Download - Askep Hepatitis
PANDUAN MAHASISWA KEPERAWATAN
2012
KUMPULAN ASUHAN
KEPERAWATAN
(Askep Hepatitis)
W W W . S A K T Y A I R L A N G G A . W O R D P R E S S . C O M
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 2
Anatomi Hati
(http://www.google.com/gambar/anatomi .co.id, 2011)
Hati merupakan organ yang sangat penting dalam pengaturan homeostasis
tubuh yang meliputi metabolisme, biotransformasi, sintesis, penyimpanan dan
imunologi. Dari sudut pandang anatomi dan fisiologi, hati adalah organ terbesar
dari sistem intestinal dengan berat antara 1,2-1,8 kg atau kurang lebih 25% berat
badan orang dewasa yang menempati sebagian besar kuadran kanan atas abdomen
dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan fungsi yang sangat kompleks.
Batas atas hati berada sejajar dengan ruang interkostal V kanan dan batas bawah
menyerong ke atas dari iga IX kanan ke iga IX kiri.
Permukaan posterior hati berbentuk cekung dan terdapat celah transversal
sepanjang 5 cm dari sistem porta hepatis. Omentum minor terdapat mulai dari
sistem porta yang mengandung arteri hepatica, vena porta dan duktus koledokus.
Sistem porta terletak di depan vena kava dan dibalik kandung empedu. Permukaan
anterior yang cembung dibagi menjadi 2 lobus oleh adanya perlekatan
ligamentum falsiform yaitu lobus kiri dan lobus kanan yang berukuran kira-kira 2
kali lobus kiri. Pada daerah antara ligamentum falsiform dengan kandung empedu
di lobus kanan kadang-kadang dapat ditemukan lobus kuadratus dan sebuah
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 3
daerah yang disebut sebagai lobus kaudatus yang biasanya tertutup oleh vena kava
inferior dan ligamentum venosum pada permukaan posterior. Hati terbagi dalam 8
segmen dengan fungsi yang berbeda. Pada dasarnya, garis Cantlie yang terdapat
mulai dari vena kava sampai kandung empedu telah membagi hati menjadi 2
lobus fungsional, dan dengan adanya daerah dengan vaskularisasi relatif sedikit,
kadang-kadang dijadikan batas reseksi. Pembagian lebih lanjut menjadi 8 segmen
didasarkan pada aliran cabang pembuluh darah dan saluran empedu yang dimiliki
oleh masing-masing segmen.
Secara mikroskopis di dalam hati manusia terdapat 50.000-100.000 lobuli,
setiap lobules berbentuk heksagonal yang terdiri atas sel hati berbentuk kubus
yang tersusun radial mengelilingi vena sentralis. Di antara lembaran sel hati
terdapat kapiler yang disebut sinusoid yang merupakan cabang vena porta dan
arteri hepatika. Sinusoid dibatasi oleh sel fagositik (sel kupffer) yang merupakan
sistem retikuloendotelial dan berfungsi menghancurkan bakteri dan benda asing
lain di dalam tubuh, jadi hati merupakan salah satu organ utama pertahanan tubuh
terhadap serangan bakteri dan organ toksik. Selain cabang-cabang vena porta dan
arteri hepatika yang mengelilingi bagian perifer lobulus hati, juga terdapat saluran
empedu yang membentuk kapiler empedu yang dinamakan kanakuli empedu yang
berjalan diantara lembaran sel hati .(Sudoyo, dkk., 2006)
Definisi
Hepatitis adalah peradangan pada hati karena toxin, seperti kimia atau obat
ataupun agen penyebab infeksi. (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131)
Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap
virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang merupakan kumpulan perubahan klinis , biokimia,
serta seluler yang khas. ( Brunner & Suddarth .2001:1169).
Dari pendapat beberapa ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penyakit
hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hati yang merupakan infeksi
sistemik oleh virus atau oleh toksin termasuk alkohol yang berhubungan
manifestasi klinik yang berspektrum luas dari infeksi tanpa gejala, melalui
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 4
hepatitis ikterik sampai nekrosis hati yang menghasilkan kumpulan perubahan
klinis ,biokimia, seta seluler yang khas.
Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut.
Klasifikasi hepatitis viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas,
hepatitis yang tak khas (asimtomatik), hepatitis viral akut yang simtomatik,
hepatitis viral anikterik dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis virus kronik dapat
diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu :
1. Hepatitis Kronin persisten
Adalah suatu keadaan kekambuhan jinak, sembuh sendiri yang tidak
dihubungkan dengan kerusakan hati yang progresif, dan tidak
menyebabkan gagal hati atau sirosis. Bentuk penyakit ini dapat dengan ikterus
yang nyata atau infeksi tanpa ikterus. Dalam masa penyembuhan yang
berkepanjangan, penderita menunjukan gejala-gejala : capek, malaise, t idak
nafsu makan, ikterus ringan, rasa t idak enak pada perut bagian atas atau
mungkin sama sekali tanpa gejala.
2. Hepatitis kronik lobular
Sering pula disebut hepatitis akut berkepanjangan karena perjalanan penyakit
lebih dari 3 bulan. Pada tipe ini ditemukan adanya tanda peradangan dan daerah-
daerah nekrosis di dalam lobulus hati
3. Hepatitis Kronik Aktif
Adalah penyakit yang ditandai dengan destruksi hepatosit yang progresif yang
memerlukan waktu yang bertahun-tahun dilanjutkan dengan erosi dari cadangan
fungsi hati yang pada umumnya berkembang menjadi sirosis.
Etiologi
Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama
hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan
penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis
yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B,
C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik
atau kimia.
1. Penyebab hepatitis non virus :
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 5
1) Zat kimia dari obat dapat menimbulkan masalah yang sama dengan reaksi
akibat infeksi virus hepatitis. Gejala dapat terdeteksi dalam waktu 2
hingga 6 minggu setelah pemberian obat. Pada sebagian besar kasus,
gejala hepatitis menghilang setelah pemberian obat tersebut dihentikan.
Namun beberapa kasus dapat berkembang menjadi masalah hati serius
jika kerusakan hati (hepar) sudah terlanjur parah.
Obat-obatan yang cenderung berinteraksi dengan sel-sel hati (hepar)
antara lain halotan (biasa digunakan sebagai obat bius), isoniasid
(antibiotik untuk TBC), metildopa (obat anti hipertensi), fenitoin dan
asam valproat (obat anti epilepsi) dan parasetamol (pereda demam). Jika
dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan, parasetamol merupakan obat
yang aman. Namun jika dikonsumsi secara berlebihan parasetamol dapat
menyebabkan kerusakan hati (hepar) yang cukup parah bahkan kematian.
2) Alkohol sangat dapat menyebabkan kerusakan sel-sel hati (hepar).
Konsumsi alkohol berlebihan membuat kerja hati lebih berat dan bisa
merusak hati.Pemakaian alkohol yang lama juga akan menimbulkan
perubahan pada mitokondria, yang menyebabkan berkurangnya kapasitas
untuk oksidasi lemak. Semua yang tersebut di atas menyebabkan
terjadinya perlemakan hati (fatty lever). Perubahan pada MEOS yang
disebabkan pemakaian alkohol yang berlangsung lama dapat
menginduksi dan meningkatkan metabolisme obat-obatan, meningkatkan
lipoprotein dan menyebabkan hiperlipidemia, berkurangnya penimbunan
vitamin A dalam hepar, meningkatkan aktivasi senyawa hepatotoksik,
termasuk obat-obatan dan zat karsinogen.
3) Beberapa penyakit ataupun gangguan metabolisme tubuh dapat
menyebabkan komplikasi pada hati (hepar). Diabetes mellitus,
hiperlipidemia (berlebihannya kadar lemak dalam darah) dan obesitas
sering menyebabkan penyakit hati (hepar). Ketiga kelainan tersebut
membebani kerja hati (hepar) dalam proses metabolisme lemak. Akibat
yang biasa timbul adalah kebocoran sel-sel hati (hepar) yang berlanjut
menjadi kerusakan dan peradangan sel hati (hepar) yang biasa disebut
steatohepatitis.
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 6
4) Hepatitis autoimun terjadi karena adanya gangguan pada sistem kekebalan
yang biasanya merupakan kelainan genetik. Sistem kekebalan tubuh
justru menyerang sel atau jaringan hati (hepar). Selain merupakan
kelainan genetik, gangguan ini dapat pula dicetuskan oleh virus ataupun
zat kimia tertentu
2. Penyebab Hepatitis adalah virus hepatitis yang dibagi menjadi :
1. Replikasi virus hepatitis A termasuk ke dalam jalur lisis. Pertama-tama
virus akan menempel di reseptor permukaan sitoplasma, RNA virus masuk
pada saat kapsid yang tetinggal di luar sel akan hilang, di dalam sel RNA
virus akan melakukan translasi , hasil dari translasi terbagi menjadi dua
yaitu kapsid baru dan protein prekusor untuk replikasi DNA inang, DNA
sel inang yang sudah dilekati oleh protein presukor virus melakukan
replikasi membentuk DNA sesuai dengan keinginan virus , DNA virus
baru terbentuk , kapsid yang sudah terbentuk dirakit dengan DNA virus
menjadi sebuah virion baru, virus baru yang sudah matang keluar dan
mengakibatkan lisis oleh sel-sel fagosit.( Brooks, 2005)
Gambar Hepatitis A
(http://www.google.com/gambar/hepatits.co.id, 2011)
2. Hepatitis B. Varion menular melekat pada sel dan menjadi tidak
terselubung . dalam inti sebagian genom virus beruntai ganda dialihkan
menjadi DNA untai ganda sirkuler yang tertutup secara kovalen (
cccDNA). cccDNA berfungsi sebagai cetakan untuk semua transkip virus,
termasuk RNA pre-genom 3.5 kb. RNA pre-genom menjadi terenkapsidasi
dengan HbcAg yang baru disentesis. Dalam inti sintesis polimerasi virus
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 7
melalui transkripsi balik salinan DNA untai negatif. Polimerase mulai
mensintesis untai DNA positif, tetapi proses ini tidak lengkap . inti
mungkin bertunas dari sel, mendapatkan HbsAg yang mengandung
selubung . sebagai alternatif , inti dapat ditarik kembali ke dalam nukleus
dan memulai lagi rangkaian replikasi berkutnya dari sel yang sama.
Gambar Vitus Hepatitis B
(http://www.google.com/gambar/hepatitis.co.id, 2011)
3. Hepatitis C, disebabkan oleh virus hepatitis C ( HCV ) yangmerupakan
virus RNA kecil yang terbungkus lemak yang berdiameter sekitar 30
sampai 60 nm.
Gambar Virus Hepatitis C
(http://www.google.com/gambar/Hepatitis.co.id, 2011)
4. Hepatitis D , disebabkan oleh virus hepatitis D ( HDV ) yang merupakan
virus RNA detektif yang membutuhkan kehadiran hepatitis B yang
berdiameter 35 nm.
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 8
Gambar Virus Hepatitis D
(http://www.google.com/gambar/Hepatitis.co.id, 2011)
5. Hepatitis E, disebabkan oleh virus hepatitis E ( HEV ) yang merupakan
virus RNA rantai tunggal yang tidak berselubung dan berdiameter kurang
lebih 32-35 nm.
Gambar Virus hepatitis E
(http://www.google.com/gambar/Hepatitis.co.id, 2011)
6. Hepatitis F, baru ada sedikit kasus yang dilaporkan , saat ini para pakar
belum sepakat bahwa hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang
terpisah.
7. Hepatitis G adalah gejala serupa dengan hepatiis C, seringkali infeksi
bersamaan dengan hepatitis B dan atau C. Tidak menyebabkan hepatitis
fulminan atau hepatitis kronik. Penularan melalui tranfusi darah dan jarum
suntik.
Tipe A Tipe B Tipe C Tipe D Tipe E
Metode
Transmisi
Fekal-oral
melalui
orang lain
Parenteral,
seksual,
perinatal
Parenteral,
jarang
seksual,
Parenteral,
perinatal,
memerlukan
oral
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 9
orang ke
orang,
perinatal
koinfeksi
dengantipe B.
Keparahan Asimtoma
tik
parah Menyebar
luas, dapat
berkemba
ng sampai
kronis.
Peningkatan
insiden
kronis dan
gagal hepar
akut.
Akut
Sumber
Virus
Darah,
feses,
saliva
Darah,
saliva,
semen,
sekresi
vagina
Terutama
melalui
darah
Melalui darah Feses
yang
terkontam
inasi
2.4 Manifestasi Klinis
a. Masa Tunas
Virus A : 15-45 hari ( rata-rata 25 hari).
Virus B : 40-180 hari ( rata-rata 75 hari )
Virus non A dan non B : 15-150 hari ( rata-rata 50 hari 0
b. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas . keluhan yang disebabkan infeksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari . nafsu makan menurun ( pertama kali timbul ) ,
nausea, vomiting, perut kanan atas terasa sakit. Seluruh badan tersa pegal
terutama di pinggang, bahu dan malaise, mudah lelah terutama pada sore hari
, suhu badan meningkat sekitar 39 derajat celcius berlangsung selama 2-5 hari
, pusing, nyeri persendian.
c. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan
disertai bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meniningkat pada
minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari . kadang-
kadang disertai gatal-gatal seluruh badan, rasa lesu dan mudah lelah dirasakan
selama 1-2 minggu
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 10
d. Fase Penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit ulu
hati, disertai bertambahnya nafsu makan , rata-rata 14-15 hari setelah
timbulnya masa ikterik . warna urne tampak normal, penderita mulai merasa
segar kembali, namun masih lemas dan mudah lelah.
Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh
infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk melalui pembuluh darah dan
menuju ke hati. Di hati agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan
terjadi kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan
SGPT), akibat kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasi
bilirubin sehingga terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik.
Peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul
gejala tidak nafsu makan (anoreksia). Salah satu fungsi hati adalah sebagai
penetralisir toksin, jika toksin yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai
respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya
fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang
berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang
berdampak pada keracunan secara lambat dan juga merupakan hepatitis non-virus.
H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan alkohol yang banyak dalam waktu yang
relatif lama, ini biasanya terjadi pada alkoholik. Peradangan yang terjadi
mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi pembesaran hati, dan hal ini
dapat diketahui dengan meraba / palpasi hati. Nyeri tekan dapat terjadi pada saat
gejala ikterik mulai nampak.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah
billirubin yang belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal,
tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka
terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga
terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 11
dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel
ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu belum mengalami konjugasi
(bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin
direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama disebabkan karena kesukaran
dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi
ke dalam kemih, sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna
gelap. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-
garam empedu dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.
Pemeriksaan Diagnostic
1.Laboratorium
a.Pemeriksaan pigmen
• urobilirubin direk
• bilirubun serum total
• bilirubin urine
• urobilinogen urine
• urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
• protein totel serum
• albumin serum
• globulin serum
• HbsAG
c. Waktu protombin
• respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
• AST atau SGOT
• ALT atau SGPT
• LDH Amonia serum
2. Radiologi
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 12
• foto rontgen abdomen
• pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose bengal
yang berlabel radioaktif
• kolestogram dan kalangiogram
• arteriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
• laparoskopi
• biopsi hati
Penatalaksanaan
Saat ini telah banyak jenis pengobatan yang diberikan pada pasien
penyakit hepatitis. Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis
(kedokteran) maupun non medis. Tindakan non medis antara lain adalah
akupunktur, akupresure, reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan
non medis ini dapat diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis
ataupun alternatif.
Terapi secara medis dapat berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif.
Terapi suportif adalah terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh
tetap bekerja dengan baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk
meringankan gejala penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk
menghilangkan penyebab dari penyakit hepatitis itu sendiri, biasanya berupa
antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus.
Terapi medis untuk kasus hepatitis B kronis bertujuan untuk menekan
replikasi virus hepatitis B (HB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah
membatasi peradangan hati dan memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat)
pada hati maupun sirosis. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencegah
meningkatnya kadar serum transminase dan komplikasi hepatitis yang lebih
buruk.
Terapi medis yang biasa diberikan pada penderita
penyakit hepatitis diantaranya adalah
a. Tirah baring
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 13
Penderita penyakit hepatitis harus menjalani istirahat di tempat tidur saat
mengalami fase akut. Jika gejala klinis cukup parah, penderita perlu
dirawat di rumah sakit. Penderita harus mengurangi aktivitas hariannya.
Tujuan dari istirahat ini adalah memberi kesempatan pada tubuh untuk
memulihkan sel-sel yang rusak.
b. Diet
Pada prinsipnya penderita seharusnya mendapat diet cukup kalori. Pada
stadium dini persoalannya ialah bahwa penderita mengeluh mual, dan
bahkan muntah, disamping hal yang menganggu yaitu tidak nafsu makan.
Dalam keadaan ini jika dianggap perlu pemberian makanan dapat dibantu
dengan pemberian infus cairan glukosa.
c. Obat-obatan
Pada saat ini belum ada obat yang mempunyai khasiat memperbaiki
kematian/kerusakan sel hati dan memperpendek perjalanan penyakit
hepatitis virus akut.
d. Dilarang makan dan minum yang mengandung alkohol. Biasanya
penderita penyakit hepatitis akut merasa mual di malam hari. Oleh karena
itu sebaiknya asupan kalori diberikan secara maksimal di pagi hari. Jika
penderita mengalami rasa mual yang hebat atau bahkan muntah terus
menerus maka biasanya makanan diberikan dalam bentuk cair melalui
infus.
e. Penderita penyakit hepatitis diberi obat untuk mengatasi peradangan yang
terjadi di hati. Selain itu pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan
oleh virus, penderita diberi antiviral/antivirus dengan dosis yang tepat.
Tujuan pemberian antivirus ini adalah untuk menekan replikasi virus.Virus
membutuhkan sel inang untuk melakukan replikasi (menggandakan
diri). Sel inang dalam kasus hepatitis adalah sel-sel hati. Proses replikasi
virus melalui beberapa tahapan. Tahap pertama virus melakukan penetrasi
(masuk) ke dalam sel inang (sel hati). Tahap kedua virus melakukan
pengelupasan selubung virus. Tahap ketiga adalah sintesis DNA virus.
Tahap keempat adalah tahap replikasi. Tahap terakhir adalah tahap
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 14
pelepasan virus keluar dari sel inang dalam bentuk virus-virus baru. Virus-
virus baru inilah yang siap menginfeksi sel-sel hati lainnya.
Antivirus bekerja menghambat salah satu tahapan tersebut, tergantung
jenis antivirusnya. Beberapa macam antivirus diantaranya
adalahinterferon, lamivudin, ribavirin, adepovir dipivoksil, entecavir,
dan telbivudin. Antivirus diberikan berdasarkan hasil tes darah dan
pemeriksaan fisik dan laboratorium. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terapi antivirus akan lebih efektif pada kasus hepatitis aktif.
Fungsi hati dan ginjal harus terus di monitor selama terapi antivirus,
sehingga efek samping dapat dicegah sedini mungkin. Pada kasus hepatitis
C, kombinasi terapi interferon dan ribavirin adalah yang dianjurkan.
Komplikasi
Tidak setiap pasien dengan hepatitis virus akan mengalami perjalanan
penyakit yang lengkap. Sejumlah kecil pasien meperlihatkan kemunduran klinis
yang cepat , adapun komplikasi yang dapat terjadi pada klien hepatitis adalah
ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang oleh akumulasi
amonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatic.
Kerusakan jaringan parenkim hati yang meluas akan menyebabkan serosis
hepatis, penyakit ini banayak ditemukan pada alkoholik.
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 15
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Tn. H
Usia : 30 thn
Jenis kelamin : laki-laki
Agama : islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : swasta
Alamat : jln Abus mruyung
Riwayat Penyakit
Klien datang ke rumah sakit tanggal 10 oktober 2011 dengan keluhan
demam sejak 7 hari SMRS,mual, muntah, nafsu makan
berkurang,kelemahan, nyeri pada ulu hati.
Keluhan Utama
Klien menyatakan yang dirasakan saat ini adalah nyeri dan mual
Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan bahwa sebelumnya klien pernah dirawat di rumah sakit
karena demam berdarah pada tahun 2006.
Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang menjadi faktor resiko.
Riwayat Psikososial dan spiritual
Orang terdekat klien saat ini adalah ibu. Interaksi dalam keluarga dan pola
komunikasi baik. Dampak penyakit kilen bagi keluarga, keluarga menjadi
cemas, masalah yang mempengaruhi klien tidak ada. Mekanisme terhadap
stress yaitu dengan cara tidur atau mendengarkan musik. Persepsi klien
terhadap penyakitnya adalah ingin segera sembuh.
Pemeriksaan Fisik
a) Pemeriksaan fisik umum
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 16
Keadaan umum fisik klien yaitu Kelemahan, kelelahan, BB klien
sebelum sakit63 kg . dan saat sakit adalah 60 kg. Td : 13/80 mmHg,
Nadi 80 / menit, Suhu : 36 derajat celciul, RR : 20 x / menit
b) Sistem Pernafasan
Jalan nafas bersih, klien tidak sesak,tidak menggunakan alat bantu
pernafasan, dengan frekuensi nafas adalah 20x / menit, irama teratur ,
tidak ada batuk, suara nafas normal.
c) Sistem kardiovaskuler
1. sirkulasi perifer
Nadi 80x/ menit, irama teratur, Td 80/130 mmHg, temperatur hangat,
tidak terjadi edema.
2. sirkulasi jantung
Sakit pada daerah dada tidak ada,tidak terdapat kelainan pada suara
jantung, irama teratur.
d) Sistem Saraf pusat
Kesadaran kompos mentis, GCS 456
e) Sistem pencernaan
Gejalanya : Hilangnya napsu makan (anoreksia), penurunan
berat badan ,mual/muntah, nyeri pada ulu hati, tidak terjadi konstipasi.
f) Sistem urogenital
Urine gelap, BAK 4-5 x / hari, terkontrol, dengan jumlah 1500 ml / 24
jam, tidak ada ketegangan pada kandung kemih.
g) Sistem integumen
Turgor kulit baik, suhu 36 derajat celcius, warna kulit sedikit ikterus,
keadaan rambut baik.
h) Sistem muskuloskeletal
Klien tidak mengalami sakit pada tulang maupun sendi
i) Data tambahan
Klien mengatakan kurang mengetahui penyakitnya, dan saat perawat
bertanya tentang hepatitis klien tidak mampu menjawab.
j) Data penunjang
Hemoglobin : 13,7 g/dl ( N = 13-16 g/dl )
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 17
Hematokrit : 39 % ( N= 40-48 % )
Leukosiy : 6000 u/l ( N = 5000-10000 u/l )
Trombosit : 270.000 u/l ( N = 150.000 – 450.000 u/l )
SGOT/AST : 71,6 ( L <48, P < 32 )
SGPT/ALT : 133,4 ( L <41 P <31 )
Protein total : 6,8 ( N = 6,0 – 8,7 mg/dl )
Limfosit :15 ( N 20-40 % )
Monosit :8 ( N = 2-3 % )
Albumin : 3,8 ( N = 3,5 -5,2 g /dl )
Bilirubin total : 0,73 ( N <1,5 mg/dl )
Bilirubin direk : 0,20 ( N < 0,5 mg/dl
Bilirubin indirek :0,47 ( N < 0,1 mg/dl )
Hbs Ag : +
Analisa Data
no Data Etiologi Masalah
1 Data Subyektif : klien
mengatakan nyeri pada ulu hati.
Data Obyektif : klien nampak
meringis kesakitan sambil
memegangi perut, skala nyeri : 5,
Proses
peradangan sel
hati
Kerusakan
jaringan hepar
Pelepasan zat
proteolitik
Merangsang
ujung saraf
Ditransmisikan ke
kortex serebri melalui
talamus
Gangguan rasa
nyaman (nyeri)
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 18
Nyeri
2 Data Subyektif: klien mengatakan
mual dan muntah, klien juga
mengatakan nafsu makan
berkurang,
Data Obyektif:
BB : 60 kg,
TB : 170 cm
HbsAg : +
SGOT : 71,6 (L <48, P < 32)
SGPT : 133,4 (L <41, P <31)
Hematokrit :39% (N= 40-48 %)
Limfosit : 15 (N= 20-40 %)
Monosit : 8 (N= 2-3 %)
Klien terlihat lemas, pucat dan
warna kulit sedikit ikterus
Produksi garam
empedu
berkurang
Duadenum
menjadi asam
Iritasi duadenum
Impuls iritiatif ke
otak
Rangsengan
M.oblongata
Mual dan muntah
Anoreksia
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
3 Data Subyektif : klien mengatakan
mudah lelah.
Data Obyektif : klien nampak
jarang beraktivitas, kelemahan,
Kekuatan otot : 3 3
3 3
Kelainan ekstermitas (-)
Kelainan pada tulang (-)
Proses
peradangan sel
hati
Gangguan
metabolisme
lemak,
karbohidrat,
protein
Terjadi
glikogenolisis
Intoleransi
aktivitas
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 19
dalam hepar
Glukosa dalam
darah menurun
Mudah lelah
4 Data Subyektif : Klien mengatakan
mual muntah,
Data Obyektif : klien nampak
kelelahan.
Akral : dingin, basah, pucat
CRT : > 2 detik
Turgor kulit baik
TD 130/80 mmHg, nadi 80x/menit,
suhu 360C, RR 20x/menit
Produksi urin : 1500 ml/ hari
Produksi garam
empedu
berkurang
Duadenum
menjadi asam
Iritasi duadenum
Impuls iritiatif ke
otak
Rangsengan
M.oblongata
Mual dan muntah
Resiko
terjadinya
kekurangan
volume cairan
5 Data Subyektif : klien mengatakan
kurang mengerti tentang penyakit.
Data Obyektif : klien terlihat
bingung saat ditanya oleh perawat
tentang penyakitnya.
Minimnya
informasi tentang
penyakit,
pengobatan
hapetitis
Kurang
pengetahuan
tentang perawatan
penderita
Kurang
pengetahuan
tentang
perawatan
penderita
hepatitis
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 20
hepatitis
2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian tersebut, maka di temukan beberapa
diagnosa keperawatan pada klien dengan hepetitis yaitu :
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan pembengkakan
hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
absorbsi dan fungsi metebolisme pencernaan makanan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
4. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan
output yang berlebihan.
5. Kurang pengetahuan tentang perawatan penderita hepatitis
berhubungan dengan kurangnya informasi
3. Intervensi keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan pembengkakan
hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena porta.
Tujuan : klien merasa nyeri berkurang atau hilang.
Kriteria hasil :
• Tidak menunjukkan tanda-tanda nyeri fisik dan perilaku
dalam nyeri ( tidak mengeluh kesakitan, menangis )
Intervensi :
• Kolaborasi dengan individu untuk menentukan metode yang
dapat digunakan untuk intensitas nyeri .
Rasional: Nyeri yang berhubungan dengan hepatitis sangat
tidak nyaman, oleh karena terdapat peregangan secara
kapsula hati, melalui pendekatan kepada individu yang
mengalami perubahan kenyamanan nyeri diharapkan lebih
efektif mengurangi nyeri.
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 21
• Tunjukkan pada klien penerimaan tentang respon klien
terhadap nyeri
Rasional : Klien yang harus mencoba meyakinkan pemberi
pelayanan kesehatan bahwa ia mengalami nyeri
• Kolaborasi dokter untuk penggunaan analgetik yang tak
mengandung efek hepatotoksi
Rasional : Kemungkinan nyeri sudah tak bisa dibatasi dengan
teknik untuk mengurangi nyeri.( Carpenito Lynda Jual, 1999)
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan fungsi
absorbsi dan fungsi metebolisme pencernaan makanan.
Tujuan : Mempertahankan intake makanan dan minuman yang
adekuat untuk mempertahankan atau meningkatkan BB.
Kriteria Hasil :
• Adanya peningkatan berat badan
• nilai laboratorium normal
• bebas dari tanda-tanda mal nutrisi.
Intervensi :
� Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Berikan makan sedikit
dalam frekuensi sering dan tawarkan makan pagi paling besar.
Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien
anoreksia. Anoreksia juga paling buruk pada siang
hari, membuat asupan makanan yang sulit pada sore
hari.
� Berikan perawatan oral hygiene sebelum makan.
Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan
napsu makan.
� Anjurkan makan dalam posisi duduk tegak
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 22
Rasional : Menurunkan rasa penuh abdomen dapat
meningkatkan pemasukan.
� Dorong pemasukan sari jeruk, minuman karbonat dan permanen
berat sepanjang hari.
Rasional : Bahan ini merupakan bahan ekstra kalori dan dapat
lebih mudah dicerna/toleran .
• Konsul pada ahli gizi, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet
sesuai kebutuhan pasien, dengan masukan lemak dan protein
yang sesuai toleransi
Rasional : Berguna untuk membuat program diet untuk
memenuhi kebutuhan individu, metabolisme
lemak. Metabolisme lemak bervariasi tergantung
pada produksi dan pengeluaran empedu dan
perlunya pembatasan masukan lemak. Pembatasan
protein diindikasikan pada penyakit berat (
hepatitis kronis ) karena pada akumulasi akhir
metabolisme protein dapat mencetuskan hepatik
ensefalopati.
• Kolaborasi untuk terapi steroid, contoh prednison ( deltasone )
tunggal atau kombinasi azatoprin ( imuran )
Rasional : steroid dikontraindikasikan karena meningkatkan
resiko berulang terjadinya hepatitis kronis pada
pasien dengan hepatitis virus. Namun efek anti
inflamasi mungkin berguna pada hepatitis akhir
kronik ( khusus idiopatik ) untuk menurunkan
mual dan muntah.(Carpenito Lynda Jual, 1999)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : Menunjukan tehnik/perilaku yang memampukan kembali
melakukan aktivitas.
Kriteria hasil :
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 23
• Mengekspresikan pemahaman tentang pentingnya perubahan
tingkat aktifitas.
• Meningkatkan aktifitas yang dilakukan sesuai dengan
perkembangan kekuatan otot.
Intervensi :
� Tingkatkan tirah baring/duduk. Ciptakan lingkungan yang
tenang, batasi pengunjung sesuai keperluan.
Rasional : Meningkatkan istirahat dan ketenangan.
Menyediakan energi yang digunakan untuk
penyembuhan. Aktivitsa dan posisi duduk yang
tepat diyakini menurunkan aliran darah kekaki yang
mencegah sirkulasi optimal kehati.
� Ubah posisi dengan sering. Berikan perawatan kulit yang baik.
Rasional : Meningkatkan hasil pernapasan dan
meminimalkan takanan pada area tertentu untuk
menurunkan resiko kerusakan jaringan.
� Lakukan latihan dengan cepat dan sesuai toleransi.
Rasional : Memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa
gangguan.
� Tingkatkan aktivitas sesuai toletansi, bantu klien untuk
melakukan latihan rentang gerak sendi pasif/aktif.
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan
aktivitas. Ini dapat terjadi karena keterbatasan
aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
� Dorong penggunaan teknik menejemen stress, contoh relaksasi
progresif, visualisasi, bimbingan imajinasi. Berikan aktivias
hiburan yang tepat seperti nonton tv, radio, membaca.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan penghematan energi,
memusatkan kembali latihan dan dapat
meningkatkan koping.
4. Resiko terjadinya kekurangan volume cairan berhubungan dengan output
yang berlebihan.
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 24
Tujuan : setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan intake dan
ouput cairan menjadi seimbang.
Kriteria hasil :
• Tanda-tanda vital stabil.
• Turgor kulit membaik.
• Pengisian kapiler nadi perifer kuat.
• Haluaran urine individu sesuai.
Intervensi :
� Berikan cairan IV ( biasanya glukosa ) elektrolit.
Rasional : memberikan terapi cairan dan penggantian elektrolit
� Awasi nilai laboraturium, contoh Hb/Ht, nat, albumin.
Rasional : menunjukkan hidrasi dan mengidentifikasikan retensi natrium/
kadar protei yang dapat menimbulkan pembentukan edema.
� Kaji tanda-tanda vital, nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit.
Rasional : indikator volume sirkulasi/ perfusi.
� Awasi intake dan output, bandingkan dengan BB . misal muntah.
Rasional : memberikan informasi tentang kebutuhan penggantian cairan /
efek terapi.
5. Kurang pengetahuan tentang perawatan penderita hepatitis berhubungan
dengan kurangnya informasi.
Tujuan : setelah diberikan pendidikan kesehatan diharapkan klien
memahami tentang perawatan dan kebutuhan pengobatan pasien
hepatitis.
Kriteria hasil :
• Menyatakan pemahaman proses penyakit dan pengobatan.
• Berpartisipasi dalam pengobatan.
Intervensi :
� Berikan informasi khusus tentang pencegahan/ penularan penyakit.
Rasional : kebutuhan atau rekomendasi akan bervariasi karena hepatitis (
agen penyebab ) dan situasi individu.
� Diskusikan efek samping bahaya meminum obat yang dijual bebas.
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 25
Rasional : beberapa obat merupakan toksik bagi hati, dan menyebabkan
efek kumulatif toksik / hepatitis kronis.
� Berikan informasi tentang perlunya menghindari alkohol selama 6-12
bulan minimal, atau lebih lama sesuai toleransi.
Rasional : alkohol dapat meningkatkan iritasi hepatik dan mempengaruhi
pemulihan.
� Kaji tingkat pemahaman proses penyakit, harapan, kemungkinan pilihan
obat.
Rasional : mengidentifikasi area kekurangan dan pengetahuan/ salah
informasi dan memberikan kesempatan untuk memberikan
informasi tambahan sesuai keperluan
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 26
PENUTUP
Kesimpulan
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan
inflamasi pada sel-sel hati yang merupakan kumpulan perubahan klinis , biokimia,
serta seluler yang khas. Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi
penyebab utama hepatitis dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu
penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan insidensi yang muncul
tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi
ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen
bakteri, cedera oleh fisik atau kimia.
Saran
Dari uraian kesimpulan di atas, saran yang dapat kami berikan agar hati terawat
dengan baik adalah
1. Tidur cukup
2. Buang air teratur di pagi hari
3. Jangan lewatkan makan pagi
4. Hindari makanan olahan, bahan pengawet dan pemanis buatan
5. Hindari konsumsi obat yang terlalu berlebihan
w w w . s a k t y a i r l a n g g a . w o r d p r e s s . c o m Page 27
DAFTAR PUSTAKA
Sudoyo, A.W., Dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I ed. IV. Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta
Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan,
EGC, Jakarta.
Brunner & Suddarth.2000.Keperawatan Medikal-Bedah.Jakarta:EGC
Misnadiarly.2007.Penyakit Hati(Liver).Jakarta:Pustaka Obor Populer
Murwani,Arita.2008.Perawatan Pasien Penyakit Dalam.Jogjakarta:Mitra
Cendikia Press
Soemohardjo,Soewignjo & Stephanus Gunawan.1999.Hepatitis Virus
B.Jakarta:EGC
Price & Wilson.2006.Patofisiologi.Jakarta:EGC
WOC Hepatitis
Pengaruh Alkohol, toksik
Invasi virus ke dalam tubuh
Masuk sirkulasi
Masuk aliran vena hepatikus
Virus berkembang biak dalam sel hati
Proses peradangan sel hati
Gangguan suplay darah normal pd sel hepar
Merangsang ujung saraf
Pelepasan zat proteolitik
Kerusakan jaringan hepar
Ditransmisikan ke kortex serebri melalui talamus
Nyeri
Kerusakan sel parenkim, sel hati, dan duktulii empedu
intrahepatik
Gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, protein
Glikoginesis
Obstruksi
Glukoneogenesis
Glikogen dalam hepar
Kerusakan konjugasi
Kerusakan sel ekskresi
Bilirubin direk meningkat
Regurgitasi pada duktulii empedu
intrahepatik
Retensi bilirubin
Bilirubin tidak sempurna
dikeluarkan melalui duktus
hepatikus
Bilirubin direk
meningkat
ikterus
Intoleransi aktifitas
Glikogenelisis dalam hepar
Glukosa dalam darah
Cepat lelah
Produksi garam empedu berkurang
Duadenum menjadi asam
Iritasi duadenum
Impuls iritiatif ke otak
Rangsangan M. Oblongata
anoreksia
Mual muntah
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Resiko
tinggi
kekurangan
volume
cairan