perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI BEKATUL SEBAGAI BAHAN
PENGHANCUR TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK
ETANOL KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir.)
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi
Oleh :
Oleh:
LORETA MAHARANI
NIM M3509038
DIPLOMA 3 FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir saya yang berjudul
“PENGARUH VARIASI KONSENTRASI BEKATUL SEBAGAI BAHAN
PENGHANCUR TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK
ETANOL KANGKUNG DARAT (Ipomea reptans Poir.)” adalah hasil
penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar apapun di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari dapat ditemukan adanya unsur penjiplakan maka
gelar yang telah diperoleh dapat ditinjau dan/ dicabut.
Surakarta, Juli 2012
Loreta Maharani
M3509038
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
MOTTO
Orang hebat bukanlah orang yang selalu berada dalam kesuksesan, melainkan dengan
orang hebat ialah ketika dia terjatuh atau gagal, dia akan berusaha bangkit dari
kegagalannya dan selalu optimis bisa itulah “orang hebat” (Anonim).
Lebih mudah untuk melawan orang bersenjata lengkap,
dibandingkan melawan kesombongan diri sendiri (Penulis).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGARUH VARIASI KONSENTRASI BEKATUL SEBAGAI BAHAN
PENGHANCUR TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK
ETANOL KANGKUNG DARAT
(Ipomea reptans Poir.)
LORETA MAHARANI
Jurusan D3 Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret
INTISARI
Kangkung darat merupakan bahan zat aktif yang mengandung sedatif.
Pada penelitian ini kangkung darat dibuat tablet secara granulasi basah dengan
menggunakan variasi konsentrasi bahan bekatul sebagai bahan penghancur
dengan konsentrasi 5%,7% dan 10%.
Bekatul mengandung vitamin B (B1,B2,B3,B5,B6 dan tokoferol) maupun
karbohidrat yang tinggi. Bekatul mengandung karbohidrat di dalamnya terdapat
pati sebagai bahan penghancur tablet. Granul yang diperoleh kemudian di uji sifat
fisik granul meliputi susut pengeringan, waktu alir dan sudut diam. Tablet ekstrak
kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) dibuat 3 formulasi dengan variasi
konsentrasi bahan bekatul dengan 5%, 7% dan 10% sebagai bahan penghancur
tablet yang berbeda. Tablet di uji sifat fisik tablet meliputi keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur. Data yang diperoleh dianalisis secara
diskriptif dan secara statistik dengan menggunakan analisa varian satu jalan
dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi konsentrasi bekatul sebagai
bahan penghancur berpengaruh terhadap waktu hancur tablet. Pada konsentrasi
7% memberikan waktu hancur 10,99 menit, pada konsentrasi 10% 12,51 menit.
Pada konsentrasi 5% tidak memenuhi persyaratan waktu hancur diperoleh hasil
15,21 menit.
Kata kunci : Ekstrak etanol kangkung darat (ipomea reptans Poir.), konsentrasi
bekatul 5%, 7% dan 10%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
THE EFFECTS OF VARIATION IN AMOUNT OF BRAN
CONCENTRATE AS DESINTEGRANT TOWARDS PHYSICAL
CHARACTERISTICS OF (Ipomea reptans Poir)
ETHANOL EXTRACT TABLET
LORETA MAHARANI
Pharmaceutical Majors – D3, Faculty of Mathematics and Natural Science
Sebelas Maret University
ABSTRACT
Ipomea reptans Poir is an active agent which has sedative effect. In this
research, it was made into tablet by wet granulation method using variation in
amount of bran as desintegrant with a concentration of 5%. 7%. 10%.
Bran contains B vitamins (B1, B2, B3, B5, B6, and tocopherols) and high
carbohydrate. Bran contain carbohydrates in it there as a destroyer starch tablets.
The granules obtained and tested physical properties of the granules include
drying shrinkage, flow time and angle of nefence. Tablet extract ground water
spinach (Ipomea reptans Poir.) Made 3 formulations with various concentration of
bran by 5%, 7% and 10% as a destroyer of different tablet. Tablets in testing the
physical properties of the tablet include uniformity of weight, hardness, friability,
and disintegration time. Data were analyzed descriptively and statistically by
using analysis of variance one way with a 95% confidence level.
The results showed that variations in the concentration of rice bran as a
crushing effect on tablet disintegration time. At a concentration of 7 % gives
disintegration time 10.99 minutes, 10 % at a concentration of 12.51 minutes. At a
concentration of 5 % does not meet the requirements of the obtained results
disintegration time 15.21 minutes.
Keywords: Ethanol extract ground water spinach (Ipomea reptans Poir.),
Bran concentration of 5%, 7% and 10%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini Kupersembahkan untuk :
Bapak, Ibu, kakak, adik, teman dan kekasih,,,
terima kasih atas doa dan semangat’nya,,,,
Kamulah yang ku cinta dan yang ku sayang,,,,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan Laporan Tugas Akhir dengan judul “PENGARUH VARIASI
KONSENTRASI BEKATUL SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR
TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EKSTRAK ETANOL KANGKUNG
DARAT (Ipomea reptans Poir.)” dengan baik.
Penyusunan laporan Tugas Akhir merupakan salah satu syarat untuk dapat
memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi pada jurusan D3 Farmasi di Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Dan tak mungkin terwujud tanpa
adanya dorongan, bimbingan, semangat, motivasi serta bantuan baik moril
maupun materiil, dan do’a dari berbagai pihak. Karena itu penulis pada
kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Ir. Ari Handono Ramelan, M.Sc.(Hons), Ph.D, selaku Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ahmad Ainurofiq, M.Si., Apt, selaku ketua program studi D3 Farmasi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Nestri Handayani, Msi, Apt., selaku pembimbing akademik.
4. Anang Kuncoro R.S., S.Si., Apt pembimbing tugas akhir atas segala
ketulusan, kesabaran dan keikhlasannya dalam memberikan arahan,
pengertian, saran, dan ilmunya yang tiada tara nilainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Segenap dosen pengajar dan staff jurusan D3 Farmasi yang telah banyak
memberikan ilmu dan pelajaran berharga.
6. Seseorang yang telah mendampingi dan memberikan dukungan, motivasi,
kesabaran, perhatian, dan kasih sayangnya selama ini.
7. Teman-teman seperjuangan D3 Farmasi, atas kerjasamanya selama masa-masa
kuliah.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak untuk perbaikan sehingga akan menjadi bahan
pertimbangan dan masukan untuk penyusunan tugas-tugas selanjutnya. Penulis
berharap semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan dapat menjadi bekal bagi penulis dalam pengabdian Ahli Madya
Farmasi di masyarakat pada khususnya.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................ iii
INTISARI ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................ v
HALAMAN MOTTO ......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvi
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah .......................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................... 4
2.1 Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir) ............................ 4
a. Morfologi Tanaman .................................................................. 4
b. Kandungan Kimia ..................................................................... 5
2.2 Bekatul Padi (Oryza sativa) ............................................................ 5
a. Tanaman Padi ............................................................................ 5
b. Pengertian Bekatul Padi ............................................................ 6
c. Komposisi Kandungan dan Manfaat Bekatul ........................... 6
2.3 Ektraksi............................................................................................ 7
a. Maserasi .................................................................................... 7
b. Perkolasi .................................................................................... 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
c. Soxhletasi .................................................................................. 8
d. Infundasi .................................................................................... 9
2.4 Tablet ............................................................................................. 9
a. Tinjauan Tentang Tablet ........................................................... 9
b. Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tablet .............................. 12
1) Pengisi (diluents)................................................................ 12
2) Pengikat (binder) ................................................................ 13
3) Pelicin (lubricant) ............................................................... 13
4) Penghancur ....................................................................... 13
2.5 Monografi Bahan Tambahan Tablet ............................................. 14
a. Zat aktif ..................................................................................... 14
b. Bekatul ..................................................................................... 14
c. Magnesium Stearat .................................................................... 14
d. Gelatin ....................................................................................... 14
e. Laktosa ..................................................................................... 15
f. Aerosil ...................................................................................... 15
g. Avicel 101 ................................................................................. 16
2.6 Pemeriksaan Sifat Fisik Granul ..................................................... 17
a. Susut Pengeringan ..................................................................... 17
b. Waktu Alir ................................................................................. 17
c. Sudut Diam ............................................................................... 18
2.7 Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet ...................................................... 18
a. Keseragaman Bobot .................................................................. 19
b. Kekerasan .................................................................................. 19
c. Kerapuan ................................................................................... 20
d. Waktu hancur ............................................................................ 20
2.8 Kerangka Pikir ............................................................................... 21
2.9 Hipotesis ........................................................................................ 22
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 23
3.1 Jenis Penelitian ............................................................................ 23
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
3.3 Alat dan Bahan ............................................................................ 23
a. Alat ............................................................................................ 23
b. Bahan......................................................................................... 24
3.4 Tahapan Penelitian ....................................................................... 24
a. Pengambilan Sampel .................................................................. 24
b. Determinasi Tanaman ................................................................ 24
c. Pembuatan Simplisia .................................................................. 25
d. Pembuatan Ekstrak .................................................................... 25
e. Pemeriksaan Kualitas Ekstrak .................................................... 26
f. Perhitungan Dosis Ekstrak Kangkung Darat .............................. 27
g. Formulasi Tablet Ekstrak Kangkung Darat ............................... 27
h. Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi Basah ................ 28
i. Pemeriksaan Sifat Fisik Granul .................................................. 28
j. Pembuatan Tablet ....................................................................... 30
k. Pemeriksaaan Sifat Fisik Tablet ................................................ 30
3.5 Pengumpulan dan Analisis Data ................................................... 31
a. Pengumpulan Data ..................................................................... 31
b. Analisis Statistik Data ................................................................ 32
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 33
4.1 Determinasi Tanaman Kangkung Darat ....................................... 33
4.2 Deskripsi ....................................................................................... 33
4.3 Hasil Pengolahan Simplisia Kangkung Darat .............................. 34
4.4 Hasil Identifikasi Potongan Simplisia Kangkung Darat ............... 34
4.5 Hasil Pembuatan Ekstrak Kental Kangkung Darat....................... 34
4.6 Hasil Pemeriksaan Ekstrak Kental Kangkung Darat .................... 35
4.7 Pembuatan Granul ........................................................................ 35
4.8 Pemeriksaan Sifat Fisik Granul .................................................... 36
a. Susut Pengeringan ...................................................................... 37
b. Waktu Alir ................................................................................. 38
c. Sudut Diam ................................................................................ 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
4.9 Pembuatan Tablet dari Ekstrak Kangkung Darat ......................... 42
4.10 Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet ................................................... 43
a. Keseragaman Bobot ................................................................... 43
b. Kekerasan ................................................................................... 44
c. Kerapuhan .................................................................................. 45
d. Waktu Hancur ............................................................................ 47
BAB V. PENUTUP ............................................................................................. 49
5.1 Kesimpulan ................................................................................... 49
5.2 Saran ............................................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 50
LAMPIRAN ........................................................................................................ 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Ekstrak Kental Kangkung Darat ....................................................... 35
Gambar 2. Uji Fitokimia Ekstrak Kental Kangkung Darat ................................. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Penyimpangan Bobot Rata – Rata Tablet ............................................. 19
Tabel 2. Formulasi Tablet Ekstrak Kangkung Darat .......................................... 27
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Simplisia ........................................... 34
Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Ekstrak Kental .................................. 35
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Uji Fitokimia .......................................................... 35
Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Susut Pengeringan .................................................. 37
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Waktu Alir .............................................................. 38
Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Sudut Diam............................................................. 40
Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Keseragaman Bobot ............................................... 43
Tabel 10. Hasil Pemeriksaan Kekerasan ............................................................. 44
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Kerapuhan ............................................................ 46
Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Waktu Hancur ...................................................... 47
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Kangkung Darat ............................ 54
Lampiran 2. Diagram Alir Cara Kerja ............................................................... 55
Lampiran 3. Perhitungan Rendemen Ekstrak Kangkung Darat .......................... 56
Lampiran 4. Tabel Perhitungan Konversi Perhitungan Dosis ............................. 57
Lampiran 5. Perhitungan Dosis .......................................................................... 58
Lampiran 6. Perhitungan Penggunaan Bahan Pengikat ..................................... 59
Lampiran 7. Perhitungan LOD ............................................................................ 60
Lampiran 8. Perhitungan MC .............................................................................. 61
Lampiran 9. Perhitungan Waktu Alir dan Sudut Diam ....................................... 62
Lampiran 10. Keseragaman Bobot ...................................................................... 69
Lampiran 11. Kekerasan Tablet .......................................................................... 71
Lampiran 12. Kerapuhan (friabilitas) .................................................................. 73
Lampiran 13. Waktu Hancur ............................................................................... 75
Lampiran 14. Gambar Kangkung Darat (Ipomea reptans poir) .......................... 77
Lampiran 15. Gambar Tablet Kangkung Darat (Ipomea reptans poir) .............. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR SINGKATAN
cm = centimeter
FI = Formula 1
FII = Formula 2
FIII = Formula 3
g = gram
Mg Stearat = Magnesium Stearat
mg = miligram
ml = mililiter
kg = kilogram
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengobatan tradisional merupakan salah satu komponen program
pelayanan kesehatan dasar, serta merupakan salah satu alternatif untuk
memenuhi kebutuhan dasar di bidang kesehatan (Wijayakusuma, 1995).
Prevalensi gangguan tidur setiap tahun cenderung meningkat.
Gangguan tidur dapat menghambat proses penyerapan dan asimilasi zat
makanan, regenerasi dan detoksifikasi sel, mengganggu metabolisme tubuh,
memulihkan kondisi mental. Angka pravalensi insomnia sangat tinggi
kejadian disini disebabkan karena penanganan insomnia belum memadai
(Endang, 2010).
Beberapa orang yang telah mengkonsumsi sayuran kangkung dalam
jumlah banyak mengaku merasakan kantuk. Kangkung darat mengandung
kalium bromida dan natrium bromida yang memiliki sifat sedasi (Hendrinova,
2008).
Sediaan farmasi yang paling banyak diminati oleh perusahaan farmasi
maupun oleh pemakai sediaan farmasi adalah tablet. Bentuk sediaan tablet
memiliki beberapa keuntungan seperti ketepatan dosis, praktis dalam
penyajian, biaya produksi yang murah, mudah dikemas, tahan penyimpanan,
mudah dibawa dan memilik bentuk yang memikat (Banker dan Anderson,
1986).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Bahan yang sering digunakan sebagai bahan penghancur pembuatan
tablet ialah explotab, alginat, bentonit, gom, selulosa dan pati, selain bahan-
bahan tersebut bekatul bisa juga digunakan sebagai bahan penghancur tablet
sebab bekatul terdapat pati. Bekatul berasal dari pecahan kulit terdiri dari
lapisan luar atau buah yang disebut beras pecah kulit (Juliano, 1993). Bekatul
memiliki nilai gizi yang lebih baik, karena kandungan vitamin B (B1, B2, B3,
B5, B6 dan tokoferol), asam pengamat (pangamic acid, B15) maupun
kabohidrat sangat tinggi 80% yg didalamnya terdapat pati(Andoko, 2004).
Dari uraian tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
pengaruh variasi kosentrasi bekatul sebagai bahan penghancur terhadap sifat
fisik tablet ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans Poir.).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh variasi kosentrasi bekatul sebagai bahan penghancur
terhadap sifat fisik tablet ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans Poir.)?
2. Pada kosentrasi berapakah (5%, 7%, atau 10%) yang memberikan hasil uji
fisik tablet yang paling baik?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi kosentrasi bekatul terhadap sifat fisik
tablet ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans Poir.).
2. Untuk mengetahui kosentrasi bekatul sebagai bahan penghancur dalam
tablet ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) yang memenuhi
persyaratan uji fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1.4 Manfaat Penelitian
1. Mengetahui formulasi tablet ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans
Poir.) yang memenuhi persyaratan, dengan variasi kosentrasi bekatul
sebagai bahan penghancur terhadap sifat fisik tablet.
2. Dapat memberikan informasi mengenai pengaruh variasi konsentrasi
bahan penghancur bekatul pada pembuatan tablet ekstrak etanol kangkung
darat (Ipomea reptans Poir.) terhadap sifat fisik tablet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tanaman Kangkung Darat ( Ipomea reptans Poir. )
Kingdom : Plantae ( tumbuhan )
Subkingdom : Tracheobionta ( berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta ( menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub-kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae ( suku kangkung-kangkungan )
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir.
Ipomea aquatiqa Poir. (Ranu, 2009).
a. Morfologi Tanaman
Berdasarkan tempat hidupnya tanaman kangkung darat (Ipomea reptans
Poir.) ditemukan di kolam, rawa, sawah, dan tegalan tumbuhnya menjalar
dengan banyak percabangan. Sistem perakarannya tunggang dengan cabang-
cabang akar yang menyebar ke berbagai penjuru. Tangkai daun melekat pada
buku-buku batang dan bentuk helaiannya seperti hati. Bunganya menyerupai
terompet. Bentuk buahnya bulat telur dan di dalamnya berisi 3 butir biji.
Kandungan gizi dalam 100 gram kangkung darat diantaranya adalah 458,00
gram kalium dan 49,00 gram natrium. Senyawa-senyawa ini bekerja sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
obat tidur berdasarkan sifatnya yang menekan susunan saraf pusat (Ranu,
2009).
b. Kandungan Kimia
Kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) mengandung kalium dan
natrium merupakan persenyawaan garam bromida. Tanaman kangkung
berkhasiat sebagai anti inflamasi, diuretik dan hemostatik (Dalimartha, 2006).
Selain itu Senyawa kimia dikandung kangkung adalah saponin, flavonoid,
dan polifenol (Mangonting dkk, 2005). Dari hasil penelitian penggunaan
ekstrak kangkung darat 2 mg/20 g BB mencit telah efektif menimbulkan
sedasi (Ranu, 2009).
2.2 Bekatul Padi (Oryza sativa)
a. Tanaman Padi
Tanaman padi merupakan tanaman musiman, termasuk golongan
rumput-rumputan dengan klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai
berikut:
Devisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monotyledoneae
Keluarga : Gramineae (poaceae)
Genus : Oryza
Spesies : Oryza spp (Prihatman K., 2000).
b. Pengertian Bekatul Padi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies,
tersebar didaerah tropik dan daerah sub tropik. Tanaman padi dapat tumbuh
dengan baik didaerah tropis dan sub tropika. Padi dibedakan dalam dua tipe
yaitu padi kering (gogo) yang ditanam di dataran tinggi dan padi sawah di
dataran rendah yang memerlukan penggenangan (Prihatman K., 2000).
Sebutir gabah terdiri atas pembungkus pelindung luar, sekam,
kariopsis atau buah (beras pecah kulit). Beras pecah kulit terdiri dari lapisan
luar atau perikarp, seed coat, dan nucellus; lembaga; dan endosperm.
Endosperm terdiri dari kulit ari (aleuron) dan endosperm sesungguhnya yang
meliputi lapisan subaleuron dan endosperm berpati (Juliano,1993).
Dari penggilingan pertama akan diperoleh dedak padi (rice bran)
yang terdiri dari perikarp, nuselus, segmen (kulit ari), lapisan aleuron, dan
lembaga. Dari penggilingan kedua, diperoleh bekatul (rice polish) yang lebih
tepatnya lapisan sebelah dalam dari butiran padi yang mengandung lebih
banyak subaleuron dari endosperm berpati. Hasil samping dari penggilingan
tersebut, yaitu dedak dan bekatul bercampur menjadi satu, sehingga limbah
penggilingan padi yang berupa dedak berarti pula bekatul (Iskandar, 2002).
c. Komposisi kandungan dan manfaat Bekatul
Hasil komposisi protein (12-15%), lemak (15,0-19,7%), serat kasar
(7,0-11,4%), karbohidrat (34,1-52,3%), abu (6,6-9,9%) dan kalori 2250
kkal/kg (Lubis et al., 2002). Kandungan karbohidrat bekatul mencapai 80%
dari berat kering (Buckle et al 1978). Kabohidrat di dalamnya terdapat pati,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
pati akan menarik air ke dalam tablet, kemudian mengembang dan
menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagiannya (Siregar, 2010).
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah penyarian zat-zat aktif dari bagian tanaman obat.
Adapun tujuan dari ekstraksi yaitu untuk menarik komponen kimia yang
terdapat dalam simplisia (Dinda, 2008). Biasanya metode ekstraksi dipilih
berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari bahan mentah obat dan daya
penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi dan kepentingan dalam
memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati sempurna dari obat
(Ansel, 1989).
Metode ekstraksi dibagi menjadi 3 yaitu perkolasi, maserasi, soxhletasi dan
infundasi:
a. Maserasi
Maserasi berasal dari kata macerare yang artinya mengairi,
melunakkan, merendam. Maserasi adalah cara ekstraksi yang paling
sederhana, paling baik digunakan untuk bahan sampel yang berupa
serbuk simplisia yang halus yang disatukan dengan bahan ekstraksi.
Metode ini lebih murah, mudah dilaksanakan dan tidak memerlukan
energi atau panas. Cocok untuk bahan yang dapat rusak oleh
pemanasan, akan tetapi membutuhkan waktu ekstraksi yang cukup lama
(Voight, 1994). Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang biasanya ditempatkan pada wadah
atau bejana yang bermulut lebar, bersama dengan cairan penyari yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
telah ditetapkan, bejana ditutup rapat dan isinya dikocok berulang
ulang, lamanya biasanya berkisar 2-14 hari. Pengocokan
memungkinkan pelarut segar mengalir berulang-ulang, masuk ke
seluruh permukaan dari serbuk simplisia yang sudah halus dan akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam dan diluar sel, maka larutan
yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga
terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan yang di luar dan di
dalam sel (Ansel, 1989).
b. Perkolasi
Perkolasi merupakan proses penyarian bahan serbuk simplisia
dengan pelarut yang cocok dengan melewatkan secara perlahan pada
sebuah kolom. Serbuk simplisia dimasukkan dalam sebuah wadah
khusus yang disebut perkolator. Dalam proses ini, mengalirnya penyari
melalui kolom dari atas ke bawah menuju celah untuk keluar ditarik
oleh gaya berat seberat cairan pada kolom (Ansel, 1989).
c. Soxhletasi
Bahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantong
ekstraksi di bagian dalam alat ekstraksi dari gelas yang bekerja
kontinyu. Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan di antara
labu penyulingan dengan pendingin alir balik melalui pipet,
berkondensasi di dalam, menetes ke atas bahan yang diekstraksi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan berkumpul dalam
wadah gelas setelah mencapai tinggi maksimum, secara otomatis
dipindahkan ke dalam labu. Cara ini memerlukan bahan pelarut dalam
jumlah kecil, juga simplisia selalu baru artinya suplai bahan pelarut
bebas bahan aktif berlangsung secara terus menerus. Kekurangan
metode ini adalah waktu ekstraksi cukup lama (Voigt, 1995).
d. Infundasi
Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan
untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-
bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak
stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh karena itu sari
yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dai 24 jam
(Anonim, 1986).
2.4 Tablet
a. Tinjauan Tentang Tablet
Tablet adalah sediaan padat, kompak, dibuat secara kempa cetak,
dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaanya rata atau
cembung, mengandung satu jenis atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan
(Anonim, 1979). Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat
yang biasanya dibuat dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang
sesuai. Tablet-tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk, berat,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kekerasan ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung
dari cara pemakaian tablet dan metode pembuatannya (Ansel, 1989).
Beberapa kriteria yang harus dipenuhi untuk tablet berkualitas baik
adalah sebagai berikut:
1) Kekerasan yang cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya tetap baik
selama fabrikasi / pengemasan dan pengangkutan hingga sampai pada
konsumen.
2) Dapat melepaskan bahan obatnya sampai pada ketersediaan hayatinya.
3) Memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet dan kandungan
obatnya.
4) Mempunyai penampilan yang menarik, baik pada bentuk, warna,
maupun rasanya.
Untuk mendapatkan tablet yang baik tersebut, maka bahan yang akan
dikempa menjadi tablet harus memenuhi sifat-sifat sebagai berikut:
1) Mudah mengalir, maksudnya jumlah bahan yang akan mengalir dalam
corong alir ke dalam ruang cetakan selalu sama setiap saat, dengan
demikian bobot tablet tidak akan memiliki variasi yang besar.
2) Kompaktibel,yang dimaksudkan bahan mudah kompak jika dikempa,
sehingga dihasilkan tablet yang keras.
3) Mudah lepas dari cetakan, hal ini dimaksudkan agar tablet yang
dihasilkan mudah lepas dan tak ada bagian yang melekat pada cetakan,
sehingga permukaan tablet halus dan licin (Sheth dkk, 1980).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Metode pembuatan tablet ada 3 cara, yaitu dengan metode kempa
langsung, granulasi basah, dan granulasi kering:
1) Kempa langsung
Metode kempa langsung yaitu percetakan bahan obat dan bahan
tambahan yang berbentuk serbuk tanpa proses pengolahan awal atau
granulasi. Kempa langsung membangkitkan gaya ikatan di antara
partikel sehingga tablet memiliki kekompakan yang cukup (Voigt,
1994).
2) Granulasi kering
Pada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan bahan
pengikat kering ke dalam campuran serbuk obat dengan cara
memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk,
memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan menjadi granul,
penambahan bahan pelicin dan penghancur kemudian dicetak menjadi
tablet (Ansel, 1989).
3) Granulasi Basah
Metode ini merupakan metode pembuatan yang paling banyak
digunakan dalam memproduksi tablet kompresi. Langkah-langkah yang
diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode ini dapat dibagi
sebagai berikut: menimbang dan mencampur bahan-bahan, pembuatan
granulasi basah, pengayakan granul basah, pengeringan, pengayakan
granul kering, pencampuran bahan pelicin dan bahan penghancur,
pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
b. Bahan Tambahan dalam Pembuatan Tablet
Penambahan bahan tambahan dimaksudkan untuk membantu agar
dihasilkan tablet yang memenuhi persyaratan. Bahan tambahan sebaiknya
dapat meningkatkan sifat aliran dan memungkinkan pencetakan menjadi
bentuk tablet yang kompak. Bahan tambahan tablet pada dasarnya harus
netral, tidak berbau, tidak berasa dan jika mungkin tidak berwarna (Voigt,
1994).
1) Pengisi (diluent)
Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk.
Pada obat yang berdosis cukup tinggi, bahan pengisi tidak diperlukan.
Pengisi dapat juga ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga
dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran (Lachman dkk, 1986).
Bahan pengisi yang baik memiliki beberapa kriteria: tidak bereaksi dengan
zat aktif dan eksipien yang lain, tidak mempunyai aktivitas fisiologis dan
farmakologis, mempunyai sifat fisika dan kimia yang konsisten, tidak
menyebabkan dan berkontribusi pada segregasi campuran bila ditambahkan,
tidak menyebabkan berkembangbiaknya mikroba, tidak mempengaruhi
disolusi dan bioavailabilitas, tidak berwarna dan tidak berbau (Sulaiman,
2007). Bahan pengisi yang biasa digunakan antara lain: laktosa, sukrosa,
amilum, kaolin, kalsium karbonat, dekstrosa, manitol, sorbitol, sellulosa, dan
bahan lain yang cocok (Banker dan Anderson, 1986).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2) Pengikat (binder)
Pengikat ditambahkan dalam bentuk kering atau cairan selama
granulasi basah untuk membentuk granul atau meningkatkan kekompakan
kohesi bagi tablet yang dicetak langsung. Contoh bahan pengikat antara lain:
akasia (gom), tragakan, gelatin, amilum, alginat, derivat selulosa dan lain–
lain (Lachman dkk, 1986).
3) Pelicin (lubricant)
Pelicin bertujuan untuk mengurangi gesekan antara dinding tablet
dengan dinding die pada saat tablet ditekan ke luar dan memacu aliran serbuk
atau granul dengan jalan mengurangi gesekan di antara partikel–partikel.
Bahan pelicin yang digunakan harus larut dalam air supaya tidak
meninggalkan residu. Bahan pelicin yang umumnya digunakan adalah zat-zat
yang bersifat hidrofob. Contoh pelicin antara lain: asam stearat, magnesium
stearat, talk, tepung jagung dan lain-lain (Lachman dkk, 1986).
4) Penghancur
Zat penghancur ditambahkan guna memudahkan pecahnya atau
hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan saluran pernafasan. Dapat juga
berfungsi menarik air ke dalam tablet, mengembang dan menyebabkan tablet
pecah menjadi bagian-bagiannya.
Mekanisme kandungan pati sebagai bahan penghancur dengan
menarik air ke dalam tablet, kemudian mengembang dan menyebabkan tablet
pecah secara terpisah (Siregar, 2010). Keefektifan banyak penghancur
dipengaruhi oleh posisinya dalam tablet. Zat yang sering digunakan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
pati dan selulosa yang termodifikasi secara kimia, asam alginat, selulosa
mikrokristal, dan povidon (Anonim, 1995).
2.5 Monografi Bahan Tambahan Tablet
a. Zat aktif
Kandungan ekstrak zat aktif pada ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans
Poir).
b. Bekatul
Serbuk halus, berwarna krem atau cokelat muda, memiliki rasa seperti
kacang panggang yang lembut.
c. Magnesium stearat
Magnesium stearat merupakan senyawa magnesium dengan campuran
asam–asam organik padat yang diperoleh dari lemak, terutama terdiri dari
magnesium stearat dan magnesium palmitat dalam berbagai perbandingan.
Magnesium stearat mengandung MgO setara dengan tidak kurang dari
6,8% dan tidak lebih dari 8,3%. Magnesium stearat berupa serbuk halus,
putih dan voluminus, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari
butiran, tidak larut dalam air, etanol, dan eter (Anonim, 1995).
d. Gelatin
Gelatin adalah suatu zat yang diperoleh dari hidrolisa parsial kolagen dari
kulit, jaringan ikat putih dan tulang hewan. Kelarutan : tidak larut dalam
air dingin, mengembang dan lunak bila dicelup dalam air, menyerap air
secara bertahap sebanyak 5 sampai 10 kali beratnya, larut dalam air panas,
dalam asam asetat 6 N dan dalam campuran panas gliserin dan air, tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
larut dalam etanol, dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak dan
minyak menguap. Pemeriannya merupakan lembaran, kepingan atau
potongan atau serbuk kasar sampai halus, kuning lemah atau coklat terang,
warna bervariasi tergantung ukuran partikel (Anonim, 1995). Gelatin
digunakan sebagai bahan pengikat.
e. Laktosa
Gula susu adalah suatu disakharida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa
dan diperoleh melalui kristalisasi,pemusingan dan pengeringan atau
melalui pengeringan semburan air susu (didominasi air susu binatang
menyusui dengan 5% laktosa). Dalam ketergantungannya dari konfigurasi
komponen glukosanya dapat dibedakan antara α- dan β-laktosa. Laktosa
untuk digunakan dalam teknologi farmasetika adalah α-laktosa
monohidrat. Untuk kompresi langsung digunakan laktosa yang diperoleh
dengan cara pengering semburan,yang menghasilkan tablet dengan
kekompakkan besar. Sifat yang juga diperoleh dengan material yang
dikeringkan pada silinder pejal. Sebagai bahan pengikat kering lainnya
polietilenglikol (berat molekul 4000 sampai 7000). Polivinilpirolidon serta
dikalsiumfosfat (dihidrat atau bebas air ) (Encompress®). Dalam banyak
hal tabletasi langsung juga dapat dilakukan dengan campuran bahan
pembuatan seperti komplek PPA(Voigt, 1994).
f. Aerosil
Aerosil berfungsi sebagai pengering ekstrak kental. Aerosil memiliki
permukaan spesifik yang tinggi dan terbukti sangat menguntungkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sebagai bahan pengatur aliran, dapat mengatasi lengketnya partikel satu
sama lain sehingga mengurangi gesekan antara partikel, maupun mengikat
lembab melalui gugus silanolnya (dapat menyerap air 40% dari massanya)
dan sebagai serbuk masih mampu mempertahankan daya alirnya dengan
baik (Voigt, 1994).
g. Avicel 101
Avicel menunjukkan sifat desintegran yang baik pada kosentrasi 10 %.
Avicel berfungsi membiarkan air memasuki matriks tablet melalui pori-
pori kapiler. Kosentrasi avicel yang berlebihan dapat mengakibatkan
kecenderungan melekat pada lidah karena adsobsi kapiler yang cepat
menghidrasi permukaan basah dan menyebabkan adhesi. Avicel dapat
digunakan pada semua zat aktif kecuali yang peka lembab dan harus
dikeringkan sampai kandungan lembab ˂1%. Avicel merupakan pengisi
yang relatif mahal jika dibandingan amilum atau laktosa. Avicel mampu
menahan ˃50% zat aktif. Avicel memiliki fungsi kemampuan yang baik
sebagai pengikat maupun disintegran dalam bebrapa formulasi tablet.
Avicel juga berlaku sebagai lubrikan dan glidan. Pada granulasi basah,
avicel menghasilkan tablet keras dengan tekanan kempa yang rendah.
Avicel yang umum digunakan adalah avicel PH 101 (serbuk) merupakan
produk asli dan avicel PH 102 (granul) lebih teraglomerasi dan memliki
ukuran partikel yang lebih besar sehingga alirannya lebih baik dan tidak
ada penurunan ketermampatan yang signifikan (Siregar, 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
2.6 Pemeriksaan Sifat Fisik Granul
Pemeriksaan kualitas granul untuk mendapatkan tablet ekstrak kangkung
yang berkualitas baik. Pemeriksaan granul meliputi :
a. Susut pengeringan
Menurut Lachman dkk (1986), kelembaban di dalam zat padat
dinyatakan dengan LOD dan MC. Berdasarkan berat basah, kandungan air
dalam suatu bahan dihitung sebagai persen berat dari bahan basah, sedangkan
berdasarkan berat kering, air dinyatakan sebagai persen berat dari bahan
kering. Susut saat pengeringan disebut juga LOD (Lost On Drying), yaitu
persyaratan kadar kelembaban berdasarkan berat basah, yang dihitung
sebagai berikut :
% LOD =
x 100%
Kandungan lembab disebut juga MC (Moisture Content) yaitu suatu
perhitungan berdasarkan berat kering yang dihitung sebagai berikut :
% MC =
x 100%
Susut pengeringan yang baik adalah 2-4 %, tidak terlampau kering (Lachman
dkk, 1986).
b. Waktu alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalir sejumlah
granul atau serbuk pada alat yang dipakai. Faktor-faktor yang mempengaruhi
waktu alir adalah bentuk, ukuran dan kelembaban granul. Bentuk granul yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
tidak seragam dan ukuran partikel yang semakin kecil menyebabkan granul
mudah menggumpal sehingga sifat alirnya jelek (Lachman dkk, 1986).
Kecepatan alir granul yang baik adalah tidak kurang dari 10 gram perdetik
untuk 100 gram granul (Parrot, 1971). Uji waktu alir dilakukan dengan
menimbang 100 gram granul dimasukkan corong yang ujung tangkainya
ditutup. Tutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir sampai habis waktu
alirnya diukur dengan stop watch.
c. Sudut diam
Sudut diam adalah sudut yang terbentuk antara permukaan tumpukan
granul dengan bidang horizontal. Serbuk (massa tablet) seberat 100 gram
dilewatkan melalui corong, yang ujung tangkainya ditutup. Tutup dibuka dan
granul dibiarkan mengalir sampai habis diukur tinggi dan diameternya
kemudian jatuh ke atas sehelai kertas grafik. Setelah serbuk membentuk
kerucut stabil, sudut diamnya di ukur. Untuk kebanyakan serbuk farmasetik
(massa tablet), nilai sudut diam berkisar 25º sampai 45º dengan nilai rendah
menunjukkan karakteristik yang lebih baik (Siregar 2010).
Sudut diam diukur dengan rumus :
Tg α =
Ket : Tg α = sudut diam
h = tinggi
R = jari-jari
2.7 Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet
Pemeriksaan kualitas fisik tablet meliputi keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, dan uji waktu hancur:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
a. Keseragaman bobot.
Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya
penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua
tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia edisi IV
(Anonim, 1995). Caranya: menimbang 20 tablet timbang satu per satu, dan
dihitung bobot rata-rata tiap tablet, kemudian dihitung CV bobot tablet
(Anonim, 1979).
Dihitung harga koefisien variasinya :
CV =
x100%
CV = koefisien variasi
SD = simpangan baku
X = purata bobot (Banker dan Anderson, 1994).
Tabel 1. Penyimpangan Bobot Rata-Rata Tablet dalam % menurut FI 1979
Bobo Rata-Rata
Penyimpangan bobot
rata-rata dalam 100%
Penyimpangan bobot rata-
rata dalam 100%
A B
25 mg atau kurang 15% 30%
26 mg sampai 150 mg 10% 20%
151 mg smpai 300 mg 7,5% 15%
Lebih dari 300 mg 5% 10%
b. Kekerasan
Tablet harus cukup keras untuk tahan pecah waktu distribusi, tapi
juga tablet ini akan cukup lunak untuk melarut dan menghancur dengan
sempurna begitu digunakan orang atau dapat dipatahkan di antara jari-jari
bila memang tablet ini perlu dibagi untuk pemakainnya (Ansel, 1981).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kekerasan tablet adalah kadar air
dalam granul, jenis dan konsentrasi bahan pengikat serta tekanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
(Lachman dkk, 1986). Alat yang digunakan hardness tester. Caranya:
sebutir tablet diletakkan vertikal antara ujung dari penekanan, alat ditekan
sehingga tablet tertekan dan pecah, dilihat skalanya (Voigt, 1994).
c. Kerapuhan
Kerapuhan tablet adalah ketahanan suatu tablet terhadap goncangan
selama proses pengangkutan dan penyimpanan. Kerapuhan dinyatakan
dalam persen dan syarat kerapuhan tablet biasanya tidak lebih dari 0,5% -
1 % (Lachman dkk, 1986). Alat yang digunakan adalah friability tester.
Cara pemeriksaan dilakukan 20 tablet yang dihilangkan debunya,
ditimbang (a gram) kemudian dimasukan ke dalam alat dengan kecepatan
25 putaran/menit selama 100 putaran. Selanjutnya tablet-tablet tersebut
dikeluarkan, dibersihkan dan ditimbang kembali (b gram) (Banker dan
Anderson, 1986). Angka kerapuhan dapat dihitung dengan rumus :
f =
x100%
d. Waktu Hancur
Sebanyak 6 tablet dimasukkan dalam keranjang dan dinaik
turunkan secara teratur 30 kali tiap menit. Keranjang berada searah di
tengah tabung kaca yang dicelupkan ke dalam air dengan suhu 360-38
0C
sebanyak lebih kurang 1000 ml. Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada
bagian tablet yang tertinggal. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang
diperlukan untuk menghancurkan kelima tablet tidak lebih dari 15 menit
untuk tablet tidak bersalut (Anonim, 1979).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
2.8 Kerangka Pemikiran
Kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) merupakan salah satu tanaman
herbal yang memiliki khasiat sebagai sedasi. Dari penelitian sebelumnya
diketahui bahwa ekstrak kangkung telah terbukti memiliki efek sedatif yang
diujikan pada tikus putih. Pemberian dosis 2 mg, pada tikus putih sudah
memberikan efek sedatif (Ranu, 2009).
Untuk lebih memudahkan dalam penggunaan kangkung darat (Ipomea
reptans Poir.) maka dibuat dalam bentuk ekstrak yang diformulasikan ke
dalam bentuk sediaan tablet.
Bahan penghancur merupakan salah satu zat tambahan dalam
pembuatan tablet. Dalam penelitian ini digunakan bekatul sebagai bahan
penghancur. Bekatul merupakan bahan yang mengandung kabohidrat yang di
dalamnya terdapat pati 5-7%, pati akan menarik air ke dalam tablet, kemudian
mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagiannya
(Siregar, 2010).
Pada penelitian ini dilakukan formulasi tablet dari ekstrak kangkung
darat (Ipomea reptans Poir.) dengan variasi kosentrasi bahan bekatul sebagai
bahan penghancur secara granulasi basah sehingga dapat diperoleh sediaan
tablet yang baik, memenuhi syarat sifat fisis tablet serta dapat diketahui
pengaruh variasi kosentrasi bahan penghancur terhadap sifat fisik tablet
ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans Poir.). Tablet diuji dengan berbagai
pengujian diantaranya adalah uji keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan,
waktu hancur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
2.9 Hipotesis
Pada variasi kosentrasi bekatul sebagai bahan penghancur diduga
memberikan pengaruh terhadap sifat fisik tablet ekstrak kangkung darat
(Ipomea reptans poir) berupa keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan
waktu hancur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental. Data
untuk penelitian ini diambil secara acak dan lengkap.
1. Variabel bebas : Variasi bahan penghancur dengan kosentrasi
bekatul 5%, 7% dan 10%.
2. Variabel tergantung : Sifat fisik granul yaitu waktu alir dan sudut diam.
Sifat fisik tablet yaitu keseragaman bobot,
kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur.
3. Variabel terkendali : Umur tanaman, asal tanaman, lokasi pengambilan,
waktu pengambilan, suhu pengeringan granul,
waktu pengeringan, nomor ayakan, dan tekanan
kompresi.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 s/d juni 2012 bertempat
di Laboratorium Farmasetika Universitas Setia Budi dan Laboratorium
Farmasetika D3 Farmasi FMIPA UNS.
3.3 Alat dan Bahan
a. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hardness tester
(Guoming Tipe YD-1), disintegran tester (Guoming Tipe BJ-2, mesin tablet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
single punch (Rieckerman Korsch Berlin), alat pengukur waktu alir dan
sudut diam granul, kain flanel untuk menyaring filtrat, friability tester
(Guoming Tipe CS-2), timbangan digital (Presica BJ 410 C), ayakan nomor
16 mesh, ayakan nomor 18 mesh, oven, stopwatch (Quartz, Cina), almari
pengering, kompor listrik, alat-alat gelas pyrex dan alat pendukung lainnya.
b. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan membuat tablet Kangkung darat (Ipomea
reptans Poir.) dari (pedagang pasar didesa Sonorejo, Sambung Macan,
Sragen, Jawa Tengah) bahan tambahan lainnya yaitu, bekatul (dipenggilingan
beras bertempat di desa Sonorejo, Kabupaten Sragen), aerosil (kualitas
farmasetika), avicel 101(kualitas farmasetika), laktosa (kualitas farmasetika),
gelatin (kualitas farmasetika), mg stearat (kualitas farmasetika), semua bahan
berasal dari PT. Brataco yang dibeli dari laboratorium Farmasetika D3
Farmasi FMPA UNS.
3.4 Tahapan Penelitian
a. Pengambilan Sampel
Sampel yang akan digunakan adalah daun kangkung darat (Ipomea
reptans poir) yang diperoleh di Desa Sonorejo, Sambungmacan, Sragen,
Jawa Tengah.
b. Determinasi Tanaman
Tahap pertama penelitian adalah memastikan kebenaran sampel
kangkung darat dengan mencocokkan ciri-ciri morfologis yang ada pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
tanaman kangkung darat terhadap kepustakaan dan akan dideterminasi di
Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta.
c. Pembuatan Simplisia
Kangkung darat (Ipomea reptans poir) dikumpulkan, dicuci dengan
air bersih, dipotong kecil-kecil lalu ditiriskan dan dikeringkan dibawah
sinar matahari, ditutup dengan kain hitam sampai kering. Pada waktu
penjemuran, dijaga agar bahan jangan sampai menumpuk. Sedangkan
untuk alas penjemuran digunakan anyaman bambu, lantai penjemur atau
tikar.
d. Pembuatan Ekstrak
Pembuatan ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode maserasi.
Pelarut yang digunakan untuk daun kangkung darat adalah etanol 70%.
Perlakuan dengan jenis pelarut etanol dengan perbandingan bahan dan
pelarut 1 : 7,5 (Anonim,1995). Kangkung darat basah sebanyak 5 kg
dikeringkan dan diperoleh simplisia kering sebanyak 500 gram. Kemudian
direndam dalam 3,75 liter etanol 70% pada wadah tertutup rapat selama 5
hari. Kemudian hasil maserasi disaring dengan menggunakan kain flannel.
Sari atau filtrat yang diperoleh ditampung dalam wadah, kemudian pelarut
diuapkan dengan pemanasan air water bath (WB) pada suhu ± 100 oC,
sampai diperoleh ekstrak kental kangkung darat.
e. Pemeriksaan Kualitas Ekstrak
1) Pemeriksaan Organoleptis : dilakukan pemeriksaan untuk
mendeskripsikan bentuk, warna, bau dan rasa ekstrak .
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
2) Uji fitokimia : Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode uji
tabung untuk mengetahui kandungan flavonoid, saponin, dan polifenol
didalam kangkung darat (Ipomea Reptans poir) meliputi:
a) Flavonoid
Ekstrak kangkung darat dimasukkan didalam tabung reaksi
secukupnya kemudian ditambah aquadest secukupnya. Campuran ini
ditambah logam magnesium dan asam klorida 2% secukupnya
kemudian dipanaskan selama 5 menit. Selanjutnya ditambah alkohol
dan didiamkan hingga warna hijau pudar dan diatas berbentuk cincin
berwarna hitam.
b) Saponin
Ekstrak kangkung darat dimasukkan didalam tabung reaksi
secukupnya kemudian ditambah aquadest secukupnya. Campuran
tadi dipanaskan selama 5 menit, kemudian dikocok kuat selama
kurang lebih 10 menit sampai berbuih. Kemudian diamati apakah
berbuih atau tidak diatas larutan ekstrak, jika berbuih dimasukkan
beberapa tetes cairan asam klorida 2% secukupnya kemudian
didiamkan kembali beberapa saat. Selanjutnya hasil selama
didiamkan warna hijau tua dan berbusa.
c) Polifenol
Ekstrak kangkung darat dimasukkan didalam tabung reaksi
secukupnya kemudian ditambah aquadest secukupnya. Campuran
tadi dipanaskan selama 5 menit, kemudian ditambah FeCl3 1%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
secukupnya. Kemudian diamati apakah warna menjadi biru
kehitaman.
f. Perhitungan Dosis Ekstrak kangkung darat
Menurut hasil penelitian (Ranu, 2009) ekstrak kankung darat (Ipomea
reptans poir) telah efektif menimbulkan sedasi dengan dosis 2 mg pada
tikus putih dengan berat badan 20 g. Faktor konversi tikus putih (mencit)
dengan BB 20 g ke manusia dengan BB 70 kg adalah 387,9 (Laurence &
Bacharach,1964).
Dosis untuk manusia = 2 mg x 387,9
= 775,8 mg
Jadi dosis ekstrak kangkung sebagai sedatif untuk manusia 70 kg adalah
775,8 mg.
Dosis 775,8/70 kg BB dibuat sediaan tablet menjadi 3 tablet sekali minum
dengan dosis per tablet 258,6 mg.
g. Formulasi Tablet Ekstrak Kangkung Darat
Formulasi: Tablet dirancang dg berat 600 mg.
Tabel 2. Formulasi Tablet Ekstrak Kangkung Darat
Bahan (mg) FI
5%
FII
7%
FIII
10%
Keterangan
Ekstrak kangkung
darat
258,6 258,6 258,6 Zat aktif
Bekatul 30 42 60 Penghancur
Aerosil 5% 13 13 13 Pengering
Avicel PH 101 5% 30 30 30 Pengisi
Laktosa 261,9 249,9 231,9 Pengisi
Gelatin 5% 0,5 0,5 0,5 Pengikat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Mg stearat 1% 6 6 6 Pelicin
Jumlah Bobot
Tablet 600 mg
h. Pembuatan Granul dengan Metode Granulasi Basah
Cara pembuatan tablet ekstrak kangkung dibuat dengan metode
granulasi basah dengan cara sebagai berikut, gelatin dikembangkan dengan
aquadest panas. Ekstrak kental kangkung dikeringkan dengan aerosil
kemudian ditambah avicel PH 101 sesudah kering ditambah laktosa dan
bekatul diaduk hingga homogen. Kemudian ditambah gelatin yang sudah
dikembangkan, diaduk hingga terbentuk massa yang siap digranulasi.
Massa granul diayak dengan ayakan nomor 16 mesh, hasilnya dikeringkan
dalam oven pada suhu rendah (kurang lebih dari 50ºC). Granul kering
diayak kembali dengan ayakan nomor 18 mesh, kemudian ditambahkan
Mg stearat sebagai bahan pelicin kemudian dicetak dengan pencetak
tablet.
i. Pemeriksaan sifat fisik granul
1) Susut pengeringan
Susut pengeringan adalah jumlah antara berat basah dan berat kering
granul setelah mengalami susut pengeringan. Penimbangan dilakukan
sebelum dikeringkan dan sesudah dikeringkan waktu pengeringan selama
1 jam. Dengan pernyataan bobot yang dapat diabaikan, dimaksudkan
bobot yang tidak lebih dari 0,5 mg (Anonim,1979). Susut saat
pengeringan disebut juga LOD (Lost on drying), yaitu persyaratan kadar
kelembaban berdasarkan berat basah, yang dihitung sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
% LOD =
x 100%
Kandungan lembab disebut juga MC (Moisture Content) yaitu
suatu perhitungan berdasarkan berat kering yang dihitung sebagai berikut
% MC =
x 100%
Susut pengeringan yang baik adalah 2-4 %, tidak terlampau kering
(Lachman dkk, 1986).
2) Waktu alir
Ditimbang 100 gram granul, kemudian dimasukkan ke dalam
corong yang ujung tangkainya ditutup. Penutup corong dibuka dan granul
dibiarkan mengalir sampai habis. Dihitung waktu alir granul. Granul
mempunyai sifat alir bagus bila mempunyai waktu alir tidak lebih dari 10
detik ( Fudholi, 1983).
3) Sudut diam
Granul seberat 100 gram, dimasukkan secara perlahan melalui
lubang bagian atas sementara bagian bawah ditutup. Setelah semua
serbuk dimasukkan, penutup dibuka dan serbuk dibiarkan keluar,
kemudian diukur tinggi kerucut yang terbentuk dan diameternya.
tg β = h/r …………………………(1)
β = sudut diam
r = jari-jari kerucut
h = tinggi kerucut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
j. Pembuatan Tablet
Metode penabletan dilakukan dengan cara granul yang telah
memenuhi persyaratan dalam uji sifat fisisnya dimasukkan ke dalam mesin
tablet single punch dan dilakukan pengempaan dengan tekanan yang sama.
Tablet dimasukkan dalam wadah toples yang kedap udara dan tetutup
rapat, karena tablet ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) ini
bersifat hidrokopis (mudah menyerap air).
k. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet
Pemeriksaan kualitas tablet perlu dilakukan untuk mendapatkan tablet
ekstrak kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) yang berkualitas baik.
Pemeriksaan tablet meliputi :
1) Keseragaman bobot
Tablet ditimbang 20, hitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika
ditimbang satu persatu. Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari
harga yang ditetapkan dari kolom A. Dan tidak satu tablet pun yang
bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang
ditetapkan kolom B.
2) Kekerasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Alat yang digunakan hardness tester. Caranya: sebutir tablet
diletakkan vertikal antara ujung dari penekanan, alat ditekan sehingga
tablet tertekan dan pecah, dilihat skalanya (Voigt, 1994).
3) Kerapuhan
Alat yang digunakan adalah friability tester. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan 20 tablet yang dihilangkan debunya, ditimbang (a
gram) kemudian dimasukan ke dalam friability tester dengan kecepatan
25 putaran/menit selama 100 putaran. Kemudian tablet-tablet tersebut
dikeluarkan, dibersihkan dan ditimbang kembali (b gram) (Banker dan
Anderson, 1986). Angka kerapuhan dapat dihitung dengan rumus:
f =
x 100%
4) Waktu hancur
Sebanyak 6 tablet dimasukkan dalam alat disintegration tester, tiap
tabung diisi 1 tablet. Keranjang dinaik turunkan kedalam air dengan suhu
37± 2°C secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet dinyatakan hancur jika
tidak ada bagian yang tertinggal. Kecuali dinyatakan lain, waktu yang
diperlukan untuk menghancurkan kelima tidak lebih dari 15 menit untuk
tablet tidak bersalut (Anonim, 1979).
3.5 Pengumpulan dan Analisis Data
a. Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dari:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
1) Spesifikasi Ekstrak Kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) meliputi:
pemeriksaan organoleptis dan uji fitokimia.
2) Uji sifat fisik granul Kangkung darat (Ipomea reptans Poir.)
meliputi: susut pengeringan, sifat alir, dan sudut diam.
3) Uji sifat fisik tablet Kangkung darat (Ipomea reptans Poir.)
meliputi: keseragaman bobot, kekerasan, kerapuhan, dan waktu
hancur.
b. Analisis Statistik Data
Data yang diperoleh dibandingkan dengan pustaka yang sudah ada
kemudian dianlisis menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk
mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak. Data yang
terdistribusi normal dianalisis menggunakan ANOVA dengan taraf
kepercayaan 95%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Determinasi Tanaman Kangkung Darat
Untuk memperoleh hasil yang signifikan dan terpercaya determinasi
tanaman kangkung darat dilakukan di Lab. Morfologi Sistematik Tumbuhan
Universitas Setia Budi berdasarkan acuan dari buku “Flora” Untuk Sekolah di
Indonesia karangan Bloemgens & Eyma P.J.C.G.G Steenis, (1992). Hasil
determinasi tanaman kangkung darat (Ipomea reptans Poir) sebagai berikut :
1b_2b_3b_4b_6b_7b_10b_11b_12b_13b_14a_15a_golongan8.
109a_110b_111b_112a_113b_114b_115b. Familia 107. Convolvulaceae. 1b.
Ipomea 1b_2b_3b_4b_5b_5a. Ipomea reptans Poir.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diperoleh hasil bahwa, tanaman
yang sedang diteliti tersebut adalah benar-benar tanaman kangkung darat
(Ipomea reptans Poir) (Stenis dkk, 1978).
4.2 Deskripsi
Batang berongga, condong ke atas, tangkai daun panjang 5-11,5 cm.,
helaian daun bangun segitiga, ujung runcing, tepi rata, panjang 5,5-6 cm dan
lebar 3-4 cm. Keterangan bunga di ketiak berbunga sedikit, daun kelopak
hijau, panjang Ik 9 mm, mahkota bunga berwarna putih, berlekatan
membentuk corong panjang Ik 4 cm benangsari tidak sama panjang dan bakal
buah menumpang (Stenis dkk, 1978).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
4.3 Hasil Pengolahan Simplisia Kangkung Darat
Pengolahan simplisia kangkung darat dilakukan dengan
membersihkan dan mengeringkan. Pengeringan bertujuan untuk mengurangi
kadar air. Air merupakan media yang baik untuk pertumbuhan jamur dan
menghentikan reaksi enzimatik, melalui pengeringan didapatkan simplisia
yang tidak mudah rusak dan dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama.
Simplisia yang sudah dikeringkan, dikumpulkan menjadi satu, kemudian
dipotong kecil-kecil dengan ukuran yang sama.
4.4 Hasil Identifikasi Potongan Simplisia Kangkung Darat
Dilakukan identifikasi potongan tanaman kangkung darat dengan
tujuan untuk memastikan bahwa tanaman yang digunakan benar-benar
tanaman kangkung serta tidak tercampur dengan serbuk atau zat-zat lain yang
tidak diinginkan dan lebih efektif saat penyaringan. Pemeriksaan
Organoleptis Simplisia:
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Organoleptis
Klarifikasi Hasil
Bentuk Potongan simplisia
Bau Khas
Warna Coklat kehijauan
4.5 Hasil Pembuatan Ekstrak Kental Kangkung darat
Hasil dari pembuatan ekstrak kental kangkung, dari simplisia
kangkung 500 gram dihasilkan ekstrak kental sebanyak 59,35 gram.
Berdasarkan hasil pembuatan ekstrak tersebut maka diperoleh rendemen :
59,35 gram/500 gram X 100% =11,87%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
4.6 Hasil Pemeriksaan Ekstrak Kental Kangkung
Dilakukan pemeriksaan ekstrak kental kangkung dengan tujuan untuk
mengetahui kualitas ekstrak yang didapatkan, sehingga diharapkan dapat
memenuhi kriteria kualitas ekstrak kental yang sesuai dengan persyaratan
yang dikehendaki. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan organoleptis dan uji
fitokimia.
Gambar 1. Ekstrak Kental Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir)
a. Hasil Pemeriksaan Organoleptis Ekstrak Kental
Tabel 4. Hasil Pemerikasaan Organoleptis
Karakteristik Hasil
Bentuk kental
Warna Hitam kehijauan
Bau khas
b. Hasil Pemeriksaan Uji Fitokimia Ekstrak Kental
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Uji Fitokimia
Karakteristik Hasil Keterangan
Flavonoid Positif (+) Warna hijau pudar, diatas
berbentuk cincin hitam
Saponin Positif (+) Warna hijau tua, berbuih
Polifenol Positif (+) Warna biru kehitaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Gambar 2. Uji Fitokimia Ekstrak Kental Kangkung Darat (Ipomea reptans Poir)
4.7 Pembuatan Granul
Proses pembuatan granul dilakukan menggunakan metode granulasi
basah. Pemilihan metode ini didasarkan pada ketersediaan alat dan
kesesuaiannya dengan sifat bahan, yaitu metode granulasi basah yang paling
baik untuk bahan yang tahan dengan pemanasan. Metode granulasi basah
merupakan salah satu metode yang mampu menghasilkan sediaan tablet yang
baik dan stabil serta tidak terlalu sulit untuk dilakukan.
4.8 Pemeriksaan Sifat Fisik Granul
Pemeriksaan sifat fisis granul dilakukan untuk mengetahui granul yang
akan diproses menjadi tablet memenuhi persyaratan sehingga diharapkan dapat
memperoleh tablet dengan mutu yang baik. Pemeriksaan sifat fisis granul
dilakukan sebelum dan sesudah penambahan bahan pelicin. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui adanya bahan pelicin mampu memperbaiki sifat alir granul.
Pemeriksaan sifat fisis granul ini terdiri dari susut pengeringan, waktu alir dan
sudut diam.
Flavonoi
d
Saponi
n
Polifeno
l
Saponin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi sebagai berikut:
a. Susut Pengeringan
Susut pengeringan dilakukan untuk mengetahui kandungan lembab
dari granul yang akan dicetak. Adanya kandungan air yang tinggi dalam
granul mengakibatkan granul akan sukar mengalir pada waktu pencetakan.
Sifat alir yang buruk akan menimbulkan berbagai permasalahan pada saat
tahap pencetakan tablet antara lain penempelan masa tablet pada
permukaan punch yang terlokalisir atau “picking” dan penempelan masa
tablet pada seluruh permukaan punch atau “sticking”. Granul dengan
kadar air yang rendah akan mempunyai sifat alir yang baik sehingga
dihasilkan tablet yang kompak.
Tabel 6. Hasil Pemeriksaan Susut Pengeringan
Pemeriksaan Formulasi Persyaratan Hasil Per-
syaratan I II III
Kelembaba
n
%LOD 2,7 % 2,4 % 2,9% 2 – 4% Memenuhi
%MC 2,9 % 2,6 % 3,1 % Keterangan:
F1 : Formula I dengan konsentrasi 5%
FII : Formula II dengan konsentrasi 7%
FIII : Formula III dengan konsentrasi 10%
Dari tabel hasil uji kelembaban diatas diperoleh hasil pengeringan
(LOD) FI LOD = 2,7% dan MC = 2,9%; FII hasil LOD = 2,4 % dan MC
= 2,6 %; serta hasil pada FIII LOD = 2,9 % dan MC = 3,1 %. Dari data
tersebut dapat disimpulkan bahwa granul dari ketiga formula memenuhi
persyaratan uji kelembapan dan memenuhi syarat granul yang baik yaitu
diantara 2-4%. Hasil perhitungan LOD dan MC dapat dilihat dilampiran 7
dan 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
b. Waktu alir
Waktu alir granul adalah waktu yang diperlukan sejumlah granul
atau serbuk untuk mengalir keluar dari corong. Waktu alir granul yang
digunakan sebagai parameter yang penting untuk mengetahui kualitas
granul yang akan dicetak. Pada tabel dibawah ini menunjukan:
Tabel 7. Hasil Pemeriksaan Waktu Alir
Uji sifat fisik
granul
Sebelum ditambah pelicin Sesudah ditambah pelicin
FI FII FIII FI FII FIII
Waktu
alir
(detik)
X 7,72 7,85 8,87 6,06 7,4 7,98
SD 0,105 0,175 0,090 0,070 0,529 0,110
Keterangan:
F1 : Formula I dengan konsentrasi 5%
FII : Formula II dengan konsentrasi 7%
FIII : Formula III dengan konsentrasi 10%
Hasil pemeriksaan waktu alir granul seperti pada Tabel 7
menunjukkan bahwa sebelum ditambah pelicin dan sesudah ditambah
pelicin FI: 7,72 menit dan 6,06 menit, FII: 7,85 menit dan 7,4 menit, FIII:
8,87 menit dan 7,98 menit, granul dengan penambahan bahan pelicin
memiliki waktu alir yang lebih cepat dibanding dengan tanpa bahan
pelicin. FI ditambah bahan pelicin lebih cepat dibandingkan FII dengan
FIII. Dari pengujian waktu alir terdapat pengaruh besar kecilnya yang
dihasilkan oleh banyaknya serbuk, ukuran dan kelembaban, diameter
corong, cara penuangan, dan pengaruh getaran, pengaruh yang signifikan
terhadap waktu alir, variasi bahan bekatul dan kelembapan granul.
Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan bahan pelicin dapat
mempercepat waktu alir dari granul dengan mekanisme mengurangi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
gesekan antar partikel granul sehingga granul akan lebih mudah dalam
mengalir.
Dari uji Kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa data waktu
alir granul FI, FII dan FIII diberi pelicin merupakan data terdistribusi
normal, sehingga dilanjutkan uji homogenitas varians dari semua formula
sesudah terdapat nilai 0,556 dan sesudah ditambah pelicin terdapat nilai
0,526. Dari semua formula terdapat waktu alir yang baik, dibuktikan
bahwa granul dapat mengalir dalam waktu lebih dari 10 gram/sekon
(Voigt, 1994).
Selanjutnya uji statistik ANOVA satu jalan dengan taraf
kepercayaan 95% menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
pada semua formula, karena nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu
sebesar 0,000 baik untuk waktu alir sebelum maupun sesudah ditambah
bahan pelicin. Selanjutnya dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test yang
menunjukkan bahwa antar formula yang satu dengan yang lain terdapat
perbedaan yang signifikan. Dari Uji Post Hoc Test ada perbedaan yang
signifikan, sebelum ditambah bahan pelicin dan sesudah ditambah bahan
pelicin.
Pengujian waktu alir dilakukan 3 kali replikasi sebelum dan
sesudah dicampur dengan bahan pelicin (Mg stearat). Hal ini terjadi karena
pengaruh bahan pelicin Mg Stearat yang berfungsi sebagai pengalir
sehingga serbuk yang dihasilkan mempunyai waktu alir yang lebih baik.
Aliran serbuk dipengaruhi oleh bentuk, kerapatan, ukuran dan kelembaban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
serbuk. Hal ini menunjukkan bahwa adanya variasi penambahan bahan
bekatul berpengaruh terhadap kecepatan alir untuk masing-masing
formula.
c. Sudut Diam
Sudut diam sendiri adalah sudut yang terbentuk antara permukaan
tumpukan serbuk dengan bidang horizontal. nilai sudut diam berkisar 25º
sampai 45º dengan nilai rendah menunjukkan karakteristik yang lebih baik
(Siregar 2010). Pada tabel 8 terlihat hasil uji pemeriksaan sudut diam
granul.
Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Sudut Diam Granul
Uji sifat fisik
granul
Sebelum ditambah pelicin Sesudah ditambah pelicin
FI FII FIII FI FII FIII
Sudut
diam
(°)
X 28,69 29,78 31,38 29,01 29,29 30,02
SD 0,819 2,436 0,800 0,450 1,778 2,193
Keterangan:
F1 : Formula I dengan konsentrasi 5%
FII : Formula II dengan konsentrasi 7%
FIII : Formula III dengan konsentrasi 10%
Dapat dilihat dari tabel 8 terlihat bahwa sudut diam yang paling kecil
saat sebelum ditambah bahan pelicin maupun sesudah ditambah bahan
pelicin terdapat F1: 28,69° dan 29,01°; FII: 29,78° dan 29,29°; FIII: 31,38°
dan 30,02° yang memiliki nilai dari besar kecilnya sudut diam ditabel 8
dihasilkan dipengaruhi oleh banyaknya serbuk, ukuran dan kelembaban
serbuk, diameter corong, cara penuangan, dan pengaruh getaran. Data
yang diperoleh dari hasil pengujian terhadap sudut diam terlihat bahwa
terdapat pengaruh yang cukup signifikan terhadap variasi kosentrasi
bekatul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Dari tiga formulasi dapat diketahui terjadi perubahan sudut diam dari
tanpa pelicin dan setelah menggunakan pelicin. Adanya pelicin membuat
besar sudut telah memenuhi syarat, sehingga sudut diam tidak lebih dari
25º sampai 45º dengan nilai rendah menunjukkan karakteristik yang lebih
baik (Siregar 2010). Hasil semua formula sudut diamnya memenuhi
standar sehingga secara teori semua formula tidak akan mengalami
kesulitan pada waktu proses penabletan karena serbuk bersifat mudah
mengalir (free flowing).
Hasil uji Kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa data sudut
diam FI, FII dan FIII diberi pelicin merupakan data terdistribusi normal,
sehingga dilanjutkan uji homogenitas varians dari semua formula sesudah
terdapat nilai 0,068 dan sesudah ditambah pelicin terdapat nilai 0,061. uji
statistik ANOVA satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% didapatkan
hasil sebelum ditambah pelicin terdapat nilai 0,183 tidak signifikasi lebih
dari 0,05, sedangkam hasil sesudah ditambah bahan pelicin terdapat nilai
0,752 juga tidak signifikan karena lebih dari 0,05.
Dari ketiga formula menunjukan hasil rata-rata yang memenuhi
persyaratan sedangkan hasil uji statistik tidak signifikan karena dari sifat
granul yang tidak baik, maka besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh
banyaknya serbuk, ukuran dan kelembaban serbuk, diameter corong, cara
penuangan, dan pengaruh getaran. Karena terdapat pengaruh ekstrak
kangkung bersifat hidroskopis, dan variasi kosentrasi bekatul sebagai
bahan penghancur tablet dari ekstrak kangkung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
4.9 Pembuatan Tablet Ekstrak Kangkung Darat
Pembuatan tablet ekstrak kering kangkung darat yaitu dengan
mencampur aerosil 5% dengan ekstrak. Tujuan penambahan aerosil adalah
untuk mengeringkan ekstrak kental, karena aerosil menyerap air hingga 40%
air. Kemudian ditambahkan avicel 101 sebanyak 5% dari bobot ekstrak.
Tujuan penambahan avicel adalah sebagai pengering ekstrak dan juga bisa
digunakan sebagai bahan pengisi. Pencampuran ekstrak kental dengan aerosil
5% dilakukan dimortir dan ditambah sedikit demi sedikit sampai ekstrak
kangkung darat berbentuk massa kemudian ditambah Avicel PH 101 dan
laktosa sedikit demi sedikit sampai ekstrak berbentuk massa. Tujuan
penambahan laktosa sebagai bahan tambahan, pengering dan juga
memberikan volume tablet agar mencapai berat yang diinginkan untuk
pembuatan tablet. Selanjutnya ditambah bekatul bertujuan sebagai bahan
penghancur dari pembuatan tablet ekstrak kangkung kemudian, ditambahkan
gelatin sedikit sampai massa granulasi basah kemudian diayak dengan
ayakan nomor 16 mesh kemudian ditimbang berat basahnya dan dikeringkan
menggunakan oven setelah kering ditimbang dihitung berat susut, ayak
kembali dengan ayakan nomor 18 mesh. Tahap selanjutnya pembuatan tablet
menggunakan cetakan dengan bobot tablet 600 mg.
4.10 Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet
Tujuan pengujian sifat fisik tablet adalah untuk mengetahui apakah
tablet yang sudah jadi tersebut memenuhi persyaratan sifat fisik tablet yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
baik. Pemeriksaan tablet ini untuk dilakukan keseragaman bobot, kekerasan,
kerapuhan dan waktu hancur, dengan konsentrasi 5% (FI), 7% (FII), dan 10%
(FIII).
a. Keseragaman Bobot
Keseragaman bobot adalah faktor yang penting dalam suatu proses
produksi sediaan tablet, karena menentukan intensitas dosis obat yang
masuk ke dalam tubuh (yang diharapkan sama), sehingga akan
berpengaruh pula terhadap keamanan terapi dari sediaan tablet tersebut.
Pada tabel 9 menunjukkan hasil keseragaman bobot telah memenuhi
persyaratan.
Table 9. Hasil Pemeriksaan Keseragaman bobot
Uji sifat fisik tablet Formula
I II III
Keseragaman
bobot (mg)
X 600,1 600,7 6,01,1
SD 2,222 4,734 3,660
CV (%) 0,370 0,788 0,609
Keterangan:
F1 : Formula I dengan konsentrasi 5%
FII : Formula II dengan konsentrasi 7%
FIII : Formula III dengan konsentrasi 10%
Hasil perhitungan keseragaman bobot pada semua formula setelah
dibandingkan dengan penyimpangan bobot tablet maka tidak ada satu
tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata, sehingga semua formula
mempunyai keseragaman bobot yang memenuhi persyaratan dalam
Farmakope Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui data
keseragaman bobot tablet menghasilkan data yang terdistribusi dengan
normal, kemudian dilanjutkan ke uji homogenitas dengan nilai 0,052 lebih
dari 0,05 jadi tidak ada perbedaan signifikan. Dari uji statistik Anova satu
jalan dengan taraf kepercayaan 95% didapatkan hasil tidak signifikansi
dari 0,663 lebih dari 0,05 hasil analisis menunjukkan tidak ada perbedaan
yang signifikan pada ketiga formula.
b. Kekerasan
Tablet yang baik harus mempunyai kekerasan yang baik, kekerasan
yang baik adalah tablet yang tidak begitu keras dan tablet yang tidak
begitu rapuh. Apabila terlalu keras air tidak dapat berpenetrasi ke dalam
tablet dan tablet sulit untuk hancur di dalam tubuh, dan bila kekerasan
kurang maka tablet tidak tahan terhadap guncangan dan pengemasan.
Kekerasan tablet yang baik adalah 4 kg-8 kg (Banker dan Anderson,
1994). Hasil pengujian kekerasan tablet dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Hasil Pemeriksaan Kekerasan
Uji sifat fisik tablet Formulasi Persyaratan Hasil
Persyaratan I II III
Kekerasan
(kg)
X 7,203 6,698 6,829 4-8 kg Memenuhi
SD 0,984 0,568 0,943 Keterangan:
F1 : Formula I dengan konsentrasi 5%
FII : Formula II dengan konsentrasi 7%
FIII : Formula III dengan konsentrasi 10%
Dari hasil uji kekerasan menunjukkan bahwa pada ketiga formula
pembuatan ekstrak kangkung, kekerasan tablet yang dihasilkan
memiliki kualitas yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat diketahui
melalui hasil FI sebesar 7,203 kg, FII sebesar 6,698 kg, dan FIII sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
6,829 kg. Dapat disimpulkan bahwa ketiga formula tablet tersebut telah
memenuhi uji kekerasan. Dari ketiga formula hasil kekerasan yang paling
baik adalah FII, karena pada saat penabletan tekanannya tidak sama dan
kosentrasi penghancur berbeda. Besarnya uji kekerasan tersebut telah
memenuhi persayaratan yaitu antara 4 – 8 kg (Parrott, 1971). Kekerasan
tablet mempengaruhi kerapuhan dan waktu hancur tablet, semakin tinggi
kekerasan tablet akan semakin rendah presentase kerapuhan dan akan
semakin lama waktu hancurnya.
Hasil uji kolmogorov-smirnov terdistribusi normal kemudian
dilanjutkan ke uji homogenitas dengan nilai 0,498 lebih dari 0,05 jadi tidak
ada perbedaan signifikan. Dari uji statistik ANOVA satu jalan dengan taraf
kepercayaan 95% dihasilkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yaitu 0,401
yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga formula.
Selanjutnya diUji Post Hoc Test menunjukkan bahwa FI dengan FII tidak
berbeda signifikan, FI dengan FIII tidak berbeda signifikan dan FII
dengan FIII juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
c. Kerapuhan
Kerapuhan tablet adalah ketahanan tablet dalam menahan tekanan
terutama goncangan atau pengikisan. Kerapuhan merupakan parameter
yang baik untuk mengetahui ketahanan tablet selama proses pengemasan
dan distribusi. Kerapuhan dinyatakan dalam persentase bobot yang hilang
selama pengujian, pada ketentuan yang ada tablet yang baik mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
nilai kerapuhan kurang dari 1% (Lachman dkk, 1994). Dari hasil
kerapuhan dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Pemeriksaan Kerapuhan
Uji sifat fisik tablet Formula Persyaratan Hasil
persyaratan I II III
Kerapuhan
(%)
X 0,114 0,033 0,114 ˂1%
Memenuhi SD 0,494 0,046 0,494
Keterangan:
F1 : Formula I dengan konsentrasi 5%
FII : Formula II dengan konsentrasi 7%
FIII : Formula III dengan konsentrasi 10%
Friabilitas atau kerapuhan tablet menunjukkan ketahanan tablet
terhadap goncangan selama proses pengangkutan dan penyimpanan.
Pengujian kerapuhan dilakukan dengan alat friabilitor. Batas kerapuhan
tablet yang masih diterima kurang dari 1 %. Kerapuhan di atas 1 %
menunjukkan tablet yang rapuh dan dianggap kurang kuat (Lachman dkk,
1994).
Hasil presentase kerapuhan ketiga formulasi telah memenuhi syarat
kurang dari 1%, dengan hasil FI sebesar 0,114%; FII sebesar 0,033%; dan
FIII sebesar 0,114. Dapat disimpulkan bahwa ketiga formulasi tablet
tersebut telah memenuhi uji kerapuhan. Uji kerapuhan yang dihasilkan dari
ketiga formula yang lebih baik adalah FII, hal ini disebabkan karena
kekerasan tablet berbanding terbalik dengan hasil dari angka kerapuhan.
Hasil uji kolmogorov-smirnov terdistribusi normal kemudian
dilanjutkan ke uji homogenitas dengan nilai 0,965 lebih dari 0,05 jadi tidak
ada perbedaan signifikan. Dari uji statistik ANOVA satu jalan dengan taraf
kepercayaan 95% dihasilkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 yaitu 0,140
yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara ketiga formula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Selanjutnya diUji Post Hoc Test menunjukkan bahwa F1 dengan F2 tidak
berbeda signifikan, F1 dengan F3 tidak berbeda signifikan dan F2 dengan
F3 juga tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
d. Waktu Hancur
Waktu hancur adalah waktu yang diperlukan tablet untuk hancur
menjadi partikel atau granul. Waktu hancur tablet dimaksudkan agar
komponen obat yang ada dalam tablet dapat larut dan mudah di absorbsi
dalam saluran pencernaan, maka tablet harus melepaskan obatnya kedalam
cairan tubuh. Hasil pengujian waktu hancur dapat dilihat pada tabel 12.
Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Waktu Hancur
Uji sifat fisik
tablet
Formulasi Persyaratan Hasil
persyaratan I II III
Waktu
hancur
(detik)
X 15,21 10,99 12,51
˂15 menit Memenuhi
SD 1,031 0,799 0,605
Keterangan:
F1 : Formula I dengan konsentrasi 5%
FII : Formula II dengan konsentrasi 7%
FIII : Formula III dengan konsentrasi 10%
Hasil pengujian waktu hancur dari FI 15,21 menit; FII 10,99 menit;
dan FIII 12,51 menit. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa formula
II dan III memiliki tingkat kekerasan paling rendah, tingkat kerapuhannya
paling tinggi dan waktu hancur paling cepat memenuhi persyaratan waktu
hancur yang baik menurut Farmakope Indonesia edisi III yaitu kurang dari
15 menit. Hal ini dikarenakan semakin besar kosentrasi bahan penghancur
yang digunakan, maka semakin cepat waktu hancurnya tapi dari hasil tabel
12 menunjukkan kosentrasi yang paling baik FII mengandung kabohidrat
yang di dalamnya terdapat pati, pati akan menarik air ke dalam tablet,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
kemudian mengembang dan menyebabkan tablet pecah atau hancur
menjadi bagian-bagiannya (Siregar, 2010). Pada FIII variasi konsentrasi
bekatul 10% terdapat lemak dan pati didalamnya maka waktu hancur tablet
lama. Sedangakan FI dengan konsentrasi 5% waktu hancurnya tidak
memenuhi persyaratan yaitu lebih dari 15 menit, sebab dari sifat bekatul
sebagai bahan penghancur memiliki kandungan lemak yang tinggi dan
kabohidrat didalamnya terdapat pati dalam jumlah sedikit.
Tablet semakin cepat hancur dengan bertambahnya jumlah bahan
penghancur yang ditambahkan. Semakin lambat tablet dalam
mengabsorbsi air, semakin lama bahan penghancur bekerja, sehingga
semakin lama pula waktu hancur. Pengujian waktu hancur dilakukan
dengan menggunakan alat Disintegration tester. Di uji masing-masing 5
tablet untuk formula I; II; dan III menurut Farmakope Indonesia edisi III.
Hasil uji kolmogorov-smirnov terdistribusi normal kemudian
dilanjutkan ke uji homogenitas dengan nilai 0,581 lebih dari 0,05 jadi tidak
ada perbedaan signifikan. Dari uji statistik ANOVA satu jalan dengan taraf
kepercayaan 95% dihasilkan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,000
yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara ketiga formula.
Selanjutnya diUji Post Hoc Test menunjukkan bahwa FI dengan FII ada
perbedaan signifikan, FI dengan FIII ada perbedaan signifikan dan FII
dengan F3 tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Variasi konsentrasi bahan penghancur pada pembuatan tablet ekstrak
kangkung darat (Ipomea Reptans Poir) mempengaruhi pada sifat fisik
tablet pada uji kekerasan, waktu hancur tablet serta tidak mempengaruhi
pada uji keseragaman bobot tablet.
2. Pengaruh variasi konsentrasi bekatul sebagai penghancur, hasil uji tablet
yang baik adalah kosentrasi 7% pada uji waktu hancur ditinjau dari
parameter sifat fisik tablet yang dihasilkan.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pembuatan tablet ekstrak
kangkung darat (Ipomea Reptans poir) dengan menggunakan kombinasi
dua variasi bekatul dengan bahan yang berbeda sehingga dapat diperoleh
formulasi tablet yang semakin baik.
2. Perlu dilakukan kembali pembuatan tablet ekstrak kangkung darat (Ipomea
Reptans poir) dengan menggunakan metode ekstrak kering agar tablet
tidak hidrokopis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
DAFTAR PUSTAKA
Andoko, A., 2002. Budidaya Padi Secara Organik. Penebar Swadaya Bogor.
Anggara, Ranu., 2009. Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat Terhadap Mencit.
Skripsi. Semarang: Undip
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV 515, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III 7, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 10-12, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Ansel. H.C., 1981, Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, Washington
Square, Philadelphia.
Ansel, H.C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh
Farida Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi IV 244,255-271, 607-608,
UI Press, Jakarta.
Ariani, Endang., 2010. Tidur untuk Sehat dan Awet Muda. Jakarta: Nirmala.
Banker, G. S., and Anderson, N. R., 1986, Tablets in kanig, j. L., Lieberman, H.
A. (Editors), The Theory and Pracice of Industrial Pharmacy, 3rd Ed.,
Lea and Febiger, Philadelphia.
Banker, G. S & Anderson NR.,1994 .Tablet .Dalam : LachmanL,Lieberman HA
& Kabig JL.Teori dan Praktek Farmasi Industri,jilid 2 ,edisi 3 643-
645,648, 658-659,682,684-691 .Penerjemah Siti Suyatmi .Jakarta
:Penerbit UI Press.
Buckle K. A; RA. Edwards; G.H Fleet; M wcotton., 1978. Ilmu Pangan
(Terjemah). Departemen Of education and culture directorate general of
higher education. International development Program of Australian
Universite and Colloges.
Carstensen, J.T., 1977, Pharmaceutics of Solids and Solids Dosage Form, 209-
214, A. Wiley, Intercience Publication John Wiley and Sons, New York.
Dalimartha, Setiawan., 2006. Atlas Tumbuhan Indonesia. Jilid 4. Jakarta: Puspa
Swara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Dinda, 2008. Ekstrasi. Ahttp://medicafarma.blogspot.com/2008/a/ekstrasi.html.
Diakses pada 24 februari 2012.
Fudholi, A., 1983, Metodologi Formulasi dalam Kompresi Direct, 586-593,
Majalah Medika, No. 7, Tahun 9.
Hendrinova, 2008. Kandungan kangkung. http://hendrinova.blogspot.com/ 2008 /
02 / kangkung-enak-makan-dan-enak-tidur.html. Diakses pada 16 februari
2012.
Iskandar, M., 2002. Bekatul Sereal Padi Kaya Gizi. Kompas Cyber Media.
(http:/www.kcm/google/com), diakses tanggal 30 februari 2012, pukul
20:35 WIB.
Juliano, B. O., 1993. Beras Nutrisi Manusia. Kolaborasi IRRI.
Lachman, L., Lieberman, H.A., dan Kanig, J.L., 1994. Teori dan Praktek Farmasi
Industri., Diterjemahkan oleh siti suyatmi, Lis Aryah, Ed. III, UI Press:
Jakarta.
Lubis, S., R. Rachmat, Sudaryono., Nugraha., 2002. Pengawetan Dedak dengan
Metode Inkubasi. Balitpa Sukamandi, Kerawang.
Mangonting, Daniel dan Imang Irawan., dkk. 2005. Tanaman Lalap Berkhasiat
Obat. Bandung: Penebar Swadaya.
Parrot, E.L, 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmacuetics, Eds
III, Burgess Publishing Company, Minneapolis.
Prihatman, K. 2000. Budidaya Padi, PendayagunaanDan Pemasyarakatan Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi, Jakarta.
Sheth, B.B., Bandelin F.J., Shangraw R.F., 1980, Compressed Tablet, In Lachman
L., Lieberman H.A., Kanig J.L., (editor), Pharmaceutical Dosage Forms,
Tablets, Vol. I, 100-115, Marcel Dekker Inc, New York.
Siregar,Charles J.P,2010, Teknologi Farmasi Sediaan tablet :dasar-dasar
praktis.Jakarta :EGC.
Steenis C.G.G.J. Bloemgens., Eyma P.J., 1978, Flora. PT. Pradnya Paramita,
Jakarta Pusat.
Sulaiman, T. N. S., 2007, Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, Laboratorium
Teknologi Farmasi. Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Voigt, R., 1994, Buku Ajar Teknologi Farmasi Ed V
171,178,179,202,208,214,564,570, diterjemahkan oleh Soendani Noerno
Soewandi, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Voight, R., 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
WHO. Traditional medicine. Available from: URL:
http//www.who.int/botanical/mediacenter/factsheet/fs134/en/
Widjayakusuma VN., 1995, Obat-Obatan. Yogyakarta : kanisius ; P.47.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Lampiran 1. Surat Keterangan Determinasi Kangkung Darat (Ipomea
Reptans poir)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Lampiran 2. Diagram Alir Cara Kerja
Tanaman Kangkung Darat
Determinasi tanaman
Sortasi basah
Pengeringan
Simplisia kering
Di maserasi dengan etanol 70%
Di Water Bath
Ekstrak kental
Bahan simplisia
dikeringkan dalam
oven suhu 600C
Standarisasi
ekstrak:
Uji organoleptis
Diayak 16
mesh,
dikeringkan
dalam oven
suhu 600C
selama 2 jam
Ekstrak dikeringkan dengan aerosil + avicel101 dicampur
laktosa + bekatul dicampur gelatin sampe massa kemudian
di granul
Uji sifat alir granul:
Susut pengeringan
Kecepatan alir
Sudut diam
Tablet
Pemeriksaan sifat fisik
tablet:
Keseragaman bobot
Kekerasan
Kerapuhan
Waktu hancur
Analisis data,
pembahasan dan
kesimpulan
Granul diayak
18 mesh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Lampiran 3. Perhitungan Randemen Ekstrak kangkung Darat
Kangkung basah = 5 kg
Kangkung kering (simplisia) = 500 gram
Ekstrak kental = 59,35 gram
Randemen = 59,35 gram/ 500 gram X 100%
=11,87 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Lampiran 4. Tabel Perhitungan Konversi Perhitungan Dosis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Lampiran 5. Perhitungan Dosis
Menurut hasil penelitian (Ranu, 2009) ekstrak kankung darat (Ipomea
reptans poir) pada tikus putih dengan berat badan 20 g telah efektif menimbulkan
sedasi dengan dosis 2 mg.
Faktor konversi tikus putih (mencit) dengan BB 20 g ke manusia dengan
BB 70 kg adalah 387,9 ( Laurence & Bacharach,1964).
Dosis untuk manusia = 2 mg x 387,9
= 775,8 mg
Jadi dosis ekstrak kangkung sebagai sedatif untuk manusia 70 kg adalah 775,8
mg.
Dosis 775,8/70 kg dibuat sediaan tablet menjadi 3 tablet sekali minum sekaligus
dengan dosis per tablet 258,6 dengan bobot tablet 600 mg/tablet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Lampiran 6. Perhitungan Penggunaan Bahan Pengikat
1. Formula I
Gelatin yang digunakan dalam pembuatan 200 tablet adalah 2 ml
Gelatin (gram) =
x 5 gram
=0,1 gram / 200 tablet
=0,5 mg / tablet
2. Formula II
Gelatin yang digunakan dalam pembuatan 200 tablet adalah 2,5 ml
Gelatin (gram) =
x 5 gram
=0,1 gram / 200 tablet
=0,5 mg / tablet
3. Formula III
Gelatin yang digunakan dalam pembuatan 200 tablet adalah 2,5 ml
Gelatin (gram) =
x 5 gram
=0,1gram / 200 tablet
=0,5 mg / tablet
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Lampiran 7. Perhitungan LOD
1. Formula I
Berat basah = 119,71 gram
Berat kering = 115,83 gram
Rumus = LOD (%)
x 100%
=
x 100%
=2,7 %
2. Formula II
Berat basah = 113,03 gram
Berat kering = 109,92 gram
Rumus = LOD (%)
x 100%
=
x 100%
=2,4 %
3. Formula III
Berat basah = 113,5 gram
Berat kering = 109,72 gram
Rumus = LOD (%)
x 100%
=
x 100%
=2,9%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Lampiran 8. Perhitungan MC
1. Formula I
Berat basah = 119,71 gram
Berat kering = 115,83 gram
Rumus = LOD (%)
x 100%
=
x 100%
=2,9 %
2. Formula II
Berat basah = 113,03 gram
Berat kering = 109,92 gram
Rumus = LOD (%)
x 100%
=
x 100%
=2,6 %
3. Formula III
Berat basah = 113,5 gram
Berat kering = 109,72 gram
Rumus = LOD (%)
x 100%
=
x 100%
=3,1%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Lampiran 9. Perhitungan Waktu Alir dan Sudut Diam
Rata-rata Tanpa pelicin Dengan pelicin
FI FII FIII FI FII FIII
T (Waktu) 7,72 7,85 8,87 6,06 7,4 7,98
d (diameter) 12,3 11,6 11,8 11,3 11,7 12
h (tinggi) 3,4 3,3 3,6 3,1 3,3 3,4
Kecepatan alir
(g/s) =
=
=12,95
=
=
=12,74
=
=
=11,27
=
=
=16,50
=
=
=13,51
=
=
=12,53
Tan α (sudut
henti) =
=
=29,13°
=
=
=29,64°
=
=
=31,39°
=
=
=28,97°
=
=
=29,64°
=
=
=29,54°
UJI STATISTIK
Waktu alir sebelum ditambah pelicin NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Waktu alir
granul sebelum
ditambah pelicin
N 9
Normal Parametersa,b
Mean 8,1489
Std. Deviation ,56032
Most Extreme Differences Absolute ,258
Positive ,258
Negative -,203
Kolmogorov-Smirnov Z ,773
Asymp. Sig. (2-tailed) ,589
a. Test distribution is Normal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
b. Calculated from data.
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Waktu alir granul sebelum ditambah pelicin
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,648 2 6 ,556
ANOVA
Waktu alir granul sebelum ditambah pelicin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2,411 2 1,206 72,200 ,000
Within Groups ,100 6 ,017
Total 2,512 8
Descriptives
Waktu alir granul sebelum ditambah pelicin
N Mean Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper Bound
F1 3 7,7167 ,10504 ,06064 7,4557 7,9776 7,61 7,82 F2 3 7,8533 ,17559 ,10138 7,4171 8,2895 7,67 8,02 F3 3 8,8767 ,09074 ,05239 8,6513 9,1021 8,78 8,96 Total 9 8,1489 ,56032 ,18677 7,7182 8,5796 7,61 8,96
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Waktu alir granul sebelum ditambah pelicin
LSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
F1 F2 -,13667 ,10551 ,243 -,3949 ,1215
F3 -1,16000* ,10551 ,000 -1,4182 -,9018
F2 F1 ,13667 ,10551 ,243 -,1215 ,3949
F3 -1,02333* ,10551 ,000 -1,2815 -,7651
F3 F1 1,16000* ,10551 ,000 ,9018 1,4182
F2 1,02333* ,10551 ,000 ,7651 1,2815
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
WAKTU ALIR SESUDAH DITAMBAH PELICIN
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Waktu alir
granul sesudah
ditambah pelicin
N 9
Normal Parametersa,b
Mean 7,1467
Std. Deviation ,85855
Most Extreme Differences Absolute ,256
Positive ,215
Negative -,256
Kolmogorov-Smirnov Z ,767
Asymp. Sig. (2-tailed) ,598
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Descriptives
Waktu alir granul sesudah ditambah pelicin
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval
for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
F1 3 6,0567 ,07024 ,04055 5,8822 6,2311 5,99 6,13
F2 3 7,4000 ,05292 ,03055 7,2686 7,5314 7,34 7,44
F3 3 7,9833 ,11060 ,06386 7,7086 8,2581 7,88 8,10
Total 9 7,1467 ,85855 ,28618 6,4867 7,8066 5,99 8,10
Test of Homogeneity of Variances
Waktu alir granul sesudah ditambah pelicin
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,715 2 6 ,526
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
ANOVA
Waktu alir granul sesudah ditambah pelicin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 5,857 2 2,928 439,998 ,000
Within Groups ,040 6 ,007
Total 5,897 8
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Waktu alir granul sesudah ditambah pelicin
LSD
(I) Perlakuan (J) Perlakuan
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
F1 F2 -1,34333* ,06661 ,000 -1,5063 -1,1803
F3 -1,92667* ,06661 ,000 -2,0897 -1,7637
F2 F1 1,34333* ,06661 ,000 1,1803 1,5063
F3 -,58333* ,06661 ,000 -,7463 -,4203
F3 F1 1,92667* ,06661 ,000 1,7637 2,0897
F2
,58333* ,06661 ,000 ,4203 ,7463
The mean difference is signific*. ant at the 0.05 level.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
SUDUT DIAM SEBELUM DITAMBAH PELICIN
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Sudut diam
granul sebelum
ditambah pelicin
N 9
Normal Parametersa,b
Mean 29,9544
Std. Deviation 1,78562
Most Extreme Differences Absolute ,169
Positive ,169
Negative -,144
Kolmogorov-Smirnov Z ,507
Asymp. Sig. (2-tailed) ,960
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Descriptives
Sudut diam granul sebelum ditambah pelicin
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum
Maximu
m
Lower
Bound Upper Bound
F1 3 28,6933 ,81984 ,47333 26,6567 30,7299 28,22 29,64
F2 3 29,7833 2,43611 1,40649 23,7317 35,8350 27,92 32,54
F3 3 31,3867 ,80040 ,46211 29,3984 33,3750 30,89 32,31
Total 9 29,9544 1,78562 ,59521 28,5819 31,3270 27,92 32,54
Test of Homogeneity of Variances
Sudut diam granul sebelum ditambah pelicin
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4,358 2 6 ,068
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
ANOVA
Sudut diam granul sebelum ditambah pelicin
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 11,013 2 5,506 2,279 ,183
Within Groups 14,495 6 2,416
Total 25,508 8
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Lampiran 10. Keseragaman Bobot
FI FII FIII
598 599 601 598 591 605
601 598 607 599 601 601
603 598 598 601 602 604
599 599 597 608 604 598
604 597 597 604 601 598
599 603 599 594 598 607
601 600 605 607 607 600
602 604 603 602 604 601
602 599 609 593 602 600
598 598 597 596 598 601
Bobot rata-rata:
(x): 600,1 mg
SD: 2.222
CV:
X 100%
Bobot rata-rata:
(x): 600,75 mg
SD: 4.734
CV:
X 100%
Bobot rata-rata:
(x): 601,15 mg
SD: 3.660
CV:
X 100%
0,370% 0,788% 0,609%
UJI STATISTIK
KESERAGAMAN BOBOT
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Keseragaman
Bobot Tablet
N 60
Normal Parametersa,b
Mean 600,67
Std. Deviation 3,648
Most Extreme Differences Absolute ,109
Positive ,109
Negative -,099
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Kolmogorov-Smirnov Z ,848
Asymp. Sig. (2-tailed) ,469
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Keseragaman Bobot Tablet
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4,790 2 57 ,052
ANOVA
Keseragaman Bobot Tablet
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 11,233 2 5,617 ,414 ,663
Within Groups 774,100 57 13,581
Total 785,333 59
Descriptives
Keseragaman Bobot Tablet
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
F1 20 600,10 2,222 ,497 599,06 601,14 597 604
F2 20 600,75 4,734 1,058 598,53 602,97 593 609
F3 20 601,15 3,660 ,818 599,44 602,86 591 607
Total 60 600,67 3,648 ,471 599,72 601,61 591 609
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Lampiran 11. Kekerasan Tablet
FI FII FIII
7.59 4.91 7,15
6.78 5.42 7,45
8.23 6.34 7,26
8.10 7.50 6,46
7.30 6.62 7,30
7.65 6.26 6,41
7.13 7.83 7,59
4.84 7.09 6,13
7.09 7.80 6,24
7.32 7.21 6,30
X : 7.203
SD : 0.94356
X : 6.698
SD : 0.98382
X: 6,829
SD: 0.56789
UJI STATISTIK
KEKERASAN TABLET
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kekerasan
Tablet
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 6,9100
Std. Deviation ,85096
Most Extreme Differences Absolute ,184
Positive ,073
Negative -,184
Kolmogorov-Smirnov Z 1,007
Asymp. Sig. (2-tailed) ,263
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kekerasan
Tablet
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 6,9100
Std. Deviation ,85096
Most Extreme Differences Absolute ,184
Positive ,073
Negative -,184
Kolmogorov-Smirnov Z 1,007
Asymp. Sig. (2-tailed) ,263
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Kekerasan Tablet
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,717 2 27 ,498
ANOVA
Kekerasan Tablet
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1,374 2 ,687 ,945 ,401
Descriptives
Kekerasan Tablet
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
F1 10 7,2030 ,94356 ,29838 6,5280 7,8780 4,84 8,23
F2 10 6,6980 ,98382 ,31111 5,9942 7,4018 4,91 7,83
F3 10 6,8290 ,56789 ,17958 6,4228 7,2352 6,13 7,59
Total 30 6,9100 ,85096 ,15536 6,5922 7,2278 4,84 8,23
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Within Groups 19,626 27 ,727
Total 21,000 29
Multiple Comparisons
Kekerasan Tablet
LSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
F1 F2 ,50500 ,38129 ,196 -,2773 1,2873
F3 ,37400 ,38129 ,335 -,4083 1,1563
F2 F1 -,50500 ,38129 ,196 -1,2873 ,2773
F3 -,13100 ,38129 ,734 -,9133 ,6513
F3 F1 -,37400 ,38129 ,335 -1,1563 ,4083
F2 ,13100 ,38129 ,734 -,6513 ,9133
Lampiran 12. Kerapuhan (frialibilitas)
Bobot Awal Bobot Akhir Persen (%)
FI FII FIII FI FII FIII FI FII FIII
11,68 11,69 11,68 11,67 11,67 11,67 0,085 0,014 0,085
11,62 11,62 11,63 11,61 11,61 11,61 0,086 0,086 0,171
11,64 11,67 11,64 11,62 11,65 11,63 0,171 0,001 0,086
UJI STATISTIK
KERAPUHAN TABLET
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kerapuhan
Tablet
N 9
Normal Parametersa,b
Mean ,08722
Std. Deviation ,057931
Most Extreme Differences Absolute ,286
Positive ,286
Negative -,262
Kolmogorov-Smirnov Z ,859
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Asymp. Sig. (2-tailed) ,452
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Oneway
Descriptives
Kerapuhan Tablet
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval
for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
F1 3 ,11400 ,049366 ,028501 -,00863 ,23663 ,085 ,171
F2 3 ,03367 ,045786 ,026434 -,08007 ,14740 ,001 ,086
F3 3 ,11400 ,049366 ,028501 -,00863 ,23663 ,085 ,171
Total 9 ,08722 ,057931 ,019310 ,04269 ,13175 ,001 ,171
Test of Homogeneity of Variances
Kerapuhan Tablet
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,036 2 6 ,965
ANOVA
Kerapuhan Tablet
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups ,013 2 ,006 2,778 ,140
Within Groups ,014 6 ,002
Total ,027 8
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Kerapuhan Tablet
LSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
F1 F2 ,080333 ,039357 ,087 -,01597 ,17664
F3 ,000000 ,039357 1,000 -,09630 ,09630
F2 F1 -,080333 ,039357 ,087 -,17664 ,01597
F3 -,080333 ,039357 ,087 -,17664 ,01597
F3 F1 ,000000 ,039357 1,000 -,09630 ,09630
F2 ,080333 ,039357 ,087 -,01597 ,17664
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Lampiran 13. Waktu hancur
FI FII FIII
14.06 10.04 13.7
17.08 10.35 12.35
15.36 10.53 12.55
15.11 11.35 12.15
15.09 11.55 12.10
14.54 12.10 12.21
X = 15.21
SD = 1.031
10.99
0.800
12.51
0.605
UJI STATISTIK
WAKTU HANCUR TABLET
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Waktu Hancur
Tablet
N 18
Normal Parametersa,b
Mean 12,9011
Std. Deviation 1,95759
Most Extreme Differences Absolute ,182
Positive ,182
Negative -,090
Kolmogorov-Smirnov Z ,773
Asymp. Sig. (2-tailed) ,588
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Oneway
Test of Homogeneity of Variances
Waktu Hancur Tablet
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,563 2 15 ,581
ANOVA
Waktu Hancur Tablet
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 54,802 2 27,401 39,730 ,000
Within Groups 10,345 15 ,690
Total 65,147 17
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Waktu Hancur Tablet
LSD
(I)
Perlakuan
(J)
Perlakuan
Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
F1 F2 4,22000* ,47947 ,000 3,1980 5,2420
F3 2,69667* ,47947 ,000 1,6747 3,7186
F2 F1 -4,22000* ,47947 ,000 -5,2420 -3,1980
Descriptives
Waktu Hancur Tablet
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
F1 6 15,2067 1,03103 ,42092 14,1247 16,2887 14,06 17,08
F2 6 10,9867 ,79987 ,32654 10,1473 11,8261 10,04 12,10
F3 6 12,5100 ,60514 ,24705 11,8749 13,1451 12,10 13,70
Total 18 12,9011 1,95759 ,46141 11,9276 13,8746 10,04 17,08
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
F3 -1,52333* ,47947 ,006 -2,5453 -,5014
F3 F1 -2,69667* ,47947 ,000 -3,7186 -1,6747
F2 1,52333* ,47947 ,006 ,5014 2,5453
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Lampiran 14. Gambar kangkung darat (Ipomea Reptans poir)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Lampiran 15. Gambar Tablet Kangkung Darat (Ipomea Reptans poir)
Formula I
5%
5
Formula II 7%
Formula III 10%
110109%10%