kerajaan sumatra barat

19
SEJARAH “KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA BARAT” KELOMPOK 1 X IIS 2

Upload: ndud-endud

Post on 15-Jul-2015

87 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerajaan sumatra barat

SEJARAH “KERAJAAN ISLAM DI SUMATRA BARAT”

KELOMPOK 1

X IIS 2

Page 2: Kerajaan sumatra barat

Nama Anggota Kelompok:1.ABU RIZAL RIFA’I (01)2.DEANDA REZKY R (06)3.GALUH AJENG P.T (10)4.HAFIIDZ IHZA AR R (11)5.ICHSAN DICKY W (13)6.MAR’ATUSH S.W (18)7.SHEILLA VERONICA R (25)8.SURYA JEFRI L.P (28)

Page 3: Kerajaan sumatra barat

SEJARAH SUMATERA BARAT

Dari zaman prasejarah sampai kedatangan orang Barat, sejarah Sumatera Barat dapat dikatakan identik dengan sejarah Minangkabau. Walaupun masyarakat Mentawai diduga telah ada pada masa itu, tetapi bukti-bukti tentang keberadaan mereka masih sangat sedikit.

Page 4: Kerajaan sumatra barat

MASA PRASEJARAHDi pelosok desa Mahat, Suliki Gunung Mas, Kabupaten Lima Puluh Kota banyak ditemukan peninggalan kebudayaan megalitikum. Bukti arkeologis yang ditemukan di atas bisa memberi indikasi bahwa daerah Lima Puluh Kota dan sekitarnya merupakan daerah pertama yang dihuni oleh nenek moyang orang Minangkabau. Penafsiran ini beralasan, karena dari luhak Lima Puluh Kota ini mengalir beberapa sungai besar yang bermuara di pantai timur pulau Sumatera. Sungai-sungai ini dapat dilayari dan memang menjadi sarana transportasi yang penting dari zaman dahulu hingga akhir abad yang lalu.

Page 5: Kerajaan sumatra barat

Nenek moyang orang Minangkabau diduga datang melalui rute ini. Mereka

berlayar dari daratan Asia (Indochina) mengarungi Laut Cina Selatan,

menyeberangi Selat Malaka dan kemudian melayari sungai Kampar, sungai

Siak, dan sungai Inderagiri. Setelah melakukan perjalanan panjang, mereka

tinggal dan mengembangkan kebudayaan serta peradaban di wilayah Luhak

Nan Tigo (Lima Puluh Kota, Agam, Tanah Datar) sekarang. Percampuran

dengan para pendatang pada masa-masa berikutnya menyebabkan tingkat

kebudayaan mereka jadi berubah dan jumlah mereka jadi bertambah. Lokasi

pemukiman mereka menjadi semakin sempit dan akhirnya mereka merantau

ke berbagai bagian Sumatera Barat yang lainnya. Sebagian pergi ke utara,

menuju Lubuk Sikaping, Rao, dan Ophir. Sebagian lain pergi ke arah selatan

menuju Solok, Sijunjung dan Dharmasraya. Banyak pula di antara mereka

yang menyebar ke bagian barat, terutama ke daerah pesisir, seperti Tiku,

Pariaman, dan Painan.

Page 6: Kerajaan sumatra barat

Kerajaan-kerajaan Minangkabau

Page 7: Kerajaan sumatra barat

Kerajaan MalayuKerajaan Malayu diperkirakan pernah muncul pada tahun 645 yang diperkirakan terletak di hulu sungai Batang Hari. Berdasarkan Prasasti Kedukan Bukit, kerajaan ini ditaklukan oleh Sriwijaya pada tahun 682. Dan kemudian tahun 1183 muncul lagi berdasarkan Prasasti Grahi di Kamboja, dan kemudian Negarakertagama dan Pararaton mencatat adanya Kerajaan Malayu yang beribukota di Dharmasraya. Sehingga muncullah Ekspedisi Pamalayu pada tahun 1275-1293 di bawah pimpinan Kebo Anabrang dari Kerajaan Singasari.

Page 8: Kerajaan sumatra barat

Dan setelah penyerahan Arca Amonghapasa yang dipahatkan di Prasasti Padang Roco, tim Ekpedisi Pamalayu kembali ke Jawa dengan membawa serta dua putri Raja Dharmasraya yaitu Dara Petak dan Dara Jingga. Dara Petak dinikahkan oleh Raden Wijaya raja Majapahit pewaris kerajaan Singasari, sedangkan Dara Jingga dengan Adwaya Brahman. Dari kedua putri ini lahirlah Jayanagara, yang menjadi raja kedua Majapahit dan Adityawarman kemudian hari menjadi raja Pagaruyung.

Page 9: Kerajaan sumatra barat

Kerajaan PagaruyungSejarah propinsi Sumatera Barat menjadi lebih terbuka sejak masa

pemerintahan Adityawarman. Raja ini cukup banyak meninggalkan prasasti mengenai dirinya, walaupun dia tidak pernah mengatakan dirinya sebagai Raja Minangkabau. Adityawarman memang pernah memerintah di Pagaruyung, suatu negeri yang dipercayai warga Minangkabau sebagai pusat kerajaannya.

Adityawarman adalah tokoh penting dalam sejarah Minangkabau. Di samping memperkenalkan sistem pemerintahan dalam bentuk kerajaan, dia juga membawa suatu sumbangan yang besar bagi alam Minangkabau. Kontribusinya yang cukup penting itu adalah penyebaran agama Buddha. Agama ini pernah punya pengaruh yang cukup kuat di Minangkabau. Terbukti dari nama beberapa nagari di Sumatera Barat dewasa ini yang berbau Budaya atau Jawa seperti Saruaso, Pariangan, Padang Barhalo, Candi, Biaro, Sumpur, dan Selo.

Page 10: Kerajaan sumatra barat

Sejarah Sumatera Barat sepeninggal Adityawarman hingga pertengahan abad ke-17 terlihat semakin kompleks. Pada masa ini hubungan Sumatera Barat dengan dunia luar, terutama Aceh semakin intensif. Sumatera Barat waktu itu berada dalam dominasi politik Aceh yang juga memonopoli kegiatan perekonomian di daerah ini. Seiring dengan semakin intensifnya hubungan tersebut, suatu nilai baru mulai dimasukkan ke Sumatera Barat. Nilai baru itu akhimya menjadi suatu fundamen yang begitu kukuh melandasi kehidupan sosial-budaya masyarakat Sumatera Barat. Nilai baru tersebut adalah agama Islam.

Syekh Burhanuddin dianggap sebagai penyebar pertama Islam di Sumatera Barat. Sebelum mengembangkan agama Islam di Sumatera Barat, ulama ini pernah menuntut ilmu di Aceh.

Page 11: Kerajaan sumatra barat

Kerajaan Inderapura

Jauh sebelum Kerajaan Pagaruyung berdiri, di bagian selatan Sumatera Barat sudah berdiri kerajaan Inderapura yang berpusat di Inderapura (kecamatan Pancung Soal, Pesisir Selatan sekarang ini) sekitar awal abad 12. Setelah munculnya Kerajaan Pagaruyung, Inderapura pun bersama Kerajaan Sungai Pagu akhirnya menjadi vazal kerajan Pagaruyung.Setelah Indonesia merdeka sebagian besar wilayah Inderapura dimasukkan kedalam bagian wilayah provinsi Sumatera Barat dan sebagian ke wilayah Provinsi Bengkulu yaitu kabupaten Pesisir Selatan sekarang ini.

Page 12: Kerajaan sumatra barat

Masuknya bangsa Eropa

Pengaruh politik dan ekonomi Aceh yang demikian dominan membuat

warga Sumatera Barat tidak senang kepada Aceh. Rasa ketidakpuasan ini

akhirnya diungkapkan dengan menerima kedatangan orang Belanda.

Namun kehadiran Belanda ini juga membuka lembaran baru sejarah

Sumatera Barat. Kedatangan Belanda ke daerah ini menjadikan Sumatera

Barat memasuki era kolonialisme dalam arti yang sesungguhnya.

Orang Barat pertama yang datang ke Sumatera Barat adalah seorang

pelancong berkebangsaan Perancis yang bernama Jean Parmentier yang

datang sekitar tahun 1529. Namun bangsa Barat yang pertama datang

dengan tujuan ekonomis dan politis adalah bangsa Belanda. Armada-

armada dagang Belanda telah mulai kelihatan di pantai barat Sumatera

Barat sejak tahun 1595-1598, di samping bangsa Belanda, bangsa Eropa

lainnya yang datang ke Sumatera Barat pada waktu itu juga terdiri dari

bangsa Portugis dan Inggris.

Page 13: Kerajaan sumatra barat

Perang Padri

Perang Paderi meletus di Minangkabau antara sejak tahun

1821 hingga 1837. Kaum Paderi dipimpin Tuanku Imam

Bonjol melawan penjajah Hindia Belanda.Gerakan Paderi

menentang perbuatan-perbuatan yang marak waktu itu di

masyarakat Minang, seperti perjudian, penyabungan ayam,

penggunaan madat (opium), minuman keras, tembakau,

sirih, juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan

dan umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal

agama Islam.

Page 14: Kerajaan sumatra barat

Perang ini dipicu oleh perpecahan antara kaum Paderi pimpinan Datuk Bandaro dan Kaum Adat pimpinan Datuk Sati. Pihak Belanda kemudian membantu kaum adat menindas kaum Padri. Datuk Bandaro kemudian diganti Tuanku Imam Bonjol.Perang melawan Belanda baru berhenti tahun 1838 setelah seluruh bumi Minang ditawan oleh Belanda dan setahun sebelumnya, 1837, Imam Bonjol ditangkap.

Meskipun secara resmi Perang Paderi berakhir pada tahun kejatuhan benteng Bonjol, tetapi benteng terakhir Paderi, Dalu-Dalu, di bawah pimpinan Tuanku Tambusai, barulah jatuh pada tahun 1838.

Page 15: Kerajaan sumatra barat

Gerakan Islam Modernis di Minangkabau

Perlawanan terhadap Belanda di Sumatera Barat pada awal abad ke-20 memiliki warna Islam yang pekat. Dalam hal ini gerakan Islam modernis atau yang lebih dikenal sebagai Kaum Muda sangat besar peranannya.Ulama-ulama Kaum Muda mendapat pengaruh besar dari modernis Islam di Kairo, yaitu Muhammad Abduh dan Syekh Muhammad Rasyid Ridha, dan juga senior mereka Jamaluddin Al-Afghani. Para pemikir ini punya kecenderungan berpolitik, namun karena pengaruh Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi yang menjadi guru ulama Kaum Muda generasi pertama mereka umumnya hanya memusatkan perhatian pada dakwah dan pendidikan. Abdullah Ahmad mendirikan majalah Al-Munir (1911-1916), dan beberapa ulama kaum Muda lain seperti H. Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) dan Muhammad Thaib

Page 16: Kerajaan sumatra barat

Tahun 1918 sebagai kelanjutan perguruan agama tradisional Surau Jembatan Besi berdirilah sekolah Sumatera Thawalib. Selain pendirinya H. Abdul Karim Amrullah guru lain yang berpengaruh di sekolah ini adalah Zainuddin Labai el-Yunusiah yang juga mendirikan sekolah Diniyah. Berbeda dengan Sumatera Thawalib yang terutama adalah perguruan agama sekolah Diniyah menekankan pada pengetahuan umum, seperti matematika, ilmu falak, ilmu bumi, kesehatan dan pendidikan. Kedua sekolah ini berhubungan erat.Banyak tokoh pergerakan atau ulama seperti Ahmad Rasyid Sutan Mansur, Djamaluddin Tamin, H. Dt. Batuah, H.R. Rasuna Said dan Hamka merupakan murid atau pernah mengajar di perguruan di Padang Panjang ini.

Page 17: Kerajaan sumatra barat

Gerakan Partai Komunis Indonesia

Djamaluddin Tamin sudah bergabung dengan PKI pada 1922. Dalam perjalanan singkat ke Aceh dan Jawa pada tahun 1923 Datuk Batuah bertemu dengan Natar Zainuddin dan Haji Misbach. Agaknya ia terkesan dengan pendapat Haji Misbach yang menyatakan komunisme sesuai dengan Islam. Bersama Djamaluddin Tamin ia menyebarkan pandangan ini dalam koran Pemandangan Islam. Natar Zainuddin kemudian kembali dari Aceh dan menerbitkan koran sendiri bernama Djago-djago. Akhir tahun itu juga Djamaluddin Tamin, Natar Zainuddin dan Dt. Batuah ditangkap Belanda.

Page 18: Kerajaan sumatra barat

Setelah penangkapan tersebut pergerakan komunis malah menjadi-jadi. Tahun 1924 Sekolah Rakyat didirikan di Padang Panjang, meniru model sekolah Tan Malaka di Semarang. Organisasi pemuda Sarikat Rakyat, Barisan Muda, menyebar ke seluruh Sumatera Barat. Dua pusat gerakan komunis lain adalah Silungkang dan Padang. Bila di Padang Panjang gerakan berakar dari sekolah-sekolah di Silungkang pendukung komunis berasal dari kalangan saudagar dan buruh tambang

Page 19: Kerajaan sumatra barat

TERIMA KASIH