Download - Pembahasan Air Tawar
4.2. Pembahasan
4.2.1. Morfologi Tumbuhan Air Tawar
a. Dactyloctenium aegyptium
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : Dactyloctenium
Spesies : Dactyloctenium aegyptium
Rumput ini berumur 1 tahun dengan pangkal batang yang merayap atau
sering bercabang, tingginya mencapai 0,1-0,6 m. bulirnya seringkali berjumlah 1-
7, tangkai bulirnya memiliki bulu yang panjang, anak bulirnya berselang seling.
Sekam menempel kuat berbentuk perahu, berwarna kecoklatan. Benang sari
berjumlah 3, kepala sarinya kecil dan berwarna kuning. Tangkai putik berjumlah
2, dan berwarna putih. Rumput ini biasanya tumbuh di daerah yang bermusim
kemarau.
Morfologi Tumbuhan
a) Akar
Akar tapak jalak (Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt.) merupakan
sistem perakaran serabut. Akar tapak jalak memiliki banyak percabangan dan akar
tapak jalak memiliki banyak anak cabang akar, akar tapak jalak memiliki rambut-
rambut halus. Akar tapak jalak tumbuh memanjang dan menyebar di dalam tanah.
b) Batang
Batang tapak jalak (Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt.) tidak berongga
dan tidak berbulu, bentuknya bulat sedikit tertekan, tumbuh menjalar dengan
ujung tumbuh tegak atau miring, pada buku-bukunya tumbuh akar serabut dan
terbentuk tunas-tunas baru, batangnya yang tegak membentuk bunga tingginya 7-
60 cm, buku-bukunya tidak berbulu.
c) Daun
Daun tapak jalak (Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt.) berbangun daun
garis, tidak menyempit di bagian pangkal, ujungnya runcing, tepi daun bagian
pangkal ditumbuhi bulu berwarna bening, permukaann daun datar atau agak
bergelombang berbulu panjang tapi jarang, berukuran panjang 2-28 cm dan
lebarnya 3-10 mm.
d) Bunga
Bunga tapak jalak (Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt.) sumbunya tak
berbulu berwarna hijau terlihat kontras dengan warna sekam buliran yang coklat
kemerah-merahan, tidak berbulu, berbentuk agak tajam pada bagian punggung.
Benang sari berwarna kuning atau keputih-putihan. Putik berwarna putih dan
berbentuk sempit.
e) Buah
Buah tapak jalak (Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt.) berbentuk perahu
yang tertekan dan meruncing. Buah tapak jalak berbulu seperti janggut pendek,
ukuran panangnya hamper sama dengan lebarnya yaitu 3-5 mm. buah tapak jalak
berwarna coklat kemerah-merahan.
f) Biji
Biji tapak jalak (Dactyloctenium aegyptium (L.) Richt.) yang umumnya
berjumlah tiga sampai enam kadang-kadang sampai tujuh tumbuh di ujung
tangkai bunga membentuk jari (digitarius). Biji tapak jalak panjangnya mencapai
4,5 cm dengan lebar 5-8 mm. Biji tapak jalak memilik sumbu tak berbulu.
b. Eichhornia crassipes
Menurut sistem klasifikasi Cronquist dalam Dasuki (1991), tumbuhan Eichhornia
crassipes (eceng gondok) termasuk:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Suku : Pontederiaceae
Marga : Eichornia
Spesies : Eichornia crassipes
Eceng gondok merupakan tumbuhan yang hidup dalamperairan terbuka.
Mengapung bila air dalam dan berakar didasar bila air dangkal.
Perkembangbiakan eceng gondok terjadi secara vegetatif maupun secara generatif.
Perkembangan secara vegetatif terjadi bila tunas baru tumbuh dari ketiak daun,
lalu membesar dan akhirnya menjadi tumbuhan baru. Setiap 10 tanaman eceng
gondok mampu berkembangbiak menjadi 600.000 tanaman baru dalam waktu 8
bulan. Hal ini membuat eceng gondok dimanfaatkan untuk pengolahan air limbah.
Eceng gondok dapat mencapai ketinggian antara 40 - 80 cm dengan daun yang
licin dan panjangnya 7 - 25 cm. Tumbuhan eceng gondok terdiri atas helai daun,
pengapung, leher daun, ligula, akar, akar rambut, ujung akar, dan stolon yang
dijadikan sebagai tempat perkembangbiakan vegetatif.
Eceng gondok merupakan tanaman yang berakar serabut dan tidak
bercabang, mempunyai tudung akar yang mencolok. Akarnya memproduksi
sejumlah besar akar lateral yaitu 70 buah/cm. Akar panjangnya bervariasi mulai
dari 10-300 cm. Sistem perakaran eceng gondok pada umumnya lebih dari 50%
dari seluruh biomassa 20 tumbuhan, tetapi perakarannya kecil apabila tumbuh
dalam lumpur.
Eceng gondok hidup mengapung bebas bila airnya cukup dalam tetapi
berakardi dasar kolam atau rawa jika airnya dangkal. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8
meter.Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing,
pangkaltangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna
hijau.Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk
tabung.Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga
danberwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut.
Adapun bagian-bagian tanaman yang berperan dalam penguraian air
limbahadalah sebagai berikut:
a) Akar.
Bagian akar eceng gondok ditumbuhi dengan rambut akar yang
berserabut,berfungsi sebagai pegangan atau jangkar tanaman. Sebagian besar
peranan akar untukmenyerap zat-zat yang diperlukan tanaman dari dalam air.
Pada ujung akar terdapatkantung akar yang mana di bawah sinar matahari kantung
akar ini berwarna merah,susunan akarnya dapat mengumpulkan lumpur atau
partikel-partikal yang terlarutdalam air (Ardiwinata, 1950).
b) Daun.
Daun eceng gondok tergolong dalam hidrophyta yang terletak di
ataspermukaan air, yang di dalamnya terdapat lapisan rongga udara dan berfungsi
sebagaialat pengapung tanaman. Zat hijau daun (klorofil) eceng gondok terdapat
dalamkloroplas. Di permukaan atas daun dipenuhi oleh mulut daun (stomata) dan
buludaun. Rongga udara yang terdapat dalam akar, batang, dan daun selain
sebagai alatpenampungan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan O2 dari
prosesfotosintesis. Oksigen hasil dari fotosintesis ini digunakan untuk respirasi
tumbuhandimalam hari dengan menghasilkan CO2 yang akan terlepas kedalam air
(Pandey,1980).
c) Batang
Batang eceng gondok berbentuk bulat menggelembung yang di dalamnya
penuhdengan udara yang berperan untuk mengapungkan tanaman di permukaan
air.Lapisan terluar petiole adalah lapisan epidermis, kemudian dibagian
bawahnyaterdapat jaringan tipis sklerenkim dengan bentuk sel yang tebal disebut
lapisanparenkim, kemudian didalam jaringan ini terdapat jaringan pengangkut
(xylem danfloem). Rongga-rongga udara dibatasi oleh dinding penyekat berupa
selaput tipisberwarna putih (Pandey, 1950).
d) Bunga
Eceng gondok berbunga bertangkai dengan warna mahkota lembayung
muda.Berbunga majemuk dengan jumlah 6 - 35 berbentuk karangan bunga bulir
denganputik tunggal. Eceng gondok juga memiliki ciri-ciri morfologi sebagai
berikut, eceng gondokmerupakan tumbuhan perennial yang hidup dalam perairan
terbuka, yang mengapungbila air dalam dan berakar didasar bila air dangkal.
Perkembangbiakan eceng gondokterjadi secara vegetatif maupun secara
generatif, perkembangan secara vegetatifterjadi bila tunas baru tumbuh dari ketiak
daun, lalu membesar dan akhirnya menjaditumbuhan baru.
Ciri-ciri Fisiologis Enceng Gondok
Eceng gondok memiliki daya adaptasi yang besar terhadap berbagai
macam halyang ada di sekelilingnya dan dapat berkembang biak dengan cepat.
Eceng gondokdapat hidup di tanah yang selalu tertutup oleh air yang banyak
mengandung makanan.Selain itu daya tahan eceng gondok juga dapat hidup di
tanah asam dan tanah yangbasah (Hidayati dan Saefudin, 2003).
Kemampuan eceng gondok untuk melakukan proses-proses sebagai berikut:
a. Transpirasi
Jumlah air yang digunakan dalam proses pertumbuhan hanyalah
memerlukansebagian kecil jumlah air yang diadsorbsi atau sebagian besar dari air
yang masuk kedalam tumbuhan dan keluar meninggalkan daun dan batang
sebagai uap air. Prosestersebut dinamakan proses transpirasi, sebagian menyerap
melalui batang tetapikehilangan air umumnya berlangsung melalui daun. Laju
hilangnya air dari tumbuhandipengaruhi oleh kwantitas sinar matahari dan musim
penanamnan. Laju teraspirasiakan ditentukan oleh struktur daun eceng gondok
yang terbuka lebar yang memilikistomata yang banyak sehingga proses transpirasi
akan besar dan beberapa factorlingkungan seperti suhu, kelembaban, udara,
cahaya dan angin (Hidayati danSaefudin, 2003).
b. Fotosintesis
Fotosintesis adalah sintesa karbohidrat dari karbondioksida dan air oleh
klorofil.Menggunakan cahaya sebagai energi dengan oksigen sebagai produk
tambahan.Dalam proses fotosintesis ini tanaman membutuhkan CO2 dan H2O dan
denganbantuan sinar matahari akan menghasilkan glukosa dan oksigen dan
senyawa-senyawaorganic lain. Karbondioksida yang digunakan dalam proses ini
berasal dariudara dan energi matahari (Sastroutomo, 1991).
c. Respirasi
Sel tumbuhan dan hewan mempergunakan energi untuk membangun
danmemelihara protoplasma, membran plasma dan dinding sel. Energi
tersebutdihasilkan melalui pembakaran senyawa-senyawa. Dalam respirasi
molekul gula atauglukosa (C6H12O6) diubah menjadi zat-zat sedarhana yang
disertai dengan pelepasanenergi (Tjitrosomo, 1983).
c. Xanthosoma sagittifolium
Kingdom : Plantae
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Upafamili : Aroideae
Bangsa : Caladieae
Genus : Xanthosoma
Spesies : Xanthosoma sagittifolium
1. Morfologi Vegetatif
a) Batang
Metamorfosis batang membentuk umbi
b) Akar
Akar dari tanaman keladi berbentuk serabut,putih.
c) Daun
Bangun daunnya berebentuk bangun perisai (peltatus),yaitu mempunyai
tangkai daun yang tidak teratanam pada pangkal daun, melainkan pada bagian
tengah helaian daun. Ujung daunnya meruncing(acuminatus). Pangkal daun
terjadi pada sisi yang sama erhadap batang sesuai letak daun pada batang.
Susunan tulang daunnya menjari dan menyirip. Tepi daunnya bergelombang
(repandus). Daging daunnya seperti kertas (papyraceus). Warna daunnya hijau
muda. Permukaan daunnya licin(Leavis) dan ermukaan daun kelihatan berselaput
lilin pada sisi bawah daunnya. Pangkal daun berbentuk pelepah. Tangkai daun
hijau,bergaris-garis tua atau keungu-unguan, dengan panjang 23-150 cm.Daun
tanaman keladi merupakan jenis daun tunggal dan bergaris tengah 15-30 cm.
2. Morfologi Generatif
a) Bunga
Tanaman keladi berbunga majemuk, dan berbentuk bongkol dan berumah
satu dengan tangkai silindris, yang panjangnya 28-40 cm. Benang sarinya
mengumpul membentuk gada, bermahkota satu dengan helaian berwarna putih.
b) Biji
Pada tanaman keladi tidak ditemukan adanya biji.
c) Buah
Pada tanaman keladi tidak ditemukan adanya buah.
Ciri anatomi dari daunnya yaitu Memiliki stomata; epidermis; parenkhim
palisade; dan jaringan mesofil spon yang tetap dan tidak terdiferensiasi sampai
kuncup mengembang. Sistem vaskulernya tampak jelas pada jaringan awal dalam
ontogeni dar daun, dan tiap area provaskuler yang baru memiliki keaslian melalui
bagian horisontal dari sel. Pada bagian tengahnya melebar dari sel embrionik
daun. Ukuran sel emrionik daun tetap konstan tanpa memperhatikan ukuran
organ. Embrionik daun terdiri dari 5-8 bagian yang tersusun secar teratur seperti
batu-bata; memiliki banyak protoplasma dan sel parenkhim, serta area provaskuler
yang lebih kecil. Pada batangnya memiliki xylem tanpa vessels. Akarnya
memiliki vilamen dan xylem akarnya tersusun dari vessels.
Tanaman keladi ini bertipe tanaman C4, dimana tumbuhan ini mendahului
siklus calvin dengan fiksasi karbon cara lain yang membentuk senyawa berkarbon
4 sebagai produk pertamanya. Kimpul (Xanthosoma nigrum Stellfeld dan X.
SagittifoliumSchott.) adalah jenis umbi talas-talasan asal Karibia dan Amerika
Tengah (Barbados, Guadeloupe, Jamaica, Martinique, Puerto Rico, St. Lucia, St.
Vincent, and Grenadines) dan Amerika Selatan Tropis (Venezuela, Colombia,
Ecuador, dan Peru). Dari tempat asalnya ini kimpul kemudian menyebar
kedaerah-daerah tropika lainnya. Di Indonesia, kimpul kimpul terdapat hampir di
mana-mana, dari daerah rendah sampai pegununggan yang tinggi 1300 m dpl.,
dengan pusat produksi di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur,
Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat. Di Nusa Tenggara Timur terdapat
tersebar, terutama sebagai tanaman pekarangan. Kimpul memiliki nama daerah
yang berbeda-beda, di antaranya: taleus hideung, kimpul bodas, kimpul bejo
(Sunda), kimpul linjik (Jawa), tales campa (Madura).
Kimpul merupakan tumbuhan herba dengan batang bagian bawah yang
membentuk cabang di bawah tanah yang cormel atau sprout. Daun berbetuk
sagitat, berukuran besar, dengan tangkao daun panjang yang dikelirukan sebagai
batang. Rangkaian bunga muncul pada ketial daun sebagai spadix, spathe
berukuran 12-15 cm, yang bagian pangkalnya menutup membentuk ruang sferik
dan bagian atasnya membuka sebagai lamina cembung, spadix silindris, sedikit
lebih besar dari spathe, dengan bunga betina pada bagian pangkal, bunga jantan di
bagian ujung, dan bunga steril di bagian tengah. Daun hidup berlangsung dalam
11 bulan, 6 bulan pertama untuk pertumbuhan batang dan daun, 4 bulan
berikutnya pertumbuhan vegetative berhenti, dan 1 bulan terakhir merupakan saat
rimpang dapat dipanen.
Kimpul (Xanthosoma sagittifolium) adalah jenis umbi talas-talasan. Kimpul juga
disebut sebagai talas Belitung atau Blue Taro dalam bahasa Inggris. Kimpul
termasuk famili Areacea dan merupakan tumbuhan menahun yang mempunyai
umbi batang maupun batang palsu yang sebenarnya adalah tangkai daun.
Umbinya digunakan sebagai bahan makanan dengan cara direbus ataupun
digoreng.
d. Thelypteris sp
Habitusnya atau perawakannya berupa herba. Disebut herba karena pada
tumbuhan ini tangkai daun maupun batangnya berair
Ciri yang mencolok
Thelypteris sp memiliki ciri-ciri khusus yaitu terdapat vernasibergelung,
dimorfisme terdapat sporofil dan tropofil.
1. Akar
Akar tebal, tegak, bersisik, setiap 3 mm memiliki sisik kurang lebih 50,
berwarna coklat, herba, bergerigi pada batas di bagian atas. Tetapi ada yang
mengatakan kalau akar spesies ini adalah serabut.
2. Batang atau stipe
Stipe sampai 50 cm, bersisik padat di dasar, ke atas dibawah umur,
stramineous, sisik menyempit.tetapi ada juga yang mengatakan batang spesies ini
berupa rimpang karena arah tumbuhnya menjalar. Permukaan batang memiliki
ramenta yaitu bentukan seperti rambut atau sisik dengan warna merah kecoklatan.
Batang berwarna coklat dengan ukuran 19 cm dan batangnya bercabang.
3. Lamina
Lamina panjangnya sekitar 1m, tripinnatifid, lanset pinnae, sekitar 70 sampai
20 cm, bertangkai, malai dan malai pinna, beralur pada sorface atas, padat pada
saat muda, lanset pinnules, berekor di pucuk, bertangkai atau sesil, pangkal sedikit
atau tidak penyempitan , 10 kali 2 cm lebih besar, costa berlekuk atau kadang-
kadang menyirip, setiap segmen lonjong, bulat atau sedang tajam pada sebagian
pucuk atau bergigi pada tepi, 7-13 hingga 4 mm, yg mirip kertas, bagian dalam
hijau, kecoklatan pada spesimen kering, jarang berbulu di bawah, costa dan
pelepah dibesarkan di permukaan atas, kurang lebih berbulu.
4. Sori (spora)
Spora bisa dibedakan menjadi dua macam yaitu monolet ( bilateral ) yang
berbentuk seperti biji kacang atau membulat dan trilet
5. Frond (ental)
Tumbuhan paku ini memiliki ental. Bentuk daun memanjang, ujung daun
meruncing, dan tepi daun rata. Berdasarkan kesamaan ukuran daun Thelypteris sp
termasuk anisopil, yaitu daun- daunnya terdiri dari 2 ukuran yaitu yang satu lebih
besar dari yang lain. Daun berwarna hijau, permukaannya halus, dan tekstur daun
seperti selaput.
e. Heliotropium indicum L
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermathophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili :Boraginaceae
Genus : Heliotropium
Species : Heliotropium indicum L. (Anonim,2009).
Tumbuhan ini berupa tumbuhan herba annual yang tingginya 20 – 80 cm.
akarnya serabut, berwarna putih kotor. Batangnya bulat, berambut kasar
menyerupai duri dan berwarna hijau. daunnya tunggal, tersebar, tanpa daun
penumpu, tangkai bulat berlekuk, berambut kasar, panjang 5 -15 cm, berwarna
hijau, helaian daun berbentuk oval, panjang 10 – 18 cm, lebar 6 – 15 cm, tepi
bergerigi atau beringgit, permukaan daun bagian atas dan bawah berambut halus,
ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan daun tegas, permukaan kasar, berbulu
dan berwarna hijau. berbunga Majemuk, bentuk bulir, bersifat simos ganda,
tergulung di ujung batang atau cabang, berkelamin dua, kelopak berbagi, benang
sari lima, tangkai sari tidak sama panjang, mahkota tersusun dari lima daun
mahkota yang berlekatan, dalam kuncup yang terpilin, tajuk mahkota tidak
simetris, duduk di atas pangkal buah dan berwarna putih. Buah kendaga, bentuk
bulat, bergerigi, keras dan berwarna hijau. Bijinya kecil, berbentuk bulat dan
berwarna hitam.
1. Akar (radix)
Sistem perakaran pada tumbuhan Heliotropium indicum L. adalah serabut,
yaitu jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian
disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar
dari pangkal batang, warna akar putih kotor (Tjitrosoepomo,1985).
2. Batang (Caulis)
Tanaman Heliotropium indicum L. atau buntut tikus adalah tanaman liar
yang tumbuh tegak, tinggi 20 -80 cm. Batangnya berbentuk bulat, berambut kasar
menyerupai duri dan berwarna hijau (Nono,2011).
3. Daun ( Folium)
Daun Heliotropium indicum L. merupakan daun tunggal, tersebar, tanpa
daun penumpu, tangkai bulat berlekuk, berambut kasar, panjang 5 -15 cm,
berwarna hijau, helaian daun berbentuk oval, panjang 10 – 18 cm, lebar 6 – 15
cm, tepi bergerigi atau beringgit, permukaan daun bagian atas dan bawah
berambut halus, ujung runcing, pangkal tumpul, pertulangan daun tegas,
permukaan kasar, berbulu dan berwarna hijau (Anonim,2009).
4. Bunga (Flos)
Majemuk, bentuk bulir, bersifat simos ganda, tergulung di ujung batang
atau cabang, berkelamin dua, kelopak berbagi, benang sari lima, tangkai sari tidak
sama panjang, mahkota tersusun dari lima daun mahkota yang berlekatan, dalam
kuncup yang terpilin, tajuk mahkota tidak simetris, duduk di atas pangkal buah
dan berwarna putih (Nono,2011).
5. Buah (Fruktus)
Buah kendaga, bentuk bulat, bergerigi, keras dan berwarna hijau
(Anonim,2009).
6. Biji (Semen)
Pada tanaman Heliotropium indicum L. bijinya kecil, berbentuk bulat dan
berwarna hitam (Tjitrosoepomo,1985).