dasar teori

4
LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI “SKRINING FARMAKOLOGI” Andriana Dameria Br Silaban Desi Nuralfiani Dessy Sari Supriatna Panji Taufik Ridwan Yayu Hendriani STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA PROGRAM STUDI FARMASI

Upload: andriana

Post on 02-Oct-2015

360 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

skrining

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGISKRINING FARMAKOLOGI

AndrianaDameria Br SilabanDesi NuralfianiDessy Sari SupriatnaPanji Taufik RidwanYayu Hendriani

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYAPROGRAM STUDI FARMASIJl. Cilolohan No. 36 Telp. (0265) 334740Tasikmalaya2015

1. Tujuan Praktikum2. Dapat menetapkan metode skrining farmakologi dalam penentuan aktivitas dan potensi suatu obat atau senyawa baru3. Dapat mengaitkan gejala-gejala yang di amati dengan sifat farmakologi suatu obat4. Memahami faktor-faktor yang berperan dalam skrining suatu senyawa baru

2. Dasar TeoriSkrining farmakologi terhadap obat atau senyawa baru ditunjukkan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai aktivitas kerja farmakologi dari obat atau senyawa tersebut. Pencarian senyawa obat baru pada prinsipnya dapat dilakukan berdasarkan skrining atau penapisan dengan berorientasi pada efek farmakologis tertentu seperti pencarian obat antidiabetes, antikanker, analgesic, dan sebagainya. Mungkin juga lebih fotensial dibandingkan dengan efek yang dicari terabaikan.Program skrining meliputi serangkaian pengamatan dan evaluasi hasil-hasil pengamatan pada umumnya program skrining dimulai dengan percobaan terhadap hewan-hewan, dan senyawa-senyawa yang diseleksi berdasarkan hasil percobaan pada hewan kemudian dipastikan khasiatnya terhadap manusia.Tergantung dari latar belakang yang ada dan tujuan yang ingin dicapai, program skrining dapat bersifat blind screening and programmed screening dan skrining sederhana.Blind screening adalah suatu program skrining terhadap senyawa baru tanpa informasi mengenai aktivitas farmakologinya. Dengan demikian sebagai hasilnya diharapkan paling tidak diketahui ada atau tidaknya aktivitas farmakologi obat dan lebih jauh arah indikasi aktivitas tersebut (uji klinis).Programmed screening yang terbatas dilakukan terhadap senyawa yang dapat diperkirakan khasiatnya misalnya senyawa yang dikembangkan atau dimodifikasi dari senyawa lain yang diketahui khasiat dan potensinya. Hasil skrining ini diharapkan lebih teliti daripada blind screening.Dalam blind screening pada mulanya dilakukan test neurofarmakologis, toksisitas, kemudian test terhadap organ yang diisolasi serta pengujian lain yang di anggap penting.Uji neurofarmakologik ini meliputi: Pengamatan terhadap sikapMisalnya seperti. Awarenes, mood grooming, dan aktivitas motorik Pengamatan neurologisPengamatan neurologis ini meliputi eksitesi SSP, linkoordinasi, tonus otot serta refleks pinna Fungsi otonomikFungsi otonomik ini dapat berupa optik ukuran pupil, sekresi urinasi, writhing.Skrining farmakologi terjadi pengurangan jumlah jengukan, pengurangan aktivitas motorik, hilangnya reflex pineal, reflex fleksi dan daya pulih dosis tubuh, adanya ptosis, lakrimasi, dan penggunaan bobot badan selama 2 hari setelah pemberian dekok.