Download - laporan 1.docx
LAPORAN
PERANCANGAN APLIKASI SISTEM TEKNIK INDUSTRI 2
“MEJA 2 IN 1”
DisusunOleh:
Kelompok IX
Abdul Alaudin M. (41612010017)
Ahmad Sobari (41612010018)
Anissa Agustha (41612010024)
Tri Desi Rahayu W. (41612010041)
Ezra Lisfiani (41610010048)
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat
serta Karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Laporan Perancangan dan
Aplikasi Sistem Industri 2 “Studi Kelayakan - Break Event Point (BEP)”.
Kami berharap semoga laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai Studi Kelayakan-Break Event Point (BEP).
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari tingkat kesempurnaan, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun di masa yang akan
datang. Kami juga sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami,
baik dalam segi motivasi, penulisan, dan output dari penyelesaian laporan ini.
Demikianlah makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi kami khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Atas perhatiannya, kami mengucapkan terima kasih
Jakarta, 2015
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Furniture adalah istilah yang biasa digunakan untuk perabot rumah tangga yang terbuat
dari kayu atau semacamnya. Banyak sekali jenis perabot rumah tangga yaitu yang digunakan
sebagai tempat penyimpan sesuatu, tempat meletakkan sesuatu dipermukannya, tempat duduk
atau bahkan tempat untuk tidur. Furniture yang digunakan sebagai tempat meletakkan atau
menyimpan sesuatu biasanya dilengkapi dengan laci, atau mungkin rak. Furniture dapat
terbuat dari kayu, logam, plastic, dan lain-lain. Furniture sebagai perabot rumah tangga
biasanya dibuat dengan teknik yang bagus serta artistic agar selain fungsi utamanya sebagai
perabot rumah tangga tetapi juga dapat menunjukkan kesan indahnya terhadap penggunanya
tanpa meninggalkan fungsi utama.
Meja adalah salah satu furniture berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa
kaki. Meja sudah banyak mengalami perubahan bentuk dari zaman dahulu, mulai dari bundar,
kotak, persegi panjang, sampai segilima. Perubahan dari zaman dahulu sampai sekarang
tujuannya hanya ingin memuaskan konsumen dan memberikan apa yang sebenernya di
inginkan oleh konsumen. Seringkali kita menginginkan meja yang yang mempunyai banyak
fungsi tapi tetap menggunakan tempat yang kecil pada saat digunakan atau dapat juga disebut
dengan multifungsi. Pada zaman modern ini meja bukan lagi sesuatu yang fungsinya hanya
untuk meletakkan sesuatu pada permukaannya tetapi meja dapat mempunyai fungsi lain yaitu
dapat dijadikan kursi pada saat yang diinginkan.
Meja umumnya tidak lepas dipasangkan dari kursi, jika ada meja biasanya selalu ada
kursi yang berdampingan. Tetapi, saat ini berbeda kami membuat meja dan kursi dalam satu
bentuk dan dapat digunakan hanya dengan mengubah bentuknya saja kami menyebutnya
dengan meja 2 in 1. Meja 2 in 1 ini di desain untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang
menginginkan segalanya lebih praktis dan bagi konsumen yang mempunyai ruang terbatas
sangat disarankan menggunakan meja 2 in 1 ini karena dapat menghemat tempat karena satu
meja dapat mempunyai beberapa fungsi dan penggunaannya yang mudah. Selainitu, kami
juga tetap memberikan kenyaman bagi pengguna meja 2 in 1 yang akan dijadikan kursi.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan laporan penelitian perancangan analisa
finansial usaha pembuatan meja 2 in 1 ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah usaha ini layak dijalankan ?
2. Seberapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat usaha ini ?
3. Berapa besar biaya untuk membuat satu produk meja 2 in 1?
1.3 Batasan Masalah
Dalam pembuatan laporan ini perlu dibatasi masalah untuk penjualan meja 2 in 1. Yaitu
bagaimana caranya untuk membuat meja 2 in 1 dengan harga yang dapat diterima
masyarakat, sehingga masyarakat mendapatkan fungsi dan harga yang seimbang. Segmen
bisnis meja 2 in 1 ini adalah orang-orang yang menginginkan kepraktisan dan kemudahan
serta menghemat tempat.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan dalam penyusunan laporan penelitian perancangan analisa finansial
usaha pembuatan meja 2 in 1 ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui layak atau tidak usaha pembuatan produk meja 2 in 1 ini.
2. Untuk mengetahui berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk membuat usaha ini.
3. Untuk mengetahui berapa besar biaya untuk membuat satu produk meja 2 in 1.
BAB II
Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Studi Kelayakan
Studi kelayakan adalah penelitan tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya
merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Pengertian keberhasilan ini
mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang lebih
terbatas, ada juga yang mengartikan dalam artian yang lebih luas. Artian yang lebih terbatas
digunakan oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfat ekonomis suatu investasi.
Sedangkan dari pihak pemerintah, atau lembaga nonprofit, pengertian menguntungkan bisa
dalam arti yang lebih relatif (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 4). Studi kelayakan usaha
atau disebut juga analisis proyek ialah suatu penelitan tentang layak tidaknya suatu bisnis
dilaksanakan dengan menguntungkan secara kontinue. Studi ini pada dasarnya membahas
berbagai konsep dasar yang berkaitan dengan keputusan dan proses pemilhan proyek bisnis
agar mampu memberikan manfat ekonomis dan sosial sepanjang waktu (Mudjiarto dan
Aliaras Wahid, 206: 20).
Dari pengertian di atas, maka studi kelayakan usaha merupakan kegiatan yang
bertujuan mengkaji kelayakan suatu gagasan yang dikaitkan dengan kemungkinan tingkat
keberhasilan dari tujuan yang hendak diraih. Hal ini dilakukan untuk menghindari
keterlanjuran penanaman modal yang ternyata tidak menguntungkan.
2.2 Tujuan Studi Kelayakan
Banyak sebab yang mengakibatkan suatu usaha ternyata kemudian menjadi tidak
menguntungkan (gagal). Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanan, kesalahan
dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan teknologi yang dipakai,
kesalahan dalam memperkirakan 6 kontinuitas bahan baku, kesalahan dalam memperkirakan
kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada. Sebab lain bisa berasal dari
pelaksanan proyek yang tidak terkendalikan (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 6).
Untuk itulah studi tentang kelayakan ekonomi suatu proyek menjadi sangat penting.
Semakin besar skala investasi semakin penting studi ini. Bahkan untuk proyek-proyek yang
besar, seringkali studi ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan tahap
keseluruhan, apabila dari studi pendahuluan tersebut sudah menampakan gejala-gejala yang
tidak menguntungkan, maka studi keseluruhan mungkin tidak perlu lagi dilakukan.Dengan
ringkas kita bisa mengatakan, bahwa tujuan dilakukanya studi kelayakan adalah untuk
menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang tidak
menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut
relatif kecil apabila dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut
investasi dalam jumlah besar.
2.3 Aspek – Aspek Studi Kelayakan
Untuk melakukan studi kelayakan, terlebih dahulu harus ditentukan aspek-aspek apa
yang akan dipelajari. Walaupun belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu
ditelit, tetapi umumnya penelitan akan dilakukan terhadap aspek-aspek: pasar, teknik atau
produksi, manajemen dan keuangan. Jika proyek relatif besar, maka terkadang juga ditambah
studi tentang dampak sosial (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 17).
Pengkajian aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu organisasi dengan
pasar yang bersangkutan melalui informasi. Selanjutnya, informasi ini digunakan untuk
mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran.
Proses pengkajian aspek pasar mengikuti langkah-langkah yaitu menilai situasi, market
environment, mengumpulkan data dan informasi serta analisis dan peramalan (Imam
Soeharto, 202: 40).
Aspek teknik atau produksi dilaksanakan sejajar dengan aspek-aspek lain setelah
penelitan pemasaran menunjukan adanya manfat untuk melanjutkan studi kelayakan. Pada
dasarnya lingkup pengkajian aspek teknik terdiri dari penentuan letak geografis lokasi,
pemilhan teknologi produksi, penentuan kapasitas, denah instalasi dan bangunan instalasi
(Imam Soeharto, 202: 59).
Dalam pemilihan teknologi yang akan dipergunakan sebaiknya tidak dipergunakan
teknologi yang sudah usang atau teknologi yang masih dicoba-coba. Yang pertama akan
mengakibatkan perusahan nantinya sulit untuk bersaing, sedangkan yang kedua bisa
mengakibatkan kesulitan dalam perawatan fasiltas (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 21).
Aspek manajemen didasari oleh pemikiran klasik (general management) dan konsep
sistem. Kegiatan operasi perusahan dan fungsi manajemen I.L. Fayol adalah teknis, kordinasi,
keamanan, akuntansi dan manajemen berdasarkan fungsinya yaitu merencanakan,
mengorganisasi, memimpin, stafing dan mengendalikan (Imam Soeharto, 208: 169).
Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti dana yang diperlukan
untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja, sumber pembelanjan yang akan
dipergunakan. Dana yang diperlukan bersumber dari danayang berupa modal sendiri dan
dana yang berupa pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. Taksiran penghasilan, biaya
dan laba rugi pada berbagai tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi break event proyek
tersebut. Manfat dan biaya dalam artian finansial, seperti “net present value”, “average rate of
return”, “profitabilty index”, dan “payback period”. Estimasi terhadap risiko proyek, risiko
dalam artian total atau sistematis. Di samping perlu ditaksir laba rugi proyek tersebut, juga
taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabiltas finansial proyek tersebut.
Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan
pengunan dana (Suad Husnan dan Suwarsono, 208:23).
Sebenarnya kesemua aspek tersebut perlu dipelajari, tetapi tergantung pada besar
kecilnya dan yang tertanam pada investasi tersebut, maka banyak sedikitnya aspek yang perlu
dipelajari dan kedalaman studi tersebut mungkin berbeda Untuk
Penelitan ini peneliti akan meneliti studi kelayakan dari empat aspek yaitu pasar,
teknik, manajemen dan keuangan. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan peneliti dan skala
usaha yang akan diteliti.
2.3.1 Aspek-aspek Studi Kelayakan
1. Aspek pasar
Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari tentang:
a. Permintaan, baik secara total ataupun dirinci menurut daerah, jenis konsumen,
perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan
tersebut.
b. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun yang berasal dari impor.
Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan
datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis barang yang bisa
menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya, perlu pula diperhatikan.
c. Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri
lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga dan kalau ya, bagaimana polanya.
d. Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan, marketing
mix. Identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk akan dibuat.
e. Perkirakan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dikuasai
perusahaan.
f. Perkirakan peluang pasar yang bisa dimasuki oleh perusahaan.
2. Aspek teknis
Aspek teknis dan produksi menyangkut berbagai pertanyaan penting tentang:
a. Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan?
b. Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?
c. Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi rata-rata atau akan
memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan faktor permintaan.
d. Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat? Umumnya terdapat beberapa alternatif
proses produksi untuk menghasilkan produk yang sama. Misalnya, semen bisa dibuat
dengan proses basah ataupun proses kering, soda bisa dibuat dengan metode elektrolisis
atau metode kimia.
e. Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah tepat? Faktor yang diperhatikan
adalah tentang umur ekonomis dan fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan mesin.
f. Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan pekerjaan teknis tambahan telah
dilakukan? Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan pembantu, kontrol
kualitas, dan sebagainya perlu diperhatikan juga.
g. Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan terhadap limbah produksi?
h. Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi cukup baik? Bagaimana dengan
pemilihan lokasi dan site produksi?
3. Aspek manajemen
Aspek manajemen mempelajari tentang:
a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek
Siapa pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian
proyek? Siapa yang melakukan studi masing-masing aspek:
pemasaran, teknis, dan lain sebagainya.
b. Manajemen dalam operasi
Bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan
spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci, jumlah tenaga kerja dan
jadwal tenaga kerja yang akan digunakan. Sebuah struktur akan menunjukkan rancangan
organisasi yang utama.
4. Aspek keuangan
Aspek keuangan mempelajari berbagai faktor penting seperti:
a. Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal
kerja.
b. Sumber-sumber pembelanjaan yang akan digunakan. Seberapa banyak modal
yang berupa dana sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka
pendek, dan berapa yang jangka panjang.
c. Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasional.
d. Manfaat dan biaya dalam arti finansial, seperti rate of return on investment, net
present value, internal rate of return, profitability index, dan payback period.
Estimasi terhadap resiko proyek, resiko dalam arti total, atau kalau mungkin yang
hanya sistematis.
e. Proyeksi keuangan, Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber
dan penggunaan dana.
5. Aspek hukum
Aspek hukum mempelajari tentang:
a. Bentuk badan usaha yang akan digunakan.
b. Jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika menggunkaan sumber dana yang
berupa pinjaman.
c. Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan sebagainya.
6. Aspek ekonomi dan sosial
Aspek ekonomi dan sosial meliputi penelitian tentang:
a. Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan Negara.
b. Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa dihemat dan yang bisa
diperoleh.
c. Penambahan kesempatan kerja.
d. Pemerataan kesempatan kerja.
e. Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri lain?
f. Aspek yang bersifat sosial seperti menjadi semakin ramainya daerah tersebut, lalu
lintas yang semakin lancar, adanya penerangan listrik, dan lain sebagainya.
Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik dilihat
dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan
indikator dari modal yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total benefit yang
diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur
ekonomis proyek. Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan layak, pelaksanaannya akan
jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena faktor-faktor uncontrollable
seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, disamping data yang digunakan
tidak relevan.
Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang
menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat
kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek.
Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanaan modal
dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah
modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank dan
lembaga keuangan lainnya.
Secara umum, keputusan yang yang timbul dari hasil analisis proyek dapat digolongkan atas
3 bagian:
a. Menerima atau menolak proyek.
b. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan.
c. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak.
2.3.2 Analisa Strategi Produk
Menurut Porter, jika perusahaan ingin meningkatkan usaha dalam persaingan yang
semakin ketat, perusahaan harus memilih prinsip berbisnis, yaitu produk dengan harga yang
semakit bersaing, perusahaan harus memilih prinsip bisnis, yaitu produk dengan harga yang
tinggi atau produk dengan biaya yang rendah, bukan kedua-duanya.
Berdasarkan prinsip ini Porter menyatakan 3 prinsip generic strategic.
1. Strategi diferensiasi.
Cirinya adalah perusahaan memutuskan untuk membangun persepsi pasar potensial
terhadap produk/jasa yang unggul agar tampak berbeda dibandingkan produk pesaing.
Pelanggan diharapkan mau membeli dengan harga yang mahal karena adanya
perbedaan itu.
2. Strategi kepemimpinan dengan biaya menyeluruh
Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan perhatian pada harga jual produk
yang murak untuk menekan biaya produksi, promosi, maupun riset. Jika perlu, produk
yang dihasilkan hanya sekedar meniru produk pesaing.
3. Strategi focus
Cirinya adalah perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa pasar tertentu untuk
menghindar dari pesaing.
2.3.3 Analisa Peluang Investasi
Tujuan dari perhitungan kriteria investasi adalah untuk mengetahui sejauh mana
gagasan usaha (proyek) yang direncanakan dapat memberikan manfaat (benefit), baik dilihat
dari financial benefit maupun social benefit. Hasil perhitungan kriteria investasi merupakan
indikator dari modal yang diinvestasikan yaitu perbandingan antara total benefit yang
diterima dengan total biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur
ekonomis proyek. Apabila hasil perhitungan telah menunjukkan layak, pelaksanaannya akan
jarang mengalami kegagalan. Kegagalan hanya terjadi karena faktor-faktor uncontrollable
seperti banjir, gempa bumi, perubahan peraturan pemerintah, disamping data yang digunakan
tidak relevan.
Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang
menggambarkan posisi keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat
kontrol dalam pengendalian biaya untuk memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek.
Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanam modal
dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah
modal yang ditanam lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan seperti bank dan
lembaga keuangan lainnya.
Secara umum, keputusan yang yang timbul dari hasil analisis proyek dapat
digolongkan atas 3 bagian:
a. Menerima atau menolak proyek.
b. Memilih satu atau beberapa proyek yang paling layak untuk dikerjakan.
c. Menetapkan skala prioritas dari proyek yang layak
2.4 Kriteria Studi Kelayakan
Penilaian usulan investasi bisa mengunakan berbagai kriteria. Dimulai dari kriteria
yang “sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”. Kriteria yang sempit menekankan
hanya dari aspek profitabiltas dipandang dari sudut perusahan, yang lebih sering disebut
profitabiltas komersial. Sedangkan dari sudut luas adalah dengan memperhatikan manfat
proyek bagi perekonomian nasional dan segi nasional. Untuk Penelitan ini terkait dengan
kriteria studi kelayakan, mengunakan kriteria sempit. Hal ini dikarenakan Instansi atau pihak
yang akan diteliti adalah usaha rumahan yang hanya menekankan pada aspek profitabiltas.
Untuk proyek-proyek besar, terutama yang dilakukan oleh pemerintah umumnya
kriteria penilaianya tidak lagi didasarkan semata-mata atas profitabiltas komersial, tetapi
dengan mengunakan kriteria yang lebih luas, yaitu kriteria profitabiltas perekonomian
nasional dan juga aspek sosialnya (Suad Husnan dan Suwarsono, 208: 6).
Lembaga-lembaga yang memerlukan studi kelayakan adalah:
1. Investor
Pihak yang akan menanamkan dana mereka dalam suatu proyek (sebagai pemilik
perusahaan nantinya atau penegang saham) akan lebih memperhatikan prospek usaha
tersebut. Pengertian prospek disini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan akan
diperoleh dari investasi tersebut beserta resiko investasi. Ada hubungan yang positif
antara tingkat keuntungan dengan resiko investasi. Semakin tinggi resiko investasi,
semakin tinggi juga tingkat keuntungan yang diminta oleh para investor.
2. Kreditur/Bank
Para kreditur/bank akan lebih memperhatikan segi keamanan dan yang dipinjamkan
mereka. Dengan demikian, memereka mengharapkan bunga ditambah dengan
angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan tepat pada waktunya. Karena itu, mereka
sangat memperhatikan pola aliran kas selama jangka waktu pinjaman tersebut. Tentu
saja ini tidak berarti mereka tidak memperhatikan prospek usaha tersebut. Tetapi
perhatian utama mereka adalah periode pengembalian pinjaman tersebut. Selama
dalam periode tersebut perusahaan memang benar-benar dapat mengembalikan
pinjamannya, setelah periode tersebut perkembangan perusahaan/proyek tersebut
tidak lagi menjadi perhatian pihak pemberi pinjaman.
3. Pemerintah
Pemerintah terutama lebih berkepentingan dengan manfaat proyek tersebut bagi
perekonomian nasional. Apakah proyek tersebut akan membantu menghemat devisa,
menambah devisa, atau memperluas kesempatan kerja. Manfaat ini terutama dikaitkan
dengan penanggulangan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh Negara tersebut.
Misalnya, apabila saat ini pemerintah sedang menggalakkan ekspor non migas, maka
proyek-proyek yang akan mengekspor hasil produksinya, dan tidak banyak memakai
komponen impor akan lebih disukai pemerintah. Konsekuensinya adalah bahwa
perusahaan mungkin lebih mudah mendapat berbagai fasilitas apabila sektor yang
digarap memang sedang diprioritaskan oleh pemerintah.
BAB III
PENGOLAHAN DATA
3.1 Data Izin Usaha Industri
Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang harus dimiliki untuk melakukan kegiatan usaha
industri. Izin usaha industri diberikan kepada industri yang berlokasi di kawasan
industri/kawasan berikat atau yang berlokasi di luar kawasan industri/kawasan berikat.
Berdasarkan jenisnya, Izin Usaha Industri dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip ; diberikan kepada
perusahaan industri unutk langsung dapat melakukan persiapan-persiapan dan usaha
pembangunan, pengadaan dan instalasi/peralatan, dan lain-lain yang diperlukan. Izin
Usaha Industri ini diberikan kepada perusahaan industri yang jenis industri dan proses
produksinya tidak merusak ataupun membahayakan lingkungan, serta tidak
menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) berlebihan atau perusahaan industri yang
tidak berlokasi di kawasan industri.
2. Izin Usaha Industri tanpa melalui persetujuan prinsip ; diberikan kepada perusahaan
industri yang berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat yang memiliki izin dan
jenis industri atau proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan
lingkungan.
3.1.1 Dasar Hukum Izin Usaha Industri
Peraturan Walikota Kota Metro No. 03 Tahun 2011 Tentang Izin Usaha Industri (IUI) :
a. Ijin Usaha Industri Baru (IUI melalui PP atau Tanpa PP)
1. Mengisi formulir Permohonan Model Pm-III (untuk IUI Melalui PP) atau Model SP-
II (untuk IUI Tanpa PP) bermaterai Rp. 6.000,-
2. Foto copy KTP pemohon/penanggung jawab
3. Foto copy NPWP (bagi IUI Tanpa PP);
4. Foto copy Akte Pendirian perusahaan dan atau perubahannya bagi yang non
fasilitas/non PMA-PMDN, serta khusus PT, ada pengesahan dari Depkumham atau
sudah didaftarkan di Pengadilan negeri untuk CV.
5. Foto copy Ijin Gangguan (HO);
6. Foto copy AMDAL / Dokumen UKL & UPL /Surat Keterangan Proses dari SKPD
Teknis (untuk IUI melalui PP) dan Surat Pernyataan SP-1 (IUI tanpa PP);
7. Foto copy Persetujuan Prinsip/PP (untuk IUI Melalui PP);
8. Semua Persyaratan rangkap 3 (tiga);
Gambar 3.1 Alur Pengurusan Izin Usaha Industri (IUI)
b. Penetapan Struktur Golongan
1. Golongan I (Satu) dengan modal Rp. 200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah) sampai
dengan Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)
2. Golongan II (Dua) dengan modal Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah) lebih.
c. Biaya Resmi Pengurusan Izin Usaha Industri
Biaya pengurusan Izin Usaha Industri, yaitu :
1. Usaha Kecil : 0,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 50.000,00
2. Usaha Menengah : 1,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 150.000,00
3. Usaha Besar : 2,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 250.000,00
d. Masa Berlaku
Izin Usaha Industri (IUI) berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
e. Persyaratan Wajib Daftar Ulang
Untuk pengawasan dan penyelidikan lain, pengusaha wajib melakukan Daftar Ulang 1
(satu) tahun sekali terhitung sejak Izin Usaha Industri (IUI) diterbitkan.
f. Tidak Berlakunya Ijin Usaha Industri
Izin Usaha Industri dinyatakan tidak berlaku apabila :
1. Pemegang Izin Usaha Industri (IUI) menghentikan usahanya.
2. Pemegang Izin Usaha Industri (IUI) mengubah / menambah jenis usahanya tanpa
mengajukan perubahan kepada Kepala Daerah
3. Tidak melaksanakan Daftar Ulang.
4. Melanggar Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
5. Persyaratan yang diajukan ternyata palsu / tidak benar.
g. Ketentuan Pelaksanaan/Kewajiban Pemegang Izin
Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan Izin Usaha Industri atau kewajiban pemegang
Izin Usaha Industri adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan yang telah memperoleh Izin Usaha Industri wajib menyampaikan
informasi industri secara berkala kepada pejabat yang berwenang memberikan Izin
Usaha Industri.
2. Membayar Retribusi Izin Usaha Industri.
h. Sanksi/Denda untuk Pelanggaran Ketentuan Izin
Sanksi yang dikenakan apabila terjadi pelanggaran ketentuan izin, yaitu :
1. Perusahaan Industri yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Izin Usaha
Industri dikenakan sanksi sesuai ketentuan pidana yang tercantum dalam Pasal 24 dan
Pasal 27 UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.
2. Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan Keuangan
Daerah, diancam pidana yang tercantum dalam Pasal 18 Perda No. 29 Tahun 2001
tentang Retribusi Izin Usaha Industri.
3.2 Pendirian CV
Sebaiknya memiliki badan resmi sebagai payung hukum atas bisnis yang hendak atau
sedang dijalankan. Ada dua jenis badan usaha yang paling banyak dimiliki oleh pengusaha di
Indonesia, yakni CV. Commanditaire Venootcshap atau CV (Perseroan Komanditer) berbeda
dengan Perseroan Terbatas. CV berbentuk badan usaha, sedangkan PT berbentuk badan
hukum.“Tempat pengurusannya berbeda. Pembuatan PT dilakukan di Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia (Dephumham), sedangkan pengurusan CV cukup di pengadilan
negeri. Kekayaan PT terpisah dengan kekayaan pendirinya.Sedangkan CV, kekayaan
pendirinya tidak bisa dipisahkan dari kekayaan CV. PT mensyaratkan modal minimal sebesar
Rp 50 juta yang harus disetor ke kas perseroan. Sedangkan CV tidak ditentukan jumlah
modal minimal. UKM banyak menggunakan CV untuk menjalankan roda usahanya.
Beberapa langkah yang harus diketahui untuk mendirikan CV adalah sebagai berikut:
1. Akta Pendirian CV
Akta ini dibuat dan ditandatangani oleh notaris, persyaratannya:
- Menyertakan fotokopi KTP pendirinya.
- Prosesnya 1-2 hari kerja.
2. Surat Keterangan Domisili Perusahaan
Surat ini diajukan ke kelurahan setempat, sebagai bukti keterangan alamat
perusahaan. Persyaratan:
- Fotokopi kontrak/sewa tempat usaha atau bukti kepemilikan tempat usaha
- Surat keterangan dan pemilik gedung apabila bedomisili di gedung
perkantoran/pertokoan
- Fotokopi PBB (Pajak Bumi dan Bangunan) tahun terakhir.
- Prosesnya 2 hari kerja setelah permohonan diajukan.
3. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak
Permohonan pendaftaran wajib pajak badan usaha diajukan ke Kantor Pelayanan
Pajak (KPP) sesuai dengan domisili perusahaan. Selain mendapat kartu NPWP,
nanti juga akan mendapat surat keterangan terdaftar sebagai wajib pajak.
Persyaratan:
- Lampiran bukti PPN (pajak pendapatan) atas sewa gedung
- Bukti pelunasan PBB dan bukti kepemilikan atau bukti sewa/kontrak tempat
usaha.
- Lama proses 2-3 hari kerja
4. Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SP-PKP)
Permohonan SP-PKP ini diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
sesuai dengan NPWP yang telah diterbitkan. Persyaratan:
- Lampiran bukti PPN atas sewa gedung, bukti pelunasan PBB dan bukti
kepemilikan/ sewa/kontrak tempat usaha.
- Proses memakan 3-5 hari kerja setelah diajukan.
5. Mendaftar Ke Pengadilan Negeri (PN).
Permohonan diajukan ke bagian pendaftaran CV di PN setempat. Persyaratan:
- Melampirkam NPWP dan salinan akta pendirian CV
- Prosesnya 1 hari kerja.
6. Mengurus Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
Permohonan diajukan ke Dinas Perdagangan Kota/Kabupaten untuk golongan
SIUP menengah dan kecil. Sedangkan SIUP besar diajukan ke Dinas Perdagangan
Propinsi. Persyaratannya:
- SITU (Surat Izin Tempat Usaha) / HO (Hinder Ordonantie atau Surat Ijin
Gangguan)
- Pas foto direktur/pimpinan perusahaan ukuran 3×4 (2 lcmbar) berwarna.
- Proses untuk SIUP besar 30 hari, scdangkan SIUP menengah dan kecil,14
hari.
7. Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
Pendaftaran dilakukan ke Dinas Perdagangan yang berada di Kota/Kabupatcn
domisili perusahaann. Lama proses pengerjaan 14 hari kerja. Keseluruhan biaya
mendirikan CV bisa mencapai Rp 3,5 juta. Dengan demikian, hasil atau berkas
dokumen yang kita dapatkan meliputi:
- Akta pendirian CV
- Surat Keterangan Domisili Perusahaan,
- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak),
- Pengesahan Pengadilan,
- SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
- TDP (Tanda Daftar Perusahaan).
8. Tanda Daftar Perusahaan
- Persyaratan pembuatan tanda daftar perusahaan:
- Akte Notaris Pendirian dan Perubahan (jika ada) ;
- SK.Menteri Hukum dan HAM (badan usaha berbentuk Perseroan Terbatas
[PT]), Terdaftar Pada Kantor Pengadilan Negeri (badan usaha berbentuk
Persekutuan Komanditer [CV]) ;
- Surat Keterangan Domisili Perusahaan ;
- NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Perusahaan ;
- SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) ;
- Izin Investasi atau SP.BKPM (untuk PMDN/PMA) ;
- KTP Direktur/Penanggung Jawab Perusahaan ;
- Kartu Keluarga Direktur/Penanggung Jawab Perusahaan ;
- Surat Keterangan Domisili dari Pengelola Gedung (jika di Komplek
Perkantoran) ;
- TDP yang lama (apabila perpanjangan)
9. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan
Tabel 3. 1 Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan
10. Tingkat Suku Bunga Bank
Tingkat suku bunga bank yang terakhir dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI)
pada 11 September 2014 yaitu sebesar 7,50% (berdasarkan hasil dari Rapat
Dewan Gubernur).
3.3 Data Peraturan Perpajakan
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Pasal 1, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.
2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai
saranadalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri
atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan dan kewajiban perpajakannya.
Pasal 2, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri
pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal
atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib
Pajak.
2. Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada
kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau
tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.
Pasal 28, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan pembukuan.
2. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan memperhatikan
itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
3. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan
huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa
Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan
4. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang.
Pasal 34, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:
1. Identitas Wajib Pajak meliputi : nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak,
alamat Wajib Pajak, alamat kegiatan usaha, merk usaha, dan kegiatan usaha Wajib
Pajak.
2. Informasi yang bersifat umum tentang perpajakan meliputi : penerimaan pajak secara
nasional, penerimaan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor
Pelayanan Pajak, penerimaan pajak per jenis pajak, penerimaan pajak per klasifikasi
lapangan usaha, jumlah Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak terdaftar, register
permohonan Wajib Pajak, tunggakan pajak secara nasional, dan tunggakan pajak per
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak.
Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh), terdapat beberapa poin
penting yaitu :
1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35% menjadi 30%
dan menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4 lapisan, namun
memperluas masing-masing lapisan penghasilan kena pajak, yaitu lapisan tertinggi
dari sebesar Rp. 200.000.000,00 menjadi Rp. 500.000.000,00.
2. Bagi Wajib Pajak badan usaha, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan (10%,
15%, dan 30%) menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25% tahun 2010.
3. Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),
dibebaskan dari kewajiban pembayaran fiskal luar negeri sejak 2009, dan
pemungutan fiskal luar negeri dihapus pada 2011. diharapkan pada 2011, semua
masyarakat yang wajib memiliki NPWP. telah memiliki NPWP sehingga kewajiban
pembayaran fiskal luar negeri layak dihapuskan.
4. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 21 yang
tidak mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari tarif normal.
5. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal 23 yang
tidak mempunyai NPWP, dikenai pemotongan 200% lebih tinggi dari tarif normal.
6. Bagi Wajib Pajak yang dikenai pemungutan PPh Pasal 22 yang tidak mempunyai
NPWP dikenakan pemungutan 100% lebih tinggi dari tarif normal.
Adapun besar tarif-tarif perpajakan yang berlaku sejak tahun 2009, yaitu :
1. Pajak Penghasilan (PPh)
2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD),
tarif Pajak Bumi dan Bangunan untuk pedesaan dan perkotaan diturunkan dari 0,5% terhadap
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) menjadi paling tinggi 0,3% dari NJOP. Yang menjadi dasar
perhitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), yaitu persentase tertentu dari nilai
jual sebenarnya. NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya 100%.
3. Penyusutan
Berdasarkan PP Nomor 1 Tahun 2007 Pasal 2, tarif penyusutan dapat dilihat pada Tabel tarif
penyusutan.
3.4 Data Mesin dan Peralatan
Mesin dan peralatan merupakan salah satu input yang membantu dalam proses pembuatan
meja 2 in 1. Untuk data mesin dapat dilihat pada tabel 3.5, sedangkan untuk data peralatan
dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.5 Mesin yang digunakan dalam pembuatan Meja 2 in
No Jenis Mesin
Lama Pemakaian
Per unit
(jam/hari)
Harga/Unit
(Rp)Jumlah yang
dibutuhkan
Total
Harga (Rp)
1 Mesin 8 400.000 1 400.000
2 Bor 8 300.000 1 300.000
3 Gerinda 8 400.000 1 400.000
Total 1.100.000
Tabel 3.6 Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Meja 2 in 1
No Peralatan BanyakSatua
n
Harga
Satuan
(Rp)
Total
Harga
(Rp)
1 Pensil 3 Buah 2.000 6.000
2 Penggaris 3 Buah 3.000 9.000
3 Pahat 2 Buah 35.000 70.000
4 Amplas 1 M 8.000 8.000
5 Tang 2 Buah 35.000 70.000
6 Palu 2 Buah 25.000 50.000
7 Kunci Pas 1 Set 125.000 125.000
8 Kuas 2 Buah 5.000 10.000
Total 348.000
3.5 Data Harga Komponen
Komponen yang termasuk dalam biaya berubah adalah komponen yang menyusun produk
utama maupu di luar produk utana. Dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 3.8 Komponen utama produk pembuatan meja 2 in 1
No Peralatan Satuan
Harga
Satuan
(Rp)
BanyakTotal Harga
(Rp)
1 Kayu Jati Belanda M 80.000 (4m x @2) 160.000
2 Papan M 100.000 (2x1) 100.000
3 Plitur Kaleng 25.000 1 25.000
4 Dempul Kaleng 20.000 1 20.000
5 Engsel Dus 20.000 1 20.000
6 Spon M 15.000 1 15.000
7 Kulit M 100.000 1 100.000
8 Paku Kg 7.000 1 7.000
Total 447.000
3.6 Investasi
Data investasi ini terdiri dari pra operasi, bangunan/gedung dan tanah, mesin dan peralatan,
alat transportasi/kendaraan, inventaris kantor. Data investasi ini dapat dilihat Tabel 3.9.
3.7 Perhitungan Break Even Point
Data-data yang diperlukan untuk perhitungan Break Even Point adalah yang terdapat pada
Tabel 3.9, Tabel 3.10. dan Tabel 3.11.
Tabel 3. 12 Perhitungan TFC (Total Fix cost) per Tahun
Perincian
Perkiraan Biaya/Bulan
(Rp)
Perkiraan biaya/tahun
(Rp)
Upah 3 orang,
@3.000.000 9.000.000 108.000.000
Biaya Listrik 3.500.000 42.000.000
Biaya Maintenance (3
mesin) 300.000 36.000.000
Biaya Administrasi 100.000 1.200.000
Biaya Sewa Mobil 3.000.000 36.000.000
Biaya Sewa Gedung &
tanah 2.500.000 30.000.000
Total 156.000.000
Tabel 3. 13 Perhitungan TVC (Total Variable Cost) per Unit
Nama Perkiraan Biaya
Amplas 8.000
Kayu 160.000
Papan 100.000
Engsel 20.000
Plitur 25.000
Kulit 100.000
Dempul 20.000
Spons 15.000
Paku 7.000
TOTAL 455.000
Jika Kapasitas Produksi per bulan 200 unit maka biaya variabel/bulan = Rp 455.000. Titik
pulang pokok (Break Even Point) merupakan suatu titik atau keadaan dimana perusahaan
dalam operasionalnya tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami kerugian. Ada
beberapa kesimpulan dalam Break Even Point :
1. Apabila TR >TC maka memperoleh laba.
2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point.
3. Apabila TR < TC maka perusahaan mengalami kerugian
Adapun Rumus untuk menentukan BEP secara umum sebagai berikut:
TR = TC
[Total Penerimaan] = [Total Biaya]
(P)(NBEP) = (TFC)+(VC)(NBEP)
Adapun langkah-langkah Kesimpulan dari Break Even point:
untuk memperoleh Laba 20%, maka perhitungan harga Jual sebagai berikut:
20%.TC = TR-TC
TR = TC (20%+100%)
TR = 156.455.000 (120%)
= 156.000.000 (120%)
TR = 187.746.000
Harga (P) = Rp. 546.000/unit
Keterangan:
TR = Total Revenue (total penerimaan) per tahun
TC = Total Cost (total biaya) per tahun
TFC = Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun
TVC = Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun
Q = Quantity (total unit produksi) per tahun
P = Price (harga jual) per unit
Perhitungan untuk titik BEP adalah sebagai berikut:
Total Penerimaan = Total Biaya
(p)(NBEP) = (TFC)+(VC)(NBEP)
(NBEP) = TFC/(P-VC)
= 156.000.000 / (546.000 - 455.000)
= 1.715 unit
3.3.2 Perhitungan NPV dan Internal Rate of Return (IRR)
Tingkat pengembalian internal merupakan suatu nilai yang menunjukkan tingkat
pertumbuhan rata-rata dari uang yang diinvestasikan ke dalam usaha produksi gantungan
kunci dalam setiap tahunnya. Dan selanjutnya nilai ini digunakan untuk menentukan
kelayakan dari usaha tersebut jika dibandingkan dengan nilai MARR (Minimum Attractive
Rate of Return). Dalam hal ini, nilai MARR yang digunakan adalah tingkat suku bunga Bank
Indonesia (BI rate) yaitu sebesar 7.50%.
Dalam menentukan IRR, ada beberapa langkah perhitungan yang harus dilakukan
untuk dapat menghitung nilai IRR yaitu sebagai berikut:
3.3.1.1 Depresiasi
Depresiasi dikenakan pada barang-barang yang kelihatan secara fisik seperti
bangunan dan mesin peralatan.
a. Depresiasi untuk mesin dan peralatan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif
penyusutan untuk kelompok bukan bangunan yang masa manfaatnya
mencapai 10 tahun adalah sebesar 12.5%.
b. Depresiasi untuk Bangunan
Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif
penyusutan untuk kelompok bangunan permanen adalah sebesar 5%.
Perhitungan besar depresiasi dengan metode persentase tetap ditunjukkan
pada Tabel 3.14.
Tabel 3.14 Depresiasi untuk mesin dan peralatan
Tahun Depresiasi Non Bangunan (Mesin + Peralatan)
Total Depresiasi
1 Rp
1.448.000 Rp
1.448.000
2 Rp
1.267.000 Rp
1.267.000
3 Rp
1.108.625 Rp
1.108.625
4 Rp
970.047 Rp
970.047
5 Rp
848.791 Rp
848.791
6 Rp
742.692 Rp
742.692
7 Rp
649.856 Rp
649.856 8 Rp Rp
568.624 568.624
9 Rp
497.546 Rp
497.546
10 Rp
435.352 Rp
435.352
Total Rp
8.536.533
3.3.1.2 Amortisasi
Amortitasi dikenakan pada aset-aset yang tidak tampak (intangible assets), misalnya nama
merk perusahaan. Perhitungan besar amortisasi dengan metode garis lurus ditunjukkan pada
Tabel 3.15.
Tabel 3.15 Perhitungan amortisasi
Tahun Amortisasi1 Rp 1.115.000 2 Rp 1.115.000 3 Rp 1.115.000 4 Rp 1.115.000 5 Rp 1.115.000 6 Rp 1.115.000 7 Rp 1.115.000 8 Rp 1.115.000 9 Rp 1.115.000 10 Rp 1.115.000
Perhitungan amortisasi per tahun = Rp. 1.150.000 . Untuk total penyusutan setiap tahun
didapat dengan cara menjumlahkan depresiasi tiap tahun dengan amortisasi tiap tahun.
Tabel 3.16 Total biaya penyusutan setiap tahun
Tahun Total Depresiasi Amortisasi Total (Rp)
1 Rp 1.448.000 Rp1.115.000 Rp 2.563.000 2 Rp 1.267.000 Rp1.115.000 Rp 2.382.000 3 Rp 1.108.625 Rp1.115.000 Rp 2.223.625 4 Rp 970.047 Rp1.115.000 Rp 2.085.047 5 Rp 848.791 Rp1.115.000 Rp 1.963.791 6 Rp 742.692 Rp1.115.000 Rp 1.857.692 7 Rp 649.856 Rp1.115.000 Rp 1.764.856 8 Rp 568.624 Rp1.115.000 Rp 1.683.624 9 Rp 497.546 Rp1.115.000 Rp 1.612.546 10 Rp 435.352 Rp1.115.000 Rp 1.550.352
Total Rp 19.686.533
3.3.1.3 Aliran Tunai Bersih
Aliran tunai bersih merupakan in cash flow setiap tahun.Besar aliran tunai bersih adalah
penerimaan dikurangi biaya dan pajak. Hasil perhitungan aliran tunai bersih.
TR = 187.746.000
TC = TFC + TVC
TC = 156.000.000 + 455.000
TC = Rp 156.455.000
Perhitungan Aliran Tunai untuk Tahun 1
Total Penyusutan = Rp 19.686.533
Laba Kotor = TR - TC - Penyusutan
Laba Kotor = 187.746.000 - 156.455.000 - 19.686.533
Laba Kotor = Rp 11.604.467
Pajak (5%) = 5% x 11.604.467
Pajak (5%) = Rp 580.223
Laba Bersih = Laba Kotor - Pajak
Laba Bersih = 11.604.467 - 580.223
Laba Bersih = Rp 11.024.224
Dengan Melakukan perhitungan yang Sama dengan tahun tahun berikutnya, diperoleh tabel
berikut : tabel 3.17
TahunTotal
Penyusutanlaba Kotor Pajak Laba bersih
1 48,365
,188
202,616,
733
10,130,
837
192,485
,896
2 42,463
,289
208,518,
631
10,425,
932
198,092
,699
3 37,299
,128
213,682,
792
10,684,
140
202,998
,652
4 32,780
,487
218,201,
433
10,910,
072
207,291
,361
5 28,826 222,155, 11,107, 211,047
,676 244 762 ,482
6 25,367
,092
225,614,
828
11,280,
741
214,334
,087
7 22,339
,955
228,641,
965
11,432,
098
217,209
,867
8 19,691
,211
231,290,
709
11,564,
535
219,726
,174
9 17,373
,559
233,608,
361
11,680,
418
221,927
,943
10 15,345
,614
235,636,
306
11,781,
815
223,854
,490
TOTAL
2,108,968,
651
Dari data tersebut diatas maka besar IRR dapat ditentukan. Untuk memperkirakan letak IRR,
maka dicari harga Annualnya.
A = 2108968651/10
A = 210896865
A/P = 210896865/399221500 = 0.528
Nilai A/P --> berada diantara suku bunga 50% & 60%
Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa faktor A/P berada pada i antara 50% dan 60%.
Dengan metode ”Trial dan Error” dicari nilai IRR yang diperoleh jika : ∑ PVNCF= 0
PVNCF(Present Value Net Cash Flow) merupakan nilai sekarang dari aliran tunai bersih jika
digambarkan dengan Cash Flow dapat dilihat pada Gambar 3.1.
TABEL 3.18 PERHITUNGAN IRR
Untuk mencari IRR maka diperlukan Annual nya
A = ∑ AliranTunai Bersih/10
A = 2108968651/10
A = 210896865
A/P = 210896865/399221500 = 0.528
Nilai A/P --> berada diantara suku bunga 50% & 60%
Untuk perhitungan i=50%
∑NPV= Nilai investasi + Laba bersih thn 1 (P/F,50%,1) + Laba bersih thn 2
(P/F,50%,2) +…..
dst sampai tahun ke 10
diurai dalam tabel berikut
Investasi Laba bersih(P/F)* laba
bersih
192,485,8
96
128,33
0,347
198,092,6
99
88,03
2,396
202,998,6
52
60,14
8,501
207,291,3
61
40,94
0,044
211,047,4
82
27,79
4,953
214,334,0
87
18,81
8,533
217,209,8
67
12,70
6,777
219,726,1
74
8,56
9,321
221,927,9 5,77
43 0,127
223,854,4
90
3,87
2,683
399221500 394,98
3,680
Jadi pada bunga 50% ∑NPV= 399221500 + 394983680= 794205180
Investasi Laba bersih (P/F)* laba bersih192,485,896 120,303,684.92 198,092,699 77,375,008.38 202,998,652 49,551,971.07 207,291,361 31,632,661.75 211,047,482 20,133,929.76 214,334,087 12,774,311.59 217,209,867 8,101,928.03 219,726,174 5,119,619.85 221,927,943 3,240,147.96 223,854,490 2,014,690.41
399221500 330,247,954
Jadi pada bunga 60% ∑NPV= 399221500 + 330247954 = 729469454
Hasil perhitungan IRRPersen P/F Out Cash flow NPV (Rp)
50% 399221500 794,205,180 60% 399221500 729,469,454
64,735,727
IRR = ((50% - 60%) / (794205180 - 729469454) X 729469454) + 60%
IRR = 54.79%
Dari perhitungan diketahui IRR = 54.79% lebih besar dari suku bunga bank 7.50%. Hal
ini berarti usaha ini LAYAK untuk dilakukan
IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Dari
Tabel 3.18. dapat dilihat IRR berada diantara 50 % dan 60 %, maka dengan interpolasi
didapatkan:
Dari perhitungan diketahui bahwa IRR = 54,79 % lebih besar daripada suku bank yang
sebesar 7.50%. Hal ini berarti bahwa usaha ini layak dilakukan ditinjau dari perhitungan IRR
tersebut.
3.2.3 Perhitungan Pay Back Periode
Pada tahun nol nilai cash out flow adalah sebesar nilai dari investasi.
Tahun Laba Bersih Depresiasi Amortisasi Cash Proceed Cash out Flow Saldo Cash0 - - - - 399,221,500 -3992215001 192,485,896 47,215,188 1,150,000 240,851,083 -1583704172 198,092,699 41,313,289 1,150,000 240,555,988 821855723 202,998,652 36,149,128 1,150,000 240,297,780 3224833524 207,291,361 31,630,487 1,150,000 240,071,848 5625552015 211,047,482 27,676,676 1,150,000 239,874,158 8024293586 214,334,087 24,217,092 1,150,000 239,701,179 10421305377 217,209,867 21,189,955 1,150,000 239,549,822 12816803598 219,726,174 18,541,211 1,150,000 239,417,385 15210977439 221,927,943 16,223,559 1,150,000 239,301,502 176039924510 223,854,490 14,195,614 1,150,000 239,200,105 1999599350
Perhitungan Pay Back Period
Pay back Period = 399221500/(399221500-158370417)+1
Pay back Period = 2.66 artinya 2 Tahun 8 Bulan
BAB IV
ANALISIS
4.1 Analisis
4.1.1 Analisis Aspek Yuridis Perusahaan
Dalam membangun sebuah perusahaan, ada prosedur pengurusan izin dan persyaratan untuk
mendapatkan izin pendirian tersebut, salah satu persyaratannya yaitu persyaratan yuridis.
Persyaratan yuridis adalah persyaratan berdasarkan aturan-aturan hukum yang berlaku di
daerah tersebut. Adapaun syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan pendaftaran
perusahaan perseorangan, yaitu :
1. Formulir isian (diisi lengkap).
2. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.
3. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.
4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor apabila
Penanggung Jawab adalah Warga Negara Asing (WNA).
5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
4.1.2 Analisis Dampak Lingkungan
Suatu rencana kegiatan dapat dinyatakan tidak layak lingkungan, jika berdasarkan hasil
kajian AMDAL, dampak negatif yang timbulkannya tidak dapat ditanggulangi oleh teknologi
yang tersedia. Demikian juga, jika biaya yang diperlukan untuk menanggulangi dampak
negatif lebih besar daripada manfaat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, maka
rencana kegiatan tersebut dinyatakan tidak layak lingkungan. Analisis dampak lingkungan
dari perusahaan Blender Portable yang dapat dilakukan adalah dengan cara :
1. Dari segi lokasi
Untuk lokasi saat ini workshop pembuatan blender menyatu dengan office dan
sekaligus sebagai tempat penjualan produk. Maka dari itu perlu alokasi pembuangan
limbah yang terdekat agar tidak mencemari lingkungan.
2. Dari segi pembuangan limbah
Hasil limbah berupa kain dari produk akan dibuang pada tempat pembuangan limbah yang
diharuskan atau akan didaur ulang maupun dijual kembali kepada produsen lain yang
membutuhkan.
4.1.3 Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) produksi Blender adalah sebesar 3.507 unit/tahun. Dengan harga
pokok produk sebesar Rp. 418.304/unit maka pihak produsen mendapat keuntungan 20%.
Dari titik BEP yang dihitung berdasarkan kesamaan dari pengeluaran dengan pendapatan,
BEP menunjukkan titik dimana perusahaan tidak merugi atau berlaba. Untuk itu, dalam
setahun pihak perusahaan harus mampu melakukan penjualan lebih dari 3.507 unit Blender
Portable bila ingin mendapatkan keuntungan.
4.1.4 Internal Rate of Return (IRR)
IRR dapat digunakan untuk melihat apakah suatu usaha layak atau tidak. IRR menunjukkan
tingkat pertumbuhan rata-rata uang yang diinvestasikan. IRR dihitung dari pertumbuhan
aliran tunai bersih. Aliran tunai bersih ini dihitung tingkat pertumbuhannya dan didapatkan
IRR sebesar 54,79%. Usaha produksi Blender Portable ini dikatakan layak karena IRR
(54,79%) > tingkat suku bunga (7,50%). Sedangkan untuk pay back period dicapai pada 2
Tahun 8 Bulan.
4.2 Evaluasi
4.2.1 Evaluasi Aspek Yuridis Perusahaan
Perusahaan yang memproduksi produk Blender Portable ini telah memenuhi semua
persyaratan yuridis, maka dengan ini perusahaan layak untuk didirikan. Apabila perusahaan
ini nantinya mampu mendapatkan keuntungan seperti yang telah diperhitungkan, maka
perusahaan akan dapat mengembangkan usahanya di masa yang akan datang.
4.2.2 Evaluasi Aspek Dampak Lingkungan
Walaupun perusahaan sebagian besar tidak menghasilkan limbah yang dapat merusak
lingkungan, namun diharapkan perusahaan lebih baik lagi dalam menjaga ketermungkinan
limbah yang tercecer hingga mengganggu pemukiman penduduk yang ada di sekitar.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan analisis dampak lingkungan, maka perusahaan ini
dapat dikategorikan tidak memberikan dampak negatif yang berarti terhadap lingkungan.
4.2.3 Evaluasi Break Even Point (BEP)
Meskipun nilai BEP sudah menunjukkan nilai yang cukup baik, namun masih perlu
dilakukan beberapa langkah untuk membawa usaha ke arah kondisi yang lebih
menguntungkan antara lain dengan:
a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)
b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)
c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.
d. Meningkatkan jumlah atau volume unit output.
4.2.4 Evaluasi Internal Rate of Return (IRR)
Perhitungan IRR menunjukkan layak usaha karena IRR (54,79%) lebih besar dari tingkat
suku bunga (7,5%). IRR juga menunjukkan tingkat keuntungan atas investasi bersih asalkan
setiap Net Present Value yang diperoleh bernilai positif. Untuk itu, IRR perusahaan harus
ditingkatkan, antara lain dengan jalan:
a. Menekan Total Biaya Tetap (TFC)
b. Menekan Total Biaya Variabel per unit output (TVC)
c. Meningkatkan kualitas, sehingga dapat meningkatkan harga jual produk.
d. Meningkatkan jumlah atau volume unit output.
e. Meningkatkan strategi pemasaran.
f. Mengatur penggunaan mesin dan tenaga kerja yang optimal
TABEL 3.9 Data Investasi
N
oKeterangan Harga
1 Pra Operasi Ijin 80.000.000
Konsultan 10.000.000
2 Mesin (3 Unit) 1.100.000
3 Peralatan
Pensil 2.000
Penggaris 3.000
Pahat 90.000
Amplas 8.000
Tang 35.000
Palu 25.000
Kunci Pas 25.000
Kuas 5.000
4 Investasi
Kantor
Kursi (4 Unit) 100.000
Meja (4 Unit) 800.000
Rak (2 Unit) 400.000
Locker (1 Unit) 1.000.000
Komputer (2
Unit)12.000.000
Printer (1 Unit) 500.000
AC (1 Unit) 3.500.000
Telepon (1 100.000
Unit)
Dispenser (1
Unit)300.000
Total
109.993.000
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk perhitungan dalam pengolahan data adalah sebagai
berikut :
1. Volume produksi per bulan adalah sebesar 200 unit.
2. Jumlah hari kerja per bulan adalah 26 hari kerja.
3. Periode ekonomis dari investasi adalah selama 10 tahun.
4. Karakteristik pasar adalah pasar sempurna, dimana produk yang diproduksi terjual
seluruhnya.
5. Laba yang diperoleh sebesar 20%.