contoh1

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, banyak sekali masyarakat bahkan pelajar yang masih rancu dalam menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata sering sekali tidak tepat dalam penggunaannya. Disamping itu kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam penggunaan bahasa baku. Masyarakat/pelajar sering kali tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak. yang terpenting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu ketidak pahaman penggunaan tanda baca, menyebabkan banyak tulisan-tulisan di spanduk, papan nama, selembaran, dan mading. Banyak ditemui kata yang tidak baku dan juga ditemukan kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Hal itulah yang menyebabkan dalam sebuah tulisan kerap tidak sesuai dengan EYD ataupun bahasa baku. Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi penggunaan kata, dan EYD yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. 1.2 Rumusan Masalah Penggunaan kata, dengan tuntutan mengikuti kaidah tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Memang seharusnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: penggunaan kata apa saja, yang banyak ditemukan kesalahan

Upload: robbysyahputra

Post on 30-Sep-2015

227 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

jbjbb

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang MasalahDewasa ini, banyak sekali masyarakat bahkan pelajar yang masih rancu dalam menempatkan kata dalam kalimat. Disadari atau tidak, penggunaan kata sering sekali tidak tepat dalam penggunaannya. Disamping itu kerancuan pun kerap membingungkan masyarakat dalam penggunaan bahasa baku. Masyarakat/pelajar sering kali tidak memperhatikan apakah tulisannya sesuai aturan atau tidak. yang terpenting tujuan dan maksud mereka tersampaikan. Selain itu ketidak pahaman penggunaan tanda baca, menyebabkan banyak tulisan-tulisan di spanduk, papan nama, selembaran, dan mading. Banyak ditemui kata yang tidak baku dan juga ditemukan kesalahan dalam penulisan tanda baca yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan. Hal itulah yang menyebabkan dalam sebuah tulisan kerap tidak sesuai dengan EYD ataupun bahasa baku.Sebagai bahasa baku, terdapat standar tertentu yang harus dipenuhi dalam penggunaan ragam bahasa. Standar tersebut meliputi penggunaan tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Tata bahasa Indonesia yang baku salah satunya meliputi penggunaan kata, dan EYD yang sesuai dengan kaidah baku. Kaidah tata bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia. Sementara itu, kaidah ejaan bahasa Indonesia yang baku adalah kaidah ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan.1.2 Rumusan MasalahPenggunaan kata, dengan tuntutan mengikuti kaidah tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Memang seharusnya sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa. Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu: penggunaan kata apa saja, yang banyak ditemukan kesalahan penulisannya dimasyarakat? Kata tidak baku apa saja yang sering sekali masyarakat/pelajar, salah dalam menulis ataupun mengujarkannya? Tanda baca apa saja, yang banyak ditemukan kesalahan penempatanya dimasyarakat? Bagaimana cara menempatkan tanda baca yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan?1.3 Tujuan PenulisanTujuan penulisan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:1) Mendeskripsikan kesalahan-kesalahan penggunaan tata bahasa baku dan tanda baca, oleh masyarakat/pelajar setelah adanya tahapan pengenalan atas kesalahan, identifikasi, dan klasifikasi kesalahan-kesalahan tersebut.2) Semoga dengan tulisan ini, sedikit memberikan informasi, bagaimana penggunaan bahasa baku dan tanda baca yang sesuai dengan kaidah ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan. Sehingga kesalahan-kesalahan tersebut tidak terulang lagi pada setiap kegiatan menulis.1.4 Manfaat PenulisanHasil-hasil analisis ini diharapkan dapat membantu pembelajar bahasa Indonesia yang baku/standar. Bagi seorang pelajar menggunakan bahasa indonesia yang baku dan benar adalah sebuah keharusan. Karena ragam bahasa baku/standar digunakan dan dipelajari di sekolah/institusi pendidikan. Yang kesesuaian penggunaannya harus diperhatikan. Selain itu, hasil analisis ini diharapkan juga dapat memberi sumbangan pemikiran kepada para guru bahasa Indonesia, agar perencana kegiatan keterampilan menulis bisa ditingkatkan, sehingga murid-muridnya bisa menguasai kaidah-kaidah penulisan.1.5 Metode Penulisan Analisis penggunaan kata dan tata bahasa baku pada tulisan ini, dilakukan dengan analisis pustaka dan observasi. Sebagai alat bantu digunakan kaidah tata bahasa Indonesia sesuai dengan aturan berbahasa yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa Indonesia, yaitu Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, dan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Selain itu, digunakan juga telepon genggam sebagai alat dokumentasi dari kegiatan observasi.BAB IILANDASAN TEORETIS2.1 EjaanEjaan ialah pelambangan fonem dengan huruf (Badudu, 1985:31). Dalam sistem ejaan suatu bahasa, ditetapkan bagaimana fonem-fonem dalam bahasa itu dilambangkan. Lambang fonem itu dinamakan huruf. Susunan sejumlah huruf dalam suatu bahasa disebut abjad.Selain pelambangan fonem dengan huruf, dalam sistem ejaan termasuk juga 10 ketetapan tentang bagaimana satuan-satuan morfologi seperti kata dasar, kata ulang, kata majemuk, kata berimbuhan dan partikel-partikel dituliskan. ketetapan tentang bagaimana menuliskan kalimat dan bagian-bagian kalimat dengan pemakaian tanda-tanda baca seperti titik, koma, titik koma, titik dua, tanda kutip, tanda tanya, tanda seru.Ejaan didasarkan pada konvensi semata-mata, jadi lahir dari hasil persetujuan para pemakai bahasa yang bersangkutan. Ejaan itu disusun oleh seorang ahli bahasa atau oleh suatu panitia yang terdiri atas beberapa orang ahli bahasa, kemudian disahkan atau diresmikan oleh pemerintah. Masyarakat pemakai bahasa mematuhi apa yang telah ditetapkan itu. Ejaan yang kita pakai dewasa ini disebu Ejaan yang Disempurnakan yaitu ejaan yang telah disusun oleh Lembaga Bahasa Nasional (LBN).2.2 Bahasa Indonesia yang Baik dan BenarPeranan bahasa yang utama adalah sebagai sarana komunikasi, sebagai alat penyampai maksud dan perasaan seorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Disikapi dari sudut ini, sudah baiklah bahasa seseorang apabila sudah mampu mengemban amanat tersebut. Namun, mengingat bahwa situasi kebahasaan itu bermacam-macam adanya, tidak selamanya bahasa yang baik itu benar, atau sebaliknya, tidak selamanya bahasa yang benar itu baik. Demikian pula halnya dalam bahasa Indonesia, yakni bahasa Indonesia yang baik tidak selalu benar dan bahasa Indonesia yang benar tidak selalu baik (Sloka, 2006:112). Sedangkan menurut (Hasan Alwi, 2010:20). Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau yang dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar.Kata-kata baku adalah kata-kata yang standar sesuai dengan aturan kebahasaaan yang berlaku, didasarkan atas kajian berbagai ilmu, termasuk ilmu bahasa dan sesuai dengan perkembangan zaman.2.3 Kesalahan Berbahasa Ada dua pandangan yang bertolak belakang mengenai kesalahan berbahasa. Yakni pandangan dari sudut guru dan pandangn dari sudut siswa . Dari sudut guru, kesalahan itu adalah suatu aib atau cacat cela bagi pengajaran bahasa. Kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa itu menandakan bahwa pengajaran bahasa tidak berhasil atau gagal. Karena itu kesalahan berbahasa itu harus dihindari agar pengajaran bahasa berhasil. Sementara dari sudut pandang siswa kesalahan berbahasa merupakan bagian integral dari proses belajar bahasa. Kesalahan itu tentunya dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan dengan menata lebih sempurna komponen proses belajar-mengajar bahasa. Lalu akan timbul apa yang dimaksud kesalahan berbahasa? Untuk menjawab pertanyaan ini, menurut Djago Tarigan (1997:29) dapat dilihat dengan berpedoman pada semboyan Pakailah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dalam semboyan itu, ada dua ukuran yang dapat dijadikan dasar.Ukuran pertama berkaitan dengan faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi. Faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi itu ialah: siapa berbahasa dengan siapa, untuk tujuan apa, dalam situasi apa (tempat dan waktu), dalam konteks apa (peserta lain, kebudayaan, dan suasana), dengan jalur mana (lisan atau tulisan), media apa (tatap muka, telepon, surat, buku, koran, dsbnya), dan dalam peristiwa apa (bercakap-cakap, ceramah, upacara, laporan, lamaran kerja, pernyataan cinta dan sebagainya). Sementara ukuran kedua berkaitan dengan aturan kebahasaan yang dikenal dengan istilah tatabahasa. Dengan demikian bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah bahasa Indonesia yang sesuai dengan faktor-faktor penentu berkomunikasi dan benar dalam penerapan aturan kebahasaannya. Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktror-faktor penentu berkomunikasi bukanlah bahasa Indonesia yang baik. Bahasa Indonesia yang menyimpang dari kaidah bahasa jelas pula bukan bahasa Indonesia yang benar. Menurut Tarigan (1997), kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian dari proses belajar mengajar. Langkah kerja analisis kesalahan berbahasa menurut Ellis dan Sridhar (dalam Tarigan, 1998) dapat dilakuan melalui lima langkah.1. Mengumpulkan data2. Mengidentifikasikan kesalahan3. mengklasifikasikan kesalahan4. menjelaskan frekuensi kesalahan5. mengoreksi kesalahan.Secara lebih detail, metode analisis kesalahan berbahasa itu dilakukan dengan mengumpulkan sampel kesalahan yang diperbuat siswa baik dalam karangan atau bentuk lainnya secara cermat dan detail. Kesalahan berbahasa yang sudah terkumpul ini dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: Pertama, mengklasifikasikan kesalahan berbahasa itu berdasarkan tataran kebahasaan misalnya kesalahan bidang fonologi, morfologi, sintaksis, wacana atau semantik. Kedua mengurutkan kesalahan itu berdasarkan frekuensinya. Ketiga, menggambarkan letak kesalahan dan memperkirakan penyebab kesalahan. Keempat, memperkirakan atau memprediksi daerah atau butir kebahasaan yang rawan kesalahan. Kelima, mengoreksi kesalahan atau memperbaiki kesalahan.BAB IIIHASIL ANALISIS3.1 Pembahasan Menjawab pertanyaan dari rumusan masalah di atas yaitu penggunaan kata apa saja, yang banyak ditemukan kesalahan penulisannya dimasyarakat? Dan pertanyaan-pertanyaan lainnya juga akan dibahas dari bab tiga ini.

3.1.1 Penulisan Kata di Penulis spanduk iklan pada gambar diatas pasti tidak tahu ada dua macam di dalam kalimat. di yang pertama menunjukkan tempat, yang harus dituliskan terpisah dari kata yang menunjukkan tempat. di yang kedua merupakan sebuah awalan untuk sebuah kata kerja pasif, yang harus digabungkan pada kata yang diawalinya.Jadi kata depan di yang ada digambar itu harus digabung menjadi Dijual karena kata jual merupakan kata kerja. bilamana digabungkan dengan kata depan di maka kata jual itu menjadi kata kerja pasif.3.1.2 Penggunaan kata depan di, ke, dandariKata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.Contoh yang dipisah:a) Kain itu terletak di dalam lemari.b) Ke mana saja ia selama ini?c) Ia datang dari surabaya kemarin.Contoh yang digabung:a) Surat perintah itu dikeluarkan di Bogor pada tanggal 11 maret 1996.b) Kami percaya sepenuhnya kepadanya.c) Amin lebih tua daripada Ahmad.3.1.3 Awalan di-/ke- dan kata depan di/keUntuk menunjukan preposisi:NoBenarSalahNoBenarSalah

1di antaradiantara19di sekitardisekitar

2di atasdiatas20di seluruhdiseluruh

3di bawahdibawah21di sinidisini

4di belakangdibelakang22di situdisitu

5di dalamdidalam23di sisidisisi

6di depandidepan24di tanahditanah

7di kanandikanan25di tepiditepi

8di kiridikiri26di tengahditengah

9di hadapandihadapan27di tengah-tengahditengah-tengah

10di manadimana28di tiap-tiapditiap-tiap

11di mukadimuka29ke ataskeatas

12di pusatdipusat30ke bawahkebawah

13di rumahdirumah31ke belakangkebelakang

14di sampingdisamping32ke depankedepan

15di sanadisana33ke kanankekanan

16di sebelahdisebelah34ke kirikekiri

17di seberangdiseberang35ke manakemana

18di sekelilingdisekeliling36ke sanakesana

Kata depan di akan memiliki arti berbeda jika ditulis terpisah. Kata-kata ini khusus untuk kata dasar yang dapat berfungsi sebagai kata benda (petunjuk tempat) sekaligus kata kerja. Berikut beberapa contohnya:1. Dilanggar = bertubrukan2. Di langgar = tempat mengaji atau solat.3. Dibalik = bentuk pasif dari membalik4. Di balik = dibagian sebaliknya5. Dikarantina = bentuk pasif dari mengkarantina6. Di karantina = di (tempat) karantina7. Disalib = bentuk pasif dari menyalib8. Di salib = di (atas) salib3.1.4 Kata si dan sang Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contohnya:a) Harimau itu marah sekali kepada sang kancil.b) Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.3.1.5 Kata Ganti ku,kau, mu, dan nya Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.Contohnya:a) Apa yang kumiliki boleh kauambilb) Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustkaan.3.1.6 Partikel1) Partikel lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Contohnya:a) Bacalah buku itu baik-baik.b) Apakah semuanya baik-baik saja?c) Apatah gunanya harta benda bertumpuk jika jiwa kita menderita?2) Partikel pun kadang dipisah kadang disambung. Jika partikel pun yang berpadanan dengan kata saja/juga, maka penulisannya dipisah (kabar pun, saya pun). Bentuk pun yang sudah dianggap padu harus ditulis serangkai. Berikut contoh partikel pun yang ditulis terpisah dan digabung.Contoh yang dipisah:a) Jika ayah pergi, saya pun ingin pergi.b) Jangankan bertemu, memberi kabar pun tidak pernah.Contoh daftar partikel pun yang digabung:BenarSalah

AdapunAda pun

AndaipunAndai pun

ApapunApa pun

AtaupunAtau pun

BagaimanapunBagaimana pun

BiarpunBiar pun

ItupunItu pun

KalaupunKalau pun

KendatipunKendati pun

ManapunMana pun

MaupunMau pun

MeskipunMeski pun

SiapapunSiapa pun

SungguhpunSungguh pun

WalaupunWalau pun

3.1.7 Penggunaan Kata Penghubung tetapi,akan tetapi, dan namunPerhatikan dengan seksama kalimat berikut ini!1. Banyak wanita cantik. Tetapi tidak banyak yang menjadi seorang diva.2. Wajah Tamara agak pucat, namun dia tetap tampil dengan senyuman.Pemakaian kata penghubung tetapi dan namun pada kalimat-kalimat di atas secara baku tidak tepat. Memang, bahasa dalam media massa kadang-kadang kurang memperhatikan kaidah tata bahasa yang baku.Penggunaan kata penghubung yang benar adalah sebagai berikut:1. Banyak wanita cantik, tetapi tidak banyak yang menjadi seorang diva.2. Banyak wanita cantik. Akan tetapi tidak banyak yang menjadi seorang diva.3. Wajah Tamara agak pucat. Namun dia tetap tampil dengan senyuman.Kata penghubung tetapi merupakan kata penghubung intrakalimat. Kata penghubung akan tetapi dan namun merupakan kata penghubung antarkalimat.3.1.8 Penggunaan Kata Penghubung ialah, dan yaitu Kata ialah digunakan sebagai kata penghubung di antara dua penggal kalimat yang menegaskan perincian atau penjelasan atas penggal yang pertama itu. Contohnya: Yang perlu dikerjakan sekarang ialah membawa korban ke rumah sakit.Kata yaitu digunakan sebagai kata penghubung yang digunakan untuk memerinci keterangan kalimat. Contohnya: Yang pergi tahun ini dua orang, yaitu dia dan saya.3.2.1 Kata baku dan Tidak baku Kata Baku adalah kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Sedangkan Kata Tidak baku adalah kata yang digunakan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditentukan. Kita selaku warga Negara yang baik hendaknya selalu memperhatikan rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik dan benar. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) adalah sub. materi dalam ketata bahasaan Indonesia, yang memilik peran yang cukup besar dalam mengatur etika berbahasa secara tertulis, sehingga diharapkan informasi tersebut dapat disampaikan dan dipahami secara tepat. Dalam praktiknya diharapkan aturan tersebut dapat digunakan dalam keseharian masyarakat, sehingga proses penggunaan tata bahasa Indonesia dapat digunakan secara baik dan benar.Akan tetapi, melihat dari kenyataan banyak sekali tulisan-tulisan yang tidak baku terpampang di papan nama, spanduk, bahkan di koran-koran. Hal itu membuktikan bahwa mayarakat masih belum menggunakan kaidah atau rambu-rambu ketata bahasaan Indonesia yang baik. Berikut salah satu sampel bukti ketidak sesuaian dalam penggunaan bahasa baku.

Kata apotik yang dilingkari di atas adalah kata yang tidak baku. Seharusnya kata tersebut ditulis apotek yang merupakan kata bakunya. Perlu diingat dari kata tersebut apotek-apoteker. Dan bukan apotik-apotiker.

Kata bis yang ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3 menerangkan bahwa, kata tersebut tidak mengartikan sebuah kendaraan besar. Oleh karena itu kata bis yang ada pada gambar diatas adalah kata yang tidak baku. Seharusnya kata bis itu diganti menjadi kata bus yang merupakan kata bakunya.

Kata praktek dan jam pada gambar di atas merupakan kata yang tidak baku. Kata praktek seharusnya ditulis praktik dan perlu diingat dari kata tersebut. praktik-praktikum dan bukan praktek-pratekum dan kata jam menunjukan jangka waktu.Misalnya: Nana menyelesaikan lomba dalam waktu 1.05.30.Dengan begitu kata jam pada gambar di atas jelas bukan menunjukan waktu. Seharusnya kata jam diganti menjadi kata pukul yang merupakan menunjukan waktu. Jadi kata jam di atas kurang tepat penempatannya yang seharusnya menggunakan kata pukul.Itulah beberapa sampel kata tidak baku yang banyak ditemukan di masyarakat dan berikut daftar sebagian kata baku yang disusun menggunakan tabel khusus.NoKata BakuKata Tidak BakuNoKata Bakukata tidak baku

1aktifaktip, active69negerinegri

2aktivitasaktifitas70nikmatnimat

3alquranal-quran71novembernopember

4analisisanalisa72objekobyek

5apotekapotik73objektifobyektif

6asaazas74olahragaolah raga

7asasiazasi75orang tuaorangtua

8atletatlit76pahamfaham

9atmosferatmosfir77pasifpasip, pasive, fasip

10azanadzan78penasihatpenasehat

11busbis79pelepasanpenglepasan

12besokesok80persenprosen

13cabaicabe, cabay81penglihatanpelihatan

14daftardaptar82permukimanpemukiman

15dekretdekrit83petaipete, petay

16detaildetil84pikirfikir

17diagnosisdiagnose85praktikpraktek

18doadoa86prancisperancis

19efektifefektip, efektive87proklamasiploklamir

20efektivitasefektifitas88provinsipropinsi, profinsi

21ekstremekstrim, extrim89proyekprojek, project

22eliteelit90putraputera

23e-mailemail, imel91putriputeri

24februaripebruari, february92rakaatrakaat

25frekuensiprekuensi93realitasrealita

26fotophoto94rezimrejim

27fotokopifoto copy,95risikoresiko

28geladigledi96rizkirezeki, rejeki

29hakikathakekat97rubuhroboh

30hierarkihirarki98saksamaseksama

31hipotesishipotesa99samudrasamudera

32ibu kotaibukota100sarafsyaraf, sarap

33ijazahijasah, izajah101sekretarissekertaris

34imbauhimbau102sekuritisekuritas

35inderaindra103segitigasegi tiga

36istriisteri104selebritasselebriti

37izinijin105sepak bolasepakbola

38jadwaljadual106silakansilahkan

39jumatjumat107sintesissintesa

40kankerkangker108sistemsistim, system

41karenakarna109standarstandard

42karierkarir110standardisasistandarisasi

43karismakharisma111stroberistrawberi, strawbery

44kategorikatagori112subjeksubyek

45khotbahkhutbah113sumaterasumatra

46komoditikomoditas114surgasyurga, sorga

47kompletkomplit, kumplit115takwataqwa

48konkretkongkret, konkrit, kongkrit116tahtatakhta

49kosa katakosakata117tanda tangantandatangan

50kreatifkreatip, creative118taogetoge

51kreativitaskreatifitas119tekniktehnik, tekhnik

52kreditkridit120teknologitehnologi,

53kualitaskwalitas, kwalitet121teladantauladan

54kuantitaskwantitas122telepontelpon, telefon,

55kuitansikwitansi123telurtelor

56kuotakwota124teoretisteoritis

57lembaplembab125terampiltrampil

58lubanglobang126tobattaubat

59makhlukmahluk127ubahrubah, robah

60masyhurmashur128ustazustadz, ustad

61mazhabmahzab129ustazahustadzah

62metodemetoda130utanghutang

63mukjizatmujizat131wali kotawalikota

64mungkirpungkir132yogyakartajogjakarta

65napasnafas133zamanjaman

67nasihatnasehat134zikirjikir, dzikir

68negatifnegatip, negative135zuhurdzuhur, duhur

3.3.1 Pemakaian Tanda Baca3.3.1.1 Tanda Titik (.)1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.Misalnya:1. Ayahku tinggal di Solo.2. Biarlah mereka duduk di sana.3. Dia menanyakan siapa yang akan datang.Catatan: Tanda titik tidak digunakan pada akhir kalimat yang unsur akhirnya sudah bertanda titik. Misalnya:1. Buku itu disusun oleh Drs. Sudjatmiko, M.A.2. Dia memerlukan meja, kursi, dsb.3. Dia mengatakan, kaki saya sakit.2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.Misalnya:a Saputra S. Ibrahimb George W. BushTetapi apabila nama ditulis itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contohnya: Kania Sutisna Winata

Tanda titik yang dilingkari warna biru di atas, dalam penempatannya tidak tepat. Seharusnya tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama. Jadi tanda titik di atas seharusnya ditempatkan setelah huruf s yang merupakan singkatan nama. Berikut perbaikannya: Ny. Arjanti S.3. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.Misalnya:a. III. Departemen Pendidikan NasionalA. Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiB. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah1. Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini2. b. 1. Patokan Umum1.1 Isi Karangan1.2 Ilustrasi1.2.1 Gambar TanganCatatan:Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka atau huruf itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.Misalnya:pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik)Catatan: Penulisan waktu dengan angka dapat mengikuti salah satu cara berikut:(1)Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 12 dapat dilengkapi dengan keterangan pagi, siang, sore, atau malam.Misalnya:a pukul 9.00 pagib pukul 11.00 siang(2) Penulisan waktu dengan angka dalam sistem 24 tidak memerlukan keterangan pagi, siang, atau malam.Misalnya:a pukul 00.45b pukul 07.30c pukul 22.005. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yangmenunjukkan jangka waktu.Misalnya:a 1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)b 0.20.30 jam (20 menit, 30 detik)c 0.0.30 jam (30 detik)6. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, judul tulisan yangtidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru, dan tempat terbit.Misalnya:Alwi, Hasan, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Weltevreden: Balai Poestaka.Catatan:Urutan informasi mengenai daftar pustaka tergantung pada lembaga yang bersangkutan.7. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yangmenunjukkan jumlah.Misalnya:1. Desa itu berpenduduk 24.200 orang.2. Siswa yang lulus masuk perguruan tinggi negeri 12.000 orang.3. Penduduk Jakarta lebih dari 11.000.000 orang.Catatan:(1) Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah.Misalnya:a Dia lahir pada tahun 1956 di Bandung.b Lihat halaman 2345 dan seterusnya.c Nomor gironya 5645678.(2) Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.Misalnya:a Acara Kunjungan Menteri Pendidikan Nasionalb Bentuk dan Kedaulatan (Bab I UUD 1945)(3) Tanda titik tidak dipakai di belakang (a) nama dan alamat penerima surat, (b) nama dan alamat pengirim surat, dan (c) di belakang tanggal surat.Misalnya:Yth. Sdr. Moh. HasanJalan Arif Rahmad 43PalembangAdindaJalan Diponegoro 82Jakarta21 April 2008(4) Tanda titik dipakai untuk pemisahan bilangan ribuan atau kelipatannya dan decimal.Misalnya:Rp200.250,75 $ 50,000.508.750 m 8,750 m

Jadi pada gambar diatas penggunaan tanda titik salah. Seharusnya Pemisahan bilangan ribuan atau kelipatannya dilakukan sebagai berikut: Rp50.000 Rp60.0003.3.1.2 Tanda Garis Miring1. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.Misalnya:a No. 7/PK/2008b Jalan Kramat III/10c tahun ajaran 2008/20092. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.Misalnya:1. dikirimkan lewat darat/laut dikirimkan lewat darat atau lewat. laut2. harganya Rp1.500,00/lembar. harganya Rp1.500,00 tiap lembar3. tindakan penipuan dan/atau penganiayaan. tindakan penipuan dan penganiayaan, tindakan penipuan, ataupun tindakan penganiayaanCatatan:Tanda garis miring ganda (//) dapat digunakan untuk membatasi penggalan-penggalan dalam kalimat untuk memudahkan pembacaan naskah.

Dari gambar di atas tampak tidak ada yang salah dalam penulisannya. Akan tetapi bila kita lihat lagi dengan saksama tanda garis miring yang diapit oleh dua kata itu. Penulisannya memakai spasi, seharusnya baik kata yang mendahulu tanda garis miring maupun kata yang sebelum tanda garis miring, keduanya tidak menggunakan spasi. Berikut usulan perbaikan: cash/kredit disamping itu kata kerdit di atas seharusnya ditulis credit yang merupakan bentuk pasangan kata dari cash yang merupakan kata bahasa asing. Karena penulisan kredit diatas adalah kata bahasa Indonesia.3.3.1.3 Tanda Kurung (( ))1. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.Misalnya:a Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk).b Dia tidak membawa SIM (surat izin mengemudi).Catatan: Dalam penulisan didahulukan bentuk lengkap setelah itu bentuk singkatnya.Misalnya: Saya sedang mengurus perpanjangan kartu tanda penduduk (KTP). KTP itu merupakan tanda pengenal dalam berbagai keperluan.2. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukanbagian utama kalimat.Misalnya:a Sajak Tranggono yang berjudul Ubud (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.b Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.3. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.Misalnya:a Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).b Pejalan kaki itu berasal dari (Kota) Surabaya.4. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan.Misalnya:a Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c) tenaga kerja.b Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan (1) akta kelahiran, (2) ijazah terakhir, dan (3) surat keterangan kesehatan.Catatan:Tanda kurung tunggal dapat dipakai untuk mengiringi angka atau huruf yang menyatakan perincian yang disusun ke bawah. Misalnya: Kemarin kakak saya membeli:1) buku,2) pensil, dan tas sekolah.

Samahalnya dengan tanda garis miring, tanda kurung pun bila mengapit suatu kata. Menempatkannya tidak memakai spasi baik diawal sebelum kata, maupun sesudah kata yang diapit. Dari gambar di atas, jelas tanda kurung yang mengapit kata siang-siang di atas itu, tidak tepat. Sebaiknya tanda kurung itu tidak menggunakan spasi baik sebelum kata siang maupun sesudah kata siang yang diapitnya. Misalnya: (siang-siang)Itulah hasil observasi saya, mencari kesalahan-kesalah penggunaan kata baku dan tanda baca yang sering ditemukan di masyarakat. Semoga temuan-temuan hasil observasi yang saya lakukan dapat memberikan manfaat ataupun informasi bagi pembaca.BAB IVPENUTUP4.1 Simpulan Sudah selayaknyalah kalau semua orang/warga negara Indonesia mempunyai sikap positif terhadap bahasa yang mereka gunakan. Dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia baik tulisan maupun lisan. Haruslah mempertimbangkan tepat tidaknya ragam bahasa yang digunakan. Kita sebagai warga negara Indonesia harus mempunyai sikap seperti itu karena siapa lagi yang harus menghargai bahasa Indonesia selain warga negaranya. Kita, sebagai bangsa Indonesia harus bersyukur, bangga, dan beruntung karena memiliki bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa Negara. Menggunakan bahasa baku memang sudah seharusnya diterapkan, karena hal itu akan menunjukan jati diri kita sebagai bangsa Indonesia.4.2 Saran Penggunan bahasa baku memang seharusnya kita terapkan, mengingat bahasa baku adalah bahasa Indonesia yang benar. Didalam penulisan memang seharusnya mengikuti kaidah-kaidah penulisan. Untuk itu sabaiknya kita harus mengikuti peraturan yang sudah disepakati tersebut. Saran saya kepada pembaca setiap kali pembaca ingin menulis. Ada baiknya pembaca memahami dulu kaidah-kaidah penulisan, salah-satunya yaitu penggunaan kata yang baku dan penggunaan EYD. Agar tulisannya sesuai dengan kaidah penulisan yang sudah disepakati penggunaan kata dan tanda bacanya.DAFTAR PUSTAKAAlwi, Hasan, dkk (2003): Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta, PT Balai Pustaka.Tarigan, Henru Guntur. 1992. Pengajaran Analisis Kontrastif Bahasa. Bandung: Angkasa.Tarigan, Djago dan Lilis Siti Sulistyaningsih. 1997. Analasis Kesalahan Berbahasa. Jakarta: Dirjen Dikdasmen.Sadikin, Muhammad. 2011. Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Bekasi Jawa Barat: Laskar Aksara.Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi ketiga. Jakarta: Pusat bahasa. 2008