Download - Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
1/120
_ .
I
t-
-7--4
oo
o
\--
,,,m,^mahami
rffiiirrin
e@{q
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
2/120
f
a
1
I
*
,
i
E
a
r
q
ea
{u
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
3/120
/--
Dipersembahkan
kepada:
lstri tercinta
:
Eva
Lusiane
Anak tersayang : Erwin William
Orang
tua
terkasih
:
Bapak
lr.
Suhandi
Jusuf
&
lbu
Herlina
Kakak terkasih :
lr.
Rudy Jusuf,
M.T.
lr.
Diana Jusuf,
M.T.
lr. Henky
Jusuf
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang mengutip atau
memperbanyak
sebagian
atau seluruh
isi
buku
ini
tanpa izin tertulis dari
penerbit.
lsi
di
luar tanggung
jawab
percetakan.
Ketentran pidana
pasal 72
UU
No.
l9tahun
2002
1.
Barang siapa
dengan
sengaja dan
tanpa
hak
melakukan
perbuatan
sebagaimana
dimaksud dalam
pasal
2
ayat
(1)
atau
pas.
I
49
ayat
(1)
dan ayat
(2)
dipidana dengan
pidana
penjara paling
singkat
'l
(satu)
bulan
dan/atau
dendapalin-gsedikitRp1.000.000,00(satujuta rupiah) ataupidanapenjara
palinglamaT(tujuh)
tahundan/
atau
denda
paling
banyak Rp 5.006.
J0.000,00
(lima
miliar rupiah).
2.
Barang siap
.qan
sengaja
me.
yiarkan,
memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada
umum
suatu
Ciptaan atau.oaung
ha',1
pelanggaran
Hak Cipta
atau
HakTerkait sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(1),
dipr-na
dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima)
tahun dan/atau denda paling
banyak
Rp
500.000.000,00
(limaiatus juta
rupiah).
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
4/120
lS
'
eB
reH
J
rP
e
{
uP
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
5/120
MEMAHAMI
KONTRAK KERJA
MEMBANGUN
RUMAH
Penyusun:
Tony
Jusuf
Erna
Himawati
Foto sampul:
Anggoro W.
Foto ilustrasi:
Anggoro W., Farry Paimin
Lokasi
pemotretan:
Bumi Mutiara,Vila
Nusa
lndah
llustrator:
Tony .lusuf, J. Sugito
Penerbit:
Penebar Swadaya
Wisma
Hijau, Jl. Raya
Bogor Km.
30 Mekarsari, Cimanggis,
Depok
16952
Tel
p.
(02
i
)
87 29060,
87 2906 1 Fax.
(02
1
)
877
1
1 277
Http
:
//wwwgaleribuku.com
E-mail
:
Pemasaran
:
Niaga
Swadaya, Jl. Gunung
Sahari lll/7, Jakarta
i 061 0
Telp.
(02
1
)
4204402, 4255354; Fax.
(02
1
)
421 4821
Cetakan:
l.
Jakarta,
Januari
2007
lsBN
979-26-3626-9
SH
BOO6
.3as)
i€A
MILIK
Badan
PerPuttak'an
ProPinri
Jawa
Timrrr
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
6/120
l
n1
pu
iL
P
O
ua
O
5
o
g
a
s
B
9
u
y
9vy
N
N
,
ns
e
dd
B
g
s
e
v
,sogw
€
6
e
eu
g
g
leu
e
a
V
t
vy
N
wd
z
z
uP
g
u
1
n
a
C
0
ua
6
uaa
nn
B
g
e
V
I
9
U
VNudW
gvv
r
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
7/120
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
8/120
r
*
NU
hqA
u
ep
'u
uaa
a
n
lLa
'u
np
e
e
I
l
1
p
t
q
1
as
N
'1
)a
W
wu
ns
I
u
ea
'e
u6
uea
qe
eaa
D
u
eu
lee
o
pe
a
a
'6
ae
e
aa
n
a
u
a
a
e
'ua
ua
e
p
)ee
e
ee
e
e
W
e
e
'sa
e
a
6a
e
leu
n
o
ee
le
'6
ea
e
e
q
1
eu
e
sea
'
;
a
o
q
e
ln
6
le
l
e
u
ne
e
pa
e
n
PP
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
9/120
Dari
hal-hal
tersebut
di atas
dapat
dilihat
betapa
pentingnya
penyusunan
kontrak
kerja
konstruksi
dalam
suatu
proyek
pembangunan rumah
yang
nantinya
akan
berdampak
pada
kepuasan
masing-masing
pihak,
baik
pihak
konsumen
(pemilik
rumah)
maupun
pihak
pemberijasa
konstruksi
(pemborong)'
pemilik
rumah
tentunya
tidak
ingin
kualitas
bangunan
rumahnya
dicurangi
oleh
pemborong,
misalnya
adanya
penurunan
mutu atau
kualitas
material
maupun penurunan
kualitas
pekerjaan. Pemilik
rumah
juga
tidak
ingin
bila
waktu
penyelesaian
proyek
pembangunannya
mengalami
kemunduran
atau tidak
sesuai
dengan
perjanjian
dalam
kontrak
kerjanya'
pemborong
juga
tentu
tidak
ingin
dituntut
pemilik
rumah
untuk
menaikkan
kualitas
material
dan
pekerjaan meskipun
sebenarnya
kualitas
material
dan
hasil
pekerjaannya
telah
sesuai
dengan
yang
diucapkan
pemborong
kepada
pemilik
rumah.
pemborong
juga tidak ingin
bila
terjadi
keterlambatan
pembayaran
termyn
atau
angsuran
borongan
proyek
pembangunan
oleh
pemilik
rumah.
Atas dasar
pemikiran tersebut
maka
buku
ini
disusun
sebagai
salah
satu
contoh
acuan
sarana
yang menjembatani
keinginan
pihak
pemilik
rumah dengan
pihak
pemborong.Tujuan
lain adalah
memberikan
masukan
kepada
pihak pemilik rumah
dan
pihak
pemborong agar
lebih
jelas
dan
detail
dalam
menyusun
sebuah
kontrak
kerja konstruksi. Adanya
kontrak
kerja
tersebut dapat
mencegah
dan
mengurangi
hal-halyang
dapat
mengakibatkan
perbedaan
pendapat
dari
masing-masing
pihak
dalam
batasan-batasan
yang
umum
atau
wajar.
Sebuah
harapan
besar
dari
seorang
pemborong adalah
memberikan
kepuasan
bagi
konsumennya.
Hal
itu
dilakukan
karena
kebanyakan
pemborong
telah
menyadari
bahwa
promosi dari
mulut
ke
mulut
karena
kepuasan
seseorang
lebih
bermanfaat
dibanding melalui
media
promosi
lain.
Hadirnya
buku
ini
tak
lepas
dari
kekurangan.
Untuk
itu,
penulis
membuka
kesempatan
kepada
khalayak
pembaca untuk
memberikan
saran atau
kritik
membangun
agar
di
masa
mendatang
buku
ini menjadi
lebih
baik.
Jakarta,
November
2006
Penulis
griya
kreasi
*
M*rnlh;rrti
H,lntrak
i{*rit
h,4nmh;rnqun
,tiirltah
* Prakata
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
10/120
l
{
ap
e
lpu
'Le
ea
ne
'uaaaq
'6
uu
e
u
.o
u
4
u
a
'L
a
upaad
e
ze
a
le
{e
Pa
n
.V
.X
O
-
-
S
'nn
lV
I
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
11/120
emakin maju dan berkembangnya
dunia teknologi saat ini berdampak
besar
pada peningkatan
taraf
hidup
masyarakat. Semua
orang
berlomba-lomba
mendapatkan sesuatu
yang
layak
bagi
hidupnya. Salah
satu hal
yang
menjadi
kebutuhan
pokok
selain
pangan
dan
sandang adalah tempat tinggal. Memiliki
tempat
tinggal
atau
rumah
sendiri
menjadi suatu
impian
setiap
orang, terutama
sebuah keluarga. Oleh karena sebagai
kebutuhan
pokok,
tempat
tinggal
mutlak
harus
dipenuhi
walaupun bukan milik sendiri.
Bila
kebutuhan tempat tinggal
tidak
terpenuhi,
kelangsungan
hidup
manusia dapat
terganggu.
Rumah merupakan
tempat tinggal
manusia
beserta
keluarganya
untuk
ber-
teduh
dari terik
matahari
dan terpaan derasnya
hujan
serta
tempat
beristirahat
melepas lelah.
Selain
itu,
rumah
juga
dapat
menaikkan
derajat seseorang ditinjau
dari
segi sosial. Seseorang
tidak
lagi
merasa
malu
atau
minder
dengan
lingkungan
sekitar
bila memiliki
rumah.
Banyak cara
yang dilakukan
seseorang
untuk
mendapatkan rumah
atau
tempat
tinggal, salah satunya
dengan
membangun atau
mendirikannya.
Membangun
sebuah
tempat tinggal
perlu
memperhatikan
beberapa
hal
mempersiapkannya
dengan sebaik-baiknya. Dalam
buku
ini akan dibahas mengenai
pembangunan
rumah
sederhana
yang
terkait
dengan dokumen-dokumen
yang perlu
dipersiapkan
sebelum sebuah
pembangunan
dilaksanakan.
Setiap
orang
pasti
ingin
mendapatkan suatu
rumah
atau
tempat tingga(yang
sesuai
dengan
harapannya,
antara lain
desain
dan
tata
ruang
tepat, konstruksi kuat
dan
kokoh,
lingkungan alam asri dan aman, serta
memenuhi
standar
kesehatan.
Agar
semua
keinginan
tersebut dapat
terpenuhi, tentunya diperlukan
suatu
perencanaan
yang
sangat matang
oleh
setiap
pemilik
bangunan
rumah.
Untuk mewujudkan berdirinya suatu bangunan rumah,
pemilik
umumnya
akan
menyerahkan
pelaksanaan
pembangunannya kepada
pihak
pemborong.
Dalam
griya
kreasi
*
l'ollm;li;tiiii
iirrl:,ii
ririi
i','[itriir;lr]rtijii firirii,lli {<
Mengapa Perlu
Kontrak
Kerja
yang
Baik
I
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
12/120
,
r
*
u
{
'
r
u
le
pea
e
uee
leu
bu
ue
eu
e
ue
leu
e
1
en
q
6
u
1
u
ee
e
ue
ns
)u
e
n
a
1
u
e
e
lL
uaa
ue
a
e
d
le
a
o
a
p
q
s
a
eu
lp
ee
ra
o
a
Il
e
ua
p
na
eu
u
s
1
leu
e
n
ee
ao
'
e
uLe
le
u
a
uee
e
u
le
'O
le
1
e
u
e
snasna
'1
oq
uae
e
e
e
e
>
le
a
unens
leu
e
len
s
a
s
e
leule
q
1e
u
leu
e
n
p
'n
;
e
e
e
a
ue
a
p
ue
l
e
)ua
u
le
l
e
u
n
qeap
eu
p
ud
e
6ee
up
e
l
'e
a
e
)u
e
pa
e
b
1
e
u
le
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
13/120
masing-masing
pihak,
baik
pihak pemilik
rumah
maupun
pihak pemborong.
Selain
hak
dan kewajiban,
tercantum
juga
spesifikasi dan syarat-syarat
pelaksanaan
proyek
pembangunan.
Di
dalam
suatu
kontrak
kerja
konstruksi
terdapat faktor-faktor
yang
mendukung
isi
dari
perjanjian
tersebut.
Ada enam faktor
yang
menjadi
dasar utama
perjanjian,
yaitu
biaya,
mutu
pekerjaan,
waktu
penyelesaian,
force
majeur, metode
pekerjaan,
dan
kondisi lain.
Keenam
faktor tersebut
biasa
disingkat
BMW-FMK.
A.
Biaya
Biaya
atau
dana berperan
sangat
penting
dalam
suatu
proyek
pembangunan
rumah. Umumnya
pihak
pemilik
rumah
menghendaki
biaya
yang
dikeluarkannya
sangat
ekonomis
atau
hemat,
tetapi diperoleh
hasil
berupa
rumah
yang
berkualitas
dan
memuaskan.
Pihak
pemilik
bangunan rumah
harus
dapat mengatur keuangan
yang
ada. Jangan sampai
terjadi
proyek pembangunan
rumahnya
berhenti
di
tengah
jalan
karena
pemilik
rumah tidak dapat mengatur
keuangan
yang
ada.
Untuk itu, seorang
pemilik
rumah
harus dapat
menyesuaikan dana
yang
ada
agar
tidak kurang dari
RAB
(rencana
anggaran bangunan).
Sebaiknya rencana
anggaran
biaya
yang
akan
digunakan dalam
pembangunan
rumah
(RAB)
hanya sebesar
75o/o
dari dana
yang
disiapkan. Hal
ini
perlu
dilakukan
untuk
mengantisipasi bila
terjadi
pekerjaan
tambah.
Pekerjaan
tambah ini
memang sering
terjadi
pada setiap
pelaksanaan pembangunan
rumah.
Dalam
pelaksanaan pembangunan
nantinya,
pemilik
rumah
tentu tidak
ingin
dirugikan
atau
dicurangi
oleh
pihak
pemborong.
Untuk
itu,
sebelum
pembangunan
dimulai,
pemilik
rumah
dapat meminta
RAB
rumahnya
kepada
pihak pemborong.
Untuk
pekerjaan
borongan,
kesepakatan
antara
pihak pemilik
rumah dengan
pemborong
mengenai
biaya
atau dana dan anggaran yang
harus
dikeluarkan
akan
mempermudah kedua
belah
pihak
dalam
bekerja.
Biaya
ini biasanya dikeluarkan
oleh
pemilik
secara bertahap
(per
termyn) sesuai bobot
prestasi yang
dikerjakan
oleh
pemborong.
Jumlah
tahap
pembayaran
ditulis
jelas
dalam
kontrak
kerja, baik
berupa waktu
pembayaran,
jumlah
biaya, serta bobot
prestasi.
Ada
yang
membagi
pembayaran
tersebut
hingga
enam
atau tujuh tahap, ada
pula
yang
kurang
atau
lebih,
sesuai
perjanjian
kedua belah pihak.
Mlt,
lK
Brdao
PerPustellra
griya
kreasi
*
Mrmai:;iriri
K+rir",;lk
(uj,.:
fi,4ei:rhantul
fr*m,tlr
*
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
14/120
lS
6
1
P
lPu
-
n
a
ue
e
6
u
)
a
ea
l
o
un
e
)L
ea
r
qd
ue
u
e
ee
u
un
q
1
e
l
ne
n
u
na
n
e
e
I
e
s
s
r
l
ee
n
e
e
u
s
1
q
e
e
uaa
n
ep
0
np
e
q
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
15/120
lihan atau
penggunaan
bahan-bahan
dan
alat-alat
berkualitas
baik akan
sangat
menentukan
mutu suatu bangunan rumah.
Agar suatu
proyek pembangunan
rumah
berjalan
seperti
yang
diharapkan
maka sebelum dimulainya
pekerjaan
pembangunan
tersebut
terlebih
dahulu
pemilik
rumah
harus memberikan informasi sejelas-jelasnya mengenai tahapan-
tahapan
dan ruang
lingkup
pekerjaan
yang
harus
dikerjakan
oleh
pemborong.
Ada
baiknya
penjelasan
tersebut disertai
gambar-gambar
atau
desain
yang
dilengkapi
dengan detail ukuran
sehingga
nantinya
tidak
ada
kerancuan dalam
pelaksanaan
atau tidak ada
kesalahpahaman mengenai
konsepnya.
C.
Waktu
Penyelesaian
Waktu
merupakan salah
satu
batasan
bagi
seseorang dalam melakukan
aktivitas, termasuk
juga
suatu proyek
pembangunan
rumah.
Didalam
kontrak
kerja
konstruksi
harus ditentukan
dengan
jelas
mengenaijangka
waktu
yang
diperlukan
untuk
pelaksanaan pembangunan
berikut
masa retensi
atau
pemeliharaannya.
Waktu atau tanggal dimulainya hingga berakhirnya suatu
proyek
pembangunan
rumah harus tertera dalam
kontrak
kerja. Penentuan
waktu
penyelesaian
harus
jelas
sehingga tidak terjadi salah tafsir
di
antara
pemilik
dan
pemborong.
Sebagai
contoh, tertera di dalam kontrak
kerja
konstruksi bahwa
waktu
penyelesaian proyek
pembangunan
rumah selama
300
hari. Waktu
tersebut
masih kurang
jelas
karena
dapat
berarti 300 hari
kalender
atau 300 hari
kerja. Hal
yang
sama
pun
perlu
dilakukan
pada
masa
retensinya.
Bila
pemilik
rumah sudah
menentukan
jangka
waktu
penyelesaian pem-
bangunan dan
pemborong
menyetujuinya
atau
sanggup
melaksanakannya
maka
pihak
pemilik
rumah dapat
segera
mengeluarkan
SPK
(Surat
Perintah
Kerja)
dan
SPL
(Surat
Penyerahan Lapangan). Dengan
adanya SPK
dan
SPL
tersebut maka
pihak
pemborong
dapat segera memulai
pelaksanaan pekerjaan
pembangunannya
sesuai
waktu
yang
sudah
ditentukan.
Tentunya
sebelum
memulai
pemba-
ngunan,
pemborong
sudah
harus mengurus IMB
(lzin
Mendirikan
Bangunan)
dan melaporkannya kepada aparat
setempat
(RT,
RW) serta
kepada
tetangga
di
sekeliling rumah.
griya
kreasi
*
Mrnrahami i{ontrak lier.ia Membangun ftumah * Mengapa
Perlu Kontrak Kerja
yang
Baik0
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
16/120
t
U
a
leu
mA
plp
6
l
o
l
a
u
uae
l
ue
aa
Lp
1
e
euae
uee
ee
e
uea
'u
u
pu
e
6
'q
U
ue
Je
6
u
'u
'
u
e
neee
uep
e
p
p
e
e
E6
rns
leu
e
e
ee
up
ssu
nu
'Le
pp
en
e
1
d
u
1
le
ue
e
ue
eaea
e
neg
6
1e
-p
e
e
n
c
'
t
la
n
a
eup
eeeea
lpe
ne
e
q
d
uue
a
e
d
e
ea
eu
e
unupe
a
lp
e
-
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
17/120
kuat dan
mudah untuk
dibentuk.
Dalam
hal ini diperlukan
adanya
gambar
arsitek,
gambar
sipil,
dan
gambar
instalasi
listrik atau
ME.
Dalam
suatu
proyekpembangunan rumah,antara pemilikrumah
dan
pemborong
perlu
adanya
kesepakatan
mengenai
metode
pekerjaan
yang
akan
digunakan
nantinya, apakah
pemilik
menginginkan
metode
manual atau
menggunakan
alat-
alat berat.
Perlu dipahami
bahwa betapa
lamanya
penyelesaian
suatu
pekerjaan
bila
semua
pekerjaan
dikerjakan
secara
manual.
Dari
hal-hal tersebut
dapat disimpulkan
bahwa
metode
pekerjaan
yang
dipergunakan
akan
sangat
berpengaruh
pada
biaya,
waktu,
dan mutu
suatu
pekerjaan.
Sebagai
contoh,
pengadukan
campuran
semen
dan
pasir
memang
dapat dilakukan
secara
biasa
(manual)
ataupun
dengan
alat
berat
(adukan
molen).
Namun,
suatu
pondasi
bangunan
rumah akan
menjadi
lebih
kuat
bila
pengadukannya
dilakukan
dengan
alat
berat
(adukan
molen) dibandingkan dengan
adukan biasa.
Dengan
menggunakan
alat
berat
akan
diperoleh
campuran adukan
yang
"matang".
Setiap
tahapan
pembangunan
rumah
harus dijelaskan
spesifikasi
kerja
dan
persyaratan pekerjaannya.
Dengan
metode
pekerjaan
yang
benar
serta
sesuai
ketentuan
dan
kesepakatan
antara
pemilik
rumah dan
pemborong
maka diha-
rapkan
nantinya
akan
diperoleh
suatu
hasil
bangunan
yang
sesuai
harapan
pemilik
rumah.
F.
Kondisi
Lain
Dimaksud
dengan
kondisi
lain adalah
segala
sesuatu
yang
belum
diatur
dalam
kontrak
kerja
konstruksi
ataupun
perubahan-perubahan
yang
dipandang
perlu
oleh
kedua belah
pihak,
baik
perubahan
pekerjaan
tambah atau
pekerjaan
kurang maupun perubahan
spesifikasi
penggantian bahan bangunan.
Semua
hal
mengenai
kondisi
lain
tersebut
diatur
lebih
lanjut dalam
surat
perjanjian
tambahan.
Surat
perjanjian
tambahan
merupakan
bagian
yang
tak terpisahkan
dari kontrak
kerja
konstruksi
yang
dibuat sejak
awal.
12
griya
kreasi
*,<
Menrahami l(untrak
l(rrj,r Mrmh,rrurturr
lluulnh * Mengapa Perlu
Kontrak Kerla
yang
Baik
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
18/120
Y
{
E
Aa
leula
'nea
e
n
u
e
.
'ea
le
e
e
'o
eee
k
'ee
6
1
e
e
e
t
e
e
PP
uu
{
z
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
19/120
ada dasarnya
manusia
merupakan
makhluk sosial.
Artinya, manusia
tidak dapat
hidup tanpa
bantuan orang
lain. Sebagai
makhluk sosial,
manusia
berhubungan
satu sama lain,
saling
bekerja sama,
bantu-membantu
dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Masing-masing
mempunyai
kebutuhan
hidup
sendiri-sendiri
yang
terkadang
sama ataupun berbeda
satu
dengan
lainnya. Bila keperluan, kepentingan,
atau
kebutuhan
seseorang
searah
atau
sama
dengan orang
lain
maka dengan
saling bekerja
sama
tujuan
manusia untuk
memenuhinya
seakan
lebih mudah
dan
cepat tercapai.
Sebaliknya
bila kepentingan
atau
kebutuhan
tersebut berbeda atau
bahkan
adakalanya bertentangan
maka
hal
itu dapat
menimbulkan
pertikaian yang
nantinya
akan
mengganggu
keserasian
hidup
bersama.
Adanya ketidakseimbangan
tersebut dapat
menimbulkan
perselisihan
atau
permasalahan.
Menyikapi hal-hal tersebut
dibuatlah
peraturan-peraturan
atau
norma-norma
untuk
mengatur
hubungan antarmanusia.
Peraturan-peraturan tersebut nantinya
akan dijadikan
pedoman
sehingga dapat
diketahui
perbuatan
mana
yang
boleh
ataupun
tidak
boleh dilakukan.
Norma
hukum diciptakan
oleh
pemerintah yang
ditujukan
kepada
masyarakat. Dengan
norma hukum tersebut maka hal-hal
yang
dapat
menimbulkan
kekacauan,
ketidakseimbangan,
pertentangan,
maupun
kerugian bagi orang
lain dapat dicegah
dan
diatasi. Agar setiap orang
mau
mematuhinya,
norma hukum tersebut
mempunyai
sanksi
yang
bersifat tegas dan
nyata
bagi setiap orang
yang
melanggarnya.
Hal
yang
sama
terjadi
dalam dunia
jasa
konstruksi karena memiliki
beberapa
pihak
yang
saling
terkait untuk
satu
tujuan
yang
sama. Adanya beberapa
pihak
yang
saling berhubungan untuk
mewujudkan
berdirinya suatu
rumah
maka
sangat
diperlukan adanya
norma hukum.
Norma hukum
ini nantinya menjadi
landasan
atau
dasar
dalam
suatu
pembuatan
kontrak
kerja konstruksi. Pembuatan
suatu
kontrak kerja harus berdasarkan
pada
hukum,
bukan
pada
kekuasaan belaka. Hal
ini
berarti
kekuasaan
pemilik
rumah maupun
pemborong
dibatasi oleh hukum.
14
griya
kreasi * Memahami
Kontrak Kerla Membangun
fiumah
* Aspek Hukum dan Dasar-Dasar Kontrak Kerja
-
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
20/120
-
S
IH0
E
lP
Pe
n
la
ueep
ae
p
u
un
e
I
ee
u
ea
eu
ee
'ed
ao
le
p
p
a
u
e
e
'e
o
a
a
a
l
ru
e
s
a
eu
e
nn
a
'd
E
)
p
'u
peu
e
a
e
ue
le
pp
u
e
a
leu
u
g
e
u
n
a
e
e
s
e
ns
e
n
v
'u
l
'e
e
p
p
e
dp
rns
a
leu
e
e
la
s
a
e
e
s
ea
eu
ee
a
ep
e
na
'u
6
ee
e
e
e
u
e
1
1e
a
n
b
e
a
a
eeue
I
u
e
a
e
ene
I
e
eud
)
u
p
e
ed
e
ee
e
u66
a
e
e
u
eu
a
u
n
o
e
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
21/120
Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata
dan Hukum Dagang.
Hukum
perdata
adalah
hukum
yang
mengatur hubungan
hukum
antara orang
yang
satu
dengan
yang
lain dengan menitikberatkan
pada
kepentingan
perseorangan.
Sementara
hukum
dagang
adalah
hukum
yang
mengatur
hubungan hukum
antara
manusia
dan
badan-badan hukum
yang
satu
dengan
lainnya
dalam dunia
perdagangan.
Suatu
perjanjian
adalah suatu
peristiwa
bahwa
seseorang
berjanji
kepada
orang
lain
ataupun
dua
orang berjanji
akan sesuatu
yang
mengakibatkan
timbulnya
suatu
perikatan.
Sementara suatu
perikatan
adalah
suatu hubungan
hukum antara
dua
orang atau
pihak.
Dengan
perikatan
tersebut
pihak
yang
satu berhak menuntut
sesuatu hal dari
pihak
lain dan
pihak
lain berkewajiban memenuhi
tuntutan
tersebut.
Hubungan hukum
berarti
hak
dijamin
oleh
hukum atau
undang-undang
yang
bila tidak dipenuhi dapat dituntut
di
muka hakim
atau
pengadilan.
Dalam
perwujudannya,
perjanjian
dapat menyangkut
hal tertulis
dan tidak tertulis.
Perjanjian atau
persetujuan
tertulis disebut kontrak kerja.
2. Sistem dan azas
perjanjian
Perjanjian
di
lndonesia
berdasarkan KUHPdt/BW
(Kitab
Undang-Undang
Hukum Perdata/BurgerlijkWedboek)yang
menganut sistem
terbuka sehingga
pasal-
pasal
yang
termuat
di
dalamnya merupakan
hukum pilihan.
Hal
ini
berarti
bahwa
pihak-pihak
yang
membuat
perjanjian
akan bebas untuk mengabaikan
ketentuan-
ketentuan
yang
terdapat dalam KUHPdI/BW
asalkan syarat-syarat
sahnya suatu
perjanjian
terpenuhi.
Dalam
hukum
perjanjian,
berlaku suatu
azas konsensualisme
yang
berarti
pada
dasarnya
perjanjian
dan
perikatan
sudah dilahirkan
sejak
pada
detik
pertama
dicapainya suatu
kesepakatan.
Dengan perkataan lain, perjanjian tersebut
sudah
sah
bila
semua
pihak yang
terlibat dalam
perjanjian
tersebut
sudah bersepakat
terhadap hal-hal
pokok perjanjian
tanpa diperlukan lagi
suatu formalitas.
3.
Syarat-syarat
sah suatu
perjanjian
Suatu
perjanjian
dikatakan sah
bila
sudah
memenuhi
beberapa
persyaratan
seperti berikut
ini.
griya
kreasi * Mem;ihami
ltontr"ek l{erja
M*mbangun ftumah
{. Aspek Hukum
dan Dasar-Dasar Kontrak Kerja
6
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
22/120
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
23/120
I
I
I
membayar
ganti
rugiyang
diderita
pemilik
rumah,
membatal kan
perjanjian,
mengalihkan
risiko.
a. Ganti
rugi
Pengertian
ganti
rugi
mencakup
tiga
hal,
yaitu
1)
rugi
biaya adalah segala
pengeluaran
yang
sudah
dikeluarkan
oleh
pemilik
rumah; 2) rugi adalah kerugian
karena kerusakan barang-barang kepunyaan
pemilik
rumah yang
diakibatkan
oleh
kelalaian
pemborong;
3) bunga
adalah
kerugian berupa kehilangan keuntungan
yang
sudah
dibayangkan
atau
diperhitungkan
oleh
pemilik
rumah.
b.
Pembatalan
perjanjian
Pembatalan
perjanjian
merupakan
sanksi hukum bagi
pemborong yang
melakukan
wanprestasi.
Pembatalan
perjanjian
bertujuan
untuk
membawa kedua
belah
pihak
kembali
pada
keadaan sebelum
perjanjian
diadakan.
Bila
suatu
pihak
sudah
menerima
sesuatu
dari
pihak yang
lain, baik berupa uang maupun
barang
maka
hal itu
harus
dikembalikan.
c.
Pengalihan
risiko
Peralihan risiko merupakan
sanksi
hukum
bagi
pemborong
yang
melakukan
wanprestasi.
Dalam
hal
adanya
perikatan
untuk
memberikan
suatu kebendaan
tertentu sejak
perikatan
atau
perjanjian
dibuat atau dilahirkan
maka
sejak terjadinya
kelalaian
yang
berupa
keterlambatan
penyelesaian
bangunan
tersebut
maupun
kondisi
bangunan
yang
tidak
sesuai
dengan
rencana
kerja
akan
menjadi
tanggung
jawab
pihak
pemborong.
Dalam
hal
pemborong
diwajibkan
memberikan bahannya
dan
pekerjaannya
dengan
cara bagaimana
pun
akan musnah
sebelum
pekerjaan
diserahkan
maka
segala
kerugian
menjadi
tanggungan
pemborong,
kecuali
bila
pemborong
telah
lalai
untuk
menerima
pekerjaan
tersebut.
Bila
pemborong
diwajibkan melakukan
pekerjaannya
saja dan
pekerjaannya
musnah maka
pemborong
tersebut
harus
bertanggung jawab
untuk
kesalahannya.
Bila
dalam hal
ini
musnahnya pekerjaan
:
griya
kreasi {. Memahami
Kontrak Kerja
Membangun Rumah * Aspek Hukum dan Dasar-Dasar Kontrak
Kerja
8
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
24/120
5
{
u
a
{
e
*
{
u
la
r
e
ea
1
a
f
u
u
t
e
]
eu
ie
e
J
s
ea
u
e
e
6u
lep
le
I
e
s
ee
)u
e
r
)u
u
t
pa
leu
e
a
lL u
ru
r
u
d
ee
a
)u
p
la
I
u
le
ra
e
ea
{u
u
ln
a
u
le
le
f
6
le
u
n
e
t
6o
>
le
eu
a
e
e
ua
o6
ne
ea
uu
.
le
lne
lp
,oe
e
q
le
le
r
'O
4
ld
'e
I
le
ne
r
M
u
p
6o
PP
uq
r
,
i
I
ee
a
a
I
p
g
6
6
le
u
u
u
1
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
25/120
1.
Pembentukan
kontrak
kerja
Suatu kontrak kerja
dapat
terbentuk
bila
ada
dua
pihak
atau lebih
yang
saling
menyetujui
mengadakan
suatu
transaksi. Namun
demikian,
suatu
persetujuan
hanya
dapat
dilanjutkan
dalam
bentuk
kontrak
kerja
bila
persetujuan
tersebut
paling
tidak
memenuhi
dua aspek
utama,
yaitu
saling
menyetujui
serta
ada
penawaran
dan
penerimaan.
a. Saling menyetujui
Suatu
transaksi
yang
dibuat
harus
disetujui
bersama
oleh
kedua
belah
pihak
(mutualconsent)dan
harus berlaku
terhadap
semua aspekprinsipilyang
menyangkut
persetujuan
tersebut.
Sebagai
contoh,
bila
pemilik
rumah
membuat
persetujuan
dengan
pihak pemborong
untuk
pembangunan
rumah
sederhana,
tetapi
gagar
menyebutkan
suatu
jumlah
harga yang
disepakati
maka
dapat dikatakan
bahwa
kontrak
kerja
tersebut
belum
terbentuk.
Namun,
bila
selanjutnya
mereka
sudah
sepakat
dengan suatu harga borongan
yang nilai
nominalnya sudah ditentukan
maka kesepakatan
tersebut
dapat
dituangkan
ke dalam
suatu
dokumen
(kontrak)
tertulis.
Hal
yang
sama
juga
berlaku
untuk
suatu
persetujuan
yang
menyebutkan
waktu
penyelesaian
pekerjaan.
Secara
umum
persetujuan
yang
disepakati
bersama
harus
bebas
dari
semua
terminologi
yang
berarti
ganda,
karena
dapat
menimbulkan
keragu-raguan
dan
bahkan berpotensi menimbulkan pertentangan. Akibatnya,
masing-masing pihak
akan mencoba
menafsirkan
arti
dan maksud
terminologi
tersebut
sendiri-sendiri.
oleh karena
itu,
sangat
penting
bagi
kedua belah
pihak
untuk
saling
mengerti
dan
memahami
hal-halyang
diharapkan
dan
yang
akan
diberikan
oleh
masing-masing
pihak.
b.
Ada
penawaran
dan
penerimaan
Agar
suatu transaksi
dapat
mencapai
keadaan
bahwa kedua
pihak
yang
terlibat
saling menyetujui
maka
salah satu
pihak
perlu
menawarkan
sesuatu
dan
pihak
lain
memberikan
jawaban
terhadap
penawaran
tersebut.
Jawaban ini
dapat
berupa
penerimaan
penawaran,
penolakan
penawaran,
atau
penerimaan
bersyarat
melalui
proses
negosiasi.
Dalam
jasa
konstruksi,
penerimaan
penawaran
terjadi
bila
pihak
pemilik
rumah
menawarkan pekerjaan
pembangunan
dan
pihak
pemborong
griya
kreasi * Mumaltami
l{nrrtrak Kerja
Menrho:nrtirn ltrumah
{< Aspek Hukum
dan
Dasar-Dasar
Kontrak
Kerja
0
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
26/120
1
u
*
u
IP
PP
la
deuae
;
a
1
leap
a
ee
'ea
le
e
;
e
6
ee
e
e
]
u
u
e
na
a
le
ee
e
e
o
qo
le
onu
e
e
Un
]
euu
u
eae
lep
ea
e
le
ee
O
ee
q
e
a
)u
lee
leae
e
e
'e
1u
e
un
ee
ee
e
'
)u
e
e
u
le
e
uZ
'e
ln
u
l
u
)
ue
e
p
e
e
ea
n
1
1
ea
e
nu
P
6e
e
u
o
ee
ea
I
1
a
e
ee
q
e
lu
o
le
u
e
e
a
a
auaU
u
unu
p
e
a
e
ue
e
uap
a
e
e
e
u
len
'nn
a
Pae
u
ean
ea
eu
6
e
le
e
l
uu
ao
e
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
27/120
kontrakdikatakan
pelanggaran
immaterialbila menyangkutaspek-aspekyang
kurang
atau
tidak
penting
dari suatu
persetujuan.
Misalnya,
seorang
pemborong
yang
tidak
muncul
di
lapangan sebulan setelah kontrak
ditandatangani dikategorikan
sebagai
pelanggaran
material, sedangkan keterlambatan
pembayaran
yang
dilakukan
oleh
pemilik
bangunan dikategorikan sebagai
pelanggaran
immaterial.
b. Pemutusan kontrak
kerja
Sebagai
usaha
untuk
menegakkan isi dan
tujuan
dari suatu
pesetujuan,
pada
umumnya
kontrak
harus
memiliki
klausa-klausa
mengenai
pemutusan
kontrak
kerja.
Pemutusan kontrak
dapat
terjadi
dengan
sendirinya
atau
karena
pertimbangan
lain.
Selesainya
suatu
pekerjaan
dengan
semua
pemenuhan
persyaratannya
mengakibatkan kontrak
selesai.
Demikian
pula
terhadap kegagalan
material
yang
dilakukan
pemborong
yang
oleh
pemilik
rumah
dapat dinilai
membahayakan
kelangsungan
dan penyelesaian
pekerjaan
maka
kontrak tersebut dapat
diputuskan
dengan
pemberitahuan
singkat
atau bahkan
tanpa
ada
pemberitahuan
terlebih
dahulu
kepada
pemborong.
Untuk
pelanggaran
yang
bersifat immaterial
dengan
berbagai
pertimbangan,
pemilik
rumah
dapat memilih untuk
menghentikan
kontrak
kerja.
Tentu
saja
hal
tersebut
harus disertaidengan
ganti
rugi memadai
kepada
pihak pemborong.
Secara
umum,
pihak yang
tidak
melanggar kontrak mempunyai
tiga
pilihan
terhadap suatu
pelanggaran
kontrak
kerja.
Pihak
tersebut dapat menentukan
untuk
membebaskan
atau mengabaikan
pelanggaran,
memilih
untuk memutuskan
kontrak
dengan
sendirinya,
ataupun
mengajukan tuntutan
ganti
rugi
yang
memadai
kepada
pihak
pemborong.
3.
Kerugian
akibat
pelanggaran
kontral
kerja
Terhadap
pelanggaran
kontrak
kerja,
pihak-pihak
yang
dirugikan
berhak
memperoleh
penggantian
kerugian
(compensation).
Bila
satu
pihak
melakukan
pelanggaran
kontrak kerja maka
pihak
lainnya
berhak
mengajukan
penggantian
kerugian
yang
perhitungannya
dapat didasarkan
pada
metode
dasar.
22 griya
kreasi *
lrlr'riiiii';i;ti
l{.ilirtritt.
i rr"i.r
l',ltirib,rlrlliri: ii*rntir
{. Aspek Hukum
dan
Dasar-Dasar
Kontrak
Kerla
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
28/120
E
0d
upn
a
I
ep
n
la
'e
e
lup
uaa
a
b
u
nuea
le
ua
aa
IuLou
ea
ua
ueb
p
dn
)
e
u
e
a
I
e
'
e
e
a
o
u
e
t
une
t
e
e
p
u
aa
s
q
)
r
La
q
'ea
e
I
b
uap
B
e
o
ee
qp
a
1
a
6
a
a
I
o
>
1
edpa
e
r
a
a
;
u
uau
e
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
29/120
&ab
3
Mengenal
Profesi Jasa
Konstruksi
Agar
hemat biaya
t)
Melakukan
sendiritugas
pengawasan
pembangunan
rumah.
2)
Menjadi
perencana
proyek
rumah sendiri.
3)
Menghindarkan
keterlibatan
pihak
lain selain
pemilik
rumah
dan
pemborong
dalam kontrak
kerja.
grlya
kreasi
* l.,4rlr;i:ir,rirri
l,mrir;rE
ii.lll;l
irlrril:,iiitlurr
iiuu;h
lr
Mengenal Profesi Jasa
Kontruksi
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
30/120
s
n
l1
n
d
le
u
e
eu
ea
ue
6
u
leeu
eo
e
s
'e
e
le
leeu
a
ea
sns
d
e
'qn
1
e
ae
e
en
e
e
un
s
C
s
n
e
u
n
ea
e
od
e
E
e
eua
6
le
e
pn
e
le
l
q
e
'ed
6
p
a
en
u
e
ea
e
s
ea
e
a1
e
e
1
e
r
ed
e
ee
n
e
o
e
e>
a
qP
r
q
u
I
n
e
]
e
Ou
ep
e
'u
6
e
s
e
q
le
e
IP
ea
e
aa
e
ee
n
e
e
un
u
ea
qn
e
u
e
u
na
n
e
1
6
e
eq
L
ue
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
31/120
pemborong,
namun dalam suatu kontrak
perjanjian
kerap kali
disebutkan
adanya
keterlibatan dan
peran pihak-pihak
lain.
Aturan mengenai
hak
dan kewajiban
serta
hubungan
pihak-pihak
lain
tersebut
juga
diatur dalam kontrak
kerja
atau
surat
perianjian
tersebut
.Adanya
surat
perjanjian
atau
kontrak kerja
tersebut masing-
masing
pihak
harus menjaga keseimbangan hak dan kewajibannya.
A.
Profesi
dalam
Jasa
Konstruksi
Perusahaan
jasa
(servis)
merupakan
perusahaan
yang
kegiatan
usahanya
bergerak
di
bidang
pemberian pelayanan
kepada konsumen
dengan
tujuan
memperoleh
pendapatan
berupa
imbalan
jasa,
demikian
juga
halnya
dengan
jasa
konstruksi.
Adanya sumber daya manusia dalam suatu
proyek
kegiatan
dengan
tujuan
yang
telah ditetapkan akan menjadi unsur utama
karena merupakan
subyek
yang
nantinya
menentukan
keberhasilan
proyek,
dalam hal
ini
proyek
'pembangunan
rumah
tinggal.
Di dalam dunia
jasa
konstruksi
terdapat beberapa
profesi
jasa
konstruksi
atau
pihak-pihak yang
berliaitan dalam
menyelesaikan
suatu
proyek
pemba-
ngunan
rumah
tinggal.
Adanya kerja
sama
yang
baik antara
pihak-pihak
tersebut
diharapkan akan
mempercepat
dan
niemperlancar
terselesaikannya
suatu
proyek
pembangunan
rumah sehingga
hasil
yang
didapat
akan maksimal.
Berikut
ini
akan
dibahas beberapa pihak yang
terkait
dalam suatu proyek pembangunan
rumah
tinggal.
1. Pemilik
rumah
(ownerl
Pemilik rulnah
merupakan
pihak paling
menentukan
dalam
suatu
proyek
pembangunan
rumah. Tanpa
pemilik
rumah suatu
proyek
pembangunan
tidak
akan ada. Dana
proyek pembangunan
berasal dari
pemilik
rumah
itu
sendiri.
Adapun tugas dan kewajiban serta
hak
dari
pemilik
rumah
sebagai
berikut.
Tugas
dan
kewajiban
pemilik
rumah
Pemilik rumah wajib memberikan keterangan
yang
jelas
mengenaijenis,
luas,
dan batas penugasan serta program dan persyaratan
kerja.
a.
I
26
griya
kreasi
{<
}fl*niai:;rmi
ltorfrak
iirrj* lvknrhanrluri trimah * Mengenal Profesi
Jasa Kontruksi
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
32/120
L
6
{
e
l
qu
lP
e
qn
1g
o
a
s
ed
e
ue
(uZ
'e
d
e
e
Id
ea
sa
L
'e
a
ee
e
le1
6
ea
a
e
lL
'e
e
oee
u
aaa
e
n
e
e
a
u
u
lua
'ea
leu
sep
na
a
Iu
'u
ue
e
le
n
aa
e
a
ree
ae
6a
6
e
e
a
u
a
u
Le
l
1
q
'e
n
p
]
e
q
L
'ue
aa
e
e
lL
'ea
le
o
e
unup
e
n
e
B
uaua
ua
e
e
'
q6
e
IL
'e
un
e
)u
la
n
n
lL
'q
la
ea
e
n
;
u
Bq
aep
q
l
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
33/120
memiliki
SIBP
(Surat
lzin
Bekerja
Perencana)
dan
SIUJK
(Surat
lzin Usaha
Jasa
Konstruksi)
walaupun
tidak
semua memilikinya. Memang
untuk
pembangunan
rumah
sederhana,
pemborong
tidak
perlu
harus
memiliki
surat
izin
tersebut.
Namun,
pemborong
untuk
proyek-proyek
besar
seperti
pembangunan
jalan
tol,
pembangunan
jalan
raya,
atau
pembangunan gedung
perkantoran
harus
memiliki
surat
izin
tersebut. Adapun
tugas
dan
kewajiban
serta hak
dari
pemborong
bangunan sebagai berikut.
a.
Tugas dan kewajiban
pemborong
r Pemborong bertindak sebagai
pelaksana
dari
pekerjaan pembangunan
secara
fisik berdasarkan
gambar
desain dan
spesifikasi
teknis
yang
sudah disepakati
dengan
pemilik
rumah.
r
Pemborong memberikan
pelayanan
jasa
konstruksi
yang
sebaik-baiknya
kepada
pemilik
rumah.
Selama melaksanakan
pekerjaannya,
pemborong
bertanggung
jawab
terhadap
keselamatan
hasil
pekerjaan,
material, alat
kerja
bantu, tenaga
kerja,
dan
segala
hal
yang
berhubungan dengan
pekerjaannya.
t
Pemborong
harus
menyelesaikan
pekerjaannya
sesuaijangka
waktu
yang
telah
ditentukan.
I
Pemborong
bertanggung jawab penuh
kepada
pemilik
rumah
selaku
pemberi
kerja.
r
Pemborong wajib mengikuti instruksi dari
pengawas
atau
pemilik
rumah
yang
berkaitan
dengan
pekerjaannya.
I Pemborong wajib
melakukan
perbaikan
bangunan
selama
masa
pemeliharaan
bangunan
bila
pada
bangunan
yang
telah dibangun
terdapat
kerusakan karena
kasalahan
pekerjaan.
b.
Hak
pemborong
r
Pemborong
berhak
mendapatkan
imbalan
atas
jasa
pekerjaan
yang
telah
dilakukan.
Pemborong berhak memutuskan kontrak
kerja
bila
pemilik
rumah
tidak
membayar angsuran
(termyn)
yang
telah disepakati.
28
griya
kreasi *
tu'irr*.rirar*i
i{orrtral.;
l(erja
Meiri:*nqun
ilum.th
* Mengenal
Profesi
Jasa Kontruksi
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
34/120
6
*
n
u4o
n
u
nu
ld
p
'B
ue
ua
e
a
\
o
I
'en
a
6a
e
e
aI
l
E
'u
l
e
ds
'u
1
s
e
l
a
e
e
'ne
o
e
r
ee
e
l
a
e
;
a
'
lnu
u
-
ee
eeaua
ne
uu
ee
o
a
l
;
)
;
a
n
6o
a
n
e
Ln
e
6
le
q
1e
e
e
n
€
'e
e
ua
le
I
(
'q
I
(
'e
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
35/120
Perencana
arsitek harus memperhatikan
hal-hal
mengenai
persentase
maksimum
luas
lantai
dasar
bangunan, letak
bangunan,
jarak
batas
bangunan,
letak
septic
tank,
dan sebagainya.
Perencana
arsitek wajib membuat
gambar
arsitek sesuai
keinginan
dari
pemilik
rumah.
Gambar arsitek tersebut harus standar,
di
antaranya
berukuran
dasar
kertas
folio
(gambar
lipat)
serta berskala 1 : i00
untuk denah
yang
lebih
kecil
dari 20 m
x
20
m dan berskala
1 :
200 untuk
yang
lebih
luas. +
Perencana
arsitek
bertanggung
jawab
penuh
kepada
pemilik
rumah.
2) Hak
perencana
arsitek
Perencana
arsitek berhak menerima imbalan
sebagai
jasa
atas
pekerjaan
yang
telah
dilakukannya.
4.
Pengawas
Pengawas merupakan
orang
yang
ditugaskan
pemilik
rumah
untuk melakukan
pengawasan
terhadap
pekerjaan
yang
dilakukan
pemborong.
Namun,
umumnya
untuk
pembangunan
rumah sederhana,
pengawas
sangat
jarang
dipakai
karena
pemilik
rumah
diupayakan langsung
sebagai
pengawasnya.
Menyewa
pengawas
berarti pemilik rumah
harus
mengeluarkan
biaya ekstra. Memang
dengan
adanya
pengawas,
kualitas
hasil
pembangunan
yang
diharapkan
dapat terwujud.
Walaupun
demikian,
pemilik
rumah
pun
dapat bertindak
sebagai
pengawas
dengan
terlebih
dahulu harus memiliki
pengetahuan
teknis dan nonteknis
mengenai
pembangunan
rumah. Pengetahuan
ini
dapat diperoleh melalui buku-buku
bacaan
yang
sudah
banyak tersedia di
pasaran.
Adapun
tugas dan kewajiban
serta
hak
dari
pengawas
sebagai berikut.
Tugas
dan kewajiban
pengawas
Pengawas
bertugas untuk mengawasi
atau mengoreksi
setiap
tahapan
pekerjaan
yang
meliputi
biaya, waktu
pelaksanaan,
dan mutu
bangunan agar
sesuai
dengan kontrak
kerja
yang
telah disepakti.
a.
I
30
griya
kreasi * Meirrahami l{orrtrak l{erj;t
it{en:b*i:qLirr Hilrn,rfu
* Mengenal Profesi
iasa Kontruksi
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
36/120
t
pa
10
a
r0d
lp
ua
u
1d
p
e
a
6
e1d
1
'uee
e
>d
u
n
a
ue
0
1
ee
a
le
nep
u
s
n
1
u
'Le
lLp
a
's
ne
a
uO
pn
q
l
a
ed
a
Le
nu
e
re
s
6
u
nuq
e
p
4u
1
>6
e
e
]
le
e
s
1d
e
e
O
n
a
e
{
g
'e
leu
e
ee
r
le
O
lea
'e
qa
e
u
le
s
le
'u
e
6ae
6
'uea
;
u
'Le
eao
I
'q
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
37/120
sendiri
maka
pemilik
rumah
tidak
perlu
menyerahkannya
kepada
pihak
lain.
Hal
ini
dilakukan
semata-mata
hanya
untuk mengurangi
biaya
pengeluaran.
Misalnya
untuk
pembangunan
rumah sederhana,
bila
pemilik
rumah mengerti akan dunia
konstruksi
dan
masih
dapat
mengawasi
sendiri
proyek
pembangunan
tersebut
maka
pemilik
tidak
perlu
memakai konsultan
pengawas
Berikut
ini
akan
dijelaskan
beberapa
hubungan kerja
yang
terjadi
dalam
proyek
pembangunan rumah,
yaitu
antara
pemilik
rumah dengan
beberapa
pihak
yang
terkait.
Bagan
hubungan
kerja
tersebut
harus dimengerti dengan
jelas
oleh
masing-masing
pihak
sehingga
dapat
diperoleh
pelaksanaan
proyek yang
efektif
dan ekonomis.
Hubungan
kerja
tersebut
sebagai
berikut.
1. Hubungan
kerja
pemilik
rumah dan
pemborong
Hubungan
kerja
pemilik
dan
pemborong merupakan hubungan kerja secara
langsung. Dalam
hubungan kerja
ini
umumnya
pihak pemilik rumah
secara
langsung
melakukan
penunjukan
pemborong yang
akan
melaksanakan
proyek
pembangunan. Pemilik rumah
kemudian
menyerahkan semua
tahapan
proyek
pembangunan
rumah
kepada
pihak
pemborong,
mulai dari tahap
perencanaan
gambar
arsitek,
gambar
konstruksi,
serta
gambar
instalasi
listrik dan ME
(mekanikal-
elektrikal)
hingga tahap
pelaksanaan
proyek
pembangunan.
Di sini
pemilik
bertugas
memberikan
keterangan
yang
sejelas-jelasnya
mengenai
jenis, luas
dan
batas
penugasan,
serta
program
dan
persyaratan
kerja kepada
pihak
pemborong.
Hal ini
bertujuan
agar
nantinya
pihak
pemborong
tidak mengalami
kesulitan melaksanakan
konsep
pembangunan rumah
yang
diinginkan
pemilik
rumah. Untuk
hubungan
kerja
ini,
pekerjaan
pengawasan
dilakukan
sendiri oleh
pemilik
rumah, sedangkan
pemborong
bertanggung
jawab
penuh
kepada
pemilik.
Untuk
proyek pembangunan rumah sederhana,
hubungan
kerja seperti
ini sering
digunakan
dan
menjadi
pilihan
bagi
pemilik
rumah.
lni
disebabkan
hubungan
kerja inilah
yang
paling
menghemat
biaya dan
paling
simple
sehingga
sangat
cocok
untuk
proyek pembangunan rumah
sederhana. Semakin
sedikit
pihak
yang
terkait
di dalam
suatu
proyek
pembangunan
maka akan
semakin berkurang
biaya
pengeluarannya.
32
griya
kreasi * M*mailaml
l{ofttrik lirri.t
tu4enlhrnqirn ftum;h
*. Mengenal Profesi Jasa Kontruksi
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
38/120
E
t#
o
le
'
e
O
'e
n
L
l
ea
'e
e
)
en
e
Oq
1
ea
s
I
ea
e
euu
qn
1
q
e
u
q
1e
u
e
)u
e
>
p
e
e
nu
y
ea
le
a
l
qo
n
;
ea
ea
1
q
ausO
]
ee
>
e
ep
ea
nu
ue
e
)u
en
le
eu
6
ea
e
'O
n
l
u
n
1
u
e
q
6
r
aue
6
e
'q1
d
aa
ln
E
eq
4
u
-
?'
I
E+
$a
'n
qe
uu
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
39/120
r.?
,*;1,-'*
: *
l\
/t
,'
Pereflcana
',
\/
-ar,ii
'i',.
:t\.-:)2
3.
Hubungan kerja
pemilik
rumah,
perencana-pengawas, serta
pemborong
Dalam
hubungan
kerja
ini
pemilik
rumah
selaku
pemberi
kerja
mempercayakan
perencanaan
gambar
arsitek
kepada
konsultan
perencana
yang
sekaligus
bertindak
sebagai
pengawas
pelaksanaan
pekerjaan.
Selanjutnya
pihak
konsultan
perencana
akan
menyerahkan
gambar denah atau
desain
rumah kepada
pihak pemborong
yang
sudah
ditunjuk
oleh
pemilik
rumah.
Dalam
hubungan
kerja
ini
bila
ada
hal-hal
yang
kurang
jelas
mengenai
gambar
atau desain
atau
pekerjaan yang
lain
maka
pemborong
dapat
menyampaikannya
langsung kepada
konsultan
perencana.
Di
sini
konsultan
perencana
juga
bertindak
sebagai
pengawas
pekerjaan.
Bila
ada
pekerjaan
yang
tidak
sesuai
dengan
kontrak
kerja maka
konsultan
perencana
berhak
menegur
pemborong.
Oleh
karena
itu,
selain bertanggung
jawab
kepada
pemilik
rumah,
pemborong
juga
bertanggung
jawab
kepada konsultan
perencana
yang
bertindak
sebagai
pengawas
di lapangan.
Adapun
bagan
hubungan
kerja antara
pemilik
rumah, konsultan
perencana-
pengawas,
dan
pemborong adalah sebagai
berikut.
',c**
griya
kreasi
* Mernah;mi
Krntrak
1{rr
ja
Meilh*r;fiun
1lumah *c Mengenal Profesi Jasa
Kontruksi
34
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
40/120
S
*
H
1
peu
I
'e
a
6n
uq
1a
uaa
uo
'e
e
u
a
'u
ep
l
'eP
e
up
n
ne
'6
eeea
e
a
u
e
ea
{u
u
h
'd
r
iH
9
w
5
Y
Y
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
41/120
alam
usaha
mewujudkan
suatu
proyek
pembangunan
rumah tinggal,
seorang
pemilik
bangunan rumah
yang
akan dibangun
benar-benar
harus
dapat
merencanakan
proyek pembangunan
tersebut
secara
matang. Umumnya
pemilik
rumah sederhana
adalah
perorangan
yang
awam tentang
teknik
konstruksi.
Oleh
karena
itu,
mereka
akan
menyerahkan
proyek
pembangunan
rumah tersebut
kepada
pihak
pelaksana
proyek,
yaitu
pemborong.
Dalam
dunia
jasa
konstruksi
dikenal ada
berbagai
jenis
kontrak
kerja atau
perjanjian
kerja.
Masing-masing jenis kontrak
kerja
tersebut
mempunyai ciri
khusus
sendiri-sendiri.
Oleh
karena ada
beberapa
jenis
kontrak
kerja,
seorang
pemilik
rumah
yang
akan
membangun
rumahnya
perlu
memastikan
terlebih
dahulu
jenis
kontrak
kerja
yang
akan digunakan
yang
nantinya
akan disetujui
oleh
pihak pemborong.
Pemilik
bangunan
perlu
mempertimbangkan
jenis
kontrak
yang
cocok dan
sesuai.
lni disebabkan
di
dalam
perjanjian
kerja
harus dijelaskan
jenis
kontrak
yang
akan
dipilih
dan
harga pekerjaan
tersebut.
Berikut
ini
akan dijelaskan mengenai
empat
jenis
kontrak
kerja antara
lain
1)
borongan,
2)
cost
plusfee,3)
kombinasi
(borong
upah),
dan
4)
borongan
per
pekerjaan.
A.
Borongan
Pada
umumnya kontrak
kerja
jenis
borongan
ini
digunakan pada
proyek-
proyek pembangunan rumah
sederhana
atau
pada
pemilik
bangunan
yang
dananya
terbatas.
lni disebabkan
kontrak
borongan
ini merupakan satu-satunya
jenis
kontrak
yang
memberikan
kepastian
terhadap
biaya
yang
akan
dikeluarkan.
Seorang
pemilik
bangunan
akan
menyerahkan
semua
proyek
pekerjaannya
kepada
pihak
pemborong
mulai
dari
perencanaan
gambar, perencanaan
desain,
sampai
pelaksanaan pembangunannya.
36
griya
kreasi
*
idr:rr;ll,irur
i{rrrir;ih
i{e
rjii fu1*iri:'rtqLln
llum;h *
Jenis
Kontrak Kerja
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
42/120
T
n
a
IBu
u
leu
u
se
e
u
6
q
ea
PB
:
'q
l
6
n
Oo
eap
e
e
dp
q
's
a
'u
a
e
p
lL
'6
e
ee
ea
u
ee
e
e
:u
'
uq
e
n
e
le
r
6o
l
eu
a
'nnueq
eP
ee
ea
ea
ue
ne
a
e
ra
da
e
Iu
u
b
a
p
ee
pa
1
a
e
e
u
a
u
1
aa
lnu
upe
da
a
r
ue
e
e
1a
u
e
a
e
a
lee
eu
e
eaa
1
u
eL
a
e
ua
o
e
ee
eo
eu
eu
'ed
aee
a
r
e
o
ep
u
u
e
en
e
b
o
d
uo
1
ee
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
43/120
I
T
mendiskusikannya dengan
pemborong
dan memperhatikan
RAB
yang
sudah
ditetapkan.
Terkadang
untuk
proyek borongan, seorang
pemborong
akan bekerja
asal-
asalan.
Untuk
itu,
pihak
pemilik
rumah
harus
selalu
mengawasi
pelaksanaan
proyek
tersebut.
Sering
pemborong
menaikkan
harga bahan-bahan atau material bangunan.
Proses
pelaksanaan
pekerjaan
akan tertunda
karena harus
menunggu
terselesaika
nnya
perencanaan.
Kesalahan
perencanaan
akan berakibat
fatal
karena akan menghasilkan
biaya ekstra.
Untuk
itu,
perlu
adanya
kompromi
antara
pemilik
rumah
dan
pemborong
agar tidak akan
terjadi
pelaksanaan
pekerjaan
terburu-buru
yang
dapat menyebabkan
kesalahan
dalam
perencanaan
dan
spesifikasi.
B.
Cost Plus
Fee
Ada dua
tipe
yang
berlaku untuk
jenis
kontrak kerja cost
plus
fee,
yaitu
biaya
ditambah
persentase
biaya
dan biaya
ditambah
jasa
tertentu.
Pada
tipe kontrak
kerja
dengan
biaya
plus persentase
biaya,
pihak
pemborong
akan
menerima
pembayaran
atas
pengeluarannya
ditambah dengan
persentase
biaya,
umumnya
sebesar
10olo.
Persentase
biaya
ini
umumnya
untuk
overhead
dan
keuntungan
pemborong.
Biasanya
untuk tipe ini berlaku
jaminan
maksimum
yang
meyakinkan
pemilik
bahwa
biaya total
proyek
tidak
melebihi
suatu
jumlah
tertentu. Sementara
pada
tipe
kontrak
kerja
biaya
plus
jasa
tertentu,
pihak pemborong
tidak
mendapatkan
kesempatan menambah keuntungan
dan
overhead.
Kontrak
kerja
dengan biaya
plus
ini umumnya digunakan bila
biaya
aktual dari
proyek atau
bagian proyek pembangunan tersebut sulit diestimasi
secara
akurat.
Hal
ini dapat terjadi bila
perencanaan
belum
selesai;
proyek
tidak dapat
digambarkan
dengan akurat;
atau
proyek
harus
diselesaikan
dalam
waktu
singkat, sedangkan
rencana dan spesifikasi
proyek
tidak dapat
diselesaikan
sebelum
proses
konstruksi
dimulai.
Pada kontrak kerja
ini
pun pemilik
rumah
perlu
menempatkan staf atau
seseorang
untuk
memonitoring atau
mengontrol kemajuan
pekerjaan
agar dapat
diketahui
biaya-biaya yang benar-benar dikeluarkan
oleh pihak pemborong.
griya
kreasi
* Memahan')i ltorrtr,rk l{e{a fu1*mh;lnqun Surnalt {. Jenis
Kontrak Kerja
8
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
44/120
6
U
*
q
X
a
lpu
'u
uee
p
oe
lL
:
'u
e
b
le
o
p
e
lu
'eea
ru
e
e
'e
e
IL
:u
'n
e
La
eaaa
a
ua
paaa
d
e
la
eu
e
ue
1
u
e
le
s
q
1e
d
lnu
n
uaa
a
)u
O
ln
e
1
e
leu
'q
l
o
dp
1
'u
1
a
e
(
sq
bn
u
n
u
lu
O
e
'u
J
6
o
nenn
e
:
d
'6
ea
eeu
Iu
'u
lee
e
u
)
:
u
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
45/120
r
Pemilik rumah
harus selalu mengawasi
kinerja
pemborong.
Oleh karena merasa
tidak
membeli bahan-bahan
bangunan,
terkadang
pemborong
menggunakan
bahan-bahan bangunan
tersebut
sesuka
hatinya.
r
Bila
pemilik
rumah
lalai atau terlambat
menyediakan bahan-bahan bangunan
yang
diperlukan
maka
hal
ini
akan
memperlambat
proyek
pembangunan
rumah tersebut.
I
Berkenaan
dengan
penyediaan
bahan-bahan
bangunan
tersebut maka
pemilik
rumah akan
mengeluarkan
biaya
tambahan
sebagai
upah angkut
bahan
tersebut.
D.
Borongan
Per
Pekerjaan
Pada
jenis
kontrak
kerja
dengan
metode borongan
per pekerjaan,
pihak pemilik
rumah akan
menyerahkan
pelaksanaan
proyek pembangunan
rumahnya kepada
beberapa subpemborong.
Masing-masing
subpemborong
akan
melaksanakan
proyek
pembangunan
sesuai
unit
pekerjaan yang
dipercayakan.
Hal
yang
utama
dari
kontrak
ini
adalah
penentuan
harga setiap
unit
pekerjaan
sudah
dilakukan
sebelum
pekerjaan
dimulai.
Keuntungan:
r
Pemilik akan
mendapatkan
hasil
bangunan
rumah
yang
berkualitas baik
atau
memuaskan.
r Ada banyak
masukan
positif
dari
masing-masing subpemborong.
Kerugian:
r
Waktu
yang
diperlukan
untuk
penyelesaian
proyek pembangunan
rumah
akan
lebih
lama.
I
Biaya
pengeluaran
untuk
penyelesaian proyek
akan
lebih besar.
r
Sering
terjadi
pembongkaran
untuk
pekerjaan
yang
sudah
selesai.
lni
terjadi
umumnya disebabkan
masing-masing
subpemborong
ingin cepat
menyelesaikan
pekerjaan.
40
griya
kreasi *< ltlkmai:ami
Kuntrak Kerja Mrnrlianqun ilurnair * Jenis Kontrak Kerja
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
46/120
t
'uep
Ie
ua
e
IP
eua
E
'Ee
e
nu
u
e
'
d
6
u
le
u
ue
'se
u
e
1
I
uu
e?
'u
b
(
(
neue
e>
u
a
ee
6
ee
a
e
e
lsm
a
{
u
j
l
y
>
N
n
aN
N
)
H
g
\
a
Y
9
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
47/120
erlu diperhatikan bahwa
suatu bangunan
rumah
yang
akan didirikan
harus
direncanakan
dengan baik
dan
benar agar
dalam
pelaksanaan
nantinya
akan
berjalan
seperti
yang
diharapkan.
Pemilik
rumah
adalah
pihak
yang
meminta
diperjanjikannya
sesuatu
hal
dan
pemborong
adalah
pihak
yang
mengikatkan
dirinya
untuk hal tersebut.
Agar suatu kerja sama
yang
dilandasi
dengan saling
percaya
tersebut berjalan
seperti
yang
diharapkan,
antara kedua
belah
pihak
perlu
mengikatkan
diri. Perikatan
tersebut dituangkan dalam
suatu
bentuk
kontrak kerja. Berikut ini akan dibahas
mengenai
penyusunan
kontrak kerja
dan
kelengkapannya.
A. Penyusunan
Kontrak Kerja Konstruksi
Dalam
penyusunan
kontrak
kerja,
dokumen
kontrak memegang
peranan
yang
sangat
penting
bagi
pengembangan
proyek
konstruksi.
Dokumen kontrak
tersebut
merupakan
jembatan
penghubung antara
citra
konseptual
pemilik
bangunan
dengan kegiatan konstruksi
fisik suatu bangunan seperti
yang
diharapkan
pemilik
rumah.
Pada
setiap
proyek pembangunan
rumah,
penghubung
yang
vital
ini
diselenggarakan
oleh berbagai
pihak.
Umumnya
pembangunan
rumah
sederhana
diselenggarakan
oleh
pemilik
bangunan
rumah
dengan
pemborong.
Adapun
beberapa
dokumen
kontrak
terdiri
dari dokumen
persetujuan
atau
perjanjian,
gambar-ga
m
bar
rencana,
persyaratan pekerjaan,
dan
spesifikasi.
1. Dokumen
persetujuan/perjanjian
Dokumen
persetujuan
atau
perjanjian
(the
agreement) merupakan
dokumen
yang
berisi
penentuan
harga,
cara
pembayaran,
waktu
pelaksanaan
kerja,
dokumen
lain yang
terkait,
dan tanda
tangan
masing-masing pihak.
42
griya
kreasi * fu1*n:,rhn*i i{.nrr1rak Kelia
fu1*ml-r,l*quri ltum*fu
v,.
Menyusun
Kontrak Kerja Konstruksi
dan Kelengkapannya
1
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
48/120
E
6
Eu
u
u0
gu
oa
I
'u
la
a
n
le
p
ea
u
ae
Pu
u
e
s
aa
nee
eu
e
u
ea
qe
a
leu
pua
Ou
;
u
ea
n
'
]
e
e
a
u
-o
u
ln
r
a
a
;
e@
p
n
;
e
a
u
o
e
e
-O
1
eu
d
1
r
np
uaa
r
ep
en
aa
ne
a
e
e
e
u
q
'
(
p
qa
pu
e
qo
le
u
e
1
4
u
e
6
e
e
n
e
ea
ieb
u
n
a
e
u
e
>eue
e
6
a
a
a
e
eu
s
6
e
a
e
eu
a
Pu
ne
dap
nu
ea
ee
e
e
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
49/120
DP
(uang
muka)
10
25
15
40
15
55
15
70
15
85
15
100
7,5
Masa
pemeliharaan
bangunan/retensi
selama
3-6
bulan
2,s
TABEL 1. PEMBAYARAN
ANGSURAN
PROYEK
PEMBANGUNAN
RUMAH
d.
Dokumen lain
yang
terkait
Kontrak kerja merupakan
suatu dokumen
yang
tidak
terlepas
dari dokumen-
dokumen
lain
walaupun dokumen
lain
tersebut
terpisah
dari dokumen
kontrak
kerja.
Dokumen lain
yang
dimaksud dapat berupa
peraturan-peraturan
teknis
pelaksanaan
yang berlaku, seperti
PBI
(Peraturan Beton lndonesia),
PBBI
(Peraturan
Bangunan
Baja lndonesia),
PKKI
(Peraturan
Konstruksi
Kayu
lndonesia), dan
sebagainya. Peraturan-peraturan
teknis
tersebut sangat mengikat
suatu
proyek
pembangunan
rumah.
e.
Tanda
tangan
Elemen terakhir
dan
terpenting
dari suatu kontrak
kerja
adalah
bagian tanda
tangan.
Tanda tangan harus
dilakukan
oleh
kedua
pihak
yang
bersepakat.
Dengan
adanya
tanda
tangan maka dokumen kontrak
kerja tersebut
sudah
mengikat
kedua
belah
pihak
secara
sah
untuk melaksanakan
kewajiban
dan menerima
haknya
masing-masing.
Di
lndonesia
kontrak kerja
memiliki kekuatan
hukum
bila
ditandatangani
di atas
meterai.
44
griya
kreasi
v,<
l4cflah;imi
i{ortruk
iiqria
l',4tmi:;trluil iluin,lh
{. Menyusun
Kontrak
Kerya
Konstruksi
dan Kelengkapannya
eUz
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
50/120
(
s
j
'
l
*q
In
u6a
n
le
-
ne
eu
e
nu
e
a
u
oe
e
u
e
es
6
ee
u
oa
nu
eep
6
o
d
u
e
p
'e
eu
Iu
a
a
e
ns
a
so
a
'eeW)
p
e
su
-
a
6
pp
u
e
e
so
n
u
a
s
e
nu
'ap
P
d
ue
e
n
u
Uu
e
lnu
d
Ie
ep
e
r
uu
en
a
u
e
uo
e
e
e
u
e
6
ea
e
p
e
e
oa
6
n
ea
e
Z
1
o
p
eua
e
-e
6
ea
Z
V
o
ap
se
u
,u
t
e
np
J
p
PUa
aa
'e
aa
1
oa
ens
aq
aa
ua
aa
sou
e
pa
ne
e
nu
u
p
s
a
nn
-n
a
n
e
Le
p
euee
ea
eu
no
e
e
'u
te
e
eu
a
L
u
e
nep
e
e
da
u
P
nea
d
e
e
e1
ue
suu
na
e
en
n
t
ae
qp
u
sn
a
P
n
np
a
w
sd
e
elemen
bangunan
rumah. Namun
demikian,
perlu
diperhatikan
pengaruh
-
8/18/2019 Memahami Kontrak Kerja Membangun Rumah
51/120
penggunaan
skala,
terutama
untuk
gambar-gambar
yang
mengalami
perbesaran
atau
perkecilan. Gambar-gambar
yang mengalami perubahan tersebut
sebaiknya
jangan
menggunakan besaran skala
numeris untuk menghitung
atau menentukan
kuantitas suatu elemen bangunan,
kecuali bila menggunakan
skala
grafis.
Setiap set
gambar
umumnya dimulai dengan daftar sim6ol-simbol standar
dan
singkatan
yang
digunakan.
Setiap
halaman
umumnya dilengkapi dengan
informasi skala
dan tanggal
persetujuan
gambar.
Bagian arsitektural
terdiri
dari
gambar-gambar
yang
memperlihatkan komponen pada tahap
finishing.
Notasi
standar
umumnya digunakan
untuk memperhatikan detail-detail, bagian din-
ding, dan
rencana
lantai.
Gambar
struktural
memperlihatkan
detail
struktural.
Semua
komponen
struktur
utama
diperlihatkan berikut
sambungan-sambungan
utamanya.
Gambar-gambar
mekanikal memperlihatkan berbagai lokasi
instalasi
pipa
dan detail
sambungannya.
Sementara
gambar-gambar
elektrikal
menyajikan
informasi mengenai instalasi
komponen
elektrikal.
3. Persyaratan
pekerjaan
Ada dua
persyaratan yang
harus
diperhatikan
dalam
pelaksanaan pekerjaan,
yaitu
persyaratan
umum dan
persyaratan
khusus.
a.
Persyaratan
umum
Persyaratan umum
menyatakan hak, wewenang,
dan tanggung
jawab
dari
pihak-pihak
yang
terlibat dalam
kontrak kerja
proyek pembangunan
rumah.
Untuk
pembangunan
rumah
sederhana,
pihak yang
terlibat
adalah
pemilik
rumah
dan
pemborong.
Adapun
persyaratan
umum terse