Download - Anestesi General Pada Operasi Mata
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
1/11
PENDAHULUAN
Anestesi general digunakan pada sekitar 35% kasus operasi mata, dimana
kebanyakan pada operasi retina yang lama dan operasi strabismus pada anak-anak.
Indikasi dari anestesi general ini diantaranya pasien tidak kooperatif, operasi mata yang
tidak boleh ada gerakan (akinesia), prosedur operasi lama (lebih dari 3-4 am), daerah
operasi tidak memungkinkan untuk dilakukan anestesi regional, lokal maupun topikal.
!asalah mana yang lebih aman antara anestesi general dan anestesi regional masih
menadi perdebatan. "edua teknik ini menunukkan tidak ada perbedaan pada post
operasi dalam hal ingatan pasien, fungsi kognitif dan saturasi oksigen (#asta, $&).
'perasi mata merupakan tantangan yang unik untuk anestesi, termasuk regulasi
tekanan intraokuler (I'), penegahan dan pengelolaannya, serta refleks ouloardiak
('*+). emahaman tentang mekanisme dan pengelolaan potensi masalah ini dapat
mempengaruhi hasil pembedahan (!organ, $).
+efleks oulokardiak merupakan refleks trigeminoagal dengan manifestasi
aritmia antung yang dapat berupa bradikardia, denyut antung ektopik, entrikuler
takikardia, atau asistole yang dapat menadi berbahaya bila tidak diantisipasi dan
ditangani dengan segera. Insidensi '*+ paling sering teradi pada operasi strabismus
pada anak-anak uga pada operasi retina dan operasi non mata yang mengakibatkan
penekanan atau tarikan pada bola mata (/eldman, $01 Allison, $).
ANATOMI MATA
#ola mata mempunyai diameter sekitar $4 mm. #ola mata bersama ligamentum,
fasia, dan otot-otot ekstra okuler berada dalam ruang orbita yang berbentuk seperti
piramida yang tersusun atas tulang frontalis, 2ygomatium, sphenoidalis, maksilaris,
palatinus, lakrimalis, dan ethmoidalis. #agian tepi atas orbita ada lekukan atau kanal
dekat akhir medial untuk transmisi syaraf supra orbita dan foramen di baah tepi bagian
baah untuk transmisi syaraf infraorbita. enunuk ini digunakan untuk prosedur blok
retrobulber, peribulber atau teknik blok yang lain dan untuk ineksi obat anestesi lokal
yang akan memblok di daerah syaraf tersebut (/eldman, $01 !oldrik, $).
0
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
2/11
#ola mata terdiri dari 3 lapisan yaitu
0. 6apisan paling luar fibrosa sklera yang berhubungan ke depan dengan kornea dan
keduanya ditutup oleh konuntia yang merupakan permukaan dalam dari
pelpebra. /ungsi dari sklera sebagai proteksi, memberikan rigiditas untuk
memberi bentuk bola mata,
$. 6apisan tengah yaitu lapisan askuler tersusun oleh koroid di bagian posterior,
badan silier dan iris di bagian anterior,
3. 6apisan dalam syaraf retina (!oldrik, $1 /eldman, $0).
7truktur penting lainnya yang mengelilingi bola mata adalah otot-otot
ekstraokuler. erakan bola mata dimungkinkan dengan adanya otot-otot bola mata yang
terdiri dari
0. !uskulus rektus medialis,
$. !uskulus rektus lateralis,
3. !uskulus rektus superior,
4. !uskulus rektus inferior,
5. !uskulus oblikus superior,
. !uskulus oblikus inferior.
"eempat muskulus rektus berorigo pada anulus fibrosus pada apeks orbita dan
insersionya pada sklera membentuk ruangan berupa konus otot berisi syaraf, arteri dan
ena (/eldman, $0).
'tot-otot bola mata mendapatkan persyarafan dari nerus kranialis adalah sebagai
berikut
0. 8erus okulomotorius (8 III) mempersyarafi muskulus rektus medialis,
muskulus rektus superior, muskulus rektus inferior, muskulus oblikus inferior dan
muskulus leator palpebra superior,
$. 8erus troklearis (8 I9) bersifat motorik mempersyarafi muskulus oblikus
superior,
3. 8erus abdusens (8 9I) bersifat motorik mempersyarafi muskulus rektus lateralis
(/eldman, $01 #asta, $&).
$
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
3/11
PATOFISIOLOGI
Tekanan Intra Okuler
ekanan intra okuler normal berkisar antara 0-$ mm:g. /aktor yang paling
mempengaruhi I' adalah pergerakan humor akuos, perubahan pada olume darah
koroidal, tekanan ena sentral (*9), dan tonus otot ekstraokuler. enentu fisiologis I'
adalah keseimbangan antara produksi humor akuos, yang merupakan airan yang
diproduksi korpus siliaris di kamera okuli posterior, dan eliminasinya melalui sistem ena
episkleral melalui spaces of fontana dan canalis schlem pada sudut iridokorneal
(/eldman, $01 !organ, $).
Tabel 1. Faktor- faktor yan !e!"enaru#$ TIO
Faktor yan !en$nkatkan TIO Mekan$%!e
'bat midriatik !enutup sudut iridokorneal
erakan pasien, batuk, mengean,
muntah, kongesti ena
!eningkatkan *9 sehingga meningkatkan
aliran darah koroidal (*#9)
eningkatan otot tonus ekstraokuler !empengaruhi pusat pengatur I' di
dienephalon
:ipertensi !eningkatkan *#9
Ineksi airan &-0 ml ke orbita
(misalnya. peribulbar blok)
eningkatan tekanan di koroidal
Asidosis respiratorik dan hiperkarbia,
hipoksia
9asodilatasi pembuluh darah koroidal
sehingga meningkatkan *#9
Faktor yan !enurunkan TIO Mekan$%!e
;epresan 77 (barbiturat, agen anestesi !endepresi pusat I' di dienephalon
3
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
4/11
olatil)
!anitol, ganglionik bloker !enurunkan *#9
Aseta2olamid!enurunkan en2ym karbonik anhidrase yang
dibutuhkan untuk pembentukan humor akuos
:ipotensi (sistolik
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
5/11
6aringoskopi dan intubasi dapat meningkatkan I' 4-5 mm:g. emberian
obat seperti lidokain intraena (0,5 mg>kg) atau opioid (seperti remifentanyl ,5-0 µg>kg
atau alfentanyl $ ?g>kg) dapat menghilangkan respon I' pada intubasi (@u, $1
!organ, $).
Tabel '. Efek obat ane%te%$ ter#a&a" TIO
'batBfek pada
I'
Anestesi inhalasi
Agen olatil ↓↓
8itrous oksida ↓
Anestesi intraena
#arbiturat ↓↓
#ensodia2epin ↓↓
"etamin C
8arkotik ↓
elumpuh otot
;epolarisasi
(suksinilkolin) ↑↑
8ondepolarisasi ↓
Sumber : Morgan, 200
(EFLE)S O)ULO )A(DIA) *O+(,
raksi otot ekstraokuler atau tekanan pada bola mata dapat menyebabkan
disritmia berupa bradikardi atau ektopi entrikuler sampai henti sinus atau fibrilasi
entrikuler. +efleks ini biasanya teradi pada anak yang menalani operasi strabismus
tetapi dapat uga teradi pada semua kelompok umur pada berbagai prosedur termasuk
enukleasi, ekstraksi katarak, dan operasi ablatio retina (!organ, $1 /eldman, $01
Allison et al, $).'*+ adalah refleks trigeminoagal yang khas pada klinis teradi bradikardi dan
gangguan irama antung akibat manipulasi pada mata khususnya setelah traksi pada otot
eksternal (ilani et al , $5).
Dalur aferen mengikuti n.iliaris longus dan breis ke ganglion iliaris lalu ke
ganglion gaseri di sepanang bagian ophtalmik n.trigeminus (n. 9). Dalur aferen berakhir
5
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
6/11
di nukleus trigeminus utama di dasar entrikel I9. Impuls eferen dimulai di otot dari n.
9agal kardiak depresor yang menyebabkan inotropik negatif dan efek konduksi
(/eldman, $0, ilani et al , $5).
"ekuatan dan tipe stimulus menentukan insidensi '*+. !akin akut dan kuat
serta bertahannya traksi, '*+ lebih mungkin munul. !. +ektus medialis dianggap
paling sensitif terhadap keadian '*+, hal ini dikarenakan letaknya yang kurang
aksesibel sehingga membutuhkan manipulasi lebih banyak serta otot ini paling banyak
dimanipulasi selama operasi strabismus. :ipoentilasi dan peningkatan p*'$ seara
bermakna meningkatkan insidensi bradikardi (/eldman, $0).
remedikasi dengan antikolinergik sering menolong dalam menegah '*+.
Atropin dan glikopirolat intraena sesaat sebelum pembedahan lebih efektif daripada
pemberian intramuskuler. likopirolat lebih sedikit menimbulkan takikardi dibanding
atropin. :arus diingat pemberian antikolinergik berbahaya terutama pada orang tua yang
sering mempunyai penyakit arteri koroner. Anestesi dalam dan blok retrobulber lebih
berguna, tetapi blok retrobulber sendiri dapat menyebabkan '*+. enggunaan rutin
masih kontroersial (!organ, $1 /eldman, $01 ilani et al, $5).
enelitian oleh ilani, $5 baha atropin 05 µg>kg efektif dalam menegah
teradinya '*+. ;ari pasien yang diteliti % keadian '*+ dan 33 % keadian
bradikardi teradi pada grup yang tidak mendapat premedikasi atropin sebelumnyasedangkan grup atropin hanya 0% dari sample teradi '*+ dan tidak ada yang
mengalami bradikardi (ilani et al , $5).
Apabila teradi '*+, penatalaksanaan yang dilakukan
0. enghentian manipulasi pada mata sampai denyut nadi meningkat,
$. "onfirmasi entilasi yang adekuat, oksigenasi, dan kedalaman anestesi,
3. emberian atropin 0 µg>kg i ika denyut nadi masih belum meningkat
setelah manipulasi dihentikan,
4. ada periode yang sulit dikendalikan, infiltrasi m. retus dengan anestesi
lokal.
+efleks akan melemah dengan sendirinya dengan penarikan otot ekstraokuler
berulang (!organ, $1 /eldman, $0).
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
7/11
ANESTESI GENE(AL PADA OPE(ASI MATA
emilihan antara anestesi umum dan lokal harus diputuskan bersama pasien,
anestesiologis, dan operator. #elum ada kesimpulan prosedur mana yang lebih aman.
Anestesi lokal dapat menyebabkan ketakutan pasien karena tetap sadar selama operasi
atau nyeri yang tidak tertangani seara adekuat. Anestesi umum diindikasikan untuk
pasien yang tidak kooperatif, karena gerakan kepala sedikit saa dapat berbahaya pada
pembedahan mikro, dan pada tehnik pembedahan dimana anestesi lokal
dikontraindikasikan (!organ, $).
Pre!e&$ka%$
asien yang akan menalani pembedahan mata dapat beragam, khususnya yang
akan menalani prosedur multipel dan kemungkinan teradi kebutaan permanen. asien
deasa seringkali tua dengan berbagai penyakit sistemik (hipertensi, ;!, penyakit arteri
koroner). 7emua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pemilihan obat
premedikasi. (!organ, $).
ada pasien pediatrik dengan kelainan mata kongenital sering diikuti dengan
kelainan kongenital organ lain dan memerlukan penanganan khusus ( /eldman, $0).
remedikasi yang ideal harus bisa mengendalikan ansietas dan '89 tanpa
mempengaruhi I'. idak ada bukti pemberian atropin i.m. akan meningkatkan I',
meskipun pada pasien glaukoma. #en2odia2epin seperti mida2olam dan dia2epam adalah
ansiolisis yang efektif serta mempunyai kemampuan amnestik. etapi harus dihindari
dosis yang besar karena dapat menyebabkan midriasis, hal ini harus dihindari pada pasien
glaukoma sudut sempit. !ida2olam $-4 mg i.m.3 menit preoperatif atau 0-$ mg i..
segera sebelum retrobulber blok atau sebagai alternatif dia2epam 5-0 mg p.o. 0 am
preoperatif bisa digunakan dan sangat efektif digunakan. (@u, $).
8arkotik, ika digunakan harus diberikan dengan kombinasi antiemetik seperti
prometha2ine (phenergan), hidroksi2in (istaril), atau droperidol. #arbiturat memberikan
tingkat sedasi yang berariasi dengan durasi yang panang tetapi tidak memberikan
analgesia, amnesia, atau pengendalian ansietas (@u, $).
In&uk%$
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
8/11
emilihan tehnik induksi untuk operasi mata biasanya tergantung lebih ke arah
kondisi medis pasien daripada penyakit matanya atau tipe pembedahannya. engeualian
pada pasien ruptur bole mata yang kuninya adalah menaga I' dengan induksi yang
smooth. #atuk selama intubasi harus dihindari dengan anestesi yang dalam dan paralisis
yang ukup. +espon I' terhadap laringoskopi dan intubasi endotrakeal dapat dihindari
dengan pemberian lidokain i.. 0,5 mg>kg atau fentanyl 3-5 µg>kg. elumpuh otot non
depolarisasi bisa digunakan untuk menggantikan suksinilkolin (!organ, $1 @u, $1
/eldman, $0).
Mon$tor$n &an Ma$ntenane
'perasi mata sering menauhkan anestesiologis dari airay pasien. !embuat
pulse oksimetri sangat dibutuhkan untuk pemantauan. !onitoring sirkuit dari kebooran
atau ekstubasi yang tidak disengaa sangat penting. "emungkinan kinking atau obstruksi
B bisa diminimalisir dengan menggunakan reinforced B atau preformed right angle
B. "emungkinan disritmia karena '*+ membutuhkan monitoring B". ada anak
suhu sering meningkat selama operasi mata karena penutupan dari kepala sampai uung
kaki (!organ, $1 6entshener, $$).
8yeri dan stress oleh pembedahan mata termasuk lebih sedikit dibandingkan
pembedahan intra abdominal. "urangnya stimulasi kardioaskuler dan kebutuhan untuk anestesi yang adekuat dapat berakibat hipotensi pada pasien tua. roblem ini dapat
dihindari dengan memberikan hidrasi i.. yang adekuat serta memberikan efedrin dosis
keil $-5 mg atau memantapkan paralisis intraoperatif dengan pelumpuh otot non
depolarisasi yang memungkinkan leel anaestesi yang lebih ringan (!organ, $).
!untah akibat stimulasi agal merupakan masalah post operatif yang umum
khususnya setelah operasi strabismus. Bfek alsaa dan peningkatan *9 yang menyertai
muntah dapat merugikan pembedahan dan meningkatkan resiko aspirasi. emberian
metoklopramid intraoperatif 0 mg pada deasa atau dosis keil droperidol $ µg>kg
akan berguna. 'ndansetron karena mahal diberikan khusus pada pasien yang mempunyai
riayat mual muntah post operatif (!organ, $1 !adan, $51 @elters, $).
Ek%tuba%$ &an Pe!ul$#an
&
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
9/11
@alaupun materi untuk penahitan modern dan tehnik penutupan luka mengurangi
resiko dehisensi, pemulihan yang smooth tetap dibutuhkan. #atuk selama ekstubasi dapat
diegah dengan ekstubasi selama pasien masih teranestesi dalam. ada saat operasi
berakhir obat pelumpuh otot direerse dan nafas spontan akan kembali. Agen anestesi
diteruskan selama penyedotan alan nafas, 8$' dihentikan dan lidokain i.. 0,5 mg>kg
dapat diberikan untuk menumpulkan refleks batuk. Bkstubasi membutuhkan aktu 0-$
menit setelah lidokain diberikan dan selama respirasi spontan 0% oksigen. "ontrol
airay yang tepat sangat penting sampai refleks batuk dan menelan kembali. etapi
tehnik ini tidak tepat untuk pasien dengan resiko aspirasi (!organ, $1 @u, $1
/eldman, $0).
8yeri post operatif yang berat tidak la2im pada operasi mata. 7kleral bukling,
enukleasi, dan repair ruptur bola mata merupakan prosedur yang paling menyakitkan.
;osis keil narkotik i.. dapat diberikan (mis. 05-$5 mg meperidin untuk deasa)
biasanya ukup. 8yeri yang berlebihan merupakan tanda hipertensi intraokuler, abrasi
kornea, atau komplikasi pembedahan yang lain (!organ, $).
)ESIMPULAN
0. Indikasi dari anestesi general ini diantaranya pasien tidak kooperatif, operasi mata
yang tidak boleh ada gerakan (akinesia), prosedur operasi lama (lebih dari 3-4
am), daerah operasi tidak memungkinkan untuk dilakukan anestesi regional,
lokal maupun topikal (#asta, $&).
=
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
10/11
$. 'perasi mata merupakan tantangan yang unik untuk anestesi, termasuk regulasi
tekanan intraokuler (I'), penegahan dan pengelolaannya, serta refleks
ouloardiak ('*+). emahaman tentang mekanisme dan pengelolaan potensi
masalah ini dapat mempengaruhi hasil pembedahan (!organ, $).
DAFTA( PUSTA)A
Allison *B, 6ange DD;, "oole /;, A *omparison of the Inidene of the 'uloardia
and 'ulorespiratory +efleEes ;uring 7eoflurane or :alothane Anesthesia for
7trabismus 7urgery in *hildren, AnesthesiaFAnalgesia $1 = 3-30.
0
-
8/19/2019 Anestesi General Pada Operasi Mata
11/11
#asta 7D, Anesthesia for 'phthalmi 7urgery. Bdited by 6ongneker ;B, #ron ;6,
8eman !/, Gapol @!, he !ra-:ill *ompanies, $&1 5 055&-05&0.
/eldman !A, atel A, Anesthesia for Bye, Bar, 8ose, and hroat 7urgery in !illerHs
Anesthesia, 7eenth Bdition, *hurill 6iingstone In., $01 5 $3&-$3&&.
ilani 7!, Damil !, Akbar /, Dehangir +, Antiholinergi remediation for reention
of 'uloardia +efleE ;uring 7uint 7urgery, D Ayub !ed *oll Abbottabad $51
0(4).
6entshener *, himou2 A, #onnihan , Aute ostoperatie lauoma After
8onoular 7urgery +emains a ;iagnosti *hallenge, AnesthesiaFAnalgesia $$1
=4 034-5.
!adan +, #hatia A, *hakithandy 7, rophylati ;eEamethason for ostoperatie
8ausea and 9omiting in ediatri 7trabismus 7urgery A ;ose +anging and 7afety
Baluation 7tudy, AnesthesiaFAnalgesia $5 0 0$$-.
!oldrik "B, ayer 7I, Anesthesia and the Bye. In *linial Anesthesia. /ifth Bdition.
Bdited by #arash , *ullen #/, 7toelting +", 6ippinott @illiams F @ilkins, $1
33 =5-==.
!organ B, !ikhail !7, !urray !D, Anesthesia for 'phthalmi 7urgery in *linial
Anesthesiology. /ourth Bdition. 6ange !edial #ooks, $1 3& &$-&3.
@elters I;, !enges , raf !, +edution of ostoperatie 8ausea and 9omiting by
;imenhydrinate 7uppositories after 7trabismus 7urgery in *hildren,
AnesthesiaFAnalgesia $1 = 300-4.
@u :, Auadro !A, Anesthesia for :ead and 8ek 7urgery in *linial Anesthesia
roedures of the !assahusetts eneral :ospital. 7eenth Bdition. 6ippinott
@illiams F @ilkins, $1 $5 44-4=.
00