1
Skripsi Geofisika
TOMOGRAFI SEISMIK 3D PADA
LAPANGAN PANAS BUMI “X”
Oleh:
AKINO ISKANDAR
H221 07 035
PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
i
TOMOGRAFI SEISMIK 3D PADA
LAPANGAN PANAS BUMI “X”
O l e h:
AKINO ISKANDAR
H221 07 035
Diajukan
Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains
Pada Program Studi Geofisika Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin
PROGRAM STUDI GEOFISIKA JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2013
ii
Lembar Pengesahan
TOMOGRAFI SEISMIK 3D PADA
LAPANGAN PANAS BUMI “X”
O l e h:
AKINO ISKANDAR
H221 07 035
Disetujui Oleh:
Pembimbing Utama Pembimbing Pertama
Drs. Lantu, M.Eng., DESS. Sabrianto Aswad, S.Si, MT
NIP. 195407171979011003 NIP. 197805242005011002
Makassar, Agustus 2013
iii
“… Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak
mengetahui ?...”.
(QS. Az-Zumar : 9)
Dipersembahkan kepada
Ibunda Hj. Muliati dan Ayahanda Iskandar
iv
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah Penulis panjatkan ke hadirat Allah Azza wa Jalla, Rabb
yang tiada penolong dan pelindung selainNya, yang mahakuasa atas segala
sesuatu, serta sumber petunjuk atas semua keterbatasan dan kelemahan seorang
manusia, yang alhamdulillah akhirnya Penulis dapat menyelasaikan Tugas
Akhirnya yang berjudul “Tomografi Seismik 3D Pada Lapangan Panas Bumi
“X”” sebagai syarat untuk Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi
Geofisika Jurusan Fisika Universitas Hasanuddin. Shalawat dan salam senantiasa
penulis kirimkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Shallahu Alaihi Wa
Sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti
sunnahnya hingga akhir zaman. Sebagai manusia yang disifati sebagai makhluk
yang ”lemah dan memiliki keterbatasan”, penulis menyadari bahwa segala
tantangan dan ujian dalam perjalalan penyelasaian skripsi ini, tidak terlepas dari
”SEBAB” berupa bantuan dari beberapa pihak dan pribadi yang semoga Allah
membalas kebaikan mereka semua. Untuk itu penulis mengawali dengan
persembahan skripsi ini kepada Ibunda Hj. Muliati dan Ayahanda Iskandar serta
empat orang kakak dan adik tiga orang adik saya atas dukungan dan motivasi
yang diberikan selama ini.
Tidak lupa pula penulis sampaikan ”Syukran, jadzakumullahu khairan” (Terima
kasih, Semoga Allah membalas kebaikannya)”, dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada:
v
1. Bapak Drs. Lantu, M.Eng., DESS., sebagai pembimbing utama dan atas
arahan serta bimbingannya, yang juga bisa kami katakan sebagai orang
tua kami selama dalam penyelasaian tugas akhir ini atas arahan dan
nasehat yang diberikan.
2. Bapak Sabrianto Aswad, S.Si, MT sebagai pembimbing pertama, yang
telah menyarankan mengambil tema ini, memberikan arahan dan ilmu
melalui diskusi-diskusi dan konsultasi yang terkadang tidak mengenal
waktu yang berkaitan dengan tema penelitian.
3. Bapak Dr.Andri Dian Nugraha, M.Si., sebagai pembimbing kedua atas
arahan dan bimbingannya selama penelitian tugas akhir di kampus ITB
Bandung, yang meskipun dari banyaknya mahasiswa S1 dan S2 yang
dibimbingnya serta kesibukan lainnya, beliau alhamdulillah masih dapat
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada kami.
4. Bapak Syamsuddin, S.Si, MT dan Ibu Nur Hasanah, S.Si, M.Si atas
arahan terkait pelaksanaan seminar 1, 2, dan ujian sidang.
5. Bapak Prof. Dr. H. Halmar Halide, M.Sc sebagai Ketua Jurusan Fisika,
serta seluruh staf dosen pengajar dan pegawai Jurusan Fisika FMIPA
UNHAS yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama penulis
menjalani studi hingga menyelesaikan tugas akhir ini.
6. Bapak Dr. Muhammad Alimuddin Hamzah, M.Eng selaku ketua program
studi Geofisika jurusan Fisika FMIPA UNHAS
7. Bapak Dr. Eng. Amiruddin selaku Penasehat Akademik atas arahan
nasehat selama penulis menempuh studi.
8. Bapak dan Ibu staf pegawai akademik FMIPA Unhas.,
9. Terima kasih penulis sampaikan kepada keluarga besar PT. Pertamina
Geothermal Energy Jakarta, staf ahli, tenaga administrasi dan teknisi
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
Kerja Praktek serta pengambilan data penelitian Tugas Akhir ini. Terima
kasih juga disampaikan kepada Bapak Muh. Yustin Kamah selaku Vice
President yang telah memberikan izin akses data.
vi
10. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman, kanda-
kanda serta adik-adik Mahasiswa Gofisika/Fisika, terkhusus kepada
teman-teman Geofisika 2007 yang telah bersama-sama berjuang bersama
dalam masa studi penulis.
11. Kepada teman-teman mahasiswa geofisika ITB yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu yang telah memberikan sharing ilmunya dalam
penyelasaian tugas akhir penulis
12. Kepada ust.Wawan yang juga sebagai ketua DPD WI Bandung, ust.
Ukhsin, ust.Tena dan lainnya atas nasehat, motivasi dan kebaikannya
selama di Padasuka Bandung serta adik-adik SMK WI Bandung yang saya
cintai karena Allah,
13. Spesial kepada seluruh ikhwa pengurus dan alumni UKM LDK MPM
Unhas yang saya cintai karena Allah. Begitu banyak pelajaran berharga
yang penulis dapatkan selama interaksi dalam kafilah ini , untuk belajar
menjadi penolong agama Allah, yang semoga dengan itu kita semua
senantiasa di tolong oleh Allah dan diteguhkan pendirian untuk istiqomah
di jalan Allah yang lurus ini.
14. Spesial juga kepada seluruh ikhwa pengurus dan alumni Mushalla
Istiqomah FMIPA UH yang saya cintai karena Allah. Semoga kita semua
dapat ISTIQOMAH seperti nama mushalla ini.
15. Dan seluruh pihak yang telah banyak membantu penulis baik ketika dalam
melakukan tugas akhir maupun penyusunan laporan tugas akhir yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk semuanya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, hal ini
dikarenakan masih terbatasnya pengetahuan dan wawasan penulis. Dan
sebagaimana layaknya manusia yang tidak mungkin luput dari kesalahan, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik terhadap isi tulisan ini nantinya.
Semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
vii
La Hawla Wala Quwwata Illa Billah, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Makassar, Agustus 2013
Penulis
viii
SARI BACAAN
Perubahan permeabilitas struktur reservoir geotermal dapat disebabkan oleh
adanya perubahan tekanan, temperatur dan fasa fluida panas bumi akibat
pergerakan struktur dan perubahan fase air panas menjadi uap dari fluida injeksi
pada masa produksi. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya gempa
mikro dalam reservoir. Observasi seismisitas gempa mikro berupa parameter fisis
seperti kecepatan seismik medium bawah permukaan dapat digunakan untuk
mendeteksi permeabilitas struktur reservoir. Analisis kecepatan seismik dilakukan
dengan menggunakan pemodelan tomografi seismik (tomografi delay time).
Pemodelan tomografi diawali dengan proses forward modelling berupa penjejakan
lintasan sinar (ray tracing) dari source ke receiver dalam ruang 3D untuk
menghitung waktu tempuh rambat gelombang minimum dari gelombang P dan S
dengan menggunakan model awal kecepatan 1D. Waktu tempuh kalkulasi ini
selanjutnya menjadi input dalam memodelkan kecepatan dengan metode iterative
damped least square dalam proses inverse modeling yang akan meminimalkan
kuadrat dari selisih waktu tempuh (delay time) antara waktu tempuh kalkulasi
dengan waktu observasi. Dengan kata lain, waktu kalkulasi akan mencoba
mendekati waktu observasi (represantasi dari kondisi bawah permukaan) hingga
didapatkan nilai delay time yang cukup mimimal dalam proses yang dilakukan
secara iteratif. Penelitian yang dilakukan pada lapangan geothermal “X”
menunjukkan adanya anomali kecepatan baik untuk gelombang P dan S pada
kedalaman antara +0.5 hingga -1.5 km terhadap MSL dengan nilai rata-rata 10%-
15% relatif lebih rendah dari sekitarnya. Data rasio Vp/Vs memberikan nilai yang
relatif rendah pada rata-rata 1.7– 1.9 km/sec. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa lapisan anomali pada lapangan geothermal “X” bersifat gas-saturated.
Kata Kunci : gempa mikro, model kecepatan 1-D, tomografi, pseudo-bending,
geotermal.
ix
ABSTRACT
Changes in the permeability of a structure in a geothermal field can be caused by
the stimulation of the geothermal reservoir, pore pressure, and temperature
changes due to the interaction between the circulating reservoirÂ’s fluids with hot
rock. Observation of microseismic activity of an area of geothermal can be used
to detect the permeability of the structure. The analysis is done by modeling the
micro seismic tomography using 1-D velocity model. After knowing the focal
position of the earthquake and the surface station data, then performing the ray-
tracing pseudo-bending method to obtain a matrix equation the path of the waves.
Then the inversion is done iteratively using damped least squares for 1-D velocity
model to obtain velocity anomalies and a geothermal reservoir conditions in the
subsurface. The results obtained from tomographic inversion are the subsurface
velocity data and anomalies for P waves (Vp) and S wave (Vs). Research carried
out on the geothermal field "NH" shows the velocity anomalies for P and S waves
are found at depths between 1 km to 3 km with an average value of 10% -20%
lower than the relative vicinity. Data of Vp/Vs ratio give a relatively high value on
average 1.7 - 2.0. The results of this study indicate that the anomaly in the
geothermal field "NH" is water-saturated rock.
Keyword : microseismic, 1-D velocity model, tomography, pseudo-bending,
geothermal.
.
x
” Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu
sendiri ...”
(Al- Isra : 7)
”...Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui.”
(Al- Baqarah : 215)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI .................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
I.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 2
I.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3
I.4 Ruang Lingkup ……………………………………………………… 4
BAB II TEORI DASAR ................................................................................... 5
II.1 Sistem Panas Bumi (Geotermal) ........................................................ 5
II.1.1 Reservoir dan Sistem Geotermal………………………………….. 5
II.1.2 Tinjauan Geologi Lapangan Panas Bumi “X” 6
II.1.2.1 Struktur Geologi ………………………………………………… 6
II.1.2.2 Stratigrafi Lapangan ……………………………………......... 6
II.1.3 Karakteristik Reservoir Lapangan Panas Bumi “X” ……………… 7
II.1.4 Gelombang Seismik ………………………………………….......... 7
II.1.4.1 Ciri-ciri dari Berbagai Gempa …………………………………. 8
II.1.5 Efek Temperatur, Tekanan dan Poros terhadap Kecepatan Gelombang
Seismik…………………………………………………………… 11
II.2 Eksplorasi Geofisika untuk Geotermal ……………………………… 13
II.2.1 Seismik Tomografi ………………………………………………... 13
II.2.2 Pemodelan Kedepan ……………………………………………… 14
II.2.3 Pemodelan ke Belakang (inverse modelling) …………………………. 20
II.2.4 Tes Resolusi ……………………………………………………… 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………………. 25
III.1 Lokasi Penelitian ………………………………………………….. 25
III.2 Data ……………………………………………………………….. 25
III.3 Tahapan Penelitian ……………………………………………….. 25
III.3.1 Persiapan Data …………………………………………………… 25
xii
III.3.2 Parameterisasi Model …………………………………………….. 26
III.3.3 Pemodelan kedepan (forward modelling) ……………………….. 26
III.3.4 Pemodelan ke Belakang (Inverse modelling) …………………… 26
III.3.5 Tes Resolusi …………………………………………………… .. 27
III.4 Alur Penelitian ……………………………………………………. 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………… 30
IV.1 Distribusi Event Gempa Untuk Gelombang P Dan S ……………... 30
IV.2 Pemodelan kedepan (forward modelling) …………………………. 32
IV.2.1 Ray Tracing Gelombang P ………………………………………. 32
IV.2.2 Ray Tracing Gelombang S ………………………………………. 33
IV.3 Tes Resolusi Inversi Tomografi ……………………………………. 34
IV.3.1 Tes Resolusi Inversi Tomografi Gelombang P ………………….. 34
IV.3.2 Tes Resolusi Inversi Tomografi Gelombang S ………………….. 40
IV.3 Hasil Inversi Tomografi Data Lapangan …………………………… 45
IV.3 Hasil Inversi Tomografi Data Lapangan Pada Gelombang P (Vp) ….45
IV.3.2 Hasil Inversi Tomografi Data Lapangan Gelombang S (Vs) …….. 52
IV.4 Analisis Struktur Kecepatan Vp, Vs, dan rasio Vp/Vs …………….. 57
BAB V PENUTUP …………………………………………………………… 63
V.1 Kesimpulan ………………………………………………………….. 63
V.2 Saran ………………………………………………………………… 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Energi panas bumi di Indonesia memiliki cadangan yang sangat besar, yakni
mencapai 40% cadangan panas bumi dunia berada di Indonesia. Namun potensi
ini belum teroptimalkan, sehingga perlu dilakukan eksplorasi potensi tersebut agar
dapat termanfaatkan dengan baik. Energi panas bumi sendiri merupakan energi
panas yang terbentuk di bawah permukaan bumi secara alami, dimana energi
panas alami yang berasal dari bumi terjebak cukup dekat dengan permukaan dan
dapat dengan mudah dieksploitasi untuk dimanfaatkan secara ekonomis (Faul A,
2012).
Dalam pemanfaatannya, ekstraksi fluida (uap panas) yang terus-menerus dari
reservoir panas bumi menyebabkan terjadinya pengurangan massa. Pengurangan
massa ini dapat dikompensasi dengan pengisian kembali (recharge) baik secara
alami maupun secara buatan melalui proses reinjeksi. Recharge buatan ini
dilakukan dengan cara menginjeksikan air sisa ektraksi uap melalui sumur-sumur
reinjeksi. Pada masa produksi terjadi perubahan tekanan, temperature dan fasa
fluida panas bumi oleh adanya pergerakan struktur dan perubahan fase air panas
menjadi uap dari fluida injeksi. Hal ini merupakan salah satu penyebab terjadinya
gempa bumi mikro dalam reservoir.
2
Observasi aktifitas seismik gempa mikro yang umumnya bersumber dari proses
injeksi sumur pada lapangan panas bumi, dapat menjadi dasar untuk mencitrakan
perubahan permeabilitas struktur yang terjadi. (Hikmah N, 2013).
Kecepatan seismik adalah salah satu parameter fisis yang sangat baik untuk
menggambarkan karakteristik medium bawah permukaan (Suantika, 2008).
Pemodelan tomografi seismik, dapat digunakan untuk membuat penampang
distribusi kecepatan yang menjadi panduan untuk korelasi stratigrafi dan
gambaran penyebaran litologi. Oleh karena itu analisa kecepatan yang akurat
sangat dibutuhkan untuk mendaptkan korelasi stratigrafi dan gambaran
penyebaran litologi (Monalia, 2011).
Pemodelan tomografi diawali dengan proses forward modelling berupa penjejakan
sinar (ray tracing) dari source ke receiver dalam ruang 3D untuk menghitung
waktu tempuh rambat gelombang minimum dari gelombang P dan S. Setelah
melakukan inisialisasi kecepatan (model awal 1D), waktu tempuh yang
didapatkan dari proses forward modelling pada model awal kecepatan ini,
dibandingkan dengan data waktu tempuh pengamatan dalam proses inversi
(inverse modelling), dan selisihnya akan didistribusikan sepanjang volume grid
sehingga didapatkan model kecepatan yang baru. Model kecepatan hasil inversi
ini kemudian akan di-forward modelling kembali dan selisih waktu kembali
didistribusikan pada proses inversi, dan seterusnya hingga diperoleh normal error
yang cukup minimal atau konvergen.
3
Informasi dari hasil inversi, berupa distribusi anomali kecepatan rendah dari
kecepatan bawah permukaan gelombang P (Vp) dan gelombang S (Vs), serta rasio
kecepatan dari Vp/Vs menjadi faktor penting untuk menentukan keberadaan pori-
pori batuan yang berisi air atau distribusi fluida dalam sistem geotermal
(Zandomeneghi D, 2007). Selain itu untuk memperoleh hasil yang lebih valid
tentang kondisi area geotermal, diperlukan interpretasi yang komprehensif
melalui informasi pendukung berupa data geologi area geotermal dan data inflow
fluida.
I.2 Rumusan Masalah
Hasil pengolahan data seismik berupa data zero offset biasanya memiliki posisi
titik-titik refleksi yang terletak tidak tepat pada bidang sebenarnya. hal ini
disebabkan oleh pantulan miring atau difraksi yang melenturkan gelombang ke
segala arah, sehingga penampang seismik yang dihasilkan tidak mencerminkan
struktur bawah permukaan secara akurat. Oleh karena itu diperlukan proses
migrasi untuk mengembalikan titik-titik refleksi pada posisi sebenarnya. Dalam
proses migrasi pun dibutuhkan analisis kecepatan. Hal ini sangatlah
penting,karena dengan analisis kecepatan akan diperoleh nilai kecepatan yang
akurat yang sesuai dengan kecepatan medium untuk menentukan kedalaman,
ketebalan, kemiringan dari pemantul (reflector).
Pemodelan tomografi seismik, dapat digunakan untuk membuat penampang
distribusi kecepatan yang menjadi panduan untuk korelasi stratigrafi dan
gambaran penyebaran litologi. Oleh karena itu analisa kecepatan yang akurat
4
sangat dibutuhkan untuk mendaptkan korelasi stratigrafi dan gambaran
penyebaran litologi.
I.3 Tujuan Penelitian
1. Mencitrakan stuktur kecepatan gelombang seismik (Vp,Vs, dan rasio Vp/Vs)
pada lapangan panas bumi “X”.
2. Mengetahui kondisi dan karakteristik reservoir panas bumi “X” melalui
interpretasi struktur kecepatan gelombang seismik.
I.4 Ruang Lingkup
Pada penelitian tomografi seismik ini atau juga biasa disebut tomografi delay time
,penulis menyelasaikan penelusuran jejak sinar (ray tracing) dalam proses
forward modeling dengan salah satu metode dalam ray tracing, yaitu metode
pseudo bending untuk mencari waktu tempuh penjalaran gelombang dari source
ke receiver yang menggunakan prinsip fermat dimana gelombang merambat
melewati suatu medium dengan waktu tempuh tercepat. Waktu tempuh kalkulasi
ini selanjutnya menjadi input dalam memodelkan kecepatan dengan metode
iterative damped least square dalam proses inverse modeling yang akan
meminimalkan kuadrat dari selisih waktu tempuh (delay time) antara waktu
tempuh kalkulasi dengan waktu observasi. Dengan kata lain, waktu kalkulasi akan
mencoba mendekati waktu observasi (represantasi dari kondisi bawah permukaan)
hingga didapatkan nilai delay time yang cukup mimimal dalam proses yang
dilakukan secara iteratif.
5
BAB II
TEORI DASAR
II.1 Sistem Panas Bumi (Geotermal)
II.1.1 Reservoir dan Sistem Geotermal
Energi panas bumi berasal dari panas di bagian bumi yang dalam. Karena pada
bagian bumi yang dalam tersebut sangat panas oleh pembusukan terus menerus
dari isotop radioaktif yang berumur panjang, panas dari daerah yang dalam
kemudian mengalir keluar ke permukaan. Aliran panas terus keluar dan akan
hilang secara permanen dari permukaan oleh radiasi menuju ruang angkasa.
Namun karena sifat yang dimilikinya dengan proses geologi, panas bumi ini
terkonsentrasi di wilayah diskrit sekitarnya oleh kedap batuan yaitu cap rock
bawah permukaan dan disebut "reservoir geotermal" (Baris Budak, 2004).
Gambar 2.1 Skema Sistem Geotermal (Baris Budak, 2004)
6
II.1.2 Tinjauan Geologi Lapangan Panas Bumi “X”
II.1.2.1 Struktur Geologi
Ada tiga kelompok utama struktur geologi yang berpengaruh di Lapangan Panas
Bumi “X”. Pertama, dinding kaldera di bagian barat disebut sebagai struktur sesar
yang paling produktif di daerah “X”.. Kedua, sepasang struktur graben (terletak di
bagian timur dan baratdaya), masing-masing dipisahkan oleh struktur horst.
Sedangkan yang ketiga adalah dua sistem sesar geser berarah Timur laut-Barat
daya. Sesar geser pertama (paling utara) menutup salah satu sumbu sumber panas
di lapangan panas bumi ini. Sedangkan sesar geser yang terdapat di bagian selatan
menggambarkan arah gerakan kekiri (left lateral fault) dan merupakan zona
permeabilitas buruk (poor permeability zone).
II.1.2.2 Stratigrafi Lapangan
Pada daerah “X” terdapat batuan vulkanik yang berasal dari berbagai sumber
erupsi, dipengaruhi oleh struktur geologi (tektonik) dan ubahan hidrotermal yang
kuat, sehingga sulit sekali mengenali asal batuan. Oleh sebab itu stratigrafi
lapangan panas bumi di daerah “X” disusun berdasarkan lapisan demi lapisan dari
jenis batuan yang diperoleh selama operasi pemboran, sedangkan penamaannya
dilengkapi dengan intensitas ubahan.
II.1.3 Karakteristik Reservoir Lapangan Panas Bumi “X”
Lapangan panas bumi “X” telah terbukti sebagai salah satu sistem dominasi uap.
Lapangan “X” dicirikan mempunyai temperatur reservoir antara 230°C sampai
7
246°C. Lapangan “X” mempunyai sumur-sumur yang menghasilkan uap kering
dan diperkirakan 35% dari batuan reservoirnya berisi air (saturasi air = 35%),
sedangkan rongga-rongga lainnya berisi uap. Dalam vapour dominated system,
dominasi uap tekanan dan temperatur umumnya relatif tetap terhadap kedalaman.
Reservoir pada area geothermal ini terletak pada kedalaman sekitar 544 m sampai
1700 m. Batuan reservoir terdiri dari interbedded pyroclastic dan lava yang
komposisinya berupa andesit dengan beberapa basaltic andesite dan lacustrine
tuffs.
II.1.4 Gelombang Seismik
Gelombang gempa disebut juga gelombang seismik terjadi karena beberapa
proses atau aktifitas geologi yang terjadi pada atau sekitar sumber panas bumi.
Getaran gelombang seismik yang relatif kecil hanya dapat dideteksi dengan alat
seismograf di suatu tempat di permukaan bumi yang dipasang dalam jaringan
gempa mikro yang telah ditentukan. Dua jenis gelombang utama adalah
gelombang body dan gelombang permukaan. Gelombang body menjalar melewati
lapisan dalam bumi, tapi gelombang permukaan hanya dapat bergerak di
permukaan bumi. Gempa menjalarkan energi seismik sebagai gelombang body
dan gelombang permukaan. Namun pada gempa mikro yang digunakan hanya
gelombang body saja. Jenis pertama gelombang body adalah gelombang P atau
gelombang primer atau gelombang longitudinal atau gelombang kompresi.
Dengan kecepatan antara 1,5 dan 8 km perdetik dalam kerak bumi. Gelombang P
bergerak melewati batuan padat dan fluida. Gelombang P adalah gelombang
8
seismik tercepat dan akan terbaca pertama pada seismograf. Kecepatan
gelombang P, yaitu:
√
(2.1)
dengan adalah kecepatan gelombang P, adalah konstanta Lame, adalah
modulus geser, dan adalah densitas.
Jenis kedua gelombang body adalah gelombang S atau gelombang sekunder atau
gelombang transversal, yaitu gelombang kedua pada gempa, juga dikenal sebagai
gelombang geser, menjalar lebih lambat, biasanya pada 60% sampai 70% dari
kecepatan gelombang P dan hanya dapat melintasi batuan padat. Gelombang S
menjalar lebih lambat daripada gelombang P, sehingga akan terekam seismograf
setelah gelombang P. Kecepatan gelombang S, yaitu :
√
(2.2) II.1.4.1 Ciri-ciri dari Berbagai Gempa
- Gempa lokal (mikro) (Gambar II.2):
Tipe/bentuk getaran gempa pendek meruncing
Getaran tiba-tiba dan tidak begitu lama (tidak panjang)
Frekuensi kejadian tinggi.
Amplitudo gelombang bergantung pada jarak fokus terhadap stasiun dan
menurun dalam jangka waktu yang cepat.
Magnitudo kecil (< 3 skala Richter)
Kedalaman fokus gempa hiposentrum dangkal (< 3 km).
9
Perbedaan waktu datangnya gelombang Sekunder dan gelombang Primer
sedikit (Ts – Tp)
Durasi pendek (sekitar < 15 sekon).
- Gempa regional/gempa jauh (Gambar II.3):
Tipe/bentuk getaran gempa memanjang maksimum
Karena jaraknya jauh, getaran gelombang akan sampai di stasiun dalam
waktu relatif lambat (lama) dan juga durasinya lebih lama (panjang).
Amplitudo bergantung kepada jarak fokus terhadap stasiun dan penurunan
amplitudonya dalam waktu lambat.
Magnitudo lebih besar (> 3 skala Richter)
Karena gempa jauh sebagian besar ditimbulkan oleh pergeseran kerak
bumi (tektonik) didalam bumi, maka kedalaman fokus hiposenter lebih
dalam (> 5 km).
Perbedaan gelombang Primer dan gelombang Sekunder lebih jelas (lama).
Durasi lebih lama (> 15 sekon) (Kamah, 2006).
10
Gambar 2.2 Rekaman gempa mikro/gempa lokal (Pertamina, 2010).
Gambar 2.3 Rekaman gempa regional (Pertamina, 2010).
11
II.1.5 Efek Temperatur, Tekanan dan Poros terhadap Kecepatan Gelombang
Seismik
Beberapa faktor dapat menjelaskan perubahan lateral yang teramati pada
kecepatan seismik: (1) perubahan litologi, kandungan fluida (2) perubahan
tekstur, seperti yang disebabkan oleh perkembangan retakan di batu, atau cairan
pori bervolume besar dalam zona retak (3) perubahan suhu dan tekanan (4)
anisotropi dalam distribusi kecepatan. Ini pertanyaan yang sangat menarik karena
juga jika itu merupakan asumsi praktis, bumi sebenarnya pasti bukan media
isotropik. Anomali velocitiy seismik harus ditafsirkan dengan mengingat efek
anisotropi selain heterogenitas lateral yang isotropik.
Sejumlah penelitian telah mengungkapkan hubungan kuat antara kecepatan
seismik dan litologi. Umumnya, nilai Vp yang lebih rendah teramati dalam bahan
dengan porositas tinggi, seperti tufa dan endapan piroklastik, dalam kontras
dengan bahan yang terkonsolidasi tinggi, seperti batu granit atau metamorf.
Kehadiran rekahan mengurangi kecepatan seismik dibandingkan dengan batu utuh
(Zandomeneghi, 2007).
Penelitian dari Wang (1990) menyatakan bahwa peningkatan temperatur
memberikan efek pada penurunan kecepatan gelombang seismik baik kecepatan
gelombang P (Vp) maupun kecepatan gelombang S (Vs). Penurunan kecepatan ini
utamanya disebabkan oleh pelenturan dan melelehnya batuan pada temperatur
tinggi serta perbedaan ekspansi termal pada mineral-mineral penyusun batuan.
Kecepatan gelombang sesimik sangat sensitif terhadap perubahan temperatur
12
(Trampert, 2001), dimana kenaikan temperatur yang cukup besar seiring
bertambahnya kedalaman akibat ekspansi termal yang menurun menunjukkan
penurunan kecepatan gelombang seismik dengan Vs cenderung lebih sensitif
dibandingkan Vp.
Secara Umum, pada penurunan saturasi minyak dan gas serta peningkatan saturasi
air akan menghasilkan peningkatan kecepatan gelombang P, penurunan
gelombang S, dan peningkatan rasio Vp/Vs (Prskalo, et al). Sehingga pada batuan
gas-saturated. baik kecepatan gelombang P maupun S cenderung menurun. Pada
batuan water-saturated, saturasi air meningkatkan kecepatan gelombang P relatif
dibandingkan pada gas-saturated dan gelombang S menurun. Peningktan
gelombang P terjadi karena air cenderung lebih compressible dibandingkan udara
sehingga keberadaan air dalam poros akan meningkatkan modulus bulk batuan
tersebut. Sedangkan penurunan kecepatan gelombang S terjadi karena
peningkatan densitas saat batuan tersaturasi oleh air (Wang, 1990).
Pada batuan yang memiliki bagian melt didalamnya, beberapa hasil penelitian
menunjukkan bahwa parameter kecepatan gelombang seismik dapat sangat
bervariasi, seperti untuk batuan 10% melt didalamnya, penurunan Vp dan Vs
dapat bervariasi antara 10-40% dan 20-100% dibandingkan dengan solid rock,
tergantunng pada asumsi geometri melt, geometri poros, dan mekanisme
perubahan fasa (Hikmah N, 2013).
13
II.2 Eksplorasi Geofisika untuk Geotermal
II.2.1 Seismik Tomografi
Data seismik merupakan salah satu sumber daya yang paling berharga digunakan
untuk menyelidiki struktur bumi. Melalui data seismik tersebut, beberapa metode
telah dikembangkan untuk memperoleh informasi tentang interior bumi yang
tidak dapat diakses sebelumnya. Diantara metode ini, tomografi seismik 3D
merupakan teknik yang lebih mudah yang dapat mencitrakan struktur seismik, dan
hasilnya dapat diterjemahkan lebih langsung ke gambaran yang benar dari kondisi
bawah permukaan. Oleh karena itu, sejak tahun 1970, itu telah diterapkan dalam
penyelidikan geologi, sedangkan teorinya ditingkatkan dalam aspek matematika
dan metodologi.
Tomografi seismik adalah metode yang menarik dari penelitian karena
fleksibilitasnya. misalnya, komponen yang berbeda dari gelombang seimik dapat
digunakan, termasuk waktu tempuh, amplitudo, gelombang spektrum, gelombang
penuh atau medan gelombang keseluruhan (Zandomeneghi, 2007).
Tomografi seismik atau biasa disebut tomografi delay time pada dasarnya adalah
manipulasi penyesuaian dari selisih waktu tempuh (delay time) antara waktu
tempuh pengamatan dan waktu tempuh kalkulasi dalam model percobaan, untuk
memperkirakan perbaikan model percobaan itu sendiri, sampai struktur kecepatan
yang paling baik tercapai (Thurber dan Aki, 1987).
14
II.2.2 Pemodelan Kedepan
Pemodelan ke depan di dalam seismik tomografi digunakan untuk menghitung
waktu tempuh dan jalan rambat gelombang atau sinar secara teoritis dengan
menggunakan suatu model kecepatan awal (Monalia, 2011). Dalam pemodelan
data, dicari suatu model yang menghasilkan respon yang cocok atau fit dengan
data pengamatan atau data lapangan. Dengan demikian, model tersebut dapat
dianggap mewakili kondisi bawah-permukaan di tempat pengukuran data
(Grandis, 2009).
Untuk menentukan waktu tempuh gelombang P dan S yang merambat dari sumber
ke stasiun serta rekonstruksi lintasan sinar gelombang yang melewati medium,
dilakukan perhitungan dengan menggunakan metode ray tracing. Pada penelitian
ini digunakan metode ray tracing pseudo-bending (Um dan Thurber, 1987) yang
menggunakan prinsip fermat dimana gelombang merambat melewati suatu
medium dengan waktu tercepat.
Waktu tempuh (T) sepanjang lintasan gelombang dapat diekspresi sebagai sebuah
persamaan integral di antara dua titik (Um dan Thurber, 1987).
∫
(2.3)
Dengan merupakan segmen panjang lintasan dan adalah kecepatan
gelombang seismik. Dalam perhitungan waktu tempuh gelombang secara
penjumlahan numerik sepanjang ray segment, persamaan waktu tempuh
15
gelombang dapat ditulis kembali dengan menggunakan cara aturan trapezoidal
(Um dan Thurber, 1987).
∑
(
)
(2.4)
Dimana n merupakan nomor titik yang mendefenisikan ray dan adalah vektor
posisi titik ke- k, sedangkan merupakan kecepatan gelombang pada titik ke-k
Gambar 2.4 Ilustrasi dari skema 3 titik pertubasi ( ). Setelah direlokasi sepanjang
Rc pada arah dengan mengunci posisi dan , didapatkan titik lintasan yang baru
(Um dan Thurber, 1987).
Ray tracing berawal dari sinar gelombang antara titik dan adalah lurus.
Kemudian titik tengah antara kedua titik ini, (pada pertubasi pertama
) ditekuk ke arah sejauh Rc. Skema 3 titik pertubasi ini diaplikasi ke
sepanjang sinar gelombang, kemudian sinar gelombang sudah mengalami
gangguan tetapi belum mencapai waktu tempuh minimum (Fermat’s Principle).
Hasil pertubasi pertama menjadi model awal dan untuk pertubasi selanjutnya
kemudian arah tekukan dan sejauh Rc dihitung kembali. Pertubasi
ini diulang hingga mencapai konvergensi dan waktu minimum. merupakan
vektor anti normal dari vektor titik ke titik . Vektor ini paralel dengan
16
arah gradient kecepatan ( ) pada 2 dimensi. diturunkan dari hubungan
persamaan sebagai berikut :
[ )( )]( )
| | (2.5)
(2.6)
Dan jarak Rc dihitung dengan rumus sebagai berikut :
- )
)
)
)
) (2.7)
Dimana,
(2.8)
) (2.9)
Sehingga didapat titik lintasan sinar gelombang yang baru, sebagai berikut :
(2.10)
Sebuah estimasi kecepatan pada titik yang baru diperlukan karena kita tidak
mengetahui nilai pertubasi sebelumnya. Dengan menggunakan ekspansi Taylor
pada kecepatan titik tengah , kecepatan pada titik baru didekati sebagai:
+ [ ) (2.11)
Pada pemograman ini ray tracing berawal dengan ray lurus. Kemudian ray lurus
ini diberi gangguan arah sejauh Rc pada setiap titik tekuknya. Ray diperbaharui
17
sebanyak jumlah pertubasi. Masing-masing ray hasil setiap pertubasi dihitung
pajangnya pada setiap blok dengan cara membagi ray tersebut menjadi segmen-
segmen kecil. Semakin kecil segmennya semakin tinggi tingkat ketelitian dalam
menghitung ray pada setiap blok. Waktu tempuh gelombang merambat dihitung
dengan mengalikan panjang ray setiap blok dengan nilai slowness (1/kecepatan)
pada setiap blok.
∑ (2.12)
Dimana adalah slowness pada blok ke-f yang dilewati oleh ray. merupakan
panjang ray pada blok ke-f yang dilewati ray. Kemudian dari waktu tempuh
masing-masing pertubasi pada ray tracing dipilih waktu minimumnya dan
kemudian pertubasi ke-i dengan waktu minimum ini menjadi ray tracing akhir
yang memenuhi prinsip Fermat.
18
Di bawah ini, digambarkan perhitungan waktu tempuh sebuah ray dari source ke
receiver yang melewati blok-blok dengan nilai slowness (1/kecepatan) tertentu.
Gambar 2.5 Ray tracing 1 ray (sumber gempa) ke 1 receiver pada model 42 blok untuk
rekontruksi lintasan dan perhitungan waktu tempuh.
Dari gambar diatas, dapat dihitung waktu tempuh kalkulasi sebagai berikut :
(2.13)
Hubungan antara data dengan parameter model secara umum dapat dinyatakan
oleh persamaan berikut (Grandis, 2009):
d=g(m) (2.14)
dimana d adalah data dan m adalah parameter model. Atau dalam persamaan
tomografi dinyatakan sebagai:
d=a(x) (2.15)
8.5 9 9.5 10 10.5 11 11.50.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6 Distribusi Lokasi Gempa
Utara - Selatan
Ked
alam
an
Sumber Gempa
Stasiun Gempa
4237
621 3
16
23
36
17
24
30
109
19
dimana a adalah suatu fungsi pemodelan kedepan (forward modelling) yang
merupakan fungsi non linear dari parameter model.
Secara lebih eksplisit setiap komponen pada persamaan (2.15) dapat dituliskan
sebagai berikut:
[
] [
)
)
)
] (2.16)
Untuk kasus khusus dimana fungsi yang menghubungkan data dengan parameter
model adalah suatu fungsi linear maka persamaan (2.17) dan (2.16) dapat
dinyatakan oleh persamaan yang lebih sederhana berupa perkalian matriks:
[d]=[A][x] (2.17)
d= (2.17a)
A= (2.17b)
x= (2.17c)
dimana A adalah matriks kernel, d adalalah matriks waktu tempuh dan x adalah
matriks slowness.
Misalkan solusi inversi dari persamaan (2.13) adalah model yang merupakan
suatu model awal yang dipertubasi dengan agar diperoleh kecocokan yang
lebih baik antara respon model dengan data, maka :
x= + (2.18)
d=a( + ) (2.19)
20
Fungsi a(x) dapat dilinearisasi dengan ekspansi Taylor orde pertama disekitar
model awal , menghasilkan :
a(x) a( ) A (2.20)
dimana a(x) berisi dan a( ) berisi pada model dan A adalah matriks
kernel. Dengan menganggap d sebagai residual waktu tempuh observasi dan
kalkulasi, maka :
d=A (2.21)
Secara lebih eksplisit komponen pada persamaan (II.21) dapat dituliskan sebagai
berikut :
(2.22)
(2.23)
(2.24)
II.2.3 Pemodelan ke Belakang (inverse modelling)
Setelah melakukan inisialisasi kecepatan (model awal 1D), waktu tempuh yang
didapatkan dari proses forward modelling pada model kecepatan awal ini,
dibandingkan dengan data waktu tempuh pengamatan dalam proses inversi
(inverse modelling), dan selisihnya akan didistribusikan sepanjang volume grid
sehingga didapatkan model kecepatan yang baru.
Pemodelan ke belakang (inverse modelling) adalah inti dari tomografi, yang
tujuan utamanya yaitu merekontruksi image kelambatan (slowness) dari data
21
waktu yang diperoleh dari proses ray tracing. Pada tahap inverse kecepatan
gelombang digantikan dengan kelambanan (invers dari kecepatan) untuk
memudahkan perhitungan. Hal ini dikarenakan persamaan inversi pada persamaan
(2.19) menjadi linear ketika berada dalam domain kelambanan (slowness)
(Monalia, 2011).
Untuk permasalahan yang lebih umum, penyelasaian inversi, yakni dengan
memperkirakan parameter model x yang memiliki respons (data perhitungan)
yang cocok dengan data lapangan. Untuk itu kriteria jumlah kuadrat kesalahan
minimum (least square) dapat diterapkan untuk memperoleh model x. (Grandis,
2009).
Dalam formulasi matematika dinyatakan dengan :
∑ (∑ )
=∑ )
(2.25)
(2.26)
dimana, adalah error function dan e adalah selisih antara waktu kalkulasi dan
waktu observasi.
Bila fungsi obyektif diturunkan terhadapa parameter model x, maka akan
menghasilkan:
= - (2.27)
0 = 2( ) (2.28)
(2.29)
22
Bila mengacu pada persamaan (II.21), maka persamaan (II.29) di atas analog
dengan persamaan berikut ini:
= d (2.30)
Persamaan tersebut di atas disebut unconstrained least square terhadap masalah
inversi d= A . Bagian dinamakan Generalized Inverse yang
mengolah data d untuk memperoleh parameter model . Matrix adalah
matriks bujur sangkar berukuran ( ) sesuai dengan parameter model yang
ingin dicari. Matriks adalah perubahan dari parameter slowness ( ). Model
kecepatan awal akan ditambahkan dengan matriks sehingga akan diperoleh
model kecepatan lapisan yang baru. Pada penelitian ini, nilai perubahan kecepatan
dianggap cukup besar sehingga untuk memperoleh nilai dari data
perubahan slowness ( ) digunakan persamaan di bawah ini (Widiyantoro, 2000).
) (2.31)
Mengingat sifat non-linear dari fungsi yang menghubungkan data dengan
parameter model, maka pendekatan orde pertama tersebut tidak dapat langsung
menghasilkan model optimum. Oleh karena itu proses pertubasi model dilakukan
secara iterative menggunakan persamaan sampai diperoleh konvergensi menuju
solusi optimum atau kesalahan yang minimum.
Namun, dalam permasalahan tomografi inverse tomografi banyak ditemukan
kasus dimana yang mendekati singular (determinan ). Blok yang
banyak dilewati sinar merupakan permasalahan over-determined dan blok yang
23
tidak dilewati sinar merupakan permasalahan under-determined (Grandis, 2009).
Untuk menghindari hal tersebut dapat ditambahkan damping dalam perhitungan
inversinya.Redaman (damping) yang digunakan dalam inverse tomografi antara
lain :
( ), yang bertujuan untuk memberikan solusi untuk blok yang
tidak dilewati sinar seismik sehingga menjadi bias terhadap model awal.
Gradient damping ( ), dengan menambah N baris agar memberikan solusi untuk
blok yang tidak dilewati sinar seismic agar menjadi bias terhadap model yang
smooth.
Pada proses inverse tomografi ini, perhitungan dengan menggunakan Norm
Damping dan Gradient Damping dapat diekspresikan dengan persamaan matriks
tomografi sebagai berikut (Widiyantoro, 2000) :
(
) (
) (2.32)
Dimana adalah selisih waktu tempuh observasi dan kalkulasi, A adalah
panjang sinar setiap blok, αI adalah norm damping dan γG adalah gradient
damping. Δx adalah perturbasi slowness.
II.2.4 Tes Resolusi
Tes resolusi atau Checkerboard Resolustion Test (CRT) merupakan suatu metode
yang bertujuan untuk menguji resolusi pada ruang model dan proses inversi
tomografi. Tes resolusi dilakukan dengan forward modeling, mengalikan anomali
24
positif dan negatif seperti papan catur dengan model awal yang digunakan dalam
ray tracing. Besar anomali yang diberikan tergantung pada prediksi model
pertubasi yang akan dihasilkan saat inversi tomografi. Hasil pengkalian model
CRT dengan model awal kemudian menjadi awal kemudian menjadi data input
observasi untuk inversi tomografi. Hasil inverse tersebut merupakan gambaran
ketepatan proses inversi tomografi yang dilakukan.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukkan di lapangan geotermal “X” dengan luas area 30 x 30
dan kedalaman 7 km.
III.2 Data
Bahan yang digunakan adalah data sekunder dari PT. Pertamina Geothermal
Energy pada Lapangan “X” berupa data waktu terjadi gempa (origin time), waktu
tempuh gelombang P dan S (travel time), dan referensi data kecepatan yang
kemudian akan menjdi model kecepatan awal untuk proses pengolahan data.
III.3 Tahapan Penelitian
III.3.1 Persiapan Data
Data input yang di peroleh dari lapangan “X” terdiri dari 61 event gempa dengan
stasiun pengamatan sebanyak 6 stasiun. Dari 61 event untuk gelombang P dan S,
jumlah fase yang terekam masing-masing sebanyak 268 event. Luas area
penelitian lapangan “X” adalah 30 km x 30 km dan kedalaman 7 km dan titik
referensi berada pada 1100 m di atas MSL. Rekaman data gempa mencakup data
waktu terjadi gempa (origin time), waktu tempuh gelobang P dan S (travel time),
dan referensi data kecepatan yang kemudian akan menjdi model kecepatan awal
untuk proses pengolahan data.
26
III.3.2 Parameterisasi Model
Pada penelitian ini dilakukan parameterisasi model blok 3D. Penentuan Jumlah
dan besarnya tiap blok model ini bergantung pada luas area dan kedalaman
Daerah penelitian, serta distribusi data yang di peroleh. Dengan luas area 30 km x
30 km dan kedalaman 7 km, maka model awal dibangun dengan dimensi jumlah
blok 15 x 15 x 14 dan ukuran tiap blok 2000 x 2000 x 500 .
III.3.3 Pemodelan kedepan (forward modelling)
Untuk menghitung waktu tempuh gelombang pada penelitian ini, perhitungan
waktu tempuh gelombang secara teoritis dilakukan dengan metode ray tracing
pseudo bending dengan menggunakan model kecepatan awal 1D untuk
memperoleh waktu tempuh kalkulasi dari sumber gempa ke stasiun penerima
III.3.4 Pemodelan ke Belakang (Inverse modelling)
Pada penelitian ini, metode yang digunakan dalam proses inverse adalah metode
iterative least square dimana model awal dari kecepatan 1D akan diinversi
menjadi model kecepatan 3D dengan nilai waktu tempuh perhitungan dari proses
pemodelan ke depan (forward modelling) telah memenuhi kriteria jumlah kuadrat
kesalahan minimum (least square) dari selisih antara waktu tempuh perhitungan
dengan waktu tempuh pengamatan.
Untuk menghindari nilai determinan matriks sama dengan nol, digunakan
( ), dan Gradient damping ( ). Nilai ( ) dan
Gradient damping ( ) yang digunakan dalam tahap inverse ini, masing-masing
27
adalah 3 dan 0.5 , baik untuk gelombang P maupun gelombang S. Dari 61 event
untuk gelombang P dan S, jumlah fase yang terekam masing-masing sebanyak
268 fase dan membentuk matriks 268 x 3150. Setelah menambahkan
( ) dan Gradient damping ( ), ukuran matriks menjadi 6568 x
3150. Proses dari perhitungan waktu rambat gelombang hingga diperoleh model
kecepatan yang baru, akan dilakukan berulang-ulang hingga keslahan bernilai di
bawah 0.01 atau kesalahan bersifat konvergen.
III.3.5 Tes Resolusi
Pada penelitian ini dilakukan tes resolusi atau biasa Model Checkerboard
Resolution Test (CRT) untuk meneliti resolusi blok yang baik. Model
Checkerboard yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai +10% dan -
10% relative terhadap model awal 1D yang berselang- seling membentuk model
papan catur dengan dimensi jumlah blok 15 x 15 x 14. Model Checkerboard ini
kemudain dikalikan dengan model kecepatan 1D dan selanjutnya dilakukan proses
inversi.
28
Berikut gambar diagram alir Model Checkerboard.
Gambar 3.1 Diagram alir Checkerboard Resolution Test (CRT).
x
=
Model Awal AwAwal
Model CRT
Ray Tracing
Chekerboard pattern
Waktu Tempuh
(Kalkulasi)
Inversi
Ray Tracing Waktu Tempuh
(Observasi)
29
III.4 Alur Penelitian
Gambar 3.2 Diagram alur penelitian untuk membangun model kecepatan dengan metode
tomografi delay time.
Tidak
Ray Tracing
Model Awal Kecepatan
Iterative Damped Least Square
Model Baru Fungsi Kecepatan
Selisih Error
Cukup Kecil
Solusi Model Kecepatan
Update
Model
Kecepatan
Data Sumber dan
Penerima(posisi dan
waktu tempuh)
Ya
30
BAB 1V
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Distribusi Event Gempa Untuk Gelombang P Dan S
Data input yang di peroleh dari lapangan “X” terdiri dari 61 event gempa dengan
stasiun pengamatan sebanyak 6 stasiun. Dari 61 event untuk gelombang P dan S,
jumlah fase yang terekam masing-masing sebanyak 268 event, seperti dapat
dilihat pada lampiran.
Berdasarkan data rekaman yang diperoleh, berikut pada Gambar 4.1 merupakan
distribusi event gempa untuk gelombang P dan S:
0
10
20
30
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
Distribusi Lokasi Gempa
Utara - Selatan
Ked
alam
an
0 10 20 300
5
10
15
20
25
30 Distribusi Lokasi Gempa
Barat - Timur
Uta
ra -
Sel
atan
Sumber Gempa
Stasiun GempaMSL = 0 m
a) b)
31
Gambar 4..1 Distribusi hiposenter gempa a) vertikal 3D, b) horisontal, c) vertikal barat-timur,
dan d) vertikal utara-selatan.
Pada penelitian ini, data model kecepatan yang digunakan bersumber dari (Hilyah
A, 2010) dan selanjutnya dimodifikasi oleh penulis untuk disesuaikan dengan
penelitian, seperti yang tercantum pada lampiran.
Gambar 4.2 Plot Model Kecepatan Awal 1-D untuk gelombang P (Vp) dan S (Vs) dari sumber
(Hilyah A, 2010) dan selanjutnya dimodifikasi oleh penulis untuk disesuaikan dengan penelitian
0 10 20 30-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2 Distribusi Lokasi Gempa
Barat - Timur
Ked
alam
an
0 10 20 30-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2 Distribusi Lokasi Gempa
Utara - Selatan
Ked
alam
an
d)c)
3 3.5 4 4.5 5 5.5 6-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
Kecepatan Gelombang (km/sec)
Ked
alam
an (
km
)
3 3.5 4 4.5 5 5.5 6-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2Vp
Vs
32
0 10 20 30-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2 Distribusi Lokasi Gempa
Barat - Timur
Ked
alam
an
0 10 20 30-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2 Distribusi Lokasi Gempa
Utara - Selatan
Ked
alam
an
Sumber Gempa
Stasiun Gempa
c) d)
IV.2 Pemodelan kedepan (forward modelling)
IV.2.1 Ray Tracing Gelombang P
Dari hasil ray tracing, diperoleh data waktu tempuh kalkulasi (tcal) perambatan
gelombang dan panjang ray tiap segmen maupun panjang ray secara keseluruhan
untuk setiap source-receiver gelombang P. Gambar 4.3 merupakan gambaran
penjalaran gelombang dari sumber menuju penerima untuk fasa gelombang P.
Gambar 4.3 Plot cakupan sinar seismik gelombang P dalam arah a) vertikal 3D (b) horisontal, (c)
vertikal barat-timur, dan (d) vertikal utara- selatan.
0 10 20 300
5
10
15
20
25
30 Distribusi Lokasi Gempa
Barat - Timur
Uta
ra -
Sel
atan
Sumber Gempa
Stasiun Gempa
0
10
20
30
0
10
20
30-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
Barat - Timur
Distribusi Lokasi Gempa
Utara - Selatan
Ked
alam
an
MSL = 0 m
b)a)
33
Pada Gambar 4.3 di atas, untuk membuat lintasan dari source ke receiver pada
proses ray tracing gelombang P, digunakan 27 titik tekuk. Pemilihan jumlah ini,
karena menghasilkan waktu yang paling minimal atau konvergen dibandingkan
ketika titik tekuk berjumlah di bawah 27 atau di atas 27 titik tekuk.
IV.2.2 Ray Tracing Gelombang S
Hasil ray tracing gelombang S ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Plot cakupan sinar seismik gelombang S dalam arah a) vertikal 3D (b) horisontal, (c)
vertikal barat-timur, dan (d) vertikal utara- selatan.
0 10 20 300
5
10
15
20
25
30 Distribusi Lokasi Gempa
Barat - Timur
Uta
ra -
Sel
atan
Sumber Gempa
Stasiun Gempa
0
10
20
30
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
Distribusi Lokasi Gempa
Utara - Selatan
Ked
alam
an
MSL = 0 m
b)a)
0 10 20 30-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2 Distribusi Lokasi Gempa
Barat - Timur
Ked
alam
an
0 10 20 30-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2 Distribusi Lokasi Gempa
Utara - Selatan
Ked
alam
an
c) d)
34
Sedangkan Pada Gambar 4.4 di atas, jumlah titik tekuk yang digunakan adalah
25 titik tekuk. Pemilihan jumlah ini, karena menghasilkan waktu yang paling
minimal atau konvergen dibandingkan ketika titik tekuk berjumlah di bawah 25
atau di atas 25 titik tekuk.
IV.3 Tes Resolusi Inversi Tomografi
IV.3.1 Tes Resolusi Inversi Tomografi Gelombang P
Pada penelitian ini dilakukan tes resolusi atau biasa dikenal Checkerboard
Resolution Test (CRT) untuk meneliti resolusi blok yang baik. Model
Checkerboard yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai +10% dan -
10% relatif terhadap model 1D yang berselang-seling membentuk model papan
catur dengan dimensi jumlah blok 15 x 15 x 14. Model Checkerboard ini
kemudian dikalikan dengan model awal kecepatan 1D dan selanjutnya dilakukan
proses inversi.
35
Berikut Gambar 4.5 – 4.7 merupakan tomogram hasil Checkerboard Resolution
Test (CRT) untuk kecepatan gelombang P (Vp):
Gambar 4.5 Model kecepatan gelombang P dalam secara vertikal dalam arah barat-timur, a)
model awal 1D, b) model sintetik, c) hasil inversi model CRT, dan d) hasil inversi model CRT
berupa anomali perubahan terhadap model awal 1D dalam bentuk persen.
Seperti yang dapat dilihat di atas, bahwa Gambar 4.5 b) adalah model sintetik
kecepatan yang memiliki nilai +10% dan -10% relatif terhadap model awal
kecepatan 1D (Gambar 4.5 a) yang berselang seling membentuk model seperti
papan catur dengan dimensi jumlah blok 15 x 15 x 14. Pada gambar Gambar 4.5
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5
Barat - Timur
Model Awal Kecepatan (Vp)
ked
alam
an (
km
)
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Barat - Timur
Model Sintetik Kecepatan (Vp)
ked
alam
an (
km
)4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2a) b)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5
Barat - Timur
Model Pertubasi Kecepatan Vp (%)
ked
alam
an (
km
)
-10
-5
0
5
10
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5 Model Kecepatan Vp (km/sec)
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
5
5.5
6
c) d)
36
c) dan Gambar 4.5 d), masing-masing adalah hasil inversi berupa model
kecepatan dan model anomali kecepatan yang memiliki tampilan tomogram hanya
pada blok-blok tertentu saja. Blok-blok yang dapat terekonstruksi kembali seperti
model CRT awal (seperti papan catur) setelah dilakukan inversi merupakan blok
yang memiliki resolusi baik dimana blok-blok tersebut banyak dilewati sinar
gelombang. Blok-blok dengan resolusi baik inilah yang kemudian dapat
digunakan untuk interpretasi data hasil inversi tomografi.
Gambar 4.6 Tomogram horizontal CRT untuk tiap kedalaman untuk kecepatan gelombang P.
Warna biru untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif terhadap model
awal 1D.
0246810121416182022242628
0246810121416182022242628
-4
-2
0
2
ked
ala
man
(k
m)
Barat - TimurUtara - Selatan
Z= +1.5 km
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= +1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= +0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0 km
Barat - TimurU
tara
- S
ela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 10 200
5
10
15
20
25
Z= -2 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
N
% Vp
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -2.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -3 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -3.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= - 4 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -4.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
ked
ala
man
(k
m)
Z= -5 km
Barat - TimurUtara - Selatan
MSL = 0 m
37
Gambar 4.7 Tomogram vertikal CRT Penampang arah Barat-Timur untuk kecepatan gelombang
P. Warna biru untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif terhadap
model awal 1D.
02468101214161820222426282
-4
-2
0
Barat - Timur
Y= 2 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
11.5
Y= 4 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 6 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 8 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 10 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 12 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 14 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 10 20-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 16 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
N
% Vp
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 18 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 20 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 22 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 24 km
Barat - Timurked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 26 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
Y= 28 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
MSL = 0 m
38
Gambar 4.8 Tomogram vertikal CRT Penampang arah Utara-Selatan untuk kecepatan
gelombang P. Warna biru untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif
terhadap model awal 1D.
Seperti dapat dilihat pada tomogram diatas baik secara horizontal , vertikal Barat-
Timur, dan Utara-Selatan pada gelombang P menunjukkan bahwa blok-blok yang
dapat terekonstruksi kembali seperti model CRT awal (seperti papan catur) setelah
dilakukan inverse, merupakan blok yang memiliki resolusi baik dimana blok-blok
tersebut banyak dilewati sinar gelombang. Blok-blok dengan resolusi baik inilah
yang kemudian dapat digunakan untuk interpretasi data hasil inversi tomografi.
Pada Gambar 4.9 b) menunjukan histogram distribusi dt (delay time) yang
2
0246810121416182022242628
-4
-2
0
Barat - Timur
X= 2 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5X= 4 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 6 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 8 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 10 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 12 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 14 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 10 20-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 16 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
N
% Vp
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 18 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 20 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 22 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 24 km
Utara - Selatanked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 26 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
X= 28 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
MSL = 0 m
39
merupakan input data untuk proses inversi tomografi dan plot nilai error RMS
terhadap jumlah iterasi pada saat proses inversi tomografi untuk gelombang P ,
dimana terlihat bahwa proses iterasi terhenti pada iterasi ke-3 yang memiliki RMS
error paling minimal atau konvergen dalam proses inversinya sebesar 0.01 s yang
merepresentasikan hasil model kecepatan yang paling baik menurut proses inversi
ini. Sedangkan pada iterasi pertama, RMS error bernilai 0.0475 s dimana nilai ini
belum menjadi nilai yang RMS yang paling minimum, sehingga masih
diperbaharui hingga terhenti atau konvergen pada itersi ke-3.
Gambar 4.9 (a) Plot error RMS terhadap jumlah iterasi pada saat proses inversi
tomografi Vp, (b) Histogram distribusi dt (delay time)
1 2 30.01
0.015
0.02
0.025
0.03
0.035
0.04
0.045
0.05
Jumlah Iterasi
Err
or
(s)
Relative RMS Error
-0.03 -0.02 -0.01 0 0.01 0.02 0.030
10
20
30
40
50
60
70
Delta t (s)
Ban
yak
ny
a D
ata
Distribusi Delta t
a)
b)
40
IV.3.2 Tes Resolusi Inversi Tomografi Gelombang S
Hasil tes resolusi inversi tomografi gelombang S ditunjukkan pada Gambar 4.10-
4.13
Gambar 4.10 Model kecepatan gelombang S dalam secara vertikal dalam arah barat-timur, a)
model awal 1D, b) model sintetik, c) hasil inversi model CRT, dan d) hasil inversi model CRT
berupa anomali perubahan terhadap model awal 1D dalam bentuk persen.
Seperti yang dapat dilihat di atas, bahwa Gambar 4.10 b) adalah model sintetik
kecepatan yang memiliki nilai +10% dan -10% relatif terhadap model awal
kecepatan 1D (Gambar 4.10 a) yang berselang seling membentuk model seperti
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5
Barat - Timur
Model Awal Kecepatan Vs (km/sec)
ked
alam
an (
km
)
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
3.3
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Barat - Timur
Model Sintetik Kecepatan Vs (km/sec)
ked
alam
an (
km
)
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
3.3b)a)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5
Barat - Timur
Model Kecepatan Vs (km/sec)
ked
alam
an (
km
)
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
3.3
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5 Model Pertubasi Kecepatan Vs (%)
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
-10
-5
0
5
10d)c)
41
papan catur dengan dimensi jumlah blok 15 x 15 x 14. Pada gambar Gambar 4.10
c) dan Gambar 4.10 d), masing-masing adalah hasil inversi berupa model
kecepatan dan model anomali kecepatan yang memiliki tampilan tomogram hanya
pada blok-blok tertentu saja. Blok-blok yang dapat terekonstruksi kembali seperti
model CRT awal (seperti papan catur) setelah dilakukan inversi merupakan blok
yang memiliki resolusi baik dimana blok-blok tersebut banyak dilewati sinar
gelombang. Blok-blok dengan resolusi baik inilah yang kemudian dapat
digunakan untuk interpretasi data hasil inversi tomografi.
Gambar 4.11 Tomogram horizontal CRT untuk tiap kedalaman untuk kecepatan
gelombang S. Warna biru untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif
terhadap model awal 1D.
0246810121416182022242628
0246810121416182022242628
-4
-2
0
2
ked
ala
man
(k
m)
Z= +1.5 km
Barat - TimurUtara - Selatan0 2 4 6 810121416182022242628
02468
10121416182022242628
Z= +1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 10 200
5
10
15
20
25
Z= -2 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
-10
-5
0
5
10
N
% Vs
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -2.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -3 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -3.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -4 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -4.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
ked
ala
man
(k
m)
Z= -5 km
Barat - TimurUtara - Selatan
MSL = 0 m
42
Gambar 4.12 Tomogram vertikal CRT Penampang arah Barat-Timur untuk kecepatan gelombang
S. Warna biru untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif terhadap
model awal 1D.
02468101214161820222426282
-4
-2
0
Barat - Timur
Y= 2 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
11.5
Y= 4 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 6 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 8 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 10 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 12 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 14 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 10 20-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 16 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
N
% Vs
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 18 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 20 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 22 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 24 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 26 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
Y= 28 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
MSL = 0 m
43
Gambar 4.13 Tomogram vertikal CRT Penampang arah Utara-Selatan untuk kecepatan
gelombang S. Warna biru untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif
terhadap model awal 1D.
Seperti halnya yang diperoleh pada hasil inversi tomografi Vp, pada hasil inversi
tomografi Vs baik secara horizontal, vertikal Barat-Timur, dan Utara-Selatan pada
gelombang S menunjukkan bahwa blok-blok yang dapat terekonstruksi kembali
seperti model CRT awal (seperti papan catur) setelah dilakukan inversi
merupakan blok yang memiliki resolusi baik dimana blok-blok tersebut banyak
dilewati sinar gelombang. Blok-blok dengan resolusi baik inilah yang kemudian
dapat digunakan untuk interpretasi data hasil inversi tomografi.
2
0246810121416182022242628
-4
-2
0
Barat - Timur
X= 2 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
11.5
X= 4 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 6 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 8 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 10 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 12 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 14 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 10 20-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 16 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
-10
-5
0
5
10
% Vs
N
0 2 4 6 810121416182022242628
-4
-2
0
X= 18 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628
-4
-2
0
X= 20 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628
-4
-2
0
X= 22 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628
-4
-2
0
X= 24 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 810121416182022242628
-4
-2
0
X= 26 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
X= 28 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
MSL = 0 m
44
Pada Gambar 4.14 di bawah menunjukan histogram distribusi dt (delay time)
yang merupakan input data untuk proses inversi tomografi dan plot nilai error
RMS terhadap jumlah iterasi pada saat proses inversi tomografi untuk gelombang
S , dimana terlihat bahwa proses iterasi terhenti pada iterasi ke-4 yang memiliki
RMS error paling minimal atau konvergen dalam proses inversinya sebesar 0.014
s yang merepresentasikan hasil model kecepatan yang paling baik menurut proses
inversi ini. Sedangkan pada iterasi pertama, RMS error bernilai 0.089 s dimana
nilai ini belum menjadi nilai yang RMS yang paling minimum, sehingga masih
diperbaharui hingga terhenti atau konvergen pada itersi ke-4.
Gambar 4.14 (a) Plot error RMS terhadap jumlah iterasi pada saat proses inverse tomografi Vs,
(b) Histogram distribusi dt (delay time)
1 1.5 2 2.5 3 3.5 40.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.08
0.09
0.1
Relative RMS Error
Jumlah Iterasi
Err
or
(s)
-0.04 -0.03 -0.02 -0.01 0 0.01 0.02 0.03 0.040
10
20
30
40
50
60
70
Delta t (s)
Ban
yak
ny
a D
ata
Distribusi Delta t
a)
b)
45
IV.3 Hasil Inversi Tomografi Data Lapangan
IV.3 Hasil Inversi Tomografi Data Lapangan Pada Gelombang P (Vp)
Dari hasil pengolahan inversi tomografi dengan menggunakan damped least
square pada data waktu tiba gelombang P, diperoleh struktur Vp bawah
permukaan lapangan geotermal “X”.
Berikut Gambar 4.15 – 4.18 merupakan tomogram hasil hasil inversi tomografi
data lapangan pada gelombang P (Vp) :
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5 Model Awal Kecepatan Vp (km/sec)
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
0246810121416182022242628
024681012141618202224262830
-4
-2
0
Barat - Timur
Model Awal Kecepatan Vp (km/sec)
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
5
5.5
6
a) b)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
11.5
Model Pertubasi Kecepatan Vp (%)
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
-10
-5
0
5
10
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5
Barat - Timur
Model Kecepatan Vp (km/sec)
ked
alam
an (
km
)
4.8
5
5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
46
Gambar 4.15 Model kecepatan gelombang P dalam arah vertikal, a) model awal 1D dalam ruang
3D (b) model awal 1D dalam arah barat-timur, (c) hasil inversi dalam arah barat-timur, dan (d) )
hasil inversi berupa anomali dalam arah barat-timur.
Gambar 4.16 Tomogram horizontal untuk tiap kedalaman untuk kecepatan gelombang P. Warna
biru untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif terhadap model awal
1D.
0246810121416182022242628
0246810121416182022242628
-4
-2
0
2
ked
ala
man
(k
m)
Z= +1.5 km
Barat - TimurUtara - Selatan0 2 4 6 810121416182022242628
02468
10121416182022242628
Z= +1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= +0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 10 200
5
10
15
20
25
Z= -2 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
% Vp
N
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -2.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -3 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -3.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -4 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -4.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
ked
ala
man
(k
m)
Z= -5 km
Barat - TimurUtara - Selatan
MSL = 0 m
47
Gambar 4.17 Tomogram vertikal arah Barat-Timur untuk kecepatan gelombang P. Warna biru
untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif terhadap model awal 1D.
02468101214161820222426282
-4
-2
0
Barat - Timur
Y= 2 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
0
-1
0
11.5
Y= 4 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 6 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 8 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 10 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 12 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 14 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 10 20-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 16 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
N
% Vp
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 18 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 20 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 22 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 24 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 26 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
Y= 28 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
MSL = 0 m
48
Gambar 4.18 Tomogram vertikal arah Utara-Selatan untuk kecepatan gelombang P. Warna biru
untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif terhadap model awal 1D.
Hasil inversi tomografi untuk struktur Vp, menunjukkan adanya anomali
kecepatan yang cukup rendah pada kedalaman +0.5 km hingga -1.5 km (Gambar
4.16). Anomali kecepatan pada kedalaman tersebut memiliki nilai antara 10%
hingga 15% relative lebih rendah dari kecepatan sekitarnya. Pada penampang
vertikal diatas (Gambar 4.17 dan Gambar 4.18 dapat dilihat pula distribusi
gempa yang terjadi berada relative di bawah dan sekitar daerah anomali kecepatan
rendah gelombang P. Gambar 4.19 di bawah menunjukan histogram distribusi dt
(delay time) yang merupakan input data untuk proses inversi tomografi dan plot
2
0246810121416182022242628
-4
-2
0
Barat - Timur
X= 2 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5X= 4 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 6 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 8 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 10 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 12 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 14 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 10 20-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 16 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
-10
-5
0
5
10
N
% Vp
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 18 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 20 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 22 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 24 km
Utara - Selatanked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 26 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
X= 28 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
MSL = 0 m
49
nilai error RMS terhadap jumlah iterasi pada saat proses inversi tomografi untuk
gelombang P, dimana terlihat bahwa proses iterasi terhenti pada iterasi ke-9 yang
memiliki RMS error paling minimal atau konvergen dalam proses inversinya
sebesar 0.3 s yang merepresentasikan hasil model kecepatan yang paling baik
menurut proses inversi ini. Sedangkan pada iterasi pertama, RMS error bernilai
1.25 s dimana nilai ini belum menjadi nilai yang RMS yang paling minimum,
sehingga masih diperbaharui hingga terhenti atau konvergen pada itersi ke-9.
Gambar 4.19 (a) Plot error RMS terhadap jumlah iterasi pada saat proses inverse tomografi Vp,
(b) Histogram distribusi dt (delay time)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
1.1
1.2
1.3
Jumlah Iterasi
Err
or
(s)
Relative RMS Error
-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5 20
20
40
60
80
100
120
Delta t (s)
Ban
yak
ny
a D
ata
Distribusi Delta t
a)
b)
50
Pada Gambar 4.20 di bawah ini, merupakan perbandingan model kecepatan hasil
inversi dari model CRT dengan data lapangan.
Gambar 4.20 Perbandingan model kecepatan hasil inversi model CRT dengan data lapangan
secara vertikal dalam arah barat-timur.
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= +0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= +0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
-10
-5
0
5
10
N
% Vp
Vp CRT
Vp
Lapangan
51
IV.3.2 Hasil Inversi Tomografi Data Lapangan Pada Gelombang S (Vs)
Hasil inversi tomografi data lapangan pada gelombang S (Vs) ditunjukkan pada
Gambar 4.21 – 4.23.
Gambar 4.21 Model kecepatan gelombang S dalam arah vertikal, a) model awal 1D dalam ruang
3D (b) model awal 1D dalam arah barat-timur, (c) hasil inversi dalam arah barat-timur, dan (d) )
hasil inversi berupa anomali dalam arah barat-timur.
0 2 4 6 8 10121416182022242628
024681012141618202224262830-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5
Barat - Timur
Model Awal Kecepatan Vs (km/sec)
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
3.3
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5
Barat - Timur
Model Awal Kecepatan Vs (km/sec)
ked
alam
an (
km
)
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
3.3b)a)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5
Barat - Timur
Model Kecepatan Vs (km/sec)
ked
alam
an (
km
)
2.7
2.8
2.9
3
3.1
3.2
3.3
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5
Barat - Timur
Model Pertubasi Kecepatan Vs (% )
ked
alam
an (
km
)
-10
-5
0
5
10
52
Gambar 4.22 Tomogram horizontal untuk tiap kedalaman untuk kecepatan gelombang S. Warna
biru untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif terhadap model awal
1D.
0246810121416182022242628
0246810121416182022242628
-4
-2
0
2
ked
ala
man
(k
m)
Z= +1.5 km
Barat - TimurUtara - Selatan0 2 4 6 810121416182022242628
02468
10121416182022242628
Z= +1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= +0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 10 200
5
10
15
20
25
Z= -2 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
-10
-5
0
5
10
N
% Vs
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -2.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -3 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -3.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -4 km
Barat - TimurU
tara
- S
ela
tan
0 2 4 6 81012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -4.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
ked
ala
man
(k
m)
Z= -5 km
Barat - TimurUtara - Selatan
MSL = 0 m
53
Gambar 4.23 Tomogram vertikal arah Barat-Timur untuk kecepatan gelombang P. Warna biru
untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif terhadap model awal 1D.
02468101214161820222426282
-4
-2
0
Barat - Timur
Y= 2 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
11.5
Y= 4 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 6 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 8 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 10 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 12 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 14 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 10 20-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 16 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
% Vs
N
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 18 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 20 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 22 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 24 km
Barat - Timurked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 26 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
Y= 28 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
MSL = 0 m
54
Gambar 4.24 Tomogram vertikal arah Utara-Selatan untuk kecepatan gelombang S. Warna biru
untuk anomali positif dan warna merah untuk anomali negatif relatif terhadap model awal 1D.
Hasil inversi tomografi untuk struktur Vs, menunjukkan adanya anomali
kecepatan yang cukup rendah pada kedalaman +0.5 km hingga -1.5 km (Gambar
4.22). Anomali kecepatan pada kedalaman tersebut memiliki nilai antara 10%
hingga 15% relatif lebih rendah dari kecepatan sekitarnya. Pada penampang
vertikal diatas (Gambar 4.23 dan Gambar 4.24 dapat dilihat pula distribusi
gempa yang terjadi berada relative di bawah dan sekitar daerah anomali kecepatan
rendah gelombang S. Gambar 4.25 di bawah, menunjukan histogram distribusi dt
2
0246810121416182022242628
-4
-2
0
Barat - Timur
X= 2 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 4 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 6 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 8 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 10 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 12 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 14 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 10 20-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 16 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
% Vs
N
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 18 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 20 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 22 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 24 km
Utara - Selatanked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 26 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
010
2030
0
10
20
30
-4
-2
0
2
Barat - Timur
X= 28 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
MSL = 0 m
55
(delay time) yang merupakan input data untuk proses inversi tomografi dan plot
nilai error RMS terhadap jumlah iterasi pada saat proses inversi tomografi untuk
gelombang S, dimana terlihat bahwa proses iterasi terhenti pada iterasi ke-13 yang
memiliki RMS error paling minimal atau konvergen dalam proses inversinya
sebesar 0.75 s yang merepresentasikan hasil model kecepatan yang paling baik
menurut proses inversi ini. Sedangkan pada iterasi pertama, RMS error bernilai
2.2 s dimana nilai ini belum menjadi nilai yang RMS yang paling minimum,
sehingga masih diperbaharui hingga terhenti atau konvergen pada itersi ke-13.
Gambar 4.25 (a) Plot error RMS terhadap jumlah iterasi pada saat proses inverse tomografi Vs,
(b) Histogram distribusi dt (delay time)
2 4 6 8 10 12
0.8
1
1.2
1.4
1.6
1.8
2
2.2
2.4
2.6
Jumlah Iterasi
Err
or
(s)
Relative RMS Error
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 50
20
40
60
80
100
120
140
160
Delta t (s)
Ban
yak
ny
a D
ata
Distribusi Delta t
a)
b)
56
IV.4 Analisis Struktur Kecepatan Vp, Vs, dan rasio Vp/Vs
Gambar 4.26 Tomogram penampang horizontal perturbasi kecepatan gelombang P (Vp),
gelombang S (Vs), dan rasio Vp/Vs pada kedalaman +0.5 km, 0 km, -0.5 km, -1 km, dan -1.5 km.
Struktur Vp dan Vs di plot dalam persen perturbasi relatif terhadap model awal 1D, sedangkan
struktur rasio Vp/Vs di plot dalam nilai absolut. Warna biru anomali positif Vp dan Vs sedangkan
warna merah untuk anomali negatif Vp dan Vs. Sebaliknya, nilai rasio Vp/Vs yang tinggi
ditunjukkan oleh warna biru dan rendah oleh warna merah.
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= +0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= +0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= +0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= 0 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
1.6
1.7
1.8
1.9
2
2.1
2.2
2.3
N
Vp/Vs
% % km/sec
Anomali Vs Anomali Vp
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 101214161820222426 280
2468
101214161820222426
28Z= -1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -0.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
0 2 4 6 8 1012141618202224262802468
10121416182022242628
Z= -1.5 km
Barat - Timur
Uta
ra -
Sela
tan
MSL = 0 m
57
Pada Gambar 4.27 dan Gambar 4.28 ditampilkan tomogram struktur Vp, Vs,
dan rasio Vp/Vs secara vertikal untuk arah Barat – Timur dan Utara – Selatan.
0 2 4 6 8 1012 14 1618 20 2224 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 8 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 1012 14 1618 20 2224 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 10 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
) -10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
0 2 4 6 8 10 12 1416 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 8 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 1820 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 10 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
) -10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
0 2 4 6 8 1012 14 1618 20 2224 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 8 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 10 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
) 1.6
1.7
1.8
1.9
2
2.1
2.2
2.3
Vp/Vs
N% % km/sec
Anomali Vp Anomali Vs
0 2 4 6 8 10 12 1416 1820 2224 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 12 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 1012 14 1618 20 2224 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 14 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 12 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 1416 1820 2224 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 14 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 14 16 1820 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 12 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 1416 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 14 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
58
Gambar 4.27 Tomogram vertikal perturbasi kecepatan (Vp), (Vs), dan rasio Vp/Vs pada
penampang Barat – Timur, Y=8 km, Y=10 km, Y=12 km, Y=14 km, Y=16 km, dan Y=18 km.
Struktur Vp dan Vs di plot dalam persen perturbasi relatif terhadap model awal 1D, sedangkan
struktur rasio Vp/Vs di plot dalam nilai absolut. Warna biru anomali positif Vp dan Vs sedangkan
warna merah untuk anomali negatif Vp dan Vs. Sebaliknya, nilai rasio Vp/Vs yang tinggi
ditunjukkan oleh warna biru dan rendah oleh warna merah.
0 5 10 15 20 25-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 16 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 5 10 15 20 25-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 16 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 5 10 15 20 25-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 16 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 1012 14 1618 20 2224 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 18 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 1416 18 2022 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 18 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 1416 18 2022 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
Y= 18 km
Barat - Timur
ked
alam
an (
km
)
59
Gambar 4.28 Tomogram vertikal perturbasi kecepatan (Vp), (Vs), dan rasio Vp/Vs pada
penampang Utara – Selatan, X=4 km, X=6 km, X=8 km, X=10 km, X=12 km, dan X=14 km.
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 4 km
Utara - Selatan
kedala
man (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 6 km
Utara - Selatan
kedala
man (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 1416 18 20 22 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 4 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 1416 18 2022 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 6 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
1.5X= 4 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 6 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
1.6
1.7
1.8
1.9
2
2.1
2.2
2.3
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
6
8
10
Vp/Vs N
(%)(%) (km/sec)
Anomali Vp Anomali Vs
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 8 km
Utara - Selatan
kedala
man (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 10 km
Utara - Selatan
kedala
man (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 1416 18 2022 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 8 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 1416 1820 2224 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 10 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 10 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 8 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 12 km
Utara - Selatan
kedala
man (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 14 km
Utara - Selatan
kedala
man (
km
)
0 2 4 6 8 1012 14 1618 20 2224 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 12 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10 12 1416 18 2022 24 26 28-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 14 km
Utara - Selatan
ked
alam
an (
km
)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 12 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
0 2 4 6 8 10121416182022242628-5
-4
-3
-2
-1
0
1
X= 14 km
Utara - Selatan
ked
ala
man
(k
m)
MSL = 0 m
60
Struktur Vp dan Vs di plot dalam 46 persen perturbasi relatif terhadap model awal 1D, sedangkan
struktur rasio Vp/Vs di plot dalam nilai absolut. Warna biru anomali positif Vp dan Vs sedangkan
warna merah untuk anomali negatif Vp dan Vs. Sebaliknya, nilai rasio Vp/Vs yang tinggi
ditunjukkan oleh warna biru dan rendah oleh warna merah.
Hasil inversi tomografi untuk gelombang P dan gelombang S memberikan hasil
adanya anomali kecepatan rendah yang berkisar antara 10% hingga 15% relatif
terhadap kecepatan lapisan sekitarnya baik untuk gelombang P maupun
gelombang S pada kedalaman +0.5 km sampai kedalaman -1.5 km. Pada
penampang diatas (Gambar 4.26 – 4.28), hasil perhitungan rasio Vp/Vs
menunjukkan bahwa nilai rasio Vp/Vs secara keseluruhan cukup bervariasi antara
1.6 hingga 2.4 km/sec baik pada penampang horizontal maupun vertikal, arah
Barat – Timur dan arah Utara – Selatan. Pada kedalaman +0.5 – -1.5 km terhadap
titik referensi (MSL = 0 m), rasio Vp/Vs menunjukkan nilai yang cukup rendah
antara 1.7 hingga 1.9 km/sec. Keberadaan zona dengan temperatur tinggi pada
lapisan bawah permukaan memberikan pengaruh yang bervariasi pada nilai Vp
dan Vs. Pada keadaan gas-saturated rock baik Vp maupun Vs cenderung menurun
dengan penurunan nilai Vp yang cenderung lebih signifikan dibanding dengan
nilai Vs sehingga nilai rasio Vp/Vs cenderung kecil (Wang, 1990). Pada keadaan
water-saturated rock nilai Vp dan Vs akan cenderung menurun pula. Namun pada
kondisi ini, penurunan nilai Vp cenderung lebih kecil dibandingkan pada gas-
saturated rock sehingga nilai rasio Vp/Vs cenderung lebih tinggi (Wang, 1990;
Baris, 2005). Sementara itu, pada batuan yang berasosiasi dengan partial melting,
baik nilai Vp dan Vs akan cenderung menurun namun dengan penurunan nilai Vs
yang jauh lebih signifikan. Pada kasus ini, nilai rasio Vp/Vs cenderung akan lebih
tinggi (Takei, 2002).
61
Berdasarkan penjelasan tersebut maka penurunan nilai kecepatan gelombang P
(Vp) dan gelombang S (Vs) yang berkisar pada 10%-15% dan nilai rasio Vp/Vs
pada 1.7 – 1.9 km/sec di kedalaman +0.5 – -1.5 km terhadap MSL (Gambar 4.26)
dapat diinterpretasikan bahwa pada kedalaman tersebut terdapat lapisan anomali
kecepatan rendah yang kemungkinan berasosiasi dengan gas-saturated rock.
Lapisan anomali berupa batuan gas-saturated ini dapat diidentifikasi sebagai
reservoir lapangan geotermal “X”. Hal ini sejalan dengan salah satu sumber
penelitian yang menyatakan bahwa reservoir pada area geothermal ini terletak
pada kedalaman sekitar 544 m sampai 1700 m dari titik referensi (titik referensi
berada 1100 m di atas MSL (MSL berada pada 0 m) atau dengan kata lain
reservoir berada mulai dari 556 m di atas MSL sampai 1200 m di bawah MSL.
Lapisan yang diidentifikasi sebagai kemungkinan reservoir ini berada pada 8 km
hingga 18 km arah Barat–Timur (Gambar 4.27) dan 4 km hingga 14 km arah
Utara–Selatan (Gambar 4.28), dengan kedalaman pada +0.5 km – -1.5 km
terhadap MSL (Gambar 4.26). Sedangkan adanya anomali tinggi yang
menyertainya, dapat diidentifikasikan sebagai cap rock.
62
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Pada penelitian penerapan seismik tomografi untuk lapangan geotermal “X”
dengan menggunakan Delay Time Tomography ini dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat lapisan dengan anomali kecepatan yang relatif rendah terhadap
sekitarnya baik pada tomogram gelombang P (Vp) gelombang S (Vs) anomali rendah
dari rasio Vp/Vs s pada kedalaman +0.5 km hingga -1.5 km terhadap MSL, 8 km
hingga 18 km arah Barat–Timur dan 4 km hingga 14 km arah Utara–Selatan
Kemungkinan reservoir sistem geotermal lapangan “X” diindikasi bersifat gas-
saturated karena berkorelasi dengan rendahnya kecepatan gelombang P (Vp) dan
gelombang S (Vs), serta rendahnya nilai rasio Vp/Vs. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa lapangan geotermal ini kemungkinan merupakan sistem geotermal dominasi
uap. Pada lapisan tersebut, juga nampak adanya sejumlah anomali tinggi yang
menyertainya.
2. Lapisan yang ditercitrakan memiliki anomali rendah ini, baik Vp, Vs, dan rasio
Vp/VS, kemungkinan merupakan reservoir sistem geotermal lapangan “X” diindikasi
bersifat gas-saturated karena berkorelasi dengan rendahnya kecepatan gelombang
P (Vp) dan gelombang S (Vs), serta rendahnya nilai rasio Vp/Vs. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa lapangan geotermal ini kemungkinan merupakan sistem
63
geotermal dominasi uap. Keberdaan sejumlah anomali tinggi yang juga terdapat
pada lapisan tersebut,diidentifikasi sebagai cap rock.
V.2 Saran
Pada penelitian ini hanya dilakukan inversi tomografi terhadap parameter
kecepatan gelombang seismik P dan S dan jumlah data yang terbatas, yakni hanya
mengambil 61 event dari rekaman data selama 4 bulan, mulai bulan Juni sampai
September 2010. Untuk penelitian selanjutnya yang diharapkan lebih baik, dapat
dilakukan penelitian dengan menggunakan parameter seismik lain seperti
atenuasi, atau menggunakan metode inversi yang berbeda serta jumlah data yang
representative, sehingga dapat diperoleh hasil interpretasi yang lebih baik dan
detail mengenai lapangan geotermal yang diteliti.
64
DAFTAR PUSTAKA
Axelsson, G., 2008, Production Capacity Of Geothermal Systems, UNU-GTP,
TBLRREM and TBGMED, in Tianjin, China.
Budak, B., 2004, Reservoir Simulation of Balcova Geothermal Field,
Dissertation,Izmir Institute of Technology, Turkey
Faul, A., 2012, Pemodelan Dinamika Massa Reservoir Panas Bumi
Menggunakan Metode 4D Microgravity, Jurnal Sains Dan Seni Pomits,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya.
Grandis, H., 2009, Pengantar Pemodelan Inversi Geofisika, Himpunan Ahli
Geofisika Indonesia (HAGI), Jakarta.
Hikmah, Nurul., 2013, Tomografi Seismik 3-D Untuk Lapangan Geotermal “NH”
Tugas Akhir, Program Studi Teknik Geofisika, Fakultas Teknik
Pertambangan dan Perminyakan, ITB, Bandung.
Kamah, Muh. Yustin. 2006. Laporan Periodik Monitoring Gempa Mikro (MEQ).
PT. PERTAMINA (PERSERO) Area Geothermal Kamojang. Bandung.
65
Monalia, P., 2011, Analisis Model Kecepatan Berdasarkan Tomografi Waktu
Tempuh, FMIPA UI, Jakarta.
Pertamina. 2010. Laporan Gempa Mikro (MEQ) Area Geothermal Kamojang:
Operasi Geofisika, Pengelolaan Sumber Daya, Perencanaan dan
Pengembangan. PT. Pertamina Geothermal Energy. Jakarta
Prskalo, Smiljan, Application of Relations between Seismic Amplitude, Velicity
and Lithology in Geological Interpretation of Seismic Data, Journal of
Hungarian Geomathematics Vol. 2.
Takei, Yasuko, 2002, Effect of pore geometry on Vp/Vs: From equilibrium
geometry to crack, J. Geophys. Res. Vol. 107, No. B2, 2043, 10.
1029/2001JB000522, 2002.
Um, J. and Thurber, C., 1987, A Fast Algorithm for Two-Point Seismic Ray
Racing, Bull. Seism. Soc. Am. 77, 972-986.
Wang, Z., M. L. Batze, A. M. Nur., 1990, Effect of Different Pore Fluids on
Seismic Velocities in Rock, Can. J. Explor. Geophys., Vol. 26 NOS. 1 & 2,
P 104-112.
Widiyantoro, S., 2000, Tomografi Geofisika (Diktat Kuliah GF 435), Departemen
Geofisika dan Meteorologi, FIKTM, ITB, Bandung.
66
Zandomeneghi, D, 2007, Passive and Active Seismic Tomography of Volcanic Sao
Miguel (Portugal) and Deception (Antartica), Disertasi Doktor, University
of Granada, Granada.
67
68
Lampiran A
Data Gempa Mikro Selama 4 Bulan (Juni s.d. September 2010)
Tabel di bawah merupakan data posisi hiposenter gempa, posisi stasiun, dan
waktu tempuh gelombang dari source ke receiver. Untuk penjelasan tentang data
ini dapat dilihat pada bab IV.
A.1 Data gelombang P
Sumber Gempa (source) Stasiun Penerima (receiver)
13.8065 6.5975 -0.21 7.27165 15.00393 1.531 0.599
13.8065 6.5975 -0.21 9.43331 13.98919 1.411 0.599
13.8065 6.5975 -0.21 10.00658 16.09305 1.658 0.839
13.8065 6.5975 -0.21 8.03819 19.66219 1.14 1.429
13.8065 6.5975 -0.21 6.93818 11.4067 1.365 0.989
13.8065 6.5975 -0.21 13.56499 12.2826 1.284 1.659
12.3885 6.5805 0.43 7.27165 15.00393 1.531 0.400
12.3885 6.5805 0.43 9.43331 13.98919 1.411 0.430
12.3885 6.5805 0.43 10.00658 16.09305 1.658 1.480
12.3885 6.5805 0.43 8.03819 19.66219 1.14 1.300
12.3885 6.5805 0.43 6.93818 11.4067 1.365 0.870
12.3885 6.5805 0.43 13.56499 12.2826 1.284 2.930
13.7185 3.2665 -0.28 10.00658 16.09305 1.658 1.592
13.7185 3.2665 -0.28 6.93818 11.4067 1.365 0.552
13.7185 3.2665 -0.28 13.56499 12.2826 1.284 1.552
15.0805 8.9445 0.25 7.27165 15.00393 1.531 0.967
15.0805 8.9445 0.25 9.43331 13.98919 1.411 0.957
15.0805 8.9445 0.25 8.03819 19.66219 1.14 1.027
15.0805 8.9445 0.25 6.93818 11.4067 1.365 1.937
12.0915 8.2215 -0.73 7.27165 15.00393 1.531 0.740
12.0915 8.2215 -0.73 9.43331 13.98919 1.411 1.090
12.0915 8.2215 -0.73 10.00658 16.09305 1.658 1.110
12.0915 8.2215 -0.73 8.03819 19.66219 1.14 1.110
12.0915 8.2215 -0.73 13.56499 12.2826 1.284 2.060
13.5215 8.4485 0.26 7.27165 15.00393 1.531 0.665
69
13.5215 8.4485 0.26 9.43331 13.98919 1.411 0.905
13.5215 8.4485 0.26 10.00658 16.09305 1.658 0.845
13.5215 8.4485 0.26 13.56499 12.2826 1.284 1.905
11.5305 8.5535 0.28 7.27165 15.00393 1.531 0.776
11.5305 8.5535 0.28 9.43331 13.98919 1.411 1.336
11.5305 8.5535 0.28 8.03819 19.66219 1.14 1.166
11.5305 8.5535 0.28 13.56499 12.2826 1.284 2.176
19.5645 11.1585 -3.89 7.27165 15.00393 1.531 1.893
19.5645 11.1585 -3.89 8.03819 19.66219 1.14 1.533
19.5645 11.1585 -3.89 6.93818 11.4067 1.365 2.333
19.5645 11.1585 -3.89 13.56499 12.2826 1.284 1.693
11.9575 7.0655 -0.74 7.27165 15.00393 1.531 0.651
11.9575 7.0655 -0.74 9.43331 13.98919 1.411 1.071
11.9575 7.0655 -0.74 8.03819 19.66219 1.14 1.371
11.9575 7.0655 -0.74 13.56499 12.2826 1.284 1.981
11.8545 7.3785 -0.77 7.27165 15.00393 1.531 0.709
11.8545 7.3785 -0.77 9.43331 13.98919 1.411 1.119
11.8545 7.3785 -0.77 8.03819 19.66219 1.14 1.289
13.1405 8.5835 -0.32 7.27165 15.00393 1.531 0.691
13.1405 8.5835 -0.32 9.43331 13.98919 1.411 1.011
13.1405 8.5835 -0.32 10.00658 16.09305 1.658 0.941
13.1405 8.5835 -0.32 13.56499 12.2826 1.284 1.931
16.2155 0.2105 0.26 7.27165 15.00393 1.531 2.056
16.2155 0.2105 0.26 9.43331 13.98919 1.411 1.766
16.2155 0.2105 0.26 8.03819 19.66219 1.14 2.796
16.2155 0.2105 0.26 6.93818 11.4067 1.365 1.456
16.2155 0.2105 0.26 13.56499 12.2826 1.284 1.496
22.8295 6.7535 -0.26 7.27165 15.00393 1.531 2.481
22.8295 6.7535 -0.26 9.43331 13.98919 1.411 2.021
22.8295 6.7535 -0.26 6.93818 11.4067 1.365 2.531
22.8295 6.7535 -0.26 13.56499 12.2826 1.284 1.261
11.4035 7.2205 -1.64 7.27165 15.00393 1.531 1.766
11.4035 7.2205 -1.64 9.43331 13.98919 1.411 1.816
11.4035 7.2205 -1.64 10.00658 16.09305 1.658 2.186
11.4035 7.2205 -1.64 8.03819 19.66219 1.14 2.446
11.4035 7.2205 -1.64 6.93818 11.4067 1.365 1.326
11.4035 7.2205 -1.64 13.56499 12.2826 1.284 2.346
10.4685 7.5315 -0.85 7.27165 15.00393 1.531 1.859
10.4685 7.5315 -0.85 9.43331 13.98919 1.411 1.939
10.4685 7.5315 -0.85 8.03819 19.66219 1.14 2.569
10.4685 7.5315 -0.85 6.93818 11.4067 1.365 1.469
70
10.4685 7.5315 -0.85 13.56499 12.2826 1.284 2.539
8.1185 6.1115 -0.66 7.27165 15.00393 1.531 2.375
8.1185 6.1115 -0.66 9.43331 13.98919 1.411 2.565
8.1185 6.1115 -0.66 6.93818 11.4067 1.365 1.835
7.6885 8.0985 -1.55 7.27165 15.00393 1.531 2.122
7.6885 8.0985 -1.55 9.43331 13.98919 1.411 2.322
7.6885 8.0985 -1.55 8.03819 19.66219 1.14 2.652
7.6885 8.0985 -1.55 6.93818 11.4067 1.365 1.832
9.7995 7.2975 -3.84 7.27165 15.00393 1.531 1.869
9.7995 7.2975 -3.84 9.43331 13.98919 1.411 2.079
9.7995 7.2975 -3.84 8.03819 19.66219 1.14 2.459
9.7995 7.2975 -3.84 6.93818 11.4067 1.365 1.579
16.9525 12.8975 -0.15 7.27165 15.00393 1.531 0.698
16.9525 12.8975 -0.15 9.43331 13.98919 1.411 0.528
16.9525 12.8975 -0.15 8.03819 19.66219 1.14 1.348
16.9525 12.8975 -0.15 6.93818 11.4067 1.365 1.148
16.9525 12.8975 -0.15 13.56499 12.2826 1.284 1.538
16.8305 12.9775 -0.1 7.27165 15.00393 1.531 0.690
16.8305 12.9775 -0.1 9.43331 13.98919 1.411 0.520
16.8305 12.9775 -0.1 8.03819 19.66219 1.14 1.330
16.8305 12.9775 -0.1 6.93818 11.4067 1.365 1.150
16.8305 12.9775 -0.1 13.56499 12.2826 1.284 1.600
16.8755 12.8655 -0.24 7.27165 15.00393 1.531 0.703
16.8755 12.8655 -0.24 9.43331 13.98919 1.411 0.533
16.8755 12.8655 -0.24 8.03819 19.66219 1.14 1.343
16.8755 12.8655 -0.24 6.93818 11.4067 1.365 1.163
16.8755 12.8655 -0.24 13.56499 12.2826 1.284 1.553
16.8925 13.2675 0.61 7.27165 15.00393 1.531 0.599
16.8925 13.2675 0.61 9.43331 13.98919 1.411 0.539
16.8925 13.2675 0.61 8.03819 19.66219 1.14 1.369
16.8925 13.2675 0.61 6.93818 11.4067 1.365 1.399
16.8925 13.2675 0.61 13.56499 12.2826 1.284 1.629
16.9245 12.8985 -0.28 7.27165 15.00393 1.531 0.701
16.9245 12.8985 -0.28 9.43331 13.98919 1.411 0.531
16.9245 12.8985 -0.28 8.03819 19.66219 1.14 1.341
16.9245 12.8985 -0.28 6.93818 11.4067 1.365 1.171
16.9245 12.8985 -0.28 13.56499 12.2826 1.284 1.531
16.8165 13.1375 0.31 7.27165 15.00393 1.531 0.643
16.8165 13.1375 0.31 9.43331 13.98919 1.411 0.503
16.8165 13.1375 0.31 8.03819 19.66219 1.14 1.333
16.8165 13.1375 0.31 6.93818 11.4067 1.365 1.293
71
16.8165 13.1375 0.31 13.56499 12.2826 1.284 1.713
17.0195 13.0155 0.29 7.27165 15.00393 1.531 0.658
17.0195 13.0155 0.29 9.43331 13.98919 1.411 0.488
17.0195 13.0155 0.29 8.03819 19.66219 1.14 1.408
17.0195 13.0155 0.29 6.93818 11.4067 1.365 1.268
17.0195 13.0155 0.29 13.56499 12.2826 1.284 1.558
2.4065 12.0865 -3.9 7.27165 15.00393 1.531 3.149
2.4065 12.0865 -3.9 8.03819 19.66219 1.14 2.719
2.4065 12.0865 -3.9 6.93818 11.4067 1.365 2.529
2.4065 12.0865 -3.9 13.56499 12.2826 1.284 3.789
13.2585 5.1725 -1.29 7.27165 15.00393 1.531 1.960
13.2585 5.1725 -1.29 8.03819 19.66219 1.14 2.730
13.2585 5.1725 -1.29 6.93818 11.4067 1.365 1.360
13.2585 5.1725 -1.29 13.56499 12.2826 1.284 2.200
11.4995 9.2235 0.01 7.27165 15.00393 1.531 1.607
11.4995 9.2235 0.01 8.03819 19.66219 1.14 2.317
11.4995 9.2235 0.01 6.93818 11.4067 1.365 1.097
11.4995 9.2235 0.01 13.56499 12.2826 1.284 2.467
20.0445 13.8995 -1.35 7.27165 15.00393 1.531 1.391
20.0445 13.8995 -1.35 9.43331 13.98919 1.411 1.061
20.0445 13.8995 -1.35 8.03819 19.66219 1.14 1.421
20.0445 13.8995 -1.35 13.56499 12.2826 1.284 1.181
11.4095 9.3635 -1.06 7.27165 15.00393 1.531 1.470
11.4095 9.3635 -1.06 9.43331 13.98919 1.411 1.720
11.4095 9.3635 -1.06 10.00658 16.09305 1.658 1.970
11.4095 9.3635 -1.06 8.03819 19.66219 1.14 2.220
11.4095 9.3635 -1.06 6.93818 11.4067 1.365 1.150
11.4095 9.3635 -1.06 13.56499 12.2826 1.284 2.310
5.0085 8.4585 -4.44 7.27165 15.00393 1.531 2.412
5.0085 8.4585 -4.44 9.43331 13.98919 1.411 2.592
5.0085 8.4585 -4.44 8.03819 19.66219 1.14 2.782
5.0085 8.4585 -4.44 13.56499 12.2826 1.284 3.132
3.7205 1.3445 -3.9 7.27165 15.00393 1.531 3.105
3.7205 1.3445 -3.9 9.43331 13.98919 1.411 3.265
3.7205 1.3445 -3.9 8.03819 19.66219 1.14 3.595
3.7205 1.3445 -3.9 6.93818 11.4067 1.365 2.685
3.7205 1.3445 -3.9 13.56499 12.2826 1.284 3.555
6.6495 9.6045 -3.91 7.27165 15.00393 1.531 2.110
6.6495 9.6045 -3.91 9.43331 13.98919 1.411 2.400
6.6495 9.6045 -3.91 8.03819 19.66219 1.14 2.510
6.6495 9.6045 -3.91 6.93818 11.4067 1.365 1.990
72
6.6495 9.6045 -3.91 13.56499 12.2826 1.284 2.850
10.1665 8.3895 -0.07 7.27165 15.00393 1.531 1.919
10.1665 8.3895 -0.07 9.43331 13.98919 1.411 2.129
10.1665 8.3895 -0.07 8.03819 19.66219 1.14 2.549
10.1665 8.3895 -0.07 6.93818 11.4067 1.365 1.469
28.3015 4.7705 -0.91 7.27165 15.10393 1.531 4.436
28.3015 4.7705 -0.91 9.43331 14.08919 1.411 4.146
28.3015 4.7705 -0.91 10.00658 16.19305 1.658 4.416
28.3015 4.7705 -0.91 8.03819 19.76219 1.14 4.776
28.3015 4.7705 -0.91 6.93818 11.5067 1.365 4.046
28.3015 4.7705 -0.91 13.56499 12.3826 1.284 3.636
16.8145 26.0635 -1.29 7.27165 15.10393 1.531 0.870
16.8145 26.0635 -1.29 9.43331 14.08919 1.411 0.880
16.8145 26.0635 -1.29 6.93818 11.5067 1.365 1.360
16.8145 26.0635 -1.29 13.56499 12.3826 1.284 1.540
18.9495 13.6385 -4.62 7.27165 15.10393 1.531 2.545
18.9495 13.6385 -4.62 9.43331 14.08919 1.411 2.305
18.9495 13.6385 -4.62 8.03819 19.76219 1.14 2.965
18.9495 13.6385 -4.62 6.93818 11.5067 1.365 2.075
18.9495 13.6385 -4.62 13.56499 12.3826 1.284 2.095
1.7765 13.2765 -3.9 7.27165 15.10393 1.531 3.346
1.7765 13.2765 -3.9 9.43331 14.08919 1.411 3.436
1.7765 13.2765 -3.9 8.03819 19.76219 1.14 3.706
1.7765 13.2765 -3.9 6.93818 11.5067 1.365 2.976
1.7765 13.2765 -3.9 13.56499 12.3826 1.284 3.746
0.7385 7.0045 -0.48 9.43331 14.08919 1.411 4.433
0.7385 7.0045 -0.48 6.93818 11.5067 1.365 3.953
0.7385 7.0045 -0.48 13.56499 12.3826 1.284 4.653
15.5715 26.5945 0.46 9.43331 14.08919 1.411 1.018
15.5715 26.5945 0.46 6.93818 11.5067 1.365 1.528
15.5715 26.5945 0.46 13.56499 12.3826 1.284 2.018
12.2735 14.8805 -1.65 7.27165 15.10393 1.531 2.402
12.2735 14.8805 -1.65 9.43331 14.08919 1.411 2.332
12.2735 14.8805 -1.65 6.93818 11.5067 1.365 1.772
12.2735 14.8805 -1.65 13.56499 12.3826 1.284 2.512
10.1795 23.6115 -2.04 7.27165 15.10393 1.531 1.501
10.1795 23.6115 -2.04 9.43331 14.08919 1.411 1.781
10.1795 23.6115 -2.04 8.03819 19.76219 1.14 1.921
10.1795 23.6115 -2.04 6.93818 11.5067 1.365 1.441
6.4645 16.7805 -3.53 7.27165 15.10393 1.531 2.562
6.4645 16.7805 -3.53 6.93818 11.5067 1.365 2.142
73
12.7775 26.1115 -3.14 7.27165 15.10393 1.531 1.202
12.7775 26.1115 -3.14 9.43331 14.08919 1.411 1.452
12.7775 26.1115 -3.14 8.03819 19.76219 1.14 1.372
16.7285 21.7145 -2.12 7.27165 15.10393 1.531 1.253
16.7285 21.7145 -2.12 9.43331 14.08919 1.411 1.053
16.7285 21.7145 -2.12 8.03819 19.76219 1.14 1.853
16.7285 21.7145 -2.12 13.56499 12.3826 1.284 1.353
12.5315 26.5675 -1.27 7.27165 15.10393 1.531 1.069
12.5315 26.5675 -1.27 9.43331 14.08919 1.411 1.489
12.5315 26.5675 -1.27 8.03819 19.76219 1.14 1.309
12.5315 26.5675 -1.27 13.56499 12.3826 1.284 2.239
3.7185 11.0225 0.34 7.27165 15.10393 1.531 3.924
3.7185 11.0225 0.34 8.03819 19.76219 1.14 4.414
3.7185 11.0225 0.34 6.93818 11.5067 1.365 3.424
3.7185 11.0225 0.34 13.56499 12.3826 1.284 4.284
6.7695 5.7045 -2.56 7.27165 15.10393 1.531 3.871
6.7695 5.7045 -2.56 8.03819 19.76219 1.14 4.311
6.7695 5.7045 -2.56 6.93818 11.5067 1.365 3.361
6.7695 5.7045 -2.56 13.56499 12.3826 1.284 3.921
24.2755 29.2615 -4.55 7.27165 15.10393 1.531 2.275
24.2755 29.2615 -4.55 8.03819 19.76219 1.14 1.905
24.2755 29.2615 -4.55 6.93818 11.5067 1.365 2.465
24.2755 29.2615 -4.55 13.56499 12.3826 1.284 1.805
10.2255 18.2685 0.57 7.27165 15.10393 1.531 2.367
10.2255 18.2685 0.57 9.43331 14.08919 1.411 2.467
10.2255 18.2685 0.57 8.03819 19.76219 1.14 3.007
10.2255 18.2685 0.57 6.93818 11.5067 1.365 1.747
10.2255 18.2685 0.57 13.56499 12.3826 1.284 2.917
5.2185 18.6995 -3.86 7.27165 15.10393 1.531 2.523
5.2185 18.6995 -3.86 9.43331 14.08919 1.411 2.713
5.2185 18.6995 -3.86 8.03819 19.76219 1.14 2.923
5.2185 18.6995 -3.86 13.56499 12.3826 1.284 3.123
15.2355 15.6255 0.58 7.27165 15.10393 1.531 2.539
15.2355 15.6255 0.58 9.43331 14.08919 1.411 2.409
15.2355 15.6255 0.58 8.03819 19.76219 1.14 3.189
15.2355 15.6255 0.58 13.56499 12.3826 1.284 2.439
16.4275 19.1275 -3.75 7.27165 15.10393 1.531 1.700
16.4275 19.1275 -3.75 9.43331 14.08919 1.411 1.520
16.4275 19.1275 -3.75 8.03819 19.76219 1.14 2.230
16.4275 19.1275 -3.75 13.56499 12.3826 1.284 1.610
19.5585 26.4265 0 7.27165 15.10393 1.531 1.350
74
19.5585 26.4265 0 9.43331 14.08919 1.411 0.980
19.5585 26.4265 0 8.03819 19.76219 1.14 1.400
19.5585 26.4265 0 6.93818 11.5067 1.365 1.820
19.5585 26.4265 0 13.56499 12.3826 1.284 1.310
8.4545 18.6815 0.54 7.27165 15.10393 1.531 2.530
8.4545 18.6815 0.54 9.43331 14.08919 1.411 2.690
8.4545 18.6815 0.54 8.03819 19.76219 1.14 3.060
8.4545 18.6815 0.54 6.93818 11.5067 1.365 2.040
8.4545 18.6815 0.54 13.56499 12.3826 1.284 3.130
3.3355 13.7735 -3.1 7.27165 15.10393 1.531 3.222
3.3355 13.7735 -3.1 9.43331 14.08919 1.411 3.312
3.3355 13.7735 -3.1 8.03819 19.76219 1.14 3.602
3.3355 13.7735 -3.1 6.93818 11.5067 1.365 2.742
3.3355 13.7735 -3.1 13.56499 12.3826 1.284 3.612
13.5375 8.0525 -0.34 7.27165 15.10393 1.531 3.561
13.5375 8.0525 -0.34 9.43331 14.08919 1.411 3.421
13.5375 8.0525 -0.34 8.03819 19.76219 1.14 4.141
13.5375 8.0525 -0.34 6.93818 11.5067 1.365 2.951
13.5375 8.0525 -0.34 13.56499 12.3826 1.284 3.371
16.2475 24.2475 -0.25 7.27165 15.10393 1.531 0.651
16.2475 24.2475 -0.25 9.43331 14.08919 1.411 0.601
16.2475 24.2475 -0.25 8.03819 19.76219 1.14 1.531
16.2475 24.2475 -0.25 6.93818 11.5067 1.365 0.961
16.2475 24.2475 -0.25 13.56499 12.3826 1.284 1.561
19.2645 17.6065 -3.98 7.27165 15.00393 1.531 2.381
19.2645 17.6065 -3.98 9.43331 13.98919 1.411 2.381
19.2645 17.6065 -3.98 8.03819 19.66219 1.14 2.881
19.2645 17.6065 -3.98 6.93818 11.4067 1.365 1.851
19.2645 17.6065 -3.98 13.56499 12.2826 1.284 2.641
5.0915 23.6795 0.12 7.27165 15.00393 1.531 3.926
5.0915 23.6795 0.12 9.43331 13.98919 1.411 4.206
5.0915 23.6795 0.12 8.03819 19.66219 1.14 4.146
5.0915 23.6795 0.12 6.93818 11.4067 1.365 3.786
7.2025 19.9015 -0.33 7.27165 15.00393 1.531 3.715
7.2025 19.9015 -0.33 9.43331 13.98919 1.411 4.065
7.2025 19.9015 -0.33 8.03819 19.66219 1.14 4.065
7.2025 19.9015 -0.33 6.93818 11.4067 1.365 3.445
7.2025 19.9015 -0.33 13.56499 12.2826 1.284 4.385
75
A.2 Data gelombang S.
Sumber Gempa (source) Stasiun Penerima (receiver)
13.8065 6.5975 -0.21 7.27165 15.00393 1.531 1.119
13.8065 6.5975 -0.21 9.43331 13.98919 1.411 1.169
13.8065 6.5975 -0.21 10.00658 16.09305 1.658 1.489
13.8065 6.5975 -0.21 8.03819 19.66219 1.14 2.279
13.8065 6.5975 -0.21 6.93818 11.4067 1.365 1.939
13.8065 6.5975 -0.21 13.56499 12.2826 1.284 2.879
12.3885 6.5805 0.43 7.27165 15.00393 1.531 0.94
12.3885 6.5805 0.43 9.43331 13.98919 1.411 1
12.3885 6.5805 0.43 10.00658 16.09305 1.658 2.04
12.3885 6.5805 0.43 8.03819 19.66219 1.14 2.65
12.3885 6.5805 0.43 6.93818 11.4067 1.365 2.03
12.3885 6.5805 0.43 13.56499 12.2826 1.284 3.12
13.7185 3.2665 -0.28 10.00658 16.09305 1.658 2.632
13.7185 3.2665 -0.28 6.93818 11.4067 1.365 1.142
13.7185 3.2665 -0.28 13.56499 12.2826 1.284 2.582
15.0805 8.9445 0.25 7.27165 15.00393 1.531 1.747
15.0805 8.9445 0.25 9.43331 13.98919 1.411 1.767
15.0805 8.9445 0.25 8.03819 19.66219 1.14 1.587
15.0805 8.9445 0.25 6.93818 11.4067 1.365 2.907
12.0915 8.2215 -0.73 7.27165 15.00393 1.531 1.32
12.0915 8.2215 -0.73 9.43331 13.98919 1.411 1.98
12.0915 8.2215 -0.73 10.00658 16.09305 1.658 2.1
12.0915 8.2215 -0.73 8.03819 19.66219 1.14 1.93
12.0915 8.2215 -0.73 13.56499 12.2826 1.284 3.36
13.5215 8.4485 0.26 7.27165 15.00393 1.531 1.285
13.5215 8.4485 0.26 9.43331 13.98919 1.411 1.625
13.5215 8.4485 0.26 10.00658 16.09305 1.658 1.515
13.5215 8.4485 0.26 13.56499 12.2826 1.284 1.965
11.5305 8.5535 0.28 7.27165 15.00393 1.531 1.386
11.5305 8.5535 0.28 9.43331 13.98919 1.411 2.276
11.5305 8.5535 0.28 8.03819 19.66219 1.14 1.906
11.5305 8.5535 0.28 13.56499 12.2826 1.284 3.856
76
19.5645 11.1585 -3.89 7.27165 15.00393 1.531 3.463
19.5645 11.1585 -3.89 8.03819 19.66219 1.14 2.633
19.5645 11.1585 -3.89 6.93818 11.4067 1.365 3.773
19.5645 11.1585 -3.89 13.56499 12.2826 1.284 3.313
11.9575 7.0655 -0.74 7.27165 15.00393 1.531 1.211
11.9575 7.0655 -0.74 9.43331 13.98919 1.411 1.861
11.9575 7.0655 -0.74 8.03819 19.66219 1.14 2.231
11.9575 7.0655 -0.74 13.56499 12.2826 1.284 3.171
11.8545 7.3785 -0.77 7.27165 15.00393 1.531 1.229
11.8545 7.3785 -0.77 9.43331 13.98919 1.411 1.889
11.8545 7.3785 -0.77 8.03819 19.66219 1.14 2.209
13.1405 8.5835 -0.32 7.27165 15.00393 1.531 1.281
13.1405 8.5835 -0.32 9.43331 13.98919 1.411 1.681
13.1405 8.5835 -0.32 10.00658 16.09305 1.658 1.611
13.1405 8.5835 -0.32 13.56499 12.2826 1.284 3.121
16.2155 0.2105 0.26 7.27165 15.00393 1.531 3.486
16.2155 0.2105 0.26 9.43331 13.98919 1.411 3.136
16.2155 0.2105 0.26 8.03819 19.66219 1.14 4.706
16.2155 0.2105 0.26 6.93818 11.4067 1.365 2.316
16.2155 0.2105 0.26 13.56499 12.2826 1.284 2.116
22.8295 6.7535 -0.26 7.27165 15.00393 1.531 3.871
22.8295 6.7535 -0.26 9.43331 13.98919 1.411 3.561
22.8295 6.7535 -0.26 6.93818 11.4067 1.365 4.191
22.8295 6.7535 -0.26 13.56499 12.2826 1.284 2.151
11.4035 7.2205 -1.64 7.27165 15.00393 1.531 3.116
11.4035 7.2205 -1.64 9.43331 13.98919 1.411 3.176
11.4035 7.2205 -1.64 10.00658 16.09305 1.658 3.816
11.4035 7.2205 -1.64 8.03819 19.66219 1.14 4.136
11.4035 7.2205 -1.64 6.93818 11.4067 1.365 2.226
11.4035 7.2205 -1.64 13.56499 12.2826 1.284 3.966
10.4685 7.5315 -0.85 7.27165 15.00393 1.531 3.239
10.4685 7.5315 -0.85 9.43331 13.98919 1.411 3.549
10.4685 7.5315 -0.85 8.03819 19.66219 1.14 4.399
10.4685 7.5315 -0.85 6.93818 11.4067 1.365 2.489
10.4685 7.5315 -0.85 13.56499 12.2826 1.284 4.279
8.1185 6.1115 -0.66 7.27165 15.00393 1.531 4.065
8.1185 6.1115 -0.66 9.43331 13.98919 1.411 4.375
8.1185 6.1115 -0.66 6.93818 11.4067 1.365 3.365
7.6885 8.0985 -1.55 7.27165 15.00393 1.531 3.722
7.6885 8.0985 -1.55 9.43331 13.98919 1.411 4.032
7.6885 8.0985 -1.55 8.03819 19.66219 1.14 4.542
77
7.6885 8.0985 -1.55 6.93818 11.4067 1.365 3.022
9.7995 7.2975 -3.84 7.27165 15.00393 1.531 3.349
9.7995 7.2975 -3.84 9.43331 13.98919 1.411 3.469
9.7995 7.2975 -3.84 8.03819 19.66219 1.14 4.249
9.7995 7.2975 -3.84 6.93818 11.4067 1.365 2.739
16.9525 12.8975 -0.15 7.27165 15.00393 1.531 1.278
16.9525 12.8975 -0.15 9.43331 13.98919 1.411 1.078
16.9525 12.8975 -0.15 8.03819 19.66219 1.14 2.358
16.9525 12.8975 -0.15 6.93818 11.4067 1.365 2.068
16.9525 12.8975 -0.15 13.56499 12.2826 1.284 2.618
16.8305 12.9775 -0.1 7.27165 15.00393 1.531 1.2
16.8305 12.9775 -0.1 9.43331 13.98919 1.411 1.06
16.8305 12.9775 -0.1 8.03819 19.66219 1.14 2.29
16.8305 12.9775 -0.1 6.93818 11.4067 1.365 2.16
16.8305 12.9775 -0.1 13.56499 12.2826 1.284 2.69
16.8755 12.8655 -0.24 7.27165 15.00393 1.531 1.283
16.8755 12.8655 -0.24 9.43331 13.98919 1.411 1.073
16.8755 12.8655 -0.24 8.03819 19.66219 1.14 2.353
16.8755 12.8655 -0.24 6.93818 11.4067 1.365 2.063
16.8755 12.8655 -0.24 13.56499 12.2826 1.284 2.553
16.8925 13.2675 0.61 7.27165 15.00393 1.531 1.291
16.8925 13.2675 0.61 9.43331 13.98919 1.411 1.101
16.8925 13.2675 0.61 8.03819 19.66219 1.14 2.271
16.8925 13.2675 0.61 6.93818 11.4067 1.365 2.071
16.8925 13.2675 0.61 13.56499 12.2826 1.284 2.711
16.9245 12.8985 -0.28 7.27165 15.00393 1.531 1.163
16.9245 12.8985 -0.28 9.43331 13.98919 1.411 1.013
16.9245 12.8985 -0.28 8.03819 19.66219 1.14 2.243
16.9245 12.8985 -0.28 6.93818 11.4067 1.365 2.133
16.9245 12.8985 -0.28 13.56499 12.2826 1.284 2.743
16.8165 13.1375 0.31 7.27165 15.00393 1.531 1.268
16.8165 13.1375 0.31 9.43331 13.98919 1.411 0.948
16.8165 13.1375 0.31 8.03819 19.66219 1.14 2.298
16.8165 13.1375 0.31 6.93818 11.4067 1.365 2.158
16.8165 13.1375 0.31 13.56499 12.2826 1.284 2.778
17.0195 13.0155 0.29 7.27165 15.00393 1.531 4.449
17.0195 13.0155 0.29 9.43331 13.98919 1.411 5.059
17.0195 13.0155 0.29 8.03819 19.66219 1.14 4.089
17.0195 13.0155 0.29 6.93818 11.4067 1.365 6.039
17.0195 13.0155 0.29 13.56499 12.2826 1.284 3.36
2.4065 12.0865 -3.9 7.27165 15.00393 1.531 4.49
78
2.4065 12.0865 -3.9 8.03819 19.66219 1.14 2.3
2.4065 12.0865 -3.9 6.93818 11.4067 1.365 3.72
2.4065 12.0865 -3.9 13.56499 12.2826 1.284 2.717
13.2585 5.1725 -1.29 7.27165 15.00393 1.531 4.047
13.2585 5.1725 -1.29 8.03819 19.66219 1.14 1.957
13.2585 5.1725 -1.29 6.93818 11.4067 1.365 4.127
13.2585 5.1725 -1.29 13.56499 12.2826 1.284 2.421
11.4995 9.2235 0.01 7.27165 15.00393 1.531 1.931
11.4995 9.2235 0.01 8.03819 19.66219 1.14 2.371
11.4995 9.2235 0.01 6.93818 11.4067 1.365 2.111
11.4995 9.2235 0.01 13.56499 12.2826 1.284 2.64
20.0445 13.8995 -1.35 7.27165 15.00393 1.531 2.94
20.0445 13.8995 -1.35 9.43331 13.98919 1.411 3.55
20.0445 13.8995 -1.35 8.03819 19.66219 1.14 3.72
20.0445 13.8995 -1.35 13.56499 12.2826 1.284 1.98
11.4095 9.3635 -1.06 7.27165 15.00393 1.531 4.03
11.4095 9.3635 -1.06 9.43331 13.98919 1.411 4.302
11.4095 9.3635 -1.06 10.00658 16.09305 1.658 4.492
11.4095 9.3635 -1.06 8.03819 19.66219 1.14 4.702
11.4095 9.3635 -1.06 6.93818 11.4067 1.365 5.312
11.4095 9.3635 -1.06 13.56499 12.2826 1.284 5.355
5.0085 8.4585 -4.44 7.27165 15.00393 1.531 5.605
5.0085 8.4585 -4.44 9.43331 13.98919 1.411 6.095
5.0085 8.4585 -4.44 8.03819 19.66219 1.14 4.695
5.0085 8.4585 -4.44 13.56499 12.2826 1.284 6.015
3.7205 1.3445 -3.9 7.27165 15.00393 1.531 3.77
3.7205 1.3445 -3.9 9.43331 13.98919 1.411 4.02
3.7205 1.3445 -3.9 8.03819 19.66219 1.14 4.35
3.7205 1.3445 -3.9 6.93818 11.4067 1.365 3.35
3.7205 1.3445 -3.9 13.56499 12.2826 1.284 5.03
6.6495 9.6045 -3.91 7.27165 15.00393 1.531 3.319
6.6495 9.6045 -3.91 9.43331 13.98919 1.411 3.719
6.6495 9.6045 -3.91 8.03819 19.66219 1.14 4.379
6.6495 9.6045 -3.91 6.93818 11.4067 1.365 2.509
6.6495 9.6045 -3.91 13.56499 12.2826 1.284 7.626
10.1665 8.3895 -0.07 7.27165 15.00393 1.531 7.146
10.1665 8.3895 -0.07 9.43331 13.98919 1.411 7.616
10.1665 8.3895 -0.07 8.03819 19.66219 1.14 8.216
10.1665 8.3895 -0.07 6.93818 11.4067 1.365 6.946
28.3015 4.7705 -0.91 7.27165 15.10393 1.531 6.266
28.3015 4.7705 -0.91 9.43331 14.08919 1.411 1.49
79
28.3015 4.7705 -0.91 10.00658 16.19305 1.658 1.49
28.3015 4.7705 -0.91 8.03819 19.76219 1.14 2.34
28.3015 4.7705 -0.91 6.93818 11.5067 1.365 2.64
28.3015 4.7705 -0.91 13.56499 12.3826 1.284 4.385
16.8145 26.0635 -1.29 7.27165 15.10393 1.531 3.995
16.8145 26.0635 -1.29 9.43331 14.08919 1.411 5.105
16.8145 26.0635 -1.29 6.93818 11.5067 1.365 3.565
16.8145 26.0635 -1.29 13.56499 12.3826 1.284 3.615
18.9495 13.6385 -4.62 7.27165 15.10393 1.531 5.736
18.9495 13.6385 -4.62 9.43331 14.08919 1.411 5.926
18.9495 13.6385 -4.62 8.03819 19.76219 1.14 6.376
18.9495 13.6385 -4.62 6.93818 11.5067 1.365 5.116
18.9495 13.6385 -4.62 13.56499 12.3826 1.284 6.446
1.7765 13.2765 -3.9 7.27165 15.10393 1.531 7.653
1.7765 13.2765 -3.9 9.43331 14.08919 1.411 6.793
1.7765 13.2765 -3.9 8.03819 19.76219 1.14 7.993
1.7765 13.2765 -3.9 6.93818 11.5067 1.365 1.768
1.7765 13.2765 -3.9 13.56499 12.3826 1.284 2.608
0.7385 7.0045 -0.48 9.43331 14.08919 1.411 3.498
0.7385 7.0045 -0.48 6.93818 11.5067 1.365 4.112
0.7385 7.0045 -0.48 13.56499 12.3826 1.284 4.022
15.5715 26.5945 0.46 9.43331 14.08919 1.411 3.062
15.5715 26.5945 0.46 6.93818 11.5067 1.365 4.332
15.5715 26.5945 0.46 13.56499 12.3826 1.284 2.591
12.2735 14.8805 -1.65 7.27165 15.10393 1.531 3.101
12.2735 14.8805 -1.65 9.43331 14.08919 1.411 3.311
12.2735 14.8805 -1.65 6.93818 11.5067 1.365 2.461
12.2735 14.8805 -1.65 13.56499 12.3826 1.284 2.072
10.1795 23.6115 -2.04 7.27165 15.10393 1.531 2.512
10.1795 23.6115 -2.04 9.43331 14.08919 1.411 2.352
10.1795 23.6115 -2.04 8.03819 19.76219 1.14 2.173
10.1795 23.6115 -2.04 6.93818 11.5067 1.365 1.803
6.4645 16.7805 -3.53 7.27165 15.10393 1.531 3.183
6.4645 16.7805 -3.53 6.93818 11.5067 1.365 2.353
12.7775 26.1115 -3.14 7.27165 15.10393 1.531 1.879
12.7775 26.1115 -3.14 9.43331 14.08919 1.411 2.559
12.7775 26.1115 -3.14 8.03819 19.76219 1.14 2.259
16.7285 21.7145 -2.12 7.27165 15.10393 1.531 3.809
16.7285 21.7145 -2.12 9.43331 14.08919 1.411 6.694
16.7285 21.7145 -2.12 8.03819 19.76219 1.14 7.574
16.7285 21.7145 -2.12 13.56499 12.3826 1.284 5.864
80
12.5315 26.5675 -1.27 7.27165 15.10393 1.531 7.334
12.5315 26.5675 -1.27 9.43331 14.08919 1.411 6.641
12.5315 26.5675 -1.27 8.03819 19.76219 1.14 7.421
12.5315 26.5675 -1.27 13.56499 12.3826 1.284 5.781
3.7185 11.0225 0.34 7.27165 15.10393 1.531 6.751
3.7185 11.0225 0.34 8.03819 19.76219 1.14 2.753
3.7185 11.0225 0.34 6.93818 11.5067 1.365 2.543
3.7185 11.0225 0.34 13.56499 12.3826 1.284 3.643
6.7695 5.7045 -2.56 7.27165 15.10393 1.531 3.845
6.7695 5.7045 -2.56 8.03819 19.76219 1.14 3.265
6.7695 5.7045 -2.56 6.93818 11.5067 1.365 4.295
6.7695 5.7045 -2.56 13.56499 12.3826 1.284 3.115
24.2755 29.2615 -4.55 7.27165 15.10393 1.531 4.383
24.2755 29.2615 -4.55 8.03819 19.76219 1.14 4.683
24.2755 29.2615 -4.55 6.93818 11.5067 1.365 5.013
24.2755 29.2615 -4.55 13.56499 12.3826 1.284 5.343
10.2255 18.2685 0.57 7.27165 15.10393 1.531 2.91
10.2255 18.2685 0.57 9.43331 14.08919 1.411 2.62
10.2255 18.2685 0.57 8.03819 19.76219 1.14 3.85
10.2255 18.2685 0.57 6.93818 11.5067 1.365 2.78
10.2255 18.2685 0.57 13.56499 12.3826 1.284 2.35
5.2185 18.6995 -3.86 7.27165 15.10393 1.531 1.72
5.2185 18.6995 -3.86 9.43331 14.08919 1.411 2.4
5.2185 18.6995 -3.86 8.03819 19.76219 1.14 3.15
5.2185 18.6995 -3.86 13.56499 12.3826 1.284 2.26
15.2355 15.6255 0.58 7.27165 15.10393 1.531 5.532
15.2355 15.6255 0.58 9.43331 14.08919 1.411 5.702
15.2355 15.6255 0.58 8.03819 19.76219 1.14 6.182
15.2355 15.6255 0.58 13.56499 12.3826 1.284 4.782
16.4275 19.1275 -3.75 7.27165 15.10393 1.531 6.202
16.4275 19.1275 -3.75 9.43331 14.08919 1.411 6.101
16.4275 19.1275 -3.75 8.03819 19.76219 1.14 5.891
16.4275 19.1275 -3.75 13.56499 12.3826 1.284 7.121
19.5585 26.4265 0 7.27165 15.10393 1.531 5.081
19.5585 26.4265 0 9.43331 14.08919 1.411 5.791
19.5585 26.4265 0 8.03819 19.76219 1.14 1.161
19.5585 26.4265 0 6.93818 11.5067 1.365 1.051
19.5585 26.4265 0 13.56499 12.3826 1.284 2.661
8.4545 18.6815 0.54 7.27165 15.10393 1.531 1.641
8.4545 18.6815 0.54 9.43331 14.08919 1.411 2.681
8.4545 18.6815 0.54 8.03819 19.76219 1.14 4.081
81
8.4545 18.6815 0.54 6.93818 11.5067 1.365 4.101
8.4545 18.6815 0.54 13.56499 12.3826 1.284 4.991
3.3355 13.7735 -3.1 7.27165 15.10393 1.531 3.211
3.3355 13.7735 -3.1 9.43331 14.08919 1.411 4.511
3.3355 13.7735 -3.1 8.03819 19.76219 1.14 6.776
3.3355 13.7735 -3.1 6.93818 11.5067 1.365 7.246
3.3355 13.7735 -3.1 13.56499 12.3826 1.284 7.136
13.5375 8.0525 -0.34 7.27165 15.10393 1.531 6.506
13.5375 8.0525 -0.34 9.43331 14.08919 1.411 6.415
13.5375 8.0525 -0.34 8.03819 19.76219 1.14 6.755
13.5375 8.0525 -0.34 6.93818 11.5067 1.365 6.965
13.5375 8.0525 -0.34 13.56499 12.3826 1.284 5.945
16.2475 24.2475 -0.25 7.27165 15.10393 1.531 7.535
16.2475 24.2475 -0.25 9.43331 14.08919 1.411 1.733
16.2475 24.2475 -0.25 8.03819 19.76219 1.14 1.903
16.2475 24.2475 -0.25 6.93818 11.5067 1.365 2.403
16.2475 24.2475 -0.25 13.56499 12.3826 1.284 2.753
19.2645 17.6065 -3.98 7.27165 15.00393 1.531 1.307
19.2645 17.6065 -3.98 9.43331 13.98919 1.411 1.937
19.2645 17.6065 -3.98 8.03819 19.66219 1.14 2.307
19.2645 17.6065 -3.98 6.93818 11.4067 1.365 2.007
19.2645 17.6065 -3.98 13.56499 12.2826 1.284 3.317
5.0915 23.6795 0.12 7.27165 15.00393 1.531 7.333
5.0915 23.6795 0.12 9.43331 13.98919 1.411 7.553
5.0915 23.6795 0.12 8.03819 19.66219 1.14 7.903
5.0915 23.6795 0.12 6.93818 11.4067 1.365 6.773
7.2025 19.9015 -0.33 7.27165 15.00393 1.531 8.163
7.2025 19.9015 -0.33 9.43331 13.98919 1.411 1.332
7.2025 19.9015 -0.33 8.03819 19.66219 1.14 1.182
7.2025 19.9015 -0.33 6.93818 11.4067 1.365 2.572
7.2025 19.9015 -0.33 13.56499 12.2826 1.284 2.552
82
Lampiran B
Model Kecepatan 1D
Tabel di bawah merupakan model kecepatan awal 1D untuk gelombang P (Vp)
dan S (Vs) dari sumber (Hilyah A, 2010) dan selanjutnya dimodifikasi oleh
penulis untuk disesuaikan dengan penelitian. Untuk penjelasan tentang data ini
dapat dilihat pada bab IV.
Tabel B Model kecepatan awal 1D (Vp dan Vs)
Lapisan Kedalaman
(km)
Kedalaman
lapisan (km)
Kecepatan
gelombang P
(km/sec)
Kecepatan
gelombang S
(km/sec)
1 +1.5 0.5 4.77 2.7
2 +1 0.5 5.12 2.88
3 +0.5 0.5 5.45 3
4 0 0.5 5.75 3.15
5 -1.5 1.5 5.9 3.22
6 -3.5 2 6.05 3.3
7 -5 1.5 6.3 3.35
83