Transcript
  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    1/51

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANGKeanekaragaman hayati yang ada di bumi ini tak hanya digunakan

    sebagai bahan pangan ataupun untuk dinikmati keindahannya saja, tetapi juga

    bermanfaat sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit. Tumbuhan

    yang ada, terutama yang tumbuh di Indonesia dikenal sebagai bahan yang

    ampuh untuk obat dan digunakan sebagai bahan baku industri obat di

    Indonesia selain juga sebagai obat-obatan tradisional, tanaman yang berguna

    sebagai obat dapat juga kita temui sehari-hari.1 Tumbuhan obat dapat

    diartikan sebagai tumbuhan yang mempunyai kemampuan menyembuhkan

    penyakit.

    Penyakit secara medis umumnya dapat diatasi dengan terapi obat-

    obatan farmasi dan sintetik, tetapi dapat pula diobati dengan obat-obatan

    tradisional. Bagi penduduk di pedesaan terutama daerah-daerah yang jauh

    dari apotek, dapat mengatasi penyakit dengan terapi obat-obatan tradisional

    dengan menggunakan bahan baku alami, salah satunya dengan mengunakan

    Tumbuhan Meniran (Phylanthus niruri, L.), tumbuhan ini merupakan

    tanaman obat dan dapat dijadikan sebagai obat tradisional yang memiliki

    banyak manfaat dalam kesehatan terutama dalam penyembuhan berbagai

    penyakit dalam maupun luar.

    1Maharani Putri,Tanaman Obat yang Harus Ada di Pekarangan Rumah Kita. Yogyakarta:

    Sinar Ilmu, 2011. h.5

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    2/51

    2

    Tumbuhan Meniran (Phylanthus niruri, L.) dapat digunakan untuk

    mengobati penyakit kuning, malaria, ayan, demam, batuk, haid berlebihan,

    disentri, luka bakar, luka koreng, jerawat, hipertensi serta sakit gigi.2Ekstrak

    meniran juga digunakan sebagai obat yang mampu memperbaiki sistem imun.

    Rasanya pahit, baunya aromatik, sifatnya menyejukkan, dan Seluruh bagian

    tanaman dapat digunakan sebagai obat.3

    Tumbuhan Meniran (Phylanthus niruri, L.) ini sangat mudah di

    jumpai di sekitar kita, tumbuhan ini juga Tumbuh liar di halaman rumah, di

    samping pagar, bersama dengan tanaman herbal lainnya. Walaupun tumbuh

    liar namun tanaman ini juga mengandung khasiat obat yang berguna bagi

    kita, dan Zat zat yang terkandung dalam meniran banyak sekali, yang

    mempunyai kemampuan membunuh bakteri, dan diketahui mempunyai efek

    sebagai antimikroba.4

    Mikroorganisme atau mikroba adalah suatu organisme yang

    sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat terlihat dengan mata telanjang,5

    manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme,

    mikroba tidak hanya terdapat di lingkungan tetapi juga menghuni tubuh

    manusia, mikroba yang secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora

    normal atau mikrobiota.6

    2Ibid. h. 114-117

    3Fauziah muhlisah, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Jakarta: Penebar swadaya, 2012. h.52

    4Ibid. h.113

    5Sayuti Tamher,Mikrobiologi untuk mahasiswa keperawatan, Jakarta timur: CV trans info

    media, 2008. h.116

    Michael. J. Pelczar, Jr dan E. C. S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:Universitas Indonesia, 2009. h.545

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    3/51

    3

    Mikroorganisme bagi manusia ada yang bersifat menguntungkan dan

    ada juga yang merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan bagi

    manusia, contohnya seperti mikroorganisme yang membantu proses dalam

    pembuatan makanan dan minuman hasil fermentasi, dan berperan dalam

    pengendalian hama, membantu proses metabolisme dalam saluran pencernaan

    dan penghasil antibiotik, sedangkan mikroorganisme yang merugikan bagi

    manusia contohnya seperti mikroorganisme yang menimbulkan berbagai

    macam penyakit pada manusia, hewan piaraan dan tanaman budidaya atau

    biasa di sebut mikroorganisme patogenik.7

    Mikroorganisme patogenik merupakan penyebab para penyakit, dan

    penyakit itu disebabkan oleh suatu makhluk hidup yang kecil yang tidak

    terlihat oleh mata dan menular melalui kontak dengan penderita atau benda-

    benda yang telah berhubungan dengan penderita atau melalui udara.8

    Mikroorganisme penyebab penyakit di sebut sebagai bakteri patogen.

    Berdasarkan peranannya terhadap kehidupan, bakteri terbagi menjadi

    dua yaitu bakteri patogen dan non patogen. Bakteri Patogen adalah materi

    atau organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada inangnya. Bakteri

    patogen dapat merusak sistem pertahanan inang dimulai dari permukaan kulit,

    saluran pencernaan, saluran respirasi, saluran urogenitalia. Sedangkan Bakteri

    7Hujjatusnaini, Pengaruh Ektrak Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.) Terhadap

    Penghambatan Pertumbuhan Trychopyton sp , skripsiditerbitkan, Palangka Raya:UNPAR, 2000,

    h. 1.8

    Indan Entjang, Mikrooganisme & Parasitologi untuk akademi keperawatan dan sekolahtenaga kesehatan yang sederajat, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2001, h. 2.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    4/51

    4

    Non Patogen merupakan bakteri yang terdapat di dalam tubuh inang tetapi

    tidak menimbulkan gangguan yang berarti.9

    Seperti halnya bakteri Staphylococcus aureus, bakteri ini adalah

    patogen utama pada manusia, hampir setiap orang pernah mengalami

    berbagai infeksi Staphylococcus aureus selama hidupnya, dari keracunan

    makanan yang berat atau infeksi kulit yang kecil, sampai infeksi yang tidak

    bisa disembuhkan. Bakteri ini merupakan sel gram positif dan merupakan

    flora normal manusia, Staphylococcus aureusjuga resisten terhadap beberapa

    antimikroba.

    Dalam Penelitian Abdul Razak dengan judulUji Daya Hambat Air

    Perasan Buah Jeruk Nipis (Citrus aurantif olia s.) Terhadap Pertumbuhan

    Bakteri Staphylococcus Aureus Secara In Vitro Hasil penelitian

    menunjukan bahwa air perasan buah jeruk nipis memiliki daya hambat

    terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan berbagai

    konsentrasi yaitu 25%, 50%, 75%, dan 100% dan terdapat pengaruh

    lama kontak terhadap pertumbuhan bakteri dimana bakteri tidak

    tumbuh seteleh kontak 5 menit pertama dan diikuti menit-menit

    berikutnya dengan air perasan buah jeruk nipis konsentrasi 100%. Jadi,

    semakin tinggi konsentrasi air perasan buah jeruk nipis dan semakin

    lama kontak dengan bakteri Staphylococcus aureus maka daya

    hambatnya semakin baik.

    9

    Jawetz, Melnick, & Adelbergs,Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: Salemba Medica, 2001,h. 279-283.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    5/51

    5

    Seperti yang telah dijelaskan oleh Allah SWT di dalam surah Asy-

    Syuara : 7-8 berikut ini:

    Artinya: dan Apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah

    banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu pelbagai macam tumbuh-

    tumbuhan yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-

    benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. dan kebanyakan

    mereka tidak beriman.10

    Ayat di atas membuktikan keesaan Allah SWT, dari ayat tersebut telah

    dijelaskan bahwa Allah SWT telah menciptakan berbagai macam tumbuh-

    tumbuhan dimuka bumi dari mulai jenis, rasa, warna dan manfaatnya. Selain

    itu ayat tersebut juga menyuruh kepada manusia agar tetap beriman dan selalu

    bersyukur dengan apa yang telah diberikan Allah SWT kepadanya.11

    Sesungguhnya Allah SWT menciptakan penyakit dan juga menciptakan

    obat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW tentang hal tersebut: Di

    Riwayatkan dari Jabir r.a, dari Rasulullah Saw, Beliau bersabda:

    Setiap penyakit ada obatnya. Apabila ditemukan obat suatu penyakit, maka

    sembuhlah si penderita dengan seizin Allah Azza wa Jalla.(H.R. Muslim) .

    10Mohamad Taufik, Quran in Word ver. 1,3,

    http://www.geocities.com/mtaufiq.rm/quran.html.11

    M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah : Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-QuranVolume 9, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 187-190.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    6/51

    6

    Sebagai manusia yang dikaruniai akal, manusia diperintahkan untuk

    selalu berpikir dan mencari sesuatu yang belum diketahui manfaat dan

    bahayanya, baik itu benda mati maupun makhluk hidup seperti hewan dan

    tumbuhan.12

    Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka akan dilakukan penelitian

    dengan judul PENGARUH EKSTRAK TUMBUHAN MENIRAN

    (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP PERTUMBUHAN

    Propionibacterium acnes.

    B. BATASAN MASALAHBeberapa batasan masalah yang ditemukan pada penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Penelitian ini terbatas pada ektrak Tumbuhan Meniran (Phyllanthusniruri, L.).

    2. Objek dalam penelitian ini terbatas pada bakteri Propionibacteriumacnes.

    3. Medium yang digunakan adalah medium lempeng NA (Nutrien Agar).4. Hasil Penelitian ini diukur dari pengaruh ektrak tumbuhan meniran

    sebagai antimikroba terhadap bakteri Propionibacterium acnes pada

    medium lempeng NA (Nutrien Agar) dengan mengukur luas diameter

    zona bening yang nampak.

    12Ara Miko Jaya, Isolasi dan Uji Efektivitas Antibakteri Senyawa Saponin Dari akar Putri

    Malu (Mimosa pudica), Skripsi tidak diterbitkan, Malang: Universitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim, 2010, h. 38.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    7/51

    7

    C. RUMUSAN MASALAHRumusan masalah pada penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana pengaruh konsentrasi ekstrak tumbuhan meniran

    (Phyllanthus niruri, L.) terhadap pertumbuhan bakteri

    Propionibacterium acnes ?

    2. Pada konsentrasi berapakah ekstrak tumbuhan meniran (Phyllanthus

    niruri, L.) paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri

    Propionibacterium acnes ?

    D. TUJUAN PENELITIANBerdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini mempunyai

    tujuan sebagai berikut :

    1. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ekstrak tumbuhan meniran

    (Phyllanthus, niruri L.) terhadap pertumbuhan bakteri

    Propionibacterium acnes.

    2. Untuk mengetahui konsentrasi paling efektif ekstrak tumbuhan meniran

    (Phyllanthus, niruri L.) terhadap pertumbuhan bakteri

    Propionibacterium acnes.

    E. MANFAAT PENELITIANHasil penelitian di harapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

    1. Memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan

    adanya daya antimikroba dalam suatu tanaman.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    8/51

    8

    2. Memberikan informasi bahwasannya ekstrak tanaman meniran

    (Phyllanthus, niruri L.) dapat digunakan sebagai zat antimikroba

    alami.

    F. DEFINISI OPERASIONAL

    1. Ekstrak

    Merupakan sediaan yang diperoleh melalui cara ekstraksi obat dengan

    ukuran partikel dan dengan cairan pengekstraksi tertentu.13 Ektraksi

    itu sendiri merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya

    dengan menggunakan pelarut.14

    2. Jerawat

    Peradangan kelenjar palit yang tampak sebagai sumbatan hitam dan

    kadang - kadang menimbulkan nanah.15

    3. Pertumbuhan

    Pertumbuhan itu dalam kaitanya dengan suatu mikroorganisme,

    diartikan sebagai suatu peningkatan massa atau jumlah sel total

    (misalnya, di dalam suatu biakan) dan bukan dalam hal ukuran atau

    kerumitan organisme masing-masing.16 Pertumbuhan dapat di

    definisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di

    dalam sel hidup. Pada organisme multiseluler yang di sebut

    pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per organisme, di mana

    13Goeswin agoes, Seri Farmasi Industri Teknologi Bahan Alam, Bandung: ITB, 2007, h. 8.

    14Ibid, h. 21.

    15E. Oswari, PENYAKIT dan Penanggulangannya, Jakarta: balai penerbit FKUI, Cetakan

    ketujuh, 2009. h. 122.16Michael. J. Pelczar, Jr dan E. C. S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:

    Universitas Indonesia, 2009. h. 986

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    9/51

    9

    ukuran sel juga menjadi lebih besar, pada organisme uniseluler (bersel

    tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang berarti

    juga pertambahan jumlah organisme.17

    4. Meniran

    Meniran (Phyllanthus niruri, L.) merupakan tumbuhan liar yang

    tinggal di tempat lembab dan berbatu, seperti di sepanjang saluran air,

    semak-semak, dan tanah diantara rerumputan. Tumbuhan ini bisa

    ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000m dari

    permukaan laut. Meniran merupakan terna, semusim, tumbuh tegak,

    tinggi 30-50 cm, bercabangcabang. Batang berwarna hijau pucat.

    Daun tunggal, letak berseling. Helaian daun bundar memanjang, ujung

    tumpul, pangkal membulat, permukaan bawah berbintik kelenjar, tepi

    rata, panjang sekitar 1,5 cm, lebar sekitar 7 mm, berwarna hijau.18

    5. Propionibacterium acnesAdalah flora normal kulit terutama di wajah yang tergolong dalam

    kelompok bakteri Corynebacteria. Bakteri ini berperan pada

    patogenesis jerawat yang dapat menyebabkan inflamasi

    (peradangan).19

    17Srikandi Fardiaz,Mikrobiologi Pangan 1, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992. h. 97

    18Fevilia. 2012.Kandungan Meniran. Di akses pada

    http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=593 (online, 07/03/2013 pukul 20:15)19

    Jawetz, Melnick, & Adelbergs,Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: Salemba Medica,2001, h. 301.

    http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=593http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=593
  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    10/51

    10

    BAB II

    KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

    A. KAJIAN TEORI

    1. Penelitian Sebelumnya

    Penelitian yang dilakukan Husna (2007) dengan judul Pengaruh

    Pemberian Ektrak Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.) Terhadap

    Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas

    aeruginosa. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan

    rancangan acak lengkap (RAL) dengan 9 perlakuan yang terdiri dari

    konsentrasi ekstrak 0%, 55%, 60%, 65%, 70%, 75%, 80%, 85% dan 90%

    dengan 3 kali ulangan pada masing-masing bakteri, dengan data yang

    diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan Anava Tunggal

    dan Uji lanjut menggunakan BNT 5%.

    Penelitian tersebut Menunjukkan hasil bahwa ada pengaruh

    pemberian ekstrak tumbuhan meniran terhadap pertumbuhan bakteri

    Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa dan konsentrasi

    ekstrak tumbuhan meniran yang efektif menghambat pertumbuhan

    bakteri Staphylococcus aureus adalah 60% sedangkan konsentrasi yang

    efektif mampu menghambat pertumbuhan bakteri Pseudomonas

    aeruginosa adalah 70%.20

    20Ruodlotul Husna, PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TUMBUHAN MENIRAN

    (Phyllanthus niruri L.) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus DAN

    Pseudomonas aeruginosa, skripsi, tidak diterbitkan, Malang: Fakultas Sains dan TeknologiUniversitas Islam Negeri, 2007, abstrak

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    11/51

    11

    Menurut Penelitian Putri (2011) dalam bukunya yang berjudul

    tanaman obat yang harus berada dalam pekarangan rumah. Tumbuhan

    yang dipercaya dapat menekan pertumbuhan bakteri propionibacterium

    acnes adalah meniran dan lidah buaya. Pada keduanya terdapat

    kandungan zat saponin yang mempunyai kemampuan membunuh kuman

    serta sebagai antibiotik.21

    Berdasarkan penelitian tersebut, menjadi landasan penelitian lebih

    lanjut untuk melihat efektifitas Ekstrak Tumbuhan Meniran (Phyllanthus

    niruri L.) terhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes.

    Perbedaannya, pada penelitian ini, peneliti fokus terhadap penggunaan

    bakteriPropionibacterium acnes.

    2. Tumbuhan Meniran (Phyll anthus nirur i L.)

    Meniran merupakan tumbuhan yang berasal dari daerah tropis yang

    tumbuh liar di tempat yang lembab dan berbatu, serta tumbuh di hutan,

    ladang, kebun-kebun maupun pekarangan halaman rumah, pada

    umumnya tanaman ini tidak dipelihara kerena dianggap tumbuhan

    rumput biasa.22 Pada beberapa daerah tertentu meniran mempunyai

    nama atau penyebutan yang berbeda, tergantung pada daerah terdapatnya

    tumbuhan tersebut, misalnya: Sumatera (sidukung anak, baket sikolop),

    Jawa (meniran ijo, meniran merah),23 Sulawesi (bolobungo, sidukung

    21Maharani Putri, Tanaman OBAT yang harus ada di Pekarangan Rumah Kita , Yogyakarta:

    Sinar Ilmu, 2011, h.100.22

    Thomas. Tanaman Obat Tradisional 2, Yogyakarta: kanisius, 2007, h. 81-85

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    12/51

    12

    anak), Maluku (gosau ma dungi, gosau ma dungi roriha, belalang

    bahiji)24Dayak (ambin buah).

    a. Klasifikasi Tumbuhan Meniran (Phyllanthus nir uri L.)Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L. ) memiliki klasifikasi

    sebagai berikut:

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Magnoliophyta

    Kelas : Magnoliopsida

    Bangsa : Euphorbiales

    Suku : Euphorbiaceae25

    Marga : Phyllanthus

    Jenis : Phyllanthus niruri, Linn.26

    Gambar 2.1 Meniran (Phyllanthus nir uri , L)

    24Maharani Putri,Tanaman Obat yang Harus Ada di Pekarangan Rumah Kita. Yogyakarta:

    Sinar Ilmu, 2011. h.11325

    Thomas. Tanaman Obat Tradisional 2, Yogyakarta: kanisius, 2007, h. 8126

    Neli suryana & Irni shobariani, ENSIKLOPEDIA Tanaman Obat, malang: Rumah ide,2013, h. 168.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    13/51

    13

    b. Botani Tumbuhan Meniran (Phyll anthus nirur i L.)Meniran merupakan tanaman herba dan tumbuh tegak. Batangnya

    tidak bergetah, berbentuk bulat, bercabang dan berwarna hijau. Tinggi

    batangnya kurang dari 50 cm. Daunnya bersirip dengan berjumlah genap.

    Setiap tangkai terdiri dari daun majemuk berukuran kecil yang berbentuk

    bulat telur.27 Panjang daun sekitar 5 mm, sedangkan lebarnya 3 mm,

    dibagian bawah daun terdapat bintik berwarna kemerahan. Bunganya

    berwarna putih kehijauan, melekat pada ketiak dan mengahadap ke

    bawah. Buah meniran berbentuk bulat pipih, berdiameter 2 2,5 cm dan

    bertekstur licin. Bijinya seperti bentuk ginjal, keras, dan berwarna coklat.

    Akarnya berbentuk tunggang dan berwarna putih kekuningan.28

    Meniran mempunyai bunga jantan dan betina yang berwarna putih.

    Bunga jantan keluar di bawah ketiak daun, sedangkan bunga betina

    keluar di atas ketiak daun. Buahnya bulat, licin, bergaris tengah 25 mm.

    Bijinya kecil keras dan berwarna cokelat. Perbanyakan tumbuhan

    meniran (Phyllanthus niruri L.) dapat dilakukan dengan menggunakan

    biji.29 Tumbuhan ini tumbuh subur di tempat yang lembab pada

    ketinggian1000 m diatas permukaan laut. Pada umumnya meniran tidak

    dipelihara karena dianggap tanaman liar.30

    27Thomas. Tanaman Obat Tradisional 2, Yogyakarta: kanisius, 2007, h. 81

    28Fauziah Muhlisah, Tanaman Obat Keluarga (TOGA), Depok: Penebar Swadaya, 2001,

    h. 50.29

    Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, ayo mengenal tanaman obat, Jakarta:

    Departemen Pertanian, 2009, h. 29.30

    Maharani Putri, 2011, Tanaman OBAT yang harus ada di Pekarangan Rumah Kita ,Yogyakarta: Sinar Ilmu, h. 113.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    14/51

    14

    c. Kandungan Kimia Tumbuhan Meniran (Phyll anthus nir uri L.)

    Meniran (Phyllanthus niruri L.) banyak mengandung beberapa zat

    kimia yaitu: flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, lignan:

    Flavonoid mencakup banyak pigmen yang paling umum dan terdapat

    pada seluruh dunia tumbuhan mulai dari fungus sampai angiospermae,

    pada tumbuhan tinggi flavonoid terdapat baik dalam bagian vegetative

    maupun dalam bunga, sebagai pigmen bunga flavonoid berperan jelas

    dalam menarik burung dan serangga penyerbuk bunga, fungsi lainnya juga

    sebagai, pengatur fotosintesis, kerja antimokroba dan antivirus. Bekerja

    sebagai inhibitor kuat pernapasan. Flavonoid bertindak sebagai

    penampung yang baik radikal hidroksi dan supeoksida dan dengen

    demikian melindungi lipid membrane terhadap reaksi yang merusak.

    Beberapa turunan flavonoid terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi dan

    hanya terdapat pada organ-organ tertentu dari tumbuhan seperti akar,

    batang, daun, bunga, biji, dan kulit kayu.31

    Tannin berfungsi sebagai pertahanan bagi tumbuhan yang membantu

    mengusir hewan pemangsa tumbuhan, dan mempunyai aktivitas

    antioksidan menghambat pertumbuhan tumor serta menghambat enzim

    seperti reverse transcriptase dan DNA topoisomerase, Tanin tersebar

    dalam setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah tertentu,

    31Trevor Robinson,Kandungan Organic Tumbuhan Tinggi, ITB, bandung. h.191

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    15/51

    15

    biasanya berada pada bagian spesifik tanaman seperti: daun, buah, akar,

    batang.32

    Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar.

    Alkaloid termasuk senyawa bersifat basa yang mengandung satu atau atom

    nitrogen dan berbentuk kristal. Untuk alkaloid dalam daun atau buah segar

    adalah rasanya pahit di lidah serta mempunyai efek fisiologis kuat atau

    keras terhadap manusia. Sifat lain yaitu sukar larut dalam air dengan suatu

    asam akan membentuk garam alkaloid yang lebih mudah larut.33

    Saponin adalah senyawa aktif yang menimbulkan busa jika dikocok

    dengan air. Saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Kelarutan saponin

    dalam air dan etanol tetapi tidak larut dalam eter.34

    Lignan merupakan bahan penguat yang terdapat bersama-sama

    dengan selulosa di dalam dinding sel tumbuhan. Lignin sendiri mempunyai

    beberapa ikatan kovalen dengan polisakarida, beberapa gugus hidroksil

    lignin di ubah pula menjari eter atau ester hidroksisinamat dan mungkin

    juga akan terjadi ikatan dengan protein. Lignan tersebar luas di dunia

    tumbuhan, terdapat dalam kayu, daun, dan bagian tumbuhan lain.35

    32Trevor Robinson,Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, bandung, ITB, 1995. h. 71

    33Ibid, h. 161

    34

    Ibid, h. 15635Ibid, h. 70

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    16/51

    16

    3. Antibakteri dan PenggolongannyaAntibakteri adalah agent kimia yang mampu menginaktivasi

    bakteri. Inaktivasi bakteri dapat berupa penghambatan pertumbuhan

    bakteri (bakteriostatik) atau bahkan bersifat membunuh bakteri

    (bakterisid).36

    Antibiotika adalah zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroba

    yang mempunyai khasiat antimikroba. Antibiotik merupakan bahan

    yang dihasilkan mikroorganisme yang mampu membunuh atau

    menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya. Antibiotik banyak

    digunakan dalam pengobatan panyakit. Namun demikian tidak semua

    antibiotik dapat digunakan dalam pengobatan penyakit. Penghambatan

    pertumbuhan mikroorganisme oleh antibiotik terlihat sebagai wilayah

    jernih sekitar pertumbuhan Mikroorganisme. Luasnya wilayah jernih

    merupakan petunjuk kepekaan mikroorganisme terhadap antibiotik.

    Selain itu, luasnya wilayah juga berkaitan dengan kecepatan berdifusi

    antibiotik terhadap medium.37

    4. Antimikrobial dan PenggolongannyaBahan antimokrobial diartikan sebagai bahan yang mengganggu

    pertumbuhan dan metabolisme mikroba. Dalam penggunaan umum, istilah

    ini menyatakan penghambatan pertumbuhan, dan bila dimaksudkan untuk

    36Ara Miko Jaya, isolasi dan Uji Efektivitas Antibakteri Senyawa Saponin dari Akar Putri

    Malu (Mimosa pudica), skripsi, tidak diterbitkan, malang: Fakultas Sains dan Teknologi UIN

    Maulana Malik Ibrahim, 2010, h 3637

    Bibiana W. Lay, Analisis Mikroba di Laboratorium, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1994, h. 70.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    17/51

    17

    kelompok-kelompok organisme yang khusus, maka seringkali digunakan

    istilah-istilah seperti antibakterial atau antifungal.38

    5.Bakteri Propionibacterium acnes

    a. KlasifikasiKlasifikasi ilmiah untuk Staphylococcus aureus adalah sebagai

    berikut :

    Divisio : Firmicutes

    Classis : Bacilli

    Ordo : Bacillales

    Family : Staphylococcaceae39

    Genus : Staphylococcus

    Spesies : Staphylococcus aureus40

    38Michael. J. Pelczar, Jr dan E. C. S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:

    Universitas Indonesia, 2009. h. 450.39Farida Juliantina R,dkk., Manfaat Sirih Merah (Piper Crocatum) Sebagai Agen

    Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif dan Gram Negatif, Jurnal Kedokteran danKesehatan Indonesia, h. 4. (Online :http://journal.uii.ac.id/index.php/JKKI/article/download/543/467, Pada tanggal, 10 September

    2013, Pukul 10.00 Wib).40

    Jawetz, melnick & Adelbergs, Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta : Salemba Medika,2001, h. 317.

    http://journal.uii.ac.id/index.php/JKKI/article/download/543/467http://journal.uii.ac.id/index.php/JKKI/article/download/543/467
  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    18/51

    18

    Gambar 2.2 Bakteri Staphylococcus aureus41

    b.Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus sel gram positif berbentuk bulat biasanya

    tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur seperti anggur, bakteri

    ini tumbuh cepat pada beberapa tipe media dan dengan aktif melakukan

    metabolisme, beberapa Staphylococcus aureus bersifat koagulase

    positif, yang membedakannya dari spesies lain Staphylococcus aureus

    adalah patogen utama pada manusia. Hampir setiap orang pernah

    mengalami berbagai infeksi bakteri ini.42

    c. Ciri-ciri Staphylococcus aureusStaphylococcus aureus adalah sel yang berbentuk bola dengan

    diameter 1 m yang tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur,

    dan juga dapat berbentuk kokus tunggal, berpasangan, dan berbentuk

    rantai. Staphylococcus aureus bersifat nonmotil dan tidak membentuk

    spora. Mereka hidup bebas di lingkungan dan membentuk kumpulan

    yang teratur terdiri atas empat atau delapan kokus, koloninya berwarna

    kuning, merah atau orange.

    Staphylococcus aureus tumbuh baik pada berbagai media

    bakteriologi dibawah suasana aerobic atau mikroaerofilik. Tumbuh

    41http://nilaibiologi.blogspot.com/2011/03/eubakteria-gram-positif_3636.html

    42Jawetz, melnick & Adelbergs, Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta : Salemba Medika,

    2001, h. 317.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    19/51

    19

    dengan cepat pada temperatur 37oC namum pembentukan pigmen yang

    terbaik adalah pada terperatur kamar (20-35oC). koloni pada media

    yang padat berbentuk bulat, lembut, dan mengkilat.43 Staphylococcus

    aureus merupakan bakteri Gram positif, bersifat Anaerob fakultatif,

    tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam keadaan aerobik,

    berasosiasi dengan kulit, kelenjar kulit, dan selaput lender hewan

    berdarah panas, kisaran dari inangnya sangat luas, dan banyak galur

    merupakan patogen potensial. Memiliki kandungan G+C DNA berkisar

    dar 30 sampai 40 mol %.44

    d.Peranan Staphylococcus aureusBakteri Staphylococcus aureus merupakan parasit manusia yang

    ada dimana-mana. Sumber infeksi utama adalah tumpukan bakteri pada

    lesi manusia, benda-benda yang terkontaminasi lesi tersebut dan saluran

    respirasi manusia serta kulit. Infeksi Staphylococcus aureus lokal

    tampak sebagai jerawat, infeksi yang lain dapat juga berasal dari

    kontaminasi langsung dari luka, dan jika Staphylococcus aureus maka

    akan terjadi bakterimia. Infeksi S. aureus diasosiasikan dengan

    beberapa kondisi patologi, diantaranya bisul, jerawat, pneumonia,

    meningitis, dan arthritits. Sebagian besar penyakit yang disebabkan

    43Jawetz, Melnick, & Adelbergs,Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: Salemba Medica,

    2001, h. 318.44

    Michael. J. Pelczar, Jr dan E. C. S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:

    Universitas Indonesia, 2009. h. 954

    http://id.wikipedia.org/wiki/Jerawathttp://id.wikipedia.org/wiki/Pneumoniahttp://id.wikipedia.org/wiki/Meningitishttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arthritits&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Arthritits&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Meningitishttp://id.wikipedia.org/wiki/Pneumoniahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jerawat
  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    20/51

    20

    oleh bakteri ini memproduksi nanah, oleh karena itu bakteri ini disebut

    piogenik.45

    6. Evaluasi Desinfektan dan AntimikrobialEvaluasi laboratoris terhadap zat kimia antimikrobial dilakukan

    dengan mengikuti salah satu dari tiga prosedur yang umum. Pada tiap

    prosedur zat tersebut diujikan terhadap mikroorganisme terpilih yang

    disebut organisme uji. Prosedur-prosedur tersebut ialah :

    a. Zat antimikrobial berbentuk cair yang dapat larut dalam air diencerkansebagaimana mestinya dan dimasukkan ke dalam tabung-tabung reaksi

    steril, ke dalam masing-masing tabung itu ditambahkan sejumlah

    organisme uji yang diketahui jumlahnya. Pada interval tertentu,

    dilakukan pemindahan dari tabung reaksi ini ke dalam tabung-tabung

    berisi media steril yang lalu diinkubasikan dan diamati nampak atau

    tidaknya pertumbuhan. Prosedur ini juga dapat digunakan untuk

    menetapkan jumlah organisme yang mati per satuan waktu dengan cara

    melakukan hitungan cawan (plate count) terhadap sampel pada interval

    terpilih.

    b. Zat kimia itu dicampurkan ke dalam media agar atau kaldu, diinokulasidengan organisme uji, diinkubasikan dan lalu dilakukan pengamatan

    terhadap (a) penurunan banyaknya pertumbuhan atau (b) tidak adanya

    pertumbuhan, bergantung kepada efek mana yang penting bagi penerapan

    yang dimaksudkan.

    45Jawetz, Melnick, & Adelbergs,Mikrobiologi Kedokteran, Jakarta: Salemba Medica,

    2001, h. 323.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    21/51

    21

    c. Media agar dalam cawan petri, diinokulasikan dengan organisme uji. Zatkimia yang diuji ditempatkan di atas permukaan media itu. Setelah masa

    inkubasi tertentu, cawan itu diamati untuk melihat adanya zone

    penghambatan (tidak ada pertumbuhan) di sekeliling situs tempat

    ditaruhnya zat kimia tersebut. Metode ini terutama cocok untuk menguji

    zat antimikrobial yang akan digunakan dalam siapan setengah padat

    seperti jeli atau salep. Siapan cair ditaruh pada piringan kertas serap yang

    kemudian ditaruh di atas medium agar.46

    7. Pengujian (Evaluasi) Zat AntimikrobaPengujian atau evaluasi zat antimikroba dapat dilakukan dengan

    menggunakan salah satu cara di antara 3 prosedur umum, yaitu:

    a. Zat antimikroba berbentuk cair atau yang larut dalam airdiencerkan, kemudian dimasukkan ke dalam beberapa tabung

    reaksi steril. Pada masing-masing tabung tersebut dimasukkan

    mikroorganisme uji yang telah diketahui jumlahnya. Pada interval

    waktu dilakukan pemindahan dari tabung reksi asal ke tabung

    reaksi media steril, kemudian diinkubasikan dan diamati

    pertumbuhan mikroorganisme uji dalam ini dapat diamati jumlah

    organisme yang mati per satuan waktu.

    b. Zat antimikroba dicampurkan ke dalam media agar atau kaldu,kemudian diinokulasikan organisme uji setelah itu diinkubasikan

    46

    Michael. J. Pelczar, Jr dan E. C. S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:Universitas Indonesia, 2009, h. 501-502.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    22/51

    22

    dalam interval waktu tertentu, dalam hal ini pengamatan dilakukan

    terhadap keadaan media yang akan tampak keruh jika terjadinya

    pertumbuhan organisme uji dan sebaliknya.

    c. Mikroorganisme uji pada medium NA dalam cawan petri,kemudian zat antimikroba cair yang akan diujikan dimasukkan ke

    dalamnya beberapa lembar paper disc, sampai zat antimikroba

    tersebut terserap sempurna oleh paper disc. Seteleh itu paper disc

    diletakkan di atas medium agar, kemudian diinkubsasikan

    selanjutnya yang dilakukan pengamatan pada beberapa interval

    waktu tertentu. Pengaruh zat antimikroba terhadap pertumbuhan

    mikroorganisme uji ditunjukkan dengan adanya zona

    penghambatan, antara organisme uji dengan sisi terluar paper

    disc.47

    Ada zona penghambatan Tidak ada zona penghambatan

    Gambar 2.2 Zona penghambatan yang tampak antara koloni mikroba

    dengan sisi terluar paper disc yang mengandung zat antimikroba.48

    Untuk prosedur pengujian point c, dapat dilakukan dengan

    beberapa cara berdasarkan jumlah mikroorganisme uji dan zat

    antimikroba yang akan di ujikan, yaitu:

    47Michael. J. Pelczar, Jr dan E. C. S Chan, Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta:

    Universitas Indonesia, 2009, h. 501-506.48

    M. J Pelczar, JR dan E. C. S Chan,Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid 2, Jakarta: UniversitasIndonesia, 2009, h.503

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    23/51

    23

    a. Satu zat antimikroba terhadap satu jenis mikroorganisme uji. Caraini dapat dibedakan berdsarkan cara inokulasi mikroorganisme uji

    pada medium NA, yaitu cara gores zig-zag, cara gores silang dan

    cara kultur tuang.

    b. Suatu zat antimikroba terhadap beberapa jenis mikroorganisme uji(misalnya tiga jenis mikroba), yaitu dapat menggunakan inokulasi

    dengan cara silang yang pada setiap garis silangnya mengandung

    satu jenis mikroorganisme tertentu.

    c. Beberapa zat antimikroba terhadap beberapa jenis mikroba, yaitudapat menggunakan cara inokulasi zig-zag atau dengan cara kultur

    tuang. Cara inokulasi ini, zat antimikroba dalam suatu ekstrak tidak

    dipisahkan antara zat-zat yang terkandung di dalamnya. Demikian

    pula dengan mikroorganisme uji yang digunakan terdiri dari

    beberapa jenis mikroba.49

    8. Tumbuhan berkhasiat obat dan pandangan islam

    Allah SWT sebagai Tuhan mempunyai tanda-tanda ketuhananNya

    berupa hasil-hasil ciptaanNya, berupa langit dan bumi dan apa yang ada

    di antara keduanya. Termasuk juga kejadian-kejadian yang terjadi pada

    makhlukNya,

    Allah SWT menciptakan semuanya supaya manusia berpikir,

    seperti yang dijelaskan di dalam firmanNya surat ar Rad (13) ayat 4:

    49Ibid, h. 11-13

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    24/51

    24

    Artinya : Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan,

    dan kebun-kebun anggur, tumbuhan-tumbuhan dan pohon

    korma yan bercabang dan yang tidak bercabang, disirami

    dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-

    tumbuhan itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya.Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda

    (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS ar Rad (13)

    : 4)50

    Ayat di atas menerangkan bahwa Allah telah melebihkan sebagian

    tanam-tanaman yang satu atas sebagian tanaman yang lainnya dalam

    hal rasanya demikian juga dalam hal besar kecilnya, warna serta

    bentuknya serta perbedaan-perbedaan lain.51 Seperti pada tumbuh-

    tumbuhan yang memiliki banyak senyawa-senyawa yang dapat

    bermanfaat bagi manusia.

    Allah SWT Maha Kuasa dengan segala ciptaanNya, sebagaimana

    tercantum dalam firman Allah QS Lukman (31) ayat 10 :

    50

    Mohamad Taufik, Quran In Word Versi 1.0.0, Taufiq Product.51

    M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah volume 6: Pesan, Kesan, dan Keserasian alQuran, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 212

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    25/51

    25

    Artinya: Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnyadan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi

    supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan

    memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis

    binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami

    tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang

    baik. (QS Lukman (31) : 10)52

    Kata pada ayat di atas digunakan untuk menyifatisegala sesuatu yang baik sesuai objeknya. Rizq dan karim adalah yang

    banyak, halal, dan bermanfaat. Pasangan tumbuhan yang karim adalah

    yang tumbuh subur dan menghasilkan apa yang diharapkan

    penananmnya (bermanfaat). 53Ayat tersebut juga menjelaskan bahwa

    Allah dengan kuasaNya menciptakan tumbuhan-tumbuhan di atas bumi

    ini dengan bermacam-macam tumbuhan-tumbuhan yang baik.

    Demikian pula dalam Firman Allah Q.S al Imran:191 yang berbunyi:

    Artinya: orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk

    atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang

    penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,

    tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci

    Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS al

    Imran (3): 191)54

    Firman Allah wayatafakkaruunafiikhalqissamaawaat yang artinya

    Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.

    Maknanya adalah mereka mengambil pelajaran dari semua penciptaan

    52Mohamad Taufik, Quran In Word Versi 1.0.0, Taufiq Product.

    53M. Quraish Shihab, Tafsir Al Mishbah volume 10: Pesan, Kesan, dan Keserasian al

    Quran, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 288.54Mohamad Taufik, Quran In Word Versi 1.0.0, Taufiq Product.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    26/51

    26

    yang Allah ciptakan, dan mengetahui bahwa tidak ada yang

    membuatnya kecuali Dzat yang tidak ada tandingannya, yaitu Allah

    yang menguasai segala sesuatu dan Maha pemberi rizki.55

    Allah SWT menciptakan alam semesta ini dengan berbagai macam

    tumbuh-tumbuhan dan hewan yang bermanfaat bagi kehidupan umat-

    Nya, yang tidak ada habisnya memberikan rezeki kepada hambaNya.

    Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al-Anam: 99 yang

    Berbunyi:

    Artinya: Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu

    Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-

    tumbuhan Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu

    tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang

    menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma

    mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun

    anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang

    serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di

    waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah)

    55

    Abu Jafar Ath Thabari, Tafsir Ath Thabari volume 6, Jakarta: Pustaka Azam, 2008,h. 307.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    27/51

    27

    kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada

    tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang

    beriman.

    Ayat tersebut menerangkan bahwa dibumi ini tumbuh berbagai jenis

    tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam dan mempunyai manfaat

    bagi kehidupan makhluk ciptaan-Nya.56 Semua yang ada dibumi

    diciptakan memiliki manfaat. Berbagai jenis tumbuhan yang dapat di

    manfaatkan oleh manusia untuk berbagai hal, termasuk untuk

    pengobatan, karena dalam jenis tumbuhan tertentu memiliki

    senyawa-senyawa yang berkhasiat obat.

    B. Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan Zat Antimikrobial yang terdapat dalam Meniran,

    maka hipotesis yang diajukan adalah:

    1. Adanya Pengaruh Perlakuan Konsentrasi Ektrak Meniranterhadap pertumbuhan Propionibacterium acnes.

    2. Semakin tinggi konsentrasi Ektrak, maka semakin tinggipula daya hambatnya terhadap pertumbuhan

    Propionibacterium acnes.

    C. Kerangka KonseptualPenyakit-penyakit secara medis umumnya dapat diatasi dengan

    terapi obat-obatan farmasi dan sintetik, tetapi dapat pula diobati

    56

    M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan, dan Keserasian Al-Quran,Jakarta: Lentera Hati, 2002, h. 573-575.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    28/51

    28

    dengan obat-obatan tradisional. Bagi penduduk di pedesaan terutama

    daerah-daerah yang jauh dari apotek dapat mengatasi penyakit

    dengan terapi obat-obatan tradisional dari bahan baku alami.

    Tumbuhan Meniran yang merupakan tanaman obat dan dapat

    dijadikan sebagai obat tradisional yang memiliki banyak manfaat

    dalam kesehatan terutama dalam penyembuhan berbagai penyakit

    dalam maupun luar. Tanaman Meniran (Phylanthus niruri, L) sangat

    mudah di jumpai di sekitar kita. Zat zat yang terkandung dalam

    meniran banyak sekali, yang mempunyai kemampuan membunuh

    bakteri, dan diketahui mempunyai efek sebagai antimikroba.

    Meniran (Phyllanthus niruri L.) banyak mengandung beberapa

    zat kimia yaitu: flavonoid, tanin, alkaloid, saponin, lignan. Senyawa-

    senyawa kimia tersebut insya Allah bermanfaat bagi pengobatan atau

    kesehatan manusia.

    Propionibacterium acnes adalah komensal kulit manusia gram-

    positif yang lebih suka kondisi pertumbuhan anaerobik dan terlibat

    dalam patogenesis jerawat. Propionibacterium acnes menghasilkan

    lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit. Asam lemak

    ini dapat mengakibatkan inflamasi jaringan ketika berhubungan

    dengan sistem imun dan mendukung terjadinya acne.

    Propionibacterium acnes termasuk bakteri yang tumbuh relatif

    lambat. Bakteri ini tipikal bakteri anaerob gram positif yang toleran

    terhadap udara.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    29/51

    29

    Berdasarkan Penelitian Husna (2007) dengan judul Pengaruh

    Pemberian Ektrak Tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri L.)

    Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus dan

    Pseudomonas aeruginosa. Dari penelitian tersebut Husna

    menggunakan bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas

    aeruginosa, sedangkan bakteri yang saya gunakan dalam penelitian

    yaituPropionibacterium acnes.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian ekperimen, maka

    diharapkan implikasi dari penelitian ini dapat memberikan manfaat

    bagi masyarakat luas. Penelitian ini berupa petunjuk praktikum,

    dimana akan memberikan pedoman bagi mahasiswa yang akan

    melakukan penelitian tersebut.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    30/51

    30

    Gambar 2.4 Kerangka Komseptual Penelitian

    Mikroorganisme ada yang

    bersifat menguntungkan dan

    ada yang merugikan

    Tumbuh-tumbuhan mempunyai daya

    pengobatan karena memiliki banyak

    senyawa-senyawa yang berkhasiat obat

    ataupun bersifat antibiotik

    Keanekaragaman alam dan isinya baik benda

    mati maupun makhluk hidup seperti hewandan tumbuhan yang belum diketahui manfaat

    dan bahayanya.

    Tumbuhan MeniranPhyllanthus Niruri, L. Propionibacterium acnes.

    Kandungan Meniran (Phyllanthus

    niruri, L.) banyak mengandung

    beberapa zat kimia yaitu: flavonoid,

    tanin, alkaloid, saponin, lignan.

    Propionibacterium acnes

    bakteri komensal kulit manusia

    gram-positif yang lebih suka

    kondisi pertumbuhan

    anaerobik dan terlibat dalam

    patogenesis jerawat.

    Kemampuan ektrak tumbuhan Meniran (Phyllanthus niruri, L.) Dalam

    menghambat pertumbuhanPropionibacterium acnes.

    Kesimpulan

    1. Ekstrak Tumbuhan Meniran Phyllanthus niruri L. Berpengaruhterhadap pertumbuhan Propioni bacter ium acnes.

    2. Konsentrasi ektrak tumbuhan meniran Phyllanthus nirur i L. Yangoptimal menghambat pertumbuhan Propioni bacter ium acnes.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    31/51

    31

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A.Jenis PenelitianJenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian eksperimen, yaitu

    penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan terhadap objek

    penelitian serta adanya kontrol penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk

    menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol

    atau dimanipulasi secara tertentu. Fokus penelitian pada ukuran antar

    variabel.57

    B.Tempat dan Waktu PenelitianPenelitian ini akan dilaksanakan mulai bulan Maret 2014 sampai

    dengan April 2014. Tempat penelitian di laboratorium mikrobiologi program

    studi tadris biologi, jurusan tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

    PalangkaRaya.

    C.Desain Penelitian (Variabel)57

    Mardalis, Metode Penelitian suatu pendekatan proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2004, h. 26

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    32/51

    32

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan kosentrasi ektrak

    Meniran (Phyllanthus niruri, L.) sedangkan variabel terikatnya adalah

    pertumbuhan Propionibacterium acnes pada medium lempeng NA. Sebagai

    tolak ukur pertumbuhan koloni Propionibacterium acnes adalah ukuran zona

    bening yang terdapat disekitar paper disc yang telah mengandung ekstrak

    Meniran (Phyllanthus niruri L.)

    D.Populasi dan Sampel PenelitianPopulasi pada penelitian ini adalah semua mikroorganisme

    Propionibacterium acnes, sedangkan sampel penelitian adalah sebagian dari

    mikroorganismePropionibacterium acnesyang ditumbuhkan pada 30 medium

    lempeng NA.

    E.Rancangan PercobaanRancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Rancangan Acak Lengkap (RAL), karena faktor kondisi lingkungan dapat

    diseragamkan (homogen), kecuali faktor perlakuan yang diberikan.

    Oleh karena dasar teoritis penyusunan rentangan dan taraf perlakuan

    belum ada, maka rentangan dan taraf kosentrasi ekstrak Meniran disusun

    menjadi 10 taraf dengan menggunakan 3 kali ulangan, yaitu :

    Ko = kosentrasi ekstrak Meniran0%

    K1 = kosentrasi ekstrak Meniran 10%

    K2 = kosentrasi ekstrak Meniran 20%

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    33/51

    33

    K3 = kosentrasi ekstrak Meniran 30%

    K4 = kosentrasi ekstrak Meniran 40%

    K5 = kosentrasi ekstrak Meniran 50%

    K6 = kosentrasi ekstrak Meniran 60%

    K7 = kosentrasi ekstrak Meniran 70%

    K8 = kosentrasi ekstrak Meniran 80%

    K9 = kosentrasi ekstrak Meniran 90%

    Jumlah ulangan yang digunakan adalah 3 (tiga) kali, sehingga total unit

    penelitian adalah 10 taraf x 3 ulangan = 30 unit penelitian.

    F.Instrumen Penelitian (Alat dan Bahan)Alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Alat-alat yang digunakan adalah :Tabel 3.1 Alat yang digunakan pada saat penelitian

    No Nama Alat Jumlah

    1 Mikropipet 1 buah

    2 Hand sprayer 200 ml 1 buah

    3 Labu erlenmeyer 150 ml 2 buah

    4 Beaker glass 50 ml 9 buah

    5 Beaker glass 200 ml 2 buah

    6 Beaker glass 500 ml 2 buah

    7 Gelas ukur 10 ml 2 buah

    8 Gelas ukur 25 ml 2 buah

    9 Gelas ukur 100 ml 2 buah

    10 Kotak aseptis 1 buah

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    34/51

    34

    11 Saputangan 2 buah

    12 Inkubator 1 buah13 Pisau 2 buah

    14 Pengaduk kaca 2 buah

    15 Cawan petri 30 buah

    16 Jarum inokulasi 4 buah

    17 Penggaris 30 cm 2 buah

    18 Rak tabung reaksi 5 buah

    19 Tabung reaksi 30 buah20 Lampu spiritus 2 buah

    21 Corong kaca 2 buah

    22 Panci 2 buah

    23 Autoklaf 1 buah

    24 Lup/Loupe 2 buah

    25 Oven 1 buah

    26 Kulkas 1 buah27 Timbangan 1 buah

    28 Syrink 4 buah

    29 Blender 1 buah

    30 Korek api 1 buah

    31 Kompor 1 buah

    32 LAF 1 buah

    33 Hot Plate Stirer 1 buah

    2. Bahan-bahan yang digunakan adalah :Tabel 3.2 Bahan yang digunakan pada saat penelitian

    No Nama Bahan Jumlah

    1 Meniran (Akar, Batang, Daun) 200 gr

    2 Agar powder 15 gr

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    35/51

    35

    4 Beef extract 3 gr

    5 Becto Peptone 5 gr5 Alkohol 90% 1200 ml

    7 Aquades 2000 ml

    8 Kapas 2 gulung

    9 Vaselin Secukupnya

    10 Kultur murniPropionibacterium acnes Secukupnya

    11 Kertas saring 1 pak

    12 Kertas grafik 2 buah13 Kasa 2 pak

    14 Kertas kraf 10 lbr

    15 Kertas tempel 2 buah

    16 Tali kasur 1 gulung

    17 Alkohol 70 % 500 ml

    18 Cotton buds 1 pak

    19 Lysol Secukupnya

    G.Prosedur PenelitianProsedur penelitian ini dilakukan dalam 2 tahapan, meliputi tahapan

    pendahuluan dan tahapan perlakuan, dengan langkah-langkah pengumpulan

    data sebagai berikut :

    1. Tahapan Pendahuluana. Pembuatan medium padat NA (Nutrien Agar)

    1)Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril.2)Menimbang komponen medium dengan menggunakan timbangan

    analitis untuk volume yang di inginkan sesuai dengan komposisi

    berikut:

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    36/51

    36

    Beef extract 3 gram Becto Peptone 5 gram Agar powder15 gram Akuades s.d 1000 ml

    3)Membagi aquades menjadi dua bagian satu bagian untuk melarutkanBeef extract dan becto peptone dan sebagian lagi untuk melarutkan

    agar powder.

    4)Melarutkan agar powder pada sebagian air tersebut dengan mengaduksecara konstan dan diberi panas. Dapat menggunakan kompor gas atau

    hot plate stirrer.

    5)Sementara itu sebagian akuades digunakan untuk melarutkan bectopeptone dan beef extract, cukup dengan pengadukan.

    6)Setelah keduanya larut, larutan dituangkan kelarutan agar dan diaduksampai homogen.58

    7) Memasukan larutan ke dalam cawan petri sebanyak 10 ml per cawansetelah itu membungkusnya masing-masing dengan kertas kraft.

    8) Memasukan larutan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml per tabungsetelah itu menutup masing-masing tabung dengan sumbat kapas

    yang telah dibungkus kain kasa.

    9) Mensterilisasikan seluruh cawan petri (30 cawan) dan tabung reaksike dalam autoklaf pada suhu 121 oC dengan tekanan 15 lb (pound)

    selama 30 menit.

    58

    Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar, Purwokerto: Laboratorium MikrobiologiFakultas Biologi Universitas Jendral Soedirman, 2008, h.14-15.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    37/51

    37

    10)Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan dibiarkanselama 2 x 24 jam.

    11)Perlakuan khusus untuk medium miring dengan cara meletakkantabung reaksi dalam keadaan miring dengan kemiringan 45o. Jika

    medium terkontaminasi maka sterilisasi diulang kembali, sebaliknya

    jika medium tidak terkontaminasi (tercemar) maka medium telah siap

    untuk dipergunakan.59

    b. Penyiapan medium cairPembuatan medium NB (Nutrient Broth) yang langkah-langkahnya

    sebagai berikut :

    1)Menyiapkan alat-alat yang bersih, kering, dan steril.2)Menimbang komponen medium dengan menggunakan neraca digital

    sesuai dengan komposisi berikut :

    Beef extract3 gram Becto pepton5 gram Aquades 1000 ml

    3)Melarutkan beef extractdan becto peptonke dalam akuades.604)Mengaduk larutan beef extract dan becto pepton secara konstan dan

    meletakkannya di atas hot plate.

    59Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea

    balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli, Palangka

    Raya, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2013, h. 47-48.60

    Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Dasar, Purwokerto: Laboratorium MikrobiologiFakultas Biologi Universitas Jendral Soedirman, 2008, h.14.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    38/51

    38

    5)Mensterilkan medium kultur cair 100 ml dalam labu erlenmeyermenggunakan autoklaf pada suhu 121oC dengan tekanan 15 lb

    (pound) selama 30 menit.

    6)Memasukan larutan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml per tabungsetelah itu meletakkan semua tabung tersebut pada rak tabung reaksi.

    7)Setelah proses sterilisasi selesai, selanjutnya bahan-bahan dibiarkanselama 2 x 24 jam. Jika medium terkontaminasi maka sterilisasi

    diulang kembali, sebaliknya jika medium tidak terkontaminasi maka

    medium telah siap untuk digunakan.61

    c. Pembuatan kultur stokPembuatan kultur induk yang langkah-langkahnya sebagai berikut :

    1)Menyediakan 2 buah medium lempeng dan 2 buah medum miring.2)Menyiapkan koloni bakteri Propionibacterium acnes yang akan

    diremajakan.

    3)Menulis nama koloni bakteri pada medium lempeng dan mediummiring yang telah dipersiapkan.

    4)Secara aseptik menginokulasikan koloni bakteri tersebut ke:a)Medium lempeng, dengan arah zig-zag dengan memakai jarum

    inokulasi lurus.

    b)Medium miring, dengan arah lurus mulai dari permukaan mediummiring bagian bawah menuju ke atas.

    61Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Sombung (Blumea

    balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan Escherichia coli, PalangkaRaya, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2013, h. 48-49.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    39/51

    39

    5)Menyimpan koloni bakteri tersebut ke dalam inkubator dengan suhuyang telah disesuaikan.62

    d. Pembuatan kultur murni1)Menyediakan 2 buah medium NB (Nutrient Broth)2)Menyiapkan koloni bakteri Propionibacterium acnes yang akan

    dikultur.

    3)Menulis nama koloni bakteri pada medium NB (Nutrient Broth) yangtelah dipersiapkan.

    4)Secara aseptik menginokulasikan koloni bakteri tersebut ke dalammedium NB (Nutrient Broth).

    5)Menyimpan koloni bakteri tersebut ke dalam inkubator dengan suhuyang telah disesuaikan selama 2 x 24 Jam.63

    e. Penyiapan ekstrak Tumbuhan MeniranLangkah-langkah kerja dalam menyiapkan ekstrak Meniran

    adalah sebagai berikut :

    1)Menyiapkan dan mencuci 200 gr Meniran yang segar sampai bersih,lalu diiris-iris kasar dengan ukuran 2 cm.

    62Modifikasi Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun

    Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. danEscherichia coli, Palangka Raya, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2013, h.

    49.

    63Modifikasi Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun

    Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan

    Escherichia coli, Palangka Raya, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2013, h.

    49-50.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    40/51

    40

    2)Memblender irisan kasar Meniran dengan menambahkan 1000 mlalkohol 90 % sampai diperoleh 1200 ml suspensi Meniran, kemudian

    didiamkan selama 2 jam.

    3)Menyaring suspensi tersebut dengan menggunakan sapu tangan steril,kemudian menyaringnya kembali dengan menggunakan kertas saring.

    4)Hasil saringan Meniran dipanaskan pada suhu 75oC 80 oC, sampaidiperoleh 100 ml ekstrak murni Meniran, yang kemudian dijadikan

    stok induk.

    5)Menyiapkan 10 ml ekstrak Meniran dengan kosentrasi 90 %, yaitudengan cara mencampurkan 9 ml stok induk ekstrak Meniran dengan

    1 ml akuades steril, yang bagian Meniran adalah 9 ml dalam 10 ml

    volume atau 90 %, dimana perhitungan kosentrasi setiap perlakuan

    digunakan rumus : M1V1=M2V2.

    6)Menyiapkan 10 ml ekstrak Meniran dengan kosentrasi 80%, 70%,60%, 50%, 40%, 30%, 20%, 10%, dan 0 % sebagai kontrol

    perlakuan.64

    2. Tahapan Perlakuana. Pemberian ekstrak Meniran pada koloni biakanPropionibacterium acnes

    Langkah-langkah kerja dalam memberikan ekstrak Meniran

    pada koloni biakanPropionibacterium acnesadalah sebagai berikut :

    64Modifikasi Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun

    Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan

    Escherichia coli, Palangka Raya, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2013, h.

    50-51.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    41/51

    41

    1)Menyiapkan 30 cawan medium NA, dan memberikan kode-kodeperlakuan pada setiap cawan.

    2)Menyiapkan paper disc dengan ukuran diameter 2 cm sebanyak 30buah, kemudian merendamnya ke dalam 9 beaker glass yang masing-

    masing beaker gelass berisi 10 ml larutan ekstrak Meniran sesuai

    kosentrasi yang berbeda, yaitu 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%,

    70%, 80%, dan 90%. Dan pada kosentrasi 0% yang berfungsi sebagai

    kontrol. Perendaman dilakukan selama 30 menit.

    3)Menggoyang-goyangkan kultur murni Propionibacterium acnessecara perlahan selama 3 menit, sehingga penyebaranya merata.

    4)Menuangkan kultur murni Propionibacterium acnes yang telahberumur 2 x 24 jam sebanyak 0,5 ml pada masing-masing 30 medium

    NA, dengan menggunakan syirink sehingga diperoleh inokulan yang

    relatif seragam.

    5)Meletakkan masing-masing 1 buah paper disc yang telah direndamselama 30 menit tersebut ke bagian tengah-tengah permukaan cawan

    yang berisi medium NA secara aseptis sesuai dengan kode perlakuan

    yang diberikan.

    6)Menyimpan semua cawan petri ke dalam kotak aseptis dengan suhukamar.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    42/51

    42

    b. Melakukan pengambilan data pada saat kultur Propionibacterium acnesberumur 1 x 24 jam, 2 x 24 jam, dan 4 x 24 jam.65

    H.Teknik Pengumpulan DataPengambilan data dari hasil penelitian dilakukan pada saat biakan

    Propionibacterium acnesyang masing-masing berjumlah 30 cawan petri yang

    berumur 1 x 24 jam, 2 x 24 jam, 3 x 24 jam, dan 4 x 24 jam setelah pemberian

    perlakuan.

    Data diambil dari semua unit penelitian, yaitu berupa hasil

    pengukuran lebar zona hambat (dengan satuan mm), yang dimaksud dengan

    zona hambat disini adalah jarak antara sisi terluarpaper discyang mengandung

    ekstrak Meniran dengan koloni biakan Propionibacterium acnes dipermukaan

    medium lempeng NA. Dalam hal ini yang diukur adalah jarak koloni biakan

    Propionibacterium acnesyang terdekat denganpaper disc.

    I. Teknik Analisis Data

    65Modifikasi Fressty Yoesnita Affianti, Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun

    Sombung (Blumea balsamifera (L.) DC.) Terhadap Pertumbuhan Salmonella sp. dan

    Escherichia coli, Palangka Raya, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya, 2013, h.

    51-53.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    43/51

    43

    Teknik Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah

    analisis varians (Anava). Langkah-langkah selanjutnya, hasil data yang

    dikumpulkan seluruhnya dimasukan ke dalam tabel data hasil penelitian,

    seperti di bawah ini :

    Tabel 3.3 Tabel Data Hasil Pengamatan

    No PerlakuanUlangan

    Total Rata-rata1 2 3

    1 K0 (0% Kontrol)

    2 K1 (10%)

    3 K2 (20%)

    4 K3 (30%)

    5 K4 (40%)

    6 K5 (50%)

    7 K6 (60%)

    8 K7 (70%)

    9 K8 (80%)

    10 K9 (90%)

    Menghitung faktor korelasi (FK) :66

    Faktor korelasi (FK)

    Menghitung jumlah kuadrat (JK) :67

    JK Total = T(Yij2)

    JK Perlakuan =

    66Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Jakarta : Rajawali

    Pers, 2010, h. 36.67Ibid, h. 36.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    44/51

    44

    JK Galat = JKTotalJKPerlakuan

    Menghitung derajad bebas (db) :68

    DbPerlakuan =

    DbGalat =( ) ( )

    DbTotal =

    Menghitung kuadrat tengah (KT) :69

    KTPerlakuan =

    KTGalat =

    Menghitung harga F hitung :70

    FHitung =

    Mengitung harga koefesien keragaman (KK):

    Koefesien keragaman merupakan suatu koefesien yang menunjukan

    derajat kejituan (precision atau accuracy) dan keandalan kesimpulan/hasil yang

    diperoleh dari suatu percobaan, yang merupakan deviasi baku per unit

    percobaan.71

    68Ibid, h. 38.

    69Ibid, h. 37.

    70Kemas Ali Hanafiah, Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Jakarta : Rajawali

    Pers, 2010, h. 37.71

    Ibid, h. 39.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    45/51

    45

    Membuat tabel ringkasan analisis variansi :

    Tabel 3.4 Tabel Ringkasan Analisis Variansi.

    Sumber

    KeragamanDb JK KT FHitung

    FTabel

    5% 1%

    Perlakuan

    Galat

    Total

    Kriteria pengujian hipotesis

    Hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini disusun dalam bentuk

    hipotesis statistik, yaitu :

    H0 = Perlakuan pemberian kosentrasi ekstrak Meniran tidak mempunyai

    pengaruh yang signifikan terhadap daerah penghambatan

    pertumbuhanPropionibacterium acnes.

    H1 = Perlakuan pemberian kosentrasi ekstrak Meniran mempunyai

    pengaruh yang signifikan terhadap daerah penghambatan

    pertumbuhanPropionibacterium acnes.

    Hipotesis statistik ini diuji dengan cara membandingkan harga FHitung

    dengan FTabel. Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

    1. Jika harga Fhitung Ftabel 5 % berarti H0diterima, sedangkan H1ditolak dandinyatakan bahwa perlakuan yang diberikan tidak berpengaruh nyata.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    46/51

    46

    2. Jika harga Fhitung Ftabel 5 % berarti H0ditolak, sedangkan H1diterima dandinyatakan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh nyata atau sangat

    nyata.

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    47/51

    47

    J. Jadwal PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Januari

    2014. Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam Tabel 3.3

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    48/51

    48

    Tabel 3.5 Jadwal Kegiatan Penelitian

    No Kegiatan

    Bulan / Tahun

    2013 2014

    November Desember Januari Februari Maret April

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Persiapan

    a. Seminarproposal

    b. Revisi Proposalc. Perijinan

    X

    X X X

    X

    2 Pelaksanaan

    Penelitian

    a. UjiPendahuluan

    b. PelaksanaanPenelitian

    c. Pengambilandata

    X X

    X X

    X

    3. Penyusunan

    laporana. Analisis datab. Pembuatan

    laporan

    (pembahasan)

    c. Munaqasahd. Revisi

    X

    X X X X

    X

    X X

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    49/51

    49

    K. Skema Pelaksanaan Penelitian

    Langkah-langkah dalam pengumpulan data yang diawali dengan

    tahapan pendahuluan, perlakuan, dan pengujian yang dijelaskan dalam alur

    diagram dibawah ini:

    Uji Pendahuluan

    Penyiapan medium padat NA

    - Penyiapan alat-alat yang steril- Penimbangan Komponen medium- Pembagian Aquadest sebanyak 100ml- Pengadukan di atas hot Plate- Pemasukan larutan ke dalam cawan

    petri dan tabung reaksi

    - Pensterilan seluruh cawan petri danmedium kultur cair

    Penyiapan medium Cair NB

    Penyiapan Kultur Stok Induk

    - Penyiapan alat-alat yang steril- Penimbangan Komponen medium

    (pada medium NB ini tidak

    menggunakan Agar Powder, seperti

    halnya medium NA)

    - Pembagian Aquadest sebanyak 100ml- Pengadukan di atas hot Plate- Pemasukan larutan ke dalam cawan

    petri dan tabung reaksi

    - Pensterilan seluruh cawan petri danmedium kultur cair

    - Menyediakan 2 Medium NB- Penyiapan Koloni Bakteri

    Propionibacterium Acne yang akan

    diremajakan.

    - Menulis Label Nama Pada Kolonibakteri yang telah dipersiapkan

    - Menginokulasi Bakteri KedalamMedium NA (Lempeng & Miring)

    - Menyimpan Bakteri dalamInkubator

    - Menyediakan 2 Medium NB- Penyiapan Koloni Bakteri

    Propionibacterium Acne yang akan

    dikultur

    - Menulis nama koloni bakteri padamedium NB (Nutrient Broth) yang

    telah dipersiapkan.

    - Menginokulasi Bakteri KedalamMedium NB

    - Menyimpan Bakteri dalam

    Penyiapan Kultur Murni

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    50/51

    50

    Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

    Penyiapan ekstrak tumbuhan

    Meniran (Phyllanthus nirur i, L.)

    Tahapan Perlakuan

    Pengujian

    Analisis Data

    Analisis Varians

    Uji DMRT

    - Pengirisan Tumbuhan Meniransebanyak 200gram

    - Pemblenderan irisan kasar tumbuhanmeniran

    - Pemanasan Hasil saringan daun padasuhu 75-80

    0C

    - Menyiapkan 10ml ektrak Menirandengan Konsentrasi: 10%, 20%,30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%,

    dan 90%.

    - Penyiapan 30 cawan Medium NA- Perendaman/pemberian paper disc ke

    dalam konsentrasi ektrak masing-masing selama 30 menit

    - Penuangan kultur murniPropionibacterium acne sebanyak0,5ml medium NA (Nutrien Agar)

    - Penyimpanan Semua cawan petri kedalam inkubator.

    Pengambilan data dilakukan saat biakan

    Propionibacterium acne yang berjumlah

    30 cawan petri berumur (1x24, 2x24,3x24, 4x24 jam. Data diambil berdasarkan

    hasil pengukuran lebar zona hambat (mm)

    yang diukur adalah jarak koloni biakan

    Propionibacterium acne yang terdekat

    dengan Paper Disc.

    KESIMPULAN

  • 5/26/2018 BAB I (terdahulu).docx

    51/51

    51


Top Related