau scopolamine,
0.25% (b.i.d.)• Prednisolone, 1% (q.i.d.)• Aspirin atau ibuprofen, 2 tablets (q.4h)b secara
oral• Penggunaan β bloker jka TIO meningkat• Paca mata gelap• Anjuran kepada pasien agar berhati-hati• Re-evaluasi 2-4 hari (atau bila perlu)
4. Severe uveitis
• Atropine, 1% (b.i.d.-t.i.d.) atau homatropine, 5% (q.4h)
• Prednisolone, 1% (q.2-4h)a
• Aspirin atau ibuprofen, 2 tablets (q.3-4h) secara oral
• Penggunaan β bloker jka TIO meningkat
• Pakai mata gelap
• Anjuran kepada pasien agar berhati-hati
• Reevaluasi 1-2 hari
Komplikasi
Apabila uveitis tidak mendapatkan pengobatan maka dapat terjadi komplikasi berupa:
• Glaukoma, peninggian tekanan bola mata.• Katarak.• Neovaskularisasi.• Ablatio retina.• Kerusakan nervus optikus.• Atropi bola mata.
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
• Quo ad sanationam : Dubia ad Bonam
• Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
TERIMA KASIH