cybex.pertanian.go.idcybex.pertanian.go.id/files/persemaian.docx · web viewpenanaman secara...
TRANSCRIPT
PENDAHULUANPersemaian adalah tempat atau areal untuk
kegiatan memproses benih menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan. Penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian.
Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaanya melimpah. Pemindahan/penanaman bibit berupa semai dari persemaian ke lapangan dapat dilakukan setelah semai-semai dari persemaian tersebut sudah kuat (siap ditanam).
TUJUANTujuan persemaian adalah untuk
memperoleh keberhasilan penanaman dari hasil bibit-bibit di persemaian yang siap tanam dengan kualitas dan kuantitas yang diharapkan.
PEMBUATAN PERSEMAIAN
1. Persyaratan Lokasi cukup teduh, lembab dan dekat
dengan sumber air. Berdekatan dengan lokasi penanaman. Dalam bentuk bedengan, tanah persemaian
harus cukup subur. Bedengan beratap,menghadap utara-
selatan.
2. LuasanPersemaian seluas hektar dapat
menampung 200.000 bibit tanaman. Benih dapat langsung disapih dari bedeng tabur ke bedeng sapih di persemaian dengan ukuran 5x1m atau 10x1 m.
3. PelaksanaanPersiapan lapangan
Pengukuran batas persemaian dengan pemberian tanda batas yang jelas dan kemudian dipetakkan.
Pembersihan lapangan dari semak-semak, rumput /alang-alang dan tunggak-tunggak yang ada.
Pengerjaan /pencangkulan tanah dengan baik dan meratakannya.
Pembuatan bedengan/bak yang diberi pasir bagian atasnya setebal 10-15 cm dan bedengan sapih dengan diberi naungan.
Pembuatan jalan angkutan/pengawasan. Pembuatan/pemasangan alat pengairan. Pengisian kantong plastik sampai penuh
dengan medium tumbuh.
4. Penaburan BenihPenaburan benih dilakukan secara
merata menurut lubang-lubang yang telah dibuat, kemudian ditutup dengan pasir atau tanah halus setebal 0,5-1 cm/ setebal benih. Jarak tanam antara benih dan antara larikan tergantung pada benih dari suatu jenis tanaman,namun rata-rata 5 cm antar benih dan 50 cm antar larikan. Setelah benih di tutup tanah, segera dilakukan penyiraman.
5. PenyapihanPengertian penyapihan adalah
memindahkan bibit/anak semai dari bedengan/bak ke medium di bedengan sapih. Waktu penyapihan sebaiknya dilakukan sore hari, dan setelah disapih segera dilakukan penyiraman sampai tanahnya cukup basah. Setelah bibit/semai sapihan berumur 3-4 minggu sejak disapih, kerapatan atap atau naungan mulai dikurangi dan setelah berumur 8-10 minggu sebelum semai dipindahkan/ditanam ke lapangan, atap/naungan tanaman sama sekali ditiadakan.
6. Pemeliharaan PersemaianPemeliharaan persemaian dilakukan
sebagai berikut : Penyiraman Penyiangan/perumputan
7. Pengendalian Penyakit dan Hamaa. Penyebab penyakit
Berdasarkan penyebabnya, penyakit tanaman dapat digolongkan menjadi :
Penyakit fisiologis, tidak menular dan tidak ditimbulkan oleh parasit ini dapat disebabkan oleh : Gangguan dalam pertukaran,
pembentukan senyawa-senyawa penting dalam tubuh tanaman,dan lain-lain.
Gangguan keadaan luar yang memburuk sekali, misalnya panas matahri yang terik, asap-asap yang keluar dari pabrik, dingin yang keterlaluan dan lain-lain.
Kekurangan zat makanan.
Penyakit yang ditimbulkan oleh parasit menular. Parasit-parasit terbut antara lain yang sering dijumpai di persemaian adalah :Cendawan, bakteri dan virus.
8. FungisidaFungisida ialah bahan kimia untuk
membunuh/memberantas cendawan-cendawan penyebab penyakit tanaman.
9. PenyulamanPenyulaman di persemaian unutk
mengganti semai-semai sapihan yang mati atau tumbuhan yang kurang baik/kurang sehat dengan menggunakan kecambah yang sehat dari bedengan/bak tabur.
10. PemupukanPemupukan adalah satu usaha untuk
memperoleh hasil pertumbuhan semai secara optimal ialah dengan cara pemupukan.Pemupukan dimaksudkan supaya unsur hara dalam tanah/medium semai dipertinggi dan dapat merubah keadaan fisik, kimiawi dan hayati dari tanah sehingga sesuai dengan tuntutan semai atau secara sederhana, pemupukan persemaian bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanah agar memperoleh hasil semai yang meningkat.
Pemupukan persemaian biasanya dilakukan terhada semai-semai sapihan dengan menggunakan pupuk TSP/TS atau NPK. Pupuk TSP ini diberikan dengan cara :Pupuk dicampurkan secara merata dengan tanah (top soil) yang akan dipakai sebagai medium sapih, kemudian baru dimasukkan ke dalam kantong plastik, dan stelah itu
barulah semai sapihan ditanam disitu, setelah bibit sapihan berumur 2-3 minggu dipupuk NPK dengan dosis 0,05 gr/bibit (kantong plastik) yang selanjutnya pemupukan ini dilakukan secara teratur setiap 2-3 minggu sekali sampai semai siap ditanam di lapangan.
PEMBUATAN
PERSEMAIAN
OLEH :
RITA YUSNITA, SSTTHL-TBPP
BALAI PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN
KEHUTANAN (BP3K) WILAYAH II JONGGOL
2014