Download - LATIHAN TERAPEUTIK
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
1/78
1
LATIHAN TERAPEUTIK
DITERJEMAHKANDARIBUKUDENGANJUDULPHYSICAL
MEDICINEANDREHABILITATION4THEDITIONHALAMAN403-426
PEMBIMBING :
DR. JALALIN SP.RM
DEPARTEMEN REHABILITASI MEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
2012
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
2/78
ANGGOTA KELOMPOK :
Ajeng Intan Estrie Amanda, S.Ked 04104705279
Dyan Destriyanah, S.Ked 04104705307
Retti Ria Mustika, S.Ked 04104705243
Widya Meiliani, S.Ked 04104705349
Annisa Permatasari, S.Ked 04108705053
Nefvi Desqi Andriani, S.Ked 04108705074Shahmila Serangan, S.ked 04108705098
Istiqlal Miftahul Jannah, S. Ked 04114705048
Tristina, S. Ked 04114705007
Komariah, S.Ked 04114705015
Nevinia Ann Robert, S.Ked 04114708102Santhi.K, S.Ked 04114708100
Virginia Majestika S., S.Ked 04114708086
2
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
3/78
PRINSIP-PRINSIPUMUM
Peningkatan aktivitas fisik dan kemampuan
kardiorespiratori telah terbukti dapat :
1. menurunkan resiko kematian akibat penyakit jantung
koroner dan juga kematian akibat penyebab lain.
2. menunjukkan bahwa menjalankan aktivitas fisik dengan
intensitas sedang secara teratur akan bermanfaat untuk
kesehatan.
setiap orang dewasa di Amerika Serikat melakukan
aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 30 menit,
dianjurkan setiap hari.3
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
4/78
CONT
Prisip dalam menganjurkan latihan :
1. Prinsip spesifisitas dari respon metabolik suatu latihan terjadi
di kelompok otot-otot yang digunakan. Lebih lanjut, bentuk
perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh cara dan intensitasdari latihan.
2. Prinsip periodisasai tercermin dalam pentingnya
menggabungkan istirahat yang adekuat seimbang denganberatnya latihan.
4
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
5/78
SISTEMENERGI
Energi yang digunakan sebagai bahan baker proses
biologis berasal dari penghancuran adenosine
triphosphate (ATP) yang berasal dari simpanan energi
kimiawi dalam ikatan dua fosfat dari molekul ATP.
Ketika melakukan kerja, ikatan dari 2 fosfat akhir lepas
sehingga menghasilkan energi dan panas:
ATPaseATP ADP+Pi+energi
5
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
6/78
SISTEMKREATININFOSFAT
Ketika simpanan ATP yang terbatas hampir habis selamalatihan intensitas tinggi (5-10 detik), sistem kreatinin
fosfat menyediakan fosfat energi tinggi dari kreatinin
fosfat untuk refosforisasi ATP dari ADP:
Kreatinin Kinase
ADP+Kreatinin fosfat ATP + Kreatinin
6
Karena hanya melibatkan satu reaksi tunggal, sistem inidapat menghasilkan ATP dalam waktu yang amat cepat.
Karena suplai kreatinin fosfat di otot yang terbatas,
jumlah ATP yang dapat diproduksi juga terbatas.
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
7/78
GLIKOLISISCEPAT(SISTEMASAMLAKTAT)
Glikolisis menggunakan karbohidrat dalam bentuk
glikogen otot sebagai sumber bahan bakar.
Hasilnya, hanya sedikit ATP yang dihasilkan secara
anaerobik dan asam laktat dihasilkan sebagai hasil
sampingan dari reaksi.
Selama beberapa tahun, Asam laktat dianggap
membatasi aktivitas fisik dengan menumpuk di otot
dan menyebabkan kelelahan dan menurunkan
performa.
Laktat diproduksi dan digunakan secara berkelanjutan
di dalam kondisi aerobic. Ini disebut lingkaran laktat
sel ke sel 7
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
8/78
SISTEMOKSIDASIAEROB
Sistem oksidasi aerob merupakan proses yang
kompleks dan membutuhkan waktu 2 sampai 3 menit
untuk penyesuaian dengan perubahan intensitas
latihan
Kontribusi jalur anaerob (sistem kreatinin fosfat dan
glikolisis) untuk metabolisme energi berbanding
terbalik terhadap durasi dan intensitas dari suatu
aktivitas.
8
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
9/78
LATIHAN KARDIOVASKULAR
Fisio log i K ardiorespirator i
Sistem kardiorespiratori terdiri dari jantung, paru,
dan pembuluh darah.
Tugas utama dari sistem ini adalah mengantar kan
oksigen dan nutrien ke sel, bersamaan dengan
membuang sisa metabolisme untuk mencapai
keseimbangan internal.
9
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
10/78
FUNGSI JANTUNG
Laju Jantung
1. Laju jantung normal saat istirahat adalah sekitar 60-80 denyut permenit.
2. Laju jantung akan meningkat secara linier sesuai pekerjaan danpenggunaan oksigen selama latihan.
3. Laju jantung juga dipengaruhi oleh usia, posisi tubuh, kebugaran, tipeaktivitas, ada atau tidaknya penyakit jantung, obat-obatan, volumedarah, dan faktor lingkungan seperti suhu dan kelembaban.
4. Denyut nadi maksimum selama latihan dapat melebihi 200 kali/m,bergantung pada usia dan beratnya latihan.
5. Pada latihan dinamis, denyut nadi meningkat sebanding denganbeban kerja relatif. Denyut nadi maksimum (HR
max
) menurunbergantung pada usia, sedangkan pada pria dan wanita sehat dapatdiperkirakan dengan rumus berikut: HRmax = 220 usia.
6. Terdapat variasi yang cukup besar dalam rumus tersebut pada usiatertentu, dengan standar deviasi 10 kali/m.
10
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
11/78
CONT
Volume Sekuncup
1. Volume sekuncup (stroke volume/SV) adalah jumlah
darah yang dipompa dari ventrikel kiri dalam satu kali
denyut. Volume sekuncup merupakan selisih antara
volume akhir diastolik dan volume akhir sistolik.
Pengisian diastolik (preload) yang semakin besarakan meningkatkan volume sekuncup. Faktor-faktor
yang mengganggu arus keluar ventrikel (afterload)
akan menurunkan volume sekuncup.
2. Volume sekuncup lebih banyak pada pria dibandingwanita.
11
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
12/78
CONT
Pada saat istirahat dalam posisi tegak, volume sekuncup
bervariasi antara 60 sampai 100 mL/denyut, dengan nilai
maksimum 100 sampai 120 mL/denyut.
Selama latihan, volume sekuncup meningkat dengan
kapasitas kerja hampir maksimum yaitu setara dengan
sekitar 50% kapasitas aerobik.
Lalu volume sekuncup mulai stabil, dan peningkatan beban
kerja selanjutnya tidak menyebabkan peningkatan volume
sekuncup
Volum e sekun cup jug a dipengaruhi oleh posis i tubu h, dimana lebih besar pada
posis i sup inasi atau ter lentang dan lebih keci l pada pos is i tegak. Lat ihan stat is
(lat ihan beban) juga menyebabkan volume sekunc up sedik i t m enurun akibat
mening katnya tekanan intratorakal .12
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
13/78
A LIRANDARAH
Saat istirahat, 15%-20% curah jantung didistribusikan
ke otot rangka, dan sisanya ke organ viseral, otak dan
jantung.
Selama latihan, 85%-90% curah jantung secara selektif
didistribusikan ke otot yang bekerja dan menjauhi kulit
serta vaskularisasi organ visera.
Perbedaan kadar oksigen antara pembuluh darah arteri
dan vena disebut perbedaan oksigen arteriovenosa
(the arteriovenous oxygen difference).
Pengambilan oksigen pada saat istirahat adalah sekitar
25%, tetapi pada latihan maksimun pengambilan
oksigen dapat mencapai 75%. 13
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
14/78
CONT..
A liran B alik Vena
Kontraksi otot rangka yang bertindak sebagai pompa
terhadap struktur yang mengelilinginya, termasuk
pembuluh darah vena bagian dalam, yang mendorong
darah kembali ke jantung Otot polos sekitar venula yang berkontraksi,
menyebabkan venokonstriksi. Hal ini meningkatkan
tekanan vena, sehingga mempertahankan aliran darah
menuju jantung Kontraksi diafragma selama latihan menyebabkan
penurunan tekanan intratorakal, memfasilitasi aliran
darah dari area abdomen dan ekstremitas bawah. 14
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
15/78
CONT..
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong pada aliran darah.
Tekanan darah sistolik (Systolic Blood Pressure/SBP)adalah daya dorong maksimum aliran darah terhadap
dinding arteri saat otot jantung berkontraksi (sistolik).Tekanan darah sistolik normal saat istirahat adalah kurangdari 130 mmHg.
Tekanan darah diastolik (Diastolic Blood Pressure/DBP)
adalah daya dorong aliran darah terhadap dinding arterisaat otot jantung relaksasi (diastolik). Tekanan darahdiastolik normal saat istirahat adalah kurang dari 85 mmHg.
15
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
16/78
CONT
Konsiderasi Postu ral
Dalam posisi terlentang (supinasi), gravitasi tidak
mempengaruhi aliran darah balik jantung, sehingga
tekanan darah sistolik lebih rendah.
Ketika tubuh dalam posisi tegak, gravitasi bekerja
melawan aliran darah balik jantung, sehingga
tekanan darah sistolik meningkat.
Pada orang sehat, tekanan darah diastolik tidak
berubah secara signifikan bila dipengaruhi oleh
posisi tubuh tertentu.16
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
17/78
CONT
Pengaruh lat ihan lengan versus lat ihan tungkai
Pada derajat konsumsi oksigen yang sama, denyut nadi,
tekanan darah sistolik, dan tekanan darah diastolik lebih
tinggi pada latihan lengan dibandingkan latihan tungkai.
Hal ini disebabkan oleh massa otot lengan yang lebih
kecil, sehingga persentase massa otot yang terlibat lebih
besar untuk melakukan pekerjaan.
Selain itu, latihan lengan kurang efisien secara mekanis
dibandingkan latihan tungkai.17
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
18/78
CONT
Venti lasi Paru
Ventilasi paru (Ve) adalah volume udara yang
mengalami pertukaran per menit, umumnya saat
istirahat sekitar 6 L/menit pada pria dewasa normal.
Namun, pada latihan berat, Ve meningkat 15-25 kali
dibandingkan saat istirahat.
Peningkatan Ve umumnya berbanding lurus dengan
peningkatan konsumsi oksigen (VO2) dan karbon
dioksida yang dihasilkan (VCO2).18
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
19/78
CONT
Ambang Anaerobik
Ambang anaerobik menandakan terjadinya metabolikasidosis selama latihan, dan ditentukan olehpengukuran kadar laktat darah.
Hal ini dapat ditentukan secara non-invasif yaknidengan pengukuran gas ekspirasi selama uji latihan,terutama Ve dan produksi karbondioksida (VCO2).
Ambang anaerobik menandakan laju kerja ataukonsumsi oksigen tertinggi dimana kebutuhan energimelebihi kemampuan sirkulasi untuk mempertahankanmetabolisme aerobik. 19
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
20/78
CONT
Kon sum si Oksigen Maksimum
Pengukuran kemampuan kardiopulmoner yang diakui
yaitu dengan kapasitas aerobik, atau VO2max.
Konsumsi oksigen saat istirahat (250 mL/menit) dibagi
dengan berat badan (70 kg) menghasilkan kebutuhan
energi saat istirahat, 1 MET (sekitar 3.5 mL/kg/menit).
20
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
21/78
CONT..
Pulse Oksigen
Pulse oksigen (mL/denyut) adalah perbandingan VO2(mL/menit) terhadap denyut nadi (kali/menit), saatkeduanya diukur bersamaan.
Pulse oksigen meningkat seiring meningkatnya bebankerja.
Nilai pulse oksigen yang rendah selama latihanmenunjukkan denyut nadi yang berlebihan padabeban kerja dan menjadi indikator adanya penyakit
jantung.21
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
22/78
RESPIRATORYQUOTIENTDANRASIO
PERTUKARANGASPERNAPASAN
Respiratory quotient (RQ) adalah perbandingan CO2yang dihasilkan
oleh metabolisme selular terhadap O2 yang dikonsumsi jaringan.
Rasio pertukaran gas pernapasan (respiratory exchange ratio/RER)
menunjukkan pertukaran CO2 dan O2 paru-paru pada saat istirahat
dan selama latihan.
Rasio pertukaran gas pernapasan juga berkisar antara 0.7 sampai
1.0 saat istirahat.
Selama latihan berat, rasio pertukaran gas pernapasan dapat
melebihi 1.0 karena peningkatan aktivitas metabolik tidak diimbangi
dengan VO2 dan CO2 tambahan yang berasal dari derivat bikarbonat
buffer asam laktat. 22
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
23/78
PENGARUH LATIHAN GERAK BADAN (EXERCISE
TRAINING)
Sistem Kardiovaskuler
Efek dari latihan rutin terhadap aktivitas kardiovaskuler
dapat dikelompokkan ke dalam perubahan yang terjadisaat istirahat, latihan submaksimum dan latihan
maksimum.
Latihan teratur juga dapat mempengaruhi sejumlahparameter fisiologis.
23
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
24/78
CONT
Detraining
Perubahan yang disebabkan oleh latihan secara teratur,umumnya hilang setelah 4-8 minggu masa libur latihan
(detraining).
Overtraining
Overtraining fatigue syndrome merupakan penurunan
performa pada olahraga tertentu yang berkepanjang an,
umumnya berlangsung lebih dari 2 minggu.
24
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
25/78
RESEP TERAPI LATIHAN
Resep terapi latihan ini dirancang untuk :
1. meningkatkan kebugaran fisik,
2. meningkatkan kesehatan dengan mengurangi faktor
risiko terjadinya penyakit kronis, dan
3. menjamin keamanan selama latihan.
Tujuan mendasar dari resep terapi latihan ini adalah
untuk mengubah perilaku kesehatan personal agar
menjadi kebiasaan dalam aktivitas fisik.
25
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
26/78
KOMPONEN TERAPI LATIHAN
Mode adalah bentuk atau jenis latihan tertentu.
Pemilihan mode harus berdasarkan hasil yang ingin
dicapai, dengan fokus pada latihan yang
memungkinkan partisipasi individu berkelan jutan danmenyenangkan.
Intensitas adalah kesulitan fisiologis relatif dari beban
latihan. Intensitas dan durasi latihan berkaitan danberbanding terbalik satu sama lain.
26
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
27/78
PENGARUH LATIHAN REGULERPADA AKTIVITAS
KARDIOVASKULAR
Perubahan saat Istirahat Denyut jantung berkurang, diikuti dengan menurunnya tonus simpatis, peningkatan tonus
parasimpatis, dan penurunan intrinsik dari nodus sinoatrial.
Stroke Volume meningkat diikuti dengan meningkatnya kontraktilitas miokard
Curah jantung tidak berubah saat istirahat.
Penggunaan Oksigen tidak berubah saat istirahat.103,108
Perubahan saat kerja Submaximal
Denyut jantung berkurang, pada setiap beban kerja yang diberikan, karena stroke volumemeningkat dan penurunan simpatik.
Stroke volume meningkat karena kontraktilitas miokard meningkat.
Curah jantung tidak berubah secara signifikan karena kebutuhan oksigen untuk beban kerjayang tetap sama. Output jantung yang sama juga dihasilkan, namun, dengan detak jantungyang lebih rendah dan stroke volume yang lebih tinggi.
Konsumsi oksigen submaksimal tidak berubah secara signifikan karena kebutuhan oksigenjuga sama dengan beban kerja yang tetap.
Perbedaan oksigen arteriovena (avO2) meningkat selama kerja submaksimal.
Level Laktat mengalami penurunan karena efisiensi metabolisme meningkatkan laktatklirens.103,108
27
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
28/78
CONT
Perubahan saat Kerja Maksimal
Denyut jantung maksimal tidak berubah dengan latihan.
Peningkatan Stroke volume karena kontraktilitas meningkat dan / atau ukuran
jantung meningkat.
Cardiac output maksimal meningkat karena stroke volume meningkat.
Konsumsi oksigen maksimal (VO2max) meningkat terutama karena stroke
volume meningkat.
Kemampuan dari mithocondria untuk menggunakan oksigen meningkat.
Durasi atau waktu adalah panjang dari sesi latihan.
Frekuensi mengacu pada jumlah sesi latihan per hari dan per minggu.
Progres adalah peningkatan aktivitas selama latihan, yang, dari waktu ke
waktu, merangsang adaptasi.
28
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
29/78
PELATIHANUNTUK KETAHANAN KARDIORESPIRASI
Ketahanan sistem Kardiorespirasi adalah
kemampuan untuk menerima, menyampaikan, dan
menggunakan oksigen.
Hal ini tergantung pada fungsi sistem
kardiorespirasi (jantung dan paru-paru) dan
kapasitas metabolisme seluler.
29
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
30/78
PERUBAHAN FISIOLOGIS SETELAH PROGRAM
LATIHAN REGULER
Tekanan darah
Volume darah Perubahan
Darah Lipid Komposisi Tubuh
Perubahan biokimia
Perubahan Sistem Energi
30
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
31/78
GEJALADARI LATIHANYANGBERLEBIHAN
Menurunnya kualitas kerja atau kinerja latihan
secara mendadak
Kelelahan yang ekstrim
Peningkatan denyut jantung istirahatAwal terjadinya akumulasi laktat darah
Perubahan suasana hati (mood)
Penurunan berat badan
Insomnia
Cedera terkait dengan latihan berlebih
31
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
32/78
REKOMENDASI ACSM UNTUK PELATIHAN DAYA
TAHAN KARDIORESPIRASI
TIPE/CARA
Perbaikan terbaik dalam daya tahan kardiorespirasi terjadi
ketika kelompok otot besar terlibat dalam aktivitas aerobik
secara teratur.
Berbagai kegiatan dapat dimasukkan ke dalam program
latihan untuk meningkatkan kenyamanan dan
meningkatkan kepatuhan.
Kegiatan yang sesuai mencakup berjalan, jogging,
bersepeda, dayung, panjat tangga, dansa aerobik
("aerobik"), olahraga air, dan ski.45, 108.121 32
INTENSITAS
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
33/78
INTENSITAS
Menghitung Intensitas.
Metode yang paling umum digunakan dalam pengaturan intensitas
latihan untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugarankardiorespirasi adalah dengan menggunakan HR dan RPE.
Metode Heart Rate.
Bila memungkinkan, penting sekali untuk melakukan pengukuranHRmax selama latihan progresif, karena HRmax dapat menurun sesuai
dengan usia. HRmax dapat diperkirakan dengan menggunakan
persamaan berikut: HRmax = 220 - umur. Estimasi ini memiliki varians
yang signifikan, dengan standar deviasi 10 denyut/menit.
METODE HEART RATE MAKSIMAL.
Salah satu metode lama dalam menetapkan kisaran HR sasaran
adalah dengan menggunakan persentase HRmax tersebut. 33
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
34/78
CONT
METODE CADANGAN HEART RATE.
Metode ini juga dikenal sebagai metode Karvonen. untuk
mendapatkan kisaran target. Oleh karena itu kisaran
target adalah sebagai berikut:
Low target HR = [(HRmax HRrest) x 0.50] + HRrest
High target HR = [(HRmax HRrest) x 0.85] + HRrest
Intensitas latihan yang tepat adalah salah satu carayang paling aman dan kompatibel dengan gaya hidup
jangka panjang untuk individu aktif tersebut dan
mencapai hasil yang diinginkan dalam batasan waktu
yang diberikan dari sesi latihan.34
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
35/78
LAMANYAWAKTU
Durasi dapat diukur dengan durasi masa aktivitas fisik
ataupun melalui jumlah kalori total yang digunakan. Satu hubungan dosis-respon ada antara jumlah kalori yang
digunakan selama menjalankan aktivitas dengan manfaatkesehatan dan kebugaran.
Aktivitas fisik dapat terus-menerus atau intermiten
terakumulasi selama sehari melalui satu atau lebih sesikegiatan yang berlangsung lebih dari 10 menit. .
ACSM merekomendasikan jumlah berikut untukmenggambarkan aktivitas fisik orang dewasa padaumumnya: 1000kcal/minggu (atau kira-kira 150min/minggu
atau 30min/sehari) Bagi kebanyakan orang dewasa, kuantitas yang lebih besar
dari latihan (seperti 2000kcal/minggu atau 250min/mingguatau 50 hingga 60min/sehari) menghasilkan manfaatkesihatan yang lebih positif.
35
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
36/78
Frekuensi
Seperti yang dinyatakan di atas, aktivitas dapatdilakukan terus menerus atau intermiten dan akumulasi
selama satu hari melalui lebih dari satu sesi kegiatan
yang berlangsung lebih dari 10 menit.
ACSM merekomendasikan latihan 3 sampai 5 hariseminggu .
Orang Kurang AC bisa mendapatkan keuntungan dari
intensitas yang lebih rendah, lebih pendek durasi
latihan yang dilakukan pada frekuensi yang lebih tinggiper hari atau per minggu.
36
P
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
37/78
PERKEMBANGAN
Keadaan perkembangan tergantung pada status kesehatandan kebugaran, tujuan individu, dan tingkat kepatuhan..
Frekuensi, intensitas, dan/atau durasi dapat ditingkatkanuntuk memastikan usaha berlebihan.
ACSM mencatatkan bahawa peningkatan masa dalam 5hingga 10 menit pada setiap 1 hingga 2 minggu dalam 4
hingga 6 minggu yang pertama adalah wajar bagi seorangdewasa yang sehat.
Izin Medis
Latihan senaman kemungkinannya tidak sesuai untuksemua.
Tahap saringan yang disyorkan untuk sebelum memulakanatau meningkatkan sesuatu program senaman bergantungkepada risiko untuk individu tersebut dan insensitas aktivitifizikal yang dirancang.
37
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
38/78
PENILAIAN PRASENAMAN
Penilaian prasenaman oleh doctor adalah lebih menyeluruh dan harusmerangkumi sejarah pesakit dan kepastian bahawa pesakit memerlukan ujiansenaman tekanan.
Sejarah Pesakit
Corak senaman dahulu dan sekarang
Perbincangan motivasi dan halangan untuk menjalankan senaman
Kepercayaan mengenai risiko dan manfaat senaman
Pilihan jenis aktiviti senaman
Ulasan faktor risiko penyakit jantung: Sejarah keluarga untuk penyakit jantung sebelum umur 50 tahun
Penyakit kencing manis, hipertensi, merokok dan hiperlipidemia
Cara hidup sedentari dan obesitas
Pengehadan fizikal
Masalah perubatan terkini (jantung, pulmonary, dan musculoskeletal)
Sejarah gejala disebabkan senaman (sakit dada, sesak nafas, dan kegatalan) Pertimbangan masa dan penjadualan
Sokongan masyarakat untuk senaman
Ubat yang diambil sekarang
38
IDENTIFIKASI MEREKA YANG PERLU STRESS TEST
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
39/78
IDENTIFIKASI MEREKAYANG PERLU STRESS TEST
LATIHAN
Indikasi untuk tes stres olahraga menurut American College of Cardiology dan AmericanHeart Association adalah sebagai berikut:
Untuk mengevaluasi pasien untuk penyakit arteri koroner dicurigai (angina pektoris yangkhas dan atipikal)
Untuk mengevaluasi pasien untuk penyakit arteri koroner diketahui setelah infark miokardatau intervensi
Untuk mengevaluasi pasien dengan keterbatasan paru dicurigai atau dikonfirmasi
Untuk mengevaluasi sehat, individu tanpa gejala dalam kategori berikut:- Individu yang berisiko tinggi seperti pekerjaan sebagai pilot, petugas pemadamkebakaran, penegak hukum, dan petugas angkutan massal
Pria lebih tua dari 40 tahun dan wanita lebih tua dari 50 tahun yang menetap danberencana untuk memulai olahraga berat
Individu dengan beberapa faktor risiko jantung atau penyakit kronis bersamaan
Untuk mengevaluasi kapasitas latihan pada pasien dengan penyakit jantung katup(kecuali stenosis aorta berat)
Individu dengan gangguan irama jantung karena alasan berikut:o Untuk mengevaluasi respon terhadap pengobatan latihan-induced aritmiao Untuk mengevaluasi respon dari tingkat-adaptif pengaturan alat pacu jantung
Pedoman ACSM dirangkum dalam Kotak 18-5 dan Tabel 18-2 dan 18-3. Kontraindikasiuntuk melakukan pengujian tercantum dalam Kotak 18-6.
39
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
40/78
FISIOLOGI OTOT
Setiap otot skeletal dibentuk oleh banyak serat otot,
yang diameternya berukuran dari 10 hingga 80m.
Filamen miosin dan aktin berinterdigitate separa,
menyebabkan miofibril mempunyai band cerah dan
gelap berselang-seli. Band yang cerah hanya
mempunyai filamen aktin dan dirujuk sebagai 1 band(kerana mereka adalah isotropik kepada cahaya
polarisasi).
Hujung filament aktin terikat dengan cakera Z.
Bahagian miofibril atau seluruh serat otot antara 2cakera Z adalah sarcomere.
40
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
41/78
CONT
Fisio log i Pengecu tan Otot
Mekanisme Filamen Luncur
Pengecutan otot berlaku disebabkan mekanismefilamen luncur.
Pengecutan otot ini dimulakan dengan perlepasan
asetilkolin daripada saraf motor. Asetilkolin ini
membuka saluran protein dalam membran serat otot.
41
G U T P
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
42/78
GEJALA UTAMAATAU TANDA PENYAKIT
CARDIOPULMONARY
Kesakitan atau ketidakselesaan (atau keadaan yang samadengannya) pada bahagian dada, leher, rahang, lengan,atau bahagian lain yang bersifat iskemia.
Sesak nafas ketika dalam keadaan rehat atau kerja yangsikit.
Rasa pening atau pengsan
Orthopnoea atau paroxysmal nocturnal dyspnoea
Edema pergelangan kaki
Debaran jantung atau tachycardia
Claudication sekali-sekala
Jantung berbisik yang diketahui
Kelelahan luar biasa atau sesak nafas dalam aktiviti biasa42
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
43/78
TIPE SERABUTOTOT
Serabut Tipe 1 (oksidatif lambat) paling sesuai untuk beraktivitasyang membutuhkan metabolisme aerobik.
Serabut tipe 2 (berkedut cepat) paling aktif selama kegiatan yangmembutuhkan kekuatan dan kecepatan. Serabut tipe 2 selanjutnyadikategorikan ke dalam tipe 2A (glikolitik oksidatif, cepat) dan tipe 2B(glikolitik cepat). Tipe 2A merupakan jenis hibrida yangmempertahankan beberapa kapasitas oksidatif.
Selama aktivitas anaerobik, serabut oksidatif lambat (tipe 1)digunakan hampir secara eksklusif pada intensitas di bawah 70%dari VO2max. Selain intensitas ini, jalur anaerobik distimulasi. PadaVO2max, tipe 1 dan tipe 2 diandalkan, dan terjadi pemakaian oksigensecara sekunder untuk metabolisme aerobik.
Selama kontraksi isometrik, serabut tipe 2 umumnya digunakanketika kekuatan melebihi 20% dari kontraksi volunter maksimal. Jikaberkelanjutan untuk waktu yang lama, unit tipe 2 dapat digunakanpada ambang batas bawah 20% kontraksi volunter maksimal. 43
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
44/78
ORIENTASI SERABUTOTOT
Otot-otot paralel memiliki serat yang tersusun sejajar
dengan panjang otot dan menghasilkan berbagai gerakyang lebih besar dibandingkan otot berukuran sama dengan
susunan yang tegak lurus dengan panjang otot. Otot-otot ini
memiliki serabut pendek yang tersusun miring ke tendon
mereka (mirip dengan susunan bulu),
Jenis kontraksi otot
1. Kontraksi isometrik adalah kontraksi di mana tidak ada
perubahan panjang otot.
2. Kontraksi konsentris terjadi ketika otot memendek.3. Kontraksi eksentrik terjadi ketika otot memanjang.
4. Kontraksi isokinetik terjadi ketika kontraksi otot dilakukan
pada kecepatan konstan. 44
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEKUATAN DAN
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
45/78
FAKTORYANG MEMPENGARUHI KEKUATANDAN
KINERJA OTOT
Penentu kekuatan
Kemampuan otot untuk menghasilkan kekuatan secaralangsung berbanding terbalik dengan luas daerah otot.
Hubungan antara panjang-tegangan
Kekuatan maksimum dari kontraksi terjadi ketika otot beradapada saat panjang otot mengalami relaksasi normal.
Efisiensi (persentase energi yang dikonversikan kedalam suatupekerjaan bukan panas) terjadi pada kecepatan kontraksisekitar 30% dari maksimum.
Hubungan antara tenaga putaran-kecepatan
Sebagian besar kekuatan dihasilkan oleh otot selama kontraksieksentrik yang cepat (pemanjangan). Sebagian kecil kekuatandihasilkan selama kontraksi konsentrik yang cepat
(pemendekan).
45
P L
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
46/78
PENGARUHDARI LATIHAN
Membuat otot mampu lebih baik untuk mengontrolbeban yang lebih besar.
Adaptasi neural
Sistem saraf mencukupi unit motor terbesar denganstimulasi frekuensi yang tinggi untuk mencukupi
kebutuhan kekuatan untuk mengatasi kelebihan
resistensi.
Hipertrofi otot
46
ANJURAN LATIHAN
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
47/78
ANJURANLATIHAN
Kemajuan dalam program pelatihan dapat mencakuppeningkatan jumlah angkat berat (latihan gerakan cepat yangberlawanan), peningkatan pengulangan, atau peningkatankecepatan latihan.
Biasanya istilah yang digunakan untuk menyatakan tingkatkekuatan seseorang salah satunya adalah pengulanganmaksimum (RM),
Latihan progresif dan berlawanan
Protokol terkenal termasuk DeLorme, Oxford dan metode
DAPRE (daily adjusted progressive resistance exercise)
Penting untuk dicatat bahwa tidak satupun dari tiga jenisprogram pelatihan resistif telah bertekad untuk menjadiunggul daripada yang lain.
47
PENINGKATKAN JUMLAH PENGULANGAN ATAU
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
48/78
PENINGKATKAN JUMLAH PENGULANGANATAU
TINGKAT
Penting untuk mengembangkan kekuatan otot adalahdengan berolahraga ke titik kelelahan. Kedua programpengulangan berat badan tinggi - rendah dan berat badanrendah-tinggi bisa efektif dalam mencapai kekuatanasalkan hasil latihan kelelahan otot.
Pengulangan jauh lebih harus dilakukan dengan bobotrendah untuk mencapai titik kelelahan.
Jumlah pekerjaan mekanik diperlukan oleh berat badanrendah-tinggi dengan latihan pengulangan untukmencapai kelelahan otot mungkin jauh lebih besardaripada selama latihan berat badan yang lebih tinggi.
48
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
49/78
Efek Penuaan
Meskipun sebelumnya diyakini bahwa kekuatan
pelatihan pada yang tetua adalah hanya untuk belajar
atau faktor saraf, laporan juga menunjukkan bahwa
otot-otot orang tua dapat menunjukkan hipertrofi setelah
latihan kekuatan.
Latihan untuk Pengurangan Lemak
Ambang batas untuk perubahan berat badan
tampaknya menjadi 30 menit latihan per hari, dengan
kerugian lebih ditandai dengan mencatat 60 menit / hari.
49
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
50/78
ACSM PEDOMAN RESEP LATIHAN KEKUATAN-
PELATIHAN
Kekuatan otot dan daya tahan dapat dikembangkan
dengan latihan baik dinamis dan statis. Kedua bentuk
memiliki indikasi, tetapi untuk orang-orang yang paling
dinamis latihan dianjurkan.
Teknik khusus untuk setiap latihan harus erat dipatuhi.
Keduanya yaitu mengangkat (konsentris) dan
menurunkan (eksentrik) fase latihan resistensi harusdilakukan secara terkendali.
50
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
51/78
FLEKSIBILITAS
Lebih khusus, fleksibilitas telah didefinisikan sebagai"tamasya dicapai total (dalam batas-batas rasa sakit)
dari bagian tubuh melalui jangkauan dari motion.
Dari sudut pandang perkembangan, fleksibilitas yang
terbesar adalah selama masa bayi dan anak usia dini.Fleksibilitas mencapai tingkat minimal antara 10 dan 12
tahun.
Mencapai berbagai fungsional gerak maksimal
merupakan tujuan penting dari banyak rejimen latihanterapi.
51
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
52/78
PENENTU FLEKSIBILITAS
Faktor-faktor penentu mobilitas sendi dapat dibagimenjadi faktor statis dan dinamis.
1. Faktor statis meliputi jenis jaringan yang terlibat, jenis
dan keadaan subunit kolagen dalam jaringan, adaatau tidak adanya peradangan, dan suhu jaringan.
2. Faktor-faktor dinamis meliputi variabel neuromuskuler
seperti kontrol otot sukarela dan panjang-ketegangan
"termostat" dari unit musculotendinous, serta faktoreksternal seperti rasa sakit yang terkait dengan
cedera.104
52
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
53/78
FAKTORSTATIS
Jaringan yang paling penting berkaitan denganfleksibilitas adalah unit otot -tendon, yang merupakan
target utama dari latihan fleksibilitas
Otot dapat menanggapi gaya yang digunakan atauperegangan dengan pemanjangan permanen.
Sebaliknya, otot saat istirahat memiliki kecenderungan
untuk mempersingkat karena elemen kontraktilnya.
53
FAKTOR-FAKTOR DINAMIS
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
54/78
FAKTOR-FAKTOR DINAMIS
Mungkin yang paling menentukan klinis dan fisiologis
yang dinamis faktor penentu fleksibilitas adalahketegangan panjang otot termostat atau sistem kontrol
arus balik.
Faktor rumit tambahan adalah bahwa reseptor di unit
musculotendinous disebut organ tendon Golgi bertindakuntuk menghambat kontraksi otot pada titik tekanan
kritis pada struktur.
Kontribusi relatif dari faktor otot statis dan faktor saraf
dinamis untuk fleksibilitas tetap sedikit kontroversial.
54
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
55/78
PENILAIAN FLEKSIBILITAS
Fleksibilitas umumnya dinilai dalam hal jangkauan
gerak sendi.
Metode yang digunakan saat menggunakan
goniometer, serta rentang normal gerak yang dihadapi
dengan metode ini, adalah distandardisasikan baik.
Sebuah Flexometer Leighton terdiri dari lingkaran dial
berputar ditandai dalam derajat dan pointer diimbangi
untuk tetap vertikal.
Pengganti electrogoniometerpotensiometer untuk
sebuah busur derajat.
55
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
56/78
Metode Peregangan
Pencegahan dari luka dan pengobatan luka sendispesifik, serta keberadaan dan efek nyeri atau kejang
otot, memerlukan modifikasi program.
Peregangan bisa berbahaya, dan bisa menyebabkan
cedera yang signifikan jika salah dilakukan.
Seperti halnya bentuk latihan terapi, pelatihan
fleksibilitas harus didekati dalam sebuah program yang
bertujuan memenuhi kebutuhan fungsional spesifik
individu.
56
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
57/78
Bal ist ik
a) Peregangan balistik menggunakan aplikasi cepatberulang dari gaya dalam manuver memantul atau
menghentak.
b) Selain itu, peningkatan pesat yang berlaku dapat
menyebabkan luka.
c) Sebuah contoh akan menjadi 10-hitungan sentuhan
jari kaki memantul dipopulerkan pada 1970-an, tetapi
sejak ditinggalkan karena kurangnya efikasi dan risiko
cedera.
57
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
58/78
Pasif
Peregangan pasif dilakukan dengan pasangan atau
terapis yang menerapkan peregangan untuk sebuahrelaksasi sendi atau ekstremitas.
Statis
Peregangan statis menerapkan kekuatan stabil untuk
jangka waktu 15 sampai 60 detik. Metode ini adalah
jenis yang paling mudah dan paling aman pada tipe
peregangan.
58
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
59/78
FASILITASINEUROMUSKULAR
Efektivitas peregangan diberikan oleh teknik fasilitasineuromuskuler telah didokumentasikan dalam beberapapenelitian.
Metode ini biasanya membutuhkan seorang terapisterlatih,pembantu, atau pelatih.
Kegiatan khusus yang paling sering digunakan meliputi teknikhold-relax dan contract-relax, ditandai dengan kontraksiisometrik atau konsentris dari unit musculotendinous diikutidengan peregangan pasif atau statis.
Kontraksi prestretch diduga memfasilitasi relaksasi danfleksibilitas melalui termostat panjang-ketegangan ototdibahas sebelumnya dalam bab ini.
59
ACSM PEDOMAN RESEP DARI LATIHAN UNTUK
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
60/78
ACSM PEDOMAN RESEPDARI LATIHANUNTUK
FLEKSIBILITAS MUSKULOSKELETAL
Fungsi optimal muskuloskeletal memerlukan rentang
gerak yang memadai yang dijaga dalam semua sendi.
Terutama penting adalah pemeliharaan fleksibilitas di
punggung belakang dan otot paha posterior.
Beberapa latihan peregangan umum tidak bisa
mempengaruhi pada semua orang, terutama mereka
dengan cedera sebelumnya, insufisiensi sendi, ataukondisi lain yang dapat menempatkan mereka pada
risiko cedera.60
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
61/78
Plyometr ics
Plyometrics adalah tambahan yang relatif baru
dengan alat-alat yang lengkap dari latihan terapi.
Kelas ini digunakan terutama latihan dalam pelatihan
atlet.
Pendukung plyometrics menganjurkan itu karena
pencegahan penguatan otot dan efek pencegahan
cedera.
Latihanplyometricdidefinisikan secara umum secara
singkat, manuver peledak yang terdiri dari61
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
62/78
Propioseptif
1. Propioseptif menandakan proses dimana informasitentang posisi dan pergerakan bagian tubuh
berhubungan dengan sistem saraf pusat.
2. Pentingnya propriosepsi untuk pencegahan cedera
dan rehabilitasi dari cedera adalah berlaku umum.3. Cara hidup dengan melatih propioseptif, secara
definisi, mencari untuk meningkatkan rasa pada
sendi dan posisi tubuh.
62
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
63/78
Teknik Neurofasiltator
Kelainan fungsi sistem saraf pusat menunjukkan suatu
tantangan yang unik baik untuk pasien maupun untuk
tim perawatan.
Fasilitator Neuromuscular Propioseptif
Bentuk terapi ini menggunakan tahanan yang secara
tidak langsung memfasilitasi gerakan.
63
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
64/78
Brunnstrom
Teknik ini menggunakan resistensi dan reaksi postural
primitif untuk memfasilitasi pola gerakan gross sinergisdan meningkatkan tonus otot selama pemulihan awal dari
cedera sistem saraf pusat.
BobathTeknik Bobaths menggunakan pola refleks
penghambatan gerakan untuk menghambat tonus
meningkat. Pola-pola inhibisi, yang umumnya antagonis
terhadap pola sinergis primitif, yang dilakukan tanpa
perlawanan.
64
PARA LANSIA
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
65/78
PARA LANSIA
Para lansia dapat menunjukkan perbaikan dalam
kapasitas aerobik dan kekuatan otot ketika diberi
stimulus pelatihan yang memadai.
Latihan resistensi dapat memungkinkan individu lansia
untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih
mudah dan melawan hilangnya otot dan kerapuhan
dalam 'tua tua "orang.
Prinsip-prinsip umum yang sama resep excercise
berlaku untuk individu dari segala usia. Berbagai
kesehatan65
KONTRAINDIKASI TERHADAP LATIHAN AEROBIK
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
66/78
KONTRAINDIKASITERHADAP LATIHAN AEROBIK
SELAMA KEHAMILAN
Kontraindikasi absolut
Penyakit jantung hemodinamika yang signifikan
Penyakit paru bersifat membatasi
Serviks atau cerclage yang tidak kompeten
Kehamilan multiple yang beresiko untuk persalinan
prematur
Perdarahan yang terus menerus pada trimester kedua
atau ketiga Plasenta previa setelah kehamilan 26 minggu
Ruptur membran
Preeklamsia atau hipertensi akibat kehamilan66
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
67/78
CONT
Kontraindikasi Relatif
Anemia berat Aritmia jantung maternal
Bronkitis kronis
Diabetes tipe 1 tidak terkontrol
Obesitas yang ekstrim
Underweight yang ekstrim (indeks massa tubuh
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
68/78
MENGHENTIKAN OLAHRAGADAN MENCARI SARAN
MEDIS SELAMA KEHAMILAN
Perdarahan vagina
Dispnea sebelum pengerahan
Pusing
Sakit kepala Nyeri dada
Kelemahan otot
Nyeri atau bengkak pada betis (perlu untuk
menyingkirkan thrombophlebitis)
Kelahiran prematur
Berkurangnya gerakan janin
Kebocoran cairan amnion
68
ANAK-ANAK
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
69/78
ANAK ANAK
Anak-anak dan remaja diberikan instruksi yang tepat dan
pengawasan.
Karena sistem thermoregulator belum matang, pemuda
harus berolahraga di lingkungan thermonetral dan
terhidrasi.
Anak-anak dan remaja yang kelebihan berat badan dan
tidak aktif secara fisik mungkin tidak mampu mencapai 60
minit/hari aktivitas fisik.
Upaya harus dilakukan untuk mengurangi kegiatan
sedentary (misalnya, televisi dan video game) dan
meningkatkan kegiatan-kegiatan yang mempromosikankegiatan seumur hidup dan kebugaran (yaitu, berjalan dan
bersepeda).69
PENYAKIT VASKULER PERIFER
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
70/78
PENYAKIT VASKULER PERIFER
Pasien dengan penyakit vaskuler perifer mengeluh nyeri
iskemik (klaudiasi) selama beraktifitas, merupakan hasil
dari ketidaksesuaian antara ketersediaan dan kebutuhan
oksigen pada otot yang aktif.
Gejala yang ditimbulkan berupa rasa terbakar, sakit,
kebal, atau keram.
Nyeri biasanya dirasakan pada daerah betis, tetapi dapat
dimulai dari bagian bokong dan menyebar turun ke kaki.
70
DIABETES
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
71/78
Jika pasien dengan kontrol yang tidak adekuat atau hanya
saat hiperglikemi tanpa ketosis, latihan dapat menurunkan
konsentrasi gula darah dan menurunkan dosis insulin yangdibutuhkan.
Hipoglikemi tidak hanya saat latihan, tetapi sampai 4
sampai 6 jam setelah latihan. resiko hipoglikemi dapatdiminimalkan dengan memperhatikan beberapa hal berikut
:
1. Memantau gula darah secara berkala ketika memulai
suatu program latihan.2. Mengurangi dosis insulin (dengan 1 sampai 2 unit dari
yang diresepkan dokter) atau meningkatkan asupan
karboidrat (10 sampai 15 g karbohidrat setiap latihan 30
menit) sebelum latihan
71
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
72/78
KESIMPULAN
latihan yang tepat dan meminimalkan resiko
terjadinya luka.
Populasi khusus, (orang muda, orang tua,dan orang yang memiliki penyakit menetap)
membutuhkan program latihan yang
dimodifikasi untuk memaksimalkankeamanan.
72
REFERENSI
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
73/78
REFERENSI
American college of obstetricans dan gynecologist: exercise during
pregnancy and the post partum period, Washington, DC, 1994, American
college of obstetricians and gynecologist.
American college of obstetricans dan gynecologist: exercise during
pregnancy and the post partum period, Obstet gynecol 99 : 171-173, 2002.
[anonymous] : summary of the second report of the national cholesterol
education program (NCEP) expert panel on detection, evaluation, and
treatment of high blood cholesterol in adult (Adult treatment panel II), JAMA269 (23) : 3015-3023, 1993.
August GP, Caprio S, Fennoy L et al: prevention and treatment of pediatric
obesity : an endocrine society clinical practice guideline based on expert
opinion, J Clin Endocrinol Metab 93 (12) : 4576-4599. 2009
Barrack RL, Skinner H, cook S, et al: effect of articular disease and totalknee arthoplasty on knee joint-position sense, J neurophysiol 50(3) : 684-
687, 1983.
Barrett DS: proprioception and function after anterior cruciate
reconstruction, J Bone Joint Surg Br 73 (5) : 833-837, 1991. 73
CONT
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
74/78
Robbert M, Mackey M, schenkelshoek D: biomecanical analysis of drop and
countermovement jumps, eur J Appl Physiol 54:566-573,1986.
Bosco C, Komi PV: potensiation of the mechanical behavior of the human
skeletal muscle through prestretching, acta phisiol scand 106(4):467-472,
1979.
Bosco C, Tihani J, Komi P: store and recoil of elastic energy in slow and fast
types of human skeletal muscles, acta physiol scand 116: 343-349, 1982.
Brunnstrom S: movement therapy in hemiplegia, new york, 1971,Harper &
row.
Bryant S: flexibility and stretching, physician sports med 12:171,1984
Cady LD Jr. Thomas PC, karwasky RJ: Program for increasing health and
physical fitness of fire fighters, J Occup Med 27(2): 110-114,1985.
Cavagna G, Dusman B, margaria R: positive work done by a previously
stretched muscle, J Appl physiol 24:21-32,1968.
Cavagna G, Dusman B, margaria R: effects of negative work on the amount
of positive work performed by an isolated muscle, J Appl physiol 20:157-158,
1965.
Chu D: Jumping into plyometrics, champaign, 1998, human kinetics.74
CONT
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
75/78
CONT
Ciullo JV: biomechanics of the musculotendinous unit, clin sports med 2:71,
1983.
Corbin c: flexibility, clin sports med 3:101-117, 1984.
Craib MW , Mitchell VA, Fields KB, et al: the association between flexibility
and running economy in sub-elite male distance runners med sci sports
exerc 28:737-743, 1996.
Cramer IT, Housh TJ, Johnson GO, et al: acute effects of static stretching
on peak torque in women, J. Strength cond res 18:236-241, 2004.
Cramer IT, Housh TJ, Weir JP, et al: acute effects of static stretching on
peak torque, mean power output, electromyography and
mechanomiography, eur J Appl physiol 93: 530-539, 2005.
Cureton T : Flexibility as an aspect of physical fitness. Res Q 12: 381-390,
1951. DAmbrosia R, Drez d: prevention and treatment of running injuries
thorafare, 1982, charles slack.
75
CONT
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
76/78
CONT
Delateur BJ: therapeutic exercise to develop strength and endurance in
kottke FJ, Stillwell GK, Lehmann JF , editors : krusens handbook of
physical medicine and rehabilitation, philadelphia, 1982, saunders.
Delateur BJ: therapeutic exercise. In Braddom RL, editor : physical
medicine and rehabilitation, phyladelphia , 1996, saunders.
Delateur BJ, Lehmann JF, Fordyce WE : a test of the delorme axiom, arch
phys med rehabil 49:245-248, 1968.
Demaree SR, Powers SK, lawler JM: fundamental of exercise metabolismin roitman JL , Haver EJ, Herridge M, et al, editors : ACSM resource
manual for guidelines for excercisetesting and prescription, phyladelphia ,
2001, Lippincott williams & Wilkins.
Dempsey FC, Butler FL, Williams FA: No need for a pregnant pause:
physical activity may reduce the occurrence of gestational diabetesmellitus and preeclampsia, Exerc Sport Sci rev 33:141-149,2005.
Deschenes M, Kraemer W:Performance and physiologic adaptations to
resistance exercise, Am I Phys Med Rehabil 81 (suppl 11): S3-S16, 200276
CONT
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
77/78
CONT
Deuster P, Keyser D: Basics in exercise physiology. In OConnorF, Sallis
R, Wilder R, et al, editors: sports medicine: just the facts, New York,
2005, McGraw Hill.
Devries H: Electromyograpihic observation of effects of static stretching
upon muscular distress, Res Q 32: 468-479,1960.
Devries H, Housh T: Prevention of muscular distress after exercise. ' Res
Q 32:177-185. I960.
DeVries II, Iloush II: Evaluation of static stretching procedures forimprovement of flexibility, Res O 33:222-229, 1962.
DeVries II, Iloush II: I'hysiology of exercise for physical education.
athleius and txercise science, ed r>. Dubuque, I A. 1994, William C .
Brown.
DeVries HA, Whistle RA. Bulbuhan K I r.inquili/ci ellect of exercise. IAcute effects ol moderate aciobic exercise on spinal reflex activation Kr
level. Am I I'hys Med60:57-66. 1981
Daucette S, Globe E : I Ihe effect of exercise on patellar tracking in lateral
ft patellar compression syndrome. Am / /Ins Mnf 20 4 34-440. 1992.77
-
7/30/2019 LATIHAN TERAPEUTIK
78/78
78