PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
0 Haderi Idmukha
CELOTEH ANAK RUMPUT
(Kumpulan Artikel dan Esai)
Haderi Idmukha
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
1 Haderi Idmukha
Celoteh Anak Rumput – Seri 1 (Kumpulan Esai)
Penulis Haderi Idmukha
PNBB E-Book #6 www.proyeknulisbukubareng.com
Tata Letak dan Desain Tim Pustaka Hanan
Penerbit Digital Pustaka Hanan
Publikasi
Pustaka E-Book
Informasi: www.pustaka-ebook.com [email protected]
©2012
Lisensi Dokumen E-book ini dapat disebarkan secara bebas untuk tujuan non-komersial
(nonprofit) dan tidak untuk diperjualbelikan, dengan syarat tidak menghapus atau merubah sedikitpun isi, atribut penulis dan pernyataan
lisensi yang disertakan.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
2 Haderi Idmukha
Pengantar
Segala puji bagi Allah yang mengajarkan manusia dengan qalam.
Shalawat dan salam saya sanjungkan kepada Nabi akhir zaman,
Muhammad Shallallaahu 'alaihi wasallam.
Kumpulan tulisan ini saya beri judul “Celoteh Anak Rumput”.
Merupakan seri pertama dari tiga seri, berupa kumpulan artikel dan esai
yang pernah dipublikasikan di harian Banjarmasin Post dan Facebook.
Ada apa dengan anak rumput? Saya menggunakan istilah ini,
karena menyadari bahwa saya hanyalah rakyat jelata, orang pinggiran
yang coba berceloteh lewat tulisan. Lagi pula, saya hanyalah seorang
pembelajar menulis (penulis pemula), ibarat pohon, saya hanyalah anak
rumput yang baru tumbuh. Namun, walau begitu, saya berharap ada
hikmah yang bisa diambil dan ada manfaat yang bisa dipetik dari celotehan
saya ini.
Kepada Pak Heri Cahyo, saya ucapkan terima kasih karena sudah
membukakan jalan bagi member PNBB (Proyek Nulis Buku Bareng) untuk
mengaktualisasikan diri melalui komunitas ini dan menjalin kerja sama
dengan Pustaka Ebook (www.pustaka-ebook.com). Begitu pula ucapan
terima kasih kepada Mbak Evyta Ar yang berkenan bekerja sama dengan
PNBB sekaligus memfasilitasi penerbitan karya member PNBB dalam
bentuk E-book, sehingga bakat kami yang tergabung di PNBB bisa
tersalurkan. Tak lupa juga kepada teman-teman yang tergabung di PNBB
saya mengucapkan terima kasih, karena dari teman-teman lah saya
terinspirasi dan termotivasi menulis. Semoga PNBB semakin Berjaya, dan
semoga semangat kita terus terpacu untuk menghasilkan karya terbaik.
Karena saya ini anak rumput yang baru belajar tumbuh, maka
tegur sapa teman, sahabat dan para guru selalu saya harapkan.
Amuntai, Kalimantan Selatan, Januari 2012 Haderi Idmukha
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
3 Haderi Idmukha
Daftar Isi
Pengantar 2
Daftar Isi 3
1. Celoteh dan Renungan tentang Diri 4
Berpikir Positif 5
Ujian Apa Lagi? 6
Hidup Lebih Bermakna 9
Mengambil Tuntunan dari Tontonan 10
Menyambut Kegembiraan 12
Introspeksi Diri 13
Investasi Akhirat 14
2. Celoteh tentang Kesehatan 16
Menyoal Layanan Publik Rumah Sakit 17
Pengalaman Pertama bermalam di Rumah Sakit 19
Salut Buat Pak Direktur 24
Orang Miskin, Dilarang Sakit? 27
Berpantang 30
Jangan Berprasangka Buruk 31
Jangan Marah 33
Kanker 36
Obat Ajaib dari Lebah 39
Sehat, Sembuh dan Awet Muda dengan Propolis dan Melia
Biyang
43
Pengobatan dengan Bekam 49
Sehat dengan Sunnah Rasul (Bekam dan Ruqyah) 54
Rahasia Awet Muda 56
Menyikapi Sakit 59
Tentang Penulis 62
Tentang PNBB 63
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
4 Haderi Idmukha
~ 1 ~
Celoteh dan Renungan
tentang Diri
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
5 Haderi Idmukha
Berpikir Positif (Ringkasan Materi)
Senin, tanggal 3 Mei 2010, aku meluncur dengan Zupiter Z ke
Banjarmasin, untuk mengikuti Sosialisasi Pengembangan Prestasi, minat
dan Bakat siswa Madrasah Tingkat Nasional yang diadakan oleh
Kementerian Agama Pusat. Tiba di Hotel Batara, Pasar Lama Banjarmasin,
sekitar pukul 14.00 WIT, dilanjutkan dengan check-in peserta,
menyerahkan surat tugas dan gambar, serta mengisi biodata. Aku bertemu
A. Humaidi Lc. di lobi hotel dan ternyata kami memang sekamar, satu
orang lagi temanku bernama Jamrani dari Kandangan utusan MA.
Pendidikan Islam Perigi.
Pukul 16.00 WIT pembukaan, setelah shalat Maghrib makan
malam, pukul 19.30 WIT masuk materi “Proses Pembentukan Prestasi,
Minat dan Bakat serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya” yang
disampaikan oleh Dr. Maman Kh, M.Si.
Sebelumnya, Bapak Agung Wisnuwardana memberikan motivasi
kepada peserta dengan mengajak bertepuk tangan dan kiat-kiat jitu
lainnya. Aku sangat senang dengan penampilan beliau yang energik dan
penuh semangat, suara beliau lantang, aku menyukai cara beliau. Ini perlu
aku contoh.
Berlanjut pada materi yang disampaikan Bapak Maman.
Materinya dapat saya simpulkan begini.
Pada intinya untuk meraih prestasi harus ada konsep diri yang
positif. Bakat bukan dari faktor hereditas, tapi tergantung pada persepsi
diri, yang dibangun dari kepercayaan pada diri sendiri bahwa aku mampu,
aku bisa, aku harus berhasil. Semua itu diistilahkan dengan berpikir positif,
yang dalam istilah agama disebut husnuzhan, ditunjang dengan himmah
(keinginan) yang kuat.
Setiap manusia memiliki potential power, potensi luar biasa.
Adapun tiga potensi tersebut yaitu akal, kebutuhan jasmani, dan naluri.
Naluri dibagi lagi kepada naluri beragama, naluri mempertahankan diri,
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
6 Haderi Idmukha
dan naluri melestarikan keturunan.
Bercermin kepada tokoh Islam seperti Ibnu Sina yang di usia 10
tahun sudah hafal Al-qur’an dan di usia 17 tahun sudah menjadi dokter
yang mapan, begitu juga dengan Arrazi dan tokoh lainnya yang sangat
berjasa dalam dunia ilmu pengetahuan, ternyata pendorong utama adalah
aspek spiritual, naluri beragama. Mereka mempelajari fenomena atau
fakta yang ada justru untuk meningkatkan dan menemukan unsur
kekuasaan Allah di balik apa yang mereka amati, bukan motivasi
pragmatis.
Ujian Apa Lagi?
Di zaman Nabi Isa ‘Alaihissalam, ada seorang hamba Allah yang
mendapat ujian Allah. Ia buta, lumpuh karena stroke dan menderita
penyakit kusta, sehingga ia dikucilkan dari masyarakat. Dalam munajatnya
ia berdoa, “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah menghindarkan
aku dari cobaan yang ditimpakan pada makhlukMu yang lain.” Nabi Isa
‘Alaihissalam pun bertanya kepadanya, “Ujian apa lagi yang dihindarkan
darimu sehingga engkau bersyukur?”
Kita bisa membayangkan, betapa berat ujian yang dihadapi
hamba Allah tersebut, buta, lumpuh dan ditimpa penyakit kusta,
dikucilkan dari pergaulan masyarakat, tapi mengapa ia mampu bersyukur,
dan apa yang ia syukuri?
Dari jawabannya kita tahu, ternyata ia mensyukuri apa yang
diberikan Allah dalam hatinya, yang banyak tidak diberikan pada orang
lain, yaitu ma’rifat kepada Allah. “Dengan ma’rifat kepada Allah lah aku
bisa menyukuri apa yang ada pada diriku,” ujarnya. Nabi Isa ‘Alaihissalam
pun membenarkan perkataannya, sehingga Nabi Isa ‘Alaihissalam
berkenan menyentuh orang tersbut. Dengan izin Allah, hamba Allah itu
sembuh dan menjadi manusia yang tampan dan pengikut nabi Isa
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
7 Haderi Idmukha
‘Alaihissalam yang setia dalam berdakwah.
Ajaib, memang ajaib. Bagi orang beriman, semua adalah
kebaikan, ketika ia diberi nikmat ia bersyukur itulah kebaikan baginya, dan
ketika ditimpa kesusahan, iapun bersabar, itulah kebaikan baginya.
Andai, seminggu atau sehari saja kita merasakan tuli dan
kebutaan, betapa susah dan gelapnya hidup ini. Kita akan merindukan
indahnya cuaca pagi, indahnya pemandangan, merdunya kicauan burung,
alunan musik dan suara tangisan bayi, indah dan mesranya rayuan kekasih.
Lalu bagaimana dengan mereka yang sejak lahir mengalami hal yang
sedemikian? Lantas apakah harus mengumpat bahwa Tuhan tidak adil, dan
terus menyalahkan diri sendiri?
Tidak, Allah Maha Adil menciptakan makhluNya. Bukankah segala
musibah atau ujian berupa kesusahan, termasuk ujian terkecil seperti
tertusuk duri, adalah penghapus dosa. Bersyukur kita diciptakan Allah
tanpa cacat. Namun, janganlah berputus asa lantaran cacat yang kita
sandang. Jangan sampai dengan ujian sedikit saja kita sudah ingin
mengakhiri hidup ini, dan menuduh Tuhan tidak adil. Syukuri nikmat yang
ada, hargailah kesempatan hidup yang diberikan Allah kepada kita.
Hidup ini memang ujian. Kalau kita benar dalam mengambil sikap,
tentunya akan berbuah kebahagian, dan bila salah, kita akan menuai
kesengsaraan.
Helen Keller seorang yang buta dan tuli, ia tidak menyerah
dengan keadaan. Ia sadar bahwa dirinya buta dan tuli, dan disadari betul
itulah yang sudah diberikan Tuhan padanya, lantas apakah dengan begitu
ia tidak mampu berbuat dan memberikan manfaat untuk diri dan orang
lain?
Tidak, ia menggali potensi dirinya, bahwa ia masih diberikan
kemampuan berbicara, ia tidak menyerah dengan keadaan, ia berusaha
menjadikan dirinya bermanfaat buat orang lain, ia pun menjadi motivator
bagi orang yang senasib dengannya. Membangkitkan semangat hidup
dirinya dan orang lain, dan ia mayakinkan dirinya dan orang-orang yang
senasib bahwa mereka mampu berbuat dan bukan menjadi beban orang
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
8 Haderi Idmukha
lain.
Halnya dengan kita yang diberi kesempurnaan jasmani, ketika
ditimpa suatu kesusahan hidup, lantas buru-buru ingin mengakhiri hidup.
Lalu apa kurangnya diri kita dibanding dengan Helen Keller? Adakah
kesengsaraan yang kita alami melebihi apa yang menimpa hamba Allah di
zaman Nabi Isa ‘Alaihissalam itu? Kita bisa melihat, mendengar, bisa
bicara, bisa berjalan, bahkan diberikan harta yang berlimpah, lalu
mengapa semuanya tidak bisa mengusir kegundahan?
Ternyata ujian tidak hanya berupa kesusahan, kesenangan pun
adalah ujian Tuhan. Salah menyikapi kesenangan justru berujung dengan
kesusahan dan kesengsaraan berkepanjangan. Banyak kasus orang yang
bunuh diri, padahal dilihat dari penghidupan materi, tidak kekurangan
bahkan berlimpah, lalu mengapa hal itu bisa terjadi?
Salah dalam mengambil sikaplah jawabannya. Ketika diberi
kesenangan, lupa daratan, lupa bersyukur. Kelebihan harta digunakan
untuk berfoya-foya, dan harta lahiriyah ternyata tidak membuatnya
mendekat kepada Tuhan, bahkan menjauhkan dirinya dari Tuhan. Itulah
bala terbesar dalam hidup, harta kesenangan dunia membuat dirinya
celaka dan menanggung kesengsaraan yang berkekalan.
Dengan mengenal siapa pencipta kitalah yang akan membawa
kepada pengambilan sikap yang benar, sehingga ketika kita diberi nikmat
bisa bersyukur, dan ketika ditimpa kesusahan bisa bersabar, sehingga
dalam kesusahan kita pun bersyukur karena dengan kesusahan itu Allah
mempersiapkan ampunan, yang tidak didapat dengan cara ibadah yang
lain.
Wallahua`lam.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
9 Haderi Idmukha
Hidup Lebih Bermakna
Waktu terus bergulir, detik menjadi menit, menit menjadi jam.
Hari menjadi minggu, minggu berganti bulan, dan bulan pun berganti
tahun, dan waktu pun terus berputar, tak pernah berhenti.
Usia pun terus bertambah, seiring perputaran tahun. Namun,
pada hakikatnya umur tidaklah bertambah, malah semakin berkurang
menuju ajal yang sudah ditentukan. Namun, kita pun tidak pernah
diberitahu kapan ajal kita akan datang. Dan biarlah tetap menjadi rahasia
Allah.
Dengan begitu, ada hikmah agar manusia bisa membaca dan
belajar dari masa-masa yang sudah dilewati. Dan berusaha memperbaiki
diri di masa mendatang. Begitulah ajal dirahasiakan agar manusia tidak
terjebak pada ketakutan, sehingga dunia ini terus berwarna.
Andai ajal dibukakan untuk semua orang, mungkin tidak ada yang
bersemangat berdagang, bekerja, jalanan akan sepi, semua orang akan
merenungi dirinya, semua orang akan menyibukkan dirinya beramal di
atas sajadah. Itulah di antara hikmahnya mengapa ajal dirahasiakan. Agar
kita terus bersemangat menjalani hidup ini.
Namun, masih sangat kita sayangkan, dengan dirahasiakannya
ajal itu justru membuat orang lupa diri, seolah hidup ini tidak akan pernah
berakhir.
Pergantian tahun bukannya dijadikan ajang untuk merenungi
kehidupan yang sudah dijalani, tetapi justru dijadikan ajang berfoya-foya
dan perbuatan mubadzir. Lihat saja ketika pergantian tahun Masehi, pesta
kembang api menghabiskan dana yang tidak sedikit. Apa positifnya?
Barangkali hanya sekadar hiburan sesaat agar nafsu terpuaskan.
Begitukah Islam mengajarkan merayakan pergantian tahun?
Kalau pergantian tahun Hijriyah mengadopsi cara-cara pergantian
tahun Masehi, seperti pesta kembang api, sungguh sangat naïf. Islam tidak
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
10 Haderi Idmukha
mengajarkan kemubadziran. Islam mengajarkan agar kita merenung. Kita
disunnahkan puasa, dan memperbanyak amal ketika di akhir tahun dan di
awal tahun, agar kehidupan kita akan lebih bermakna di masa yang akan
datang.
Kebermaknaan itulah yang perlu kita apungkan dalam pergantian
tahun Hijriyah tahun ini. Mari kita tanya diri masing-masing, apakah
dengan pesta kembang api itu membuat hidup kita akan lebih bermakna?
Atau tanyakan hati nurani kita bermakna positifkah sudah yang kita
lakukan? Kalau tidak menurut hati nurani, lebih baik kita tinggalkan.
Semoga dengan renungan seperti itu, pergantian tahun Hijriyah
tahun ini akan lebih bermakna bagi kita. Selamat tahun baru 1433 H.
Mengambil Tuntunan dari Tontonan
Menonton sinetron yang ditayangkan RCTI, semisal “Anugerah”,
tokoh utamanya Nabila dan Fandi. Sebagai tokoh sentral sepertinya
banyak derita yang menerpa Nabila. Sampai saat ini, cinta Nabila dan
Fandi belum bisa bersatu ke jenjang pernikahan. Ada saja halang
rintangnya. Dari Alexa, Herman, dari ayahnya sendiri, dari Tante Hera, ibu
tirinya Fandi. Akankah Nabila dan Fandi akan bisa bersatu? Penasaran?
Terus ikuti sinetronnya!
Begitu pula dengan sinetron “Putri yang Tertukar” dengan tokoh
utama Amira, sampai saat ini cintanya dengan Rizki belum bisa bersatu.
Ada saja penghalang cinta mereka, baik dari orang yang dendam maupun
orang yang dengki kepadanya. Entah sudah episode ke berapa sinetron ini
juga belum berakhir. Ada rasa bosan juga nih ngikutinya, karena kelamaan,
tidak habis-habis, ada saja cerita yang dimunculkan. Tapi mungkin itulah
kelebihan penulis naskah ceritanya, bebas berkreasi. Kalau ditulis terus
tanpa bermaksud mengakhiri cerita, tentu sinetron itupun akan terus
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
11 Haderi Idmukha
berlanjut. Begitulah hak penulis.
Mencermati dua sinetron ini, kita dapat mengambil pelajaran,
paling tidak ada pesan yang terselip yang ingin disampaikan. Atau paling
tidak kita bisa menangkap pesan itu, walau berbeda dari tujuan
pembuatan sinetron itu sendiri, setidaknya ada sisi posistif yang bisa kita
jadikan pelajaran untuk kita renungkan, bukan hanya sekadar hiburan,
atau mengisi kekosongan waktu saja.
Di antara pesan yang bisa kita renungkan, bahwasanya kehidupan
tidak sunyi dari cobaan. Apakah dengan cobaan itu kita bisa bertahan,
mampu bersabar dan berhasil lulus menghadapi ujian itu? Yang bersabar
dan terus berusaha mengatasi kesulitan itu, pastinya akan mendapat
kegembiraan, karena setiap ada kesusahan di situ pasti ada kemudahan.
Dunia tidak luput dari manusia-manusia yang bersifat dengki dan
dendam, sehingga ia pun terus berusaha menyakiti musuh-musuhnya. Dia
akan mengakak tersenang ketika melihat musuhnya berkalang kesusahan.
Dan ia akan sangat benci ketika melihat musuhnya sedikit saja mendapat
kenikmatan dan kesuksesan. Ia pun kasak-kusuk mencari cara bagaimana
menghalangi musuhnya mendapatkan kebahagiaan. Pikiran dan tenaganya
terus diperas untuk menjatuhkan lawannya. Segala cara ditempuhnya,
dari kata-kata cibiran, kata ancaman, sampai pada fitnah. Ia pun tak segan
mengeluarkan uang yang banyak untuk membayar orang lain demi
menuntaskan dendam dan rasa dengkinya.
Begitulah, sinetron mengangkat sebagian sisi kehidupan manusia
dengan berbagai corak ragamnya. Antara kebaikan dan keburukan akan
terus berlanjut dan saling berperang sampai kehidupan ini berakhir.
Siapakah pemenangnya? Kebaikan? Atau Keburukan? Atau kita berada
dipihak mana? Renungkanlah!
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
12 Haderi Idmukha
Menyambut Kegembiraan
Keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa patut dirayakan,
dan kita sambut dengan kegembiraan. Gembira karena kita berhasil
menjalankan perintah Allah dengan baik. Gembira karena memandang
karunia-karunia Allah yang diberikan kepada kita. Gembira karena
meyakini janji-janji Allah bagi yang berhasil mengisi Ramadhan dengan
berbagai macam ibadah. Gembira karena kita akan menyandang gelar
Fitrah.
Menurut Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, ada dua
kegembiraan yang akan diperoleh orang yang berpuasa, yaitu
kegembiraan saat ia berbuka puasa/hari lebaran dan kegembiraan saat
bertemu dengan Tuhannya.
Menyikapi kegembiraan ini hendaknya jangan sampai terjebak
pada hal-hal yang justru mengurangi kesucian atau fitrah yang kita
sandang. Misalnya dengan melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat
bahkan terkesan mubadzir, seperti merayakan hari raya fitrah dengan
membunyikan petasan, membakar kembang api, yang mungkin sisi
positifnya hanya sebagai hiburan bagi anak-anak kecil. Makan dan minum
berlebihan, seolah sebagai balas dendam karena selama satu bulan makan
dan minum tidak bebas.
Menyinggung soal sikap konsumtif menjelang lebaran, selama
dalam batas kewajaran, tidak lah dipersoalkan. Masih wajar kalau orang
tua menyenangkan anaknya dengan membelikan pakaian baru sesuai
dengan kemampuan, bahkan memakai pakaian baru adalah sesuatu yang
baik. Masih wajar kalau kita merayakan lebaran dengan saling memberi
atau berbagi aneka makanan atau kue kepada tetangga, sambil diiringi
ucapan selamat dan saling memaafkan.
Yang tidak wajar, kalau dalam berbelanja keperluan lebaran
terkesan dipaksakan sampai pinjam uang (berutang) pada orang lain. Dan
yang paling tidak wajar, kalau kegembiraan itu diwujudkan dengan
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
13 Haderi Idmukha
melanggar hukum Allah dengan pesta minuman keras.
Teringat cerita khalifah Sayyidina Umar ra yang mengurungkan
niatnya berutang ke baitul maal. Waktu itu anaknya datang menangis
ingin dibelikan baju baru. Anaknya menangis karena habis diejek teman-
temannya karena memakai baju tambalan. Untuk itu beliau harus
berutang ke baitul maal dan berjanji akan mengembalikan pinjaman
dengan memotong gaji bulan depan. Namun, dijawab oleh bendahara
dengan pertanyaan “Apakah Tuan yakin umur Tuan akan sampai bulan
depan?” Mendengar pertanyaan itu Sayyidina Umar ra menangis dan
urung membelikan pakain baru untuk anaknya.
Semoga puasa dan ibadah kita semua diterima Allah SWT, dan
mendapat titel fitrah kesucian. Dan kesan Ramadhan sebagai bulan
pengendalian diri akan terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Amin.
Introspeksi Diri
Tak seorangpun mampu melawan Kuasa dan Kehendak Allah.
Kalau Allah menghendaki sesuatu, jadi! maka terjadilah. Bencana alam
pun terjadi, mulai bencana banjir di Wasior, tsunami di Mentawai, dan
bencana gunung merapi di Yogyakarta.
Musibah beruntun itu tidak sedikit memakan korban, baik jiwa,
harta dan tempat tinggal. Dan tidak sedikit pula masyarakat yang
merasakan dampaknya, dari segi kesehatan, ekonomi, rasa takut dan
trauma.
Mencermati peristiwa tersebut, ada sebagian kalangan yang
menyorot dari segi ilmiah dan ada juga dari sisi spiritualitas. Dalam hal ini
kita ambil sisi hikmah dari kedua pandangan tersebut.
Kalau mencermati dari segi ilmiah, berarti menghajatkan kepada
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
14 Haderi Idmukha
semua komponen bangsa ini untuk meberdayakan ilmu pengetahuan dan
teknologi sekaligus menguasainya untuk mengantisipasi bencana yang
akan datang, karena katanya negara ini cecara geografis memang rawan
bencana.
Mencermati dari sisi spiritualitas, menuntut kita semua untuk
introspeksi, apa gerangan kesalahan bangsa ini, sehingga Allah
menimpakan musibah yang beruntun? Apakah bangsa ini memang sengaja
mengundang kemurkaan Allah?
Setiap musibah, adakalanya sebagai ujian bagi orang beriman dan
saleh, ada kalanya sebagai teguran, agar kita semua kembali ke jalan Allah,
ada kalanya sebagai azab dari Allah. Semua itu menunjukkan
kemahakuasaan dan qahharnya Allah, dan sekaligus menunjukkan Maha
Pengasih dan Penyayangnya Allah kepada hambaNya. Dan menunjukkan
bahwa kita hambaNya yang begitu lemah dan selalu berhajat kepada Allah.
Allah yang menimpakan musibah sebenarnya sudah memberikan
solusi, namun, mungkin kita sudah melupakannya. Apakah itu? Istighfar.
Ya, Indonesia harus beristighfar. Simaklah Firman Allah di bawah ini,
“Tetapi Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau
(Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan
menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan”. (Q.S Al
Anfal :33)
Investasi Akhirat
Kecenderungan manusia selalu ingin menambah harta kekayaan.
Ia berpikir, bagaimana caranya menambah penghasilan? Bagaimana
usahanya bisa maju? Apa yang harus ditempuh untuk memperluas usaha?
Siapa saja yang harus dihubungi untuk menunjang usahanya? Kemana saja
barang atau jasanya harus dipasarkan? Dan berbagai pikiran lainnya demi
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
15 Haderi Idmukha
menambah harta yang ia miliki.
Kecenderungan seperti ini yang dimanfaatkan pihak tertentu (di
luar jalur perbankan) dengan memberikan tawaran-tawaran keuntungan
yang besar. Orang yang punya modal mau menginvestasikan uangnya.
Bagi yang tidak punya uang, ia rela pinjam di Bank, atau jual persawahan
dan lain sebagainya untuk berinvestasi karena mengingat keuntungan
yang dijanjikan tadi.
Ketika keuntungan sebagaimana yang dijanjikan sudah dinikmati
dan mengalir dengan lancar. Nafsu terus memanggil untuk menambah
modal yang sudah ditanam. Bahkan, terus berusaha untuk menarik simpati
teman-teman yang lain untuk ikut berinvestasi. Tiba pada giliran,
keuntungan yang selama ini diterima mulai macet. Para pemodal mulai
resah, jangan-jangan kita tertipu. Dan pada kenyataannya memang
demikian, modal yang ditanam tidak bisa ditarik lagi. Nasi sudah jadi
bubur. Inilah nasib yang menimpa para investor kasus Vousher dan Lihan.
Cukup sudah kasus Vousher dan Lihan menjadi pelajaran bagi kita
semua, marilah kita syukuri harta yang ada, nafkahkan di jalan Allah agar
mendapatkan keberkahan di dunia dan balasan yang besar di akhirat.
Berusahalah secara wajar, hilangkan dari pikiran kita, cara mendapatkan
kekayaan secara pintas (menipu), karena urusan harta muka-belakang
ditanya, awalnya ditanya, darimana harta didapat? Dan belakangnya
ditanya, kemana harta dibelanjakan? Dan berhati-hatilah terhadap
tawaran-tawaran yang tidak wajar.
Oleh karena itu, mari kita menginvestasikan harta untuk
mendapatkan keuntungan yang tak akan pernah rugi, yaitu investasi
akhirat. Sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya orang-orang yang
membaca Kitab Allah, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan harta
yang Kami berikan secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan
(berinvestasi di jalan Allah), mereka itulah orang-orang yang
mengharapkan perdagangan yang tak akan pernah rugi.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
16 Haderi Idmukha
~ 2 ~
Celoteh tentang Kesehatan
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
17 Haderi Idmukha
Menyoal Layanan Publik Rumah Sakit
Memposisikan diri sebagai pelayan publik (pamong), bagi
sebagian orang seakan menjadi suatu beban, bahkan dianggap
menghinakan diri, merendahkan harga diri. Apabila seorang yang bekerja
di Instansi pemerintah, atau menduduki suatu jabatan seolah dia yang
harus dilayani, dihormati dan disanjung (pangrih). Oleh karena itu jika ada
yang berurusan dengannya, orang lain harus mengiba padanya,
menghormat padanya, seolah terlalu mahal harga senyuman, dan seolah
akan turun harga dirinya jika dia yang menyapa duluan. Kata-kata yang
keluar dari mulutnya adalah kata-kata ketus dan pedas didengar. Kalau
demikian adanya, bukannya kemuliaan dan penghormatan yang ia dapat,
tapi rasa benci yang justru menurunkan harga dirinya sendiri.
Lalu apa susahnya kalau kita memposisikan diri sebagai pamong,
pelayan, bukan pangrih. Ketika publik yang mengahajatkan layanan kita,
siapapun orangnya, yang kayakah, yang miskinkah, orang desa atau orang
kotakah, orang berpendidikan, atau orang yang bodoh sekalipun, dengan
senyum si pamong akan lembut berkata, “ Pak, Bu, apa yang bisa saya
bantu?” Si Publik pun mengutarakan maksudnya, begini, begitu, tanpa rasa
beban. Lalu si Pamong pun melayani dengan sigap seolah melayani rajanya
sendiri. Si Publik lega dan merasa puas, dan beberapa kali mengucapkan
terima kasih, dan bahkan mungkin akan mencium tangan si Pamong
karena ia sebagai Publik dilayani dan diperlakukan layaknya tamu agung,
padahal ia hanya rakyat jelata yang miskin.
Mengapa orang bisa memposisikan dirinya sebagai pamong?
Karena ia berkeyakinan bahwa bekerja bukan hanya sekadar mencari
uang, Ia yakin rezeki Allah yang memberi. Baginya, kerja bukan untuk
memuaskan dan menyenangkan hati atasan, tapi ia bekerja untuk mencari
ridha Allah, kerja untuk menambah bekal amal, walau sekecil apapun
termasuk senyum yang ia berikan pada orang yang datang mengarapkan
bantuan dan pertolongannya.
Kalau keyakinan seperti ini tertanam dalam jiwa-jiwa yang bekerja
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
18 Haderi Idmukha
di Instansi pemerintah maupun perusahaan, bisa dipastikan kinerjanya
akan dapat dibanggakan, yang tentunya akan menunjang produktifitas
yang tinggi, baik hasil secara fisik maupun hasil dari kepuasan publik yang
dilayani.
Kita ambil contoh layanan yang tidak bersentuhan langsung
dengan publik, ia tidak harus berkomonikasi langsung dengan publik, tapi
dampaknya akan berdampak pada publik adalah cleaning service.
Pekerjaan ini adalah pekerjaan mulia, jika si pekerja ini menyadari betul
bahwa yang ia lakukan adalah bagian dari keimanan, dan apa yang ia
lakukan adalah bagian dari ibadah, dan hasilnya akan dirasakan dan
dinikmati orang lain. Jika ia melakukannya dengan kesadaran yang
demikian, bekerja dengan niat ibadah, maka ia akan mendapatkan pahala
pekerjaannya, dan juga pahala lantaran menyenangkan dan membuat
orang lain merasa nyaman.
Kalau kita meneliti kecil-kecilan, mengapa keadaan WC atau
kamar mandi di rumah sakit, misalnya, ada yang mampet. Ternyata
penyebabnya karena selokan pembuangan air limbah yang jarang
dibersihkan, sehingga selokan yang ada menimbulkan bau yang kurang
sedap. Lalu apakah tugas cleaning service hanya sebatas mengepel lantai
saja, tidak sampai pada tugas membersihkan selokan. Kalau memang
demikian, solusinya harus mencari tenaga khusus lagi yang khusus
memperhatikan kamar mandi dan WC serta selokan yang ada di rumah
sakit tersebut, untuk hasil layanan publik yang sempurna.
Hal itu baru layanan kebersihan, lalu bagaimana dengan layanan
perawat dan dokter serta kru rumah sakit lainnya? Tentu saja ini berkaitan
dengan karakter diri masing-masing.
Layanan publik di rumah sakit, hampir bisa dirasakan oleh mereka
yang menggunakan askeskin atau pegawai yang menggunakan askes,
kurang mendapat respon yang menyenangkan.
Walau demikian bukan berarti layanan publik yang ada di rumah
sakit harus menyerah dengan karakter yang kurang baik, sehingga
menurunkan kinerja dan melemahkan hasil layanan yang diharapkan. Oleh
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
19 Haderi Idmukha
karena itu karakter pamong yang bekerja secara ikhlas dan didasari untuk
ibadah perlu digalakkan. Untuk menggalakkannya, harus dimulai dari
pimpinannya sebagai teladan, bahkan bisa dijadikan sebagai program inti
dari layanan publik yang ada di rumah sakit.
Tidak hanya rumah sakit, instansi pemerintah lainnya pun harus
memperhatikan hal demikian, kalau memang berniat dan berkeinginan
memperbaiki kinerja layanan demi kepuasan masyarakat. Mulai dari
pemerintah daerah sampai instansi di bawahnya.
Namun, instansi rumah sakit nampaknya cukup mewakili instansi
layanan publik yang lain, karena instansi inilah yang sangat banyak
bersentuhan dengan masyarakat.
Mari kita kembali pada karakter bangsa kita, karakter katimuran,
karakter yang murah senyum, dan suka melayani orang lain seperti
melayani diri sendiri. semoga layanan publik, ke depan akan lebih baik,
amin.
Pengalaman Pertama Bermalam di Rumah Sakit
Ahad, suhu badan anak kami Khairatunnisa terasa panas. Kami
beranggapan terkilir lantaran terjatuh. Ternyata memang benar. Hari
Sabtu, kata kakaknya, Muhammad Radhi, adik Nisa terjatuh dari sepeda.
Gimana ceritanya?
Biasanya Nisa main sepeda sendirian saja, tanpa membonceng
kakaknya. Rupanya waktu itu kakaknya Muhammad Radhi ikut
membonceng di belakang. Namanya saja anak-anak suka bermain, Radhi
mendorong dengan kakinya begitu kencang sehingga adiknya tidak punya
keseimbangan, dan akhirnya jatuh ke lantai.
Setelah mengetahui bahwa Nisa terjatuh seperti itu dari
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
20 Haderi Idmukha
kakaknya, langsung saja dibawa ke tukang pijat. Benar saja, bahu kanan
dan punggung sebalah kanan terkilir. Biasanya setelah diurut atau dipijat
dan diberi minum paracetamol sirup suhu badannya akan dingin, normal
kembali, tapi ternyata tidak ada perubahan.
Hari Seninnya dibawa lagi ke tukang pijat, ternyata masih ada
yang tertinggal, yaitu pada bagian leher sebelah kanan. Dirasa sudah cukup
dan kemungkinan tidak ada lagi yang tertinggal, sambil diberikan obat
penurun panas dan kompres demam kami berharap panasnya bisa turun.
Rupanya sampai hari Rabu panasnya belum juga sembuh, dan ditambah
dengan sembelit. Sorenya langsung dibawa ke rumah mantri Apar untuk
berobat. Nisa diberi puyer yang langsung dicampur ke dalam botol sirup.
“Sepulang nanti, langsung saja diminumkan obatnya, satu sendok makan,
dan jangan lupa sebelumnya dikocok dulu,” kata mantri. Sebelumnya tidak
ada komentar, apa nama penyakitnya, sang mantri setelah memeriksa
langsung saja meracik obat untuk diberikan pada Nisa.
Setelah tiba di rumah langsung saja obat itu diminumkan kepada
Nisa. Oeek, obat yang diminum Nisa langsung dimuntahkannya. Rupanya
ia merasakan pahitnya obat tersebut. Akhirnya Nisa jera alias trauma
minum obat tersebut. Ya bagaimana lagi ya caranya, susahnya
memberikan minum obat pada anak kecil. Kalau begitu besok kita bawa
saja ke puskesmas, kata isteri saya.
Keesokan harinya, tepatnya hari Kamis, kami membawa Nisa yang
masih berumur dua tahun sepuluh bulan itu ke puskesmas Sungai Malang.
Puskesmas Sungai Malang ini termasuk puskesmas percontohan di kota
Amuntai, yang pelayanannya bisa diandalkan dan memuaskan. Setibanya
di sana, saya langsung menyerahkan kartu berobat dan membayar uang
administrasi dua ribu rupiah. Langsung saja setelah pengadministrasian
selesai, Nisa kami bawa ke poli anak. Nisa pun diperiksa, ditimbang berat
badannya, sepuluh setengah kilo. Terjadi dialog untuk mengetahui waktu
berlangsungnya panas, ditanyakan bagaimana makannya, kemudian
ditanyakan pula bagaimana BABnya. Setelah dilakukan pencatatan jejak
kasus pasien, kami diberikan resep untuk diserahkan pada petugas apotek.
Setelah menunggu beberapa lama, obat yang berupa puyer pun
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
21 Haderi Idmukha
diserahkan pada kami lengkap dengan petunjuk cara meminumnya yaitu
tiga kali sehari. Akhirnya kami pulang.
Setiba di rumah, langsung saja obat diberikan pada Nisa.
Bagaimana caranya? Nisa begitu shock kalau meminum obat yang pahit.
Solusinya puyer dicampur dengan Sirup Marjan, supaya terasa manis,
alhamdulillah berhasil meminumkannya, tanpa dimuntahkan lagi. Obat
pun terus diberikan sampai hanya tersisa satu bungkus puyer. Panasnya
pun mulai berangsur turun. Namun, Nisa masih mengeluhkan sakit perut
dan kepala. Kalau mau tidur ia meminta supaya perutnya dipegangi. Dan
tinjanya agak kecoklatan, padahal tidak makan coklat.
Ada apa lagi nih, kok ada keluhan baru? Ambil keputusan hari ini
Senin, 26 September 2011, saya kembali membawa Nisa ke Puskesmas.
Ternyata setelah dicek panasnya masih tinggi, padahal menurut perasaan
kita suhu badannya sudah tidak panas lagi. Pihak puskesmas langsung
memberikan surat rujukan ke Rumah sakit. Saya menelepon ibunya untuk
memberitahukan bahwa Nisa dirujuk ke rumah sakit.
Tiba di rumah sakit, kami langsung membuat kartu berobat dan
menyerahkan surat rujukan dari puskesmas, serta membayar uang
administrasi empat ribu rupiah. Surat rujukan dan blangko andiministrasi
pun langsung kita bawa ke poli anak. Cukup lama juga menunggu, sudah
jam sembilan dokternya belum datang di ruangan poli anak, mungkin
masih menangani pasien yang lain atau ada urusan yang lain lagi, saya
kurang tahu, yang jelas kami yang paling lama menunggu, karena kami
yang pertama datang. Beberapa menit kemudian dokternya pun muncul,
rupanya beliau sebetulnya sudah datang, namun, sebelumnya harus
memeriksa pasien anak.
Dengan bekal surat rujukan tadi dan sedikit dialog dengan
dokter, anak kami disarankan untuk menjalani rawat inap, karena anak
Bapak ini diduga terserang penyakit tipes. Ya, baiklah kalau begitu. Dokter
menuliskan resep obat, dan selanjutnya kami disuruh menuju ruang inap
untuk pasien anak-anak. Setelah menyerahkan berkas tadi kepada petugas
di ruang jaga pasien anak, Nisa langsung diberikan infus. Di ruang tindakan,
mamanya tidak berani melihat pemasangan infus dan pengambilan
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
22 Haderi Idmukha
sampel darah.
Selanjutnya, saya disuruh membawa sampel darah ke ruang
laboraturium dan minta status ke ruang UGD. Yaps, langsung saja
berangkat ke labor, sebelum hasil labnya diketahui, saya menuju ruang
UGD untuk meminta status. Setiba di sana, ditanya, mana surat
pengantarnya, weleh-weleh, terpaksa harus balik lagi ke ruang jaga,
lumayan juga jaraknya, cukup bikin ngos-ngosan yang punya penyakit
asma. Setelah minta surat pengantar yang memang tidak diserahkan pihak
yang jaga tadi, saya kembali ke ruang UGD, nah baru diberi.
Apa sih status? Soalnya baru pertama sih mengurus rawat inap.
Oh rupanya map yang berisi rekam jejak kasus mengenai penyakit pasien
dan obat yang diberikan serta administrasi lainnya. Setelah mendapatkan
status yang dimaksud, saya kembali menuju ruang inap, sebelumnya
singgah dulu di ruang lab untuk mengambil hasilnya, rupanya belum
selesai, menunggu sebentar, akhirnya saya dipanggil untuk menyelesaikan
uang administrasi lebih dahulu. Saya pun menerima kwitansi dengan angka
67.500 yang harus saya selesaikan di ruang loket pembayaran, tempatnya
berseberangan dengan lab, untung saja jaraknya tidak jauh.
Ketika menuju loket tersebut, sudah ada tiga orang yang
mengantri, saya langsung menyerahkan kwitansi dan uang seratus ribu,
dan duduk di kursi yang sudah disediakan bersama mereka yang lain.
Waktu itulah saya mendengar keluhan dari Bapak yang duduk di samping
saya, petugasnya katanya terkesan lamban. Saya hanya senyum-senyum
saja, ih ternyata nama anak saya yang dipanggil duluan, sementara yang
lain pada melongo, aneh juga ya. Petugas menyebutkan besaran uang
yang harus saya bayar, lalu kata saya duitnya sudah saya serahkan tadi
seratus ribu. Oh iya katanya, lalu memencet kalkulator untuk menghitung
kembaliannya. Uang kembalian dan dua halaman kwitansi pun saya
terima, satu untuk saya simpan dan satunya lagi diserahkan pada petugas
lab. Saya tidak tahu lagi apa yang akan dikatakan Bapak tadi pada saya,
mungkin ini keberuntungan bagi saya.
Setelah menyerahkan bukti pembayaran, hasil lab pun saya
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
23 Haderi Idmukha
terima tanpa penjelasan apa-apa dari pihak lab. Terimakasih Bu.
Saya melanjutkan langkah menuju ruang jaga pasien anak, dan
menyerahkan hasil lab dan status yang saya bawa. Ada sedikit penjelasan
dari petugas tentang hasil lab, katanya negatif Pak, tapi kemungkinan
negatif ini dikarenakan sebelumnya sudah pernah berobat dan minum
antibiotik. Oh, begitu. Setelah keluar ruangan, saya dipanggil lagi untuk
dimintai keterangan nama pasien, umur, alamat. Weleh-weleh, padahal itu
sudah ada di status.
Setelah selesai menjawab pertanyaan, saya langsung menuju
ruang inap anak saya, tepatnya di ruang kelas II no 2, tidak jauh dari ruang
jaga para suster. Setibanya di ruang itu, anak saya langsung menangis
minta gendong, tidak mau sama mamanya. Memang si bungsu ini akrab
sama ayahnya.
Waktu terus bergulir, istri saya harus pulang ke rumah untuk
menyiapkan barang keperluan menginap di rumah sakit, sekaligus sebelum
ke rumah mampir dulu ke apotek Seri Mulia di samping kantor pos
Amuntai untuk menebus obat.
Oo, Iya, mengenai ruang inap yang kami tempati, maklum saja,
namanya saja kelas II, fasilitasnya tentu saja tidak selengkap kelas I, apalagi
kelas VIP. Syukur alhamdulillah di ruangan itu ada dua dipan, dua lemari
menyimpan makanan, satu WC yang airnya mengalir baik. Namun, sedikit
ada yang mengganjal, punya satu kipas angin, tapi tidak berfungsi,
terpaksa deh, memakai kipas angin yang digerakkan dengan tangan
sendiri, hehehe.
Anak saya sekamar dengan pasien muntaber yang berumur
empat bulan yang berasal dari Lampihung kab. Balangan. Mereka
menginap sudah dua malam. Semua ruangan pasien anak ini penuh.
Mungkin sekarang lagi musim penyakit.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
24 Haderi Idmukha
Salut Buat Pak Direktur
Hari kedua rawat inap anak saya, Khairatunnisa, Selasa 27
September 2011, terasa semakin rawan. Mengapa? Hari pertama saja,
beberapa jam setelah masuk kamar rawat inap, terdengar di kamar
sebelah jerit tangis bayi. Sang ibu sangat cemas melihat anaknya yang
berumur lima bulan berubah membiru lantaran sesak nafas. Ibu itu
menangis memeluk anaknya, tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Tolong,
panggilkan suster, perawat!...
Perawat datang memeriksa kondisi sang bayi. Sang bayi harus
mendapat asupan oksigen. Wah, ternyata oksigennya habis. Sementara
ibu sang bayi terus berada dalam kecemasan. Para perawat sibuk
mencarikan di mana tabung oksigen yang masih berisi. Akhirnya ketemu
juga, alhamdulillah sang bayi masih bisa terselamatkan.
Kawan sekamar, hari Selasa itu sudah tidak sabar lagi untuk
diizinkan membawa pulang anaknya. Ternyata belum diizinkan oleh
dokter. Namun, ia tetap ngotot. Ya, apa boleh buat. Semoga saja di rumah
bisa dirawat dan bisa sembuh, amin.
Hari kedua ini, perawat mengecek suhu tubuh Nisa sudah normal,
yaitu 36 derajat Celcius dan perutnya sudah tidak terasa sakit. Sekitar jam
9 dokter memeriksa kondisi Nisa, tidak ada komentar dari beliau, berbicara
pun tidak. Mungkin karakter beliau seperti itu. Namun, dokter masih
memberikan resep tambahan untuk ditebus di hari yang kedua ini. Pada
hari pertama obat yang ditebus Rp. 285.000, dan di hari kedua Rp.
195.000.
Menjelang zuhur, saya menuju mushalla Assyifa komplek Rumah
sakit. Kami shalat Zuhur berjama’ah. Selanjutnya sang imam
menyampaikan ta`lim. Beliau membahas tentang taqwa. Artinya menurut
beliau takut. Takut ini ada tiga istilah yang ditemukan dalam Al Qur`an.
Yang pertama, taqwa. Yang kedua khauf, dan yang ketiga musfiqun.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
25 Haderi Idmukha
Saya terus menyimak pembicaraan beliau. Taqwa, dalam artian
takut kepada Allah karena mengingat kebesaran Allah. Ini yang harus kita
masukkan dalam hati kita, kata beliau. Kata beliau tak mungkin dalam hati
kita ada dua rasa takut. Apabila orang itu takut kepada Allah, ia tidak akan
takut pada manusia. Apabila takut pada manusia, ia akan berani pada
Allah.
Takut yang kedua, disebut khauf. Menurut beliau khauf ini
berkaitan erat dengan rasa takut kalau dalam beramal tidak diterima oleh
Allah, selanjutnya takutnya tidak diterima amal itu akan melahirkan
musfiqun, yaitu takut dengan siksa Allah.
Kita bekerja adalah untuk mengumpulkan amal, kata beliau.
Makanya, baik sebagai perawat, dokter dan petugas Rumah sakit lainnya,
hendaknya orientasi kita adalah untuk memperbanyak amal ibadah. Kalau
dapat gaji atau honor itu adalah bonus di dunia. Murah senyum, melayani
pasien dengan sungguh-sungguh, semua itu dilakukan atas dasar takut
pada Allah, dalam rangka ibadah kepada Allah. Semuanya bukan untuk
orang lain, tapi untuk diri kita sendiri.
Kalau kita sudah memiliki tiga rasa takut itu, kita akan mendapat
keberuntungan atau kemenangan. Keberuntungan dan kemenangan itu
bukan untuk diri orang lain, tapi untuk diri kita sendiri. Al Qur`an
menggambarkan dua istilah tentang keberuntungan ini. Pertama, Falah,
yaitu orang yang beruntung mendapatkan ganjaran pahala di akhirat dan
mendapat balasan surga. Yang kedua, faizun, yaitu keberuntungan, atau
kemenangan terhindarnya dari marabahaya di dunia.
Salut buat beliau yang menyampaikan tausiyah. Penasaran, siapa
beliau? Setelah bubar, saya bertanya pada kenalan saya yang ada di rumah
sakit ini, siapa beliau? Katanya, beliau adalah Direktur Rumah sakit ini.
Mendengar itu, bertambah kekaguman saya. Langsung saja setelah beliau
keluar dari mushalla saya hampiri dan saya utarakan kekaguman pada
beliau.
“Salut buat Bapak,” kata saya. Sambil berjalan, kami berbincang
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
26 Haderi Idmukha
dengan penuh keakraban. Selanjutnya kami pun berpisah.
Saya berandai, andai saja semua petugas yang ada di rumah sakit
ini seperti beliau, tentu para pasien tidak akan banyak mengeluh atas
pelayanan rumah sakit, terutama bagi mereka yang menggunakan Askes
untuk pegawai negeri, dan askeskin bagi masyarakat miskin.
Mereka yang menggunakan fasilitas Askes terkesan dilayani
seadanya, bahkan ada saja yang mencak-mencak dan marah. Saya
berandai lagi seandainya dia mendengar ceramahnya Pak Direktur,
mungkin kesadarannya akan tanggungjawab akan tergugah, yang tentunya
akan mendapatkan ganjaran pahala yang besar. Melayani masyarakat
miskin dan menyenangkan mereka adalah ladang amal yang luar biasa, jika
dibandingkan dengan pelayanan terhadap orang kaya. Namun semua itu
terpulang memang pada karakter masing-masing dan keikhlasan kita.
Saya teringat dengan kakak ipar saya yang rawat inap di rumah
sakit Banjarmasin, lantaran sakit kencing manis yang beliau derita. Karena
beliau menggunakan Askes, ternyata beliau mendapat pelayanan kurang
sopan, seolah diperlambat kalau mengurus apa saja. Akhirnya beliau
bamamai, memarahi petugas tersebut.
“Saya ini berobat bukannya tidak bayar, saya bayar setiap bulan.
Setiap bulan gaji saya dipotong, selama hampir dua puluh tahun saya tidak
pernah menggunakan askes ini, baru kali ini saya berobat ke rumah sakit.”
Terus terang saya sangat mendukung, dengan apa yang Bapak
Direktur lakukan. Sayangnya, hal itu masih terbatas pada petugas yang
memiliki kesadaran untuk shalat zuhur berjamaah saja. Namun, saya yakin
dengan kesan pertama saya ini, beliau tentu memberikan penyadaran-
penyadaran semacam itu pada setiap kesempatan yang lain. Sekali lagi
salut buat Pak Direktur.
Oya, soal anak kami, Alhamdulillah kami bisa diizinkan pulang
pada hari ketiga, hari Rabu. Alhamdulillah anak kami sudah disembuhkan
oleh Allah.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
27 Haderi Idmukha
Orang Miskin, Dilarang Sakit?
Pengobatan alternatif seperti bekam adalah solusi murah bagi
yang tak punya uang, karena tukang bekam tidak memasang target berapa
yang harus dibayar oleh pasien. Kalau memasang target bayaran berarti
bukan menjalankan sunnah Nabi lagi. Begitu kata Adi saat saya berbekam
dengannya.
Sejatinya berobat atau hanya sekadar menjaga kesehatan adalah
bagian dari ikhtiar yang memang dianjurkan, kalau sakit hendaknya
berobat. Ketika berobat, apakah melalui bekam atau meminum obat,
perlu diingat bahwa yang menyembuhkan adalah Allah. Ke arah itulah
hendaknya pandangan hati kita, karena dengan sehat kita akan lebih
mudah beribadah kepada Allah.
Mengapa pengobatan cara Rasulullah sangat dianjurkan? Karena
menjaga agar tauhid kita tidak tergelincir pada kemusyrikan. Berobat ke
dokter saja bisa tergelincir dari ketauhidan, karena lupa pada Tuhan yang
Maha Menyembuhkan, seolah dokterlah yang hebat. Apalagi berobat
dengan cara-cara yang menyalahi aqidah dan sunnah, seperti berobat ke
dukun.
Dunia kesehatan dan pengobatan pada dasarnya untuk menolong
sesama. Dasar inilah pijakan pengobatan berdasarkan sunnah Rasul. Kalau
ada pasien, atau yang minta pertolongan, maka tolongi dulu, soal bayaran
itu belakangan. Ingin rasanya setiap rumah sakit seperti ini. Namun
kenyataannya, kebanyakan ketika ada pasien yang seharusnya mendapat
penanganan secepatnya jadi terlantar karena belum ada yang menjamin
biaya administrasinya.
Mengedepankan urusan bisnis itulah yang kita rasakan saat ini
ketika kita berobat di rumah sakit. Namun, barangkali tidak salahnya kita
bermimpi suatu saat ada rumah sakit yang benar-benar bernuansa
Sunnah Rasul. Yang dikedepankan adalah menolong sesama, bukan
keuntungan finansial yang menjadi prioritas.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
28 Haderi Idmukha
Saya bingung sendiri, ketika tetangga saya masuk rumah sakit
harus menebus obat yang setiap hari berganti, belum habis obat yang
pertama diharuskan lagi menebus obat yang lain, sementara obat yang
pertama masih banyak dan tidak boleh diminum lagi. Apa ini sebagai
bahan uji coba, atau jangan-jangan benar seperti yang dibilang orang
sama saya bahwa itu akal-akalan dokter saja sebagai wujud kerjasama
dengan apotek, untuk sama-sama diuntungkan. Entahlah.
Keuntungan seperti itukah yang lebih dipentingkan, sehingga
dengan mudahnya mengorbankan rasa kemanusiaan kita sendiri?
Sementara keuntungan akhirat lebih kekal. Sayang seribu sayang.
Pengobatan yang seharusnya menjunjung tinggi kemanusiaan untuk
menolong sesama harus terkontaminasi dengan keinginan nafsu sesaat
yang tak kekal.
Barangkali ada yang berkata, wajar saja Pak orang harus
memikirkan keuntungan secara finansial, karena untuk mendapatkan gelar
dokter atau menjadi perawat dan bisa bekerja di rumah sakit sudah
menghabisakan biaya yang tidak sedikit. Begitulah kalau orientasi sudah
pada perhitungan untung rugi, bukan untuk ibadah pengabdian kepada
Allah.
Untuk mendapatkan keuntungan finansial sebanyak-banyaknya,
pihak rumah sakit tidak segan-segan menakut-nakuti pasien dan keluarga
pasien. Kalau sudah timbul rasa kepanikan, berapa pun biaya akan
diusahakan. Kalau bagi orang kaya, mungkin tidak jadi masalah, tinggal
mengambilnya lewat ATM, sudah beres urusan. Tapi, bagi si miskin?
Mereka harus mengurut dada dulu, kemana mencari uang untuk biayanya.
Ada seorang anak kecil yang kecelakaan, kata Adi si tukang
bekam. Ia divonis harus secepatnya dioperasi, kalau tidak ia akan
kehilangan daya ingat. Biaya operasi tentu saja mahal. Oleh pihak keluarga
biaya terlalu berat. Pihak rumah sakit mengajukan pilihan, pilih apakah
lebih baik kehilangan uang jutaan rupiah atau harus melihat anak
kehilangan akalnya?
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
29 Haderi Idmukha
Untung saja kata Adi, ada teman yang baik hati yang bekerja di
rumah sakit itu memberikan solusi. Katanya, suruh anak itu makan jambu
merah, kalau ia bisa memakan jambu merah itu dan tidak merasakan sakit
ketika memamahnya, berarti tidak ada keluhan pada otaknya, dan bisa
saja dibawa pulang. Ternyata benar saja, jambu yang diberikan pada anak
itu habis dimakan. Kalau begitu bisa saja dibawa pulang dan tanpa harus
memikirkan operasi dengan biaya yang mahal.
Ketika sudah pulang itu, memang si anak mengeluhkan sakit di
kepalanya, terutama bila ia terkena panas matahari. Solusinya
ditawarkanlah penyembuhan dengan cara bekam. Benar saja, ternyata
ada penggumpalan darah saja. Dengan bekam, rasa sakit di kepala si anak
kecil tadi sudah tidak dirasakan lagi.
Begitulah si anak penjaja kue itu bisa sehat dan bisa bermain lagi
tanpa keluhan pada kepalanya. Soal biaya, kata Adi tidak dipikirkan, yang
penting menolong. Namun, katanya sering ibu sang anak memberikan
sekantong plastk kecil kue yang ia jajakan. Begitulah pengobatan cara
Rasul, menerima pemberian sesuai kemampuan dan keikhlasan orang yang
memberi.
Coba saja kita bayangkan, andai saja ibu penjaja kue tadi punya
uang banyak, barangkali akan mengambil pilihan mengoperasi anaknya,
karena takut sang anak akan gila, mana ada orang tua yang tega melihat
anaknya gila. Dan andai saja tidak diberikan solusi oleh teman Adi tadi,
sang ibu barangkali akan utang sana utang sini, atau barangkali
menggadaikan rumah atau tanah persawahannya, karena didera rasa
cemas dan ketakutan terhadap sesuatu yang akan menimpa anaknya.
Ya begitulah seolah-olah orang miskin dilarang sakit. Kalau tak
mampu membayar biaya rumah sakit, jangan sakit dong! Memangnya
sakit bisa ditolak? Memangnya kita yang mengatur? Siapa juga yang mau
sakit, ya gak?
Tetapi, Orang sakit itu ada hikmahnya juga lho. Supaya ada
pekerjaan dokter. Kalau sehat semua lalu apa lagi yang dikerjakan dokter
dan pihak rumah sakit?
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
30 Haderi Idmukha
Semoga dunia pengobatan bisa kembali pada sunnah Rasul yang
lebih mengedepankan pada usaha memberikan pertolongan dalam bingkai
kasih sayang dan kemanusiaan, berlandaskan tujuan untuk ibadah kepada
Allah. Amin. Wallahua`lam.
Berpantang
Saya pernah menderita sinusitis sebelah kiri. Pipi sebelah kiri
dekat hidung terasa sakit, sampai pada kepala bagian kiri atas. Kalau sujud
waktu shalat, sakitnya minta ampun. Alhamdulillah bisa diobati dengan
daun Langgundi.
Entah mengapa kalau saya terlalu sering mengkonsumsi Mie
instant, ditambah minuman bersoda campur susu dan es, sinusitis yang
saya derita kambuh lagi.
Tulisan ini bukan bermaksud menjatuhkan suatu produk, tetapi
hanya sebagai sarana berbagi pengalaman, bahwa itulah pengalaman saya.
Artinya sebagai pelajaran bagi saya sendiri, bahwa saya harus berpantang.
Ini berarti boleh jadi pengalaman saya ini tidak berlaku untuk orang lain.
Namun, paling tidak kita mendapat hikmah bahwa berpantang adalah
salah satu cara termudah untuk menghindari penyakit.
Penasaran dengan penyakit yang saya derita, saya berselancar di
internet, apa sih sinusitis itu? Seberapa berbahaya penyakit ini dan apa
penyebabnya?
Saya buka satu diantara beberapa makalah di
www.blogdokter.net/2008/01/30/sinusitis/. Ternyata, sinusitis disebabkan
oleh virus, bakteri dan jamur.
Lalu bagaimana dengan kesimpulan saya yang mengatakan bahwa
sinusitis yang saya derita disebabkan oleh makanan atau minuman,
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
31 Haderi Idmukha
terutama mie instant dan minuman energi yang mengandung soda?
Kesimpulan saya itu hanya berdasarkan pengalaman apa yang
saya rasakan. Apabila terlalu sering mengkonsumsi mie instan atau
minuman energi, sinusitis bisa kambuh. Berarti makanan dan minuman itu
menjadi pantangan bagi saya. Dan apabila saya langgar ternyata memang
penyakit itu datang menimpa saya.
Lalu apa hubungannya? Padahal penyebab dasarnya adalah virus,
jamur, bakteri? Oh, ternyata virus, jamur dan bakteri penyebab suatu
penyakit ini kalau sudah bercokol di tubuh kita, lalu kita mengkonsumsi
makanan dan minuman yang banyak mengandung pengawet dan
penyedap, maka virus dan bakteri itu akan mudah berkembang karena ia
menemukan pemicunya.
Setiap saat kita tidak bisa terhindar dari virus, bakteri, dan jamur.
Namun, yang bisa kita usahakan adalah mengurangi pemicu
berkembangnya kuman penyakit itu dengan menjaga pola makan. Hindari
atau kurangi makanan yang mengandung penyedap yang berlebihan,
pengawet, dan zat lain yang berbahaya buat kesehatan.
Pengalaman saya, sinusitis bisa disembuhkan dengan cara bekam,
mengkonsumsi Propolis, dan menghirup air larutan daun Langgundi
melalui hidung (gurah hidung), istilah Banjar “Bahihiyutan”.
Tiga cara pengobatan tersebut, saya lakukan semuanya. Namun,
yang terpenting adalah berpantang.
Jangan Berprasangka Buruk
Membaca ayat Al-qur’an surah Al Hujrat ayat 12, “ Hai orang-
orang yang beriman, jauhi kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian
prasangka adalah dosa….
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
32 Haderi Idmukha
Setiap dosa biasanya berpengaruh pada hati dan fisik. Karena
hati dan fisik saling memengaruhi. Menurut Ustadz Danu, prasangka
buruk ada kaitannya dengan pikiran, pikiran ada kaitannya dengan kepala,
setiap kejelekan identik dengan sebelah kiri (ashhabusyimal). Maka dapat
disimpulkan bahwa prasangka buruk akan berakibat sakit kepala pada
bagian sebelah kiri.
Di samping akibat pada fisik, prasangka buruk (berpikir negatif)
juga akan berakibat pada hati, yaitu timbulnya rasa malas beribadah.
Syekh Imam Sufian Ast Tsauri ditegur oleh Allah, dengan jalan beliau tidak
bisa melaksanakan shalat tahajjud selama kurang lebih tujuh bulan,
padahal biasanya beliau setiap malam dapat melaksanakan shalat
Tahajjud. Beliau introspeksi, apa gerangan dosa yang beliau lakukan
sehingga beliau begitu berat untuk bangun malam melaksanakan
tahajjud?
Selanjutnya beliau mendapat ilham, teringat pada suatu saat,
ketika masuk masjid mendapati ada seorang laki-laki berdoa sambil
berurai air mata. Terbetik dalam hati Imam Sufian Ats Tsauri, bahwa laki-
laki ini menangis hanya pengen disebut khusyu’ saja. Sebagaimana
perkataan beliau yang kita kutip dalam kitab Awariful Maarif, “Aku tidak
dapat melaksanakan qiyamul lail selama tujuh bulan karena suatu dosa
yang aku lakukan.” Ditanyakan, “Dosa apa gerangan yang engkau lakukan
(seolah tak percaya karena beliau termasuk ulama besar).” Lalu beliau
menjawab, “Suatu saat aku melihat seorang laki-laki sedang menangis.
Aku berkata dalam hati orang ini pura-pura saja menangis supaya
dikatakan khusyuk.”
Masya Allah, sebab berprasangka seperti itu, imam Sufian tidak
mampu melaksanakan Tahajjud.
Sebaliknya, kita dianjurkan untuk berprasangka baik, husnuzhan,
berbaik sangka (berpikir positif) kepada sesama manusia, lebih-lebih
husnuzhan kepada Allah. Dalam hadits Qudsi disebutkan, bahwa kata
Allah: Aku sesuai dengan sangkaan hambaku.
Saya pernah diberikan nasehat oleh KH. Sam`ani ketika saya
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
33 Haderi Idmukha
ziarah ke tempat beliau di Banjarmasin. Saya bermaksud menjadikan
beliau sebagai orang tua angkat, setelah beliau restui saya sebagai anak
angkat dunia akhirat. Saya meminta nasihat beliau. Beliau berkata:
Bersangka baiklah, niscaya Allah akan membukakan ilmu-ilmu yang lain.
Wallahua`lam.
Jangan Marah
القلب وه الا كله فسدالجسد فسدت واذا كله الجسد صلح صلحت اذا مضغة الجسد فى ان
Artinya: Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal daging, bila
baik maka baiklah semua tubuh, dan apabila rusak maka rusaklah semua
tubuh, ketahuilah ialah yang disebut hati. (Al-Hadits)
Mencermati hadits tersebut, apabila hati kita baik, maka batang
tubuhpun akan baik, sehat. Apabila rusak, maka rusak pula batang tubuh.
Dapat kita pahami, apabila ada suatu penyakit yang menimpa batang
tubuh kita, dapat kita tanyakan pada diri kita sendiri apa kekurangan kita,
bagaimana keadaan hati kita.
Kenyataan membuktikan, kebanyakan orang yang menderita
stroke, darah tinggi, kencing manis, kanker, tumor dan penyakit-penyakit
berat lainnya, orang itu hampir bisa dipastikan memiliki sifat pemarah,
jengkel, kesal terhadap orang lain, yang kesemuanya bersumber pada
hati.
Menyaksikan tayangan Bengkel Hati yang diasuh oleh Ustadz
Danu setiap pagi Minggu dan Senin di MNC TV, sungguh memantapkan
kandungan hadits tersebut.
Dalam dunia kesehatan, barangkali sangat susah dicerna oleh
akal, para dokter jelas-jelas akan menyatakan bahwa penyakit itu
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
34 Haderi Idmukha
disebabkan oleh bakteri, virus, jamur. Namun, kalau kita cermati lebih
mendalam dengan keimanan, hal yang dikemukakan oleh Ustadz Danu
dapat kita cerna dengan hadits di atas. Dan keyakinan kita mengatakan
bahwa virus, bakteri dan jamur itu sendiri adalah makhluk yang diciptakan
Allah sebagai penyebab penyakit.
Dengan kasih sayang Allah, kita diberi teguran berupa sakit agar
kita kembali ke jalanNya. Karena dalam pandangan Allah, marah yang ada
pada hati kita, sudah merupakan suatu kesalahan, dan setiap kesalahan
adalah suatu dosa.
Ada di antara jamaah yang mengeluhkan sakit mata. Matanya
sebelah kanan tidak bisa melihat. Sudah puluhan juta habis untuk biaya
operasi, namun mata pun tidak kunjung sembuh. Ketika konsultasi dengan
Ustadz Danu, beliau bertanya tentang pekerjaan orang itu, dijawab sebagai
manajer sebuah perusahaan.
Pertanyaan pun dilanjutkan. Biasanya mata itu berhubungan
dengan pandangan, apakah anda sebagai pimpinan bila diberikan masukan
(pandangan/pendapat) oleh bawahan anda, sering meremehkan dan
menolak, walaupun menolaknya di dalam hati tidak diucapkan. Ia
menjawab: “ya, ustadz.”
Penyebabnya sudah diketahui, tinggal berjanji untuk merubah
sifat yang suka meremehkan dan menolak pandangan orang lain walaupun
dalam hati (tidak diutarakan), kemudian meminta ampun atas kesalahan
yang dilakukan selama ini. Setelah berjanji ingin berubah dan menyadari
kesalahan serta memohon ampun kepada Allah, ternyata dalam waktu itu
juga penglihatan orang tersebut berangsur mulai dikembalikan oleh Allah.
Puji syukur kepada Allah pun meluncur dari mulut orang tersebut.
Begitu pula dengan masalah perut, maag juga disebabkan karena
kita sering menolak nasehat orang lain. Ini ada hubungannya dengan
makanan fisik. Lambung menolak makanan yang masuk, seperti halnya
nasihat adalah makanan batin. Karena seringnya menolak makanan batin
(nasihat dari istri/suami), akhirnya berpengaruh pada lambung yang juga
menolak makanan yang masuk ke dalamnya. Solusinya istighfar kepada
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
35 Haderi Idmukha
Allah dan berusaha menerima nasihat dari siapapun datangnya selama
nasihat itu baik.
Bagaimana dengan kanker payudara? Menurut penelitian Ustadz
Danu, biasanya penderita itu sering menyimpan jengkel kepada suami
atau orang tua dan itu berlangsung lama. Solusinya jangan jengkel sama
suami atau orang tua, mohon ampun pada Allah dan minta maaf pada
suami jika selama ini sering menyimpan jengkel. Jangan tinggalkan shalat
lima waktu, tambah dengan shalat tahajjud, terus mohon kesembuhan
kepada Allah.
Bagaimana dengan kanker rahim? Rahim ada kaitannya dengan
keluarga, anak. Berarti kalau sakit di rahim, ada kasalahan menurut
pandangan Allah terhadap keluarga terutama anak, biasanya sering marah
terhadap anak. Solusi kalau memberikan teguran atau nasihat pada anak,
jangan diiringi rasa jengkel dan marah, nyantai aja. Istighfar, shalat
tahajjud, dan mohon kesembuhan.
Kencing manis. Tipikal orang yang menderita kencing manis
biasanya kalau menyuruh orang lain, pokoknya harus dituruti. Bila orang
yang disuruh tidak sanggup melaksanakan, ia pun marah. Solusinya coba
santai saja dalam menyuruh orang lain, menyuruh anak atau istri. Istighfar,
rubah kebiasaan yang menurut pandangan Allah hal semacam itu adalah
sebuah kesalahan. Shalat tahajjud serta mohon kesembuhan.
Tipikal orang yang menderita paru-paru, biasanya sering dan
mudah tersinggung. Orang yang mudah tersinggung besar kemungkinan
akan mendapat teguran Allah sakit paru-paru. Solusinya jangan mudah
tersinggung, nyantai saja, tanggapi omongan orang dengan hati dingin,
tidak perlu tersinggung.
Ini hanya sebagian penyakit yang saya kemukakan, masih banyak
penyakit fisik yang disebabkan hati kita. Jadi apapun penyakit yang kita
derita, solusinya introspeksi dan mohon ampun kepada Allah, karena
setiap penyakit yang ditimpakan kepada kita adalah akibat kesalahan kita,
dan Allah ingin memberikan pahala sabar dan menghapuskan segala dosa
melalui sakit, dan akan mengangkat derajat kita di sisi Allah.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
36 Haderi Idmukha
Ungkapan tersebut, untuk introspeksi diri sendiri, bukan untuk
menilai orang lain. Apabila kita melihat orang lain sakit, janganlah kita
berprasangka bahwa orang itu banyak dosa. Sekali lagi ini hanya untuk diri
sendiri, bukan untuk menilai orang lain. Terlebih kalau yang sakit itu
ulama. Bukankah Nabi Ayyub ‘alaihissalam juga pernah sakit? Sakit beliau
bukan lantaran dosa, tetapi untuk menguji keimanan dan meningkatkan
derajat dan juga sebagai hujjah bagi orang lain, bahwa walau sakit tetap
beribadah kepada Allah.
Kanker
Selasa, 8 Februari 2011, kami mendapat kesempatan mengikuti
penyuluhan tentang penyakit kanker, yang dilaksanakan oleh Yayasan
Peduli Kanker Indonesia.
Latar belakang penyuluhan ini didasarkan pada semakin
meningkatnya penderita penyakit kanker sesuai data sebagian Rumah
Sakit besar di Indonesia. Sementara itu, Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menunjukkan jumlah penderita mencapai lebih dari tujuh juta jiwa (untuk
kanker payudara) per tahun.
Mengingat hal tersebut, saya juga tertarik untuk berbagi apa yang
saya dengar, dan sedikit yang saya ketahui yang sempat saya catat.
Memang kalau kita mendengar penyakit kanker, bayangan kita
adalah kematian. Parahnya, penyakit ini baru terdeteksi kalau kita sudah
terjangkit kanker yang berada pada stadium akhir, yang sudah sulit
disembuhkan. Pasalnya tidak lain, karena kita menganggap rasa sakit yang
mungkin muncul di kepala, sakit yang ada di perut adalah sakit biasa, dan
sering diabaikan. Biasanya cukup mengkonsumsi obat pereda rasa sakit
saja. Ternyata sakit yang kita derita tak kunjung sirna, selalu datang
mendenda.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
37 Haderi Idmukha
Gejala awal memang ada, tetapi sering tidak disadari. Kalau sudah
parah, baru kita mengetahui bahwa kita mengidap penyakit kanker. Itu
pun bagi orang-orang yang peduli kesehatan dan kelas ekonomi atas yang
mampu dan mau memeriksakan diri ke rumah sakit secara rutin.
Gejala awal yang perlu kita waspadai adalah, bila BAB tidak
tuntas, feses berubah warna dari yang biasanya, sesak nafas, batuk kering
berkepanjangan. Bila hal ini kita rasakan, segera periksakan diri ke dokter
atau rumah sakit.
Proses tahap yang kedua apabila dirasakan adanya benjolan,
biasanya di daerah belakang telinga, leher dan ketiak. Proses ketiga yaitu
yang disebut terjadinya tumor, pembengkakan atau adanya benjolan.
Tumor ini ada yang jinak dan ada yang ganas. Tumor ganas inilah yang
disebut dengan kanker.
Proses terjadinya kanker cukup lama, sekitar 15 sampai 25 tahun
baru terdeteksi. Hampir semua orang memiliki bibit kanker di dalam
tubuh. Namun, selama 15 atau 25 tahun, bibit itu berproses tergantung
dengan pemicunya. Jika bibit kanker itu tidak dikeluarkan, bahkan kita
sering mengkonsumsi makanan atau minuman yang memicu
perkembangannya, besar kemungkinan kanker itu akan tumbuh pesat. Bila
sudah demikian berarti kita sudah mengidap penyakit yang
membahayakan jiwa kita.
Kanker yang sering menyerang yaitu kanker payudara, kanker
leher rahim, kanker dinding rahim (benjolan kista), kanker indung telur,
kanker prostat, kanker paru-paru, kanker darah dan kanker tulang
belakang.
Untuk mendeteksi kanker ini perlu dilakukan tes mamugrafi yang
sudah ada di rumah-rumah sakit besar di Indonesia, namun masih
terbatas. Bisa juga kita lakukan sendiri dengan cara tes sadari.
Khusus untuk kanker payudara, hendaknya dilakukan tes sadari
paling kurang sebulan sekali, seminggu sebelum menstruasi. Yaitu dengan
cara memperhatikan diri kita sendiri di depan cermin setelah kita mandi.
Amati keseimbangan payudara, bila tidak seimbang perlu diwaspadai,
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
38 Haderi Idmukha
raba secara perlahan dan tekan perlahan, bila ada benjolan perlu segera
periksakan diri ke dokter. Raba bawah ketiak sebelah kiri dengan tangan
kanan dan bawah ketiak sebelah kanan dengan tangan kiri, bila ada
benjolan perlu diwaspadai. Dan bila ada bintik merah hendaknya jangan
digaruk, segera perikasakan diri ke dokter.
Penyebab atau pemicu kanker yaitu; Pertama, faktor keturunan
berperan sekitar 70%. Dua, lingkungan yang tercemar radikal bebas; asap
kenderaan bermotor, asap rokok bagi perokok pasif. Ketiga, faktor
makanan yang mengandung zat karsinogen; penyedap rasa, pengawet dan
pengenyal makanan seperti formalin, zat pewarna yang mengandung zat
merkuri, termasuk pemerah bibir, netrusamen yang terdapat pada
minyak goreng yang sudah tiga kali pakai, dan ikan bakar.
Untuk mengecek kandungan zat merkuri pada pemerah bibir,
bisa kita lakukan dengan mengoleskannya ke uang logam yang kuning,
apabila terjadi perubahan warna secara cepat menjadi kebiruan, maka
cepat ganti saja lipstik yang kita gunakan, karena banyak mengandung zat
pemicu kanker.
Mencegah lebih baik dari mengobati. Kata-kata bijak ini akan
terus berlaku. Oleh karena itu hendaknya kita kurangi makanan yang
mengandung karsinogen yang ada pada penyedap rasa. Solusinya biasa
kita kurangi atau bahkan bisa kita ganti dengan gula pasir dan garam saja.
Menjaga kebersihan dan berolah raga secara teratur.
Mengkonsumsi buah-buahan dan sayur yang mengandung anti oksidan
yang tinggi seperti pada buah strawberi, anggur hijau, apel hijau, sayur
brokoli, pare, sawi hijau, wortel, tomat, termasuk tempe mentah (jamur
putih yang ada pada tempe kandungan anti oksidannya cukup tinggi). Hal
tersebut cukup ampuh dalam membantu mencegah timbulnya penyakit
kanker.
Yang tak kalah penting adalah meninggalkan kebiasaan merokok.
Kita semua sudah maklum bahwa rokok banyak mengandung zat
berbahaya bagi kesehatan tubuh kita. Tak perlulah kita bahas masalah
hukumnya, apakah makruh atau haram. Yang pasti merokok berbahaya.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
39 Haderi Idmukha
Tidak hanya membahayakan diri sendiri, bahkan sangat membahayakan
orang lain yang berada di dekat kita, yaitu perokok pasif yang terhisap
asap rokok yang ada di ujung rokok yang menyala tanpa filter apapun.
Oleh karena itu, kalaupun kita belum bisa berhenti merokok, hendaknya
menghindari merokok di tempat-tempat umum. Kasihanilah dan hargailah
mereka yang tidak merokok.
Kalau kita mengikuti pengajian Ustadz Danu di MNCTV, penyebab
kanker apa pun ada kaitannya dengan kesehatan jiwa atau hati kita,
penyebabnya yaitu kebiasaan marah, baik marah yang keluar, atau jengkel
(marah yang tersimpan) yang berlangsung lama. Solusi yang beliau
tawarkan yaitu mohon ampun kepada Allah, tahajjud.
Dari uraian di atas, ada baiknya kita menggabungkan keduanya,
yaitu perlu kita waspadai penyebab yang datang dari luar, dan jangan kita
abaikan faktor yang ada dalam diri, sehingga terwujud kesehatan fisik dan
mental. Semoga manfaat. Amin.
Obat Ajaib dari Lebah
حل إلى ربك وأوحى خذي أن الن وتا الجبال من ات جر ومن ب ا الش عرشون ومم كل من كل ثم -٨٦-
مرات خرج ذلل ربك سبل فاسلك الث ختلف شراب بطونها من ذلك ف إن للناس شفاء فه ألوانه مة رون لقوم لآ تفك -٨٦-
Artinya: Dan Tuhan-mu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah
sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat
yang dibikin manusia, kemudian makanlah dari segala (macam) buah-
buahan lalu tempuhlah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan (bagimu).”
Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.
Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran
Allah) bagi orang yang berpikir. (An Nahal : 68-69)
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
40 Haderi Idmukha
Kalau kita perhatikan kata syarabun, minuman, ayat di atas
menggunakan kata nakirah tidak memakai alif lam, ini menunjukkan
pernyataan yang bersifat umum. Artinya apapun yang keluar dari perut
lebah bisa dijadikan minuman, yang tidak terbatas pada madunya saja,
tetapi masih banyak produk lebah yang lain, seperti pollen, royal jeli, dan
propolis, yang bermanfaat bagi pengobatan dan kesehatan manusia.
Bahkan sengatan lebah juga bermanfaat bagi kesehatan.
Ini yang baru kita ketahui, barangkali masih banyak produk lebah
yang belum kita ketahui. Yang jelas semua ini menunjukkan kebesaran
Allah bagi kita yang memang benar-benar mau perpikir dan menyakininya.
Yakin bahwa Allah yang memberikan keistimewaan dan khasiat
yang dihasilkan oleh lebah. Disamping itu, tentu ada pelajaran yang
berharga yang dapat kita ambil. Di antara pelajaran itu adalah:
Kepatuhan lebah melaksanakan apa yang diilhamkan oleh Allah
Ketika lebah mematuhi yang diilhamkan kepadanya untuk
membuat sarang, memakan makanan yang baik dan menempuh jalan
Tuhan yang dimudahkan, jadilah dirinya sangat memberikan manfaat buat
dirinya, anaknya, bahkan bermanfaat bagi manusia.
Begitu juga kita sebagai manusia yang diberikan kelebihan berupa
akal, tentu tingkah laku lebah ini bisa memberikan inspirasi bahwa ketika
kita mau dan tunduk dengan ketentuan Allah yang sudah ditentukan
dalam agama, jadilah kita manusia-manusia yang bisa memberikan
manfaat buat diri kita sendiri, buat keluarga dan manfaat bagi orang lain.
Sungguh benar, Sabda Nabi: sebaik-baik kamu adalah orang yang
banyak memberikan manfaat bagi orang lain.
Makanan lebah adalah yang baik-baik
Makanan yang dikonsumsi lebah adalah makanan yang baik-baik,
makanan yang berada di atas pohon, bukan makanan yang berada di
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
41 Haderi Idmukha
bawah dan kotor. Ketika ia mengambil sari pati bunga yang dihisapnya,
bukan hanya sekadar mengambil, tetapi ia pun memberi. Yakni berperan
sebagai perantara perkawinan antara putik jantan dan putik betina bunga
yang dihisapnya sehingga menghasilkan buah. Luar biasa, sungguh
pelajaran bagi orang yang mau berpikir.
Ketika kita makan makanan yang halal lagi baik, akan sangat
bermanfaat bagi kita dan orang lain. Hal ini dipertegas dengan riwayat
Imam Syafi`i, ketika beliau berkunjung ke tempat guru beliau Imam Malik.
Ketika disuguhi makanan, Imam Syafi`i makan dengan lahapnya, sehingga
anak Imam malik bertanya pada ayahnya, apa benar beliau itu ulama
besar, kok makannya seperti itu.
Rasa penasaran anak Imam Malik terjawab ketika hal itu
disampaikan kepada beliau. Beliau menjawab: Saya yakin apa yang dimiliki
orang shaleh pasti kehalalannya, dan akan menjadi obat bagi yang
memakannya, sehingga aku dengan lahapnya memakan hidangan yang
disuguhkan kepadaku.
Bahkan orang-orang yang shaleh, orang-orang muqarrabin,
kekasih Allah, dengan memandang mereka sudah menjadi sebab hilangnya
rasa gundah gulana yang ada dalam hati. Dan dengan sentuhan tangannya
orang bisa sembuh dari penyakit.
Lebah tidak berbuat zalim
Ketika lebah membuat sarang di atas pohon, ia tidak pernah
mematahkan sebilah ranting sekalipun. Ini berarti lebah tidak merusak,
tidak menzalimi orang lain. Bahkan ia memberikan manfaat yang banyak
buat orang lain.
Kepatuhan terhadap pemimpin
Lebah memiliki satu orang ratu, Ratu (lebah betina) sebagai
koordinator tertinggi. Dan lebah-lebah yang lain sangat mematuhi dan
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
42 Haderi Idmukha
menghormati sang ratu lebah. Apabila kepemimpinan yang adil dan
kepatuhan rakyatnya terhadap pemimpin berjalan dengan baik, tentu
kesejahteraan yang berlimpah akan diperoleh. Perhatikanlah, madu yang
disediakan untuk anak-anak lebah melebihi apa yang dibutuhkan anaknya,
sehingga kesejahteraan berupa madu dan produk lainnya pun dapat
dimanfaatkan oleh manusia, ini satu hal yang luar biasa.
Multi Guna
Karena makanan yang dimakannya adalah makanan yang baik,
maka yang dikeluarkannyapun yang baik-baik pula, yang mampu
memerikan manfaat buat manusia, sebagai obat.
Kebihan Propolis
Dibandingkan dengan produk lebah yang lain, seperti madu, jelli
dan pollen yang berkhasiat sebagai obat, propolis di samping sebagai
penyembuhan, juga berfungsi untuk mengeluarkan racun, virus, bakteri
dan jamur penyebab penyakit yang bersarang di tubuh kita, walau berada
pada sel yang terkecil.
Cara kerja propolis dalam tubuh kita, ia membersihkan dan
menghilangkan dulu sebab-sebab penyakit, setelah habis dikeluarkannya,
ia baru bekerja menambal dan memperbaiki jaringan-jaringan sel yang
rusak.
Propolis dapat mengobati berbagai macam penyakit. Coba kita
perhatikan potongan ayat di atas, fihi syifaun, lagi-lagi kalimat ini
menggunakan kata-kata nakirah (umum), ini berarti bisa jadi obat apa saja.
Artinya dari penyakit yang ringan, sampai pada penyakit yang berat,
kanker, tumor, stroke, dan sebagainya.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
43 Haderi Idmukha
Sehat, Sembuh dan Awet Muda dengan Propolis
dan Melia Biyang
Kesehatan adalah nikmat yang besar yang diberikan Allah kepada
kita. Namun, kita sering lupa bahwa kesehatan itu nikmat yang diberikan
Allah yang perlu kita rawat dan kita jaga. Pantas dan wajar kalau Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam mengingatkan kita dengan sabdanya: Dua hal
yang sering dilupakan orang, yaitu nikmat sehat dan waktu lapang.
Ketika kita ditimpakan suatu penyakit, baru kita menyadari
betapa berarti dan mahalnya nikmat sehat. Begitupula ketika kita dilanda
kesibukan, kita baru menyadari betapa berharganya waktu lapang, namun
sering kita abaikan dan kita lupakan.
Sehat adalah modal utama. Dengan sehat kita bisa berusaha
mencari nafkah, dengan modal sehat kita akan mudah beribadah. Jadi
jangan sia-siakan nikmat sehat yang diberikan Allah. Mari kita jaga
kesehatan tubuh kita.
Pola Makan
Banyak faktor yang menyebabkan kesehatan kita terganggu. Di
antaranya pola makan kita sendiri yang berlebih-lebihan. Ini sudah
diingatkan oleh Allah, “Makan dan minumlah, jangan berlebihan.” Rasul
juga mengingatkan, “perut adalah sarangnya penyakit.”
Dari segi kesehatan, tubuh kita hanya memerlukan minyak dalam
ukuran dua sendok makan. Namun apa yang kita konsumsi, mulai dari kue,
gorengan-gorengan lainnya, bahkan sampai makanan yang mengandung
kadar minyak (lemak) tinggi masuk dalam perut kita, karena minyak yang
kita konsumsi berlebih dari apa yang dibutuhkan, sehingga memicu
perkembangan penyakit seperti Kolesterol, lemak dalam darah, dan
lainya.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
44 Haderi Idmukha
Belum lagi minyak yang dipakai untuk menggoreng ikan atau
bahan makanan lainnya sudah dipakai beberapa kali, sehingga warnanya
berubah hitam (minyak kelanjar), Ini sangat membahayakan kesehatan
kita sendiri. Idealnya minyak goreng yang kita pakai hanya dua atau tiga
kali, selebihnya kita pakai minyak yang baru.
Minyak kelanjar inilah yang memicu pertumbuhan bakteri, virus,
dan racun yang sudah ada dan mengendap dalam tubuh kita. Bila sudah
demikian timbullah yang disebut tumor, kanker, dan penyakit-penyakit lain
yang membahayakan kita.
Yang tidak kalah berbahaya adalah makanan yang dimasak
dengan bakar-bakaran. Ikan bakar, ayam bakar, apalagi sampai membakar
rumah, hehehe. Lebih berbahaya lagi ikan atau ayam bakar biasanya ada
gosong-gosongnya. Gosongnya itulah yang sangat berbahaya, karena
dapat memicu kanker. Radikal bebas yang dihasilkannya sama dengan
mengkonsumsi seribu batang rokok.
Berikutnya, makanan yang kita konsumsi, rasanya tidak lengkap
kalau tidak diberi penyedap rasa. Maaf, kalau kita mau perhatikan
bagaimana paman tukang bakso ketika memberikan penyedap berupa
vetsin atau penyedap lainnya, hooh mengerikan, sampai satu sendok
untuk satu mangkok. Weleh, weleh... nyadar ga sih, kita sudah
mengkonsumsi pemicu berkembangnya kanker dalam tubuh kita.
Minuman yang mengandung alkohol, minuman keras, minuman
yang memabukkan sudah jelas dilarang dalam agama. Hal ini tidak
diragukan lagi bahayanya. Tentu saja hikmah dilarangnya itu jelas ada
kaitannya dengan kesehatan.
Rokok, bagi pecandu rokok, tidak lengkap rasanya kalau sehabis
makan tidak menyulut rokok, tidak gagah rasanya kalau ngobrol sama
teman tidak sambil mengepulkan asap rokok. Tidak fresh rasanya
beraktivitas tanpa ditemani rokok. Wadrooh, itulah uniknya kita, sudah
tahu bahaya rokok, masih juga doyan ama rokok.
Sekali kecanduan, ya …. seterusnya deh, tidak bisa nyetop lagi.
Kalau sudah batuk darah dan paru-paru sudah bolong-bolong, baru nyadar
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
45 Haderi Idmukha
dan baru berupaya menghentikan ngerokok. Ini yang saya alami sendiri,
batuk darah dan paru-paru bolong. Alhamdulillah bisa berhenti merokok
sampai sekarang, dan alhamdulillah dengan pengobatan selama enam
bulan, bisa disembuhkan. (jara kada, hehehe)
Makanan instan, makanan yang banyak mengandung bahan
pengawet dan zat pewarna serta penyedap rasa perlu juga kita waspadai,
karena kalau berlebihan dan terlalu sering mengkonsumsinya sangat
berbahaya, karena zat - zat itu sebenarnya tidak dibutuhkan tubuh kita,
bahkan menjadi sumber dan pemicu penyakit yang berbahaya.
Polusi dan Radiasi
Polusi udara akibat asap kendaraan juga ikut andil dalam
mempengaruhi kesehatan kita. Belum lagi udara yang kita hirup sudah
bercampur dengan virus, bakteri, dan lain sebagainya. Susahnya, kita
sudah tidak bisa lagi menghindari polusi udara, apalagi yang berada di
perkotaan.
Fasilitas teknologi, komputer, HP, Televisi, dengan radiasi yang
ditimbulkannya juga ikut menyumbang terhadap penurunan daya tahan
tubuh kita.
Bagi yang hidup tergantung dengan fasilitas ini, jelas tidak bisa
dihindarkan lagi. Karena itu perlu imunitas tubuh yang sangat tinggi.
Propolis dan Melia Biyang
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Pernyataan ini seratus
persen benar. Untuk mencegah dan menekan perkembangan virus,
bakteri dan jamur diperlukan daya tahan tubuh yang kuat.
Untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita yang masih sehat ini
diperlukan asupan makanan yang berkualitas. Anda bisa menggunakan
Produk PT. Melia Nature Indonesia.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
46 Haderi Idmukha
Ada dua produk yang ditawarkan, yaitu Melia Propolis dan Melia
Biyang. Sebagai asupan makanan yang berkualitas untuk meningkatkan
daya tahan tubuh, satu tetes Melia Propolis kandungan bioflavonoid nya
setara dengan mengkonsumsi 500 biji jeruk.
Luar biasa, Masya Allah Tabarakallah, Allah ilhamkan kepada
lebah (wanyi) untuk membuat sarang, dan dalam sarang lebah itulah
terkandung zat yang disebut Propolis, yang ia kumpulkan dari bahan
bunga, daun-daun muda dan kulit tumbuhan, lalu ia campur dengan liur
dan lilin lebah. Subhanallah, propolis yang dihasilkan lebah ini sangat
besar manfaatnya bagi kesehatan tubuh manusia, dari mencegah penyakit
sampai menyembuhkan penyakit.
Allah yang memberikan keistimewaan, dengan propolis yang
mengandung bioflavonoid dapat mengeluarkan virus, racun, jamur dan
bakteri penyebab penyakit yang ada dalam tubuh kita. Ini yang disebut
kalangan kesehatan dengan detoksifikasi.
Kalau kita mengkonsumsi Melia Propolis ini, ia mampu bekerja
mendeteksi penyebab penyakit yang berada di dalam sel yang terkecil
sekalipun, karenanya apabila terjadi perubahan rasa dalam tubuh kita,
yang sebelumnya belum pernah kita rasakan, atau sakit yang kita rasakan
sebelumnya bertambah sakit, ini berarti propolis sudah mulai beraksi
mengeluarkan racun, virus, bakteri dan jamur yang ada dalam tubuh kita.
Kalau segala penyebab penyakit yang ada dalam tubuh kita sudah
dikeluarkan, selanjutnya propolis akan bekerja memulihkan jaringan-
jaringan sel kita yang rusak, ini yang disebut proses penyembuhan.
Ternyata, satu lagi kita membuktikan kebesaran Allah, bahwa
dari perut lebah keluar minuman berbagai warna yang menjadi obat bagi
manusia. Allah tidak menyebutkan obat darah tinggi, atau struk, tetapi
obat secara umum. Ini berarti umum, semua penyakit tidak terkecuali.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
47 Haderi Idmukha
حل إلى ربك وأوحى وتا الجبال من اتخذي أن الن ا الشجر ومن ب عرشون ومم كل من كل ثم -٨٦-
مرات خرج ذلل ربك سبل فاسلك الث ختلف شراب بطونها من ذلك ف إن للناس شفاء فه ألوانه م
ة قوم لآرون ل تفك -٨٦-
Artinya: Dan Tuhan-mu mengilhamkan kepada lebah, “Buatlah sarang di
gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin
manusia, kemudian makanlah dari segala (ma-cam) buah-buahan lalu
tempuhlah jalan Tuhan-mu yang telah dimudahkan (bagimu).” Dari perut
lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di
dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh,
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi
orang yang berpikir. (An Nahal : 68-69)
Ternyata produksi lebah tidak hanya madu. Tetapi juga yang
lainnya, berupa pollin, royal jelli dan propolis. sangat bermanfaat bagi
kesehatan manusia. Bahkan, propolis melebihi tiga produk lebah lainnya
(madu, pollen, Royal Jelli).
Tiga produk itu punya efek penyembuhan saja, tetapi tidak
mengeluarkan penyebab penyakitnya. Namun dengan mengkonsumsi
propolis, semua penyebab berupa virus, bakteri, jamur akan diikat dan
dikeluarkannya melalui keringat, air kencing, dan buang air besar,
sekaligus penyembuhan.
Kandungan Propolis
Bioflavonoid, satu tetesnya setara dengan 500 biji jeruk
Meneral (14 macam, terutama zat besi dan seng)
Protein (16 jenis asam amino)
Vitamin (A, B, Kompliks, C, D, E)
Glukosa
Minyak Esensial
Zat Nutrisi penting lainnya.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
48 Haderi Idmukha
Cara menggunakan atau mengonsomsi propolis sangatlah mudah,
sediakan sekitar seperempat cangkir air putih, teteskan propolis ke dalam
air itu 3 atau 5 tetes, guyangkan agar menyatu dengan air, langsung
diminum. Semakin sedikit airnya semakin baik. Minumlah sekitar 30 menit
sebelum makan. Lakukan 3 kali sehari. Untuk luka, bisa langsung dioles
pada bagian luka.
Produk yang kedua yang ditawarkan adalah Melia Biyang, yaitu
produk kesehatan yang diambil dari susu sapi awal yang bermanfaat
untuk mengembalikan dan memperkuat daya ingat, menambah stamina
fisik dan mental, meningkatkan kemampuan seks, mempercepat
kesembuhan dan imunitas tubuh, menguatkan tulang, mengembalikan
warna rambut dan pertumbuhannya, dan merangsang fungsi organ vital;
otak, jantung, limpa pancreas, hati dan ginjal.
Kandungan Melia Biyang
Kolostrum (susu awal sapi)
Asam amino
Vitamin B1, B2, B3, B6, B9
Kalsium
سقكم لعبرة الأنعام ف لكم وإن ا ن م ن من بطونه ف م اربن سآئغا خالصا لبنا ودم فرث ب -٨٨- للش
Dan sungguh, pada hewan ternak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami Memberimu minum dari apa yang ada dalam
perutnya (berupa) susu murni antara kotoran dan darah, yang mudah
ditelan bagi orang yang meminumnya. (An-Nahl: 66)
Kalau kita perhatikan Suarah An-Nahal ayat 66 di atas, ternyata
hewan ternak seperti sapi benar-benar dapat kita jadikan pelajaran,
artinya ada manfaat bagi manusia. Apa yang dapat kita manfaatkan?
Ternyata di samping dagingnya dapat kita jadikan bahan makanan, namun
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
49 Haderi Idmukha
lebih dari itu, susu murni dan susu awal sapi mengandung zat yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.
Cara mengonsomsi Melia Biyang
Semprotkan ke bawah lidah 3 kali semprot 2 kali sehari, sebelum
tidur dan sesudah bangun tidur.
Anda ingin sehat dan awet muda, silahkan mengkonsumsi Melia
Propolis dan Melia Biyang.
Pengobatan dengan Bekam
Membaca kolom fikrah yang diasuh oleh KH. Husin Naparin, Lc,
MA yang ada di harian Banjarmasin Post, Jumat 28 Januari 2011, dengan
judul Bekam, beliau menyetir beberapa hadits Nabi yang menganjurkan
kita untuk berbekam. Menurut beliau hadits ini jarang dikemukakan para
juru dakwah dalam peringatan Isra’ Mi’raj, padahal hadits itu berkaitan
dengan perjalanan Rasul ketika Isra’ Mi’raj.
Mari kita perhatikan hadits yang dimaksud: “Tidaklah aku berjalan
melewati sekumpulan Malaikat pada malam aku diisra’kan, melainkan
mereka semua mengatakan kepadaku: Wahai Muhammad, kamu harus
berbekam” ( H.R Tirmidzi)
Hadits di atas adalah anjuran Malaikat kepada Nabi, adapun
hadits yang menganjurkan bekam untuk umat beliau ditemukan pada
hadits lain yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud, bahwa Rasul mengatakan:
Malaikat juga berkata “Perintahkan umatmu wahai Muhammad untuk
berbekam”.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
50 Haderi Idmukha
Bekam adalah cara mengeluarkan darah kotor yang kemungkinan
besar sudah bercampur dengan virus, bakteri, atau racun dari permukaan
kulit tubuh. Biasanya secara tradisional menggunakan botol yang
dimasukkan api ke dalam botol tersebut, lalu permukaannya ditempelkan
ke kepala bagian belakang yang sebelumnya sudah dicukur. Sekarang
sudah ada cara bekam modern dengan peralatan yang steril.
Dengan adanya hadits tersebut, dapat dipahami bahwa bekam
adalah bagian dari sunnah Nabi. Bahkan menurut penulis Kolom Fikrah,
hadits mengenai bekam ini lebih dari empat puluh hadits.
Mengingat bekam adalah bagian sunnah nabi, saya tertarik untuk
mencobanya. Dengan niat mengikuti sunnah Nabi, Senin tanggal 31
Januari 2011, sekitar jam sepuluh saya pergi ke pasar Amuntai untuk
berbekam. Ternyata, tukang cukur sekaligus tukang bekam tidak datang,
karena waktu itu kota Amuntai diguyur hujan. Waktu itu cuma ada satu
orang tukang cukur yang datang. Menurut hemat saya, lebih baik saya
bercukur dulu (bergundul), dibikin botak.
Hari berikutnya, Selasa, 1 Februari 2011, sekitar pukul 13.45 saya
pergi lagi ke pasar Amuntai. Setelah sampai, saya parkir kendaraan,
kemudian langsung menyusuri anak tangga menuju lantai atas. Ih ternyata
Bapak H. Aran sedang berkemas menyimpan peralatan cukurnya. Saya
hampiri beliau, dan saya utarakan maksud untuk berbekam.
Perlu juga saya ceritakan disini, bekam yang saya pilih adalah
bekam secara tradisonal dengan peralatan sederhana. Terus terang saja,
baru kali ini saya mencoba berbekam. Pengalaman pertama, rada-rada
takut juga. Untuk menghilangkan was-was ini saya yakinkan saja, bahwa ini
sunnah Rasul, pasti punya hikmah yang banyak bagi saya.
Saya dipersilahkan duduk di kursi. Bismillah, saya ucapkan, tak
lupa berniat berbekam untuk mengikuti sunnah Rasul lillah. Bapak H. Aran
mulai menyiapkan peralatan bekamnya, yang terdiri dari pisau cukur,
botol kaca bekas minyak rambut, satu gelas air, minyak gas, dan pelapah
rumbiya yang sudah kering dan dipotong beberapa bagian sekitar 2 cm,
pencetus api, kain untuk melap darah.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
51 Haderi Idmukha
Setelah semuanya dipersiapkan, beliau mulai mengikis rambut
bagian belakang kepala saya, walau sebelumnya saya sudah bergundul
(botak), untuk memposisikan botol yang akan ditempelkan di daerah
tersebut. Pelapah rumbiya dicelupkan ke minyak gas, dan dimasukkan ke
dalam botol kemudian pemantik api pun sudah dinyalakan dan diarahkan
ke pelapah yang ada dalam botol, setelah menyala langsung ditempelkan
ke kepala saya. Api yang dalam botol langsung padam, dan tersedutlah
bagian kepala yang ditempeli botol tersebut, hingga membentuk benjolan.
Kepala, leher dan bahu saya diurut, dipijat. Itu tahapan pertama, sekitar
lima menit botol dilepaskan.
Tahap kedua yaitu mengulang tahapan pertama, ini dimaksudkan
untuk mengurangi rasa sakit ketika dilukai. Setelah dirasa cukup botol pun
dilepaskan. Tahap ketiga yaitu melukai bagian kepala yang sudah benjol,
dengan menggunakan ujung pisau cukur yang sangat tajam. Terasa, beliau
mulai mengencang daging kepala yang sudah benjol tadi, terasa tiupan
dingin dari mulut beliau, entah apa yang dibaca beliau saya tidak tahu,
tek, satu mata luka sudah berhasil dilakukan, tek…, tek,… tek,… tek,
…tek,…. Enam titik mata luka sudah berhasil dilakukan.
Tahap keempat, yaitu melakukan penyedotan darah dengan botol
yang sudah dimasukkan api ke dalamnya, botol langsung ditempelkan.
Sekitar sepuluh menit botol dilepaskan, dan beliau perlihatkan kepada
saya. Darah yang keluar berupa gumpalan darah hitam sekitar seperampat
botol bekam. Selanjutnya beliau bersihkan botol tersebut dengan air yang
sudah dipersiapkan.
Pembekaman diulang sekali lagi, setelah habis darah hitamnya
dan tidak keluar lagi, botolpun dilepaskan. Kemudian bekas luka dilap
dengan kain yang sudah disiapkan. Selanjutnya, untuk menutup bekas
luka, beliau usapkan sambil menekan dengan jari sambil mulut beliau
meniup kearah luka, entah apa yang beliau baca saya tidak tahu.
Alhamdulillah proses bekam sudah selesai.
Berapa ongkos yang dikeluarkan, ih ternyata kata beliau kalau
orang lain biasanya duapuluh ribu rupiah, tapi untuk kamu lima belas ribu
saja, saya keluarkan recehan lima ribuan dua lembar dan recehan ribuan
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
52 Haderi Idmukha
lima lembar, ternyata dua ribu beliau kembalikan untuk ongkos minum,
katanya. Jadi, saya cuma membayar tiga belas ribu rupiah saja.
Dikatakan, kalau sudah pernah mencoba berbekam, bisa
ketagihan. Sebenarnya tidak jadi masalah, justru semakin baik, karena
bekam adalah sunnah nabi, berarti semakin banyak pahala sunnah yang
kita dapatkan, apalagi sangat positif ditinjau dari segi kesehatan.
Ternyata berdasarkan hasil penelitian, bekam sangat efektif
menyembuhkan berbagai penyakit, terutama untuk menormalkan aliran
darah, karena biasanya penyakit yang menyerang kita disebabkan tidak
normalnya aliran darah karena tersumbat darah kotor. Dengan normalnya
darah, semua organ tubuh kita pun akan normal, alias sembuh dari
penyakit yang kita derita.
Sinusitis, lever, gangguan penglihatan dan lainnya dapat
disembuhkan dengan bekam. Bahkan sampai 72 macam penyakit.
Subhanallah, Allahlah yang menyembuhkan.
Untuk lebih menguatkan keyakinan dan pemahaman kita tentang
bekam ini, mari kita cermati lagi hadits-hadits Rasulullah berikut ini.
"Sebaik-baik pengobatan yang kalian lakukan adalah Al Hijamah(bekam)"
(HR.Ahmad)
“Kesembuhan itu ada pada 3 (tiga) hal, dengan minum madu, pisau
hijamah (bekam), dan kay (besi panas). Tetapi aku melarang umatku
menggunakan kay" (HR. Muslim)
"Setiap penyakit itu ada obatnya. Jika obat yang tepat jatuh pada
penyakit, dengan izin Allah penyakit itu pasti sembuh" (HR. Muslim)
“Kalaulah dalam sesuatu dari apa yang kalian pergunakan untuk berobat
adalah baik, maka itu adalah ber-bekam/hijamah” (HR. Abu Daud)
Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100
Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa di antara penyakit yang
berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Lemah Syahwat, Kanker
Payudara Stadium 4, Asam Urat, Tidak punya anak, Tumor Otak,
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
53 Haderi Idmukha
Hipertensi/Darah Tinggi, Tekanan Darah Rendah, Jantung, Hiperuricemia
(Gout/Pirai), Hiperkolesterolemia, Stroke, Parkinson, Epilepsy, Migrain,
Vertigo, Gagal Ginjal, Varises, Wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit
(Rematik, Ischialgia/Sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah
(leukemia, thalasemia), Tinnitus, Asma, Alergi, penyakit sistim imun (SLE,
HIV), Infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia,
Enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dan
lainnya. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan
(menghilangkan jerawat, komedo, vertiligo, menurunkan berat badan, dan
lainnya).
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa
berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena
dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak
berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya.
Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka
ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud,
II/732, karya Imam al-Albani).
Dari Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, dia bercerita: ” Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular
vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.”
(HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih).
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata : “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga
darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.”
(Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388).
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengatakan:
“Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan
tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan
karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena
itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika
cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
54 Haderi Idmukha
karena bertambahnya cahaya di bulan”.
Bekam dengan cara isapan binatang linta, terkuak dari
pengobatan yang dikembangkan oleh Ibnu Sina.
Sehat dengan Sunnah Rasul (Bekam dan Ruqyah)
Hari ini, tanggal 15 Oktober 2011, saya menyaksikan Siraman
Qalbu di MNCTV. Ustadz Arifin Ilham dan ustadz lainnya mengulas cara
pengobatan yang disunnahkan Rasulullah, yaitu dengan cara bekam dan
ruqyah. Hari ini bertepatan dengan lahirnya asosiasi Bekam Seluruh
Indonesia. Kebetulan sekali tanggal 17 Zulqa`dah, Rasul menganjurkan
tanggal tersebut bagus untuk berbekam. Saya berniat hari ini berbekam
untuk mengikuti sunnah beliau. O, iya, Selain tanggal 17, kita bisa juga
memilih tanggal 19 dan 21 bulan qamariyah untuk berbekam. Hal ini
sesuai anjuran Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam.
Setelah tiba di ponpes Darul ulum, saya tanya kepada Mahyuni,
teman sesama guru, di mana rumah tukang bekam modern? Setelah
diberikan alamat dan rute perjalanan yang harus saya tempuh, ya kira-kira
satu kilo dari ponpes, tepatnya di belakang Madrasah Ibtidaiyah Ghurfatul
Ulum. Saya pun berangkat ke sana. Ya, kebetulan hari ini tidak ada jam
mengajar. Ya, tidak sulit mencari rumahnya, hanya bertanya sekali rumah
tukang bekam pun saya temukan. “Maaf Bu, rumah Adi Sungo dimana
yah?” “O, itu di sana yang ada seng hijaunya itu”. Ya cuma lima puluh
meter saja lagi rumahnya pun sudah kelihatan. Setelah tiba di sana,
ternyata sudah ada dua pasien yang ditanganinya. Ya, menunggu giliran
lah dulu.
Selama menunggu, saya banyak bertanya. Orang kencing manis
bisa juga ya dibekam, katanya bisa dan memang bisa untuk kesembuhan
kencing manis. Biasanya katanya bekam penyedotan darah pertama itu
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
55 Haderi Idmukha
bercampur lender kekuningan, ini katanya penyebab tidak berfungsinya
pankreas yang menetralisir kadar gula. Nah untuk penyedotan kedua
darahnya biasanya sudah tidak bercampur lagi, namun tetap mengental
hitam.
Lalu saya tanya lagi, kalau orang ingin mendapatkan keturunan
bisa juga dilakukan terapi bekam ini? Ya bisa. Itu harus suami istri yang
dibekam. Kalau perempuan yang berbekam apa tidak menimbulkan
fitnah? Oh itu, kalau yang mau dibekam perempuan, yang membekam
juga harus perempuan, yaitu istri saya sendiri. Katanya lagi melanjutkan,
biasanya orang yang lambat mendapatkan keturunan itu, bisa disebabkan
dari pihak suami kekurangan hormon, dan itu bisa dideteksi dari putih
kuku ibu jari, kalau putihnya hampir tidak ada, boleh jadi itu penyebabnya,
dengan cara bekam akan menormalkan kembali hormon kelaki-lakian dan
memperkuat daya ereksinya. Kalau untuk sang istri biasanya kalau haid
terasa sakit, itu disebut singgugut, harus disembuhkan dulu singgugutnya
kalau mau mendapatkan keturunan. Dengan cara bekam ternyata
merupakan solusi yang cukup manjur, katanya.
Sambil menangani dua pasien, dia terus bercerita, saya menyimak
dengan serius. Ya, hitung-hitung menambah keimanan dengan Sunnah
Nabi, penyembuhan dengan bekam. Anak saya ini Pak, ia menunjuk
anaknya yang berumur dua tahun lebih, ketika dia berumur dua tahun
saya bekam kepalanya. Kok bisa, apa tidak berbahaya? Hikmahnya untuk
kecerdasan dan daya tahan tubuhnya Pak. Subhanallah.
Lalu menyinggung soal biaya, ia tidak masang target berapa yang
harus dibayar. Ya sesuka rela berdasarkan keikhlasan dan kemampuan
masing-masing. Kalau memasang target itu bukan sunnah Nabi lagi,
katanya. Oya Pak saya juga disini praktik gurah. Oh.., lalu apa bahan yang
dimasukkan ke dalam hidung tersebut? Katanya, santan, pala, jahe dan
cabe rawet lima biji. Memang agak repot membuatnya.
Mengingat itu, saya bercerita tentang keluhan saya waktu
mengidap sinusitis, gurah yang saya lakukang dengan menggunakan daun
Langgundi, dan pohonnya alhamdulillah ada di tanam di tempat saya,
Ceritaku. Ya kalau begitu, nanti saya minta Pak Ya insyaallah nanti saya
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
56 Haderi Idmukha
bawakan, dan bisa ditanam di sini. Soalnya pohonnya mudah saja tumbuh,
tinggal ditancapkan saja ke tanah.
Nah, tiba giliran saya berbekam. Saya mengambil posisi
tengkurap. Sebenarnya keluhan saya ada pada kepala, sering sakit kepala,
tapi tidak ada salahnya, saya juga mencoba dibekam di belakang, untuk
menambah stamina.
Sekitar satu jam saya sudah selesai dibekam. Ya ini bekam yang
kedua yang pernah saya lakukan. Sebelumnya pernah menggunakan jasa
bekam tradisional tanggal 1 Februari 2011. Oya, yang belum pernah
mencoba, tidak ada salahnya mencoba terapi penyembuhan dengan cara
bekam ini. Dijamin tidak sakit kok. Ingatkan kita menghidupkan sunnah
Rasul. Dan tentu saja semua kesembuhan ini tidak terlepas dari izin Allah.
Mengenai ruqyah Islami, bisa digunakan untuk kesembuhan
penyakit fisik dan penyakit lantaran ada gangguan jin. Ruqyah yang
digunakan adalah doa dan ayat-ayat al-qur’an, seperti surah Al Fatihah
yang sudah masyhur dipraktikkan oleh para sahabat. Tentu saja hal ini
berkaitan dengan keyakinan dan kesucian hati yang membacanya.
Wallaua`lam.
Rahasia Awet Muda
Dalam sebuah hikayat, Raja Sulaiman mendapat air suci ma`al
hayat yang dihadiahkan oleh Raja Jin. Air itu berkhasiat membuat orang
yang meminumnya awet muda dan panjang umur. Raja Sulaiman minta
pendapat para menteri tentang air yang ia dapatkan itu, apakah ia minum
atau tidak. Semua menteri menyarankan Raja Sulaiman harus
meminumnya, karena khasiatnya luar biasa.
Namun, ada satu yang menyarankan agar Raja Sulaiman jangan
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
57 Haderi Idmukha
meminumnya, yaitu seekor Landak, dengan alasan, kalau Raja Sulaiman
meminum air suci ma`al hayat itu, akan hidup selamanya dan tetap awet
muda, apalah artinya semua itu kalau Raja Sulaiman hanya hidup seorang
diri, sementara istri yang dicintai, anak keturuannya semua mati,
tinggallah Raja Sulaiman seorang diri. Raja Sulaiman akhirnya menerima
saran Landak, yang menurut hemat Raja Sulaiman ada benarnya juga.
Barangkali kalau kita yang mendapat air suci ma`al hayat itu
langsung saja meminumnya tanpa berpikir panjang, karena kita akan hidup
selamanya, dan tetap awet muda. Karena panjang umur dan awet muda
adalah dambaan semua orang.
Walaupun hal tersebut menjadi dambaan semua orang, namun
bukan berarti tidak ada persoalan yang mengiringi. Persoalan yang
mendasar adalah apakah dengan panjang umur itu dapat digunakan untuk
hal-hal yang bermanfaat, untuk kepentingan hidup di akhirat atau tidak.
Panjang umur adalah nikmat yang wajib kita syukuri dengan
menggunakannya untuk beribadah kepada Allah, bukan sebaliknya
digunakan untuk bermaksiat kepada Allah, sungguh beruntung kata
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam orang yang diberi umur panjang
dan baik pula amalnya, sebaliknya celaka orang yang diberi panjang umur,
namun buruk amalnya.
Seiring bertambahnya usia, berarti kita berjalan ke arah penuaan.
Wajah yang tadinya kencang, kini mulai keriput, rambut yang tadinya
hitam kini mulai memutih. Tenaga kini melemah, mudah sakit-sakitan.
Penglihatan sudah tidak normal lagi. Pendengaranpun rada-rada tuli. Gigi
sudah mulai copot satu persatu. Suara pun mulai bergetar, tidak sejernih
dulu lagi.
Siapapun orangnya, kalau panjang umur pasti menjumpai
penuaan dan akan berjumpa pula dengan kematian. Dua hal inilah yang
tidak ada obatnya, kalau ajal sudah tiba tak mungkin lagi bisa diobati,
begitu pula dengan penuaan.
Namun, kita sering mendengar perkataan orang begini: “Bapak ini
umurnya sudah tua, kok terlihat masih muda”. Dari perkataan itu kita bisa
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
58 Haderi Idmukha
maklum yang namanya umur tidak mungkin berkurang, berarti orang
tersebut bisa dibilang awet muda.
Seiring bertambahnya usia kita, hormon pertumbuhan manusia
semakin berkurang. Pada usia 60 tahun volume Hormon Pertumbuhan
hanya tinggal 25% jika dibandingkan dengan usia 21 tahun. Padahal
hormon itulah yang sangat kita butuhkan untuk memperbaharui sel-sel
tubuh kita yang rusak, sehingga dengan berkurangnya hormon
pertumbuhan itu otomatis ia tidak mampu lagi berkerja secara optimal
memperbaiki sel-sel tubuh kita, seperti keriput pada wajah tidak bisa
dihindari lagi, kerja organ tubuh yang fital seperti jantung, pangkreas, hati
dan ginjal tidak berfungsi secara optimal lagi. Ini yang menyebabkan kita
menjadi tua.
Di samping berkurangnya hormon pertumbuhan, pola hidup yang
tidak sehat juga turut ambil bagian dalam mempercepat proses penuaan.
Karena pola hidup yang tidak sehat, seperti jarang olah raga, kurang
memperhatikan kebersihan, sering mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung pengawet, penyedap, pewarna, dan makanan cepat saji,
merupakan pupuk yang sangat ampuh bagi berkembangnya bakteri,
virus dan jamur, di tubuh kita, sehingga bibit penyakit yang sudah ada
tumbuh menjadi penyakit yang sangat berbahaya. Karena satu kali kita
terserang penyakit, merupakan sumbangan besar bagi penuaan dini.
Ada di antara orang yang berusaha memperlambat proses
penuawaan dengan cara menyuntikkan hormon pertumbuhan setiap
enam bulan sekali, dengan biaya yang sangat mahal, satu kali suntik enam
juta rupiah.
Kalau yang lebih murah dan dapat dijangkau, ada tidak? Ternyata
ada, yaitu dengan mengonsomsi Melia Biyang. Bukan menyuntikkan
hormon, tetapi merangsang kelenjer pituitary yang ada di otak untuk
terus memproduksi hormon pertumbuhan, walaupun sudah di usia tua,
sehingga terjadi perbaikan sistem metabolisme tubuh, regenerasi sel, dan
pengembalian usia biologis, meningkatkan aktivitas seksual serta stamina,
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
59 Haderi Idmukha
daya tahan tubuhpun akan bertambah.
Caranya? Yaitu dengan menyemprotkan Milia Biyang ke bawah
lidah, di mana sel syaraf yang berada di bawah lidah itu terhubung ke
otak, dan di otak itulah Kelenjar Pituitary berada. Dengan begitu Kelenjar
tersebut akan terangsang untuk terus berproduksi menghasilkan hormon
pertumbuhan.
Cara yang lebih mudah dan bahkan hampir tanpa biaya, ada? Ada
juga sih. Ketika saya menjumpai mereka yang sudah tua, yang kelihatannya
di usia mereka yang sudah tua itu masih belum kelihatan tua, rambut
mereka beruban, bahkan tenaga mereka masih kuat menarik gerubak
yang bermuatan cukup berat. Secara iseng saya bertanya, Apa sih
rahasianya, apakah ada amaliah yang harus dibaca? Ternyata apa jawab
mereka? Simpel saja, yaitu membiasakan mandi setelah bangun tidur
sebelum azan subuh berkumandang.
Kemungkinan ini, secara ilmiah atau ditinjau dari sudut medis dan
kesehatan, perlu dibuktikan lebih lanjut. Mengapa mandi sebelum shalat
subuh bisa membuat orang awet muda? Bagi para ilmuan mungkin
pertanyaan ini bisa dikembangkan lebih jauh sehingga menjadi khazanah
pengetahuan yang manfaat.
Menyikapi Sakit
Jum’at pagi saya pergi ke puskesmas Sungai Malang Amuntai,
setelah menyerahkan kartu berobat untuk dicatat sebagai kelengkapan
administrasi. Saya menunggu. Ternyata layanan pun terhenti karena jam
setengah sembilan pihak puskesmas harus melaksanakan rapat. Ada di
antara pengunjung yang ngomel mestinya masyarakat dulu dilayani, kalau
sudah selesai baru adakan rapat. Ya, memang seharusnya begitu. Namun,
kita tidak tahu, mungkin karena memang mendesak sehingga harus
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
60 Haderi Idmukha
dilaksanakan pada jam kerja seperti itu.
Berbicara masalah sakit, tentu setiap orang pasti pernah
merasakannya. Baik sakit ringan maupun yang cukup berat, penyakit
menular atau tidak menular. Namun perlu kita ingat bahwa apapun
penyakitnya, ambil saja penyakit menular, penyakitnyakah yang menular
dengan sendirinya atau ada yang menularkan, ternyata ini adalah ujian
keimanan pada kita. Penyakit adalah makhluk yang diciptakan Allah, dan
yang menularkan bukan penyakit, tapi Allahlah yang membuat penyakit itu
menular, bukan kuasa penyakit itu sendiri.
Kalau kita ditimpa penyakit, berarti itulah takdir Tuhan yang
harus kita jalani dengan penuh kerelaan dan bersabar. Namun, kita tetap
dituntut berusaha agar bisa sembuh dengan jalan berobat. Bersabar dan
ikhtiar dalam berobat itulah yang dinilai sebagai rangkaian ibadah. Dan
ketika ikhtiar telah disempurnakan dan mendapat kesembuhan, kita tetap
ingat bahwa Allahlah yang menyembuhkan. Bukan dokter dan bukan pula
obat yang kita minum.
Penyadaran ketauhidan semacam ini yang perlu kita jaga, karena
salah-salah kita akan tergelincir dan jatuh pada perbuatan syirik, dan syirik
adalah bid`ah yang sangat berbahaya. Ketika sakitpun kita bisa lupa
bahwa itulah yang harus kita jalani sebagai takdir Tuhan, karena sekeras
apapun usaha manusia tidak akan mampu menghindar dari takdir Tuhan.
Begitu pula jika seseorang sudah ditetapkan Tuhan sebagai orang yang
sukses atau memiliki kerajaan, sekeras apapun usaha untuk
menghalanginya, tidak akan mampu juga membatalkan kehendakNya.
Allahlah yang memuliakan orang yang Dia kehendaki, dan Dia
pulalah yang menghinakan orang yang Dia kehendaki. Berkaitan dengan
penyakit tadi, secara hakikat memang Allahlah yang menimpakan penyakit
pada kita, namun secara adab kita mengakui barangkali ada kesalahan
sehingga Allah memberikan teguran berupa sakit tadi. Atau Allah memang
hendak menguji keimanan kita dengan kesabaran. Sungguh kita pun tidak
bisa bersabar tanpa pertolongan darinya.
Teringat doa Nabi Ayyub ‘alaihissalam. Ketika beliau sakit, beliau
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
61 Haderi Idmukha
berkata, “Hai Tuhanku, sungguh aku ditimpa kemudharatan, dan
Engkaulah yang Maha Pengasih dan Penyayang.”
Beliau tentu secara hakikat tahu bahwa Allah yang menguji dan
menimpakan penyakit itu pada beliau, namun secara adab sebagai hamba,
beliau tidak serta merta mengatakan bahwa Engkaulah ya Allah yang
menimpakan penyakit ini padaku, tapi beliau mengatakan Ya Rabb aku
ditimpa kemudharatan.
الراحمن ارحم وانت الضر مسن ان رب
Bayangkan asalnya kaya, punya anak banyak, semuanya diambil
Tuhan, bahkan beliau ditimpakan suatu penyakit, namun beliau tetap
sabar dan husnuszhan dengan Tuhan dengan doa yang beliau panjatkan di
atas.
Pernah ditanya oleh istrinya, mengapa tuan tidak meminta
kesembuhan. Beliau menjawab, “Aku malu meminta karena sudah banyak
nikmat yang diberikan Allah kepada ku ketimbang penyakitku ini,”
subhanallah.
Pernah saya berkunjung ke rumah Guru yang sedang sakit. Beliau
berkata kepada saya begini, “Kita ini Haderi lah, kalau sakit masih
mengadu pada manusia, tapi kalau para wali itu, mereka mengadu cuma
pada Allah. Dan kalau pun mereka membeli obat, dia bilang bukan untuk
dirinya tapi untuk orang lain.” Semoga bermanfaat, yang benar dari Allah,
kesalahan adalah kebodohan saya sendiri.
*** Berlanjut ke Seri 2 ***
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
62 Haderi Idmukha
Tentang Penulis
Haderi Idmukha adalah anak pertama dari pasangan
suami istri Ideris dan Hamdanah. Lahir di Amuntai, 15
Agustus 1973.
Sarjana Fakultas Tarbiyah, IAIN Antasari Banjarmasin, ini
memulai pendidikan dasarnya di SDN Karya Sejati (SDN
Garunggang), melanjutkan ke MTsN Amuntai dan MAN 1 Amuntai.
Aktivitas sehari-harinya adalah Guru pada Ponpes Darul Ulum Amuntai
Kalimantan Selatan.
Dua hari menjelang ulang tahunnya yang ke-38, alhamdulillah ia bisa
mewujudkan mimpinya, menerbitkan buku perdananya dengan judul
“Mudah Menulis Cerpen” (2011) terbitan LeutikaPrio. Tidak berselang
lama, ia kembali menerbitkan buku dengan judul “Sekarang Saatnya,
Belajar Menulis dengan Menulis” (2011).
Ayah dari tiga orang anak ini berdomisili di Jalan Amuntai-Tanjung, Desa
Panangkalaan RT 4 nomor 46, kec. Amuntai Utara, Kab. Hulu Sungai Utara,
Kalimantan Selatan. Kode Pos 71471.
Suami dari Lailawati, S.Ag ini dalam mengembangkan kemampuan
menulisnya, ia juga aktif di PNBB (Proyek Nulis Buku Bareng), sebuah
komunitas menulis dan menerbitkan buku.
Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca terkait tulisan-
tulisannya. Untuk menghubungi penulis, anda bisa menggunakan sarana
berikut:
Facebook: Haderi Idmukha
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000718449566
Email: [email protected]
HP: 085248787982
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
63 Haderi Idmukha
Tentang PNBB
PNBB Bagiku
- Mamane Kirana -
Akhir Juni 2011 yang lalu, saya menepati janji dengan seorang teman di
Malang (Mbak Asriana Kibtiyah) yang saya temukan dalam FB, sambil
menyelam minum air, sekalian saya coba hubungi teman-
teman yang suka menulis, yang berada di Malang. Gayung bersambut,
bertemulah saya pada waktu itu dengan beberapa teman baru di dunia
maya secara riil. Bersama Pakde Cahyo, Ust. Halimi, Mas Erryk sekeluarga,
Mbak Ira, Mbak Henu, Mbak Choirun Nisa, Mbak Osya, Mbak Faricha, dll.
Mbak Ana tampil sebagai tuan rumah, membuka kopdar tersebut,
kemudian masing-masing memperkenalkan diri.
Masukan dari ust. Halimi sangat mengesankan saya. Dari survey yang
dilakukan oleh teman beliau di Madinah, andil umat muslim dalam tulis-
menulis masih dalam persentase yang memprihatinkan bila dibanding
penduduk dunia. “Mengapa kita tak mengambil peluang tersebut untuk
syiar?” tanya beliau saat itu, yang langsung saya setujui dalam hati dan
menyimpannya dalam memori.
Walau saya pribadi rada canggung dalam kopdar tersebut, tetapi
keramahan teman-teman baru sungguh mengesankan, penuh
persahabatan dan senyuman.
Kalau tak salah, saya menemukan teman-teman baru di jejaring maya ini
ketika sepulang dari Jakarta untuk suatu keperluan. Sepulang dari
pertemuan tersebut, saya mulai add teman-teman yang menurut
anggapan saya sudah mumpuni dalam menulis. Dimulai dari add Pak Heri
Cahyo dan setengah memaksa untuk senantiasa ditag tulisan-tulisan beliau
ke note saya, dengan alasan ingin belajar menulis dan istilahnya pengen
meguru. Semula niatan saya ingin menulis sebagai persiapan andaikata
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
64 Haderi Idmukha
suatu saat saya tak lagi diizinkan berkegiatan di luar rumah, saya masih
mampu mengerjakan sesuatu yang diharapkan masih berbau manfaat,
minimal bagi diri saya, keluarga, mudah-mudahan orang lain juga
merasakan manfaatnya, insyaAllah. Aamiin.
Lantas saya add juga teman-temannya Pakde Cahyo dan teman-
teman baru waktu ke Jakarta yang memiliki hobi sama. Berselang
beberapa bulan kemudian, ketika membuka lapak saya di FB, tiba-tiba
muncul grup PNBB dengan sendirinya. Semula saya tak mengerti mengapa
bisa ada di lapak saya dan dengan maksud apa.
Maklum perkara teknologi memang saya akui jauh dari yang disebut
pinter. Tetapi dengan mempelajari sejenak, pahamlah saya yang membuat
adalah Bapak Kepsek di sekolah menulis maya, dan beliau memasukkan
saya sebagai salah satu murid di kelas maya tersebut.
Merasa tak keberatan dan senang mendapatkan banyak teman dengan
canda dan rusuhnya yang khas, akhirnya saya keterusan setiap buka FB,
didahulukan buka lapak sekolah PNBB dan ikut menyimak dan menikmati
candaan teman-teman, sesekali saya ikut nimbrung ngasih komen.
Dari pertemanan maya, sedikit demi sedikit saya mempelajari karakter
teman-teman yang rata-rata tanggap dan ringan tangan, suka menolong,
terutama membantu kerepotan kepsek seperti mengedit dll, dengan
senang hati, seperti mas Erryk, Ugan Abrar, Mbak Ratu Marfu’ah, Mbak Siti
Zumaroh, Uda Hazil, Mas Aditya, Mas Bambang Ikbal, Mbak Evyta, Mas
Akung dan yang lainnya yang tak mungkin saya sebutkan satu persatu
dengan jumlah peserta ratusan. Belum lagi jika ada yang curhat, selalu saja
beramai-ramai berusaha memberi masukan. Juga jika ada yang tak
dimengerti dan ditanyakan di lapak PNBB, umumnya si penanya
mendapatkan berbagai masukan yang menggembirakan, termasuk saya.
Beragam daerah, beragam pulau, beragam agama, beragam suku bangsa
tak menghalangi minat dalam belajar menulis, layaknya Bhinneka Tunggal
Ika hehe. Bahkan bukan hanya menulis, saya juga bisa mendapatkan
manfaat yang lain, terutama masalah teknologi dalam level sederhana
mulai saya dapatkan sedikit demi sedikit.
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
65 Haderi Idmukha
Hanya saja dalam membuka lapak PNBB, kalau tak hati-hati bisa lupa
daratan tak ingat lautan, heboh sangat kata orang Melayu. Apalagi jika Om
Akung Krisna yang gaul mulai menulis yang gokil, alamat deh kaya orang
gimana gitu yang membaca komen-komen tulisan beliau hehe. Nah
sebagai akibatnya, agenda saya yang sudah dijadwalkan seringkali kocar-
kacir hehehe.
Karena itu saya termasuk murid yang sering membolos dengan terpaksa
dan tak diniatkan membolos, hanya masalah ketidakberdayaan untuk tak
merasa asyik. Dan saya tidak menyarankan teman-teman lain mengikuti
jejak saya yang kurang terpuji. Sekalipun sering membolos, saya adalah
murid yang patuh dan rajin ngerjain PR (:P), sekalipun jarang dapat
pertamax. Untuk itu saya pribadi sangat berterima kasih kepada Pakde
Heri Cahyo yang memprakarsai adanya PNBB dan telah memasukkan saya
sebagai salah satu anggota sekaligus murid. Mudah-mudahan hal tersebut
dihitung sebagai amal beliau kelak. Aamiin wa Jazakallah.
Informasi Komunitas
Facebook Group:
Proyek Nulis Buku Bareng
http://www.facebook.com/groups/proyeknulisbukubareng/
Website:
www.proyeknulisbukubareng.com
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1
PNBB - 2012 Celoteh Anak Rumput – Seri 1