BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2. Landasan Teori
2.1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Menurut Gagne dalam Sagala, (2010), belajar adalah suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman
Sementara menurut Hamalik, (2003) belajar merupakan suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Pakar teknologi pendidikan, Gane, Briggs, & Wager yang dikutip oleh
Prawiradilaga, (2009) menyatakan bahwa proses belajar seseorang dapat
dipengaruhi oleh faktor internal peserta didik itu sendiri dan faktor eksternal,
yaitu pengaturan kondisi belajar. Proses belajar terjadi karena sinergi memori
jangka pendek dan jangka panjang diaktifkan melalui penciptaan faktor
eksternal, yaitu pembelajaran atau lingkungan belajar. Melalui inderanya,
peserta didik dapat menyerap materi secara berbeda. Pengajaran mengarahkan
agar pemrosesan informasi untuk memori jangka panjang dapat berlangsung
lancar.
Selanjutnya Skiner dalam Dimyati dan Mujiono, (2009) berpandangan
bahwa” belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar makna
responnya menjadi baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar maka responnya
8
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
menurun”. Sedangkan menurut Winkel, (2009) belajar adalah perubahan
tingkah laku sesudah belajar. Masih dalam buku yang sama, Hilgard dan
Bower dalam buku Theories of Learning, (1975) mengemukakan bahwa:
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kecelakaan, pengaruh obat dan sebagainya). Dari beberapa pengertian belajar yang telah diungkapkan oleh para
ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses mental yang
disengaja pada diri seseorang sehingga muncul perubahan tingkah laku.
Perubahan tersebut bisa berupa; dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
mengerti menjadi mengerti, dari tidak dapat mengerjakan sesuatu menjadi
dapat mengerjakan sesuatu, dari memberikan respon yang salah atau stimulus-
stimulus ke arah memberikan respon yang benar dan relatif menetap sebagai
hasil dari sebuah pengalaman.
Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan
lingkungan yang disadari dan tampak tanda-tanda perubahan perilaku manusia
sebagai akibat terjadinya proses belajar. Belajar menyangkut perubahan dalam
suatu organisma, yang berarti belajar juga membutuhkan waktu dan tempat.
Menurut Natawidjaja, (2004) ada beberapa unsur yang
mempengaruhi kegiatan belajar siswa agar hasil belajarnya optimal yang
digambarkan sebagai berikut:
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Bagan 2.1. Unsur-unsur yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa Sumber: ( Yusuf, 1993: 36)
Dari gambaran di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar
siswa merupakan hasil perpaduan dari unsur tujuan, bahan pelajaran, perilaku
siswa dan pribadi guru. Keberhasilan belajar siswa mungkin tidak optimal, bila
salah satu unsur yang besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar
siswa di samping unsur lainnya
2.2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembicaraaan mengenai strategi pembelajaran bahasa tidak terlepas
dari pembicaraan mengenai pendekatan, metode, dan teknik mengajar.
TUJUAN Keterampilan atau kualitas tertentu yang diharapkan dapat memiliki atau diubah oleh siswa
PERILAKU Umur, kemampuan, bakat, motivasi, ketrampilan, disiplin dan sebagainya
KEGIATAN BELAJAR
SISWA
BAHAN PELAJARAN Isi atau silabus yang tersedia
PRIBADI GURU Pandanganya tentang mengajar, kekuatan pribadi, dan peran yang dianggapnya paling menyakinkan
Unsur-unsur ekonomi dan administrasi
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Machfudz (2002) mengutip penjelasan Edward M. Anthony dalam H. Allen and
Robert, (1972) menjelaskan sebagai berikut.
2.2.1. Pendekatan Pembelajaran
Istilah pendekatan dalam pembelajaran bahasa mengacu pada teori-teori
tentang hakekat bahasa dan pembelajaran bahasa yang berfungsi sebagai
sumber landasan/prinsip pengajaran bahasa. Teori tentang hakikat bahasa
mengemukakan asumsi-asumsi dan tesisi-tesis tentang hakikat bahasa,
karakteristik bahasa, unsur-unsur bahasa, serta fungsi dan pemakaiannya
sebagai media komunikasi dalam suatu masyarakat bahasa. Teori belajar
bahasa mengemukakan proses psikologis dalam belajar bahasa sebagaimana
dikemukakan dalam psikolinguistil. Pendekatan pembelajaran lebih bersifat
aksiomatis dalam definisi bahwa kebenaran teori-teori linguistik dan teori
belajar bahasa yang digunakan tidak dipersoalkan lagi. Dari pendekatan ini
diturunkan metode pembelajaran bahasa. Misalnya dari pendekatan
berdasarkan teori ilmu bahasa struktural yang mengemukakan tesis-tesis
linguistik menurut pandangan kaum strukturalis dan pendekatan teori belajar
bahasa menganut aliran behavioerisme diturunkan metode pembelajaran
bahasa yang disebut Metode Tata Bahasa (Grammar Method).
2.2.2. Metode Pembelajaran
Istilah metode berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan
materi pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini bersifat prosedural dalam arti
penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
melalui langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari
penyusunan perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar
mengajar, dan penilaian hasil belajar.
Dalam strategi pembelajaran, terdapat variabel metode pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu strategi pengorganisasian isi
pembelajaran, (b) strategi penyampaian pembelajaran, dan (c) startegi
pengelolaan pembelajaran . Hal ini akan dijelaskan sebagai berikut:
(a) Strategi Pengorganisasian Isi Pembelajaran
Adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang telah
dipilih untuk pembelajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada tindakan seperti
pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lain-lain yang
setingkat dengan itu. Strategi penyampaian pembelajaran adalah metode untuk
menyampaikan pembelajaran kepada pebelajar untuk menerima serta
merespon masukan yang berasal dari pebelajar. Adapun startegi pengelolaan
pembelajaran adalah metode untuk menata interaksi antara pebelajar dengan
variabel pengorganisasian dan penyampaian isi pembelajaran.
Strategi pengorganisasian isi pembelajaran dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu strategi pengorganisasian pada tingkat mikro dan makro. Strategi
mikro mengacu pada metode untuk mengorganisasian isi pembelajaran yang
berkisar pada satu konsep atau prosedur atau prinsip. Sedangkan strategi
makro mengacu pada metode untuk mengorganisasi isis pembelajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep atau prosedur atau prinsip. Strategi makro
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
lebih banyak berurusan dengan bagaimana memilih, menata ururtan, membuat
sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran yang paling berkaitan. Penataan
ururtan isi mengacku pada keputusan tentang bagaimana cara menata atau
menentukan ururtan konsep, prosedur atau prinsip-prinsip hingga tampak
keterkaitannya dan menjadi mudah dipahami.
(b) Strategi Penyampaian Pembelajaran
Strategi penyampaian pembelajaran merupakan komponen variabel
metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Strategi ini memiliki dua
fungsi, yaitu (1) menyampaikan isi pembelajaran kepada pebelajar, dan (2)
menyediakan informasi atau bahan-bahan yang diperlukan pebelajar untuk
menampilkan unjuk kerja (seperti latihan tes). Secara lengkap ada tiga
komponen yang perlu diperhatikan dalam mendeskripsikan strategi
penyampaian, yaitu (1) media pembelajaran, (2) interaksi pebelajar dengan
media, dan (3) bentuk belajar mengajar.
(1) Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah komponen strategi penyampaian yang dapat
dimuat pesan yang akan disampaikan kepada pebelajar baik berupa orang,
alat, maupun bahan. Interkasi pebelajar dengan emdia adalah komponen
strategi penyampaian pembelajaran yang mengacu kepada kegiatan belajar.
Adapun bentuk belajar mengajar adalah komponen strategi penyampaian
pembelajaran yang mengacu pada apakah pembelajaran dalam kelompok
besar, kelompok kecil, perseorangan atau mandiri.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Martin dan Brigss (1986) mengemukakan bahwa media pembelajaran
mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi
dengan pembelajaran.
Essef dan Essef dalam Salamun, (2002) menyebutkan tiga kriteria
dasar yang dapat digunakan untuk menyeleksi media, yaitu (1) kemampuan
interaksi media di dalam menyajikan informasi kepada pebelajar, menyajikan
respon pebelajar, dan mengevaluasi respon pebelajar, (2) implikasi biaya atau
biaya awal melipui biaya peralatan, biaya material (tape, film, dan lain-lain)
jumlah jam yang diperlukan, jumlah siswa yang menerima pembelajaran,
jumlah jam yang diperlukan untuk pelatihan, dan (3) persyaratan yang
mendukungh atau biaya operasional.
(2) Interaksi Pebelajar dengan Media
Bentuk interaksi antara pembelajaran dengan media merupakan
komponen penting yang kedua untuk mendeskripsikan strategi penyampaian.
Komponen ini penting karena strategi penyampaian tidaklah lengkap tanpa
memebri gambaran tentang pengaruh apa yang dapat ditimbulkan oleh suatu
media pada kegiatan belajar siswa. Oleh sebab itu, komponen ini lebih
menaruh perhatian pada kajian mengenai kegiatan belajar apa yang dilakukan
oleh siswa dan bagaimana peranan media untuk merangsang kegiatan
pembelajaran.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
(3) Bentuk Belajar Mengajar
Gagne (1968) mengemukakan bahwa “instruction designed for effective
learning may be delivered in a number of ways and may use a variety of
media”. Cara-cara untuk menyampaikan pembelajaran lebih mengacu pada
jumlah pebelajar dan kreativitas penggunaan media. Bagaimanapun juga
penyampaian pembelajaran dalam kelas besar menuntu penggunaan jenis
media yang berbeda dari kelas kecil. Demikian pula untuk pembelajaran
perseorangan dan belajar mandiri.
(c) Strategi Pengelolaan Pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode
yang berurusan dengan bagaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-
variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan
pengambilan keputusan tentang strategi pengorganisasian dan strategi
penyampaian tertentu yang digunakan selama proses pembelajaran. Paling
sedikit ada empat klasifikasi variabel strategi pengelolaan pembelajaran yang
meliputi (1) penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran, (2) pembuatan
catatan kemajuan belajar siswa, dan (3) pengelolaan motivasional, dan (4)
kontrol belajar.
Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran atau komponen suatu
strategi baik untuk strategi pengorganissian pembelajaran maupun strategi
penyampaian pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam
pengelolaan pembelajaran. Penjadwalan penggunaan strategi
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
pengorganisasian pembelajaran biasanya mencakup pertanyaan “kapan dan
berapa lama siswa menggunakan setiap komponen strategi pengorganisasian”.
Sedangkan penjadwalan penggunaan strategi penyampaian melibatkan
keputusan, misalnya “kapan dan untuk berapa lama seorang siswa
menggunakan suatu jenis media”
Pembuatan catatan kemajuan belajar siswa penting sekali bagi
keperluan pengambilan keputusan-keputusan yang terkait dengan strategi
pengelolaan. Hal ini berarti keputusan apapun yang dimabil haruslah
didasarkan pad ainformasi yang lengkap mengenai kemajuan belajar siswa
tentang suatu konsep, prosedur atau prinsip? Bila menggunakan
pengorganisasian dengan hierarki belajar, keputusna yang tepat mengenai
unsur-unsur mana saja yang ada dalam hierarki yang diajarkan perlu diambil.
Semua ini dilakukan hanya apabila ada catatan yang lengkap mengenai
kemajuan belajar siswa.
Pengelolaan motivasional merupakan bagian yang amat penting dari
pengelolaan inetraksi siswa dengan pembelajaran. Gunanya untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebagian besar bidang kajian studi
sebenarnya memiliki daya tarik untuk dipelajari, namun pembelajaran gagal
menggunakannya sebagai alat motivasional. Akibatnya, bidang studi
kehilangan daya tariknya dan yang tinggal hanya kumpulan fakta dan konsep,
prosedur atau prinsip yang tidak bermakna.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Jack C. Richards dan Theodore S. Rodgers (dalam Machfudz, 2002)
menyatakan dalam bukunya “Approaches and Methods in Language
Teaching” bahwa metode pembelajaran bahasa terdiri dari (1) the oral
approach and stiuasional language teaching, (2) the audio lingual method, (3)
communicative language teaching, (4) total phsyical response, (5) silent way,
(6) community language learning, (7) the natural approach, dan (8)
suggestopedia.
(1) Kondisi Pembelajaran
Kondisi pembelajaran adalah faktor yang mempengaruhi efek metode dalam
meningkatkan hasil pembelajaran (Salamun, 2002). Kondisi ini tentunya
berinteraksi dengan metode pembelajaran dan hakikatnya tidak dapat
dimanipulasi. Berbeda dengan halnya metode pembelajaran yang didefinisikan
sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran yang berbeda
di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda. Semua cara tersebut dapat
dimanipulasi oleh perancang-perancang pembelajaran. Sebaliknya, jika suatu
kondisi pembelajaran dalam suatu situasi dapat dimanipulasi, maka ia berubah
menjadi metode pembelajaran. Artinya klasifikasi variabel-variabel yang
termasuk ke dalam kondisi pembelajaran, yaitu variabel-variabelmempengaruhi
penggunaan metode karena ia berinteraksi dengan metode danm sekaligus di
luar kontrol perancang pembelajaran. Variabel dalam pembelajaran dapat
dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu (a) tujuan dan karakteristik bidang
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
stuydi, (bahasa) kendala dan karakteristik bidang studi, dan (c) karakteristik
pebelajar.
(2) Metode Pembelajaran
Machfudz (2000) mengutip penjelasan Edward M. Anthony (dalam H. Allen and
Robert, 1972) menjelaskan bahwa istilah metode dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia berarti perencanaan secara menyeluruh untuk menyajikan materi
pelajaran bahasa secara teratur. Istilah ini lebih bersifat prosedural dalam arti
penerapan suatu metode dalam pembelajaran bahasa dikerjakan dengan melalui
langkah-langkah yang teratur dan secara bertahap, dimulai dari penyusunan
perencanaan pengajaran, penyajian pengajaran, proses belajar mengajar, dan
penilaian hasil belajar. Sedangkan menurut Salamun (2002), metode
pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pembelajaran
yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Jadi dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran adalah sebuah cara untuk perencanaan secara utuh dalam
menyajikan materi pelajaran secara teratur dengan cara yang berbeda-beda untuk
mencapai hasil pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda.
(3) Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator
tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran (Salamun, 2002). Variabel
hasil pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: (1)
keefektifan, (2) efisiensi, dan (3) daya tarik.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Hasil pembelajaran dapat berupa hasil nyata (actual outcomes), yaitu hasil
nyata yang dicapai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi tertentu, dan
hasil yang diinginkan (desired outcomes), yaitu tujuan yang ingin dicapai yang
sering mempengaruhi keputusan perancang pembelajaran dalam melakukan
pilihan metode sebaiknya digunakan klasifikasi variabel-variabel pembelajaran
tersebut secara keseluruhan ditunjukkan dalam diagram berikut.
Kondisi Tujuan dan karakteristik bidang studi
Kendala dan karakteristik bidang studi
Karakteristik siswa
Metode Strategi
pengorganisasian pembelajaran: strategi makro dan strategi mikro
Strategi penyampaian pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran
Hasil Keefektifan, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran Diagram 1: Taksonomi variabel pembelajaran (diadaptasi dari Reigeluth dan
Stein: 1983).
Keefektifan pembelajaran dapat diukur dengan tingkat pencapaian
pebelajar. Efisiensi pembelajaran biasanya diukur rasio antara jefektifan dan
jumlah waktu yang dipakai pebelajar dan atau jumlah biaya pembelajaran yang
digunakan. Daya tatik pembelajaran biasanya juga dapat diukur dengan
mengamati kecenderungan siswa untun tetap terus belajar. Adapaun daya tarik
pembelajaran erat sekali dengan daya tarik bidang studi. Keduanya dipengaruhi
kualitas belajar.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
2.3. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan upaya membelajarkan siswa, (1989).
Kegiatan pengupayaan ini mengakibatkan siswa dapat mempelajari sesuatu
dengan cara efektif dan efisien. Upaya-upaya yang dilakukan dapat berupa
analisis tujuan dan karakteristik studi dan siswa, analisis sumber belajar,
menetapkan strategi pengorganisasian, isi pembelajaran, menetapkan strategi
penyampaian pembelajaran, menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan
menetapkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran. Oleh karena itu, setiap
pengajar harus memiliki keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran
untuk setiap jenis kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, dengan memilih
strategi pembelajaran yang tepat dalam setiap jenis kegiatan pembelajaran,
diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat terpenuhi. Gilstrap dan Martin,
(1975) juga menyatakan bahwa peran pengajar lebih erat kaitannya dengan
keberhasilan pebelajar, terutama berkenaan dengan kemampuan pengajar dalam
menetapkan strategi pembelajaran.
Di era yang serba canggih ini, semua informasi disajikan secara cepat
dalam media yang beragam, termasuk media cetak. Kebutuhan para siswa
Sekolah Dasar untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang penting.
Kemampuan berkomunikasi dengan baik, benar, efektif, dan efisien adalah
tuntutan mutlak. Oleh karena itu, ketrampilan berbahasa (berbicara,
menyimak, membaca, dan menulis) menjadi hal mutlak pula yang harus
dikuasai para siswa agar kita juga menjadi bagian dari kemajuan zaman.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Tujuan utama pendidikan dan pembelajaran di Sekolah Dasar adalah
mengembangkan segenap potensi yang dimiliki peserta didik secara
maksimal. Oleh karena itu, berbagai kegiatan yang dilaksanakan siswa di
sekolah dasar adalah untuk memajukan perkembangan peningkatan
kemampuan siswa. Keberhasilan meningkatkan hasil belajar siswa dapat
dijadikan suatu indikator guru dan sekolah dalam melaksanakan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM), namun keberhasilan belajar seseorang ditentukan
oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor yang ada di
luar individu adalah tersedianya bahan ajar yang memberikan kemudahan
bagi individu untuk mempelajarinya, sehingga hasil belajar menjadi lebih
baik. Selain itu juga gaya belajar yang merupakan karakteristik kognitif,
afektif, dan psikomotor, sebagai indikator yang bertindak relatif stabil untuk
pebelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi terhadap lingkungan
belajar.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena
itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar
dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini
relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan
ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan
mendengarkan.
Sedangkan tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran, (1999) adalah
keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan
mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi
kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan.
Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui
prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan
pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam
kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai
berikut. Pebelajar akan belajar bahasa dengan baik bila (1) diperlakukan sebagai
individu yang memiliki kebutuhan dan minat, (2) diberi kesempatan berapstisipasi
dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas,
(3) bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk,
keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa, (4) ia
disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya
menjadi bagian dari bahasa sasaran, (5) jika menyadari akan peran dan hakikat
bahasa dan budaya, (6) jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan
mereka, dan (7) jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka
sendiri , (Aminuddin, 1994).
2.4. Media Pembelajaran
Banyak pendapat yang disampaikan para pakar tentang media
pembelajaran, diantaranya yang dikemukakan oleh Smaldino, dkk (2005:9)
yang menyebutkan:
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
“A medium (plural, media) is a means of communication and source of information. Devided from the Latin word meaning ‘beetween’ the term refer to anything that caries information between a source and receiver” (media mengandung pengertian komunikasi dan sumber informasi. Berasal dari bahasa Latin yang berarti “antara” yang mengacu pada segala sesuatu yang dapat menyampaikan informasi antara sumber dan penerima).
Winkel (1998:310) mengemukakan bahwa media merupakan
bentuk jamak dari medium yang artinya perantara atau pengantar dari
pengirim pesan ke penerima pesan. Apabila dikaitkan dengan kegiatan
pembelajaran, maka media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang
merupakan alat transfer belajar yaitu pengantar pesan pembelajaran dan
sumber belajar kepada pebelajar. Media pembelajaran mencakup bahan dan
alat belajar. Bahan dalam pengertian ini juga sering disebut sebagai
perangkat lunak (software) dan alat yang digunakan sering disebut sebagai
perangkat keras (hardware). Menurut Hamalik (2003:16) media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membantu proses belajar
mengajar.
Media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sangatlah
banyak ragamnya. Guru dapat memilih dan menentukan penggunaan media
pembelajaran sesuai dengan bahan pembelajaran yang hendak disampaikan
kepada peserta didik.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Anderson dalam Rahadi (2003:21) mengelompokkan media menjadi
10 (sepuluh) golongan sebagai berikut:
Tabel 2.1. Pengelompokkan Media Belajar
No. Golongan Media Contoh dalam pembelajaran 1. Audio Kaset audio,siaran radio,
CD, telepon. 2. Cetak Buku pelajaran, modul,
brosur, leaflet, gambar 3. Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi
bahan tertulis 4. Proyeksi visual
diam Overhead transparasi (OHT), film bingkai (slide)
5. Proyeksi Audio Visual diam
Film bingkai (Slide) bersuara
6.. Visual gerak Film bisu 7. Audio Visual gerak Film gerak bersuara,
video/VCD, Televisi 8. Obyek fisik Benda nyata, model,
spesimen 9. Manusia dan
Lingkungan Guru, pustakawan, aboran
10. Komputer CAI (pembelajaran berbantuan komputer), CBI (pembelajaran berbasis komputer)
Sementara Briggs dalam Sadiman, dkk, (2006: 23) pengelompokan
media pembelajaran yang mengarah pada karakteristik menurut stimulus
atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu
kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas
pembelajaran, bahan, dan transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam
media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu: objek,
model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai,
film, televisi dan gambar.
Cara penggolongan lain yang dapat digunakan sebagai acuan
dalam pemanfaatan media adalah berdasarkan teknologi yang digunakan,
mulai dari yang teknologi rendah (low technology) sampai yang teknologi
tinggi (high technology). Heinich dkk dalam Uno (2007: 115)
mengklasifikasikan media pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 2.2. Klasifikasi Media Pembelajaran
Klasifikasi Jenis Media
Media yang tidak diproyeksikan (non projektor media)
Realita, model, bahan grafis (graphical material , display)
Media yang diproyeksikan (projected media)
OHT, Slide
Media Audio (Audio) Audio kaset, audio vision, active audio vision
Media video (media Video) Video
Media berbasis komputer (computer based media)
Computer Assited Instruction (CIA) Computer Managed Instruction (CMI)
Multi media kit Perangkat praktikum Dengan adanya penggolongan yang didasarkan pada teknologi maka
klasifikasi penggolongan akan selalu berubah, media yang pada saat ini
digolongkan teknologi tinggi, tidak menutup kemungkinan pada tahun
mendatang akan tidak menjadi teknologi tinggi lagi bahkan sangat mungkin
menjadi tergeser.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Penggunaan media pembelajaran memiliki manfaat yang tinggi dalam
pembelajaran yang dapat memberikan motivasi siswa dan meningkatkan
kualitas pembelajaran. Menurut Rahadi (2003:27) bahwa dengan media,
proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong siswa
untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri sumber-
sumber ilmu pengetahuan.
Secara lebih khusus dan rinci, Kemp dan Dayton (1985:72)
mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu:
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
Setiap guru dalam menafsirkan konsep materi pembelajaran tertentu
dapat berbeda-beda, dengan menggunakan media pembelajaran
perbedaan penafsiran tersebut dapat dihindari. Semua siswa akan
melihat dan mendengarkan uraian materi melalui media yang sama
maka siswa akan mendapatkan informasi yang sama antara siswa yang
satu dengan yang lain.
2) Proses pembelajaran lebih jelas dan menarik
Media potensi yang dimiliki media dapat menyampaikan informasi
melalui suara, gambar, warna, ataupun gerak, baik yang bersifat alami
maupun manipulasi. Materi pembelajaran yang dikemas melalui media
pembelajaran akan lebih jelas, lengkap dan menarik minat peserta didik.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Sehingga siswa tumbuh rasa ingin tahu serta merangsang siswa
mereaksi atau merespon baik secara fisik maupun secara emosional.
3) Proses pembelajaran lebih efektif
Media mampu membantu guru melakukan komunikasi dua arah antara
guru dan siswa, membangun interaksi yang dinamis karena jika tidak
menggunakan media, guru akan cenderung berbicara satu arah yang
berakibat hanya guru yang aktif sedangkan siswa tidak ikut melibatkan
diri saat pembelajaran secara aktif.
4) Efisiensi dalam Waktu dan Tenaga
Keterbatasan waktu dapat diatasi dengan menggunakan media, karena
guru yang biasanya jika menyampaikan pembelajaran tidak bermedia
harus menjelaskan semua bagian-bagiannya secara rinci dan
menghabiskan waktu, namun dengan memanfaatkan media meskipun
ada bagian-bagian yang tidak dapat disampaikan oleh guru melalui kata-
kata atau ucapan, isi materi dapat ditangkap oleh peserta didik sehingga
waktu yang dimanfaatkan dapat lebih efisien. Isi materi akan lebih
mudah dipahami siswa.
5) Meningkatkan Kualitas Hasil Belajar Siswa
Penggunaan media mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menyerap isi materi pembelajaran yang lebih mendalam karena
penggunaan media akan dapat melibatkan berbagai indra akan
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
membawa hanyut perasaannya ke dalam proses pembelajaran membuat
pemahaman siswa lebih baik.
6) Memungkinkan Proses Belajar dapat Dilaksanakan Dimana Saja
Media pembelajaran dapat dirancang sedemikian rupa sehingga dapat
memberikan kesempatan kepada siswa belajar dengan leluasa, tanpa
harus terikat dengan tempat dan waktu sehingga siswa akan termotivasi
untuk dapat belajar secara mandiri.
7) Menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
Dengan menggunakan media proses pembelajaran lebih menarik,
membuat siswa mencintai ilmu pengetahuan dan membangun kebiasaan
siswa untuk dapat bersikap positif mencari berbagai sumber belajar
sendiri.
8) Peran guru akan terbantu oleh media, karena guru tidak menjadi satu-
satunya sumber. Guru tidak perlu menjelaskan secara keseluruhan
karena berbagi peran dengan media pembelajaran.
Dalam konteks penelitian ini, media pembelajaran yang digunakan
adalah lingkungan sekolah. Pengertian lingkungan, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (Moeliono, 1995: 256) adalah: “(1) daerah (kawasan dan
sebagainya) yang termasuk didalamnya; (2) bagian wilayah di kelurahan
yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan desa; (3)
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
golongan, kalangan; (4) semua yang mempengaruhi pertumbuhan manusia
atau hewan”.
2.4.1. Audio Visual
Audio adalah dilihat, tampilan visual menunjukkan bagaimana suatu
desain pembelajaran disajikan oleh pencetusnya atau berhubungan dengan
pendengaran atau bunyi ( sound). Suara (audio) yang berarti dapat dideteksi oleh
telinga manusia berada pada kisaran frekuensi 20 Hz sampai 20 kHz. Sedangkan
visual adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan
manusia sebagai hasil dari penglihatan dan pengamatan yang dilakukannya.
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat
penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan
memperkuat ingatan. Dengan demikian visual dapat pula menumbuhkan motivasi
belajar siswa serta dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran
dengan dunia yang nyata. Agar menjadi efektif, maka visual sebaiknya
ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan
visual (image) untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.
Visual sendiri dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu gambar atau grafis,
garis-garis, symbol yang merupakan suatu bentuk yang dapat ditangkap dengan
menggunakan indra penglihatan. Dengan demikian yang dimaksud audio visual
adalah setiap pesan yang diterima oleh indra penglihatan dan indra pendengaran
sebagai penerima bentuk visual yang disebut media audio visual. Seperti yang
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
dikatakan Sulaiman, media audio visual adalah alat-alat yang”audible” artinya
dapat didengar dan alat-alat yang”visible” artinya dapat dilihat.
Manfaat penggunaan audio visual diantaranya dalam pembelajaran bahasa
Indonesia supaya siswa tidak ferbalisme sehingga penggunaan pendengaran dan
penglihatan berkonsentrasi sehingga mendapatkan hasil yang maksimal dan
konsep dasar pembelajaran akan mengena dibenak siswa dan tak akan
terlupakan. Adapun kaitanya antara media audio visual dengan menulis karangan
narasi adalah supaya dalam menulis akan memudahkan siswa dalam berimajinasi
dalam menulis karangan. Siswa akan lebih mudah bernarasi sehingga
menghasilkan tulisan yang realita kehidupan siswa maupun apa yang dilihat dan
didengar siswa tersebut.
Media audio visual sehari-hari dikenal masyarakat sebagai media hiburan
dan memberikan informasi seperti televisi, video, bioskop, dll. Informasi yang
diberikan oleh alat-alat tersebut sangat cepat dan mudah diterima oleh manusia
karena melibatkan dua indra sekaligus yaitu indra penglihatan dan indra
pendengaran. Berdasarkan hasil penyelidikan terhadap kegunaan media audio
visual terhadap pendidikan yang dilakukan oleh Edgar dale, YD Finn, dan
F.Hoban, dapat ditarik kesimpulan bahwa apabila media audio visual digunakan
secara baik akan memberikan sumbangan pada pendidikan sebagai berikut:
a).Memberikan dasar pengalaman konkret bagi pemikiran dengan pengertian-pengertian abstrak; b) mempertinggi perhatian anak; c).memberikan realitas, sehingga mendorong adanya selfactivity; d).memberikan hasil belajar yang permanent; e).menambah perbendaharaan bahasa anak yang benar-benar
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
dipahami (tidak ferbalisme); f) memberikan pengalaman yang sukar diperoleh dengan cara lain. Selanjutnya Danim mengidentifikasikan keuntungan pemanfaatan media
audio visual, yaitu:
Media audio visual membuat pendidikan lebih produktif. Media audio visual telah menunjukkan kemampuan dalam rangka meningkatkan rute belajar. Dia memungkinkan bagi guru untuk memanfaatkan waktu secara efektif dan efisien serta menjauhkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas yang dimaksud dengan media
audio visual adalah segala sesuatu yang digunakan oleh pengajar untuk
menyampaikan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan perhatian
siswa yang disampaikan melalui bunyi dan bentuk. Dalam penelitian ini peneliti
akan menggunakan media audio visual berupa VCD.
Media audio visual merupakan salah satu dari sekian banyak media yang
dapat memenuhi tuntutan tersebut. Media audio visual mempunyai peran dalam
pencapaian kompetensi yang akan dicapai, dan mendorong motivasi belajar dan
memperjelas informasi pada waktu tatap muka dalam proses belajar mengajar.
Selain itu media audio visual memiliki potensi sebagai penyalur pesan dan
memperjelas pesan sehingga memudahkan siswa dalam menerima materi
pelajaran yang disampaikan.
Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran memperjelas
konsep-konsep abstrak melalui visualisasi konkrit dari materi pelajaran. Dengan
media audio visual, guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang efektif,
kreatif, dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan ketrampilan menulis
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
pada siswa. Dengan demikian akan menunjang pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan secara optimal.
2.5. Motivasi
2.5.1. Pengertian Motivasi Belajar
Secara etimologi motivasi berasal dari bahasa latin “motivum” yang
menunjuk kepada pengertian bahwa ada alasan tertentu mengapa sesuatu itu
bergerak.
Menurut pendapat User Usman dikatakan bahwa : motif adalah daya diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan
seseorang atau organisasi yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai
serangkaian tingkah laku atau perbuatan. sedangkan motivasi adalah sesuatu
proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku
untuk kebutuhan dan mencapai tujuan.
Motif dapat juga diartikan sebagai upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan suatu motif. Motif dikatakan sebagai daya penggerak di dalam
maupun di luar diri manusia untuk melakukan aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat juga diartikan sebagai kondisi
intern manusia (kesiapsiagaan).
Sedangkan menurut M.C. Donald dalam Sardiman AM, (1997: 203-204).
berpendapat bahwa motif adalah perubahan dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya feeling dan dilakukan dengan adanya tanggapan
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan MC. Donald ini mengandung tiga
elemen penting yaitu :
a) Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi di dalam sistem neurophsyiological yang ada pada
organisme manusia karena menyangkut perubahan energi manusia
(walaupun motif itu muncul dalam diri manusia) penampakannya akan
menyangkut kegiatan fisik manusia.
b) Motif ditandai dengan munculnya afeksi seseorang. Dalam hal ini motif
relevan dengan persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat
menentukan tingkah laku manusia.
c) Motif akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motif dalam hal iini
sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan. Motif manusia
muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terdorong
adanya tujuan dan unsur lain dalam hal ini adalah tujuan.
Ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motif itu sebagai
sesuatu yang kompleks. Motif akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan
energi yang ada dalam diri manusia sehingga akan berhubungan dengan
persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak
atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya suatu tujuan,
kebutuhan dan keinginan.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Pengertian umum dari motivasi adalah sebagai kebutuhan yang
mendorong perbuatan kearah suatu tujuan tertentu. Serangkaian kegiatan yang
dilakukan seseorang sebenarnya dilatarbelakangi oleh motivasi.
Motif inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu kegiatan.
Dengan demikian motif itu mempengaruhi adanya kegiatan. Ada tiga fungsi motif
yaitu: 1) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak/motor yang
melepaskan energi, 2) menentukan arah perbuatan, 3) menyeleksi perbuatan.
Abraham Maslow mengemukakan jika kebutuhan yang lebih rendah
tingkatannya telah dapat dipenuhi, maka kebutuhan di tingkat atasnya akan
muncul dan minta dipenuhi. Oleh karena itu kebutuhan manusia tersebut secara
berjenjang dan terus menerus minta dipenuhi. Menurut Maslow ada 5 kebutuhan
dasar yang harus dipenuhi oleh manusia yaitu :
1) Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan akan makan dan minum, pakaian dan tempat tinggal. Termasuk dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan seks.
2) Kebutuhan akan keamanan, yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan kecemasan.
3) Kebutuhan akan cinta dan kasih, meliputi hubungan akan dicintai diperhatikan, sebagai pribadi dan diakui sebagai anggota kelompok.
4) Kebutuhan ego termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan dan status.
5) Kebutuhan aktualisasi diri seperti mengembangkan bakat, mempertinggi potensi yang dimiliki dan pengembangan diri secara maksimal.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Sesuai dengan kebutuhan itu Maslow menciptakan piramida hierarki
kebutuhan yang lebih lengkap seperti bagan dibawah ini.
Under- Standing and Knowledge (6) Self Actualization (5)
Self Esteem (4) Love and Belonging (3) Safety (2) Physiological (1)
Kebutuhan-kebutuhan tersebut menurut Maslow harus terpenuhi, sebab
kebutuhan yang telah lama tidak terpenuhi, tidak dapat menjadi motivator aktif.
Jika kebutuhan tersebut terhambat dan tidak bisa termotivasi maka usaha
manusia hanya terbatas pada level sebelumnya dan tidak ada peningkatan. Oleh
karena itu pemenuhan kebutuhan demikian sangat penting guna meningkatkan
motivasi seseorang dalam mengikuti kegiatan.
Menurut jenisnya motivasi dibedakan menjadi dua yaitu (1) motif
intrinsik (dalam diri manusia) dan (2) motif ekstrinsik (luar diri manusia). Kedua
jenis motif tersebut memandang bahwa segala tindakan manusia karena
terdapatnya tanggung jawab internal dan eksternal pada diri manusia.
Tabel 1. Piramida Hierarki Kebutuhan Manusia
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :
1. Tekun menghadapi tugas.
2. Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak cepat puas
dengan prestasi yang dicapainya.
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa,
misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi, keadilan,
pemberantasan korupsi dan sebagainya.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Dapat mempertahankan pendapatnya
Menurut pendapat Sardiman, (2004: 49) Fungsi motivasi ada 3 macam
yaitu : (1) mendorong manusia untuk berbuat, siswa mengerjakan sesuatu karena
dorongan dalam dirinya, (2) menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang
hendak dicapai, dalam melakukan suatu kegiatan didasarkan pada tujuan yang
hendak dicapai, (3) Menyeleksi perbuatan yaitu menentukan perbuatan yang
harus dikerjakan guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan yang tidak
bermanfaat bagi tujuan tersebut. Siswa yang akan menghadapi ujian tidak akan
menghabiskan waktunya untuk bermain.
Didalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan keseluruhan daya
penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar yang memberikan arah pada kegiatan belajar
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
sehingga tujuan tercapai. Motivasi dalam belajar memang memegang peranan
yang sangat penting. Hal ini terutama diakui oleh para ahli psikologi behavioritik
Dr. Sarlito Wirawan Sarwono mengemukakan bahwa “ Motivasi merupakan istilah yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan termasuk istilah yang menunjuk kepada seluruh proses gerakan termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang timbul oleh situasi dan tujuan/akhir dari pada gerakan atau perbuatan.
Dalam pendidikan, motivasi merupakan hal yang penting dalam
membimbing belajar. Berbagai macam teknik misalnya kenaikan tingkat,
penghargaan, hadiah, piagam prestasi, pujian dan celaan telah dipergunakan untuk
mendorong murid-murid agar mau belajar
Dengan penggunaan motivasi didalam pendidikan dan pelajaran akan dapat
berhasil memuaskan sesuai dengan yang diharapkan. Seseorang bukan tidak bisa
mengerjakan sesuatu, tetapi ketidakbisaan itu disebabkan oleh tidak adanya
kemauan terhadap pekerjaan itu. Kejadian di atas dapat pula disebabkan bukan
karena kecakapan yang kurang, tetapi karena kurangnya motivasi. Motif-motif
yang kurang kuat, maka dorongannya, kemauannya tidak kuat, sehingga hasil
pekerjaan ( kecakapan nyata) tidak sesuai dengan kecakapannya. “ Motivasi
merupakan suatu tenaga ( dorongan, alasan, kemauan) dari dalam diri yang
menyebabkan kita berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu diarahkan
kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai.”
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah suatu daya upaya yang bertujuan untuk mendorong seseorang melakukan
suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Beberapa pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan
dan motivasi dapat memberikan arah dari kegiatan yang harus dikerjakan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai, serta dapat menentukan perbuatan-perbuatan
apa yang harus dikerjakan, yang sesuai guna mencapai tujuan dengan
meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat
menjadi tenaga pendorong bagi peserta didik untuk mendayagunakan potensi-
potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk mewujudkan
tujuan belajar. Pesarta didik yang memiliki motivasi belajar akan nampak melalui
kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar, antara lain nampak melalui
keaktifan bertanya, mengemukakan bertanya, menyimpulkan pelajaran, mencatat,
membuat resume, memprektekkan sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan
evaluasi sesuai dengan tuntutan pembelajaran. Di dalam aktivitas belajar sendiri,
motivasi individu dimanifestasikan dalam bentuk ketahanan atau ketekunan
dalam belajar, kesungguhan dalam menyimak isi pelajaran, kesungguhan dan
ketelatenan dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Sebaliknya peserta didik
yang tidak atau kurang memiliki motivasi umumnya kurang mampu bertahan
untuk belajar lebih lama, kurang sungguh-sungguh di dalam mengerjakan tugas.
Sikap yang kurang positif di dalam belajar ini semakin nampak ketika tidak ada
orang lain (guru, orangtua) yang mengawasinya. Oleh karena itu, rendahnya
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
motivasi meruapakan masalah dalam belajar, karena hal ini memberikan dampak
bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan (Aunurrahman, 2009:180).
Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri sendiri maupun dari luar
diri peserta didik untuk mau melakukan sesuatu pekerjaan. Dalam hal ini
dorongan untuk mau meningkatkan belajar menulis agar memperoleh hasil yang
lebih baik, dengan kata lain tanpa adanya dorongan-dorongan tersebut maka
pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik (Sadirman, 1997: 203-204).
Motivasi adalah tingkat kebutuhan siswa untuk mencapai atau melakukan
kegiatan sekolah dengan bersemangat. Motivasi tidak hanya penting sebagai input
dari pembelajaran namun juga sebagai output dalam pembelajaran jika siswa
dikondisikan untuk dapat beradaptasi dengan segala perubahan kondisi dan
masalah di luar lingkungan sekolah formal. Semakin cepat perubahan yang terjadi
maka semakin penting keberadaan motivasi untuk belajar dalam menghadapi
tantangan. Rentang motivasi dari sangat termotivasi sampai tidak termotivasi
dalam melakukan suatu kekuatan (Gardner, 2006:61).
Motivasi merupakan proses internal, yaitu faktor psikologis yang ada
dalam diri seseorang yang berfungsi sebagai tenaga (dorongan, alasan) yang
menyebabkan seseorang bertindak. Tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu
yang ingin dicapai, sedangkan motif adalah serangkaian pengaruh pada seseorang
agar dapat melakukan kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu
(Pasaribu, 1983: 50).
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Belajar sangat diperlukan suatu motivasi sehingga hasil belajar akan
menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil
pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar bagi para peserta didik. Motivasi juga dipengaruhi oleh suatu tujuan,
sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor yang
melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor pengerak dari
setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuannya, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Peserta didik yang akan menghadapi ujian dengan harapan dapat
lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar sesuai dengan tujuannya.
Peserta didik yang melakukan aktifitas belajar karena mempunyai
motivasi belajar yang baik akan melahirkan proses dan hasil belajar yang baik.
Semakin tinggi motivasi belajar peserta didik maka akan semakin tinggi
kualitas proses dan hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik. Oleh
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
karena itu, para pendidik harus dapat menerapkan proses belajar di kelas yang
dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar pada diri peserta didik (Hadis,
2006: 32).
Motivasi sangat erat kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai.
Semakin tinggi tujuan yang hendak dicapai maka semakin tinggi pula
motivasi yang harus dimiliki. Motivasi belajar dapat dinilai dari beberapa hal
yaitu ketekunan dalam belajar, partisipasi peserta didik, minat belajar, usaha
untuk belajar, perhatian di kelas, dan keaktifan dalam penyelesaian tugas-
tugas belajar (Sardiman, 2004: 49). Dalam penelitian ini aspek-aspek di atas
sebagai acuan motivasi menulis bagi guru yang dapat dipengaruhi dari luar
seperti penggunaan metode kajian kritis.
Motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan
perilaku, artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh
energi, terarah dan bertahan lama. (Santrock, 2008:510). Menurut Santrock
(2008:511), perspektif psikologis menjelaskan motivasi dengan cara yang
berbeda berdasarkan perspektif yang berbeda pula yaitu perspektif behavioral,
humanistis, kognitif, dan sosial.
Perspektif behavioral menekankan imbalan dan hukuman eksternal
sebagai kunci dalam menentukan menentukan motivasi muid. Peristiwa atau
stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid adalah
insentif. Pendukung penggunaan insentif menekankan bahwa insentif dapat
menambah minat atau kesenangan pada pelajaran, dan mengarahkan perhatian
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
pada perilaku yang tepat dan menjauhkan mereka dari perilaku yang tidak
tepat (Emmer,dkk., 2000 dalam Santrock, 2008:511-512).
2.6. Menulis
2.6.1. Keterampilan Menulis
Suparno (2002) mendefinisikan menulis sebagai suatu kegiatan
penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis
sebagai alat atau medianya. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang
komplek karena perlu ditunjang oleh ketrampilan menyimak dan
ketrampilan menulis yang baik. Jika terbiasa menyimak dan membaca
tentang berbagai hal tentu akan menambah wawasan dan pengetahuan
seseorang penulis dan dapat menjadi inspirasi bagi penulis untuk
menuangkan ide-ide atau gagasan ke dalam sebuah tulisan.
Selain itu, kegiatan menulis adalah sebuah ketrampilan berbahasa,
karena dalam kegiatan menulis banyak hal yang diperlukan untuk
menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan benar. Penulisan yang baik
berarti ia mengerti situasi dan kondisi khalayak pembaca. Jika sebuah
tulisan mampu berkomunikasi secara jelas dan lancar dengan pembacanya,
dan memahami khalayak pembacanya, maka tulisan tersebut sudah dapat
disebut sebagai tulisan yang baik. Penulisan yang benar berarti dalam
setiap tulisannya selalu memperhatikan penggunaan aspek kebahasaan
dalam kaidah menulis, seperti penggunaan ejaan (Suparno, 2002).
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Berbagai pendapat dari para ahli pendidikan muncul tentang pengertian
menulis. Tarigan dalam (Abdurrahman 2003), mendefinisikan menulis
sebagai melukiskan lambang-lambang grafis dari bahasa yang dipahami
oleh penulisnya maupun orang-orang lain yang menggunakan bahasa yang
sama dengan penulis tersebut. Proses belajar menulis melibatkan rentang
waktu yang panjang, maka sangatlah diperlukan latihan-latihan. Dengan
adanya latihan menulis ini, maka lambang-lambang yang dituliskannya
dapat dipahami oleh dirinya dan oleh orang lain. Dengan menulis
seseorang dapat menuangkan segala pikiran, ide, dan perasaannya dalam
bentuk tulisan.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (2006) salah satu
kemampuan yang harus dikuasai siswa sekolah dasar adalah kemampuan
menulis. Menulis merupakan satu kegiatan yang produktif dan reseptif.
Ketrampilan untuk menulis tidak secara otomatis dapat dikuasai siswa,
melainkan harus melalui latihan secara teratur.
Jenjang kemampuan berbahasa yang melekat pada setiap manusia
normal adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Secara
kronologis keempatnya tumbuh dalam diri setiap individu. Tingkatan
paling sederhana adalah kemampuan berkomunikasi langsung dengan
bahasa lisan, yaitu kemampuan menyimak dan berbicara, dan tingkatan
yang paling rumit adalah menulis atau mengarang dalam bentuk tulis.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Atas dasar asumsi di atas, sungguh tepat bila upaya untuk
meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia harus dijembatani dengan
menggalakkan kegiatan menulis. Hal ini disebabkan kemampuan menulis
membutuhkan penguasaan materi-materi pendukung sebagai modal dasar,
seperti penguasaan kosa kata, diksi, penyusunan kalimat, pembentukan
paragraf, pemahaman secara aplikatif tentang ejaan dan tanda baca, logika,
serta struktur berpikir yang runtut.
Sejalan dengan itu, De Porter & Mike Hernacki (1999) menyatakan
menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak
kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika). Di dalam kegiatan
menulis aktivitas seluruh otak digunakan. Aktivitas otak kanan meliputi:
semangat, emosi, imajinasi, gairah dan kegembiraan. Sedangkan aktivitas
otak kiri meliputi: perencanaan, tata bahasa, penelitian, tanda baca, dan
penulisan kembali.
Menurut Ensiklopedia, menulis adalah kegiatan untuk menciptakan
suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan
aksara. Menulis bisa dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat
seperti pena atau pensil. Kegiatan menulis ini adalah kegiatan membuat
sebuah catatan yang terbentuk dari tulisan-tulisan pada sebuah kertas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
aktivitas dalam menuangkan ide, penyampaian pesan atau informasi
dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya, secara emosional dan
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
logika dalam penyampaiannya, sehingga menjadi untaian kalimat yang
bermakna dalam menyampaikannya, menarik perhatian pembaca sehingga
timbul keinginan untuk membacanya.
2.7. Pengertian Puisi
Pengertian puisi menurut Tarigan (2004) yang berasal dari bahasa
Yunani, (yaitu puisi) yang berarti penciptaan. Istilah tersebut lama-
kelamaan semakin sempit ruang lingkupnya menjadi “hasil seni sastra yang
kata-katanya disusun menurut syarat-syarat tertentu dengan menggunakan
irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan”. Selanjutnya Tarigan (2004)
mengutip pendapat Watts, bahwa “ puisi adalah ekspresi yang konkrit dan
bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosional dan
berirama. Pendapat lain mengemukakan bahwa “Puisi atau sanjak adalah
salah satu bentuk perwujudan penghayatan pengarang yang memiliki ciri-
ciri khas bila dibandingkan dengan bentuk sastra lainya”.
Puisi adalah cipta sastra yang terdiri atas beberapa baris, dan baris-
baris itu memperlihatkan pertalian makna serta membentuk sebuah bait
atau lebih. Blair dan Chandler (2001) merumuskan bahwa: “Puisi adalah
ekspresi dari pengalaman yang bersifat imajinatif, yang hanya bernilai
serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat kemasyarakatan
yang diutarakan dengan bahasa, yang memanfaatkan setiap rencana dengan
matang dan tepat guna“
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Penulisan puisi terikat oleh hal-hal berikut: (1) terikat oleh
banyaknya baris, (2) disusun atas dasar ekspresi dari pengalaman yang
bersifat imajinatif, (3) penggunaan kata-kata yang benar-benar
direncanakan secara matang dan tepat guna, (4) menggunakan irama, sajak,
dan kadang-kadang kata kiasan, dan (5) menggunakan bahasa emosional
dan berirama. (Tarigan, 2004)
Berdasarkan uraian di atas, yang dimaksud dengan puisi dalam
penelitian ini adalah cipta sastra yang terdiri atas beberapa larik dan larik-
larik itu memperlihatkan pertalian makna serta membentuk sebuah bait
atau lebih biasa yang disebut puisi.
2.7.1. Unsur-Unsur Puisi
Rosyid (2009) menyatakan bahwa secara sederhana, batang tubuh puisi
terbentuk dari beberapa unsur, yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan makna.
Kelima unsur ini saling mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Secara
singkat bisa diuraikan sebagai berikut.
1) Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata
(diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur
yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi menjadi sebuah larik.
2) Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam
prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase, bisa pula seperti
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata dalam sebuah larik
biasanya empat buat, tapi pada puisi baru tak ada batasan.
3) Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah
biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam
sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru tidak dibatasi.
4) Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-
bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait.
Sedangkan irama (ritme) adalah pergantian tinggi rendah, panjang
pendek, dan keras lembut ucapan bunyi. Timbulnya irama disebabkan
oleh perulangan bunyi secara berturut-turut dan bervariasi (misalnya
karena adanya rima, perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan
kata yang bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan
vokal), atau panjang pendek kata. Dari sini dapat dipahami bahwa rima
adalah salah satu unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya
dibentuk oleh rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan
efek musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan
enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
5) Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan
bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna
inilah misi penulis puisi disampaikan.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Adapun secara lebih detail, unsur-unsur puisi bisa dibedakan menjadi
dua struktur, yaitu struktur batin dan struktur fisik. Struktur batin puisi, atau
sering pula disebut sebagai hakikat puisi, meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah
hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna
tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan.
2) Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang
terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya
dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar
belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan
dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan
pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema dan ketepatan dalam
menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada kemampuan penyair
memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi saja, tetapi lebih
banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan
kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis dan
psikologisnya.
3) Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada juga
berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema
dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk
memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah
pembaca, dan lain-lain.
4) Amanat/tujuan/maksud (itention); sadar maupun tidak, ada tujuan yang
mendorong penyair menciptakan puisi. Tujuan tersebut bisa dicari
sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam
puisinya.
Struktur fisik puisi, atau terkadang disebut pula metode puisi, adalah
sarana-sarana yang digunakan oleh penyair untuk mengungkapkan hakikat
puisi. Menurut Kosasih (2008), struktur fisik puisi adalah sebagai berikut.
1) Perwajahan puisi (tipografi), yaitu bentuk puisi seperti halaman yang
tidak dipenuhi kata-kata, tepi kanan-kiri, pengaturan barisnya, hingga
baris puisi yang tidak selalu dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik. Hal-hal tersebut sangat menentukan pemaknaan
terhadap puisi.
2) Diksi, yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam
puisinya. Karena puisi adalah bentuk karya sastra yang sedikit kata-kata
dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih
secermat mungkin. Pemilihan kata-kata dalam puisi erat kaitannya
dengan makna, keselarasan bunyi, dan urutan kata.
3) Imaji, yaitu kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan
pengalaman indrawi, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan.
Imaji dapat dibagi menjadi tiga, yaitu imaji suara (auditif), imaji
penglihatan (visual), dan imaji raba atau sentuh (imaji taktil). Imaji dapat
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
mengakibatkan pembaca seakan-akan melihat, mendengar, dan
merasakan seperti apa yang dialami penyair.
4) Kata konkret, yaitu kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan
kiasan atau lambang. Misal kata kongkret “salju” melambangkan
kebekuan cinta, kehampaan hidup, dan lain-lain, sedangkan kata
kongkret “rawa-rawa” dapat melambangkan tempat kotor, tempat hidup,
bumi, kehidupan, dan lain-lain.
5) Bahasa figuratif, yaitu bahasa berkias yang dapat menghidupkan/
meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu. Bahasa figuratif
menyebabkan puisi menjadi prismatis, artinya memancarkan banyak
makna atau kaya akan makna. Bahasa figuratif disebut juga majas.
Adapaun macam-macam majas antara lain metafora, simile,
personifikasi, litotes, ironi, sinekdoke, eufemisme, repetisi, anafora,
pleonasme, antitesis, alusio, klimaks, antiklimaks, satire, pars pro toto,
totem pro parte, hingga paradoks.
6) Versifikasi, yaitu menyangkut rima, ritme, dan metrum. Rima adalah
persamaan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah, dan akhir baris puisi.
Rima mencakup: a) onomatope (tiruan terhadap bunyi, misal /ng/ yang
memberikan efek magis pada puisi), b) bentuk intern pola bunyi
(aliterasi, asonansi, persamaan akhir, persamaan awal, sajak berselang,
sajak berparuh, sajak penuh, repetisi bunyi (kata), dan sebagainya, dan c)
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
pengulangan kata/ungkapan. Ritma adalah tinggi rendah, panjang
pendek, keras lemahnya bunyi. Ritma sangat menonjol dalam pembacaan
puisi.
2.7.2. Ciri-Ciri Puisi Anak
Sebagai bagian dari sastra, puisi juga memiliki ciri-ciri yang identik
dengan sastra siswa, yaitu pengungkapan sesuatu dari sudut pandang anak.
Dalam puisi anak aspek emosi selalu sejalan dengan serapan indera, artinya
berbagai luapan emosi anak dipengaruhi oleh tanggapan inderanya terhadap
sesuatu yang ada di sekelilingnya karena daya jangkau anak masih terbatas.
Namun puisi anak pun dapat dipakai untuk menyampaikan cerita.
(Nurgiyantoro, 2005)
Keindahan bunyi puisi itu memberikan kesenangan, kepuasaan dan
kebahagiaan tersendiri bagi siswa. Siswa akan tertawa-tawa senang bertepuk-
tepuk, bahkan berlenggak-lenggok mendengar nyanyian lagu-lagu puisi itu.
Itulah fungsi puisi bagi siswa untuk memberikan kesenangan. Bahasa dalam
puisi mampu memberikan efek lebih dibandingkan dengan bahasa bukan puisi,
yang lebih menyentuh, mempesona, merangsang, menyaran, membangkitkan
imajinasi dan suasana tertentu. Itu semua dapat terjadi karena puisi lebih
banyak mendayagunakan pengekspresian lewat berbagai ungkapan
kebahasaan seperti berbagai bentuk pemajasan. Pengekspresian gagasan yang
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
diungkapkan lewat berbagai bentuk pemajasan tersebut menyebabkan makna
puisi menjadi luas. (Nurgiyantoro, 2005)
Apa yang dikemukakan di atas merupakan ciri khas pada puisi anak.
Hanya saja, untuk puisi anak intensitas keluasan makna itu tampaknya belum
seluas puisi dewasa, paling tidak dari kacamata pemahaman orang dewasa,
karena daya jangkau imajinasi siswa dalam hal pemaknaan puisi masih
terbatas, demikian juga dengan kemampuan siswa dalam hal penggunaan dan
pendayaan bahasa. Dilihat dari segi pendayaan berbagai bentuk ungkapan
kebahasaan, puisi anak tentunya masih lebih sederhana. Kesederhanaan itu
harus dilihat dari unsur, diksi, struktur, ungkapan, dan kemungkinan
pemaknaan. Puisi anak, baik dalam hal bahasa maupun dalam hal makna yang
diungkapkan masih polos, lugas, apa adanya. Namun, dilihat dari segi
permainan bahasa, bahasa anak terlihat intensif. Hal itu terlihat dari
pengutamaan kemunculan aspek rima dan irama atau berbagai bentuk
pengulangan lainya.
Puisi hadir kepada siswa terutama disuarakan dan atau dibacakan. Hal
itu terjadi jika siswa belum mampu membaca, sedang jika sudah mampu, puisi
juga hadir lewat tulisan yang dibacanya sendiri. Jika dituliskan, puisi-puisi itu
juga memiliki ciri-ciri sebagaimana halnya penulisan puisi-puisi yang lain.
2.7.3. Hakikat Puisi Anak
Ketika masih bayi dan belum dapat berbicara sekalipun, seseorang
sudah dapat menunjukkan ekspresi gembira jika mendengar bunyi-bunyian
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
yang merdu dan disertai dengan permainan bahasa. Ekspresi kegembiraan
seorang anak yang dapat dilihat oleh orang dewasa adalah aktivitas tertawa-
tawa dengan disertai gerakan tangan, kaki, dan bahkan seluruh tubuhnya.
Kegembiraan itu berimbas kepada orang dewasa yang memberikan stimulasi
berwujud lagu-lagu merdu, tembang-tembang indah, dan kata-kata berirama.
Bagi orang dewasa, keindahan itu selain juga berasal dari lagu-lagu,
tembang-tembang, dan kata-kata berirama, juga dari ekspresi kegembiraan
anak yang sedang dininabobokannya. Situasi seperti itu merupakan situasi
yang paling indah dan menggembirakan yang dirasakan oleh orang tua ketika
berinteraksi dengan si buah hati. Rasanya semua kepenatan akibat kerja rutin
itu hilang sirna. (Nurgiyantoro, 2005)
Hal itu, sekali lagi, menunjukkan bahwa semua orang senang akan
keindahan, tidak terkecuali bayi. Lebih dari itu, sebenarnya semua orang
memiliki bakat akan keindahan, bakat untuk mengapresiasikan keindahan,
yang kesemuanya juga sudah terlihat ketika masih bayi. Wujud keindahan
yang diapresiasikan oleh siswa itu terutama yang diekspresikan dengan suara
dan sebagian dengan gerakan karena keterbatasan daya jangkau siswa.
Namun, pertumbuhan bayi menjadi siswa kecil amat pesat, juga
pertumbuhan kemampuan reseptifnya terhadap apa yang ada di
sekelilingnya. (Nurgiyantoro, 2005)
Aspek bunyi menjadi pendukung utama keindahan walau keindahan
bunyi itu hanya diperoleh lewat lirik lagu, tetapi juga lewat permainan kata
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
yang berirama dan bersajak. Hanya saja bagi siswa-siswa, kata-kata baru
menjadi indah setelah disuarakan dan dilagukan. Hal ini dapat dipahami
bahwa lewat hal-hal tersebut secara langsung atau tidak langsung siswa
dibawa untuk berkenalan dengan puisi.
Menurut Pradopo (2009: 315), hakikat puisi bukan terletak pada
bentuk formalnya, meskipun bentuk formal itu penting. Hakikat puisi adalah
apa yang menyebabkan puisi itu disebut puisi. Puisi baru (modern) tidak
terikat pada bentuk formal, tetapi disebut puisi juga. Hal ini disebabkan dalam
puisi modern terkandung hakikat puisi ini, yang tidak berupa sajak (persamaan
bunyi), jumlah baris, ataupun jumlah kata pada tiap baitnya.
2.7.4. Hakikat Menulis Puisi
Puisi adalah sebuah genre sastra yang amat memperhatikan pemilihan
aspek kebahasaan sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa bahasa puisi
adalah bahasa yang tersaring penggunanya. Artinya, pemilihan bahasa itu,
terutama aspek diksi, telah melewati seleksi ketat, dipertimbangkan dari
berbagai sisi, baik yang menyangkut unsur bunyi, bentuk, makna, yang
kesemuanya harus memenuhi persyaratan untuk memperoleh efek keindahan.
Unsur kebahasaan itu sendiri merupakan unsur bentuk, makna unsur bentuk
dalam puisi menentukan keberhasilan sebuah puisi yang bersangkutan untuk
menjadi puisi yang bernilai. Dengan kata lain, keberhasilan sebuah puisi
tergantung dari keberhasilan pemilihan kata dan susunan kata itu menjadi
larik-larik puisi. (Nurgiyantoro, 2005)
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Bahasa dalam puisi lebih didayagunakan sehingga mampu memberikan
efek lebih dibandingkan dengan bahasa bukan puisi: lebih menyentuh,
mempesona, merangsang, membangkitkan imajinasi dan suasana tertentu. Itu
semua dapat terjadi karena puisi lebih banyak mendayagunakan
pengekspresian lewat berbagai ungkapan kebahasaan seperti berbagai bentuk
pemajasan. Pengekspresian gagasan yang diungkapkan lewat berbagai
bentuk pemajasan tersebut menyebabkan makna puisi menjadi lebih luas
atau paling tidak dari sebuah puisi dapat ditafsirkan banyak makna.
Pendayaan ekspresi ide-ide lewat berbagai bentuk metaforis itu pada
hakikatnya juga berarti makna lebih dari sekadar apa yang tersurat.
Memaknai puisi sebagai suatu bentuk pengekspresian kebahasaan yang
mengungkapkan sesuatu secara lebih dan mengungkapkannya lewat berbagai
bentuk kebahasaan yang lebih intensif dari pada ungkapan kebahasaan yang
biasanya. Jadi puisi mampu mengungkapkan secara lebih banyak daripada
sekedar apa yang tertulis dan sekaligus ditulis dan diekspresikan lewat
bahasa yang khas. (Nurgiyantoro, 2005)
El-Buqizy (2009) menyatakan bahwa hakikat puisi adalah
pengungkapan tabir: dengan susunan kata yang kaya akan imaji, dengan
penyingkapan pendirian atau keyakinan penulis, pemahaman kita dipertajam
sehingga dapat melihat pengalaman kita sendiri atau dengan empati yang
tulus dapat berbagi pengalaman atau impian dengan orang lain. Oleh karena
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
itu, kalau kita tilik kembali pengalaman kita dengan puisi selama ini,
benarlah puisi itu mengejutkan, menyenangkan: Ia bernyanyi bagai musik, ia
membuat kita merasakan sesuatu secara lebih intens. Puisi pada dasarnya
merupakan pengalaman hidup yang ditulis kembali secara padat dan baru
dalam permainan kata penuh imaji dan perlambangan, kita telah memulai
menikmati kegembiraan bergaul dengannya.
Pradopo (2009: 315) menyatakan ada tiga aspek yang perlu
diperhatikan untuk mengerti hakikat puisi. Pertama sifat seni atau fungsi
seni, kedua kepadatan, dan ketiga ekspresi tidak langsung.
Berkaitan dengan sifat atau fungsi seni, puisi adalah karya seni sastra.
Puisi merupakan salah satu bentuk karya satra. Rene Wellek mengemukakan
bahwa paling baik kita memandang kesussatraan sebagai karya yang
didalamnya fungsi estetiknya dominan, yaitu fungsi seninya yang berkuasa.
Tanpa fungsi seni itu karya kebahasaan tidak dapat disebut karya (seni)
sastra. Puisi sebagai karya sastra, maka fungsi estetiknya dominan dan di
dalamnya ada unsur-unsur estetiknya.
Berkaitan dengan kepadatan, dalam puisi tidak semua peristiwa
diceritakan. Yang dikemukakan dalam puisi hanyalah inti masalah,
peristiwa, atau inti cerita. Yang dikemukakan dalam puisi adalah esensi
sesuatu. Dengan kata lain, yang ditekankan dalam penulisan puisi adalah
aspek substansinya.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Berkaitan dengan ekspresi tidak langsung, dikemukakan oleh
Riffaterre bahwa sepanjang waktu, dari waktu ke waktu, puisi selalu
berubah. Perubahan itu disebabkan oleh evolusi selera dan perubahan konsep
estetik. Akan tetapi, suatu hal yang tidak berubah, yaitu puisi mengucapkan
sesuatu secara tidak langsung. Ucapan tidak langsung itu ialah menyatakan
suatu hal dengan arti yang lain. Ketidaklangsungan ekspresi itu menurut
Riffaterre disebabkan oleh tiga hal, yaitu: (1) penggantian arti (displacing of
meaning), penyimpangan atau pemencongan (distorsing of meaning), dan
penciptaan arti (creating of meaning).
Memilih bahan pengajaran puisi perlu mempertimbangkan kelompok
usia siswa. Dalam pengajaran puisi di sekolah dasar, hendaknya tidak dipilih
puisi untuk orang dewasa. Karena ide-ide dan ungkapan-ungkapan puisi itu
terlalu asing bagi mereka. Oleh sebab itu, sebaiknya puisi yang dipilih sesuai
dengan usia mereka. Pengajaran apresiasi puisi akan lebih efektif jika
diawali dengan penyajian puisi yang memiliki suasana lingkungan yang
akrab dengan siswa didik. (Nurgiyanto, 2005). Berdasarkan uraian di atas
dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis puisi anak adalah suatu daya,
kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan seseorang dalam menuangkan ide
dan menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis sehingga
menjadi untaian kalimat yang bermakna dan menarik perhatian pembaca.
Untuk mengetahui isinya bahwa puisi hadir kepada anak terutama ditulis dan
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
disuarakan atau dibacakan. Itu terjadi jika siswa sudah mampu membaca,
puisi juga hadir lewat tulisan yang dibacanya sendiri.
Kutipan di atas dapatlah disimpulkan bahwa puisi adalah salah satu
bentuk cipta sastra atau karya tulis yang bersifat terikat. Puisi adalah bentuk
karya sastra yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan
sebuah puisi disebabkan oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung
dalam karya sastra tersebut. Adapun kekayaan makna yang terkandung
dalam puisi disebabkan oleh pemadatan segala unsur bahasa. Bahasa yang
digunakan dalam puisi berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi
menggunakan bahasa yang ringkas, namun kaya makna. Kata-kata yang
digunakannya adalah kata-kata konotatif, yang mengandung banyak
pemanfsiran dan pengertian.
2.8. Karakteristik Siswa Kelas V
Anak usia 9-10 tahun atau usia sekitar Sekolah Dasar kelas V adalah
masa perubahan cara berpikir. Proses belajar anak lebih kompleks dari usia
sebelumnya. Anak menggunakan panca inderanya untuk menangkap berbagai
informasi dari luar. Secara kognitif, anak telah mampu membaca, menulis dan
berhitung serta berkomunikasi secara luas.
Dalam meningkatkan pemahaman bahan bacaan perlu juga adanya
pengetahuan tentang karakteristik anak usia kelas V agar pembelajaran
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
berlangsung efektif, guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang baik.
Pembelajaran yang baik bukan hanya guru menguasai materi/bahan ajar, tetapi
guru perlu mempunyai pengetahuan yang luas tentang karakteristik
perkembangan siswa sekolah dasar. Aspek-aspek perkembangan individu harus
dipandang secara utuh antara aspek yang satu dengan aspek perkembangan
lainya.
Pengetahuan tentang tahap-tahap perkembangan anak perlu diketahui dan
dipahami oleh guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi/merefleksi suatu pembelajaran sehingga proses pembelajaran yang
dilaksanakan sesuai dengan tuntutan perkembangan peserta didik, siswa akan
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan sesuai dengan pengalamannya secara
alami, maka pemenuhan kebutuhan pembelajaran dimulai dari lingkungan
terdekat anak, materi pelajaran dari yang mudah ke yang sukar, pemahaman
konsep dari yang kongkrit menuju yang abstrak, dari materi yang sederhana ke
materi yang rumit, pembelajaran berpusat pada siswa suasana pembelajaran yang
demokratis, interaksi antara guru dan siswa yang edukatif, menggunakan metode
yang bervariatif, serta penggunaan alat bantu/media pembelajaran yang dapat
membantu pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Menurut Piaget dalam Monks dan Haditono, (2002:222), anak pada usia
9-10 tahun berada pada tahapan operasional konkret. Pada tahapan ini anak telah
mampu memperhatikan lebih dari satu di mensi dan mampu menghubungkan
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
dimensi tersebut, dan hal ini terlihat pada konservasi. Konservasi yakni
membedakan bahwa suatu benda mampu dilihat dalam dua sisi.
Munandar dalam Yuliani Nurani, (2003:176) mengemukakan bahwa anak
pada masa ini memiliki kepribadian yang kreatif yang dapat dilihat pada rasa
ingin tahunya yang besar, rasa takjub, berpikir spontan dan terbuka serta
imajinasinya yang berkembang. Melalui kemampuan dasar yang dimiliki anak
tersebut, dengan ketrampilan proses pembelajaran akan lebih bermakna dan
tentunya anak termotivasi untuk belajar.
Dari beberapa teori tentang karakteristik siswa, maka dapat disimpulkan
bahwa dalam proses pembelajaran hendaknya guru melihat dan meemperhatikan
latar belakang kemampuan siswa sehingga proses pembelajaran sesuai dengan
tuntutan perkembangan siswa kelas V.
2.9. Pengaruh Media Audio Visual Terhadap Keberhasilan Pembelajaran.
Motivasi di dalam kegiatan belajar merupakan kekuatan yang dapat
menjadi tenaga pendorong bagi peserta didik untuk mendayagunakan
potensi-potensi yang ada pada dirinya dan potensi di luar dirinya untuk
mewujudkan tujuan belajar. Pesarta didik yang memiliki motivasi belajar
akan nampak melalui kesungguhan untuk terlibat di dalam proses belajar,
antara lain nampak melalui keaktifan bertanya, mengemukakan bertanya,
menyimpulkan pelajaran, mencatat, membuat resume, memprektekkan
sesuatu, mengerjakan latihan-latihan dan evaluasi sesuai dengan tuntutan
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
pembelajaran. Di dalam aktivitas belajar sendiri, motivasi individu
dimanifestasikan dalam bentuk ketahanan atau ketekunan dalam belajar,
kesungguhan dalam menyimak isi pelajaran, kesungguhan dan ketelatenan
dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Sebaliknya peserta didik yang
tidak atau kurang memiliki motivasi umumnya kurang mampu bertahan
untuk belajar lebih lama, kurang sungguh-sungguh di dalam mengerjakan
tugas. Sikap yang kurang positif di dalam belajar ini semakin nampak ketika
tidak ada orang lain (guru, orangtua) yang mengawasinya. Oleh karena itu,
rendahnya motivasi meruapakan masalah dalam belajar, karena hal ini
memberikan dampak bagi ketercapaian hasil belajar yang diharapkan
(Aunurrahman, 2009:180).
Motivasi belajar adalah dorongan dari dalam diri sendiri maupun dari
luar diri peserta didik untuk mau melakukan sesuatu pekerjaan. Dalam hal ini
dorongan untuk mau meningkatkan belajar menulis agar memperoleh hasil
yang lebih baik, dengan kata lain tanpa adanya dorongan-dorongan tersebut
maka pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan baik (Sudirman, 1997:
203-204).
Motivasi merupakan proses internal, yaitu faktor psikologis yang ada
dalam diri seseorang yang berfungsi sebagai tenaga (dorongan, alasan) yang
menyebabkan seseorang bertindak. Tindakan itu diarahkan kepada tujuan
tertentu yang ingin dicapai, sedangkan motif adalah serangkaian pengaruh
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
pada seseorang agar dapat melakukan kegiatan tertentu dan untuk mencapai
tujuan tertentu (Pasaribu, 1983: 50).
Belajar sangat diperlukan suatu motivasi sehingga hasil belajar akan
menjadi optimal. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan semakin berhasil
pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha
belajar bagi para peserta didik. Motivasi juga dipengaruhi oleh suatu tujuan,
sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi:
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai pengerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
pengerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuannya, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Peserta didik yang akan menghadapi ujian dengan harapan
dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar sesuai dengan
tujuannya.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Peserta didik yang melakukan aktifitas belajar karena mempunyai
motivasi belajar yang baik akan melahirkan proses dan hasil belajar yang baik.
Semakin tinggi motivasi belajar peserta didik maka akan semakin tinggi
kualitas proses dan hasil belajar yang akan dicapai oleh peserta didik. Oleh
karena itu, para pendidik harus dapat menerapkan proses belajar di kelas yang
dapat menumbuhkembangkan motivasi belajar pada diri peserta didik (Hadis,
2006: 32).
Motivasi sangat erat kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai.
Semakin tinggi tujuan yang hendak dicapai maka semakin tinggi pula
motivasi yang harus dimiliki. Motivasi belajar dapat dinilai dari beberapa hal
yaitu ketekunan dalam belajar, partisipasi peserta didik, minat belajar, usaha
untuk belajar, perhatian di kelas, dan keaktifan dalam penyelesaian tugas-
tugas belajar (Sardiman, 2004: 49). Dalam penelitian ini aspek-aspek di atas
sebagai acuan motivasi menulis puisi bagi siswa yang dapat dipengaruhi dari
luar seperti penggunaan media audio visual.
Penjadwalan penggunaan strategi pembelajaran atau komponen suatu
strategi baik untuk strategi pengorganissian pembelajaran maupun strategi
penyampaian pembelajaran merupakan bagian yang penting dalam
pengelolaan pembelajaran. Penjadwalan penggunaan strategi
pengorganisasian pembelajaran biasanya mencakup pertanyaan “kapan dan
berapa lama siswa menggunakan setiap komponen strategi pengorganisasian”.
Sedangkan penjadwalan penggunaan strategi penyampaian melibatkan
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
keputusan, misalnya “kapan dan untuk berapa lama seorang siswa
menggunakan suatu jenis media”.
Pengelolaan motivasional merupakan bagian yang amat penting dari
pengelolaan inetraksi siswa dengan pembelajaran. Gunanya untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Sebagian besar media audio visual
sebenarnya memiliki daya tarik untuk dipelajari, namun pembelajaran gagal
menggunakannya sebagai alat motivasional. Akibatnya, bidang studi
kehilangan daya tariknya dan yang tinggal hanya kumpulan fakta dan konsep,
prosedur atau prinsip yang tidak bermakna.
Jack C. Richards dan Theodore S. Rodgers (dalam Machfudz, 2002)
menyatakan dalam bukunya “Approaches and Methods in Language
Teaching” bahwa metode pembelajaran bahasa terdiri dari (1) the oral
approach and stiuasional language teaching, (2) the audio lingual method, (3)
communicative language teaching, (4) total phsyical response, (5) silent way,
(6) community language learning, (7) the natural approach, dan (8)
suggestopedia.
Kondisi pembelajaran adalah faktor yang mempengaruhi efek metode
dalam meningkatkan hasil pembelajaran (Salamun, 2002). Kondisi ini
tentunya berinteraksi dengan metode pembelajaran dan hakikatnya tidak dapat
dimanipulasi. Berbeda dengan halnya metode pembelajaran yang
didefinisikan sebagai cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda di bawah kondisi pembelajaran yang berbeda.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Semua cara tersebut dapat dimanipulasi oleh perancang-perancang
pembelajaran. Sebaliknya, jika suatu kondisi pembelajaran dalam suatu situasi
dapat dimanipulasi, maka ia berubah menjadi metode pembelajaran. Artinya
klasifikasi variabel-variabel yang termasuk ke dalam kondisi pembelajaran,
yaitu variabel-variabelmempengaruhi penggunaan metode karena ia
berinteraksi dengan metode danm sekaligus di luar kontrol perancang
pembelajaran. Variabel dalam pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi
tiga bagian, yaitu (a) tujuan dan karakteristik bidang studi, (bahasa) kendala
dan karakteristik bidang studi, dan (c) karakteristik pebelajar.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu dan mengandung tiga
komponen pokok yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah
laku manusia guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Strategi pengelolaan
pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan
bagaimana interaksi antara pebelajar dengan variabel-variabel metode
pembelajaran lainnya. Strategi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan
tentang strategi pengorganisasian dan strategi penyampaian tertentu yang
digunakan selama proses pembelajaran. Paling sedikit ada empat klasifikasi
variabel strategi pengelolaan pembelajaran yang meliputi (1) penjadwalan
penggunaan strategi pembelajaran, (2) pembuatan catatan kemajuan belajar
siswa, dan (3) pengelolaan motivasional, dan (4) kontrol belajar.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
Media pembelajaran sangat berpengaruh dalam proses belajar, siswa akan
lebih tertarik dalam menyimak pelajaran yang didapat dari seorang guru.
Kelebihan media audio. (1) Harga murah dan variasi program lebih banyak dari
TV. (2) Sifatnya mudah untuk dipindahkan. (3) Dapat digunakan bersama-sama
dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali. (4)
Dapat merangsang partisipasi aktif pendengaran siswa, serta dapat
mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
Beriringan dengan temuan-temuan baru dalam psikologi pendidikan,
pendekatan dan strategi pembelajaran menulis puisi di sekolah juga turut
berubah. Mengajar tidak lagi dipandang sebagai penyampaian sejumlah
informasi kepada peserta didik, tetapi harus mampu mendorong dan
membimbing siswa untuk aktif mengkonstruksi sendiri pemahamannya.
Selama proses pengkonstruksian konsep dan keterampilan menulis puisi,
kreativitas guru juga sangat penting bukan saja yang mengarah pada
penemuan konsep, tetapi juga kemampuan guru menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan. Dengan demikian, peningkatan kualitas pembelajaran
merupakan aspek penting yang harus mendapat perhatian dari guru dan
lembaga-lembaga terkait, baik yang berhubungan langsung maupun tidak
langsung dengan pengembangan profesionalisme guru dan kegiatan belajar
siswa di sekolah, sehingga pembelajaran menggunakan media audio visual
untuk hasil akan lebih meningkat. Pembelajaran aktif kreatif efektif dan
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
menyenangkan akan tercapai. Siswa akan cenderung termotivasi dalam
belajar.
2.10. Penelitian yang Relevan
Dalam bagian ini akan dikemukakan beberapa pendapat yang memiliki
relevansi dengan penelitian ini. Syahrudin, (2012) meneliti, bahwa penggunaan
media gambar dapat meningkatkan ketrampilan siswa dalam menulis karangan
puisi di Sekolah Dasar dan juga penggunaan media audio visual dalam
pembelajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat
menumbuhkembangkan motivasi belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan
pengalaman siswa dalam berimajinasi dan berekspresi. Hasil penelitian ini
menekankan pada penggunaan media audio visual dalam pembelajaran. Dalam
menggunakan media audio visual dalam pembelajaran akan lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat mengembangkan motivasi belajar siswa dan
juga dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam berimajinasi dan
berekspresi.
Selanjutnya hasil penelitian yang dipaparkan oleh Rita, (2012), bahwa
model respons nonverbal dan verbal dalam pembelajaran sastra dapat
mengembangkan ketrampilan menulis. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan rancangan siklus. Pendekatan kualitatif tetap digunakan
untuk menganalisisi karangan siswa. Penelitian ini memiliki implikasi teoritis
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
dan praktis tentang model respons nonverbal dan verbal yang diramu dari
model pembelajaran berpikir induktif dan operasi dasar yang dapat
mengembangkan ketrampilan menulis.
Penelitan peningkatan motivasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas
V melalui media audio visual pada hasil penelitiannya mengatakan bahwa
dengan penggunaan media audio visual membawa dampak bagi penggunaan
audio visual mencapai 80%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil
belajar siswa. (Kamsah, 2012).
2.11. Kerangka Pikir
Kerangka pikir dalam penelitian ini, Peneliti menyelenggarakan pretest
terhadap siswa baik terhadap kelompok kontrol maupun terhadap siswa
kelompok eksperimen. Dalam pretest, siswa diminta untuk menulis puisi
dengan tema tertentu yang diberikan oleh peneliti. Pada saat menulis puisi
baik siswa kontrol maupun siswa eksperimen tidak dibantu oleh peneliti.
Peneliti menyelenggarakan pembelajaran menulis puisi dengan tema
sesuai dengan perintah peneliti pada kelompok kontrol namun masih
menggunakan pembelajaran konvensional atau belum ada perlakuan dengan
pembelajaran media audio visual.
Guru menyelenggarakan pembelajaran menulis. Siswa kelompok kontrol
diberi materi dijelaskan secara konvensional dalam menulis puisi belum
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
menggunakan pembelajaran media audio visual. Siswa kelompok eksperimen
mengikuti pembelajaran menulis puisi dengan materi sesuai dengan perintah
peneliti. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media audio
visual. Selanjutnya kelompok eksperimen disuruh menulis puisi sesuai tema
yang diberikan oleh peneliti.
2.11.1. Diduga melalui penggunaan pembelajaran media audio visual dapat
ditingkatkan hasil belajar menulis puisi bagi siswa kelompok eksperimen.
2.11.2. Diduga nilai hasil belajar menulis puisi pada siswa kelompok eksperimen
lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Rangkaian dari kerangka berpikir tersebut dapat divisualisasikan
melalui bagan berikut ini:
Pra Eksperimen
Proses Eksperimen
Pasca Eksperimen
Guru menyelenggarakan pretest menulis puisi dengan tema lingkungan. Siswa kelompok kontrol dan eksperimen tidak dibantu dengan pembelajaran media audio visual
Guru menyelenggarakan pembelajaran menulis puisi
Nilai hasil belajar menulis puisi siswa kelompok kontrol dan eksperimen, rendah
Siswa Kelompok Kontrol: 1. Materi dijelaskan secara
konvensional 2. Menulis puisi belum meng-
gunakan pembelajaran media audio visual
Siswa Kelompok eksperimen : 1 Materi dijelaskan dengan
menggunakan pembelajaran media audio visual
2. Dalam menulis puisi sudah menggunakan pembelajaran media audio visual
a. Diduga melalui penggunaan pembelajaran media audio visual
dapat meningkatkan motivasi menulis puisi bagi siswa kelompok eksperimen.
b. Diduga nilai hasil belajar menulis puisi pada siswa kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
Bagan 2.3. Kerangka Berpikir
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014
2.12. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Ada pengaruh media audio visual terhadap motivasi menulis puisi pada siswa
kelas V di Kecamatan Cilongok
2. Ada pengaruh media audio visual terhadap peningkatan hasil menulis puisi
pada siswa kelas V di Kecamatan Cilongok.
Pengaruh Pembelajaran Dengan..., Pujieni, Program Pascasarjana UMP, 2014