Download - Keperawatan Jiwa Halusinasi
PROPOSAL
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)
Disusun Oleh :
Violita Puspitasari
PROGRAM STUDI PROFESI NERS KEPERAWATAN
STIKes YATSI TANGERANG
JL. Raya Prabu Siliwangi ( JL.Raya Pasar Kemis ) Km. 3 Tangerang- Banten 15133,
Telp/Fax. (021) 592132 Email : [email protected]
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.
Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun untuk
memenuhi tugas profesi ners stase keperawatan jiwa STIKes YATSI Tangerang.
Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing lahan Ns. Salmiah M.Si yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
2. Dosen pembimbing Akademik Ns. Ayu Pratiwi S.Kep selaku penanggung jawab
stase keperawatan jiwa
3. Orang Tua Kami yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik moral
maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami dijurusan keperawatan.
4. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan penyusunan
proposal TAK ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan proposal TAK ini
Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
mahasiswa, dan pembaca.
Jakarta, Juni 2016
Penulis
PROPOSAL STIMULASI PERSEPSI SENSORI
TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
TAK STIMULASI PERSEPSI
SESI 1 : MEMBACA CERITA
1. Latar Belakang
Pada pasien gangguan jiwa dengan kasus schizoprenia selalu diikuti dengan
gangguan persepsi sensori halusinasi. Terjadinya halusinasi dapat menyebabkan klien
menjadi menarik diri terhadap lingkungan sosialnya, hanyut dengan kesendirian dan
halusinasinya sehingga semangkin jauh dari sosialisasi dengan lingkungan
disekitarnya.
Dari data di ruangan mawar yang kami dapat selama 3 bulan terakhir diketahui
bahwa pasien yang mengalami halusinasi sebanyak 123 orang (91,8%), Isolasi sosial
sebanyak 8 orang (5,9%), Resiko prilaku kesehatan sebanyak 2 orang (1,5%), Resiko
bunuh diri sebanyak 1 orang (0,7%), Harga diri rendah sebanyak 0 orang (0%),
Defisit Perawatan Diri sebanyak 0 orang (0%) dan Waham sebanyak 0 orang (0%).
Maka dapat disimpulkan bahwa diagnosa terbanyak di ruangan mawar selama 3 bulan
terakhir yaitu sebanyak 123 orang mengalami halisinasi baik halusinasi pendengaran
maupun halusinasi penglihatan.
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial.
Dengan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi, klien dilatih mempersiapkan
stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami. Di TAK Stimulasi
Persepsi ini pasien akan dievaluasi dan ditingkatkan kemampuan persepsi klien
tentang realita. Dengan adanya TAK ini, diharapkan respon dalam kehidupan menjadi
adaptif.
Berkenaan dengan itu, berdasarkan data yang diperoleh oleh ruangan selama 3
bulan terakhir dan dari hasil pengkajian kelompok mahasiswa profesi ners STIKes
YATSI Tangerang yang terdiri dari 4 orang selama seminggu di dapatkan bahwa
mayoritas pasien di ruang mawar mengalami halusinasi maka dari itu kelompok akan
melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Stimulus Persepsi sensori (Halusinasi).
2. Definisi
2.1. Halusinasi
Halusinasi adalah gangguan persepsi pancaindra tanpa adanya rangsangan dari
luar yang dapat meliputi semua sistem pengindraan dimana terjadi pada saat
kesadaran individu itu penuh atau baik. Individu yang mengalami halusinasi
seringkali beranggapan sumber atau penyebab halusinasi itu berasal dari
lingkungannya, padahal rangsangan primer dari halusinasi adalah kebutuhan
perlindungan diri secara psikologik terhadap kejadian traumatik sehubungan
dengan rasa bersalah, rasa sepi,marah, rasa takut ditinggalkan oleh orang yang
dicintai, tidak dapat mengendalikan dorongan ego, pikiran dan perasaannya
sendiri (Jaya, Kusnadi, 2015).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak sesuai. Suatu penerapan panca
indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis,
2005).
3. Tujuan TAK
3.1 Tujuan Umum
Klien mampu mengontrol halusinasi dan menyelesaikan masalah stimulus
persepsi sensori.
3.2 Tujuan Khusus
a. Klien dapat mempersepsikan stimulus sensori yang dipaparkan kepadanya
dengan tepat seperti:
Klien dapat menyebutkan judul bacaan.
Klien dapat menceritakan secara ringkas isi bacaan
Klien dapat menyebutkan siapa saja tokoh yang ada dibacaan
Klien dapat menyampaikan makna dalam isi bacaan
4. Kriteria Anggota
a. Kriteria Klien
Sehat fisik
Bisa membaca dan menulis
Pasien isolasi sosial yang sudah dapat beradaptasi
Pasien yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
Klien yang sudah di Intervensi oleh perawat
b. Proses Seleksi Pemilihan Klien
Mengkaji klien dengan tanda halusinasi
Mengkomunikasikan dengan perawat ruangan untuk memilih pasien yang
sesuai
Berdasarkan pasien kelolaan mahasiswa (kelompok)
Berdasarkan seleksi kelompok
Membuat kontrak dengan pasien yang sudah dipilih
5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Tempat : Ruang Rehabilitasi
b. Hari/tanggal : Selasa, 14 Juni 2016
c. Waktu : 13.00 – 13.45 WIB
6. Metode
a. Dinamika kelompok
b. Diskusi dan tanya jawab
7. Media dan Alat
a. Buku bacaan
8. Susunan Pelaksana
1. Leader : Violita Puspitasari
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
Memimpin jalannya terapi kelompok
Membuka dan menutup acara
2. Co.leader : Yasminta Monica W.B
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika terhalang tugas
3. Fasilitator : Urai Lusiana
Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
Membimbing kelompok selama permainan diskusi
Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
4. Observer : Yuli Oktapiana
Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok
5. Setting TAK
Terapis dan klien duduk bersama membentuk huruf U
a. Ketika perkenalan
b. Ketika membaca buku bacaan
: Klien
: Leader
: Co Leader
: Fasilitator
: Observer
6. Tata Tertib dan Program Antisipasi
Apabila pada saat TAK berlangsung, pasien tidak mau untuk berbicara dan
tidak mau untuk melakukan apa yang di arahkan oleh leader maka:
o Leader harus memberikan pengarahan lebih baik dan membujuk pasien
o Fasilitator harus mengarahkan pasien agar dapat ikut serta dalam TAK
dan dapat berbicara sesuai dengan apa yang diarahkan oleh leader
Apabila pasien tetap tidak mau berbicara maka pasien disarankan untuk
menuliskannya.
Apabila pasien tidak dapat menulis, fasilitator akan membantu menuliskannya
Dan apabila pasien ingin keluar ruangan TAK sebelum TAK selesai maka :
o Leader harus mengingatkan pasien akan kontrak yang sudah dilakukan
di awal TAK
o Fasilitator harus dapat mngarahkan pasien dan menyakinkan pasien
untuk tetap ikut TAK
7. Langkah Kegiatan Terapi Modalitas
SESI 1
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien tentang TAK.
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
2. Orientasi
a. Salam terpeutik
Salam dari terapis kepada klien
b. Evaluasi/Validasi
1. Menanyakan perasaan klien saat ini.
2. Menanyakan masalah yang dirasakan
3. Menanyakan Penerapan TAK yang lalu.
c. Kontrak
1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu membaca majalah/Koran/artikel
2. Menjelaskan aturan main berikut.
Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin
pada terapis.
Lama kegiatan 45 menit.
Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a. Tentukan bacaan yang akan dibaca.
b. Bacalah isi majalah/Koran/artikel/selama 10 menit (jika mungkin berikan foto
copy bacaan pada klien).
c. Tanyakan pendapat klien mengenai isi bacaan.
d. Tanyakan pendapat klien lain terhadap pendapat klien sebelumnya.
e. Berikan pujian/penghargaan atas kemampuan klien memberi pendapat.
f. Ulangi c,d, dan e sampai semua klien mendapat kesempatan.
g. Beri kesimpulan tentang bacaan.
4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi respon klien (Subjektif)
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
b. Evaluasi respon objektif klien
Terapis menanyakan kegiatan apa yang telat dilakukan dan menganjurkan
klien untuk menyebutkan kembali (leader bereinforementpositif bagi yang
berhasil menjawab) atau leader memberi pujian atas keberhasilan kelompok.
c. Tindak Lanjut
1) Menganjurkanklien untuk melatih kemampuan membaca dan
mendiskusikan pada orang lain.
2) Membuat jadwal membaca
d. Kontrak yang akan datang
1) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang.
2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.
8. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
Sebelum TAK proposal TAK sudah dikonsulkan kepada pembimbing lahan
dan akademik
Keadaan lingkungan yang kondusif, nyaman dan tenang, dikerjakan
ditempat tertutup & memungkinkan klien buat berkonsentrasi terhadap
kegiatan
Peserta sepakat buat mengikuti kegiatan
Alat dan bahan yang akan di pakai tersedia dan cukup untuk seluruh peserta
TAK.
Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2) Evaluasi Proses
Leader bisa mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
Leader mampu memimpin acara.
Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
Fasilitator mampu memotivasi peserta dlm kegiatan.
Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan & bertanggung jawab
dlm antisipasi kasus.
Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yg berfungsi sebagai evaluator kelompok
Peserta mengikuti kegiatan yg dikerjakan dari awal hingga akhir
3) Evaluasi Hasil
1. Komunikasi Verbal
Diharapkan 85% klien yang mengikuti TAK mampu :
Menyebutkan kembali judul bacaan.
Menceritakan kembali secara ringkas isi bacaan
Menyebutkan siapa saja tokoh yang ada dibacaan
Menyampaikan makna dalam isi bacaan
2. Komunikasi Non Verbal
Diharapkan 85% klien yang mengikuti TAK mampu :
Mengikuti Seluruh proses jalannya TAK
Kontak mata yang positif selama TAK
Posisi duduk yang baik selama TAK
Mampu menjawab dengan spontan dan relevan
SESI 1: TAK Stimulasi PersepsiKemampuan persiapan:Bacaan
A. Komunikasi Verbal Nama Pasien
1. Klien dapat menyebutkan judul bacaan
2. Klien dapat menceritakan kembali secara ringkas isi bacaan
3. Klien dapat menyebutkan tokoh yang ada di bacaan
4. Klien dapat menyampaikan makna yang ada di bacaan
B. Komunikasi Non Verbal Nama Pasien
1. Klien dapat mengikuti seluruh proses jalan nya TAK
2. Kontak mata selama TAK3. Sikap duduk selama TAK4. Menjawab dengan spontan dan
relevan
Petunjuka. Dibawah judul nama klien, tulis nama panggilan klien yang ikut TAK.b. Untuk tiap klien, semua aspek dinilai dengan memberi score 1-4 dengan indikasi :
o 1 : Kurango 2 : Cukupo 3 : Baiko 4 : Amat baik
Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata
Cerita rakyat yang berasal dari daerah Lampung, mengisahkan tentang
dua orang yang sombong karena memiliki kelebihan dari orang lain. Pengajaran
yang bisa di petik dari cerita ini adalah jangan menjadi orang yang sombong
walaupun memiliki kelebihan dari orang lain.
Serunting adalah orang yang sakti mandraguna. Dia berasal dari
Majapahit yang kemudian diusir dari istana lalu berkelana ke Sumatera. Adik
ipar Serunting yang bernama Arya Tebing merasa iri dengan kesaktian
Serunting. Dia lalu memujuk kakaknya untuk memberitahu di mana letak
kelemahan Serunting. Karena rasa sayang kepada adiknya akhirnya istri
Serunting memberi tahu letak kelemahan Serunting. Setelah mengetahuinya
Arya Tebing mengajak Serunting untuk adu kekuatan. Mereka pun berkelahi,
ketika itu Arya Tebing menusuk Serunting di tempat kelemahannya. Serunting
terluka parah dan kemudian mengasingkan diri di Gunung Siguntang. Dalam
pengasingannya Serunting mengobati lukanya dan tidak jemu berdoa pada
Tuhan agar mengembalikan kesaktiannya. Karena ketekunan Serunting
akhirnya dia diberi kelebihan bahwa apapun yang diucapkannya menjadi
kenyataan.
Pada suatu hari Serunting sedang berjalan-jalan di sebuah kampung.
Masyarakat kampung tersebut sedang menanam padi. Hamparan sawah yang
menguning sangat indah di pandang mata. Namun Serunting malah mengatakan
bahwa itu bukan sawah melainkan hamparan batu. Ketika itu tiba-tiba saja
ucapan Serunting menjadi kenyataan. Melihat hal itu warga menjuluki
Serunting dengan julukan Si Pahit Lidah. Masyarakat tidak ada yang berani
melawan Si Pahit Lidah karena mereka takut terkena kutukannya. Si Pahit
Lidah menjadi sombong dan kasar sehingga warga tidak menyukai dirinya.
Kesaktian Si Pahit Lidah terdengar oleh Si Empat Mata seorang yang
juga memiliki kesaktian dari negeri India. Si Empat Mata merasa tersaingi
kesaktiannya dan bermaksud untuk menantang Si Pahit Lidah. Kemudian dia
berlayar menuju Sumatera untuk menemui Si Pahit Lidah. Ketika bertemu Si
Empat Mata menantang Si Pahit Lidah untuk berkelahi. Berhari-hari mereka
berkelahi dan mengeluarkan seluruh kesaktiannya namun tidak ada yang
menang atau kalah.
Ketika itulah seorang tetua kampung mengajukan pertandingan untuk
kedua orang tersebut. Mereka harus memakan buah aren yang tersedia. Si Pahit
Lidah mendapat giliran pertama untuk memakan buah tersebut. Dengan
sombong Si Pahit Lidah memakan buah aren itu sambil berfikir karena tidak
mungkin dia akan mati dengan buah sekecil itu. Namun apa yang terjadi Si
Pahit Lidah menggelepar lalu mati. Melihat Si Pahit Lidah mati Si Empat Mata
merasa senang karena sekarang dialah orang yang paling sakti di negeri itu.
Namun, Si Empat Mata merasa aneh karena Si Pahit Lidah bisa mati hanya
dengan sebiji buah aren. Si Empat Mata lalu menimang-nimang buah aren sisa
Si Pahit Lidah, dia memakan buah aren tersebut dan tidak lama kemudian Si
Empat Mata menggelepar lalu mati. Akhirnya mereka berdua mati dengan
kesombongan sendiri lalu keduanya di makamkan di Danau Ranau.
Cerita Rakyat Si Pahit Lidah dan Si Empat Mata menceritakan
tentang kesombongan akan mengakibatkan celaka pada diri sendiri.
Semua kekuatan tiadalah berguna jika diiringi dengan kesombongan.
STRATEGI PELAKSANAANTERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)SESI 1
A STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat Siang bapak-bapak dan ibu-ibu ....”
“Perkenalkan nama saya Violita puspitasari saya senang dipanggil vio, saya
berasal dari tangerang, hoby saya jalan-jalan dan saya adalah mahasiswa profesi
ners dari STIKes YATSI TANGERANG”
“Nama bapak/ibu siapa? Nama lengkapnya? Senang di panggil apa ? Tinggal
dimana ? dan hoby apa ?”
“ sekarang saya disini akan mengadakan terapi aktivitas kelompok”
b. Validasi
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu hari ini?
“Diantara bapak dan ibu adakah yang sudah pernah mengikuti terapi aktivitas
kelompok atau TAK ? ya coba sebutkan.....baik”
“ sekarang kita akan melakukan terapi aktivitas kelompok membaca artikel,
Sebelumnya ada yang sudah pernah membaca artikel atau buku cerita ? yaa...coba
sebutkan ceritanya tentang apa...baguss”
c. Kontrak
“Hari ini kita ingin melakukan terapi aktivitas kelompok waktunya sekitar 45
menit yaa.... tempat nya di ruang rehabilitasi jam 13.00, Bagaimana bapak/ibu
setuju?”
d. Tujuan
“Tujuan nya dilakukan terapi aktivitas kelompok membaca yaitu untuk
mengetahui apa judul dari cerita, siapa saja tokoh yang ada dalam cerita,
mengetahui cerita secara ringkas dan mengetahui makna apa yang disampaikan
dalam isi cerita.
2. Kerja
“ sebelum memulai kegiatan bagaimana kalau kita berdoa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing”
“siapa yang akan memimpin doa ? ya silahkan.... bagus “
“ semoga acara kita pada siang hari ini dilancarkan” amin.
“ sebelum kita mulai, sekarang saya akan membacakan aturan kegiatan dalam TAK
pada siang hari ini “
“Yang pertama peserta diharapkan dapat mengikuti acara dari awal sampai akhir,
kedua peserta diharapkan dapat duduk dengan tertib, dan yang terakhir peserta dapat
memperhatikan apa yang leader arahkan dan memperhatikan tujuan dari TAK”
“sekarang saya tanya Sebelumnya apa ada yang sudah pernah membaca artikel atau
cerita dibuku ? ya coba ceritakan....baik”
“Pada siang ini saya akan memberikan cerita yang berjudul “si pahit lidah dan si
empat mata” Cerita rakyat yang berasal dari Lampung dan merupakan salah satu
cerita rakyat Indonesia yang popular di kalangan masyarakat Lampung.
Cerita ini mengisahkan tentang dua orang yang sombong karena memiliki kelebihan
dari orang lain.
Pengajaran yang bisa di petik dari cerita ini adalah jangan menjadi orang yang
sombong walaupun memiliki kelebihan dari orang lain.
“sekarang marilah kita baca bersama-sama waktunya 10 menit yaa....kemudian kalau
sudah selesai dikumpulkan kembali “
3. Terminasi
1. Evaluasi
a. Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan ibu dan bapak setelah membaca cerita yang
diberikan ?”
b. Evaluasi Objektif
“apa ada yang bisa menyebutkan kembali judul cerita yang dibaca tadi ?
apa ada yang bisa menyebutkan kembali secara ringkas isi bacaan ? dan
siapa sajakah tokoh yang ada dalam cerita tersebut ? apa makna yang dapat
di ambil dari cerita yang kita baca bersama ?” Baguss....
“ Baik sekarang sesi pertama sudah selesai selanjutnya akan dipimpin oleh teman
saya suster yasminta “