cuci tangan setuju

Upload: fandoko-chaniago

Post on 07-Jul-2018

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    1/17

    BAB 3

    KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

    3.1 Kerangka Konsep 

    Berikut adalah kerangka konsep untuk tingkat pengetahuan perawat RSU Siti Hajar

    dalam mencegah infeksi nosokomial:

    Grafik 3.1 Kerangka konsep tingkat pengetahuan dan sikap perawat RSU Siti Hajar

    dalam mencegah infeksi nosokomial

    Pengetahuan Perawat RSU Siti

    Hajar

    i.  Definisi infeksi

    ii.  Gejala dan tanda infeksi

    iii. 

    Definisi infeksi

    nosokomial

    iv. 

    MDROs

    v. 

    Elemen Rantai Infeksi Pencegahan

    infeksi

    nosokomial

    Sikap Perawat RSU Siti Hajar

    i. 

    Kontrol reservoir / host

    ii. 

    Kontrol portal keluar

    iii. 

    Kontrol transmisiiv.

     

    Kontrol portal masuk

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    2/17

    3.2 Definisi Operasional

    Variabel dan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperti

    berikut:

    Tabel 3.1

    Variabel, definisi operasional, alat ukur, cara ukur dan skala ukur tingkat

    pengetahuan dan sikap perawat RSU Siti Hajar dalam mencegah infeksi

    nosokomial

    Variabel Definisi

    operasional

    Alat ukur Cara ukur Skala ukur

    Tingkat

    pengetahuan

    Pengetahuan

    perawat

    Kuesioner Angket Ordinal

    Sikap Tanggapan dan

    kepercayaan

    Perawat

    Kuesioner Angket Ordinal

    Kuesioner ini mengandungi 5 soal untuk pengetahuan dasar tentang infeksi. Alat

    ukur untuk pengetahuan adalah kuesioner yang dinilai dengan menggunakan jumlahskor. Responden yang menjawab dengan :

    1. 

    Jawapan benar diberi skor 2

    2.  Jawapan salah diberi skor 0

    Total score untuk soal pengetahuan ialah 10.

    Menurut Pratomo (1986) dikategorikan pengetahuan atas baik, sedang, dan

    buruk dengan definisi sebagai berikut:

    1.  Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu

    apabila responden mendapat skor 8 – 10.

    2.  Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi

    yaitu apabila responden mendapat skor 4 – 7.

    3. 

    Buruk, apabila skor jawaban responden

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    3/17

    Manakala, 12 soal sikap mengawal elemen rantai infeksi di uji dalam

    kuesioner ini. Penskoran skala penilaian berjenjang dari skor tertinggi sampai

    dengan terendah. Jenjang skor untuk skala sikap tertinggi 3 dan terendah 1. Skor

    sikap diberikan nilai berdasarkan soalan.

    Soalan dari no 1, 2, 3, 4, 7, dan 9 diberikan skor:

    1. 

    3 jika responden menjawab setuju

    2.  2 jika responden menjawab ragu – ragu.

    3.  1 responden menjawab jika tidak setuju.

    Akan tetapi, soal no. 5, 6, 8, 10, 11, dan 12 diberikan skor:

    1. 

    3 jika responden menjawab tidak setuju

    2. 

    2 jika responden menjawab ragu – ragu.

    3.  1 jika responden menjawab setuju.

    Total score untuk soal sikap ialah berjumlah 36.

    Menurut Pratomo (1986) dikategorikan sikap atas baik, sedang, dan buruk

    dengan definisi sebagai berikut:

    4. 

    Baik, apabila skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi yaitu

    apabila responden mendapat skor 27 – 36.

    5. 

    Sedang, apabila skor jawaban responden 40%-75% dari nilai tertinggi

    yaitu apabila responden mendapat skor 14 – 26.

    6.  Buruk, apabila skor jawaban responden

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    4/17

    BAB 4

    METODE PENELITIAN

    4.1.Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yakni berupa tinjauan pengetahuan

    dan sikap perawat Rumah Sakit Umum Siti Hajar pada tahun 2011 tentangpencegahan infeksi nosokomial. Desain penelitian ini adalah secara cross sectional

    study dimana data dikumpul pada satu waktu tertentu.

    4.2.Waktu dan Tempat Penelitian

    4.2.1 Waktu Penelitian

    Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei 2011 sehingga November 2011.

    4.2.2 Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Siti Hajar. Tempat penelitian ini

    dipilih karena belum terdapat penelitian tentang infeksi nosokomial serta perawat

    lebih banyak terdedah dengan pasien samada rawat inap atau rawat jalan.

    4.3.Populasi Penelitian

    Populasi terjangkau (accessible population, source population) pada penelitian ini

    adalah semua perawat Rumah Sakit Umum Siti Hajar yang berjumlah 25 orang.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    5/17

    4.4.Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

    4.4.1 Sampel Penelitian

    Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perawat di Rumah Sakit Umum

    Siti Hajar.

    4.4.2 Cara Pemilihan Sampel 

    Cara Pemilihan Sampel untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan totalsampling yaitu keseluruhan populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 25 orang.

    4.5 Teknik Pengumpulan Data

    4.5.1 Data Primer

    Data primer diperoleh melalui kuesioner yang berisikan daftar pertanyaan yang

    telah disusun sesuai dengan tujuan penelitian yang akan disebarkan pada responden

    yang memenuhi kriteria inklusi.

    4.5.2 Uji Validitas dan Realibilitas

    Pertanyaan yang dimuatkan dalam kuesioner bisa mengungkapkan sesuatu yang

    akan diukur oleh instrument atau kuesioner tersebut. Uji validitas dalam penelitian

    ini menggunakan content validity. Content validity  ini telah ditandatangani oleh Dr

    Sofyan Lubis (NIP: 130279482).

    4.6 Pengolahan dan Analisa Data 

    Data yang diperoleh dari setiap responden akan dianalisis melalui beberapa tahapan.

    Tahap pertama editing  yaitu mengecek nama dan kelengkapan identitas maupun

    data responden serta memastikan bahawa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk.

    Tahap kedua ialah proses coding  yaitu member kode atau angka tertentu pada

    kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis. Tahap

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    6/17

    ketiga adalah entry  data yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program

    computer dengan menggunakan program SPSS 17.0. Tahap keempat adalah

    cleaning  yaitu mengecek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui

    adanya kesalahan atau tidak.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    7/17

    BAB 5

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    5.1 Hasil Penelitian

    5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Siti Hajar, yang terletak di Jl

    Jamin Ginting, Medan. Rumah Sakit ini diresmikan pada tanggal 20 Juli 1986 untuk

    memberikan pelayanan medis serta menyediakan fasilitas dan sarana kesehatan

    yang lengkap dengan izin Dinas Kesehatan no. 440/9893/PK/RS/1993. Fasilitas

    yang disediakan antara lain, ruang perawatan, pelayanan rumah sakit, serta fasilitas

    diagnosis khusus dan pelayanan jamsostek.

    5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

    Responden dalam penelitian adalah perawat yang berkerja di Rumah Sakit

    Umum Siti Hajar, Medan yaitu sebanyak 25 orang. Penelitian yang bersifat

    deskriptif ini dilakukan dengan cara mengambil data melalui kuesioner yang

    diedarkan kepada perawat pada bulan Juni, 2011. Berikut merupakan distribusi

    responden mengikut jenis kelamin dan umur.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    8/17

    Tabel 5.1

    Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin

    Perawat Rumah Sakit Umum (RSU) Siti Hajar, 2011.

    Berdasarkan tabel 5.1 didapati jumlah responden laki-laki sebanyak 3 orang (12%)

    manakala responden perempuan sebanyak 22 orang (88%) .

    Tabel 5.2

    Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia

    Perawat Rumah Sakit Umum (RSU) Siti Hajar, 2011.

    Usia (tahun) N (%)

    20 – 24 9 36

    25 – 30 6 24

    30 – 34 6 24

    35 – 39 2 8

    40 – 44 1 445 – 49 1 4

    Manakala berdasarkan tabel 2 usia didapati yang paling banyak adalah yang

    berusia rentang 20 – 24 tahun yaitu sebanyak 9 orang (36,0%) di ikuti dengan

    rentang usia 25 – 30 tahun dan 30 – 34 tahun sejumlah 6 orang (24,0%), usia 35- 39

    tahun seramai 2 orang (8,0%) dan yang paling sedikit adalah dalam rentang usia 40

    -44 tahun dan 45 – 49 tahun yaitu sebanyak seorang (4,0%).

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    9/17

    5.2 

    Tingkat Pengetahuan Infeksi Nosokomial 

    Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

    penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan

    mengenai suatu objek baru menjadi sikap apabila pengetahuan ini disertai dengan

    kesiapan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan terhadap objek itu (Purwanto,

    1999). Berikut merupakan hasil tingkat pengetahuan perawat:

    Tabel 5.3Nilai Pengetahuan Perawat dalam Infeksi Nosokomial

    Nilai pengetahuan n (%)

    Baik 22 88

    Sedang 3 12

    Buruk 0 0

    Total: 25 100

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan, lebih separuh atau setengah

    responden yaitu perawat di Rumah Sakit Umum Siti Hajar mempunyai tingkat

    pengetahuan yang baik yaitu sebesar 88%. Ini segaris dengan rekomendasi oleh

    Centre of Disease Control  yang mengesyorkan bahwa semua ahli medis seperti

    perawat mempunyai ilmu dasar yang baik tentang pencegahan infeksi.

    Penilaian pengetahuan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial dalam

    penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan

    dengan pilihan jawaban.

    Dalam penelitian ini, pengetahuan yang akan dikaji adalah informasi tentang

    pengetahuan dasar perawat mengenai infeksi yaitu definisi, tanda dan gejala terkena

    infeksi, mikroba yang resistan terhadap pelbagai antimikroba serta elemen-elemen

    yang terdapat dalam rantai infeksi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    10/17

    Tabel 5.4

    Pengetahuan dasar perawat tentang infeksi

    PENGETAHUAN BENAR SALAH

    n f   n f

    1.  Definisi infeksi 25 100 0 0

    2.  Gejala infeksi 25 100 0 0

    3. 

    Definisi infeksi nosokomial 25 100 0 0

    Berdasarkan tabel di atas, pengetahuan dasar pengetahuan perawat tentang definisi

    serta gejala infeksi diketahui dengan baik dan benar. Ini bersesuaian karena

    pengetahuan asas sangat penting sebelum melakukan sesuatu.

    Tabel 5.5

    Pengetahuan tentang Multiple Drug-Resistant Organisms (MDRO)

    Jenis – jenis Multiple Drug-Resistant Organisms n %

    1. 

     Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus

    (MRSA)

    5 20

    2.  Vancomycin-resistant Enterococcus (VRE)  4 16

    3.   Erythromycin-resistant Streptococcus Aureus

    (ERSA)

    0 0

    4. 

     MRSA dan VRE 15 60

    5. 

     MRSA, VRE dan ERSA 1 4

    Total 25 100

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    11/17

    Berdasarkan tabel 5.5, seramai 15 orang responden tahu pelbagai tipe

    mikroba yang telah resistan terhadap bakteri. Menurut Moinuddin (2005), langkah

    pertama dalam mencegah dan kontrol MDRO adalah mengetahui bakteri yang telah

    resisten terhadap pelbagai antibiotik. Menurut teori Sorrentino & Greek, tipe – tipe

    MDRO yang paling biasa terdapat di rumah sakit adalah MRSA dan VRE. Ternyata

    masih ramai lagi perawat yang mempunyai pengetahuan tidak lengkap tentang

    MDROs. Berdasarkan penelitian tentang persepsi perawat terhadap MRSA,

    sebanyak 60% responden percaya bahwa MRSA tidak dapat dikontrol dan mereka

    tidak terlalu prihatin dalam manejemen bakteri tersebut ( Lines L, 2006).

    Tabel 5.6

    Pengetahuan tentang Elemen dalam Rantai Infeksi

    Elemen-elemen Rantai infeksi n %

    1. 

    Reservoir dan portal exit 0 0

    2.  Reservoir, portal exit dan transmisi 2 8

    3.  Portal exit, transmisi dan portal entri 0 0

    4. 

    Transmisi, portal entri, host, reservoir 6 245.  Reservoir, portal exit, transmisi, portal entri dan host 17 68

    Total 25 100

    Pengetahuan responden yang di uji dalam soal terakhir adalah tentang

    elemen dalam rantai infeksi dan seramai 8 orang (32%) tidak tahu dengan jelas

    keseluruhan elemen dalam rantai infeksi dan seramai 17 orang (68%) tahu semua

    elemen rantai infeksi.

    Untuk elemen rantai infeksi, sebanyak 68% daripada keseluruhan perawat

    mengetahui kesemua elemen dalam rantai infeksi. Menurut Lisa A. Morici (2009),

    yang dikutip dari Infection Control Today, kesemua elemen dalam rantai infeksi ini

    bisa ‘hidup dengan sempurna’ disebabkan oleh  Healthcare-acquired Infections 

    (HAI), melainkan kesemua pekerja atau tenaga medis tahu dan faham dengan benar

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    12/17

    implementasi praktis kebersihan yang baik untuk membantu mencegah transmisi

    bakteri dan virus yang tidak sengaja.

    5.3 Nilai Sikap Perawat dalam pencegahan Infeksi Nosokomial.

    Penilaian sikap perawat tentang pencegahan infeksi nosokomial dalam penelitian ini

    dilakukan dengan menggunakan kuesioner dalam bentuk skala likert, dengan pilihan

     jawaban setuju, ragu-ragu dan tidak setuju. Hasilnya akan dibagi tiga kategori

    tingkatan sikap yaitu: baik, sedang dan buruk. Hasil penelitian tentang penilaian

    sikap responden dapat dilihat pada tabel berikut :

    Tabel 5.7

    Hasil Sikap Perawat dalam Mencegah Infeksi Nosokomial

    Berdasarkan tabel 5.7, keseluruhan perawat yaitu 100% mempunyai sikap yang baik

    dalam mencegah infeksi nosokomial. Sikap baik atau positif ini perlu dikembangkan

    karena ia berpengaruh terhadap perubahan sikap yang lebih baik melalui

    pengamatan dan penilaian model peran sikap perawat yang baik, sehingga sikap

    positif yang diterapkan akan memberi manfaat untuk pasien. Sikap ini dinilai

    dengan menjawab tentang soalan-soalan yang terdapat dalam elemen rantai infeksi.

    Untuk memastikan pencegahan infeksi nosokomial, salah satu elemen dalam rantai

    infeksi harus di putuskan atau sebolehnya, di kontrol kesemua elemen tersebut.

    Berikut merupakan hasil pertanyaan tentang elemen rantai infeksi:

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    13/17

    Tabel 5.8

    Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi I (Kontrol Host)

    Soal Setuju Ragu-

    ragu

    Tidak

    setuju

    n %  n % n %Kontrol reservoir/host

    1. 

    Mencuci tangan dengan sabun 25 100 0 0 0 0

    2. 

    Alatan tajam dibuang di wadah anti bocor 25 100 0 0 0 0

    3.  Buang sampah medis di wadah kuning 25 100 0 0 0 0

    Berdasarkan tabel 5.8, sikap perawat dalam mengontrol reservoir/ host adalah baik.

    Ini bersesuaian dengan tanggapan Sorrentino & Gerek (2006) yang memerlukan

    perawat tahu dan mahir dalam mengawal reservoir organisme patogen.

    Tabel 5.9

    Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi II (Kontrol Portal Keluar)

    Soal Setuju Ragu-

    ragu

    Tidak

    setuju

    n %  n % n %

    Kontrol portal keluar

    1. 

    Guna sarung tangan apabila kontak

    dengan pasien

    25 100 0 0 0 0

    2.  Bisa kontak langsung dengan pasien

    ketika demam ringan

    3 12 0 0 22 88

    3.  Masker dipasang ketika kontak denganpasien ISPA

    25 100 0 0 0 0

    Berdasarkan hasil yang dapat pada kontrol portal keluar, terdapat 3 orang perawatyang masih kurang jelas dengan situasi apabila seseorang perawat sakit tapi masih

    bisa berkerja. Dalam mengawal portal keluar, perawat harus mencegah untuk kontak

    langsung dengan pasien dengan cara mencuci tangan dengan benar, mengisolasi

    pasien yang dikhuatiri infeksius kepada pasien lain serta tidak bekerja pada saat

    sakit teruk. Jika perawat demam ringan dan bisa berkerja, perawat harus memakai

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    14/17

    masker supaya tidak kontak langsung dengan pasien. Ini karena, dikhuatiri pasien

    yang rentan bisa terinfeksi akibat kewalahan perawat tersebut.

    Tabel 5.10

    Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi III (Kontrol Transmisi)

    Soal Setuju Ragu-

    ragu

    Tidak

    setuju

    n %  n % n %

    Kontrol transmisi

    1. 

    Tehnik asepsis ialah tehnik cuci tangan yangbenar

    24 96 0 0 1 4

    2.  Linen kotor yang diangkat bisa terkenalangsung pada seragam

    1 4 0 0 24 96

    Dalam pencegahan kontrol transmisi, masih ada lagi perawat yang kurang tahu

    tentang tehnik asepsis dalam mencuci tangan serta pernyataan bahwa kain linen

    yang kotor tidak bisa kontak langsung dengan seragam perawat. Menurut

    Sorrentino & Gerek (2006) dalam penilaian untuk kontrol transmisi, seorangperawat harus tahu tehnik mencuci tangan yang benar serta tahu mengontrol

    kotoran/debu dalam satu ruang dengan menghindar kontak langsung benda kotor ke

    seragam perawat.

    Tabel 5.11

    Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi IV (Kontrol Portal Masuk)

    Soal Setuju Ragu-

    ragu

    Tidak

    setuju

    n %  n % n %Kontrol portal masuk

    1.  Pembersihan luka dimulai dari dalam ke luar 25 100 0 0 0 0

    2. 

    Jarum suntik ditempatkan dalam bak steril 20 80 0 0 5 20

    3.  Tindakan invasif bisa menggunakan alat

    tidak steril

    4 16 0 0 21 82

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    15/17

    Pada hasil penelitian dalam sub kontrol portal masuk, sterdapat sebilangan

    responden yang keliru dengan tindakan invasif yang menggunakan alat tak steril.

    Sebanyak 16% responden menjawab bisa melakukan tindakan invasif dengan

    menggunakan alatan tidak steril. Ini merupakan sikap yang harus dihindari oleh

    perawat atau tenaga medis yang lain karena tindakan sebegini menurut Mirza

    (2011), kebanyakan penularan portal masuk berlaku akibat tindakan invasif seperti

    intubasi endotrakeal dan pemasangan keteter urin.

    Tabel 5.12

    Hasil Sikap dalam Pencegahan Rantai Infeksi V (Kontrol Penjamu Rentan)

    Soal Setuju Ragu-

    ragu

    Tidak

    setuju

    n %  n % n %

    Kontrol penjamu rentan1.

     

    Proteksi diri tidak diperlukan sewaktu

    masuk ke ruang isolasi dalam waktu

    singkat 

    2 8 0 0 23 92

    Untuk hasil penelitian pada sub kontrol penjamu rentan, terdapat sedikit responden

    yang keliru dengan tindakan memakai proteksi diri sewaktu masuk ke ruang isolasi.

    Menurut Sorrentino & Greek (2006), CDC telah menetapkan pemakaian proteksi

    diri sewaktu masuk ke ruang isolasi di dalam Standard Precaution. Ini adalah untuk

    mengurangkan angka risiko menyebarnya patogen terhadap penjamu yang rentan.

    Walaupun tenaga medis masuk ke ruang isolasi dalam waktu yang singkat, Standard

    Precaution harus tetap di turuti.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    16/17

    BAB 6

    KESIMPULAN DAN SARANAN

    6.1 Kesimpulan 

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sepanjang bulan Juli 2011 di

    Rumah Sakit Umum (RSU) Siti Hajar, Medan tentang tingkat pengetahuan dansikap perawat dalam mencegah infeksi nosokomial,dapat ditarik kesimpulan

    berikut:

    1.  Keseluruhan perawat mempunyai tingkat pengetahuan yang baik dengan

    persentase 88% yaitu seramai 22 orang, manakala selebihnya yaitu 3 orang

    mempunyai tingkat pengetahuan sedang (12%).

    2.  Seramai 25 orang perawat atau keseluruhan perawat (100%) tahu tentang

    pengetahuan dasar infeksi.

    3. 

    Mayoritas perawat tahu MRSA dan VRE merupakan bakteri yang resisten

    terhadap pelbagai antibiotik (MDRO) yaitu dengan persentase sebanyak

    60%. Seramai 5 orang (20%) perawat hanya mengenali MRSA sahaja dan

    seramai 4 orang (16%) perawat hanya mengetahui VRE sahaja. Terdapat

    satu orang perawat (4%) yang menganggap  Erythromycin-resistant

    Streptococcus Aureus merupakan bakteri resisten terhadap antibiotik.

    4.  Mayoritas perawat mengetahui kesemua elemen – elemen dalam rantai

    infeksi yaitu sebesar 68% (17 orang). Sebanyak 6 orang (24%) berpendapat

    bahwa terdapat 4 elemen dalam rantai infeksi manakala sebanyak 2 orang

    (8%) berpendapat hanya terdapat 2 elemen sahaja dalam rantai infeksi.

    5. 

    Seramai 25 orang perawat yaitu keseluruhan perawat RSU Siti Hajar

    mempunyai nilai sikap yang baik dengan persentase 100%. Walaupun

    begitu, ternyata msih ada lagi perawat yang mempunyai nilai sikap buruk.

    Universitas Sumatera Utara

  • 8/19/2019 Cuci Tangan Setuju

    17/17

    Seramai 20% perawat menganggap jarum suntik tidak perlu disterilkan dan

    sebanyak 16% menganggap tindakan invasif bisa menggunakan alatan yang

    tidak steril.

    6.2 Saran 

    6.2.1 Praktek keperawatan

    Dalam pelayanan keperawatan, perawat harus aktif dan berinisiatif mendapatkan

    maklumat atau info terbaru tentang pencegahan infeksi. Selain itu, perawat harus

    standar pengetahuan mereka mengikut guideline  yang direkomendasi oleh CDC

    khususnya tentang bahaya infeksi nosokomial terhadap pasien.

    Selain itu, perawat bisa mengikuti seminar atau workshop pencegahan infeksi yang

    dianjurkan oleh Badan Layanan Umum supaya sentiasa memperbaharui

    pengetahuan tentang infeksi yang menular di rumah sakit.

    6.2.2 Penelitian selanjutnya

    Dari hasil penelitian ini didapatkan bahawa tingkat pengetahuan dan sikap perawat

    sangat bagus dalam mencegah infeksi nosokomial di Rumah Sakit Umum (RSU)

    Siti Hajar, Medan. Maka, untuk peneliti selanjutnya diharapkan dapat melengkapi

    penelitian ini dengan mencari faktor tingkat tertinggi pendidikan, serta lama

    berkerja serta faktor-faktor yang bisa mempengaruhi pengetahuan dan sikap perawat

    dalam mencegah infeksi nosokomial.

    6.2.3 Pendidikan keperawatan

    Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan kepada

    mahasiswa keperawatan. Ini dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman serta

    meningkatkan mutu pelayanan apabila di rumah sakit kelak.