Download - Paper Makropaleontologi Demospongiae
1. Taksonomi
Phylum Porifera, terbagi ke dalam empat kelas. Keempat kelas tersebut
kemudian dibagi lagi menjadi beberapa ordo dan sub kelas, sebagai berikut :
1. Kelas Calcarea 3. Kelas Demospongia
-. Ordo Homocoela -. Ordo Tertractinellida
-. Ordo Heterocoela -. Ordo Monaxonida
2. Kelas Hexactinellida -. Ordo Keratosa
-. Ordo Lyssacina 4.Kelas Pleospongia
-. Ordo Dictyonina -. Sub-klas Monocyatha
-. Sub-klas Archaeocyatha
-. Sub-klas Acanthocyatha
-. Sub-klas Uranocyatha
2. Ciri – Ciri dan Karakteristik
Gambar 2.1 Salah satu contoh Porifera kelas demspongia (Demospongia haliclona)
Demospongiae ( dalam bahasa yunani, demo = tebal, spongia = spons)
memiliki rangka yang tersusun dari serabut spongin. Tubuhnya berwarna cerah
karena mengandung pigmen yang terdapat pada amoebosit.Fungsi warna diduga
untuk melindungi tubuhnya dari sinar matahari.Bentuk tubuhnya tidak beraturan
1 Paper Praktikum Makropaleontologi Acara “Porifera” Kelas “Demospongiae”
dan bercabang.Tinggi dan diameternya ada yang mencapai lebih dari 1 meter.
Seluruh Demospongiae memiliki saluran air tipe Leukonoid.Habitat
Demospongiae umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di
air tawar.
Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada
yang hidup di air tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup
90% dari seluruh jenis porifera. Contoh Demospongiae adalah Spongia,
hippospongia dan Niphates digitalis.
Gambar 2.2 Niphates digitalis
3. Anatomi
Karena pembagian kelas porifera adalah berdasarkan kerangka tubuhnya
(komposisi zat penyusun, serta ada atau tidak adanya rangka), maka anatomi
tubuh kelas demospongiae, dapat dianalogikan dengan porifera pada umumnya,
dengan koreksi pada bagian kerangka.
2 Paper Praktikum Makropaleontologi Acara “Porifera” Kelas “Demospongiae”
Gambar 3.1 Anatomi Demospongiae
Gambar 3.2 Anatomi tubuh bagian dalam Demospongiae
Untuk mempelajari struktur tubuh porifera Demospongiae, perlu diketahui
beberapa istilah sebagai berikut:
3 Paper Praktikum Makropaleontologi Acara “Porifera” Kelas “Demospongiae”
Bagian Morfologi Porifera (secara umum)
Porous : Lubang
Ferre : Membawa
Metazoa : Bersel banyak
Ostia : Lubang pada dinding yang berfungsi sebagai mulut
Spongocoel : Saluran yang mengalirkan air dari luar ke dalam
Osculum : Mengeluarkan air
Dinding Sponsa
Epidermis / ectodrem dinding luar
Endoderm / gastroderm terdiri dari choanocyte / sel berflagel
Ruang antara Ectoderm dan Endoderm berisi mesenchyme
Didalam mesenchyme terdapat amoebactes ( mengangkut makanan
dan mengeluarkan kotoran )
Sistem Saluran Porifera
Sycon : Endoderm hanya melapisi bagian dalam saluran radier.
Ascon : Endoderm hanya melapisi dinding spongocoel.
Leucon : Endoderm hanya melapisi bagian dalam saluran yang
bercabang.
Rhagon: Endoderm hanya melapisi ruangan tertentu.
Monoaxon: Menyerupai jarum halus.
Triaxon : Memiliki 3 sumbu yang membentuk sudut sama besar, umumnya
memiliki 6 jarum.
Tetraxon : Terdiri 4 jarum yg membentuk sudut sama besar, 3 jarum
diantaranya terletak dalam satu bidang, sedang satu jarum tegak lurus
terhadap bidang.
Polyaxon : Terdiri dari banyak jarum, terpencar kadang menyerupai bintang.
4. Umur dan Penyebaran Demospongiae
4 Paper Praktikum Makropaleontologi Acara “Porifera” Kelas “Demospongiae”
Awal kemunculan organisme Demospongiae, terdapat pada Eon
Fanerozoikum, Era (kurun) paleozoikum, lebih spesifik lagi pada Zaman
Kambrium tengah – bawah (kira – kira 513 juta – 542 juta tahun yang lalu).
Spons yang termasuk class demospongiae mempunyai penyebaran tempat
hidup yang luas dari perairan tawar sampai dengan perairan laut, khususnya di
perairan laut. Mengingat bahwa Demospongia menghasilkan cahaya sendiri
untuk melindungi tubuh dari cahaya matahari, maka lingkungan hidupnya,
berada di perairan yang masih mendapat energy sinar matahari. Yakni Zona laut
dangkal (neuritic zone).
Wilayah laut yang dangkal antara batas pasang surut sampai kedalaman 200
meter. Zona ini kaya akan ikan dan tumbuh-tumbuhan laut, karena masih
terdapat sinar matahari yang menyebabkan fotosintesis dapat berjalan baik
(matahari dapat menembus air laut hingga kedalaman 90 meter). Pada zona ini
pula plankton dapat tumbuh dengan subur karena terdapat banyak oksigen, dan
masih terdapat ombak yang menyebabkan tersebarnya plankton sebagai makanan
utama ikan.
5. Aplikasi dan Manfaat
Kelas Demospongiae, dapat digunanakan untuk menentukan umur batuan, dan
tipe ekologi sekitar tempat fosil ditemukan. Namun, pada umumnya, kelas ini
sulit ditemukan dalam tubuh fosil. Dikarenakan tidak memiliki bagian keras,
yang merupakan salah satu syarat pemfosilan. Implikasinya adalah, batuan
tersebut telah ada sejak zaman Kambrium, dan kondisi lingkungan tersebut pada
zaman dahulu merupakan lautan dangkal (Zona Neuritic).
5 Paper Praktikum Makropaleontologi Acara “Porifera” Kelas “Demospongiae”
Gambar 5.1 Demosponge Fossil, Miamiamplia vasiforma, di posisi peretumbuhan
sepanjang dinding kanal di pinggiran kota Miami
6 Paper Praktikum Makropaleontologi Acara “Porifera” Kelas “Demospongiae”
DAFTAR PUSTAKA
http://ateisindonesia.wikidot.com/zaman-geologis (Diakses 24 Oktober 2010)
http://paleontologi3b.blogspot.com/2009_12_01_archive.html?
zx=a918a5d704fc2dd6 (Diakses 24 Oktober 2010)
http://www.google.co.id/imglanding?
q=miamiamplia+vasiforma+fossil&um=1&hl=id&client=firefoxa&sa=N&rls=org.m
ozilla:enUS:official&biw=1366&bih=578&tbs=isch:1&tbnid=312PaLUnBKnguM:&
imgrefurl=http://soundwaves.usgs.gov/2007/07/&imgurl=http://
soundwaves.usgs.gov/2007/07/fossilsponges_kcunLG.jpg&zoom=1&w=600&h=841
(Diakses 24 )ktober 2010)
7 Paper Praktikum Makropaleontologi Acara “Porifera” Kelas “Demospongiae”