daftarisi - kemkes.go.id

59

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DAFTARISI - kemkes.go.id
Page 2: DAFTARISI - kemkes.go.id

i

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1A. Latar Belakang………………………………………………………. 1B. Filosofi Pelatihan…………………………………………………… 3

BAB II Peran, Fungsi dan KompetensiA. Peran…………………………………………………………………….. 4B. Fungsi……………………………………………………………………. 4C. Kompetensi…………………………………………………………… 4

BAB III TUJUAN PELATIHAN 5A. Tujuan Umum……………………………………………………….. 5B. Tujuan Khusus……………………………………………………….. 5

BAB IV STRUKTUR PROGRAM 6Struktur Program………………………………………………………… 6Garis Besar Program Pembelajaran…………………………….. 7

BAB V PROSES PEMBELAJARAN 17A. Alur Proses Pembelajaran……………..………………………. 17B. Proses Pembelajaran……………………………………………… 18

BAB VI PESERTA, FASILITATOR DAN PENDAMPING 20A. Peserta……..…………………………………………………………… 20B. Fasilitator………………………………………………………………. 20

C. Pendamping…………………………………………………………. 21BAB VII PENYELENGGARA, PENGENDALI PELATIHAN DAN

TEMPAT PENYELENGGARAAN22

A. Penyelenggara…..………………………………………………….. 22B. Pengendali Pelatihan………….….……………………………… 22C. Tempat Penyelenggaraan……..………………………………. 22

BAB VIII EVALUASI DAN SERTIFIKASI 23A. Evaluasi Pelatihan……………………………..………………….. 23B. Sertifikasi Pelatihan………………………..…………………….. 23

Page 3: DAFTARISI - kemkes.go.id

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional,

tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional diselenggarakan berbagai upaya kesehatan

secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan garda depan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan

dasar. Sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan Puskesmas, dalam Peraturan Menteri

Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa Puskesmas

memiliki tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di

wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan tugas Puskesmas memiliki fungsi penyelenggaraan UKM dan

penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam melaksanakan fungsi UKM

diantaranya Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah Kesehatan masyarakat

dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan serta dalam UKP diantaranya lebih mengutamakan upaya

promotif dan preventif.

Manajemen Puskesmas mengintegrasikan sumber daya, program, pemberdayaan masyarakat,

sistem informasi Puskesmas, dan mutu dalam menyelesaikan masalah prioritas kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas. Agar Puskesmas mampu melakukan upaya kesehatan dengan baik dan

berkesinambungan untuk mencapai tujuannya, maka Puskesmas harus menyusun rencana kegiatan

periode 5 (lima) tahunan yang dirinci ke dalam rencana tahunan. Semua rencana kegiatan harus

berdasarkan atas hasil analisis situasi yang didukung dengan data dan informasi yang akurat (evidence

based) agar dapat mencapai sasaran/tujuan secara efektif dan efesien.

Upaya kesehatan Puskesmas yang dilaksanakan secara merata dan bermutu sesuai standar,

diwujudkan dengan bukti adanya perbaikan dan peningkatan pencapaian target indikator kesehatan

masyarakat dan perseorangan. Seperti menurunnya angka-angka kesakitan penyakit yang menjadi

prioritas untuk ditangani, menurunnya angka kematian balita, angka gizi kurang dan atau gizi buruk

balita dan maternal, menurunnya jumlah kematian maternal, teratasinya masalah-masalah kesehatan

Page 4: DAFTARISI - kemkes.go.id

2

masyarakat dalam wilayah kerjanya, dan lainnya. Salah satu upaya untuk menstandarkan mutu

Puskesmas dilaksanakanlah proses Akreditasi Puskesmas. Akreditasi Puskesmas merupakan salah satu

upaya dalam menjamin peningkatan mutu pelayanan Puskesmas. Dalam Standar Akreditasi Puskesmas,

dalam menjalankan fungsinya Puskesmas harus memiliki data dan informasi untuk digunakan dalam

pengambilan keputusan, baik untuk peningkatan pelayanan maupun untuk pengambilan keputusan.

Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kinerja dan gambaran status kesehatan

masyarakat di wilayah kerjanya. Adapun data kinerja dan status kesehatan masyarakat diperoleh dari

Sistem Informasi Puskesmas yang diantaranya data Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Esensial yaitu

Promosi Kesehatan; Kesehatan Lingkungan; Pelayanan Gizi KIA-KB; Pencegahan dan Pengendalian

Penyakit Tidak Menular; Surveilans dan Sentinel SKDR; dan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

Menular.

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang mengintegrasikan UKP dan UKM

secara berkesinambungan dengan target keluarga, berdasarkan data dan informasi dari profil kesehatan

keluarga. Pendekatan keluarga adalah salah satu cara untuk penguatan Manajemen Puskesmas dengan

meningkatkan jangkauan dan sasaran serta mendekatkan /meningkatkan akses pelayanan kesehatan

diwilayah kerjanya dengan mengunjungi keluarga. Puskesmas tidak hanya melakukan pelayanan dalam

gedung tetapi juga diluar gedung dengan pendekatan keluarga, serta upaya menyelesaikan

permasalahan kesehatan diwilayah kerjanya.

Untuk memiliki data dan informasi yang baik, maka dibutuhkan SDM Puskesmas yang memiliki

kompetensi surveilans epidemiologi yang baik. Puskesmas berupaya untuk memiliki data dan informasi

yang baik namun beberapa Puskesmas saat ini belum memiliki SDM Jabatan Fungsional Epidemiologi

bahkan petugas Puskesmas di bagian Upaya Kesehatan Masyarakat beberapa petugas belum memiliki

kompetensi surveilans epidemiologi. Maka dari itu upaya peningkatan kompetensi petugas Upaya

Kesehatan Masyarakat di Puskesmas harus dilakukan. Peningkatan kompetensi tersebut dapat dicapai

diantaranya melalui kegiatan pelatihan. Untuk mendukung kegiatan pelatihan tersebut maka

dibutuhkanlah sebuah desain pembelajaran yang tepat yaitu kurikulum.

Kurikulum pelatihan surveilans bagi petugas puskesmas atau sejenisnya sebetulnya sudah ada

dan pernah beberapa kali disusun dengan berbagai versi, baik oleh beberapa organisasi maupun oleh

instansi pelatihan termasuk BBPK Ciloto pada tahun 2008. Setelah diidentifikasi berdasarkan adanya

perubahan kebijakan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, diantaranya Permenkes Nomor

43 Tahun 2019, Permenkes Nomor 44 Tahun 2016 Tentang Pedoman Manajemen Puskesmas, serta

ismail - [2010]
Tambahan pengganti
Page 5: DAFTARISI - kemkes.go.id

3

Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang berbasis siklus kehidupan, Sustainable

Development Goals (SDG’s), dan dinamika permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat, maka

dari itu diperlukan penyesuaian dan penyempurnaan kurikulum pelatihan tersebut.

Dalam merespon hal tersebut, tahun 2018 Kementerian kesehatan melalui Pusat Pelatihan

Kesehatan dan BBPK Ciloto, bekerjasama dengan unit program dan organisasi profesi Perhimpunan Ahli

Epidemiologi Indonesia (PAEI) melakukan Analisis Kebutuhan Pelatihan atau Training Need Assessment

(TNA) di 24 Provinsi (30 Puskesmas) tentang kemampuan SDM surveilans kesehatan di Puskesmas

berdasarkan Permenkes 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan. Sebagai tindak

lanjut hasil TNA tersebut, maka di kembangkanlah kurikulum ini yaitu Kurikulum Pelatihan Surveilans

Epidemiologi bagi Petugas Puskesmas.

B. Filosofi Pelatihan

Pelatihan Surveilans Kesehatan bagi Petugas Puskesmas ini dirumuskan guna menjawab tantangan

Puskesmas untuk meningkatkan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM). Pelatihan diselenggarakan dengan

memperhatikan filosofi sebagai berikut:

1. Pelatihan ini merupakan salah satu upaya dalam memperkuat kapasitas tenaga Puskesmas dalam

penanganan penyakit dan penguatan data surveilans epidemiologi untuk meningkatan upaya

kesehatan masyarakat (UKM).

2. Pelatihan ini dilakukan dengan menggunakan prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi)

dengan karakteristik:

a. Peserta / pembelajar dipandang tahu apa yang dibutuhkan, memiliki konsep sesuai pengalaman

dan memiliki orientasi belajar.

b. Proses pembelajaran orang dewasa melalui pelatihan perlu memperhatikan metode dan teknik

yang dapat menciptakan suasana partisipatif.

c. Proses pembelajaran memanfaatkan pengalaman yang dimiliki peserta.

3. Proses belajar ini diharapkan selain ‘efektif’ dan ‘efisien’ juga ‘entertaining’ (3E), sehingga tidak

membosankan dan memberikan kesan mendalam bagi peserta. Proses pelatihan ini memberikan

kesempatan kepada semua pihak untuk saling belajar, memperoleh inspirasi dan berpeluang tumbuh

dan berkembang.

4. Evaluasi dilakukan dengan penilaian di akhir pelatihan, bagi peserta yang dinyatakan lulus akan

mendapatkan sertifikat.

Page 6: DAFTARISI - kemkes.go.id

4

BAB II

PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI

A. Peran

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta berperan sebagai petugas yang melakukan surveilans

epidemiologi di Puskesmas

B. Fungsi

Dalam melaksanakan perannya peserta memiliki fungsi melakukan surveilans epidemiologi di

Puskesmas

C. Kompetensi

1. Menjelaskan Konsep Dasar Surveilans

2. Melakukan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi

3. Melaksanakan Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa di wilayah Puskesmas

4. Melakukan Penyelidikan Kejadian Luar Biasa

5. Melakukan Koordinasi Surveilans Epidemiologi dengan unit pelayanan kesehatan yang berada

diwilayahnya dan Puskesmas yang berbatasan

Page 7: DAFTARISI - kemkes.go.id

5

BAB III

TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta dapat melakukan surveilans epidemiologi di Puskesmas

B. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pelatihan, peserta mampu:

1. Menjelaskan Konsep Dasar Surveilans

2. Melakukan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi

3. Melaksanakan Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa di wilayah Puskesmas

4. Melakukan Penyelidikan Kejadian Luar Biasa

5. Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan unit pelayanan kesehatan yang berada

diwilayahnya dan Puskesmas yang berbatasan

Page 8: DAFTARISI - kemkes.go.id

6

BAB IV

STRUKTUR PROGRAM ( SANDWICH PROGAM)Struktur Program Pelatihan Surveilans Epidemiologi Bagi Petugas Puskesmas:

No Materi

Jam Pelajaran

JmlTAHAP 1 TAHAP 2 TAHAP 3

T1 P1 PL offclass T2 P2

A Materi Dasar

1 1. Kebijakan Pelatihan SE bagi Petugas

Puskesmas

1 0 0 0 0 1

2 2. Kebijakan Surveilans di Puskesmas 2 0 0 0 0 2

B Materi Inti 0

1 1. Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi 2 1 0 0 0 3

2 3. Manajemen Data Surveilans Epidemiologi 3 4 4 1 4 16

3 4. Deteksi Dini KLB di wilayah Puskesmas 2 4 2 1 1 10

4 5. Penyelidikan KLB 2 3 2 0 0 7

5 6. Koordinasi Surveilans Epidemiologi 1 1 1 0 1 4

C Materi Penunjang 0

1 BLC 0 2 0 0 0 2

2 Anti Korupsi 2 0 0 0 0 2

3 RTL 1 1 0 0 1 3

Jumlah 16 16 9 2 7 50

Keterangan:

** 1 Jam Pelajaran = 45 menit

*T1= Teori (ONCLASS/ TAHAP1), P1= Penugasan (ONCLASS/ TAHAP1), PL1= Praktek Lapangan (ONCLASS/TAHAP1)

*PL = Praktek Lapangan (OFFCLASS/ TAHAP 2)

*T2 = Teori (ONCLASS/ TAHAP3 ), P2= Penugasan (ONCLASS /TAHAP3),

Page 9: DAFTARISI - kemkes.go.id

7

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI DASAR)

Judul Materi : Kebijakan Pelatihan Surveilans Epidemiologi bagi Petugas Puskesmas

Waktu : 1 JP (T1=1, P=0, PL=0)

TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu menjelaskan kebijakan pelatihan SE bagi petugas Puskesmas

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu/ Media Referensi

Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan kebijakan dari Permenkes

Nomor 43 Tahun 2019 tentang

Puskesmas terkait dengan Tujuan Pelatihan

SE bagi petugas Puskesmas

2. Menjelaskan kebijakan Permenkes Nomor

44 Tahun 2016 Tentang Pedoman

Manajemen Puskesmas Tujuan Pelatihan

SE bagi petugas Puskesmas

a. Permenkes 43 tahun 2019

tentang Puskesmas

b. Permenkes 44 tahun 2016

tentang Manajemen

Puskesmas

1

1. CTJ

2. Curah

Pendapat

1. LCD

2. Laptop

3. Whiteboard

Permenkes 43

tahun 2019

Permenkes 44

tahun 2016

Page 10: DAFTARISI - kemkes.go.id

8

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI DASAR)

Judul Materi : Kebijakan Surveilans di Puskesmas

Waktu : 2 JP (T1=2, P=0, PL=0)

TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu menjelaskan kebijakan surveilans kesehatan di Puskesmas

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu/ Media Referensi

Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat:

3. Menjelaskan pedoman surveilans kesehatan di

Puskesmas

4. Menjelaskan pentingnya data surveilans

epidemiologi bagi Manajemen Puskesmas dan

Standar Akreditasi Puskesmas

1. Pedoman Surveilans Kesehatan di

Puskesmas

c. Surveilans di Puskesmas

d. Surveilasn berbasis masyarakat

2. Pentingnya Surveilans Epidemiologi

dalam Manajemen Puskesmas dan

Standar Akreditasi Puskesmas

2

3. CTJ

4. Curah

Pendapat

4. LCD

5. Laptop

6. Whiteboard

7. Flipchart

8. Bahan Tayang

dll.

Pedoman

surveilans bagi

Puskesmas

Permenkes 45

tahun 2014

Standar

Akreditasi

Puskesmas

Page 11: DAFTARISI - kemkes.go.id

9

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 1)

Judul Materi : Konsep Dasar Surveilans Kesehatan

Waktu : 3 JP (T1=2, P1=1, PL0)

TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu menjelaskan konsep dasar surveilans epidemiologi

Tujuan Pembelajaran Khusus

(TPK)

Pokok Bahasan / Sub Pokok

BahasanMetode Alat Bantu/ Media Referensi

Setelah mengikuti materi ini,

peserta dapat:

1. Menjelaskan Atribut

Surveilans

2. Menjelaskan Konsep

Dasar Epidemiologi

1. Surveilans Epidemiologi

a. Defenisi

b. Atribut

2. Konsep DasarEpidemiologia. Epidemiologi Deskriptif

dan Analitikb. Konsep Penyebab

Penyakit (Host -Agent – Lingkungan)

c. Riwayat AlamiahPenyakit

d. Ukuran dasarepidemiologi(pengukuran penyakitdan gambaranpenyakit)

1. CTJ

2. Diskusi

kelompok

3. Curah

Pendapat

LCD

Laptop

Flipchart

Bahan Tayang

dll.

Imari, Sholah. (2011). SurveilansEpidemiologi; Prinsip, Aplikasi,Manajemen Penyelenggaraan danEvaluasi Sistem Surveilans. FETP-Kementerian Kesehatan RI – WHO.Jakarta.Gestman, B. Burt. (2003). EpidemiologyKept Simple: An Introduction toTraditional and Modern Epidemiology(2nd Ed). New Jersey: Wiley-Liss.Murti, Bhisma. (1997). Prinsip danMetode Riset Epidemiologi. CetakanPertama. Yogyakarta: Gadjah MadaUniversity Press.Romaguera, R.A., German, R.R., Klauke,D.N., 2000. Evaluating Public HealthSurveilans; Principles and Practice ofPublic Health Surveillance. SecondEdition. Oxford University Press.Swarjana, I Ketut. (2016): StatistikKesehatan. Edisi 1. YogyakartaU.S. Departement of Health and HumanServices; CDC: Principles ofEpidemiology in Public Health Practice;an Introduction to AppliedEpidemiology and Biostatistics. ThirdEdition. Atlanta.

Page 12: DAFTARISI - kemkes.go.id

10

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 2)

Judul Materi : Manajemen Data Surveilans Epidemiologi

Waktu : 16JP (T1=3, P1=4, PL=4, T2=1, P2=4)

TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu melakukan manajemen data surveilans epidemiologi

Tujuan Pembelajaran Khusus

(TPK)

Pokok Bahasan / Sub Pokok

BahasanMetode Alat Bantu/ Media Referensi

Setelah mengikuti materi ini,

peserta dapat:

1. Melakukan pengumpulan data

2. Melakukan pengolahan data

3. Melakukan analisis data

4. Melakukan diseminasi

informasi

1. Pengumpulan data

a. Aktif

b. pasif

2. Pengolahan data

3. Analisis data

4. Diseminasi informasi

(Catatan Pelaporan Surveilans)

1. CTJ

2. Curah Pendapat

3. Diskusi kelompok

4. Latihan

Manajemen Data

5. Praktek Lapangan

LCD

Whiteboard

Laptop

Flipchart

Bahan Tayang

Data…(PISPK)

Panduan latihan

manajemen data

Panduan diskusi

kelompok

Panduan PL

Departemen Kesehatan RI. (2003). Panduan PraktisSurveilans Epidemiologi Penyakit (PEP). Edisi I.Jakarta.Herrhyanto, Nar., Gantini, Tuti. (2015). Analisis DataKuantitatif dengan Statistika Deskriptif. Cetakan 1.Bandung.Kementerian Kesehatan R.I.(2017). Buku Pedoman;Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar BiasaPenyakit Menular dan Keracunan Pangan. Edisi Revisi2017. Jakarta.Kuzma, Jan W., Bohnenblust, Stephen. (2005). BasicStatistics for the Health Sciences. Fifth Edition. McGraw-Hill. New York.Merril,R.M., Timmreck, R.M.M.T.C. (2006).Introduction to Epidemiology. Jones & BartlettLearning.Murti, Bhisma. (1997). Prinsip dan Metode RisetEpidemiologi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: GadjahMada University Press.Sabri, Luknis.,Hastono,Susanto P. (2006). StatistikKesehatan. Edisi Revisi. Jakarta.Swarjana, I Ketut. (2016): Statistik Kesehatan. Edisi 1.YogyakartaU.S. Departement of Health and Human Services;CDC: Principles of Epidemiology in Public HealthPractice ; an Introduction to Applied Epidemiologyand Biostatistics. Third Edition. Atlanta.

Page 13: DAFTARISI - kemkes.go.id

11

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 3)

Judul Materi : Deteksi Dini Kejadian Luar Biasa

Waktu : 10 JP (T1=2, P1=4, PL=2, T2=1, P2=1)

TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu melaksanakan kewaspadaan dini KLB di wilayah Puskesmas

Tujuan Pembelajaran Khusus

(TPK)

Pokok Bahasan / Sub Pokok

BahasanMetode

Alat Bantu/

MediaReferensi

Setelah mengikuti materi ini, peserta

dapat:

1. Menjelaskan Konsep

Kewaspadaan Dini

2. Mengkaji secara sistematis

terhadap berbagai jenis

penyakit berpotensi KLB

3. Membuat “peringatan”

kewaspadaan dini KLB di

wilayah Puskesmas untuk

jangka pendek atau jangka

Panjang

1. Konsep Kewaspadaan Dinia. Berbasis indikatorb. Berbasis kejadian

2. Kajian sistematis berbagaipenyakit potensi KLBpenyakit/keracunana. Deteksi dini kondisi

rentan (identifikasikondisi rentan KLB)

b. Pemantauan wilayahsetempat kondisi rentanKLB, penyelidikiandugaan kondisi rentanKLB)

3. Peringatan kewaspadaan diniKLB

1. CTJ

2. Curah

Pendapat

3. Diskusi

kelompok

4. Latihan

Deteksi dini

5. Praktek

Lapangan

Whiteboard

LCD

Laptop

Flipchart

Panduan

diskusi

kelompok

Matrik deteksi

dini

Panduan PL

Depkes RI. Kepmenkes Nomor 1479/SK/X/2003tentang Pedoman Penyelenggaraan SistemEpidemiologi Penyakit Menular dan PenyakitTidak Menular, 2003.Depkes RI. Permenkes Nomor949/Menkes/SK/VIII/2004, Tentang PedomanPenyelenggaraan Sistem Kewaspadaan DiniKejadian Luar Biasa (KLB), 2004.Depkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RepublikIndonesia No.1501/MENKES/PER/X/2010 TentangJenis Penyakit Menular Yang Dapat MenimbulkanWabah Dan Upaya Penanggulangan. Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2010.Kemenkes RI, Pedoman Sistem Kewaspadaan Dinidan Respon, 2012Page RM, Cole GE, Timmreck TC. BasicEpidemiological Methods and Biostatistics. APractical Guidebook. Jones and Barlett Publisher.Boston, London. 1995.Mc Mahon Brian, M.D., PhD., TrichopoulosDimitras, M.D.,M.D. 1996. Epidemiology Principles and Methods.Little Brown Company Boston, New york,Toronto, London

Page 14: DAFTARISI - kemkes.go.id

12

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 4)

Judul Materi : Penyelidikan Kejadian Luar Biasa

Waktu : 7 JP (T1=2 P1= 3 PL1=2)

TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu melakukan langkah-langkah penyelidikan KLB

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan MetodeAlat Bantu/

MediaReferensi

Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan prinsip penyelidikan KLB

2. Melakukan penyelidikan KLB

3. Melakukan Penanggulangan KLB

1. Prinsip penyelidikan KLB

a. Defenisi KLB

b. Kriteria KLB

c. Prinsip penyelidikan KLB

2. Penyelidikan KLB

3. Penanggulangan KLB

1. CTJ

2. Diskusi kelompok

3. Praktek

Lapangan/PL-1

4. Instrumen PL-1

5. Curah Pendapat

Presentasi

LCD

Flipchart

Panduan PL

/Skenario

Alat

Kelengkapan

PE/PL-1

Modul LJJ-

Online PAEL

Modul SE

Puskesmas

Modul

Investigasi

Wabah / KLB

Terpadu

dengan

Pendekatan

One Health

Modul

Pelatihan

Jafung

Epidemiologi.

Page 15: DAFTARISI - kemkes.go.id

13

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI INTI 5)

Judul Materi : Koordinasi Surveilans Kesehatan

Waktu : 7 JP (T1=1, P1=1, PL=1, P2=1)

TPU : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu Melakukan koordinasi surveilans epidemiologi dengan unit pelayanan

kesehatan yang berada diwilayahnya dan Puskesmas yang berbatasan

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan / Sub Pokok Bahasan Metode Alat Bantu/ Media Referensi

Setelah mengikuti materi ini, peserta dapat:

1. Menjelaskan jejaring surveilans kesehatan

2. Melakukan koordinasi dengan jejaring surveilans

kesehatan

1. Defenisi Jejaring Surveilans

2. Koordinasi dengan jejaring surveilans

a. Koordinasi dengan swasta (praktek

dokter swasta, bidan swasta dan unit

pelayanan kesehatan yang berada

diwilayah kerjanya)

b. Koordinasi dengan puskesmas yang

berbatasan

1. CTJ

2. Diskusi kelompok

3. Curah Pendapat

4. Praktek Lapangan

5. Latihan koordinasi

- LCD

- Laptop

- Flipchart

- Contoh Format

Cross Notification

- Panduan PL 2

Page 16: DAFTARISI - kemkes.go.id

14

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI PENUNJANG 1)

Judul Materi : Building Learning Commitment (BLC)Waktu : 2 JPL (T1=0, P1=2,PL=0)Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti pembelajaran, peserta menyusun komitmen belajar

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS POKOK BAHASAN DANSUB POKOK BAHASAN METODE MEDIA DAN ALAT

BANTU REFERENSI

Setelah mengikuti pembelajaran, pesertamampu:1. Mengenal diri sendiri dan orang lain 1. Perkenalan, pencairan dan

pembauran

Diskusi kelompokDinamika kelompok

atau Game

Laptop, Proyektor,Whiteboard, Flipchart,Spidol

2. Membuat harapan pelatihan 2. Harapan pelatihan3. Membuat norma pelatihan 3. Norma pelatihan4. Menyusun organisasi kelas 4. Organisasi kelas

Page 17: DAFTARISI - kemkes.go.id

15

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI PENUNJANG 2)

Materi : Anti KorupsiWaktu : 2 JP (T = 2 ; P = 0 ; PL= 0)TPU : Setelah mengikuti materi ini peserta mampu menjelaskan Anti Korupsi

TUJUAN PEMBELAJARANKHUSUS (TPK)

POKOK BAHASAN DANSUB POKOK BAHASAN

METODE MEDIA DAN ALAT BANTU REFERENSI

Setelah mengikuti materi ini,peserta mampu:

1. Menjelaskan UpayaPencegahan Korupsidan PemberantasanKorupsi

2. Menjelaskan Tata CaraPelaporan DugaanPelanggaran TindakPidana Korupsi

3. Menjelasakan upayapencegahan danpemberantasankorupsi

4. Menjelaskangratifikasi

1. Upaya Pencegahan Korupsi danPemberantasan Korupsi

a. Upaya Pencegahan Korupsib. Upaya Pemberantasan Korupsi

2. Tata Cara Pelaporan Dugaan PelanggaranTindak Pidana Korupsi

3. Upaya Pencegahan dan pemberantasankorupsi

4. Gratifikasi

CTJDiskusi KelompokPenayangan video

Bahan tayang Papan dan kertas flipchart LCD projector Laptop White board Spidol Film dokumenter/ kartunanimasi

Undang-undang Nomor20 Tahun 2001 tentangPerubahan AtasUndang-undang Nomor31Tahun 1999 tentangPem berantasan TindakPidana Korupsi

Undang-undang Nomor20 Tahun 2001 tentangPerubahan AtasUndang-undang Nomor31Tahun 1999 tentangPem berantasan TindakPidana Korupsi

Page 18: DAFTARISI - kemkes.go.id

16

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (MATERI PENUNJANG 3)

Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL)Waktu : 3 jpl (T = 1, P1 =1, P2 = 1)Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) : Setelah mengikuti materi, peserta mampu menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL).

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan danSub Pokok Bahasan

Metode Media dan AlatBantu

Referensi

Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:

1. Menjelaskan pengertian dan ruang lingkupRTL.

2. Menyusun RTL.

1. Pengertian dan ruang lingkup RTL.

2. Langkah-langkah penyusunan RTL.

3. Penyusunan RTL di Tahap 1 (P1)(RTL untuk Implementasi Tahap 2)

4. Penyusunan RTL di Tahap 3(RTL untuk kesinambungan SE

Ceramahtanya jawab

Diskusikelompok

Papan dankertasflipchart

Spidol

Petunjukdiskusikelompok

Pusdiklat Aparatur,StandarPenyelenggaraanPelatihan, 2012, Jakarta.

Page 19: DAFTARISI - kemkes.go.id

17

BAB V

PROSES PEMBELAJARANA. Alur Proses Pembelajaran

Diagram proses pembelajaran yang digambarkan dalam bentuk bagan di bawah ini adalah tahapankegiatan proses pembelajaran yang dilakukan pada pelatihan ini:

Pembukaan TAHAP 3TAHAP2

OFFCLASS

PraktekLapangan

TAHAP 1

Pre Test

Building Learning Commitment

Anti Korupsi

Pengetahuan danKeterampilan:1. Konsep DasarSurveilans Kesehatan

2. Manajemen DataSurveilansEpideímiologi

3. Deteksi Dini KLB diwilayah Puskesmas

4. Penyelidikan KLB5. Koordinasi SurveilansKesehatan

Metode : Tugas baca Diskusi kelompok CTJ, Curah pendapat Latihan Studi kasus dan diskusi

kasus

Wawasan

1.KebijakanPelatihan

2.KebijakanSurveilans diPuskesmas

Metode: Tugas baca Curahpendapat

ceramahtanya jawab

EVALUASI

Pengetahuan danKeterampilan:2. Manajemen DataSurveilansEpideímiologi

3. Deteksi Dini KLB diwilayah Puskesmas

5. Koordinasi SurveilansKesehatan

Metode : Diskusi (hasil PL)

EvaluasiPenyelenggaraanPenutupan Post Test RTL

Page 20: DAFTARISI - kemkes.go.id

18

B. Proses Pembelajaran

Secara garis besar proses pembelajaran berlangsung melalui 3 (tiga) tahap sebagai berikut:

1. Persiapan (unfreezing)

Berisi serangkaian acara atau kegiataan sebagai berikut:

a. Penerimaan peserta:

Peserta melakukan registrasi dan akan menerima bahan pembelajaran yang diperlukan (training

kit) termasuk jadwal pelatihan. Peserta juga akan memperoleh informasi tentang fasilitas

akomodasi dan konsumsi yang akan Ia terima selama pelatihan termasuk letak ruang kelas,

ruang makan, auditorium, tempat ibadah, dan informasi lain yang diperlukan.

b. Pembukaan acara pelatihan:

Peserta akan memperoleh arahan dari pimpinan atau para pejabat pemerintahan setempat.

c. Tes Awal / Pre Test:

Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh informasi awal tentang tingkat pengetahuan peserta

terhadap materi yang akan dilatihkan. Hasil pre test akan dijadikan sebagai salah satu acuan

dalam proses pembelajaran selanjutnya.

d. Penjelasan program pelatihan:

Peserta akan memperoleh penjelasan yang berkaitan dengan program pelatihan, baik teknis

maupun administratif dari penyelenggara yaitu oleh pengendali pelatihan dalam acara

“Penjelasan Program” yang akan dihadiri oleh seluruh jajaran penyelenggara pelatihan.

e. Membangun Komitmen /Building Learning Comitment (BLC)

Kegiatan ini merupakan acara pencairan (ice breaking), yang dilaksanakan pada awal pelatihan

atau setelah acara pembukaan, agar para peserta siap secara fisik dan psikis untuk mengikuti

pelatihan secara total dengan penuh semangat.

2. Pembelajaran dan Pembahasan Materi Pelatihan – On Class 1 (Tahap 1)

Merupakan proses pembelajaran yang mempergunakan berbagai metode pembelajaran

interaktif dengan lima pilar sumber belajar, dan dipandu oleh fasilitator pelatihan.

Pada tahap pembelajaran On Class/TAHAP 1 ini, disampaikan sejumlah materi, yaitu:

a. Materi Dasar: merupakan materi yang menjadi dasar dari semua materi yang dibahas dalam

pelatihan (Kebijakan Pelatihan dan Kebijakan Surveilans di Puskesmas).

Page 21: DAFTARISI - kemkes.go.id

19

b. Materi inti: merupakan materi pokok yang berkaitan dengan inti pelatihan. Pada tahap on-

class/ Tahap 1 ini, peserta akan mempelajari 5 materi inti, yaitu materi inti 1 Konsep Dasar

Surveilans Kesehatan, Materi inti 2 Manajemen Data Surveilans Epidemiologi, materi inti 3

Deteksi Dini KLB, materi inti 4 Penyelidikan KLB, dan Materi inti 5 Koordinasi Surveilans

Epidemiologi.

c. Materi penunjang dalam pembelajaran On Class 1 ini adalah pembuatan rencana PL oleh

peserta, yang akan dilaksanakan pada tahap implementasi (off-class/ Tahap2) di tempat

Puskesmas masing-masing dan Rencana Tindak Lanjut pada On Class 2.

3. Praktek Lapangan 2 – Offclass (Tahap 2)

Praktek Lapangan 2, peserta akan melakukan praktek lapangan di tempat kerja masing-masing

(Puskesmas) dengan mengimplementasikan 3 materi inti yang telah dilatihkan di kelas. Materi yang

dipraktekkan pada praktek lapangan 2 yaitu mata pelatihan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi,

Deteksi Dini KLB dan Koordinasi Surveilans Kesehatan.

4. Pembelajaran & Pembahasan Materi Pelatihan – Onclass 2 (tahap 3)

Tahap 3 merupakan kelanjutan dari proses pembelajaran Tahap 1 (On Class 1) dan Tahap 2 (offclass).

Pada tahap ini, dilakukan proses sebagai berikut:

a. Pemaparan hasil Praktek Lapangan 2 dan pemberian umpan balik (feedback)

b. Refleksi dari 3 Materi Inti, mata pelatihan Manajemen Data Surveilans Epidemiologi, Deteksi Dini

KLB, dan Koordinasi Surveilans Kesehatan yang dilakukan pada Praktek Lapangan.

c. Peserta akan mengikuti posttest yang meliputi seluruh materi pelatihan yang telah diberikan.

d. Di akhir sesi, peserta membuat Rencana Tindak Lanjut 2.

e. Evaluasi Pelatihan

Evaluasi dilakukan untuk memperoleh umpan balik dari pelatihan yang diselenggarakan, guna

perbaikan yang akan datang. Ada 3 macam evaluasi selama penyelenggaraan pelatihan, yaitu:

1) Evaluasi terhadap peserta

2) Evaluasi terhadap fasilitator/ supervisor

3) Evaluasi terhadap penyelenggara pelatihan

f. Penutupan

Merupakan tanda berakhirnya proses pelatihan. Saat penutupan, dilakukan penyerahan

sertifikat pelatihan kepada peserta yang dinyatakan tuntas mengikuti pelatihan.

ismail - [2010]
RTL =2 jpl
Page 22: DAFTARISI - kemkes.go.id

20

BAB VI

PESERTA, FASILITATOR DAN PENDAMPINGA. Peserta

1. Jumlah

Jumlah peserta dalam tiap angkatan maksimal 30 orang

2. Kriteria

Peserta pelatihan adalah 2 (dua) orang petugas yang berasal dari Puskesmas yang sama, terdiri dari:

1) 1 orang yang memiliki tugas dan fungsi surveilans di Puskesmas

Pendidikan minimal D3 Kesehatan

Diutamakan pejabat fungsional epidemiologi atau petugas surveilans Puskesmas yang

memiliki pengalaman minimal 3 bulan

Mampu mengoperasikan komputer

2) 1 (satu) orang Penanggungjawab/ Pelaksana Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

di Puskesmas

B. Fasilitator

1. Fasilitator adalah widyaiswara, alumni TOT, pejabat struktural atau ahli yang memiliki kompetensi

dalam materi terkait (Epidemiolog).

2. Tugas utama fasilitator adalah memandu dan mengendalikan proses pembelajaran agar selalu

dinamis, tidak membosankan, dan peserta dapat berperan aktif, serta dapat belajar secara efektif,

efisien dan entertaining (3E).

3. Fasilitator pada mata pelatihan Materi Inti 2 Manajemen Data Surveilans Epidemiologi, Materi Inti 3

Deteksi Dini di wilayah Puskesmas, Materi inti 4 Penyelidikan KLB dapat merupakan satu tim (team

teaching). Fasilitator tersebut saling mengisi dan melengkapi terutama dalam memfasilitasi diskusi

kelompok, penugasan dan latihan serta mengawal proses pembelajaran dari awal sampai akhir.

Page 23: DAFTARISI - kemkes.go.id

21

C. Pendamping Praktek Lapangan

1. Kriteria:

Menguasai substansi dan tujuan praktek lapangan

Terlibat dalam proses pembelajaran

2. Tugas utama:

Memberi bimbingan kepada peserta selama praktek lapangan sehingga seluruh tujuan dapat

tercapai.

Membantu jalannya praktek lapangan

Pendamping Praktek Lapangan wajib melakukan bimbingan melalui teknologi

informasi/email selama waktu Praktek Lapangan.

Pendamping Praktek Lapangan dapat melakukan bimbingan baik secara daring ataupun

langsung (visitasi) ke tempat Praktek Lapangan (Puskesmas Peserta) dengan disesuaikan

anggaran pelatihan

Page 24: DAFTARISI - kemkes.go.id

22

BAB VII

PENYELENGGARA, PENGENDALI PELATIHAN

DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN

A. Penyelenggara dan Pengendali Pelatihan

1. Penyelenggara Pelatihan

a. Penyelenggara pelatihan adalah Institusi diklat yang terakreditasi dan memiliki sarana dan

prasarana yang memadai, serta yang memiliki SDM Diklat yang sudah memiliki sertifikat pelatihan

penyelenggaraan diklat (TOC).

b. Peran dan Tugas Penyelenggara Pelatihan:

Mempersiapkan, mengorganisasikan dan melaksanakan pelatihan dari awal sampai akhir, mulai

dari pemanggilan peserta, penyiapan ATK dan bahan, hingga evaluasi pembelajaran.

Menghubungi fasilitator/ narasumber untuk memastikan kehadiran sesuai jadwal.

Melakukan berbagai tugas kesekretariatan, termasuk administrasi keuangan, penyusunan

laporan penyelenggaraan pelatihan dan evaluasi penyelenggaraan.

D. Pengendali Pelatihan

1. Widyaiswara yang telah mengikuti pelatihan Pengendali Pelatihan

2. SDM kediklatan yang telah mengikuti pelatihan Pengendali pelatihan

3. Untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan pelatihan, pengendali pelatihan mempunyai

peran dan tugas dalam pelatihan yang dimulai dari persiapan, pelaksanaan sampai dengan

evaluasi.

B. Tempat Penyelenggaraan

Pelatihan ini dapat dilaksanakan di:

1. Balai Besar Pelatihan Kesehatan

2. Balai Pelatihan Kesehatan Nasional

3. UPTD Pelatihan Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi

4. Institusi pelatihan lain yang telah terakreditasi

Page 25: DAFTARISI - kemkes.go.id

23

BAB VIII

EVALUASI DAN SERTIFIKASI PELATIHAN

A. Evaluasi Pelatihan

Dalam pelatihan ini ada beberapa evaluasi yang dilakukan, yaitu:

1. Evaluasi hasil belajar peserta

Evaluasi ini dilakukan terhadap peserta melalui:

Penjajagan awal / pre-test.

Pemahaman peserta terhadap materi yang telah diterima (post-test)

Penilaian hasil penugasan di kelas

Penilaian hasil penugasan praktek lapangan.

2. Evaluasi terhadap fasilitator/ supervisor

Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat kepuasan peserta terhadap

kemampuan fasilitator/ supervisor dalam menyampaikan materi kepada peserta, meliputi:

kemampuan penguasaan materi, pengelolaan kelas, penampilan dan beberapa indikator lain yang

dapat mempengaruhi proses pembelajaran.

3. Evaluasi terhadap penyelenggara

Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap keseluruhan penyelenggaraan pelatihan, baik itu

berkenaan dengan administrasi (kesekretariatan panitia), teknis/akademis pelatihan seperti

manfaat pelatihan bagi peserta, hingga aspek pelayanan lainnya seperti akomodasi dan konsumsi.

Hasil evaluasi ini dapat digunakan untuk menilai efektifitas pelatihan serta menghimpun feedback

guna perbaikan pelaksanaan pelatihan di masa mendatang.

B. Sertifikasi Pelatihan

Peserta pelatihan akan menerima sertifikat pelatihan. Sertifikat pelatihan akan diberikan kepada

peserta yang telah mengikuti pelatihan dan memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan, yaitu:

1. Mengikuti semua tahapan pelatihan (tahap 1, tahap 2, dan tahap 3)

Page 26: DAFTARISI - kemkes.go.id

24

2. Tidak melanggar tata tertib selama pelatihan, berdasarkan pengamatan pengendali pelatihan,

fasilitator/supervisor dan penyelenggara pelatihan lainnya.

3. Menuntaskan semua penugasan

4. Sertifikat pelatihan bernilai 1 angka kredit

Page 27: DAFTARISI - kemkes.go.id

25

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 28: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Latihan 1 : Atribut SurveilansMetode : Diskusi KelompokWaktu : 25 Menit

Instruksi:

1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuk diisioleh setiap kelompok peserta.

2. Waktu diskusi adalah 10 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :

a. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan atribut sistem surveilans yang sedang dikelolaoleh peserta saat ini

b. Peserta secara kelompok melakukan identifikasi atribut pada satu sistem surveilansyang sedang dikelola oleh peserta (memilih judul surveilans, contoh: sistem surveilansCBMS, AFP, gizi, HIV, TB, Penyakit Tidak Menular, BDB, Kusta, dll).

c. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.

5. Setelah diskusi, 1 kelompok menyajikan hasil aturan :a. Presentasi 10 menitb. Diskusi 5 menit

4. Identifikasi dan berikan komentar / uraikan hasil diskusi pada tabel tersebuta. Uraikan tujuan surveilans yang Saudara pilih?b. Bagaimanakah bentuk penyelenggraan surveilans tersebut?c. Apakah topik surveilans yang Saudara pilih memiliki ciri – ciri / sudah sesuai dengan

kriteria atribut surveilans dan uraikan?

Page 29: DAFTARISI - kemkes.go.id

FORMAT HASIL DISKUSI IDENTIFIKASI ATRIBUT SURVEILANSMODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

(Latihan1: Atribut Surveilans)

NO ITEM HASIL DISKUSI

A JUDUL SURVEILANS

B TUJUAN SURVEILANS

C BENTUKPENYELENGGARAAN

D ATRIBUT SURVEILANS

1 Kesederhanaan(Simplicity)

2 Fleksibilitas (Flexibility)

3 Akseptabilitas(Acceptability)

4 Sensitivitas (Sensitivity)

5 Nilai Prediktif Positif(Predictive Value Positive)

6 Kerepresentatifan(Representativeness)

7 Ketepatan Waktu(Timeliness)

8 Quality

9 Stability

Page 30: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Latihan 2 : Konsep Dasar Epidemiologi (Ukuran Dasar Epidemiologi)Metode : Latihan KelompokWaktu : 20 Menit

Instruksi:

1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untukdianalisis oleh setiap peserta.

2. Waktu diskusi adalah 10 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :

a. Latihan perhitungan ukuran epidemiologi, tipe kuantitas matematis dan ukuran frekuensipenyakit

b. Peserta secara kelompok melakukan perhitungan:1) Hitung proporsi penduduk laki – laki di Kecamatan A & B2) Hitung proporsi penduduk perempuan di Kecamatan A & B3) Rasio jumlah penduduk laki - laki terhadap perempuan di Kecamatan A & B4) Angka kematian kasar di Kecamatan A & B5) Tingkat kematian bayi (< 1 th) di Kecamatan A & B6) Tingkat kematian neonatal di Kecamatan A & B7) CFR TB paru di Kecamatan A & B8) Tingkat kematian ibu maternal di Kecamatan A & B9) Proporsi penderita stroke laki – laki di Kecamatan A & B10) Rasio penderita stroke laki - laki terhadap perempuan di Kecamatan A & B11) CFR penderita stroke di Kecamatan A & B12) Insiden komulatif penderita stroke di Kecamatan A & B

c. Setiap peserta dapat mengerjakan 2-3 soal perhitungan, kemudian di tuliskan dalam bentuktabel terlampir, selanjutnya aggota kelompoknya memberikan koreksinya atau tanggapannya.

d. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.

4. Setelah diskusi, 1 kelompok menyajikan hasil penugasan dengan aturan :a. Presentasi 5 menitb. Diskusi 5 menit

FORMAT HASIL LATIHAN UKURAN EPIDEMIOLOGIMODUL INTI 1: KONSEP DASAR SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Page 31: DAFTARISI - kemkes.go.id

(Latihan 2 : Perhitungan Ukuran Dasar Epidemiologi)

NO URAIAN KECAMATAN KETA B

1 Hitung proporsi penduduk laki - laki 49,0% 28,6%2 Hitung proporsi penduduk perempuan 51,0% 71,4%3 Rasio jumlah penduduk laki - laki terhadap perempuan 0,96 0,44 Kematian kasar 8,2 14,3 per 10.0005 Tingkat kematian bayi (< 1 th) 2,083 3,333 per 1.0006 Tingkat kematian neonatal 4,17 8,33 per 1.0007 CFR TB Paru 6,666667 13,64 %8 Tingkat kematian ibu maternal 2,083 5 per 1.0009 Proporsi penderita stroke laki - laki

53 58%

10 Rasio penderita stroke laki - laki terhadap perempuan 1,1 1,37511 CFR penderita stroke

7 11%

12 Insiden komulatif penderita stroke 3,1 2,7 per 1.000

Page 32: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Latihan 1 : Pengumpulan DataMetode : Diskusi KelompokWaktu : 30 Menit

Instruksi:

1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untukdianalisis oleh setiap peserta.

2. Waktu diskusi adalah 10 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :

a. Peserta memilih satu instrumen pengumpulan data: kasus campak (format C1 Campak),keracunan pangan (format Penyelidikan Epidemiologi Keracunan Pangan), kasus difteri(format Penyelidikan Epidemiologi Difteri), kasus DBD, Keluarga Sejahtera

b. Peserta menelaah instrumen pengumpulan dan pelaporan data tersebut denganmengidentifikasi (uraikan) kualitas data yang diperlukan, sumber data, sifat data, carapengumpulan data, metode pengumpulan data, waktu pelaporan, skala data

c. Isi hasil identifikasi pada tabel terlampir.

4. Setelah diskusi, kelompok menyajikan hasil aturan :a. Presentasi 10 menitb. Diskusi 10 menit

Page 33: DAFTARISI - kemkes.go.id

FORMAT HASIL DISKUSI PENGUMPULAN DATAMODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI

(Latihan1: Pengumpulan Data)

NO ITEM HASIL DISKUSI

1 Judul / nama instrumen

2 Kualitas data yangdiperlukan

3 Sumber data

4 Sifat data

5 Cara pengumpulan data

6 Metode pengumpulan data

7 Waktu pelaporan

8 Skala data

Page 34: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Latihan 2 : Pengolahan DataMetode : Latihan KelompokWaktu : 70 Menit

Instruksi:

1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untukdilakukan pengolahan data oleh setiap peserta.

2. Waktu diskusi, entry data dan pengolahan adalah 40 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :

a. Melakukan pengolahan data dan penyajian data berdasarkan data set yang diberikan:(Kasus Campak, DBD, difteri) dan data Keluarga Sejahtera yang di bawa oleh peserta.

b. Peserta melakukan langkah – langkah pengolahan data (editing, koding, tabulating)sesuai data set nya dan dilakukan entry data pada programmicrosoft excel.

c. Peserta membuat penyajian dari data yang telah dientry dalam bentuk: teks, tabel,grafik ataupun peta sesuai dengan karakteristik datanya.

4. Setelah mengerjakan latihan pengolahan data, kelompok menyajikan hasil dengan aturan :a. Presentasi 10 menit yang berisi:

1) Hasil langkah pengolahan data dan hasil entry data.2) Hasil Penyajian Data

b. Diskusi 10 menit

Page 35: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Latihan 3 : Analisis DataMetode : Latihan KelompokWaktu : 90 Menit

Instruksi:

1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untukdianalisis oleh setiap peserta.

2. Waktu diskusi membuat analisis dan interpretasi data adalah 45 menit3. Fasilitator menginstruksikan kelompok dengan tugas :

a. Membuat analisis deskriptif dari data set yang sebelumnya telah dikerjakan pada latihan2 (Pengolahan Data).

b. Peserta membuat analisis deskriptif:1) Sebaran data2) Analisis deskriptif terhadap variabel epidemiologi, membuat trend kasus, pola

minimum – maksimum sesuai dengan analisis datanya.c. Peserta membuat interpretasi dan kesimpulan data berdasarkan hasil analisis data

tersebut.

4. Setelah mengerjakan latihan membuat analisis dan interpretasi data, kelompok menyajikanhasil dengan aturan :a. Presentasi 10 menit yang berisi:

1) Hasil analisis deskriptif.2) Hasil interpretasi data.

b. Diskusi 10 menit

Page 36: DAFTARISI - kemkes.go.id

FORMAT HASIL ANALISISMODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI

(Latihan 3: Analisis Data)

NO ITEM HASIL

1 Tema

2 Analisis Sebaran Data

3 Analisis deskriptif terhadapvariabel epidemiologi orang

Analisis deskriptif terhadapvariabel epidemiologiwaktu (tren, polamaksimum – minimum)

Page 37: DAFTARISI - kemkes.go.id

4 Analisis deskriptif terhadapvariabel epidemiologitempat

5 Interpretasi hubungan antarvariabel epidemiologi

6 Interpretasi denganmembandingkan data hasilanalisis dengan tren datasebelumnya atau refrensilainnya.

7 Kesimpulan

Page 38: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEMIOLOGI

Latihan 4 : Desiminasi Data SurveilansMetode : Latihan KelompokWaktu : 35 Menit

Instruksi:

1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar lampiran untuktugas desiminasi data surveilans.

2. Waktu diskusi membuat analisis dan interpretasi data adalah 15 menit3. Fasilitator menginstruksikan kelompok dengan tugas :

a. Identifikasi tahapan penyampaian informasi dari desiminasi data surveilansberdasarkan hasil latihan 1-3 (manajemen data surveilans epidemiologi).

b. Hasil identifikasi tahapan penyampaian informasi / desiminasi data surveilans di catatatsesuai format terlampir.

c. Membuat desiminasi data surveilans yang akan di sampaikan kepada unit – unit yangterkait.

4. Setelah mengerjakan latihan membuat analisis dan interpretasi data, kelompok menyajikanhasil dengan aturan :a. Presentasi 10 menit yang berisi:

1) Hasil identifikasi tahapan penyampaian informasi / desiminasi data surveilans .2) Desiminasi data surveilans yang akan disampaikan kepada unit dan jejaring

surveilans.b. Diskusi 10 menit

Page 39: DAFTARISI - kemkes.go.id

FORMAT HASIL IDENTIFIKASITAHAPAN PENYAMPAIAN INFORMASI / DESIMINASI DATA SURVEILANS

MODUL INTI 2: MANAJEMEN DATA SURVEILANS EPIDEÍMIOLOGI(Latihan 4: Desiminasi Data Surveilans)

NO TAHAPAN HASIL

1 Informasi apa yang disampaikan?

2 Siapa yang akan menerimainformasi?

3 Informasi akan disampaikandengan apa?

4 Bagaimana caranya informasiakan disampaikan?

5 Apa yang akan dilakukan olehpenerima informasi? (Dampak)

Page 40: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA

Latihan 1 : Konsep Kewaspadaan DiniMetode : Diskusi dan latihan KelompokWaktu : 60 Menit

Instruksi:

1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan kesempatankepada peserta untuk mengambil nomor undian untuk tugas yang akan diberikan.

2. Nomor undian terdiri dari 2 nomor, yaitu: nomor 1 untuk tugas SKDR dan nomor2 untuk tugas laporan bulanan / STP.

3. Instrumen yang diperlukan yaitu: aplikasi SKDR dan laporan bulanan STPpuskesmas.

4. Waktu diskusi adalah 10 menit, waktu mengerjakan tugas : 30 menit dan waktupresentasi 20 menit.

5. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :a) Mempelajari dan mengamati sesuai dengan tugas yang di dapat yaitu :

laporan mingguan SKDR ataupun laporan bulanan STPb) Buat alert / sinyal KLB berdasarkan laporan mingguan ataupun laporan bulanan STP.c) Lakukan verifikasi melalui computer tablet/smartphone anda untuk setiap

peringatan dini yang munculd) Apakah alert menunjukan kemungkinan adanya KLB.e) Buat pola penyakit berdasarkan laporan bulanan / data STP.

6. Presentasikan hasil kerja kelompak, 3 kelompok menyajikan dengan aturan :a. Presentasi 5 menitb. Diskusi 5 menit

Page 41: DAFTARISI - kemkes.go.id

FORMAT HASIL DISKUSI KONSEP KEWASPADAAN DINIMODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA

(Latihan1: Konsep Kewaspadaan Dini)

NO ITEM HASIL DISKUSI KETA Identifikasi Alert

1. Sumber Data2. Jenis Alert3. Tanggal / MingguAlert

4. Lokasi Alert5. Temuan Dilapangan6. Rencana TindakLanjut

7. Status Verifikasi (Ya/ Tidak)

8. KLB (Ya / Tidak)9. Respon < 24 Jam(Ya / Tidak)

B Pola Penyakit

Page 42: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA

Latihan 2 : Membuat Pola Minimum Maksimum PenyakitMetode : LatihanWaktu : 60 Menit

Instruksi:

1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok..2. Peserta memilih satu jenis penyakit berdasarkan data yang dibawa oleh peserta,

untuk dibuatkan pola minimum dan maksimum penyakit.3. Peserta membuat kesimpulan berdasarkan data pola minimum dan maksimum

yang telah dibuatnya.4. Waktu pengerjaan sebanyak 30 menit5. Seluruh kelompok mempresentasikan hasil kerjanya dengan waktu :

a. Presentasi: 5 menitb. Tanggapan : 5 menit

Page 43: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA

Latihan 3 : Membuat Matriks Deteksi Dini KLBMetode : Diskusi KelompokWaktu : 60 Menit

Instruksi:

1. Fasilitator membagi kelas menjadi 5 kelompok dan memberikan lembar matrikspenugasan deteksi dini KLB.

2. Waktu diskusi dan pengerjaan adalah 30 menit3. Fasilitator menginstruksikan diskusi kelompok dengan tugas :

a. Peserta menggunakan hasil latihan 1 atupun 2b. Peserta mengisi matrik yang telah diberikan.

4. Setelah diskusi, kelompok menyajikan hasil aturan :a. Presentasi 10 menitb. Diskusi 5 menit

Page 44: DAFTARISI - kemkes.go.id

FORMATMATRIKS DETEKSI DINIMODUL INTI 3: DETEKSI DINI KEJADIAN LUAR BIASA

(Latihan 3: Matriks Deteksi Dini KLB)

MATRIKS DETEKSI DINI KASUS …………………………..

No Despkripsi Kasus KondisiLapanganSaat Ini

Kesimpulan

ADA TIDAKA GAMBARAN KASUS

1 GAMBARAN KLINIS

2 ETIOLOGI

3 MASA INKUBASI4 SUMBER PENULARAN

5 CARA PENULARAN

6 EPIDEMIOLOGI

7 KEWASPADAAN DINI

B FAKTOR RESIKO1 LINGKUNGAN2 VECTOR3 SOSIAL4 IMUNISASI

Page 45: DAFTARISI - kemkes.go.id

LampiranCONTOH MATRIKS DETEKSI DINI KLB

1. MATRIKS DETEKSI DINI KASUS ANTRAKS

No Deskripsi kasusKondisi lapangan

saat ini KesimpulanAda Tidak

A Gambaran kasus

1 Gambaran klinisAntraks Kulit rasa gatal tanpa disertai

rasa sakit, yang dalamwaktu 2-3 hari membesarmenjadi vesikel berisicairan kemerahan,kemudian haemoragikdan menjadi jaringannekrotik berbentuk ulserayang ditutupi kerakberwarna hitam, keringyang disebut Eschar(patognomonik)

Antraks SaluranPencernaan

rasa sakit perut hebat,mual, muntah, tidak nafsumakan, demam,konstipasi, gastroenteritisakut yang kadang-kadangdisertai darah,hematemesis

Antraks Paru-paru tanda-tanda bronchitisdalam waktu 2-4 harigejala semakinberkembang dengangangguan respirasi berat,demam, sianosis, dispneu,stridor, keringatberlebihan, detak jantungmeningkat, nadi lemahdan cepat. Kematianbiasanya terjadi 2-3 harisetelah gejala klinistimbul.

AntraksMeningitis

lesi primer yangberkembang menjadimeningitis hemoragik dankematian dapat terjadiantara 1-6 hari.Gambaran klinisnya miripdengan meningitispurulenta akut yaitudemam, nyeri kepalahebat, kejang-kejangumum, penurunankesadaran dan kakukuduk

Page 46: DAFTARISI - kemkes.go.id

2Etiologi Bacillus anthracis, Basil

Antraks dapat keluar daribangkai hewan dan suhuluar di atas 20°C,kelembaban tinggi basiltersebut cepat berubahmenjadi spora yang tahanhidup selama bertahun-tahun. Bila suhu rendahmaka basil antraks akanmembentuk spora secaraperlahan - lahan

3 Masa inkubasiAntraks Kulit Adakah laporan kasus

pada manusia miripantraks kulit 5 hariterakhir

Antraks SaluranPencernaan

Adakah laporan kasuspada manusia miripantraks Pencernaan 5 hariterakhir

Antraks Paru-paru Adakah laporan kasuspada manusia miripantraks paru-paru 5 hariterakhir

AntraksMeningitis

Adakah laporan kasuspada manusia miripantraks meningitis 6 hariterakhir

4 Sumber penularan1. Pemotongan hewan,peternak kambing, sapi dll2. Pekerja padapemotongan hewan,peternakan kambing, sapidll

5 Cara Penularan1. Sanitasi yang baik padatempat pemotonganhewan, peternakkambing, sapi dll2. Pekerja menggunakanAPD pada pemotonganhewan, peternakankambing, sapi dll

6 Epidemiologi1. Pemotongan hewan,peternak kambing, sapi dll2. Pekerja padapemotongan hewan,peternakan kambing, sapidll

Page 47: DAFTARISI - kemkes.go.id

7 Kewaspadaan dini1. Kelengkapan LaporanSKDR > 90%2. Ketepatan LaporanSKDR > 80%3. Kelengkapan LaporanSTP > 90%4. Ketepatan Laporan STP> 80%5. Laporan kematianhewan herbivora,kambing, sapi dll

B Faktor resiko

1 Lingkungan1. Kelembaban tinggi2. Perubahan musim (dariKemarau ke penghujan)

2 Vektor-

3 Sosial1. Pasar hewan2. Peternakan hewanherbivora3. Perayaan denganmenggunakan hewanherbivora (Idul adha dll)

4 Imunisasi-

Page 48: DAFTARISI - kemkes.go.id

1

KUNCI PEGANGAN FASILITATOR

LATIHAN POKOK BAHASAN 1

Contoh kasus terjadinya KLB di Puskesmas

Peserta dibagi 4 kelompok

Setiap kelompok mengkaji kasus berbeda

Apakah kasus tersebut merupakan KLB atau bukan ?

Sebutkan kriteria kerja KLB apa saja yang ada dalam salah satu kasus

yang diangkat setiap kelompok hingga ditetapkan menjadi KLB

Kasus 1 :

Pada hari ini, di Poliklinik Puskesmas ditemukan 3 anak berobat yang

didiagnosis dokter sebagai penderita campak (belum ada konfirmasi

pemeriksaan Laboratorium). Satu anak diantaranya dirawat inap di Puskesmas

karena sesak nafas berat. Ketiga anak tersebut berasal dari Desa Sumbermulya

Petugas Imunisasi menginformasikan kalau Desa Kawula memiliki cakupan

imunisasi campak rendah rata-rata 40 % selama 5 tahun terakhir ini.

Page 49: DAFTARISI - kemkes.go.id

2

Kata kunci Jawaban :

Langkah Puskesmas dan Dinas Kesehatan

Memastikan luas dan beratnya masalah kesehatan yang terjadi :Memastikan

adanya peningkatan kasus campak berdasarkan banyaknya kasus-kasus

campak yang berobat ke Puskesmas atau Puskesmas Pembantu atau

Puskesmas keliling, akhir-akhir ini. Kasus campak bisa diagnosis campak, atau

indikasi campak dengan ditemukannya banyak kasus sesak nafas, dsb

1. Mewawancarai orang-orang yang datang dari desa yang dicurigai ke

Puskesmas tentang adanya banyak kasus campak atau dugaan campak

2. Mengontak kepala desa, guru, atau masyarakat di desa yang dicurigai

3. Jika ada indikasi KLB, kirim petugas surveilans dan dokter untuk melakukan

penyelidikan KLB dan upaya penanggulangan, terutama memberikan

pelayanan pengobatan

4. Jika masih ada keraguan pada situasi di Desa tersebut, kirim tim untuk

melakukan penyelidikan KLB. Prinsip yang harus dipegang teguh : anggap

situasi itu KLB, sampai dinyatakan bukan. KLB harus ditanggulangi.

Kasus 2:

Page 50: DAFTARISI - kemkes.go.id

3

Dinkes Kab.Margoparung mendapatkan informasi dari Ka.Puskesmas Sukasuka,

bahwa dalam waktu 24 jam menerima kunjungan pasien diare yang awalnya 5

kasus menjadi 30 kasus. Semua penderita berasal dari Kp.Sukasari Desa

sukamanah, mengeluhkan gejala diare, cair,mules dan muntah-muntah setelah

menghadiri hajatan di rumah pamiodongdesa di Kampung tersebut. Sebagai

petugas Surveilans yang kompeten, bagaimana sdr memberikan gambaran

kejadian tersebut , diskusikan dalam kelompok .

Kata kunci Jawaban :

Adanya dugaan KLB keracunan pangan

Gejala yang sama dalam periode waktu yang sama

Jumlah penderita

Uraikan kriteria kerja yang mana

Kasus 3:

Di Barak pengungsian gempa terjadi peningkatan kejadian kesakitan. Dalam

sejak periode minggu kedua menempati barak peningkatan kasus terjadi

sangat signifikan, dari 12 orang di minggu sebelumnya menjadi 31 orang

penderita, Gejala kesakitan di duga penemonia. Petugas menduga ini adalah

KLB. Apakah Kriteria kerja yang paling tepat menjadi acuan penetapan KLB

pnemonia di barak pengungsian ini sesuai dengan Permenkes nomor 1501

tahun 2010 :

Kata kunci Jawaban :

proporsi pneumonia berobat dalam seminggu ini meningkat lebih dari 2,5

kali dibandingkan proporsi pneumonia dalam seminggu sebelumnya

Page 51: DAFTARISI - kemkes.go.id

4

Kasus 4:

Berdasarkan wawancara semua penduduk di daerah yang diduga terjadi KLB

ditemukan peningkatan sangat tajam jumlah anak yang menderita demam

menggigil dalam 5 hari terakhir dibandingkan keadaan hari-hari sebelumnya.

Apakah Kriteria kerja KLB yang paling tepat menjadi acuan penetapan KLB

Kata kunci Jawaban :

adalah terjadinya peningkatan jumlah kasus yang bermakna secara

epidemiologi,

Page 52: DAFTARISI - kemkes.go.id

5

LATIHAN POKOK BAHASAN 2

Latihan 1

Pada KLB keracunan, kegiatan manakah yang menjadi bagian pentingdari upaya penanggulangannya ?

Kata kunci jawaban

Melaksanakan upaya pengobatan dengan cepat, penyelidikan

epidemiologi dan penanggulangan sumber-sumber keracunan

yang dicurigai. Surveilans tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Keempat kegiatan dilaksanakan segera dan dilakukan saling

mendukung satu sama lain

Latihan 2

Di Puskesmas Pandanwangi terjadi peningkatan kunjungan pasien

yang datang berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan sejak tanggal 1

Desember 2017 dengan gejala yang sama yaitu demam, dan bercak

kemerahan . Tim surveilans puskesmas lalu melakukan penyelidikan

epidemiologi dan memastikan telah terjadi KLB dengan dugaan

sementara sebagai kasus campak.

Bagaimana pendapat sdr tentang kejadian ini ? Jelaskan jawaban

saudara, Bagaimana Tim dapat memastikan kejadian ini sebagai KLB

campak ?

Kata kunci jawaban

Telah terjadi KLB demam dengan bercak kemerahan, timmenduga pasien yang berobat tersebut sebagai kasus campak,

Dengan memastikan peningkatan jumlah orang yang berobat kefasilitas pelayanan kesehatan antara tanggal 1 Desember 2017sampai saat penyelidikan dengan gejala yang sama yaitu demam,

Page 53: DAFTARISI - kemkes.go.id

6

dan bercak kemerahan

Melakukan pemeriksaan penunjang laboratorium untukmemastikan sebagai kasus campak.

Latihan 3

Sesudah hajatan dirumah Ketua RW Sukasari , 10 tamu dibawa ke

Rumah Sakit karena tiba-tiba mual, muntah dan lemes. Ternyata di

Rumah sakit juga sudah dirawat 22 orang yang sudah pulang dari

hajatan yang sama. Hasil analisis riwayat makan rame-rame sebelum

sakit, hanya acara hajatan Ketua RW Sukasari ini, sehingga dilakukan

wawancara terhadap jenis makanan yang dimakan pengunjung

hajatan yang menjadi korban keracunan

Jika sumber keracunan hanya berasal dari satu jenis makanan saja,

jenis makanan manakah yang masih diduga kuat sebagai sumber

keracunan. Menu hajatan tersebut terdiri dari Mie goreng, Sambel

goreng krecek, Gado-gado dan Lemper.

a. Dari 20 korban yang diwawancara, 10 korbannya saja makan Mie

Goreng

b. Dari semua korban , ada 12 korban yang tidak makan dengan

sambal goreng krecek .

c. Dari 10 korban yang sempat diwawancara, ternyata hanya satu

orang yang tidak makan gado gado

d. Dari wawancara semua korban, hanya ada 12 korban yang tidak

makan lemper

Page 54: DAFTARISI - kemkes.go.id

7

Kata kunci jawaban

Makanan yang di duga kuat sebagai sumber keracunan adalah

Gado-gado

Langkah-langkah menentukan ‘makanan” sebagai sumberkeracunan :

a. Menentukan jenis makanan yang dimakan pada acara hajatan .b. Menguji makanan dengan banyaknya kasus ‘tidak makan’

makanan yang disajikanc. Menguji makanan dengan pengujian Contoh Pangand. Menguji makanan dengan analisis deskriptif makanane. Menguji makanan dengan analisis analitik

Page 55: DAFTARISI - kemkes.go.id

8

LATIHAN POKOK BAHASAN 3

Latihan 1

Pada KLB keracunan makanan , kegiatan –kegiatan apa yang menjadi bagian

penting dari upaya penanggulangannya ? Jelaskan jawaban saudara.

Kata kunci jawaban

Melaksanakan upaya pengobatan dengan cepat,

Penyelidikan epidemiologi dan

Penanggulangan sumber-sumber keracunan yang dicurigai.

Surveilans tetap berjalan sebagaimana mestinya. Keempat kegiatan

dilaksanakan segera dan dilakukan saling mendukung satu sama lain

Latihan 2

Di Kecamatan Sukamulia, Kotabara, selama sebulan ini ditemukan 12

penderita tifus perut dengan kematian 6 orang. Padahal biasanya di

Kecamatan tersebut terdapat sekitar 15-18 kasus perbulan dengan kematian

<2 orang perbulan. Bagaimana sdr menyatakan kondisi masalah kesehatan

diwilayah tersebut ? Apakah sudah dapat dinyatakan sebagai KLB ? Apa yang

kemudian dilakukan oleh petugas ?

Kata kunci jawaban

Keadaan ini seperti ini tepat dinyatakan sebagai sudah KLB , denganmeningkatnya jumlah kematian selama sebulan ini.

Tindakan penanggulangan segera dilaksanakan

Latihan 3

Di Wilayah Puskesmas Bukit hijau, telah terjadi kenaikan kasus Diare, KLB diare

Page 56: DAFTARISI - kemkes.go.id

9

Jakarta, November 2018

ini merupakan keadaan darurat, karena banyaknya korban dalam waktu yang

singkat , petugas surveilans langsung turun kelapangan tanpa menyusun

rencana penyelidikan ,karena membuat proposal penyelidikan dengan metode

penyelidikan tidak dimungkinkan dan buang-buang waktu.

Bagaimana pendapat sdr tentang rencana metode penyelidikan epidemiologi

pada kondisi seperti ini ? Jelaskan jawaban sdr !

Kata kunci jawaban

Rencana metode penyelidikan epidemiologi tetap dibuat sesuai kebutuhan

sebelum kelapangan.

Paling tidak rencana penyelidikan epidemiologi bertujuan untuk :

a) Mengetahui gambaran epidemiologi KLB;

b) Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam penyakit KLB;

c) Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit

KLB termasuk sumber dan cara penularan penyakitnya;

d) Menentukan cara penanggulangan KLB.

Page 57: DAFTARISI - kemkes.go.id

MODUL INTI 5: KOORDINASI SURVEILANS

Latihan 1 : Jejaring SurveilansMetode : Diskusi KelompokWaktu : 15 Menit

LATIHAN MATERI 1

INSTRUKSI:

1) Peserta secara kelompok melakukan identifikasi jejaring surveilans di unit kerjanya

2) Dengan menggunakan data latihan Materi Inti 2. Manajemen Data, Peserta

mengidentifikasi data surveilans yang akan dikoordinasikan dengan jejaring

surveilansnya.

Mengidentifikasi jejaring surveilans epidemiologi di wilayah kerjanya

dan mengidentifikasi data surveilans yang akan dikoordinasikan

dengan unit jejaring surveilansnya.

Page 58: DAFTARISI - kemkes.go.id

Latihan 2 : KoordinasiMetode : Bermain PeranWaktu : 30 Menit

Latihan Materi 2

(Campak, DBD, Keracunan makanan)

INSTRUKSI: Skenario Bermain peran

Koordinasi dilakukan oleh pa Agung, petugas surveilans puskesmas Sukasari dengan ibu Rosa bidan

praktek swasta, pa Amir seorang dokter praktek swasta dan pa Budi pengelola klinik swasta yang berada

di wilayah kerja puskesmas Sukasari. Pertemuan dilakukan saat kegiatan lokakarya mini (Lokmin) bulanan

puskesmas yang juga dihadiri oleh para karyawan puskemas. Pada surat undangan pertemuan lokmin,

jejaring puskesmas diminta untuk membawa laporan kunjungan pasien penderita campak atau penyakit

lainnya. Laporan jejaring puskesmas terkait 17 macam penyakit yang berpotensi menimbulkan

KLB/Wabah selama ini tidak pernah disampaikan kepada puskesmas. Pada saat lokmin ini dibuat

kesepakatan pelaporan terutama penyakit yang mungkin terjadi di wilayah puskesmas.

Di wilayah kerja saudara banyak terdapat bidan praktek swasta, praktek dokter swasta

dan klinik swasta.

Coba anda membuat dalam rangka pertukaran informasi data-data yang terkait dengan

surveilans dan bagaimana caranya.

Page 59: DAFTARISI - kemkes.go.id

Latihan 3 : Koordinasi Cross NotifikasiMetode : Diskusi KelompokWaktu : 15 Menit

LATIHAN MATERI 3

Ada 1 kasus penderita difteri usia sekolah dasar (8 tahun) berobat ke

puskesmas saudara, sedangkan tempat tinggal penderita termasuk wilayah

puskesmas B yang berbatasan langsung dengan wilayah kerja puskesmas

saudara dari wilayah kabupaten yang berbeda. Berdasarkan hasil penelurusan

kontak erat kasus, didapatkan data bahwa kontak erat kasus ada yang tinggal

di wilayah puskesmas B dan ada juga yang tinggal diwilayah puskesmas

saudara yang berbatasan langsung dalam wilayah kabupaten yang berbeda,

apa yang akan anda lakukan sebagai petugas surveilans bila menemui kasus

tersebut?

(bagaimana membuat Crossnotification?)