chapter ii feronitacion
TRANSCRIPT
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Di antara penyuluhan-penyuluhan yang ada di Indonesia penyuluhan
pertanian merupakan penyuluhan tertua, di mulai sejak awal tahun 1990-an
yakni di jaman pemerintahan Belanda di Indonesia. Dari sejak berdirinya
sampai sekarang, sedikit nya ada dua pihak yang belum mengalami
perubahan sejak berdirinya penyuluhan pertanian, yakni petani dan
keluarganya yang menerima penyuluhan, dan petugas pemerintah sebagai
pemberi penyuluhan. Pihak-pihak yang terkait dengan penyuluhan pertanian
berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan, baik pemerintah
maupun petani dan keluarganya, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan
sebagainya.
(Yustiana d a n Sudrajat, 2003)
Menurut Balai Informasi Pertanian Sumatera Utara, 1995. Penyuluh
pertanian membawa 2 (dua) misi pokok, yaitu:
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Ahli Teknologi
Kedua misi pokok ini merupakan tugas yang perlu dilaksanakan oleh
penyuluh pertanian untuk membawa kemajuan pada sektor pertanian,
pengembangan sumber daya manusia (SDM) berinti pada pengembangan
prilaku dan kemampuan serta pendayagunaan kemampuan-kempauan yang telah
berkembang didalam upaya-upaya peningkatan pendapatan,
kesejahteraan,
1010
Universitas Sumatera Utara
pencipataan lapangan kerja, kesehatan lingkungan serta
kelangsungan pembangunan pertanian dan pembanguan nasional. (B. Sinulingga,
1995)
Mutu petani khususnya SDM nya hanya dapat diwujudkan melalui proses
pendidikan yang berintikan pemberdayaan yaitu penyuluhan Pertanian. Tanpa
mutu SDM patani akan sulit dicapai akselerasi pembangunan pertanian di
masa kini dan masa mendatang. Mutu SDM petani akan dapat
mendukung pembangunan pertanian kini dan masa yang mendatang,
karena manakala penyuluh pertanian merupakan proses pemberdayaan bukan
transfer teknologi. Menyuluh bukannya “mengubah cara bertani” melainkan
“mengubah petani” yang dilaksanakan melalui 6 (enam) dimensi belajar, yaitu :
1. Leraning to know (penguasaan konsep, komunikasi informasi, pemahaman
lingkungan, rasa senang memahami, mengerti dan menemukan sesuatu)
2. Learning to do (penekanan pada skill tingkat rendah hingga tingkat tinggi
menuju kearah kompetensi)
3. Learning to live together (mengenal diri sendiri, mengenal diri orang lain,
menemukan tujuan bersama dan dapat bekerjasama dengan orang lain)
4. Leraning to be (memecahkan masalah sendiri, mengambil keputusan dan
memikul tanggung jawab dan belajar untuk disiplin)
5. Learning society (mengembangkan diri secara utuh, terus menerus, seperti
Socrates mengatakan “I know nothing, I don’t where I know”. Belajarlah
dari buayan hingga liang lahat. Tuntutlah ilmu walau kenegeri cina,
belajar adalah intisari hidup
6. Learning organization (belajar memimpin, belajar berorganisasi, belajar
mengajarkan kepada orang lain). (Yustiana d a n Sudrajat, 2003)
Universitas Sumatera Utara
1111
Penyuluhan pertanian lebih luas dan lebih jauh dari sekedar kegiatan
penerangan. Penyuluhan melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada
evaluasi terhadap perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran.
Penyuluh pertanian merupakan peran yang tidak mudah, harus mengubah
usahatani dan perilaku petani beserta masyarakatnya.
( h t t p : // w w w. p u s t a k a. u t . a c. i d )
Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat
digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian, oleh karena itu
penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa
bekomunikasi secara efektif dengan petani, dan harus dapat mendorong minat
belajar petani. Sejumlah tahapan yang harus di tempuh dalam menyusun rencana
komunikasi untuk suatu kegiatan penyuluhan adalah:
1. Menganalisa masalah yang dihadapi
2. Merumuskan tujuan komunikasi
3. Memilih media
4. Menentukan pendekatan yang
digunakan. (Van Den Ban d a n Hawknis 1999)
Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian
(pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting karena itu,
penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desien yang secara
terperinci dan spesifik yang menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut:
a) Masalah yang dihadapi
b) Siapa yang akan disuluh
c) Apa tujuan yang hendak dicapai dari set iap kegiatan
penyuluhan d) Pendekatan yang dipakai
Universitas Sumatera Utara
1212
e) Metode atau saluran yang dipakai
f) Sistem evaluasi didalam rencana keseluruhan kegiatan yang
dimaksud. (Nasution, 1990).
Secara garis besar ada 2 (dua) peran ataupun peranan penyuluh, yaitu
pertama sabagai transper teknologi atau menyampaikan inovasi dan
memepengaruhi sasaran agar sasaran dapat mengadopsi inovasi yang
disampaikan. Kedua, sebagai jembatan atau penghubung antara pemerintah
(Lembaga Penyuluhan) yang diwakili dengan masyarakat sasarannya.
Sehubungan dengan peran penyuluh tersebut; Kurt Kelvin, (1941) mengemukakan
ada tiga peran penyuluh yang terdiri dari kegiatan, peleburan diri dengan
masyarakat sasaran menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan-
perubahan dan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran. Lebih lanjut
Lippith (1958) merinci dua peranan tersebut menjadi beberapa peran sebagai
berikut:
1) Mengembangkan kebutuhan untuk melakukan perubahan melalui
mengenal masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sasaran,
memilih objek perubahan yang tepat, menganalisa motivasi dan
kemampuan sasaran untuk melakukan perubahan, memilih sumber
daya yang tersedia untuk tujuan perubahan dengan tepat dan memilih
peran bantu yang akan dimainkan dengan tepat.
2) Menggerakan masayarakat untuk melakukan perubahan melalui
tahapan, menjalin kerjasama dan hubungan baik secara terus-menerus
dengan masyarakat sasaran, tokoh formal dan informal dengan tokoh
masyarakat untuk merencanakan dan memantapkan usaha-usaha
perubahan sesuai
Universitas Sumatera Utara
1313
dengan tahapan perubahan-perubahan sebagai tenaga profesional
dalam pembangunan wilayah. (Nuryanto, 2000)
Dalam kaitannya dengan peran penyuluh, Mosher (1968) mengemukakan
bahwa setiap penyuluh harus mampu melaksanakan 4 (empat) peran ganda
sebagai berikut:
1) Sebagai Guru, dapat mempengaruhi masyarakat sasaran untuk berubah
perilakunya.
2) Sebagai penganalisa, melakukan pengamatan dan memberi solusi terhadap
keadaan dan masalah atau kebutuhan masyarakat sasarannya.
3) Sebagai konsultan/penasehat, memeberi alternatif pilihan perubahan
yang tepat baik dilihat dari segi teknis, ekonomis, maupun nilai-nilai
sosial budaya setempat.
4) Organisator, mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan
segenap lapisan masyarakat dalam upaya untuk melakukan perubahan-
perubahan yang direncanakan. (Nuryanto, 2000)
Melihat peranan penyuluh yang sangat besar dalam mengubah
perilaku petani, maka untuk merealisasikannya diperlukan pola yang mantap
di bidang pelayanan penyuluhan, maka senantiasa dilakukan pemantapan pola
mengenai lima segi, yaitu:
1) Pemantapan struktur organisasi
2) Pemantapan personalianya
3) Pemantapan materi penyuluhan
4) Pemantapan metode sistem kerja penyuluhan
5) Pemantapan sasaran dan fasilitas. (Kartasapoetra, 1991)
Universitas Sumatera Utara
1414
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan penyuluh, baik
secara internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain: tingkat pendidikan,
motivasi, kepribadian dan harga diri serta keadaan sosial budaya penyuluh.
Adapun faktor eksternalnya antara lain: manajemen organisasi
penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh penyuluh dalam menjalankan
tugasnya serta tingkat partisipasi sasaran yang berada di bawah koordinasinya.
Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh pihak pimpinan organisasi
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengupayakan peningkatan
kompetensi penyuluh. ( h t t p :// www. p u s t a k a. u t .a c . i d )
Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa (khususnya petani) dan memajukan kesejahteraan Pada umumnya
merupakan salah satu kunci sukses dalam rangka memperkuat kelompok
tani, selain dukungan inovasi teknologi serta kebijaksanaan makro ekonomi yang
berpihak pada petani (Badan PSDM, 2007). Banyak kelompok tani telah
dikembangkan, tetapi banyak pula yang dipertanyakan eksistensinya. Sering
kelompok tumbuh menjamur seiring dengan adanya tawaran paket kredit, tawaran
subsidi sarana produksi, bantuan fisik, dan dalam rangka dianjurkan untuk
menerapankan teknologi. Tetapi fakta juga telah menunjukkan,
dengan berakhirnya bantuan tersebut, maka berakhir pula kelompoknya dan
teknologi anjuran mulai ditinggalkan. Ini semua menunjukkan ada yang salah
dengan upaya yang telah dilakukan lembaga pembina dalam mengembangkan dan
memperkuat kelompok tani. (http://www. litbang.deptan.go.id)
Universitas Sumatera Utara
1515
Untuk itu diperlukan dukungan sumber daya manusia berkualitas melalui
penyuluhan pertanian dengan pendekatan kelompok yang dapat
mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian (tanaman pangan,
hortikultura, peternakan dan perkebunan). Sehubungan dengan itu perlu
dilakukan pembinaan dalam rangka pertumbuhan dan pengembangan
kelompok tani menjadi kelompok yang kuat dan mandiri untuk meningkatkan
pendapatan petani dan keluarganya.
Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem
agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota
masyarakat pedesaan lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar
petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan usahataninya.
Selain itu pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali
potensi, memecahkan masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif,
dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan
dan sumber daya lainnya. ( h t t p :// www. d e p t a n . g o . i d )
Penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting didalam pembangunan
pertanian, terutama di Negara yang sedang berkembang. Disamping itu, juga ada
beberapa masalah yang mengurangi keefektifan penyuluhan pertanian di beberapa
Negara, seperti dibawah ini:
1. Teknologi tepat guna tidak tersedia bagi petani
2. Tidak ada keterkaitan yang efektif antara penyuluh pertanian dan
lembaga penelitian pertanian
3. Kurangnya tenaga lapangan yang terlatih dalam teknologi pertanian
4. Petugas penyuluh pertanian yang kurang memperoleh latihan
dalam metode penyuluhan dan keterampilan berkomunikasi
Universitas Sumatera Utara
1616
5. Tenaga lapangan kurang memiliki fasilitas transportasi (mobilitas)
untuk mencapai petani dengan efektif
6. Petugas penyuluh kekurangan alat untuk mengajar dan berkomunikasi
7. Karena masalah organisasi, penyuluh dibebani tugas ganda di
samping tugas penyuluhannya sendiri. (Van Den Ban, 1999).
Landasan Teori
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani
beserta keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan
keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung
melalui proses belajar mengajar. Penyuluhan pertanian harus ahli pertanian yang
berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani
sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada
masalah yang dihadapi oleh petani, sesuai dengan kenyataan dan
pemahaman mereka. ( h t t p : / / w w w. d e p t a n . g o . i d )
Tujuan utama dari penyuluhan pertanian adalah mempengaruhi para petani
dan keluarganya agar berubah perilakunya, yang akan menyebabkan
perbaikan mutu hidup dari para keluarga tani. Jadi perubahan perilaku itu
dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu:
1. Bertambahnya perbendaharaan informasi yang berguna bagi petani
2. Tumbuhnya keterampilan, kemampuan dan kebiasaan baru
yang bertambah baik.
3. Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai
yang dikehendaki. (Yustiana d a n Sudrajat, 2003)
Universitas Sumatera Utara
1717
“Peranan” merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status)
seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan
menunjukan dia menjalankan perannya. Hak dan kewajiban haruslah dalam
keseimbangan. Hak dan kewajiban itu merupakan dua hal yang saling berkaitan
yang dijalankan seseorang haruslah sesuai dengan ketentuan peranan yang
seharusnya dilakukan dan sesuai pula dengan harapan peranan yang
dilakukan. ( h t t p :// www. d e p t a n . g o . i d )
Peranan adalah status atau kedudukan seseorang dalam usaha tani atau
peranan juga dapat diartikan sebagi kegiatan yang dilakukan atau prilaku individu.
Sedangkan yang dimaksud peranan tenaga kerja anak-anak adalah keikutsertaan
tenaga kerja anak-anak dalam usaha pertanian, yaitu penyiapan lahan, pembibitan,
penanaman, pemilihan dan panen. (Abbas, 1983)
Peranan ialah bagian yang dimainkan oleh seseorang pada setiap
keadaan dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan
keadaan. Hasil penelitian Menurut Departemen Pertanian (1980) kelompok tani
adalah kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas petani dewasa
(pria/wanita) yang melakukan usaha tani dan terlibat secara informal dalam suatu
wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama-sama serta
berada dalam lingkungan yang sama yang dipimpin oleh kontak tani.
Menurut PPL Supervisor BPP Medan Krio Bapak Edy Syahputra Nst, SP,
untuk memudahkan kegiatan penyuluhan dalam sektor pertanian, maka Wilayah
Kerja Pertanian di Indonesia dibagi dalam wilayah-wilayah kerja
penyuluhan yang lebih kecil. Sebagai unit terkecil dalam pembagian wilayah kerja
penyuluhan pertanian adalah Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang
disingkat dengan
Universitas Sumatera Utara
1818
WKPP, dimana setiap WKPP terdiri dai beberapa kelompok tani yang dapat
meliputi satu desa atau lebih.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Indonesia nomor
273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan
Petani, bahwa tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok dalam
masyarakat, umumnya didasarkan atas adanya kepentingan dan tujuan
bersama, sedangkan kekompakan kelompok tersebut tergantung kepada faktor
pengikat yang dapat menciptakan keakraban individu-individu yang menjadi
anggota kelompok.
Pertumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok-
kelompok/organisasi sosial yang sudah ada dimasyarakat yang
selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk
kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam
meningkatkan produksi dan pendapatan dari usaha taninya. Kelompok
tani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah, dapat berupa satu
dusun atau lebih, satu desa atau lebih.
Menurut Praturan Menteri Pertanian Indonesia nomor
273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan
Petani, bahwa pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan
kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan
kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan
kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan
antara lain:
1) Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang
diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
1919
2) Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan
dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan
setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi.
3) Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama.
4) Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapih.
5) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir.
6) Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar.
7) Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untukusaha para
petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya.
8) Adanya jalinan kerja sama antara kelompo ktani dengan pihak lain.
9) Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan
hasil usaha/kegiatan kelompok. ( h t t p : / / ww w . d e p t a n . g o . i d )
Untuk menilai keberhasilan kelompok tani maka perlu diadakan
evaluasi atau penilaian bagi kelompok tani atau yang sering disebut
penilaian kelas kelompok tani. Penilaian kelas kemampuan kelompok tani
tersebut dilaksanakan berdasarkan 5 tolak ukur/jurus untuk mengetahui sampai
sejauh mana perkembangan atau kemampuan kelompok tani, dengan
indikator-indikator sebagai berikut:
a. Kemampuan merancanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas
usaha tani para anggotanya, dengan nilai 300 dan indikator:
1. Mampu merencanakan usaha tani dan peningkatan usaha kelompok
2. Mampu merencanakan produk sesuai dengan permintaan pasar
(jumlah, mutu dan waktu)
3. Mampu merencanakan pengolahan dan pemasaran hasil
2020
Universitas Sumatera Utara
4. Mampu merencanakan kegiatan peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap setiap anggotanya.
b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak
lain dengan nilai 100 dan indikator sebagai berikut:
1. Mampu memperoleh mitra usaha yang menguntungkan bagi usaha
tani anggota kelompok
2. Mampu membuat perjanjian kerjasama dengan mitra usaha
3. Mampu berperan serta dalam gerakan pembangunan pertanian
c. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan
secara rasional, dengan nilai 100 dan indikator:
1. Mampu memupuk modal, baik melalui tabungan anggota,
simpan pinjam maupun pendapatan dari usaha kelompok
2. Mampu mengembangkan modal usaha
3. Mampu memanfaatkan pendapatan secara produktif
4. Mampu mendapatkan dan mengembalikan kredit dari Bank atau
pihak lain.
d. Kemampuan meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi, nilai
200 dan indikator sebagai berikut:
1. Mampu mendorong anggotanya menjadi anggota koperasi/KUD
2. Mampu memanfaatkan pengetahuan perkoperasian bagi anggota
3. Mampu memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi/KUD
4. Mampu menjadikan koperasi/KUD sebagai penyedia sarana
pelaksana pengolahan dan pemasaran hasil.
Universitas Sumatera Utara
2121
e. Kemampuan mencari dan memanfaatkan informasi, serta
menggalang kerjasama kelompok, dengan nilai 300 dengan indikator
sebagai berikut:
1. Mampu secara teratur dan terus menerus mencari, menyampaikan,
meneruskan dan memanfaatkan informasi
2. Mampu mengembangkan kader kepemimpinan dan keahlian dari
anggota
3. Tingkat kesejahteraan petani seluruh anggota kelompok lebih t
inggi dibandingkan dengan rata-rata kesejahteraan keluarga daerah
bersangkutan.
Penilaian dilaksanakan oleh Balai Informasi Penyuluh Pertanian (BIPP).
Penilaian dilakukan minimal satu kali dalam setahun melalui laporan para
penyuluh dengan tolak ukur kemapuan dengan nilai maximum 1000 dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Kelas Pemula : nilai 0 – 250
2) Kelas Lanjut : nilai 251-500
3) Kelas Madya : nilai 501-750
4) Kelas Utama : nilai 751- 1000
Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 9 (sembilan)
Hasil penilaian dipergunaan sebagai bahan evaluasi kinerja masing-masing
Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan PPL dalam pembinaan kelompok tani di
wilayah kerjanya.
Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat diukur tingkat kelas setiap
kelompok tani yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
2222
a) Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kemampuan suatu
kelompok tani disuatu daerah berada, sehingga dapat menetapkan
kelas kelompok tersebut
b) Bagi pembina/penyuluh berguna untuk mengambil langkah-langkah
dan tindakan yang tepat dalam pembinaan dan pengembangan kelompok
tani.
c) Pengukuran tingkat kemampuan kelompok tani bermanfaat bagi proses
pertumbuhan dan perkembangan kelompok tani selanjutnya.
Kerangka Pemikiran
Penyuluh pertanian adalah pegawai departemen pertaian yang bertugas
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian dan berfungsi sebagai penyebar
informasi bagi petani, mengajarkan keterampilan kepada petani memberi
saran dan rekomendasi, mengikthiarkan sarana dan fasilitas serta mengembangkan
swakraya dan swadaya petani.
Penyuluh pertanian harus memiliki pedoman dalam menjalankan tugasnya.
Acuan yang menjadi pedoman ini disusun secara sistematis dan memiliki
tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang akan
dicapai disetiap pelaksanaan tugasnya. Acuan yang dijadikan pedoman inilah yang
selanjutnya disebut dengan program penyuluh pertanian.
Program penyuluh pertanian dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan
petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang mereka
inginkan dan dikondisikan sesuai dengan usaha tani mereka. Program penyuluhan
pertanian dibuat dengan peran aktif penyuluh pertanian lapangan, dengan
tujuan
Universitas Sumatera Utara
2323
disampaikan kepada kelompok tani. Kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan
Sunggal berada dibawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio.
Didalam penyampaian program pastilah berpengaruh terhadap
sikap anggota kelompok tani, apakah mereka setuju dengan program yang
diberikan atau tidak. Dengan adanya peranan penyuluh pertanian (PPL)
diharapkan kelompok tani di daerah penelitian dapat berkembang dengan baik
sesuai dengan yang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
2424
Secara skematis krangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Penyuluh Pertanian Lapangan(PPL)
PROGRAM
Sikap Kelompok tani
Kelompok TaniPeranan PPL
Pengembangan
K e t e r a n g a n : = Menyatakan Hubungan= Menyatakan Pengaruh
Hipotesis Penelitian
1) Kelompok tani bersikap positif terhadap program yang
disampaikan penyuluh pertanian.
2) Penyuluh pertanian berperan dalam pengembangan kelompok
tani didaerah penelitian.