STRATEGI DAN RENCANA AKSI PROVINSI Untuk Implementasi REDD +
di Sumatra Barat
Hermansah, Vonny Indah Mutiara, Jusmalinda,Gemala Ranti Siti Aisyah, Ferdinal Asmin, Rainal Daus dan Agus W.Boyce
Tim Penulis SRAP REDD+ Sumatra Barat
Disampaiakan pada Acara Lokakarya Kemitraan Dinas Kehutanan Provinsi Sumatra Barat di Padang , 22 januari 2014
OUTLINE
• PENDAHULUAN
• PROFILE SUMATRA BARAT (SB) DAN KONDISI EKSISTING DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI
• EMISI HISTORIS DAN TARGET PENGURANGAN EMISI (BAU DAN MITIGASI ) DI SUMATRA BARAT
• STRATEGI DAN RENCANA AKSI MITIGASI UNTUK MENGURANGI EMISI DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI
• KONDISI PEMUNGKIN (ENABLING CONDITION) UNTUK IMPLEMENTASI REDD + DI SUMATRA BARAT
PENDAHULUAN PERLUNYA STRATEGY REDD+
• Perubahan iklim (Climate change ) dan pemanasan global (global warming) isu dan dampak PI dirasakan secara global.
• Deforestasi dan Degradasi (DD) sumber utama (the main source) dari emisi in developing country.
• Program-program untuk membangun pengelolaan hutan berkelanjutan (sustainable forest management ) telah mulai diimplementasikan sejak beberapa tahun lalu serti:
– Forest for People 1976
– SFM ITTO Commitment (1990) target date 2000
» Forest Sertification
– National Forest Program (Midle of 1990)
3
Is it succesfull ?
Latar Belakang & Sejarah Stranas
Perlunya Strategy REDD+
• Kita Berharap REDD + akan berbeda(will be different) dengan program –
program sebelumnya dan akan dapat diimplementasikan dengan sukses
. Alasannya (The reason) adalah:
-Komitmen Presiden (Sept 2009) pada G20 meeting:
– mengurangi emisi 26 dan 41% dari BAU dan
bantuan internasional. 2020
– merubah paradigma to adress low carbon economic
development (Green economic)
– Carbon sink forest pada 2030
-LoI. dengan Norwegia, Mei 2010
-Indonesia sebagai promotor REDD+ di UNFCCC
4
REDD+ akan diimplementasikan di beberapa provinsi (11) dan tiap provinsi membuat strategi dan rencana aksi (SRAP) untuk implementasikan komitmen RI 1.
REDD +
Deforestation and Degradation
•SFM (Sustainable Forest Management). •Rehabilitation and Conservation •Increasing C Stock
Focus Area
Hutan (LULUCF) Peat land Baik di Kawasan Hutan maupun APL
Co-benefit :
▪ Konservasi Biodiversity
▪Jasa ekosistim(ecosystem service)
▪ Increasing Income percapita and human wellfare
HARAPAN REDD +
FRAMEWORK DALAM IMPLEMENTASI REDD +
1. SRAP
Strategy and Action Plan
2. REL/RL
Reference Emission Level
3. MRV
Measurement Reporting Verification
4. SIS
System Informaion Safeguard
1.Strategy and action plan including 1.SRAP, Memantapkan Kelembagaan
(REDD+, Struktur dan Finansial dan MRV) dituntut performance Base.
2. Reference Emision level/Reference Level harus terintegrasi dengan RL tingkat nasional and sub nasional (Provinsi) Methodology pengukuran. ? 3. MRV. Metodology dan sistim pengukuran perlu dibangun dan ditetapkan . Mekanisme pelaporan dan sistim verifikasi 4. SIS. Prinsip Kriteria dan Indiator yang dibuat harus berpedoman pada COP 16.
PROFIL SUMATRA BARAT DAN KONDISI DEFORESTASI AND
DEGRADASI
Sumbar, Riau dan Jambi sebagai corydor Sumatra bagian
tengah (Called RIMBA)
West
Sumatra
Jambi
Riau
Profil Sumbar
• Luas : 42.297,30 km2 (4.229.730 Ha)
• Batas :
– Utara dengan Sumut;
– Selatan dengan Bengkulu;
– Timur dengan Riau dan Jambi;
– Barat dengan Samudera Hindia
• Jumlah Penduduk : 4.846.909 jiwa
• Mata Pencaharian dominan : Petani
• Suku : Minangkabau, Mentawai, Mandailing, Jawa, Tionghoa
• Tutupan lahan :
– Hutan : 2.341.771 Ha atau ± 55,36%
– APL : 1.887.959 Ha (44,64 %)
• Nilai-nilai Universal : Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, dan Tali Tigo Sapalin, Tungku Tigo Sajarangan
• Kawasan penting : TN.Siberut, TN.Kerinci Seblat, Danau (Maninjau, Singkarak, Diateh dan Dibawah), Gunung(Merapi, Singgalang, Tandikek, Talang, Pasaman),
KONDISI KEKINIAN SUMATERA BARAT
• Memiliki Kawasan Hutan yang sebagian besar berfungsi konservasi dan lindung (66,72 % dari luas kawasan hutan)
• Memiliki SDA yang beragam pertanian, hasil hutan, sumber daya mineral, dll
• Kaya dengan kearifan lokal setempat dalam pengelolaan SDA Parak, Rimbo Larangan, Lubuak Larangan, Lelong, Arat Sabulungau, dll
• Melihat karakteristik geomorfologinya, termasuk salah satu daerah rawan bencana longsor, banjir, gempa
Kondisi Deforestasi (LULUCF) di Sumbar 2006 dan 2011
2006 2011
Forest land Crop land Grass land Wet Land Setlement Other land
Kondisi Deforestasi di Dharmasraya 2006 -2011
2006 2011
No. Forest Type
Forest Area (Ha) OLF
(Ha) TOTAL (Ha) Fixed Forest
PFC TOTAL Prot.F FC LPF PF TOTAL
A. Primary Forest
865,4
137,8
650,2
54,2
1.707,6
3,7
1.711,3
244,3 1.955,6
- Dry Land Primary
Forest
865,4
137,8
650,2
0,6
1.654,0
3,7
1.657,7
202,8 1.860,5
Primary Peat
Forest
-
-
-
40,9
40,9
-
40,9
7,2 48,1
Primary
Manggrove
-
-
-
12,7
12,7
-
12,7
34,3 47,0
B. Secundary Forest
792,0
1.875,5
603,5
1.535,1
4.806,0
539,0
5.345,0
4.331,3 9.676,3
Dry Land
Secundary Forest
792,0
1.769,3
603,5
1.516,2
4.681,0
229,3
4.910,3
2.474,1 7.384,4
Peat Forest
-
106,2
-
18,9
125,1
309,7
434,8
1.857,2 2.292,0
Manggrove
-
-
-
-
-
-
-
- -
C. Plantefd Forest
-
-
436,1
448,6
884,7
-
884,7
277,3 1.162,0
T O T A L
1.657,4
2.013,3
1.689,8
2.037,9
7.398,3
542,7
7.941,0
4.852,9 12793,9.
Source: Landsat Image. 7 ETM+ in 2009 and 2011, Ditjen Planology , Ministry of Forest (Per Juni 2012) Prot.F= Protected Forest, FC=Forest Conservation , LPF= Limited Forest Production , PF= Production Forest , PFC= Forest Productio Conversion, OLF=Other land use of Forest
Rate of Deforestation in West Sumatra
Penyebab DD Terencana/legal
• Perkebunan
• Transmigrasi
• Pemekaran wilayah dan pemukiman baru
• Pembangunan jalan, Jembatan dan Pelabuhan
• Usaha Hutan Tanaman
• Usaha Hutan Alam
• Pembangunan Sarpras kelola hutan
• Pertambangan dan energi
• Pertanian
• Perikanan
• Peternakan
• Peremajaan Tanaman
Tidak Terencana/Ilegal
• Perambahan
• Penebangan Liar
• Kebakaran
• Banjir
• Erosi/Tanah Longsor
• Penebangan diluar blok
tebang di kawasan hutan
milik IUPHHK HA/HT
• Penebangan di bawah
limit diameter (tidak
sesuai dengan sistem
silvikultur)
• Pengembangan Teknik
silvikultur tidak sesuai
karakter wilayah
Dinamika Carbon Stock/Emisi Pada Skala Landscape menggunakan
RACSA (ICRAF)
Dynamics of DATA Emision Factor Stock C ACTIVITY Change of C
at Lanscape Scale Qualification Stock from
( ton C yr -1 ) Land Use Land Use change
Change in ha ( ton C ha -1)
Land Use
Change
Change of
C stock
C
Landscape
Level
• Agricultural Sub-sector
• Land Use Change and Forestry Sub- sector
• Peatland Sub-sector
No
Sector
Emission
(ton CO2 eq/yr)
Percentage
(%)
1 Land base (Forest , peat land, Agric)
29.967.603,68 86,08
2 Energy and transportation
4.365.100,00 12,54
3 Waste 481.151.000 1,38
4 Total 34.813.854,68 100
NO SUB SECTOR EMISSION (t CO2 eq )
1 FOREST (LULUCF) and PEAT LAND
18.019.442,96 (60,13 %)
2 AGRICULTURE
-LIVESTOCK 9.806.401,44
-RICE FIELD 1. 927. 632,341
3
-FERTILIZER TOTAL
214.126,94
29.967.603,68
ZONE WIDE (ha) FRACTION WIDE (%)
EMISION HISTORIS (t CO2 eq year_1)
CONTRIBUTION (%)
Hutan Lindung 953.707,26 22,5 3.117.530,10 17,3
Hutan Produksi 1.576.966,69 37,2 4.410.764,55 24,5
Hutan Produksi Konversi
432.022,34 10,2 2.378.833,32 13,2
H.Produksi Terbatas
177.650,33 4,2 785.331,44 4,4
Hutan Konservasi Suaka Wisata
226.011,99 5,3 2.164.189,81 12,0
Manggrov 771.931,33 18,2 1.078.019,85 6,0
Gambut non Hutan
70167,02 1,7 3.239.275,69 18,0
Gambut Hutan 31194,75 0,7 845.498,22 4,7
TOTAL 4.239.868,71 100 18.019.442,29 100
SUMBER EMISI DARI LULUCF
PREVIOUS LAND
EXISTING LAND USE
EMISION (t CO2 eq
/year)
PERCENT (%)
Hutan sekunder Semak Belukar 9.156.058,338 50,35
Perkebunan Perkebunan 1.604.885,236 8,83
Hutan Lahan Gambut sek. Semak Belukar 1.584.559,545 8,71
Hutan Sekunder Perkebunan 1,499.631,795 8,25
Hutan Prrimer Semak Belukar 1.116.495,540 6,14
Hutan Lahan Gambut sek.
Lahan Terbuka 890.644,715, 4,90
Hutan Sekunder Pertanian Lahan Kering. 646.743,740 3,56
Peggunaan lain Penggunan lain 1.520.424,05 9,26
TOTAL 18.019.442,96 100
ZONE 2006-2011 2015 2020
Hutan lindung 15.587 650,49 14.082.079,06 13.031.308,82
Hutan Pengg. lain 22.053.822,74 16.834.171,80 13.103.369,75
Phutan Produksi 11.894.166,00 10.736.143,12 9,787.607,53
Hutan Produksi Konvers
3.926 657,19 3.556.813,17 3.223.538,99
Hutan Produksi terbatas
10.820.949,05 8.639.508,42 7.330.351,74
Hutan Konservasi Suaka dan Wisata
5.390.099,26 5.320.607,08 5.252.060,92
Gambut non Hutan 16.196.378,43 9.847.517,69 10.409.130,84
Gambut Hutan 4.227.491,08 4.125.459,93 4.049.062,24
Total 90.097.214,85 73.142.300,77 66.186.430,84
229.425.945,96 t CO2 eq
2006-2011 2015 2020
90.097.214,85
163.239.515,12
229.425.945,96
Baseline dan Mitigasi Emisi Historis dari Sektor Hutan dan Lahan
163.239.515,12
138.112.110,22
229.425.945,96
168.953.423,96,96
60.472,522 (26,4 %)
t CO2 eq
2006-2011 2015 2020
90.097.214,85
SRAP REDD+ SUMBAR
• Visi : “Menjadi Provinsi Terkemuka dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam Berbasiskan Kearifan Lokal”.
• Misi : 1. Memantapkan fungsi lembaga dan meningkatkan kapasitas SDM
dalam pengelolaan SDA;
2. Memperluas praktek-praktek pengelolaan SDA berbasis kearifan lokal dengan memperhatikan keseimbangan sosial, ekonomi dan ekologi;
3. Mengembangkan sistem tata guna lahan dan tenurial yang menjamin kelestarian;
4. Meningkatkan upaya perbaikan lingkungan dengan penegakan hukum dan penyempurnaan aturan.
ISU STRATEGIS
1. Kelembagaan, Kebijakan dan Kepastian
Mekanisme
2. Paradigma Pembangunan Berorientasi Pada
Keberlanjutan (Desain Tata Kelola Terhadap
Kebutuhan Peningkatan Kapasitas)
3. Re-desain Tata Guna Lahan dan Konflik Tenurial
4. Basis Pengelolaan Sumber Daya Alam
5. Perlindungan Sumber Mata Pencaharian
Masyarakat
6. Pengutamaan PADIATAPA dan Rambu
Keselamatan
PROGRAM STRATEGIS
1. Pembentukan kelembagaan REDD+ dan sinergi Kebijakan
2. Penataan ruang untuk kejelasan dan kepastian wilayah kelola berbasis nagari – Based on community / Village ( Nagari) called CBFM.
3. Pengembangan pengelolaan lanskap berkelanjutan berbasiskan ekosistem– (Strengthen and akseleration of forest management unit).
4. Perbaikan Kriteria dan Standar Pengelolaan Sumber Daya Alam Lestari.
5. Pengembangan Skema Kemitraan Pengelolaan SDA (Develope of Natural Resources Partnership Management Scheme) both mandatary and voluntary.
Contoh Program dan Kegiatan Nama Program : Fasilitasi skema pengelolaan hutan bersama masyarakat Kegiatannya :
1. Sosialisasi Roadmap pengembangan hutan nagari, hutan kemasyarakatan, Hutan rakyat dan hutan adat di kab/kota dan nagari
Pilar 3,4,5
2. Koordinasi stakeholder terkait tentang sistem birokrasi, perizinan dan program dan pelayanan pada tingkat kabupaten
Pilar 3,4,5
3. Fasilitasi kesepakatan dan penyiapan dokumen usulan perluasan skema Hutan Nagari dan HKm di Propinsi Sumatera Barat
Pilar 3,4,5
4. Penguatan kelembagaan masyarakat di tingkat nagari untuk menyusun rencana kerja pengelolaan skema hutan nagari, HKm dan Hutan Rakyat
Pilar 3,4,5
5. Pengawalan proses penetapan areal kerja di Kementerian Kehutanan, provinsi dan kab/kota
Pilar 3,4,5
6. Memperkuat bimbingan, arahan dan supervisi pengelolaan Hutan Nagari dan HKm
Pilar 3,4,5
7. Melaksanakan konsolidasi dukungan pendanaan dari sumber-sumber APBN dan APBD
Pilar 3,4,5
8. Publikasi skema PHBM (Hutan Nagari dan HKm) secara menyeluruh Pilar 3,4,5
Program dan Rencana Aksi
Pengelolaan Lanskap
Pertumbuhan Ekonomi
Konservasi dan Reabilitasi
1. Perencanaan dan pengelolaan lanskap 2. Proteksi kebakaran hutan dan lahan 3. Percepatan penguatan uni t pengelolaan hutan (KPH, CBFM) 4. Menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar hutan
1. Promosi pengelolaan hutan berkelanjutan 2. Meningkatkan produktivitas perkebunan dan pertanian 3. Mengurangi kerusakan hutan dari prkatik ilegal mining 4. Mengembangkan produk industri loka yang punya nulai tambah
1. Memantapakan fungsi area konservasi– Jasa lingkungan 2. Proteksi konversi hutan 3. Kembangkan kegitan rehabilitasi 4. Kegitanan Aforestation /reforestation -- CDM 5. Restorasi ekosistem
5 Strategi, 11 PS dan 50 Kegiatan (Dokumen SRAP)
Kondisi Kawasan Hutan
Yang Masih Relatif baik
Praktek – Praktek Pengelolaan
Sumber daya alam berbasis
nilai – nilai lokal
Pengembangan praktek
pengelolaan sumberdaya alam
yang ramah lingkungan
Mekanisme Lokal untuk
Pengambilan Keputusan dan
Penyelesaian Konflik
Komitmen Pemerintah dengan
Perangkat Kebijakan yang telah
tersedia di Sumatera Barat
KONDISI PEMUNGKIN
Rumahku hutan lindungi rumahku demi air, oksigen,karbon dan
nutrisi bagi kehidupan mu