Download - Laporan Protein
-
5/20/2018 Laporan Protein
1/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
1
A.Judul Percobaan : Mempelajari Sifat-Sifat dan Warna dari Protein
B.Hari, Tanggal Percobaan : Kamis, 4 April 2013
C.Selesai Percobaan : Kamis, 4 April 2013
D.Tujuan Percobaan :
1. Membedakan sifat kelarutan protein secara reversibel dan irreversibel
2.
Membedakan reaksi antara denaturasi protein yang disebabkan oleh asam, garam dan
garam dari logam berat, serta pemanasan berdasarkan pengamatan
3. Memahami penyebab terjadinya pengendapan pada protein
4. Mengidentifikasi adanya protein melalui reaksi warna
E.Dasar Teori
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari satuan-satuan kecil penyusunnya
yang disebut asam amino yang tersusun dalam urutan tertentu, dengan jumlah dan struktur
tertentu. Molekul-molekul ini merupakan bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling
sederhana terdiri atas 50 asam amino, tetapi ada beberapa protein yang memiliki ribuan asam
amino. Hal yang terpenting adalah ketidakhadiran, penambahan, atau penggantian satu saja
asam amino pada sebuah struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menjadi
gumpalan molekul yang tidak berguna. Setiap asam amino harus terletak pada urutan yang
benar dan struktur yang tepat (Poedjiadi, 1994).
Protein yang terdapat dalam makanan kita dicernakan dalam lambung dan usus
menjadi asam-asam amino, yang diabsorsi dan dibawa oleh darah ke hati. Sebagian asam
amino diambil oleh hati, sebagian lagi diedarkan ke dalam jaringan-jaringan di luar hati.
Protein dalam sel-sel tubuh dibentuk dari asam amino. Bila ada kelebihan asam amino dari
jumlah yang digunakan untuk biosintesis protein, kelebihan asam amino akan diubah menjadi
asam keto yang dapat masuk kedalam siklus asam sitrat atau diubah menjadi urea. Hati
merupakan organ tubuh dimana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme. Asam amino
yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dibawa oleh
darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Asam amino yang terdapat dalam darah berasal
dari tiga sumber, yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan
hasil sintesis asam amino dalam sel (Poedjiadi, 1994).
Asam amino adalah monomer protein yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu
gugus amino dan gugus hidroksil. Jumlah asam amino yang terdapat di alam ada beratus ratus jumlahnya, namun yang diketahui ikut membangun protein hanya sekitar 20 macam.
-
5/20/2018 Laporan Protein
2/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
2
Sifat asam amino antara lain memiliki titik leleh di atas 200 C, larut dalam senyawa polar
dan tidak larut dalam senyawa nonpolar serta memiliki momen dipol yang besar (Anonim a,
2011).
Jenis-jenis Protein
Protein menurut komposisi dapat dibagi, diantaranya:
a.Protein sederhana
Albumin
Albumin merupakan golongan protein yang paling penting dan banyak dijumpai
Globulin
Globulin tidak larut dalam air tetapi larut dalam larutan garam enes.
Histon
Histon merupakan protein penting, karena mengandung proporsi yang tinggi asam amino
essensial yaitu lisin dan arginin.
Skieroprotein (Albuminoid)
Skleroprotein mempunyaibentuk dan fungsi pelindung dan dicarikan oleh ketidak larutannya
dalam air dan dalam kebanyakan pelarut.
b.Protein terkonjugasi
Fosfoprotein
Glikoprotein
Kromoprotein
Nucleoprotein
Lipoprotein
Protein menurut pembagian fungsi:
Protein struktur
Protein kotraktil
Enzim
Hormon
Anti bodi
-
5/20/2018 Laporan Protein
3/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
3
Sifat-sifat protein
Protein kadang-kadang diperkenalkan sebagai molekul makro pemberi keterangan,
karena urutan asam amino dari dalam urutan basa dari bagian yang bersebgketa dalam DNA
yang mengarahkan biositesa protein. Tiap jenis protein ditandai sifat-sifat:
1. Susunan kimia yang khas. Setiap protein individual merupakan senyawa murni
2. Babul molecular yang khas semula dalam satu contoh tertentu dari protein mempunyai
bobot moleculer yang sama. Jenis polimer ini disebut monodispers. Suatu contoh acak dari
polimer yang polidispenser mencakup berbagai plastic buatan maupun polisakarida alam
seperti kanji dan selulosa.
3. Urutan asam amino yang khas. Urutan asam amino dari protein tertentu adalah terinci
secara genetik. Akan tetapi, perubahan-perubahan kecil dalam urutan asam amino dari
protein tertentu dapat menjadi melalui hasil-hasil yang diinginkan jika protein yang
diperbaiki, diciptakan melalui proses pemilikan alamiah pada tingkat molecular. Mutasi
dapat juga mempunyai akibat-akibat yang mencelakakan, seperti yang kita lihat apabila kita
meninjau anemia sel sabit.
(anonymous, 2009)
Beberapa Reaksi Uji Protein (Page, 1989) :
A. Percobaan berdasarkan reaksi warna:
1) Percobaan kadar-N
Kapur natron, yaitu campuran NaOH dan Ca(OH)2 dalam tabung reaksi dengan
larutan protein dipanaskan. Keluarlah Amoniak dan Amina.Lakmus merah yang
dibasahi menjadi biru.
2)
Reaksi Xantoprotein
Larutan asam nitrat pekat ditambahkan dengan hati-hati ke dalam larutan protein.
Setelah dicampur terjadi pengendapan putih yang dapat berubah menjadikuning
apabila dipanaskan.. reaksi yang terjadi ialah nitrasi pada inti Benzen yang terdapata
pada molekul protein. Jadi, reaksi ini positif untuk protein, fenilalanin dan triptofan.
Kulit kita bila kena asam nitrat berwarna kuning, itu juga karena terjadi reaksixantoprotein ini.
-
5/20/2018 Laporan Protein
4/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
4
3) Reaksi Millon
Pereaksi Millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrat, apabila
pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang
dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk
fenol-fenol, karena terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang
berwarna. Protein yang mengandung tirosin akan memberikan reaksi positif.
4) Reaksi Biuret
Larutan Protein + NaOH + CuSO4 lembayung Berlaku
untuk senyawaan yang mempunyai jumlah ikatan peptida > 1. Reaksi ini dapat
dipakai untuk penentuan protein secara kualitatif dan kuantitatif.
Beberapa reaksi uji terhadap protein, tes biuret merupakan salah satu cara
untuk mengidentifikasi adanya protein, dalam larutan basa biuret memberikan warna
violet dengan CuSO4 karena akan terbentuk kompleks Cu2+ dengan gugus CO dan
gugus NH dari rantai peptida dalam suasana basa. Pengendapan dengan logam
diketahui bahwa protein mempunyai daya untuk menawarkan racun. Salting out,
apabila terdapat garam-garam anorganik alam presentase tinggi dalam larutan protein,
maka kelarutan protein akan berkurang, sehingga mengakibatkan pengendapan.
Pengendapan dengan alkohol, penambahan pelarut organik seperti aseton atau alkohol
akan menurunkan kelarutan protein pada kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil
polar dan hidrofob polar di dalam molekul hingga menghasilkan protein yang dipol
(Tim Dosen Kimia, 2011).
F.Alat dan Bahan
Alat :
1.
Gelas kimia
2. Gelas ukur
3.
Pipet tetes
4.
Tabung reaksi
5. Pembakar spirtus
6.
Kasa dan kaki tiga
Bahan :
1.
Telur 9. HCl pekat
2.
Susu segar 10. CuSO4
3. Aquades 11. PbSO4
-
5/20/2018 Laporan Protein
5/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
5
4. Asam asetat 1N 12. NaOH
5. Asam asetat pekat 13. Ninhidrin
6.
Formaldehid 14. Pereaksi merkuri sulfat
7. Amonium sulfat
8. HNO3pekat
G.Prosedur Percobaan
1. Denaturasi Protein
a. Denaturasi karena penambahan asam asetat
b. Denaturasi karena pemanasan
5mL rotein susu
Enda an / Flak
- Dimasukkan tabung
reaksi
- Ditambah 2 tetes
CH3COOH 1N
- Dikocok
- Dipanaskan dalam
penangas air selama 5
menit
- Diamati perubahannya
Hasil Pen amatan
5mL rotein telur
Enda an / Flak
- Dimasukkan tabung
reaksi
- Ditambah 2 tetes
CH3COOH 1N
- Dikocok
- Dipanaskan dalam
penangas air selama 5
menit
- Diamati perubahannya
Hasil Pen amatan
2-3mL rotein susu
- Dimasukkan tabung reaksi
- Dipanaskan selama 1 menit
Enda an / Flak
- Didinginkan
- Dibagi menjadi dua
- Didinginkan- Ditambah 1-2 tetes
amonium sulfat- dipanaskan
Enda an
Enda an
-
5/20/2018 Laporan Protein
6/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
6
c. Denaturasi karena penambahan formaldehid
2-3mL rotein telur
- Dimasukkan tabung reaksi
- Dipanaskan selama 1 menit
Enda an / Flak
- Didinginkan
- Dibagi menjadi dua
- Didinginkan- Ditambah 1-2 tetes
amonium sulfat
-
dipanaskan Enda an
Enda an
1-1.5mL formaldehid
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambah 2mL akuades
- Ditambah protein telur
- Diamati
Enda an
1-1.5mL formaldehid
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambah 2mL akuades
- Ditambah protein susu
- Diamati
Enda an
-
5/20/2018 Laporan Protein
7/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
7
2. Sifat Amfoter Protein
3mL akuades
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambah 2 tetes HCl 1N
- Ditambah beberapa tetes indikator kongo
Larutan biru
- Ditambah 2-3mL protein susu
- Dicatat perubahan warna
Warna
3mL akuades
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambah 2 tetes HCl 1N
- Ditambah beberapa tetes indikator kongo
Larutan biru
- Ditambah 2-3mL protein telur
- Dicatat perubahan warna
Warna
3mL larutan NaOH encer
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
-
Ditambah beberapa tetes indikator pp
Larutan merah ambu
2-3mL rotein susu
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambah bertetes-tetes NaOH
-
Dicatat perubahan warna
Warna
-
5/20/2018 Laporan Protein
8/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
8
3. Pengendapan Protein
a. Pengendapan protein dengan ammonium sulfat
2-3mL rotein telur
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambah bertetes-tetes NaOH
- Dicatat perubahan warna
Warna
3-4mL rotein susu
- Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambah 3-4mL larutan ammonium sulfat jenuh
- Dikocok pelan pelan
Larutan keruh
- Diambil 1mL
- Ditambah 2-3mL akuades
- dikocok
Larutan ernih
3-4mL rotein telur
-
Dimasukkan dalam tabung reaksi
- Ditambah 3-4mL larutan ammonium sulfat jenuh
- Dikocok pelan pelan
Larutan keruh
- Diambil 1mL
- Ditambah 2-3mL akuades
- dikocok
Larutan ernih
-
5/20/2018 Laporan Protein
9/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
9
b. Pengendapan protein dengan asam mineral
1mL HNO3 ekat
- Dimasukkan tabung reaksi
- Dimiringkan
- Ditambah 1-1.5 protein susu lewat dinding
tabung
- Ditegakkan kembali
Cincin utih
-
Dikocok- Ditambah HNO3 ekat
Enda an lebih ban ak
1mL HNO3 ekat
- Dimasukkan tabung reaksi
- Dimiringkan
- Ditambah 1-1.5 protein telur lewat dinding
tabung
-
Ditegakkan kembali
Cincin utih
- Dikocok
- Ditambah HNO3 ekat
Enda an lebih ban ak
1mL HCl ekat
- Dimasukkan tabung reaksi
- Dimiringkan
- Ditambah 1-1.5 protein susu lewat dinding
tabung
- Ditegakkan kembali
Cincin utih
- Dikocok
- Ditambah HCl ekat
Enda an lebih ban ak
-
5/20/2018 Laporan Protein
10/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
10
c. Pengendapan protein dengan logam berat
Diulangi untuk garam dari Zn, Fe dan Hg
1mL HCl ekat
- Dimasukkan tabung reaksi
- Dimiringkan
- Ditambah 1-1.5 protein telur lewat dinding
tabung
- Ditegakkan kembali
Cincin utih
- Dikocok
-
Ditambah HCl ekat
Enda an lebih ban ak
1-1.5mL Larutan rotein
-
Dimasukkan tabung reaksi
- Ditambah CuSO4tetes demi tetes
- dikocok
Enda an biru
- Ditambah CuSO4sampai endapan larut
Enda an lebih ban ak
1-1.5mL Larutan rotein
- Dimasukkan tabung reaksi
- Ditambah PbSO4tetes demi tetes
- dikocok
Enda an biru
- Ditambah PbSO4sampai endapan larut
Enda an lebih ban ak
-
5/20/2018 Laporan Protein
11/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
11
4. Reaksi Warna Protein
a. Reaksi Biuret
b. Reaksi Xantho Protein
3mL rotein susu
- Ditambah 1mL NaOH 40%
- Ditambah bertetes tetes larutan CuSO40.5%
Warna merah / un u
3mL rotein telur
- Ditambah 1mL NaOH 40%
- Ditambah bertetes tetes larutan CuSO40.5%
Warna merah / un u
3mL rotein susu
- Ditambah 1mL HNO3pekat
- Dipanaskan
Larutan kuning
Larutan jingga
- Didinginkan
- Ditambah amonia melalui dinding tabung
3mL rotein telur
- Ditambah 1mL HNO3pekat
- Dipanaskan
Larutan kuning
Larutan jingga
- Didinginkan
- Ditambah amonia melalui dinding tabung
-
5/20/2018 Laporan Protein
12/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
12
c. Reaksi Ninhidrin
d. Reaksi Millon
1mL protein susu
- Diatur pH sampai 7
- Ditambah 10 tetes larutan ninhidrin 0.2%
- Dipanaskan pada suhu 100C selama 10 menit
- Diamati perubahan yang terjadi
Hasil pengamatan
1mL protein telur
- Diatur pH sampai 7
- Ditambah 10 tetes larutan ninhidrin 0.2%
- Dipanaskan pada suhu 100C selama 10 menit
- Diamati perubahan yang terjadi
Hasil pengamatan
2mL protein susu
- Ditambah 1mL HgSO4
- Dipanaskan
Endapan
- Didinginkan dengan air
- Ditambah 1 tetes NaNO2 1%
- Dipanaskan
Endapan merah
2mL protein telur
- Ditambah 1mL HgSO4
- Dipanaskan
Endapan
- Didinginkan dengan air
-
Ditambah 1 tetes NaNO2 1%
- Dipanaskan
Endapan merah
-
5/20/2018 Laporan Protein
13/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
13
e. Reaksi Hopkin-Cole
5. Hidrolisis Protein dan Tes Adanya Belerang
1mL protein susu
- Ditambah 1 tetes formaldehid encer
- Ditambah 1 tetes HgSO4
- Ditambah 1mL H2SO4pekat melalui dinding
tabung
Terbentuk 2 lapisan
- Dikocok
Larutan ungu
1mL protein telur
- Ditambah 1 tetes formaldehid encer
- Ditambah 1 tetes HgSO4
- Ditambah 1mL H2SO4pekat melalui dinding
tabung
Terbentuk 2 lapisan
- Dikocok
Larutan ungu
1mL protein susu
- Ditambah 1mL NaOH 40%
- Dipanaskan selama 1 menit
- Ditambah 1 tetes Pb asetat
Endapan PbS
1mL protein telur
- Ditambah 1mL NaOH 40%
-
Dipanaskan selama 1 menit- Ditambah 1 tetes Pb asetat
Endapan PbS
-
5/20/2018 Laporan Protein
14/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
14
H.Hasil Pengamatan
Alur Kerja Hasil Pengamatan Dugaan /
reaksi
Kesimpulan
Sebelum Sesudah
1. Denaturasi Protein
a. Denaturasi karena
penambahan asam
asetat
Protein
susu: putih
Protein
telur:
kuning
jernih
Susu +
CH3COOH:
putih keruh
Dipanaskan:
putih +++
(endapan +)
Telur +
CH3COOH:
endapan
Dipanaskan:
endapan ++
Protein akan
terdenaturai
dengan adanya
penambahan
asam.
Asam asetat
dapat
menyebabkan
protein
terdenaturasi
yang ditandai
dengan
adanya
endapan saat
ditambahkan
asam asetat.
5mL rotein
Enda an / Flak
- Dimasukkan tabung
reaksi
- Ditambah 2 tetes
CH3COOH 1N- Dikocok
- Dipanaskan dalam
penangas air selama 5
menit
- Diamati perubahannya
Hasil
-
5/20/2018 Laporan Protein
15/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
15
b. Denaturasi Karena
Pemanasan
c. Denaturasi Karena
Penambahan Formaldehid
NH4SO4:
tidak
berwarna
Formaldehid:
tidak
berwarna
Akuades:
tidak
berwarna
Susu
dipanaskan:
endapan
+ NH4SO4:
endapan
Telur
dipanaskan:
endapan
+ NH4SO4:
endapan +
Susu + H2O +
formaldehid:
endapan putih
Telur + H2O +
formaldehid:
endapan
kuning
Pemanasandapat
menyebabkan
denaturasi
protein.
Formaldehid
dapat
mendenaturasi
protein karena
mengikat
gugus amino.
Pemanasanmenyebabkan
protein
terdenaturasi
yang ditandai
dengan
adanya
endapan saat
dipanaskan.
Protein
terdenaturasi
setelah
ditambah
formaldehid
yang ditandai
adanya
endapan.
2-3mL larutan protein
- Dimasukkan tabung
reaksi
- Dipanaskan selama 1
menit
Endapan / Flak
- Didinginkan
- Dibagi menjadi
dua
- Ditambah
1-2 tetes
amonium
sulfat
- dipanaskan
- Di
din
gin
kan
Endapan
Enda an
1-1.5mL formaldehid
- Dimasukkan dalam
tabung reaksi
- Ditambah 2mL akuades
- Ditambah larutan
protein
- Diamati
Endapan
-
5/20/2018 Laporan Protein
16/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
16
2. Sifat Amfoter Protein
HCl: tidak
berwarna
Indikator
pp: tidak
berwarna
NaOH:
tidak
berwarna
Larutan
protein +
NaOH: tidak
berwarna
+ indikator pp:
larutan merah
jambu
Protein dapat
bersifat asamapabila
ditambahkan
dengan asam
dan daat
bersifat basa
apabila
ditambah basa.
Sifat ini
disebut sifat
amfoter
protein. Protein
bersifat basa
saat ditambah
NaOH yang
ditunjukkan
hasil larutan
merah jambu
saat ditambah
indikator pp.
3mL akuades
-
Dimasukkan dalam
tabung reaksi
- Ditambah 2 tetes HCl
1N
- Ditambah beberapa
tetes indikator kongo
Larutan biru
- Ditambah 2-3mL
protein
-
Dicatat perubahan
warna
Warna
3mL larutan NaOH encer
- Dimasukkan dalam
tabung reaksi
-
Ditambah beberapa tetes
indikator pp
Larutan merah jambu
2-3mL protein susu
- Dimasukkan dalam
tabung reaksi
- Ditambah bertetes-tetes
NaOH
- Dicatat perubahan
warna
Warna
-
5/20/2018 Laporan Protein
17/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
17
3. Pengendapan Protein
a. Pengendapan protein
dengan ammoniumsulfat
b.
Pengendapan protein
dengan asam mineral
NH4SO4:
tidak
berwarna
Akuades:
tidak
berwarna
HNO3: tidak
berwarna
Susu +
NH4SO4: putih
+ akuades:
endapan larut
Telur +
NH4SO4:
hablur, jernih
+ akuades:
endapan larut
Susu + HNO3:
cincin putih
+ HNO3:
endapan ++
Telur + HNO3:
cincin putih
+ HNO3:
endapan +
Pengendapan
protein dengan
ammonium
sulfat dapat
larut kembali
atau bersifat
reversibel.
Reaksi antara
asam dan
protein akan
menghasilkan
garam dan
endapan.
Endapan yang
diperoleh
sifatnya mudah
larut saat
protein
direaksikan
dengan HCl
Pengendapan
yang terjadi
bersifat
reversibel
karena larut
kembali
setelah
ditambahkan
akuades.
Pengendapan
protein
karena
penambahan
HNO3
bersifat
irreversibel.
3-4mL larutan rotein
- Dimasukkan dalam
tabung reaksi
- Ditambah 3-4mL
larutan ammonium
sulfat jenuh
- Dikocok pelan pelan
Larutan keruh
- Diambil 1mL
- Ditambah 2-3mL
akuades
- dikocok
Larutan jernih
1mL HNO3pekat
- Dimasukkan tabung
reaksi
- Dimiringkan
-
Ditambah 1-1.5 larutanprotein lewat dinding
tabung
- Ditegakkan kembali
Cincin putih
- Dikocok
- Ditambah HNO3pekat
Enda an lebih ban ak
1mL HCl pekat
- Dimasukkan tabung
reaksi
-
5/20/2018 Laporan Protein
18/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
18
c. Pengendapan protein
dengan logam berat
HCl: tidak
berwarna
CuSO4: tidak
berwarna
Susu + HCl:
cincin putih
+ HCl:
endapan +
Telur + HCl:
cincin putih
+ HCl:
endapan +
Susu + 2 tetes
CuSO4: endapan
biru+ 15 tetes
CuSO4: endapan
larut
Telur + 2 tetes
CuSO4: endapan
biru
+ 6 tetes
CuSO4: endapan
larut
pekat atau
reversibel.
Protein dapat
mengendap
apabila
ditambahkan
dengan garam
dari logam
berat.
Pengendapan
protein
karena
penambahanHCl bersifat
reversibel.
Cu, Fe, Zn,
Pb dan Hg
merupakan
logam berat
karena dapat
meng
endapkan
protein.
Pengendapan
yang terjadi
akibat
penambahan
garam-garam
tersebut
bersifat
reversibel.
1-1.5mL Larutan protein
- Dimasukkan tabung
reaksi
- Ditambah CuSO4
tetes demi tetes
- dikocok
Endapan biru
- Ditambah CuSO4
sampai endapan larut
Endapan lebih banyak
1-1.5mL Larutan rotein
- Dimasukkan tabung
reaksi
- Ditambah PbSO4tetes
demi tetes
-
5/20/2018 Laporan Protein
19/39
demi tetes
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
19
Diulangi untuk garam dari
Zn, Fe dan Hg
PbSO4: tidak
berwarna
ZnSO4: tidak
berwarna
FeSO4: tidakberwarna
Susu + 1 tetes
PbSO4: endapan
putih
+ 40 tetes
PbSO4: endapan
larut
Telur + 1 tetes
PbSO4: endapan
putih
+ 40 tetes
PbSO4: endapan
larut
Susu + 4 tetes
ZnSO4: endapan
putih
+ 15 tetes
ZnSO4: endapanlarut
Telur + 2 tetes
ZnSO4: endapan
putih
+ 5 tetes
ZnSO4: endapan
larut
Susu + 1 tetes
FeSO4: endapan
coklat
+ 22 tetes
FeSO4: endapan
larut
Telur + 1 tetes
FeSO4: endapan
-
5/20/2018 Laporan Protein
20/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
20
HgSO4: tidak
berwarna
coklat
+ 8 tetes FeSO4:
endapan larut
Susu + 2 tetes
HgSO4:
endapan
+ 22 tetes
HgSO4:
endapan larut
Telur + 2 tetes
HgSO4:
endapan
+ 22 tetes
HgSO4:
endapan larut
4. Reaksi Warna Protein
a. Reaksi Biuret
b.
Reaksi Xantho Protein
Telur:
jernih
Susu:
larutan
putih
NaOH:
tidak
berwarna
CuSO4: biru
jernih
Susu + NaOH
+ CuSO4:
ungu
Telur + NaOH
+ CuSO4:
ungu (-)
Makin banyak
/ makin
panjang ikatan
peptida dalam
protein warna
ungu makin
kuat
intensitasnya
begitu juga
makin sedikit
maka semakin
merah muda.
Protein susu
dan telur
memiliki
ikatan peptida
karena
terbentuk
warna ungu
pada reaksi
biuret.
Protein susu
3mL larutan rotein
- Ditambah 1mL NaOH
40%
- Ditambah bertetes tetes
larutan CuSO40.5%
Warna merah / ungu
-
5/20/2018 Laporan Protein
21/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
21
c.
Reaksi Ninhidrin
d.
Reaksi Millon
HNO3
pekat: tidak
berwarna
NH3: tidakberwarna
Ninhidrin:
kuning,
jernih
Susu + HNO3
dipanaskan:
dua lapisan,
kuning+ NH3
dipanaskan:
dua lapisan,
jingga,
endapan +++
Telur + HNO3
dipanaskan:
dua lapisan,
kuning
+ NH3
dipanaskan: 2
lapisan,
jingga,
endapan
Susu +
ninhidrin:
putih kebiruan
Dipanaskan:
ungu
Telur +
ninhidrin:
keruh
Dipanaskan:
ungu ++
Reaksi xantho
protein
digunakan
untuk mengidentifikasi
adanya nitrasi
cincin benzena
yang ditandai
dengan
terbentuknya
warna kuning
Larutan jika
dipanaskan
akan
menghasilkan
warna abu-abu
atau ungu
maka terdapat
asam alfa
amino.
dan telur
mengandung
gugus
benzenakarena
terbentuk
warna kuning
sebagai
indikator
reaksi xantho
protein.
Protein susu
dan telur
mengandung
asam
amino.
Protein susu
3mL larutan rotein
- Ditambah 1mL HNO3
pekat
- Dipanaskan
Larutan kuning
Larutan jingga
- Didinginkan
- Ditambah amonia
melalui dinding tabung
1mL larutan protein
- Diatur pH sampai 7
- Ditambah 10 tetes
larutan ninhidrin 0.2%
- Dipanaskan pada suhu
100C selama 10 menit
-
Diamati perubahanyang terjadi
Hasil pengamatan
-
5/20/2018 Laporan Protein
22/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
22
e. Reaksi Hopkin-Cole
HgSO4:
tidak
berwarna
NaNO2:tidak
berwarna
HgSO4: tidakberwarna
H2SO4: tidak
berwarna
Susu + HgSO4
dipanaskan:
endapan kuning
+ NaNO2:
endapan merah
kecoklatan
Telur + HgSO4
dipanaskan:
endapan kuning
+ NaNO2
dipanaskan:
endapan merah
kecoklatan ++
Susu +
formaldehid
+ millon: putih
+ H2SO4: dua
lapisan
Dikocok:
larutan kuning
Telur +
formaldehid +
millon:endapan putih
+ H2SO4: dua
lapisan
Dikocok:
gumpalan
putih
Endapan
merah pada
reaksi millon
terbentuksebagai
indikator
adanya tirosin
atau triptofan
yang bereaksi
dengan Hg.
Protein yang
positif
mengandung
tirosin indol
akan
menghasilkan
warna ungu.
dan telur
mengandung
tirosin dan
triptofankarena
menghasilkan
endapan
merah pada
reaksi millon.
Terbentuk
cincin
berwarna ung
yang
menunjukkan
hasil positif
uji hopkin-
cole.
2mL larutan protein
- Ditambah 1mL HgSO4
- Dipanaskan
Endapan
-
Didinginkan dengan air
-
Ditambah 1 tetes NaNO2 1%
-
Dipanaskan
Endapan merah
1mL protein susu
- Ditambah 1 tetes
formaldehid encer
-
Ditambah 1 tetes
HgSO4
- Ditambah 1mL H2SO4
pekat melalui dinding
Terbentuk 2 lapisan
- Dikocok
Larutan ungu
-
5/20/2018 Laporan Protein
23/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
23
5. Hidrolisis Protein dan Tes
Adanya Belerang
NaOH:tidak
berwarna
Pb asetat:
tidak
berwarna
Susu + NaOH:putih (-)
+ Pb asetat:
hitam
Telur +
NaOH: tidak
berwarna
+ Pb asetat:
endapan abu-
abu.
S
2-
+ 2H2O +PbO2
2- PbS
+ 4OH-
Ebdapan PbS
berwarna
hitam.
Adanyaperubahan
warna
endapan
hitam
menunjukkan
asam amino
mengandung
belerang.
Kemungkinan
asam amino
tersebut
adalah
methionine
dan cysteine.
1mL protein susu
- Ditambah 1mL NaOH
40%
- Dipanaskan selama 1
menit
- Ditambah 1 tetes Pb
asetat
Endapan PbS
-
5/20/2018 Laporan Protein
24/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
24
I. Analisis dan Pembahasan
Percobaan 1
Pada percobaan pertama, dilakukan pengujian beberapa faktor yang
menyebabkan denaturasi pada protein. Denaturasi protein adalah hilangnya sifat-sifat
struktur lebih tinggi oleh terkacaunya ikatan hidrogen dan gaya-gaya sekunder
lain yang memutuskan molekul protein. Akibat dari suatu denaturasi adalah
hilangnya banyak sifat-sifat biologis suatu protein. Faktor-faktor yang
mempengaruhi denaturasi protein ada berbagai macam. Diantaranya denaturasi protein
karena pemanasan, penambahan asam asetat dan formalin
Denaturasi karena penambahan asam asetat
Pada percobaan pertama dilakukan percobaan pada 5mL larutan protein baik
protein susu maupun protein telur dengan prosedur sebagai berikut. Pertama 5mL
larutan protein dimasukkan pada tabung reaksi kemudian ditambah dengan 2 tetes
larutan asam asetat 1N sehingga diperoleh endapan atau flake. Tabung reaksi
selanjutnya dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit dan diamati perubahannya.
5mL protein susu ditambah dengan 2 tetes asam asetat 1N menghasilkan larutan
putih keruh dan setelah dipanaskan menjadi larutah yang lebih putih (+++) disertai
endapan (+). 5mL protein telur ditambah dengan 2 tetes asam asetat 1N menghasilkan
endapan dan setelah dipanaskan menghasilkan endapan lebih banyak (++).
Penambahan asam/basa akan menyebabkan denaturasi protein. Asam dan basa
akan mengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan ionik. Pada percobaan ini
reaksinya adalah sebaagai berikut:
Putih telur + CH3COOH = terbentuk gumpalan
Susu + CH3COOH = putih
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa protein susu dan telur yang ditambahi
dengan asam asetat mengalami denaturasi yang ditandai dengan adanya endapan.
Karena yang ditambahkan adalah asam lemah, maka pengaruhnya terhadap
denaturasi protein tidak akan sekuat asam kuat. Sehingga kebanyakan hanya
melembekkan saja. Penambahan asam lemah ini juga menunjukkan denaturasi protein
karena perubahan pH. Secara teori, denaturasi dapat bersifat reversibel, jika suatu
protein hanya dikenai kondisi denaturasi yang lembut seperti perubahan pH.
-
5/20/2018 Laporan Protein
25/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
25
Setelahnya dilakukan pemanasan, susu yang semula berwarna putih keruh (-)
berubah kembali menjadi keadaan awalnya yaitu putih susu. Sedangkan pada putih
telur, gumpalan yang dihasilkan tadi larut namun dihasilkan larutan putih keruh. Hal ini
menunjukkan bahwa denaturasi protein bersifat reversibel atau dapat kembali ke
keadaan semula saat pemanasan namun terdenaturasi kembali saat suhunya cukup
rendah.
Denaturasi karena pemanasan
Pada percobaan ini 2-3mL larutan protein baik protein susu maupun telur
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian dipanaskan selama 1 menit dan
menghasilkan endapan atau flake. Setelah itu tabung reaksi didinginkan lalu dibagi
menjadi dua bagian. Bagian pertama ditambah dengan 1-2 tetes ammonium sulfat lalu
dipanaskan dan menghasilkan endapan. Sementara bagian kedua dipanaskan tanpa
ditambah ammonium sulfat dan menghasilkan endapan. Endapan yang dihasilkan
bagian kedua lebih banyak daripada bagian pertama.
Pemanasan dapat menyebabkan denaturasi karena kemampuan protein untuk
mengikat air menurun dan menyebabkan terjadinya koagulasi. Pada percobaan ini,
protein susu dan telur saat dipanaskan masing-masing menimbulkan endapan. Sehingga
dapat dikatakan bahwa protein telur dan susu telah terdenaturasi. Kemudian masing-
masing larutan dibagi 2, dimana bagian I ditambahkan (NH4)2SO4. Pada protein susu
maupun telur didapatkan endapan yang lebih banyak pada bagian I atau larutan yang
ditambah dengan ammonium sulfat((NH4)2SO4). Penambahan garam (NH4)2SO4 ini
akan menyebabkan terjadinya dehidrasi protein sehingga molekul protein yang
mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendap. Kesimpulan dari percobaan
ini adalah pemanasan dapat menyebabkan denaturasi protein yang ditandai dengan
adanya endapan yang dihasilkan.
Denaturasi karena penambahan formaldehid
Pada percobaan ini dilakukan mengujian pada larutan protein susu dan telur
dengan prosedur sebagai berikut: beberapa tetes larutan protein susu dan telur
dimasukkan ke dalam tabung reaksi lalu ditambah dengan 2mL akuades dan ditambah
dengan 1-1.5mL larutan formaldehid kemudian diamati perubahannya.
-
5/20/2018 Laporan Protein
26/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
26
Pada protein susu setelah ditambahkan akuades dan formaldehid terbentuk
endapan putih sedangkan pada protein telur setelah ditambahkan akuades dan
formaldehid terbentuk endapan kuning.
Penambahan formaldehid akan menyebabkan reaksi pada gugus amino protein
dengan asam amino dimetil. Hasil reaksi ini memberikan endapan yang tidak larut
dalam air dan mengeras. Pada percobaan ini kedua larutan protein membentuk endapan
setelah ditambahkan dengan akuades dan formaldehid. Sehingga dapat dikatakan
bahwa protein telah terdenaturasi karena penambahan formaldehid. Kesimpulan dari
percobaan ini dalah formaldehid dapat menyebabkan denaturasi terhadap protein.
Percobaan 2
Pada percobaan kedua, seharusnya dilakukan pengujian sifat amfoter protein
dengan menguji larutan protein susu dan telur dengan hipotesis semakin banyak atau
panjang ikatan peptida dalam protein maka warna ungu yang dihasilkan akan semakin
kuat intensitasnya begitu pula sebaliknya apabila ikatan peptida dalam protein sedikit
maka warna ungu tidak terlalu kuat dan cenderung menjadi merah muda.
Percobaan 3
Pengendapan protein dapat disebabkan adanya berbagai gugus fungsional (NH2,
NH, OH, CO) dan bentuk ion ganda (zwitter ion) yang terdapat dalam struktur protein.
Gugus-gugus tersebut mampu mengikat molekul air melalui pembentukan ikatan
hidrogen. Reaksi pengendapan dapat terjadi dikarenakan penambahan bahan-bahan
kimia seperti garam-garam dan pelarut organik yang dapat merubah sifat kelarutan
protein dalam air.
Pengendapan dengan ammonium sulfat
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 3-4mL larutan protein susu dan
telur dengan prosedur sebagai berikut: 3-4mL larutan protein susu dan telur
dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambah dengan 3-4mL larutan ammonium
sulfat jenuh lalu dikocok sehingga terbentuk larutan keruh. Larutan keruh yang
dihasilkan diambil sebanyak 1mL kemudian ditambah akuades sebanyak 2-3mL dan
dikocok kembali.
-
5/20/2018 Laporan Protein
27/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
27
Larutan protein susu ditambah dengan ammonium sulfat menghasilkan larutan
putih, setelah ditambah akuades endapannya larut. Larutan protein telur ditambah
dengan ammonium sulfat menghasilkan larutan jernih disertai hablur. Saat ditambakan
akuades larutan jernih terdapat gel dan endapannya larut.
Pengendapan yang diakibatkan ammonium sulfat menyebabkan terjadinya
dehidrasi protein sehingga molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil
akan mudah mengendap. Pada percobaan ini larutan protein telur dan susu masing
masing ditambahkan larutan ammonium sulfat menghasilkan endapan berwarna putih.
Endapan berwarna putih terbentuk karena ammonium sulfat dapat menyebabkan
dehidrasi air, sehingga kelarutannya berkurang. Kemudian endapan ini larut pada
penambahan air. Berarti dalam protein telur dan susu mengandung gugus amino yang
memiliki kelarutan yang rendah yang menyebabkannya mengendap dan endapan yang
terbentuk bersifat reversible karena dapat dilarutkan kembali.
Pengendapan protein dengan asam mineral pekat
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 1-1.5mL larutan protein susu
dan telur dengan penambahan asam mineral pekat yaitu HNO3 dan HCl dengan
prosedur sebagai berikut:
1. 1mL HNO3 pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian tabung
reaksi dimiringkan. Ditambahkan 1-1.5mL larutan protein susu / telur melalui
dinding tabung sehingga didapatkan cincin putih. Tabung reaksi kemudian
dikocok dan kembali ditambahkan dengan HNO3 pekat hingga diperoleh
endapan yang lebih banyak.
2.
1mL HCl pekat dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian tabung reaksi
dimiringkan. Ditambahkan 1-1.5mL larutan protein susu / telur melalui
dinding tabung sehingga didapatkan cincin putih. Tabung reaksi kemudian
dikocok dan kembali ditambahkan dengan HCl pekat hingga diperoleh
endapan yang lebih banyak.
Larutan protein susu ketika ditambahkan dengan HNO3 pekat menghasilkan
cincin putih dan ketika ditambah kembali dengan HNO3pekat diperoleh endapan yang
lebih banyak. Larutan protein telur ketika ditambahkan dengan HNO3 pekatmenghasilkan cincin putih dan ketika ditambah kembali dengan HNO3pekat diperoleh
-
5/20/2018 Laporan Protein
28/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
28
endapan yang lebih banyak. Endapan yang dihasilkan larutan protein susu lebih banyak
daripada endapan yang dihasilkan oleh protein telur.
Larutan protein susu ketika ditambahkan dengan HCl pekat menghasilkan cincin
putih dan ketika ditambah kembali dengan HCl pekat diperoleh endapan yang lebih
banyak. Larutan protein telur ketika ditambahkan dengan HCl pekat menghasilkan
cincin putih dan ketika ditambah kembali dengan HCl pekat diperoleh endapan yang
lebih banyak. Endapan yang dihasilkan larutan protein susu sama banyak dengan
endapan yang dihasilkan oleh protein telur.
Pengendapan yang terjadi dikarenakan adanya reaksi antara asam kuat dengan
gugus amino dari protein yang menyebabkan terbentuknya endapan. Baik larutan
protein telur maupun susu saat ditambah larutan HNO3membentuk endapan yang
berupa cincin putih saat penambahan HNO3 berlebih endapan putih yang terbentuk
semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa pengendapan dengan HNO3pekat
bersifat ireversibel. Larutan protein susu dan telur direaksikan dengan menggunakan
HCl membentuk endapan yang berupa cincin putih saat penambahan HCl berlebih
endapan putih yang terbentuk semakin banyak tetapi mudah larut. Hal ini menunjukkan
bahwa pengendapan dengan HCl pekat bersifat reversibel.
Pengendapan protein dengan logam berat
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 1-1.5mL larutan protein susu
dan telur dengan prosedur sebagai berikut:
1. 1-1.5mL larutan protein susu atau telur dimasukkan dalam tabung reaksi dan
ditambah dengan CuSO4tetes demi tetes kemudian dikocok sehingga didapatkan
endapan biru. Endapan yang didapatkan ditambah kembali dengan CuSO4 hingga
endapannya larut.
2. 1-1.5mL larutan protein susu atau telur dimasukkan dalam tabung reaksi dan
ditambah dengan PbSO4tetes demi tetes kemudian dikocok sehingga didapatkan
endapan putih. Endapan yang didapatkan ditambah kembali dengan PbSO4
hingga endapannya larut.
3.
1-1.5mL larutan protein susu atau telur dimasukkan dalam tabung reaksi dan
ditambah dengan ZnSO4tetes demi tetes kemudian dikocok sehingga didapatkan
endapan putih. Endapan yang didapatkan ditambah kembali dengan ZnSO4
hingga endapannya larut.
-
5/20/2018 Laporan Protein
29/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
29
4. 1-1.5mL larutan protein susu atau telur dimasukkan dalam tabung reaksi dan
ditambah dengan FeSO4tetes demi tetes kemudian dikocok sehingga didapatkan
endapan coklat. Endapan yang didapatkan ditambah kembali dengan FeSO4
hingga endapannya larut.
5. 1-1.5mL larutan protein susu atau telur dimasukkan dalam tabung reaksi dan
ditambah dengan HgSO4tetes demi tetes kemudian dikocok sehingga didapatkan
endapan. Endapan yang didapatkan ditambah kembali dengan HgSO4 hingga
endapannya larut.
Larutan protein susu + 2 tetes CuSO4 membentuk endapan biru dan ketika
ditambah 15 tetes CuSO4 endapannya larut kembali. Larutan protein telur + 2 tetes
CuSO4membentuk endapan biru dan ketika ditambah 6 tetes CuSO4endapannya larut
kembali. Larutan protein susu + 1 tetes PbSO4membentuk endapan putih dan ketika
ditambah 40 tetes PbSO4 endapannya larut kembali. Larutan protein telur + 1 tetes
PbSO4membentuk endapan putih dan ketika ditambah 40 tetes PbSO4endapannya larut
kembali. Larutan protein susu + 4 tetes ZnSO4membentuk endapan putih dan ketika
ditambah 15 tetes ZnSO4 endapannya larut kembali. Larutan protein telur + 2 tetes
ZnSO4membentuk endapan putih dan ketika ditambah 5 tetes ZnSO4endapannya larut
kembali. Larutan protein susu + 1 tetes FeSO4membentuk endapan coklat dan ketika
ditambah 22 tetes FeSO4 endapannya larut kembali. Larutan protein telur + 1 tetes
FeSO4membentuk endapan coklat dan ketika ditambah 8 tetes FeSO4endapannya larut
kembali. Larutan protein susu + 2 tetes HgSO4 membentuk endapan dan ketika
ditambah 22 tetes HgSO4 endapannya larut kembali. Larutan protein telur + 2 tetes
HgSO4 membentuk endapan dan ketika ditambah 22 tetes HgSO4 endapannya larut
kembali.
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa penambahan logam berat dapat
menyebabkan terjadinya pengendapan pada larutan protein baik protein susu maupun
telur. Pengendapan yang terjadi bersifat reversibel karena dapat larut kembali ketika
ditambahkan logam berat yang sama dengan jumlah yang lebih banyak.
Percobaan 4
Percobaan keempat dilakukan untuk menguji adanya protein melalui reaksi
warna. Percobaan yang dilakukan meliputi reaksi Biuret, Xantho Protein, Ninhidrin,
Millon dan Hopkin-Cole.
-
5/20/2018 Laporan Protein
30/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
30
Reaksi Biuret
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 3mL larutan protein susu atautelur dengan prosedur sebagai berikut: 3mL larutan protein dimasukkan dalam tabung
reaksi lalu ditambah dengan larutan NaOH 40% dan bertetes-tetes larutan CuSO40.5%
hingga diperoleh warna ungu. Warna ungu yang dihasilkan oleh larutan protein telur
lebih pudar dibandingkan dengan warna ungu yang dihasilkan larutan protein susu.
Reaksi biuret merupakan reaksi warna yang umum digunakan untuk menguji
adanya ikatan peptida (-CO-NH-) dan protein. Reaksi positif ditandai dengan
terbentuknya warna ungu karena terbentunya senyawa kompleks antara Cu2+dan N dari
molekul ikatan peptide. Pada uji ini, larutan susu dan putih telur berturut-turut
menunjukkan warna ungu dan ungu (-), sehingga kedua larutan positif mengandung
ikatan peptida. Karena warna ungu yang dihasilkan larutan protein telur lebih lemah,
maka dapat disimpulkan bahwa ikatan peptida pada protein susu lebih panjang daripada
protein telur.
Reaksi Xantho Protein
Pada percobaan ini dilakukan pengujian pada 3mL larutan protein susu atau telur
dengan prosedur sebagai berikut: 3mL larutan protein susu atau telur dimasukkan ke
dalam tabung reaksi lalu ditambah dengan 1mL HNO3 pekat kemudian dipanaskan
hingga terbentuk larutan kuning. Larutan kuning yang dihasilkan kemudian didinginkan
dan ditambah dengan NH3melalui dinding tabung hingga terbentuk larutan berwarna
jingga.
Larutan protein susu + HNO3 pekat dan dipanaskan membentuk dua lapisan
berwarna kuning. Kemudian ditambah NH3 dan dipanaskan kembali membentuk dua
lapisan berwarna jingga dengan endapan yang banyak (+++). Larutan protein telur +
HNO3 pekat dan dipanaskan membentuk dua lapisan berwarna kuning. Kemudian
ditambah NH3 dan dipanaskan kembali membentuk dua lapisan berwarna jingga
dengan endapan yang tidak terlalu banyak dibandingkan dengan protein susu.
-
5/20/2018 Laporan Protein
31/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
31
Reaksi ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya senyawa poli nitro
benzene dari gugusgugus amino. Uji ini menghasilkan warna kuning. Warna kuning
terjadi akibat reaksi dari gugus poli nitro benzena yang terdapat dalam gugus amino.
Kemudian jika ditambah larutan alkali warna kuning akan hilang dan diganti dengan
larutan berwana jingga yang menunjukkan sifat keasaman dari fenol.
Pada uji ini baik larutan protein telur maupun susu memberikan hasil yang positif
saat penambahan HNO3pekat terbentuk larutan dengan endapan berwarna kuning dan
saat ditambah dengan NH3terbentuk cincin kuning dengan disertai adanya warna
jingga. Hal ini berarti bahwa dalam protein telur maupun susu mengandung gugus
senyawa poli nitro benzena misalnya tirosin, fenilalanin, atau triptofan.
Reaksi Ninhidrin
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 1mL larutan protein susu atau
telur dengan prosedur sebagai berikut: 1mL larutan protein susu atau telur dimasukkan
ke dalam tabung reaksi dan diatur pHnya sampai 7 kemudian ditambah 10 tetes larutan
ninhidrin 0.2% lalu dipanaskan pada suhu 100C selama 10 menit dan diamati
perubahan yang terjadi.
Larutan protein susu + larutan ninhidrin menghasilkan larutan putih kebiruan dan
setelah dipanaskan warnanya berubah menjadi ungu. Larutan protein telur + larutan
ninhidrin menghasilkan larutan keruh dan setelah dipanaskan warnanya berubah
menjadi ungu yang lebih pekat ++ jika dibandingkan dengan larutan protein susu.
Ninhidrin adalah suatu reagen berguna untuk mendeteksi asam amino dan
menunjukkan uji positif bila memberikan warna biru atau ungu. Senyawa ini
merupakan hidrat dari triketon siklik, dan bila bereaksi dengan asam amino
menghasilkan zat berwarna ungu
Struktur ninhidrin : (2,2-Dihydroxyindane-1,3-dione)
-
5/20/2018 Laporan Protein
32/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
32
Pada uji ini, larutan putih telur dan susu berturut-turut menunjukkan warna biru
kehitaman dan biru keunguan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua larutan
tersebut positif terhadap uji ninhidrin dan keduanya sama-sama mengandung asam
amino dalam molekulnya.
Reaksi Millon
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 2mL larutan protein susu atau
telur dengan prosedur sebagai berikut: 2mL larutan protein susu atau telur dimasukkan
ke dalam tabung reaksi lalu ditambah 1mL HgSO4dan dipanaskan hingga membentuk
endapan. Kemudian tabung reaksi didinginkan dengan air lalu ditambah 1 tetes NaNO2
1% dan dipanaskan kembali hingga terbentuk endapan merah.
Larutan protein susu + HgSO4 dan dipanaskan menghasilkan endapan kuning.
Setelah ditambah NaNO2 dan dipanaskan kembali menghasilkan endapan merah
kecoklatan. Larutan protein telur + HgSO4 dan dipanaskan menghasilkan endapan
kuning. Setelah ditambah NaNO2 dan dipanaskan kembali menghasilkan endapan
merah kecoklatan yang lebih banyak daripada larutan protein susu.
Reaksi millon ini dapat menunjukkan adanya kondensasi dua indol dari triptofan
(senyawa fenol) dengan aldehid yang dapat ditunjukkan dengan terbentuknya warna
merah. Larutan protein telur dan susu saat ditambah dengan larutan HgSO4membentuk
endapan yang kemudian saat dipanaskan larutan menjadi berwarna merah dan saat
penambahan NaNO2dan dipanaskan kembali warna merahnya semakin terlihat
-
5/20/2018 Laporan Protein
33/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
33
semakin jelas. Hal ini membuktikan bahwa dalam larutan protein telur maupun susu
asam amino penyusunnya mengandung senyawa fenolik seperti tirosin atau triptofan.
Reaksi Hopkin-Cole
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 1mL larutan protein susu atau
telur dengan prosedur sebagai berikut: 1mL larutan protein susu atau telur dimasukkan
pada tabung reaksi kemudian ditambah 1 tetes larutan formaldehid, 1 tetes larutan
HgSO4dan 1mL larutan H2SO4pekat melalui dinding tabung kemudian membentuk 2
lapisan. Setelah dikocok akan menghasilkan larutan berwarna ungu.
Larutan protein susu + formaldehid + HgSO4menghasilkan larutan putih, ketika
ditambah dengan H2SO4 pekat terbentuk 2 lapisan dan terdapat warna ungu. Larutan
protein telur + formaldehid + HgSO4 menghasilkan endapan putih, ketika ditambah
dengan H2SO4pekat terbentuk 2 lapisan dan terdapat warna ungu.
Reaksi warna protein ini menunjukkan positif apabila ditandai terbentuknya
cincin ungu pada bidang batas antara larutan protein dengan pereaksi. Pembentukan
cincin ini dikarenakan terbentuknya kondensasi 2 inti aldol dari triptofan dengan
aldehid.
Pada uji ini, larutan protein susu dan telur masing-masing menunjukkan adanya
warna ungu ditengah endapan berwarna kuning, namun tidak membentuk suatu cincin.
Hal ini mungkin dikarenakan saat penambahan H2SO4pekat, tabung tidak berada dalam
posisi miring yang seharusnya sehingga larutan tidak menetes melalui dinding
melainkan langsung jatuh ke dalam tabung. Namun, karena sudah dihasilkan warna
ungu maka kedua larutan positif terhadap uji Hopkin-Cole yang artinya kedua larutan
mengandung indol.
Percobaan 5
Pada percobaan ini dilakukan pengujian terhadap 1mL larutan protein susu atau
telur dengan prosedur sebagai berikut: 1mL larutan protein susu atau telur dimasukkan
ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah 1mL NaOH 40% dan dipanaskan selama 1
menit lalu ditambah dengan 1 tetes Pb asetat hingga menghasilkan endapan.
-
5/20/2018 Laporan Protein
34/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
34
Larutan protein susu + NaOH + Pb asetat menghasilkan endapan hitam. Larutan
protein telur + NaOH + Pb asetat menghasilkan endapan abu-abu. Kedua endapan
adalah endapan PbS yang secara teori berwarna hitam.
Percobaan ini adalah uji adanya belerang dengan jalan hidrolisis pada larutan
protein. Pada uji ini larutan protein susu dan telur direaksikan dengan NaOH kemudian
menunjukkan warna hitam setelah penambahan Pb(CH3COO)2. Reaksinya ditunjukkan
sebagai berikut :
Warna hitam tersebut menunjukkan endapan PbS yang dihasilkan. Sehingga kedua
larutan positif mengandung atom belerang (S) seperti sistein dan sistin dalam
molekulnya. Kepekatan warna hitam yang dihasilkan putih telur lebih kuat dibanding
susu, sehingga dapatdisimpulkan bahwa putih telur mengandung lebih banyak sistein
dan sistin dalam molekulnya.
-
5/20/2018 Laporan Protein
35/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
35
J. Kesimpulan
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan:
1.
Protein dapat terdenaturasi karena penambahan asam asetat, formaldehid dan
pemanasan.
2. Protein dapat mengendap dengan adanya penambahan ammonium sulfat, asam mineral
dan logam berat.
3. Pengendapan protein dapat bersifat reversibel dan irreversibel.
4. Protein susu dan telur memiliki ikatan peptida karena terbentuk warna ungu pada
reaksi biuret.
5. Protein susu dan telur mengandung gugus benzena karena terbentuk warna kuning
pada reaksi xantho protein.
6.
Protein susu dan telur mengandung asam amino karena menghasilkan warna ungu
pada reaksi ninhidrin.
7. Protein susu dan telur mengandung tirosin dan triptofan karena menghasilkan endapan
merah bata pada reaksi millon.
8. Protein susu dan telur mengandung tirosin dan indol karena menghasilkan warna ungu
pada reaksi hopkin-cole.
9.
Protein susu dan telur mengandung asam amino metionin dan sistein karena
menghasilkan endapan hitam PbS pada tes belerang.
K.Daftar Pustaka
Fessenden, Ralph. J dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga.
Jakarta: Erlangga.
Tim Dosen Kimia Organik. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Organik 2. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya
Vandef. 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. http://vandef.blogspot.com/2009/12/
laporan-praktikum-kimia-dasar-protein.html
http://vandef.blogspot.com/2009/12/%20laporan-praktikum-kimia-dasar-protein.htmlhttp://vandef.blogspot.com/2009/12/%20laporan-praktikum-kimia-dasar-protein.htmlhttp://vandef.blogspot.com/2009/12/%20laporan-praktikum-kimia-dasar-protein.htmlhttp://vandef.blogspot.com/2009/12/%20laporan-praktikum-kimia-dasar-protein.html -
5/20/2018 Laporan Protein
36/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
36
Lampiran
1. Denatrurasi protein
a. Denaturasi karena penambahan asam asetat
b. Denaturasi karena pemanasan
c. Denaturasi karena penambahan formaldehid
-
5/20/2018 Laporan Protein
37/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
37
2. Pengendapan Protein
a. Pengendapan protein dengan ammonium sulfat
b. Pengendapan protein dengan asam mineral
c. Pengendapan protein dengan logam berat
HCl pekat HNO3pekat
Telur Susu
CuSO4dan PbSO4
-
5/20/2018 Laporan Protein
38/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
38
3. Reaksi Warna Protein
a. Reaksi Biuret
b. Reaksi Xantho Protein
c. Reaksi Ninhidrin
FeSO4
-
5/20/2018 Laporan Protein
39/39
Mempelajari Sifat Sifat dan Warna dari Protein
LAPORAN KIMIA ORGANIK
39
d. Reaksi Millon
e. Reaksi Hopkin-Cole
4. Hidrolisis protein dan tes belerang