cinta 12 jam di 12 desember 2009
DESCRIPTION
cerita pendek, kisah cinta 12 jam yang dialami oleh gadis belia yang belum mengerti seluk beluk kisah cinta :PTRANSCRIPT
12 desember 2009
Minggu ketiga dania menghabiskan setengah harinya merawat pasien-
pasien dengan segala macam keadaan di rumah sakit daerah kota malang
tempat tinggalnya. Masih ada sekitar 10 minggu lagi dan banyak lagi pasien
yang harus dia rawat, tapi dia tak memikirkan itu, dania melakukan semua ini
dengan senang hati walaupun dia lebih senang jika disuruh duduk manis di
perpustakaan dan melahap habis novel-novel romantis favoritnya. Tapi..yah
walaupun ini semua adalah tuntutan sebagai mahasiswa keperawatan semester
5 di salah satu sekolah tinggi kesehatan dia senang menjalani ini semua…
sangat senang.
Beberapa anggota keluarga pasien yang mengenalnya menganggukan
kepala padanya ketika dia sedang tergesah-gesah menuju ruangan barunya saat
ini. Dan..this is it… ruangan teratai tempat dia harus menerapkan ilmu yang dia
dapat dikampus hingga satu minggu kedepan. Dania melangkahkan kakinya
dengan ragu, biasa terjadi pada mahasiswa yang baru saja rolling ruangan.
Ditengoknya kanan kiri belum tampak temannya yang satu shift dengan dia
pagi ini.
“ Selamat pagi bu..” satu-satunya kata yang bisa terlontar ketika melihat
seorang perawat senior sedang menyiapkan obat untuk para pasien.
“ Emh..saya mahasiswa yang akan praktek disini hingga satu minggu kedepan
bu..”
“ Oh..kamu sendirian? ”
“ oh tidak bu..saya ditemani 1 orang teman saya hari ini, yang lainnya nanti
shift sore” dalam hati dania merutuki resti yang datang terlambat dari
kesepakatan meraka untuk memberikan kesan pertama terbaik di ruangan
barunya.
“ Oh..yasudah sambil nunggu temen kamu, kamu bisa tanya-tanya sama
mahasiwa lain yang sedang praktek juga hari ini. Dia ada di belakang..kamu
langsung kesana aja. ” Dania mengangguk dan segera ngacir mengikuti
instruksi perawat tadi. Sesampai dibelakang ruangan dia melihat seorang
cowok berseragam putih-putih sedang membilas kain pel, didekatinnya cowok
itu tanpa mengeluarkan satu kata pun. Menyadari ada yang sedang
memperhatikannya cowok itu menghentikan aktifitasnya.
“ hai..mahasiswa baru ya? Habis rolling dari ruangan mana?” dania
bengong..bukan karna hilang ingatan atau mendadak apatis tapi..suara yang
baru saja di proses di rumah siput telinganya membuat dia teringat seseorang.
“ dek?” dania gelagapan menyembunyikan muka bodohnya
“ oh..hhe..emh saya..dari ICU…mas..emhh ada yang bisa saya bantu mas?”
jawab dania kelabakan kepergok bengong didepan cowok berkulit kuning dan
sumpah super duper imut.
“ ohh..nggak, udah selesei kok…oh iya namaku..alul nama kamu?”
“dania” dania memandangi alul yang sedang mangut-mangut sambil perlahan
memutar membelakanginya dan masuk kedalam ruangan perawatan. Dia
mengikuti langkah alul sambil sibuk terkesima dengan suara alul yang
mengingatkan dia kepada seseorang yang selalu dia ingingkan tapi tak pernah
dia dapatkan. Suaranya mirip sekali…besar, berat kalau oarang bilang jenis
suara nge~bas. Dania baru kembali kedunia nyata ketika tangatn resti
menyenggolnya dan menunjukkan bibirnya yang manyun karena ditinggal go
away tanpa menunggunya yang terlambat. Tanpa sok perhatian pada resti dania
langsung menuju meja tempat para mahasiswa praktik berkumpul, ternyata
sudah ada 3 mahasiswa dari politeknik lain termasuk alul, langsung saja
mereka memperkenalkan satu sama lain dan sama-sama berharap saling
membantu selama proses praktik berjalan walaupun tidak di semester yang
sama. Alul dan 2 temannya sedang praktik profesi keperawatan alias ners yang
artinya mereka telah menyeleseikan masa kuliah mereka dan tinggal
mengambil profesi selama satu tahun atau magang lah lebih mudahnya.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat seperti keakraban 5 mahasiswa
tersebut, mereka sering kali bergantian menangani tiap-tiap pasien yang
membutuhkan bantuan mereka, saling berbagi pengetahuan dan teknik
perawatan yang mereka miliki, saling menemani ketika salah satu dari mereka
mendapat mandat dari para perawat senior. Kedekatan ini juga lebih khusus
lagi ditujukan kepada alul dan dania, dania menyampaikan betapa imutnya alul
dan dengan keputusan dan persetujuannya sendiri dia sepakat memanggil alul
“mas imut” hihi dania tergelak sendiri ketika menemukan panggilan itu. Alul
juga sepertinya tidak keberatan, alul menunjukan keramahan, kedewasaan dan
sifat humorisnya pada dania tak jarang alul melawak didepan teman-temannya
tapi dengan pandangan khusus pada dania, menjadikan dania sebagai bahan
pembicaraan yang membuat dania tersipu malu. Apa lagi ketika alul
menanyakan nama panjang dania, tak henti-hentinya alul menyeletukan
namanya berkali-kali “Dania Putri Larasinta”
“ aku boleh panggil kamu putri?” ah…dania merasa terbang menembus
atmosfir bumi… tentu saja itu hal spesial… fikirannya mulai melambung…apa
dia jatuh cinta dengan mas imutnya itu? Setelah sekian lama dia tak pernah
merasakan cinta dihatinya? Apa dalam waktu satu hari saja dia bisa benar-
benar jatuh cinta pada cowok imut dengan aroma bayi ini? Duhh…. Setelah
dikaji, di tarik analisa data dan dievaluasi…dia benar-benar jatuh cinta..
Satu jam saja..kutelah bisa..cintai kamu..kamu..dihatiku… ahh lagu itu
seakan menjadi soundtrack cintanya saat ini..sembari terus tersipu malu dengan
guyonan-guyonan ringan dan bercandaan menggoda dari alul fikirannya
melambung tinggi…cinta oh cinta..hingga tiba-tiba dia terjatuh tatkala
mendengar resti menanyakan sesuatu yang belum sempat dia fikirkan pada mas
imutnya.
“mas dan mbak-mbak sampai kapan neh nemenin kita praktek di ruangan ini?”
tanya resti yang sudah jelas tidak ditujukan padanya.
“tanggal 13 desember dek..habis itu pindah ke rumah sakit lain” salah satu
mbak berlesung pipit di depan resti menjawab dengan pasti tanpa ada keraguan
salah sebut tanggal 23 desember…bukan 13 desember..seenggaknya itulah
harapan dania. Ketika mendengar tanggal 13 desember reflek dia melirik
kalender yang sepertinya sudah diseting untuknya karena kalender itu
menggantung tepat dihadapannya…oh my allah..dania memekik dalam
hati..besok tanggal 13 desember..cin..cinta..cintanya baru saja
merekah..dan..harus berakhir sebelum indah begitu? Tidaaaakk….
“dek..putri..putri…” panggilan mas imut membuyarkan kecemasannya…tapi
tak memusnakan kecemasan itu.
“nomor hp kamu berapa?” tanpa menunggu jeda dania langsung mendiktekan
satu persatu angka yang terangkai menjadi nomor hpnya dengan hati-hati
memastikan tidak ada satu nomorpun yang kelupaan nggak dia sebut atau
malah dia kerajinan menambah-nambah nomornya beberapa digit lagi..oh no!
tidak itu tidak boleh terjadi!!
“mas imut besok dines apa?” alul mengernyit sebentar tanda dia sedang
berfikir.
“aku besok nggak dines putri..soalnya ntar dines malem…” dania terasa
langsung kena stroke mendengar kata-kata alul…kenapa sepertinya dunia tidak
merestui cintanya…
“eh..tapi besok kitakan penyuluhan lul..kamu kan yang jadi penyajinya?”
celetuk mbak kuncir kuda disebelah mbak berlesung pipit.
“ toeeng???, lha lembur lak’an aku?” protes alul menghadapi kenyataan pahit
yang menimpanya..sudah nanti harus balik lagi kerumah sakit kerena dinas
malam besoknya dia tidak bisa pulang karena harus jadi penyaji penyuluhan
kesehatan pada para keluarga pasien. Sementara dua mbak di sampingnya
ngikik puas melihat dia tersiksa.
~s♥ara hati~
Dania galau mellow dikamarnya mengingat kejadian tadi siang dirumah
sakit. Mengingat mas imut, mengingat perasaannya, juga dunia yang seakan tak
memberi ruang untuk cintanya. Setelah dia tadi pulang dengan lemas dari dinas
pagi dan sekarang semakin lemas saja dikamar..sendirian..sunyi..hanya ada alul
diotaknya dan..waktu yang semakin mendekati perpisahannya dengan alul.
Jarum jam menandakan bahwa besok dia hanya punya waktu 6 jam..6 jam!!
Pokoknya…besok nggak boleh sedetikpun aku pergi dari samping mas imut,
aku harus sama mas alul everytime, everywhere just for tomorrow..she must!!
Tekadnya dalam hati.
~s♥ara hati~
13 Desember 2009
06.45
Dania tergopoh-gopoh berjalan setengah berlari menuju ruang teratai,
sesampainya disana setelah mengucap salam kepada perawat senior yang heran
(tumben ada mahasiswa rajin banget praktik jam 8 jam segini udah dateng)
langsung mengitari ruangan mencari sosok yang tidak ingin ia jauhi satu hari
ini. Benar dugaannya, mas imutnya itu sedang mengepel lantai satu kegiatan
wajib membantu mbak CS yang sudah kelimpungan menangani kebersihan
ruangan 12x20 meter ini sendirian.
“capek ya mas?” pertanyaan bodoh dan nggak penting meluncur begitu saja.
“nggak kok ..”
“sini mas biar aku yang lanjutin..”
“nggak usah kamu pergi aja nggak papa”
“sini mas..aku aja! Mas pasti capek!” tak mau berdebat lebih lama dan khawatir
akan berakhir dengan perang saling beradu alat pel dania segera merebut alat
pel dari tangan alul dengan paksa.
“udah, mas pergi sana yang jauh..biar aku yang ngepel..satu rumah sakitpun tak
jabanin deh!” bentak dania yang keliatan banget bohongnya.
Sreek..srekk..kanan..kiri..kanan..dania menggesekan alat pel ditangannya
dengan pasti tapi upps… punggungnya menabrak sesuatu dan ketika dia
menoleh ternyata alul..sedari tadi senantiasa dibelakangnya menunggunya
hingga menyeleseikan pekerjaannya. Hati dania berdesir hebat…cinta kembali
menyergapnya.
“duh..mbak dania sama mas ini serasi banget ya..kemana-mana berdua..cocok
lho mbak…” “hahaha” dania tertawa getir mendengar celetukan salah satu
pasien yang sedang berjemur dan melihat dirinya dan alul sedang mengukur
tanda-tanda vital tiap pasien bergantian. Tak hanya satu pasien yang
mengatakan itu..malah ada yang terang-terangan mendoakan agar mereka
berjodoh. Duhh! Dania menengok kearah alul yang sedari tadi menemaninya
making bed, ttv, pengkajian tanpa dia minta. Sepertinya..hari ini mereka
memiliki satu tekad yang sama. Tak ingin saling mejauh, ingin menghabiskan
waktu terkhir ini berdua.
09.00
Semua perawat dan mahasiswa yang shift pagi sudah lengkap, ritual
pagi untuk para pasien juga sudah dilaksanakan. Dania sedang berdiri
bersandar pada dinding menyaksikan mas imutnya menyajikan penyuluhan
kepada para pasien dengan sangat lancar, natural, pintar, sopan…oohh belum
lagi alul membubuhi dengan guyonan ringan ala dia ketika ada beberapa
keluarga pasien bertanya salah satunya menanyakan kenapa tubuh manusia bisa
merasa nyeri jika sedang terluka. Hmhm tanpa sadar dania tersenyum sendiri.
10.00
Visite dokter
Atau kunjungan dokter, waktu dimana dokter mengunjungi pasienya,
memeriksa, mendengarkan keluhan pasien, memberikan nasihat-nasihat
terapeutik, dan memberikan kabar baik pada segelintir pasien yang sudah
diperbolehkan pulang hari ini.
Sudah kebiasaan ketika dokter visite akan ada satu atau dua perawat
senior mendampingi sang dokter dan seluruh mahasiswa praktik diwajibkan
ikut untuk menambah pengetahuan karena tak jarang ada beberapa dokter baik
hati yang menyelipkan ilmu-ilmu ketika sedang berhadapan dengan pasien.
Dania berjalan pelan-pelan dibelakang sang dokter mengikuti langkah
kaki perawat lain dengan sabar, tapi tiba-tiba ada seseorang yang memaksa
menempatkan diri disampingnya.
“ehem” dania mengenal siapa yang sedang berdehem itu. Siapa lagi…
“kumismu itu lho dek…” icch..dania nyengir lalu cemberut menanggapi
celetukan alul yang membuat dia malu. Hufft..lagi-lagi ada manusia yang
protes dengan keberadaan kumis tipis diatas garis bibirnya. Kenapa sih? Dia
saja nggak pernah protes pada allah karena sudah diberi ekstra hormon yang
menumbuhan kumis ini…kenapa yang lain pada rempong???
11.30
Dania masih sok cemberut karena masalah kumis tadi…alul pun
semakin gencar menggodanya walaupun sudah tak ada sangkut pautnya dengan
masalah kumis.
“wahh..hari ini hari sabtu ya? Malam minggu dong…” dania ikut nimbrung
sama mbak-mbak dan resti yang lagi ngobrol daripada dia capek cemberut
terus dari tadi. Tapi malah orang lain yang menanggapi celetukannya.
“emang kenapa kalau malam minggu? Kamu ada acara kencan?”
ohh..tunggu..dania memroses sepenggal pertanyaan yang ditujukan kepada
dirinya barusan..itu tadi pertanyaan retoris, atau pernyataan berkonotasi lain?
Cemburukah alul jika dia benar-benar ada acara kencan? Perlahan dania
tersenyum simpul disudut bibirnya..dia membiarkan pertanyaan atau
pernyataan alul itu menggantung seakan tak dia dengar. Biar tahu rasa!.
11.30
“ siapa yang belum keluar ruangan seharian ini?” seorang perawat senior
mendekat kearah 5 mahasiswa yang sedang bercengkrama sambil membawa 1
buku catatan.
“saya…saya..saya…”4 cewek langsung adu sopran menjawab perawat senior
itu sambil angkat tangan setinggi-tingginya seakan perawat tersebut tak
mendengar plus dengan jarak lapang pandang sangat jauh (lebay).
“ okeh..dan..kamu ke apotik ya..ngambil obat dan alat-alat, ini catatannya
disini..oh ya sekalian ke lab nganter spesimen!”
Yyee….dania bersorak girang, dialah pemenangnya yang berhak jalan-jalan
keluar ruangan setelah 3 jam lebih suntuk diruangan.
“eehh…yo ojok dewean ta..mbok dania ditemenin..banyak lho ambil barangnya
ini…”
“saya aja…saya aja…” lagi-lagi 3 cewek disebelah dania adu sopran…kenapa
sih nggak adu jotos aja langsung…yang menang yang berhak nemenin
dania..kan enak nggak ribut mulu. Tapi…sebelum ada yang sempat
memutuskan siapa yang nemenin dania keluar, tiba-tiba suara nge~bas menelan
semua suara cewek yang sedang ribut.
“ kalian semua diam duduk manis diruangan ini…karena nggak ada yang
nemenin dania selain saya…jelas??? Saya!!!” yang lain langsung lemas setelah
mendengar kata “saya” dengan penekanan yang mantep. Tapi dania?? Dia
nggak hanya lemas…otot-otot kakinya seakan mendadak paralisis, tangannya
mendadak tremor, kelenjar hormon adrenalinya mendadak meningkatkan
suplay hormon yang langsung meningkatkan denyut jantungnya. Semuanya
baru kembali normal ketika alul menyebut namanya beberapa kali
mengajaknya segera “jalan”.
Berajalan-jalan diarea rumah sakit pada hari sabtu siang..seakan
berjalan di Mall Olympic Garden pada jam 3 pagi. Sepi, karena hanya bagian
rawat inap yang terus bertugas, sementara poliklinik yang biasanya antriannya
menuh-menuhin rumah sakit diliburkan. Apotik, radiologi, laboratorium pun
hanya melayani rujukan dari layanan rawat inap. So.. ketika dania berjalan
beriringan dengan alul yang mendorong troli…Rumah Sakit Daerah Kota
Malang seakan adalah rumah sakit mereka berdua.
“kita kemana dulu nih..”tanya alul sambil mendorong troli untuk mengambil
barang di apotik.
“ emm…gimana kalau ke apotik dulu ninggalin troli disitu trus kita ke
lab..soalnya lab kan ada dilantai 2 mas..” alul mengangguk setuju sambil
berjalan beriringan menuju apotik diselingi dengan bercandaan ringan.
Mereka berdua sudah berjalan menaiki tangga menuju lab setelah
sebelumnya meninggalkan troli di apotik. Berjalan menyusuri lantai dihari
sabtu adalah hal yang cukup seram kalau dilakukan sendirian, karena sebagian
besar petugas dilantai 2 libur dihari sabtu dan minggu kecuali laboratorium dan
beberapa petugas lainnya. Tapi hal menyeramkan berubah menjadi hal paling
romantis ketika dania bisa secara sembunyi-sembunyi mencuri pandang kearah
alul yang sedang asyik bercanda..duhh..cakepnya..tahu nggak sih aku suka
kamu mas….
“kau takkan pernah sadari..betapa kumencintaimu..kau yang selalu..aku
inginkan..” upss..dania menutup mulutnya sendiri menyadari
kenekatannya..nggak lucu kan kalau mas imutnya itu sampai sadar kalau lagu
yang baru saja sesumbar dari mulutnya ditujukan khusus pada mas imutnya
tercinta.
“idihh…si putri nyanyi…” goda alul genit, dania tersenyum malu. Hatinya
bergemuruh tak beraturan membayangkan kira-kira hal yang mungkin terjadi
ditempat sepi begini..hiiihi dania bergidik..bayangannya buyar ketika dia
mendengar suara menyenandungkan lagu yang tadi dia nyanyika….
“kau yang selalu…aku inginkan..”
“idihh…mas imut ikutan aja nyanyi-nyanyi..” balas dania.
“oh..iya lupa..hihi kamu sih nyanyi duluan tadi ya nular tah dek…tak kasih
tahu ya ada beberapa hal didunia ini tuh yang menular selain penyakit..yang
pertama menyanyi, tertawa, menangis dan ngantuk…” terang alul
menyembunyikan raut wajahnya yang menyemu. Dania terkikik geli
mendengar pembelaan aneh dari alul. Duh..indahnya!
Setelah menyampaikan amanah kepetugas lab mereka berdua segera
meluncur kembali ke apotik.
“ udah belum mas…?” tanya alul sembari melongok ke lubang loket satu-
satunya yang terbuka sementara yang lainnya tutup.
“ tunggu sebentar ya..banyak banget obat racikannya…”
“ lama juga nggak papa…hihi” gumam dania pelan banget.
Lagi-lagi…latar tempat yang romantis ada dihadapan mereka berdua
yang sedang duduk termangu didepan apotik yang sepi banget menunggu
barang pesanan mereka. Alul dan dania duduk bersandar pada dinding apotik
dan menghadap taman luas didalam rumah sakit yang mungkin sengaja di
rancang oleh arsitektur rumah sakit untuk mendamaikan hati pengunjung yang
sedang sumpek.
“dek…”
“hmm..” dania menoleh sambil mempersembahkan senyum terbaiknya.
“kumismu itu lho…”
Aaaa….dania langsung manyun…kirain mau ngomongin hal apa yang cocok
sama situasi taman indah didepan mereka..ternyata..huftth
“eh nggak…denger dulu dong…kumis kamu itu yang bikin manis…yang bikin
cowok nggak bisa lupa sama kamu..” ohh..dania langsung meleleh…
“beneran…aku nggak bohong..” lanjut alul..hmm please…jangan ada matahari
yang menyinari…bisa-bisa dia menguap.. Dania tak mampu membalas, hanya
tersenyum dan menunduk khas cewek yang sedang jatuh cinta.
~s♥ara hati~
Kenangan..
Kenangan indah yang menyakitkan..cinta itu hanya berakhir 12 jam,
runtuh sebelum indah. Perpisahan yang dia anggap suatu bencana ternyata
dianggap biasa setelah ribuan kata-kata indah diluncurkan begitu saja tanpa
beban oleh alul. 2 minggu sudah beralalu sejak perpisahan mereka, nomor hp
yang sudah tersimpanpun serasa tak berguna. Tak hentinya dania mengirim
pesan tapi hanya ditanggapi pendek dan terkesan menghindar. Huffth…dania
terdiam..sadar, itulah cowok…gampang datang dan secepatnya pergi nggak
peduli jejaknya yang selalu membekas hati setiap perempuan. Ya sudah lah…
dania mengakhiri bait puisinya dengan keyakinan adanya cinta tulus yang
menunggunya..bukan cinta 12 jam lagi.
~s♥ara hati~tamat~