chapter ii

15
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, sinonim, nama daerah, habitat dan daerah tumbuh, morfologi tumbuhan, kandung an kimia dan k hasiat. 2.1.1 Sistematika Tumbuhan Divisi : Spermatophy ta Subdivisi : Angi ospermae Kelas : Dicotyledon eae Bangsa : Malvales Suku : Sterculiac eae Marga : Guazuma Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk, var. tomantosa.  K. Schum (MMI, 1978) 2.1.2 Nama Dearah  Nama Daerah dari tumbuhan Jati Belanda adalah jati belanda (Melayu),  jati londo (Jawa Tengah), Jati Landi dan Jatos Landi (Jawa), Bastard Cedar (Inggis), Ibixuma (Brazil), Guácimo (spayol), Bois d'orme (Prancis), Guácimo  baba (Cub a), Hapayillo (Peru), Tapac ulo (Tamil ) (Andriani, 2005).  2.1.3 Habitat dan Daerah Tumbuh Tumbuhan Jati belanda berasal dari Hindia Barat (kecuali Bahamas) dari Cuba sampai Trinidad dan Tobago serta dikembangbiakkan di Hindia Belanda Barat. Serta dari Mexico hingga Ecuador, Peru, Argentina Utara, Paraguay, dan Brazil. Di Indonesia tanaman Jati Belanda tumbuh secara liar di daerah tertentu Universitas Sumatera Utara

Upload: hana-hilfa-hakim

Post on 07-Jan-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

new

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 1/15

 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

Uraian tumbuhan meliputi sistematika tumbuhan, sinonim, nama daerah,

habitat dan daerah tumbuh, morfologi tumbuhan, kandungan kimia dan khasiat.

2.1.1 Sistematika Tumbuhan

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Malvales

Suku : Sterculiaceae

Marga : Guazuma 

Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk, var. tomantosa. K. Schum (MMI, 1978)

2.1.2 Nama Dearah

 Nama Daerah dari tumbuhan Jati Belanda adalah jati belanda (Melayu),

 jati londo (Jawa Tengah), Jati Landi dan Jatos Landi (Jawa), Bastard Cedar

(Inggis), Ibixuma (Brazil), Guácimo (spayol), Bois d'orme (Prancis), Guácimo

 baba (Cuba), Hapayillo (Peru), Tapaculo (Tamil) (Andriani, 2005). 

2.1.3 Habitat dan Daerah Tumbuh

Tumbuhan Jati belanda berasal dari Hindia Barat (kecuali Bahamas) dari

Cuba sampai Trinidad dan Tobago serta dikembangbiakkan di Hindia Belanda

Barat. Serta dari Mexico hingga Ecuador, Peru, Argentina Utara, Paraguay, dan

Brazil. Di Indonesia tanaman Jati Belanda tumbuh secara liar di daerah tertentu

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 2/15

seperti pulau Jawa dengan penyebaran tumbuh pada daerah dataran rendah hingga

ketinggian 800 m dpl. Jati Belanda belum dibudidayakan secara komersil (Jaka,

2005).

2.1.4 Morfologi Tumbuhan

Tumbuhan berupa semak atau pohon. Tinggi 10 m sampai 20 m,

 percabangan ramping. Batang tanaman jati belanda keras, berkayu, bercabang, dan

 berwarna hijau keputih-putihan. Daunnya tunggal, bulat telur, permukaan kasar,

tepi bergerigi, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertuakangan menyirip, dan

letaknya berseling. Panjang daun sekitar 4-22,5 cm dan lebar 2-10 cm. Pada bagian

 bawah daun berbulu. Panjang tangkai daun sekitar 5-25 mm. Jati belanda

mempunyai daun penumpu yang berbentuk lanset atau berbentuk paku dengan

 panjang antara 3-6 mm. Bunga tanaman jati belanda tunggal, bulat, dan muncul

dari ketiak daun. Bunganya berwarna hijau muda. Bentuk bunga agak

ramping,berjumlah banyak, dan beraroma harum. Panjang kelopak bunga sekitar

3-4 mm dengan tajuk terbagi menjadi dua bagian. Tajuknya berwarna ungu tua dan

kadang-kadang menjadi kuning tua. Panjang tajuk sekitar 3-4 mm. Bagian bawah

tajuk berbentuk garis dengan panjang 2-2,5 mm. Buah jati belanda berbentuk

kotak atau agak bulat, keras, permukaan berduri, dan berwrna hitam. Bijinya kecil,

keras, dan berwarna coklat muda, dan berdiameter 2 mm. Akarnya tunggang dan

 berwarna putih kecoklatan (MMI, 1978).

2.1.5 Kandungan Kimia

Tanaman Jati Belanda mengandung senyawa aktif seperti tanin dan musilago.

Kandungan zat aktif yang juga diketahui pada hampir semua bagian tanaman

adalah Beta-sitosterol, resin, glukosa. Daun Jati Belanda mengandung alkaloid,

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 3/15

flavonoid, saponin, tanin, sterol, dan karetonoid ( Anonim3, 2011)

2.1.6 Khasiat Tumbuhan

Secara tradisional tumbuhan Jati Belanda bijinya digunakan sebagai obat

mencret atau diare, daunya sebagai pelangsing tubuh, antidiabetes, dan kulit kayu

sebagi wasir, radang paru-paru, batuk dan bronchitis (Jaka 2005).

2.2 Ekstraksi

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Senyawa

aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan ke dalam golongan

minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Setelah diketahui senyawa aktif

yang dikandung oleh simplisia, akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara

ekstraksi yang tepat. Simplisia yang lunak seperti rimpang dan daun mudah

ditembus oleh pelarut, karena itu pada proses ekstraksi tidak perlu diserbuk sampai

halus. Simplisia yang keras seperti biji, kulit kayu dan kulit akar sulit untuk

ditembus oleh pelarut, karena itu perlu diserbuk sampai halus (Ditjen POM, 2000).

Metode ekstraksi menurut Ditjen POM (2000) ada beberapa cara, yaitu:

maserasi, perkolasi, refluks, sokletasi, digesti, infundasi dan dekoktasi.

1. Maserasi

Maserasi adalah suatu cara penyarian simplisia dengan cara merendam

simplisia tersebut dalam pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau

 pengadukan pada temperatur kamar, sedangkan remaserasi adalah pengulangan

 penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan

seterusnya. Keuntungan metode maserasi adalah prosedur dan peralatannya

sederhana (MMI III, 1979).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 4/15

2. Perkolasi

Perkolasi adalah suatu cara penyarian simplisia menggunakan perkolator

dimana simplisianya terendam dalam pelarut yang selalu baru dan umumnya

dilakukan pada temperatur kamar. Prosesnya terdiri dari tahapan pengembangan

 bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/

 penampungan ekstrak) terus-menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) (Ditjen

POM, 2000).

Keuntungan metode perkolasi adalah proses penarikan zat berkhasiat dari

tumbuhan lebih sempurna, sedangkan kerugiannya adalah membutuhkan waktu

yang lama dan peralatan yang digunakan mahal (Agoes, 2007).

3. Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya

dalam jangka waktu tertentu dimana pelarut akan terkondensasi menuju pendingin

dan kembali ke labu (Ditjen POM, 2000).

4. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet dimana pelarut

akan terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi

sampel dan mengisi bagian tengah alat soklet. Tabung sifon juga terisi dengan

larutan ekstraksi dan ketika mencapai bagian atas tabung sifon, larutan tersebut

akan kembali ke dalam labu (Ditjen POM, 2000).

5. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, umumnya dilakukan pada

suhu 40-60oC (Ditjen POM, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 5/15

 

6. Infundasi

Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur 90o

C selama

15-20 menit (Anief, 2000).

7. Dekoktasi

Dekoktasi adalah ekstraksi pada suhu 90oC- 98oC menggunakan pelarut air

selama 30 menit (Agoes, 2007).

2.3 Lipid dan Lipoprotein

Di dalam darah ada tiga jenis lipid yaitu kolesterol, trigliserida, dan fospolipid.

Oleh karena itu sifat lipid yang susah larut dalam lemak, maka dibuat bentuk yang

terlarut. Zat pelarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan nama apoliprotein atu

apoprotein. Setiap jenis senyawa mempunyai apolipoprotein tersendiri. Misalnya

VLDL, IDL, dan LDL mengandung apoprotein B100.

Setiap liporotein akan terdiri atas kolesterol (bebas atau ester), trigliserida,

fosfolipid, dan apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik dan mempunyai inti

trigliserida dan kolesterol ester dan dikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolesterol

 bebas. Setiap lipoprotein berbeda berbeda dalam ukuran, densitas, komposisi

lemak, dan komposisi apoprotein. Dengan menggunakan metode ultrasentrifugasi

dan kepadatan, pada manusia dibedakan menjadi lima bagian yakni kilomikron,

very low density lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low

density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL). Dari kelimanya

yang penting untuk diketahui adalah LDL dan HDL.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 6/15

 

1.  Low density lipoprotein (LDL) mengandung kolesterol dan fosfolipid yang

cukup tinggi. LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut kolesterol terbesar

untuk disebarkan ke seluruh jaringan tubuh dan pembuluh darah. LDL sering

disebut kolesterol jahat karena efeknya yang arterogenik (mudah melekat pada

dinding pembuluh darah), sehingga dapat menyebabkan penumpukan lemak dan

 penyempitan pembuluh darah (arterosclerosis). Kadar LDL di dalam darah sangat

tergantung dari lemak jenuh yang masuk. Semakin banyak lemak jenuh yang

masuk, semakin menumpuk pula LDL. Hal ini disebabkan LDL merupakan lemak

 jenuh yang tidak mudah larut.

2.  High density lipoprotein (HDL) mengandung protein yang tinggi dan rendah

kolesterol dan fosfolipid. HDL merupakan lipoprotein yang mengandung Apo A,

yang memiliki efek anti-arterogenik, sehingga disebut kolesterol baik. Fungsi

utamanya adalah membawa kolesterol bebas dari dalam endotel dan

mengirimkannya ke pembuluh darah perifer, lalu keluar tubuh lewat empedu.

Dengan demikian, penimbunan kolesterol di perifer menjadi berkurang (Guyton,

2006).

Metabolisme lipoprotein dapat dibagi atas tiga jalur yaitu jalur metabolisme

eksogen, dan jalur revers cholesterol transport. Kedua jalur pertama berhunbungan

dengan metabolisme kolesterol-LDL dan trigliserida, sedang jalur revers

cholesterol transport khusus mengenai metabolisme kolesterol HDL (Dipiro,

2009).

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 7/15

 

Metabolisme liporotein dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Metabolisme lipid dalam tubuh

2.4 Kolesterol

Kolesterol terdapat di dalam jaringan dan lipoprotein plasma, yang bisa

dalam bentuk kolesterol bebas atau gabungan dengan asam lemak rantai panjang

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 8/15

sebagai ester kolesteril. Unsur ini disintesis di banyak jaringan dari asetil-KoA dan

akhirnya dikeluarkan dari tubuh di dalam empedu sebagai garam kolesterol atau

empedu. Kolesterol merupakan prekursor semua senyawa steroid lainnya di dalam

tubuh, misal kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D (Murray,

2003).

Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap sebagai berikut :

1. Tahap pembentukan mevalonat, yang merupakan senyawa enam-karbon,

disintesis dari asetil-KoA.

2. Unit isoprenoid dibentuk dari mevalonat dengan menghilangkan CO2.

3. Enam unit isoprenoid mengadakan kondensasi untuk membentuk skualen.

4. Skualen mengalami siklisasi untuk menghasilkan senyawa steroid induk, yaitu

lanosterol.

5. Kolesterol dibentuk dari lanosterol setelah melalui beberapa tahap lebih lanjut,

termasuk menghilangkan tiga gugus metil (Murray, 2003).

Gambar 2.1 : Struktur Kolesterol

Kolesterol merupakan zat yang berguna untuk menjalankan fungsi tubuh.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 9/15

Selain berguna untuk proses metabolisme, kolesterol berguna untuk membungkus

 jaringan saraf (mielin), melapisi selaput sel, dan melarutkan vitamin. Kolesterol

 pada anak-anak dibutuhkan untuk mengembangkan jaringan otak. Kolesterol

secara khas adalah produk metabolisme hewan, oleh karena itu terdapat pada

makanan yang berasal dari hewan seperti kuning telur, daging, hati dan otak

(Murray, 2003).

2.4.2 Kolesterol dan Hubungannya Pada Beberapa Penyakit

Kadar kolesterol normal pada manusia kurang dari 200 mg/dl. Kenaikan

kadar kolesterol di dalam darah merupakan faktor resiko dalam pembentukan

 penyakit jantung koroner. Gambar 2.3 menjelaskan bagaimana terjadinya

aterosklerosis.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 10/15

 

Gambar 2.3 Perkembangan plak ateroskerosis

`Hal ini dibuktikan oleh para ahli dengan penurunan kadar kolesterol dalam

darah, menurunkan pula resiko pembentukan aterosklerosis penyebab penyakit

 jantung koroner (Sitepoe, 1993).

Arteriosklerosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penebalan dan

hilangnya elastisitas dinding arteri. Aterosklerosis adalah bentuk arteriosklerosis

yang paling umum ditemukan (Suyatna. 1995). Aterosklerosis disebabkan oleh

 penebalan zat-zat lemak di dalam dan di bawah lapisan intima dinding pembuluh

darah, yang juga terjadi pada arteri koroner. Athere (bahasa Yunani) berarti bubur

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 11/15

encer sedangkan skleros  berarti pengerasan. Jadi, arterosklerosis adalah

 penumpukan endapan jaringan lemak (atheroma) dalam pembuluh darah.

Pengendapan lemak seperti ini disebut  plaque (plak), terutama terdiri atas

kolesterol dan ester kolesterol (Silalahi, 2006).

Usaha untuk mencegah dan memperbaiki aterosklerosis adalah antara lain

dengan menurunkan kadar kolesterol dalam plasma (Suyatna. 1995).

2.5 Obat-Obat Penurun Kolesterol

Hiperlipidemia adalah keadaan dimana kadar lipoprotein darah meningkat.

Dapat dibedakan dua jenis, yakni :

• Hiperkolesterolemia dengan peningkatan kadar LDL dan kolesterol total.

• Hipertrigliseridemia dengan peningkatan kadar trigliserida (Tjay, 2002).

Prinsip utama pengobatan hiperlipidemia ialah mengatur diet yang

mempertahankan berat badan normal dan mengurangi kadar lipid plasma (Suyatna,

1995).

Langkah pengaturan diet selalu dimulai dahulu dan tindakan tersebut

mungkin dapat menghindari perlunya penggunaan obat (Katzung, 2002).

2.5.1 Secara Tradisional

Masyarakat Indonesia percaya secara turun temurun menggunakan daun Jati

Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk) sebagai obat penurun kolesterol. Cara

 pembuatannya yaitu dengan 20 gram daun dan 1 gelas air, dimasak. lalu

setelah dingin, disaring. Hasil saringan diminum 2 kali sehari, pagi

dan sore.

Asem Jawa (Tamarindus indica   L), cara meramunya yaitu

tumbuk 150-200 daun asam jawa, lalu campur dengan 1 gelas air

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 12/15

matang panas (200 ml), kemudian diperas, disaring dan diminum

untuk satu kali minum. dianjurkan untuk membuatnya 3 kali

sehari.

 Tempuyung  (Sonchus arvensis   L), cara meramunya yaitu 3

lembar daun tempuyung dilayukan dan dimakan sebagai sayur

atau lalap, dianjurkan untuk 3 kali sehari. Dan banyak lagi

tumbuhan lainnya yang telah teruji secara ilmiah sebagai penurun

kolesterol (Depkes, 2011).

2.5.2 Secara Kimia

Saat ini dikenal 6 jenis obat yang dapat memperbaiki profil

lipid serum yaitu bile acid sequestrans, HMG-CoA reductase

inhibitor, derivat asam fibrat, asam nikotinik, azatimibe, dan asam

lemak omega-3

Bile Acid Sequestrans

 Terdapat tiga jenis bile acid sequestrans yaitu cholestyramin,

colestipol, dan colesevelem. Obat ini tidak diserap di usus, dan

bekerja mengikat asam empedu di usus halus dan akan

dikeluarkan dengan tinja.dengan demikian asam empedu yang

kembali ke hati menurun, hal ini memecahkan kolesterol lebih

banyak untuk menghasilkan asam empedu yang dikeluarkan ke

usus. Akibatnya kolesterol darah akan lebih banyak ditarik kehati

sehingga kolesterol serum menurun. Obat golongan resin ini dapat

menurunkan kadar kolesterol-LDL sebesar 15-20 %. Obat ini

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 13/15

digunakan untuk pasien dengan hiperkolesterolemia saja.

HMG CoA Reductase Inhibitors

Obat golongan ini ada enam jenis yaitu lofastatin,

simvastatin, fluvastatin, atorvastatin, rosuvastatin,dan pravastatin.

Obat ini bekerja mencegah kerjanya enzim HMG CoA reduktase

 yaitu suatu enzim di hati yang berperan pada sintesis kolesterol.

Dengan menurunnya sintesis kolesterol di hati akan menurunkan

sintesis Apo B100, juga meningkatkan reseptor LDL pada

permukaan hati. Dengan demikian kolesterol-LDL darah akan

ditarik ke hati, sehingga akan menurunkan kolesterol-LDL dan

 juga VLDL.

Efek samping yang terjadi adalah adanya miositis yang

ditandai dengan nyeri otot dan meningkatnya kadar creatinin

phophokinase. Efek samping lainnya ialah terjadinya gangguan

fungsi hati. Maka penting untuk memantau fungsi hati.

Dampaknya ada kolerasi antara efk samping dengan dosis obat,

makin tinggi dosis makin besar kemungkinan terjadinya efek

samping obat (Sudoyo, 2007).

Simvastatin memiliki duration of action   yang panjang.

Kelebihannya meskipun menghambat HMG CoA reduktase,

kolesterol hati tidak langsung drop, karena hepatosit

mengkompensasi setiap penurunan kolesterol dengan

meningkatkan sintesis reseptor Kolesterol-LDL .

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 14/15

  Karena pada saat reduktase dihambat, hepatosit juga harus

memenuhi permintaan kolesterol dengan penyerapan dari darah.

Sehingga konsentrasi kol-LDl darah menurun dan pembersihan

hati dari plasma meningkat.

Derivat Asam Fibrat

 Terdapat empat jenis yaitu gemfibrozil, bezafibrat, dan

ciprofibrat. Obat ini menurunkan trigliserida plasma, selain

menurunkan sintesis trigliserida di hati. Obat ini bekerja

mengaktifkan enzim lipoprotein lipase yang kerjanya memecahykan

trogliserida. Selain menurunkan kladar trigliserida, obat ini juga

meningkatkan kadar kol-HDL yang diduga melalui peningkatan

Apo A-I, dan A-II.

Asam Nikotinik

Asam nikotinik sebagai sediaan lepas lambat sehingga

absorpsinya di usus berjalan lambat agar efek sampingnya

berkurang. Obat ini diduga mengahambat enzim hormone sensitive

lipase di jaringan adiposa, dengan demikian akan mengurangi

 jumlah asam lemak bebas. Diketahui bahwa asam lemak bebas

ada dalam darah sebagian akan ditangkap oleh hati dan akan

menmjadi sumber pembentukan VLDL. Dengtan menurunnya

sintesis dalanm hati, akan mengakibatkan penurunan kadar

trigliserida, dan juga kol-LDL di plasma. Pemberian asam nikotinik

ternyata juga meningkatkan kadar kol-HDL. 

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Chapter II

7/17/2019 Chapter II

http://slidepdf.com/reader/full/chapter-ii-568d51749ad6b 15/15

Ezetimib

Ezetimib tergolong obat penuirun lipid yang terbaru dan

bekerja sebagai penghambat seklektif penyerapan kolesterol baik

 yang berasal dari makanan maupun dari asam empedu di usus

halus. Pada umumnya obat ini tidak secara tunggal.