KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, selawat dan salam kepada Rasulullah SAW
serta sahabat dan keluarga beliau sekalian dengan segala kebaikan Beliau yang
telah membawa kita dari alam jahiliyah kepada alam islamiayh dan dari alam
yang penuh kebiadaban kepada alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dalam makalah ini yang berjudul “Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas ”
yang ditulis dengan segenap kemampuan yang terbatas dan sederhana mungkin.
Terima kasih yang tidak terhingga kepada Dosen Pembimbing dan seluruh
pihak yang telah ikut berpatisipasi dalam penyelesaian makalah ini. Dengan
selesainya penyusunan makalah ini, kami berharap agar makalah ini dapat dikritik
yang membangun dan hasilnya dapat bermanfaat bagi kami dan orang lain.
Banda Aceh, 29 Januari 2011
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................... iDaftar Isi.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 11.1 Latar Belakang.............................................................................. 11.2 Tujuan Penulisan........................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 42.1 Pengertian Kepemimpinan............................................................ 42.2 Pemimpin Pendidikan................................................................... 7
1) Mengkomonikasikan Visi....................................................... 82) Wewenang Bagi Guru............................................................. 9
2.3 Tipe Atau Gaya Kepemimpinan Kualitas dalam Pendidikan ...... 92.4 Karaktristik Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas.............. 102.5 Metode Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas..................... 11
1) Mempunyai Visi Yang Jelas................................................... 122) Responsif................................................................................. 133) Seorang Pelatih....................................................................... 14
2.6 Perilaku Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas.................... 14a) Pentingnya EQ........................................................................ 15b) Sikap Kepemimpinan dalam Organisasi................................. 17
2.7 Ciri-ciri pemimpin yang berkualitas............................................. 192.8 Faktor-faktor yang memperngaruhi efektivitas Kepemimpinan . .
dalam manajemen pendidikan....................................................... 212.9 Teori Tentang Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas.......... 22
BAB III PENUTUP................................................................................. 29A. Kesimpulan................................................................................... 29B. Saran.............................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 31
Makalah :
2
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DALAM KUALITAS
DI
SUSUN
OLEH :
ZULKARNAINIM. HUSENERIYANTI
Dosen Pengasuh : Prof. Dr. Tb. Abin Syamsuddin Makmun Prof. Dr. Murniati AR, M.Pd
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA
PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN BANDA ACEH
2011
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah mahkluk Tuhan yang paling tinggi dibanding mahkluk
yang lain. Manusia dianugerahi pikiran, kemampuan untuk memilah dan memilih
mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan kelebihan itu seharusnya manusia
mampu mengelolah lingkungan yang baik, termasuk kehidupan sosialnya.
(http://rvnsprasetyo.wordpress.com/2010/09/01/)
Menurut kodrat serta irodatnya bahwa manusia dilahirkan untuk menjadi
pemimpin, minimal memimpin dirinya sendiri. Seperti termaktub dalam Al qur’an
surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi “ ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada malaikat , sesungguhnya aku akan mengangkat Adam menjadi khalifah di
muka bumu. Menurut Bachtiar Surin, perkataan khalifah berarti penghubung atau
pemimpin yang memimpin sesuatu.
Seorang pemimpin pendidikan dituntut agar memiliki kemampuan
menggerakkan personel satuan pendidikan atau sekolah dalam melaksanakan
tugas pembelajaran sesuai prinsip-prinsi pedagogik.
Pendidikan adalah alat yang paling dapat diandalkan, karena dalam
pendidikan terjadi proses transformasi informasi dan pengetahuan yang sistematis.
Dari pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia-manusia yang kelak akan
membawa bangsa ini menjadi lebih baik. Dengan pendidikan,masyarakat akan
semakin maju yang akhirnya terjadi kesadaran publik sehingga secara bertahap
mengubah bangsa ini dari sikap menghamba dan tunduk menjadi sikap mandiri
dan mempunyai harga diri sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.
Membangun manusia seutuhnya merupakan tujuan yang terbaik dalam kewajiban
pendidikan. Manusia seutuhnya merupakan tujuan terbaik dalam kewajiban
4
pendidikan. Manusia seutuhnya berarti mengoptimalkan semua sisi potensi yang
dimiliki (fisik, hati dan akal). Atau dengan kata lain memadukan antara unsur
iman dan taqwa dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(http://hilmiarifin.com/2001/27/1)
Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas didasarkan pada empat
ukuran/indikator, yaitu (1) mutu produk/lulusan, (2) mutu proses pembelajaran,
(3) mutu layanan sekolah dan (4) mutu lingkungan sekolah.
Mutu produk/lulusan pendidikan dapat dinilai berdasarakan nilai ujian
akhir nasional/sekolah yang tinggi. Tetapi tentunya nilai bukan satu-satunya
ukuran, harus didukung dengan ukuran lainnya yaitu lulusan lembaga pendidikan
juga mempunyai kecakapan dan ketrampilan untuk hidup (life skills), yang dapat
dimanfaaatkan untuk bekal hidup peserta didik di masyarakat. Selain itu tentunya
lulusan pendidikan juga mempunyai nilai-nilai kemanusian yang tinggi, yang
responsi terhadap persoalan sosial yang ada.
Mutu proses pembelajaran sangat ditentukan pada profesionalisme guru.
Guru dalam pembelajaran tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan semata
tetapi juga mendidik, mengarahkan dan menggerakan siswa agar menjadi manusia
seutuhnya, tidak hanya pandai dan terampil tetapi juga berintegritas serta berbudi
pekerti yang luhur. Mulu layanan sekolah yang baik tidak hanya layanan kepada
siswa akan tetapi kepada orang tua, tamu sekolah dan lain sebagainya. Mutu
layanan juga ditentukan dari kemampuan pelaku sekolah untuk dapat menjalin
hubungan dan memberikan pelayanan yang terbaik pada suluruh stakeholder
sekolah. Mutu lingkungan sekolah ditunjukkan dengan sekolah yang bersih,
indah, damai. Dengan lingkungan yang baik akan menciptakan kenyamanan
proses belajar mengajar di sekolah. (Dhanay, 2010:11)
5
1.2 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini diarahkan untuk :
a) Untuk mengetahui Pengertian Kepemimpinan Pendidikan dalam
Kualitas
b) Untuk mengetahui Tipe atau Gaya Kepemimpinan Pendidikan dalam
Kualitas
c) Untuk mengetahui Karakteristik Kepemimpinan Pendidikan dalam
Kualitas
d) Untuk mengetahui Prilaku Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
e) Untuk mengetahui Ciri-ciri Kepemimpinan dalam Kualitas
f) Untuk Mengetahui Faktor-faktor Kepemimpinan pendidikan dalam
kualitas.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kepemimpinan
Kata “kepemimpinan” terjemahan dari bahasa inggris “leadership” yang
menurut Ensiklopedi Umum dalam tahun 1993 penerbit Yayasan Kanisius
diartikan sebagai “Hubungan yang erat antara seorang dan kelompok manusia,
karena ada kepentingan yang sama”. Hubungan tersebut ditandai oleh tingkah
laku yang tertuju dan terbimbing dari pemimpin dan yang dipimpin. Berkaitan
dengan hal tersebut, maka dalam kepemimpinan tentu akan melibatkan unsur
pemimpin yakni orang yang akan mempengaruhi tingkah laku pengikutnya
(influence) dan pengikut-pengikutnya (influence) dalam situasi tertentu. Oleh
karena itu Stephen Covey seorang “guru” di bidang manajemen menyatakan
bahwa pemimpin yang berhasil di abad 21 adalah yang mempunyai visi,
keberanian serta kerendahan hati untuk terus menerus belajar dan mengasah
kecakapan emosinya.
Kepemimpinan adalah hal yang esensi dalam TQM. Pemimpin harus
memiliki visi dan dapat menterjemahkannya ke dalam kebijakan dan tujuan
khusus dengan jelas.
Kepemimpinan adalah kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. (T. Hani
Handoko, 1997:294).
Definisi lain dari kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan dan
kesiapan seseorang untuk mempengaruhi, membimbing dan mengarahkan atau
mengelola orang lain agar mereka mau berbuat sesuatu demi tercapainya tujuan
7
bersama (Burhanuddin,1994 :62) . Dalam pengertian ini seseorang yang ingin
diakui sebagai pemimpian harus memiliki kelebihan dalam beberapa fungsi diatas,
yakni:mempengaruhi, membimbing sampai pada mengelola orang lain.
Sedangkan menurut Wiles dalam Burhanuddin (1994:62) kepemimpinan
merupakan segenap bantuan yang dapat diberikan oleh seseorang bagi penetapan
dan pencapaian tujuan kelompok.
Dari beberapa batasan tersebut bila kita garis bawahi bahwa
kepemimpinan atau kegiatan memimpin merupakan usaha yang dilakukan oleh
seseorang dengan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk mempengaruhi,
mendorong, mengarahkan dan menggerakkan orang-orang yang dipimpin supaya
mereka mau bekerja dengan penuh semangat dan kepercayaan dalam mencapai
tujuannya.
Kepemimpinan menurut Burhanuddin (1994:63) dapat muncul kapan dan
dimanapun apabila ada unsur-unsur sebagai berikut :
1) Ada orang–orang yang memimpin, mempengaruhi dan memberikan
bimbingan.
2) Ada orang-orang yang dipengaruhi.
3) Ada kegiatan tertentu dalam menggerakkam bawahan.
4) Adanya tujuan.
Menurut stoner Manajemen Kepemimpinan adalah sebagai proses
mengarahkan dan mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan tugas. Ada
tiga implikasi penting, pertama, kepemimpinan melibatkan orang lain ( bawahan
atau pengikut ), kwalitas seorang pemimpin ditentukan oleh bawahan dalam
menerima pengarahan dari pemimpin. Kedua, kepemimpinan merupakan
pembagian yang tidak seimbang diantara para pemimpin dan anggota kelompok.
Pemimpin mempunyai wewenang untuk mengarahkan beberapa dari kegiatan
anggota kelompok dan sebaliknya anggota kelompok atau bawahan secara tidak
langsung mengarahkan kegiatan pimpinan. Ketiga kepemimpinan disamping
8
dapat mempengaruhi bawahan juga mempunyai pengaruh. Dengan kata lain
seorang pimpinan tidak dapat mengatakan kepada bawahan apa yang harus
dikerjakan tapi juga mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintah
pemimpin.
“Kepemimpinan merupakan salah satu fenomena yang paling mudah
diobservasi, tetapi menjadi salah satu hal yang paling sulit untuk dipahami”
(Richard L. Daft, 1999).
Menurut Parjudi Atmosudirjo pengertian kepemimpinan dapat ditelaah
dari berbagai segi yaitu sebagai berikut :
1) Kepentingan dapat dirumuskan sebagai suatu kepribadian seseorang yang
mendatangkan keinginan para kelompok orang – orang untuk
mencotohnya dan mengikutinya atau yang memancarkan suatu pengaruh
yang tertentu, suatu kekuatan atau wibawa, yang demikian rupa sehingga
membuat sekelompok orang – orang mau melakukan apa yang di
kehendaki.
2) Kepemimpinan adalah suatu seni (art) kesanggupan (ability) atau tekhnik
(technique) untuk membuat sekelompok orang bawahan dalam organisasi
formal atau para pengikut atau simpatisan dalam organisasi mengikuti atau
mentaati segala apa yang dikehendakinya.
3) Kepemimpinan dapat pula dipandang sebagai sarana.
Definisi tentang pendidikan adalah :
1) Proses dimana seseorang yang mengembangkan kemampuan, sikap dan
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dimasyarakat tempat dia hidup.
2) Proses dimana orang dihadapkam pada pengaruh lingkungan yang terpilih
dan terkontrol sehingga mereka mengalami perkembangan
kemampuan sosial dan individu yang optimal. (Moch. Idochi Anwar,1991
9
Dari definisi di atas, maka pengertian dari kepemimpinan pendidikan
adalah suatu kesiapan, kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam proses
mempengaruhi, mendorong,membimbing, mengarahkan dan menggerakkan orang
lain yang ada hubungannya dengan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan
dan pengajaran agar segenap kegiatan dapat berjalan secara efektif dan efisien
dalam mencapai tujuan pendidikan.
Lebih lanjut kepemimpinan adalah kemampuan seni mempengaruhi
tingkah laku manusia dan kemampuan untuk membimbing beberapa orang untuk
mengkordinasikan dan mengarahkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Untuk
dapat menggerakkan beberapa orang pelaksana, seorang pemimpin harus memiliki
kelebihan dibandingkan orang yang dipimpinnya misalnya kelebihan dalam
menggunakan pikirannya, rohaniah, dan badaniah. Agar dapat menggunakan
kelebihanya tersebut, seorang pemimpin suatu organisasi difasilitasi dengan apa
yang disebut dengan tugas dan wewenang.
Tugas adalah kewajiban untuk melaksanakan dan wewenang adalah hak
untuk bertindak.. Wewenang seorang pemimpin adalah hak untuk menggerakkan
orang atau bawahannya supaya suka mengikutinya atau menjalankan tugas yang
diperintah kepadanya. Kepengikutan timbul karena pemimpin mempunyai abhiga
mika yaitu dapat menarik simpati dari orang lain, pradaya yaitu selalu bertindak
bijaksana,; atma sampat yaitu bermoral dan berbudi pekerti yang luhur,
Sakyasanmata, yaitu selalu bertindak teliti dan cermat
2.2 Pemimpin Pendidikan
Total Quality merupakan suatu keinginan dan jaan hidup organisasi yang
menganut pesan-pesannya. Peters dan Austin memberikan pertimbangan spesifik
dalam kepemimpinan pendidikan. Dalam kualitis pendidikan menurut Peter dan
Austin memerlukan seorang pemimpin. Pemimpin pendidikan membutuhkan
kualifikasi berikut :
10
1. Visi dan Simbol. Kepala sekolah harus mengkomunikasikan nilai-nilai
lembaga pada stafnya, siswa dan masyarakat luas.
2. Management by walking About merupakan hal yang diperluka oleh
gaya kepemimpinan untuk setiap lembaga.
3. For The Kids dalam pendidikan konsep tersebut identik dengan “dekat
dengan lemabag". Hal ini untuk menyakinkan bahwa organisasi
memiliki focus yang jelas pada pelanggan utamanya.
4. Otonomi, percobaan, dan dukungan pada kegagalan. Pemimpin
menyiapkan segala menganjurkan adanya inovasi pada stafnya dan
menyiapkan segala sesuatu untuk mengantisipai kemungkinan yang
timbul.
5. Menciptakan perasaan kekeluargaan.
6. Rasa kesatuan, irama, keinginan, intensitas dan antusias. Hal tersebut
merupakan kualitas personal yang diperlukan oleh pemimpin
pendidikan (Peter dan Austin, 1986 : 393-4141)
1) Mengkomunikasikan Visi
Senior Management harus memberikan bimbingan dan menyampaikan
visi serta inspirasinya. Dalam organisasi TQM seluruh manajer harus menjadi
pemimpin dan unggul dalam proses kualitas. Manajer harus menjadi
pemimpin dan unggul dalam proses kualitas. Manajer perlu untuk
mengkomunikasikan misi dan menyebarkannya melalui organisasi. Banyak
manajer, khususnya Manajer Madya merasa kesulitan untuk menerima dan
menerapkan TQM. Hal ini disebabkan oleh perubahan peranan. Dengan
demikian, perlu ditekankan fungsi kepemimpinan disini adalah untuk
mempertinggi kualitas pengajaran dan mendukung staf yang terlibat
didalamnya.
Peranan pemimpin dalam pengembangkan budaya kualitas adalah :
1. Memiliki visi tentang Total Quality untuk lembaganya
2. Memiliki komitment pada proses peningkatan kualitas
11
3. Mengkomunikasikan peran kualitas
4. Menyakinkan kebutuhan pelanggan sebagai pusat perhatian
kebijakan lembaga.
5. Menyakinkan bahwa terdapat chanel yang cocok untuk
menyampaikan suara pelanggan.
6. Pemimpin pengembangan staf.
7. Jangan menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul
tanpa mencari bukti-bukti.
8. Memimpin inovasi dalam lembaga mereka.
2) Wewenang bagi Guru
Spenbauer meletakkan dasar pentingnya kepemimpinan, seperti yang
ditulis (Spanbaur, 1992 : 15) yaitu :” Komitmen lebih sekedar ceramah yang
diberikan tentang pentingnya kualitas di sekolah kita. Peningkatan kualitas.
Komitmen memerlukan promosi dan perhatian tentang cara baru serta
memerlukan promosi dan perhatian tentang cara baru serta memerlukan kajian
ulang yang konstan tentang setiap tindakan yang telah dilaksanakan”.
2.3 Tipe atau Gaya Kepemimpinan Kualitas dalam Pendidikan
Tipe atau gaya kepemimpinan adalah cara gaya seseorang melaksanakan
suatu kepemimpinan, didalam kepemimpinan ada tiga unsur yang saling berkaitan
yaitu unsur manusia, unsur sarana dan unsur tujuan.
Berbagai gaya atau tipe kepemimpinan banyak kita jumpai dalam
kehidupan sehari – hari, termasuk disekolah. Walaupun pemimpin pendidikan
khususnya formal adalah pemimpin yang angkat secara langsung maupun melalui
pemilihan.
1) Kepemimpinan Yang Otokratis
Pemimpin bertindak sebagai diktator , pemimpin adalah pengerak dan
12
penguasa kelompok. Kewajiban bawahan atau anggota – anggotanya
hanyalah mengikuti dan menjalankan, tidak boleh membatah ataupun
mengajukan saran.
2) Kepemimpinan yang Laissez Faire (masa bodoh).
Pemimpin yang seperti ini menafsirkan demokrasi dalam arti keliru,
karena demokrasi seolah –olah diartikan sebagai kebebasan bagi setiap
anggota untuk mengemukakan dan mempertahankan pendapat dan
kebijakannya masing –masing. Tingkat keberhasilan organisasi atau
lembaga yang dipimpin dengan Gaya Laissez Faire semata – mata
disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok,
dna bukan karena pengaruh dari pemimpinnya.
3) Kepemimpinan yang demokratis
Pemimpinan demokrasi selalu menyadari bahwa dirinya merupakan
bagian dari kelompoknya. Berhasil tidaknya suatu pekerjaan bersama
terletak pada kelompok dan pimpinan.
4) Kepemimpinan Pseudo Demokratis
Pemimpin ini sebenarnya bersikap otokratis, tetapi ia pandai memberikan
kesan seolah –olah demokratis.
2.4 Karakter Kepemimpinan Pendidikan dalam kualitas
Menurut Ken Blanchard, ada sejumlah ciri-ciri dan nilai yang muncul dari
seorang pemimpin yaitu memiliki tujuan utama melayani kepentingan mereka
yang dipimpinnya. Orientasinya bukan untuk kepentingan diri pribadi maupun
golongan tetapi justru untuk kepentingan umum yang dipimpinnya.
Pemimpin juga memiliki perhatian kepada mereka yang dipimpinnya.
Perhatian itu terwujud dalam bentuk kepedulian dan mau mendengar setiap
kebutuhan, kepentingan, impian dan harapan dari mereka yang dipimpinnya.
Contohnya manajer farm berusaha memenuhi kebutuhan pemilik farm dengan
cara memperoleh laba setinggi-tingginya dari hasil penjualan hasil ternak
13
(daging ayam dan telur) tapi tidak dengan cara memeras tenaga karyawan
kandang secara paksa, melainkan ikut terjun langsung membantu karyawan
dalam kegiatan operasional kandang. Pemilik farm juga memberikan fasilitas
bagi karyawan yang tinggal di kandang, memperhatikan kesehatan karyawan
dan rela membagi keterampilan yang dimiliki kepada karyawan.
Ciri seorang pemimpin salah satunya adalah akuntabilitas. Istilah
akuntabilitas berati penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinya
seluruh perkataan, pikiran dan tindakannya dapat dipertanggungjawabkan
kepada publik atau kepada setiap anggota organisasinya.
Pemimpin juga harus mampu mengendalikan ego. Mengendalikan ego
berarti dapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yang
dihadapi begitu berat. Seorang pemimpin selalu dalam keadaan tenang, penuh
pengendalian diri dan tidak mudah emosi. Misalnya saat terjadi kasus kematian
tinggi pada ayam secara tiba-tiba, manajer farm tidak boleh serta merta
menyalahkan karyawan, melainkan menghadapi dengan tenang dan segera
mengambil keputusan dan tindakan karena kasus tersebut juga menjadi tanggung
jawabnya.
2.5 Metode Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki karakter semata, tetapi
juga harus memiliki serangkaian metode kepemimpinan agar dapat menjadi
pemimpin yang efektif. Banyak sekali pemimpin memiliki kualitas dari aspek
yang pertama, yaitu berkarakter seorang pemimpin, tetapi ketika menjadi
pemimpin justru tidak efektif sama sekali karena tidak memiliki metode
kepemimpinan yang baik. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu
:
14
1) Mempunyai visi yang jelas
Visi (target) ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan
perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas dari orang-orang
yang ada dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin adalah inspirator
perubahan dan visioner, yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan
menuju. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali.
Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role.
Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi
bagi organisasinya tetapi memiliki kemampuan untuk menerapkan visi tersebut ke
dalam suatu rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.
Contohnya adalah sebuah farm yang memiliki visi “Menjadi Farm yang
Terdepan di Bandung dalam Menghasilkan Produk Daging Berkualitas Tahun
2015”. Untuk mewujudkan visi tersebut, manajer farm beserta karyawan mulai
menyusun dan melakukan serangkaian kegiatan manajemen pemeliharaan terpadu
meliputi desinfeksi kandang dan peralatan secara teratur, pemberian ransum yang
berkualitas dan pelaksanaan program kesehatan tepat waktu.
Untuk menghasilkan produk ternak (seperti daging) yang berkualitas,
membutuhkan program pemeliharaan yang baik dan terkontrol. Manajer farm
sangat berperan dalam memberikan dukungan komunikasi yang efektif dengan
pemilik dan karyawan farm. Komunikasi ini terkait dengan manajemen
pemeliharaan ternak dan penerapan biosekuriti yang terpadu. Biosekuriti yang
dijalankan dengan ketat dan terkontrol di farm akan meminimalkan kerugian
akibat ternak yang sakit sehingga terjadi peningkatan performan produksi. Produk
ternak yang berkualitas adalah produk ternak yang hygienis, sehat dan memenuhi
kebutuhan dan kepuasan konsumen. Jika produk yang dihasilkan sudah
berkualitas, artinya visi sudah tercapai.
15
Pemimpin mampu memenuhi tugas kepemimpinannya serta kebutuhan
pribadi dan karyawan yang dipimpinnya
2) Responsif
Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan
dan impian terhadap mereka yang dipimpinnya. Selain itu, selalu aktif dalam
mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi
organisasinya.
Kepemimpinan pemilik farm sangat menentukan kinerja karyawan farm.
Manajer farm yang baik memiliki kemampuan untuk membangun kepercayaan
diri karyawan kandang dan tim kerja yang solid, contohnya mau memberikan
pujian atas kerja karyawan kandang yang baik dan memberikan peringatan pada
kelalaian/kesalahan dengan cara-cara yang baik pula.
Operator kandang akan mampu bekerja baik di bawah kepemimpinan
manajer farm yang baik. Dalam hal ini perlu adanya penumbuhan motivasi dan
pengurangan tingkat stres bagi para karyawan farm. Tidak kalah pentingnya
adalah sistem pemberian reward (imbalan/ balas jasa) atau bonus atas performan
ternak yang menjadi tanggung jawabnya. Performan kerja operator kandang
ditentukan dari kualitas produk hasil ternak yang berhasil dipanen. Contohnya
16
ketika laba hasil panen ayam meningkat maka berikanlah bonus atas kerja keras
karyawan kandang.
3) Seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya
(performance coach)
Artinya dia memiliki kemampuan untuk menginspirasi dan mendorong
anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan,
target/sasaran, rencana kebutuhan sumber daya dsb). Misalnya melakukan
kegiatan monitoring dan mengevaluasi kinerja dari operator kandang saat
desinfeksi kandang.
Manajer farm harus mampu membangun budaya efisien dalam proses
pencapaian performan ternak yang maksimal dan menjadi contoh/teladan bagi
anak buahnya. Contohnya adalah dengan menerapkan kedisplinan operator
kandang. Kapan karyawan memberi ransum, air minum, desinfeksi kandang,
mencuci tempat ransum dan minum harus selalu dikontrol untuk menegaskan
kedisiplinan. Kedisiplinan dalam pemeliharaan ternak akan meningkatkan IP
(performance index) dan menurunkan biaya pemeliharaan.
Peran administratif dari manajer farm juga diperlukan. Misalnya manajer
farm membuat sistem recording (pencatatan). Pencatatan yang terkontrol dapat
memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat misalnya dalam hal
pencegahan kerugian yang lebih besar. Proses pemeliharaan ternak ini tidak akan
efektif jika tidak dibarengi dengan produktivitas yang unggul dari keseluruhan
orang-orang yang terlibat di dalamnya.
2.6 Perilaku Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
Pemimpin sejati bukan sekedar memperlihatkan karakter dan integritas,
serta memiliki kemampuan dalam metode kepemimpinan, tetapi dia harus
menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorang pemimpin, yaitu : memiliki
17
perilaku yang tidak bertentangan dengan agama seperti taat beribadah,
berperilaku jujur, dapat dipercaya, tenggang rasa, rendah hati, tidak sombong
dll. Artinya dia senantiasa menjaga hubungan baik secara horizontal (sesama
manusia) dan secara vertikal (menjaga hubungan baik dengan Tuhan).
Pemimpin sejati senatiasa mau belajar dan tumbuh dalam berbagai aspek, baik
pengetahuan, kesehatan, keuangan, relasi dan sebagainya.
a) Pentingnya EQ (Emosional Quotient) dalam Kepemimpinan Efektif
Apa itu kecerdasan emosi? Apakah dalam dunia kerja emosi perlu dibawa?
Dari zaman dulu sampai sekarang faktor emosi memang menjadi bagian dari
manusia yang sangat besar yang dapat menentukan kemana langkah seseorang.
Istilahnya IQ (Intellegence Quotient/kecerdasan intelektual) memang diperlukan,
tapi IQ bukan satu-satunya perkara yang bisa menjamin kesuksesan.
Seorang pemimpin yang menggunakan pendekatan kecerdasan emosi (EQ)
akan menghasilkan kinerja jauh lebih baik ketimbang pemimpin yang hanya
menggunakan pendekatan IQ. Coba bedakan, pemimpin yang menggunakan
kecerdasan emosi, pola pikirnya dimulai dari melihat karyawan sebagai aset dan
bagian yang penting untuk masa depan perusahaan. Apabila karyawan bebas dari
masalah, selalu termotivasi, diperhatikan kebutuhan dasarnya maka mereka
dengan sendirinya akan maksimal dalam bekerja.
Keuntungan atau laba usaha pada dasarnya hanya merupakan akibat dari
karyawan yang memiliki semangat tinggi, tidak ada masalah pribadi yang dibawa
ke kantor dan mereka terus belajar untuk melihat peluang besar di depan matanya.
Jadi, kalau mau untung, kalau mau sukses, peliharalah orang-orang di dalam
terlebih dahulu.
Sejauh mana pemimpin memperhatikan karyawan? Karyawan juga manusia
yang memiliki masalah, keluh kesah, dan permasalahan hidup sehari-hari. Ketika
18
pemimpin tidak mau tahu terhadap persoalan karyawannya, jangan menyesal jika
terjadi turn over (keluar masuk karyawan) cukup tinggi di perusahaan tersebut.
Pemimpin harus mampu menempatkan diri sesuai dengan situasi yang tepat.
Kadang bersikap sebagai seorang manajer, kadang bersikap sebagai seorang
bapak kepada anaknya, kadang bersikap sebagai teman atau sahabat, kadang
bersikap sebagai konsultan, kadang pula bisa bersikap sebagai juru therapis yang
mengobati pasiennya.
Pemimpin harus mampu mengelola emosi karyawannya. Satu waktu berikan
pujian bila karyawan melakukan prestasi. Jangan sampai terjadi, ketika karyawan
melakukan kesalahan didamprat habis-habisan, namun ketika berprestasi malahan
tidak disapa sedikitpun.
Dalam suatu farm, manajemen yang didasarkan pada rasa takut terhadap
pemilik dan manajer farm tidak akan memberikan performan yang baik. Operator
kandang yang setiap hari mengurus ternak, tidak akan dapat bekerja secara
maksimal pada kondisi yang tidak kondusif seperti adanya rasa takut yang
berlebihan pada pemilik atau manajer farm. Sikap yang harus dibangun bukanlah
rasa takut, melainkan rasa penghargaan dan saling menghormati antara pimpinan
farm dan karyawan. Seorang manajer farm perlu meninjau ulang cara
kepemimpinan dan menganalisis hasil kerja farm. Jika hasilnya tidak maksimal
maka segera lakukan perbaikan cara kepemimpinan.
19
b) Sikap kepemimpin dalam organisasi
Ken Blanchard dalam Self Leadership membagi sikap seorang pemimpin ke
dalam 4 posisi kategori ketika melihat karyawan dan situasi yang berbeda-beda.
Kategori tersebut antara lain :
1) Kondisi emergency (darurat)
Pemimpin harus mengarahkan dan memerintah. Misalnya saat terjadi
kasus outbreak AI mendadak, tingkat mortalitas sangat tinggi. Dalam keadaan
tersebut seorang manajer peternakan yang bersangkutan harus bisa secepatnya
mencari solusi dan benar-benar memberikan instruksi secara jelas, tegas bahkan
cenderung otoriter kepada operator atau karyawan kandang. Dan sebaliknya
karyawan pun harus mengerti kondisi mengapa sang manajer bersikap demikian.
2) Melatih
Latihan diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan (skill)
sedang dan komitmen yang rendah, sehingga dalam kurun waktu tertentu
karyawan tersebut memiliki pengetahuan dan komitmen yang meningkat.
Latihan/training yang diikuti bisa training yang bersifat hardskill maupun
20
softskill. Contoh yang bisa dilakukan oleh pemilik peternakan ialah mengirim
karyawannya untuk mengikuti diklat yang diadakan oleh Medion.
3) Mendukung
Ini diberlakukan kepada karyawan yang memiliki kemampuan tinggi tapi
komitmen tidak menentu. Dalam beberapa kasus pemimpin banyak melakukan
proses latihan dan mendukung, sehingga karyawan mendapatkan pengetahuan
baru dan langsung dicoba. Contohnya manajer peternakan memberikan latihan
langsung kepada operator kandang mengenai cara desinfeksi kandang. Latihan
akan langsung diaplikasikan dan secara tidak langsung hal tersebut sekaligus
memberikan motivasi secara moril untuk menumbuhkan semangat dan komitmen
yang tinggi kepada para operator kandang.
4) Menugaskan atau mendelegesikan kerja
Ini diberikan kepada karyawan yang memiliki kemampuan dan komitmen
yang tinggi pula. Karyawan jenis ini sudah memiliki kesadaran sendiri sekaligus
kemampuan untuk mengemban tanggung jawab secara penuh. Contohnya ialah
pemilik peternakan memberi kepercayaan kepada salah satu karyawannya untuk
menjadi manajer kandang karena dinilai telah memiliki kemampuan dan tanggung
jawab untuk mengawasi areal peternakan beserta semua tindakan manajemen
yang harus diambil untuk memelihara peternakan tersebut.
Perlu diingat pula bahwa setiap masing-masing dari diri kita adalah
pemimpin, hanya lingkupnya saja yang berbeda. Jadi cara menjadi seorang sosok
pemimpin yang ideal harus diaplikasikan oleh diri kita masing-masing. Kita harus
menyadari bahwa kita juga memegang peranan penting dalam menentukan
kesuksesan perusahaan atau organisasi ke depan.
Memang sulit menumbuhkan 3 aspek kepemimpinan pada keseharian
seorang pemimpin. Adakalanya seorang pemimpin merasa bahwa apa yang telah
dia lakukan sudah memcerminkan sosok seorang pemimpin yang ideal, namun
21
tidaklah demikian. Terkadang penilaian terhadap seorang pemimpin haruslah
melibatkan seluruh karyawan yang bernaung di perusahaan/organisasi yang dia
pimpin.
Kepemimpinan yang efektif juga didukung oleh adanya komunikasi.
Terciptanya komunikasi yang baik antara semua stakeholder yang bersangkutan
akan memberikan keberhasilan dalam memimpin. Keterlibatan dari semua pihak
dalam sebuah perusahaan mulai dari pekerja dengan jabatan paling bawah sampai
pimpinan tertinggi sangat menentukan tercapainya keberhasilan perusahaan.
Demikian pula dalam suatu peternakan. Hubungan baik mulai dari pemilik,
manajer, operator kandang dan seluruh karyawan merupakan awal terciptanya
suatu kepemimpinan efektif.
Pemimpin-pemimpin besar hampir memiliki watak yang sama, tapi apabila
disederhanakan beberapa ciri pemimpin besar adalah : memiliki kecerdasan
emosi, memiliki integritas, selalu belajar menambah ilmu pengetahuan, memiliki
pola komunikasi interpersonal yang luwes, rendah hati, memiliki visi jauh ke
depan, memiliki prinsip yang kuat dan teguh, mampu mempengaruhi orang lain,
menerima kritikan dan masukan dari siapa pun dan selalu mendidik anak buahnya
agar tumbuh menjadi lebih baik dari hari ke hari.
2.7 Ciri-ciri pemimpin yang berkualitas atau ciri-ciri pemimpin yang baik.
Ciri yang paling utama menurutnya adalah karakter. "Fondasi
kepemimpinan bukan kemampuan atau karisma, tetapi karakter. Orang yang
berkarisma seringkali dianggap sebagai pemimpin yang terbaik, tetapi karisma
dapat dipakai untuk kebaikan maupun kejahatan.
Tanpa karakter, karisma menjadi suatu ancaman, yang digunakan untuk
memanipulasi situasi untuk tujuan-tujuan egois. Apakah dalam memimpin sebuah
perusahaan, pusat pendidikan, politik atau keluarga, karakter selalu menang di
22
atas karisma. Apa yang sangat kita butuhkan di dalam para pemimpin kita adalah
karakter yang kuat.”
"Kharisma seorang hamba tuhan adalah satu kasih karunia yg dapat
mengangkatnya. Tetapi karakter yg di pakai tuhan untuk
mempertahankannya". Warna karakter akan Jelas dari setiap Respon yg Spontan
yg kita berikan.
Enam ciri lain yang Pastor Rick yakini sebagai kualitas yang esensial pada
seorang pemimpin adalah:
1. Belas Kasihan: Pemimpin yang besar secara tulus mempedulikan dan
mengasihi orang yang mereka pimpin.
2. Perenungan/Kontemplasi: Pemimpin yang besar membangun cadangan
spiritualitas, emosional dan intelektual yang mendalam lewat doa,
ketenangan, bacaan dan renungan. Mereka sadar akan besarnya
tanggungjawab mereka. Mereka menyeimbangkan waktu yang diluangkan
di tempat umum dengan waktu pribadinya.
3. Optimisme: Pemimpin yang terkemuka terus menyakini apa yang benar di
saat setiap orang mau menyerah. Mereka yakin bahwa kejahatan dapat
dikalahkan oleh kebaikan.
4. Konsentrasi: Pemimpin harus bisa fokus pada persoalan kritis dan tidak
sibuk dengan masalah-masalah sekunder.
5. Keberanian: Menangani persoalan yang sulit membutuhkan keberanian
karena solusinya tidak selalunya popular. Tanpa keberanian, pemimpin
hanyalah budak kepada opini publik yang berubah-ubah.
6. Hati nurani yang bersih: Integritas pribadi sangatlah penting karena
kepemimpinan harus dibangun di atas dasar kepercayaan
23
2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan Dalam
Manajemen Pendidikan
Dalam melaksanakan aktivitasnya bahwa pemimpin dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor. Faktor-faktor tersebut sebagaimana dikemukakan oleh H.
Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah, sebagai berikut :
a. Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan
pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan
pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
b. Harapan dan perilaku atasan.
c. Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap
apa gaya kepemimpinan.
d. Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya
pemimpin.
e. Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku
bawahan.
f. Harapan dan perilaku rekan.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan
pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh factor-faktor yang dapat
menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan
akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi
yang baik antara atasan dengan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar
belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi diri untuk berprestasi,
kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan social dengan sikap-sikap hubungan
manusiawi.
Selanjutnya peranan seorang pemimpin sebagaimana dikemukakan oleh
M. Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
a. Sebagai pelaksana (executive)
b. Sebagai perencana (planner)
24
c. Sebagai seorangahli (expert)
d. Sebagai mewakili kelompok dalam tindakannya ke luar (external group
representative)
e. Sebagai mengawasi hubungan antar anggota-anggota kelompok (controller
of internal relationship)
f. Bertindak sebagai pemberi gambaran/pujian atau hukuman (purveyor of
rewards and punishments)
g. Bentindak sebagai wasit dan penengah (arbitrator and mediator)
h. Merupakan bagian dari kelompok (exemplar)
i. Merupakan lambing dari pada kelompok (symbol of the group)
j. Pemegang tanggung jawab para anggota kelompoknya (surrogate for
individual responsibility)
k. Sebagai pencipta/memiliki cita-cita (ideologist)
l. Bertindak sebagai seorang aya (father figure)
m. Sebagai kambing hitam (scape goat).
Berdasarkan dari peranan pemimpin tersebut, jelaslah bahwa dalam suatu
kepemimpinan harus memiliki peranan-peranan yang dimaksud, di samping itu
juga bahwa pemimpin memiliki tugas yang embannya, sebagaimana menurut M.
Ngalim Purwanto, sebagai berikut :
a. Menyelami kebutuhan-kebutuhan kelompok dan keinginan kelompoknya.
b. Dari keinginan itu dapat dipetiknya kehendak-kehendak yang realistis dan
yang benar-benar dapat dicapai.
c. Meyakinkan kelompoknya mengenai apa-apa yang menjadi kehendak
mereka, mana yang realistis dan mana yang sebenarnya merupakan
khayalan
2.9 Teori Tentang Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas
Beberapa Teoi Tentang Kepemimpinan Pendidikan dalam Kualitas adalah
sebagai berikut :
25
1. Trait Theories ( Teori-Teori Sifat)
Sifat-sifat kepribadian, social, fisik, dan intelektual yang membedakan
pemimpin dan bukan pemimpin. Keith devis merumuskan 4 sifat umum yang
berpengaruh terhadap keberhasian kepemimpinan antara lain:
Kecerdasan
Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunayai kecerdasan
yang tinggi diatas kecedasan rata-rata dari pengikutnya akan mempunyai
kesempatan berhasil yang lebih tinggi.
Kedewasaan dan keluasaan hubungan social
Umumnya didalam melakukan interaksi social dngan lingkungan internal
maupn eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang
matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah
dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
Motivsi diri dan dorongan berprestasi
Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang
tingi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian
tercermin pada kinerja yang optimal efektif, dan efisien.
Sikap hubungan kemanusiaan
Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para
pengikutnya mampu berpihak kepadanya.
2. Behavioral Theories ( Teori Perilaku )
Perilaku spesifik (khusus) yang membedakan pemimpin dan bukan
pemimpin. Yang meliputi:
26
Ohio state:
Initiating structure yaitu seorang pemimpin yang lebih menyukai
untuk memahami struktur nya atau perannya dan bawahannya
untuk mencapai tujuan.
Consideration yaitu seorang pemimpin yang lebih menyukai
mempunyai hubungan kerja yang berkarakter saling percaya,
menghormati gagasan bawahannya dan menghargai perasaan
bawahannya.
University of michigan studies:
employee oriented yaitu seorang pemimpin yang menekankan pada
hubungan pribadi. Mereka menggunakan keinginan pribadi didalam
memenuhi kebutuhan karyawannya.
production oriented yaitu seorang pemimpin yang menekankan teknis
atau aspek tugas bekerja .perhatian utama nya adalah memenuhi tugas
kelompok dan menghargai anggota kelompok.
The Managerial Grid ; Sembilan kali Sembilan samadengan 81 model
kepemimpinan yang berbeda.
Concern for people
Concern for production
3. Contingency Theories ( Teori-Teori Kontingensi)
Pengalaman AL DUNLAP’S demonstrasi kepemimpinan yang berhasil
mencerminkan situasi penyelesaian dengan menghukum karyawan dengan
memotong gajnya di perusahaan. Hal ini tidak berhasil sehingga gaya
kepemimpinan yang tidak efektif ini mengakibatka dia tertembak.
Beberapa kunci pendekatan untuk menjadi sukses dibanding orang lain
dikenalkan 5 pertimbangan yaitu:
27
a. Filder model yaitu teori yang efektif dimana kelompok bergantung pada
atasan ada kesesuai antara suatu gaya pemimpin yang saling berinteraksi
dengan para bawahan dan menyetujui adanya pengendalian situasi dan
pengaruh dari pimpinan.
Filder membuat alat least preferred co-worker (LPC) questionnaire
yaitu suatu alat yag bertujuan mengukur apakah seseorang berorientasi
pada tugas atau hubungan.
Factor yang menjadi kunci untuk menentukan efektivitas kepemimpinan
pendidikan dalam kualitas adalah:
Leader-member relations ( hubungan antara anggota dan pemimpin:
Tingkat kpercayaan dan rasa hormat antara anggota
dengan pemimpinnya
Task structure ( struktur tugas):
Tingkat pelaksanaan tugas pekerjaan sesuai dengan prosedur.
Position power ( posisi kekuasaan):
Tingkat pengaruh kekuasaan seorang pemimpin dalam merekut,
mendisiplinkan, mempromosikan dan menaikan gaji.
b. Herse dan situasional blanchard’s mengembangkan model kepemimpinan
:
situational leadership theory (SLT) yaitu suatu teori kontingensi yang
memusatkan pada kesiap siagaan pengikut.
c. Leader – member exchange (LMX) theory yaitu pemimpin ada didalam
kelompok dan di luar kelompok dan para bawahan; dengan- status didalam
kelompok akan mempunyai pengharkatan prestasi lebih tinggi, lebih
sedikit perputaran, dan lebih puas dengan atasan mereka
d. Path-goal theory yaitu teori dimana perilaku pemimpin bisa diterima
oleh para bawahan sepanjang mereka memandang pimpinan sebagai
sumber baik maupun kepuasan masa depan.
28
e. Leader-participation model yaitu suatu tori kepemimpinan yang
menyedikan rangkaian pengaturan untuk menentukan betuk dan parisipasi
untuk pengambilan sejumlah keputusan di dalam situasi berbeda.
f. Neocharismatic Theories yaitu teori kepemimpinan yang menekankan
simbolisme, pendekatan emosional, dan komitmen pengikut setia.
Kepemimpinan karismatik yaitu pengikut memberi atribut
kepahlawanan dan keistimewaan dari pengikut kepada pemimpin.
Ciri khas kepemimpinan karismatik adalah:
1. Visi dan artikulasi yaitu mempunyai visi dalam mencapai tujuan ideal
diharapkan pencapaian masa depan lebih baik dan mampu menjelaskan
pentingnya visi terhadap bawahan
2. Resiko pribadi yaitu berani mengambil resiko pribadi tinggi,membuat
mahal, dan terlibat dalam pengorbanan diri untuk mencapai visi.
3. Peka terhadap lingkungan yaitu dapat membuat penilaian sesungguhnya
terhadap keterbatasan lingkungan dan sumber daya yang diperlukan
untuk mencapai prubahan.
4. Peka terhadap kebutuhan bawahan yaitu lekas mengerti terhadap
kemampuan dan tanggungjawab untuk keperluan dan perasaan bawahan.
5. Perilaku yang luar biasa yaitu keterlibatan perilaku yang dirasa seperti
novel dan adat istiadat.
a. Kepemimpinan transformational: para pemimpin yang menyediakan
pertimbangan secara individu dan rangsangan intelektual, dan yang
menguasai karisma dengan kepemimpinan transaksional (memandu
atau memotivasi para pengikut mereka di dalampencapaian gol
dibentuk dengan menjelaskan peran dan kebutuhan tugas).
Ciri khusu kepemimpinan transformational:
1. Karisma yaitu menyediakan pengertian visi dan misi, memanggakan,
memperoleh penghormatan dan kepercayaan.
29
2. Inspirasi yaitu mengkomunikasikan harpan tinggi, menggunakan symbol
untuk memusatkan usaha menyatakan tujuan penting secara sederhana.
3. Intellectual stimulus yaitu mempromosikan kecerdasan, rasional dan hati-
hati dalam memecahkan msalah.
4. Individualized consideration yaitu member perhatian individu,perlakuan
masing-masing karyawan secara individu, melatih dan menasehati.
Kepemimpinan visioner yaitu kemampuan untuk menciptakan dan
mengartikulasikan suatu visi menarik yang terpercaya tentang masa depan
untuk suatu organisasi atau kesatuan organisasi, yang tumbuh ke luar dan
menciptakan hasil.
Seorang pemimpin antara yang satu dengan yang lain berbeda baik
pengalaman, pendidikan, kondisi lingkungan, pribadi dan lain-lain, karena itu
situasi dalam menetapkan dan menentukan gaya kepemimpinan yang sesuai
dengan masalah yang dihadapi, terutama dalam konteks pengambilan kebijakan
dan keputusan adalah menjadi penting melihat situasi dan kondisi dimana
kepemimpinan itu berlangsung.
Gaya kepemmpinan adalah cara seorang pemimpin bersikap,
berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang
untuk melakukan sesuatu.gaya tersebut bias berbeda-beda atas dasar motivasi,
kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu.
Hakkat kepemimpinan pendidikan menurut pendapat ahli, antara lain:
1. Menurut ( Hemphill dan Coons), Kepemimpinan adalah Perilaku
seseorangg yang mengarahkan aktivitas suatu kelompok untuk mencapai
tujuan bersama
2. Menurut Janda, kepemimpinan adalah suatu jenis hubungan kuasa yang
ditandai dengan persepsi anggota kelompok terhada anggota kelompok
lainnya untuk berperilaku tertentu.
30
3. Menurut Tannebaum, Kepemimpinan adalah pengaruh interpersonal yang
terjadi dalam suatu situasi yang diarahkan melalu proses komunikasi untuk
mencapai ujuan tertentu.
4. Menurut Jacobs, Kepemimpinan adalah interaksi antara orang-orang
dimana seseorang memberikan informasi, dan yang lain menjadi yakin
bahwa hasilnya akan meningkat apbila mengikuti arahan atau informasi
tersebut.
5. Menurut stoydill, Kepemimpinan adalah inisiasi dan pemeliharaan
structur dalamharapan dan interaksi.
6. Menurut Katz dan Kahn, Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh
diatas ketaatanmekanis dengan pengarahan rutin organisasi.
7. Menurut Rauch dan Behlang , Kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi aktivitas kelompok terorganisasi untuk mencapai tujuan
8. Menurut pncasila, seorang pemimpin harus bersikap sebagai pengasuh
yang menddorong, menuntun, dan membimbing asuhannya. Dengan kata
lain ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa dan tut wuri
handayani
31
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari sub bab kepemimpinan pendidikan
dalam kualitas adalah sebagai berikut :
1. Kepemimpinan yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup dan
keberhasilan sebuah organisasi pendidikan. Tak seorangpun yang
berpendapat sama mengenai definisi yang terbaik untuk kepemimpinan
tapi dari definisi-definisi yang ada, setidaknya dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan mengandung arti bahwa seorang pemimpin mempengaruhi
orang lain (bawahannya) supaya lebih bekerja keras dalam tugasnya
ataupun merubah kelakuan mereka.
2. Yang biasa dijadikan kriteria kepemimpinan yang efektif yaitu hasil
kerjasama ataupun prestasi sebuah kelompok yang dipimpinnya ataupun
unit bagiannya.
3. Seorang pimpinan yang efektif tidak hanya bisa mempengaruhi
bawahannya tetapi juga bisa menjamin bahwa para bawahannya tersebut
bekerja dengan seluruh kemampuan dan potensi mereka untuk suatu
organisasi/kantor/kelompok/masyarakat yang ia pimpin.
4. Kualitas kepemimpinan pendidikan adalah memiliki :
a. Kualitas Kepemimpinan Warren Bennis
b. Integritas
c. Dedikasi
d. Berbudi luhur
e. Kerendahan hati
f. Keterbukaan
g. Kreatifitas
32
3.2 Saran
Adapun yang dapat kami sarankan dari kesimpulan dan dan dari bab-bab
di atas mengenai Kepemimpinan Pendidikan dalam kualitas adalah kepemimpinan
pendidikan dalam kualitas itu Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada
setiap pribadi manusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan
dikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.
33
DAFTAR PUSTAKA
Adair, John. 1984. Menjadi Pemimpin Efektif. Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Davis, Gary A. & Thomas, Margaret A. 1989. Effective Schools and Effective Teachers. Massachusetts: Ally and Bacon.
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998); Total Quality Management (TQM),Andi Offset : Yogyakarta
Goodlad, J. 1983. A place called a School: Prospects for the Future. New York: McGraw-Hill.
Greenfield, W. D. 1987. Instructional Leadership: Cocepts, Issues, and Controversies. Allyn & Bacon.
Kouzes, J.M. & Posner, B.Z. 1995. The Leadership Challenge. San Francisco: Jossey-Bass Publishing.
Manasse, A. L. 1985. Improving Conditions for Principal Effectiveness: Policy Implications of Research. Elementary School Journal, 85 (3) 439-463.
Martin, W. J., & Millower, D. J. 1981. The Managerial Behavior of High School Principals. Educational Administration Quarterly, 17, 69-90.
School Principals. Paper presented at the annual meeting of the American Educational Research Association, New York.
Sergiovanni, T. J. 1987. The Principalship: A Reflective Practice Perspective. Boston: Allyn & Bacon.
Sudrajat,Akhmad (2009). Manajemen Kepala Sekolah Dalam Pelayanan Publik (Artikel Jurnal UPI Bandung). Universitas Pendidikan Indonesia Bandung
34
Suryosubroto,B (2004). Manajemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Willower, D. J., & Kmetz, J. T. 1982. The Managerial Behavior of Elementary
http://www.contohmakalah.co.cc/2009/07/macam-tipe-kepemimpinan-dalam.html
http://info.medion.co.id/index.php/artikel/layer/tata-laksana/membangun-kepemimpinan
http://www.khusnuridlo.net/2010/06/kepemimpinan-pendidikan-efektif-di.html
http://1puisi.blogspot.com/2010/01/6-ciri-pemimpin-yang-berkualitas.html
35