chapter ii feronitacion

31
Universitas Sumatera Utara TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Di antara penyuluhan-penyuluhan yang ada di Indonesia penyuluhan pertanian merupakan penyuluhan tertua, di mulai sejak awal tahun 1990-an yakni di jaman pemerintahan Belanda di Indonesia. Dari sejak berdirinya sampai sekarang, sedikit nya ada dua pihak yang belum mengalami perubahan sejak berdirinya penyuluhan pertanian, yakni petani dan keluarganya yang menerima penyuluhan, dan petugas pemerintah sebagai pemberi penyuluhan. Pihak-pihak yang terkait dengan penyuluhan pertanian berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan, baik pemerintah maupun petani dan keluarganya, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya. (Yustiana d a n Sudrajat, 2003) Menurut Balai Informasi Pertanian Sumatera Utara, 1995. Penyuluh pertanian membawa 2 (dua) misi pokok, yaitu: 1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Upload: bustomibustom

Post on 11-Aug-2015

19 views

Category:

Investor Relations


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN

KERANGKA PEMIKIRAN

Tinjauan Pustaka

Di antara penyuluhan-penyuluhan yang ada di Indonesia penyuluhan

pertanian merupakan penyuluhan tertua, di mulai sejak awal tahun 1990-an

yakni di jaman pemerintahan Belanda di Indonesia. Dari sejak berdirinya

sampai sekarang, sedikit nya ada dua pihak yang belum mengalami

perubahan sejak berdirinya penyuluhan pertanian, yakni petani dan

keluarganya yang menerima penyuluhan, dan petugas pemerintah sebagai

pemberi penyuluhan. Pihak-pihak yang terkait dengan penyuluhan pertanian

berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan, baik pemerintah

maupun petani dan keluarganya, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan

sebagainya.

(Yustiana d a n Sudrajat, 2003)

Menurut Balai Informasi Pertanian Sumatera Utara, 1995. Penyuluh

pertanian membawa 2 (dua) misi pokok, yaitu:

1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

2. Ahli Teknologi

Kedua misi pokok ini merupakan tugas yang perlu dilaksanakan oleh

penyuluh pertanian untuk membawa kemajuan pada sektor pertanian,

pengembangan sumber daya manusia (SDM) berinti pada pengembangan

prilaku dan kemampuan serta pendayagunaan kemampuan-kempauan yang telah

berkembang didalam upaya-upaya peningkatan pendapatan,

kesejahteraan,

Page 2: Chapter ii feronitacion

1010

Universitas Sumatera Utara

pencipataan lapangan kerja, kesehatan lingkungan serta

kelangsungan pembangunan pertanian dan pembanguan nasional. (B. Sinulingga,

1995)

Mutu petani khususnya SDM nya hanya dapat diwujudkan melalui proses

pendidikan yang berintikan pemberdayaan yaitu penyuluhan Pertanian. Tanpa

mutu SDM patani akan sulit dicapai akselerasi pembangunan pertanian di

masa kini dan masa mendatang. Mutu SDM petani akan dapat

mendukung pembangunan pertanian kini dan masa yang mendatang,

karena manakala penyuluh pertanian merupakan proses pemberdayaan bukan

transfer teknologi. Menyuluh bukannya “mengubah cara bertani” melainkan

“mengubah petani” yang dilaksanakan melalui 6 (enam) dimensi belajar, yaitu :

1. Leraning to know (penguasaan konsep, komunikasi informasi, pemahaman

lingkungan, rasa senang memahami, mengerti dan menemukan sesuatu)

2. Learning to do (penekanan pada skill tingkat rendah hingga tingkat tinggi

menuju kearah kompetensi)

3. Learning to live together (mengenal diri sendiri, mengenal diri orang lain,

menemukan tujuan bersama dan dapat bekerjasama dengan orang lain)

4. Leraning to be (memecahkan masalah sendiri, mengambil keputusan dan

memikul tanggung jawab dan belajar untuk disiplin)

5. Learning society (mengembangkan diri secara utuh, terus menerus, seperti

Socrates mengatakan “I know nothing, I don’t where I know”. Belajarlah

dari buayan hingga liang lahat. Tuntutlah ilmu walau kenegeri cina,

belajar adalah intisari hidup

6. Learning organization (belajar memimpin, belajar berorganisasi, belajar

mengajarkan kepada orang lain). (Yustiana d a n Sudrajat, 2003)

Page 3: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

1111

Penyuluhan pertanian lebih luas dan lebih jauh dari sekedar kegiatan

penerangan. Penyuluhan melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada

evaluasi terhadap perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran.

Penyuluh pertanian merupakan peran yang tidak mudah, harus mengubah

usahatani dan perilaku petani beserta masyarakatnya.

( h t t p : // w w w. p u s t a k a. u t . a c. i d )

Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat

digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian, oleh karena itu

penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa

bekomunikasi secara efektif dengan petani, dan harus dapat mendorong minat

belajar petani. Sejumlah tahapan yang harus di tempuh dalam menyusun rencana

komunikasi untuk suatu kegiatan penyuluhan adalah:

1. Menganalisa masalah yang dihadapi

2. Merumuskan tujuan komunikasi

3. Memilih media

4. Menentukan pendekatan yang

digunakan. (Van Den Ban d a n Hawknis 1999)

Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian

(pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting karena itu,

penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desien yang secara

terperinci dan spesifik yang menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut:

a) Masalah yang dihadapi

b) Siapa yang akan disuluh

c) Apa tujuan yang hendak dicapai dari set iap kegiatan

penyuluhan d) Pendekatan yang dipakai

Page 4: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

1212

e) Metode atau saluran yang dipakai

f) Sistem evaluasi didalam rencana keseluruhan kegiatan yang

dimaksud. (Nasution, 1990).

Secara garis besar ada 2 (dua) peran ataupun peranan penyuluh, yaitu

pertama sabagai transper teknologi atau menyampaikan inovasi dan

memepengaruhi sasaran agar sasaran dapat mengadopsi inovasi yang

disampaikan. Kedua, sebagai jembatan atau penghubung antara pemerintah

(Lembaga Penyuluhan) yang diwakili dengan masyarakat sasarannya.

Sehubungan dengan peran penyuluh tersebut; Kurt Kelvin, (1941) mengemukakan

ada tiga peran penyuluh yang terdiri dari kegiatan, peleburan diri dengan

masyarakat sasaran menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan-

perubahan dan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran. Lebih lanjut

Lippith (1958) merinci dua peranan tersebut menjadi beberapa peran sebagai

berikut:

1) Mengembangkan kebutuhan untuk melakukan perubahan melalui

mengenal masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sasaran,

memilih objek perubahan yang tepat, menganalisa motivasi dan

kemampuan sasaran untuk melakukan perubahan, memilih sumber

daya yang tersedia untuk tujuan perubahan dengan tepat dan memilih

peran bantu yang akan dimainkan dengan tepat.

2) Menggerakan masayarakat untuk melakukan perubahan melalui

tahapan, menjalin kerjasama dan hubungan baik secara terus-menerus

dengan masyarakat sasaran, tokoh formal dan informal dengan tokoh

masyarakat untuk merencanakan dan memantapkan usaha-usaha

perubahan sesuai

Page 5: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

1313

dengan tahapan perubahan-perubahan sebagai tenaga profesional

dalam pembangunan wilayah. (Nuryanto, 2000)

Dalam kaitannya dengan peran penyuluh, Mosher (1968) mengemukakan

bahwa setiap penyuluh harus mampu melaksanakan 4 (empat) peran ganda

sebagai berikut:

1) Sebagai Guru, dapat mempengaruhi masyarakat sasaran untuk berubah

perilakunya.

2) Sebagai penganalisa, melakukan pengamatan dan memberi solusi terhadap

keadaan dan masalah atau kebutuhan masyarakat sasarannya.

3) Sebagai konsultan/penasehat, memeberi alternatif pilihan perubahan

yang tepat baik dilihat dari segi teknis, ekonomis, maupun nilai-nilai

sosial budaya setempat.

4) Organisator, mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan

segenap lapisan masyarakat dalam upaya untuk melakukan perubahan-

perubahan yang direncanakan. (Nuryanto, 2000)

Melihat peranan penyuluh yang sangat besar dalam mengubah

perilaku petani, maka untuk merealisasikannya diperlukan pola yang mantap

di bidang pelayanan penyuluhan, maka senantiasa dilakukan pemantapan pola

mengenai lima segi, yaitu:

1) Pemantapan struktur organisasi

2) Pemantapan personalianya

3) Pemantapan materi penyuluhan

4) Pemantapan metode sistem kerja penyuluhan

5) Pemantapan sasaran dan fasilitas. (Kartasapoetra, 1991)

Page 6: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

1414

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan penyuluh, baik

secara internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain: tingkat pendidikan,

motivasi, kepribadian dan harga diri serta keadaan sosial budaya penyuluh.

Adapun faktor eksternalnya antara lain: manajemen organisasi

penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh penyuluh dalam menjalankan

tugasnya serta tingkat partisipasi sasaran yang berada di bawah koordinasinya.

Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh pihak pimpinan organisasi

sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengupayakan peningkatan

kompetensi penyuluh. ( h t t p :// www. p u s t a k a. u t .a c . i d )

Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan

bangsa (khususnya petani) dan memajukan kesejahteraan Pada umumnya

merupakan salah satu kunci sukses dalam rangka memperkuat kelompok

tani, selain dukungan inovasi teknologi serta kebijaksanaan makro ekonomi yang

berpihak pada petani (Badan PSDM, 2007). Banyak kelompok tani telah

dikembangkan, tetapi banyak pula yang dipertanyakan eksistensinya. Sering

kelompok tumbuh menjamur seiring dengan adanya tawaran paket kredit, tawaran

subsidi sarana produksi, bantuan fisik, dan dalam rangka dianjurkan untuk

menerapankan teknologi. Tetapi fakta juga telah menunjukkan,

dengan berakhirnya bantuan tersebut, maka berakhir pula kelompoknya dan

teknologi anjuran mulai ditinggalkan. Ini semua menunjukkan ada yang salah

dengan upaya yang telah dilakukan lembaga pembina dalam mengembangkan dan

memperkuat kelompok tani. (http://www. litbang.deptan.go.id)

Page 7: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

1515

Untuk itu diperlukan dukungan sumber daya manusia berkualitas melalui

penyuluhan pertanian dengan pendekatan kelompok yang dapat

mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian (tanaman pangan,

hortikultura, peternakan dan perkebunan). Sehubungan dengan itu perlu

dilakukan pembinaan dalam rangka pertumbuhan dan pengembangan

kelompok tani menjadi kelompok yang kuat dan mandiri untuk meningkatkan

pendapatan petani dan keluarganya.

Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem

agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota

masyarakat pedesaan lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar

petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan usahataninya.

Selain itu pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali

potensi, memecahkan masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif,

dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan

dan sumber daya lainnya. ( h t t p :// www. d e p t a n . g o . i d )

Penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting didalam pembangunan

pertanian, terutama di Negara yang sedang berkembang. Disamping itu, juga ada

beberapa masalah yang mengurangi keefektifan penyuluhan pertanian di beberapa

Negara, seperti dibawah ini:

1. Teknologi tepat guna tidak tersedia bagi petani

2. Tidak ada keterkaitan yang efektif antara penyuluh pertanian dan

lembaga penelitian pertanian

3. Kurangnya tenaga lapangan yang terlatih dalam teknologi pertanian

4. Petugas penyuluh pertanian yang kurang memperoleh latihan

dalam metode penyuluhan dan keterampilan berkomunikasi

Page 8: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

1616

5. Tenaga lapangan kurang memiliki fasilitas transportasi (mobilitas)

untuk mencapai petani dengan efektif

6. Petugas penyuluh kekurangan alat untuk mengajar dan berkomunikasi

7. Karena masalah organisasi, penyuluh dibebani tugas ganda di

samping tugas penyuluhannya sendiri. (Van Den Ban, 1999).

Landasan Teori

Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani

beserta keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan

keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung

melalui proses belajar mengajar. Penyuluhan pertanian harus ahli pertanian yang

berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani

sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada

masalah yang dihadapi oleh petani, sesuai dengan kenyataan dan

pemahaman mereka. ( h t t p : / / w w w. d e p t a n . g o . i d )

Tujuan utama dari penyuluhan pertanian adalah mempengaruhi para petani

dan keluarganya agar berubah perilakunya, yang akan menyebabkan

perbaikan mutu hidup dari para keluarga tani. Jadi perubahan perilaku itu

dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu:

1. Bertambahnya perbendaharaan informasi yang berguna bagi petani

2. Tumbuhnya keterampilan, kemampuan dan kebiasaan baru

yang bertambah baik.

3. Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai

yang dikehendaki. (Yustiana d a n Sudrajat, 2003)

Page 9: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

1717

“Peranan” merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status)

seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan

menunjukan dia menjalankan perannya. Hak dan kewajiban haruslah dalam

keseimbangan. Hak dan kewajiban itu merupakan dua hal yang saling berkaitan

yang dijalankan seseorang haruslah sesuai dengan ketentuan peranan yang

seharusnya dilakukan dan sesuai pula dengan harapan peranan yang

dilakukan. ( h t t p :// www. d e p t a n . g o . i d )

Peranan adalah status atau kedudukan seseorang dalam usaha tani atau

peranan juga dapat diartikan sebagi kegiatan yang dilakukan atau prilaku individu.

Sedangkan yang dimaksud peranan tenaga kerja anak-anak adalah keikutsertaan

tenaga kerja anak-anak dalam usaha pertanian, yaitu penyiapan lahan, pembibitan,

penanaman, pemilihan dan panen. (Abbas, 1983)

Peranan ialah bagian yang dimainkan oleh seseorang pada setiap

keadaan dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan

keadaan. Hasil penelitian Menurut Departemen Pertanian (1980) kelompok tani

adalah kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas petani dewasa

(pria/wanita) yang melakukan usaha tani dan terlibat secara informal dalam suatu

wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama-sama serta

berada dalam lingkungan yang sama yang dipimpin oleh kontak tani.

Menurut PPL Supervisor BPP Medan Krio Bapak Edy Syahputra Nst, SP,

untuk memudahkan kegiatan penyuluhan dalam sektor pertanian, maka Wilayah

Kerja Pertanian di Indonesia dibagi dalam wilayah-wilayah kerja

penyuluhan yang lebih kecil. Sebagai unit terkecil dalam pembagian wilayah kerja

penyuluhan pertanian adalah Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang

disingkat dengan

Page 10: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

1818

WKPP, dimana setiap WKPP terdiri dai beberapa kelompok tani yang dapat

meliputi satu desa atau lebih.

Menurut Peraturan Menteri Pertanian Indonesia nomor

273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan

Petani, bahwa tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok dalam

masyarakat, umumnya didasarkan atas adanya kepentingan dan tujuan

bersama, sedangkan kekompakan kelompok tersebut tergantung kepada faktor

pengikat yang dapat menciptakan keakraban individu-individu yang menjadi

anggota kelompok.

Pertumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok-

kelompok/organisasi sosial yang sudah ada dimasyarakat yang

selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk

kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam

meningkatkan produksi dan pendapatan dari usaha taninya. Kelompok

tani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah, dapat berupa satu

dusun atau lebih, satu desa atau lebih.

Menurut Praturan Menteri Pertanian Indonesia nomor

273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan

Petani, bahwa pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan

kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan

kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan

kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan

antara lain:

1) Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang

diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan.

Page 11: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

1919

2) Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan

dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan

setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi.

3) Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama.

4) Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapih.

5) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir.

6) Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar.

7) Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untukusaha para

petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya.

8) Adanya jalinan kerja sama antara kelompo ktani dengan pihak lain.

9) Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan

hasil usaha/kegiatan kelompok. ( h t t p : / / ww w . d e p t a n . g o . i d )

Untuk menilai keberhasilan kelompok tani maka perlu diadakan

evaluasi atau penilaian bagi kelompok tani atau yang sering disebut

penilaian kelas kelompok tani. Penilaian kelas kemampuan kelompok tani

tersebut dilaksanakan berdasarkan 5 tolak ukur/jurus untuk mengetahui sampai

sejauh mana perkembangan atau kemampuan kelompok tani, dengan

indikator-indikator sebagai berikut:

a. Kemampuan merancanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas

usaha tani para anggotanya, dengan nilai 300 dan indikator:

1. Mampu merencanakan usaha tani dan peningkatan usaha kelompok

2. Mampu merencanakan produk sesuai dengan permintaan pasar

(jumlah, mutu dan waktu)

3. Mampu merencanakan pengolahan dan pemasaran hasil

Page 12: Chapter ii feronitacion

2020

Universitas Sumatera Utara

4. Mampu merencanakan kegiatan peningkatan

pengetahuan, keterampilan dan sikap setiap anggotanya.

b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak

lain dengan nilai 100 dan indikator sebagai berikut:

1. Mampu memperoleh mitra usaha yang menguntungkan bagi usaha

tani anggota kelompok

2. Mampu membuat perjanjian kerjasama dengan mitra usaha

3. Mampu berperan serta dalam gerakan pembangunan pertanian

c. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan

secara rasional, dengan nilai 100 dan indikator:

1. Mampu memupuk modal, baik melalui tabungan anggota,

simpan pinjam maupun pendapatan dari usaha kelompok

2. Mampu mengembangkan modal usaha

3. Mampu memanfaatkan pendapatan secara produktif

4. Mampu mendapatkan dan mengembalikan kredit dari Bank atau

pihak lain.

d. Kemampuan meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi, nilai

200 dan indikator sebagai berikut:

1. Mampu mendorong anggotanya menjadi anggota koperasi/KUD

2. Mampu memanfaatkan pengetahuan perkoperasian bagi anggota

3. Mampu memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi/KUD

4. Mampu menjadikan koperasi/KUD sebagai penyedia sarana

pelaksana pengolahan dan pemasaran hasil.

Page 13: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

2121

e. Kemampuan mencari dan memanfaatkan informasi, serta

menggalang kerjasama kelompok, dengan nilai 300 dengan indikator

sebagai berikut:

1. Mampu secara teratur dan terus menerus mencari, menyampaikan,

meneruskan dan memanfaatkan informasi

2. Mampu mengembangkan kader kepemimpinan dan keahlian dari

anggota

3. Tingkat kesejahteraan petani seluruh anggota kelompok lebih t

inggi dibandingkan dengan rata-rata kesejahteraan keluarga daerah

bersangkutan.

Penilaian dilaksanakan oleh Balai Informasi Penyuluh Pertanian (BIPP).

Penilaian dilakukan minimal satu kali dalam setahun melalui laporan para

penyuluh dengan tolak ukur kemapuan dengan nilai maximum 1000 dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) Kelas Pemula : nilai 0 – 250

2) Kelas Lanjut : nilai 251-500

3) Kelas Madya : nilai 501-750

4) Kelas Utama : nilai 751- 1000

Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 9 (sembilan)

Hasil penilaian dipergunaan sebagai bahan evaluasi kinerja masing-masing

Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan PPL dalam pembinaan kelompok tani di

wilayah kerjanya.

Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat diukur tingkat kelas setiap

kelompok tani yang mempunyai tujuan sebagai berikut:

Page 14: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

2222

a) Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kemampuan suatu

kelompok tani disuatu daerah berada, sehingga dapat menetapkan

kelas kelompok tersebut

b) Bagi pembina/penyuluh berguna untuk mengambil langkah-langkah

dan tindakan yang tepat dalam pembinaan dan pengembangan kelompok

tani.

c) Pengukuran tingkat kemampuan kelompok tani bermanfaat bagi proses

pertumbuhan dan perkembangan kelompok tani selanjutnya.

Kerangka Pemikiran

Penyuluh pertanian adalah pegawai departemen pertaian yang bertugas

melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian dan berfungsi sebagai penyebar

informasi bagi petani, mengajarkan keterampilan kepada petani memberi

saran dan rekomendasi, mengikthiarkan sarana dan fasilitas serta mengembangkan

swakraya dan swadaya petani.

Penyuluh pertanian harus memiliki pedoman dalam menjalankan tugasnya.

Acuan yang menjadi pedoman ini disusun secara sistematis dan memiliki

tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang akan

dicapai disetiap pelaksanaan tugasnya. Acuan yang dijadikan pedoman inilah yang

selanjutnya disebut dengan program penyuluh pertanian.

Program penyuluh pertanian dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan

petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang mereka

inginkan dan dikondisikan sesuai dengan usaha tani mereka. Program penyuluhan

pertanian dibuat dengan peran aktif penyuluh pertanian lapangan, dengan

tujuan

Page 15: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

2323

disampaikan kepada kelompok tani. Kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan

Sunggal berada dibawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio.

Didalam penyampaian program pastilah berpengaruh terhadap

sikap anggota kelompok tani, apakah mereka setuju dengan program yang

diberikan atau tidak. Dengan adanya peranan penyuluh pertanian (PPL)

diharapkan kelompok tani di daerah penelitian dapat berkembang dengan baik

sesuai dengan yang diharapkan

Page 16: Chapter ii feronitacion

Universitas Sumatera Utara

2424

Secara skematis krangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Penyuluh Pertanian Lapangan(PPL)

PROGRAM

Sikap Kelompok tani

Kelompok TaniPeranan PPL

Pengembangan

K e t e r a n g a n : = Menyatakan Hubungan= Menyatakan Pengaruh

Page 17: Chapter ii feronitacion

Hipotesis Penelitian

1) Kelompok tani bersikap positif terhadap program yang

disampaikan penyuluh pertanian.

2) Penyuluh pertanian berperan dalam pengembangan kelompok

tani didaerah penelitian.