definisi jurnal ilmiah

Upload: yusuf-hidayat

Post on 10-Jul-2015

748 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

KIAT-KIAT PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL ILMIAH INTERNASIONAL4 06 2008

Oleh: Urip Santoso Pendahuluan Penulisan artikel ilmiah dalam jurnal internasional sebenarnya tidak jauh berbeda dengan penulisan artikel ilmiah pada jurnal nasional maupun lokal. Namun barangkali ada sedikit perbedaan yang perlu disampaikan yang akan diuraikan pada makalah ini. Salah satu kriteria artikel ilmiah bertaraf internasional adalah bahwa artikel ilmiah tersebut haruslah diminati oleh dunia internasional. Jadi sifatnya universal. Hanya jurnal-jurnal ilmiah pada bidang tertentu saja (bahasa, budaya dll.) yang dapat memuat tentang artikel ilmiah berskala lokal kedaerahan. Ciri utama jurnal bertaraf internasional adalah menggunakan bahasa internasional, editorial boards-nya berasal dari berbagai negara atau paling sedikit mempunyai consulting editor dan reviewer dari berbagai negara serta peredaran jurnal sangat luas di berbagai negara. Namun, sebuah jurnal berskala internasional tidak harus memenuhi semua kriteria tersebut di atas. Kriteria utama jurnal berskala internasional adalah bahwa jurnal tersebut diakui mutunya dan menjadi referensi para ilmuwan internasional. Semakin banyak dan sering ilmuwan internasional menyitasi isi jurnal bagi keperluan tulisan ilmiah internasional maka semakin baik mutu jurnal yang bersangkutan. Jadi, jurnal yang berbahasa Inggris tidak otomatis menjadi jurnal internasional. Mempublikasikan artikel ilmiah pada jurnal bertaraf internasional mempunyai beberapa manfaat antara lain artikel ilmiah sebagai hasil kegiatan penelitian kita dapat dibaca oleh para ahli di seluruh dunia, yang dapat membawa nama kita pribadi dan institusi menjadi harum. Selain itu, berdasarkan peraturan baru tentang persyaratan kenaikkan pangkat dan jabatan dosen, publikasi ilmiah internasional mendapat angka kredit yang besar yaitu 40. DIKTI melalui proyek URGE di masa lalu menyediakan hadiah sebesar sepuluh juta rupiah bagi para penulis yang mampu menerbitkan artikel ilmiah pada jurnal internasional yang berkualitas. 1. Beberapa Definisi a. Buku adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri atas 49 halaman dan terjahit pada satu sisinya serta terlindung dalam sampul sehingga merupakan satu jilid. b. Pamflet adalah terbitan tercetak tak berkala yang paling sedikit terdiri atas 5 tetapi tidak lebih dari 48 halaman. c. Berkala adalah terbitan dengan judul khas yang muncul secara teratur (mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan) atau tidak teratur untuk rentang waktu tak terbatas. d. Majalah (magazine) adalah terbitan berkala yang bukan harian, setiap keluar diberi berhalaman terpisah, biasanya diidentifikasikan dengan tanggal dan bukan dengan nomor berseri. e. Jurnal (journal) adalah berkala berbentuk pamflet berseri berisi bahan yang sangat diminati orang saat diterbitkan. f. Buletin (bulletin) adalah berkala resmi yang dikeluarkan lembaga atau organisasi profesi ilmiah serta memuat berita, hasil, dan laporan kegiatan dalam suatu bidang.

g. Warkat warta (newsletter) adalah terbitan pendek berisi berita, termasuk kemajuan keilmuah yang berisi catatan singkat yang mengutarakan materi secara umum dan tidak mendalam. h. Risalah (proceeding) berisi catatan jalan pertemuan, beserta pembahasan yang terjadi, dan transaksi yang mumuat makalah yang dibacakan dalam pertemuan ilmiah termaksud. i. Majalah teknis ilmiah adalah berkala ilmiah yang berisi laporan hasil dan temuan baru penelitian. j. Berkala semi ilmiah adalah majalah sekunder yang memuat tulisan teknis dengan cakupan yang bersifat siklopedia dan ditujukan buat kalangan terpelajar yang buka ahli dalam bidang termaksud, k. Berkala penyari (abstracting journal) adalah berkala sekunder yang hanya berisikan abstrak atau ringkasan majalah primer. l. Berkala tinjauan (review journal) adalah berkala yang memuat pembahasan berbagai artikel ilmiah sejenis untuk memberikan gambaran kemajuan menyeluruh suatu topik. m. Majalah populer adalah berkala yang berisi tulisan ilmiah untuk orang awam. Artikel dalam sebuah jurnal dapat dibagi menurut jenisnya yaitu artikel asli (original papers atau regular papers), artikel tinjauan (review papers), catatan penelitian (research note) dan surat pembaca (letter to the editor). Artikel asli biasanya merupakan artikel ilmiah hasil penelitian, atau dapat berupa konsep-konsep asli yang dikembangkan dari artikel-artikel ilmiah yang dipublikasikan. Artikel tinjauan biasanya merupakan artikel ilmiah yang disusun berdasarkan telaah pustaka. Artikel tinjauan biasanya ditulis oleh para pakar atas permintaan editor. Catatan penelitian merupakan laporan ringkas tentang penelitian yang secara ilmiah sangat penting untuk segera dipublikasikan. Surat pembaca biasanya merupakan komentar yang membangun terhadap artikel-artikel yang dipublikasikan dalam suatu jurnal. Penulis dapat memberikan jawaban atau penjelasan atas komentar pembaca. 2. Pemilihan Jurnal Ilmiah Setelah selesai melakukan penelitian, maka seorang peneliti harus dapat menentukan derajat keaslian sumbangan ilmiahnya, dapat menentukan keterkaitan dan ruang lingkup disiplin ilmu yang tertarik akan hasilnya, serta macam masyarakat ilmiah yang berminat akan simpulan yang dihasilkan. Macam media mana yang dipilih untuk menerbitkan temuan ilmiah tersebut harus sudah ditentukan dengan baik sebelum naskah ditulis. Cara yang paling sederhana adalah pergi keperpustakaan untuk mendapatkan jurnal ilmiah yang sesuai dengan bidang ilmu kita. Pertamatama kita baca keterangan dalam halaman dalam depan atau belakang atau dalam Instuction for Authors tentang cakupan bidang ilmu yang sesuai dengan jurnal tersebut. Jika di perpustakaan tidak ada, maka dapat berkonsultasi dengan kolega kita di lembaga lain untuk membicarakan ke jurnal mana artikel tersebut paling tepat dikirim. Survey mengenai jurnal ilmiah juga dapat dilakukan melalui internet. Seorang pemula mungkin akan mengalami kesulitan untuk memilih jurnal yang tepat jika tersedia banyak pilihan. Sebagai patokan mulailah mempertimbangkan kemungkinan untuk memasukkannya ke dalam berkala superspesialis. Jika setelah dinilai belum cukup mendalam, maka lanjutkan penjajakan ke berkala spesialis cabang ilmu yang melingkupinya. Sebagai alternatif terakhir baru kemudian persiapkan artikel untuk berkala bidang ilmunya. Dianjurkan untuk tidak menerbitkan hasil temuan kita pada majalah atau jurnal yang merupakan

bunga rampai bermacam ilmu. Berkala seperti ini tidak akan sampai ke tangan ilmuwan sebidang. 3. Instruction for Authors Setelah diperoleh jurnal yang tepat, segera simaklah gaya penyajiannya dengan membaca beberapa tulisan yang dimuat dalam nomor-nomor atau jilid terakhir. Perhatikan pula tentang Objective of the Journal yang biasanya memuat tentang cakupan bidang ilmu yang diutamakan, jenis karya tulis yang diminta (artikel asli saja, artikel tinjauan saja, atau keduaduanya). Setelah itu pelajari Instruction for Authors pada jurnal tersebut. Pemunculan Instruction for authors untuk setiap jurnal berbeda-beda. Jika pedoman tersebut pendek biasanya ditulis pada setiap satu nomor penerbitan jurnal. Akan tetapi jika panjang biasanya ditulis sekali dalam satu tahun, bisa pada awal tahun atau akhir tahun. Jika tidak dapat diperoleh di perpustakaan maka kita dapat mengirim surat ke Editor in Chief atau Technical Editor untuk mendapatkannya. 4. Penulisan Artikel Kita harus membaca pedoman penulisan artikel dengan hati-hati agar tidak terjadi kesalahan. Memang derajat pedoman tersebut berbeda-beda pada setiap jurnal dari yang hanya garis besar saja sampai dengan yang sangat rinci. Informasi umum yang diberikan dalam panduan penulisan itu adalah format penulisan (ukuran dan jenis kertas, spasi, penomoran halaman, jumlah baris per halaman, margin dan penomoran setiap baris tulisan), penulisan title page (judul artikel, penulis berserta alamatnya, alamat korespondensi dan permintaan reprint), penulisan badan artikel. Kita harus memperhatikan format pada jurnal terpilih. Sering terjadi editor menolak suatu artikel ilmiah dikarenakan tulisan tersebut tidak memenuhi persyaratan format yang telah ditentukan. Oleh sebab itu format harus dicermati. Hal yang pertama yang harus diperhatikan adalah ukuran dan jenis kertas. Pada umumnya ukuran yang digunakan adalah A4 atau letter dengan berat 80 gram. Setelah itu perhatikan ukuran spasi (biasanya 2 spasi), ukuran marjin kiri, kanan, atas dan bawah (bervariasi tergantung jurnal), ukuran font (paling sedikit 10 point), petunuk penomoran halaman (atas atau bawah, kanan, tengah atau bawah), batas jumlah halaman yang diijinkan, jumlah baris per halaman (biasanya 20-25 baris). Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa setiap baris pada setiap halaman diberi penomoran pada sisi kiri kertas. Penomoran baris sangat penting sebagai rujukan bagi reviewer atau editor serta penulis pada waktu memberi jawaban atas ulasan yang diberikan oleh reviewer. Selain itu, perlu diperhatikan boleh tidaknya pemenggalan kata dan penggunaan right justification. Kadang sebuah jurnal juga menentukan jenis huruf yang digunakan. 4.1. Penulisan Title Page Pada tittle page (lihat lampiran 2) biasaya ditulis judul artikel, nama penulis dan alamat lembaga dimana penelitian itu dilakukan, dan alamat penulis korespondensi. Umumnya Running head little yaitu judul artikel dalam bentuk singkat (yang nantinya akan muncul pada halaman tertentu pada artikel yang telah dicetak bersama dengan nama penulis) juga dicantumkan pada halaman judul ini. Cara penulisan halaman judul ini untuk setiap jurnal berbeda-beda. Pada halaman judul ini perlu diperhatikan apakah judul ditulis tebal, miring, huruf kapital atau huruf kecil. Secara umum judul ditulis paling atas dan di tengah-tengah. Ada jurnal yang menentukan judul dicetak tebal, nama penulis dan alamat dicetak miring. Selain itu, perlu diperhatikan penggunaan ukuran huruf. Justifikasi judul, nama penulis dan alamat juga perlu

diperhatikan. Alamat penulis dalam jurnal bertaraf internasional adalah lembaga yang betul-betul memberi sumbangan dan ikut ambil bagian dalam penelitian. Sebagai contoh, seorang dosen melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Andalas. Setelah lulus ia pulang kembali ke institusi dimana ia bekerja. Jika ia mempublikasikan hasil penelitiannya, maka alamat penulis adalah Universitas Andalas. Penulis dapat mencantumkan alamat sekarang (alamat dimana ia bekerja) pada catatan kaki. Judul biasanya diminta sesingkat mungkin tetapi mencerminkan isi dari artikel ilmiah termaksud. Singkatan biasanya tidak dianjurkan dalam judul. Jumlah huruf pada running head bervariasi (biasanya tidak lebih dari 55 huruf ). Nama penulis yang dicantumkan biasanya yang benar-benar memberikan kontribusi pada penelitian tersebut. Memang tidak ada patokan yang berlaku. Bisa saja, pencantuman nama penulis tergantung pada kesepakatan di antara penulis. Jika penulis lebih dari satu, maka cantumkan penulis yang bertanggungjawab dalam surat-menyurat. Biasanya penulis atau peneliti senior. Peneliti senior tidak harus sebagai penulis utama. 4.2. Abstract dan Keywords Format abstrak juga bervariasi, sehingga kita harus benar-benar teliti membaca pedoman penulisan pada jurnal tersebut yang meliputi format (kapital atau tebal, center atau pada baris baru yang diikuti oleh kalimat pertama abstrak, spasi). Pada umumnya, jurnal meminta abstrak ditulis pada halaman terpisah. Untuk mempermudah, sebaiknya kita memperhatikan contoh artikel terbaru. Secara umum, abstrak ditulis dalam satu paragraf yang berisi tujuan penelitian, materi dan metodologi penelitian, hasil utama penelitian, kesimpulan dan kata kunci (key words). Jika artikel tersebut berupa tinjauan pustaka, abstrak berisi tentang latar belakang, hasil utama berupa temuan teoritik, kesimpulan dan kata kunci. Pada abstrak biasanya tidak terdapat pembahasan, tabel, pustaka, sitasi, dan gambar. Singkatan biasanya diperbolehkan dalam abstrak. Abstrak inilah yang biasanya digunakan dalam abstracting yang akan disebarluaskan baik secara elektronik maupun cetak. Oleh sebab itu kita harus mampu mengungkapkan hasil penelitian kita secara menyeluruh sehingga pembaca bisa menangkap isi artikel tanpa harus mengacu ke artikel yang lengkap. Pembaca yang tertarik biasanya akan mencari artikel lengkapnya. Jumlah kata maksimum dalam abstract umumnya dibatasi antara 100 dan 250 kata. Namun ada juga jurnal yang memberi batasan sampai dengan 400 kata. Satu kata ditetapkan sebagai kumpulan karakter yang diapit oleh space. Abstract ditulis dengan kalimat past tense, dan umumnya tidak diperkenankan lagi mengulangi judul artikel dalam isi abstract. Abstract biasanya akan ditutup dengan kata kunci (keywords). Kata kunci sangat penting dalam pengideksan artikel. Jika pembaca ingin mencari artikel dengan kata kunci, maka salah satu kata kunci yang kita tulis akan bisa membuka artikel tersebut. Oleh sebab itu, kita harus memilih kata kunci yang paling baik mewakili topik yang dibahas. Jumlah kata kunci bervariasi dari 3-6. Tata cara penulisan key words bervariasi. Ada jurnal yang menuliskan kata kunci berdasarkan urutan abjad. Ada juga yang berdasarkan urutan dimulai dari kata kunci spesifik sampai dengan kata kunci umum atau sebaliknya. Ada juga yang dimulai dari kata kunci yang paling penting sampai dengan yang kurang penting atau sebaliknya. Lihat contoh abstract pada lampiran 3. 4.3. Introduction Bagian ini mengandung isi sebagai pengantar yang berisi justifikasi penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian. Jika artikel berupa tinjauan pustaka, maka pendahuluan berisi latar belakang

yang memuat tentang pentingnya permasalahan tersebut diangkat, hipotesis (jika ada) dan tujuan penulisan artikel. Pada bagian ini pustaka hanya dibatasi pada hal-hal yang paling penting. Perlu diperhatikan metode penulisan pustaka rujukan sesuai dengan contoh artikel atau ketentuan dalam Instruction for authors. Jumlah kata dalam bagian ini juga kadang dibatasi jumlah katanya. Ada juga jurnal yang membatasi jumlah referensi yang dapat disitir pada pendahuluan, tidak lebih dari tiga pustaka. Tidak dibenarkan membahas secara luas pustaka yang relevan pada pendahuluan. Pada sebagian besar jurnal Introduction ditulis dalam kalimat present tense. Perlu diperhatikan apakah introduction ditulis segera setelah abstract, atau harus pada halaman baru. 4.4. Materials and Methods Bagian ini bisa dibagi menjadi beberapa subheading untuk lebih rapi. Dalam bagian ini umumnya tidak dibatasi jumlah kata atau panjang tulisan, sehingga kita akan lebih leluasa menjelaskan materi dan metodologi yang digunakan. Perlu diketahui bahwa para reviewer akan banyak menekankan pemeriksaan pada materi dan metode ini. Karena, kevalidan hasil yang kita peroleh ditentukan oleh penggunaan materi dan pendekatan metodologi yang digunakan. Oleh sebab itu, kita harus menulis secara lengkap jenis materi dan metodologi yang kita lakukan dalam penelitian, sehingga reviewer bisa memahami prosedur yang digunakan dalam penelitian. Dalam bagian ini kita bisa menyajikan tabel, skema atau gambar untuk memperjelas dan meringkas informasi yang akan ditulis. Bagian ini ditulis dengan kalimat past tense. Jika kita merujuk metode dari hasil penelitian orang lain, maka kita tidak perlu menuliskannya secara mendalam. Cukup ditulis bahwa pengukuran apa menggunakan metode siapa. Contoh: a. Dry matter, crude protein and total ash were determined according to AOAC (1990). b. Neutral detergent fiber, acid detergent fiber, acid detergent lignin and hemicellulose were determined as described by Van Soest et al. (1991). Hal ini juga berlaku bagi model analisis statistik. Kita tidak perlu mencantumkan model matematikanya. Contoh: The effect of two season i.e. spring and winter on the nutrient composition and in situ DMD was analysed using a t-test (Steel and Torrie, 1980). Dalam artikel tinjauan, biasanya tidak dicantumkan materi dan metode penulisan yang digunakan. 4.5. Results and Discussion Setiap jurnal mempunyai pola yang baku atau yang fleksibel dalam bagian ini. Ada jurnal yang memisahkan Results dari Discussion, atau menyatukannya, dan ada pula yang menyerahkannya kepada penulis sesuai dengan kenyamanan dalam penyajiannya. Jika Results terpisah, bagian ini hanya menyajikan hasil penelitian tanpa membahasnya. Keuntungan cara ini adalah pembahasan bisa lebih terarah dan menyeluruh karena bisa membahas variabel atau parameter yang saling berhubungan sekaligus. Keburukannya adalah bahwa dalam membahas kita cenderung memulai lagi sedikit dengan hasil, sehingga akan mengulang lagi apa yang sudah disajikan dalam hasil. Jika results digabung dengan discussion, pembahasan bisa langsung mengikuti penyajian hasil. Keuntungan cara ini adalah setiap hasil langsung dibahas, sehingga tidak perlu menyinggung lagi jika membahasnya. Keburukkannya adalah kita cenderung mengulang pembahasan yang saling berkaitan. Namun untuk menulis pada salah satu cara di atas kita bisa menggunakan teknik yang baik sehingga penyajian hasil dan pembahasan bisa lebih menarik. Dalam penyajian results ungkapkan hasil yang diperoleh secara jelas dan lugas tanpa komentar.

Pembaca diundang untuk mengambil kesimpulannya sendiri, kemudian membandingkannya dengan pernyataan penulis setelah pembaca sampai pada bagian discussion. Sajikan data terpilih dengan ringkas. Pada tahap ini, penulis sebaiknya membentuk argumen yang akan menjadi tulang punggung discussion. Dengan demikian, hal-hal pokok dalam results perlu diberi penekanan. Pada bagian results, biasanya digunakan kalimat past tense yang sederhana. Untuk penyajian data yang sederhana gunakan tabel. Untuk data yang rumit dan banyak gunakan gambar. Tidak dibenarkan menyajikan gambar dari tabel yang telah disajikan. Rataan angka yang disajikan dalam tabel dan gambar pada sebagian besar jurnal internasional disertai oleh ukuran penyebaran seperti SD, SE. Results harus ditulis secara sistematis. Kita tulis hasil mulai dari hasil utama baru diikuti oleh data atau hasil pendukungnya atau sebaliknya, dari data pendukung baru ke hasil utamanya. Pada umumnya jurnal internasional tidak menginginkan bahasa statistik ditulis dalam teks hasil. Sebagai contoh kalimat Body weight was significantly affected by treatments (P