1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Mual Muntah Pada Kehamilan
1. Definisi Mual Muntah Pada Kehamilan
Mual muntah merupakan keluhan umum yang disampaikan saat hamil
muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita
karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesteron dan dikeluarkan hCG
(human chorionic gonnadotropine) plasenta. Hormon-hormon inilah yang di duga
menyebabkan mual muntah (Manuaba et.al,2010). Mual muntah merupakan suatu
keadaan mual yang terkadang disertai muntah (frekuensi kurang dari 5 kali)
(Irianti,dkk, 2014).
Mual dan muntah merupakan gejala yang sering terjadi pada kehamilan
trimester pertama. Mual dan muntah yang terjadi pada pagi hari disebut morning
sickness. Mual muntah merupakan akibat dari perubahan sistem endokrin yang
terjadi selama kehamilan terutama meningkatnya hormon hCG (human chorionic
gonadotropin) yang terjadi hampir 50-80% wanita hamil (Setyowati, 2018).
2. Faktor-Faktor Mual muntah pada Kehamilan
Faktor-faktor yang mempengaruhi mual muntah menurut Tiran (2009)
a. Faktor fisiopatologis yang menyebabkan mual muntah
1) Human chorionic gonadotropin
Mual muntah terjadi karenatingginya fluktuasi kadar hCG (human
chorionic gonadotropin) yang mencapai kadar tertingginya pada saat usia
kehamilan 12-16 minggu.
2
2) Dampak pada kemampuan mencium
Ibu hamil sering terpapar dengan bau atau aroma, zat kimia di lingkungan
sekitar mereka, sehingga dapat menambah rasa mual dan menyebabkan muntah.
3) Estrogen dan progesteron
Estrogen dan progesteron juga terlibat dalam mual dan muntah, pada
sebagian ibu hamil kadar hormon ini terus meningkat setelah melewati tiga bulan
pertama.
4) Serotonin
Serotinin disekresikan oleh sistem saraf pusat terutama hipotalamus dan
modula spinalis, serta disintesis dari tiptofan dan disekresi oleh dinding lambung
sebagai respon terhadap makanan yang menyebabkan kontraksi dinding lambung
selama mencerna, serotonin berperan dalam fisiologis pengaturan mual muntah
5) Perubahan hormon tiroid
Panesar et,al (2001) menyatakan bahwa hCG tidak secara tunggal terlibat
dalam kejadian mual muntah, secara tidak langsung disebabkan oleh aktivitas
hormon tiroid. Adanya hubungan antara tingginya kadar hormon tiroid dan
penurunan berat badan pada ibu hamil dengan hiperemisis gravidarum,
dibandingkan ibu hamil dengan mual muntah ringan dan sedang pada saat
kehamilan.
b. Faktor predisposisi peningkatan keparahan mual muntah
1) Keletihan
Van der lier et,al (1993) mengatakan bahwa keletihan pada ibu hamil
sudah menjadi hal yang fisiologis, jam kerja yang panjang dapat memperburuk
keletihan mengakibatkan ibu mengalami mual muntah.
3
2) Mual dan muntah dikehamilan sebelumnya
Terdapat peningkatan kejadian mual muntah pada ibu hamil yang telah
mengalami beberapa kehamilan, karena kedua hormon tersebut memiliki kadar
yang lebih besar disbanding ibu hamil yang baru pertama kali hamil.
3) Penggunaan pil kontrasepsi saat prakonsepsi
Vellacott et,al (1998) mengatakan ibu hamil yang sebelumnya mengalami
mual muntah saat mengkonsumsi pil kb kontrasepsi atau lama fase pramenstruasi
lebih rentang mengalami mual muntah.
4) Faktor psikososial
Masalah psikososial dapat mempredisposisi beberapa ibu hamil untuk
mengalami mual muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah
ada. Menurut Latrakis et,al (1988) wanita yang mengalami kesulitan dalam
membina hubungan, rentan terhadap masalah dan distress menambah
ketidaknyamanan fisik. Perasaan bersalah, marah, mengasihani diri sendiri atau
ketakutan, dapat menambah gejala mual muntah.
5) Masalah okuposional dan ekonomi
Masalah sosiokultural turut ambil bagian dalam mencetuskan terjadinya
mual muntah. Adanya isu finansial, okupasional dan harapan sosial menuntut ibu
hamil tetap harus bekerja. Banyak pasangan memerlukan dua sumber penghasilan
untuk memberikan standar kehidupan yang dapat diterima. Kecemasan terhadap
situasi keuangan dapat menimbulkan kekhawatiran tambahan yang membuat ibu
hamil merasa tidak sehat. Ibu hamil yang bekerja dipagi hari dan saat diperjalanan
terburu-buru tidak ada waktu untuk sarapan dapat mengakibatkan gejala mual
muntah. Saat ini, ibu hamil di Inggris tidak di perbolehkan izin dari tempat kerja
4
dalam waktu yang lama, menyebabkan mereka harus melanjutkan pekerjaan
sampai masa kehamilan berakhir, kecemasan dan stress yang terjadi akibat
memenuhi kewajiban mereka terhadap orang yang telah mempekerjakan mereka,
mengakibatkan parahnya kejadian mual muntah.
3. Patofisiologi Mual Muntah Pada Kehamilan
Mual dan muntah pada kehamilan adalah akibat dari tingginya fluktasi
hormon hCG (human chorionic gonadotrophin). hCG (human chorionic
gonadotrophin) dihasilkan oleh plasenta yang berkembang (Irianti, dkk, 2014).
hormon hCG (human chorionic gonadotrophin) melewati kontrol ovarium di
hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi estrogen dan
progesteron (Tiran, 2009). Peningkatan kadar progesteron, esterogen, dan human
chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual dan muntah
(Neill & Nelson, 2006).
Pada awal kehamilan peningkatan hormon strogen yang tinggi akan
merangsang pusat muntah di medula oblongata sedangkan peningkatan hormon
progesteron menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami
relaksasi sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung
melambat. Refluks egofagus penurunan mortilitas lambung dan peningkatan
sekresi asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah.
Diperberat dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis,
spiritual, lingkungan dan sosialkultural. Faktor psikologis ini merupakan faktor
utama, disamping pengaruh hormon (Runiari,2010).
Mual muntah ini menyebabkan penurunan nafsu makan sehingga terdapat
perubahan keseimbangan elektrolit dengan kalium, kalsium dan natrium yang
5
menyebabkan perubahan metabolisme tubuh (Neil & Nelson, 2006). Mual muntah
akan bertambah berat menjadi hiperemesis gravidarum menyebabkan ibu muntah
terus menerus tiap kali minum maupun makan, menyebabkan ibu muntah terus
menerus tiap kali minum maupun makan, akibatnya tubuh ibu sangat lemah, muka
pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan tubuh
semakin berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) yang dapat
melambatkan peredaran darah yang berarti konsumsi oksigen dan makanan ke
jaringan juga ikut berkurang (Hidayati, 2009).
Ketidakseimbangan elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat
mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan
energi. Oksidasi lemak yang tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan
tertimbunnya asam asetoasetik, asam hidroksi buturik, dan aseton dalam darah.
Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan penurunan berat badan
yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan beratnya penyakit. Pencernaan serta
absorbsi karbohidrat dan nutrisi lain yang tidak adekuat mengakibatkan tubuh
membakar lemak untuk mempertahankan panas dan energi tubuh. Jika tidak ada
karbohidrat maka lemak digunakan untuk menghasilkan energi, akibatnya
beberapa hasil pembakaran dari metabolisme lemak terdapat dalam darah dan
urine (terdapat atau kelebihan keton dalam urine) (Neil & Nelson, 2006).
Selaput lendir esophagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-
weiss), sehingga terjadi pendarahan gastrointestinal. Hipokalemia akibat muntah
dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah frekuensi muntah dan
merusak liver, terjadi perdarahan pada parenkim liver sehingga menyebabkan
gangguan fungsi umum alat-alat dan menimbulkan kematian (Mitayani, 2009).
6
Dampak ini tidak hanya terjadi pada wanita hamil saja, namun juga dapat
menyebabkan efek samping pada janin seperti janin mengalami kekurangan gizi
tertentu, pembentukan organ yang sempurna bisa mengalami kegagalan. selain itu
janin beresiko lahir dengan berat badan lahir rendah hingga kematian (Triyana,
2013).
4. Tingkatan Mual Muntah
Mual muntah merupakan gejala dan tanda yang disertai gangguan
gastrointestinal. Mual muntah dapat dianggap sebagai suatu fenomena yang
terjadi dalam tiga stadium yaitu:
a. Stadium pertama (mual)
Merupakan perasaan yang sangat tidak enak di belakang dan epigastrium
yang menyebabkan muntah. Keadaan ini ditandai dengan keinginan untuk muntah
yang dirasakan di tenggorokan atau perut, seringkali disertai dengan gejala
hipersalivasi, pucat, berkeringat, takikardia dan anoreks.
b. Stadium kedua (Retching)
Retching merupakan suatu usaha involunter untuk muntah, sering kali
menyertai mual dan terjadi sebelum muntah, terdiri atas gerakan pernafasan
spasmodik melawan glotis dan gerakan inspirasi dinding dada dan diagfragma.
b. Stadium ketiga
Pada stadium ketiga pusat muntah menerima masukan dari korteks
serebral, organ vestibular, daerah pemicu kemoreseptor (Chemoreseptor Trigger
Zone) (Price & Wilson, 2005).
7
5. Waktu dan Durasi Mual Muntah
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lacroix et,al (2000) dari 160
wanita hamil terdapat 74% melaporkan mual walaupun hanya 1,8% mengalami
sebagai gejala yang hanya terjadi di pagi hari. Dari penelitian yang dilakukan oleh
Vellacott et,al (1988). Sebanyak 27% ibu hamil yang mengalami mual muntah
mengatakan gejalanya menghilang pada minggu ke dua belas, meskipun sebagian
besar merasa lebih baik pada minggu ke-22 kehamilan (Tiran, 2009).
Pada beberapa ibu hamil mengalami mual dan muntah kembali di
beberapa minggu terakhir sebelum kelahiran, mungkin ini dapat disebabkan oleh
respon terhadap fluktasi kadar hormon dalam persiapan persalinan (Tiran, 2009).
6. Mekanisme Mual Muntah
Muntah merupakan serangkaian gerakan yang kompleks untuk
mengeluarkan isi usus dari saluran usus ketika salah satu bagiannya mengalami
iritasi atau distensi. Komponen sensorik dan motorik reflek muntah diatur oleh
system saraf otonom, sehingga menimbulkan rasa ingin muntah. Banyak stimulus
yang bekerja langsung pada pusat muntah atau zona pemicu kemoreseptor CTZ
(chemoreceptor trigger zone) terletak di sebelah sawar darah/otak dalam medula
yang berbeda dengan pusat muntah tetapi letaknya berdekatan. Pusat muntah juga
menerima rangsangan dari pusat-pusat yang lebih tinggi pada sereberal, dari CTZ
(chemoreceptor trigger zone), organ vestibularis pada telingan dalam dan seluruh
tubuh lewat system syaraf otonom (Jordan, 2002).
Menurut Fairus (2010) muntah disebabkan karena adanya stimulasi pada
pusat muntah. Stimulasi dapat melalui CTZ kemudian diteruskan ke pusat muntah
8
atau stimulus langsung merangsang pusat muntah. Pusat muntah menerima impuls
dipengerahui oleh:
a. Zona Pempemicu Kemoreseptor (chemoreseptor trigger zone;CTZ)
1) Mendeteksi zat-zat kimia yang beredar dalam darah seperti estrogen,
alkohol, nikotin, zat besi, obat anastesi, hormone tiroid.
2) Gangguan keseimbangan elektrolit
b. Nukleus Vestibularis yang mendeteksi gerakan yang meliputi ambulasi dan
gerakan mendadak
c. Pusat otak yang lebih tinggi mendeteksi cita rasa, bau, penglihatan serta rasa
takut dan ansietas
d. Deteksi dari sistem saraf otonom
1) Iritasi pada usus, tenggorokan, peritoneum seperti statis lambung/distensi
lambung.
2) Gangguan fisiologis seperti perubahan tekanan darah, pH, gas darah, kadar
glukosa darah, nyeri, syok, ketoasidosis, infeksi, uremia, ISK.
e. Peningkatan tekanan intrakranial
Saat pusat muntah dirangsang, neuron motor member respon dengan
menyebabkan kontraksi dari diafragma, otot abdomen anterior bergerak ke atas
dan terjadilah proses muntah.
7. Metode Pengendalian Mual Muntah
Dalam paragdigma baru kebidanan telah terjadi pergeseran paradigm-
paradigma dalam kebidanan, mengkombinasikan terapi konvensional dan terapi
komplementer, metode penanganan meliputi:
9
a. Tindakan konvensional
Intervensi mual muntah yang dialami ibu hamil melalui intervensi
konvensional.
1) Antiemetik
a) Vitamin B6
Vitamin B6 (Pyridoxine) dalam dosis sebesar 25 mg secara oral setiap 8
jam, selama 72 jam telah terbukti mempunyai efek yang seknifikat dalam
mengatasi mual muntah. Dengan memberikan tabelt vitamin B6 1.5 mg/hari,
untuk meningkatkan metabolisme pada ibu yang mengalami mual muntah
(Irianti,dkk., 2014). Suatu uji coba control double blind yang diacak terhadap 59
ibu hamil, menunjukkan bahwa vitamin B6 membantu menghentikan gejala mual
muntah yang mempunyai peringkat lebih dari tujuh dari skala 0-10 (Wesson,
2002).
b) Ondansentron
Penggunaan ondansentron 10 mg pada 50 ml IV, memiliki efektivitas yang
hampir sama untuk mengurangi hiperemesis gravidarum dengan pemberian
antihistamin promrthazine 50 mg dalam 50 ml IV. Studi Ferreira (2012)
menunjukan bahwa tidak terjadi efek tetagonik akibat penggunaan ondansentron
(Irianti, dkk., 2014).
2) Antihistamin
a) Promrthazine hydrochloride
Pemberian dengan dosis 20-50 mg per oral
10
b) Metochlopromide
Diberikan dengan dosis 10 mg tiga kali sehari. British Medical Journal
(1986) mengatakan bahwa antihistamin umumnya direkomendasikan untuk
meredakan mual muntah saat hamil (Wesson, 2002). Mual muntah di trimester
pertama kehamilan tidak memerlukan terapi obat, akan tetapi jika muntah bersifat
berat antihistamin prometazin atau fenotiazin akan dibutuhkan. Jika gejala tidak
teratasi dalam 2x24 jam maka lakukan rujukan ke dokter spesialis (Tiran, 2009).
3) Hospotalisasi
Perawatan dirumah sakit perlu dilakukan jika keadaan mual muntah,
menjadi hiperemesis gravidarum yang mengakibatkan dehidrasi, gangguan
metabolisme dan penurunan berat badan.
b. Tindakan komplementer
Intervensi komplementer yang sudah banyak dilakukan sebagai
pendamping terapi konvensional menurut Tiran (2009) yaitu meliputi:
1) Akupresur
Akupresur merupakan salah satu metode pengobatan atau penyehatan
dengan melakukan pemijatan atau penekanan pada titik-titik tertentu
menggunakan jari dipermukaan kulit, dimaja pemijat atau penekanan tersebut
akan mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang
kekuatan energi tubuh untuk menyembuhkan atau menyehatkan, titik untuk
mengurangi mual muntah yaitu pericardium 6 (PC6) dan stomach 36 (ST36).
Hasil penelitian Wesson (2002) responden di luar negeri yang
menggunakan pressure band atau relief band yaitu alat tekan pada titik
pericardium 6 yang berbentuk seperti gelang dan dipakai sepanjang hari,
11
didapatkan hasil penelitian yang sangat memuaskan karena 75% responden
mengatakan keadaannya membaik sedangkan 30% responden dinyatakan tidak
mengalami mual muntah kembali.
2) Terapi manipulativ
Mereflesikan keseluruhan tubuh hingga terapi dapat diberikan secara distal via
manipulasi manual, dapat juga dilakukan di wajah, telingan dan punggung.
3) Terapi psikologi
a) Hipnoterapi
Penggunaan kondisi hipnotik secara terapeutik, suatu perubahan status
kesadaran yang dapat dibedakan relaksasi mental. Selama hipnoterapi, klien
dalam posisi hipnotik, berkiar dari anjuran sederhana sampai psikoanalisis.
b) Musik
Penggunaan musik secara terfokus saat ini semakin terbukti memberikan
pengaruh psikofisiologis pada pasien yang menjalankan seragkaian terapi.
4) Herbal jahe
Meminum air rebusan jahe dapat menurangi gejala mual muntah secara
signifikan karena dapat meningkatkan mortalitas saluran cerna, yaitu dengan
menggunakan 1gr jahe sebagai minuman selama 4 hari. Sebuah studi sistematik
review dari RCT menunjukan bahwa pemberian 1,05 gr jahe per hari
dibandingkan dengan pemberian pyridoxine 75 mg per hari selama 3 minggu,
memberikan efek yang sama terhadap pengobatan emesis gravidarum.
12
5) Relaksasi
a) Aroma terapi
Aroma terapi merupakan suatu metode yang menggunakan minyak atsiri
untuk meningkatkan kesehatan fisik dan juga mempengaruhi emosi seseorang.
Minyak atsiri merupakan minyak alami yang diambil dari tanaman aromatik.
b) Yoga
Melibatkan peregangan lembut, latihan pernafasan meditasi serta
serangkaian sikap dan posisi tubuh untuk mendapatkan kesejahteraan mental.
c) Pola makan
Melakukan pengaturan pola makan dengan cara memodifikasi jumlah dan
ukuran makanan. Makanan dengan jumlah kecil dan minum cairan yang
mengandung elektrolit atau suplemen lebih sering, mengkonsumsi makanan yang
tinggi protein dapat mengurangi mual dan melambatkan aktivitas gelombang
dysrhytmikpada lambung.
6) Asuhan konservatif
Istirahat dan rileks sangat membantu mengatasi rasa mual muntah pada
saat kehamilan, karena rasa stress hanya akan memperburuk rasa mual saat
kehamilan.
8. Pengukuran mual muntah
Dalam menilai derajat mual dan muntah, ada beberapa sistem penilaian
yang dapat digunakan salah satunya yaitu dengan menggunakan PUQE Score
(Pregnancy Unique Quantification of Emesis and or Nausea Scoring System).
PUQE adalah penilaian kuantitas dari mual dan muntah untuk menghindari
subjektivitas dari keluhan mual dan muntah. Indeks PUQE merupakan revisi dari
13
indeks Rhodes yang digunakan untuk penilaian mual dan muntah pada pasien
kemoterapi. Pada indeks PUQE ada 3 jenis pertanyaan yang dinilai yaitu:
a. Perubahan berat badan.
b. Ada tidaknya dehidrasi
c. Indeks laboratorium (ketidak seimbangan elektrolit.
Tabel 1.
Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and or Nausea
1). Berapa rata-rata setiap hari anda merasakan mual muntah dan sakit
> 6 jam
(5poin)
4-6 jam
(4 poin)
2-3 jam
(3 poin)
< 1 jam
(2 poin)
Tidak semuanya
(1 poin)
2). Berapa lama rata-rata anda mual muntah
7 lebih
(5 poin)
5-6
(4poin)
3-4
(3poin)
1-2
(2poin)
Tidak ada
(1poin)
3). Berapa banyak rata-rata waktu mual dan muntah tanda dehidrasi
7 lebih
(5poin)
5-6
(4poin)
3-4
(3poin)
1-2
(2poin)
Tidak ada
(1poin)
4). Pada 12 jam terakhir berapa lama anda merasakan mual muntah
>6jam
(5poin)
4-6 jam
(4 poin)
2-3 jam
(3poin)
<1jam
(2poin)
Tidak semuanya
(1poin)
5). Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mengalami mual dan muntah
7 lebih
(5poin)
5-6
(4poin)
3-4
(3poin)
1-2
(2poin)
Tidak ada
(1poin)
6). Pada 12 jam terakhir berapa kali anda mengalami mual dan muntah tanpa
dehidrasi
7 lebih
(5poin)
5-6
(4poin)
3-4
(3poin)
1-2
(2poin)
Tidak ada
(1poin)
(Sumber : Irianti, dkk, 2014)
Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan kedalam:
a. Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE < 6
b. Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7-12
c. Mual muntah berat bila nilai indeks PUQE > 13 (Iriantni, dkk, 2014)
14
B. Wedang Jahe
1. Tanaman Jahe
Tanaman jahe termasuk keluarga Zingiberaceae yaitu suatu tanaman
rumput-rumputan tegak dengan ketinggian 30 -75 cm, berdaun sempit memanjang
menyerupai pita, dengan panjang 15-23 cm, lebar lebih kurang 2,5 cm, tersusun
teratur dua baris berseling. Akarnya yang bercabang-cabang dan berbau harum,
berwarna kuning atau jingga dan berserat (Paimin, 2008).
Divisi : Spermatophyta.
Sub-divisi : Angiospermae.
Kelas : Monocotyledoneae.
Ordo : Zingiberales.
Famili : Zingiberaceae.
Genus : Zingiber.
Species : Zingiber officinale
Gambar 1
Jahe
2. Jenis-Jenis Tanaman Jahe
Menurut Syukur (2006), terdapat tiga jenis jahe yang dikenal masyarakat,
yaitu:
15
a. Jahe Gajah (Zingiber officinale var. Officinale)
Sesuai dengan namanya, jahe ini memiliki penampilan ukuran rimpang
yang lebih besar dibanding jenis jahe yang lainnya, bobotnya berkisar antara 1– 2
kg per rumpun. Dari rimpang jahe besar ini terkandung minyak atsiri 0,82%-
1,66%, kadar pati 55,10%, kadar serat 6,89%, dan kadar abu 6,6%-7,5%. Jahe ini
umumnya tidak terlalu pedas.
b. Jahe Emprit atau Jahe Putih Kecil (Zingiber officinale var. Rubrum)
Jahe putih kecil atau umumnya dikenal dengan nama jahe emprit memiiki
rimpang dengan bobot berkisar 0,5–0,7 kg per rumpun. Struktur rimpang jahe
emprit kecil–kecil dan berlapisKandungan minyak atsiri rimpang jahe emprit
antara lain minyak atsiri 1,5–3,5%, kadar pati 54,70%, kadar serat 6,59% dan
kadar abu 7,39-8,90%.
c. Jahe Merah (Zingiber officinale var. Amarum)
Jahe merah atau jahe sunti memiliki rimpang dengan bobot 0,5-0,7 kg per
rumpun. Struktur rimpang jahe merah, kecil berlapis–lapis dan daging rimpangnya
bewarna jingga muda sampai merah. Diameter rimpang mencapai 4 cm dan tinggi
antara 5,26–10,40 cm. Kandungan dalam jahe merah antara lain minyak atsiri
2,58–3,09%, kadar pati 44,99%, dan kadar abu 7,46%.
Perbedaan rimpang pada masing-masing jenis jahe:
(a) (b) (c)
Gambar 2
(a) jahe gajah, (b) jahe emprit, (c) jahe merah.
16
3. Kandungan Senyawa Jahe
Sifat khas jahe disebabkan adanya minyak atsiri dan oleoresin jahe. Aroma
harum jahe disebabkan oleh minyak atsiri, sedangkan oleoresin menyebabkan rasa
pedas. Minyak atsiri dapat diperoleh atau diisolasi dengan destilasi uap dari
rhizoma jahe kering. Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1–3
persen. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah
zingiberen dan zingiberol.Oleoresin jahe banyak mengandung komponen
pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe
terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin. Pemberi rasa
pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol (Koswara S, 2006).
Tabel 2
Senyawa kimia Jahe Emprit
Nama Senyawa
% Kandungan Senyawa
Jahe Emprit
Segar Kering
Sabinene - -
Citrolnellol - -
Z – citral 8,14 6,32
- 17,16
5,57 14,6
Ar – Curcumene 4,37 12,62
1,8 – Cineole - -
Geraniol - 13,02
Geranial - -
- 10,48
- 1,12
3,7 Decadiene 11,91 -
3 – Buten – 2 – ol 4,74 -
9,12 – Octadecadiene Orchid 14,13 -
E ugenol - -
Geranyl Acetat - -
Cyclobutene 2,85 -
5 – Iso propyl – 6 2,97 7,98
Camphene - 2,74
Endo Borneol - -
(Sumber: Pujilestari, 2009)
17
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa (6)-, (8)-, (10)-
gingerol dan (6)-shogaol diantara ketiga jenis jahe mulai dari yang tertinggi
hingga terendah adalah jahe emprit, jahe merah, dan jahe gajah. Pada jahe emprit
sebesar 22.57 mg/g, 4.73 mg/g, 6.68 mg/g, dan 2.24 mg/g. Hasil uji intensitas
kepedasan minuman jahe pada skala 0-15 oleh 30 panelis menunjukkan bahwa
jahe emprit memiliki tingkat kepedasan yang paling tinggi diantara ketiga jenis
jahe yaitu sebesar 7.98, diikuti jahe merah sebesar 5.93, dan jahe gajah sebesar
2.25, berbeda nyata secara signifikan. Tingkat kepedasan jahe emprit termasuk
dalam kategori sedang, sementara jahe merah kepedasannya agak lemah, dan jahe
gajah lemah (Fatonah, 2011)
Kandungan di dalam jahe terdapat minyak Atsiri Zingiberena (zingirona),
zingiberol, bisabilena, kurkumen, gingerol, flandrena, vit A dan resin pahit yang
dapat memblok serotinin yaitu suatu neurotransmitter yang di sintesiskan pada
neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat dan sel-sel enterokromafin
dalam saluran pencernaan sehingga di percaya dapat sebagai pemberi perasaan
nyaman dalam perut sehingga dapat mengatasi mual muntah (Ahmad, 2013).
Jahe memiliki antiemetik dan kegiatan anxiolytik. Hal ini juga dapat
membantu morning sickness. Gingerol dan shogaol dari jahe dapat merangsang
aliran air liur, empedu dan sekresi lambung. Jahe juga ditemukan untuk menekan
kontraksi lambung dan meningkatkan tonus otot usus dan peristaltik. Konstituen
dalam jahe dapat berinteraksi dengan reseptor 5HT-3 dan mungkin sebagian
bertanggung jawab menjadi antiemetik (Zhion, 2011).
18
4. Dosis dan Bentuk Sediaan Jahe
Dosis rata-rata yang biasa digunakan berkisar antara 0,5-2 gram berbentuk
bubuk dan dimasukkan ke dalam kapsul. Dapat juga digunakan dalam bentuk
ekstrak kering atau jahe yang masih segar. Beberapa penelitian didapatkan bahwa
dosis yang memberikan efek untuk mengurangi mual dan muntah pada kehamilan
trimester pertama adalah sebanyak 250 mg jahe diminum 4 kali sehari, dapat
diminum dalam bentuk sirup maupun kapsul. Banyak penelitian membuktikan
bahwa bubuk jahe sebanyak 1 gram per hari dapat menghilangkan mual yang
disebabkan oleh berbagai faktor, akan tetapi tidak boleh melebihi 4 gram per hari
(Wiraharja, dkk, 2011).
5. Kegunaan Jahe
Menurut ferry et,al, (2005) ada banyak kegunaan jahe yaitu:
a. Anti-Emesis: membantu mencegah mabuk laut dan muntah-muntah
b. Anti-spasmodik: mengurangi kejang otot
c. Carminative: mengatasai masalah gangguan pencernaan dan gas dalam
usus
d. Antiseptik: mengontrol atau mencegah infeksi bakteri
e. Circulatory stimulant: melancarkan peredaran darah
f. Diaphoretic: melancarkan keluarnya keringat
g. Expectorant: meredakan batuk
h. Peripheral vasolidator: memperbesar pembuluh darah pada bagian
kaki dan tangan, sehingga peredaran darah menjadi lancar
19
6. Patofisiologi Jahe Terhadap Antiemetik
Menurut Fischer dan Rasmussen dkk, (1990) dalam buku morning
sickness (Wesson, 2002) jahe sebagai salah satu jenis tanaman herbal mempunyai
banyak keunggulan dibanding dengan tanaman herbal lainnya, khususnya bagi ibu
hamil yang sedang mengalami muntah. Jahe diduga bekerja dalam beberapa cara,
jahe dapat meningkatkan motilitas dalam sistem pencernaan yang berhubungan
dengan lambung dan usus (gastrointestinal tract) itu sendiri sehingga makanan
lewat sistem pencernaan lebih cepat dan cenderung tidak menimbulkan mual dan
muntah. Jahe juga dianggap memiliki sifat absorben yang dapat mengurangi
stimulus ke area chemoreceptor dari otak yang bertugas mengirimkan pesan
kepusat emetik (yang berhubungan dengan muntah), yang mendorong rasa mual
dan muntah. Pesan tersebut dapat ditimbulkan oleh zat-zat beracun dan juga oleh
meningkatnya kadar darah dari urea dan keton.
Menurut penelitian Alyamaniyah (2014), jahe sekurangnya mengandung
19 komponen yang berguna bagi tubuh yang salah satunya gingerol yaitu senyawa
paling utama dan telah terbukti memiliki aktivitas antiemetik (anti muntah) yang
manjur dengan bersifat memblok serotonin, yaitu senyawa kimia pembawa-
pembawa pesan. Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi sehingga apabila
diblok maka otot-otot saluran pencernaan akan mengendor dan melemah sehingga
rasa mual banyak berkurang.
Jahe sangat efektif pada penggunaan antiemetik untuk mencegah mual dan
muntah pada kehamilan, keracunan makanan, kemoterapi, pembedahan pada
saluran reproduksi (ginekologi), dan pada keadaan motion sickness. Hasil uji
farmakologi menunjukkan bahwa jahe memiliki aktivitas sebagai anti inflamasi.
20
Hasil dalam uji ini memperlihatkan bahwa jahe dalam air panas dapat
menghambat aktivitas sinklooksigenase dan lipoksigenase sehingga menurunkan
kadar prostaglandindan leukotriene (mediator inflamasi)
7. Efek Samping Jahe Terhadap Kehamilan
Secara umum belum ada penelitian yang dapat membuktikan efek samping
terhadap penggunaan jahe dalam kehamilan, jika diberikan dalam dosis 1 gram
per hari. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah iritasi atau tidak enak
di mulut, mulas, bersendawa, kembung dan mual, terutama pada sediaan jahe
bubuk. Jahe segar yang tidak terkunyah dengan baik dapat juga membuat
obstruksi usus. Jahe harus digunakan dengan hati-hati pada orang yang memiliki
ulkus pada gaster, inflammatory bowel disease dan batu empedu.
Tabel 3
Efek samping penggunaan jahe
Yang dipengaruhi Efek samping
Gastrointestinal
Kardiovaskuler
Hormonal
Kehamilan
a. Rasa tidak enak pada mulut mulas,
bersendawa, kembung dan mual
b. Inhibisi sintesa tromboxan,
menghambat agregasi platelet
(dipengaruhi adenosin difosfat dan
epinefrin)
c. Mempengaruhi Testosterone
Reseptor Binding
d. Mempengaruhi diferensiasi hormon
sex steroid di otak janin
e. Abortus
f. Mutasi Janin
g. Resiko perdarahan
Sumber: Wiraharja 2011
21
8. Cara Membuat Wedang Jahe
Dalam pembuatan wedang jahe jenis jahe yang dapat digunakan yaitu jahe
putih/kuning kecil/jahe emprit sebanyak 2,5 gram di iris dan diseduh air panas
250 ml ditambah gula 1 sendok makan (10 gram) diminum 2x1 sehari selama 4
(Almaniyah ,2014).
9. Pengaruh Minuman Jahe Terhadap Penurunan Mual muntah Pada
Kehamilan
Hasil uji laboratorium menunjukan bahwa ekstrak jahe dalam air panas
menghambat aktivitas siklooksigenase dan lipoksigenasi sehingga menurunkan
kadar prostaglandin dan leukotrina (mediator inflamasi). Khasiat lain adalah
sebagai antiemetic (antimuntah) dan menurunkan metoklopamid senyawa
penginduksi nausea (mual) dan muntah (Alyamaniyah, 2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kundarti (2015) diperoleh
hasil bahwa terdapat perbedaan penurunan mual muntah pada ibu hamil usia
kehamilan 0-16 minggu yang diberi dan tidak diberi jahe. Meltzer (2000) yang
mengutip hasil penelitian Fischer et al. pada tahun 1990 menjelaskan bahwa
terjadi penurunan keparahan mual muntah pada ibu hamil yang diberi jahe
dibandingkan ibu hamil yang tidak diberi jahe. Vutyavanich (2001)
menambahkan dalam penelitiannya yang berjudul Ginger for Nausea and
Vomiting In Pregnancy: Randomized, Double-masked, placebo-controlled trial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian intervensi pada kelompok
yang diberikan tabelt jahe pada umumnya mengalami penurunan mual muntah.
22
C. Terapi Akupresur
1. Pengertian Akupresur
Akupresur adalah salah satu metode pengobatan atau penyehatan dengan
melakukan pemijatan atau penekanan jari dipermukaan kulit, pemijat akan
mengurangi ketegangan, meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang kekuatan
energi tubuh untuk menyehatkan atau menyembuhkan (Dewi, dkk, 2017).
Akupresur berasal dari kata accus dan pressure, yang berarti jarum dan
menekan. Akupresur merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan
rangsangan (stimulasi) titik akupunktur dengan teknik penekanan atau teknik
mekanik. Penekanan dilakukan sebagai pengganti penusukan jarum yang
dilakukan pada akupunktur dengan tujuan untuk melancarkan aliran energi vital
(Qi) pada seluruh tubuh (Kemenkes, 2015).
Akupresur salah satu pengobatan dengan melakukan pemijatan atau
penekanan jari dipermukaan kulit, dimana pemijat akan mengurangi ketegangan,
meningkatkan sirkulasi darah dan merangsang kekuatan energi tubuh untuk
menyembuhkan atau menyehatkan.
2. Teori Dasar Akupresur
Falsafah yang mendasari akupresur adalah:
a. Taoisme
Falsafah ini mengatakan bahwa kehidupan jagad raya atau makhluk hidup
termasuk manusia terdiri dari 2 unsur, yaitu unsur yin dan yang, merupakan yang
mempengaruhi kesehatan. Manusia sehat memiliki unsur yin dan yang relatif
seimbang, jika salah satu lebih dominan maka kesehatan bisa terganggu atau tidak
23
sehat. Tetapi akupresur bertujuan untuk menyeimbangkan yin dan yang (Sukanta,
2003).
b. Teori Lima Unsur (U Sing)
Setiap fenomena dan segala segala sesuatu didalam semesta dibentuk dari
hasil pergerakan 5 unsur yang bersifat kayu, api, tanah, dan air. Kelima unsure
tersebut mempunyai hubungan menghidupi dan membatasi. Menerangkan
hubungan antara organ dan bagian lain di dalam tubuh, baik dalam keadaan sehat
maupun sakit. Organ padat seperti hati, jantung, perikardium, limpa, paru dan
ginjal organ dalam bersifat yin. Organ berongga, Kandung empedu, usukecil,
lambung, usus besar dan kandung kemih dianggap organ luar bersifat yang semua
organ tersebut mempunyai hubungan (Dewi,dkk 2017).
3. Komponen Dasar Akupresur
Ada tiga komponen dasar akupresur yaitu Qi Sie atau energi vital, sistem
meridian dan titik akupresur.
a. Qi Sie (EnergiVital)
Sering diartikan sebagai zat sari–sari makanan dan Sie adalah darah
sehinggasecara singkat Qi Sie sering disebut sebagai energi vital. Ada dua sumber
asal energi vital yaitu energi vital bawaan dan energi vital didapat. Energi vital
bawaan berasal dari orang tua, maka sifat, watak, bakat, rupa, kesehatan fisik dan
mental dari kedua atau salah satu orang tua sering muncul pada anaknya.
Sementara itu, energi vital yang didapat bisa berasal dari sari makanan yang
diperoleh dari ibu (selama dalam kandungan) maupun yang diperoleh sendiri
sesudah lahir. Oleh karena itu, kondisi janin sangat tergantung pada jenis
makanan, air dan suhu udara yang diperoleh ibu serta dukungan sosial dari
24
lingkungannya. Kondisi Janin tidak terlepas dari kondisi fisik, mental/psikis sang
ibu (Sukanta, 2003).
b. SistemMeridian
Sistem meridian adalah saluran energi vital yang melintasi seluruh bagian
tubuh seperti jaring laba–laba yang membujur dan melintang untuk
menghubungkan seluruh bagian tubuh. Meridian merupakan bagian dari sistem
saraf, pembuluh darah dan saluran limpa. Fungsi meridian:
1) Menghubungkan bagian tubuh yang satu dengan yang lainnya (muka-
belakang, atas-bawah, samping kiri-kanan, bagian luar- bagiandalam).
2) Menghubungkan organ tubuh yang satu dengan organ tubuh lainnya,
menghubungkan organ dengan pancaindra dan jaringan tubuh yang lain. Sifat
hubungan ini bolak balik.
3) Menghubungkan titik–titik akupunktur/akupresur yang satu dengan yang
lainnya, menghubungkan titik akupunktur/akupresur dengan organ dan
menghubungkan jaringan tubuh dengan pancaindra.
4) Merupakan saluran untuk menyampaikan kelainan fungsi organ ke permukaan
tubuh yang dapat diketahui melalui kelainan keadaan titik pijat, pancaindra
atau jaringan tubuhlainnya.
5) Merupakan saluran bagi penyebab penyakit masuk ke dalam organ baik
penyebab dari luar tubuh maupun penyebab penyakit dari dalamtubuh.
Meridian dikelompokan menjadi meridian umum dan meridian istimewa.
Meridian umum adalah meridian paru–paru, usus besar, jantung, limpa, lambung,
usus kecil, kantong kemih, ginjal, selaput jantung, tri pemanas, kantong empedu
dan hati. Sementara meridian istimewa adalah meridian tu dan meridian ren yang
25
melintas di garis tengah tubuh. Meridian istimewa ini merupakan pengikat atau
penghubungan semua meridian sehingga keempat belas meridian merupakan mata
rantai yang tidak terputus (Sukanta, 2003).
c. Titik Akupresur
Titik akupresur adalah bagian atau lokasi di tubuh sebagai tempat
berakumulasinya energi vital. Pada titik akupresur inilah akan dilakukan
pemijatan terapi akupresur. Di dalam tubuh kita terdapat banyak titik akupresur,
kurang lebih berjumlah 360 titik akupresur yang terletak di permukaan tubuh
dibawah kulit (Sukanta, 2003).
Terdapat tiga macam titik akupresur yaitu :
1) Titik AkupresurUmum
Titik akupresur umum ini terdapat di sepanjang saluran meridian. Setiap
titik umum diberi nama oleh penemunya dalam bahasa Tionghoa yang memiliki
arti tersendiri dan diberi nomor yang bersifat universal. Misalnya, titik Hegu yang
memiliki arti kumpulan jurang. Hegu sama dengan titik usus besar dengan nomor
4 (UB.4) dan dalam bahasa Inggris disebut Large Intestine no.4 (LI.4).
2) Titik akupresur istimewa
Titik akupresur istimewa adalah titik yang berserakan (tidak menentu), ada
yang dijalur meridian dan ada pula yang di luar jalur meridian. Tiap-tiap titik
umum mempunyai nama dan fungsi masing-masing. Misalnya, Lamwei, berfungsi
sebagai titik untuk mengobati penyakit ususbuntu.
3) Titik nyeri (YesPoint)
Titik nyeri berada di daerah keluhan (daerah yang mengalami masalah)
misalnya sakit perut, sakit kepala, dan lain-lain. Untuk menemukan titik nyeri ini
26
adalah dengan meraba keluhan kemudian cari titik yang paling sensitif atau nyeri.
Titik ini hanya berfungsi sebagai penghilang rasa sakit setempat saja, tetapi sering
juga berpengaruh (Sukanta, 2003).
4. Sop Pijat Akupresur
Sebelum melakukan pemijatan dilakukan persiapan ruangan dan tempat
pijat sesuai K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dan PHBS (Prilaku hidup bersih
dan sehat)
a. Ruangan harus bersih dan tetap rapi sesuai prinsip K3 dan PHBS
b. Sirkulasi udara harus memenuhi prinsip K3 dan PHBS
c. Ruangan tidak diperkenankan remang-remang
d. Siapkan file data klien
e. Siapkan peralatan pijat dan alat untuk pijat, krim pijat
f. Siapkan air bersih yang diberi larutan desinfektan dan handuk kecil
g. Pemijat mempersiapkan diri, penampilan harus bersih dan sopan
h. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan sesudah
melakukan tindakan. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah infeksi silang
antara terapis dengan klien (Dewi, dkk, 2017).
5. Teknik Pemijatan Akupresur
Dalam teknik dasar akupresur, manipulasi sangat penting dalam hal
pemijatan akupresur untuk menentukan titik akupoin, gerakan yang tepat sangat
diperlukan untuk mencapai keberhasilan pijat akupresur. Menurut Sukanta (2003)
teknik pemijatan akupresur dibagi menjadi 2 yaitu:
27
a. Teknik Penguatan/Tonifikasi bersifat Yang
Dilakukan dengan 30 kali pijat setiap titik, arah putaran mengikuti arah
jarum jam. Bila diurut maka urutannya dimulai dari arah sumber energy dari titik
awal (nomor kecil) kea rah akhir (nomor besar) pada meridian bersangkutan.
b. Pelemahan/Sedasi bersifat Yin
Dilakukan dengan pijatan lebih dari 30 kali atau sekitar 50 kali pada setiap
titik pijat. Putaran melewatati arah jarum jam. Bila diurutkan melawan aliran
energi (dari nomor besar ke nomor kecil)
6. Syarat Pemijatan Akupresur
Menerima klien dengan baik ramah dan sopan, dengarkan keluhan atau
permintaan klien dengan sopan dan penuh empati. Terapi akupresur tidak boleh
dilakukan terhadap orang dalam keadaan yang terlalu lapar, dalam keadaan terlalu
kenyang, kondisi emosional seperti marah dan sedih (Dewi, dkk, 2017).
7. Manfaat Akupresur
Akupresur dapat dimanfaatkan untuk pencegahan penyakit, penyembuhan,
rehabilitasi, meningkatkan daya tahan tubuh. Akupresur dapat mengihilangkan
nyeri dan gejala-gejala pada berbagai penyakit, seperti menurunkan low back pain
(LBP) dan menurunkan heart rate pada pasien stroke. Akupresur sdapat
mengatasi nyeri yang bersifat umun dan nyeri selama persalinan (Setyowati,
2018)
8. Cara Pemijatan Akupresur
Ukuran sangat penting untuk melakukan pemijatan, istilah yang digunakan
adalah cun. Cun adalah satuan hitung untuk panjang atau lebar jarak antara titik
28
akupresur dengan titik acuannya. Cun lebih mudah karena dalam perhitungan
panjang atau lebar pasien dapat menggunakan perhitungan dengan tangan sendiri
(Hartono, 2012). Menurut Kemenkes (2015) sebelum dilakukan pemijatan,
terlebih dahulu menentukan lokasi pemijatan yang benar, ada beberapa cara yang
dilakukan yaitu sebagai berikut :
a. Menggunakan patokan anatomi tubuh berupa tonjolan tulang, batas rambut
dan lipat kulit
Menggunakan ukuran cun tulang. Berbagai region tubuh dibagi menjadi
bagian yang sama yang disebut cun tulang, seperti jarak lipat siku kelipat
pergelangan tangan sama dengan 12 cun tulang, bagian bawah tempurung lutut ke
tonjolan tumit kaki bagian luar sama dengan 16 cun tulang. Jarak antara garis
tengah belakang tubuh dengan tonjolan tepi tulang belikat dengan sama dengan 3
cun tulang.
b. Menggunakan cun jari
1) Lebar ruas sendi ibu jari sama dengan 1 cun
Gambar 3
Pengukuran Cun Jari
29
2) Lebar ruas sendi jari kelingking sampai jari telunjuk yang dirapatkan sama
dengan 3 cun
Gambar 4
Pengukuran Cun Jari
9. Indikasi dan Kontraindikasi Akupresur
a. Titik akupresur yang boleh dilakukan saat kehamilan
Titik akupresur yang boleh dilakukan titik PC6 dan St36 lebih besar
manfaatnya, dibandingkan resikonya titik ini aman digunakan untuk ibu hamil
dengan keluhan mual muntah.
b. Titik akupresur yang harus di hindari saat kehamilan
Titik akupresur yang harus di hindari selama kehamilan yaitu titik GB21,
LI4, SP6 dan ST36 karena titik-titik tersebut dapat menstimulasi kontraksi uterus.
West (2001) mengatakan untuk menghindari titik-titik yang dapat memberi
pengaruh buruk pada pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan janin pada usia
gestasi tertentu misalnya pada titik abdomen dari usia 24 minggu sampai 32
minggu (Tiran, 2009)
c. Sumber faktor keamanan prosedur akupresur
Menurut Tiran (2009) faktor keamanan terapi akupresur dalam asuhan
kebidanan yang diberikan untuk ibu hamil dengan mual muntah adalah sebagai
berikut:
30
1) Catat data-data ibu hamil yang mengalami mual muntah
2) Pengetahuan tentang terapi akupresure yang di kontra indikasi selama
kehamilan
3) Persetujuan tindakan dari ibu mengenai kemungkinan reaksi normal akibat
terapi
4) Tegakan diagnosa dengan 4 cara, melihat, mendengar, meraba dan bertanya
5) Diagnosa tertentu harus dibuat sebelum memulai pemijatan agar tidak terjadi
hal-hal yang tak diinginkan
6) Saat akan melakukan terapi akupresur, pasien dan pemijat harus menemukan
dahulu posisi yang terbaik
7) Ibu dianjurkan melaporkan apabila setelah diterapi terjadi penambahan mual
muntah
8) Evaluasi hasil tindakan, saran
10. Titik Akupresur Mual Muntah
Akupresur merupakan suatu cara pengobatan dengan memberikan
rangsangan penekanan (pemijatan) pada titik tertentu pada tubuh (Fengge, 2011).
Stimulasi yang diberikan dengan pemijatan menghasilkan efek terapeutik karena
a. Konduksi dari sinyal elektromagnetik yang mampu mendorong aliran zat-zat
biokimia pencegah nyeri seperti endorpin dan sel imun ke tempat khusus di
tubuh yang mengalami cedera atau rusak karenapenyakit.
b. Mengaktivasi sistem opioid sehingga dapat menurunkannyeri
c. Perubahan pada zat kimia otak, sensasi dan respon involunter dengan
pengeluaran berbagai neurotransmiter danneurohormon.
Titik-titik yang sering dipijat untuk menurunkan mual muntah adalah titik
31
PC6 dan St36. Titik PC6 adalah titik yang terletak di jalur meridian selaput
jantung. Meridian selaput jantung memiliki dua cabang, sebuah cabangnya masuk
ke selaput jantung dan jantung, kemudian terus ke bawah menembus diafragma,
ke ruang tengah dan ruang bawah perut. Meridian ini juga melintasi lambung dan
usus besar. Titik St36 adalah titik akupresur yang berada di kaki dan di alur
meridian lambung. Meridian lambung dimulai dari ujung meridian usus besar
yang memiliki beberapa cabang, salah satu cabangnya akan memasuki limpa dan
lambung (Fengge,2011).
Gambar 5
Lokasi Titik Akupresur Pc6
Gambar 6
Lokasi Titik Akupresur St36
32
11. Pengaruh Pemberian Terapi Akupresur Untuk mengurangi Mual
Muntah
Menurut Pomeranz (2000) mengatakan akupresur dapat menstimulasi saraf
perifer di otak untuk mengirimkan impuls ke sistem saraf pusat disertai aktivitas
modulla spinalis, hipotalamus dan hipofise diaktifasi untuk melepas
endorpin(Tiran,2009). Penanganan mual muntah dengan komplementer bisa
dilakukan salah satunya dengan terapi akupresur, dengan akupresur dapat
melancarkan Qi dan aliran darah dan menginstruksikan sistem endokrin untuk
melepaskan sejumlah endorpin sesuai kebutuhan tubuh untuk memberikan rasa
tenang (Hartono,2012). Menurut teori 5 unsur mual muntah terjadi akibat ketidak
seimbangan Qi ibu karena tubuh berupaya beradaptasi dengan perubahan besar
yang terjadi saat pertumbungan janin, Qi dalam kehamilan dapat dipengaruhi oleh
ketidak harmonisan dalam tiga organ penting yaitu, (Limpa, Lambung, dan
Jantung). Ketidak harmonisan Qi Lambung menyebabkan terjadinya mual
muntah. Titik akupresur yang bisa untuk mengurangi mual muntah adalah titik
PC6 dan St36 titik ini dapat melancarkan Qi dan aliran darah keseluruhan tubuh,
dan mengembalikan jalur meridian yang terbalik, sehingga setelah diberi terapi
pada titik tersebut mual muntah dapat berkurang.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2014) didapatkan hasil
bahwa terdapat pengaruh akupresure terhadap morning sickness diberikan
pemijatan titik akupresur. Penelitian akupresur untuk morning sickness yang
dilakukan oleh Geby (2015) menyimpulkan bahawa adanya pengaruh akupresur
PC6 dan St6 dapat diterapkan sebagai terapi non farmakologi untuk mengurangi
frekuensi mual muntah.
33
D. Kerangka Teori
Kerangka teori atau kerangka berfikir merupakan tinjauan teori yang
berkaitan dengan permasalahan yang diteliti agar peneliti memilik pengetahuan
yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengindentifikasi variabel-
variabel yang akan diteliti (Notoatmodjo, 2012). Kerangka dalam penelitian ini
disusun dari yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 7
Kerangka Teori
(Sumber : Tiran, 2009)
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variable yang satu
dengan variable yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Sedangkan variabel
Penatalaksanaan:
Tindakan
konvensional
1. Antimetik
2. Antihistamin
3. Hospitalisasi
Tindakan
komplementer
1. Akupresur
2. Terapi
manipulative
3. Terapi
psikologi
4. Herbal jahe
5. Relaksasi
6. Pola makan
7. Asuhan
konservatif
Mual muntah
pada kehamilan
Faktor penyebab mual
muntah
1. hCG
2. Kemampuan mencium
3. Estrogen dan
progesteron
4. Serotinin
5. Hormon Tiroid
6. Keletihan
7. Riwayat sebelumnya
8. Penggunaan pil
kontrasepsi
9. Faktor psikososial
10. Masalah okuposional
dan ekonomi
Penurunan
mual muntah
34
didefinisikan sebagai karakteristik subjek penelitian yang berubah dari satu subjek
ke subjek lain (Notoatmodjo, 2012). Kerangka konsep penelitian ini menjelaskan
penatalaksanaan yang dipilih dalam menangani mual muntah yaitu meminum
wedang jahe dan terapi akupresur hingga dapat menyebabkan mual muntah dapat
berkurang kerangka konsep penelitian ini adalah sebagai berikut :
Variable Independen Variabel Dependen
Gambar 8
Kerangka Konsep
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri,sifat, atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
konsep pengertian tertentu, misalnya umur,jenis kelamin,pendidikan, status
perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya
(Notoadmodjo,2012). Berikut adalah pengelompokan variabel dalam penelitian
ini:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen, variabel dependen penelitian ini adalah mual muntah.
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang memberi pengaruh pada
variabel dependen. Penelitian ini menggunakan dua variabel independen adalah
wedang jahe dan terapi akupresur.
Wedang Jahe
Mual muntah
Terapi Akupresur
35
G. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, patokan duga, atau dalil
sementara yang kebenarannya akan dibuktikan dalah penelitian tersebut. Setelah
adanya pembuktian dari hasil penelitian maka hipotesis ini dapat disebut benar
atau salah, diterima atau ditolak. Bila diterima maka hipotesis tersebut menjadi
tesis (Notoadmodjo, 2012). Menurut Arikunto (2010), ada 2 jenis hipotesis yang
digunakan dalam penelitian antara lain hipoteses kerja atau alternatif, disingkat
Ha, hipotesis kerja menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y, atau
adanya perbedaan antara kedua kelompok.
Berdasarkan teori tersebut maka hipotesis dari penelitian ini adalah ada
perbedaan efektivitas antara wedang jahe dan terapi akupresur terhadap penurunan
mual muntah.
H. Definisi Operasional
Menurut Notoadmodjo (2012) definisi operasional adalah uraian tentang
batasan variabel yang dimaksud atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan.
36
Tabel 4
Definisi Operasional
Variabel Definisi
Operasional
Alat
Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
Wedang
Jahe
Minuman hangat yang
dibuat dari irisan jahe
segar sebanyak 2,5 g di
geprek dan diseduh
dengan air panas 240 ml
atau setara dengan satu
gelasa air mineral
kemasan diminum
setelah makan setiap
2x/hari selama 4 hari
berturut turut
Checklist Observasi Mengkonsum
si minuman
jahe
Nominal
Terapi
Akupresur
PC6 dan
ST36
Penekanan pada tiga jari
di atas pergelangan
tangan pada titik
pericardium 6 (PC6 atau
titik Nei Guan) dan
menekan pada empat jari
di bawah dari bagian
bawah lutut, sepanjang
batas luar tulang kerin
pada titik stomach 36
(ST36 atau titik Cu San
Lii) dilakukan selama 3
hari berturut-turut,
pemijatan dilakukan 40
kali di setiap titik selama
15 menit secara sedasi
pagi dan sore hari
Kuisioner Observasi Dilakukan
terapi
akupresur
Nominal
Mual dan
Muntah
pada ibu
hamil TM I
Perasaan tidak nyaman
pada perut bagian atas
yang disertai dorongan
untuk mengeluarkan isi
dalam perut biasanya
terjadi pada minggu
pertama kehamilan yaitu
4 minggu sampai 12
minggu dengan frekuensi
kurang dari 5 kali
Checklist Observasi
Wawancara
Nilai indeks
PUQE 1-13
Rasio