Download - Laporan Fieldtrip Iktiologi
Document
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG MK. IKTIOLOGI,
TEMPAT PELELANGAN IKAN PANGANDARAN, JAWA
BARAT
Shoimatul Ula (C24140017), Nadia Puspita Maharani (C24140018), Jahrodin
Soffyan (C24140032), Nurma Yulviarna (C24140039), Euis Liawati
(C24140067), Achmad Yasin (C24140069)
Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
2015
Abstrak
Ikan merupakan hewan vertebrata berdarah dingin, menggunakan sirip
sebagai alat gerak dan keseimbangan, serta umumnya bernapas dengan insang
yang hidup di lingkungan perairan. Fieldtrip dilaksanakan pada hari Sabtu 7
November 2015 di TPI Minasari Pangandaran. Metode yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang ikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode
inventarisasi dan metode
koleksi. Metode
inventarisasi adalah
cara
yang
digunakan dengan mencari informasi dari hasil pengamatan atau jurnal-jurnal.
Metode koleksi dengan cara mengawetkan ikan dan dibawa untuk dijadikan
koleksi.
Tujuan
dari
praktikum
lapangan
ini
mengetahui kegiatan yang
berlangsung di TPI Minasari Pangandaran, menginventarisasi beberapa jenis ikan,
melakukan koleksi beberapa jenis ikan, dan
mengidentifikasi karakteristik
beberapa
ikan hasil tangkapan nelayan yang
dilelang
di TPI
Minasari
Pangandaran. Jenis ikan yang diidentifikasi diantaranya adalah ikan pari totol,
ikan kerapu macan, ikan kakap merah, dan ikan kuwe gerong. Ikan hasil koleksi
dan inventarisasi kemudian diidentifikasi dari mulai kingdom sampai spesiesnya.
Kata kunci: ikan, inventarisasi, koleksi, tpi,
Abstract
Fish are polycoterm vertebrate animals, using fins to move and balance
tool, and generally breathe with gills that live in aquatic environments.. Fieldtrip
held on Saturday, November 7, 2015 in TPI Minasari Pangandaran. The method
used to obtain information about the fish may be divided into two, namely the
inventory method and the collection method. Inventory method is the means used
to seek information from observations or journals. Collection method is
preserving fish and brought in to be a collection. The purpose of this field work
know the activities in TPI Minasari Pangandaran, an inventory of some types of
fish, collection of several species of fish, and identify the characteristics of some
fish catches by fishermen in TPI Minasari Pangandaran. Fish species identified
include Blue-spotted stingray, brown-marbled grouper, magrove red snapper and
giant trevally. Inventory of the fish collection was later identified from the start
kingdom to species.
Key words : fish, inventory, collection, fish auction
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
PENDAHULUAN
Iktiologi berasal dari dua kata
Ikhtyos
\DQJ
EHUDUWL LNDQ GDQ
Logos \DQJ EHUarti ilmu. Ikhtiologi
adalah ilmu yang mempelajari ikan
dengan
segala aspek kehidupanya
(Rahardjo
et
al.
2
011).
Ikan
merupakan
hewan
vertebrata
berdarah dingin dan bernapas dengan
insang. Sirip digunakan sebagai alat
gerak dan keseimbangan serta hidup
di air. Demi menunjang pengetahuan
dan keahlian (kompetensi) tersebut,
maka
mahasiswa
FPIK
IPB
mengadakan
fieldtrip
di
tempat
pelelangan ikan (TPI) yang berlokasi
di Pangandaran (TPI KUD Minasari
Pangandaran). Fieldtrip dilaksanakan
dengan
mengidentifkasi
dan
mengarsipkan jenis-jenis ikan yang
dilelangkan.
Menurut Dyah 2015, tempat
pelelangan ikan (TPI)
merupakan
salah satu
fungsi
utama
dalam
kegiatan perikanan. TPI merupakan
salah satu faktor yang menggerakkan
dan
meningkatkan
usaha
dan
kesejahteraan
nelayan.
Menurut
sejarahnya
pelelangan
ikan telah
dikenal sejak tahun 1922, didirikan
dan diselenggarakan oleh koperasi
perikanan terutama di Pulau Jawa,
dengan tujuan melindungi nelayan
dari permainan harga yang dilakukan
oleh tengkulak/pengijon, membantu
nelayan mendapatkan harga
yang
layak dan juga mengembangkan
usahanya.
Munculnya
tempat
pelelangan
ikan
diharapkan
meningkatkan
taraf
kehidupan
nelayan
yaitu
perbaikan
sistem
pemasaran
hasil
perikanan
yang
menguntungkan nelayan (Sudiono
2005). Sistem dari pelelangan ikan
adalah suatu pasar dengan sistem
perantara
(dalam hal
ini
adalah
tukang tawar) melewati penawaran
umum dan yang berhak mendapatkan
ikan yang dilelang adalah penawaran
tertinggi.
Identifikasi dilakukan untuk
mengenal,
mengetahui,
dan
mempelajari
jenis
ikan
yang
ditangkap di sekitar laut Jawa bagian
selatan yang kemudian dilelangkan
di TPI . Selain untuk mempelajari
ikan lebih lanjut, kegiatan fieldtrip di
TPI
Pangandaran,
mahasiswa
diminta melakukan inventarisasi dan
pengoleksian ikan. Menurut Murni
2014, inventarisasi adalah proses
pengumpulan data yang dilakukan
pada beberapa bidang ilmu, termasuk
iktiologi.
Inventarisasi
penting
dilakukan untuk masalah apapun
yang berkaitan dengan kelengkapan
ilmu iktiologi, termasuk jenis ikan.
Pengoleksian
ikan
adalah
pengawetan
ikan
dengan
menggunakan
bahan
pengawet.
Pengawetan ikan bertujuan agar ikan
tersebut
tidak
busuk
dan
awet
sehingga
memudahkan
dalam
mengidentifikasi dan mempelajari
ikan tersebut.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Studi lapangan dilaksanakan
di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
Pangandaran KUD Minasari, Desa
Pananjung, Kecamatan Pangandaran,
Kabupaten Pangandaran, Provinsi
Jawa Barat pada hari Sabtu tanggal 7
November
2015.
Kegiatan
yang
dilakukan adalah penginventarisan
ikan,
pendeskripsian
ikan,
dan
pengoleksian yang disajikan dalam
bentuk laporan pasca studi lapang.
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
Gambar 1. Tempat Pelelangan Ikan
KUD Minasari Pangandaran
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar
2.
Koordinat
Tempat
Pelelangan Ikan Pangandaran
.RRUGLQDW
.
/6
. /%
Sumber: Google Earth
Alat dan Bahan
Box,
sterofoam,
lakban
hitam, kuas, alat suntik, masker,
sarung tangan, papan jalan, mistar,
alat tulis, jarum pentul, kamera,
formalin 2 liter, dan air bersih
sebanyak 3 liter.
Prosedur Kerja
1.
Inventarisasi Ikan
Inventarisasi
atau
pendataan
spesies ikan yang dilelang dilakukan
dengan observasi langsung ke TPI.
Spesies yang
akan
diinventarisasi
selanjutnya didokumentasikan dalam
bentuk
foto.
Ikan
yang
diinventarisasi
adalah
ikan
pari
(Dasyatis kuhlii), ikan kuwe gerong
(Caranx ignobilis), dan ikan kakap
merah (Latjanus argentimaculatus )
2.
Pengoleksian Ikan
Pengoleksian
ikan
dilakukan
dengan
mengawetkan
ikan
menggunakan formalin. Kemudian,
setelah mendapatkan ikan yang akan
dikoleksi.ikan dibersihkan dengan air
kemudian ikan direntangkan diatas
sterofoam dengan
bantuan jarum
pentul. Formalin dioleskan pada sirip
dan tubuh ikan bagian kanan. Selain
itu
formalin
juga
disuntikkan
kedalam tubuh ikan melalui anus dan
lubang-lubang lainnya. Setelah itu,
ikan
dijemur
sampai
kering.
Kemudian ikan yang telah kering
dioleskan
formalin
pada
bagian
tubuh lainnya dan dijemur kembali.
Kemudian,
ikan
dimasukkan
ke
dalam box yang telah ditambahkan
formalin sebanyak-banyaknya. Ikan
yang dikoleksi adalah ikan kerapu
macan (Ephinepelus puscoguttatus).
3.
Pendeskripsian Ikan
Ikan yang dideskripsikan adalah
ikan
hasil
inventarisasi
yang
dilakukan di TPI ditambah dengan
ikan yang dikoleksi. Ikan-ikan yang
dideskripsikan lebih lanjut
adalah
ikan kerapu maacan (Ephinephelus
puscoguttatus),
ikan
pari
totol
(Dasyatis kuhlii), ikan kakap merah
(Latjanus argentimaculatus ), dan
ikan
kuwe
gerong
(Caranx
ignobilis). Deskripsi
singkat ikan
berfokus
pada
nama
lokal,
pklasifikasi, karakteristik, biologi,
habitat, distribusi dan pemanfaatan
ikan. Data-data yang didapat berasal
dari hasil wawancara dengan nelayan
di TPI dan studi pustaka.
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
HASIL DAN PEMBAHASAN
Klasifikasi : Animalia(Kingdom) >
Chordata(Phylum)
>
Chondrichthyes(Class)
>
Elasmobranchii(Sub
class)
>
Myliobatiformes(Order)
>
Dasyatidae(Family)
>
Dasyatis(Genus)
>
Dasyatis
kuhlii(spesies)
Sumber : dokumentasi pribadi
Sumber : Fishbase.org
Nama Lokal
: Pari Totol
Nama FAO
:Blue-spotted
stingray
Karakteristik
:
Ikan
bertulang
rawan,
ekor
seperti
cambuk, memiliki celah insang yang
terletak
di
sisi
ventral
kepala,
memiliki satu atau lebih sengatan
berduri (dimodifikasi dari dentikel
kulit),
stinger
dapat
mencapai
panjang sekitar 35 cm, dua taring
seperti alur dengan kelenjar racun,
tersebar bintik-bintik hitam bagian
punggung , bagian perut putih, dan
moncong sangat pendek.
Ukuran
: berkisar 12-
46,5 cm dengan rataan 27 cm dan
panjang
maksimum
jantan
bisa
mencapai 70 cm
Habitat
:
Perairan
pantai dan kadang masuk ke daerah
pasang
surut, berasosiasi dengan
karang, pada kedalaman 0-170 m di
daerah tropis (33N-33S, 28E-
154W).
Distribusi
: Indo- Pasifik,
Laut Merah dan Afrika Timur ke
Samoa dan Tonga, utara ke Jepang ,
ke selatan ke arah Australia
Sumber : Fishbase.org
Biologi dan Ekosistem
:
Di
perairan laut, ikan pari mempunyai
peran ekologis yang sangat penting,
terutama
sebagai predator bentos.
Ikan pari merupakan spesies soliter
dan ditemukan di dasar berpasir
dekat
terumbu
karang
berbatu.
Biasanya ditemukan dalam air yang
lebih dalam , tetapi bergerak ke
rataan terumbu dan laguna dangkal
di dalam air pasang. Kadang-kadang
menutupi dirinya
dengan pasir ,
hanya
mata
dan
ekornya
yang
terlihat. Ikan pari memakan kepiting
dan
udang
dan
merupakan
ovovivipar. Tulang belakang berbisa
dapat
menimbulkan
luka
yang
menyakitkan.
Ikan
pari
dapat
terperangkap dalam jumlah yang
sangat besar di bawah pukat, jaring
udang dan perangkap ikan perikanan.
Saat bergerak, Ikan pari (Dasyatidae)
melibatkan gelombang
disebarkan
ke bawah sirip dada dari anterior ke
posterior.
Dasyatis kuhlii (Mller dan Henle
1841)
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
Pemanfaatan
:
Elasmobranchi
ini
dapat
dimanfaatkan untuk daging
tetapi
nilai yang terbatas karena ukuran
dagingnya yang kecil.
Referensi
:
Puckridge M, Last PR, White WT,
Andreakis
N.
2013.
Phylogeography of the Indo-
West
Pacific
maskrays
(Dasyatidae, Neotrygon): a
complex
example
of
chondrichthyan radiation in
the Cenozoic. Ecology and
Evolution 3(2): 217232
Rosenberger LJ. Westneat MW.
1999. Functional morphology
of undulatory
pectoral
fin
locomotion in the stingray
Taeniura
Lymma
(Chondrichthyes
:
Dasyatidae).
Journal
of
Experimental Biology 202 :
3523-3539
Klasifikasi: Animalia (Kingdom) >
Chordata (Phylum) > Vertebrata
(Subphylum) > Pisces (Superclass) >
Actinopterygii (Class) > Perciformes
(Order) > lutjanidae (Family) >
lutjaninae (Genus) > Lutjanus
argentimaculatus (Spesies)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Sumber : Fishbase.org
Nama Lokal
:
Kakap
merah
Nama FAO
:
Magrove
red snapper
Karakteristik
: Betuk badan
pipih,
memiliki
bentuk
mulut
terminal.
Terdapat
guratan
sisi
lengkap tak terputus, sirip lengkap
dengan satu sirip dorsal, sepasang
sirip
pectoral,
sepasang
sirip
ventral,satu sirip anal dan satu sirip
kaudal. Warna tubuhnya
bercorak
merah dan putih.
Ukuran
: Ikan kakap
merah ini memiliki panjang total
sebesar 26,5 cm, sedangkan pada
umumnya berukuran 80cm.
Habitat
:
Ikan kakap
merah memiliki habitat yang luas.
Ikan ini dapat hidup
di perairan
tropis dan subtropis, pada kedalaman
100 meter dengan habitat terumbu
karang
dan juga
dasar perairan
berpasir. Ikan ini termasuk karnivor
dan makanan utamanya meliputijenis
ika kecil, udang, dan
cumi-cumi
(Melianawati & Aryati , 2012)
Distribusi
:
penyebaran
ikan
kakap merah ada
di
indo-barat
Pasifik, Afrika timur dari samoa dan
pulau Line, utara
pulau Ryukyu,
selatan Australia
Lutjanus argentimaculatus
(Farsskal (1775)
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
Sumber : Fishbase.org
Biologi dan Ekosistem
: Juvenil
ikan kakap merah dapat ditemuka
pada perairan teluk yang dangkal,
laguna, atau terumbu karang dan
kadang-kadang dapat pula ditemui
pada
perairan payau.
Ikan yang
sudah dewasa
melebihi 18 inchi
(45,72 cm) ka beruaya ke perairan
yag lebih dalam selama musim panas
dan beruaya kembali ke perairan
yang
lebih dangkal pada
musim
dingin. Ikan dewasa tersebut dapat
ditemukan
soliter
maupun
berkelompok
dengan
seukuran
(Melianawati & Aryati , 2012).
Pemanfaatan
: Sebagai ikan
konsumsi, ikan hias saat juvenile,
sebagai bahan ekspor
(Zulkarnain
2007)
Referensi
:
Melianawati R, Aryati RW. 2012.
Budidaya ikan kakap merah
Lutjanus sebae. Jurnal Ilmu
dan
Teknologi
Kelautan
Tropis. 4(1): 80-88
Zulkarnain,
Iskandar.
2007.
Pemanfaatan
Ikan
kakap
Merah (Lutjanus sp.) dengan
bubu di perairan mentawah
hilir
kabupaten
Pontianak.
[Tesis].
Departemen
Pemanfaatan
Sumberdaya
Perikanan.
Sekolah
Pascasarjana.
Institut
Pertanian Bogor.
Caranx ignolibis (Paxton 1989)
Klasifikasi: Animalia (Kingdom) >
Chordata (Phylum)
>
Vertebrata
(Subphylum) > Pisces (Superclass) >
Osteichthyes (Class) > Perciformes
(Order) > Carangidae (Family) >
Caranx (Genus) > Caranx ignolibis
(Spesies)
Sumber : Dokumentasi pribadi
Nama Lokal
: Kuwe Gerong
Nama FAO
: Giant trevally
Karakteristik
:
Badan pipih,
punggung lebih cembung daripada
perut. Terdapat skut
pada
ekor
sebagai perpanjangan dari gurat sisi,
sirip punggung kedua dan sirip dubur
memanjang sampai ekor, dua duri
keras didepan sirip dubur dan noda
hitam pada tutup insang. Sirip dada
panjang dan membentuk bulan sabit
(falcate). Warna
tubuhnya
hitam
sampai keperakan. Ekornya cagak.
Ukuran
:
Spesies
ini
mempunyai
panjang
tumbuhnya sekitar 36 cm. umumnya
berukuran ki
aran 60 cm.
Sumber : Fishbase.org
Sumber : Fishbase.org
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
Habitat
:
Habitat ikan kuwe sangat beragam,
dari
pantai
sampai
laut
lepas
(oceanic) dan dari yang
bersifat
pelagis
sampai
mendekati
dasar
(Demersal). Ikan berada di Laut,
perairan payau, berasosiasi dengan
karang.
Barada
pada
kisaran
kedalaman 10-188 m. Ikan kuwe
memiliki
sifat
bergerombol
(schooling) dan bersifat karnivor.
Makanan utamanya adalah ikan dan
Makrofauna lainya.
Distribusi
:
Penyebaranya
di
Indonesia
dari
Papua
sampai
Sumatera,
Indo-
Pasifik: Laut Merah dan pantai timur
Afrika ke pulau-pulau Hawaii dan
Marquesas, utara ke selatan Jepang
dan Kepulauan Ogasawara, selatan
ke utara Australia.
Sumber : Fishbase.org
Biologi dan Ekosistem
:
Ikan
yang sudah dewasa memilih perairan
laut di sekitar pulau-pulau yang jelas
ke perairan neritik. Kadang-kadang
di perairan keruh. Pelagis. Individu
bepergian dalam kelompok ratusan
ribu ikan. Mereka
menyebar
di
malam hari untuk mencari makan
udang
kecil, invertebrata bentik,
zooplankton,
dan
larva
ikan.
Pemijahan terjadi pada terumbu arah
laut dangkal sampai menuju lepas
pantai.
Ikan
remaja
banyak
ditemukan di muara.
Pemanfaatan
:
Sebagai ikan konsumsi, dijual dalam
bentuk segar dan kering asin.
Referensi
:
Smith-Vaniz,
W.F
.
,
1995.
Carangidae. Jureles, pmpanos,
cojinas, zapateros, cocineros,
casabes, macarelas, chicharros,
jorobados,
medregales,
pez
pilota. p. 940-986. In W.
Fischer,
F.
Krupp,
W.
Schneider, C. Sommer, K.E.
Carpenter and V. Niem (eds.)
Guia FAO para Identification
de Especies para lo Fines de la
Pesca.
Pacifico
Centro-
Oriental. 3 Vols. FAO, Rome.
Paxton, J.R., D.F. Hoese, G.R. Allen
and J.E. Hanley, 1989. Pisces.
Petromyzontidae
to
Carangidae.
Zoological
Catalogue of Australia, Vol. 7.
Australian
Government
Publishing Service, Canberra,
665 p.
Klasifikasi
: Animalia(Kingdom)
> Pisces(Phylum) >
Osteichtyes(Class) >
Actinopterigi(Sub class) >
Percomorphi(Order) >
Percoidea(Sub order) >
Perciformis(Devisi) >
Serranidae(Family) >
Epinephelus(Genus) > Epinephelus
fuscoguttatus(Spesies ) (Lagler 1962
dalam Nursida 2011)
Epinephelus fuscoguttatus (
Forsskal 1775)
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
Sumber : Dokumentasi pribadi
Sumber : Fishbase.org
Nama Lokal
:
Kerapu
Macan
Nama FAO
:
Brown-
marbled grouper
Karakteristik
: Bentuk badan
ikan kerapu macan memanjang dan
gepeng
(compressed)
atau
agak
membulat. Mulut lebar serong keatas
dengan bibir bawah menonjol keatas.
Rahang bawah dan atas dilengkapi
dengan gigi deretan berderet dua
baris, lancip dan kuat serta ujung luar
bagian depan adalah
gigi yang
terbesar.
Sirip
ekor
umumnya
membulat (rounded). Warna dasar
sawo matang, perut bagian bawah
agak keputihan dan pada badannya
terdapat
titik
berwarna
merah
kecoklatan serta tampak pula 4 6
baris warna gelap yang melintang
hingga ekornya. Badan ditutupi oleh
sisik kecil mengkilap dan memiliki
ciri ciri loreng (Antoro et al. 1999
dalam Nursida 2011).
Ukuran
:
Spesies
ini
umumnya
mempunyai
panjang
sekitar 50 cm, dengan panjang
maksimum sampai 120 cm dan berat
maksimum sampai 11 kg.
(
Heemstra
1993)
Habitat
: Dalam siklus
hidupnya kerapu macan muda hidup
di perairan karang pantai dengan
kedalaman 0,5 3 m, selanjutnya
menginjak masa dewasa beruaya ke
perairan yang lebih dalam antara 7 -
40 m, biasanya
perpindahan ini
berlangsung pada siang dan senja
hari. Habitat favorit
larva
ikan
kerapu adalah perairan pantai dekat
muara sungai dengan
dasar pasir
yang
berkarang
yang
banyak
ditumbuhi padang lamun. Telur dan
larva
bersifat pelagis
(berada
di
dalam kolam air). Sementara itu,
kerapu muda hingga dewasa bersifat
demersal atau berdiam di dasar
kolam
(Subyakto
20
03
dalam
Nursida 2011).
Distribusi
:
Sumber : Fishbase.org
Penyebaran
ikan
kerapu
macan
(Epinephelus fuscoguttatus) seperti
terlihat pada Gambar 2. terdistribusi
secara luas di wilayah Indo-Pasifik,
Laut Merah, kepulauan tropis India
dan
bagian
barat-tengah
Lautan
Pasifik
(timur
ke
Samoa
dan
Kepulauan Phoenix). Ikan kerapu
macan tersebar juga di sepanjang
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
pantai
timur
Afrika
sampai
Mozambik,
Madagaskar,
India,
Thailand, Indonesia,
pantai tropis
Australia, Jepang, Filipina, New
Guinea,
dan
Kaledonia
Baru
(Heemstra & Randall 1993 dalam
Mukai 2012).
Biologi dan Ekosistem
:
Ikan
kerapu bersifat hermarodit protogini,
yaitu
pada
tahap
pertumbuhan
mencapai dewasa (matang gonad)
berjenis kelamin betina kemudian
berubah
menjadi
jantan
setelah
tumbuh besar atau ketika umurnya
bertambah tua. Fenomena perubahan
jenis kelamin pada kerapu sangat erat
hubungannya
dengan
aktivitas
pemijahan, umur, indeks kelamin
dan ukuran (Smith
1982
dalam
Nursida 2011).
Larva
kerapu
pada
umumnya
menghindari permukaan air pada
siang hari, sebaliknya pada malam
hari lebih banyak ditemukan pada
permukaan air. Penyebaran vertikal
tersebut sesuai dengan sifat kerapu
sebagai organism
nokturnal, pada
malam
hari
lebih
banyak
bersembunyi diliang liang karang,
sedangkan pada malam hari aktif
bergerak dikolom air untuk mencari
makan.
Ikan kerapu dikenal sebagai predator
yaitu pemangsa jenis ikan ikan
kecil,
plankton
hewani
(zooplankton), udang
udangan
invertebrata, rebon dan hewan
hewan kecil lainnya (Nursida 2011).
Pemanfaatan
:
Ikan
konsumsi dan ikan budidaya
Referensi
:
Heemstra, P.C. and J.E. Randall,
1993. FAO Species Catalogue.
Vol. 16. Groupers of the world
(family Serranidae, subfamily
Epinephelinae). An annotated
and illustrated catalogue of the
grouper, rockcod, hind, coral
grouper and
lyretail species
known to date. Rome: FAO.
FAO Fish. Synop. 125(16):382
p. (Ref. 5222)
Mukai
Y.
2012. Light Intensity
Requirements
for
Feeding
Behaviour by the
Brown-marbled
Grouper,
Epinephelus
fuscoguttatus.
Jurnal
Sains
Malaysiana.
41(10): 11931196
Nursida NF. 2011. Polimorfisme
Ikan
Kerapu
Macan
(Ephinephelus
Fuscoguttatus
Forsskl) yang Tahan Bakteri
Vibrio
Alginolitycus
dan
Toleran Salinitas Rendah serta
Salinitas Tinggi. Program Studi
Budidaya
Perairan. Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Universitas
Hasanuddin
Makassar
Sutrisna A. 2011. Pertumbuhan Ikan
Kerapu Macan (Epinephelus
Fuscoguttatus Forsskal, 1775)
di Perairan Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu. [Skripsi].
Departemen
Manajemen
Sumberdaya Perairan. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor.
KESIMPULAN
Kegiatan yang berlangsung di
TPI
Minasari, Pangandaran yaitu
proses
pelelangan
ikan
hasil
tangkapan para
nelayan sehingga
memudahkan
nelayan
untuk
memasarkan dan mendistribusikan
hasil
tangkapan. Jenis ikan yang
dilelang
di
TPI
Minasari
Pangandaran
beragan
diantaranya
ikan pari, ikan kuwe, ikan kakap,
ikan
kerapu,
ikan
layur,
ikan
lamadang,
dll.
Karakteristik
beberapa ikan yang dilelangkan di
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
TPI
Minasari
Pangadaran
diantaranya
ikan
pari
memiliki
bentuk tubuh picak yang mmemilikii
ekor seperti cambuk dan memiliki
celah insang yang terletak di sisi
ventral kepala. Ikan kakap merah
memiliki bentuk tubuh pipih dengan
warna bercorak merah dan putih.
Ikan kuwe gerong memiliki bentuk
tubuh
pipih
dengan
sirip
dada
memanjang sepert bulan sabit. Ikan
kerapu macan memiliki bentuk tubuh
memanjang dan gepeng, memiliki
warna dasar sawo matang dengan
titik berwarna
merah
kecoklatan.
Jenis ikan yang berhasil dikoleksi
dalam fieldtrip adalah ikan kerapu
macan.
SARAN
Berdasarkan
pengamatan
yang telah dilakukan saat fieldtrip
maka
diperlukan
beberapa
rekomendasi saran demi tujuan yang
lebih baik
1.
Saran bagi
pengelola
TPI
agar lebih transparan dalam
mengelola TPI karena masih
ada ikan yang tidak dijual di
TPI. Selain itu, pengelola TPI
bekerjasama dengan nelayan
menjaga kebersihan TPI.
2.
Saran bagi nelayan agar tidak
menangkap
hasil
laut,
terutama
ikan
secara
berlebihan
serta
menggunakan alat tangkap
yang
tidak
merusak
lingkungan.
3.
Saran bagi industri kecil dan
masyarakat yang
hidup di
pantai
Pangandaran
agar
tidak
membuang
limbah
sembarangan
ke
laut
dan
turut
menjaga
kelestarian
lingkungan.
4.
Saran bagi pemerintah agar
melakukan sosialisasi bagi
nelayan
dalam
jumlah
tangkapan
dan
alat
yang
digunakan untuk menangkap
ikan agar lingkungan
laut
tetap terjaga kelestariannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dahelmi, Murni MY dan Roesna DI.
2014. Inventarisasi jenis-jenis
ikan
cyprinidae
di
sungai
Batang
Nareh,
kabupaten
Padang
Pariaman.
Jurnal
Biologi
Universitas
Andalas.3(4):275-282.
Dyah S. 2005. Analisis Efisiensi TPI
(Tempat
Pelelangan
Ikan)
Kelas 1, 2 dan 3 di Jawa
Tengah
dan
Pengembahngannya
untuk
Peningkatan
Kesejahteraan
Nelayan.
[Tesis].
Program.
Pascasarjana,
Universitas
Diponegoro.
Heemstra, P.C. and J.E. Randall,
1993. FAO Species Catalogue.
Vol. 16. Groupers of the world
(family Serranidae, subfamily
Epinephelinae). An annotated
and illustrated catalogue of the
grouper, rockcod, hind, coral
grouper and
lyretail species
known to date. Rome: FAO.
FAO Fish. Synop. 125(16):382
p. (Ref. 5222)
Mukai
Y.
2012. Light Intensity
Requirements
for
Feeding
Behaviour by the
Brown-marbled
Grouper,
Epinephelus
fuscoguttatus.
Jurnal
Sains
Malaysiana.
41(10): 11931196
Melianawati R, Aryati RW. 2012.
Budidaya ikan kakap merah
Lutjanus sebae. Jurnal Ilmu
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
dan
Teknologi
Kelautan
Tropis. 4(1): 80-88.
Nursida NF. 2011. Polimorfisme
Ikan
Kerapu
Macan
(Ephinephelus Fuscoguttatus
Forsskl) yang Tahan Bakteri
Vibrio
Alginolitycus
dan
Toleran Salinitas Rendah serta
Salinitas
Tinggi.
Program
Studi
Budidaya
Perairan.
Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan.
Universitas
Hasanuddin Makassar
Paxton, J.R., D.F. Hoese, G.R. Allen
and J.E. Hanley, 1989. Pisces.
Petromyzontidae
to
Carangidae.
Zoological
Catalogue of Australia, Vol. 7.
Australian
Government
Publishing Service, Canberra,
665 p.
Puckridge M, Last PR, White WT,
Andreakis
N.
2013.
Phylogeography of the Indo-
West
Pacific
maskrays
(Dasyatidae, Neotrygon): a
complex
example
of
chondrichthyan radiation in
the Cenozoic. Ecology and
Evolution 3(2): 217232.
Rosenberger LJ. Westneat MW.
1999. Functional morphology
of undulatory
pectoral
fin
locomotion in the stingray
Taeniura
Lymma
(Chondrichthyes
:
Dasyatidae).
Journal
of
Experimental Biology 202 :
3523-3539.
Smith-Vaniz,
W.F.,
1995.
Carangidae. Jureles, pmpanos,
cojinas, zapateros, cocineros,
casabes, macarelas, chicharros,
jorobados,
medregales,
pez
pilota. p. 940-986. In W.
Fischer,
F.
Krupp,
W.
Schneider, C. Sommer, K.E.
Carpenter and V. Niem (eds.)
Guia FAO para Identification
de Especies para lo Fines de la
Pesca.
Pacifico
Centro-
Oriental. 3 Vols. FAO, Rome.
Sudiono M. 2005. Pengaruh Tempat
Pelelangan
Ikan
(TPI)
Cilacap
terhadap
Kondisi
Sosial Ekonomi dan Sosial
Budaya Masyarakat Nelayan
Cilacap Tahun 1996-2002.
[Skripsi].
Fakultas
Ilmu
Sosial,
Universitas
negeri
Semarang.
Sutrisna A. 2011. Pertumbuhan Ikan
Kerapu Macan (Epinephelus
Fuscoguttatus Forsskal, 1775)
di Perairan Pulau Panggang,
Kepulauan Seribu. [Skripsi].
Departemen
Manajemen
Sumberdaya Perairan. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Institut Pertanian Bogor.
Zulkarnain,
Iskandar.
2007.
Pemanfaatan
Ikan
kakap
Merah (Lutjanus sp.) dengan
bubu di perairan mentawah
hilir
kabupaten
Pontianak.
[Tesis].
Departemen
Pemanfaatan
Sumberdaya
Perikanan.
Sekolah
Pascasarjana.
Institut
Pertanian Bogor.
LAMPIRAN
Wawancara
1.
Narasumber
:
Ibu
Imas
(Pemilik kios jambal roti)
Ibu Imas mendirikan
kios
jambal roti di dekat TPI KUD Mina
Sari sejak tahun 1970. Ibu Imas
adalah orang pertama yag membuat
dan berjualan jambal roti di sekitar
TPI. Satu kilo ikan jambal roti dijual
dengan
harga
50
rb.
Ibu
Imas
membuat ikan jambal roti secara
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
mandiri dirumahnya dengan membeli
ikan di TPI. Ikan jambal roti mampu
tahan hingga 2-3 minggu. Selain
jambal roti, Ibu Imas juga menjual
terasi ikan yang juga dibuat secara
mendiri dirumahnya. Menurut bu
Imas, TPI KUD Mina Sari berperan
sebagai
pengumpul
ikan
untuk
nelayan
sehingga
KUD
dapat
membantu
menyejahterakan
kehidupan nelayan.
2.
Narasumber: Bapak Sanio
(Masyarakat)
Bapak
Sanio adalah salah
satu tokoh masyarakat yang tinggal
di pinggir pantai timur Pangandaran.
Beliau
mengatakan
bahwa
hasil
tangkapan nelayan tergantung pada
musim. Ikan tangkapan nelayan di
daerah tersebut adalah ikan trontong,
t enggiri, lamadang, dan bawal.
Bulan November adalah musim ikan
bawal putih dan ikan layur. Bawal
putih termasuk ikan yan memiliki
nilai ekonomis yang tinggi sebab
harga ikan tersebut mencapai 300-
400 ribu/kg. Hasil tangkapan dari
nelayan langsung dibawa ke tempat
pelelangan ikan KUD Minasari. TPI
KUD Minasari sudah berdiri sejak
tahun 1970an.
Alat tangkap yang digunakan
nelayan
dadi
daerah
tersebut
bermacam-macam. Contoh alatnya
ada jarring kisril, silangan, tambang,
dan rawai. Umpan yang digunakan
untuk menangkap ada
dua
jenis,
yaitu umpan alami
dan buatan.
Conoth dari umpan alami
adalah
ikan-ikan kecil
segar,
sedangkan
contoh umpan buatan berupa plastic.
Alat bius tidak boleh digunakan oleh
nelayan di Pangandaran karena akan
merusak ekosistem di laut
3.Narasumber
:
Bapak
Iyus
(Pemandu wisata
Menurut Bapak Iyus (48 th)
yang berprofesi sebagai pemandu
wisata
selama
20
tahun
di
Pangandaran, Pangandaran memiliki
potensi menjadi objek wisata yang
bagus
karena
memiliki
terumbu
karang
dengan
keanekaragaman
ikannya yang bagus untuk snorkling.
Selain itu di daerah tersebut terdapat
gua dan peninggalan sejarah islam.
Kendala
yang
dihadapai
dalam
mengembangan objek wisata tersebut
adalah kurangnya sosialisasi. Selain
memiliki TPI Minasari, Pangandaran
juga memiliki pelabuhan pendaratan
ikan
yang
perlu
dikembangkan
karena memiliki potensi yang bagus
yang terlihat dari hasil tangkapan
yang didapat
cukup banyak dan
beragam yang dijual melalui TPI
Minasari seperti ikan layur, bawal
putih, bawal hitam, ikan trongtong,
kerapu, dll. Kendala yang dihadapi
adalah kurangnya alat penangkapan
ikan
dan
sosialisasi
tentang
penangkapan ikan. Keberadan TPI
Minasari sangat
membentu
para
nelayan dalam memasarkan hasil
tangkapannya, namun TPI Minasari
pernah tidak aktif selama beberapa
tahun.
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
Literatur
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
METODE PENGKOLEKSIAN
IKAN
Alat dan bahan:
1.
Larutan Formalin 10%
2.
Sampel ikan yang akan
dikoleksi
3.
Stereofoam 1 lembar
4.
Jarum pentul 1 set
5.
Kuas
6.
Alat bedah
7.
Suntikan
8.
Tisu
9.
Selotip coklat
Langkah kerja
1.
Cuci box tempat ikan dan
keringkan
2. Cuci ikan yang akan dikoleksi
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
3.
Keringkan dengan tisu
4.
Bentangkan sirip-sirip ikan
dengan menggunakan jarum pentul
5.
Oleskan forlmalin keseluruh
bagian tubuh ikan dan siripnya
6.
Suntkan formalin ke dalam
tubuh ikan melalui anus ikan
7.
Keringkan/dijemur
8.
Oleskan formalin ke sisi
lain tubuh ikan dan keringkan
9.
Masukan
kedalam
box
berisikan larutan formaln
(sekitar
1,5
liter)
lalu
tutup
rapat
dan
segel
dengan selotip agar tidak
bocor
*K
elompok 6A / Iya Purnama Sari
Dokumentasi TPI